PENDAHULUAN Kemajuan teknologi saat ini begitu pesat dan berdampak pada kehidupan manusia. Salah satu dampak juga terjadi di dunia pendidikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN Kemajuan teknologi saat ini begitu pesat dan berdampak pada kehidupan manusia. Salah satu dampak juga terjadi di dunia pendidikan"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN Kemajuan teknolog saat n begtu pesat dan berdampak pada kehdupan manusa. Salah satu dampak juga terjad d duna penddkan pemanfaatan komputer dan nternet sebaga meda untuk belajar. Dengan adanya komputer dan nternet membuat mahasswa lebh mudah untuk membuat tugas, menghemat waktu bahkan menambah sumber nformas sebaga sumber belajar. Keadaan n membuat mahasswa semakn cepat menerma dan memperoleh nformas khususnya mater kulah dan pelajaran. Kemajuan teknolog n membuat meda dan sumber belajar menjad bervaras dan menark. Bukan hanya teks dan gambar saja, tetap ada audo maupun vdeo bahkan anmas sehngga suatu konsep lebh mudah dpaham. Penyajan nformas dalam beberapa cara dan bentuk tu serng dnamakan multmeda. Secara tekns, multmeda bukan merupakan hal yang baru, karena ntegras teks dan gambar sudah banyak dlakukan dalam banyak aplkas. Multmeda dapat dgunakan untuk menunjang proses manajemen pada berbaga tngkat organsas. Pengembangan multmeda memerlukan authorng tool sepert Adobe Premere, Macromeda Drector, serta pemrograman menggunakan bahasa pemrograman yang menjad bagan dar authorng tool, atau bahasa pemrograman yang dgunakan secara umum (Aresto H.S, 2008). Dengan authorng tool, dapat dkembangkan multmeda nteraktf, dmana anmas yang dtamplkan sesua dengan hasl operas matematka maupun logka. Salah satu Authorng tool yang dapat dgunakan adalah Macromeda Flash 8.0 yang memlk kemampuan untuk mengembangkan hampr semua aplkas multmeda. Harapannya dengan adanya n akan mempermudah mahasswa untuk belajar dan mendapatkan nformas (Aresto H.S, 2008). Pembuatan bahan ajar elektronk multmeda dengan Macromeda Flash 8.0 juga dperlukan dalam mata kulah matematka d Program Stud S1 PGSD untuk mempermudah penyampaan mater dan pemahaman mahasswa. Dsampng tu, pembuatan bahan ajar elektronk multmeda dlatar belakang oleh keberadaan matematka sebaga lmu yang salng berkat sehngga pemahaman konsep yang salah akan berakbat pada kesalahan terhadap pemahaman konsep selanjutnya (Cahya Prhandoko, 2006). Matematka juga memberkan kontrbus postf tercapanya masyarakat yang cerdas dan bermartabat melalu skap krts dan berpkr logs (Sumnarsh, 2007). Berdasarkan hal tersebut maka matematka dplh menjad salah satu mata pelajaran yang dberkan d ketga tngkat penddkan d Indonesa, yatu penddkan dasar (Sekolah Dasar/SD dan Sekolah Menengah Pertama/SMP), dan penddkan menengah (Sekolah Menengah Atas/SMA).

2 Menurut Depdkbud yang dkutp oleh Suharno (2004), matematka yang dberkan d penddkan tngkat dasar sampa tngkat menengah dsebut juga dengan matematka sekolah. Kenyataan yang telah dlakukan, pembelajaran matematka d Program Stud S1 PGSD mash mengandalkan cara lama yatu cara mekanstk. Pembelajaran n hanya mengandalkan penjelasan dosen dan lathan soal yang dlakukan oleh mahasswa. Pembelajaran yang dlakukan kurang menuntut mahasswa untuk aktf dalam pembelajaran, mereka cenderung menerma dan pasf. Ada beberapa yang sudah memanfaatkan pembelajaran ICT (e-learnng) yatu Flexble Learnng tetap belum maksmal. Bahan ajar yang terseda mash ddomnas oleh teks dan gambar saja. Pembelajaran mash belum begtu menark meskpun sudah memanfaatkan komputer dan nternet sebaga meda dan sumber belajar. Untuk mengatas hal tersebut, maka dalam peneltan n akan dkembangkan bahan ajar elektronk multmeda dengan Macromeda Flash 8.0. Bahan ajar n akan dkemas dalam bentuk CD yang bsa dgunakan waktu pembelajaran d kampus maupun dbawa pulang oleh mahasswa untuk dpelajar d rumah. Bahan ajar n nantnya akan dkombnas dengan Flexble Learnng sebaga sarana kegatan pembelajaran onlne untuk mata kulah Konsep Dasar Matematka bag mahasswa S1 PGSD FKIP UKSW. Pembelajaran akan dlaksanakan d laboratorum komputer Unverstas Krsten Satya Wacana. KAJIAN PUSTAKA Bahan Ajar Berbass Multmeda 1. Pengertan Bahan Ajar Banyak sumber yang mengatakan pengertan tentang bahan ajar. Dalam peneltan n mengambl dua defns yatu dar And Sapta (2009) dan Dck & Carey (1996). Menurut And Sapta (2009) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dgunakan untuk membantu pengajar/nstruktor dalam melaksanakan kegatan belajar mengajar. Bahan yang dmaksud bsa berupa bahan tertuls maupun bahan tdak tertuls. Menurut Dck & Carey (1996) merupakan seperangkat mater/substans pelajaran (teachng materal) yang dsusun secara sstemats, menamplkan sosok utuh dar kompetens yang akan dkuasa oleh peserta ddk dalam kegatan pembelajaran. Berdasarkan dua defns n maka dapat dambl sebuah defns tentang bahan ajar yatu segala bentuk bahan yang tersusun secara sstemats yang memuat tentang kompetens yang harus dkuasa dan akan dcapa/dkuasa peserta ddk setelah melalu proses pembelajaran. Dengan bahan ajar memungknkan peserta ddk dapat mempelajar suatu

