VIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR"

Transkripsi

1 VIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 8.1 Pendapatan Usaha Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Analisis pendapatan usaha bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha martabak kaki lima yang dijalankan. Pendapatan atau keuntungan adalah selisih dari total penerimaan dengan total biaya. Perhitungan pendapatan usaha rata-rata pedagang martabak kaki lima di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 44. Tabel 44. Perhitungan Pendapatan Usaha Rata-rata Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor per Bulan No Komponen Pendapatan Pedagang Martabak Kaki Jumlah Lima 1. TOTAL PENERIMAAN (Rp) a. Harga rata-rata martabak (Rp/porsi) b. Jumlah rata-rata masakan (porsi) TOTAL BIAYA (Rp) a. Total Biaya Non Tunai (Rp) a.1. Biaya penyusutan gerobak (Rp) a.2. Biaya penyusutan loyang (Rp) a.3. Biaya penyusutan peralatan (Rp) a.4. Biaya penyusutan kompor gas (Rp) a.6. Biaya tenaga kerja dalam keluarga (Rp) b. Total Biaya Tunai (Rp) b.1. Biaya isi ulang LPG (Rp) b.2. Biaya pembelian tepung terigu (Rp) b.3. Biaya pembelian mentega (Rp) b.4. Biaya pembelian gula (Rp) b.5. Biaya pembelian telur ayam (Rp) b.6. Biaya tenaga kerja luar keluarga (Rp) b.7. Biaya pungutan (Rp) b.8. Biaya lain-lain (Rp) PENDAPATAN ATAS BIAYA TUNAI (Rp) PENDAPATAN ATAS BIAYA TOTAL (Rp) R/C (Atas Biaya Tunai) R/C (Atas Biaya Total) 1.42 Sumber : Data diolah (2011)

2 121 Penerimaan usaha martabak kaki lima adalah hasil kali jumlah martabak yang dihasilkan per bulan dikalikan dengan harga rata-rata martabak, diasumsikan satu bulan terdiri dari 30 hari. Rata-rata total penerimaan pedagang martabak kaki lima per bulan adalah Rp Penerimaan terkecil pedagang martabak kaki lima adalah Rp per bulan, sedangkan penerimaan terbesar pedagang martabak kaki lima adalah Rp per bulan. Penerimaan responden pedagang martabak kaki lima dapat dilihat pada Lampiran 14. Rata-rata produk martabak manis yang paling digemari adalah produk dengan harga dan rasa biasa, seperti martabak isi kacang, martabak isi coklat, martabak isi keju, dan martabak isi ketan, sedangkan martabak manis dengan rasa lengkap atau istimewa jarang pembelinya. Berbeda dengan martabak manis, martabak telur dengan isi lebih banyak lebih digemari walaupun harganya lebih mahal. Biaya-biaya yang dikeluarkan pedagang martabak kaki lima terdiri dari dua komponen biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Besarnya biaya tetap tidak tergantung pada jumlah output yang diproduksi dan tetap harus dikeluarkan walaupun tidak ada produksi. Komponen-komponen biaya tetap terdiri dari biaya pungutan yang diberikan setiap hari untuk kebersihan dan keamanan, biaya penyusutan peralatan atau investasi awal (gerobak, loyang, dan peralatan lainnya), dan biaya penyusutan kompor gas. Diasumsikan umur ekonomis gerobak dan loyang adalah lima tahun, umur ekonomis peralatan adalah dua tahun, dan umur ekonomis kompor gas adalah tujuh tahun. Perhitungan biaya penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus, dapat dilihat pada Lampiran 15.

3 122 Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya sangat tergantung kepada jumlah output yang diproduksi. Komponen biaya variabel dalam penelitian ini terdiri dari pembelian bahan bakar LPG, pembelian tepung terigu, mentega, gula, telur ayam, pembayaran upah tenaga kerja, dan biaya lain-lain yang dikeluarkan setiap hari. Upah tenaga kerja terdiri dari upah tenaga kerja dari dalam keluarga (TKDK) dan tenaga kerja dari luar keluarga (TKLK). Biaya lainlain mencakup pembelian coklat, keju, kacang, ketan, daging ayam, daging sapi, telur bebek, garam, vanili, seledri, soda kue, dsb. Dalam perhitungan pendapatan pedagang martabak kaki lima, perhitungan biaya dikelompokkan menjadi dua komponen yaitu biaya tunai dan biaya non tunai. Total biaya rata-rata pedagang martabak kaki lima di Kota Bogor adalah sebesar Rp per bulan. Total biaya terendah adalah sebesar Rp per bulan, sedangkan total biaya tertinggi yang dikeluarkan pedagang martabak kaki lima adalah sebesar Rp per bulan. Rincian biaya yang dikeluarkan pedagang martabak kaki lima dapat dilihat pada Lampiran 19. Pendapatan usaha atas biaya tunai pedagang martabak kaki lima di Kota Bogor merupakan selisih total penerimaan usaha dengan total biaya tunai yang dikeluarkan dalam proses produksi. Hasil penelitian menunjukkan nilai pendapatan usaha atas biaya tunai terkecil pedagang martabak kaki lima adalah sebesar Rp per bulan, sedangkan nilai pendapatan usaha atas biaya tunai terbesar pedagang martabak kaki lima adalah Rp per bulan. Pendapatan rata-rata atas biaya tunai pedagang martabak kaki lima di Kota Bogor adalah sebesar Rp per bulan. Nilai pendapatan usaha atas biaya total terkecil pedagang martabak kaki lima adalah sebesar Rp per bulan,

