ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KESEMBUHAN PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS DI RSUD IBNU SINA KABUPATEN GRESIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KESEMBUHAN PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS DI RSUD IBNU SINA KABUPATEN GRESIK"

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KESEMBUHAN PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS DI RSUD IBNU SINA KABUPATEN GRESIK Eldra Sukmawat (8 5) Prof.DR. I Nyoman Budantara, Ms ( ) Mahasswa Jurusan Statstka ITS, Dosen Jurusan Statstka ITS Abstrak D Indonesa Tuberkuloss merupakan penyebab kematan nomor setelah penyakt kardovaskuler dan penyakt saluran pernapasan pada semua golongan usa. Tahun 99 pemerntah Indonesa bekerjasama dengan WHO mengadakan DOTS (Drectly Observed Treatment Shortcourse) yatu pengawasan langsung menelan obat jangka pendek setap har oleh Pengawas Menelan Obat. Peneltan n membahas faktor-faktor yang mempengaruh ketahanan hdup penderta penyakt tuberkuloss yang mengkut program DOTS d RSUD Ibnu Sna Gresk menggunakan metode analss survval dengan model Proportonal Hazard. Dketahu pasen sebagan besar perempuan, tdak merokok, penddkan terakhr SMP dengan rata-rata pendapatan keluarga sebesar Rp..5. sampa dengan Rp..5.. Selan tu sebagan besar pasen memlk pencahayaan rumah bagus, santas bak dan keadaan rumah sudah bersh. Data waktu survval penderta tuberkuloss berdstrbus lognormal dan dketahu faktorfaktor yang mempengaruh ketahanan hdup pasen adalah faktor usa, pencahayaan, santas, keadaan rumah. Dar nla odd rato dsmpulkan bahwa pasen yang berusa satu tahun lebh tua memlk resko untuk sembuh sebesar,7 kal dar pasen yang berusa satu tahun lebh muda, pasen yang pencahayaan rumahnya bagus memlk resko sembuh dar tuberkuloss sebesar,87 kal dar pasen yang pencahayaan rumahnya tdak bagus, pasen yang keadaan santas rumahnya sudah bak memlk resko sembuh dar tuberkuloss sebesar,9 kal dar pasen yang keadaan santas rumahnya kurang bak dan pasen yang keadaan rumahnya bersh memlk resko sembuh dar tuberkuloss sebesar, kal dar pasen yang keadaan rumahnya Kata Kunc :Regres Lognormal Proportonal Hazard, Tuberkuloss, Waktu Survval, Laju Kesembuhan. Pendahuluan Penyakt tuberkuloss adalah penyakt nfeks basa dmana kuman penyebabnya telah dketahu dan obat-obat untuk mengatasnya telah mengalam kemajuan pesat, tetap penanggulangannya dan pemberantasannya mash belum memuaskan. D Indonesa TBC merupakan penyebab kematan nomor setelah penyakt kardovaskuler dan penyakt saluran pernapasan pada semua golongan usa. Pemerntah Indonesa bekerjasama dengan WHO melaksanakan evaluas bersama yang menghaslkan rekomendas perlunya melakukan perubahan mendasar pada strateg penanggulangan TB d Indonesa, yang dsebut STRATEGI DOTS pada tahun 99. Pada peneltan n akan dbahas mengena faktor-faktor yang mempengaruh ketahanan hdup penderta penyakt tuberkuloss yang mengkut program DOTS d RSUD Ibnu Sna Gresk dengan menggunakan metode analss survval dengan model Proportonal Hazard dan juga akan dcar laju kesembuhan pasen penderta tuberkuloss pada waktu t. Peneltan dengan menggunakan metode analss survval dengan model Proportonal Hazard pernah dlakukan Marhma (8) yang menelt faktor-faktor yang mempengaruh ketahanan hdup penderta kanker leher rahm d RSU DR. Soetomo Surabaya dan Nugroho (7) yang menelt laju ketahanan pasen kanker paru-paru d RSU DR. Soetomo. Peneltan sebelumnya mengena tuberkuloss pernah dlakukan Pardesh (9) yang menelt ketahanan hdup penderta tuberkuloss d Inda dan Permatasar (5) yang mengkaj tentang cara pemberantasan tuberkuloss dengan beberapa strateg. Sedangkan yang membedakan peneltan n dengan peneltan sebelumnya adalah kejadan khusus dalam peneltan n sembuhnya pasen dar penyakt tuberkuloss, metode yg dgunakan pada peneltan sebelumnya adalah sem parametrk sedangkan pada peneltan n dengan metode parametrk selan tu tempat peneltannya juga berbeda dengan peneltan sebelumnya. Peneltan tentang tuberkuloss tdak