3 kompetens secara runtut dan sstemats sehngga secara akumulatf mampu menguasa semua kompetens secara utuh dan terpadu. Fungs bahan ajar secara umum dapat dlhat berkut n: a. Pedoman bag pengajar yang akan mengarahkan semua aktvtasnya dalam proses pembelajaran, sekalgus merupakan substans kompetens yang seharusnya dajarkan kepada peserta ddk. b. Pedoman bag peserta ddk yang akan mengarahkan semua aktvtasnya dalam proses pembelajaran, sekalgus merupakan substans kompetens yang seharusnya dpelajar/dkuasanya. c. Alat evaluas pencapaan/penguasaan hasl pembelajaran. 2. Pengertan Meda dan Multmeda Kata meda secara harfah berart perantara atau pengantar. Menurut Brggs bahwa meda adalah alat untuk member perangsang bag peserta ddk supaya terjad proses belajar. Sedangkan mengena efektftas meda, Brown (1970) dalam Asra, Den Darmawan & Cep Rana (2007) menggars bawah bahwa meda yang dgunakan pengajar atau peserta ddk dengan bak dapat mempengaruh efektftas proses belajar dan mengajar. Berdasarkan pendapat d atas, dapat dkembangkan beberapa pemahaman tentang poss meda serta peran dan kontrbusnya dalam kegatan pembelajaran. Beberapa pemahaman tu antara lan : (1) meda merupakan wadah dar pesan yang oleh sumber pesan ataupun penyalurnya ngn dteruskan kepada sasaran atau penerma pesan tersebut. (2) aplkas meda pembelajaran berpjak pada kadah lmu komunkas, yang antara lan dkatakan Lasswell (1982) dalam Asra, Den Darmawan & Cep Rana (2007) who says what n whch channels to whom n what effect. Secara rnc dapat durakan sebaga berkut: 1. Who, sapa yang menyatakan? (dosen, pengajar, wdyaswara, nstruktur, fasltator, dan semua yang berfungs sebaga pengrm pesan). 2. What, pesan atau de/gagasan apa yang dsampakan 3. Whch Channels, dengan saluran apa, meda saluran apa, meda atau sarana apa, pesan tu ngn dsampakan. 4. To Whom, kepada sapa (sasaran, mahasswa/peserta ddk) 5. What effect, hasl atau dampak yang akan ddapat setelah pembelajaran.

4 Unsur-unsur d atas, tampaknya yang menjad target (goal) dar suatu kegatan pembelajaran adalah dampak atau hasl yang ngn dcapa dalam kegatan pembelajaran. Dalam kajan kependdkan, stlah tu dkenal dengan nama meanngful learnng experence, yatu suatu pengalaman belajar yang bermakna sebaga hasl dar suatu kegatan pembelajaran (nstructon). Terjadnya belajar bermakna n tdak terlepas dar peran meda terutama dar kedudukan dan fungsnya. Secara umum meda mempunya kegunaan: 1. Memperjelas pesan agar tdak terlalu verbalsts. 2. Mengatas keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya ndra. 3. Menmbulkan garah belajar, nteraks lebh langsung antara murd dengan sumber belajar. 4. Memungknkan anak belajar mandr sesua dengan bakat dan kemampuan vsual, audtor & knestetknya. 6. Member rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menmbulkan perseps yang sama. Secara umum meda bercrkan tga unsur pokok, yatu: suara, vsual, dan gerak. Lebh rnc Anderson (1997) dalam Asra, Den Darmawan & Cep Rana (2007) mengelompokan meda berkut n: 1. Meda vsual : yatu meda yang hanya dapat dlhat, yang termasuk kelompok vsual, sepert foto, gambar, poster, grafk, kartun, lflet, buklet, torso, flm bsu, model 3 dmens sepert dorama dan mokeup. 2. Meda Audo : adalah meda yang hanya dapat ddengar saja, sepert kaset audo, rado, MP3 Player, Pod. 3. Meda Audo Vsual : yatu meda yang dapat dlhat sekalgus dapat ddengar, sepert flm bersuara, vdeo, televs, sound slde, 4. Multmeda : adalah meda yang dapat menyajkan unsur meda secara lengkap sepert suara, anmas, vdeo, grafs dan flm. Multmeda serng ddentkan dengan komputer, nternet dan pembelajaran berbass komputer (CBI). 5. Meda Reala : yatu semua meda nyata yang ada dlngkungan alam, bak dgunakan dalam keadaan hdup maupun sudah dawetkan, sepert tumbuhan, batuan, bnatang, nsektarum, herbarum, ar, sawah dan sebaganya. Pengembangan meda dalam suatu konseps teknolog pembelajaran harus memlk

5 cr: (a) berorentas pada sasaran (target orented), (b) menerapkan konsep pendekatan sstem, dan (c) memanfaatkan sumber belajar yang bervaras. Sehngga aplkas meda dan teknolog penddkan, bsa merealsaskan suatu konsep teachng less learnng more. Artnya secara fsk bsa saja kegatan pengajar d kelas dkurang, karena ada sebagan tugas pengajar yang ddelegaskan pada meda, namun tetap mendorong tercapanya hasl belajar peserta ddk (Asra, Den Darmawan & Cep Rana, 2007) Macromeda Flash 8 1. Pengertan Macromeda Flash 8 Macromeda Flash 8 merupakan salah satu Authorng tool yang dapat dgunakan untuk mengembangkan aplkas multmeda. Macromeda flash 8 memlk ftur yang menyedakan keperluan untuk membuat anmas dan menyajkan anmas yang dnams dan komunkatf. Dengan macromeda flash 8 dapat dtamplkan suatu anmas yang dapat menark mnat mahasswa /peserta ddk dalam mengkut proses kegatan belajar mengajar (Aresto H.S, 2008). 2. Konsep Dasar Anmas Flash 8 Anmas menggambarkan object yang bergerak agar kelhatan hdup. Membuat anmas berart menggerakkan gambar sepert kartun, luksan, tulsan dan lan-lan. Anmas mula dkenal sejak meda televs mula menyajkan gambar- gambar bergerak yang berasal dar rekaman kamera maupun hasl karya seorang anmator. Anmas sangat bak untuk presentas, pemodelan, dokumentas dan lan-an. Flm-flm anmas kartun dar Walt Dsney yang telah terkenal d duna beberapa tahun yang lalu, mash tetap dsuka orang (Aresto H.S, 2008). 3. Teknk pembuatan anmas Flash 8 Teknk pengerjaan anmas pun telah berubah serng dengan perkembangan teknolog komputer. Dahulu pembuatan anmas dlakukan dengan membuat gambargambar yang dgabungkan sehngga merupakan gambar yang bergerak. Untuk membuat satu duras anmas memerlukan jumlah gambar (frame) yang cukup banyak. Jumlah frame tap detk (frame per second /fps) merupakan satuan yang akan menghaslkan kualtas anmas. Makn banyak frame per detk, makn bak kualtas anmas yang dhaslkannya. Efsens pengerjaan pembuatan anmas telah dlakukan sejak dperkenalkannya teknk anmas cell (cellulod sheet, semacam kertas transparan).