4 123 sedangkan nilai pendapatan usaha atas biaya total terbesar pedagang martabak kaki lima adalah Rp per bulan. Pendapatan rata-rata atas biaya total pedagang martabak kaki lima di Kota Bogor adalah sebesar Rp per bulan Pendapatan usaha responden pedagang martabak kaki lima dapat dilihat pada Lampiran 20. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 40 responden pedagang martabak kaki lima di Kota Bogor memiliki total penerimaan lebih besar dibandingkan total biaya yang harus dikeluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa usaha martabak kaki lima ini menguntungkan untuk dilaksanakan. Pendapatan yang besar tidak selalu menunjukkan efisiensi yang tinggi. Nilai rasio penerimaan dan biaya menggambarkan efisiensi suatu usaha atau kegiatan produksi terhadap penggunaan satu unit input. Nilai R/C atas biaya tunai pedagang martabak kaki lima yang terkecil adalah 1.16 sedangkan nilai R/C atas biaya tunai pedagang martabak kaki lima yang terbesar adalah Nilai R/C atas biaya tunai rata-rata pedagang martabak kaki lima adalah Nilai R/C atas biaya total pedagang martabak kaki lima yang terkecil adalah 1.11 sedangkan nilai R/C atas biaya total pedagang martabak kaki lima yang terbesar adalah Nilai R/C atas biaya total rata-rata pedagang martabak kaki lima adalah Nilai R/C responden pedagang martabak kaki lima dalam penelitian ini menunjukkan angka lebih dari satu. Hal ini berarti bahwa usaha martabak kaki lima menguntungkan untuk dijalankan. 8.2 Pendapatan Pedagang Warung Tenda Pecel Lele di Kota Bogor Pendapatan adalah selisih antara penerimaan usaha dengan total biaya yang dikeluarkan. Perhitungan pendapatan rata-rata pedagang warung tenda pecel lele di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 45.

5 124 Tabel 45. Perhitungan Pendapatan Rata-rata Pedagang Warung Tenda Pecel Lele di Kota Bogor per Bulan No Komponen Pendapatan Pedagang Warung Tenda Jumlah Pecel Lele 1. TOTAL PENERIMAAN (Rp) a. Harga rata-rata masakan (Rp/porsi) b. Jumlah rata-rata masakan (porsi) TOTAL BIAYA (Rp) a. Total Biaya Non Tunai (Rp) a.1. Biaya Penyusutan Investasi Awal (Rp) a.2. Biaya Penyusutan Kompor Gas (Rp) b. Total Biaya Tunai (Rp) b.1. Biaya isi ulang LPG (Rp) b.2. Biaya pembelian beras (Rp) b.3. Biaya pembelian lele (Rp) b.4. Biaya pembelian ayam (Rp) b.5. Biaya pembelian minyak goreng (Rp) b.6. Biaya tenaga kerja (Rp) b.7. Biaya lain-lain (Rp) PENDAPATAN atas biaya tunai (Rp) PENDAPATAN atas biaya total (Rp) R/C atas biaya tunai R/C atas biaya total 1.45 Sumber : Data diolah (2011) Penerimaan usaha warung tenda pecel lele adalah hasil kali jumlah porsi masakan yang dihasilkan per bulan dikalikan dengan harga rata-rata masakan per porsi, diasumsikan satu bulan terdiri dari 30 hari. Rata-rata total penerimaan pedagang warung tenda pecel lele per bulan adalah Rp Penerimaan terkecil pedagang warung tenda pecel lele adalah Rp per bulan, sedangkan penerimaan terbesar adalah Rp per bulan. Penerimaan responden pedagang warung tenda pecel lele dapat dilihat pada Lampiran 21. Biaya yang dikeluarkan pedagang warung tenda pecel lele terdiri dari dua komponen biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Besarnya biaya tetap tidak tergantung pada jumlah output yang diproduksi dan tetap harus dikeluarkan

6 125 walaupun tidak ada produksi. Komponen-komponen biaya tetap terdiri dari biaya penyusutan peralatan atau investasi awal (terpal, spanduk, meja, kursi, piring, gelas, dan berbagai perlengkapan lainnya), dan biaya penyusutan kompor gas. Diasumsikan umur ekonomis penyusutan peralatan atau investasi awal adalah empat tahun, dan umur ekonomis kompor gas adalah lima tahun. Perhitungan biaya penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus, dapat dilihat pada Lampiran 22. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya sangat tergantung kepada jumlah output yang diproduksi. Komponen biaya variabel dalam penelitian ini terdiri dari pembelian bahan bakar LPG, pembelian beras, ikan lele, daging ayam, minyak goreng, pembayaran upah tenaga kerja, dan biaya-biaya selain biaya di atas yang dikeluarkan setiap hari seperti cabai, tomat, bawang, garam, bebek, seafood, mentimun, kemangi, selada, bumbu-bumbu, dsb. Dalam penelitian ini perhitungan biaya dibagi menjadi biaya tunai dan non tunai. Total biaya rata-rata pedagang warung tenda pecel lele di Kota Bogor adalah Rp per bulan. Total biaya tunai adalah Rp per bulan. Total biaya yang dikeluarkan responden pedagang warung tenda pecel lele dapat dilihat pada Lampiran 24. Pendapatan usaha pedagang warung tenda pecel lele di Kota Bogor merupakan selisih total penerimaan usaha dengan total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi. Hasil penelitian dalam Lampiran 25 menunjukkan nilai pendapatan usaha rata-rata atas biaya total Rp , nilai pendapatan usaha atas biaya total terbesar adalah Rp per bulan, sedangkan yang terkecil adalah Rp Pendapatan atas biaya tunai rata-rata

7 126 pedagang warung tenda pecel lele di Kota Bogor adalah sebesar Rp per bulan. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden pedagang warung tenda pecel lele di Kota Bogor memiliki total penerimaan lebih besar dibandingkan total biaya yang harus dikeluarkan. Nilai R/C atas biaya total pedagang warung tenda pecel lele adalah 1.45 sedangkan nilai R/C atas biaya tunai pedagang warung tenda pecel lele adalah Nilai R/C responden pedagang warung tenda pecel lele dalam penelitian ini menunjukkan angka lebih dari satu. Hal ini berarti bahwa usaha warung tenda pecel lele menguntungkan untuk dijalankan.

