PENGEMBANGAN E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA"

Transkripsi

1 ENGEMBANGAN E-MODUL BERORIENTASI EMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMILAN BERIKIR KRITIS MAHASISWA I M. Suarsana, G.A. Mahayukt Jurusan enddkan Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu engetahuan Alam Unverstas enddkan Ganesha Sngaraja, Indonesa emal: suarsana1983@gmal.com Abstrak Tujuan peneltan n adalah mengembangkan e-modul aljabar berorentas pemecahan masalah, mengetahu kefektfan penggunaan e-modul dalam menngkatkan keteramplan berpkr krts mahasswa serta mengetahu tanggapan mahasswa terhadap penggunaan e- modul dalam perkulahan aljabar. eneltan n dlaksanakan menggunakan rancangan peneltan pengembangan dengan mengadops model lomp yang melput beberapa fase sepert: 1) fase nvestgas awal; 2) fase desgn/perancangan; 3) fase realsas/konstruks; 4) fase tes, evaluas dan revs; dan 5) fase mplementas. eneltan n tdak sampa pada tahap mplementas karena waktu yang tdak memungknkan. Hasl yang dperoleh melalu peneltan n adalah sebaga berkut. 1) E-modul yang telah dsusun berkualtas bak, namun mash perlu dsempurnakan lag. 2). enggunaan e-modul dapat menngkatkan keteramplan berpkr krts mahasswa. 3) Tanggapan mahasswa terhadap penggunaan e- modul dalam perkulahan adalah sangat postf. Kata Kunc: e-modul, keteramplan berpkr krts, pemecahan masalah Abstract The am of ths research was to develop a problem solvng orented e-module of algebra, to analyze effectveness of the use of e-module n mprovng crtcal thnkng skll, and to descrbe response of students to the e-module. Ths research was conducted usng the desgn of research and development by adoptng a lomp model as follows: a) prelmnary nvestgaton phase, b) desgn phase, c) realzaton/constructon phase, d) test, evaluaton, and revson phase and, e) mplementaton phase. The result shows that: 1) e-module has been prepared good qualty, but stll need to be refned agan, 2) crtcal thnkng skll of students can be enhanced to good level, 3) the response of students to the lectures whch mplemented usng the e-module s very postve. Keywords: e-module, crtcal thnkng skll, problem solvng ENDAHULUAN Salah satu tantangan penddkan dewasa n adalah membangun keteramplan abad 21, dantaranya adalah keteramplan melek teknolog nformas dan komunkas (nformaton & communcaton technology lteracy skll), keteramplan berpkr krts (crtcal thnkng skll), keteramplan memecahkan masalah (problem solvng skll), keteramplan berkomunkas efektf (effectve communcaton skll) dan keteramplan berkolaboras (collaborate skll). Keteramplan tersebut tulah yang menurut erserkatan Bangsa Bangsa (BB) merupakan cr dar masyarakat era global saat n, yatu masyarakat berpengetahuan (knowledge-based scoety) (Chaeruman, 2010). Teknolog nformas dan komunkas (TIK), memlk potens yang sangat besar sebaga sarana atau alat untuk mengembangkan keteramplan tersebut dalam proses pembelajaran. Mac Knnon (dalam Muderawan, 2011) menyatakan bahwa teknolog akan membantu Jurnal enddkan Indonesa 264

2 mengembangkan semua jens keteramplan berpkr mula dar tngkat yang palng mendasar hngga tngkat keteramplan berpkr krts. Oleh karena tu, dalam penddkan modern, dosen dtuntut untuk mampu mengntegraskan TIK dalam proses pembelajaran. TIK seharusnya tdak hanya djadkan objek yang harus dpelajar atau memposskan mahasswa sebaga orang yang belajar TIK namun apa yang seharusnya terjad adalah dalam proses pembelajaran harus menggunakan TIK sehngga mahasswa sekalgus belajar TIK d sana ( learnng wth or trhough ICT). Serng dengan pesatnya perkembangan TIK terutama nternet maka peluang penerapan e-learnng sangat besar. urwanngsh & ujanto (2009) menyatakan pemanfaatan e-learnng d LTK merupakan hal yang urgen karena dapat menularkan dan melath para calon penddk untuk cakap menggunakan teknolog dalam pembelajaran. Nurchal (2010) juga menyatakan bahwa pemanfaatan komputer dalam pembelajaran dapat memberkan pengalaman belajar yang banyak dan varatf, menngkatkan motvas belajar serta mengembangkan keteramplan TIK (Teknolog Informas dan Komputer) mahasswa. Keteramplan TIK yang dperoleh n tentunya akan sangat bermanfaat ketka mereka bekerja dan dalam kehdupannya nant. Terkadang untuk menjad guru yang profesonal, kemampuan kogns saja tdak cukup, pentng juga dlengkap dengan keteramplanketeramplan tertentu msalnya d bdang TIK. Apalag saat n mash sedkt guru yang mampu memanfaatkan komputer dalam pembelajarannya (Sucta, 2010). Banyak keuntungan yang dapat dpetk melalu penerapan e-learnng, dua dantaranya yang utama adalah menngkatkan efektvtas dan fleksbltas pembelajaran (Surjono, 2009; raherdhono, 2011; Gozal & Bllan, 2011; Mertasar, 2011; Santosa, 2011). Melalu e-learnng pembelajaran dapat dlakukan kapan saja dan dmana saja, tdak terkat ruang dan waktu. Walaupun banyak manfaat yang dperoleh dengan menggunakan e-learnng namun persentase penggunaannya mash rendah, proses belajar mengajar d perguruan tngg d Indonesa mash ddomnas dengan tatap muka (Gozal & Bllan, 2011). Bagamana dengan penggunaan e- learnng d Unverstas enddkan Ganesha (Undksha)? Saat n Undksha telah memlk dua portal e-learnng. ortal pertama dkembangkan sendr oleh Unt usat Komputer Undksha dan satunya lag dkembangkan dengan berbass Moodle. Kedua portal n telah dkembangkan untuk tfe e-learnng terpadu yatu memungknkan dosen untuk mengunggah mater hypermeda dan hperteks, absens, evaluas, forum dskus dan perpustakaan dgtal. Dengan telah dmlknya portal e- learnng dan ddukung besarnya kapastas bandwdh nternet yang ada yatu hngga 50 MB maka pengembangan e-learnng Undksha merupakan suatu potens yang besar. Namun pemanfaatannya belum optmal bahkan dapat dkatakan mash mnm (Candasa, 2009). Lebh lanjut, berdasarkan penelusuran awal pada kedua portal yang ada, dar 478 dosen Undksha, persentase dosen pengguna e-learnng aktf yang ada mash kurang dar 10%. Hal n mash jauh dar harapan mengngat dalam Renstra Undksha ngn dcapa 90 orang dosen (19%) aktf menerapkan e- learnng dalam perkulahan. Selanjutnya, bagamana dengan perkulahan aljabar d Jurusan enddkan Matematka Undksha? Berdasarkan pengalaman penelt sebaga pengampu mata kulah aljabar tahun akademk 2010/2011 dan 2011/2012, perkulahan telah menerapkan e-learnng dalam tngkat yang palng sederhana yatu sebaga tempat mengunggah mater dan tugas perkulahan, bla dbaratkan pemanfaatannya mash layaknya loker vrtual. Dan tentunya dalam hal n, manfaat e-learnng belum dperoleh secara optmal padahal fasltas untuk tu ada. Oleh Jurnal enddkan Indonesa 265

