BAB III ANALISIS DISKRIMINAN. analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana hubungan antar variabel
|
|
- Sri Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III ANALISIS DISKRIMINAN 3.1 Pengertian Analisis Disriminan Analisis disriminan merupaan sala satu metode yang digunaan dalam analisis multivariat dengan metode dependensi (dimana ubungan antar variabel suda bisa dibedaan mana variabel teriat dan mana variabel bebas). Analisis disriminan digunaan pada asus dimana variabel bebas berupa data metri (interval atau rasio) dan variabel teriat berupa data nonmetri (nominal atau ordinal). Analisis disriminan adala sala satu metode yang dapat digunaan untu mengetaui variabel mana yang membedaan suatu elompo dengan elompo lain dalam suatu populasi. Analisis disriminan juga dapat digunaan untu menglasifiasian data berdasaran perbedaan arateristi data tersebut. Menurut Supranto (004:78), teni analisis disriminan dibedaan menjadi dua, yaitu analisis disriminan dua elompo dan analisis disriminan berganda. Untu analisis disriminan dua elompo, jia variabel teriat (Y) dielompoan menjadi dua maa diperluan satu fungsi disriminan. Untu analisis disriminan berganda, jia variabel dependen (Y) dielompoan menjadi lebi dari dua elompo maa diperluan fungsi disriminan sebanya (-1) untu ategori. Analisis disriminan bertujuan menglasifiasian suatu obje edalam elompo yang saling lepas (mutually exclusive/disjoint) dan menyeluru
2 35 (exaustive) berdasaran sejumla variabel bebas dan mengelompoan obje baru e dalam elompo-elompo yang saling lepas tersebut. Selain itu, beberapa tujuan dari analisis disriminan ini, antara lain: 1. Menentuan apaa terdapat perbedaan yang nyata antara beberapa arateristi yang diteliti dalam membedaan dua atau lebi elompo.. Menentuan variabel bebas mana saja yang memberian ontribusi penting (berarti) dalam membedaan nilai rata-rata disriminan dari dua atau lebi elompo. 3. Mengelompoan data edalam dua atau lebi elompo berdasaran arateristi data yang diteliti. Model analisis disriminan berenaan dengan ombinasi linear memilii bentu sebagai beriut: Y = b 0 + b 1 X 1 + b X + + b X (3.1) Keterangan: Y = nilai (sor) disriminan dan merupaan variabel teriat. X = variabel (atribut) e- dan merupaan variabel bebas. b = oefisien disriminan/bobot dari variabel (atribut) e-. Dalam suatu populasi yang terdiri dari dua elompo dan sejumla observasi n i untu setiap elompo e-i, ditentuan ombinasi linear dari variabel bebas yang memisaan edalam dua elompo. Kombinasi linear yang dapat dibentu dari dua elompo ini adala Y 1i = a X 1i = a 1 X 1i1 + a X 1i + + a p X 1ip i = 1,,, n 1, Y i = a X i = a 1 X i1 + a X i + + a p X ip i = 1,,, n, (3.)
3 36 Dengan menggunaan persamaan λ = a Ha a Ea (3.3) Di mana H = n i x i x x i x (3.4) n E = x ij x i x ij x i j i (3.5) dan a adala vetor oefisien, x i adala vetor rata-rata elompo e-i, dan x adala vetor rata-rata eseluruan dan n 1, n adala uuran sampel dari elompo 1 dan. Dari persamaan (3.3) dapat dibentu persamaan a Ha = λa Ea a Ha λea = 0 (3.6) a tida dibolean nol arena (3.3) aan menjadi bentu λ = 0/0 seingga solusi diperole dari Ha λea = 0, bentu ini dapat dinyataan dalam E 1 λi = 0 (3.7) 3. Analisis Disriminan Metode Fiser Prinsip utama dari fungsi disriminan Fiser adala pemisaan sebua populasi. Fungsi disriminan yang terbentu dapat digunaan untu pengelompoan suatu observasi berdasaran elompo-elompo tertentu. Metode Fiser ini tida mengasumsian data arus berdistribusi normal, tapi dalam peritungan sala satu syarat yang arus diperatian adala data yang
4 37 digunaan arus memilii matris ovarians yang sama untu setiap elompo populasi yang diberian. Misalan terdapat suatu populasi yang terdiri atas elompo yang masing-masing mempunyai rata-rata µ i, i = 1,,, dan matris ovarians 1 = = = =. Misalan μ adala rata-rata eseluruan atau rata-rata gabungan dari populasi tersebut (overall mean), dan B 0 menyataan cross product di antara elompo: B 0 = μ i μ μ i μ di mana μ = 1 μ i (3.8) Selanjutnya, ombinasi linear yang terbentu untu setiap elompo dapat dinyataan dalam bentu Y = a X (3.9) Kombinasi linear ini dari tiap elompo populasi memilii nilai arapan sebagai beriut: E Y = E a X = a E X π i = a μ i = μ iy,untu elompo π i (3.10) dan variansi Var Y = Var a X = a Cov X a = a a, untu semua populasi (3.11) Dari beberapa rata-rata elompo populasi, maa dapat diperole rata-rata eseluruan untu ombinasi linear gabungan, yaitu μ Y = 1 1 μ iy = a μ i = a 1 μ i = a μ 3.1