2 semuanya menggunakan metode metode analss survval dengan model Proportonal Hazard dan varabel yang dgunakan juga berbeda.. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertan Analss Survval Analss survval adalah suatu metode yang berhubungan dengan waktu, mula dar tme orgn atau start pont sampa dengan terjadnya suatu kejadan khusus atau end pont. Data yang dperoleh d bdang kesehatan merupakan pengamatan terhadap pasen yang damat dan dcatat waktu terjadnya kegagalan dar setap ndvdu (Collet, 99). Kegagalan yang dmaksudkan antara lan adalah kematan karena penyakt tertentu, keadaan sakt yang terulang kembal setelah pengobatan atau munculnya penyakt baru. Dalam menentukan waktu survval, terdapat tga faktor yang dbutuhkan, yatu:. Waktu awal (tme orgn/startng pont) suatu kejadan.. Waktu kejadan akhr (end ponts) suatu kejadan. Skala pengukuran sebaga bagan dar waktu harus jelas. Jka end-pont dar peneltan adalah kematan seorang pasen, maka hasl data tersebut dkatakan sebaga waktu survval. Namun, kejadan tdak selalu berujung pada kematan, bsa juga mengena sembuhnya pasen dar penyakt, berkurangnya gejala penyakt, atau kambuhnya pasen dar konds tertentu. Pendugaan Dstrbus Data Pendugaan dstrbus data, dalam hal n adalah data waktu survval. Pengujan tersebut dapat menggunakan uj Anderson-Darlng untuk mengetahu dstrbus yang palng sesua dar data (Law dan Kelton, ) Statstk ujnya adalah sebaga berkut. n A = n ln F( X ) + ln( F( X )) () ( )[ ] n Data dapat dkatakan mengkut dstrbus tertentu apabla nla statstk Anderson-Darlng pada dstrbus tersebut semakn kecl.. Pemodelan Hazard Proporsonal Jka suatu konds dmana resko falure pada waktu tertentu bergantung pada nla x, x,..., x p dar p varabel penjelas X, X,..., X p. Nla varabel tersebut dasumskan telah tercatat sebaga tme orgn. Kumpulan nla varabel penjelas dalam model hazard proporsaonal dwakl sebaga vektor x, sehngga x = ( x, x,..., xp ). Msalkan h ( t) adalah fungs hazard untuk ndvdu yang semua varabel penjelas vektor x mempunya nla nol, maka fungs h ( t ) dsebut baselne hazard functon. Model hazard proporsonal umum adalah sebaga berkut. h t) = exp β x + β x β x h t () ( ) ( p p ( ). Pengujan Parameter Berkut n pengujan parameter secara parsal yang dlakukan setelah mendapatkan model (Le,997).Hpotessnya : H : β =, j =,,..., p j H : β, j =,,..., p j n+ Statstk Uj : X W ˆ β j = ( ˆ ) SE β j Daerah penolakan : Tolak H jka χ htung > χ, α ()

3 5. Seleks Model Terbak Salah satu seleks model terbak yang dapat dgunakan dalam analss survval adalah metode elmnas Backward. Menurut Le (997) prosedur dalam elmnas Backward adalah :. Membuat model regres untuk setap varabel penjelas secara bersama-sama.. Memlh salah satu varabel penjelas, yang berdasarkan krtera pemlhan merupakan varabel yang palng akhr untuk dmasukkan kedalam model.. Melakukan pengujan yang dplh pada langkah, sehngga dapat dketahu apakah varabel tersebut harus dhlangkan dar model atau tdak.. Mengulang langkah dan untuk setap varabel yang ada dalam model. Jka tdak ada krtera yang cocok lag berdasarkan langkah, maka tdak ada lag varabel yang dhlangkan dar model dan proses telah selesa.. Odds Rato Odds rato merupakan suatu ukuran yang dgunakan untuk mengetahu tngkat resko (kecenderungan) yatu perbandngan antara Odd ndvdu dengan konds varabel predktor X pada kategor sukses dengan kategor gagal (Hosmer dan Lemeshow, ). Odds Rato untuk ndvdu dengan x = dbandng x = adalah : β h ( t x = ) h ( t) e β OR = = = e () h ( t x = ) h ( t) Sehngga dperoleh nla OR yang artnya bahwa tngkat kecepatan terjadnya falure event pada β ndvdu dengan kategor x= adalah sebesar e kal tngkat kecepatan terjadnya resko terjadnya perstwa falure event pada ndvdu dengan kategor x=. β Pada varabel kontnyu, nla dar e mempunya nterpretas perbandngan odds rato antara ndvdu dengan nla X lebh besar satuan dbandng ndvdu lan. 7. Tuberkuloss Penyakt tuberkuloss adalah penyakt menular langsung yang dsebabkan oleh kuman TB (Mycobacterum Tuberculoss), sebagan besar kuman TB menyerang Paru, tetap dapat juga mengena organ tubuh lannya. WHO merekomendaskan strateg penyembuhan TBC jangka pendek dengan pengawasan langsung atau dkenal dengan stlah DOTS (Drectly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy). DOTS atau kependekan dar Drectly Observed Treatment, Short-course adalah strateg penyembuhan TBC jangka pendek dengan pengawasan secara langsung. Dengan menggunakan starteg DOTS, maka proses penyembuhan TBC dapat secara cepat.. METODOLOGI. Sumber data Data yang dgunakan dalam peneltan adalah data sekunder mengena waktu survval dar pasen penderta TB paru yang mengkut program program DOTS RSUD Ibnu Sna Gresk perode Januar 8 sampa dengan Desember 9dengan usa datas tahun dan dketahu waktu akhrnya atau waktu pasen sembuh dar tuberkuloss.tuberkuloss d.. Identfkas Varabel a. Varabel Dependen Varabel dependen dalam peneltan n adalah waktu yang dperlukan oleh pasen untuk bertahan hdup dar waktu awal (start pont) hngga waktu akhr (end pont) yang dlambangkan dengan huruf T dan satuan waktunya adalah har. b. Varabel Independen. Usa (X ) Pasen yang damat adalah yang berusa lebh dar tahun karena doss obat yang dberkan sama untuk semua usa datas tahun

