MOMENTUM LINEAR dan TUMBUKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MOMENTUM LINEAR dan TUMBUKAN"

Transkripsi

1 MOMENTUM LINEAR dan TUMBUKAN

2 Momentum Lnear : (9-) p m p x m x p y m y (9-) p z m z Hukum Newton II : Laju perubahan momentum dp F (9-3) dt Bagamanakah momentum benda yang tersolas,,yatu tdak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut? (9-4) d p Fdt (9-5) Δp p f p t t f Fdt Impuls

3 Impuls : (9-6) I t t f Fdt Δp Impuls suatu gaya F sama dengan perubahan momentum benda. F Teorema Impuls-Momentum Gaya rata-rata : t f F Δ Fdt (9-7) t t t t t f I Δp FΔt (9-8) Untuk F konstan : I Δp FΔt (9-9)

4 KEKEKALAN MOMENTUM LINIER UNTUK SISTEM DUA PARTIKEL m p m d p F dt F + F d p d p F + 0 dt dt F m p m 0 F d p dt d ( p + p dt ) Hukum Newton III F F 0 F P p + p konstan (9-0) P P x P fx P y P fy P z P fz p P p + p Momentum partkel d dalam suatu sstem tertutup selalu tetap Hukum kekekalan momentum p m m m f + m f + (9-) p + + p p f p f (9-)

5 TUMBUKAN Interaks antar partkel yang berlangsung dalam selang waktu yang sangat sngkat Gaya mpuls F Dasumskan jauh lebh besar Kontak langsung F F dar gaya luar yang ada m m F p + ++ He 4 F Proses hamburan Δp Hukum Newton III F Δ F p Δp + Δp Δ( p + p ) 0 0 p Δ Δ p t t F t t F P p p dt dt + dp F (9-3) dt konstan F F t Pada setap tumbukan jumlah momentum sstem sesaat sebelum tumbukan adalah sama dengan jumlah momentumnya sesaat setelah tumbukan Hukum kekekalan momentum berlaku pada setap tumbukan

6 Klasfkas Tumbukan Tumbukan Lentng Sempurna Tumbukan Lentng Sebagan Tumbukan Tak Lentng sama sekal Berlaku hukum kekekalan momentum dan kekekalan energ Energ mekank berkurang (tak berlaku hukum kekekalan energ mekank) Setelah tumbukan kedua partkel menyatu Untuk tumbukan tak lentng sama sekal dalam satu dmens Sebelum tumbukan Setelah tumbukan m m m +m f Hukum kekekalan momentum : m ) + m ( m + m f f (9-3) m + m (9-4) m + m

7 Untuk tumbukan lentng sempurna dalam satu dmens m m Sebelum tumbukan f Setelah tumbukan f m m Hukum kekekalan momentum : + m m m f (9-0) f f m m m m + + (9-5) f f m m m m + + (9-6) ) ( ) ( m m m m m m m m m f (9-) m m m m f (9 0) ) ( ) ( f f m m ) )( ( ) )( ( f f f f m m + + (9-7) ) ( ) ( f f m m (9 8) + + m m m m ) ( ) ( f f (9-8) f f + + ) ( f f (9-9) (9 9)

8 TUMBUKAN DALAM DUA DIMENSI f sn θ f Sebelum tumbukan Setelah tumbukan m f cos θ m θ φ m m f cos φ f - f sn φ f Komponen ke arah x : m m f cosθ + m f cosφ (9-4a) 0 m snθ m snφ (9-4b) 0 f f Jka tumbukan lentng sempurna : m f m f (9-4a) m +

9 Y y y m m y m y + m c m + m y c X y Bagamana jka massanya lebh dar dua? y c m y + m y m + m + + m + + m n n y n n m y n m n m y Bagamana jka massanya tersebar d dalam ruang? M

10 m y n M m y y c n M m x x c n k j r ˆ ˆ ˆ c c c c z y x + + m z m y x m k j ˆ ˆ ˆ + + M m z z n c M m z m y x m c k j r + + z y x m ) ˆ ˆ ˆ ( k j r + + M c r M m c r r k j r ˆ ˆ ˆ z y x + + Bagamana untuk benda pejal (sstem partkel kontnyu)?

11 Z Δm r r c PM X r c r c r Δ M lm Δm 0 m r Δ M r c dm M r m Y x c xdm M y c ydm M z c zdm M

12 Gerak Sstem Partkel Kecepatan : c d c r dt M m dr dt m M Momentum : M c m p P Percepatan : a c M a d c dt M a m c m F dp F 0 0 dt d dt M m a dp dt P Mc konstan

13 +Δ ( M + Δm) M ( + Δ) + Δm( e) M Δ e Δm Untuk nteral waktu yang sangat pendek : M+Δm p ( M + Δm) Kecepatan bahan bakar relatp terhadap roket M Δm e Md e dm dm dm Md e dm f f - e d e M f e Massa bahan bakar yang terbakar Pengurangan massa roket M dm M M ln M f

14 Gerak Rotas & Pergeseran Sudut Tnjau dahulu besaran-besaran ektor gerak rotas. Dalam proses rotas, pergeseran sudut: Δθ θ θ Satuan SI untuk pergeseran sudut adalah radan (rad) 360 rad 57, 3 π

15 Gerak Rotas & Pergeseran Sudut kecepatan sudut rata-rata: kecepatan sudut sesaat: ω Satuan SI untuk kecepatan sudut adalah radan per detk (rad/s) θ t θ t Δ θ Δt Δθ ω lm ω lm Δt 0 Δt 0 Δt Arah kecepatan sudut sama dengan arah pergeseran sudut. dθ dt

16 Gerak Rotas & Pergeseran Sudut Percepatan sudut rata-rata: α ω t ω t Δ ω Δt Percepatan sudut sesaat: Satuan SI untuk percepatan sudut adalah radan per detk (rad/s ) Δω α lm Δt 0 Δtt d ω dt Arah percepatan sudut sama dengan arah kecepatan sudut.

