BAB VII. Apabila benda dalam kesetimbangan maka resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VII. Apabila benda dalam kesetimbangan maka resultan dari semua gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol."

Transkripsi

1 7.1 Syarat kesetmbangan BAB VII KESETIMBANGAN Benda dkatakan berada dalam kesetmbangan apabla : - Benda tu sebaga satu keseluruhan tetap dam atau bergerak menurut gars lurus dengan kecepatan konstan - Benda tu tdak berotas sama sekal atau berotas dengan kecepatan tetap Apabla benda dalam kesetmbangan maka resultan dar semua gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol. Artnya : Σ Fx 0 dan Σ Fy dmana Fx adalah komponen-komponen gaya pada sumbu X dmana Fy adalah komponen-komponen gaya pada sumbu Y Resultan vektornya : F F x + F y Sedangkan arahnya : Fy tg θ 7.3 Fx Momen Gaya Momen gaya : perkalan antara besarnya gaya dengan lengan dar gaya tersebut dengan rumus Γ F. l 7.4 F 1 O l F 2 Gambar 7.1 Momen oleh dua buah gaya FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 155

2 Suatu benda dkatakan dalam keadaan setmbang sempurna bla KESETIMBANGAN Σ F 0 dan Σ Γ dsn Γ adalah momen gaya F terhadap ttk sembarang O. Jka gaya : F F x + F y j+ F z k Vektor poss ttk tangkap gaya : r x + y j+ z k Dan momen gaya : Γ Γ x + Γ y j+ Γ z k Maka : dsn : Γ r x F x Fx j y Fy k z Fz (F z. y F y. z) + (F x. z F z. x).j+(f y. x F x. y).k 7.6 Γ x (F z. y F y. z) Γ y (F x. z F z. x) Γ z (F y. x F x. y) Besar momen gaya Γ adalah : Γ rxf F r sn θ F.l 7.7 Efek gaya F 1 alah rotas berlawanan arah putaran jarum jam terhadap sumbu putar d O, basanya dber tanda postf, sedangkan efek gaya F 2 alah rotas searah dengan jarum jam dan dber tanda negatf Satuan momen gaya adalah Newton meter (N-m) atau (lb-ft) Jka gars gaya F 1 dan F 2 sejajar dan tdak bermpt sepert gambar dbawah n, maka pasangan gaya tersebut dnamakan kopel, contoh umum sebuah kopel adalah gaya-gaya pada jarum kompas ddalam medan magnet bum. FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 156

3 Pada kutub utara dan selatan jarum tu bekerja gaya yang sama besar, yang satu mengarah ke utara dan yang satu mengarah ke selatan F 1 l r F 2 Gambar 7.2 Momen kopel dua buah gaya Momen resultan dar kopel terhadap ttk sembarang O adalah : C ΣΓ r 1 xf + r 2 x(-f) (r 1 - r 2 ) F r x F 7.8 Dengan demkan kopel C adalah sebuah vektor yang tegak lurus bdang melalu dua gaya tersebut Besar momen Kopel C rxf r F sn θ F.l Sebuah benda yang padanya bekerja sebuah kopel hanya dapat dalam keadaan sembang bla ada kopel lan yang bekerja pada benda tersebut yang besarnya sama dan berlawanan arah. Contoh : 1. Tentukanlah momen gaya F 6 N yang bekerja pada sebuah benda F membentuk sudut 30 0 dengan sumbu x dan r 4,5 m membentuk sudut 50 0 dengan x Jawab : τ x.f y y.f x x r cos ,289 m y r sn ,345 m Fx F cos ,196 N FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 157

4 Fy F sn N Maka τ x.f y y.f x 0, ,345. 5,196-0,925 N persamaan gars kerja : - 0,925 3x 5,196y 2. Tentukanlah momen gaya terhadap poros O oleh gaya 20 N pada gambar dbawah n : 3 m N P O L Jawab : Gars kerja adalah PL, sedangkan lengan adalah OL, segtga OLP adalah sku-sku sehngga : OL OP sn sn ,5 m Gaya 20 N cendrung memutar tongkat OP searah jarum jam terhadap poros O, sehngga : Γ - F. OL (1,5) - 30 N 3. Sebuah papan panjang 3 m dengan berat yang dapat dabakan dam dengan ujung-ujungnya datas pjakan. Sebuah balok 60 N berada pada papan tu2 m dar ujung kr dan 1 m dar ujung kanan. Brapakah gaya pada masng masng pjakan? FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 158

5 Penyelesaan 2 m Syarat setmbang : Σ F 0 Σ Γ 0 A 60 N B F A 60 N F B Dengan mengambl arah keatas postf maka dapat dperoleh : F A + F B 60 N 0 Jka beban dambl sebaga ttk putar maka momennya adalah : 1.F B - 2.F A 0 F B 2. F A Dengan mempergunakan persamaan : F A + F B 60 N 0 Dperoleh : F A + 2. FA 60 N 0 3 F A 60 N F A 20 N Dan F B 2. F A N 4. Sebuah tangga dengan berat 200 N bersandar pada tembok lcn dan bertumpu pada lanta kasar dengan sudut Seorang tukang yang beratnya 400 N, berdr pada tanggapada jarak 2 m dar dndng dan 4m dar lanat. Jka sstem setmbang, htunglah gaya yang bekerja pada tembok dan lanta serta koefsen gesek tangga dengan lanta FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 159

6 D N D 2m 1m 3m f A N 200 N A N A B C Penyelesaan: Perhatkan gambar datas : Gaya-gaya pada tangga adalah : 1. gaya berat tangga : 200 N ttk kerjanya dtengah-tengah tangga 2. gaya berat orang : 400 N ttk kerjanya 2 m dar puncak tangga 3. gaya normal tembok N D tegak lurus tembok 4. kompoenen gaya lanta yatu gaya gesek f A kekanan dan gaya normal N A ketas Kta ambl A sebaga poros : ΣΓ (BA) (CA) N D (DA) 0 karena panjang tangga 6 m maka ddapat : Sehngga : AB ½ l cos 53 0 ½ (6), (0,6) 1,8 m CA 4 cos (0,6) 2,4 m DA l sn (0,8) 4,8 m +200 (1,8) (2,4) N D (4,8) ,8 N D 0 4,8 N D N D ,8 275 N FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 160