4 . Jens kelamn (X ) = Lak-lak = Perempuan. Pendapatan Keluarga (X ) = Rp. 5. = Rp. 5. < gaj Rp..5. =Rp..5.< gaj Rp..5. = > Rp..5.. Merokok (X ) = Merokok = Tdak merokok 5. Tngkat penddkan (X 5 ) = Tdak lulus SD = SD = SMP = SMA 5 = Perguruan Tngg. Pencahayaan (X ) = Pencahayaan bagus = Pencahayaan tdak bagus 7. Santas (X 7 ) = Sudah bak = Kurang bak 8. Keadaan Rumah (X 8 ) = Rumah bersh = Rumah kotor. Metode Analss. Untuk mengetahu karakterstk penderta penyakt tuberkuloss yang drawat d RSUD Ibnu Sna, maka langkah analss yang dlakukan adalah : a. Membuat pe chart setap varabel ndependen untuk mengetahu karakterstk pasen. b. Menganalss karakterstk pasen berdasarkan nla persentase pada pe chart.. Untuk mengetahu faktor-faktor yang mempengaruh waktu survval penderta penyakt tuberkuloss yang drawat d RSUD Ibnu Sna, langkah-langkah analssnya sebaga berkut : a. Melakukan pemerksaan dstrbus data dengan menggunakan statstk uj Anderson Darlng. b. Melakukan kajan terhadap estmas parameter model serta fungs hazard untuk pasen ke. c. Menyusun model regres lognormal awal. d. Melakukan seleks model terbak dengan elmnas Backward. e. Mencar faktor-faktor yang mempengaruh ketahanan hdup pasen tuberkuloss berdasarkan model terbak. f. Melakukan uj sgnfkans parameter model terbak dengan uj ndvdu. g. Melakukan pemerksaan asums proportonal hazard dengan menggunakan plot ln[ ln Sˆ( t) ]. Untuk mengetahu laju kesembuhan dan laju ketahanan hdup pasen penderta penyakt tuberkuloss, langkah-langkah analss yang dlakukan melput : a. Menghtung nla odd rato dar varabel penjelas yang berpengaruh terhadap model untuk mengetahu perbandngan laju kesembuhan setap kategor dar varabel penjelas. b. Menghtung taksran fungs hazard dar model yang terbentuk untuk mengetahu laju kesembuhan pasen pada waktu t. c. Membuat grafk taksran fungs hazard untuk mengetahu perbandngan laju kesembuhan pasen dar setap kategor varabel penjelas pada waktu t.

5 . ANALISIS DAN PEMBAHASAN a. Analss Deskrptf Berkut adalah jumlah persentase setap usa pasen tuberkuloss yang dkelompokkan Tabel Persentase Setap Usa Pasen Persentase Usa Pasen th, th, 9th, th, th, th, th, 8th, th, 5th, th, 7th,,9% 8th, 9th, 5th, 57th, 58th, th, th, 5th, 7th 5th, th, th, th, th, 5th,,7% 55th, 5th th, 7th, 8th, 9th, th, th,,5% 9th, 5th,% th, th, th, 5th, 7th, 5th 5,% th 5. %. %.9 %.7 %.5 % Usa Usa Usa Usa Usa 5 Gambar Pe Chart Usa Pasen Melalu Gambar dapat dketahu bahwa pasen tuberkuloss palng banyak berusa tahun dengan persentase 5,%. % % % % % 8% 5% % 5% Lak-lak Perempuan 9% % <= Rp. 5. Rp. 5. < gaj <= Rp..5. Rp..5. < gaj <= Rp..5. > Rp..5. 7% Merokok Tdak merokok tdak lulus SD SMP Perguruan tngg % SD SMA % 8% 5% 57% 5% % Bagus Tdak bagus Bak Kurang bak Bersh Kotor Gambar Pe Chart Jens Kelamn Pasen, Pendapatan Keluarga, Kebasaan Merokok, Penddkan, Pencahayaan,Santas,Keadaan Rumah Berdasarkan Gambar dapat dketahu bahwa pasen tuberkuloss sebagan besar perempuan, dengan pendapatan keluarga sebesar Rp..5. sampa dengan Rp..5., mempunya kebasaan tdak merokok, penddkan terakhr SMP, memlk pencahayaan rumah tdak bagus, santas kurang bak dan keadaan rumahnya kotor. b. Pendugaan Dstrbus Data Tabel Pengujan Dstrbus Data Dstrbus Anderson Darlng Sgnfkans Normal.7.7 -Parameter Lognormal..8 -Parameter Lognormal.,95 Exponental.7 <. -Parameter Exponental 8.88 <. Webull.8 <. -Parameter Webull.5 >.5 Smallest Extreme Value.95 <. Largest Extreme Value.7. Gamma. >.5 -Parameter Gamma.7,557 Logstc.59 >.5 Loglogstc.9 >.5 -Parameter Loglogstc.9,887 Tabel menunjukkan bahwa nla statstk Anderson Darlng yang palng kecl terdapat pada dstrbus lognormal selan tu nla sgnfkansnya lebh besar dar nla α yatu,8>,5 5