6 Gagasan dasar dar cell adalah satu gambar dbuat untuk satu frame. Perubahan kecl dbuat dalam frame-frame berkutnya, sampa perubahan yang berart merupakan keyframe. Anmas yang dbentuk oleh frame-frame antara dua keyframe dsebut nbetween anmaton, basanya dbuat oleh seorang anmator tesendr. Teknk anmas cell menjad dasar pembuatan semua anmas. Dengan komputer, yang perlu dtentukan adalah keyframe, sedangkan frame-frame d antaranya akan dselesakan oleh computer (Aresto H.S, 2008). 4. Anmas dalam Flash 8 Multmeda terdr dar dua kategor, yatu lner dan non lner (nteraktf). Move non lner dapat bernteraks dengan aplkas web yang lan melalu penekanan sebuah tombol navgas, pengsan form dan lan-lan. Desaner Web membuat move non lner dengan membuat tombol navgas, anmas logo, anmas form dengan snkronsas suara. Flash move adalah grafk dan anmas untuk stus web yang merupakan grafk vektor dengan ukuran fle kecl, sehngga dapat d-load dalam waktu sngkat. Pada dasarnya anmas terdr dar grafk vektor, tetap dapat juga dlengkap dengan btmap dan suara. Flash move dapat djalankan dengan Flash Player melalu browser atau pada aplkas stand alone. Flash dapat dgunakan untuk membuat anmas nteraktf, d mana pengunjung dapat memasukkan data, kemudan Flash mengevaluas dan menamplkan haslnya (Aresto H.S, 2008). 5. Tools pada Flash 8 Sebelum mula mempelajar Flash, perlu dketahu beberapa stlah yang dgunakan dalam Flash, serta bagamana aturan menggunakannya. Toolbox bers alat-alat kerja dengan con untuk masng-masng fungs. Toolbox terdr dar empat bagan, yatu tools, vew, color dan optons. TOOLS bers fungs-fungs untuk menggambar, memlh, membuat teks, mewarna, menghapus, dan membuat path. Tools terdr dar beberapa con untuk menggambar, yatu: Pencl Tool dgunakan untuk menggambar sepert fungs pencl Pen Tool untuk menggambar part sepert gars lurus dan gars lengkung Lne Tool untuk menggambar gars lurus Oval Tool untuk menggambar lngkaran Oval Tool untuk menggambar lngkaran dan elps Rectangle Tool untuk menggambar kotak Brush Tool untuk menggambar menggunakan brush

7 VIEW bers fungs-fungs untuk menamplkan gambar Zoom Tool untuk memperbesar dan memperkecl gambar Hand Tool untuk menggeser gambar COLORS bers fungs-fungs untuk mewarna Stroke Color untuk menentukan warna outlne pada gambar Fll Color untuk mewarna gambar. OPTIONS bers plhan lan untuk membuat varas pada fungs-fungs tool dan vew. Bla Eraser tool dklk, akan menucul Eraser mode, Faucet dan Eraser Shape, dengan banyak plhan berkut n. Stage Gambar 1. Tool Box Macromeda Flash Matematka dan Pembelajaran Matematka Istlah Matematka berasal dar bahasa Yunan, mathen atau manthenen yang artnya mempelajar. Kata matematka dduga erat hubungannya dengan kata Sangsekerta, medha atau wdya yang artnya kepandaan, ketahuan atau ntelegensa (Sr Subarah, 2006:1). Menurut Ruseffend (1993), matematka adalah terjemahan dar Mathematcs. Matematka tu terorgansaskan dar unsur-unsur yang tdak ddefnskan, defnsdefns, aksoma-aksoma dan dall-dall yang dbuktkan kebenarannya, sehngga matematka dsebut lmu deduktf.

8 Dengan demkan dapat dkatakan bahwa matematka merupakan lmu pengetahuan yang mempelajar struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada d dalamnya. In berart bahwa belajar matematka pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep dan mencar hubungan antar konsep dan strukturnya. Menurut Ruseffend agar peserta ddk memaham dan mengert konsep matematka seyogyanya dajarkan dengan urutan konsep murn, dlanjutkan dengan konsep notas, dan dakhr dengan konsep terapan. Untuk dapat mempelajar struktur matematka dengan bak maka refresentasnya dmula dengan benda-benda konkrt yang beraneka ragam. Msalnya anak akan lebh cepat memaham art benda-benda bla dsajkan berbaga bentuk dan jens benda-benda atau dengan kata lan bahwa bendabenda yang akan damat harus beragam jensnya. Langkah-langkah yang dapat dlakukan oleh pengajar matematka dalam pembelajaran Matematka adalah sebaga berkut: a. Mengenalkan dengan konsep Matematka melalu benda-benda konkrt. b. Menambah dan memperkaya pengalaman peserta ddk. c. Menanamkan konsep melalu jens permanan. d. Menelaah sfat bersama atau membeda-bedakan jens dan macam konsep matematka. e. Menerapkan dengan bentuk smbol-smbol. f. Menerapkan konsep-konsep (struktur) Matematka secara formal sehngga sampa pada aksoma dan dall berdasarkan pengalaman peserta ddk. Pengajar dalam melaksanakan pembelajaran matematka dharapkan mampu mendasar dengan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang tepat, antara lan : a. Peserta ddk harus menggunakan benda-benda konrt dan membuat abstraksnya dar konsep-konsep. b. Mater yang akan dajarkan harus ada hubungannya atau berkatan dengan yang sudah dpelajar. c. Mengubah suasana abstrak ke dalam suasana konkrt menggunakan smbol. d. Matematka adalah lmu kreatf oleh karena tu harus dajarkan dengan lmu sen. Jad pembelajaran matematka adalah pembelajaran yang dapat menata kemampuan berpkr para peserta ddk, bernalar, memecahkan masalah, berkomunkas, mengatkan mater matematka dengan keadaan sesungguhnya

