BAB V11 KESEJAHTERAAN KELUARGA PEKERJA PEREMPUAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
|
|
- Shinta Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 52 BAB V11 KESEJAHTERAAN KELUARGA PEKERJA PEREMPUAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Kontribusi Perempuan dalam Ekonomi Keluarga Pekerjaan dengan POS dianggap sebagai pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan sampingan. Sebagian besar perempuan bekerja dengan POS dikarenakan mereka masih menganut ideologi gender kuat Hal ini menyebabkan rendahnya kondisi kerja perempuan tersebut. Rendahnya kondisi kerja yang dimiliki oleh pekerja perempuan dengan POS ikut berhubungan dengan kontribusi yang diberikan perempuan dalam ekonomi keluarganya. Kontribusi perempuan dalam ekonomi keluarga tersebut dapat dilihat dari banyaknya pendapatan yang diberikan pekerja perempuan yang bekerja pada POS ke dalam pendapatan keluarga. Pendapatan keluarga terdiri dari pendapatan yang diperoleh seluruh anggota keluarga yang dihasilkan baik dari hasil bekerja, pinjaman maupun pemberian. Kontribusi ekonomi pekerja perempuan dilihat dari persentase pendapatan pekerja perempuan dari hasil bekerja pada POS. Kontribusi ekonomi perempuan ini akan berhubungan dengan kesejahteraan keluarga, namun demikian kontribusi ekonomi perempuan tidak langsung berhubungan dengan kesejahteraan keluarga tersebut, karena terdapat variabel otonomi yang berhubungan dengan kesejahteraan keluarga yang ditentukan oleh besar kecilnya kontribusi perempuan ke dalam pendapatan keluarga. Pada Tabel 20 ditunjukkan jumlah dan persentase kontribusi ekonomi pekerja perempuan. Tabel 20. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Kontribusi Ekonomi Responden di Desa Jabon Mekar Bogor, Tahun 2011 Kontribusi Ekonomi Jumlah (orang) Persentase (%) Rendah (skor 1) Tinggi (skor 2) Total
2 53 Data pada Tabel 20 menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja perempuan memiliki kontribusi ekonomi yang masih rendah. Data yang dihasilkan dari lapangan, yaitu sebanyak 40 responden (80 persen) memiliki kontribusi ekonomi yang rendah dan sebanyak 10 responden (20 persen) memiliki kontribusi yang tinggi. Hal ini dikarenakan kondisi kerja pekerja perempuan pada POS kurang baik dengan rendahnya upah yang diberikan, sehingga pekerja perempuan mengalami marjinalisasi yang berhubungan dengan ideologi gender yang masih dianut oleh sebagian besar pekerja perempuan di Desa Jabon Mekar. 7.2 Otonomi Perempuan Kontribusi ekonomi perempuan berhubungan dengan otonomi perempuan dalam keluarga. Besarnya pendapatan yang diberikan oleh pekerja perempuan dari hasil bekerja dengan POS tersebut ke dalam pendapatan keluarga berhubungan dengan besarnya kekuasaan perempuan dalam seluruh kegiatan produktif, reproduktif, dan sosial. Kekuasaan diukur dengan frekuensi pengambilan keputusan perempuan dalam waktu tertentu (sebulan yang lalu). Jenis keputusan dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu keputusan istri dominan dan keputusan suami dominan. Otonomi pekerja perempuan dalam seluruh kegiatan produktif, reproduktif, dan sosial dikatakan tinggi apabila keputusan diambil oleh istri dominan dan otonomi pekerja perempuan dikatakan rendah apabila keputusan yang diambil oleh suami dominan. Pada Tabel 21 ditunjukkan jumlah dan persentase responden berdasarkan otonomi perempuan. Tabel 21. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Otonomi perempuan di Desa Jabon Mekar Bogor, Tahun 2011 Otonomi Perempuan Jumlah (orang) Persentase (%) Rendah (skor 14-21) Tinggi (skor 22-28) Total Pada kenyataannya di Desa Jabon Mekar, keputusan suami lebih dominan pada kegiatan produktif, sedangkan keputusan istri lebih dominan pada kegiatan
3 54 reproduktif dan pada kegiatan sosial keputusan istri dan suami sama-sama besar. Pada Tabel 21 menunjukkan bahwa otonomi perempuan rendah yaitu dimiliki pekerja perempuan dalam POS sebanyak 28 responden (56 persen). Hal ini berarti menunjukkan bahwa keputusan suami lebih dominan pada kegiatan produktif, reproduktif, dan sosial dibandingkan dengan istri. 7.3 Kesejahteraan Keluarga Sebagian besar pekerja perempuan dengan POS memiliki kondisi kerja yang rendah. Rendahnya kondisi kerja tersebut berhubungan dengan besar kecilnya kontribusi ekonomi perempuan dalam pendapatan keluarga. Besarnya kontribusi ekonomi perempuan berhubungan dengan otonomi perempuan yang juga akan berhubungan dengan kesejahteraan keluarganya. Kesejahteraan keluarga adalah sebuah kondisi terpenuhinya kebutuhan keluarga dari hasil mengkonsumsi pendapatan yang diterima sehingga membuat keluarga merasa aman dan bahagia. Tabel 22. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Kesejahteraan Keluarga di Desa Jabon Mekar Bogor, Tahun 2011 Kesejahteraan Keluarga Jumlah (orang) Persentase (%) Rendah (skor 7-22) Tinggi (skor 23-39) 9 18 Total Pada Tabel 22 menunjukkan bahwa keluarga pekerja perempuan dalam POS secara umum belum bisa dikatakan sejahtera yaitu sebesar 82 persen (41 responden). Kesejahteraan keluarga pekerja perempuan dalam POS dapat diukur melalui kondisi kesehatan, pendidikan anak, dan pola konsumsi. Faktor-faktor ini akan dibahas lebih dalam pada sub bab berikut Pendidikan Anak Pendidikan anak diukur dari anak usia sekolah yang masih sekolah. Apabila ada anak usia sekolah yang masih sekolah, maka pendidikan anak