17 Persamaan Knematka Rotas

18 Perumusan Gerak Rotas Kecepatan tangensal: { { rω ( ω dalamrad/s) kecepatan lnear kecepatan tangensal Percepatan tangensal: a ( α dalamrad/s ) { { rα percepatan lnear percepatan tangensal

19 Perumusan Gerak Rotas Percepatan sentrpetal (dng arah radal ke dalam): a r r ω r

20 Tors ddefenskan sebaga hasl kal besarnya gaya dengan panjangnya lengan Tors Momen gaya

21 Tors Momen gaya Tors berarah postf apabla gaya menghaslkan rotas yang berlawanan dengan arah jarum jam. Satuan SI dar Tors: newton.m (N.m)

22 Vektor Momentum Sudut Momentum sudut L dar sebuah benda yang berotas tehadap sumbu tetap ddefenskan sbb: r r r r L r p m(r l mr sn φ r ) rp rp rm rm Satuan SI adalah Kg.m /s.

23 Vektor Momentum Sudut Perubahan momentum sudut terhadap waktu dberkan oleh: d L dt d r dt ( p) d d r d p ( r p) p r dt dt + dt ( m) 0 Jad dll dp r l ngat F dt dt EXT dp dt

24 Vektor Momentum Sudut Perubahan momentum sudut terhadap waktu dberkan oleh: dl L dt dl dp r r FEXT dt dt Akhrnya kta peroleh: τ EXT d L dt dp Analog dengan F EXT!! dt

25 Hukum Kekekalan Momentum Sudut dl dmana dan τ EXT L L r p τ EXT r F EXT dt Jka tors resultan nol, maka τ EXT dl L 0 dt I ω I ω Hukum kekekalan momentum sudut

26 Hukum Kekekalan Momentum Lnear o Jka ΣF 0, maka p konstan. Rotas o Jka Στ 0, maka L konstan.

27 Momentum Sudut: p m Defens & Penurunan Untuk gerak lnear sstem partkel berlaku F EXT dp dt Momentum kekal jka F EXT 0 Bagamana dng Gerak Rotas? Untuk Rotas, Analog gaya F adalah Tors τ r F momentum sudut Analog momentum p adalah L r p

28 Sstem Partkel Untuk sstem partkel benda tegar, setap partkel memlk kecepatan sudut yang sama, maka momentum sudut total: r r r r r n r L l+ l + l3+ + l n l r r dl dt dl r n n τ net, dt Perubahan momentum sudut sstem stem hanya dsebabkan oleh tors gaya luar saja. r τ net

29 Sstem Partkel Perhatkan sstem partkel benda tegar yg berotas pd bdang x-y, sumbu rotas z. Total momentum sudut adalah jumlah masng L r momentum p mr sudut mrpartkel: kˆ (krn r dan tegak lurus) Arah L sejajar sumbu z Gunakan ω r, dperoleh r L m r ω kˆ L Analog dng p m!! I r ω m j r r m ω m 3 r 3 3

30 Vektor Momentum Sudut DEFINISI Momentum sudut dar sebuah benda yang berotas tehadap sumbu tetap adalah hasl kal dar momen nersa benda dengan kecepatan sudut terhadap sumbu rotas tersebut. r L I r ω Demkan juga dengan tors (Hk II Newton untuk gerak rotas): r τ r r dl d ( Iω ) dt dt I r dω dt r Iα

31 Vektor Momentum Sudut L Iω Jka tdak ada tors luar, L kekal. Artnya bahwa hasl perkalan antara I dan ω kekal I mr L Iω L Iω

32 Momen Inersa Momen Inersa bag suatu sstem partkel benda tegar ddefenskan sebaga I m r m r + m r +... I momen nersa benda tegar, menyatakan ukuran nersal sstem untuk berotas terhadap sumbu putarnya

33 Momen Inersa Untuk benda yang mempunya dstrbus massa kontnu, momen nersanya dberkan dalam bentuk ntegral I I dv m r I r dm ρr dv Dmana Elemen Volume rdr d θ dl r dm z y dm x

34 Momen Inersa dv rdr dθ dl dmana rdr : perubahan radus, dθ : perubahan sudut, dl : perubahan ketebalan.

35 Momen Inersa Untuk lempengan benda dbawah n, momen nersa dalam bentuk ntegral I ( rdr d dl) r ρ θ Asums rapat massa ρ konstan Kta dapat membagnya dalam 3 ntegral sbb: I R π ρ r ( rdr ) ( d θ ) ( dl ) ρ d dl L

36 Momen Inersa 4 Haslnya adalah r [ ] π I ρ θ [ l] Massa dar lempengan tersebut M ρ π R L I 4 4 R 0 R ρ 4 ρ ππ 0 L L 0 Momen Inersa benda I MR

37 Dall Sumbu Sejajar Untuk benda tegar bermassa M yang berotas terhadap sumbu putar sembarang yang berjarak h dar sumbu sejajar yang melalu ttk pusat massanya (I CM dketahu), momen nersa benda dapat dtentukan dengan menggunakan: Dall Sumbu Sejajar I Icm + Mh

38 Dnamka Benda Tegar Mengkut analog dar gerak translas, maka kerja oleh momen gaya ddefenskan sbb: ω ω ω ω θ τ θ ω I I d I d W θ ω

39 Energ Knetk Rotas Suatu benda yang bergerak rotas, maka energ knetk akbat rotas adalah K m ( ) ( ) ωr m r ω K Iω Dmana I adalah momen nersa, I m r

40 Energ Knetk Rotas Lnear Rotas K M K Iω Massa Kecepatan Lnear Momen Inersa Kecepatan Sudut

41 Prnsp Kerja-Energ Sehngga, teorema Kerja-Energ untuk gerak rotas menjad: W θ ω τdθ Iωdω Iω θ ω W ΔK dmana K rotas r τ W 0 Krotas rotas Bla 0,maka sehngga ΔK rot 0 I ω Iω Hukum Kekekalan En. Knetk Rotas