9 METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan dan Prosedur Pelaksanaan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan dengan model pengembangan mengadops model Borg and Gall dan Dck & Carey. Target dar peneltan n adalah menghaslkan bahan ajar elektronk berbass multmeda menggunakan Macromeda Flash 8 untuk mata kulah Konsep Dasar Matematka mahasswa mater Sstem Persamaan Lnear. Prosedur pengembangan dalam peneltan n dadaptas dar model pengembangan Borg and Gall dan Dck & Carey yang dmodfkas. Terdapat 10 tahapan model pengembangan menurut Borg and Gall dan Dck & Carey (2005), yatu: 1) Identfy nstructonal goal Pada tahapan n dlakukan dentfkas tentang apa yang akan ddapatkan (hasl akhr yang akan dcapa) oleh peserta ddk setelah mengkut proses pembelajaran. 2) Conduct Instructonal analyss Tahapan n proses yang dlakukan adalah melakukan analss tentang kegatan belajar peserta ddk atau langkah-langkah apa yang akan peserta ddk lakukan untuk mencapa tujuan dalam suatu pembelajaran. 3) Analyze learners and contexts Tahapan n kegatan yang dlakukan adalah melakukan analss tentang karakter peserta ddk dan dmana mereka akan melakukan kegatan pembelajaran sehngga sesua dengan konds, karakter dan tempat yang cocok untuk proses pembelajaran. 4) Wrte performance objectves Tahapan n kegatan mula spesfk yatu menentukan tujuan pembelajaran yang akan dcapa berdasarkan analss kebutuhan dan karakterstk peserta ddk. 5) Develop assessment nstruments Pada tahapan n kegatan yang dlakukan adalah membuat nstrumen penlaan untuk mengukur kemampuan peserta ddk. 6) Develop nstructonal strategy Pada tahap n kegatan yang dlakukan adalah membuat strateg pembelajaran untuk mencapa tujuan pembelajaran. 7) Develop and select nstructonal materals Pada tahap n kegatan yang dlakukan adalah memlh dan mengembangkan bahan pembelajaran yang dsesuakan dengan tujuan yang akan dcapa.

10 8) Desgn and conduct formatve evaluaton of nstructon Pada tahap n dlakukan kegatan merancang kegatan uj coba atau evaluas produk dalam sebuah pembelajaran yang dlakukan dalam tga tahapan yatu: a) One to one evaluaton (3-4 orang) b) Small group evaluaton (8-20 orang) c) Feld tral evaluaton (1 kelas) 9) Revse Instructon Tahap n merupakah tndak lanjut dar kegatan uj coba atau evaluas dar kegatan 8 yatu melakukan perbakan atau merevs produk yang telah dbuat. 10) Desgn and conduct summatve evaluaton Tahapan terakhr dar proses pengembangan yang dlakukan adalah membuat dan melakukan evaluas terhadap hasl pembelajaran yang dsesuakan dengan tujuan yang akan dcapa. Dalam peneltan n, penelt merangkum dan memodfkas model pengembangan d atas ke dalam empat tahap yatu: (1) tahap pendefnsan kebutuhan, (2) tahap desan produk, (3) tahap pengembangan dan evaluas, (4) tahap desmnas produk akhr. Berkut akan dpaparkan bagamana prosedur pengembangan yang dgunakan dalam peneltan pengembangan n. 1. Tahap Pendefnsan Kebutuhan Pada tahap n penelt melakukan observas d kelas berkatan dengan proses belajar mengajar yang dlakukan, apa yang dbutuhkan oleh mahasswa pada saat mereka belajar konsep dasar matematka. Tahap n juga dgunakan untuk melhat bahan ajar yang dgunakan Dosen pada saat pembelajaran terkat dengan pemanfaatan Flexble Learnng sebaga sarana pembelajaran berbass ICT yang dlakukan d Satya Wacana. 2. Tahap Desan Produk Tahap n akan d rancang dan dbuat produk berupa bahan ajar elektronk berbass multmeda menggunakan Macromeda Flash 8 untuk mata kulah Konsep Dasar Matematka. Langkah-langkah yang dlakukan untuk mendesan produk bsa dlhat pada tahapan berkut n. a) Mengkaj kurkulum matakulah Konsep Dasar Matematka untuk melhat Standar Kompetens dan Kompetens Dasar mata kulah b) Mengkaj teor belajar yang sesua dengan mater dan karakterstk mahasswa