7 Syarat kesetmbangan translas : Σ Fx 0 f A - N D 0 f A 275 N dan Σ Fy 0 N A N A 600 N Gaya pada tembok 275 N Gaya pada lanta f A N A N Koefsen gesek d A, dhtung paka : f A µ s N A , Gaya-gaya sebdang Gaya-gaya sebdang terletak dalam satu bdang datar, suatu sstem yang berpotongan terdr dar gaya-gaya yang berpotongan d suatu ttk yang dsebut tttk perpotongan. Suatu stem sejajar terdr dar gaya-gaya yang berpotongan d ttk tak berhngga. Suatu ttk berpotongan dan tdak sejajar terdr dar gaya-gaya yang tdak berpotongan mungkn sebuah gaya yang melalu ttk perpotongan dan tdak sejajar. Gaya-gaya berpotongan : gaya-gaya yang gars kerjanya berpotongan d suatu ttk. Resultan R dar gaya-gaya yang berpotongan mungkn sebuah gaya yang melalu ttk perpotongan atau nol. Besar vektor resultannya adalah : R Dengan arah : tg 2 2 ( F X ) + ( FY ) 7.9 F Y θ x 7.10 FX Sebuah benda berada dalam keadaan setmbang jka dbawah pengaruh gaya-gaya yang berpotongan, maka : - Benda tu dam dan tetap dam (dsebut keadaan kesetmbang statk 2 FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 161

8 - Benda tu bergerak dengan vektor kecepatan yang tetap (dsebut kesetmbangan translas) Syarat kesetmbangan : R ΣF 0 atau ΣF X ΣF Y 0 Gaya gaya paralel : gaya - gaya yang berpotongan d sutu ttk tak berhngga. Resultan gaya gaya sejajar mempunya arah yang sama dengan arah dengan arah gaya gaya tu dan besarnya sama dengan jumlah besar gaya gaya tad. Gaya resultan n mungkn : - sebuah gaya R yang sejajar dengan sstem - suatu kopel - nol Jka stem paralel n sejajar dengan sumbu Y maka : R ΣF dan R. x Γ 0 dsn x adalah jarak tegak lurus dar pusat momen O ke resultan R dan besarnya : Γ0 x F x1. F1 + x2. F2 + x3. F X n. Fn 7.11 F + F + F F Jka ΣF 0, kopel resultan jka ada besarnya sama dengan : C Γ 0 R. x 7.12 Gaya gaya yang tdak berpotongan dan tdak sejajar adalah gaya gaya yang gars kerjanya tdak berpotongan d satu ttk dan tdak sejajar. Gaya resultan sstem mungkn : - gaya tunggal R - suatu kopel dalam bdang stem atau bdang sejajar - nol Secara aljabar : dan R tg n 2 2 ( F X ) + ( FY ) 7.13 F Y θ x 7.14 FX Dsn θ x adalah sudut antara resultan R dengan sumbu x postf. Gars kerja gaya resultan R d peroleh dar persamaan : R. a ΣΓ Dsn a adalah jarak tegak lurus pusat momen O terhadap gaya resultan R. Stem gaya yang bekerja pada benda tegar pada umumnya stem tdak berpotongan dan tdak sejajar. Syarat kesetmbangan benda tegar d bawah pengaruh gaya gaya bdang adalah : ΣF 0 FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 162

9 atau dan ΣF X ΣF Y ΣF z 0 ΣΓ Pusat Massa Pada sstem benda ttk tap anggota sstem mempunya massa, maka massa dar stem benda ttk adalah jumlah dar massa massa anggota sstem dan letak dar massa total n adalah pada pusat massanya. Pusat massa adalah ttk tangkap dar resultan gaya gaya berat pada setap anggota sstem, yang jumlah momen gayanya terhadap ttk tangkap n (pusat massa ) sama dengan nol. Dkatakan juga bahwa pusat massa adalah sebuah ttk pada stem benda ttk yang bla dkerjakan gaya luar akan mengakbatkan benda bergerak translas murn. Setap benda ttk mengalam gaya tark bum dengan gaya w mg dsbut gaya berat, arah gaya n menuju pusat bum, gaya n akan berpotongan d tempat yang jauh sekal, arahnya dapat dkatakan sejajar. Jad : w sstem Σmg m. g. r rpm m. g m. r 7.16 m atau dtuls menurut komponen-komponennya : m. x xpm 7.17 m m. y y pm 7.18 m m. z z pm m (x pm, y pm, z pm ), adalah koordnat dar pusat massa Perhatkan : d d m. r vpm rpm dt dt m d m ( r ) m v dt (. ) m m a pm d dt v pm d dt m. v ( ) m FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 163

10 d m ( v ) m a dt (. ) 7.21 m m lm untuk benda rgd : m dm m 0 1 yang terdr dar banyak sekal ttk-ttk massa. Jad koordnat ttk massa x. dm y. dm z. dm benda rgd : x pm, y pm dm, z pm dm 7.22 dm dm ρ.dv atau dm σ.da, atau dm λ.dl jka : ρ massa persatuan volume (v) σ massa persatuan luas (A) λ massa persatuan panjang (l) jad kordnat ttk pusat massa juga dapat dtuls sebaga berkut : x. dv x pm atau v y. dv y pm atau v z. dv z pm atau v x. da x pm atau A y. da y pm atau A z. da z pm atau A x. dl x pm l y. dl y pm l z. dl z pm l Jka benda rgd yang homogen mempunya bentuk smetr, pusat massa akan bermpt dengan pusat smetrnya, msalnya bola, parallel eppedum(balok), kubus, dan lan-lan.jka benda rgd yang homogen mempunya sumbu smetr msalnya kerucut, slnder, maka pusat massanya akan berada pada sumbu smetrnya. Contoh : 1. Tentukanlah letak ttk pusat massa dar system benda ttk yang terdr dar m 1 5 kg pada (0,0), m 2 30 kg pada (15,20), m 3 20 kg pada (30,0) dan m 4 15 kg pada (-15,10), dalam cm Jawab : mσm ( ) 70 kg m. x ( 5.0) + (30.15) + (20.30) + (15. 15) x pm 11,8 cm m 70 Jawab : FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 164

11 m 2 m 4 m 1 m 3 m. y ( 5.0) + (30.20) + (20.0) + (15.10) y pm 10,7 cm m 70 jad ttk pusat massanya adalah : (11,8. 10,7) 2. Tentukanlah letak ttk pusat massa sebuah tongkat yang panjangnya l dan massanya m y dx x x Kta plh sumbu x pada panjang tongkat (0,0) d ujung tongkat. Ambl dm yang panjangnya dx pada jarak x dar (0,0). Pusat massa berada pada : y pm 0, sehngga yang dcar hannya x pm : x pm x. dm dm m dmana : dm λ dx, dan λ l sehngga 1 x pm x. λ. dx m 1 λ x dx m. 0 FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 165