3 karenanya, penelt ngn mengoptmalkan pemanfaatan seluruh tool yang ada d portal e-learnng dan mensubttus sebagan pembelajaran konvensonal (tatap muka) dengan pembelajaran onlne yang selanjutnya dkenal dengan blended learnng atau hybrd learnng dengan tujuan sehngga kualtas perkulahan menngkat. Menurut Galvn (2011; 261) Blended learnng course s an effectve way to teach the skll and promote an evdence-based approach to practce n ths area. Hasl peneltan Manger (2011) merekomendaskan agar pembelajaran mengkolaboraskan antara tatap muka dan onlne karena sangat cocok dengan kecenderungan budaya belajar d perguruan tngg. Dalam merancang suatu perkulahan dengan blended learnng ada ungkapan repot d awal, enak berkutnya, maksud dar ungkapan tersebut adalah yang terpentng dalam penerapan blended learnng adalah penyapan perangkat pembelajaran guna mendukung keberlangsungan dan kelancaran pembelajaran selanjutnya sehngga blended learnng dapat menngkatkan kualtas bukan malah lebh rendah kualtasnya dbandngkan perkulahan tatap muka. Mengngat pada penerapan blended learnng menuntut kemandran mahasswa dalam belajar, maka pengembangan perangkat pembelajaran yang dprortaskan adalah e-modul (elektronk-modul). E-modul merupakan suatu modul berbass TIK, kelebhannya dbandngkan dengan modul cetak adalah sfatnya yang nteraktf memudahkan dalam navgas, memungknkan menamplkan/memuat gambar, audo, vdeo dan anmas serta dlengkap tes/kus formatf yang memungknkan umpan balk otomats dengan segera. Mertasar (2010) menambahkan bahwa penggunaan modul web dan pembelajaran bermeda akan menjamn kontrol mahasswa, fleksbltas, bebas konteks dan juga relatve bebas konvens sosal. E-modul yang akan dkembangakan dalam peneltan n dsusun menggunakan software exe. Sofware n merupakan freeware yang dapat dunduh pada yang dkembangkan oleh Sand Brtan etc (2004) dan ddukung oleh CORE Educaton. Beberapa keunggulan penggunaaan software n dantaranya: 1) mudah dgunakan, tamplan sangat user frendly dan tanpa membutuhkan penguasaan bahasa pemrograman tertentu dalam penggunaannya, 2) terdapat -devce sepert java applet dan kus onlne sehngga memungknkan memasukkan aplkas java dan kus/tes onlne dengan balkan yang bersfat segera dan 3) adanya mode nsert text berbentuk latex sehngga memudahkan dalam pembuatan equaton matematka. E-modul sepert apa yang dkembangkan? E-modul yang dkembangkan berorentas pemecahan masalah. Hal n untuk menjawab permasalahan yang penelt temu selama mengampu perkulahan dua tahun sebelumnya yatu rendahnya keteramplan berpkr krts mahasswa. Keteramplan berpkr krts adalah keteramplan mengdentfkas fakta yang relevan, mengenal keterbatasan, asums-asums atau kekhususan yang berkatan dengan prosedur yang dgunakan, dan menentukan jawaban yang rasonal (Krulck dan Rudnck, 1996). Dar analss hasl ujan tengah semester mahasswa pada perkulahan aljabar tahun akademk 2011/2012, sebagan besar mahasswa gagal dalam menjawab soal-soal yang menuntut keteramplan berpkr krts. Msalnya ketka dberkan soal berkut. Jurnal enddkan Indonesa 266