8 IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan terhadap hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Karakteristik pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele dibagi menjadi karakteristik umum, karakteristik usaha, dan karakteristik berdasarkan pola konsumsi LPG. a. Karakteristik umum pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele meliputi jenis kelamin dan umur, tingkat pendidikan, pengalaman berdagang, dan sumber modal. Pedagang martabak di daerah penelitian seluruhnya adalah laki-laki dan sebagian besar tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Pengalaman berdagang mereka sebagian besar adalah antara 5-10 tahun. Sumber modal pedagang martabak kaki lima ini kebanyakan adalah modal sendiri, selain itu berasal dari pinjaman keluarga atau koperasi. Pedagang warung tenda pecel lele di daerah penelitian sebagian besar adalah tamatan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Pengalaman berdagang mereka sebagian besar adalah antara 6-10 tahun. Sumber modal pedagang warung tenda pecel lele ini adalah modal sendiri, selain itu berasal dari pinjaman keluarga. b. Karakteristik usaha martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele meliputi penggunaan bahan baku utama, jumlah output yang dihasilkan, rata-rata harga output, dan jumlah tenaga kerja. Sebagian besar usaha martabak kaki lima menggunakan tepung terigu sebanyak kg/bulan, dan menghasilkan martabak/bulan dengan harga

9 128 rata-rata Rp sampai Rp per martabak. Jumlah tenaga kerja pada usaha martabak kaki lima ini rata-rata adalah satu orang. Sebagian besar usaha warung tenda pecel lele menggunakan kg beras, kg lele, kg ayam dalam sebulan. Usaha warung tenda pecel lele rata-rata menghasilkan sampai porsi dalam sebulan dengan harga rata-rata Rp sampai Rp per porsi. Jumlah tenaga kerja pada usaha warung tenda pecel lele ini rata-rata adalah 2-3 orang. c. Karakteristik pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele berdasarkan pola konsumsi LPG meliputi tempat pembelian LPG, frekuensi pembelian LPG, dan jumlah penggunaan LPG. Sebagian besar pedagang martabak kaki lima mendapatkan LPG dari pasar, dan membeli 1 tabung LPG dalam sekali pembelian. Dalam sebulan pedagang martabak kaki lima rata-rata membeli LPG sebanyak 13 kali dan menghabiskan rata-rata 36 kg LPG. Pedagang warung tenda pecel lele mendapatkan LPG dari agen, dan membeli satu tabung dalam sekali pembelian. Dalam sebulan pedagang warung tenda pecel lele rata-rata membeli LPG lebih dari 28 kali dan menghabiskan rata-rata 103 kg LPG. 2. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan LPG pada pedagang martabak kaki lima terdapat empat variabel yang berpengaruh nyata pada taraf α = 10 persen yaitu harga LPG, harga telur ayam, jumlah tenaga kerja, dan dummy jenis martabak, sedangkan pada fungsi permintaan LPG oleh pedagang warung tenda pecel lele menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel

10 129 yang berpengaruh nyata pada taraf α = 10 persen yaitu harga minyak goreng, jumlah tenaga kerja, dan dummy masakan bebek bebek. 3. Analisis pendapatan usaha menunjukkan usaha martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele adalah usaha yang cukup menguntungkan untuk dijalankan. Nilai R/C ratio atas biaya total rata-rata pada pedagang martabak kaki lima adalah 1.42 sedangkan pada pedagang warung tenda pecel lele adalah Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian, seluruh responden pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor menggunakan LPG 3 kg sebagai bahan bakar utama dalam usahanya. Karena itu, keberadaan LPG sangat dibutuhkan. Diperlukan peran pemerintah dalam hal distribusi LPG agar tidak terjadi kelangkaan LPG di lapangan. 2. Berdasarkan hasil penelitian, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa harga LPG pada fungsi permintaan LPG oleh pedagang warung tenda pecel lele berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 90 persen. Penelitian lanjutan dapat dilakukan untuk membuktikan pengaruh nyata harga LPG terhadap permintaan LPG pedagang warung tenda pecel lele pada selang 90 persen. 3. Program konversi minyak tanah bersubsidi menjadi LPG memberikan dampak pada pola konsumsi dan permintaan bahan bakar pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele. Penelitian lanjutan dapat dilaksanakan

11 130 untuk membandingkan pendapatan pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele sebelum dan sesudah adanya program konversi minyak tanah menjadi LPG dan menganalisis tentang dampak konversi minyak tanah menjadi LPG terhadap permintaan bahan bakar pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor serta usaha-usaha mikro lainnya. 4. Elastisitas harga LPG terhadap permintaan LPG pada pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor menunjukkan nilai yang lebih besar dari satu, berarti nilai elastisitas harga LPG bersifat elastis. Penelitian lebih lanjut dapat menganalisis mengenai kenaikan harga LPG terhadap permintaan LPG dan pendapatan pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor.