12 λ 1 2 x m 2 λ 1 2 l m 2 m 1 2 l l m 2 ½ l jad pusat massa berada dtengah-tengah batang 3. Tentukanlah pusat massa dar keepng berkut : y KESETIMBANGAN 6 cm x 6 cm x pm m. x m m1x1 + m2x2 m1 + m2 m 1 m x 1 0 m 2 ¼ m x 2 4 cm Jad x pm 1 m.0 +. m m + m 4 m 5 m 4 4 cm Ttk Berat FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 166

13 Ttk berat adalah ttk-ttk yang dlalu oleh gars kerja dar resultan gaya berat stem benda ttk, berart merupakan ttk potong dar gars kerja gaya berat bla letak dar stem n berubah ubah. Msal benda rgd sepert gambar dbawah n : tal t 0 1 Sebuah benda rgd dgantung dengan pusat 0, maka gars vertkal melalu 0 adalah tempat kedudukan ttk berat benda. Jka dgantung pada tempat yang beralanan maka akan mempunya ttk berat yang berbeda. Koordnat ttk berat benda drumuskan sebaga : w. x m. g. x m. x xz w m m dengan cara yangs sama ddapat untuk ttk yang lan : m. y m. z yz, zz m m untuk benda rgd berlaku : x. dw y. dw z. dw x z, y z, z z dw dw dw Ttk berat dan ttk pusat massa mempunya koordnat yang sama, berat ttk n bermpt. Hal n benar bla benda atau system berada dekat dengan permukaan bum. Untuk benda-benda yang jauh dar permukaan bum ttk berat letaknya berubah, lebh dekat ke arah bum dar pada pusat massa, yang selalu tetap letaknya dmana pun benda tu berada. Contoh : 1. Sebuah mobl sedan memlk 53% berat pada roda depan dan 47% berat pada roda belakang. Jarak antara poros depan dan belakang adalah 2,46 m. Yang berart gaya normal pada kedua roda depan adalah 0,53 w dan pada roda belakang adalah 0,47 w, dmana w adalah berat total mobl. Berapa jauh ttk berat mobl tersebut dar poros belakang? Penyelesaan : FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 167

14 x 1 0 G x 2 2,46 m x G ttk berat mobl w 1 0,47 w w 2 0,53w ttk berat mobl x G dapat dtentukan dengan : x G w. x w w1 x1 + w2 x2 w1 + w2 0,47. w(0) + 0,53. w(2,46) 0,47w + 0,53w 0 + 0,53w (2,46) w 1,30 m 2. Tentukanlah ttk berat benda yang dhtamkan terhadap ttk potong dagonal bdang ABCD D C 15 cm A 3cm 13cm 5 cm B Penyelesaan : Untuk benda homogen yang berbentuk luasan dapat ktanyatakan dalam luas partkel : M ρ.v ρ.a.t dmana : FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 168

15 maka : ρ massa jens t tebal benda x G y G w. x w Σ( ρ. A. t) x Σρ. A. t Σ A. x ΣA ΣA Σ A. y Jawab : Untuk luas benda yang d htamkan adalah luas ABCD dkurang luas lngkaran. Bdang ABCD : A 1 AB x BC 15 x cm 2 x 1 0 y 1 0 Bdang lngkaran : A2 π.r 2 (3,14).(3) 2 9π x 2 7,5 3 4,5 y 2 -(7,5 5) - 2,5 Maka tt berat benda yang dhtamkan terhadap ttk O adalah : x G Σ A. x ΣA 1. x1 A2. A x2 A1 A2 (225).(0) (9π ).(4,5) 225 9π - 0,65 cm FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 169

16 y G Σ A. y ΣA 1. y1 A2. A y2 A1 A2 (225)(0) (9π )( 2,5) 225 9π 0,36 Jad koordnat ttk beratnya adalah : (-0,65, 0,36 ) cm D y C O y 2 x 5 7,5 A 3 B x 2 7,5 FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 170

17 Soal soal : 1. Sebuah bdang perseg memlk suatu lubang lngkaran dengan pusat lubang berlokas pada (R/2, R/2) sepert dtunjukkan pada gambar berkut. Tentukan letak pusat massa terhadap pusat lngkaran. R/2 2R R/2 R 2R 2. Sebuah cakram serba sama dengan jar-jar R memlk sebuah lubang lngkaran dengan jarjar R/2 sepert dtunjukkan pada gambar d atas. Tentukan letak pusat massa terhadap pusat cakram tanpa lubang. 3. Sstem pada gambar d bawah berada dalam kesembangan. Gaya gesekan maksmum pada balok adalah 15 N. Tentukanlah: a. koefsen gesekan antara meja dan balok b. nla maksmum m 6 kg 30 0 m 4. Suatu rangka baja yang berbentuk segtga sama ss, dengan ss 0,8 m, dgantung pada ttk A, sepert pada gambar. Gaya-gaya sama besar (5 N) bekerja sepanjang ketga ss segtga. Bagamanakah efek resultan ketga gaya tu terhadap kesembangan rangka baja? FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 171

18 A 5N 5 N B 0,8 m C 5 N 5. Gambar d bawah n menunjukkan empat buah gaya bekerja sepanjang kellng suatu lembaran logam seg empat yang ukurannya 1,0 m x 0,8 m. a. Buktkan bahwa lembaran berada dalam keadaan sembang. b. Jka salah satu gaya 4 N dbalk arahnya, berapa besar resultan tors pada lembaran logam? 5 N 1 m 5 N 0,8 m 5 N 5 N 6. Pada batang homogen AB seberat 200 N dgantungkan beban 450 N (lhat gambar). Tentukan besar gaya yang dlakukan penyangga pada batang. l 450 N l 4 7. Batang AB, beratnya 400 N. Engseldtempatkan d A, dan d ttk C dkat pada tembok dengan seutas tal tak bermassa. Jka sstem sembang, htunglah: a. tegangan tal b. besar gaya engsel (sn ,8) FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 172

