PERBANDINGAN ANALISIS UNSUR Cu, Cr DAN Fe DALAM CUPLIKAN BIOTA MENGGUNAKAN METODE AANC DAN SSA. Supriyanto C., Samin, Sunardi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANDINGAN ANALISIS UNSUR Cu, Cr DAN Fe DALAM CUPLIKAN BIOTA MENGGUNAKAN METODE AANC DAN SSA. Supriyanto C., Samin, Sunardi"

Transkripsi

1 Perbandingan Analii Unur Cu, Cr dan Fe dalam Cuplikan Biota Menggunakan Metode AANC dan SSA (Supriyanto) ISSN PERBANDINGAN ANALISIS UNSUR Cu, Cr DAN Fe DALAM CUPLIKAN BIOTA MENGGUNAKAN METODE AANC DAN SSA Supriyanto C., Samin, Sunardi Puat Teknologi Akelerator dan Proe Bahan - BATAN Yogyakarta Jl. Babarari P.O. Box 8, Yogyakarta unardip3tm@batan.go.id ABSTRAK PERBANDINGAN ANALISIS UNSUR Cu, Cr DAN Fe DALAM CUPLIKAN BIOTA MENGGUNAKAN METODE AANC DAN SSA. Telah dilakukan pengendalian mutu metode Analii Aktivai Neutron Cepat (AANC) dan Spektrokopi Serapan Atom (SSA) melalui uji banding analii unur Cu, Cr dan Fe dalam cuplikan biota untuk mengetahui bahwa metode maih memenuhi yarat peruntukannya. Uji banding meliputi optimai alat, homogenita, validai metode, pengukuran ketidakpatian, uji t dan uji F. Hail uji banding kemudian diaplikaikan untuk analii cuplikan biota. Dari uji banding diperoleh nilai validita metode AANC dan SSA berkiar antara 9,69 % ampai 98,1 %. Hail uji t menunjukkan tidak ada perbedaan yang ignifikan pada rerata kadar unur hail uji. Demikian pula hail uji F menunjukkan bahwa di antara metode AANC dan SSA tidak ada perbedaan kecermatan. Kata kunci: uji banding, AANC, AAS, biota ABSTRACT THE COMPARISON OF Cu, Cr AND Fe ELEMENTS ANALYSIS IN BIOTA SAMPLES USING FNAA AND AAS METHOD. Quality control of Fat Neutron Activation Analyi (FNAA) and Atomic Aborption Spectrocopy (AAS) method by comparion tet of Cu, Cr, and Fe element in biota ample ha been carried out. The comparion tet covered intrument optimizing, homogeneity, method validation, uncertainty meaurement, t tet and F tet for both method. The reult of comparion tet were then applied to analyze the biota ample. From the comparion tet it wa obtained that the validity of both FNAA and AAS method were between 9.69 % and 98.1 %. The t tet reult howed that there wa no any difference in the average of element concentration. The F tet for both method alo howed that there wa no any difference in the accuracy. Keyword: comparion tet, FNAA, AAS, biota ample 1. PENDAHULUAN Suatu laboratorium analii perlu melakukan penelitian dan pengujian terhadap metode analii uatu bahan untuk memperoleh data yang memenuhi peryaratan BSN Hal ini diperlukan agar dapat menunjang pengakuan keberadaan laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrai dalam rangka memberikan pelayanan kepada mayarakat yang memerlukan jaa pengujian menggunakan metode terebut (1). Metode pengujian yang ada haru elalu dikembangkan dan ditingkatkan mutunya, baik dalam hal jeni metode pengujian maupun jeni parameternya euai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Laboratorium juga diyaratkan untuk berpartiipai ecara teratur dalam program uji profiieni untuk menunjukkan kemampuan tekninya, ehingga memudahkan kerjaama antar laboratorium 39

2 Jurnal Sain dan Teknologi Nuklir Indoneia Indoneian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XII, No. 1, Februari 11: 39-5 ISSN dalam tukar menukar informai, pengalaman dan harmoniai tandar erta proedurnya (). Hail uji profiieni ini angat penting dalam penilaian unjuk kerja ecara keeluruhan uatu laboratorium dan merupakan bahan pertimbangan bagi komite akreditai naional dalam pemberian dan pemeliharaan tatu akreditai (). Penerapan BSN bagi laboratorium bertujuan untuk mencapai koniteni mutu ecara terencana, terkendali dan efiien, ehingga menjamin peningkatan mutu kegiatan operaional laboratorium ecara berkeinambungan dan akan memberikan kepercayaan terhadap kemampuan laboratorium dalam menghailkan data uji yang diinginkan ecara koniten. Dalam penelitian ini dilakukan uji banding metode Analii Aktivai Neutron Cepat (AANC) dan Spektrokopi Serapan Atom (SSA) untuk analii unur Cu, Cr dan Fe, ehingga menghailkan hail uji yang valid atau abah. Untuk memenuhi jaminan mutu metode pengujian dalam laboratorium di Indoneia diperyaratkan untuk mengikuti uatu tandar, yaitu ISO/IEC yang berlaku ecara naional dan internaional. Standar ISO/IEC memberikan peryaratan umum kompeteni laboraorium pengujian dan laboratorium kalibrai. Standar terebut ecara rinci menjelakan tata cara dan peryaratan yang haru dipenuhi oleh laboratorium dalam meningkatkan mutu metode pengujian untuk mendapatkan hail uji yang dapat dipercaya, ehingga metode pengujian haru mempunyai item mutu yang euai dengan jeni kegiatan yang dilakukan (3). Penelitian ini bertujuan menerapkan proedur mutu dalam membandingkan hail uji unur Cu, Cr dan Fe dengan metode AANC dan SSA, ehingga akan diperoleh data yang dapat dipercaya dan valid menggunakan kedua metode terebut. Penerapan mutu meliputi optimai alat, uji homogenita, akurai, preii, bata deteki, pengukuran ketidakpatian, uji t, dan uji F untuk kedua metode. Dengan data hail uji kedua metode, diharapkan diperoleh konfirmai bahwa metode AANC dan SSA dapat memenuhi peryaratan tujuan penggunaannya, yaitu melalui unjuk kerjanya dan perolehan hail uji yang abah.. TATA KERJA.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah umber radioaktif tandar Co-6, C-137 dan Eu-15 untuk kalibrai energi dan efiieni detektor, Standard Reference Material Bovine Liver (SRM 1557b), tandar Cu foil (activation foil), erta cuplikan biota (ikan mujaer) yang diambil dari beberapa lokai ungai Code dan Gajahwong, Yogyakarta... Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah eperangkat generator neutron SAMES J-5 untuk aktivai cuplikan, perangkat pektrometri gamma (accupec) dengan detektor HPGe, eperangkat alat pektrometer erapan atom tipe AA3P buatan Techtron Autralia, alat pengambil cuplikan, gayung, nampan, endok, alat preparai cuplikan, aringan, alat 4

3 Perbandingan Analii Unur Cu, Cr dan Fe dalam Cuplikan Biota Menggunakan Metode AANC dan SSA (Supriyanto) ISSN penggeru, vial polietilen, neraca mekanik, topwatch, dan teflon bom digeter..3. Preparai Cuplikan Cuplikan ikan mujaer dikeringkan menggunakan inar matahari, etelah kering digeru hingga lolo melewati aringan 1 meh, kemudian dihomogenkan. Pengujian metode AANC dilakukan dengan menimbang cuplikan ikan mujaer dan SRM Bovine Liver 1577b dengan berat tertentu, maing-maing dimaukkan ke dalam wadah polietilen dan diberi label untuk dilakukan aktivai neutron cepat dan pencacahan. Pengujian metode SSA dilakukan dengan menimbang cuplikan ikan mujaer dan SRM Bovine Liver 1577b dengan berat tertentu, dimaukkan ke dalam teflon bom digeter kemudian ditambahkan 1 ml HNO 3 pekat dan ditutup rapat. Digeter dimaukkan ke dalam tungku pemana dan dipanakan pada uhu 15 C elama 4 jam. Hail pelarutan etelah dingin dituang ke dalam gela piala, dipanakan di ata kompor litrik ecara berulang dengan penambahan akuabide. Hail pelarutan etelah dingin dituang ke dalam labu takar dan ditambah akuabide ampai tanda bata..4. Pengujian Akurai dan Preii Preii menunjukkan keeuaian hail analii dari beberapa pengulangan pengukuran dengan cara yang ama, dinyatakan dalam bentuk nilai relative tandard deviation (RSD) (4). Nilai akurai adalah kedekatan ebuah hail analii ratarata dengan nilai ebenarnya (true value) atau bearnya penyimpangan data hail uji dengan nilai eungguhnya. Adapun peramaan preii dan akurai dinyatakan pada peramaan [1] dan []. RSD = 1% x dengan = n x x i= 1 ( n 1 ) [1] Huruf adalah impangan, x adalah hail uji, x adalah hail uji rerata, dan n adalah jumlah pengulangan. Wterukur Akurai = 1% [] W ebenarnya Untuk menentukan akurai pada metode AANC (5) dilakukan uji dengan peramaan [3]. N N + [3] a 1,95 U U a Uji preii ditentukan dengan rumu [4] U N S S U a + N a U 1 N S S + ( σ H ) 1 [4] U,U a adalah ketidakpatian dari nilai ertifikat dan hail perhitungan. N, N a adalah nilai rerata dari ertifikat dan hail perhitungan, edang σ H adalah tetapan Horwitz yang bearnya, x X, Bata Deteki Unur Pada metode SSA bata deteki (LOD) unur ditentukan berdaarkan perhitungan ecara tatitik dari kurva kalibrai maing-maing unur. Berdaarkan kurva kalibrai tandar unur diperoleh peramaan gari linear [5]. 41

4 Jurnal Sain dan Teknologi Nuklir Indoneia Indoneian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XII, No. 1, Februari 11: 39-5 ISSN y = ax + b [5] Dari peramaan gari linear [5], dihitung bear erapan yang diperoleh dari peramaan gari linear (ŷ), harga tandar deviai penyimpangan (S y/x ), bear erapan pada limit deteki (Y l.d ), dan kadar pada limit deteki (X l.d ). Bata kuantita (LOQ) unur ditentukan ama eperti pada penentuan bata deteki, tetapi digunakan harga Yid (4) yang dinyatakan pada peramaan [6]. Yid = a +1Sy / x [6] Pada metode AANC, nilai bata deteki (m L ) dapat dihitung (6) dengan peramaan [7]. m L (,71+ 4,65 B) 1 6 ( ) = m ( μ g) ( ).1 3 ppm [7] W mg. a dengan m adalah berat unur dalam cuplikan tandar, W adalah berat cuplikan (mg), B adalah jumlah cacah latar (background), dan a adalah jumlah cacah tandar 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Optimai Alat Optimai bertujuan mencari kondii optimum uatu alat untuk menghailkan repon terbaik. Optimai SSA dilakukan dengan memvariaikan nilai parameter dari alat terebut. Kondii optimum analii maing-maing unur diperoleh dengan mengukur erapan makimum maingmaing unur pada etiap perubahan parameter panjang gelombang, aru lampu, lebar celah, laju alir cuplikan, laju alir aetilen, dan tinggi pembakar, eperti diajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kondii operai alat SSA varian 3-P untuk analii unur Cu, Cr dan Fe (7) No. Parameter Cr Cu Fe Panjang gelombang (nm) Aru lampu, (ma) Lebar celah, (nm) Laju alir aetilen, (L/menit) Laju air udara, (L/menit) Laju air contoh, (ml/menit) Tinggi pembakar, (mm) 357,9 1,,7 13,5 4, ,8 5,5,5 13,5 4,5 1 17, 1, 5 4,5 13,5 1,7 Pada metode AANC untuk menentukan operai generator neutron pada kondii optimum maka perlu dilakukan verifikai terhadap parameter operai alat terebut dengan melihat perubahan pada aru target. Parameter operai generator neutron pada kondii optimum dengan aru ion 8 µa yang euai kondii panel kontrol ditampilkan pada Tabel dan Gambar Tabel. Kondii kerja optimum generator neutron (8) No Parameter operai Range panel (%) Hail optimai Tegangan paladium ga Frekueni umber ion Tegangan pemoku Tegangan ektraktor Tegangan lena kuadrupol 1 Tegangan lena Kuadropol Tegangan pemercepat Tingkat kehampaan , volt MHz kv 4 6,5 kv 11,5-15 kv 11,5 15 kv kv mbar 4

5 Perbandingan Analii Unur Cu, Cr dan Fe dalam Cuplikan Biota Menggunakan Metode AANC dan SSA (Supriyanto) ISSN Tegangan Ektraktor (kv) Tegangan Pemfoku (kv) 6 5 Tegangan output (kv) Skala varian Tegangan output(kv) Linear (Tegangan output(kv)) Tegangan output (kv) Skala varian Tegangan output (kv) Linear (Tegangan output (kv)) (a) (b) Tegangan Kuadropol I Tegangan paladium 3.5 Tegangan output (kv) Tegangan output (kv) Skala varian Skala varian Tegangan output I Linear (Tegangan output I) (c) Tegangan output (d) Linear (Tegangan output) Gambar 1. Verifikai parameter operai generator neutron 3.. Kurva Kalibrai Dalam pengujian menggunakan SSA, kurva kalibrai tandar angat penting karena merupakan jantung analii kuantitatif. Jika kurva tandar yang diperoleh kurang linear maka pembuatan kurva tandar haru diulangi untuk memperoleh data hail uji yang akurat. Larutan tandar yang dibuat akan dikatakan baik ditinjau dari faktor korelai antara umbu y (aborbani) dengan umbu x (konentrai). Kurva kalibrai tandar Cu, Cr dan Fe diperoleh dari hail pengukuran erapan larutan tandar maing-maing unur pada kondii optimum analii. Variai konentrai unur Cu,;,4;,6;,8 dan 1, ppm, unur Cr : 1,;,; 3,; 4, dan 5, ppm, unur Fe:,5; 1,; 1,5;, dan,5 ppm eperti diajikan pada Gambar. Serapan Serapan Fe r =,9998 Y =,19 X +,13 Cr r =,9998 Y =,54 X +, Konentrai Fe dan Cr (ppm) r =,9996 Y =,455 X +, Konentrai Cu (ppm) Cu Gambar. Kurva kalibrai tandar Fe, Cr dan Cu pada metode SSA Berdaarkan Gambar, kurva kalibrai tandar unur Fe, Cr, dan Cu dapat 43

6 Jurnal Sain dan Teknologi Nuklir Indoneia Indoneian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XII, No. 1, Februari 11: 39-5 ISSN digunakan karena nilai R mendekati 1. Hal ini mengindikaikan bahwa konentrai larutan tandar yang dibuat mendekati konentrai tandar yang diinginkan Validai Metode SSA Setelah diketahui kondii optimum alat uji, maka alat uji dianggap mempunyai unjuk kerja yang layak digunakan untuk pengujian elanjutnya. Validai metode SSA dilakukan dengan menganalii SRM Bovine Liver 1577b. Hail analii yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan data ertifikat SRM dan dihitung akurai dan preii menggunakan peramaan [1] dan [], eperti diajikan pada Tabel 3. Penentuan bata deteki (LOD) unur ditentukan berdaarkan perhitungan ecara tatitik dari kurva kalibrai yang diperoleh untuk maing-maing unur. Berdaarkan kurva kalibrai tandar unur diperoleh peramaan gari linear y = ax + b. Dari peramaan gari linear, dihitung bear erapan yang diperoleh dari peramaan gari linear (ŷ), harga tandar deviai penyimpangan (S y/x ), bear erapan pada limit deteki (Y l.d ), dan kadar pada limit deteki (X l. d ). Bata kuantita (LOQ) didefiniikan ebagai konentrai terendah dari analit yang dapat ditentukan dengan tingkat preii dan akurai yang dapat diterima, di bawah kondii pengujian yang diepakati. Bata kuantita unur ditentukan ama eperti pada penentuan bata deteki dengan perbedaan pada Yid eperti pada peramaan [6]. Tabel 4 adalah contoh perhitungan bata deteki dan bata kuantita unur Cr. Peramaan gari linear yang diperoleh adalah Y =,54 X +,78 dengan harga regrei r =,9998. Harga tandar deviai penyimpangan (S y/x ), dihitung dengan formula : ( y yˆ) 6 1,8 1 S y / x = = = 1,897 1 ( n ) 3 Y l. d = a + 3 S y / x =, Yl. d b X l. d = = (,59891,78) /,54 =,59 a Tabel 3. Nilai validita metode SSA No Unur Akurai Preii Limit deteki Senitivita Linearita (%) (%) LOD LOQ (nm) 1 Cu 98,19 1,69,,1, ,8 Cr 1,36,74,59,84, ,9 3 Fe 14,17 1,96,4,1, , Tabel 4. Contoh hail perhitungan bata deteki dan bata kuantita unur Cr X (ppm) Y (erapan) Ŷ (Y-Ŷ) 1,,8,8 4, x 1-6,,138,136 3,4.x 1-6 3,,19,194,56 x 1-6 4,,44,446 3,6.x 1-7 5,,98,998 6,4 x 1-7 1,8 x

7 Perbandingan Analii Unur Cu, Cr dan Fe dalam Cuplikan Biota Menggunakan Metode AANC dan SSA (Supriyanto) ISSN Berdaarkan hail perhitungan, diperoleh harga X l.d yang menunjukkan bata deteki unur Cr,59 ppm, edangkan bata kuantita Cr dihitung dengan menentukan harga Yid, kemudian dihitung harga Xid yang menunjukkan harga bata kuantita unur Cr ebear,84 ppm. Bata deteki dan bata kuantita unur yang lain dihitung dengan cara yang ama, dan hail perhitungannya diajikan pada Tabel 3. Dari hail uji akurai dan preii dapat dilihat bahwa validai yang dilakukan terhadap metode uji SSA memberikan hail yang angat baik dengan akurai di ata 98% dan preii kurang dari 5% Validiai Metode AANC Pada metode AANC, penentuan akurai dan preii unur Cu, Cr dan Fe dilakukan dengan membandingkan hail uji dengan ertifikat yang tertera pada SRM. Nilai akurai dan preii ditentukan dengan peramaan [3] dan [4], dan jika memenuhi peramaan terebut maka akurai dan preii dikatakan baik atau lolo uji, edangkan penentuan bata deteki unur dihitung berdaarkan rumu [7]. Dari validai yang telah dilakukan diperoleh nilai validita metode AANC, diajikan dalam Tabel 5. Hail uji akurai dan preii menunjukkan bahwa validai yang dilakukan terhadap metode uji AANC adalah baik. Dan dapat dikatakan bahwa hail uji valid dan ah, ehingga dapat digunakan untuk aplikai pengujianberikutnya Aplikai Metode Uji Metode uji yang telah divalidai, kemudian diaplikaikan untuk pengujian unur Cu, Cr dan Fe pada ampel ikan mujaer. Untuk metode AANC, kadar unur dalam ampel ditentukan dengan peramaan [8], edangkan untuk metode SSA ditentukan dengan peramaan [9] mna φσεy λta λtd λtc C= a (1 e )e (1 e ) BA λ [8] C regrei x P x V Kadar = Berat ampel [9] C regrei adalah konentrai unur berdaarkan kurva kalibrai, P adalah faktor pengenceran, dan V adalah volume pelarutan. Dengan menggunakan peramaan [8] dan [9] diperoleh hail uji yang diajikan pada Tabel 6. Tabel 5. Nilai validita metode AANC No Unur Akurai Preii Limit deteki Daerah kerja (%) (%) LOD LOQ (kev)) 1 Cu 98,7,8 1,5 3, Cr 95,88 1,13 3,39 7, Fe 95,64 1,67 1,67 3,