6 sehngga dapat dkatakan bahwa data waktu survval penderta tuberkuloss berdstrbus lognormal. c. Estmas Parameter Data waktu survval penderta penyakt tuberkuloss yang berdstrbus lognormal paramater mempunya fungs dstrbus sebaga berkut ( ln t -µ ) σ f ( t) = exp, < t < t σ π Fungs kumulatfnya : Fungs survval: F ( t) = Φ ln t µ S ( t ) = F ( t ) = ln t µ Φ σ σ ( ln t -µ ) σ Fungs hazard drumuskan sebaga berkut : ( ) ( ) = f t exp lnt µ h t S( t) = φ tσ π = σ ln t µ ln µ Φ t σ t σ Φ σ Fungs hazard untuk pasen ke- dapat dnyatakan sebaga berkut. ln t µ φ h (t) = σ ' exp( β x ) ln t µ Φ σ t σ Sehngga dperoleh fungs survval untuk pasen ke- sebaga berkut: ln t µ S (t) = exp exp( β ' x ) ln - Φ σ d. Pemodelan Waktu Survval Menggunakan Regres Cox Setelah mengeluarkan satu-persatu varabel-varabel yang nla sgnfkansnya lebh dar,5 dengan metode elmnas Backward, maka model terbak dan estmas parameter yang dperoleh dtunjukkan oleh Tabel Tabel Nla Taksran Parameter pada Model Terbak Varabel DF Taksran Ch- Square Sg Intercept,7 7,8 <, Usa,7, <, Pencahayaan kategor -,8 9, <, Santas kategor -,87, <, Konds Rumah kategor -,98 5,5,8 Hasl pegujan secara ndvdu berdasarkan Tabel menunjukkan bahwa taksran parameter yang sgnfkan adalah varabel usa, varabel pencahayaan, varabel santas dan varabel keadaan rumah. Jad dapat dkatakan bahwa keempat varabel tersebut merupakan faktor-faktor yang mempengaruh laju kesembuhan penderta penyakt tuberkuloss. Model lognormal yang terbentuk berdasarkan data waktu survval penderta penyakt tuberkuloss yang mengkut program DOTS dar varabel usa, pencahayaan, santas dan keadaan rumah adalah sebaga berkut: ln t ˆ µ φ hˆ ˆ ( t) = σ exp( ˆ β x ˆ β x ˆ β p x p ) ln t ˆ µ Φ ˆ σ t ˆ σ

7 ln t ˆ µ φ hˆ ( t) = ˆ σ exp( β ˆ x) ln t ˆ µ Φ ˆ σ t A ˆ σ h ( t ) A = exp [,7 usa,8 cahaya,87 santas,98 rumah ] Sebelum melakukan pemodelan terhadap beberapa faktor yang dduga mempengaruh waktu survval pasen tuberkuloss, terlebh dahulu dlakukan pengujan asums pemodelan hazard proporsonal melalu pola plot ln[ ln Sˆ( t) ] terhadap waktu survval yang dsajkan pada Gambar berkut. Log mnus log JensKelamn Lak-lak Perempuan Log mnus log Pendapatan <= Rp. 5. Rp.5. <Pendapatan<=Rp..5. Rp..5. <Pendapatan<=Rp..5. >Rp Pendapatan Jens Kelamn Log mnus log 5. KebasaanMerokok Merokok.5 Tdak merokok Merokok Log mnus log Penddkan... Penddkan Tdak lulus Sd SD SMP SMA Perguruan tngg Log mnus log Pencahayaan Bagus Tdak bagus Log mnus log Santas Bak Kurang bak Pencahayaan Santas Log mnus log Rumah Gambar Plot ln[ ln Sˆ( t) ] KeadaanRumah Bersh Kotor terhadap Waktu Survval Melalu Gambar dapat dketahu bahwa asums proportonal hazad telah terpenuh karena faktor-faktor yang dduga mempengaruh laju kesembuhan pasen tuberkuloss mempunya bentuk gars yang sejajar pada setap levelnya sehngga faktor-faktor tersebut dapat dmodelkan dalam model lognormal proportonal hazard. 7

8 e. Laju Kesembuhan Penderta Penyakt Tuberkuloss Untuk mengetahu laju kesembuhan pasen berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruh ketahanan hdupnya dapat dketahu melalu nla odd rato tap varabel yang sgnfkan dengan menggunakan rumus pada persamaan (.) Tabel Nla Odd Rato Varabel Taksran Odd Rato Sg βˆ ( βˆ ) ( e ) Usa,7 <,,997 Pencahayaan kategor -,8 <,,87 Santas kategor -,87 <,,9 Konds Rumah kategor -,98,8, Untuk varabel pencahayaan kategor adalah pencahayaan bagus dan sebaga pembandngnya adalah kategor (pencahayaan tdak bagus), untuk santas kategor adalah santas bak dan pembandngnya adalah kategor (santas kurang bak) sedangkan untuk keadaan rumah kategor adalah rumah bersh dan sebaga pembandngnya kategor (rumah kotor), sehngga odd ratonya drumuskan sebaga berkut : odd rato = β ( ) e β ( ) = = e β e e β β Pada varabel kontnyu, nla dar e mempunya nterpretas perbandngan odds rato antara ndvdu dengan nla X lebh besar satuan dbandng ndvdu lan dan dar hasl perhtungan nla odd rato pada Tabel.5 dketahu bahwa faktor usa memlk nla odds rato sebesar,997 yang artnya setap pertambahan satu satuan usa pasen, maka resko untuk mencapa kesembuhan adalah sebesar /,997 kal atau dapat dkatakan bahwa pasen yang berusa satu tahun lebh tua memlk resko untuk sembuh sebesar /,997 atau,7 kal dar pasen yang berusa satu tahun lebh muda. Namun nla odds rato yang mendekat menunjukkan bahwa usa seorang pasen pada saat terkena tuberkuloss tdak terlalu membedakan laju kesembuhannya dar penyakt tersebut. Gambar berkut akan menunjukkan perbandngan laju kesembuhan pasen pada waktu t dengan usa yang berbeda-beda. Dmsalkan pasen berumur tahun, 5 tahun, tahun, 7 tahun dan 8 tahun maka laju kesembuhan ( h ˆ ( t ) ) permnggu dgambarkan sebaga berkut. h (t) t 8 th 5 th th 7 th 8 th Gambar Grafk Laju Kesembuhan Pasen Berdasarkan Usa Melalu Gambar dketahu bahwa setelah mnggu mengkut DOTS banyaknya pasen berusa, 5,, 7 dan 8 tahun yang sembuh dar tuberkuloss lebh dar 7 orang, tetap pasen dengan usa lebh tua laju kesembuhannya lbh tngg darpada pasen yang muda. Hal n tdak sesua dengan teor yang ada tetap dar gambar tersebut terlhat bahwa grafk setap usa bermptan atau tdak terlalu jauh jaraknya, sehngga perbedaan usa tdak terlalu mempengaruh laju kesembuhan pasen. Melalu Tabel 5 dapat dketahu bahwa pasen yang pencahayaan rumahnya bagus memlk resko sembuh dar tuberkuloss sebesar,87 kal dar pasen yang pencahayaan rumahnya tdak

