BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR"

Transkripsi

1 BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Contoh 5. Pemahaman konsep tors (a) Tentukan tors terhadap poros O oleh gaya 0 N pada gambar d bawah n. Gars kerja gaya 0 N adalah gars g. Gars yang dtark dar ttk O tegak lurus terhadap gars g, memotong g d ttk L (lhat gambar). Dengan demkan lengan tors adalah OL. OLP sku-sku: o OL OP sn 0 ( ),5 m Gaya 0 N cenderung memutar tongkat OP searah jarum jam terhadap poros O (tors bertanda -). Dengan demkan momen gaya adalah τ - (b) Tentukan tors tap gaya dan tors totalnya terhadap poros o. Untuk menghtung tors gaya 8,0 N, lebh bak jka gaya tu durakan menjad komponenkomponen (lhat gambar d bawah) menjad 8 cos 7 o dan 8 sn 7 o. Lengan momen dan momen tap gaya dtunjukkan pada table berkut. Gaya (N) Lengan Tors Tors 5,0 OA x 0,4 0,0 0 8 cos 7 o OB x 0,0 0, 0 8 sn 7 o OC 0,0 OD 0,0-0,0 x 5,0 -,0-0,0 x 0 -,0-0,0 x 8 cos 7 0-0,64 +0,0 x 8 sn ,96 Searah jarum jam Searah jarum jam Searah jarum jam Berlawanan jarum jam Jarum jam Contoh 6. Pengertan momen nersa Seorang ahl mesn sedang mendesan suatubagan mesn yang terdr dar tga penyambung yang dhubungkan oleh tga topangan rngan (lhat gambar). Ketga penyambung dapat danggap sebaga partkel yang dhubungkan oelh batang-batang rngan (massanya dapat dabakan). (a) Berapa momen nersa bagan mesn n terhadap poros melalu A? (b) Berapa momen nersa terhadap poros yang bertepatan dengan batang BC? (a) Partkel A terletak pada poros sehngga jarak partkel n terhadap poros A sama dengan nol (r A 0). AC AB BC 0,50 0,0 0,6 AC 0,6 0, 4 m. Jarak partkel B dan C terhadap poros A dapat dhtung dengan Persamaan (6-7). I m r m r + m r + m r A A B B C C 0 + (0,0 kg) (0,50 m) + (0,0 kg) (0,40 m),057 kg m

2 (b) Partkel B dan C terletak pada poros BC sehngga momen nersa yang dhasllkan keduanya sama dengan nol. Jad, hanya partkel A yang menghaslkan momen nersa terhadap poros BC, dengan r A AC 0,40 m. I m r m r A A (0,0 kg) (0,40 m) 0,048 kg m Contoh 6. Menentukan momen nersa batang (satu dmens) Sebuah batang homogen memlk masa M dan panjang L. Tentukan momen nersa batang terhadap poros melalu: (a) ttk tengah batang; (b) ttk ujung batang. Gambar 6.9 Bayangkan batang homogen terdr atas berbaga elemen dx yang memlk koordnat x terhadap poros. Untuk poros melalu ttk tengah batang (ttk O), koordnat x mula dar - / sampa dengan (kasus b). Bayangkan batang homogen terdr atasa berbaga elemen dx yang memlk koordnat x terhadap poros. Momen nersa batang dapat dhtung dengan persamaan (6-8). I r dm M dengan r x dan dm dx (lhat persaman (6-9)), maka persamaan menjad L M I r dx M x dx L L M x I L (a) Untuk poros melalu ttk tengah batang (kasus (a) pada Gambar 6.9), sumbu tegak yang melalu O adalah Y O dan tampak bahwa koordnat x mula dar x L/ sampa dengan x +L/. Karena ttk tengah batang yang dperoleh dar Persamaan (6-0) adalah L / M x I L L / M [( L / ) ( L / ) ] L M ( L / 8 + L / 8) L M L ML L 8 (sesua dengan Tabel 6. (a)) (b) Untuk poros melalu ttk ujung batang (kasus (b) pada gambar 6.9), sumbu tegak yang melalu P adalah Y P dan tampak bahwa koordnat x mula dar x 0 sampa dengan x L. Karena tu, momen nersa batang terhadap poros melalu ttk ujung batang yang dperoleh dar Persamaan (6-0) adalah

3 I L M x L 0 M ( L 0) L ML (sesua dengan Tabel 6. (b)) Contoh 6.4 Katan tors dengan percepatan sudut pada gerak melngkar berubah beraturan m Sebuah batu gernda,0 kg yang memlk jar-jar 0 cm dputar pada rad/s. Motor dpadamkan dan sebuah pahat dtekankan pada permukaan batu gernda dengan suatu gaya yang memlk komponen tangensal,0 N (lhat gambar). Berapa lama dperlukan oleh batu gernda untuk berhent sejak gaya dberkan? Massa M,0 kg Jar-jar R 0 cm 0 x 0 - m 0,0 m Kecepatan sudut awal ω 0 0 rad/s Pada saat motor dpadamkan, bekerja gaya gesek tangensal F N menghaslkan momen gaya τ yang memberkan perlambatan sudut α yang akhrnya memberhentkan putaran batu gernda. Batu gernda berbentuk slnder pejal, sehngga sesua Tabel 6. (f), momen nersanya adalah I MR (,0 kg)(0,0 m) 0,0kg m Tors yang dhaslkan oleh gaya tangensal F dengan lengan tors R adalah τ RF ( 0,0 m)( N) 0,0 m N Tanda negatf dberkan karena momen gaya τ berlawanan dengan arah putaran batu gernda. Momen gaya τ menghaslkan percepatan sudut sesua dengan percepatan sudut tetap dan kecepatan sudut awal ω 0 0 rad/s dperlambat oleh α -0 rad/s sampa berhent (ω(t) 0) ω (t) ω 0 + α t ω( t) ω0 0 (0rad / s) t 6s α 0rad / s Jad, dperlukan waktu 6 s sejak motor dpadamkan sampa batu gernda berhent. Contoh 6.5 Slnder pejal menggelndng menurun bdang mrng Sebuah slnder penjal homogen dengan jar-jar R dan massa M menggelndng dar puncak bdang mrng sepert pada gambar. Tentukan kelajuan slnder pada saat tba d dasar bdang (nyatakan dalam g dan h). Strateg : Tnjau slnder pejal m, gambar gaya-gaya yang bekerja padanya. Gunakan τ Iα untuk gerak rotas slnder dan F ma untuk gerak tranlas slnder menurun bdang.