8 Jurnal Sain dan Teknologi Nuklir Indoneia Indoneian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XII, No. 1, Februari 11: 39-5 ISSN Uji Banding Metode SSA dan AANC Setiap metode uji mempunyai karakter yang berbeda dalam pengujian. Perbedaan inilah yang kemudian akan dibandingkan. Uji komparaional menggunakan perbedaan parameter variai diebut uji komparaional bivariat (1). Uji banding bukanlah untuk mencari metode yang baik atau buruk, tetapi data uji banding diharapkan dapat digunakan para pelaku dan pengguna jaa analii ebagai refereni pilihan untuk mengoptimalkan tujuan yang akan dicapai Uji Homogenita Hail uji kadar cemaran logam Cu, Cr dan Fe pada ikan mujaer yang telah dilakukan dengan menggunakan metode AANC dan metode SSA ternyata berbeda hailnya (Tabel 6), karena itu perlu diketahui tingkat kehomogenan hail uji dengan dua metode yang berbeda. Kehomogenan hail uji dibuktikan dengan uji homogenita, dengan peramaan [8]. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau α= 5% diperoleh F tabel ebear 3, (1). Hail perhitungan F hitung dibandingkan dengan F tabel. Jika F hitung < F tabel, dapat dikatakan hail pengujian dengan kedua metode terebut homogen, tetapi jika hail F hitung > F tabel maka pengujian dengan kedua metode terebut tidak bia dikatakan homogen atau eragam. Dengan data pada Tabel 6 dilakukan uji homogenita terhadap hail analii cuplikan ikan mujaer untuk unur Cu, Cr dan Fe. Data pada Tabel 6 diubah menjadi Tabel 7. Tabel 6. Hail uji kadar logam Cu, Cr dan Fe dalam ikan mujaer Kadar unur Cu (µg/g) Kadar unur Cr (µg/g) Kadar unur Fe (µg/g) AANC AAS AANC AAS AANC AAS 35,7 ±,4 36,3 ±,3 8,65 ±,56 9,7 ±,68 17,17 ±,98 16,64 ±.97 35,86 ±,34 34,4 ±,34 8,97 ±,57 9,51 ±,71 17,66 ±,99 16,35 ±,96 34,6 ±,18 36,1 ±,39 9,86 ±,61 8,65 ±,55 17,3 ±,98 17,59 ±,98 37,8 ±,34 35,57 ±,11 8,95 ±,58 8,53 ±,54 16,67 ±,97 17,43 ±,98 36,66 ±,53 35,5 ±,11 1,3 ±,73 8,78 ±,59 16,74 ±,98 17,11 ±,94 34,71 ±,34 36,18 ±,34 9,33 ±,68 8,95 ±,59 17,11 ±,93 17, ±,91 No Tabel 7. Data untuk uji homogenita unur Cu Data analii Untuk menghitung MSB Untuk menghitung MSW AANC AAS A B C D E F 1 35,7 36,3 71,3,7,74-1,16 1,175 1,381 35,86 34,4 7,6 -,768,59 1,46 1,475, ,6 36,1 7,83 -,198,39-1,59 1,575, ,8 35,57 7,65 1,6,631 1,51 1,55, ,66 35,5 7,16 1,13 1,81 1,16 1,175 1, ,71 36,18 7,89 -,138,19-1,47 1,455,117 Banyaknya grup (n) = 6 Jumlah ( ) Rata-rata 46,17 71,8 5,36 -,9 -,15 11,861 Keterangan: MSB : mean quare between MSW : mean quare within A =(Ai + Bi) D = (Ai Bi) B = (Ai +Bi) Xab E = (Ai -Bi) Xab C = [(Ai + Bi) Xab] F = C = [(Ai + Bi) Xab] 46

9 Perbandingan Analii Unur Cu, Cr dan Fe dalam Cuplikan Biota Menggunakan Metode AANC dan SSA (Supriyanto) ISSN cuplikan Cu MSB= MSW= Contoh perhitungan unur pada [( Ai + Bi) X ab] ( n 1) [( Ai Bi) X ab] n 5,36 = =, ,861 = =,988 1 Bearnya nilai F hitung diperoleh dari hail pembagian MSB dengan MSW, diperoleh nilai,536; dengan tingkat kepercayaan 95% atau α 5 % diperoleh nilai F tabel ebear 3,. Dengan cara yang ama, hail analii unur Fe dan Cr dapat dihitung, dan hailnya ditampilkan pada Tabel 8. Data yang diajikan pada Tabel 8 menunjukkan F hitung < F tabel, dapat dikatakan bahwa pengujian unur Cu, Cr dan Fe dengan metode AANC dan SSA adalah homogen. Nilai F hitung adalah,536, edangkan nilai F tabel dengan tingkat kepercayaan 95 % atau alpha 5 % adalah 3,. Karena F hitung < F tabel maka hal ini berarti hail uji unur Cu terebut homogen. Dengan cara yang ama, diperoleh F hitung untuk unur Fe ebear 1,13, lebih kecil dari F tabel, ehingga dapat dikatakan contoh uji unur Fe homogen. Demikian juga untuk unur Cr, F hitung lebih kecil dari F tabel, ehingga contoh uji unur Cr juga homogen Uji Banding Performa Validai Performa validai memuakan atau tidak, ditentukan dengan nilai Z-core. Nilai Z-core dihitung berdaarkan peramaan [1]. xi X Z core = [1] dengan xi adalah nilai hail analii, X adalah nilai acuan atau tandar. Nilai impangan () merupakan impangan baku menurut Horwitz, diperoleh melalui peramaan [11].,8495 =, X [11] Pada prinipnya, nilai Z-core hampir ama dengan ditribui normal baku, hanya impangan bakunya ditentukan menurut impangan baku Horwitz. Dari validai yang telah dilakukan, diperoleh data Z-core metode AANC erta SSA yang diajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Nilai Z-core metode AANC dan SSA Unur Z- core AANC SSA Cu,8-1,53 Cr -,8,3 Fe,816,3 Keterangan (): - x = memuakan + < x < +3 dan- < x < -3 = diperingatkan -3 x 3 = outlier Dari hail perhitungan Z-core, ecara umum hail maih memuakan, karena maih dalam rentang - x. Tabel 8. Hail uji homogenita pengujian unur Cu, Cr dan Fe No Unur Hail uji homogenita F hitung F tabel Keterangan (95%) 1 Cu,536 3, F hitung < F tabel Cr,71 3, F hitung < F tabel 3 Fe 1,13 3, F hitung < F tabel 47

10 Jurnal Sain dan Teknologi Nuklir Indoneia Indoneian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XII, No. 1, Februari 11: 39-5 ISSN Uji t Uji t adalah alah atu uji tatitik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kepaluan hipotei nihil yang menyatakan bahwa di antara dua buah rerata (mean) ampel yang diambil ecara random dari populai yang ama, tidak ada perbedaan yang ignifikan (1). Uji t dilakukan pada data Tabel 7 dengan tujuan menentukan adanya perbedaan rerata kadar logam antara hail analii metode AANC dan SSA. Data pada Tabel 7 dihitung untuk memperoleh impangan mutlak erta impangan kuadrat dari rerata hail uji, eperti diperlihatkan pada Tabel 1. Dari data pada Tabel 1 dihitung nilai t menggunakan peramaan [1]. x 1 x t = [1] 1 + n 1 n Dengan menggunakan tingkat ignifikani 5% diperoleh nilai t tabel ebear,8 (1), edang nilai t hail perhitungan untuk unur Cu, Cr, dan Fe diajikan dalam Tabel 11. Dari hail uji t, ternyata pada pengujian unur Cu, Cr dan Fe diperoleh nilai t hitung < t tabel, ehingga hail rerata kadar unur yang diuji dengan metode AANC dan SSA, tidak ada perbedaan ignifikan Uji F Uji F digunakan ebagai kriteria untuk menguji hipotei (11), bahwa varian dari populai ama, σ 1 = σ, dan rerata yang beraal dari kedua populai adalah ama, µ1 = µ. Dalam hal ini uji F ditentukan dengan tujuan menentukan kecermatan metode yang dipakai, yaitu bear atau kecilnya variani hail pengukuran yang dilakukan berulang. Nilai F hitung ditentukan dengan peramaan [13]. AAS AANC S F = [13] S Dengan taraf ignifikani 5 %, diperoleh F tabel ebear 5,5 (1). Hail uji F diajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Simpangan mutlak, impangan kuadrat dan impangan relatif pengujian dengan metode AANC dan SSA Rata-rata uji, (ppm) Simpangan Simpangan kuadrat Simpangan relatif (%) No Unur mutlak AANC SSA AANC SSA AANC SSA AANC SSA 1 Cu 36,19 36,3,71,87,5,76 9,97,41 Cr 9,33 8,95,68,4,46,18 7,4 4,71 3 Fe 17,11 17,,4,5,18,7 4,5 7,44 Tabel 11. Hail Uji t unur Cu, Cr dan Fe dalam ikan dengan metode AANC dan SSA pada ignifikani 5% No Unur Hail Uji t t hitung t tabel Keterangan 1 Cu,49,8 t hitung < t tabel Cr,8,8 t hitung < t tabel 3 Fe,1,8 t hitung < t tabel 48

11 Perbandingan Analii Unur Cu, Cr dan Fe dalam Cuplikan Biota Menggunakan Metode AANC dan SSA (Supriyanto) ISSN Tabel 1. Hail uji F pengujian unur Cu, Cr dan Fe dalam ikan dengan metode AANC dan SSA No Unur Hail uji F F hitung F tabel Keterangan (95%) 1 Cu 1,5 5,5 F hitung < F tabel Cr,39 5,5 F hitung < F tabel 3 Fe 1,53 5,5 F hitung < F tabel Berdaarkan hail yang diperoleh pada Tabel 1 dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan kecermatan dalam pengujian unur Cu, Cr dan Fe dalam ikan mujaer dengan metode AANC maupun SSA, karena F hitung < F Tabel, ehingga memenuhi peryaratan bahwa data diterima. 4. KESIMPULAN Dari hail uji banding metode AANC dan SSA yang mencakup validita kedua metode, uji t maupun uji F dapat dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan rerata hail uji, juga tidak ada perbedaan kecermatan antara kedua metode terebut. Aplikai metode AANC dan SSA untuk uji cuplikan biota, memberikan hail uji yang tidak jauh berbeda. Hal ini menunjukkan hail uji yang baik dan ada keebandingan antara kedua metode terebut. Berdaarkan data peryaratan jaminan mutu maka dapat diimpulkan bahwa metode AANC dan SSA cukup valid digunakan untuk analii unur Cu, Cr dan Fe dalam cuplikan biota, karena nilai impangan kurang dari 5 % euai yang diperyaratkan oleh Komii Naional Akreditai Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP). 5. DAFTAR PUSTAKA 1. SNI : Peryaratan umum kompeteni laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrai. Jakarta: Badan Standariai Naional... Komite Akreditai Naional. Reidu logam dalam ikan, program uji profiieni KAN X/7. Jakarta: Komite Akreditai Naional; ISO/IEC 175-5: Peryaratan umum kompeteni laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrai. Jakarta: Komite Akreditai Naional Sumardi. Validai metode analii, bahan kuliah pelatihan aeor laboratorium. Jakarta: Badan Standariai Naional; Sutina. Standardiai k-aani. Dalam: Modul pelatihan validai metode k. Jakarta: Puat Pendidikan dan Latihan BATAN; Kamioki H. Bahan kuliah BATAN- JAERI joint training coure on application of nuclear technique in indutry and environment available for the afety of nuclear facility. Jakarta: Puat Pendidikan dan Latihan BATAN; Sunardi. Validai metode analii aktivai neutron cepat (AANC) untuk pengujian ampel edimen. Preentai Ilmiah Peneliti Madya. Yogyakarta: Puat Teknologi Akelerator dan Proe 49

12 Jurnal Sain dan Teknologi Nuklir Indoneia Indoneian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. XII, No. 1, Februari 11: 39-5 ISSN Bahan BATAN; Nargolwalla SS, et al. Activation analyi with neutron generator. New York: John Wiley and Son; Sudjono A. Pengantar tatitik pendidikan. Ed 1. Jakarta: CV Rajawali; Kantaubrata J. Daar ketidakpatian pengukuran. Jakarta: Puat Penelitian Kimia-LIPI; Sukardjo. Analii varian dalam bidang kimia analii. Ceramah analii variani untuk kimia analii bagi peneliti bidang kimia. Yogyakarta: BATAN;

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian ini dilakanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kela VII emeter genap Tahun Pelajaran 0/0, SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung memiliki jumlah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 01/013 yang berjumlah 38 iwa dan terebar dalam enam kela yang

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Kegiatan penelitian dilakanakan pada tanggal ampai dengan 4 April 03 di Madraah Ibtidaiyah Infarul Ghoy Plamonganari Pedurungan Semarang. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu Penelitian Penelitian dilakanakan pada 4 Februari 5 Maret 0.. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakanakan di SMP Ilam Al-Kautar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Dekripi Data Penelitian ini menggunakan penelitian ekperimen. Subyek penelitiannya dibedakan menjadi kela ekperimen dan kela kontrol. Kela ekperimen diberi perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dekripi Data Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Audio Viual dengan metode Reading Aloud terhadap hail belajar iwa materi العنوان, maka penuli melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan ekperimental. Deain penelitian ini adalah Pottet-Only Control Deign. Dalam deain ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Deain Penelitian yaitu: Pengertian deain penelitian menurut chuman dalam Nazir (999 : 99), Deain penelitian adalah emua proe yang diperlukan dalam perencanaan dan pelakanaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Persada 0 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela XI IPA SMA Perada Bandar Lampung tahun ajaran 0/0 yang berjumlah 07 iwa dan terebar dalam 3 kela.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, di mana penelitian langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian quai experimental. Deain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah iwa kela XI IPA emeter genap SMA Negeri 0 Bandar Lampung tahun pelajaran 04/05 yang berjumlah 5 iwa. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Menurut Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat diartikan ebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan

Lebih terperinci

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan Evaluai Hail Pelakanaan Teknologi Modifikai Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analii Data Curah Hujan Budi Haroyo 1, Untung Haryanto 1, Tri Handoko Seto 1, Sunu Tikno 1, Tukiyat 1, Samul Bahri 1 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI

PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI 110 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., dkk. PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI PROFISIENSI TINGKAT NASIONAL Supriyanto C., Samin B.K. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Metro 3 III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Penelitian Populai dalam penelitian ini adalah emua iwa kela X SMA Negeri Metro Tahun Pelajaran 03-04 yang berjumlah 56 iwa. Siwa terebut merupakan atu keatuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 88 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA Dalam bab ini dipaparkan; a) hail penelitian, b) pembahaan. A. Hail Penelitian 1. Dekripi Data Dekripi hail penelitian yang diperoleh dari pengumpulan data menggunakan

Lebih terperinci

THE VALIDITY OF FNAA AND AAS METHOD FOR ANALYSIS OF Cu AND Fe ELEMENTS IN BIOTA SAMPLES

THE VALIDITY OF FNAA AND AAS METHOD FOR ANALYSIS OF Cu AND Fe ELEMENTS IN BIOTA SAMPLES 36 Indo. J. Chem., 009, 9 (), 36-4 THE VALIDITY OF FNAA AND AAS METHOD FOR ANALYSIS OF Cu AND Fe ELEMENTS IN BIOTA SAMPLES Validitas Metode AANC dan SAA untuk Analisis Unsur Cu dan Fe pada Cuplikan Biota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Jeni penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafiran

Lebih terperinci

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI 246 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., Samin UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI Supriyanto C., Samin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan jaman yang cepat eperti ekarang ini, peruahaan dituntut untuk memberikan laporan keuangan yang benar dan akurat. Laporan keuangan terebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian adalah alah atu media yang digunakan dalam menuli dengan proedur yang telah ditentukan. Penelitian pada hakekatnya adalah uatu upaya dan bukan hanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak III. METODE PENELITIAN A. Populai dan Sampel Populai dalam penelitian ini adalah, iwa kela X emeter genap, ebanyak enam kela di SMA Taman Siwa Bandar Lampung tahun pelajaran 010-011. Teknik ampling yang

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Jeni Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena ingin mengetahui perbedaan hail belajar matematika iwa menggunakan trategi team teaching dan trategi

Lebih terperinci

UNJUK KERJA METODE AANC PADA ANALISIS UNSUR Fe, Al, Zr DAN Si DALAM CUPLIKAN ZrOCl 2 HASIL OLAH PASIR ZIRKON

UNJUK KERJA METODE AANC PADA ANALISIS UNSUR Fe, Al, Zr DAN Si DALAM CUPLIKAN ZrOCl 2 HASIL OLAH PASIR ZIRKON Sunardi, dkk. ISSN 0216-3128 183 UNJUK KERJA METODE AANC PADA ANALISIS UNSUR Fe, Al, Zr DAN Si DALAM CUPLIKAN ZrOCl 2 HASIL OLAH PASIR ZIRKON Sunardi, Susanna TS. Pusat Teknolgi Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dimana penelitian langung langung dilakukan di lapangan yang berifat kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI

PENAKSIR VARIANSI POPULASI YANG EFISIEN PADA SAMPLING ACAK SEDERHANA MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI PENAKIR VARIANI POPLAI YANG EFIIEN PADA AMPLING ACAK EDERHANA MENGGNAKAN KOEFIIEN REGREI Neneng Gutiana Rutam Efendi Harion Mahaiwa Program Matematika Doen Juruan Matematika Fakulta Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR Pb, Cd, DAN Cr DALAM CONTOH UJI AIR LIMBAH.

PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR Pb, Cd, DAN Cr DALAM CONTOH UJI AIR LIMBAH. Supriyanto C., dkk. ISSN 0216-3128 27 PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS UNSUR Pb, Cd, DAN Cr DALAM CONTOH UJI AIR LIMBAH Supriyanto C., Susanna T.S. PTAPB - BATAN ABSTRAK PENGENDALIAN MUTU HASIL ANALISIS

Lebih terperinci

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 ISSN 5-9063 Volume 5, Nomor, Tahun 06 PENGARUH E-MODUL BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA MATA PELAJARAN ANIMASI 3 DIMENSI (STUDI KASUS : KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 3

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong III. METODE PENELITIAN A. Populai Penelitian Populai penelitian ini, yaitu eluruh ia kela X SMA Negeri Kedondong pada emeter genap Tahun Pelajaran 0/03 yang terdiri ata 7 kela berjumlah 4 ia. B. Sampel

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)

KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE) ISSN 1410-697 KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE) Supriyanto C., Iswani G. PTAPB BATAN, Jl.

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED 54 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MAHASISWA YANG MASUK MELALUI JALUR SNMPTN DAN JALUR UMB PADA MATAKULIAH KALKULUS II DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIMED Abil Manyur Abtrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMATIC ABSORPTION SPECTROMETER (F-AAS) AIR SUPPLY PADA PRA AKREDITASI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVISI BANTEN UPT Labortaorium Lingkungan

Lebih terperinci

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10 UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMATIC ABSORPTION SPECTROMETER (F-AAS) AIR LIMBAH PADA PRA AKREDITASI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVISI BANTEN UPT Labortaorium Lingkungan

Lebih terperinci

VALIDASI METODE F-AAS UNTUK MEMPEROLEH JAMINAN MUTU PADA ANALISIS UNSUR Cd, Cu, Cr, Pb, DAN Ni DALAM CONTOH UJI LIMBAH CAIR

VALIDASI METODE F-AAS UNTUK MEMPEROLEH JAMINAN MUTU PADA ANALISIS UNSUR Cd, Cu, Cr, Pb, DAN Ni DALAM CONTOH UJI LIMBAH CAIR Supriyanto C., dkk. ISSN 0216-3128 121 VALIDASI METODE F-AAS UNTUK MEMPEROLEH JAMINAN MUTU PADA ANALISIS UNSUR,,,, DAN DALAM CONTOH UJI LIMBAH CAIR Supriyanto C., Susana TS. Pusat Teknologi Akselerator

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE)

KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE) 224 ISSN 0216-3128 Supriyanto C., Iswani G. KUALIFIKASI AIR TANGKI REAKTOR (ATR) KARTINI BERDASARKAN DATA DUKUNG METODA NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DAN ION SELECTIVE ELECTRODE (ISE) Supriyanto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan logam Timbal pada kerupuk rambak dengan menggunakan alat Spektrofotometer serapan atom Perkin Elmer 5100 PC. A.

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

Penyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008

Penyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008 Penyeleaian Soal Ujian Tengah Semeter 008 Soal A Curah hujan harian maximum tahunan elama periode 978.d. 007 di Staiun Godean Yogyakarta diajikan pada tabel di bawah ini. kedalaman hujan (mm) rekueni 5

Lebih terperinci

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa Penentuan Jalur Terpendek Ditribui Barang di Pulau Jawa Stanley Santoo /13512086 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Intitut Teknologi Bandung, Jl. Ganeha 10 Bandung

Lebih terperinci

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3) MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

KETIDAKPASTIAN HASIL UJI Fe, AL, Si DAN Zr DALAM PASIR ZIRKON DENGAN METODE AANC

KETIDAKPASTIAN HASIL UJI Fe, AL, Si DAN Zr DALAM PASIR ZIRKON DENGAN METODE AANC 176 ISSN 016-318 Susanna Tuning S, dkk KETIDAKPASTIAN HASIL UJI Fe, AL, Si DAN Zr DALAM PASIR ZIRKON DENGAN METODE AANC Susanna Tuning S. dan Sunardi Pusat Teknolgi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari

Lebih terperinci

MA 2081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 2012/2013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB

MA 2081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 2012/2013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB MA 081 STATISTIKA DASAR SEMESTER I 01/013 KK STATISTIKA, FMIPA ITB UJIAN RE-EVALUASI Jum at, 1 Deember 01, 13.30 15.30 WIB (10 MENIT) Kela 01. Pengajar: Utriweni Mukhaiyar, Kela 0. Pengajar: Sumanto Winotoharjo

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN 5.1. Proe Fluidiai Salah atu faktor yang berpengaruh dalam proe fluidiai adalah kecepatan ga fluidiai (uap pengering). Dalam perancangan ini, peramaan empirik yang digunakan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA

EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA EFEKTIVITAS VARIABEL MEDIATOR BERDASARKAN KONTRIBUSINYA DALAM MODEL MEDIASI SEDERHANA Deddy A. Suhardi (deddy_a@mail.ut.ac.id) Ifarudi (ifarudi@mail.ut.ac.id) Juruan Statitika, FMIPA, Univerita Terbuka

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

Daging ayam merupakan bahan pangan bernilai gizi tinggi

Daging ayam merupakan bahan pangan bernilai gizi tinggi Buletin 68 Teknik Pertanian Vol. 16, No. 2, 2011: 68-73 Yey Anataia: Analii reidu golongan tetraiklin dalam daging ayam TEKNIK ANALISIS RESIDU GOLONGAN TETRASIKLIN DALAM DAGING AYAM SECARA KROMATOGRAFI

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR

PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR PENGENDALIAN PROSES VARIABILITAS MULTIVARIATE MELALUI VEKTOR VARIANSI CONTROL ON MULTIVARIATE VARIABILITY PROCESS THROUGH VARIANCE VECTOR Sahabuddin, Erna Herdiani, Armin Lawi Bagian Matematika Terapan,

Lebih terperinci

DETERMINATION OF LIMIT DETECTION OF THE ELEMENTS N, P, K, Si, Al, Fe, Cu, Cd, WITH FAST NEUTRON ACTIVATION USING NEUTRON GENERATOR

DETERMINATION OF LIMIT DETECTION OF THE ELEMENTS N, P, K, Si, Al, Fe, Cu, Cd, WITH FAST NEUTRON ACTIVATION USING NEUTRON GENERATOR 170 Indo. J. Chem., 00, (), 170-174 DETERMINATION OF LIMIT DETECTION OF THE ELEMENTS N, P, K, Si, Al, Fe, Cu, Cd, WITH FAST NEUTRON ACTIVATION USING NEUTRON GENERATOR Penentuan Batas Deteksi Unsur N, P,

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Sitem Pengendali Aru Start Motor Induki Phaa Tiga dengan Variai Beban SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN Oleh : Yunita, ) Hendro Tjahjono ) ) Teknik Elektro UMSB

Lebih terperinci

ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER

ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER ISSN 4-349 Volume 3, Januari 202 ANALISA HASIL UJI RANGKAIAN PENGENDALI SCR UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER Saefurrochman dan Suprapto Puat Teknologi Akelerator dan Proe Bahan-BATAN, Yogyakarta

Lebih terperinci

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan

Bab 5. Migrasi Pre-Stack Domain Kedalaman. (Pre-stack Depth Migration - PSDM) Adanya struktur geologi yang kompleks, dalam hal ini perubahan kecepatan Bab 5 Migrai Pre-Stack Domain Kedalaman (Pre-tack Depth Migration - PSDM) Adanya truktur geologi yang komplek, dalam hal ini perubahan kecepatan dalam arah lateral memerlukan teknik terendiri dalam pengolahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN. i SAMPUL DALAM... ii PRASYARAT GELAR. iii LEMBAR PERSETUJUAN.. iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI.. v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN. ix

Lebih terperinci

VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Purwanto, A., dkk. ISSN 0216-3128 151 VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Purwanto, A., Supriyanto,C., Samin P. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

Lebih terperinci

ANALISIS SEBARAN LOGAM BERAT DALAM CUPLIKAN SEDIMEN SUNGAI GAJAHWONG SECARA SSA.

ANALISIS SEBARAN LOGAM BERAT DALAM CUPLIKAN SEDIMEN SUNGAI GAJAHWONG SECARA SSA. ANALISIS SEBARAN LOGAM BERAT DALAM CUPLIKAN SEDIMEN SUNGAI GAJAHWONG SECARA SSA. Supriyanto C.&Sunardi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN. Jl. Babarsari Po Box 1008 Yogyakarta. ABSTRACT

Lebih terperinci

VALIDASI METODE AANC MENGGUNAKAN GENERATOR NEUTRON UNTUK PENERAPAN PROGRAM JAMINAN MUTU PENGUJIAN CUPLIKAN

VALIDASI METODE AANC MENGGUNAKAN GENERATOR NEUTRON UNTUK PENERAPAN PROGRAM JAMINAN MUTU PENGUJIAN CUPLIKAN VALIDASI METODE AANC MENGGUNAKAN GENERATOR NEUTRON UNTUK PENERAPAN PROGRAM JAMINAN MUTU PENGUJIAN CUPLIKAN Sunardi, Samin, Elin Nuraini PTAPB BATAN Yogyakarta e mail : sunardiptm@batan.go.id ABSTRAK VALIDASI

Lebih terperinci

BM-506 KETERAMPILAN DASAR LABORATORIUM

BM-506 KETERAMPILAN DASAR LABORATORIUM BM-506 KETERAMPILAN DASAR LABORATORIUM LAPORAN PRAKTIKUM 04 Metaolime & Spektrofotometri Donny Nauphar & M.Anwar TUJUAN Mahaiwa memahami cara penggunaan pektrofotometri dan prinip daar-daar tehnik dari

Lebih terperinci

NOTE COMPARISON TEST OF FNAA AND AAS METHOD FOR Cu, Cd, Cr, AND Pb ANALYSIS OF CODE RIVER SEDIMENT (INDONESIA)

NOTE COMPARISON TEST OF FNAA AND AAS METHOD FOR Cu, Cd, Cr, AND Pb ANALYSIS OF CODE RIVER SEDIMENT (INDONESIA) 158 NOTE COMPARISON TEST OF FNAA AND AAS METHOD FOR,,, AND ANALYSIS OF CODE RIVER SEDIMENT (INDONESIA) Uji Perbandingan Metoda AANC dan AAS untuk Analisis,,, and pada Sedimen Sungai Code (Indonesia) Sunardi