5 38 Dalam populasi yang diteliti dapat dilauan penguuran eseragaman antara elompo dari nilai relatif Y teradap eseragaman dalam elompo dari populasi yang diberian tersebut dan diperole dengan cara: jumla uadrat jara dari rata rata eseluruan populasi teradap Y variansi Y = μ i 汜 μ Y σ Y = a μ i a μ a a = a μ i μ μ i μ a a a atau dapat ditulis μ iy μ Y σ Y = a B 0 a a a (3.13) Dalam peritungannya besaran-besaran Σ dan µ i biasanya tida dietaui, seingga untu memperolenya ditasir dari sampel yang beruuran n i dari elompo populasi π i, i = 1,,,. Vetor rata-rata yang diperole dari tiap sampel diperole melalui persamaan beriut x i = 1 n i n i x ij j=1 (3.14) Matris ovarians sampel dinotasian S i, i = 1,,,, dan vetor rata-rata eseluruan sampel dapat diperole melalui x = n i n i x i = n i j =1 x ij n i (3.15) Dari besaran-besaran penasir di atas, maa diperole B 0 untu menentuan uuran sampel yaitu B 0 = x i x x i x (3.16)
6 39 Selain itu dapat ditentuan penasir Σ dari sampel, yaitu n i W = n i 1 S i = x ij x i x ij x i j =1 (3.17) Pada penjelasan sebelumnya penasir dari Σ untu populasi yang memilii matris ovarians yang sama adala S pooled. Selanjutnya dapat dinyataan bawa merupaan penasir untu Σ. W n 1 + n + + n = S poole 楲 (3.18) Dalam peritungan untu mencari vetor oefisien yang memasimuman eragaman di antara elompo dari nilai relatif Y teradap eragaman dalam elompo, maa ditentuan vetor oefisien a yang memasimuman a B 0 a a S pooled a dan memasimuman a B 0 a. Untu mencari a yang memasimuman asus ini a Wa dapat dinyataan dalam bentu vetor eigen e i, i = 1,,, yang dapat dicari dari bentu W 1 B 0. Vetor-vetor eigen ini bersesuaian dengan nilai eigen dari bentu persamaan W 1 B 0 e = λe yang juga dapat ditulisan dalam bentu 1 S pooled B 0 e = λ n 1 + n + + n e (3.19) 3.3 Prosedur Analisis Disriminan Uji Normal Multivariat Pengujian normal multivariat dilauan dengan mencari nilai jara 1 uadrat untu setiap pengamatan yaitu: d ( X X )' S ( X X ), di j j j
7 40 mana X j adala pengamatan yang e-j dan S -1 adala ebalian matris ragam-peragam S. Kemudian d j diurutan dari yang paling ecil sampai yang paling besar, selanjutnya dibuat plot d j dengan nilai Ci-Kuadrat p j 1 n dimana j = urutan 1,,..., n dan p = banya peuba. Bila asil plot dapat dideati dengan garis lurus, maa dapat disimpulan bawa peuba ganda menyebar normal. Untu menguji normalitas dapat juga dilauan dengan bantuan menggunaan program SPSS versi 17.0 dengan perumusan ipotesis sebagai beriut: H 0 H 1 : pernyataan-pernyataan yang diteliti berdistribusi normal : pernyataan-pernyataan yang diteliti tida berdistribusi normal Kriteria pengujian: H 0 ditola jia nilai sig.< 0,05 atau sebalinya Uji Kesamaan Matris Kovarians Uji esamaan matris ovarians dapat dilauan sebagai beriut: Perumusan ipotesis H 0 : Σ 1 = Σ H 1 : Σ 1 Σ Statisti uji Statiti uji yang digunaan untu peritungan adala M = S 1 v 1/ S v/ S v / i v p l / S pl (3.0)
8 41 dengan S pl = v i v i S i dan v i = n i 1 dan M diitung melalui pendeatan distribusi χ dan F. Pendeatan distribusi χ diitung melalui persamaan u = 1 c 1 ln M Berdistribusi dengan c 1 = χ 1 1 p(p+1) 1 v i 1 v i p + 3p 1 6 p + 1 ( 1) Pendeatan distribusi F diitung bergantung pada nilai c 1 dan c dengan c = Juga dengan mengitung p 1 (p + ) 6( 1) 1 v 1 i v i a 1 = 1 1 p p + 1, = a 1 + c c 1 b 1 = 1 c 1 a 1 a a 1, b = 1 c 1 + /a a Jia c > c 1 maa digunaan F = b 1 ln M yang dideati ole F a1,a. Jia c < c 1 maa digunaan F = Kriteria Pengujian a b ln M a 1 1+b ln M yang dideati ole F a 1,a. Tola H 0 jia sign. < 0,05, atau terima H 0 jia sign. > 0, Uji Kesamaan Vetor Rata-rata Uji esamaan vetor rata-rata dari elompo-elompo (Test of Equality of Group Means) dapat dilauan sebagai beriut:
9 4 Pengujian Hipotesis H 0 : μ 1 = μ (pernyataan-pernyataan yang diteliti tida memilii perbedaan antar elompo) H 1 : μ 1 μ (pernyataan-pernyataan yang diteliti memilii perbedaan antar elompo) Statisti Uji Statisti uji yang digunaan dalam pengujian ipotesis tersebut adala statisti Wil s Lambda, yaitu: Λ = W W+B (3.1) dengan: n 1 W = X ij x i X ij x i j =1 B = n i x i x x i x X ij = pengamatan e-j elompo e-i x i = vetor rata-rata elompo e-i n i = banya pengamatan pada elompo e-i x = vetor rata-rata total Kriteria Pengujian Tola H 0 jia sign. < 0,05, atau sebalinya. Diarapan dari uji ini adala H 0 ditola.