9 bagus. Msalkan ada orang pasen dengan pancahayaan rumah tdak bagus sembuh dar tuberkuloss, maka jumlah pasen dengan pencahayaan rumah bagus yang sembuh dar tuberkuloss adalah (,87)()= 8,7 orang. Sehngga dapat dkatakan bahwa d RSUD Ibnu Sna jumlah pasen dengan pencahayaan rumah bagus yang sembuh lebh banyak 8 orang darpada pasen yang pencahayaan rumahnya tdak bagus. Perbandngan tersebut dapat dlhat pada Gambar 5 berkut : h (t) t 9 tdk bagus bagus Gambar 5 Grafk Laju Kesembuhan Pasen Berdasarkan Pencahayaan Gambar 5 adalah grafk laju kesembuhan pasen dengan kategor pencahayaan yang berbeda yatu pasen yang memlk pencahayaan rumah bagus dan pasen yang memlk pancahayaan rumah tdak bagus. Melalu Gambar 5 dapat dketahu bahwa laju kesembuhan pasen yang pencahayaan rumahnya bagus lebh tngg darpada yang pencahayaannya tdak bagus terlhat dar banyaknya pasen yang sembuh pada waktu t. Selan tu melalu Tabel dapat dketahu bahwa pasen yang keadaan santas rumahnya sudah bak memlk resko sembuh dar tuberkuloss sebesar,9 kal dar pasen yang keadaan santas rumahnya kurang bak. Msalkan ada orang pasen dengan santas rumah kurang bak sembuh dar tuberkuloss, maka jumlah pasen dengan santas rumah sudah bak yang sembuh dar tuberkuloss adalah (,9)()= 9, orang. Sehngga dapat dkatakan bahwa d RSUD Ibnu Sna jumlah pasen dengan keadaan santas rumah bak yang sembuh lebh banyak 9 orang darpada pasen yang keadaan santas rumahnya kurang bak. Untuk mengetahu pengaruh perbedaan santas terhadap laju kesembuhan dapat dlhat pada gambar berkut h (t) t kurang bak Gambar Grafk Laju Kesembuhan Pasen Berdasarkan Santas Gambar adalah grafk laju kesembuhan pasen yang memlk santas bak dan pasen yang memlk santas kurang bak. Melalu Gambar dapat dketahu bahwa laju kesembuhan pasen yang santas rumahnya bak lebh tngg darpada yang santas rumahnya kurang bak, terlhat dar letak grafk laju kesembuhan pasen dengan santas bak berada d atas grafk laju kesembuhan pasen dengan santas kurang bak. Varabel terakhr yang merupakan faktor yang mempengaruh katahanan hdup pasen adalah keadaan rumah dan dar nla odd rato pada Tabel dperoleh hasl bahwa pasen yang keadaan rumahnya bersh memlk resko sembuh dar tuberkuloss sebesar, kal dar pasen yang keadaan rumahnya kotor. Jka dmsalkan ada orang pasen dengan keadaan rumah kotor sembuh dar tuberkuloss, maka jumlah pasen dengan keadaan rumah bersh yang sembuh dar tuberkuloss adalah (,)()=, orang. Sehngga dapat dkatakan bahwa d RSUD Ibnu bak