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Vogyakarta, 28 Agustus 2008

PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan Vogyakarta, 28 Agustus 2008 PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Vogyakarta, 28 Agustus 2008 DEKOMPOSISI CUPLIKAN BIOLOGIS MENGGUNAKAN TEKNIK TEFLON BOM DIGESTI UNTUK VALIDASI METODE NYALA SPEKTROMETRI

Lebih terperinci

VALIDASI METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM PADA ANALISIS LOGAM BERAT Cr, Cu, Cd, Fe, Pb, Zn DAN Ni DALAM CONTOH UJI AIR LAUT

VALIDASI METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM PADA ANALISIS LOGAM BERAT Cr, Cu, Cd, Fe, Pb, Zn DAN Ni DALAM CONTOH UJI AIR LAUT Supriyanto C., dkk. ISSN 0216-3128 115 VALIDASI METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM PADA ANALISIS LOGAM BERAT Cr, Cu, Cd, Fe, Pb, Zn DAN Ni DALAM CONTOH UJI AIR LAUT Supriyanto C., A.Purwanto. Pusat Teknologi

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem

Laporan Praktikum Teknik Instrumentasi dan Kendali. Permodelan Sistem Laporan Praktikum Teknik Intrumentai dan Kendali Permodelan Sitem iuun Oleh : Nama :. Yudi Irwanto 0500456. Intan Nafiah 0500436 Prodi : Elektronika Intrumentai SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BAAN TENAGA

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI Arief Aulia Rahman 1 Atria Yunita 2 1 STKIP Bina Banga Meulaboh, Jl. Naional

Lebih terperinci

Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 400 nanometer (nm) dan 800 nm (dalam udara).

Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 400 nanometer (nm) dan 800 nm (dalam udara). CAHAYA Ada teori Partikel oleh Iaac Newton (1642-1727) dalam Hypothei of Light pada 1675 bahwa cahaya terdiri dari partikel halu (corpucle) yang memancar ke emua arah dari umbernya. Teori Gelombang oleh

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM BERAT Fe, Cr, Mn, Mg, Ca, DAN Na DALAM AIR TANGKI REAKTOR DENGAN METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SAA)

IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM BERAT Fe, Cr, Mn, Mg, Ca, DAN Na DALAM AIR TANGKI REAKTOR DENGAN METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SAA) 216, dkk. IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM BERAT,,,,, DAN DALAM AIR TANGKI REAKTOR DENGAN METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SAA), Kris Tri Basuki dan A. Purwanto P3TM BATAN ABSTRAK IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1 ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agu Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani Fakulta Teknologi Informai, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI

ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI ANALISA PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN TARIK SERAT PELEPAH PISANG EPOKSI Nanang Endriatno Staf Pengajar Program Studi Teknik Mein Fakulta Teknik Univerita Halu Oleo, Kendari

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUKSI PESTISIDA ( PRODUK MIPCINTA 50 WP ) DI PT PETROKIMIA KAYAKU Oleh : Dwi Litya Nurina 307030003 Doen Pembimbing Wibawati,S.Si,M,Si PT. Petrokimia Kayaku alah

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS Chairul Muhari Doen Juruan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Email : ch_muhari@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI

BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI BAB III PENGERTIAN SUSUT DAYA DAN ENERGI 3.1 UMUM Parameter yang digunakan dalam mengukur tingkat penyaluran/penyampaian tenaga litrik dari penyedia tenaga litrik ke konumen adalah efiieni, efiieni yang

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015 BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

MEMBANDINGKAN DUA PER

MEMBANDINGKAN DUA PER MEMBANDINGKAN DUA PERLAKUAN Contoh Hail Penelitian Pengaruh fluida rumen terhadap produki bioga Produki bioga kumulatif, ml 3.500 3.000.500.000.500.000 500 MW avg. MR avg. MR avg. MW avg. Apa keimpulan

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR ANALSS SMULAS SARNG MOOR NDUKS ROOR SANGKAR DENGAN AUORANSFORMAOR Aprido Silalahi, Riwan Dinzi Konentrai eknik Energi Litrik, Departemen eknik Elektro Fakulta eknik Univerita Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater

Lebih terperinci

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA

BAB III NERACA ZAT DALAM SISTIM YANG MELIBATKAN REAKSI KIMIA BAB III EACA ZAT DALAM SISTIM YAG MELIBATKA EAKSI KIMIA Pada Bab II telah dibaha neraca zat dalam yang melibatkan atu atau multi unit tanpa reaki. Pada Bab ini akan dibaha neraca zat yang melibatkan reaki

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

Pendidikan Sistem Ganda

Pendidikan Sistem Ganda Pendidikan Sitem Ganda PENGARUH PENDDIKAN SISTEM GANDA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PADA MATA DIKLAT TEKNIK AUDIO VIDEO SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 5 SURABAYA Rr.Prihantini Trianingih, Ekohariadi

Lebih terperinci

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L

Simulasi Springback pada Laser Beam Bending dan Rotary Draw Bending untuk Pipa AISI 304L F108 Simulai Springback pada Laer Beam dan Rotary Draw untuk Pipa AISI 304L Adnan Syadidan, Ma Irfan P. Hidayat, dan Wikan Jatimurti Departemen Teknik Material, Fakulta Teknologi Indutri, Intitut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan BAB III PAAMETE DAN TOSI MOTO INDUKSI TIGA FASA 3.1. Parameter Motor Induki Tiga Faa Parameter rangkaian ekivalen dapat dicari dengan melakukan pengukuran pada percobaan tahanan DC, percobaan beban nol,

Lebih terperinci

DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH

DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH Konfereni Naional Teknik Sipil Univerita Tarumanagara, 26-27 Oktober 207 DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH I Wayan Redana, I Nengah Simpen 2, dan Kadek Suardika 3 Program Studi

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V: Bab V: ROOT LOCUS Root Locu yang menggambarkan pergeeran letak pole-pole lup tertutup item dengan berubahnya nilai penguatan lup terbuka item yb memberikan gambaran lengkap tentang perubahan karakteritik

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI Mahyunir SMP Negeri Kota Bengkulu e-mail: mahyunir@gmail.com Abtract: The objective of thi reearch i to find out

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah

Kesalahan Akibat Deferensiasi Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur dan Tengah Kealahan Akibat Defereniai Numerik pada Sinyal Pengukuran Getaran dengan Metode Beda Maju, Mundur Tengah Zainal Abidin Fandi Purnama Lab. Dinamika Puat Rekayaa Indutri, ITB, Bandung E-mail: za@dynamic.pauir.itb.ac.id

Lebih terperinci

Pengertian tentang distribusi normal dan distribusi-t

Pengertian tentang distribusi normal dan distribusi-t Juruan Teknik Sipil Fakulta Teknik Sipil dan Perencanaan 8 Univerita Mercu Buana MODUL 8 STATISTIKA DAN PROBABILITAS 8.1 MATERI KULIAH : Pengertian umum ditribui normal. 8. POKOK BAHASAN :. Pengertian

Lebih terperinci