10 Pembentuan Fungsi Disriminan Fiser mengelompoan suatu observasi berdasaran nilai sor yang diitung dari suatu fungsi linear Y = λ X dimana λ menyataan vetor yang berisi oefisien-oefisien variabel bebas yang membentu persamaan linear teradap variabel teriat, λ = λ 1, λ,, λ p. X = X 1 X X menyataan matris data pada elompo e- X = x 11 x 1 x 1p x 1 x x p x n1 x n x np, i = 1,,, n ; j = 1,,, p ; = 1, x ij menyataan observasi e-i variabel e-j pada elompo e-. Dengan asumsi X ~N(µ,Σ ) maa μ = E X 1 E X = μ 1 μ dan E = E X μ X μ ; Σ 1 = Σ = Σ μ = μ 1 μ p ; μ adala vetor rata-rata tiap variabel X pada elompo e- = σ 11 σ 1 σ 1p σ σ p σ pp σ j1j = varians vaariabel j apabila j 1 = j ovarians variabel j 1 dan j apabila j 1 j Fiser mentransformasian observasi-observasi x yang multivariat menjadi observasi y yang univariat. Dari persamaan Y = λ X diperole μ y = E Y = E λ X = λ μ ;
11 44 σ Y = var a X = a Σa μ y adala rata-rata Y yang diperole dari x yang termasu dalam elompo e-, sedangan σ Y adala varians Y dan diasumsian sama untu edua elompo. Kombinasi linear yang terbai menurut Fiser adala yang dapat memasimuman rasio antara jara uadrat rata-rata Y yang diperole dari x dari elompo 1 dan dengan varians Y, atau dirumusan sebagai beriut: μ 1Y μ Y σ Y = λ μ 1 μ μ 1 μ λ λ Σλ (3.) Jia μ 1 μ = δ, maa persamaan di atas menjadi λ δ λ Σλ. Karena Σ adala matris definit positif, maa menurut teori pertidasamaan Caucy-Scwartz, rasio λ δ λ Σλ dapat dimasimuman jia λ = cσ 1 δ = cσ 1 μ 1 μ (3.3) Dengan memili c = 1, mengasilan ombinasi linear yang disebut ombinasi linear Fiser sebagai beriut: Y = λ X = μ 1 μ Σ 1 X (3.4) Setela dibentu fungsi linearnya, maa dapat diitung sor disriminan untu setiap observasi dengan mensubstitusian nilai-nilai variabel bebasnya. Selanjutnya dilauan pengujian signifian dari fungsi disriminan yang terbentu, dengan perumusan ipotesis sebagai beriut:
12 45 H 0 : pernyataan-pernyataan yang diteliti tida memilii perbedaan antar elompo H 1 : pernyataan-pernyataan yang diteliti memilii perbedaan antar elompo Kriteria pengujian: H 0 ditola jia nilai χ itung > χ tabel atau sebalinya. Kemudian dilauan uji euatan ubungan fungsi disriminan untu meliat seberapa besar ubungan nilai disriminan dengan elompo Penilaian Validitas Disriminan Bobot disriminan diperiraan dengan menggunaan analysis sample dialian dengan nilai variabel bebas di dalam oldout sample untu mendapatan sor disriminan untu asus yang berada dalam oldout sample. Obje atau asus tersebut emudian dimasuan edalam elompo berdasaran pada nilai fungsi disriminan dan aturan-aturan yang tepat. Secara teoritis terdapat dua prosedur yang dapat digunaan untu mengevaluasi asil pengelompoan, yaitu Actual Error Rate (AER) dan Apparent Error Rate (APER). Prosedur ini berdasaran dari matris onfusi. Matris onfusi menunjuan eanggotaan elompo pada enyataan melawan eanggotaan elompo yang dipredisi. Untu n 1 observasi dari π 1 dan n observasi dari π, maa matris onfusinya adala Tabel 3.1 Klasifiasi Actual Group (Kelompo pada Kenyataan) dan Predicted Group (Kelompo yang Dipredisi) Predicted Group (Kelompo yang dipredisi) π 1 π
13 46 Actual Group π 1 n 1C n 1M = n 1 n 1C n 1 (Kelompo pada enyataan) π n M = n n C n C n Dimana n 1C = banya pengamatan 1 yang dielompoan secara benar sebagai 1 n 1M = banya pengamatan 1 yang sala dielompoan sebagai n C = banya pengamatan yang dielompoan secara benar sebagai n M = banya pengamatan yang sala dielompoan sebagai 1 a. Actual Error Rate (AER) Error Rate pada Actual Error Rate (AER) merupaan proporsi sala pengelompoan pada data sampel validasi atau oldout sample. Prosedur oldout Lacenbruc dapat digunaan untu mengetaui tingat etepatan pengelompoan melalui Actual Error Rate (AER), dimana tasiran dari espetasi Actual Error Rate (AER) adala: E AER = g H n im g n i, i = 1,,, g (3.5) H Dimana n im adala banya observasi oldout yang sala pengelompoan pada elompo e-i. Ketepatan pengelompoannya adala 1 E AER b. Apparent Error Rate (APER) Error Rate pada Apparent Error Rate (APER) merupaan proporsi sala pengelompoan pada suatu training sample. APER dapat dengan muda
14 47 diitung dengan matris onfusi. Seingga evaluasi asil pengelompoan menggunaan Apparent Error Rate (APER) adala APER = g n im g n i (3.6) Dimana n im adala banya observasi training sample yang sala pengelompoan pada elompo e-i. n i adala banya observasi pada elompo e-i. Ketepatan pengelompoannya adala 1 APER. Selain secara teoritis, penilaian validitas disriminan secara prati (dengan menggunaan SPSS 17.0) data dilauan dengan mengitung it ratio, yaitu rasio antara observasi yang tepat penglasifiasiannya dengan total seluru observasi.