10 Sna jumlah pasen dengan keadaan rumah bersh yang sembuh dar tuberkuloss lebh banyak orang darpada pasen yang keadaan rumahnya kotor. Berkut adalah gambar grafk laju kesembuhan pasen berdasarkan perbedaan keadaan rumah h (t) t kotor bersh Gambar 7 Grafk Laju Kesembuhan Pasen Berdasarkan Keadaan Rumah Melalu Gambar 7 dapat dketahu bahwa laju kesembuhan pasen yang keadaan rumahnya bersh dengan pasen yang keadaan rumahnya kotor tdak jauh berbeda, artnya perbedaan keadaan rumah tdak terlalu berpengaruh terhadap laju kesembuhan pasen. Hal n dapat dlhat dar grafk laju kesembuhan yang letaknya bermpt. Namun meskpun bermpt mash terlhat bahwa laju kesembuhan pasen yang keadaan rumahnya bersh lebh tngg darpada pasen yang keadaan rumahnya kotor 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesmpulan Kesmpulan yang dapat dambl dar hasl analss dan pembahasan pada bab sebelumnya adalah :. Pasen penderta penyakt tuberkuloss yang mengkut program DOTS d RSUD Ibnu Sna tahun 8 dan 9 sebagan besar berjens kelamn perempuan sehngga banyak yang memlk kebasaan tdak merokok. Pasen banyak yang penddkan akhrnya SMP dan memlk pendapatan keluarga sebesar Rp..5. sampa dengan Rp..5.. Selan tu sebagan besar keadaan rumahnya tdak cukup bak terlhat dar banyaknya pasen yang pencahayaan dalam rumah mash kurang bagus, santas rumah belum bak dan juga kebershan lngkungan rumah yang belum bak.. Berdasarkan hasl dar pemodelan regres lognormal dketahu faktor-faktor yang mempengaruh ketahanan hdup pasen penderta tuberkuloss adalah faktor usa, pencahayaan, santas dan keadaan rumah. Sedangkan dar hasl kajan estmas parameter serta fungs hazard untuk pasen ke- dperoleh hasl bahwa fungs hazard untuk pasen ke- adalah ln t ˆ µ φ hˆ ˆ ( t) = σ exp( β ' x ) ln ˆ t µ Φ ˆ σ t ˆ σ. Berdasarkan nla odd rato dsmpulkan bahwa pasen yang berusa satu tahun lebh tua memlk resko untuk sembuh sebesar,7 kal dar pasen yang berusa satu tahun lebh muda. Pasen yang pencahayaan rumahnya bagus memlk resko sembuh dar tuberkuloss sebesar,87 kal dar pasen yang pencahayaan rumahnya tdak bagus. Pasen yang keadaan santas rumahnya sudah bak memlk resko sembuh dar tuberkuloss sebesar,9 kal dar pasen yang keadaan santas rumahnya kurang bak. Pasen yang keadaan rumahnya bersh memlk resko sembuh dar tuberkuloss sebesar, kal dar pasen yang keadaan rumahnya kotor. Sedangkan dar grafk fungs hazard terlhat bahwa laju kesembuhan pasen tdak terlalu berbeda antara kategor satu dengan kategor lannya dtunjukkan dengan bentuk grafk yang hampr bermpt.

11 Saran Saran yang dapat dberkan dar hasl peneltan n adalah untuk metode parametrk dengan menggunakan model proportonal hazard sebaknya menggunakan pendekatan dstrbus webull karena dstrbus webull memlk sfat proportonal. Jka asums parametrk tdak terpenuh sepert tdak ada pendekatan dstrbus yang sesua, maka dapat menggunakan metode sem parametrc.. DAFTAR PUSTAKA Collet, D. (99). Modellng Survval Data n Medcal Reseach. London: Chapman and Hall Hswan. (7). Tuberkuloss Merupakan Penyakt yang Mash Menjad Masalah Kesehatan Masyarakat. Dambl Februar 9,, dar httppdf-search-engne.comfaktor-lngkunganyang-mempengaruh-kejadan-tb-pdf-.html.pdf Hogg, R. V., & Crag, A. T. (995). Introducton to Mathematcal Statstcs (5 th ed.). New Jersey: Prentce Hall, Inc. Hosmer, D. W., & Lemeshow, S. (997). Appled Survval Analyss Regresson Modelng of Tme to Event Data. New York: John Wley and Sons, Inc. Marhma, R, P. (8). Pemodelan Regres Cox Terhadap Faktor Yang Mempengaruh Ketahanan Hdup Penderta Kanker Leher Rahm (Stud Kasus D RSU DR. Soetomo Surabaya) (Unpublshed fnal project). Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, Surabaya Klenbaum, D. G., & Klen, M. (5). Survval Analyss ( nd ed.). New York: Sprnger Scence Busness Meda, Inc. Law, A. M., & Kelton, D. W. (). Smulaton Modellng Analyss ( th ed.). New York: MacGraw-Hll Le, C. T. (997). Appled Survval Analyss. New York: John Wley and Sons, Inc. Pardesh, G. (9). Survval Analyss And Rsk Faktor For Death In Tuberculoss Patents On Drectly Observed Treatment-Short Course. Indan Journal of Medcal Scences,, 8-8. Dambl November 9, 9, dar Permatasar, A. (5). Pemberantasan Penyakt TB Paru dan Strateg DOTS. Dambl November 9, 9, dar httplbrary.usu.ac.ddownloadfkparu-amra.pdf Pnto, W. P., Hadad, D. J., Telles, M. A. S., Uek, S. Y. M., Palac, M., & Basle, M. A. (). Tuberculoss and Drug Resstance among Patents Seen at an AIDS Reference Centre n Sao Paulo, Brazl. Internatonal Journal of Infectous Dseases, 5, 9-. Dambl November 5, 9, dar Prabu, P. (8). Faktor Resko TBC. Dambl Februar 9,, dar Retnowat, A. (9). Bas Pada Penaksran Parameter Model Regres Cox Dan Regres Logstk (Pemodelan Waktu Survval Lama Stud Mahasswa Pascasarjana ITS) (Unpublshed fnal project). Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, Surabaya Rumah Sakt Penyakt Infeks. (5). Tuberkuloss. Dambl November 9, 9, dar Sant, M., Capocacca, R., Colleman, M. P., Berrno, F., Gatta, G., Mchel, A., Verdeccha, A., Favre, J., Hakulnen, T., Coebergh, J. W. W., Martnez-Graca, C., Forman, D., Zappone, A., & EUROCARE Workng Group. (). Cancer Survval Increase n Europe, but Internatonal Dfferences Reman Wde. EuropeanJournal of Cancer, 7, Dambl November 5, 9, dar Ulfahsyam. (). Syarat-syarat Rumah Sehat. Dambl Mart 5,, dar Rumah Sakt Penyakt Infeks. (5). Tuberkuloss. Dambl November 9, 9, dar Walpole, R. E. (995). Pengantar Statstka ( nd ed.). Jakarta: PT Grameda Pustaka Utama Yulana, Y., & Murwan, A. (7). Tngkat Keberhaslan Penyembuhan Tuberkuloss Paru Prmer Pada Anak Usa - Tahun D Desa Cbuntu Cbtung Bekas Dengan Pendekatan Pola Perawatan 7. Dambl Maret 9,, dar