11 c) Melhat mater yang akan dkembangkan yatu sstem persamaan lnear 3 varbel untuk menentukan aghan waktu dan urutan pemberan mater. d) Membuat Story Board urutan mater yang dtamplkan dan bentuk anmas yang akan dmunculkan e) Merancang kebutuhan teks, gambar, audo, dan vdeo yang akan dgunakan d anmas flash. f) Menentukan tamplan dan banyak scne yang akan dkembangkan d flash 3. Tahap Pengembangan dan Evaluas Pada tahap n penelt akan melakukan proses pengembangan produk sesua dengan apa yang telah drencanakan dalam desan produk. Desan produk yang telah dbuat dan dkembangkan akan devaluas terlebh dahulu oleh para ahl atau pakar dalam bdang meda dan pengembangan bahan ajar untuk mendapatkan valdtas produk. Bahan ajar yang dkembangkan kemudan dvaldas oleh pakar (expert judgment). Valdas n dlakukan oleh ahl atau pakar (expert judgment) d bdang meda pembelajaran dan pengembangan bahan ajar. Uj coba produk dlakukan pada sekelompok mahasswa dengan prosedur one to one, small group evaluaton, dan feld tral evaluaton pada mahasswa yang menjad subjek peneltan. Dck & Carey (2005) merekomendaskan one to one yatu berjumlah 3 sampa 4 orang, small group evaluaton yatu berjumlah 8 sampa 20 orang dan feld tral evaluaton yatu berjumlah 1 kelas. Selanjutnya akan dlakukan evaluas dan revs terhadap produk bahan ajar elektronk yang telah dujcobakan dengan tujuan menyempurnakan produk. 4. Tahap Akhr Pada tahap akhr n dhaslkan bahan ajar matematka elektronk berbass multmeda dengan macromeda flash 8.0 yang telah lolos dar uj coba, yang nantnya dapat dgunakan oleh dosen dalam mengajar d kelas. B. Subjek Uj Coba Subjek uj coba dalam peneltan dan pengembangan n adalah mahasswa S1 PGSD kelas G 2009 untuk uj coba one to one evaluaton berjumlah 3 sampa 4 orang, small group evaluaton berjumlah 8 orang dan kelas A mahasswa 2010 untuk uj coba feld tral evaluaton untuk 1 kelas.

12 C. Jens Data Jens data yang dperoleh dalam peneltan dan pengembangan n berupa data kualtatf yang berasal dar hasl valdas pakar, angket dar mahasswa hasl uj coba, hasl observas pembelajaran serta hasl angket respon mahasswa terhadap pembelajaran yang dlakukan. D. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang dgunakan dalam peneltan n adalah lembar valdas pakar, dan angket tertutup tentang respon mahasswa setelah menggunakan bahan ajar matematka elektronk, dan lembar observas untuk melhat proses uj coba dalam pembelajaran. Instrumen valdas pakar melput dua aspek yatu aspek mater dan meda. Berkut adalah ndkator untuk menentukan kelayakan dar bahan ajar yang dkembangkan. Tabel 1 Indkotar penlaan aspek mater dan meda No. Indkator Mater Indkator Meda 1. Mater yang dsajkan ada dalam kurkulum S1 PGSD Program menggunakan komposs warna menark 2. Mater yang dtamplkan sesua dengan mater kurkulum S1 PGSD Tamplan awal saat program aktf terlhat menark 3. Mater yang dtamplkan mampu memperjelas s mater yang dtayangkan Text dalam tamplan utama dan menu utama jelas 4. Anmas yang dtamplkan mampu memperjelas s mater yang dtayangkan Menu yang dtamplkan dapat dgunakan dengan mudah 5. Anmas yang dtamplkan mempermudah Anda memaham mater Tombol navgas dapat berfungs dengan bak 6. Anmas yang dtamplkan menark dan sesua dengan mater yang dsajkan Output sesua plhan 7. Bahan ajar n memudahkan Anda untuk belajar sstem persamaan lnear tga Menu program dapat dgunakan dengan bak varabel 8. Soal-soal yang dtamplkan dalam lathan sudah sesua dengan mater dan Informas yang dsajkan program sudah berurutan memenuh tujuan pembelajaran? 9. Bahan ajar n dapat djadkan alat bantu Is mater mudah dbaca belajar mandr 10. Bahan ajar n membuat Anda Is mater mudah dpaham termotvas untuk belajar secara mandr 11 Anmas pada bahasan mater sudah sesua dengan acuan dasar teor yang ada

13 Tabel 2 Indkotar pelaksanaan pembelajaran NO KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 KEGIATAN AWAL 2 KEGIATAN INTI 3 PENUTUP KEGIATAN PEMBELAJARAN Memberkan penjelasan tentang kegatan pembelajaran yang akan dlaksanakan yatu menggunakan sarana Flexble- Learnng dan Bahan Ajar Elektronk Berbass Multmeda Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dcapa untuk memberkan motvas kepada mahasswa dan pedoman penggunaan bahan ajar elektronk yang telah dsapkan Memberkan rumusan masalah pada tamplan awal d Flexble- Learnng sebaga acuan kegatan dan fokus dar mater yang akan dpelajar Dosen mengarahkan peserta ddk untuk membuka bahan ajar elektronk yang sudah dsapkan d Flexble- Learnng Dosen mengarahkan mahasswa untuk melaksanakan eksploras Dosen dan mahasswa melaksanakan tanya jawab terkat dengan hasl eksploras yang dlsayakan oleh mahasswa Dosen bersama mahasswa membahas mater yang telah dberkan berdasarkan hasl eksploras dan dskus bersama Dosen bersama mahasswa menympulkan pembelajaran yang telah dlaksanakan Mahasswa mengerjakan evaluas yang telah dsedakan dalam bahan ajar elektronk Dosen menyampakan rencana kegatan yang akan dlaksanakan pada pertemuan berkutnya E. Teknk Analss Data Analsa data untuk bahan ajar elektronk yang dbuat melalu valdas dan uj coba dengan menghtung skor yang dperoleh untuk menla kualtas produk berupa bahan ajar Berbass multmeda yang dkembangkan. Data yang terkumpul dalam peneltan n berupa data kuanttatf yatu skor dengan skala 1-5 (skor 1 untuk sangat kurang, skor 2 untuk kurang, skor 3 untuk cukup, skor 4 untuk bak, dan skor 5 untuk sangat bak ) dan data kualtatf berkatan dengan data penlaan mahasswa terkat dengan pemanfaatan bahan ajar elektronk, kelebhan dan kekurangan bahan ajar. Skor data kualtatf dkonvers menjad data kuanttatf menggunakan acuan konvers sepert pada tabel berkut yang menggunakan Skala Lkert (Suharsm Arkunto, 2005). Hasl dar data peneltan n dgunakan untuk memperbak produk Bahan ajar matematka elektronk.