42 Menggelndng Menggelndng adalah perstwa translas dan sekalgus rotas

43 Gerak Menggelndng: rotas dan translas s θ R Ban bergerak dengan laju ds/dt dθ ω R com dt

44 Gerak Menggelndng: rotas dan translas The knetc energy of rollng K I ω I I + MR P P com K I ω + MR ω com K Icomω + Mcom Kr + Kt

45 Menggelndng Total energ knetk benda yang menggelndng sama dengan jumlah energ knetk translas dan energ knetk rotas. K m + I 0 0 ω V 0 ω

46 Hukum Kekekalan Energ Mekank Total Dengan Gerak Rotas

47 Kesetmbangan Benda Tegar Suatu benda tegar dkatakan setmbang apabla memlk percepatan translas sama dengan nol dan percepatan p sudut sama dengan nol. Dalam keadaan setmbang, seluruh resultan gaya yang bekerja harus sama dengan nol, dan resultan tors yang bekerja juga harus sama dengan nol: ΣF x 0 dan ΣF y 0 Στ 0

48 Hubungan Besaran Gerak Lnear - Rotas Lnear Rotas x (m) θ (rad) (m/s) ω (rad/s) a (m/s ) α (rad/s ) m(kg) I (kg m ) F (N) τ (N m) p (N s) L (N m s)

49 Hubungan Besaran Gerak Lnear - Rotas perpndahan kecepatan percepatan massa gaya Hk. Newton s energ knetk Kerja lnear Δx angular Δ θ dx / dt ω d θ / dt a d / dt α d ω / dt m I m r F r r r r τ F F ma τ Iα K ( / ) Iω K ( / ) m W Fdx W τdθ

50 GERAK HARMONIK SEDERHANA

51 . Gaya Pemulh pada Gerak Harmonk Sederhana Gaya Pemulh pada Pegas F ky (notas skalar) F ky (notas ektor) k konstanta pegas (N/m) y smpangan (m) Gaya Pemulh pada Ayunan Bandul Sederhana F mg sn θ m massa benda (kg) g percepatan gratas (m/s )

52 . Perde dan Frekuens Perode adalah waktu yg dperlukan untuk melakukan satu kal gerak bolak-balk. Frekuens adalah banyaknya getaran yang dlakukan dalam waktu detk. f T atau T f Untuk pegas yg memlk konstanta gaya k yg bergetar karena adanya beban b bermassa m, perode getarnya adalah T π m k Sedangkan pada ayunan bandul sederhana, jka panjang tal adalah l, maka perodenya adalah l T π g

53 . Smpangan, Kecepatan, Percepatan Smpangan Gerak Harmonk Sederhana y A sn ωt A sn πft Jka pada saat awal benda pada poss θ 0, maka y A sn ( ωt + θ 0 ) A sn ( πft + θ 0 ) y smpangan (m) A ampltudo (m) ω kecepatan sudut (rad/s) f frekuens (Hz) t waktu tempuh (s) Besar sudut (ωt+θ 0 ) dsebut sudut fase (θ), sehngga t θ ωt + θ 0 π + θ 0 T φ dsebut fase getaran dan φ dsebut beda fase. θ ϕ π t T + Δ ϕ ϕ t T + θ 0 π ϕ θ π 0 t t T π ϕ

54 Kecepatan Gerak Harmonk Sederhana Untuk benda yg pada saat awal θ 0 0, maka kecepatannya adalah dy dt d dt ( A sn ωt) ωa cos ωt Nla kecepatan akan maksmum pada saat cos ωt, sehngga kecepatan maksmumnya adalah m ωa Kecepatan benda d sembarang poss y adalah ω y A y

55 Percepatan Gerak Harmonk Sederhana Untuk benda yg pada saat awal θ 0 0, maka percepatannya adalah d d a ( A cos ωt ) ω A sn ωt ω y dt dt Nla percepatan a akan maksmum pada saat sn ωt, sehngga percepatan maksmumnya adalah a m ω A Arah percepatan a selalu sama dengan arah gaya pemulhnya.

56 .4 Energ pada Gerak Harmonk Sederhana Energ knetk benda yg melakukan gerak harmonk sederhana, msalnya pegas, adalah E k m mω A Karena k mω, dperoleh E k ka cos ωtt cos Energ potensal elasts yg tersmpan d dalam pegas untuk setap perpanjangan y adalah E p ωt ky ka sn ωt m ω A Jka gesekan dabakan, energ total atau energ mekank pada getaran pegas adalah sn ωt E E + E + E M M E p p + E k k ka ( sn ωt + cos ωt) ky + m ka

57 Fluda Pada temperatur normal, zat dapat berwujud: Fluda? Padatan/Sold Car/Lqud Gas Fluda Zat yang dapat mengalr dan memlk bentuk sepert wadah yang menampungnya Atom-atom dan molekul-molekul bebas bergerak

58 Fluda Besaran pentng untuk mendeskrpskan fluda? Rapat massa (denstas) ρ Δ m ΔVV satuan: Δ kg/m g/cm 3 ρ(ar) ( ).000 x0 3 kg/m g/cm 3 ρ(es) 0.97 x0 3 kg/m g/cm 3 ρ(udara).9 kg/m 3.9 x0-3 g/cm 3 ρ(hg) 3.6 x0 3 kg/m g/cm 3

59 Fluda Besaran pentng untuk mendeskrpskan fluda? Tekanan p ΔF ΔA atm.03 x0 5 Pa 03 mbar 760 Torr 4.7 lb/ n (PSI) satuan : N/m Pa (Pascal) bar 0 5 Pa mbar 0 Pa torr 33.3 Pa Tekanan adalah ukuran penjalaran gaya oleh fluda, yang ddefnskan sebaga gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu permukaan persatuan luas permukaan n F panˆ A