4 55 keluarga pekerja perempuan tinggi, sedangkan apabila ada anak usia sekolah yang tidak sekolah, maka pendidikan anak pekerja perempuan rendah. Pada Tabel 23 ditunjukkan kondisi pendidikan anak pekerja perempuan yang bekerja pada POS. Tabel 23. Jumlah Dan Persentase Keluarga Responden Berdasarkan Kondisi Pendidikan di Desa Jabon Mekar Bogor, Tahun 2011 Pendidikan Anak Jumlah (orang) Persentase (%) Rendah (skor 1) Tinggi (skor 2) Total Berdasarkan Tabel 23 dapat dilihat bahwa kondisi pendidikan anak pekerja sudah baik karena sebesar 78 persen (39 anak) memiliki kondisi pendidikan anak yang tinggi, akan tetapi banyak keluarga pekerja perempuan yang tidak sejahtera tetapi memiliki pendidikan anak yang tinggi. Hal ini disebabkan karena anak pekerja POS sebagian besar sekolah pada tingkat SD yang mendapat bantuan sekolah gratis dari pemerintah seperti BOS. Oleh karena itu, dalam penelitian ini variabel pendidikan anak tidak dapat dijadikan variabel hubungan terhadap kesejahteraan keluarga pekerja perempuan. Pendidikan anak yang tinggi ini pula tidak dapat dikaitkan dengan kontribusi ekonomi perempuan karena kontribusi ekonomi perempuan yang rendah belum tentu berhubungan dengan rendahnya pendidikan anak karena selain mendapat bantuan dari program pemerintah biaya pendidikan sebagian besar ditanggung oleh pendapatan suami bukan dari pendapatan ibu yang didapat dari hasil bekerja pada POS. Hal ini didukung dengan pernyataan N (42 tahun) selaku pekerja perempuan dengan POS:...kalo dari gaji saya mah mana cukup buat nyekolahin anak. Kalo urusan sekolah mah bapanya, saya mah paling nambah-nambah dikit aja kaya buat jajannya gitu Kesehatan Kesehatan keluarga adalah status kesehatan dan taraf gizi keluarga yang antara lain diukur melalui jenis pengobatan yang dilakukan oleh pekerja perempuan dan juga keluarganya. Kesehatan merupakan salah satu indikator
5 56 untuk melihat kesejahteraan suatu keluarga. Semakin baik kesehatan suatu keluarga, maka semakin sejahtera pula keluarga pekerja perempuan tersebut. Data pada Tabel 24 menunjukkan kondisi kesehatan keluarga pekerja perempuan. Tabel 24. Jumlah Dan Persentase Keluarga Responden Berdasarkan Kondisi Kesehatan di Desa Jabon Mekar Bogor, 2011 Kesehatan Jumlah (orang) Persentase (%) Rendah (skor 3-9) Tinggi (skor 10-15) 8 16 Total Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa kondisi kesehatan keluarga pekerja perempuan kurang baik, yaitu sebanyak 42 responden (84 persen) yang memiliki kondisi kesehatan rendah atau kurang baik dan hanya 8 responden (16 persen) saja yang memiliki kondisi kesehatan tinggi atau baik. Pada penelitian ini, hampir semua keluarga pekerja perempuan yang bekerja pada POS memiliki kondisi kesehatan yang kurang baik. Hal ini ditunjukkan dengan jenis pengobatan yang dilakukan oleh keluarga pekerja perempuan. Hampir semua pekerja perempuan pergi ke dukun ketika mereka melahirkan dan meminum obat warung ketika anak atau anggota keluarga lainnya mengalami sakit ringan. Pekerja perempuan tersebut tidak mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan karena itu mereka pun mengalami marginalisation as concentration on the margins of the labour market (mendapatkan upah yang rendah serta kondisi kerja yang buruk). Kondisi kesehatan tersebut dapat berhubungan tingkat kesejahteraan keluarga mereka. Semakin tinggi kondisi kesehatan keluarga pekerja perempuan, maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan keluarga Pola Konsumsi Pola konsumsi adalah tingkat pengalokasian pengeluaran uang dalam keluarga untuk kebutuhan sehari-hari. Pola konsumsi di sini akan dilihat dari frekuensi makan dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh keluarga pekerja
6 57 perempuan. Pola Konsumsi merupakan indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan keluarga pekerja perempuan yang bekerja pada POS. Semakin tinggi pola konsumsi, maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan keluarga. Pada Tabel 25 ditunjukkan pola konsumsi keluarga pekerja perempuan yang bekerja pada POS. Tabel 25. Jumlah Dan Persentase Keluarga Responden Berdasarkan Pola Konsumsi di Desa Jabon Mekar Bogor, 2011 Pola Konsumsi Jumlah (orang) Persentase (%) Rendah (skor 3-12) Tinggi (skor 13-22) Total Berdasarkan Tabel 25 dapat dilihat bahwa pola konsumsi keluarga pekerja perempuan yang bekerja pada POS kurang baik. Hal ini dapat dilihat sebanyak 39 responden (78 persen) memiliki pola konsumsi yang rendah, sedangkan sebanyak 11 responden (22 persen) memiliki pola konsumsi yang tinggi. Berarti lebih dari 50 persen keluarga responden memiliki pola konsumsi yang kurang baik. Pola konsumsi keluarga ini dilihat dari frekuensi makan keluarga pekerja perempuan, yaitu berapa kali keluarga pekerja perempuan makan dalam sehari dan juga dilihat dari kualitas jenis makanan yang dikonsumsi dengan mengacu pada empat sehat lima sempurna (nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, susu, dan juga buah-buahan) dan kuantitas jenis makanan yang dikonsumsi oleh anggota keluarga pekerja perempuan dalam POS. Keluarga pekerja perempuan mendapat pola konsumsi yang baik apabila mereka makan tiga kali sehari, memakan kelima jenis makanan yang mengacu pada empat sehat lima sempurna dan jumlah jenis makanan yang dimakan ada lima jenis. Pada keluarga pekerja perempuan yang bekerja pada POS, hampir semua mengkonsumsi nasi, sayur-mayur dan ikan asin. Mereka jarang mengkonsumsi daging ayam, daging sapi atau kambing, susu dan juga buah-buahan dikarenakan harganya yang mahal. Rendahnya upah yang pekerja perempuan peroleh dari hasil bekerja pada POS membuat mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi yang baik layaknya empat sehat lima sempurna.