4 Andakan a 0, b 0 dan c 2. Konds yang manakah yang tdak dgunakan ketka menunjukkan bahwa grafk fungs kuadrat y 2? Mengapa? Berdasarkan koreks terhadap jawaban yang dberkan mahasswa dperoleh sebaran sebaga berkut : ada 20% mahasswa mengosongkan lembar jawaban, 40% memberkan jawab tanpa alasan, 30% mahasswa memberkan jawaban tap alasan mash kelru, dan hanya ada 10% yang mampu menjawab dengan sempurna. Hal n mengndkaskan bahwa mahasswa gagal membedakan antara nformas, alasan, dan tuntutan-tuntutan yang relevan dengan yang tdak relevan dan berart bahwa keteramplan berpkr krts mahasswa mash rendah. enggunaan e-modul berorentas pemecahan masalah akan menuntun mahasswa untuk mencar pemecahan masalah secara mandr dan hal n akan memberkan suatu pengalaman konkret dalam pemecahan masalah sehngga menumbuhkan dan melath keteramplan berpkr tngkat tngg termasuk keteramplan berpkr krts. Hal n sesua dengan pendapat Shadq (2012) menyatakan bahwa salah satu upaya yang dlakukan untuk mengembangkan kemampuan berpkr krts sebaga tuntutan era global adalah membasakan peserta ddk melakukan pemecahan masalah bukan saja dakhr pembelajaran tetap d awal pembelajaran dengan menjadkan pemecahan masalah sebaga suatu pendekatan pembelajaran matematka. endapat n dperkuat juga oleh Tranto (2009) yang menyatakan bahwa engajaran berdasarkan masalah meupakan pendekatan yang efektf untuk pengajaran proses berpkr tngkat tngg termasuk ddalamnya kemampuan berpkr krts. Hasl peneltan terdahulu Suarsana & arwat (2007) juga menunjukkan bahwa pengembangan modul berorentas penalaran dan pemecahan masalah berhasl mengembangkan keteramplan berpkr krts dan kreatf mahasswa. 2 f ( x) ax bx c selalu memotong gars Berdasarkan uraan d atas maka tujuan umum dar peneltan n adalah mengembangkan e-modul aljabar berorentas pemecahan masalah yang merupakan salah satu konten pendukung dalam pembelajaran onlne. Secara khusus peneltan n dtujukan untuk mendeskrpskan kualtas modul yang telah dkembangkan, mengetahu efektftas e- modul dalam upaya menngkatkan keteramplan berpkr krts mahasswa serta mengetahu tanggapan mahasswa terhadap penggunaan e-modul dalam perkulahan aljabar. METODE eneltan n adalah peneltan pengembangan, karena dalam pelaksanaannya mengembangkan bahan ajar berupa e-modul aljabar berorentas pemecahan masalah untuk menngkatkan kemampuan berpkr krts mahasswa. E- modul dkembangkan dengan menggunakan perangkat lunak exe dengan merujuk pada model pengembangan lomp. Menurut lomp (1997), pelaksanaan pengembangan melput beberapa fase sepert: 1) fase nvestgas awal; 2) fase desgn/ perancangan; 3) fase realsas/konstruks; 4) fase tes, evaluas dan revs; dan 5) fase mplementas. Subjek peneltan n adalah mahasswa yang memprogram kulah aljabar semester ganjl tahun akademk 2012/2013 d kelas A sebanyak 34 orang. Data yang dkumpulkan dalam peneltan n melput: data kualtas modul, data keteramplan berpkr krts dan data tanggapan mahasswa terhadap pelaksanaan perkulahan menggunakan e- modul. Instrumen pengumpul data yang dgunakan dalam peneltan n adalah: draft modul beserta nstrumen penlaannya, tes keteramplan berpkr krts, angket tanggapan, dan catatan lapangan. Jurnal enddkan Indonesa 267

5 Kualtas modul dtentukan berdasarkan hasl valdas yang dlakukan oleh para pakar. Ada 4 komponen yang dvaldas yatu dar seg s, desan pembelajaran, tamplan vsual dan pemanfaatan software pendukung. Kualtas modul dtentukan oleh gabungan skor dar keempat komponen tersebut. Total skor maksmum adalah 70. Tabel 3.2. Krter Konvers Nla Modul Nla Keteramplan berpkr krts dan tanggapan mahasswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan e-modul danalss menggunakan statstk deskrptf Kualtas modul dnyatakan dengan perolehan nla yang dhtung dengan rumus berkut. Krtera nla dberkan sebaga berkut. Kategor Kualtas E-Modul Kurang Cukup Bak Sangat Bak (Kemendknas, 2010) yatu menggunakan skor rata-rata secara klaskal. Adapun skor yang dperoleh dkonvers menggunakan pedoman d bawah n. Tabel 3.3. Krtera Konvers Skor Motvas Belajar dan Tanggapan Mahasswa Kategor Rentangan Skor Keteramplan Tanggapan Berpkr Krts X M 1, 5SD Sangat Tngg Sangat postf M 1,5 SD X M 0, 5SD Tngg ostf M 0,5SD X M 0, 5SD Sedang Sedang M 0,5SD X M 1, 5SD M Keterangan : X Rendah Negatf 1, 5SD X Sangat Rendah Sangat negatve Skor rata rata mahasswa sec ara klaskal 1 M (Skor tertngg deal skor terendah deal) 2 1 SD (Skor tertngg deal skor terendah deal) 6 (Nurkancana dan Sunartana, 1990) Tes keteramplan berpkr krts terdr dar 5 tem dengan skor maksmum masng-masng butr soal adalah 10 dan skor mnmumnya 0. Sedangkan angket menggunakan skala lkert dengan banyak tem 10 pernyataan. Dengan demkan untuk skor maksmum dan mnmum tes dan angket adalah 50 dan 0 sehngga akan dperoleh table konvers sebaga berkut. Jurnal enddkan Indonesa 268