4 4 Jangan lupa α R a. Akhrnya, kelajuan slnderd dasar bdang dhtung dengan persamaan dhtung dengan persamaan knematka translas: v v + a, dengan v 0 dan x panjang lntasan yang dtempuh slnder. 0 x Perhatkan gambar (a) gaya-gaya yang bekerja pada slnder pejal adalah: gaya gesekan f, gayaberat g, gaya normaln.bak mg maupun Nmelalu ttk poros O sehngga tdak menyebabkan gerak rotas. Satu-satunya gaya yang menyebabkan slnder berotas terhadap poros O adalah gaya gesekanf, dengan momen OP jar-jar R. Penggunaan hukum II Newton untuk rotas slnder memberkan Στ Iα fr ( fr f MR a MR ( ) R Ma ) α fi a α R MR (bentuk slnder pejal) Perhatkan gambar (b), gaya-gaya N dan Mg cos θ tdak menyebabkan gerak tranlas slnder menurun bdang hanyalah Mg sn θ (arah postf) dan f (arah negatf). Penggunaan hukum II Newton untuk gerak tranlas slnder memberkan F ma +Mg sn θ - f Ma Mg sn θ - Ma Ma (substtus f Ma dar (*)) Mg sn θ Ma g sn a θ Akhrnya, dengan menerapkan persamaan knematka v v0 + a x dengan keadaan awal dam d puncak bdang (v 0 0) dan keadaan kahr d dasar bdang, v v v 0 + a x g snθ h 0 + snθ 4gh 4gh v v Msalkan g 0 m/s dan h 6 m, maka 4(0)(6) v 8 4 5m Contoh 6.6 Dua benda bergantungan pada katrol melalu seutas tal Sebuah katrol, massa M dan jar-jar R, dlltkan dengan seutas tal. Pada ujung-ujung tal terkat benda yang massanya m, dan m (m > m ). Tentukan percepatan masng-masng benda bla: (a) katrol dapat danggap lcn sehngga tal meluncur pada katrol;

5 5 (b) katrol tdak lcn sehngga katrol mengalam gerak rotas. (a) untuk kasus katrol lcn, katrol tdak berputar bersama tal (katrol dam), sehngga α 0. Kta tnjau dahulu dagram gaya pada katrol (Gambar (c)). Karena m > m, maka katrol cenderung berotas searah jarum jam (seandanya katrol tdak lacn). Karena tu kta tetapkan arah searah jarum jam adalah postf. Dengan demkan gaya T menghaslkan momen T R (berlawanan arah jarum jam) dan gaya T menghaslkan momen +T R (searah jarum jam). Hukum II Newton untuk gerak rotas memberkan τ Iα 0 sebab α 0 T R + T R 0 atau T T T Tnjauan dagram gaya pada benda m (Gambar (b)) dan benda m (Gambar (d)). Karena m > m, maka m akan bergerak ke atas dan m akan bergerak ke bawah. Oleh karena tu, untuk benda m kta tetapkan arah ke atas sebaga postf. Hukum II Newton untuk gerak tranlas m dan m memberkan Σ m a Σ m a -T m g m a () + m g - T m a () Dengan T T t dan a a a, kta peroleh T m g m a (*) -T + m g m a (**) Dengan menjumlahkan Persamaan (*) dan (**) kta peroleh: T m g m a (*) -T + m g m a (**) + (m m )g (m m )a m m a g (***) m m (b) Untuk katrol kut berputar bersama tal, Persamaan (*) dan (**) yang dperoleh dar (a) tetap. Yang berbeda adalah hukum II Newton untuk gerak rotas pada katrol karena α 0. Penggunaan hukum II Newton untuk gerak rotas katrol memberkan Στ Iα T R T R Iα () Sekarang, perhatkan besaran-besaran yang akan menghubungkan, Persamaan (), (), dan (): A a a α R a Untuk katrol danggap berbentuk slnder pejal, I Persamaan menjad: MR. T m g m a () M g T m a () a (T T ) R I R () (T T ) R MR R a T T Ma atau T T - Ma Dengan menjumlahkan Persamaan () dan () kta peroleh (4)

6 6 T m g m a M g T m a + T T + (m m )g (m + m ) a T T + (m + m )g - (m - m ) g (5) Dengan memutar T T dar persamaa (5) ke dalam Persamaan (4), kta peroleh - Ma (m + m ) a - (m m ) g (m m ) g (m + m ) a + Ma (m m ) g (m + m + M )a ( m m ) a g (****) ( m + m + M ) Dskus:Jka massa katrol dabakan atau M 0, maka perwsamaan (****) memberkan ( m m ) a g, sama dengan hasl pada Persamaan (***). ( m + m) Jad, bak kasuskatrol lcn maupun kasus massa katrol dabakan akan memberkan percepatanyang sama. Dnamka tranlas yang anda pelajar d kelas selalumenganggap massa katrol dabakan atau katrol lcn sempurna. Oleh karena tu, hasl htungan ( m m ) percepatan yang Andadapatkan adalah a g. ( m + m ) Contoh 6.7 Energ knetk rotas roda Sebuah roda dgunakan sebaga penympan energ dalam pembangkt lstrk. Roda datur berputar selama perode beban rendah oleh sebuah motor lstrk. Rodaakan bertndak sebaga generator untuk mengembalkan energ yang dsmpan menjad energ lstrk ketka permntaan lstrk tngg. (a) Tentukan energ knetk rotas roda ermassa,0 x 0 5 kg yang memlk jar-jar,0 m dan berputar pada 00 rad/s. (b) berapa jamdperlukan roda untuk mensupla daya lstrk,0 MW? (a) Momen nersa roda yang berbentuk slnder pejal dengan M,0 x 0 5 kg dan R,0 m dperoleh dar Tabel 6. (f). I MR (,0 x 0 5 kg)(,0 m) 4,0 x 0 5 m Energ knetk rotas dengan ω 00 rad/s dhtung dengan Persamaan (6-7): EK rotas Iω (4,0 x 0 5 kg m )(00 rad/s),8 x 0 0 J (b) Daya lstrk P,0 MW,0 x 0 6 W akan dsupla oleh roda dalam waktu EK EK P x t atau t P

7 7 0,8 x0 J,8 x 0 4 s 6,0 x0 W,8 0 4 s x ( jam/ 600 s) 5 jam Contoh 6.8 Energ knetk benda yang menggelndng Sebuah bola kayu pejal dengan berat 7 N dan memlk jar-jar 0,5 m, bergerak pada kelajuan 0 m/s sambl berputar. Tentukan total energ knetknya (g 0 m/s ). Berat W 7 N Jar-jar bola R 0,5 m Kecepatan lnear v 0 m/s Untuk menghtung total energ knetk bendang menggelndng dengan Persamaan (6-8), kta harus menghtung massa m, momen nersa I, dan kecepatan sudut ω terlebh dahulu. Massa dapat dhtung dar berat: w mg atau w m g 7N 0m / s 7, kg Momen nersa bola pejal sesua Tabel 6. (h) adalah I mr 5 5 (7, kg)(0,5 m) 0,0648 kg m Kecepatan sudut ω dapat dhtung dengan v R ω atau v ω R 0 m/s 0,5 m 00 rad/s Total energ knetk dhtung dengan Persamaan (6-8): EK mv + I ω (7, kg)(0 m/s) + (0,648 kg m )(00 rad/s) 40 J + 96 J 4 56 J. Sebuah slnder homogen dengan jar-jar R dan massa m berada dpuncak suatu bdang mrng (lhat gambar). Manakah yang kelajuannya lebh besar saat tba d dasar bdang mrng-slnder yang meluncur tanpa gesekan? Atau slnder yang menggelndng?