14 Tabel 3 Tabel Acuan Konvers Data Kualtatf ke dalam Data Kuanttatf Rumus Perhtungan Perhtungan Interprestas x M 1, 8SD x 4, 20 Sangat bak M 0,6SD x M 1, 8SD 3,40 x 4, 20 Bak M 0,6SD x M 0, 6SD 2,60 x 3, 40 Cukup M 1,8 SD x M 0, 6SD 1,80 x 2, 60 Kurang x M 1, 8SD x 1, 80 Sangat Kurang Keterangan: M = rerata deal = ½ (skor maksmal deal + skor mnmal deal) Sd = Standar devas deal = 1/6 (skor maksmal deal - skor mnmal deal) x = skor rerata data emprs F. Indkator Keberhaslkan Pengembangan Bahan Ajar Pengembangan bahan ajar n dkatakan berhasl jka dar seg mater dan meda memlk kategor BAIK sesua aspek yang telah durakan dalam tabel 1. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Proses pengembangan bahan ajar yang akan dgunakan dalam pembelajaran matematka tentang sstem persamaan lnear tga varabel melalu tahapan-tahapan sepert terlhat dalam tabel 4 berkut: Tabel 4 Proses pengembangan bahar ajar elektronk multmeda dengan macro meda flash 8 No Kegatan Hasl 1 Anlss Kebutuhan 1. Ddapatkan bahwa dalam pembelajaran berbass E-learnng mash dgunakan bahan ajar yang berbass teks 2. Mahasswa merasa bosan dan jenuh menggunakan bahan ajar teks 3. Memerlukan bahan ajar dalam bentuk yang lan 2 Desan Produk (Desan Pengembangan Bahan Hasl Desan produk dhaslkan: 1. Story Board urutan mater yang dtamplkan dan bentuk anmas yang akan dmunculkan

15 No Kegatan Hasl Ajar) 2. Vdeo pendukung bahan ajar 3. Gambar pendukung bahan ajar 4. Musk pendukung bahan ajar 3 Pengembangan dan Evaluas Pengembangan bahan ajar dlakukan dengan menggunakan software macromeda Flash 8 dengan nama bahan ajar elektronk. Dbuat dalam empat (4) scene dengan mnmal setap scene terdr dar 5 layer. Bahan ajar yang sudah dbuat dlakukan uj pakar dan uj coba kepada mahasswa. 4 Tahap Akhr Hasl valdas dar pakar ddapatkan krtera bahan ajar dengan kategor Bagus dan sap dgunakan dengan melalukan revs terlebh dahulu. Berkut adalah contoh tamplan bahan ajar elektronk berbass multmeda yang telah dkembangkan dan urutan penggunaanya. Gambar 2. Tamplan awal bahan ajar elektronk Untuk masuk ke dalam mater dalam bahan ajar maka dtekan tombol Lanjut maka aka muncul tamplan berkut n.

16 Gambar 3. Tamplan menu utama bahan ajar elektronk Melalu menu utama n, mahasswa dapat melhat standar kompetens, kompetens dasar dan mater apa saja yang dtamplkan dalam bahan ajar n. Untuk melhat masngmasng menu maka yang dlakukan adalah menekan tombol yang sudah terseda. Msalkan untuk melhat mater yang terseda, maka yang dlakukan adalah menekan tombol mater maka akan muncul tamplan sepert berkut n. Gambar 3. Tamplan menu utama untuk mater Berdasarkan gambar 3 d atas terseda empat mater yang terseda yatu persamaan lnear, elmnas, subttus, dan Determnas. Untuk dapat mengakses mater tnggal memlh mater yang terseda. Mater-mater yang terseda dlengkap dengan teks, gambar,

17 audo, dan vdeo serta lathan soal yang sudah dsedakan. Berkut salah satu tamplan vdeo yang dgunakan sebaga pengantar mater. Gambar 4. Contoh vdeo dalam mater Setelah proses pengembangan bahan ajar selesa maka dlakukan uj pakar (ada dua pakar yatu pakar meda dan pakar mater matematka) dan uj coba untuk melhat kualtas bahan ajar yang telah dbuat. Hasl uj pakar (meda dan mater) dan uj coba yang dlakukan dapat dlhat pada Tabel 5 dan 6 berkut n. Tabel 5 Rekap hasl evaluas terhadap bahan ajar oleh pakar Aspek Nla Kategor Mater 3.7 BAIK Meda 4.18 BAIK Tabel 6 Rekap hasl evaluas terhadap bahan ajar oleh mahasswa No Jens Uj Coba Aspek Mater Nla Rata-rata Kategor 1 One-To-One Evaluaton Small Group Evaluaton BAIK 3 Feld Group Evaluaton 3.75 Aspek Meda 1 One-To-One Evaluaton Small Group Evaluaton BAIK 3 Feld Group Evaluaton 3.88