19 L/4 B C 3/4L N A 8. Sebatang papan kayu homogen AB memlk panjang 120 cm dan berat 1,20 N. Papan tu dletakkan pada dua penopang C dan D yang masng-masng dletakkan 10 cm dar ujung-ujung papan. Sebuah beban seberat 0,20 N dgantung dengan benang sejauh 30 cm dar ujung A dan beban seberat 0,90 N dgantung sejauh 40 cm dar ujung B. Tentukan gaya-gaya reaks yang dkerjakan tap-tap penopang pada papan kayu. 9. Batang tps panjang (massa M, panjang L ) pada ujung kanannya dlekatkan sebuah balok kecl bermassa m. Ujung kr batang dpasang pada sebuah dndng dengan suatu ttk sambung, yang bertndak sebaga suatu poros d mana batang dapat berputar. Batang dbebaskan dar keadaan dam dar poss mendatar sepert dtunjukkan pada gambar. Batang mengayun ke bawah dan menumbuk dndng Berapakah kelajuan sudut sesaat menumbuk? M, L m 10. Sebuah batang tps homogen dengan panjang L dan massa M bebas berputar terhadap suatu poros pada salah satu ujungnya, sepert tampak pada gambar. Batang dbebaskan dar keadaan dam dalam poss horzontal. a. Berapa percepatan sudut awal batang? b. Berapa percepatan tangensal awal ttk pada ujung batang? FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 173

20 poros L M 11. Sebuah bola pejal bermassa 0,036 kg dan jar-jar 1,2 cm menggelndng menurun suatu bdang mrng. Bola pejal tu mula-mula bergerak dengan kecepatan 0,50 m/s. Berapa kecepatan bola tu ketka ketnggannya berkurang 14 cm? (Percepatan gravtas g 10 m/s 2 ). 12. Mengapa lebh mudah memegang benda 10-kg dengan lengan ke bawah dbandngkan dengan lengan lurus ke sampng? 13. Dahulu, pada waktu kereta Conestoga masuk ke dalam lumpur, orang berusaha mengeluarkannya dengan memutar roda kereta pada jejarnya, dan bukan dengan mendorong kereta. Mengapa? 14. Apakah pusat gravtas benda padat selalu berada d dalam benda? Bla tdak, berlah contohnya. 15. Suatu motor lstrk yang berat dangkat oleh dua orang dengan menggunakan papan rngan yang panjangnya 2,0 m. Untuk mengangkat papan dengan motor d atasnya, salah seorang harus mengangkat salah satu ujungnya dengan gaya 600 N dan orang satunya lag mengangkat ujung lannya dengan gaya 400 N. Berapakah berat motor, dan d mana motor dletakkan? 16. Pada Soal datas, msalkan papan tdak rngan tetap beratnya 200 N. Berapakah berat motor, dan d mana motor dletakkan? 17. Seorang anak yang beratnya 400 N duduk pada salah satu ujung papan jungkt yang panjangnya 3,0 m dan sumbunya berada 1,4 m dar anak tad. Bla anak lan duduk pada ujung satunya lag tepat membuat setmbang, berapakah berat anak tu? Berat papan jungkt dabakan. Berapakah gaya total pada sumbunya? FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 174

21 18. Jarak sumbu roda depan dan sumbu roda belakang suatu mobl adalah 3,0 m. Bla 60 persen dar berat berada pada roda-roda depan, pada jarak berapa dar roda depan letak dar pusat gravtasnya? 19. Sebuah tangga yang panjangnya 20 ft dan beratnya 200 pon dangkat oleh dua orang. Bla seorang dapat mengangkat maksmum 80 pon dan pada sebuah ujungnya, d mana orang lannya harus mengangkat? 20. Anda dber (a) sebuah batang meteran yang telah dber beberapa buah lubang sehngga pusat gravtasnya tdak pada ttk tengahnya, (b) psau, untuk meletakkan batang meteran, (c) benda yang beratnya w, dan (d) segulung benang. Hanya dengan menggunakan perlengkapan tersebut, jelaskan, dengan menggunakan bagan, bagamana anda menentukan berat batang meteran. 21. Suatu papan serbasama panjang 15 m, berat 400 N, terletak secara smetrs d atas dua buah penyangga yang jaraknya 8 m, sepert pada Gambar Seorang anak yang beratnya 640 N berjalan mula dar ttk A ke kanan. a. Dalam sebuah bagan lukskan dua buah grafk yang menunjukkan gaya-gaya ke atas F A dan F B pada papan d ttk A dan B, sebaga fungs dar koordnat x dar anak tad. Ambl 1 nc 250 N ke atas, dan 1 nc 2,5 m mendatar. b. Dar bagan anda tentukan berapa jauh dar ttk B anak tad dapat berjalan sebelum papan terjungkt. c. Berapa jauh dar ujung kanan papan penyangga B harus dtempatkan agar anak tad dapat sampa ke ujung papan tanpa menyebabkan papan terjungkt? A B gambar 8-11 FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 175

22 22. Batang pada Gambar 8-12 beratnya 200 N dan ttk pusat gravtasnya terletak tengah-tengahnya. Tentukan a. tegangan pada kabel dan b. komponen mendatar dan tegak dar gaya oleh batang pada dndng. 3 m 4 m 5 m 300 N Gambar Pada Gambar 8-13 tentukan tegangan pada kabel BD dan komponen mend serta tegak dar gaya oleh batang AB d ttk A, dengan menggunakan: a. syarat pertama dan kedua dar kesetmbangan (EF 0, EF y 0, IF 0). dengan mengambl momen terhadap sumbu melalu ttk A tegak lurus pada bdang bagan. b. hanya syarat kedua dar kesetmbangan, dengan mengambl momen mula-mula hadap A, kemudan terhadap sumbu yang melalu B, dan akhrnya terhadap sumbu, yang melalu D. Berat batang dapat dabakan. c. Tunjukkan gaya-gaya yang dhtung dengan vektor pada bagan berskala, dan tunjukkan bahwa gars kerja dar gaya-gaya pada batang d ttk A, B, dan C berpotongan pada satu ttk. FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 176