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KESEMBUHA PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS DI RSUD IBNU SINA KABUPATEN GRESIK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KESEMBUHA PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS DI RSUD IBNU SINA KABUPATEN GRESIK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KESEMBUHA PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS DI RSUD IBNU SINA KABUPATEN GRESIK Oleh : Eldira Sukmawati (1308 100 50) Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Corresponding Author:

Corresponding Author: Perbandngan Fungs Ketahanan Hdup Dengan Metode Non Parametrk Menggunakan Uj Gehan Dan Uj Cox-Mantel (Lvng wth Securty Functon Comparson Method Usng Non Paremetrk Gehan test and Cox-Mantel Tes Ans Sept

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

Pemodelan Regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sorong Selatan

Pemodelan Regresi Zero-Inflated Poisson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sorong Selatan Semnar Hasl Tugas Akhr Pemodelan Regres Zero-Inflated Posson (ZIP) tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Penyakt Tuberkuloss (TBC) d Kabupaten Sorong Selatan Oleh : Nur Setyanngrum 1307100078 Pembmbng

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 1, No. 1, (Sept. ) ISSN: 3-98X D-3 Analss Statstk entang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Waktu unggu Kerja Fresh Graduate d Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh Nopemper

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL

ESTIMASI PARAMETER PADA REGRESI SEMIPARAMETRIK UNTUK DATA LONGITUDINAL Abstrak ESIMASI PARAMEER PADA REGRESI SEMIPARAMERIK UNUK DAA LONGIUDINAL Msal y merupakan varabel respon, Lls Laome Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Haluoleo Kendar 933 e-mal : lhs@yahoo.com X adalah

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK

ANALISIS REGRESI REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR REGRESI KUADRATIK REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUBIK REGRESI NON LINIER ANALISIS REGRESI REGRESI LINEAR REGRESI NONLINEAR REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR BERGANDA REGRESI KUADRATIK REGRESI KUBIK Membentuk gars lurus Membentuk Gars Lengkung Regres

Lebih terperinci

Analisis Survival dengan Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Splines pada Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)

Analisis Survival dengan Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Splines pada Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) 1 Analss Survval dengan Pendekatan Multvarate Adaptve Regresson Splnes pada Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Shofa F Nsa, I Nyoman Budantara Jurusan Statstka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

INFERENSI FUNGSI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER

INFERENSI FUNGSI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER Tatk Wdharh dan Naschah ska Andran (Inferens Fungs Ketahanan dengan Metode Kaplan-Meer INFERENI FUNGI KETAHANAN DENGAN METODE KAPLAN-MEIER Tatk Wdharh dan Naschah ska Andran Jurusan Matematka FMIPA UNDIP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

Nirwan Ilyas, Anisa, Andi Kresna Jaya ABSTRAK

Nirwan Ilyas, Anisa, Andi Kresna Jaya ABSTRAK PERBANDINGAN MODEL REGRESI LOGISTIK DAN ZERO-INFLATED POISSON (ZIP) UNTUK MENGANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KELANGSUNGAN HIDUP PENDERITA PENYAKIT DEMAM BERDARAH (DBD) RS WAHIDIN SUDIROHUSODO

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR

METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR METODE REGRESI RIDGE UNTUK MENGATASI KASUS MULTIKOLINEAR Margaretha Ohyver Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, Bnus Unversty Jl. Kh.Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta 480 ethaohyver@bnus.ac.d,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari

MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Multivariat yang dibimbing oleh Ibu Trianingsih Eni Lestari MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE (MANOVA) MAKALAH Untuk Memenuh Tugas Matakulah Multvarat yang dbmbng oleh Ibu Tranngsh En Lestar oleh Sherly Dw Kharsma 34839 Slva Indrayan 34844 Vvn Octana 34633 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

PELUANG ALUMNI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UMB DALAM MENDAPATKAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK

PELUANG ALUMNI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UMB DALAM MENDAPATKAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK p-issn 979 3693 e-issn 477 0647 MEDIA SAISIKA 0( 7: 85-94 http://ejournal.undp.ac.d/ndex.php/meda_statstka PELUANG ALUMNI PENDIDIKAN MAEMAIKA FKIP UMB DALAM MENDAPAKAN PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc.