ANALISIS DISKRIMINAN
ANALISIS DISKRIMINAN I Prinsip Dasar dan Tujuan Analisis Analisis disriminan adalah salah satu teni statisti yang bisa digunaan pada hubungan dependensi (hubungan antarvariabel dimana sudah bisa dibedaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar belaang Metode analisis yang telah dibicaraan hingga searang adalah analisis terhadap data mengenai sebuah arateristi atau atribut (jia data itu ualitatif) dan mengenai sebuah variabel,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Variabel Variabel ialah sesuatu yang nilainya berubah-ubah menurut watu atau berbeda menurut elemen/tempat. Umumnya nilai arateristi merupaan variabel dan diberi simbol huruf X.
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA
BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan
Lebih terperinciPEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA
PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Sear Wulandari, Nur Salam, dan Dewi Anggraini Program Studi Matematia Universitas Lambung Mangurat
Lebih terperinciPengenalan Pola. Klasifikasi Linear Discriminant Analysis
Pengenalan Pola Klasifiasi Linear Discriminant Analysis PTIIK - 2014 Course Contents 1 Analisis Disriminan 2 Linear Classification 3 Linear Discriminant Analysis (LDA 4 Studi Kasus dan Latihan Analisis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Ragam (Anara) Untu menguji esamaan dari beberapa nilai tengah secara sealigus diperluan sebuah teni yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode
Lebih terperinciISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di:
ISSN: 339-54 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor, Tahun 5, Halaman 87-93 Online di: http://ejournal-s.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN FORMULA BENEISH M-SCORE DAN ANALISIS DISKRIMINAN LINIER UNTUK
Lebih terperinciBAB III METODE SCHNABEL
BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan
Lebih terperinciPENAKSIR YANG EFISIEN DARI KOMBINASI PENAKSIR RASIO-PRODUK UNTUK RATA-RATA POPULASI PADA SAMPLING ACAK BERSTRATA. Mahasiswa Program S1 Matematika
PEAKIR AG EFIIE DARI KOMIAI PEAKIR RAIO-PRODUK UTUK RATA-RATA POPUAI PADA AMPIG ACAK ERTRATA tevani amosir * Arisman Adnan Haposan irait Maasisa Program Matematia Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia
Lebih terperinci- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB)
PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL Persamaan diferensial biasanya digunaan untu pemodelan matematia dalam sains dan reayasa. Seringali tida terdapat selesaian analiti seingga diperluan ampiran
Lebih terperinciANALISIS VARIANSI (ANOVA)
ANALISIS VARIANSI (ANOVA) ANOVA = Analisis Varians (Anava) = Analisis Ragam = Sidi Ragam Diperenalan oleh R.A. Fisher (195) disebut uji F pengembangan dari uji t dua sampel bebas (independent samples t
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI IMPLEMENTASI JARINGAN BASIS RADIAL DAN FUZZY INFERENCE SYSTEM TSK UNTUK PENYELESAIAN CURVE FITTING
STUDI KOPARASI IPEENTASI JARINGAN BASIS RADIA DAN FUZZY INFERENCE SYSTE TSK UNTUK PENYEESAIAN CURVE FITTING Sri Kusumadewi Teni Informatia Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyaarta cicie@fti.uii.ac.id
Lebih terperinciPENAKSIR RASIO-PRODUK EKSPONENSIAL YANG EFISIEN UNTUK RATA-RATA POPULASI PADA SAMPLING ACAK BERSTRATA
PENAIR RAIO-PRODU EPONENIAL YANG EFIIEN UNTU RATA-RATA POPULAI PADA AMPLING ACA BERTRATA Dess Nuralita 1*, Ruam Efendi, Haposan irait 1 Maasiswa Program 1 Matematia Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia
Lebih terperinciKECENDERUNGAN PENGGUNAAN JENIS ALAT KONTRASEPSI PESERTA KB AKTIF PADA KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2009
KECENDERUNGAN PENGGUNAAN JENIS ALAT KONTRASEPSI PESERTA KB AKTIF PADA KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 009 Furqan Qadarisman, dan Dwiatmono Agus W. Jurusan Statistia Institut Tenologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Lebih terperinci3. Sebaran Peluang Diskrit
3. Sebaran Peluang Disrit EL2002-Probabilitas dan Statisti Dosen: Andriyan B. Susmono Isi 1. Sebaran seragam (uniform) 2. Sebaran binomial dan multinomial 3. Sebaran hipergeometri 4. Sebaran Poisson 5.