23 D 3 m A C D 3 m 1 m 100 N Gambar Suatu batang mendatar yang panjangnya 4 m salah satu ujungnya dber engsel pada dndng tegak, dan pada ujungnya yang lan dber beban 500 N. Batang dtahan oleh kawat dar ujung luar ke dndng tepat d atas batang. a. Bla tegangan pada kawat tdak melebh 1000 N, berapa jarak mnmum d atas batang kawat tad harus dkatkan pada dndng? b. Berapa newton bertambahnya tegangan bla kawat dhubungkan pada suatu ttk 0,5 m d bawah ttk tad, batang tetap mendatar? Abakan berat batang. 25. Sebuah bola yang massanya 1 kg menempel pada ujung batang rngan yang pamjangnya 0,4 m dan pada ujung yang lan menempel bola kedua yang massanya 3 kg. D mana pusat gravtas sstem? 26. Pada Soal datas No-25, msalkan batang serbasama dan massanya 2 kg. D dmana pusat gravtas sstem? 27. Tga buah benda kecl yang massanya sama terletak pada bdang-x, y, pada ttk dengan koordnat (0,1, 0), (0, 0,1 ), (0,1, 0,1 ). Tentukan koordnat pusat gravtas. Dapatkah anda menggunakan sfat smetr dar keadaan untuk menyederhanakan perhtungan anda? 28. Seseorang yang massanya 80 kg berdr pada jarak 1 m dar salah satu ujung kakanu yang panjangnya 5 m, massanya 40 kg, mula-mula dam. Ia berjalan menuju ke ujung yang lan hngga pada jarak 1 m dar ujung FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 177

24 tersebut. Dengan anggapan bahwa pusat grvtas sstem tdak bergerak, berapa jauh kanu bergerak? 29. Pada molekul karbon monoksda (CO), jarak kedua nt kra-kra 1, m. D mana pusat massa molekul? 30. Sebuah kubus padat yang rusuknya 5 cm drekat dengan kubus lan yang bahannya sama, rusuknya 10 cm, sedemkan sehngga salah satu sudut dan dua rusuk kedua kubus bermpt. Tentukan sstem koordnat yang sesua dan tentukan letak dar pusat gravtas sstem. 31. Suatu kereta yang massanya 2000 kg mempunya jarak sumbu roda depan dengan sumbu roda belakang 3,0 m. Basanya pada roda-roda depan terdapat beban 1100 kg dan pada roda-roda belakang 900 kg. Sekarang beban 200 kg dletakkan pada bagan belakang kereta, 1,0 m d belakang sumbu roda belakang. Berapa beban total yang ada pada roda-roda depan? dan pada roda-roda belakang? 32. Suatu roda yang dameternya 1,0 m berat 360 N. Berapa gaya yang dperlukan untuk menark roda tersebut melalu sebuah batu bata yang tnggnya 0,1 m bla ttk tangkap gaya pada : (a) pusat, (b) puncak dar roda? 33. Batang pada Gambar 8-19 adalah serbasama dan beratnya 2500 N. (a) Tentukan tegangan pada kawat mendatar, dan komponen mendatar serta tegak pada ujung bawah dar batang. (b) Apakah gars kerja gaya n terletak pada batang? gambar Salah satu ujung batang meteran dletakkan pada dndng tegak, sepert pada gambar Ujung lannya dkat dengan tal rngan yang FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 178

25 membentuk sudut θ dengan batang. Koefsen gesekan statk antara ujung batang meteran dengan dndng adalah 0,3. a. Agar batang tetap dalam keadaan setmbang berapakah harga θ maksmum? b. Msalkan θ sama dengan Suatu benda yang beratnya sama dengan batang meteran dgantungkan pada batang sepert pada gambar, pada jarak x dar dndng Berapakah harga x mnmum agar batang tetap dalam keadaan setmbang? c. Bla θ 10 0, berapa besar koefsen gesekan statk agar benda dapat dletakkan ujung kr batang meteran tanpa menyebabkannya tergelncr? x Gambar Salah satu ujung sebuah tonggak yang beratnya 500 N terletak pada permukaan mendatar yang kasar dengan µ s 0,3. Ujung atasnya dtahan dengan tal yang dhubungkan dengan permukaan dan membentuk sudut 37 dengan tonggak, sepert pada Gambar Tonggak dber gaya mendatar F sepert pada gambar. a. Bla ttk tangkap gaya F pada ttk tengah tonggak, berapa harga terbesar yang dapat dpunyanya tanpa menyebabkan tonggak tergelncr? b. Berapa besar gaya, tanpa menyebabkan tonggak tergelncr, bla ttk tangkapnya adalah 0,7 panjang tonggak dar tanah? FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 179

26 37 0 F KESETIMBANGAN c. Buktkan bahwa bla ttk tangkap gaya terlalu tngg, tonggak tdak dapat tergelncr, betapapun besarnya gaya. Tentukan tngg krtk untuk ttk tangkap gaya. Gambar Suatu daun pntu lebarnya 1,0 m dan tnggnya 2,5 m berat 200 N dan dtahan oleh dua buah engsel, yang satu 0,5 m dar tep atas dan lannya 0,5 m dar tep bawah. Setap engsel menahan setengah dar berat total daun pntu. Dengan anggapan bahwa pusat gravtas daun pntu terletak pada tengah-tengahnya, tentukan a. komponen-komponen gaya pada pntu oleh masng-masng engsel; b. besar dan arah gaya yang dlakukan oleh masng-masng engsel. 37. Suatu balok seg-empat serbasama, tngg 0,5 m dan lebar 0,25 m, terletak d atas papan AB, sepert pada Gambar Koefsen gesekan statk antara balok dengan papan adalah 0,40. a. Pada bagan yang berskala, tunjukkan gars kerja dar resultan gaya normal pada balok oleh papan bla sudut b. Bla ujung B dar papan pelan-pelan dnakkan, apakah balok akan meluncur ke bawah sepanjang papan sebelum tergulng? Tentukan sudut 0 ketka balok mula meluncur, atau pada saat tergulng. c. Bagamana jawab bagan (b) bla koefsen gesekan statk adalah 0,60? 0,50? FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 180

27 0,25 m 0,5 m θ Gambar Suatu balok seg-empat lebar 0,25 m dan tngg 0,5 m dtark ke kanan sepanjang permukaan datar dengan laju tetap oleh gaya mendatar P, sepert tampak pada Gambar Koefsen gesekan luncur adalah 0,40, berat balok 25 N, dan pusat gravtasnya terletak d tengahtengahnya. a. Tentukan besar gaya P. b. Tentukan letak gars kerja dar gaya normal N pada balok oleh permukaan, bla h 0,125 m. c. Tentukan harga dar h pada saat balok tepat mula tergulng. 0,25 m 0,5 m P h Gambar 8-25 FISIKA MEKANIKA, Jonfan, In Ldya, Yasman 181

DEPARTMEN FISIKA ITB BENDA TEGAR. FI Dr. Linus Pasasa MS Bab 6-1

DEPARTMEN FISIKA ITB BENDA TEGAR. FI Dr. Linus Pasasa MS Bab 6-1 BENDA TEGAR FI-0 004 Dr. Lnus Pasasa MS Bab 6- Bahan Cakupan Gerak Rotas Vektor Momentum Sudut Sstem Partkel Momen Inersa Dall Sumbu Sejajar Dnamka Benda Tegar Menggelndng Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGRAL TENTU

APLIKASI INTEGRAL TENTU APLIKASI INTEGRAL TENTU Aplkas Integral Tentu థ Luas dantara kurva థ Volume benda dalam bdang (dengan metode cakram dan cncn) థ Volume benda putar (dengan metode kult tabung) థ Luas permukaan benda putar

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES

LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES LAMPIRAN A PENURUNAN PERSAMAAN NAVIER-STOKES Hubungan n akan dawal dar gaya yang beraks pada massa fluda. Gaya-gaya n dapat dbag ke dalam gaya bod, gaya permukaan, dan gaya nersa. a. Gaya Bod Gaya bod

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha dan Energ Energ Knetk Teorema Usaha Energ Knetk Energ Potensal Gravtas Usaha dan Energ Potensal Gravtas Gaya Konservatf dan Non-Konservatf

Lebih terperinci

Medan Elektromagnetik

Medan Elektromagnetik Medan Elektromagnetk Kulah 1 Medan Magnet 19 Me 009 Dr. r Poernomo ar, T, MT 1. Medan magnet d sektar arus lstrk Oersted menentukan adanya medan magnet d sektar kawat yang berarus lstrk. Percobaan Oersted

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINEMATIKA = Ilmu gerak Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR BAB DNAMKA OTAS DAN KESEMBANGAN BENDA TEGA. SOA PHAN GANDA. Dengan menetapkan arah keluar bidang kertas, sebagai arah Z positif dengan vektor satuan k, maka torsi total yang bekerja pada batang terhadap

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi Fska Dasar I (FI-31) Topk har n (mnggu 5) Usaha dan Energ Usaha Menyatakan hubungan antara gaya dan energ Energ menyatakan kemampuan melakukan usaha Usaha,,, yang dlakukan oleh gaya konstan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Contoh 5. Pemahaman konsep tors (a) Tentukan tors terhadap poros O oleh gaya 0 N pada gambar d bawah n. Gars kerja gaya 0 N adalah gars g. Gars yang dtark

Lebih terperinci

Teorema Gauss. Garis Gaya Listrik Konsep fluks. Penggunaan Teorema Gauss

Teorema Gauss. Garis Gaya Listrik Konsep fluks. Penggunaan Teorema Gauss Teorema Gauss Gars Gaya Lstrk Konsep fluks Teorema Gauss Penggunaan Teorema Gauss Medan oleh muatan ttk Medan oleh kawat panjang tak berhngga Medan lstrk oleh plat luas tak berhngga Medan lstrk oleh bola

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : BAB VI KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar 2.1 Menformulasikan hubungan antara konsep

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal ME KANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu : a. KINE MATI KA = Ilmu

Lebih terperinci

FISIKA XI SMA 3

FISIKA XI SMA 3 FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,

Lebih terperinci

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2

A. 1,0 m/s 2 B. 1,3 m/s 2 C. 1,5 m/s 2 D. 2,0 m/s 2 E. 3,0 m/s 2 1. D bawah n adalah pernyataan mengena pengukuran : 1. mengukur adalah membandngkan besaran yang dukur dengan besaran sejens yang dtetapkan sebaga satuan 2. dalam setap pengukuran selalu ada kesalahan

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fska Dasar I (FI-321) Topk har n Kesetmbangan Statk Syarat Kesetmbangan Pusat Gravtas Kesetmbangan Stabl, Labl dan Netral Kesetmbangan Benda Tegar Kesetmbangan Mekank Benda dkatakan berada dalam kesetmbangan

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut.

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut. BAB III LANDASAN TEORI 3. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beban beton adalah besarna beban per satuan luas, ang menebabkan benda uj beton hanur bla dbeban dengan gaa tekan tertentu, ang dhaslkan oleh mesn

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Fisika Kelas XI SCI Semester I Oleh: M. Kholid, M.Pd. 43 P a g e 6 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Kompetensi Inti : Memahami, menerapkan, dan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

Interpretasi data gravitasi

Interpretasi data gravitasi Modul 7 Interpretas data gravtas Interpretas data yang dgunakan dalam metode gravtas adalah secara kualtatf dan kuanttatf. Dalam hal n nterpretas secara kuanttatf adalah pemodelan, yatu dengan pembuatan

Lebih terperinci

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS

BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 6 BAB V INTEGRAL KOMPLEKS 5.. INTEGRAL LINTASAN Msal suatu lntasan yang dnyatakan dengan : (t) = x(t) + y(t) dengan t rl dan a t b. Lntasan dsebut lntasan tutup bla (a) = (b). Lntasan tutup dsebut lntasan

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan

Lebih terperinci

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM GERAK NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yang berkaitan dgn hukum gerak newton

Lebih terperinci

Energiada adadi disekitar sekitarkita

Energiada adadi disekitar sekitarkita Kerja dan Energ APA ITU ENERGI? Energada adad dsektar sektarkta Kerja dan Energ Energd dalam Dapat dperbaharu Tdak dapat dperbaharu Radas Panas Kerja dan Energ BentukEnerg Lstrk Kma Mekank Nuklr Suara

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Vektor. R. Leni Murzaini/0906577381

Bab 1 Ruang Vektor. R. Leni Murzaini/0906577381 Bab 1 Ruang Vektor Defns Msalkan F adalah feld, yang elemen-elemennya dnyatakansebaga skalar. Ruang vektor atas F adalah hmpunan tak kosong V, yang elemen-elemennya merupakan vektor, bersama dengan dua

Lebih terperinci

BAB VII STABILITAS TEBING

BAB VII STABILITAS TEBING BAB VII STABILITAS TEBING VII - BAB VII STABILITAS TEBING 7. TINJAUAN UMUM Perhtungan stabltas lereng/tebng dgunakan untuk perhtungan keamanan tebng dss-ss sunga yang terganggu kestablannya akbat adanya

Lebih terperinci

BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR. Misalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformasi linear f L ( V, F )

BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR. Misalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformasi linear f L ( V, F ) 28 BAB III HASILKALI TENSOR PADA RUANG VEKTOR III.1 Ruang Dual Defns III.1.2: Ruang Dual [10] Msalkan V ruang vektor atas lapangan F. Suatu transformas lnear f L ( V, F ) dkatakan fungsonal lnear (atau

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

Bab 3. Penyusunan Algoritma

Bab 3. Penyusunan Algoritma Bab 3. Penusunan Algortma on anuwjaa/ 500030 Algortma merupakan penulsan permasalahan ang sedang dsorot dalam bahasa matematk. Algortma dbutuhkan karena komputer hana dapat membaca suatu masalah secara

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda 1 Benda tegar Pada pembahasan mengenai kinematika, dinamika, usaha dan energi, hingga momentum linear, benda-benda yang bergerak selalu kita pandang sebagai benda titik. Benda yang berbentuk kotak misalnya,

Lebih terperinci

Komang Suardika; ;Undiksha; 2010

Komang Suardika; ;Undiksha; 2010 Komang Suardka;09004;Undksha; 00 PERCOBAAN PESAWAT ATWOOD. Tujuan Percobaan Tujuan dar dlakukannya percobaan n adalah untuk memperlhatkan berlakunya hukum Newton dan menghtung momen nersa katrol.. Landasan

Lebih terperinci

DINAMIKA. Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman).

DINAMIKA. Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman). DINAMIKA Konsep Gaya dan Massa Massa adalah materi yang terkandung dalam suatu zat dan dapat dikatakan sebagai ukuran dari inersia(kelembaman). Gaya adalah penyebab terjadi gerakan pada benda. Konsep Gaya

Lebih terperinci

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya. Pengertian Momen Gaya (torsi)- Dalam gerak rotasi, penyebab berputarnya benda merupakan momen gaya atau torsi. Momen gaya atau torsi sama dengan gaya pada gerak tranlasi. Momen gaya (torsi) adalah sebuah

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mater Pokok : Dnamka Rotas dan Kesembangan Benda Tegar : Pertama dan kedua / 4 x 45 ment : Cermah dan mengerjakan soal A. Kompetens Dasar 2.1 Memformulaskan hubungan antara konsep tors, momentum sudut,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT)

MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN. (Nuryanto, ST., MT) MATERI KULIAH STATISTIKA I UKURAN (Nuryanto, ST., MT) Ukuran Statstk Ukuran Statstk : 1. Ukuran Pemusatan Bagamana, d mana data berpusat? Rata-Rata Htung = Arthmetc Mean Medan Modus Kuartl, Desl, Persentl.

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

Bab 1 Berbagai Sistem Koordinat Baku

Bab 1 Berbagai Sistem Koordinat Baku Sumbu z Sumbu z Mekanka Klask, M.F.Rosyd 1 Bab 1 Berbaga Sstem Koordnat Baku Dalam bab n akan djelaskan berbaga jens sstem koordnat yang lazm dan harus dgunakan dalam permasalahan sstem-sstem mekank. Pemlhan

Lebih terperinci

9/17/2012 B E S A R A N. Besaran Fisika. massa, waktu, suhu, kecepatan, percepatan, panjang, luas, gaya, momentum, medan

9/17/2012 B E S A R A N. Besaran Fisika. massa, waktu, suhu, kecepatan, percepatan, panjang, luas, gaya, momentum, medan Konseptual esaran Pokok : besaran yang dtetapkan dengan suatu standar ukuran esaran Fska esaran Turunan : esaran yang drumuskan dar besaran-besaran pokok esaran Skalar Matemats esaran Vektor E S R N Skalar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MODEL KERUNTUHAN ROTASI ANALISIS CARA KESEIMBANGAN BATAS Cara n

Lebih terperinci

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN FIS A. BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk dan volume selama bergerak. Benda tegar dapat mengalami dua macam gerakan, yaitu translasi dan rotasi. Gerak translasi

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 GAYA GERAK LISTRIK HUKUM LENZ HUKUM FARADAY TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR IDEAL TRANSFORMATOR TIDAK IDEAL GGL INDUKSI ADA KUMARAN INDUKTANSI DIRI GENERATOR ERSAMAAN INDUKTANSI DIRI INDUKTANSI ADA TOROIDA

Lebih terperinci

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA Dstrbus Bnomal Msalkan dalam melakukan percobaan Bernoull (Bernoull trals) berulang-ulang sebanyak n kal, dengan kebolehjadan sukses p pada tap percobaan,

Lebih terperinci

Gambar solusi 28

Gambar solusi 28 Gambar solusi 27 Gambar solusi 28 Gambar solusi 29 Gambar solusi 30 Gambar solusi 31 Gambar solusi 32a Gambar solusi 32b Gambar solusi 32c Gambar solusi 40 Gambar soal no 27 Gambar soal no 28 Gambar soal

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Statika dan Dinamika

Statika dan Dinamika Statika dan Dinamika Dinamika Dinamika adalah mempelajari tentang gerak dengan menganalisis penyebab gerak tersebut. Dinamika meliputi: Hubungan antara massa dengan gaya : Hukum Newton tentang gerak. Momentum,

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Benda tegar dikatakan berada dalam kesetimbangan statik jika jumlah gaya yang bekerja pada benda itu sama dengan nol dan jumlah torsi terhadap sembarang titik pada benda tegar

Lebih terperinci

MAKALAH MOMEN INERSIA

MAKALAH MOMEN INERSIA MAKALAH MOMEN INERSIA A. Latar belakang Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa bisa diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila

Lebih terperinci

.. Kekakuan Rangka batang Bdang (Plane Truss) BAB ANAISIS STRUKTUR RANGKA BATANG BIANG Struktur plane truss merupakan suatu sstem struktur ang merupakan gabungan dar seumlah elemen (batang) d mana pada

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi. BAB V TEOEMA-TEOEMA AGKAIA 5. Teorema Superposs Teorema superposs bagus dgunakan untuk menyelesakan permasalahan-permasalahan rangkaan yang mempunya lebh dar satu sumber tegangan atau sumber arus. Konsepnya

Lebih terperinci

Dasar-dasar Aliran Fluida

Dasar-dasar Aliran Fluida Dasar-dasar Alran Fluda Konsep pentng dalam alran fluda Prnsp kekealan massa, sehngga tmbul persamaan kontnutas Prnsp energ knetk, persamaan persamaan alran tertentu Prnsp momentum, persamaan-persamaan

Lebih terperinci

Statika. Pusat Massa Dan Titik Berat

Statika. Pusat Massa Dan Titik Berat Statika Pusat Massa Dan Titik Berat STATIKA adalah ilmu kesetimbangan yang menyelidiki syarat-syarat gaya yang bekerja pada sebuah benda/titik materi agar benda/titik materi tersebut setimbang. PUSAT MASSA