PEMODELAN REGRESI POISSON MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN Yayuk Listiani NRP Dr. Purhadi, M. Sc. PEMODELAN REGRESI POISSON PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMATIAN BAYI DI JAWA TIMUR TAHUN 007 Yayuk Lstan NRP 06 00 068 DOSEN PEMBIMBING Dr. Purhad, M. Sc. JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN PENERAPAN MODEL REGRESI LINEAR ROBUST DENGAN ESTIMASI M PADA DATA NILAI KALKULUS II MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Yulana Abstrak:Model persamaan regres lnear dapat dnyatakan dalam bentuk matrks

Lebih terperinci

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II SOAL : Suatu Peneltan dlakukan untuk menelaah empat metode pengajaran, yatu Metode A (ceramah d kelas), Metode B (mengajak dskus langsung dengan sswa), Metode C (ceramah

Lebih terperinci

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas

Lebih terperinci

PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI

PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI TEKNIK SAMPLING PENDUGAAN RASIO, BEDA DAN REGRESI PENDAHULUAN Pendugaan parameter dar peubah Y seharusnya dlakukan dengan menggunakan nformas dar nla-nla peubah Y Bla nla-nla peubah Y sult ddapat, maka

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Semnar Nasonal Statstka IX Insttut Teknolog Sepuluh Nopember, 7 November 29 MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS Stud Kasus : Kota Surabaya Rokhana DB 1, Sutkno 2, Agnes Tut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SS

TUGAS AKHIR SS TUGAS AKHIR SS 145561 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI KABUPATEN BANGKALAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK BINER (Stud Kasus RSUD Syarfah Ambam Rato Ebu Bangkalan)

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengujian pada BAB 5 ASIL DAN PEMBAASAN 5. asl Peneltan asl peneltan akan membahas secara lebh lengkap mengena penyajan data peneltan dan analss data. 5.. Penyajan Data Peneltan Sampel yang dgunakan dalam peneltan n

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Pemetaan Penyakit Demam Berdarah (DBD) Kota Makassar Dengan Penduga Empirical Bayes

Pemetaan Penyakit Demam Berdarah (DBD) Kota Makassar Dengan Penduga Empirical Bayes Jurnal Matematka, Statstka & Komputas 1 Vol. 4 No. Januar 008 Pemetaan Penyakt Demam Berdarah (DBD) Kota Makassar Dengan Penduga Emprcal Bayes Ansa Abstrak Peneltan n mengkaj penggunaan model Emprcal Bayes

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mal : statstkasta@yahoo.com Blog : Analss Regres SederhanaMenggunakan MS Excel 2007 Lsens Dokumen: Copyrght 2010 sssta.wordpress.com Seluruh dokumen d sssta.wordpress.com dapat dgunakan dan dsebarkan

Lebih terperinci

Oleh : Deri Akhmad (9738) Johan Arifin (9834) Muhammad Alawido (10830) esi Hapsari (10832) Windu Pramana Putra (10835) Tya Hermoza (10849) Gempur

Oleh : Deri Akhmad (9738) Johan Arifin (9834) Muhammad Alawido (10830) esi Hapsari (10832) Windu Pramana Putra (10835) Tya Hermoza (10849) Gempur Oleh : Der Akhmad (9738) Johan Arfn (9834) Muhammad Alawdo (83) es Hapsar (83) Wndu Pramana Putra (835) Tya Hermoza (849) Gempur Safar (877) Febra Aryan (97) Asr Wdyasar (978) Nur Inayah (4) Adharsa Rakhman

Lebih terperinci

Prediksi Kelainan Refraksi Berdasarkan Panjang Sumbu Bola Mata Pada Pasien Myopia Axial Melalui Regresi Bootstrap

Prediksi Kelainan Refraksi Berdasarkan Panjang Sumbu Bola Mata Pada Pasien Myopia Axial Melalui Regresi Bootstrap Predks Kelanan Refraks Berdasarkan Panjang Sumbu Bola Mata Pada Pasen Myopa Axal Melalu Regres Bootstrap Oleh: Karyam dan Qorlna Statstka UII ABSTRAKSI Peneltan n dlakukan d Rumah Sakt Mata Dr. YAP Yogyakarta

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 193-204 Onlne d: http://ejournal-s1.undp.ac.d/ndex.php/gaussan PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION (GWLR) DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol

BAB I PENDAHULUAN. dan. 0. Uji fungsi distribusi empiris yang populer, yaitu uji. distribusi nol BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagan besar peneltan-peneltan bdang statstka berhubungan dengan pengujan asums dstrbus, bak secara teor maupun praktk d lapangan. Salah satu uj yang serng dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN

MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN MINGGU KE- V: UKURAN PENYEBARAN Tujuan Instruksonal Umum :. Mahasswa mampu memaham apa yang dmaksud dengan ukuran penyebaran. Mahasswa mampu memaham berbaga pengukuran untuk mencar nla ukuran penyebaran

Lebih terperinci

Pemodelan Pengaruh Iklim Terhadap Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Surabaya

Pemodelan Pengaruh Iklim Terhadap Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Surabaya JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol., (Sept, 0 ISSN: 30-98X D-9 Pemodelan Pengaruh Iklm erhadap Angka Kejadan Demam Berdarah Dengue d Surabaya Dan Rahayu K., Wwek Setya Wnahju, Adatul Mukarromah Jurusan Statstka,

Lebih terperinci