6 Tabel 3.4. Krtera Konvers Skor Motvas Belajar dan Tanggapan Mahasswa Kategor Rentangan Skor Keteramplan Tanggapan Berpkr Krts Sangat Tngg Sangat postf 37, 45 X 29,15 X 37, 45 Tngg ostf 20,85 X 29,15 Sedang Sedang 12,55 X 20,85 Rendah Negatf X 12,55 Sangat Rendah Sangat negatf Berdasarkan analss data yang dlakukan, maka dtetapkan 3 ndkator keberhaslan dar peneltan n yatu sebaga berkut. Kualtas modul mnmal berada pada kategor bak. Keteramplan berpkr krts mahasswa mnmal berada pada kategor tngg. Tanggapan mahasswa terhadap pelaksanaan perkulahan mnmal berada pada kategor postf. HASIL DAN EMBAHASAN Secara rngkas hasl peneltan n dapat drangkum sebaga berkut. Tabel 4.1. Rngkasan Hasl eneltan Tujuan Metode encapaan Indkator Keberhaslan Hasl eneltan Mengembangkan e-modul Menngkatkan keteramplan berpkr krts mahasswa Mendeskrpskan tanggapan mahasswa rosedur pengembangan e- modul menggunakan model pengembangan lomp Melaksanakan perkulahan aljabar dengan menggunakan e-modul emberan angket Secara lebh rnc hasl-hasl peneltan d atas durakan sebaga berkut. a. Kualtas E-modul Valdas e-modul melbatkan 2 orang ahl yatu ahl I adalah ahl d bdang matematka dan pembelajaran matematka yang akan menla komponen s dan desan Kualtas modul mnmal berada pada kategor bak Keteramplan berpkr krts mahasswa mnmal berada pada kategor tngg Tanggapan mahasswa terhadap pelaksanaan perkulahan mnmal berada pada kategor postf e-modul aljabar yang dkembangkan berkualtas bak Keteramplan berpkr krts mahasswa berada pada kategor tngg Tanggapan mahasswa berada pada kategor sangat postf pembelajaran dan ahl II adalah ahl d bdang meda pembelajaran yang menla komponen tamplan dan pemanfaatan software pada e-modul. Adapun hasl penlaan ahl pada masngmasng komponen adalah sebaga berkut. Jurnal enddkan Indonesa 269

7 Tabel 4.2. Hasl enlaan E-modul per Komponen Komponen enlaan Skor Maksmum Skor erolehan ersentase Is ,6% Desan pembelajaran ,8% Tamplan vsual ,4% emanfaatan software ,7% Total ,5% Total skor yang dperoleh adalah 53 dengan skor maksmum adalah 70. Bla skor n dkonvers ke skala 100 dperoleh nla e- modul adalah 75,5. Berdasarkan krtera yang dtetapkan maka dapat dsmpulkan e- modul berada pada kategor bak. Ada beberapa kelebhan dan kelemahan yang dtemukan pada prototype n yatu sebaga berkut. Kelebhan: - Cakupan mater yang eksploratf yatu mendorong mahasswa untuk mencar nformas sebanyak-banyaknya dar berbaga sumber. - Inovatf yatu memunculkan hal-hal baru dalam pendekatan penyajan suatu konsep. - Dlengkapnya modul dengan lathan/tes/smulas yang bersfat nteraktf dan dapat memberkan umpan balk dengan segera - Dlengkapnya modul dengan navgas yang memudahkan pembaca menelusur s modul dengan cepat. - Telah ada nteraktvtas walaupun hanya pada butr soal. - Telah menggunakan beberapa software pendukung. Kelemahan: - Kurang lengkapnya cakupan mater sehngga e-modul n tdak tepat djadkan bahan ajar utama tetap lebh tepat sebaga suplemen mater. - Mater tdak lengkap, belum ada aperseps dan pengayaan - Tdak dlengkapnya e-modul dengan contoh-contoh soal - Baru menggunakan meda gambar saja belum dlengkap anmas. - Interaktvtas yang dlakukan mahasswa belum dsmpan dalam database ada bagan akhr dar nstrumen evaluas, kedua ahl dmnta untuk memberkan rekomendas akhr dar meda yang dnla. Kedua ahl menyatakan bahwa e-modul n mash perlu dperbak lag dan agar meda n layak sebaga bahan ajar utama maka harus dlakukan perbakanperbakan terutama melengkap uraan mater dan menambahkan beberapa contohcontoh soal. b. Keteramplan Berpkr Krts dan Tanggapan Mahasswa Ujcoba dlakukan untuk Bab 1 ersamaan dan Fungs Kuadrat. erkulahan dlakukan selama 3 kal tatap muka dengan suplemen pembelajaran onlne. Setelah pembahasan Bab 1 selesa, dadakan tes untuk mengukur keteramplan berpkr krts mahasswa. Tes terdr dar 5 butr soal yang dsusun mengacu pada 5 ndkator keteramplan berpkr krts yang telah dtetapkan sebelumnya. Adapun perolehan skor mahasswa adalah sebaga berkut. Jurnal enddkan Indonesa 270

8 Tabel 4.3. Ukuran Data Skor Tes Keteramplan Berpkr Krts ersamaan dan fungs Kuadrat Ukuran Data Nla Rata-rata 27,6 Standar Devas 11,3 Skor Maksmum 40 Skor Mnmum 15 Skor Maksmum Ideal 50 Berdasarkan krtera yang dtetapkan maka rata-rata keteramplan berpkr krts mahasswa berada pada kategor sedang. Ada beberapa temuan pentng terkat uj coba e-modul dalam perkulahan aljabar yatu d antaranya sebaga berkut. 1. Awalnya mahasswa menghadap kendala tekns dalam pembelajaran onlne msalnya lupa user dan password pada saat mendaftar d awal, belum mengenal dengan bak ftur-ftur yang dsedakan, dan tdak bsa berpartspas dalam forum dan tes formatf onlne. 2. artspas mahasswa dalam forum dskus onlne mash rendah. Beberapa perbakan dlakukan untuk lebh mengoptmalkan penggunaan e-modul dalam pembelajaran aljabar yatu sebaga berkut. 1. Mengntegraskan permasalahan yang dberkan pada modul menjad bahan dskus pada forum. 2. Mengasumskan mahasswa danggap hadr dalam kelas onlne jka telah mendownload mater, berpartspas d forum dskus dan mengerjakan kus onlne. 3. Memberkan skor pada mahasswa bukan hanya pada yang kut kus tetap juga bag yang berpartspas dalam kegatan forum dskus yang dsedakan. Berdasarkan perbakan tersebut selanjutnya perkulahan aljabar untuk Bab 2 Suku Banyak kembal menggunakan e-modul berorentas pemecahan masalah. ertemuan tatap muka dlakukan sebanyak 3 kal dengan suplemen pembelajaran onlne. Setelah pembahasan Bab 2 rampung, kembal dadakan tes keteramplan berpkr krts yang terdr dar 5 tem soal. Adapun perolehan skor mahasswa adalah sebaga berkut. Tabel 4.4. Ukuran Data Skor Tes Keteramplan Berpkr Krts Suku Banyak Ukuran Data Nla Rata-rata 31,4 Standar Devas 10,6 Skor Maksmum 44 Skor Mnmum 20 Skor Maksmum Ideal 50 Berdasarkan crtera yang dtetapkan maka rata-rata keteramplan berpkr krts mahasswa berada pada kategor tngg. Selanjutnya tanggapan mahasswa terhadap penggunaan e-modul dalam perkulahan aljabar dukur dengan menggunakan angket dan dperoleh hasl sebaga berkut. Jurnal enddkan Indonesa 271

9 Tabel 4.5. Ukuran Data Tanggapan Mahasswa Ukuran Data Nla Rata-rata 36 Standar Devas 8,4 Skor Maksmum 46 Skor Mnmum 34 Skor Maksmum Ideal 50 Berdasarkan krtera yang dtetapkan maka rata-rata tanggapan mahasswa terhadap penggunaan e-modul berada pada kategor sangat postf. EMBAHASAN engembangan e-modul berorentas pemecahan masalah membutuhkan berbaga tahapan mula dar fase nvestgas awal, fase perancangan, fase realsas/konstruks, fase tes/evaluas dan revs serta fase mplementas. ada nvestgas awal, terdentfkas dua permasalahan utama yang perlu dperhatkan dan mendapat penanganan dalam pembelajaran antara lan: pemanfaatan e-learnng yang belum optmal dan rendahnya keteramplan berpkr krts mahasswa. Berdasarkan kajan dlakukan drancanglah langkah pemecahan berupa pengembangan e-modul berorentas pemecahan masalah. Selanjutnya pada tahap desgn/perancangan model dlakukan desan e-modul dan juga nstrument peneltan pendukungnya sepert lembar penlaan modul, tes keteramplan berpkr krts dan angket tanggapan mahasswa. ada tahap realsas, modul dan nstrument peneltan dsusun berdasarkan desan yang telah dbuat sehngga dhaslkan prototype produk. Setelah prototype e-modul dhaslkan, dlakukan penlaan oleh ahl d bdangnya. Dar hasl penlaan terungkap beberapa kelebhan dan kelemahan yang ada pada e- modul yang dkembangkan n. Secara keseluruhan e-modul yang dhaslkan telah berkualtas bak. Hal n berart e-modul yang dhaslkan telah memenuh aspek kelayakan bak dar seg s, desan pembelajaran, tamplan vsual dan pemanfaatan software pendukung. Keempat komponen tersebut merupakan komponen utama yang mest dperhatkan dalam pengembangan bahan ajar berbass TIK (Kemendknas, 2010). Menndaklanjut hasl valdas dar masngmasng ahl selanjutnya dadakan perbakan d antaranya sebaga berkut. 1. Uraan mater dbuat lebh lengkap dan detal dengan melengkapnya dengan aperseps, contoh soal dan pengayaan. 2. erbanyak jumlah dan varas penggunaan meda sepert gambar, anmas atau vdeo. Agar e-modul yang dhaslkan bsa berkualtas dan cukup vald dgunakan maka memerlukan beberapa kal uj coba. Dalam peneltan n, hal n belum bsa dlakukan sepenuhnya karena waktu yang tdak memungknkan. Ujcoba yang dlakukan adalah uj coba secara terpaka pada perkulahan Aljabar d kelas A pada semester ganjl tahun akademk 2012/2013 yatu dengan jumlah mahasswa 34 orang. Dlhat dar keteramplan berpkr krts mahasswa pada uj coba sklus 1, tergolong sedang, berart belum sesua dengan harapan. Berdasarkan hasl pengamatan, hal n terjad karena dalam mengkut perkulahan, utamanya perkulahan onlne banyak mahasswa mengalam kendala tekns dan belum tahu ftur-ftur yang terseda dalam portal elearnng yang dalam hal n dgunakan learnng management system (LMS) moodle. Banyak mahasswa Jurnal enddkan Indonesa 272

10 belum berpartspas dalam forum dskus onlne yang dsedakan. Mereka mendownload e-modul yang dberkan tanpa berbag tanggapan terhadap s dar e- modul. Dalam konteks n, e-modul belum dmanfaatkan atau dekploras secara optmal oleh mahasswa. Upaya pemecahan yang dtempuh terkat dengan masalah n adalah mensosalsaskan ftur-ftur moodle yang bsa dkelola mahasswa, mengntegraskan permasalahan yang dberkan pada modul menjad bahan dskus pada forum, menetapkan bahwa mahasswa danggap hadr d kelas onlne jka telah mendownload mater, berpartspas d forum dskus dan mengerjakan kus onlne, serta memberkan skor pada mahasswa bukan hanya pada yang kut kus tetap juga bag yang berpartspas dalam kegatan forum dskus yang dsedakan. Dengan perbakan tersebut kembal dadakan uj coba sklus 2 untuk topk Suku Banyak. Hasl tes keteramplan berpkr krts menunjukkan terjad penngkatan bak secara kuanttas maupun kualtas yatu dar rata-rata 27,6 (sedang) menjad 31,4 (tngg). Hasl n telah memenuh ndkator keberhaslan yang dtetapkan. Beberapa hal yang dyakn berperan besar dalam pencapaan penngkatan n adalah hal-hal berkut. ertama, e-modul dsusun menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang mengarahkan mahasswa untuk melakukan pemecahan masalah. Hal n secara langsung akan melath mahasswa berpkr krts. Hasl n menegaskan kembal apa yang telah dperleh pada peneltan sebelumnya yang menunjukkan bahwa penggunaan modul berorentas penalaran dan pemecahan masalah berhasl mengembangkan keteramplan berpkr krts dan kreatf mahasswa. Hal senada dungkapkan oleh Tranto (2009) yang menyatakan bahwa engajaran berdasarkan masalah meupakan pendekatan yang efektf untuk pengajaran proses berpkr tngkat tngg termasuk ddalamnya kemampuan berpkr krts. Kedua, lngkungan belajar onlne yang memungknkan mahasswa mengekploras nformas dar berbaga sumber dengan cepat dan mudah. Hal n akan mendorong mahasswa belajar untuk krts dan selektf dalam memlh nformas yang ada sesua permasalahan yang dberkan. Mahasswa dapat mengontrol pembelajarannya sendr, mereka bebas menentukan cara belajarnya sendr. Mertasar (2010) menambahkan bahwa penggunaan modul web dan pembelajaran bermeda akan menjamn kontrol mahasswa, fleksbltas, bebas konteks dan juga relatve bebas konvens sosal. Hasl n menegaskan apa yang dungkapkan Mac Knnon (dalam Muderawan, 2011) yang menyatakan bahwa teknolog akan membantu mengembangkan semua jens keteramplan berpkr mula dar tngkat yang palng mendasar hngga tngkat keteramplan berpkr krts.. Ketga, adanya forum dskus onlne yang mendorong semua mahasswa berpendapat sehngga mereka terlath untuk menanggap atau mengkrts pendapat teman mereka yang kurang sesua dengan pemahaman mereka. Kesempatan bertanya dan menanggap d forum dskus onlne sangat terbuka lebar dan luas sehngga mendorong terbentuknya komuntas belajar. Sunarto (2011) menyatakan bahwa keberadaan komuntas belajar akan membawa dampak pada penngkatan kualtas dan kedalaman berpkr serta mendorong proses nkur. Keduanya akan berdampak langsung pada penngkatan keteramplan berpkr krts. Tanggapan mahasswa terhadap perkulahan menggunakan e-modul yang dkembangkan adalah sangat postf. Hal n menandakan mereka sudah dapat menkmat cara belajar yang dterapkan dengan tdak merasakan sebaga suatu beban. D awal memang meraka merasa agak kesultan mengkut perkulahan sebab sebagan dar mereka belum pernah belajar dalam lngkungan onlne, tetap setelah berjalan beberapa pertemuan mereka mula Jurnal enddkan Indonesa 273

11 menyenangnya dan telah tumbuh kemandran dalam belajar. SIMULAN DAN SARAN Berdasarkan hasl peneltan dan pembahasan dapat dsmpulkan beberapa hal sebaga berkut: (1) Modul yang dsusun telah berkualtas bak dan mash perlu dsempurnakan lag. (2) Melalu penggunaan e-modul berorentas pemecahan masalah, keteramplan berpkr krts mahasswa mengalam penngkatan dar rata-rata 27,6 (sedang) pada sklus I menjad 31,4 (tngg) pada sklus II. (3) Tanggapan mahasswa terhadap pelaksanaan perkulahan menggunakan e-modul berorentas pemecahan masalah adalah sangat postf. Beberapa saran yang dapat dsampakan dalam hal n adalah sebaga berkut. (1) enggunaan e-modul dalam pembelajaran memerlukan persapan yang matang terutama dalam penyapan lngkungan belajar onlne dan pengelolaan nteraks dengan mahasswa sehngga keberadaannya dapat menngkatkan kualtas perkulahan dan bukan sebalknya. (2) erlu peneltan lebh lanjut terutama untuk melhat dampak penerapan pembelajaran berbantuan e-modul berorentas pemecahan masalah terhadap berbaga komponen kualtas pembelajaran. DAFTAR USTAKA Candasa. I.M Optmalsas ortal E- learnng Undksha sebaga Komplemen erkulahan Konvensonal. Makalah dsajkan pada workshop yang dselenggarakan oleh L3 Undksha tanggal 5 Desember 2009 Chaeruman, Uwes E-Learnng dalam enddkan Jarak Jauh. Jakarta : Kemendknas Galvn, B A Blended Learnng Course Teachng Informaton Lteracy For Substance Use reventon Work Journal of nformaton Lteracy. Volume 5 ssue 1. Hal Gozal, F. dan Bllon Lo emanfaatan Teknolog Open Source dalam engembangan roses Belajar Jarak Jauh d erguruan Tngg. Makalah dsajkan dalam Semnar Nasonal Optmalsas emanfaatan Aplkas TIdalam Duna enddkan. Jurusan enddkan Teknk Informaska. Sngaraja. 20 September 2011 Kemendknas anduan engembangan Bahan Ajar Berbass TIK. Jakarta: Drjen Manajemen enddkan dasar dan Menengah Muderawan, I.W erkembangan Teknolog Informas dan Komunkasdan Aplkasnya dalam embelajaran. Makalah dsajkan dalam Semnar Nasonal Optmalsas emanfaatan Aplkas TIdalam Duna enddkan. Jurusan enddkan Teknk Informaska. Sngaraja. 20 September exelearnng.org Nurchal engaruh Meda embelajaran Berbass Teknolog Informas dalam embelajaran Kma Terhadap enngkatan Hasl Belajar Mahasswa. Jurnal enddkan dan Kebudayaan. Volume 16. Halaman lomp, T Educatonal and Tranng Sstem Desgn. Enschede: Unversty of Twente urwanngsh, D dan ujanto Blended Cooperatve E-learnng sebaga sarana enddkan enunjang Learnng Communty makalah dsampakan dalam semnar nasonal UNY dengan tema eranan ICT dalam embelajaran. Yogyakarta, 25 Jul Jurnal enddkan Indonesa 274

12 Santosa,.I Model Konseptual emanfaatan teor Flow dalam E- learnng. Makalah dsajkan dalam Semnar Nasonal Optmalsas emanfaatan Aplkas TIdalam Duna enddkan. Jurusan enddkan Teknk Informaska. Sngaraja. 20 September 2011 Shadq, F entngnya pemecahan Masalah. Terseda pada msolvng/emecahan_masalah_sm.pdf (dakses tanggal 10 Januar 2012) Suarsana, I. M. dan N Nyoman arwat engembangan Modul Teor Blangan Berorentas enalaran Dan emecahan Masalah untuk Mengembangkan Kompetens Berpkr Tngkat Tngg Mahasswa. Laporan eneltan (tdak dterbtkan). Jurusan enddkan Matematka, Undksha Sucta, I N emetaan Kompetens Guru Matematka. Majalah Saraswat. Eds II. Halaman Sunarto Komuntas embelajaran. Terseda d 11/08/12/komuntas-pembelajaranlearnng-communty/(dakses 8 Nopember 2012). Surjono, H.D., engantar E-learnng dan enyapan Mater embelajaran. uskom UNY Tranto Mendesan Model embelajaran Inovatf-rogresf. Jakarta : Kencana renada Meda Group Jurnal enddkan Indonesa 275

E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN STATISTIK INFERENSIAL

E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN STATISTIK INFERENSIAL 529 E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN STATISTIK INFERENSIAL I Wayan Wdana Jurusan Penddkan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Penddkan Unverstas Penddkan Ganesha emal: wayan_wdana@yahoo.co.d

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN :

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : Jurnal Bakt Saraswat Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : 2088-2149 PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI MAPLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Peneltan n merupakan jens peneltan pengembangan yang dkenal dengan stlah Research and Development ( R& D ). Menurut Sukmadnata (2005:164), peneltan pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM Aula Rahmatka Dew, Wdjanto, Dw Haryoto Unverstas Neger Malang e-mal:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Peneltan n adalah peneltan pengembangan yang berorentas pada pembuatan meda dan pengembangan meda pembelajaran IPA tentang pesawat sederhana. Meda Ajar

Lebih terperinci

ISSN Oleh : I Made Suarsana Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA - Undiksha ABSTRAK

ISSN Oleh : I Made Suarsana Staf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA - Undiksha ABSTRAK ISSN 1829-5282 151 EMANFAATAN ROGRAM ALIKASI MALE SEBAGAI UAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN RESTASI BELAJAR MAHASISWA ADA ERKULIAHAN ALJABAR LINEAR I Oleh : I Made Suarsana Staf engajar pada Jurusan enddkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

Pengembangan Media Permainan Kartu Gambar Dengan Teknik Think Pair Share Pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Di Palopo

Pengembangan Media Permainan Kartu Gambar Dengan Teknik Think Pair Share Pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Di Palopo Jurnal Publkas Penddkan http://ojs.unm.ac.d/ndex.php/pubpend Volume 7 Nomor 3, Oktober 2017 p-issn 2088-2092 e-issn 2548-6721 Submtted : 19/09/2017 Revewed : 28/09/2017 Accepted : 09/10/2017 Publshed :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI PENERAPAN METODE BUZZ GROUP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANG ANAI Yuwta Srmela 1 Fazr Zuzano 1 Nnwat 1 1 Jurusan Penddkan Matematka dan IPA,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RINGKASAN OPTIMALISASI PELAKSANAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN GROUP RESUME DAN CONCEPT MAP DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN EKONOMI Oleh: Endang Mulyan Daru Wahyun Peneltan n bertujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT KELAS VII D SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN LKS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA Putu Suarnt Novantar Program Stud Penddkan Matematka, Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD Pengembangan Perangkat Pembelajaran... (Prawda Estnngtyas) 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DEVELOPMENT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR YANG DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM REGULASI UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR YANG DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM REGULASI UNTUK SMA ABSTRACT PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR YANG DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM REGULASI UNTUK SMA Oleh: Ftr Yent, Helendra, Sska Nerta Program Stud Penddkan Bolog, (STKIP) PGRI Sekolah Tngg Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan BAB III METODE PENELITIAN Peneltan n adalah peneltan yang berorentas pada pembuatan modul pembelajaran dengan mengembangkan model pembelajaran kooperatf dengan tpe TGT (Team Game

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

Buku Pedoman Akademik (Standar Kompetensi Lulusan & Standar Isi Pembelajaran)

Buku Pedoman Akademik (Standar Kompetensi Lulusan & Standar Isi Pembelajaran) Buku Pedoman Akademk (Standar Kompetens Lulusan & Standar Is Pembelajaran) dsampakan Tatk Suryan tatk@perbanas.ac.d Catatan: Sebagan sldes dambl dar sldes yang dproduks oleh Tm Belmawa Dkt Buku Pedoman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KTSP PADA SD DI KECAMATAN DETUKELI KABUPATEN ENDE

KEMAMPUAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KTSP PADA SD DI KECAMATAN DETUKELI KABUPATEN ENDE Kemampuan Guru Mengmplementaskan KTSP... Ferdnandus Etuasus Dole, Udk Bud Wbowo 147 KEMAMPUAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KTSP PADA SD DI KECAMATAN DETUKELI KABUPATEN ENDE TEACHERS ABILITY TO IMPLEMENT THE

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK CHANGE OF PAIRSUNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SUB POKOK BAHASAN LUAS TRAPESIUM KELAS VII A SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MAZE ALFABET UNTUK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI KELAS 1 SD

PENGEMBANGAN MAZE ALFABET UNTUK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI KELAS 1 SD PENGEMBANGAN MAZE ALFABET UNTUK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI KELAS 1 SD ARTIKEL JURNAL Dajukan kepada Fakultas Ilmu Penddkan Unverstas Neger Yogyakarta untuk Memenuh Sebagan Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM GELOMBANG DAN BUNYI BERBANTUAN KEARIFAN LOKAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI

PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM GELOMBANG DAN BUNYI BERBANTUAN KEARIFAN LOKAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI Jurnal Penddkan Berkarakter ISSN 615-141 FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 Aprl 018, Hal. 18-188 Specal Issues PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM GELOMBANG DAN BUNYI BERBANTUAN KEARIFAN LOKAL UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENILAIAN DIRI DAN TEMAN SEJAWAT UNTUK PENILAIAN FORMATIF DAN SUMATIF PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH ANALISIS KOMPLEKS

EFEKTIVITAS PENILAIAN DIRI DAN TEMAN SEJAWAT UNTUK PENILAIAN FORMATIF DAN SUMATIF PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH ANALISIS KOMPLEKS EFEKTIVITAS PENILAIAN DIRI DAN TEMAN SEJAWAT UNTUK PENILAIAN FORMATIF DAN SUMATIF PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH ANALISIS KOMPLEKS Kartono Jurusan Matematka FMIPA UNNES pakarunnes@yahoo.com Abstrak Indkas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek, Waktu dan Jens Peneltan Pada bagan n akan dbahas tentang tempat peneltan, waktu peneltan dar perencanaan sampa penulsan hasl peneltan, serta ens peneltan n.

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Kemajuan teknologi saat ini begitu pesat dan berdampak pada kehidupan manusia. Salah satu dampak juga terjadi di dunia pendidikan

PENDAHULUAN Kemajuan teknologi saat ini begitu pesat dan berdampak pada kehidupan manusia. Salah satu dampak juga terjadi di dunia pendidikan PENDAHULUAN Kemajuan teknolog saat n begtu pesat dan berdampak pada kehdupan manusa. Salah satu dampak juga terjad d duna penddkan pemanfaatan komputer dan nternet sebaga meda untuk belajar. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3

Kadek Lia Wahyuni Parinu 1, I Gede Mahendra Darmawiguna 2, Dessy Seri Wahyuni 3 Kumpulan Artkel Mahasswa Penddkan Teknk Informatka Pengaruh Model Pembelajaran Cooperatve Integrated Readng and Composton (CIRC)Terhadap Hasl Belajar TIK Sswa Kelas VII (Stud Kasus : SMP Neger 4 Sngaraja)

Lebih terperinci