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN
BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuantitati dengan desain posttest control group design yakni menempatkan subyek penelitian kedalam
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunaan data seunder bersifat runtun watu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data seunder tersebut
Lebih terperinciKIMIA ANORGANIK (Kode : D-15) PERPINDAHAN MASSA OKSIGEN DARI UDARA KE AIR SUNGAI DAN BIODEGRADASI ZAT ORGANIK DALAM AIR SUNGAI
MKH PEDMPI KIMI ORIK (Kode : D-5) IS : 978-979-533-85-0 PERPIDH MSS OKSIE DRI UDR KE IR SUI D IODERDSI ZT ORIK DM IR SUI Maria Enda Prasadja Program Studi Teni Kimia, Faultas Teni, Universitas Setia udi,
Lebih terperinciSKEMA AKAR KUADRAT DALAM UNSCENTED KALMAN FILTER UNTUK MENDETEKSI KERAK PADA ALAT PENUKAR PANAS
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidian dan Penerapan MIPA, Faultas MIPA, Universitas Negeri Yogyaarta, 4 Mei 2 SKEMA AKAR KUADRA DALAM UNSCENED KALMAN FILER UNUK MENDEEKSI KERAK PADA ALA PENUKAR
Lebih terperinci( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang
Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Fuzzy 2.1.1 Dasar-Dasar Teori Fuzzy Secara prinsip, di dalam teori fuzzy set dapat dianggap sebagai estension dari teori onvensional atau crisp set. Di dalam teori crisp
Lebih terperinciMetode Penggerombolan Berhirarki
4 TINJAUAN PUSTAKA Analisis gerombol dalam bidang riset pemasaran sering diistilahan sebagai analisis segmentasi, merupaan alat statistia peubah ganda yang bertujuan untu mengelompoan n indiidu data e
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis penelitian yang digunaan adalah penelitian desriptif, yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subye
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belaang Industri sepeda motor nasional merupaan industri yang masih terus mengalami pertumbuhan. Berdasaran data dari AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia) tingat produsi
Lebih terperinciAplikasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingkungan Kerja
Apliasi Analisis Korelasi Somers d pada Kepemimpinan dan Kondisi Lingungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai BKKBN Provinsi Kalimantan Timur The Application of Somers d Correlation Analysis at Leadership
Lebih terperinciKAJIAN METODE BERBASIS MODEL PADA ANALISIS KELOMPOK DENGAN PERANGKAT LUNAK MCLUST
KAJIAN METODE BERBASIS MODEL PADA ANALISIS KELOMPOK DENGAN PERANGKAT LUNAK MCLUST Timbul Pardede (timbul@mail.ut.ac.id) Jurusan Statisti FMIPA, Universitas Terbua ABSTRAK Metode Ward dan metode K-rataan
Lebih terperinciKORELASI ANTARA DUA KELOMPOK VARIABEL KUANTITATIF DALAM ANALISIS KANONIK
Jurnal Pengaaran MIPA, Vol. 0 No. Desember 007 ISSN: -097 KORELASI ANARA DUA KELOMPOK VARIABEL KUANIAIF DALAM ANALISIS KANONIK Oleh : Dewi Rachmatin, S.Si., M.Si. Jurusan Pendidian Matematia FPMIPA Universitas
Lebih terperincikhazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika
hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Departemen
Lebih terperincikhazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika
hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Program
Lebih terperinciAnalisis Varians = Analysis of Variance = ANOVA
. Pendahuluan. Distribusi F Analisis Varians Analysis of Variance ANOVA χ² pengujian beberapa (>) proporsi ANOVA pengujian beberapa (>) nilai rata-rata Dasar perhitungan ANOVA ditetapan oleh Ronald A.