60 Hubungan tekanan dengan kedalaman fluda Anggapan: fluda tak p 0 F termampatkan (ncompressble) y y p A Rapat massa konstan p mg F Bayangkan olume fluda khayal (kubus, luas penampang A) Resultan semua gaya pada olume tersebut harus NOL keadaan setmbang: F - F - mg 0 F F p A p A mg ρ ( y y )Ag p p + ρ g( y y )

61 Fluda dalam keadaan dam setmbang y tak ada perubahan tekanan pada kedalaman yang sama p(y)

62 Prnsp Pascal Dengan Hk. Newton: Tekanan merupakan fungs kedalaman: Δp ρgδy Prnsp Pascal membahas bagamana perubahan tekanan dteruskan melalu fluda Perubahan tekanan fluda pada suatu bejana tertutup akan dteruskan pada setap bagan fluda dan juga pada dndng bejana tersebut. Prnsp Pascal tuas/pengungkt hdrolk Penerapan gaya yang cukup kecl d tempat tertentu dapat menghaslkan gaya yang sangat besar d tempat yang lan. Bagamana dengan kekekalan energ?

63 Perhatkan sstem fluda d sampng: Gaya ke bawah F bekerja pada pston dengan luas A. Gaya dteruskan melalu fluda sehngga menghaslkan gaya ke atas F. Prnsp Pascal: perubahan tekanan akbat F yatu F /A dteruskan pada fluda. d F F A A d F F F F A A A A F > F : pelanggaran hukum kekekalan energ??

64 Msalkan F bekerja sepanjang F F jarak d. Berapa besar olume fluda yang dpndahkan? d ΔV d A d A A d Δ V olume n menentukan seberapa jauh pston d ss yang lan bergerak Δ V A d d A A A W F d F d A A W Usaha yang dlakukan F sama dengan usaha yang dlakukan F kekekalan energ

65 Prnsp Archmedes Mengukur berat suatu benda d udara (W ) ternyata berbeda dengan berat benda tersebut d ar (W ) Mengapa? W > W Karena tekanan pada bagan bawah benda lebh besar darpada bagan atasnya, ar memberkan gaya resultan ke atas, gaya apung, pada benda. W W?

66 Gaya apung sama dengan selsh tekanan dkalkan luas. FB ( p p ) A ρg(y - y)a F ρ g V m g B fluda benda _ dlm _ fluda fluda _ pndah W fluda Archmedes: Gaya apung sama dengan berat olume fluda yang dpndahkan oleh benda. p F y y A p Besar gaya apung menentukan apakah benda akan terapung atau tenggelam dalam fluda F

67 Terapung atau tenggelam? Kta dapat menghtung bagan benda terapung yang berada d bawah permukaan fluda: Benda dalam keadaan setmbang F B mg y F B mg ρ fluda g V bf ρ benda g V benda V V bf benda ρ ρ benda fluda

68 Fluda Dnamk Statk: rapat massa & tekanan kecepatan alr Fluda dnamk/ bergerak Beberapa anggapan (model) yang dgunakan: Tak kompressbel (ncompressble) Temperaturnya tdak beraras Alrannya tunak, sehngga kecepatan dan tekanan fluda tdak bergantung terhadap waktu Alrannya lamner Alrannya tdak berrotas (rrotatonal) Tdak kental

69 Persamaan Kontnutas Kekalan massa pada alran fluda deal A, A, l l Volume fluda yang melewat permukaan A dalam waktu t sama dengan olume melewat permukaana : A A l A l ( t ) A ( t ) A A Dalam besaran debt Q A konstan

70 Persamaan Bernoull Menyatakan kekekalan energ pada alran fluda A A A,p Fluda pada ttk B mengalr sejauh l B l A A dan mengakbatkan fluda d A mengalr B lb sejauh l A. h A Usaha yang dlakukan pada fluda d B: W F l p A l h B Usaha yang dlakukan pada fluda d A: W A B B B B B B F l p A l Usaha oleh gaya gratas adalah Wgra mg ( h ) A hb A A A A A

71 Usaha total: B A A A A B B B gra A B total mgh mgh A p A p W W W W l l Usaha total: B A A A A B B B B A mgh mgh A p A p m m K + l l Δ B B B A A A gh p gh p ρ ρ ρ ρ (Persamaan Bernoull)

72 GETARAN & GELOMBANG

73 Getaran Gerak bolak balk d sektar ttk setmbang yang perodk dsebabkan adanya gaya pemulh GELOMBANG Gelombang adalah bentuk dar getaran yang merambat pada suatu medum.

74 Gelombang Mekank Gelombang Suara Gempa Bum Gelombang pada dawa dll Elektromagnetk Cahaya Snar X Gelombang Rado dll.

75 Gelombang Mekank Gelombang Mekank Tmbul : Perlu uskan sebaga sumber Perlu medum yang dapat dusk Perlu adanya mekansme penjalaran uskan

76 Karakter Fsk yang menjad cr gelombang g : Panjang Gelombang (λ) Frekwens (f ) Cepatrambat Gelombang () Panjang Gelombang : Jarak mnmum antara dua ttk pada gelombang yang berperlaku dentk. Frekwens Gelombang : Jumlah pengulangan uskan persatuan waktu. Cepatrambat Gelombang : Jarak penjalaran uskan yang dtempuh dalam satu satuan waktu.