7 Hubungan Marjinalisasi Perempuan dalam POS dengan Kesejahteraan Keluarga Ideologi gender yang dianut kuat oleh pekerja perempuan dalam POS berhubungan dengan rendahnya kondisi kerja perempuan karena upah, jaminan keluarga, dan jaminan yang diberikan kepada pekerja perempuan rendah. Untuk melihat marjinalisasi perempuan dalam POS harus dilihat dari faktor yang berhubungan dengan marjinalisasi dan dampak yang diakibatkan oleh marjinalisasi terhadap pekerja perempuan dalam POS dan keluarganya. Faktor di sini adalah sejauhmana ideologi gender berhubungan dengan kondisi kerja kondisi yang menunjukkan perempuan tersebut termarjinalkan dari upah, jaminan keluarga, dan jaminan kerja yang rendah. Dengan kondisi tersebut berhubungan dengan kontribusi ekonomi perempuan yang dibawa ke dalam pendapatan keluarganya. Kontribusi ekonomi ini akan berhubungan dengan otonomi perempuan dimana dengan otonomi ini perempuan berperan menentukan kesejahteraan keluarga. Dengan demikian, berbicara marjinalisasi perempuan merupakan rangkaian dari kondisi kerja yang disebabkan gender yang dianut baik oleh pekerja perempuan maupun pengusaha dalam sistem kerjanya yang dapat berhubungan dengan kontribusi ekonomi perempuan sehingga berhubungan dengan otonomi perempuan. Melalui otonomi perempuan dapat dilihat bagaimana marjinalisasi berhubungan dengan kesejahteraan keluarganya. Kondisi kerja berhubungan dengan kontribusi ekonomi perempuan. Hubungan kondisi kerja dengan kontribusi ekonomi perempuan menggunakan tabulasi silang. Pada Tabel 26 akan menjelaskan tabulasi silang hubungan kondisi kerja dengan kontribusi ekonomi perempuan.
8 59 Tabel 26. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Hubungan Kondisi Kerja Pekerja Perempuan dengan Kontribusi Ekonomi Responden di Desa Jabon Mekar Bogor, Tahun 2011 Kontribusi Ekonomi Kondisi Kerja Rendah (skor 15-22) Tinggi (skor 23-30) Jumlah Persentase Jumlah Persentase Rendah (skor 1) Tinggi (skor 2) Total Data pada Tabel 26 menunjukkan bahwa semua responden, baik yang memiliki kontribusi ekonomi rendah maupun tinggi berada pada kondisi yang kerja yang rendah sebanyak 40 responden dan tidak ada seorangpun yang berkontribusi ekonomi rendah dengan kondisi kerja yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kerja berhubungan dengan kontribusi ekonomi perempuan dan hipotesis diterima. Semakin rendah kondisi kerja pekerja perempuan dengan POS, maka semakin rendah kontribusi ekonominya dalam pendapatan keluarga. Kontribusi ekonomi perempuan berhubungan dengan otonomi perempuan. Besarnya kontribusi ekonomi perempuan berhubungan dengan kekuasaan dalam seluruh kegiatan produktif, reproduktif, dan sosial. Hubungan kontribusi ekonomi perempuan dengan otonomi perempuan menggunakan tabulasi silang dan uji korelasi Rank Spearman. Pada Tabel 27 ditunjukkan hubungan kontribusi ekonomi perempuan dengan otonomi perempuan.