Lebih terperinciTUGAS I RANCANGAN PERCOBAAN BAB I
TUGAS I RANCANGAN PERCOBAAN Nama : Dwi Shinta Marselina A. Pengertian Desain Esperimen BAB I Desain Esperimen Merupaan langah-langah lengap yang perlu di ambil jauh sebelum esperimen dilauan supaya data
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
15 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Relasi Dispersi Pada bagian ini aan dibahas relasi dispersi untu gelombang internal pada fluida dua-lapisan.tinjau lapisan fluida dengan ρ a dan ρ b berturut-turut merupaan
Lebih terperinciUJI BARTLETT. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung. Scheffe Multiple Contrast Procedure
8/9/01 UJI TUKEY UJI DUNCAN UJI BARTLETT UJI COCHRAN UJI DUNNET Elty Sarvia, ST., MT. Faultas Teni Jurusan Teni Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung Macam Metode Post Hoc Analysis The Fisher
Lebih terperinciANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT
Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry
Lebih terperinciOptimasi Non-Linier. Metode Numeris
Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup [1] Sistem endali dapat diataan sebagai hubungan antara omponen yang membentu sebuah onfigurasi sistem, yang aan menghasilan tanggapan sistem yang diharapan.
Lebih terperincimungkin muncul adalah GA, GG, AG atau AA dengan peluang masing-masing
. DISTRIUSI INOMIL pabila sebuah oin mata uang yang memilii dua sisi bertulisan ambar () dan nga () dilempar satu ali, maa peluang untu mendapatan sisi ambar adalah,5 atau. pabila oin tersebut dilempar
Lebih terperinciPENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR
PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS PENGOLAHAN DATA PERCOBAAN PETAK BERJALUR Ngarap Im Mani 1) dan Lim Widya Sanjaya ), 1) & ) Jurs. Matematia Binus University PENGANTAR Perancangan percobaan adalah suatu
Lebih terperinci4. 1 Spesifikasi Keadaan dari Sebuah Sistem
Dalam pembahasan terdahulu ita telah mempelajari penerapan onsep dasar probabilitas untu menggambaran sistem dengan jumlah partiel ang cuup besar (N). Pada bab ini, ita aan menggabungan antara statisti
Lebih terperinciVI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice)
VI. PEMILIHAN MODA (Modal Split/Choice) 6.. UMUM Tujuan: Mengetahui proporsi pengaloasian perjalanan e berbagai moda transportasi. Ada dua emunginan situasi yang dihadapi dalam meramal pemilihan moda:
Lebih terperinci2. Menentukan koleksi inti ubi kayu dan mengevaluasi kebaikan koleksi inti yang diperoleh. METODE. Data
2 2. Menentuan olesi inti ubi ayu dan mengevaluasi ebaian olesi inti yang dieroleh. METODE Data Data yang digunaan dalam enelitian ini berasal dari Kelomo Peneliti Pengelolaan Sumberdaya Geneti (Kelti
Lebih terperinciPENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK
PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK Nurul Khotimah *), Farida Hanum, Toni Bahtiar Departemen Matematia FMIPA, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor
Lebih terperinciKata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan
Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro
Lebih terperinciBAB II KONSEP DAN DEFINISI
6 BAB II KONSEP DAN DEFINISI Pada bab ini aan dijelasan onsep dan definisi-definisi yang digunaan dalam metode pada penelitian ini. 2.1 DATA TRANSAKSI isalan = { 1, 2, 3,..., } adalah himpunan semua produ
Lebih terperinciDeret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII
Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam
Lebih terperinciSah Tidaknya Sidik Ragam. Data Bermasalah. Data Bermasalah PERANCANGAN PERCOBAAN (DATA BERMASALAH)
Sah Tidanya Sidi Ragam PERANCANGAN PERCOBAAN (DATA BERMASALAH) Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 Universitas Haluoleo, Kendari dirvamenaboer@yahoo.com http://dirvamenaboer.tripod.com/
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf adalah umpulan simpul (nodes) yang dihubungan satu sama lain melalui sisi/busur (edges) (Zaaria, 2006). Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan
Lebih terperinciAnalisis Varians = Analysis of Variance = ANOVA
Analisis Varians Analysis of Variance ANOVA. Pendahuluan. Distribusi F χ² pengujian beberapa (>) proporsi ANOVA pengujian beberapa (>) nilai rata-rata Dasar perhitungan ANOVA ditetapan oleh Ronald A. Fisher.
Lebih terperinciANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)
Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)
Lebih terperinciBAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK
BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii
Lebih terperinciBAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK
BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama
Lebih terperinciSIMULASI FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI SUDUT DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR GYROSCOPE
SIMULASI FILR KALMAN UNUK SIMASI SUDU DNGAN MNGGUNAKAN SNSOR GYROSCOP Wahyudi *), Adhi Susanto **), Sasongo Pramono **), Wahyu Widada ***) Abstact he Kalman filter is a recursive solution to the process
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada landasan teori berikut akan dibaas tentang variabel, skala data, varians kovarians, analisis multivariat, analisis kovarians (ANCOVA), dan gizi untuk menunjang pembaasan MANCOVA
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Data yang telah berhasil diumpulan oleh penulis di BB BIOGEN diperoleh hasil bobot biji edelai dengan jumlah varietas yang aan diuji terdiri dari 15
Lebih terperinciANALISIS LOGISTIK KELAS LATEN. (Pengelompokan Prestasi Matematika Siswa Indonesia Berdasarkan Hasil Survey TIMSS) RISWAN
ANALISIS LOGISTIK KELAS LATEN (Pengelompoan Prestasi Matematia Siswa Indonesia Berdasaran Hasil Survey TIMSS) RISWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 i PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3
Lebih terperinciPenentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway
Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA
Lebih terperinci( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang
LANDASAN TEORI Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam ondisi yang sama yang hasilnya tida dapat dipredisi secara tepat tetapi ita dapat mengetahui semua emunginan hasil
Lebih terperinciKLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE
KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Faultas Teni Informatia, Institut Tenologi Telom Jl. Teleomuniasi No.1 Bandung 40286 Telp. (022) 7564108
Lebih terperinciBAB III MENYELESAIKAN MASALAH REGRESI YANG TIDAK LINIER DENGAN ANALISIS REGRESI FOURIER
BAB III MENYELESAIKAN MASALAH REGRESI YANG TIAK LINIER ENGAN ANALISIS REGRESI FOURIER 3.1 Pengantar Model ARIMA digunaan untu analisis data deret watu pada ategori data berala tunggal, atau sering diategorian
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas
Lebih terperinciUji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Jonckheere Terpstra dan Modifikasinya Ridha Ferdhiana 1 Statistics Peer Group
Uji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Joncheere Terpstra dan Modifiasinya Ridha Ferdhiana Statistics Peer Group Jurusan Matematia FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Aceh, 23 email:
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian landasan teori ini aan dibahas materi-materi aa saja yang menunjang materi yang dibahas ada bab selanjutnya. Adaun materi-materi tersebut adalah analisis variansi, metode
Lebih terperinciBAB 2 TEORI PENUNJANG
BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan
Lebih terperinciAplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov
J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan
Lebih terperinciBAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.
BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Ruang Vetor Nyata. Subruang. Kebebasan Linier 4. Basis dan Dimensi 5. Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nul 6. Ran dan Nulitas
Lebih terperinciANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS
Jurnal Teni dan Ilmu Komputer ANALISIS VARIASI PARAMETER BACKPROPAGATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA IRIS AN ANALYSIS OF THE VARIATION PARAMETERS OF THE ARTIFICIAL NEURAL NETWORK
Lebih terperinciPENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii
Lebih terperinciANALISIS DISKRIMINAN KUADRATIK DALAM KLASIFIKASI STATUS KEBERHASILAN ABLASI KATETER
ANALISIS DISKRIMINAN KUADRATIK DALAM KLASIFIKASI STATUS KEBERHASILAN ABLASI KATETER (Studi Kasus : pasien AVNRT di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita) Fadhilah Ramadhanti DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS
Lebih terperinciKORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak
KORELASI ANARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISEM ADAPIF Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1 Abstra Masud pembahasan tentang orelasi dua sinyal adalah orelasi dua sinyal yang sama aan tetapi
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY Tedy Rismawan dan Sri Kusumadewi Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas, Jurusan Teni
Lebih terperinci(M.6) FUZZY K-MEANS CLUSTERING UNTUK MENGKLASIFIKASIKAN PERUSAHAAN EKSPORTIR FURNITURE ROTAN DI KABUPATEN CIREBON
Universitas Padadaran, 3 November 00 (M.6) FUZZY K-MEANS CLUSTERING UNTUK MENGKLASIFIKASIKAN PERUSAHAAN EKSPORTIR FURNITURE ROTAN DI KABUPATEN CIREBON Hadi Rachmat Anindya Apriliyanti Pravitasari 3 Sri
Lebih terperinciANALISA ALIRAN DAYA DENGAN METODE INJEKSI ARUS PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV
ANALISA ALIRAN DAA DENGAN METODE INJEKSI ARUS PADA SISTEM DISTRIBUSI 0 K IBG Manuaba 1, Kade Amerta asa 1 Staff pengajar Teni Eletro Faultas Teni Universitas Udayana Kampus Buit Jimbaran, Bali, 80361 Staff
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adala penelitian komparasi. Kata komparasi dalam baasa inggris comparation yaitu perbandingan. Makna dari
Lebih terperinciPERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV
PERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV Nama Mahasiswa : Husien Haial Fasha NRP : 1207 100 011 Jurusan : Matematia FMIPA-ITS Dosen Pembimbing : Drs. Suharmadi, Dipl.