77 Tpe Gelombang Transersal Gerak partkel yang terusk tegak lurus arah penjalaran Longtudnal Gerak partkel yang terusk sejajar arah penjalaran

78 Penjalaran Gelombang dalam Satu Dmens Fungs Gelombang : y f ( x t) Menjalar ke kanan y f ( x + t) Menjalar ke kr Cepat-rambat btgl Gelombang (Kecepatan Fasa) : dx dt

79 Cepat-rambat Gelombang d dalam Dawa [ ] LT Tegangan dawa F [ F] MLT p p j g μ [ μ ] ML Massa dawa persatuan panjang Refleks dan Transms Gelombang

80 Rambatan gelombang dar medum kurang rapat ke medum yang lebh rapat Rambatan gelombang dar medum lebh rapat ke medum yang kurang rapat

81 Harmon Gelombang A λ y π Asn x λ

82 y π Asn x t λ λ T atau λ T Untuk Gelombang yang Menjalar ke kanan y π x t Asn λ λ T k π λ y Asn ( kx ωt) ω π T

83 y π A sn x t λ λ T y x Asn π λ t T

84 Efek Doppler bla sumber buny dan pengamat salng bergerak relate satu terhadap lannya (mendekat atau menjauh) maka frekuens yang dterma pengamat tdak sama dengan frekuens yang dpacarkan oleh sumber.

DEPARTMEN FISIKA ITB BENDA TEGAR. FI Dr. Linus Pasasa MS Bab 6-1

DEPARTMEN FISIKA ITB BENDA TEGAR. FI Dr. Linus Pasasa MS Bab 6-1 BENDA TEGAR FI-0 004 Dr. Lnus Pasasa MS Bab 6- Bahan Cakupan Gerak Rotas Vektor Momentum Sudut Sstem Partkel Momen Inersa Dall Sumbu Sejajar Dnamka Benda Tegar Menggelndng Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Lebih terperinci

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR Kuliah FI-1101 Fisika 004 Dasar Dr. Linus Dr Pasasa Edy Supriyanto MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej Bahan Cakupan Gerak Rotasi Vektor Momentum Sudut Sistem Partikel Momen

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha dan Energ Energ Knetk Teorema Usaha Energ Knetk Energ Potensal Gravtas Usaha dan Energ Potensal Gravtas Gaya Konservatf dan Non-Konservatf

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha Menyatakan hubungan antara gaya dan energ Energ menyatakan kemampuan melakukan usaha Usaha,,, yang dlakukan oleh gaya konstan pada sebuah

Lebih terperinci

Pokok Bahasan. Fluida statik. Prinsip Pascal Prinsip Archimedes Fluida dinamik Persamaan Bernoulli

Pokok Bahasan. Fluida statik. Prinsip Pascal Prinsip Archimedes Fluida dinamik Persamaan Bernoulli FLUID Fluida Pokok ahasan Fluida statik Tekanan Prinsip Pascal Prinsip rchimedes Fluida dinamik Persamaan ernoulli Fluida Pada temperatur normal, zat dapat berwujud: Fluida? Padatan/Solid Cair/Liquid Gas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang

Lebih terperinci

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2 1. D bawah n adalah pernyataan mengena pengukuran : 1. mengukur adalah membandngkan besaran yang dukur dengan besaran sejens yang dtetapkan sebaga satuan 2. dalam setap pengukuran selalu ada kesalahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES Hubungan n akan dawal dar gaya yang beraks pada massa fluda. Gaya-gaya n dapat dbag ke dalam gaya bod, gaya permukaan, dan gaya nersa. a. Gaya Bod Gaya bod

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG

GETARAN DAN GELOMBANG GEARAN DAN GELOMBANG Getaran dapat diartikan sebagai gerak bolak balik sebuah benda terhadap titik kesetimbangan dalam selang waktu yang periodik. Dua besaran yang penting dalam getaran yaitu periode getaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Binatang menggunakan gelombang bunyi/suara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Binatang menggunakan gelombang bunyi/suara untuk BAB TNJAUAN PUSTAKA Pengertan Gelombang Buny (Akustk) [ 3, 4, -S, 6, 7, S] Gelombang buny adalah gelombang yang drarnbatkan sebaga gelombang mekank longtudnal yang dapat berjalan dalam medum padat, car

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fska Dasar I (FI-321) Topk har n Kesetmbangan Statk Syarat Kesetmbangan Pusat Gravtas Kesetmbangan Stabl, Labl dan Netral Kesetmbangan Benda Tegar Kesetmbangan Mekank Benda dkatakan berada dalam kesetmbangan

Lebih terperinci

FIsika DINAMIKA ROTASI

FIsika DINAMIKA ROTASI KTS & K- Fsika K e l a s X DNAMKA ROTAS Tujuan embelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep momen gaya dan momen inersia.. Memahami teorema sumbu

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA a. Judul: Pembelajaran Gerak Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar Berbasis Koop untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMA b. Kompetensi Dasar Setelah berpartisipasi

Lebih terperinci

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus BAB 7. GERAK ROTASI 7.1. Pendahuluan Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus Sebuah benda tegar bergerak rotasi murni jika setiap partikel pada benda tersebut

Lebih terperinci

Dasar-dasar Aliran Fluida

Dasar-dasar Aliran Fluida Dasar-dasar Alran Fluda Konsep pentng dalam alran fluda Prnsp kekealan massa, sehngga tmbul persamaan kontnutas Prnsp energ knetk, persamaan persamaan alran tertentu Prnsp momentum, persamaan-persamaan

Lebih terperinci

Energiada adadi disekitar sekitarkita

Energiada adadi disekitar sekitarkita Kerja dan Energ APA ITU ENERGI? Energada adad dsektar sektarkta Kerja dan Energ Energd dalam Dapat dperbaharu Tdak dapat dperbaharu Radas Panas Kerja dan Energ BentukEnerg Lstrk Kma Mekank Nuklr Suara

Lebih terperinci

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Pertemuan GEARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (5B0809), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 06 Beberapa parameter yang menentukan karaktersitik getaran: Amplitudo

Lebih terperinci

Gerak rotasi: besaran-besaran sudut

Gerak rotasi: besaran-besaran sudut Gerak rotasi Benda tegar Adalah kumpulan benda titik dengan bentuk yang tetap (jarak antar titik dalam benda tersebut tidak berubah) Gerak benda tegar dapat dipandang sebagai gerak suatu titik tertentu

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA Pertemuan 2 GETARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (15B08019), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 2016 Beberapa parameter

Lebih terperinci

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D 9:4:04 Posisi, Kecepatan dan Percepatan Angular 9:4:04 Partikel di titik P bergerak melingkar sejauh θ. Besarnya lintasan partikelp (panjang busur) sebanding sebanding dengan: s = rθ Satu keliling lingkaran

Lebih terperinci

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI Momen gaya : Simbol : τ Momen gaya atau torsi merupakan penyebab benda berputar pada porosnya. Momen gaya terhadap suatu poros tertentu

Lebih terperinci

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.

Lebih terperinci

GERAK BENDA TEGAR. Kinematika Rotasi

GERAK BENDA TEGAR. Kinematika Rotasi GERAK BENDA TEGAR Benda tegar adalah sistem benda yang terdiri atas sistem benda titik yang jumlahnya tak-hinggadan jika ada gaya yang bekerja, jarak antara titik-titik anggota sistem selalu tetap. Gerak

Lebih terperinci

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Contoh 5. Pemahaman konsep tors (a) Tentukan tors terhadap poros O oleh gaya 0 N pada gambar d bawah n. Gars kerja gaya 0 N adalah gars g. Gars yang dtark

Lebih terperinci

Medan Elektromagnetik

Medan Elektromagnetik Medan Elektromagnetk Kulah 1 Medan Magnet 19 Me 009 Dr. r Poernomo ar, T, MT 1. Medan magnet d sektar arus lstrk Oersted menentukan adanya medan magnet d sektar kawat yang berarus lstrk. Percobaan Oersted

Lebih terperinci

Komang Suardika; ;Undiksha; 2010

Komang Suardika; ;Undiksha; 2010 Komang Suardka;09004;Undksha; 00 PERCOBAAN PESAWAT ATWOOD. Tujuan Percobaan Tujuan dar dlakukannya percobaan n adalah untuk memperlhatkan berlakunya hukum Newton dan menghtung momen nersa katrol.. Landasan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap.

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Fluida Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida. Karena jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Molekul-moleku1di dalam fluida mempunyai kebebasan

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mater Pokok : Dnamka Rotas dan Kesembangan Benda Tegar : Pertama dan kedua / 4 x 45 ment : Cermah dan mengerjakan soal A. Kompetens Dasar 2.1 Memformulaskan hubungan antara konsep tors, momentum sudut,

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGRAL TENTU

APLIKASI INTEGRAL TENTU APLIKASI INTEGRAL TENTU Aplkas Integral Tentu థ Luas dantara kurva థ Volume benda dalam bdang (dengan metode cakram dan cncn) థ Volume benda putar (dengan metode kult tabung) థ Luas permukaan benda putar

Lebih terperinci

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut.

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut. Pengertian Gerak Translasi dan Rotasi Gerak translasi dapat didefinisikan sebagai gerak pergeseran suatu benda dengan bentuk dan lintasan yang sama di setiap titiknya. gerak rotasi dapat didefinisikan

Lebih terperinci

Hukum Termodinamika ik ke-2. Hukum Termodinamika ke-1. Prinsip Carnot & Mesin Carnot. FI-1101: Termodinamika, Hal 1

Hukum Termodinamika ik ke-2. Hukum Termodinamika ke-1. Prinsip Carnot & Mesin Carnot. FI-1101: Termodinamika, Hal 1 ERMODINAMIKA Hukum ermodnamka ke-0 Hukum ermodnamka ke-1 Hukum ermodnamka k ke-2 Mesn Kalor Prnsp Carnot & Mesn Carnot FI-1101: ermodnamka, Hal 1 Kesetmbangan ermal & Hukum ermodnamka ke-0 Jka dua buah

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

BENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

BENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta 1/36 FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) BENDA TEGAR Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Rotasi Benda Tegar Benda tegar adalah sistem partikel yang

Lebih terperinci

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kinematika Rotasi Hukum Gravitasi Dinamika Rotasi Kinematika Rotasi Perpindahan Sudut Riview gerak linear: Perpindahan, kecepatan, percepatan r r = r f r i, v =, t a

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAYA. Dua rangkaian yg dpt digunakan utk mengukur daya

PENGUKURAN DAYA. Dua rangkaian yg dpt digunakan utk mengukur daya Pengukuran Besaran strk (TC08) Pertemuan 4 PENGUKUN DY Pengukuran Daya dalam angkaan DC Daya lstrk P yg ddsaskan d beban jka dcatu daya DC sebesar E adl hasl erkalan antara tegangan d beban dan arus yg

Lebih terperinci

9/17/2012 B E S A R A N. Besaran Fisika. massa, waktu, suhu, kecepatan, percepatan, panjang, luas, gaya, momentum, medan

9/17/2012 B E S A R A N. Besaran Fisika. massa, waktu, suhu, kecepatan, percepatan, panjang, luas, gaya, momentum, medan Konseptual esaran Pokok : besaran yang dtetapkan dengan suatu standar ukuran esaran Fska esaran Turunan : esaran yang drumuskan dar besaran-besaran pokok esaran Skalar Matemats esaran Vektor E S R N Skalar

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR Pada bab n akan dbahas konsep-konsep dasar dar fungs mayor dan fungs mnor dar suatu fungs yang terdefns pada suatu nterval tertutup. Pendefnsan fungs mayor dan mnor tersebut

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, 28 Mei Penyusun

KATA PENGANTAR. Semarang, 28 Mei Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang MahaEsa. Berkat rahmat dan karunia-nya, kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, penyusun menyadari masih

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT 1. VEKTOR Jika diketahui vektor A = 4i 8j 10k dan B = 4i 3j + 2bk. Jika kedua vektor tersebut saling tegak lurus, maka tentukan

Lebih terperinci

Interpretasi data gravitasi

Interpretasi data gravitasi Modul 7 Interpretas data gravtas Interpretas data yang dgunakan dalam metode gravtas adalah secara kualtatf dan kuanttatf. Dalam hal n nterpretas secara kuanttatf adalah pemodelan, yatu dengan pembuatan

Lebih terperinci

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari.benda tegar (statis dan Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.1.1

Lebih terperinci

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar A. Torsi 1. Pengertian Torsi Torsi atau momen gaya, hasil perkalian antara gaya dengan lengan gaya. r F Keterangan: = torsi (Nm) r = lengan gaya (m) F = gaya

Lebih terperinci

Momentum sudut didefiniskan sebagai: dt dt. Momen gaya:

Momentum sudut didefiniskan sebagai: dt dt. Momen gaya: Benda Tega Moentu sudut ddefnskan sebaga: xp d F dp x dp xf d d xp d dp vxp x 0 Moen gaya: xf xp x x d dp dp Moen gaya: xf d Moen gaya : + belawanan aah jau ja - Jka seaah jau ja. d Jka F=0, tdak ada gaya

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

Review Thermodinamika

Review Thermodinamika Revew hermodnamka Hubungan hermodnamka dan Mekanka tatstk hermodnamka: deskrps fenomenologs tentang sfatsfat fss sstem makroskopk dalam kesetmbangan. Phenomenologs : mendasarkan pada pengamatan emprs terhadap

Lebih terperinci

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi Catatan Kuliah FI111 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi Agus Suroso update: 4 November 17 Osilasi atau getaran adalah gerak bolak-balik suatu benda melalui titik kesetimbangan. Gerak bolak-balik tersebut

Lebih terperinci

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L) Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN FIS A. BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk dan volume selama bergerak. Benda tegar dapat mengalami dua macam gerakan, yaitu translasi dan rotasi. Gerak translasi

Lebih terperinci

II. TEORI DASAR. Definisi 1. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai

II. TEORI DASAR. Definisi 1. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai II. TEORI DASAR.1 Transormas Laplace Ogata (1984) mengemukakan bahwa transormas Laplace adalah suatu metode operasonal ang dapat dgunakan untuk menelesakan persamaan derensal lnear. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

menganalisis suatu gerak periodik tertentu

menganalisis suatu gerak periodik tertentu Gerak Harmonik Sederhana GETARAN Gerak harmonik sederhana Gerak periodik adalah gerak berulang/berosilasi melalui titik setimbang dalam interval waktu tetap. Gerak harmonik sederhana (GHS) adalah gerak

Lebih terperinci

Bab 1 Berbagai Sistem Koordinat Baku

Bab 1 Berbagai Sistem Koordinat Baku Sumbu z Sumbu z Mekanka Klask, M.F.Rosyd 1 Bab 1 Berbaga Sstem Koordnat Baku Dalam bab n akan djelaskan berbaga jens sstem koordnat yang lazm dan harus dgunakan dalam permasalahan sstem-sstem mekank. Pemlhan

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013

Soal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013 Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB VII. Apabila benda dalam kesetimbangan maka resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol.

BAB VII. Apabila benda dalam kesetimbangan maka resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol. 7.1 Syarat kesetmbangan BAB VII KESETIMBANGAN Benda dkatakan berada dalam kesetmbangan apabla : - Benda tu sebaga satu keseluruhan tetap dam atau bergerak menurut gars lurus dengan kecepatan konstan -

Lebih terperinci

Distribusi Tekanan pada Fluida

Distribusi Tekanan pada Fluida Distribusi Tekanan pada Fluida Ref: White, Frank M., 2011, Fluid Mechanics, 7th edition, Chapter 2, The McGraw-Hill Book Co., New York 2/21/17 1 Tekanan pada Fluida Tekanan fluida (fluid pressure): tegangan

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK SEDERHANA

GERAK HARMONIK SEDERHANA GERAK HARMONIK SEDERHANA Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak harmonik

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 9 JAKARTA Jl. RA Fadllah Cjantung Jakarta Tmur Telp. 80078, Fax 877978 REMEDIAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

VLE dari Korelasi nilai K

VLE dari Korelasi nilai K VLE dar orelas nla Penggunaan utama hubungan kesetmbangan fasa, yatu dalam perancangan proses pemsahan yang bergantung pada kecenderungan zat-zat kma yang dberkan untuk mendstrbuskan dr, terutama dalam

Lebih terperinci

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s².

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s². Hukum newton hanya memberikan perumusan tentang bagaimana gaya mempengaruhi keadaan gerak suatu benda, yaitu melalui perubahan momentumnya. Sedangkan bagaimana perumusan gaya dinyatakan dalam variabelvariabel

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Fisika Kelas XI SCI Semester I Oleh: M. Kholid, M.Pd. 43 P a g e 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan

Lebih terperinci

BAB VII STABILITAS TEBING

BAB VII STABILITAS TEBING BAB VII STABILITAS TEBING VII - BAB VII STABILITAS TEBING 7. TINJAUAN UMUM Perhtungan stabltas lereng/tebng dgunakan untuk perhtungan keamanan tebng dss-ss sunga yang terganggu kestablannya akbat adanya

Lebih terperinci

Materi Pendalaman 01:

Materi Pendalaman 01: Materi Pendalaman 01: GETARAN & GERAK HARMONIK SEDERHANA 1 L T (1.) f g Contoh lain getaran harmonik sederhana adalah gerakan pegas. Getaran harmonik sederhana adalah gerak bolak balik yang selalu melewati

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang terdapat dalam 3 buku SMA kelas XI yang diteliti yaitu

Lebih terperinci

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda 1 Benda tegar Pada pembahasan mengenai kinematika, dinamika, usaha dan energi, hingga momentum linear, benda-benda yang bergerak selalu kita pandang sebagai benda titik. Benda yang berbentuk kotak misalnya,

Lebih terperinci

Petunjuk Praktikum Fisika Dasar I. (Tumbukan Dalam Satu Dimensi)

Petunjuk Praktikum Fisika Dasar I. (Tumbukan Dalam Satu Dimensi) Petunjuk Praktkum Fska Dasar I (Tumbukan Dalam Satu Dmens) Dajukan Untuk Memenuh Tugas Tersruktur Mata ulah Ekspermen Fska Dasar 1 Jurusan Penddkan Fska Oleh : Muhamad Ihsanudn (0602425) JURUSAN PENDIDIAN

Lebih terperinci

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat 10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass

Lebih terperinci

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.

Lebih terperinci

BAB IV HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA SISTEM TERBUKA (CONTROL VOLUME)

BAB IV HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA SISTEM TERBUKA (CONTROL VOLUME) Yosef Agung Cahyanta : Termodnamka I 43 BAB IV HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA SISTEM TERBUKA (CONTROL VOLUME) 4.1 ANALISIS TERMODINAMIKA SISTEM TERBUKA Dalam persoalan yang menyangkut adanya alran massa ke/dar

Lebih terperinci

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan SP FISDAS I Perihal : Matriks, pengulturan, dimensi, dan sebagainya. Bisa baca sendiri di tippler..!! KINEMATIKA : Gerak benda tanpa diketahui penyebabnya ( cabang dari ilmu mekanika ) DINAMIKA : Pengaruh

Lebih terperinci

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA ISTITUT TEKOLOGI BADUG FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM PROGRAM STUDI FISIKA FI-500 Mekanka Statstk SEMESTER/ Sem. - 06/07 PR#4 : Dstrbus bose Ensten dan nteraks kuat Kumpulkan d Selasa 9 Aprl

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN METODE

BAB II DASAR TEORI DAN METODE BAB II DASAR TEORI DAN METODE 2.1 Teknk Pengukuran Teknolog yang dapat dgunakan untuk mengukur konsentras sedmen tersuspens yatu mekank (trap sampler, bottle sampler), optk (optcal beam transmssometer,

Lebih terperinci

Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya yaitu sebagai berikut:

Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya yaitu sebagai berikut: Momen Gaya Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan. Momen gaya merupakan hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik tumpu. Momen

Lebih terperinci

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK 34 III PEMODELN MTEMTIS SISTEM FISIK Deskrps : Bab n memberkan gambaran tentang pemodelan matemats, fungs alh, dagram blok, grafk alran snyal yang berguna dalam pemodelan sstem kendal. Objektf : Memaham

Lebih terperinci

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA Pengenalan Statika Fluida (Hidrostatik) Hidrostatika adalah ilmu yang mempelajari perilaku zat cair dalam keadaan diam. Konsep Tekanan Tekanan : jumlah gaya tiap satuan luas

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tnauan Pustaka 2.1 Konsep Gagasan Penghematan Bahan Bakar pada Kompor Gas Prnsp dar alat penghemat gas pada tugas akhr n merupakan pengembangan dar tugas akhr yang sebelumnya sudah pernah dlaksanakan.

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum Fska Dasa I (FI-3) Topk ha n (mnggu 6) Sstem Patkel dan Kekekalan Momentum Pesoalan Dnamka Konsep Gaya Gaya bekatan dengan peubahan geak (Hukum ewton) Konsep Eneg Lebh mudah pemecahannya kaena kta hanya

Lebih terperinci

BAB IX MEKANIKA BENDA TEGAR

BAB IX MEKANIKA BENDA TEGAR BAB IX MEKANIKA BENDA TEGAR MEKANIKA BENDA TEGAR Benda tegar adalah sistem benda yang terdiri dari sistem-sistem benda titik yang tak hingga banyaknya dan jika ada benda yang bekerja padanya jarak antara

Lebih terperinci

Kekakuan Balok (Beam) BAB ANAISIS STRUKTUR BAOK Struktur beam merupakan suatu sstem struktur ang merupakan gabungan dar seumlah elemen (batang) ang lurus (a ) d mana pada setap ttk smpulna danggap berperlaku

Lebih terperinci

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan . (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan

Lebih terperinci

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB I angkaan Transent Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Pendahuluan Pada pembahasan rangkaan lstrk, arus maupun tegangan yang dbahas adalah untuk konds steady state/mantap. Akan tetap

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber: Gejala Gelombang B a b B a b 1 gejala gelombang Sumber: www.alam-leoniko.or.id Jika kalian pergi ke pantai maka akan melihat ombak air laut. Ombak itu berupa puncak dan lembah dari getaran air laut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi 1. Sistem Diskrit Tinjaulah sistem yang terdiri atas 2 benda. Benda A dan benda B dihubungkan dengan batang ringan yang tegar dengan sebuah batang tegak yang

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR. Misalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformasi linear f L ( V, F )

BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR. Misalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformasi linear f L ( V, F ) 28 BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR III.1 Ruang Dual Defns III.1.2: Ruang Dual [10] Msalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformas lnear f L ( V, F ) dkatakan fungsonal lnear (atau

Lebih terperinci

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

KINEMATIKA. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom KINEMATIKA Fisika Tim Dosen Fisika 1, ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom Sasaran Pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu mencari besaran

Lebih terperinci

MOMENTUM DAN TUMBUKAN. Rudi Susanto

MOMENTUM DAN TUMBUKAN. Rudi Susanto MOMENTUM DAN TUMBUKAN Rudi Susanto IMPULS PERUBAHAN MOMENTUM LENTING SEMPURNA Berlaku hukum kelestarian Momentum dan energi kinetik TUMBUKAN LENTING SEBAGIAN Berlaku Hukum:. Kekekalan Momentum (ada energi

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 6 BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 5.. INTEGRAL LINTASAN Msal suatu lntasan yang dnyatakan dengan : (t) = x(t) + y(t) dengan t rl dan a t b. Lntasan dsebut lntasan tutup bla (a) = (b). Lntasan tutup dsebut lntasan

Lebih terperinci