9 60 Tabel 27. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Hubungan Kontribusi Ekonomi Perempuan dengan Otonomi Responden di Desa Jabon Mekar Bogor, Tahun 2011 Otonomi Perempuan Kontribusi Ekonomi Perempuan Rendah (skor 1) Tinggi (skor 2) Jumlah Persentase Jumlah Persentase Rendah (skor 14-21) Tinggi (skor 22-28) Total Tabel 27 menunjukkan bahwa semua pekerja perempuan pada POS dengan kontribusi ekonomi yang rendah memiliki otonomi yang rendah pula, yaitu sebanyak 32 responden dan tidak ada seorang pun yang berotonomi rendah dengan kontribusi yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi ekonomi perempuan berhubungan dengan otonomi perempuan. Kontribusi ekonomi perempuan berhubungan dengan otonomi perempuan juga dibuktikan oleh uji korelasi Rank Spearman. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa kontribusi ekonomi perempuan berhubungan positif dengan otonomi perempuan, berdasarkan dari nilai p-value sebesar 0 yang lebih kecil dari α (0,2) dengan koefisien korelasi sebesar 0,667, sehingga hipotesis diterima (kontribusi ekonomi perempuan berhubungan otonomi perempuan). Rendahnya kontribusi ekonomi pekerja perempuan berhubungan dengan rendahnya otonomi perempuan. Oleh karena itu, rendahnya otonomi perempuan berhubungan dengan rendahnya kesejahteraan keluarga. Hubungan otonomi perempuan dengan kesejahteraan keluarga menggunakan tabulasi silang dan uji korelasi Otonomi Perempuan. Pada Tabel 28 ditunjukkan tabulasi silang hubungan dengan otonomi perempuan terhadap kesejahteraan keluarga.
10 61 Tabel 28. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Hubungan Otonomi Perempuan dengan Kesejahteraan Keluarga Responden di Desa Jabon Mekar Bogor, Tahun 2011 Kesejahteraan Keluarga Otonomi Perempuan Rendah (skor 14-21) Tinggi (skor 22-28) Jumlah Persentase Jumlah Persentase Rendah (skor 6-19) Tinggi (skor 20-34) Total Data pada Tabel 28 menunjukkan bahwa pekerja perempuan dalam POS dengan otonomi yang rendah dan memiliki kesejahteraan keluarga yang rendah lebih banyak dibandingkan dengan pekerja perempuan dalam POS dengan otonomi yang tinggi dan memiliki kesejahteraan keluarga yang rendah. Pekerja perempuan dalam POS dengan otonomi yang rendah dan memiliki kesejahteraan keluarga yang rendah sebanyak 30 responden (94 persen). Hal ini menunjukkan bahwa otonomi perempuan berhubungan dengan kesejahteraan keluarga dimana semakin rendah otonomi perempuan, maka semakin rendah pula kesejahteraan keluarga. Hasil ini dibuktikan oleh uji korelasi Rank Spearman yang juga menunjukkan bahwa otonomi perempuan berhubungan positif terhadap kesejahteraan keluarga pekerja perempuan dengan POS. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai p-value sebesar 0,035 yang lebih kecil dari alpha (0,20) dengan koefisien korelasi sebesar 0,299, sehingga hipotesis diterima (otonomi perempuan berhubungan dengan kesejahteraan keluarga). Secara tidak langsung kontribusi ekonomi juga berhubungan dengan kesejahteraan keluarga. Selain otonomi perempuan yang berupa kekuasaan yang berhubungan dengan kesejahteraan keluarga, kontribusi ekonomi perempuan berupa uang juga berhubungan dengan kesejahteraan keluarga. Hubungan kontribusi ekonomi perempuan dengan kesejahteraan keluarga ini menggunakan tabulasi silang dan uji korelasi Rank Spearman. Pada Tabel 29 menunjukkan tabulasi silang hubungan kontribusi ekonomi perempuan dengan kesejahteraan keluarga.
11 62 Tabel 29. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Hubungan Kontribusi Ekonomi Perempuan dengan Kesejahteraan Keluarga Responden di Desa Jabon Mekar Bogor, Tahun 2011 Kesejahteraan Keluarga Kontribusi Ekonomi Perempuan Rendah (skor 1) Tinggi (skor 2) Jumlah Persentase Jumlah Persentase Rendah (skor 6-19) Tinggi (skor 20-34) Total Data pada Tabel 29 menunjukkan bahwa pekerja perempuan pada POS dengan kontribusi ekonomi yang rendah dan memiliki kesejahteraan keluarga yang rendah lebih banyak dibandingkan dengan pekerja perempuan pada POS dengan kontribusi ekonomi yang tinggi dan memiliki kesejahteraan keluarga yang rendah. Pekerja perempuan pada POS dengan kontribusi ekonomi yang rendah dan memiliki kesejahteraan keluarga yang rendah sebanyak 37 responden (93 persen). Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi ekonomi perempuan berhubungan dengan kesejahteraan keluarga dimana semakin rendah kontribusi ekonomi perempuan, maka semakin rendah pula kesejahteraan keluarga. Hasil ini dibuktikan oleh uji korelasi Rank Spearman yang juga menunjukkan bahwa kontribusi ekonomi perempuan berhubungan positif terhadap kesejahteraan keluarga pekerja perempuan dengan POS. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai p-value sebesar 0 yang lebih kecil dari alpha (0,20) dengan koefisien korelasi sebesar 0,547, sehingga hipotesis diterima (kontribusi ekonomi perempuan berhubungan dengan kesejahteraan keluarga). Selain kontribusi ekonomi dan otonomi perempuan, kondisi kerja juga berhubungan dengan kesejahteraan keluarga karena upah, jaminan keluarga, dan jaminan kerja yang diberikan kepada pekerja perempuan dengan POS untuk memenuhi kesejahteraan keluarga pun rendah. Hubungan kondisi kerja dengan kesejahteraan menggunakan tabulasi silang dan tidak dapat diuji korelasi menggunakan Rank Spearman karena terdapat variabel yang memiliki satu kategori saja. Pada Tabel 30 ditunjukkan tabulasi silang hubungan kondisi kerja dengan kesejahteraan keluarga.
12 63 Tabel 30. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Hubungan Kondisi Kerja Pekerja Perempuan dengan Kesejahteraan Keluarga Responden di Desa Jabon Mekar Bogor, Tahun 2011 Kesejahteraan Keluarga Kondisi Kerja Rendah (15-22) Tinggi (23-30) Jumlah Persentase Jumlah Persentase Rendah (skor 6-19) Tinggi (skor 20-34) Total Data pada Tabel 30 menunjukkan bahwa pekerja perempuan pada POS dengan kondisi kerja yang rendah dan memiliki kesejahteraan keluarga yang rendah sebanyak 41 responden (82 persen) dan tidak ada seorang pun yang kesejahteraan keluarganya rendah dengan kondisi kerja yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kerja berhubungan dengan kesejahteraan keluarga dimana semakin rendah kondisi kerja perempuan, maka semakin rendah pula kesejahteraan keluarga, sehingga hipotesis diterima (semakin rendah kondisi kerja, maka kesejahteraan keluarga pun rendah). Pekerja perempuan yang bekerja pada POS mengalami marginalisation as concentration on the margins of the labour market karena kondisi kerja pekerja perempuan yang bekerja pada POS kurang baik. Hal tersebut mengakibatkan mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti jenis pengobatan yang mereka lakukan adalah pergi ke dukun ketika mereka melahirkan dan meminum obat warung ketika anak atau anggota keluarga lainnya mengalami sakit ringan. Frekuensi makan keluarga pekerja perempuan tersebut pun hanya dua kali sehari dan jenis makanan yang mereka konsumsi pun tidak memenuhi empat sehat lima sempurna dan hanya berupa nasi, ikan asin, dan sayur-mayur saja. Berarti dapat dikatakan bahwa keluarga pekerja perempuan memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah yang disebabkan kurang baiknya kondisi kerja mereka. Hal ini didukung dengan pernyataan L (28 tahun) selaku pekerja perempuan dalam POS:...gaji yang dikasih cuma sedikit jadi masih kurang juga buat menuhin kebutuhan sehari-hari, yah paling makan juga cuma bisa sama nasi, sayur sama ikan asin doang...
13 Ikhtisar Kondisi kerja perempuan yang bekerja dengan POS berhubungan dengan kontribusi perempuan dalam ekonomi keluarga. Rendahnya kondisi kerja perempuan tersebut menyebabkan rendahnya kontribusi perempuan dalam ekonomi keluarga. Hal ini dikarenakan upah yang diperoleh pekerja perempuan rendah, maka pendapatan yang ia bawa ke keluarga pun rendah. Kontribusi pekerja tersebut berhubungan dengan otonomi perempuan. Rendahnya kontribusi ekonomi yang ia berikan pada pendapatan keluarga menentukan rendahnya kekuasaan perempuan dalam keluarganya. Otonomi perempuan berhubungan dengan kesejahteraan keluarga pekerja perempuan. Rendahnya otonomi perempuan berhubungan dengan rendahnya kesejahteraan keluarga. Kondisi kerja yang marjinal berhubungan dengan kesejahteraan keluarga malalui otonomi perempuan.
BAB V MARJINALISASI PEREMPUAN DALAM PUTTING OUT SYSTEM
34 BAB V MARJINALISASI PEREMPUAN DALAM PUTTING OUT SYSTEM 5.1 Perempuan Pekerja Putting Out System Pekerja perempuan yang bekerja dengan POS di Desa Jabon Mekar ada sebanyak 75 orang. Pekerja perempuan
Lebih terperinciBAB VI KONFLIK PERAN WANITA BEKERJA
BAB VI KONFLIK PERAN WANITA BEKERJA 6.1 Konflik Peran Konflik peran ganda merupakan kesulitan-kesulitan yang dirasakan dalam menjalankan kewajiban atau tuntutan peran yang berbeda secara bersamaan. Konflik
Lebih terperinciTINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA Tingkat kesejahteraan dalam CV TKB dianalisis dengan analisis gender. Alat analisis gender
Lebih terperinciBAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI
BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI Hubungan antara karakteristik peserta produk pembiayaan BMT Swadaya Pribumi dan dalam
Lebih terperinciBAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI
BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI 9.1 Keberhasilan BMT Swadaya Pribumi dalam Pemenuhan Kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis Gender Keberhasilan BMT Swadaya Pribumi pada penelitian ini
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
5 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Industri Kecil dan Putting Out System Industrialisasi dalam suatu tahap pembangunan dianggap sebagai suatu simbol kemajuan dan kesuksesan pembangunan
Lebih terperinciBAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Beban Ganda Beban ganda wanita adalah tugas rangkap yang dijalani oleh seorang wanita (lebih dari satu peran) yakni sebagai ibu
Lebih terperinciBAB V KONDISI KERJA PEKERJA CV. MEKAR PLASTIK INDUSTRI
37 BAB V KONDISI KERJA PEKERJA CV. MEKAR PLASTIK INDUSTRI Kondisi kerja pekerja CV. Mekar Plastik merupakan perlakuan perusahaan kepada pekerja, baik laki maupun perempuan yang meliputi pembagian kerja
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR
BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR Karakteristik setiap anggota koperasi berbeda satu sama lain. Karakteristik ini dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan,
Lebih terperinciBAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009
BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2 Sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 adalah kecenderungan seorang pemilih
Lebih terperinciVIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN. Pendapatan rumahtangga nelayan terdiri dari pendapatan di dalam sub
VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN Pendapatan rumahtangga nelayan terdiri dari pendapatan di dalam sub sektor perikanan dan pendapatan di luar sub sektor perikanan
Lebih terperinciPELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)
PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) 39 Peluang Bekerja dan Berusaha Wanita Kepala Rumah Tangga (WKRT) Peluang bekerja dan berusaha adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Penelitian kuantitatif dilaksanakan
Lebih terperinciBAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR
54 BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR 6.1 Karakteristik Responden Penelitian ini memiliki responden sebanyak 30 orang, jumlah ini didapatkan dari banyaknya aparatur Desa Bantarjati, dari mulai anggota
Lebih terperinciBAB VI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PROGRAM PNPM-P2KP
64 BAB VI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PROGRAM PNPM-P2KP 6.1. Keberhasilan Program Berdasarkan Pengembalian Pinjaman Tujuan Program PNPM-P2KP adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
Lebih terperinciBAB III PENDEKATAN LAPANGAN
BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden Menurut Usia. responden adalah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Selanjutnya distribusi
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Karakteristik Responden 1. Karakteristik Responden Menurut Usia Karakteristik responden menurut usia diperoleh data usia terendah responden adalah 9 tahun dan tertinggi
Lebih terperinciBAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG
BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG Rumahtangga di Indonesia terbagi ke dalam dua tipe, yaitu rumahtangga yang dikepalai pria (RTKP) dan rumahtangga yang dikepalai
Lebih terperinciVIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR
VIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 8.1 Pendapatan Usaha Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Analisis pendapatan usaha bertujuan untuk mengetahui besarnya
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden
23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari objek dalam satu waktu tertentu, tidak berkesinambungan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Alasan pemilihan lokasi karena pada wilayah Kecamatan Cibinong
Lebih terperinciANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB
ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB Tingkat perlindungan tenaga kerja dalam CV TKB dianalisis dengan
Lebih terperinciLAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT
65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd
Lebih terperinciBAB VI PEMANFAATAN REMITAN
49 BAB VI PEMANFAATAN REMITAN 6.1 Jumlah dan Alokasi Penggunaan Remitan Migrasi Internasional Remitan merupakan pengiriman uang ke daerah asal, seperti diungkapkan Connel (1979) dalam Effendi (2004), menggambarkan
Lebih terperinciBAB VII KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN LUAR PERTANIAN DI PULAU PRAMUKA
105 BAB VII KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN LUAR PERTANIAN DI PULAU PRAMUKA 7.1 Supply Bahan Baku Pangan Usaha Pariwisata di Pulau Pramuka Munculnya usaha yang diakibatkan oleh adanya kegiatan
Lebih terperinciBAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi
Lebih terperinciBAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI
BAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI 7.1 Keragaan Kelembagaan Kelompok Tani Sauyunan Keragaan adalah penampilan dari kelompok tani yang termasuk suatu lembaga,
Lebih terperinciBAB VII HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI DENGAN SIKAP TERHADAP MAKANAN POKOK NON BERAS
86 BAB VII HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI DENGAN SIKAP TERHADAP MAKANAN POKOK NON BERAS Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai hubungan perilaku konsumsi dengan sikap terhadap singkong, jagung, dan ubi.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan selama 10 (sepuluh) bulan sejak bulan Pebruari Nopember 01. Pengambilan data label produk minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN
45 HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN Pengambilan keputusan yang dilakukan dalam rumah tangga perikanan berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua Desa dengan pola hutan rakyat yang berbeda dimana, desa tersebut terletak di kecamatan yang berbeda juga, yaitu:
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam
57 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam penelitiannya penulis menggunakan data analisis dan interprestasi dari arti
Lebih terperinciBAB VI PERAN (PEMBAGIAN KERJA) DALAM RUMAHTANGGA PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN BMT SWADAYA PRIBUMI
BAB VI PERAN (PEMBAGIAN KERJA) DALAM RUMAHTANGGA PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN BMT SWADAYA PRIBUMI 6.1 Peran (Pembagian Kerja) dalam Rumahtangga Peserta Peran atau pembagian kerja tidak hanya terdapat dalam
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Setiabudi 8
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai sikap konsumen terhadap daging sapi lokal dan impor ini dilakukan di DKI Jakarta, tepatnya di Kecamatan Setiabudi, Kotamadya Jakarta
Lebih terperinciLEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. tentang pemberian MP-ASI pada bayi dan balita usia 6-24 bulan.
Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Dengan hormat, Kepada Yth. Calon Responden Di tempat Saya sebagai mahasiswa program DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo,
Lebih terperinciBAB 8 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGUNJUNG DENGAN PERILAKU PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR. Perilaku Pengunjun g
BAB 8 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGUNJUNG DENGAN PERILAKU PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR Hasil pengujian korelasi antara karakteristik dengan perilaku Agrowisata Kebun Raya Bogor dapat disajikan
Lebih terperinciBAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
45 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 6.1. Faktor Individu Responden Penelitian Faktor individu dalam penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Peternak Responden pada penelitian ini adalah peternak yang berdiam di Desa Dompu, Moyo Mekar dan Desa Sepakat Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat dengan karakteristik
Lebih terperinciREFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI
46 REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI Kesejahteraan Petani Reforma agraria merupakan suatu alat untuk menyejahterakan rakyat. Akan tetapi, tidak serta merta begitu saja kesejahteraan
Lebih terperinciBAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR
BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN. Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti**
Al Ulum Vol.56 No.2 April 2013 halaman 39-43 39 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti** ABSTRAK Gaya hidup dewasa
Lebih terperinciTINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN
65 VII. TINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN 7.1 Akses dan Kontrol Peserta Perempuan Program Terhadap Sumberdaya Tingkat keberdayaan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan program PNPM Mandiri
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN RESPONDEN Daftar pertanyaan ini disusun untuk pembuatan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan dari Universitas Lampung
DAFTAR PERTANYAAN RESPONDEN Daftar pertanyaan ini disusun untuk pembuatan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan dari Universitas Lampung PETUNJUK PENGISIAN 1. Jawablah pertanyaan ini dengan sejujurnya.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM
LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT
Lebih terperinciMARJINALISASI PEREMPUAN DALAM PUTTING OUT SYSTEM (POS) DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA
i MARJINALISASI PEREMPUAN DALAM PUTTING OUT SYSTEM (POS) DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA (Kasus Putting Out System (POS) di Desa Jabon Mekar, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis explanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesa dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah terjadi sejak dahulu kala. Kemiskinan sangat terkait dengan kepemilikan modal, kepemilikan lahan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Limboto Barat Desa Daenaa selama ± 1 minggu. Sampel dihitung dengan menggunakan tabel penentuan besarnya
Lebih terperinciVIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAGING SAPI
VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN DAGING SAPI 8.1. Model Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Daging Sapi Lokal dan Impor Model yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor
Lebih terperinciVIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN TRADISIONAL
VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN TRADISIONAL Pendapatan rumahtangga nelayan tradisional terdiri dari pendapatan di dalam sektor perikanan dan pendapatan di luar
Lebih terperinciPENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika
KERANGKA PEMIKIRAN Pangan rekayasa genetika merupakan produk hasil pencangkokan dari satu gen ke gen yang lain. Pangan rekayasa genetika juga merupakan suatu produk yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN
39 HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN Pembagian peran/aktivitas yang dilakukan dalam rumah tangga perikanan berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Informasi yang Dimiliki Masyarakat Migran Di Permukiman Liar Mengenai Adanya Fasilitas Kesehatan Gratis Atau Bersubsidi Salah satu program pemerintah untuk menunjang kesehatan
Lebih terperinciKORELASI OLEH: JONATHAN SARWONO
KORELASI OLEH: JONATHAN SARWONO 4.1 Mengenal Korelasi 56 4.2 Kegunaan Korelasi 4.3 Konsep Linieritas dan Korelasi 57 4.4 Asumsi Asumsi Dalam Korelasi 4.5 Karakteristik Korelasi 58 4.6 Pengertian Koefesien
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.
41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam
Lebih terperinciAbstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif mengenai derajat prokrastinasi akademik pada siswa kelas 8 SMP X Bandung. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik survei. Tujuan dari
Lebih terperinciBAB VII HUBUNGAN ANTARA REPRESENTASI SOSIAL PROGRAM SPP PNPM TERHADAP PERILAKU RESPONDEN DALAM MENGIKUTI PROGRAM SPP PNPM
BAB VII HUBUNGAN ANTARA REPRESENTASI SOSIAL PROGRAM SPP PNPM TERHADAP PERILAKU RESPONDEN DALAM MENGIKUTI PROGRAM SPP PNPM 7.1 Pemanfaatan Dana Pinjaman SPP PNPM yang Didapatkan oleh Responden di Desa Gunung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dipilih lokasi di Kecamatan Susukan, Kabupaten
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksplanatif yang ingin menganalisis hubungan antara variabel-variabel penelitian. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dipilih
Lebih terperinciVI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN Rumahtangga adalah basis unit kegiatan produksi dan konsumsi dimana anggota rumahtangga merupakan sumberdaya manusia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi Dan Sampel 1. Lokasi Lokasi merupakan tempat atau letak. Penelitian ini bertempat di SMK Negeri 15 Jalan Gatot Subroto No. 12. Alasan pemilihan lokasi tersebut
Lebih terperinciMETODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11
METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dusun Selo Ngisor, Desa Batur, Kecamatan getasan terletak sekitar 15 km dari Salatiga, dibawah kaki gunung Merbabu (Anonim, 2010). Daerah ini
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk
44 III. METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dengan mengoperasionalkan
Lebih terperinciBAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
55 BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Berdasarkan efek yang ditimbulkannya, efek iklan yang menggunakan media massa terhadap khalayak dibedakan menjadi tiga
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
67 BAB VI ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Proses pendidikan melalui pembelajaran menurut Sudjana (2006) adalah interaksi edukatif antara masukan (input) sarana dengan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap mahasiswa Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama Bandung yang pernah menempuh
Lebih terperinciAbstrak. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat kepuasan kerja pada karyawan operasional tempat billiard X kota Bandung. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka rancangan penelitian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian pembiayaan sudah banyak dilakukan sebelumnya, yaitu pada pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan bank.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh
31 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data utama.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =
17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu
Lebih terperinciV. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM. 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP
65 V. DAMPAK PERGULIRAN DANA SPP TERHADAP UMKM 5.1 Keragaan Penyaluran Pinjaman Dana Bergulir SPP Kecamatan Cimarga merupakan salah satu kecamatan yang melaksanakan program SPP sejak diselenggarakannya
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran tentang motivasi kerja dan kinerja supervisor pada perusahaan jasa konstruksi X Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kemampuan selfregulation pada siswa seminari di Sekolah Seminari Menengah X Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Lebih terperinciBAB V PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER
BAB V PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER Persepsi mahasiswa peserta Mata Kuliah Gender dan Pembangunan terhadap kesadaran gender yaitu pandangan mahasiswa yang telah mengikuti Mata Kuliah Gender
Lebih terperinciPenelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),
Lebih terperinciTELAAHAN KEGlATAN REPRODUKTIF DAN PRODUKTIF AMGGQTA RUMAHTANGGA PETANI MIGRAN SIRI<ULER DAN NON NilGRAN. Kalijati, Kabupaten Subang Jawa Barat) Qlah
TELAAHAN KEGlATAN REPRODUKTIF DAN PRODUKTIF AMGGQTA RUMAHTANGGA PETANI MIGRAN SIRI
Lebih terperinciTELAAHAN KEGlATAN REPRODUKTIF DAN PRODUKTIF AMGGQTA RUMAHTANGGA PETANI MIGRAN SIRI<ULER DAN NON NilGRAN. Kalijati, Kabupaten Subang Jawa Barat) Qlah
TELAAHAN KEGlATAN REPRODUKTIF DAN PRODUKTIF AMGGQTA RUMAHTANGGA PETANI MIGRAN SIRI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono
53 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono (006:11) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh
25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Data dikumpulkan untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu tertentu (Umar 2006).