18 Hasl n menunjukkan bahwa bahan ajar elektronk multmeda yang dkembangkan memlk kategor bak dar seg mater dan meda sehngga dapat dgunakan dalam pembelajaran. Kategor bak yang ddapat menunjukkan bahwa aspek mater yang dkembangkan ada dan sesua dengan mater dalam kurkulum S1 PGSD, tamplan mater yang ada memudahkan untuk dpaham, anmas, gambar dan vdeo menambah daya tark dan memudahkan mater untuk dpelajar, mater yang dkembangkan membuat mahasswa lebh mudah belajar mandr. Untuk aspek meda dalam kategor bak menunjukkan bahwa tamplan bak warna, teks, gambar, anamas memberkan daya tark untuk dpelajar, penggunaan tombol mudah dgunakan dan outputnya sesua, urutan mater tersusun sstemats sehngga mudah dpelajar, s mater mudah dbaca dan dpaham dan sesua mater yang dharapkan. Hasl evaluas rancangan pembelajaran yang dlakukan dperoleh hasl berkut n. Tabel 7 Rekap hasl evaluas terhadap terhadap pembelajaran No. Indkator Nla Kategor 1. Ketepatan standar kompetens dengan kurkulum 5 SANGAT BAGUS 2. Ketepatan kompetens dasar dengan kurkulum 4 BAGUS 3. Ketepatan ndkator dengan kurkulum 4 BAGUS 4. Ketepatan meda/sumber pembelajaran dengan mater 4 BAGUS 5. Ketepatan urutan mater pembelajaran berdasarkan model 4 BAGUS pembelajaran yang dkembangkan 6. Kemudahan petunjuk penggunaan bahan ajar dalam 3 SEDANG pembelajaran 7. Kemudahan langkah-langkah pembelajaran dengan 4 BAGUS menggunakan bahan ajar yang dgunakan 8. Kemudahan mahasswa untuk mengerjakan dan 4 BAGUS mengrm tugas yang dberkan 9. Kemudahan mahasswa memperoleh nformas dar 4 BAGUS bahan ajar yang dgunakan 10. Kemudahan mahasswa untuk membuat kesmpulan dar apa yang dpelajar 4 BAGUS Rekomendas Layak dgunakan Hasl n menunjukkan rancangan pembelajaran yang dbuat dapat dgunakan dalam proses pembelajaran dengan memperbak ndkator kemudahan petunjuk penggunaan bahan ajar.

19 Hasl Observas dan Agket Respon Mahasswa terhadap Pembelajaran Berkut adalah hasl observas yang dlakukan teman sejawat (dosen) terhadap kegatan pembelajaran yang telah dlakukan. NO Tabel 8 Hasl Observas Kegatan Pembelajaran KEGIATAN PEMBELAJARAN Memberkan penjelasan tentang kegatan pembelajaran yang akan dlaksanakan yatu menggunakan sarana Flexble- Learnng dan Bahan Ajar Elektronk Berbass Multmeda Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dcapa untuk memberkan motvas kepada mahasswa dan pedoman penggunaan bahan ajar elektronk yang telah dsapkan Memberkan rumusan masalah pada tamplan awal d Flexble- Learnng sebaga acuan kegatan dan fokus dar mater yang akan dpelajar Dosen mengarahkan peserta ddk untuk membuka bahan ajar elektronk yang sudah dsapkan d Flexble- Learnng 5 Dosen mengarahkan mahasswa untuk melaksanakan eksploras V 6 Dosen dan mahasswa melaksanakan tanya jawab terkat dengan hasl eksploras yang dlsayakan oleh mahasswa V 7 Dosen bersama mahasswa membahas mater yang telah dberkan berdasarkan hasl eksploras dan dskus bersama V 8 Dosen bersama mahasswa menympulkan pembelajaran yang telah dlaksanakan V 9 Mahasswa mengerjakan evaluas yang telah dsedakan dalam bahan ajar elektronk V 10 Dosen menyampakan rencana kegatan yang akan dlaksanakan pada pertemuan berkutnya V KATEGORI YA TIDAK V V V V Tabel 8 menunjukkan bahwa pembelajaran dapat dlaksanakan dengan bak. Bahan ajar yang dgunakan dapat dmanfaatkan dengan bak artnya semua tahapan yang telah dbuat dalam rancangan pembelajaran dapat djalankan dengan bak. Kegatan pembelajaran dkut oleh 36 mahasswa. Untuk melhat respon mahasswa terhadap proses pembelajaran dapat dlhat dar 8 pernyataan yang mewakl tanggapan mahasswa terhadap pembelajaran. Tabel 9 Hasl angket respon mahasswa terhadap proses pembelajaran No Pernyataan Total Skor Rata-Rata Setap tem 1 Saya senang pelajaran Matematka yang baru saja dlakukan 2 Saya ngn tahu lebh jauh tentang Matematka jka pembelajaran Matematka sepert yang baru saja

20 dlakukan 3 Saya bersemangat dalam belajar Matematka Saya lebh leluasa untuk belajar matematka dengan pembelajaran sepert n 5 Saya lebh mudah belajar dengan anmas yang dberkan dalam menjelaskan konsep Matematka 6 Saya dapat memaham mater dengan mudah pada pembelajaran Matematka n 7 Saya lebh mudah mengerjakan tugas dalam pembelajaran n 8 Saya lebh mudah mengkut evaluas dengan pembelajaran n Total Rata-Rata dar skor total 3.69 Berdasarkan hasl observas terhadap pembelajaran yang dlakukan ddapatkan bahwa proses pembelajaran berjalan sesua dengan rencana pembelajaran yang dbuat. Dengan keadaan n menunjukkan bahwa bahan ajar yang dbuat dapat dmanfaatkan dengan bak dalam pembelajaran mata kulah konsep dasar matematka mater sstem persamaan lnear tga varabel. Hasl n juga ddukung dengan hasl angket respon mahasswa terhadap pembelajaran yang dlakukan ddapatkan skor 3.69 dengan kategor senang terhadap pembelajaran yang dberkan. Selan tu kegatan pembelajaran juga dapat menngkatkan hasl belajar matematka mahasswa. Rata-rata nla pretes sebesar dengan nla maksmum 75 menngkat menjad dengan nla maksmum 100. SIMPULAN Berdasarkan hasl pembahasan yang dlakukan, maka dapat dsmpulkan bahwa bahan ajar elektronk berbass multmeda dengan macromeda Flash 8 yang dbuat memlk kategor yang bak dar seg mater maupun meda. Bahan ajar n dapat membantu memudahkan mahasswa belajar tentang sstem persamaan lnear tga varabel menggunakan fasltas Flexble Learnng. Pemanfaatan bahan ajar n membuat mahasswa lebh senang belajar. Mahasswa semakn mudah memaham mater karena bantuan anmas, vdeo, warna dan tamplan yang menark. Dengan bantuan tek, audo, dan vdeo membuat mahasswa dapat belajar secara mandr, sehngga bahan ajar n cocok dgunakan sebaga bahan ajar mandr yang dapat dbawa dan dgunakan dmana-mana dan mahasswa dapat belajar setap saat.