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang

Lebih terperinci

VII. PERMINTAAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

VII. PERMINTAAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR VII. PERMINTAAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 7.1 Permintaan LPG Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Permintaan LPG pedagang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang kaya akan sumber daya alam, baik di darat maupun di laut. Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia berupa hasil pertanian, perkebunan,

Lebih terperinci

6.1. Pengadaan dan Penanganan Bahan Baku

6.1. Pengadaan dan Penanganan Bahan Baku Analisis pendapatan pedagang bakso dilakukan dengan cara menghitung selisih antara penerimaan usaha bakso dengan biaya-biaya usaha bakso yang dikeluarkan. Analisis yang dilakukan adalah dengan cara membandingkan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan terhadap pedagang bakso mangkal dan pedagang bakso keliling di Kota Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan alasan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Http ://www.id-wikipedia.com/2009. (27 Juli 2009)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Http ://www.id-wikipedia.com/2009. (27 Juli 2009) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Sate Sop Kambing Sate adalah sejenis makanan yang dibuat dari potongan-potongan daging berupa daging ayam atau daging kambing yang ditusuk dengan lidi atau tusuk

Lebih terperinci

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18 ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI BUTRI CABANG TAMBUN Nama : WENY ANDRIATI NPM : 28210479 Kelas : 3 EB 18 BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebutuhan

Lebih terperinci

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT

PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT PROPOSAL BISNIS USAHA KUE BROWNIES COKLAT 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang Perkembangan pada bidang ekonomi dan teknologi yang begitu pesat di dunia dan masyarakat kita saat ini telah merubah pola

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan 46 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usaha Pengolahan Pisang Di Kota Palu Usaha pengolahan pisang merupakan usaha pengolahan kedua terbanyak di Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu.

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN VII. ANALISIS PENDAPATAN 7.1. Biaya Produksi Usahatani dianalisis dengan cara mengidentifikasikan penggunaan sarana produksi (input). Sarana produksi yang digunakan antara peternak mitra dan peternak non

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah dan Perkembangan Restoran Martabak Air Mancur

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah dan Perkembangan Restoran Martabak Air Mancur V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah dan Perkembangan Restoran Martabak Air Mancur Restoran Martabak Air Mancur (MAM) merupakan konsep restoran yang menyajikan keunikan pengolahan tepung terigu menjadi menu makanan

Lebih terperinci

PROPOSAL BISNIS CAFE MARTABAK MANIS BANGKA BERKONSEP WIFI & ONLINE

PROPOSAL BISNIS CAFE MARTABAK MANIS BANGKA BERKONSEP WIFI & ONLINE PROPOSAL BISNIS CAFE MARTABAK MANIS BANGKA BERKONSEP WIFI & ONLINE DISUSUN OLEH : PETER MINARDI LUKITO NIM : 201481079 UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING Nama : Nur Amelia NPM : 25210114 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Istichanah,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

V. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ijo disana mayoritas masyarakat memiliki usaha warung kopi, bisa dikatakan

V. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. ijo disana mayoritas masyarakat memiliki usaha warung kopi, bisa dikatakan V. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Identitas Pemilik Warung Identitas warung diperlukan untuk mengetahui latar belakang pemilik warung kopi. Di Desa Bolorejo terdapat banyak sekali para pedagang warung

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS Bisnis Makanan Tradisional Semakin Diburu Pasar Zakki Mubaraq 10.11.3992 SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010/2011 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : JANUARI 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : JANUARI 2016 BERAS INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) NO NAMA BAHAN POKOK DAN JENISNYA SATUAN BULAN : JANUARI 2016 Tambahrejo Pucang

Lebih terperinci

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 NO NAMA BAHAN POKOK DAN JENISNYA SATUAN Tambahrejo Pucang Anom

Lebih terperinci

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 NO NAMA BAHAN POKOK DAN JENISNYA SATUAN Tambahrejo Pucang Anom

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS DI SUSUN OLEH : NAMA : CORISUS TRISEPTIARAHARJO NIM : 10.11.4059 KELAS : S1 TI 2G SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010 / 2011 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MIE AYAM

Lebih terperinci

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016 NO NAMA BAHAN POKOK DAN JENISNYA SATUAN Tambahrejo Pucang Anom

Lebih terperinci

Analisis Break Even Point Sebagai Dalam Perencanaan Laba Pada Warung Mie Ayam Bakso Super Urat. Disusun Oleh : Teddy Wira Hadi

Analisis Break Even Point Sebagai Dalam Perencanaan Laba Pada Warung Mie Ayam Bakso Super Urat. Disusun Oleh : Teddy Wira Hadi Analisis Break Even Point Sebagai Dalam Perencanaan Laba Pada Warung Mie Ayam Bakso Super Urat Disusun Oleh : Teddy Wira Hadi 28213829 Latar Belakang Perkembangan dunia industry dan bisnis pada umumnya

Lebih terperinci

NASI GORENG SEHAT ENAK TENAAANN...

NASI GORENG SEHAT ENAK TENAAANN... Page1 TUGAS PROPOSAL BISNIS E-COMMERCE NASI GORENG SEHAT ENAK TENAAANN... OLEH : DEWI SRI RAHAYU 11120056 4MP S1 Pagi Page2 KATA PENGANTAR Alhamdulillah dan puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis LPG bagi pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor adalah bahan bakar utama dalam proses produksinya. Kerangka pemikiran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Bakar Minyak dan Gas BBM (bahan bakar minyak) adalah jenis bahan bakar (fuel) yang dihasilkan dari pengilangan (refining) minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dari perut

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENINGKATAN NILAI JUAL IKAN NON EKONOMIS MELALUI USAHA CEMILAN CFC CRISPY FISH CARAAGE BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Disusun oleh: Ketua : Cholifah C34090047

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. kemampuannya dalam menyerap air sangat mudah karena mempunyai pori-pori kulit

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. kemampuannya dalam menyerap air sangat mudah karena mempunyai pori-pori kulit II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjuan Pustaka 1. Prospek Telur Asin Brebes Menurut Novitasari (2012), salah satu telur yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah telur itik (telur bebek). Namun,

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH 8.1. Penerimaan Usahatani Bawang Merah Penerimaan usahatani bawang merah terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. BAGOR SANDWICH Bakpao Goreng dengan Isi Sandwich,

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. BAGOR SANDWICH Bakpao Goreng dengan Isi Sandwich, USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BAGOR SANDWICH Bakpao Goreng dengan Isi Sandwich, BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh: Ketua : Theng, Anita C. C12.2011.00343 Angkatan 2011 Anggota :

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 1. Kuesioner Penelitian INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN Jl.Kamper Level 5 Wing 5 Kampus IPB Dramaga Bogor 16680 Telp. (0251)

Lebih terperinci

VI ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TEMPE

VI ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TEMPE VI ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TEMPE Setiap kegiatan produksi tidak terlepas dari biaya, begitu pula kegiatan produksi tempe. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi tempe meliputi biaya pembelian

Lebih terperinci

LEMBAR ANGKET TANGGAPAN IDE INOVASI PRODUK. Sarjana Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Saya meminta

LEMBAR ANGKET TANGGAPAN IDE INOVASI PRODUK. Sarjana Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Saya meminta LAMPIRAN 68 Lampiran 1 Lembar Angket Scoping LEMBAR ANGKET TANGGAPAN IDE INOVASI PRODUK Dalam rangka penulisan skripsi untuk penyelesaian studi Program Sarjana Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

Lebih terperinci

9. Secara singkat gambaran usaha pembuatan bag log pada Responden Bersangkutan:

9. Secara singkat gambaran usaha pembuatan bag log pada Responden Bersangkutan: LAMPIRAN Hari/Tanggal:.. MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH SERBUK GERGAJI DI KECAMATAN LEUWISADENG DAN KECAMATAN LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR Oleh Dewi Asrini Fazaria (H44080032), Mahasiswa Departemen Ekonomi

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM USAHA BELUT BURGER LAUT BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN. Diusulkan oleh :

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM USAHA BELUT BURGER LAUT BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN. Diusulkan oleh : PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM USAHA BELUT BURGER LAUT BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : Ketua : Zulfikar 120210247 / 2012 Anggota : Yenni 120210242 / 2012 Edy Kurniawan

Lebih terperinci

Martabak Sarang Semut, Peluang Usaha Baru. Bisnis Makanan

Martabak Sarang Semut, Peluang Usaha Baru. Bisnis Makanan Karya Ilmiah Peluang Bisnis Martabak Sarang Semut, Peluang Usaha Baru Bisnis Makanan Nama : Rian Nur Hidayat NIM : 10.11.3897 SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER DAN MANAJEMEN INFORMATIKA STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

RENCANA BISNIS TAHUN 2010

RENCANA BISNIS TAHUN 2010 RENCANA BISNIS TAHUN 2010 Nama Perusahaan: Mat Kisrun Bidang Usaha: Pembuatan dan Penjualan Martabak Alamat: Pasar Rayuma Jl. Rayuma No.34 Kota Bandar Raya Oleh: Nugget F Gunawi Mitra Manajemen Usaha Hp:

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Pedagang 1. Identitas Responden V. HASIL DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha keripik belut yang pada masa penelitian masih aktif berproduksi dan berdomisili di Kecamatan

Lebih terperinci

HARGA BAHAN PANGAN POKOK DI TINGKAT KONSUMEN

HARGA BAHAN PANGAN POKOK DI TINGKAT KONSUMEN HARGA BAHAN PANGAN POKOK DI TINGKAT KONSUMEN KABUPATEN : Bantul PROVINSI : DI Yogyakarta BULAN/ TAHUN : Januari 2016 1 Gabah GKG Rp/Kg 5,200 5,200 5,200 5,200 5,200 5,000 200 4 2 Beras IR 64 Medium Rp/Kg

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan

Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan 48 Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan Nama Jumlah Harga Satuan Nilai Awal (Rp) Nilai Akhir (Rp) Umur

Lebih terperinci

Kuisioner untuk konsumen pesaing ( Konsumen Restoran Super Gepeng Pekalongan )

Kuisioner untuk konsumen pesaing ( Konsumen Restoran Super Gepeng Pekalongan ) LAMPIRAN 77 Kuisioner untuk konsumen pesaing ( Konsumen Restoran Super Gepeng Pekalongan ) Dengan hormat, Saya mahasiswa Universitas Katolik Soegijapranata, Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Manajemen.

Lebih terperinci

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN TRADISIONAL

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN TRADISIONAL VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN TRADISIONAL Pendapatan rumahtangga nelayan tradisional terdiri dari pendapatan di dalam sektor perikanan dan pendapatan di luar

Lebih terperinci

PERENCANAAN BISNIS WARUNG MINI. Disusun Oleh : Shandy Eksani Putra ( ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI REGULER

PERENCANAAN BISNIS WARUNG MINI. Disusun Oleh : Shandy Eksani Putra ( ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI REGULER PERENCANAAN BISNIS WARUNG MINI Disusun Oleh : Shandy Eksani Putra (09403241002) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI REGULER FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 A. Ringkasan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di

METODE PENELITIAN. Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di III. METODE PENELITIAN A. Teknik Pengambilan Sampel 1. Lokasi Penelitian Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di desa Bolorejo kecamatan Kauman kabupaten Tulungagung, sebab

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN HARGA BERAS TERMURAH TK. ECERAN DI PROVINSI UTAMA s.d PERIODE MG-I JUNI 2017

PERKEMBANGAN HARGA BERAS TERMURAH TK. ECERAN DI PROVINSI UTAMA s.d PERIODE MG-I JUNI 2017 PERKEMBANGAN HARGA BERAS TERMURAH Perkembangan harga Beras Termurah di provinsi utama mengalami kenaikan harga rata-rata sebesar 0,40%. Provinsi Bali (2,87%) dan penurunan harga terendah di Provinsi Banten

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI APRIL 2016 DEFLASI 0,61 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI APRIL 2016 DEFLASI 0,61 PERSEN BPS KABUPATEN BANYUWANGI No.04/April/3510/Th.III, 01 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BANYUWANGI APRIL 2016 DEFLASI 0,61 PERSEN Pada bulan April 2016 Banyuwangi mengalami deflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI No. 08/07/5310/Th.IX, 01 Agustus PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI JULI DEFLASI SEBESAR 0,05 PERSEN Pada Juli terjadi deflasi sebesar 0,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,41.

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK Analisis pendapatan usahatani paprika hidroponik meliputi analisis penerimaan, analisis biaya, analisis pendapatan, dan analisis R/C. Perhitungan usahatani

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 ) KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG Agus Muharam 1 ) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi agusmuharam@studdent.unsil.ac.id M. Iskandar Mamoen 2 ) Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING PADA CV. DONAT MADU CIHANJUANG. : Rizki Nur Oktavia NPM :

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING PADA CV. DONAT MADU CIHANJUANG. : Rizki Nur Oktavia NPM : ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABLE COSTING PADA CV. DONAT MADU CIHANJUANG Nama : Rizki Nur Oktavia NPM : 29214640 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Lista Kuspriatni, SE.,

Lebih terperinci

I. PENJELASAN UMUM. bahan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukan. Dengan adanya

I. PENJELASAN UMUM. bahan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukan. Dengan adanya I. PENJELASAN UMUM Perencanaan yang akurat sangat diperlukan Pemerintah Daerah untuk bahan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukan. Dengan adanya pergeseran perencanaan pembangunan ke Pemerintah Daerah,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,04 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,04 PERSEN No. 17/09/3303/Th.I, 1 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,04 PERSEN di Purbalingga terjadi inflasi sebesar 0,04 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Peneilitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Ternak Cibinong yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm (TMF) di Kecamatan Ciluar, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU 7.1. Analisis Penggunaan Sarana Produksi Budidaya ubi kayu tidak terlalu sulit. Ubi kayu tidak mengenal musim, kapan saja dapat ditanam. Karena itulah waktu

Lebih terperinci

ANALISIS MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN PADA MARTABAK ALIM FRANCHISE DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS NAMA

ANALISIS MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN PADA MARTABAK ALIM FRANCHISE DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS NAMA ANALISIS MAKSIMALISASI KEUNTUNGAN PADA MARTABAK ALIM FRANCHISE DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS NAMA : ARINA AZKA NPM : 11210095 KELAS : 3EA20 Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan baik perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA TOKO KUE NIRMALA S CAKE AND COOKIES

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA TOKO KUE NIRMALA S CAKE AND COOKIES ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA TOKO KUE NIRMALA S CAKE AND COOKIES NAMA : FIRDA ANNISA KELAS : 3EA27 NPM : 12211885 DOSEN PEMBIMBING : SYAHRUDIN S.E.,M.M JURUSAN : MANAJEMEN BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan UKM Rengginang sari ikan merupakan salah satu produsen Rengginang di Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak tanah ke elpiji ini di akibatkan harga minyak tanah yang semakin mahal

BAB I PENDAHULUAN. minyak tanah ke elpiji ini di akibatkan harga minyak tanah yang semakin mahal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini bisnis dibidang energi merupakan bisnis yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia dalam membantu kebutuhan manusia setiap harinya. Pada tahun 2007

Lebih terperinci

A. Sarana & Prasarana Perikanan / Kolam B. Sarana & Prasarana Olahan Ikan Jumlah

A. Sarana & Prasarana Perikanan / Kolam B. Sarana & Prasarana Olahan Ikan Jumlah No Uraian Jumlah A. Sarana & Prasarana Perikanan / Kolam 1 Bibit Ikan Patin 100000 2 Bibit Ikan Nila 100000 3 Bibit Ikan Mas 100000 4 Pakan Ikan 2000 5 Drum / Tong Plastik 480 6 Tali Tambang 1 7 Jaring

Lebih terperinci

BAB IX Spesifikasi Teknis

BAB IX Spesifikasi Teknis Kepada Yth Penyedia Barang/Jasa Untuk Pengadaan Bahan Makanan untuk 50 orang Panti Sosial Asuhan Anak (PSTW) Yogyakarta, bahwa pada BAB IX di Spesifikasi Teknis kami ralat khususnya jumlah barang. BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara simpel dan efisien. Contohnya dalam hal penyiapan makanan dan hidangan. Biasanya mereka lebih

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CAISIM

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CAISIM BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CAISIM 7.1 Penerimaan Usahatani Caisim Penerimaan usahatani merupakan nilai yang diperoleh petani dari jumlah produksi. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/09/3327/2014. 5 September 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Agustus 2014 Inflasi 0,43 persen Pada, Kabupaten

Lebih terperinci

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan Aneka Olahan Kue Tepung Kasava Tepung singkong dapat digunakan dalam pembuatan tepung campuran (composite flour), yakni tepung campuran antara tepung singkong dan tepung terigu. Tepung campuran tersebut

Lebih terperinci

PERMINTAAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR TIURMAIDA K SITOMPUL

PERMINTAAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR TIURMAIDA K SITOMPUL PERMINTAAN LPG (LIQUEFIED PETROLEUM GAS) PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR TIURMAIDA K SITOMPUL DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).

Lebih terperinci

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id DKBM: 2 Daftar Komposisi Bahan Makanan dimulai tahun 1964 dengan beberapa penerbit. Digabung tahun 2005

Lebih terperinci

Peluang Usaha Ayam Bakar

Peluang Usaha Ayam Bakar Peluang Usaha Ayam Bakar Nama : Tio Beno Putra NIM : 10.12.4362 Kelas : S1 SI 2A ABSTRAK Ayam bakar banyak digemari. Namun, kebanyakan orang lebih memilih membeli daripada membuat sendiri makanan ini.

Lebih terperinci

Oleh : SRI PALUPI, M.Pd

Oleh : SRI PALUPI, M.Pd PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT Oleh : SRI PALUPI, M.Pd Pelatihan Produk Makanan Tradisional Berselera Modern, untuk Bekal Wirausaha Bagi Penduduk Usia Produktif di Desa Karang Malang Kecamatan Condong

Lebih terperinci

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI Qanytah dan Trie Reni Prastuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek,

Lebih terperinci

Gambar : 14. Pie Ubi Jalar

Gambar : 14. Pie Ubi Jalar Gambar : 14. Pie Ubi Jalar 85 13. KUE LUMPUR WORTEL (IRJA) - 200 gr wortel - 75 gr telur ayam - 50 gr gula pasir - 100 gr maizena - 80 cc susu - 15 gr mentega cair - vanili secukupnya - kismis atau cherry

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JUNI TAHUN 2017 INFLASI 0,44 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JUNI TAHUN 2017 INFLASI 0,44 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 08/07/3571/Th.XVIII, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI JUNI TAHUN 2017 INFLASI 0,44 PERSEN Pada bulan Juni 2017 Kota Kediri mengalami

Lebih terperinci

Lupakan Pemahaman Yang Tidak Benar

Lupakan Pemahaman Yang Tidak Benar 1 Lupakan Pemahaman Yang Tidak Benar Dan Bukalah Pikiran Anda Hal pertama yang harus anda lakukan adalah melupakan segalal sesuatu tentang diet, rendah kalori, rendah lemak ( dan segala sesuatu yang berhubungan

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN 90 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Tingkat asupan Protein, Lemak, Natrium, Kalium, Serat, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Kejadian Hipertensi pada Kelompok Senam Bugar Lansia di

Lebih terperinci

SKK Masakan Khas Lokal. SKK Makanan Ringan Khas Lokal. LAMPIRAN Tanda Kecakapan Khusus (SKK)

SKK Masakan Khas Lokal. SKK Makanan Ringan Khas Lokal. LAMPIRAN Tanda Kecakapan Khusus (SKK) 1.3.1. SKK Masakan Khas Lokal 5 1.3.2. SKK Makanan Ringan Khas Lokal 44 LAMPIRAN Tanda Kecakapan Khusus (SKK) Rendang daging adalah masakan tradisional bersantan dengan daging sapi sebagai bahan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI DESA HANGTUAH KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI DESA HANGTUAH KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI DESA HANGTUAH KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU AN ANALYSIS OF ADDED VALUE AND MARKETING OF PROCESSED

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH HARRY KURNIAWAN TAMAN PURI CENDANA BLOK D1 NO 30 TAMBUN BEKASI TIMUR

DISUSUN OLEH HARRY KURNIAWAN TAMAN PURI CENDANA BLOK D1 NO 30 TAMBUN BEKASI TIMUR DISUSUN OLEH HARRY KURNIAWAN TAMAN PURI CENDANA BLOK D1 NO 30 TAMBUN BEKASI TIMUR INFO FRANCHISE KEDA PIZZA TAMAN PURI CENDANA BLOK D1 NO 30 TAMBUN BEKASI TIMUR CONTACT PERSON : 0856 140 6500 PIN BB :

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA TASIKMALAYA No. 01/09/32/78/Th.XIX, 2 Oktober 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2017 KOTA TASIKMALAYA INFLASI 0,24 PERSEN Bulan 2017 Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

: Pemalang, 5 Mei 1993

: Pemalang, 5 Mei 1993 Data Pribadi Nama Lengkap : Kurnia Candra Utama Tempat / Tanggal Lahir : Pemalang, 5 Mei 1993 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat saat ini : Jl. Tubagus Ismail VIII No. 62A Bandung Alamat KTP

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.01/05/33.08/Th. II, 10 Mei 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN MAGELANG BULAN APRIL 2015 INFLASI 0,27 PERSEN Bulan April 2015 di Kabupaten

Lebih terperinci

Bab 5 Pecahan. Penghasilan Pak Rusdi selama 1 bulan sebesar Rp ,00. bagian dari penghasilannya digunakan untuk biaya pendidikan putraputrinya,

Bab 5 Pecahan. Penghasilan Pak Rusdi selama 1 bulan sebesar Rp ,00. bagian dari penghasilannya digunakan untuk biaya pendidikan putraputrinya, Bab Pecahan? Lain-lain Pendidikan Sehari-hari Transportasi Penghasilan Pak Rusdi selama bulan sebesar Rp.000.000,00. bagian dari penghasilannya digunakan untuk biaya pendidikan putraputrinya, bagian untuk

Lebih terperinci

Inovasi Produk Perikanan. Proposal. Inovasi Produk Perikanan #POTAS UDANG POTAS UDANG. (bakpao TomAt isi Udang)

Inovasi Produk Perikanan. Proposal. Inovasi Produk Perikanan #POTAS UDANG POTAS UDANG. (bakpao TomAt isi Udang) Proposal Inovasi Produk Perikanan # Alat 2 Baskom 1 Choper 1 Blender 1 Wajan 1 psg Sutil+serok 1 Kompor gas 5 Lepek 5 psg Sendok+garpu 1 Serbet 1 Tabung gas elpiji 1 Talenan Timbangan digital 2 Nampan

Lebih terperinci

RANCANGAN DAN REALISASI BIAYA

RANCANGAN DAN REALISASI BIAYA Lampiran 1 RANCANGAN DAN REALISASI BIAYA Pra Kegiatan No. Uraian Jumlah (Rp) 1. Pengumpulan Data 50.000 2. Penyusunan Proposal 40.000 3. Transportasi (3 x 2 x Rp. 20.000) 120.000 4. Komunikasi 25.000 Total

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bakso

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bakso II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bakso Bisnis makanan adalah bisnis yang tidak akan pernah mati, karena bersifat cepat habis dan dibutuhkan orang banyak. Semua orang pasti membutuhkan makan dan juga hampir rata-rata

Lebih terperinci

TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2014 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 05 /01/32/Th. XVII, 2 Januari 2015 TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2014 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses produksi pada perusahaan manufaktur merupakan hal yang sangat krusial karena didalamnya terkandung biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku langsung,

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN MI JAGUNG Pengrajin Mi

KUISIONER PENELITIAN MI JAGUNG Pengrajin Mi L A M P I R A N 17 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN MI JAGUNG Pengrajin Mi I. IDENTITAS RESPONDEN No. Pertanyaan Jawaban 1 Nama 2 Usia tahun 3 Jenis Kelamin (1) Laki-laki (2) Perempuan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MARTABAK MANIS

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MARTABAK MANIS VI. MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MARTABAK MANIS Persediaan sangat dipengaruhi oleh permintaan akan produk jadi tersebut yaitu martabak manis. Tingkat persediaan juga berubah-ubah dipengaruhi permintaan

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PKM-K DOKAR DONAT BAKAR BERBAHAN DASAR SINGKONG UPAYA PENINGKATAN GENGSI SINGKONG SEBAGAI ALTERNATIF PANGAN

LAPORAN AKHIR PKM-K DOKAR DONAT BAKAR BERBAHAN DASAR SINGKONG UPAYA PENINGKATAN GENGSI SINGKONG SEBAGAI ALTERNATIF PANGAN LAPORAN AKHIR PKM-K DOKAR DONAT BAKAR BERBAHAN DASAR SINGKONG UPAYA PENINGKATAN GENGSI SINGKONG SEBAGAI ALTERNATIF PANGAN Disusun oleh: Ika Ely Susanti A34100042 ( 2010 ) Rizky Marcheria Ardiyanti A34100025

Lebih terperinci

BAB VII KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN LUAR PERTANIAN DI PULAU PRAMUKA

BAB VII KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN LUAR PERTANIAN DI PULAU PRAMUKA 105 BAB VII KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN LUAR PERTANIAN DI PULAU PRAMUKA 7.1 Supply Bahan Baku Pangan Usaha Pariwisata di Pulau Pramuka Munculnya usaha yang diakibatkan oleh adanya kegiatan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat Desa Donokerto selama 10 tahun terakhir. Pengolahan Salak

Lebih terperinci

Resep Kastengel Bawang Merah

Resep Kastengel Bawang Merah MEMBUAT RANCANGAN DAN KARYA TEKNOLOGI DIVERSIVIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN BERBASIS BAWANG MERAH YANG TIDAK DIPATENKAN; TINGKAT INTERNASIONAL Resep Kastengel Bawang Merah Bahan Adonan: 1 kg Tepung

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian Lampiran 1. Angket Penelitian KATA PENGANTAR Ibu yang terhormat, Pada kesempatan ini perkenankanlah kami meminta bantuan Ibu untuk mengisi angket yang telah kami berikan, angket ini berisi tentang : 1)

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016 ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL SOTO MIE BETAWI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING MELALUI PENDEKATAN FULL COSTING PADA UD. SOTO MIE BETAWI IBU SANNY Nama : Syaripudin NPM : 28213751 Kelas : 3EB04

Lebih terperinci

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN. Pendapatan rumahtangga nelayan terdiri dari pendapatan di dalam sub

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN. Pendapatan rumahtangga nelayan terdiri dari pendapatan di dalam sub VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN Pendapatan rumahtangga nelayan terdiri dari pendapatan di dalam sub sektor perikanan dan pendapatan di luar sub sektor perikanan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem Pemasaran Dalam penelitian ini yang diidentifikasi dalam sistem pemasaran yaitu lembaga pemasaran, saluran pemasaran, serta fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015

ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015 ANALISIS SELISIH BIAYA STANDAR DENGAN BIAYA SESUNGGUHNYA UNTUK PENGENDALIAN BIAYA PADA HOME INDUSTRI DI S COOKIE SELAMA BULAN JANUARI 2015 Disusun oleh : Nama : Rizky Aulia NPM : 26212597 Jurusan : Akuntansi

Lebih terperinci