Lebih terperinciEFEKTIVITAS TWITTER SEBAGAI MEDIA GERAKAN SOSIAL DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
45 EFEKTIVITAS TWITTER SEBAGAI MEDIA GERAKAN SOSIAL DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Efektivitas akun Twitter @EHIndonesia sebagai media gerakan Earth Hour 2012 dilihat dari perilaku followers akun Twitter
Lebih terperinciKONDISI KEHIDUPAN KELUARGA MISKIN DI KOTA CIMAHI Tukino, LPPM STKS Bandung
KONDISI KEHIDUPAN KELUARGA MISKIN DI KOTA CIMAHI Tukino, LPPM STKS Bandung Ringkasan Eksekutif Masalah kemiskinan akan sangat berkaitan dengan ketidakmampuan individu untuk memenuhi kebutuhan dasar minimal
Lebih terperinciPOLA KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI PADA RUMAH TANGGA PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR
Lampiran 1. Kuisioner penelitian Sheet: 1. Cover K U E S I O N E R POLA KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI PADA RUMAH TANGGA PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR Program : (1=PNPM,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1. Gambaran umum lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di RW IV Kelurahan Sambiroto Semarang. RW IV ini terdiri dari 10 RT dengan
Lebih terperinciIV. POLA KONSUMSI RUMAHTANGGA
31 IV. POLA KONSUMSI RUMAHTANGGA 4.1. Pengeluaran dan Konsumsi Rumahtangga Kemiskinan tidak terlepas dari masalah tingkat pendapatan yang masih rendah dan hal ini umumnya terjadi di wilayah pedesaan Distribusi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Tenaga Kerja Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Tahun 2011
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Peternakan adalah kegiatan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada faktor-faktor produksi. Peternakan merupakan
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN
30 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Karakteristik Responden Jasa Transportasi Angkutan Umum Kota (Angkot) yang Berbahan Bakar Premium di Kota Bogor Jasa transportasi angkutan umum kota ini digunakan
Lebih terperinciMochamad Januar dan Sumardjo. Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
PERAN KELOMPOK TANI DALAM KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA PETANI (Desa Banjarsari dan Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat) Mochamad Januar dan Sumardjo Departemen
Lebih terperinciDAFTAR ISI. UCAPAN TERIMAKASIH... iv. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GRAFIK...
DAFTAR ISI UCAPAN TERIMAKASIH... iv ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GRAFIK... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...
Lebih terperinciBAB V MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM INDUSTRIALISASI PEDESAAN
34 BAB V MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM INDUSTRIALISASI PEDESAAN Marginalisasi perempuan dalam dunia kerja merupakan hal yang sangat sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, adanya industrialisasi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak
25 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara cross sectional study, yaitu penelitian yang hanya dilakukan pada satu waktu
Lebih terperinciBAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN
47 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 6.1 Keterdedahan Rubin (2005) mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
14 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Persaingan produk pangan semakin meningkat dengan timbulnya berbagai macam produk pangan organik. Permintaan akan produk pangan organik
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Cross sectional study dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik
Lebih terperinciNama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak
Judul :Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi terhadap Tingkat Partisipasi Kerja Pedagang Perempuan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli (Studi Kasus di Pasar Kidul Kecamatan Bangli) Nama : I Gusti Ayu Made
Lebih terperinciBAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
69 BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Motivasi Relawan dalam Pelaksanaan PNPM-MP Motivasi responden dalam penelitian ini diartikan sebagai dorongan atau kehendak yang menyebabkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh
METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden A. Umur Kisaran umur responden yakni perempuan pada Kasus LMDH Jati Agung III ini adalah 25-64 tahun dengan rata-rata umur 35,5 tahun. Distribusi
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Keberhasilan sebuah organisasi atau perusahaan tidak akan pernah terlepas dari sumber daya yang dimilikinya, salah satu yang termasuk didalamnya adalah Sumber Daya Manusia. Karena Sumber Daya Manusia
Lebih terperinci