Lebih terperinci

MODUL. DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM SMA NEGERI 1 MATARAM JL. PENDIDIKAN NO. 21 TELP/Fax. (0370) MATARAM

MODUL. DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM SMA NEGERI 1 MATARAM JL. PENDIDIKAN NO. 21 TELP/Fax. (0370) MATARAM MODUL OLEH BURHANUDIN, SPd NIP 98 005 00 0 009 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA MATARAM SMA NEGERI MATARAM JL PENDIDIKAN NO TELP/ax (070) 665 MATARAM MODUL ISIKA TORSI DAN KESEIMBANGAN SMAN MATARAM

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar KTSP & K-1 FIsika K e l a s XI KESEIMNGN END TEG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami sarat keseimbangan benda tegar.. Memahami macam-macam

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

MAKALAH MOMEN GAYA. Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Mekanik. Disusun Oleh: 1.Heri Kiswanto 2.M Abdul Aziz

MAKALAH MOMEN GAYA. Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Mekanik. Disusun Oleh: 1.Heri Kiswanto 2.M Abdul Aziz MAKALAH MOMEN GAYA Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Mekanik Disusun Oleh: 1.Heri Kiswanto 2.M Abdul Aziz JURUSAN TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO SUBANG 2015 MOMEN GAYA

Lebih terperinci

Solusi Termodinamika Bab VIII

Solusi Termodinamika Bab VIII Solus ermodnamka Bab VIII 8. Art Proses, proses kuasstatk, dspas kalor dan sat proses reversbel: a. Art Proses dan Proses Kuasstatk Proses: Perubahan koordnat dar suatu sstem Proses Kuasstatk: Perubahan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR Pada bab n akan dbahas konsep-konsep dasar dar fungs mayor dan fungs mnor dar suatu fungs yang terdefns pada suatu nterval tertutup. Pendefnsan fungs mayor dan mnor tersebut

Lebih terperinci

MODUL 3 : METODA Slope Deflection 3.1. Judul : Metoda Slope Deflection

MODUL 3 : METODA Slope Deflection 3.1. Judul : Metoda Slope Deflection MODU 3 1 MODU 3 : METOD Slope Deflecton 3.1. Judul : Tuuan Pembelaaran Umum Setelah membaca bagan n mahasswa akan dapat memaham apakah metoda Slope Deflecton dan bagamana metoda Slope Deflecton dpaka untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014 Jawaban Soal OSK FISIKA 4. Sebuah benda bergerak sepanjang sumbu x dimana posisinya sebagai fungsi dari waktu dapat dinyatakan dengan kurva seperti terlihat pada gambar samping (x dalam meter dan t dalam

Lebih terperinci

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari.benda tegar (statis dan Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.1.1

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang

Lebih terperinci

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L) Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah

Lebih terperinci

Bab VI Dinamika Rotasi

Bab VI Dinamika Rotasi Bab VI Dinamika Rotasi Sumber : Internet : www.trade center.com Adanya gaya merupakan faktor penyebab terjadinya gerak translasi. Bianglala yang berputar terjadi karena kecenderungan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK.

HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. Hukum Newton 29 HUKUM - HUKUM NEWTON TENTANG GERAK. GERAK DAN GAYA. Gaya : ialah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik/didorong dan sebagainya

Lebih terperinci

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13 Fakultas Perikanan - KESETIMBANGAN Kondisi benda setelah menerima gaya-gaya luar SEIMBANG : Bila memenuhi HUKUM NEWTON I Resultan Gaya yang bekerja pada benda besarnya sama dengan nol sehingga benda tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut teor molekuler benda, satu unt volume makroskopk gas (msalkan cm ) merupakan suatu sstem yang terdr atas sejumlah besar molekul (kra-kra sebanyak 0 0 buah molekul) yang

Lebih terperinci

KERJA DAN ENERGI. 4.1 Pendahuluan

KERJA DAN ENERGI. 4.1 Pendahuluan IV KERJA DAN ENERGI Kompetensi yang ingin dicapai setelah mempelajari bab ini adalah kemampuan memahami, menganalisis dan mengaplikasikan konsep-konsep kerja dan energi pada kehidupan sehari-hari ataupun

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat 10 KARAKTRISTIK TRANSISTOR 10.1 Dasar Pengoperasan JT Pada bab sebelumnya telah dbahas dasar pengoperasan JT, utamannya untuk kasus saat sambungan kolektor-bass berpanjar mundur dan sambungan emtor-bass

Lebih terperinci

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi 1. Sistem Diskrit Tinjaulah sistem yang terdiri atas 2 benda. Benda A dan benda B dihubungkan dengan batang ringan yang tegar dengan sebuah batang tegak yang

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI 1. Bola bergerak jatuh bebas dari ketinggian 1 m lantai. Jika koefisien restitusi = ½ maka tinggi bola setelah tumbukan pertama A. 50 cm B. 25 cm C. 2,5 cm D. 12,5

Lebih terperinci

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012

Pertemuan ke-4 Analisa Terapan: Metode Numerik. 4 Oktober 2012 Pertemuan ke-4 Analsa Terapan: Metode Numerk 4 Oktober Persamaan Non Non--Lner: Metode NewtonNewton-Raphson Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Newton Newton--Raphson f( f( f( + [, f(] + = α + + f( f ( Gambar

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Review Thermodinamika

Review Thermodinamika Revew hermodnamka Hubungan hermodnamka dan Mekanka tatstk hermodnamka: deskrps fenomenologs tentang sfatsfat fss sstem makroskopk dalam kesetmbangan. Phenomenologs : mendasarkan pada pengamatan emprs terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

SCHEMATICS 2009 National Programming Contest

SCHEMATICS 2009 National Programming Contest SCHEMATICS 2009 Natonal Programmng Contest No Nama Problem 1 Berhtung 2 Gelang Cantk 3 Jalan 4 Kubangan Lumpur 5 Ayam dan Bebek 6 Schematcs09 7 Pagar Labrn JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB 18. ARUS LISTRIK

BAB 18. ARUS LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI...1 BB 18. RUS LISTRIK... 18.1 Sumber-Sumber rus Lstrk... 18. Hukum Ohm...4 18. Hambatan Jens Bahan...5 18.4 Daya Lstrk...6 18.5 rus Bolak-Balk...7 18.6 Qus 18...8 1 BB 18. RUS LISTRIK

Lebih terperinci