8 8 Untuk slnder yang meluncur tanpa gesekan, hukum kekekalan energ mekank memberkan EP puncak + EK puncak EP dasar + + EK dasar mgh ( mv + I ω ) gh ( V atau V gh ) Untuk slnder yang menggelndng, energ knetk d dasar bdang adalah gabungan energ knetk tranlas dan rotas sehngga hukum kekekalan energ mekank memberkan EP puncak + EK puncak EP dasar + + EK dasar mgh ( mv + I ω ) Untuk slnder penjal, I menjad mgh mv + ( m R (Tabel 6. (f)), dan V Rω atau ω V/R, sehngga persamaan R m ) V 4 gh V + R R 4 gh V V 4gh atau V 4 gh V R Jad slnder yang enggelndng lebh lambat menurun bdang mrng darpada slnder yang meluncur tanpa gesekan. In karena sejumlah energ dserap oleh gerak rotas benda. Energ total slnder d dasar bdang adalah sama pada kedua kasus. Contoh 6.9 Soal konsep Cncn kawn, kelereng, batu batera, kaleng cola kosong, kaleng cola penuh yang belum dbuka, dan sebuah kotak yang dmnyak sehngga dapat meluncur ke bawah tanpa gesekanjka keenam benda tegak tersebut dbebaskan dar keadaan dam pada ketnggan yang sama pada sebuah bdang mrng, dengan urutan bagamanakah benda-benda tersebut mencapa dasar bdang mrng? Dalam contoh 6.8b telah dbahas bahwa untuk kasus benda tegar menurun suatu bdang mrng mula dar keadaan dam, energ potensal gravtas pada poss dbebaskan terhadap acuan dasar bdang mrng berubah menjad energ knetk benda d dasar bdang. Energ knetk d dasar bdang adalah total dar energ knetk tranlas pusat massa dan energ knetk rotas terhadap pusat massa sebaga poros. Secara matemats dtulskan: Mgh mv + I ω Momen nersa benda tegar dapat kta tulskan sebaga I kmr dengan k adalah faktor numerc yang menyatakan bagmana massa benda tegar ddstrbuskan terhadap porosnya. Makn tersebar massa benda tu terhadap porosnya, makn besar nla k Dengan demkan persamaan datas dapat dtuls menjad x 4 m

9 Mgh MV + V (kmr) R gh V + ( + k) karena ω R V gh V (*) (perss sepert Persamaan (6-) + k Telah djelaskan bahwa makn tersebar massa benda tu terhadap porosnya makn besar nla k, dan berart makn kecl makn kecl nla kecepatan pusat massa V. Mar kta urutkan dahulu nla kecepatan pusat massanya. Kotak dmnyak yang meluncur tanpa gesekan memlk nla k 0, yatu nla k palng kecl, sehngga nla V palng besar, dan past muncul sebaga pemenang nomor. ccncn kawn dapat kta anggap sebaga lngkaran tps dengan massanya terdstrbuskan pada jarak R, sehngga nla k palng besar dan tentu saja nla V palng kecl. Kaleng kosong adalah slnder berongga (bulatan + kepng) yang massanya terdstrbus hamr pada R. sehngga nal V-nya lebh besar darpada cncn. Batu batera (slnder pejal) massanya terdstrbus mula dar r 0 sampa dengan r R pada keseluruhan panjang slnder. Kelereng (bola pejal)massanya terdstrbus dar r 0 sampa dengan r R secara konsentrs (tdak memanjang sepert slnder penjal). Karena tu nla kelereng < k batera, dan tentu saja V kelereng > V batera. Dengan demkan urut-urutan benda mencapa dasar bdang mrng dtunjukkan pada Gambar 6.4. Bagamana dengan kecepatan kaleng cola penuh? Kaleng cola penuh yang belum dbuka lebh rumt. Kaleng n tdak bsa danggap slnderpadat karena caran cola ddalamnya dapat bergerak dan akan mengeluarkan sedkt energ, sehngga kta bsa menganggap kaleng tu lebh lambat dar pada batera. Tetap hanya tulah yang dapat kta katakana dengan yakn. Jka dbandngkan dengan kaleng cola penuh lebh cepat atau lebh lambat darpada kaleng cola kosong. Contoh 6.0 Menemtukan momentum sudut Dua benda sedang bergerak, sepert dtunjukkan pada gambar. Tentukan besar dan arah momentum sudut total terhadap ttk poros O. Strateg: Karena lengan tors terhadap poros O dan kecepat lnear dberkan, maka momentum sudut tap benda sebaknya dhtung dengan Persamaan (6-0): L mrv. Perhatkan, arah momentum sudut dtentukan dengan kadah tangan kanan, sehngga kta etapkan arah berlawanan jarum jam bertanda postf dan arah searah jarum jam bertanda negatf. Momentum sudut benda m 5 kg dengan r m dan v 4 m/s (lhat gambar) adalah L - m r v. (tanda (-) karena putaran tangan kanan searah jarum jam) L (5 kg) ( m) (4 m/s) -40 kg m s - Momentum sudut benda m kg dengan r 4 m dan V m/s (lhat gambar) adalah L + m r v. (tanda (+) karena putaran tangan kanan berlawanan dengan arah jarum jam) L ( kg) (4 m) ( m/s) +4 kg m s - Momentum sudut total terhadap poros O adalah ΣL L + L kg m s - Tanda negatf menyatakan bahwa arah momentum sudut total terhadap poros O adalah searah jarum jam. 9

10 Contoh 6. Aplkas hkum kekekalan momentum sudut pada sstem yang berotas (a) Seorang penar sepatu es memlk momen nersa 4,0 kg m ketka kedua lengannya terentang dan, kg m ketka kedua lengannya merapat ketubuhnya. Penar mula berputar pada kelajuan,8 putaran/s ketka kedua lengannya terentang. Berapa kelajuan sudut ketka kedua lengannya merapat ke tubuhnya? Keadaan awal ketka kedua lengannya terentang: I 4,0 kg m ω,8 putaran/s Keadaan akhr ketka kedua lengan merapat ke tubuh: I, kg m ω? Kekelan momentum (Persamaan (6-)) memberkan L L I ω I ω I ω ω I 4,0 kg m, kg m x (,8 putaran/s) 6 putaran/s (b) Sebuah meja Putar terdr dar sebuah cakram tps mendatar dengan maassa M dan jar-jar R, dan berputar tanpa gesekan dengan kelajuan tetap ω. Pada suatu waktu, setetes lem M dengan massa m jatuh vertkal pada meja putar dan melekat d suatu ttk pada jarak r 0 0 R dar poros. Tentukan kelajuan sudut putar sekarang. 4 Strateg: Sstem mula-mula adalah cakram dengan nersa I m r (cakram slnder pejal) yang berputar dengan kelajuan ω. Sstem sekarang adalah cakram (momen nersa I ) dan setetes lem dengan nersa I m r (lem danggap sebaga partkel), sebaga suatu sstem yang berotas dengan kelajuan sudut baru ω. Dengan menggunkan hukum kekekalan momentum sudut, kta dapat menghtung ω. Massa cakram m M; jar-jar r R; momen nersa cakram I m r MR ; kecepatan sudut mula-mula: ω ω; momentum sudut mula-muola: L ω I ω( MR ). Massa lem m M, melekat pada jarak dar poros r 0 danggap sebaga partkel) adalah R. Dengan demkan, momen nersa lem (lem 4 I m r M R 9MR Sstem sekarang adalah (cakram + lem) sebaga satu sstem yang bergerak dengan kecepatan sudut sudut ω ω ω. Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum kta peroleh L + L L + L ω I ω I + ω I

11 ω I ω I + ω I ω I ω (I +I ) ω I ω I + I 80 ω ω 89 ω MR ( MR ) + 80ω MR 9MR 80 MR + 9 MR 60 Contoh 6. Menentukan ttk berat mobl Majalah otomotf melaporkan bahwa sebuah mobl seda memlk 5% berat pada roda-roda depannya dan 47% bertapadaroda-roda belakangnya, dengan jarak antara poros roda depan dan belakang adalah,46 m (Gambar 6.7). n berart bahwa gaya normal total pada kedua roda depan adalah 0,5w dan pada kedua roda belakang adalah,47w, dengan w adalah berat total mobl. Berapa jauh dar poros roda belakang ttk berat mobl tersebut? Dengan menggunakan Persamaan (6-7) Anda dapat menghtungttk berat mobl (x G ) dukur dar poros roda belakang (poros roda belakang dtetapkan memlk x 0) w w x + wx 0,47w(0) + 0,5w(,46) X G w w + w 0,47w + 0,5w 0+,5w (,64) X G,0 meter w Contoh 6. Menentukan pusat massa sstem Sebuah palu terdr dar bagan kepalayang berbentukslnder dengan massa,00 kgdan dameter 8,00 cm dan tangka yang juga berbentuk slnder dengan massa 0,500 kg dan panjang 8,00 cm, sepert dtunjukkan pada Gambar 6.8a. Jka palu n dlemparkan berputar ke udara, berapa jauh d atas dasar tangka letak ttk yang membentuk lntasan parabola? Strateg: Ketka palu dlemparkan berputar ke udara, maka ttk yang membentuk lntasan parabola adalah pusat massa (atau ttk berat) palu. Ambl sumbu x sebaga gars yang melalu tengah-tengah palu, dan sumbu ysebaga gars tegal lurus sumbu x yang melalu dasar tangka pada (x 0 0,00 cm), lhat gambar 6.8b. Ttk berat tangka paluada d tengah-tengah tangka,dber ndeks () (Gambar 6.8b), dmana 6,0 X,0 cm Ttk berat palu ada dtengah-tengah kepala palu, dber ndeks () (Gambar 6.8b), dmana 8,0 X 6,0 + 0,0 cm Ttk berat palu, yatu ttk G, Dapat Anda tentukan dengan enggunakan Persamaan (6-7)

12 X G m m mx + mx w + m (00) + (0,500)() 6,6 cm ,500 Jad letak ttk yang membentuk lntasa parabola ketka dlemparkan dengan berputar ke udara adalah ttk yang berjarak 6,6 cm dar dasar tangka Contoh 6.4 Ttk berat benda homogen yang berlubang Tentukan letak ttk berat bdang yang draster, terhadap ttk potong dagonal bdang ABCD. Strateg: Untuk benda homogenberbentuk luasan (dua dmens), massa tap partkel dalam benda dapat kta nyatakan dalam luas partkel sebaga berkut: M ρv ρa t Dengan ρ dan t masng-masng adalah assa jens dan tebal benda homogen yang serba sama karena tu Persamaan (6-7) dapat dtuls x G x G m m A A Σ(ρ At ) ρtσa ΣρAt ρtσa A x + A x + A x... A + A + A... (6-9) y G A A A x + A x + A x... A + A + A... (6-0) Benda yang draster adalah bdang ABCD dkurang bdang lngkaran. A AB x BC 5 x 5 5 cm x 0 y 0 Bdang lngkaran: A π π() 9π x 7,5 4,5 y -(7,5-5) -,5 Ttk berat benda yang draster terhadap ttk O X 0 A A x A x A A A (5)(0) (9π )(4,5) 5 9π 9(4,5π ) 4,5π cm 9(5 π ) 5 π

13 y 0 A A x + A x. A A + A (5)(0) (9π ) (,5) + 9(,5π ),5π cm 5 9π 9(5 π ) 5 π Jad, koordnat ttk berat benda yang draster terhadap ttk potong dagonal bdang ABCD adalah 4,5π,5π, cm atau (0,65; 0,6) cm 5 π 5 π Contoh 6.5 Demonstras ttk berat benda homogen berbentuk kurva Pada gambar 6.9a kta tunjukkan dengan jelasbahwa selembar baja tps tdak akan sembang jka satu ujungnya dletakkan pada ujung meja. Msal kta sambungkan lag dua lembar baja, sepert pada Gambar 6.9b. Semua lembar baja memlk massa jens dan luas penampang yang sama (n berart massa lembaran baja hanya sebandng dengan panjang lembaran baja). Sekarang sstem dapat kta buat sembang asalkan kta dapat menentukan panjang lembaran! "##$"# %&&%&$& $'"(""&"" % '"% ( &) (" "& %' ( # ""&"%&"*%#+',%%&%&"&% ) ) $)% # % " (" & %'"## (")"% ( -&#%(( ##&&*"&&%"&". %% % $ ","/0%/%%&" A A x + A x + A x... x G (6-) A A + A + A... y G A A A x + A x + A x... A + A + A... (6-) +#! #&"*%#+'"% '%&"((% #""#&""% ( ##$! 4% 4 ##$%&!4%04 ##$! 4% 04.#""# #& %& % "/! x + x + x X 0 + +

14 0 (0,0)(5,0) + (5,0)(9,5) ( ) 0,0 0,0 + 5, ,5-0 0%&&"% %& 0 ± (95) 0 ± %#) ("7 84 %"&)"""# %&&%&$& $'$ ##$ &"84 Contoh 6.6 Kesembangan stats sstem partkel oleh tga buah gaya % % # /9 &) # : % % & % % % ;& %%&)! ;$&.% # ) )) #$%.%"# "&#&<%*"# "&#&- ) ) %"&#&<% "&#& ") "# ""! > % >)? %& "%% & % +#! ) )) #$%.%&$&%#/9#)&! )##%+ %.; % ; %; %; )A"% ;%;%;) #/94 ; ; 4("8 9; ;;4(" /; ; ); "8 /; ;);" 9; &""# ""! >%>),%&&"(( )("7&&" &% 7&&#+& > >) ;B; ; )6;)B+ ;; /; 69;: 4

15 /;9; /; 69;: CC 0,6T T ; 0,8 4 C T? "&#&"; 4 dar (*) ke dalam (**), kta dapat menghtung tegangan tal T. T 0,6 + 0,8T 400 4,8T +,T 600 (kalkan kedua ruas dengan 4) 5,0T 600 T 0 N Substtuskan kembal T 0 ke dalam (*) dperoleh T. (0) T 40 N 4 Contoh 6.7 Kesembangan pada papan mendatar yang dber penumpu. Anak lak-lak dengan berat 50 N dan anak perempuan dengan berat 40 N duduk pada papan kayu yang panjangnya m dan beratnya 0 N. papan tersebut d tumpu oleh batang kayu berbentuk slnder, sepert dtunjukkan pada gambar 6.9a. Papan kayu n memlk ketebalan merata ttk beratnya dtengah-tengah papan dan sembang d atas penumpu batang kayu sebelum kedua anak duduk d atasnya kedua anak tersebut duduk d atas papan pada ss yang berlawanan. Jka anak perempuan duduk d ujung kanan papan, d manakah anak lak-lak harus duduk agar papan tetap sembang? Strateg: Psahkan papan kayu, gambar gaya-gaya yang bekerja pada papan (lhat Gambar 6.9b). Karena gaya R tak dketahu dan tak dnyatakan, untuk memudahkan perhtungan sebaknya kta plh ttk P sebaga poros, dan menggunakan syarat kesembangan rotas Στ p 0. Msalkan anak lak-lak duduk d A pada jarak x meter dar oros P, maka x dapat kta htung cukup dengan syarat Στ p 0. Perhatkan, gaya R yang tak dketahu dan gaya 0 N tak menghaslkan tors terhadap P sebab gars kerja kedua gaya n melalu P. Στ p 0 -x (50) + (40) 0 x 0,8 m Dengan demkan, anak lak-lak harus duduk 0,8 m d kr poros P. g. Seorang tukang cat yang beratnya 550 N mengatur dua buah kuda-kuda penopang. Sebuah papan yang beratnya 60 N dgunakan sebaga tempat berpjak ketka a mencat dndng. Kuda-kuda penopang A dan B dtempatkan m dar tap ujung papan sepert tampak pada Gambar 6.40a. Ia meletakkan kaleng yang beratnya 0 N sejauh 0,5 m dar ujung ss kr papan. Secara perlahan-lahan a mengecat sambl menggeser ke kanan. Berapa jauh ke kanankah a dapat bergeser sebelum papan tepat terangkat dar kuda-kuda penopang A? 5

16 6 Strateg: Psahkan papan pjakan, gambar gaya-gaya yang bekerja pada papan (lhat Gambar 6.40b). ketka papan tepat terangkat dar kuda-kuda penopang A, maka gaya penopang A pada kayu sama dengan nol (R S ). Karena gaya penopang yang ttk kerjanya d P, yatu R B, tak dketahu dan tak dtanyakan, maka untuk memudahkan perhtungan sebaknya kta plh ttk P sebaga poros, dan enggnakan syarat kesembangan rotas Στ p 0. Msalkan ketka tukang cat berada sejauh x meter dar poros P, papan tepat akan terangkat dar penopang A (R A 0), maka x dapat kta htung cukup dengan menggunakan syarat kesembangan rotas Στ p 0. Perhatkan, gaya R B yang tak dketahu tdak menghaslkan tors terhadap P sebab gars kerjanya melaklu P. Στ p 0 -,5(0) (60) + x (550) x 0 x 0, m. 550 Dengan demkan, papan tepat akan terangkat dar penopang A ketka tukang cat berdr 0, m d sebelah kanan P. Contoh 6.8 Kesembangan pada batang berengsel yang dber beban dan dtopang oleh kabel Batang homogen berengsel yang beratnya 50 N (lhat gambar 6.4a) berada dalam keadaan sembang. Htunglah tegangan dalam kabel pendukungnya. Strateg: Psahkan batang, gambar gaya-gaya yang bekerja pada batang (lhat Gambar 6.4b). Perhatkan, berat batang homogen (50 N) bekerja d ttk berat batang homogen, yatu dtengah-tengah batang. Untuk dapat langsung menghtung tegangan dalam kabel, T, plhlah ttk P sebaga poros dan gunakan syarat kesembangan rotas, Στ p 0. Gaya-gaya yang bekerja pada batang adalah berat batang, 50 N, dengan ttk kerja tepat d tengah-tengah batang; tegangan tal T; beban 00 N; dan gaya engsel dengan komponen horzontal H dan komponen vertkal V (lhat Gambar 6.4b). Dengan menetapkan arah mendatar sebaga sumbu-x dan arah vertkal sebaga sumbu-y, maka gaya yang perlu kta urakan atas komponen-komponennya hanyalah gaya tegangan T, yatu T x dan T y, d mana T x T cos 7 0 0,80T dan T y T sn 7 0 0,60T. Karena gaya horzontal dan vertkal engsel, yatu H dan V, yang bekerja d ttk P tdak dketahu, maka sebaknya ttk P kta tetapkan sebaga poros. Dengan menetapkan P sebaga poros, maka gaya-gaya H, V, dan T x tdak menghaslkan tors karena gars kerja ketganya melalu poros P. Στ p 0

17 7-50(70) T y (00) + 00(40) 0 5 T y (bag kedua ruas dengan 00) T y 75,60T 75 T 75 9 N 0,60 Bagamanakah jka gaya pada engsel dtanyakan? Tentu saja kta terlebh dahulu menghtung gaya horzontal engsel, H, dengan Στ x 0 dan gaya vertkal, V, dengan Στ y 0. Στ x 0 +H T x 0 H 0,80 T 0,80 (9) 4 N Στ y 0 +V 50 + T y 00 0 V 50 0,60T V 50 0,60(9) -5, N Tanda negatf pada V menyatakan bahwa arah V sesungguhnya adalah ke bawah, berlawanan dengan arah pemsalan kta semula. Besar gaya engsel, F p, dhtung dengan dall Pythagoras (lhat gambar d sampng). F p H +V 4 + 5, 5, N Contoh 6.9 Kesembangan pada tangga Sebuah tangga homogen AB panjangnya 5 m dan beratnya w. ujung A dsandarkan pada dndng lcn dan ujung B nertumpu pada lanta kasar (lhat Gambar). Tentukan koefsen gesekan antara lanta dan tangga pada saat tangga tepat akan tergelncr. Strateg: Psahkan tangga, gambar gaya-gaya yang bekerja pada tangga (lhat gambar). Plh A sebaga poros dan gunakan Στ y 0. Gaya-gaya yang bekerja pada tangga adalah berat tangga homogen, w, dengan ttk kerja tepat d tengah-tengah batang (ttk P); gaya tekan dndng pada tangga, N A ; gaya tekan lanta pada tangga, N B ; dan gaya gesekan lanta kasar pada tangga, f B ; d mana f B µ s N B (lhat Gambar 6.4). Msalkan AB L, maka AP PB L. Untuk A sebaga poros, gaya N A tak menghaslkan tors sebab gars kerjanya melalu A. Lengan tors w adalah AP ; lengan tors f B adalah AB ; dan lengan tors N B adalah AB. AP AP cos θ L cos θ AB AB sn θ L sn θ AB AB cos θ L cos θ Στ y 0 +w. AP + f B. AB N B. AB 0 w ( L cos θ) +(µ s N B )( L sn θ) N B ( L cos θ) 0 µ s L N B sn θ L (N B cos θ - w cos θ) (*) ΣF y 0

18 -w + N B 0 N B w (**) Substtuskan N B w dar (**) dalam (*), kta dapat menyatakan µ s dalam θ. µ s Lw sn θ L (w cos θ - w cos θ) µ s Lw sn θ Lw cos θ Lw cos µ s cos Lw sn µ s tan Perhatkan sku-sku BBA (lhat Gambar 6.4). AB tan θ ; AB AB BB 5 4 BB tan θ 4 8 Dengan demkan koefsen gesekan stats, µ s, adalah µ s tan θ ( ) 4 (c) Sebuah tangga dengan berat 0 N bersandar pada tembok lcn dan bertumpu pada lanta kasar. Amr yang beratnya 400 N berdr pada tangga (lhat Gambar 6.4a). Jka sstem sembang, htung besar gaya yang bekerja pada tembok dan lanta. Htung juga koefsen gesekan lanta d A. Psahkan tangga dan gambar gaya-gaya yang bekerja pada tangga, sepert dtunjukkan pada Gambar 6.4b. Gaya-gaya tersebut adalah: () gaya berat tangga (00 N) yang ttk kerjanya d tengah-tengah tangga; () gaya berat orang (400 N) yang ttk kerjanya m dar puncak tangga; () gaya normal yang dkerjakan tembok pada tangga, yakn N D yang arahnya tegak lurus tembok ke kr; (4) komponen gaya-gaya yang dkerjakan lanta pada tangga, yakn gaya gesek f A ke kanan dan gaya normal N A ke atas. Kta tdak perlu mengurakan gaya-gaya karena tdak ada gaya yang mrng. Karena pada ttk A bekerja palng banyak gaya yang tdak dketahu (f A dan N A ), maka kta plh A sebaga poros; n akan memudahkan kta untuk menggunakan syarat kesembangan rotas Στ y (BA) (CA) ND (DA) 0 Karena panjang tangg /#/:#. 4(" // 9

19 9 D.:4(" / :?.4(" /9 :9? "&,"C#" )?%& 96::B?:9 /60/B:9? 0? 8 4,8 &")"# "! ΣF y 0 + f A N P 0 f A N P 0 ΣF y 0 + NA N A 60 newton Dengan demkan, Gaya pada tembok: N P 75 N Gaya pada lanta: K f A + N A (75) + (600) 5 ( + 4 ) N fs f A Koefsen gesekan lanta d A, µ s µ s 0, 46 N N A

DEPARTMEN FISIKA ITB BENDA TEGAR. FI Dr. Linus Pasasa MS Bab 6-1

DEPARTMEN FISIKA ITB BENDA TEGAR. FI Dr. Linus Pasasa MS Bab 6-1 BENDA TEGAR FI-0 004 Dr. Lnus Pasasa MS Bab 6- Bahan Cakupan Gerak Rotas Vektor Momentum Sudut Sstem Partkel Momen Inersa Dall Sumbu Sejajar Dnamka Benda Tegar Menggelndng Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha dan Energ Energ Knetk Teorema Usaha Energ Knetk Energ Potensal Gravtas Usaha dan Energ Potensal Gravtas Gaya Konservatf dan Non-Konservatf

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha Menyatakan hubungan antara gaya dan energ Energ menyatakan kemampuan melakukan usaha Usaha,,, yang dlakukan oleh gaya konstan pada sebuah

Lebih terperinci

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2 1. D bawah n adalah pernyataan mengena pengukuran : 1. mengukur adalah membandngkan besaran yang dukur dengan besaran sejens yang dtetapkan sebaga satuan 2. dalam setap pengukuran selalu ada kesalahan

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGRAL TENTU

APLIKASI INTEGRAL TENTU APLIKASI INTEGRAL TENTU Aplkas Integral Tentu థ Luas dantara kurva థ Volume benda dalam bdang (dengan metode cakram dan cncn) థ Volume benda putar (dengan metode kult tabung) థ Luas permukaan benda putar

Lebih terperinci

BAB VII. Apabila benda dalam kesetimbangan maka resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol.

BAB VII. Apabila benda dalam kesetimbangan maka resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol. 7.1 Syarat kesetmbangan BAB VII KESETIMBANGAN Benda dkatakan berada dalam kesetmbangan apabla : - Benda tu sebaga satu keseluruhan tetap dam atau bergerak menurut gars lurus dengan kecepatan konstan -

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN FIS A. BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk dan volume selama bergerak. Benda tegar dapat mengalami dua macam gerakan, yaitu translasi dan rotasi. Gerak translasi

Lebih terperinci

FISIKA XI SMA 3

FISIKA XI SMA 3 FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES Hubungan n akan dawal dar gaya yang beraks pada massa fluda. Gaya-gaya n dapat dbag ke dalam gaya bod, gaya permukaan, dan gaya nersa. a. Gaya Bod Gaya bod

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mater Pokok : Dnamka Rotas dan Kesembangan Benda Tegar : Pertama dan kedua / 4 x 45 ment : Cermah dan mengerjakan soal A. Kompetens Dasar 2.1 Memformulaskan hubungan antara konsep tors, momentum sudut,

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Fisika Kelas XI SCI Semester I Oleh: M. Kholid, M.Pd. 43 P a g e 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan

Lebih terperinci

Energiada adadi disekitar sekitarkita

Energiada adadi disekitar sekitarkita Kerja dan Energ APA ITU ENERGI? Energada adad dsektar sektarkta Kerja dan Energ Energd dalam Dapat dperbaharu Tdak dapat dperbaharu Radas Panas Kerja dan Energ BentukEnerg Lstrk Kma Mekank Nuklr Suara

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L) Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

Teorema Gauss. Garis Gaya Listrik Konsep fluks. Penggunaan Teorema Gauss

Teorema Gauss. Garis Gaya Listrik Konsep fluks. Penggunaan Teorema Gauss Teorema Gauss Gars Gaya Lstrk Konsep fluks Teorema Gauss Penggunaan Teorema Gauss Medan oleh muatan ttk Medan oleh kawat panjang tak berhngga Medan lstrk oleh plat luas tak berhngga Medan lstrk oleh bola

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fska Dasar I (FI-321) Topk har n Kesetmbangan Statk Syarat Kesetmbangan Pusat Gravtas Kesetmbangan Stabl, Labl dan Netral Kesetmbangan Benda Tegar Kesetmbangan Mekank Benda dkatakan berada dalam kesetmbangan

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI

SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI 10 soal - soal fisika Dinamika Rotasi SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI 1. Momentum Sudut Seorang anak dengan kedua lengan berada dalam pangkuan sedang berputar pada suatu kursi putar dengan 1,00 putaran/s.

Lebih terperinci

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR BAB DNAMKA OTAS DAN KESEMBANGAN BENDA TEGA. SOA PHAN GANDA. Dengan menetapkan arah keluar bidang kertas, sebagai arah Z positif dengan vektor satuan k, maka torsi total yang bekerja pada batang terhadap

Lebih terperinci

FIsika DINAMIKA ROTASI

FIsika DINAMIKA ROTASI KTS & K- Fsika K e l a s X DNAMKA ROTAS Tujuan embelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep momen gaya dan momen inersia.. Memahami teorema sumbu

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI Momen gaya : Simbol : τ Momen gaya atau torsi merupakan penyebab benda berputar pada porosnya. Momen gaya terhadap suatu poros tertentu

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB VII STABILITAS TEBING

BAB VII STABILITAS TEBING BAB VII STABILITAS TEBING VII - BAB VII STABILITAS TEBING 7. TINJAUAN UMUM Perhtungan stabltas lereng/tebng dgunakan untuk perhtungan keamanan tebng dss-ss sunga yang terganggu kestablannya akbat adanya

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MODEL KERUNTUHAN ROTASI ANALISIS CARA KESEIMBANGAN BATAS Cara n

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep

Lebih terperinci

Medan Elektromagnetik

Medan Elektromagnetik Medan Elektromagnetk Kulah 1 Medan Magnet 19 Me 009 Dr. r Poernomo ar, T, MT 1. Medan magnet d sektar arus lstrk Oersted menentukan adanya medan magnet d sektar kawat yang berarus lstrk. Percobaan Oersted

Lebih terperinci

Bab 3. Penyusunan Algoritma

Bab 3. Penyusunan Algoritma Bab 3. Penusunan Algortma on anuwjaa/ 500030 Algortma merupakan penulsan permasalahan ang sedang dsorot dalam bahasa matematk. Algortma dbutuhkan karena komputer hana dapat membaca suatu masalah secara

Lebih terperinci

Komang Suardika; ;Undiksha; 2010

Komang Suardika; ;Undiksha; 2010 Komang Suardka;09004;Undksha; 00 PERCOBAAN PESAWAT ATWOOD. Tujuan Percobaan Tujuan dar dlakukannya percobaan n adalah untuk memperlhatkan berlakunya hukum Newton dan menghtung momen nersa katrol.. Landasan

Lebih terperinci

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 6 BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 5.. INTEGRAL LINTASAN Msal suatu lntasan yang dnyatakan dengan : (t) = x(t) + y(t) dengan t rl dan a t b. Lntasan dsebut lntasan tutup bla (a) = (b). Lntasan tutup dsebut lntasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya yaitu sebagai berikut:

Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya yaitu sebagai berikut: Momen Gaya Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan. Momen gaya merupakan hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik tumpu. Momen

Lebih terperinci

.. Kekakuan Rangka batang Bdang (Plane Truss) BAB ANAISIS STRUKTUR RANGKA BATANG BIANG Struktur plane truss merupakan suatu sstem struktur ang merupakan gabungan dar seumlah elemen (batang) d mana pada

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN

PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN PENENTUAN DENSITAS PERMUKAAN Pada koreks topograf ada satu nla yang belum dketahu nlanya yatu denstas batuan permukaan (rapat massa batuan dekat permukaan). Rapat massa batuan dekat permukaan dapat dtentukan

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 80 BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang dianggap sesuai dengan dimensi ukuran sesungguhnya dengan jarak antar partikel penyusunnya tetap. Ketika benda tegar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 GAYA GERAK LISTRIK HUKUM LENZ HUKUM FARADAY TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR IDEAL TRANSFORMATOR TIDAK IDEAL GGL INDUKSI ADA KUMARAN INDUKTANSI DIRI GENERATOR ERSAMAAN INDUKTANSI DIRI INDUKTANSI ADA TOROIDA

Lebih terperinci

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari.benda tegar (statis dan Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.1.1

Lebih terperinci

Interpretasi data gravitasi

Interpretasi data gravitasi Modul 7 Interpretas data gravtas Interpretas data yang dgunakan dalam metode gravtas adalah secara kualtatf dan kuanttatf. Dalam hal n nterpretas secara kuanttatf adalah pemodelan, yatu dengan pembuatan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2 Pembahasan UAS 2013 1. Sebuah cakram homogen berjari-jari 0,3 m pada titik tengahnya terdapat sebuah poros mendatar dan tegak lurus dengan cakram. Seutas tali dililitkan melingkar pada sekeliling cakram

Lebih terperinci

MODUL. DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM SMA NEGERI 1 MATARAM JL. PENDIDIKAN NO. 21 TELP/Fax. (0370) MATARAM

MODUL. DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM SMA NEGERI 1 MATARAM JL. PENDIDIKAN NO. 21 TELP/Fax. (0370) MATARAM MODUL OLEH BURHANUDIN, SPd NIP 98 005 00 0 009 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM SMA NEGERI MATARAM JL PENDIDIKAN NO TELP/ax (070) 665 MATARAM MODUL ISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN SMAN MATARAM

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut.

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut. BAB III LANDASAN TEORI 3. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beban beton adalah besarna beban per satuan luas, ang menebabkan benda uj beton hanur bla dbeban dengan gaa tekan tertentu, ang dhaslkan oleh mesn

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Binatang menggunakan gelombang bunyi/suara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Binatang menggunakan gelombang bunyi/suara untuk BAB TNJAUAN PUSTAKA Pengertan Gelombang Buny (Akustk) [ 3, 4, -S, 6, 7, S] Gelombang buny adalah gelombang yang drarnbatkan sebaga gelombang mekank longtudnal yang dapat berjalan dalam medum padat, car

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 85 BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang dianggap sesuai dengan dimensi ukuran sesungguhnya di mana jarak antar partikel penyusunnya tetap. Ketika benda tegar

Lebih terperinci

Bab 1 Berbagai Sistem Koordinat Baku

Bab 1 Berbagai Sistem Koordinat Baku Sumbu z Sumbu z Mekanka Klask, M.F.Rosyd 1 Bab 1 Berbaga Sstem Koordnat Baku Dalam bab n akan djelaskan berbaga jens sstem koordnat yang lazm dan harus dgunakan dalam permasalahan sstem-sstem mekank. Pemlhan

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan

Lebih terperinci

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D 9:4:04 Posisi, Kecepatan dan Percepatan Angular 9:4:04 Partikel di titik P bergerak melingkar sejauh θ. Besarnya lintasan partikelp (panjang busur) sebanding sebanding dengan: s = rθ Satu keliling lingkaran

Lebih terperinci

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR Kuliah FI-1101 Fisika 004 Dasar Dr. Linus Dr Pasasa Edy Supriyanto MS Bab 6-1 Jurusan Fisika-Unej Bahan Cakupan Gerak Rotasi Vektor Momentum Sudut Sistem Partikel Momen

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINEMATIKA = Ilmu gerak Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh:

(translasi) (translasi) Karena katrol tidak slip, maka a = αr. Dari persamaan-persamaan di atas kita peroleh: a 1.16. Dalam sistem dibawah ini, gesekan antara m 1 dan meja adalah µ. Massa katrol m dan anggap katrol tidak slip. Abaikan massa tali, hitung usaha yang dilakukan oleh gaya gesek selama t detik pertama!

Lebih terperinci

TEORI KESALAHAN (GALAT)

TEORI KESALAHAN (GALAT) TEORI KESALAHAN GALAT Penyelesaan numerk dar suatu persamaan matematk hanya memberkan nla perkraan yang mendekat nla eksak yang benar dar penyelesaan analts. Berart dalam penyelesaan numerk tersebut terdapat

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

Solusi Termodinamika Bab VIII

Solusi Termodinamika Bab VIII Solus ermodnamka Bab VIII 8. Art Proses, proses kuasstatk, dspas kalor dan sat proses reversbel: a. Art Proses dan Proses Kuasstatk Proses: Perubahan koordnat dar suatu sstem Proses Kuasstatk: Perubahan

Lebih terperinci

BAB V TEOREMA RANGKAIAN

BAB V TEOREMA RANGKAIAN 9 angkaan strk TEOEM NGKIN Pada bab n akan dbahas penyelesaan persoalan yang muncul pada angkaan strk dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertan bahwa suatu persoalan angkaan strk bukan

Lebih terperinci

BAB III SKEMA NUMERIK

BAB III SKEMA NUMERIK BAB III SKEMA NUMERIK Pada bab n, akan dbahas penusunan skema numerk dengan menggunakan metoda beda hngga Forward-Tme dan Centre-Space. Pertama kta elaskan operator beda hngga dan memberkan beberapa sfatna,

Lebih terperinci

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014 Jawaban Soal OSK FISIKA 4. Sebuah benda bergerak sepanjang sumbu x dimana posisinya sebagai fungsi dari waktu dapat dinyatakan dengan kurva seperti terlihat pada gambar samping (x dalam meter dan t dalam

Lebih terperinci

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi 1. Sistem Diskrit Tinjaulah sistem yang terdiri atas 2 benda. Benda A dan benda B dihubungkan dengan batang ringan yang tegar dengan sebuah batang tegak yang

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI (2.1) Keterangan: i = jumlah derajat kebebasan q i. = koordinat bebas yang digeneralisasi Fq i = gaya yang digeneralisasi

BAB II DASAR TEORI (2.1) Keterangan: i = jumlah derajat kebebasan q i. = koordinat bebas yang digeneralisasi Fq i = gaya yang digeneralisasi BAB II DASAR TEORI. Metode Elemen Hngga Sstem Rotor Dnamk [7] Pemodelan elemen hngga sstem rotor dnamk dkembangkan berdasarkan konsep energ. Persamaan energ knetk, energ regangan, dan kerja maya yang terdapat

Lebih terperinci

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2 Pembahasan UAS 2014 1. Sebuah cakram homogen berjari-jari 0,3 m pada titik tengahnya terdapat sebuah poros mendatar dan tegak lurus dengan cakram. Seutas tali dililitkan melingkar pada sekeliling cakram

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Kesetimbangan

Contoh Soal dan Pembahasan Kesetimbangan Contoh Soal dan Pembahasan Kesetimbangan 1. Perhatikan gambar di bawah ini. Agar batang homogen tetap berada pada posisi horizontal, berapakah besar gaya F yang harus diberikan? Pembahasan : Dari gambar

Lebih terperinci

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar A. Torsi 1. Pengertian Torsi Torsi atau momen gaya, hasil perkalian antara gaya dengan lengan gaya. r F Keterangan: = torsi (Nm) r = lengan gaya (m) F = gaya

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT 1. VEKTOR Jika diketahui vektor A = 4i 8j 10k dan B = 4i 3j + 2bk. Jika kedua vektor tersebut saling tegak lurus, maka tentukan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang

Lebih terperinci

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda 1 Benda tegar Pada pembahasan mengenai kinematika, dinamika, usaha dan energi, hingga momentum linear, benda-benda yang bergerak selalu kita pandang sebagai benda titik. Benda yang berbentuk kotak misalnya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

VLE dari Korelasi nilai K

VLE dari Korelasi nilai K VLE dar orelas nla Penggunaan utama hubungan kesetmbangan fasa, yatu dalam perancangan proses pemsahan yang bergantung pada kecenderungan zat-zat kma yang dberkan untuk mendstrbuskan dr, terutama dalam

Lebih terperinci

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus BAB 7. GERAK ROTASI 7.1. Pendahuluan Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus Sebuah benda tegar bergerak rotasi murni jika setiap partikel pada benda tersebut

Lebih terperinci

9/17/2012 B E S A R A N. Besaran Fisika. massa, waktu, suhu, kecepatan, percepatan, panjang, luas, gaya, momentum, medan

9/17/2012 B E S A R A N. Besaran Fisika. massa, waktu, suhu, kecepatan, percepatan, panjang, luas, gaya, momentum, medan Konseptual esaran Pokok : besaran yang dtetapkan dengan suatu standar ukuran esaran Fska esaran Turunan : esaran yang drumuskan dar besaran-besaran pokok esaran Skalar Matemats esaran Vektor E S R N Skalar

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal ME KANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINE MATI KA = Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah konsep-konsep Fisika pada materi Dinamika Rotasi Benda Tegar yang terdapat dalam 3 buku SMA kelas XI yang diteliti yaitu

Lebih terperinci

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN angkaan strk BAB III HUKUM HUKUM ANGKAIAN Hukum Ohm Jka sebuah penghantar atau resstans atau hantaran dlewat oleh sebuah arus maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan muncul beda potensal, atau Hukum

Lebih terperinci

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e. SOAL : 1. Empat buah gaya masing-masing : F 1 = 100 N F 2 = 50 N F 3 = 25 N F 4 = 10 N bekerja pada benda yang memiliki poros putar di titik P. Jika ABCD adalah persegi dengan sisi 4 meter, dan tan 53

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan

Lebih terperinci

Petunjuk Praktikum Fisika Dasar I. (Tumbukan Dalam Satu Dimensi)

Petunjuk Praktikum Fisika Dasar I. (Tumbukan Dalam Satu Dimensi) Petunjuk Praktkum Fska Dasar I (Tumbukan Dalam Satu Dmens) Dajukan Untuk Memenuh Tugas Tersruktur Mata ulah Ekspermen Fska Dasar 1 Jurusan Penddkan Fska Oleh : Muhamad Ihsanudn (0602425) JURUSAN PENDIDIAN

Lebih terperinci

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat 10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar.

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar. 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar. 3. Perhatikan gambar berikut. Jika sistem bola diputar pada sumbu di titik a, maka besar

Lebih terperinci

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut.

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut. Pengertian Gerak Translasi dan Rotasi Gerak translasi dapat didefinisikan sebagai gerak pergeseran suatu benda dengan bentuk dan lintasan yang sama di setiap titiknya. gerak rotasi dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

Statika. Pusat Massa Dan Titik Berat

Statika. Pusat Massa Dan Titik Berat Statika Pusat Massa Dan Titik Berat STATIKA adalah ilmu kesetimbangan yang menyelidiki syarat-syarat gaya yang bekerja pada sebuah benda/titik materi agar benda/titik materi tersebut setimbang. PUSAT MASSA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

MODUL 3 : METODA Slope Deflection 3.1. Judul : Metoda Slope Deflection

MODUL 3 : METODA Slope Deflection 3.1. Judul : Metoda Slope Deflection MODU 3 1 MODU 3 : METOD Slope Deflecton 3.1. Judul : Tuuan Pembelaaran Umum Setelah membaca bagan n mahasswa akan dapat memaham apakah metoda Slope Deflecton dan bagamana metoda Slope Deflecton dpaka untuk

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel PRAKTIKUM 6 Penyelesaan Persamaan Non Lner Metode Newton Raphson Dengan Modfkas Tabel Tujuan : Mempelajar metode Newton Raphson dengan modfkas tabel untuk penyelesaan persamaan non lner Dasar Teor : Permasalahan

Lebih terperinci

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA ISTITUT TEKOLOGI BADUG FAKULTAS MATEMATIKA DA ILMU PEGETAHUA ALAM PROGRAM STUDI FISIKA FI-500 Mekanka Statstk SEMESTER/ Sem. - 06/07 PR#4 : Dstrbus bose Ensten dan nteraks kuat Kumpulkan d Selasa 9 Aprl

Lebih terperinci

Bab VI Dinamika Rotasi

Bab VI Dinamika Rotasi Bab VI Dinamika Rotasi Sumber : Internet : www.trade center.com Adanya gaya merupakan faktor penyebab terjadinya gerak translasi. Bianglala yang berputar terjadi karena kecenderungan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK

III PEMODELAN MATEMATIS SISTEM FISIK 34 III PEMODELN MTEMTIS SISTEM FISIK Deskrps : Bab n memberkan gambaran tentang pemodelan matemats, fungs alh, dagram blok, grafk alran snyal yang berguna dalam pemodelan sstem kendal. Objektf : Memaham

Lebih terperinci

Referensi: 1) Smith Van Ness Introduction to Chemical Engineering Thermodynamic, 6th ed. 2) Sandler Chemical, Biochemical adn

Referensi: 1) Smith Van Ness Introduction to Chemical Engineering Thermodynamic, 6th ed. 2) Sandler Chemical, Biochemical adn Referens: 1) Smth Van Ness. 2001. Introducton to Chemcal Engneerng Thermodynamc, 6th ed. 2) Sandler. 2006. Chemcal, Bochemcal adn Engneerng Thermodynamcs, 4th ed. 3) Prausntz. 1999. Molecular Thermodynamcs

Lebih terperinci