Lebih terperinciPencitraan Tomografi Elektrik dengan Elektroda Planar di Permukaan
Abstra Pencitraan omografi Eletri dengan Eletroda Planar di Permuaan D. Kurniadi, D.A Zein & A. Samsi KK Instrumentasi & Kontrol, Institut enologi Bandung Jl. Ganesa no. 10 Bandung Received date : 22 November2010
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir
Maalah Seminar ugas Ahir Simulasi Penapisan Kalman Dengan Kendala Persamaan Keadaan Pada Kasus Penelusuran Posisi Kendaraan (Vehicle racing Problem Iput Kasiyanto [], Budi Setiyono, S., M. [], Darjat,
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING
Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan
Lebih terperinciALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER
ALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER Oleh: Supardi SEKOLAH PASCA SARJANA JURUSAN ILMU FISIKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 1 PENDAHULUAN Liquid Crystal elastomer (LCE
Lebih terperinci001 Persamaan diferensial persamaan diferensial biasa persamaan diferensial parsial Ilustrasi (1) (2) (3) (1) (2)
00 Persamaan diferensial Persamaan diferensial adala suatu persamaan yang mengaitan fungsi dan turunan atau diferensialnya Untu fungsi satu peuba pada persamaannya terlibat turunan biasa, seingga disebut
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN KOMULAN TERHADAP BEBERAPA JENIS DISTRIBUSI KHUSUS Analysis of Comulans Comparative on some Types of Special Distribution
Jurnal Bareeng Vol. 8 No. Hal. 5 0 (04) ANALISIS PRBANDINGAN OMULAN TRHADAP BBRAPA JNIS DISTRIBUSI HUSUS Analysis of Comulans Comparative on some Types of Special Distribution ABRAHAM ZACARIA WATTIMNA,
Lebih terperinciModel Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR) untuk Data Kejahatan
Model Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR) untu Data Kejahatan (Studi Kasus 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur) Herlin Venny Johannes 1,a), Septiadi Padmadisastra,b), Bertho Tantular
Lebih terperinciMATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor
MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK [KODE/SKS : KD4 / SKS] Ruang Vetor FIELD: Ruang vetor V atas field salar K adalah himpunan ta osong dengan operasi penjumlahan vetor dan peralian salar. Himpunan ta osong
Lebih terperinciJURNAL. Oleh: ELVYN LELYANA ROSI MARANTIKA Dibimbing oleh : 1. Dian Devita Yohanie, M. Pd 2. Ika Santia, M. Pd
JURNAL PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KUMON PADA MATERI PEMBAGIAN BENTUK ALJABAR KELAS VIII SMP NEGERI 8 KOTA KEDIRI PADA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE
Lebih terperinciAPLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID
APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas
Lebih terperinciPERHITUNGAN KEHILANGAN PRATEKAN (LOSS OF PRESTRESS) AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK PADA BETON DENGAN MEMPERHITUNGKAN VARIABILITAS SIFAT-SIFAT BETON
PERHITUNGAN KEHILANGAN PRATEKAN (LOSS OF PRESTRESS) AKIBAT SUSUT DAN RANGKAK PADA BETON DENGAN MEMPERHITUNGKAN VARIABILITAS SIFAT-SIFAT BETON M. Sigit Darmawan Dosen Diploma Teni Sipil ITS Email: msdarmawan@ce.its.ac.id
Lebih terperinciPerhitungan Kehilangan Pratekan Total dengan Memakai Teori Kemungkinan ABSTRAK
Jurnal APLIKASI Volume 5, Nomor 1, Agustus 2008 Perhitungan Kehilangan Pratean Total dengan Memaai Teori Kemunginan M. Sigit Darmawan Dosen Jurusan Diploma Teni Sipil, FTSP - ITS Email: msdarmawan@ce.its.ac.id
Lebih terperinciJARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK KLASIFIKASI DATA
JARINGAN SARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK UNTUK KLASIFIKASI DATA Giri Dhaneswara 1) dan Veronica S. Moertini 2) Jurusan Ilmu Komputer, Universitas Katoli Parahyangan, Bandung Email: 1) rebirth_82@yahoo.com,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya
Lebih terperinciVariasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D
Variasi Spline Kubi untu Animasi Model Wajah 3D Rachmansyah Budi Setiawan (13507014 1 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciDesain Kontroler Tunggal Untuk Meredam Osilasi Multi Frekuensi Pada Sistem Skala Besar
J. of Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 1, No. 1 (2004), 1 7 Desain Kontroler Tunggal Untu Meredam Osilasi Multi Freuensi Pada Sistem Sala Besar Mardlijah Jurusan Matematia Institut Tenologi Sepuluh
Lebih terperinciUkuran Pemusatan Data
Uuran Pemusatan Data Atina Ahdia, S.Si., M.Si. Universitas Islam Indonesia Uuran Pemusatan Data 1. Mean (rata-rata) 2. Median (nilai tengah) 3. Modus Mean 1. Rata-rata Hitung Misalan terdapat N observasi,
Lebih terperinci