21 SARAN Hasl n secara umum memberkan manfaat kepada para pengajar dalam pembelajaran menggunakan fasltas E-learnng. Dengan pengembangan bahan ajar yang menark maka dapat menngkatkan ketertarkan mahasswa untuk belajar sehngga mahasswa semakn senang belajar secara mandr. Bag mahasswa yang secara langsung dapat menkmat model pembelajaran n semakn memanfaatkan bahan ajar n secara maksmal dan membagkan pengalamannya kepada mahasswa lan sehngga mahasswa lan dapat mendapatkan manfaatnya juga. DAFTAR PUSTAKA And Sapta Pengertan Bahan Ajar. Mater dakses pada tanggal 12 Pebruar 2011 dar : Aresto Had Sutopo Pengembangan Bahan Ajar Berbass Multmeda. Jakarta: (modul kulah) Asra, Den Darmawan & Cep Rana Komputer dan Meda Pembelajaran d SD.Jakarta: Drjen Dkt Cahya Prhandoko. (2006). Memaham konsep matematka secara benar dan menyajkannya dengan menark. Jakarta: Departemen Penddkan Nasonal Dck & Carey The systematc Desgn of Instructon sxth Edton. Amerka: Allyn and Bacon Gagne, Robert M The Condtons of Learnng. New York: Holt, Rnehart and Wnston. Nymas Asyah Pengembangan Pembelajaran Matematka SD. Jakarta: Drjen Dkt Ruseffend Penddkan matematka 3. Jakarta: Departemen Penddkan Dan Kebudayaan. Sr Subarnah Pembelajaran matematka sekolah dasar. Jakarta: Departemen Penddkan Nasonal Suharno, Mulyoto, Sukamto Pendekatan Cooperatve dalam Pembelajaran Matematka dtnjau dar Kreatvtas Peserta ddk. Jurnal Teknodka. Vol 2. No 4. September 2004 Sumnarsh Model Model Pembelajaran Matematka. LPMP Jawa Tengah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Peneltan n merupakan jens peneltan pengembangan yang dkenal dengan stlah Research and Development ( R& D ). Menurut Sukmadnata (2005:164), peneltan pengembangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK MULTIMEDIA DENGAN MACROMEDIA FLASH 8.0 UNTUK MAHASISWA S1 PGSD UKSW

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK MULTIMEDIA DENGAN MACROMEDIA FLASH 8.0 UNTUK MAHASISWA S1 PGSD UKSW Pengembangan Bahan Ajar Elektronk Multmeda dengan Macromeda Flash 8.0 (Wahyud) PENGEMBANGAN BAHAN AJAR ELEKTRONIK MULTIMEDIA DENGAN MACROMEDIA FLASH 8.0 UNTUK MAHASISWA S1 PGSD UKSW Wahyud Program Stud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Peneltan n adalah peneltan pengembangan yang berorentas pada pembuatan meda dan pengembangan meda pembelajaran IPA tentang pesawat sederhana. Meda Ajar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA INTI BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN SWISHMAX SEBAGAI MEDIA BELAJAR MANDIRI MAHASISWA FISIKA FMIPA UM Aula Rahmatka Dew, Wdjanto, Dw Haryoto Unverstas Neger Malang e-mal:

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

Pengembangan Media Permainan Kartu Gambar Dengan Teknik Think Pair Share Pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Di Palopo

Pengembangan Media Permainan Kartu Gambar Dengan Teknik Think Pair Share Pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Di Palopo Jurnal Publkas Penddkan http://ojs.unm.ac.d/ndex.php/pubpend Volume 7 Nomor 3, Oktober 2017 p-issn 2088-2092 e-issn 2548-6721 Submtted : 19/09/2017 Revewed : 28/09/2017 Accepted : 09/10/2017 Publshed :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN :

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : Jurnal Bakt Saraswat Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN : 2088-2149 PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI MAPLE SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KALKULUS I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko, dkk. Komparas Hasl Belajar Sswa... 99 KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA MACROMEDIA FLASH DAN MICROSOFT POWERPOINT YANG DISAMPAIKAN MELALUI PENDEKATAN CHEMO-EDUTAINTMENT Sgt Pratmoko,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan BAB III METODE PENELITIAN Peneltan n adalah peneltan yang berorentas pada pembuatan modul pembelajaran dengan mengembangkan model pembelajaran kooperatf dengan tpe TGT (Team Game

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR YANG DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM REGULASI UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR YANG DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM REGULASI UNTUK SMA ABSTRACT PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR YANG DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM REGULASI UNTUK SMA Oleh: Ftr Yent, Helendra, Sska Nerta Program Stud Penddkan Bolog, (STKIP) PGRI Sekolah Tngg Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Subek, Waktu dan Jens Peneltan Pada bagan n akan dbahas tentang tempat peneltan, waktu peneltan dar perencanaan sampa penulsan hasl peneltan, serta ens peneltan n.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) UNTUK MENGATASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT KELAS VII D SMP NEGERI 7 JEMBER TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MAZE ALFABET UNTUK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI KELAS 1 SD

PENGEMBANGAN MAZE ALFABET UNTUK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI KELAS 1 SD PENGEMBANGAN MAZE ALFABET UNTUK MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI KELAS 1 SD ARTIKEL JURNAL Dajukan kepada Fakultas Ilmu Penddkan Unverstas Neger Yogyakarta untuk Memenuh Sebagan Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF SISWA KELAS II SDN ANGKATAN LOR 02 KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD Pengembangan Perangkat Pembelajaran... (Prawda Estnngtyas) 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN SIKAP DAN METODE MATEMATIKA SISWA KELAS X DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DEVELOPMENT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen

TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Dosen 4 TINJAUAN PUSTAKA Kualtas Dosen Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesa (KBBI) tahun 2002, kualtas dartkan sebaga : (1) tngkat bak buruknya sesuatu atau kadar; (2) derajat atau taraf (kepandaan, kecakapan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci