EFEKTIVITAS TWITTER SEBAGAI MEDIA GERAKAN SOSIAL DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIVITAS TWITTER SEBAGAI MEDIA GERAKAN SOSIAL DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN"

Transkripsi

1 45 EFEKTIVITAS TWITTER SEBAGAI MEDIA GERAKAN SOSIAL DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN Efektivitas akun sebagai media gerakan Earth Hour 2012 dilihat dari perilaku followers akun terhadap gerakan Earth Hour Dalam penelitian ini, perilaku followers akun dapat diidentifikasi melalui tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek behavioral. Kemudian dilihat hubungan antara intensitas mengakses Twitter dengan efektifitas Twitter sebagai media gerakan sosial melalui uji korelasi Rank Spearman. Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah responden yang memiliki intensitas mengakses Twitter yang berbeda memiliki aspek kognitif, afektif dan behavioral yang berbeda pula terhadap gerakan Earth Hour Indonesia. Aspek Kognitif Aspek kognitif adalah pengetahuan terhadap halhal yang berkaitan dengan gerakan Earth Hour. Aspek kognitif yang diteliti meliputi pengetahuan tentang waktu dan kota-kota yang melaksanakan Earth Hour Indonesia, kegiatan yang dilakukan Earth Hour, dan sedikit sejarah mengenai Earth Hour. Responden diberikan sepuluh pernyataan yang berkaitan dengan gerakan Earth Hour dan pernah di-tweet oleh akun Aspek kognitif kemudian diukur dengan menjumlahkan skor dari hasil jawaban responden dan dimasukkan ke dalam tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Aspek kognitif mengenai gerakan Earth Hour Indonesia dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27 dan persentase responden menurut perubahan aspek kognitif, 2012 Perubahan kognitif (orang) Persentase (%) Rendah Sedang Tinggi Berdasarkan hasil penelitian, aspek kognitif pada responden menunjukkan hasil yang tinggi. Hal ini menunjukkan tingkat pengetahuan yang baik mengenai gerakan Earth Hour Indonesia. Terbukti bahwa mayoritas responden mengetahui kapan dan dimana Earth Hour pertama kali diselenggarakan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan Earth Hour Indonesia dan waktu pelaksanaan Earth Hour 2012.

2 46 Aspek Afektif Aspek afektif adalah perasaan responden dalam menanggapi hal-hal mengenai Earth Hour. Responden diberikan lima pernyataan yang berkaitan dengan perasaan responden terhadap gerakan Earth Hour Indonesia. Aspek afektif yang dinyatakan berkaitan dengan perasaan suka, perasaan terajak, dan dan perasaan terdorong untuk melakukan gerakan Earth Hour setelah membaca tweet yang diposting oleh akun Aspek afektif kemudian diukur dengan menjumlahkan skor dari hasil jawaban responden dan dimasukkan ke dalam tiga kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Aspek afektif mengenai gerakan Earth Hour Indonesia terhadap responden dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28 dan persentase responden menurut perubahan aspek afektif, 2012 Perubahan afektif (orang) Persentase (%) Negatif 0 0 Netral Positif Tabel 28 menunjukkan bahwa sebesar 88.8% responden memiliki afektif yang positif terhadap gerakan Earth Hour 2012, bahkan tidak ada responden yang memiliki afektif yang negatif terhadap gerakan ini. Responden menyukai kontenkonten yang di-post di akun dan merasa terajak serta terdorong untuk melakukan gerakan Earth Hour ketika membaca tweet dari akun Aspek Behavioral Aspek behavioral adalah tindakan yang telah dilakukan responden terkait dengan gerakan Earth Hour Responden diberikan lima belas pernyataan mengenai tindakan-tindakan yang telah dilakukan responden terkait dengan Earth Hour Pernyataan tersebut antara lain berkaitan mematikan listrik dan alatalat elektronik lain selama Earth Hour 2012 berlangsung, tetap mengakses akun pasca Earth Hour 2012, melakukan aksi gaya hidup ramah lingkungan pasca Earth Hour 2012, terlibat dalam organisasi yang berkaitan dengan lingkungan, dan mengajak keluarga serta teman-teman untuk ikut serta melaksanakan Earth Hour 2012 dan gaya hidup ramah lingkungan. Aspek behavioral diukur dengan menjumlahkan skor dari hasil jawaban responden dan dimasukkan ke dalam tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Aspek behavioral mengenai gerakan Earth Hour 2012 dapat dilihat pada Tabel 29.

3 Tabel 29 dan persentase responden berdasarkan perubahan aspek behavioral, 2012 Perubahan behavioral (orang) Persentase (%) Rendah 0 0 Sedang Tinggi Berdasarkan hasil penelitian pada aspek behavioral, hampir seluruh responden, yaitu sebesar 93.8% responden menunjukkan behavioral yang tinggi. Bahkan tidak ada responden yang menunjukkan behavioral yang rendah terkait dengan gerakan Earth Hour Hal ini berarti bahwa responden hampir melalukan seluruh tindakan terkait dengan gerakan Earth Hour Pada aspek behavioral, tindakan dibagi menjadi dua, yaitu melakukan gerakan Earth Hour 2012 dan mengajak orang lain untuk ikut terlibat dalam gerakan tersebut. Tabel 30 menyajikan jumlah dan persentase responden yang hanya melakukan dan melakukan serta mengajak orang lain untuk ikut terlibat dalam gerakan Earth Hour Tabel 30 dan persentase responden menurut tindakan melakukan serta melakukan dan mengajak gerakan Earth Hour 2012 Tindakan (orang) Persentase (%) Melakukan ,0 Melakukan dan mengajak 75 93,8 Berdasarkan Tabel 30, seluruh responden melakukan gerakan Earth Hour Indonesia 2012, namun tidak seluruhnya yang mengajak orang lain untuk ikut serta dalam gerakan Earth Hour Indonesia. Sebanyak 93.8% responden yang melakukan gerakan Earth Hour Indonesia 2012 dan mengajak orang lain untuk terlibat dalam gerakan ini. Hubungan Antara Aspek Kognitif, Aspek Afektif, dan Aspek Behavioral Hubungan antara aspek kognitif dan afektif dapat dilihat melalui uji korelasi Rank Spearman. Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara perubahan pengetahuan responden tentang gerakan Earth Hour Indonesia (aspek kognitif) dan perasaan responden tentang gerakan Earth Hour Indonesia (aspek afektif). Pernyataan H 0 pada analisis ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek kognitif dan aspek afektif followers akun Tabel 31 menyajikan jumlah dan persentase perubahan aspek afektif yang dilihat dari perubahan aspek kognitif responden.

4 48 Tabel 31 dan persentase aspek afektif berdasarkan aspek kognitif, 2012 Aspek kognitif Netral Aspek afektif Positif n % n % n % Rendah Sedang Tinggi Tabel 31 menununjukkan bahwa seluruh responden dengan aspek kognitif yang rendah, sedang, atau tinggi, memiliki aspek afektif yang mayoritas positif Berdasarkan uji korelasi Rank Spearman diperoleh hasil signifikansi sebesar (0.021) < 0.05 maka H 0 ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perubahan aspek kognitif dan perubahan aspek afektif responden. Perubahan aspek kognitif yang tinggi akan cenderung menghasilkan perubahan aspek afektif yang positif, dan sebaliknya, aspek kognitif yang rendah akan cenderung menghasilkan aspek afektif yang negatif pula. Artinya, tingkat pengetahuan followers akun terhadap gerakan Earth Hour yang tinggi, akan cenderung membuat responden berperasaan positif terhadap gerakan Earth Hour. Sementara koefisien bernilai menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi kecil atau tidak erat antara aspek kognitif dan aspek afektif responden. Hubungan antara perubahan aspek afektif dan perbahan aspek behavioral responden juga dapat dilihat melalui uji korelasi Rank Spearman. Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah terdapat hubungan antara perasaan responden mengenai gerakan Earth Hour Indonesia (aspek afektif) dengan tindakan yang dilakukan responden terkait dengan gerakan Earth Hour Indonesia (aspek behavioral). Pernyataan H 0 pada analisis ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek afektif dan aspek behavioral pada followers akun Tabel 32 menyajikan hubungan antara aspek afektif dengan aspek behavioral responden. Tabel 32 menunjukkan bahwa responden yang memiliki aspek afektif yang netral, sebagian besar memiliki behavioral yang sedang dengan persentase sebesar 55.6%. Responden yang memiliki aspek afektif yang positif seluruhnya atau sebanyak 100% memiliki behavioral yang tinggi.

5 Tabel 32 dan persentase aspek behavioral berdasarkan aspek afektif, 2012 Aspek afektif Sedang Aspek behavioral Tinggi n % n % n % Negatif Netral Positif Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan hasil signifikasi sebesar (0.00) < 0.05 maka H 0 ditolak. Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara aspek afektif dengan aspek aspek behavioral. Apabila aspek afektif followers positif, aspek behavioralnya juga tinggi, dan sebaliknya. Perasaan positif terhadap gerakan Earth Hour cenderung direalisasikan oleh responden melalui tindakan yang terkait gerakan Earth Hour. Nilai koefisien sebesar yang mendekati angka satu menunjukkan bahwa hubungan yang terdapat antara aspek afektif dengan aspek behavioral sangat erat. Uji korelasi Rank Spearman juga digunakan untuk mengetahui hubungan antara aspek kognitif atau pengetahuan responden mengenai gerakan Earth Hour Indonesia dan aspek behavioral atau tindakan yang dilakukan responden terkait Earth Hour Indonesia. Pernyataan H 0 pada analisis ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek kognitif dan aspek behavioral followers akun Tabel 33 menyajikan hubungan antara aspek kognitif dengan aspek behavioral responden. Tabel 33 Aspek kognitif dan persentase aspek behavioral berdasarkan aspek kognitif 2012 Aspek behavioral Sedang Tinggi n % n % n % Rendah Sedang Tinggi Berdasarkan Tabel 33, sebesar 100% responden yang kognitifnya rendah memiliki behavioral yang tinggi. Responden yang memiliki kognitif sedang, mayoritas memiliki behavioral yang tinggi dengan presentase sebesar 78.3%. Responden dengan kognitif tinggi, seluruhnya memiliki behavioral yang tinggi

6 50 pula. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan nilai signifikan sebesar (0.001) < 0.05 maka H 0 ditolak. Jadi, dapat disimpulkan aspek kognitif followers akun memiliki hubungan yang signifikan dengan aspek behavioral responden. Semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki followers akun terkait dengan Earth Hour, maka semakin tinggi pula keterlibatannya dalam gerakan Earth Hour Indonesia Nilai koefisien menunjukkan bahwa antara aspek kognitif dan aspek behavioral responden memiliki hubungan yang tidak erat. Hubungan Intensitas Mengakses Twitter dengan Efektivitas Twitter sebagai Media untuk Gerakan Sosial Hubungan antara intensitas mengakses internet dengan efektivitas Twitter sebagai media gerakan sosial dapat diketahui melalui uji korelasi Rank Spearman. Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah intensitas responden mengakses Twitter, yang dilihat dari frekuensi dan durasi, memiliki pengaruh terhadap aspek kognitif, afektif, dan behavioral responden. Berdasarkan ketiga hubungan tersebut, akan diketahui efektivitas Twitter sebagai media gerakan Earth Hour Indonesia Hubungan Intensitas Mengakses Twitter dengan Aspek Kognitif Followers Akun Hubungan antara intensitas mengakses Twitter dengan aspek kognitif responden dapat diketahui melalui uji korelasi Rank Spearman. Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah responden dengan intensitas mengakses Twitter yang berbeda akan memiliki aspek kognitif yang berbeda pula. Pernyataan H 0 pada analisis ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas mengakses Twitter dengan aspek kognitif followers akun Hubungan antara intensitas mengakses Twitter dengan aspek kognitif responden disajikan pada Tabel 34. Tabel 34 Intensitas mengakses dan persentase aspek kognitif menurut intensitas mengakses Twitter, 2012 Aspek kognitif Rendah Sedang Tinggi n % n % n % n % Rendah Sedang Tinggi

7 Nilai signifikansi dari analisis korelasi Rank Spearman sebesar > 0.05 maka H 0 diterima. Jadi, dapat disimpulkan antara intensitas mengakses Twitter dengan aspek kognitif followers akun tidak memiliki hubungan yang signifikan. Artinya, intensitas mengakses Twitter yang berbeda tidak berpengaruh terhadap aspek kognitif responden. Responden yang memiliki intensitas mengakses Twitter yang sedang dan tinggi sangat didominasi oleh aspek kognitif yang tinggi. Responden dengan intensitas mengakses Twitter yang rendah memiliki persentase yang sama untuk aspek kognitif sedang dan tinggi, yaitu sebesar 50%. Kecenderungan responden yang memiliki aspek kognitif tinggi disebabkan responden mendapatkan informasi mengenai gerakan Earth Hour sebagian besar bukan melalui namun melalui media kampanye Earth Hour yang lain. Hal ini dibuktikan pada kuesioner nomor 36 yang menyatakan bahwa sebagian besar pengetahuan yang responden dapatkan seputar Earth Hour berasal dari akun tidak semua responden setuju akan hal tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh salah satu responden: Saya tau Earth Hour udah lumayan lama, dari waktu Earth Hour belum ada di Indonesia malah. Taunya dari berita-berita internasional aja. Nah, pas dilaksanain di Indonesia, waktu itu kan masih di Jakarta ya, belum sebooming sekarang, itu juga saya baca beritanya di internet. jauh sebelum follow Twitternya sih (TS, 35 tahun) Pernyataan TS juga diperkuat oleh pernyataan responden lain (NT, 25 tahun) yang menyatakan bahwa ia jarang melihat akun mem-post tweet seputar sejarah Earth Hour dan fakta-fakta Earth Hour lainnya. NT mengaku mendapatkan informasi-informasi tersebut melalui website resmi Earth Hour Indonesia. Hubungan Intensitas Mengakses Twitter dengan Aspek Afektif Followers Akun Hubungan antara intensitas mengakses Twitter dengan aspek afektif responden juga dapat diketahui melalui uji korelasi Rank Spearman. Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah responden dengan intensitas mengakses Twitter yang berbeda akan memiliki aspek afektif yang berbeda pula. Pernyataan H 0 pada analisis ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas mengakses Twitter dengan aspek afektif followers akun Hubungan antara intensitas mengakses Twitter dengan aspek afektif responden disajikan pada Tabel 35. Responden yang memiliki intensitas mengakses Twitter rendah memiliki kecenderungan aspek afektif yang positif dengan persentase sebesar 75.0%. Begitu juga dengan responden yang memiliki intensitas mengakses Twitter yang sedang dan tinggi, memiliki aspek afektif yang positif. 51

8 52 Tabel 35 dan persentase aspek afektif menurut intensitas mengakses Twitter, 2012 Intensitas mengakses Netral Aspek afektif Positif n % n % n % Rendah Sedang Tinggi Nilai signifikansi dari analisis korelasi Rank Spearman sebesar > 0.05 maka H 0 diterima. Jadi, dapat disimpulkan antara intensitas mengakses Twitter dengan aspek afektif responden tidak memiliki hubungan yang signifikan. Artinya, intensitas mengakses Twitter yang berbeda tidak berpengaruh terhadap aspek afektif followers akun Responden yang memiliki intensitas mengakses Twitter yang rendah, sedang, dan tinggi sangat didominasi oleh aspek afektif yang positif. Berikut adalah pernyataan salah satu responden yang memiliki aspek afeksi yang tinggi dengan intensitas mengakses Twitter yang saya follow udah setaun lebih. Jujur jarang buka Twitter dan jarang liat akun ini muncul di Timeline saya. Tapi sekali muncul emang informatif dan menarik. Itu sih yang selama ini saya liat gitu.. (FT, 25 tahun). Pernyataan FT juga diperkuat dengan pernyataan JM:.Kalo buka-buka Twitter jarang, buka timeline Earth Hour apalagi. Tapi tetep follow karena kalo sekali buka Twitter yang muncul pasti himbauan yang simpel, yang gampang dilakuin, dan bikin gue mikir, bener juga yah. Jadi menurut gue emang ga perlu sering-sering buka Twitter sih kalo cuma mau nilai ni Twitter menarik apa engga.. (JM, 35 tahun) Tabel 35 dan pernyataan responden menunjukkan bahwa responden terus mem-follow akun hingga saat penelitian berlangsung karena tertarik dengan informasi yang diberikan oleh akun Twitter ini. Responden merasa tertarik dengan akun tanpa harus memiliki intensitas mengakses Twitter yang tinggi. Hubungan Intensitas Mengakses Twitter dengan Aspek Behavioral Followers Akun Hubungan antara intensitas mengakses Twitter dengan aspek behavioral responden juga dapat diketahui melalui uji korelasi Rank Spearman. Uji ini

9 dilakukan untuk menganalisis apakah responden dengan intensitas mengakses Twitter yang berbeda akan memiliki aspek behavioral yang berbeda pula. Pernyataan H 0 untuk analisis ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas mengakses Twitter dengan aspek behavioral followers akun Hubungan antara intensitas mengakses Twitter dengan aspek behavioral responden disajikan pada Tabel Tabel 36 Intensitas mengakses dan persentase aspek behavioral menurut intensitas mengakses Twitter, 2012 Sedang Aspek behavioral Tinggi n % n % n % Rendah Sedang Tinggi Nilai signifikansi dari analisis korelasi Rank Spearman sebesar 0.03 < 0.05 maka H 0 ditolak. Jadi, dapat disimpulkan antara intensitas mengakses Twitter dengan aspek behavioral responden memiliki hubungan yang signifikan. Artinya, intensitas mengakses Twitter yang berbeda berpengaruh terhadap aspek behavioral responden. Berdasarkan Tabel 36 intensitas responden mengakses Twitter yang rendah, sedang, dan tinggi memiliki aspek behavioral yang tinggi pula. Hal ini menunjukkan bahwa Twitter efektif sebagai media gerakan sosial ditinjau dari aspek behavioral seperti pernyataan AB (19 tahun), salah satu followers akun yang mengaku mengikuti gerakan Earth Hour Indonesia karena akun terus mengingatkan untuk mematikan lampu dan banyak teman-temannya yang me-retweet dan memposting tweet mengenai gerakan tersebut di Twitter. Ikhtisar Followers akun memiliki aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek behavioral yang cenderung tinggi atau dapat dikatakan memiliki perilaku yang positif terhadap gerakan Earth Hour Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, efektivitas akun sebagai media gerakan Earth Hour Indonesia 2012 dapat dikatakan tinggi. Namun, perilaku yang positif ini tidak selalu karena mem-follow akun Hal ini dapat terlihat dari hasil analisis data yang menunjukkan bahwa antara intensitas followers dalam mengakses Twitter tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan aspek kognitif dan aspek afektif followers, namun memiliki hubungan yang signifikan dengan aspek behavioral followers. Perilaku yang positif dapat disebabkan oleh

10 54 followers yang mendapatkan informasi mengenai Earth Hour dari orang lain, kampanye offline Earth Hour, atau dari media massa lain selain Twitter. Oleh karena itu, perilaku followers akun dan intensitasnya dalam mengakses Twitter saling mempengaruhi atau memiliki hubungan yang vice versa. Followers bisa saja memiliki perilaku yang positif terhadap gerakan Earth Hour Indonesia karena mengakses akun atau followers mengakses akun karena sudah terlebih dahulu memiliki perilaku yang positif terhadap gerakan ini.

GAMBARAN UMUM. Sejarah Earth Hour

GAMBARAN UMUM. Sejarah Earth Hour 20 GAMBARAN UMUM Bab ini memaparkan tentang gambaran umum Earth Hour Indonesia, yaitu sejarah gerakan Earth Hour, gerakan Earth Hour Indonesia, data-data terkait akun Twitter @EHIndonesia, kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Strategi kampanye Earth Hour Indonesia

Lampiran 1 Strategi kampanye Earth Hour Indonesia 59 Lampiran 1 Strategi kampanye Earth Hour Indonesia 2012-2014 Sumber: WWF-Indonesia 2012 (http://www.earthhour.wwf.or.id/tentang) Lampiran 2 Dokumentasi kegiatan Earth Hour Indonesia 2012 Sumber: WWF-Indonesia

Lebih terperinci

KUESIONER TWITTER DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI

KUESIONER TWITTER DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI KUESIONER TWITTER DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI (Studi Korelasional tentang Fasilitas Twitter di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ) Petunjuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Internet Sebagai Media Komunikasi Massa

TINJAUAN PUSTAKA Internet Sebagai Media Komunikasi Massa 5 TINJAUAN PUSTAKA Internet Sebagai Media Komunikasi Massa Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang digunakan secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula (Bungin 2008).

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN STAKEHOLDERS DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT

HUBUNGAN PERAN STAKEHOLDERS DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT HUBUNGAN PERAN STAKEHOLDERS DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT Hipotesis dalam penelitian ini adalah semakin tinggi peran stakeholders dalam penyelenggaraan program agropolitan di Desa Karacak maka semakin

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Efektifitas isi pesan, ID_AyahASI, Tingkat pengetahuan. Daftar Pustaka : 6 buku,

ABSTRAK. : Efektifitas isi pesan, ID_AyahASI, Tingkat pengetahuan. Daftar Pustaka : 6 buku, EFEKTIFITAS ISI PESAN AKUN TWITTER @ID_AYAHASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN FOLLOWERS MENGENAI MASALAH SEPUTAR ASI Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2007 Mirzani Augustya/207000130 ABSTRAK

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Keberhasilan sebuah organisasi atau perusahaan tidak akan pernah terlepas dari sumber daya yang dimilikinya, salah satu yang termasuk didalamnya adalah Sumber Daya Manusia. Karena Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT 55 BAB VII HUBUNGAN TINGKAT KETERDEDAHAN DENGAN EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Berdasarkan efek yang ditimbulkannya, efek iklan yang menggunakan media massa terhadap khalayak dibedakan menjadi tiga

Lebih terperinci

Karakteristik Responden Responden

Karakteristik Responden Responden KUESIONER Penggunaan Twitter Terhadap Interaksi Sosial Pada Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Peneliti : Nur Rachmadina Lubis Sebagai peneliti saya sangat

Lebih terperinci

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi TWITTER DAN TINGKAT KETERBUKAAN DIRI (Studi Korelasional tentang Fasilitas Twitter di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ) Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL RANCANGAN PRODUKSI. perancangan sangatlah penting. Maka dari itu penulis memilih media sosial Youtube

BAB IV HASIL RANCANGAN PRODUKSI. perancangan sangatlah penting. Maka dari itu penulis memilih media sosial Youtube BAB IV HASIL RANCANGAN PRODUKSI 1.1 Penempatan Media (Media Placement) 1.1.1 Teknis Produksi Media Sosial Utama Kehadiran sebuah media utama sebagai sarana untuk mempromosikan sebuah perancangan sangatlah

Lebih terperinci

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN A. Temuan Penelitian Temuan penelitian berupa data lapangan diperoleh melalui penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil pertimbangan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Efektivitas iklan layanan masyarakat adalah sejauh mana tujuan iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian survey. Penelitian survey adalah

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS AKUN SEBAGAI MEDIA UNTUK GERAKAN EARTH HOUR INDONESIA 2012 LULU HANIFAH

EFEKTIVITAS AKUN SEBAGAI MEDIA UNTUK GERAKAN EARTH HOUR INDONESIA 2012 LULU HANIFAH EFEKTIVITAS AKUN TWITTER @EHINDONESIA SEBAGAI MEDIA UNTUK GERAKAN EARTH HOUR INDONESIA 2012 LULU HANIFAH DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penjualan merupakan aktivitas perusahaan yang penting. Oleh sebab itu, kegiatan penjualan harus direncanakan dan dikendalikan sebaik mungkin agar kegiatan penjualan dapat berjalan dengan efektif.

Lebih terperinci

1. Kegiatan selama liburan

1. Kegiatan selama liburan 1. Kegiatan selama liburan Dari 21 responden Surabaya, ternyata paling banyak mengisi waktu liburan dengan menghabiskan waktu dirumah. 5 orang jalan-jalan, dan 4 orang organisasi. Bantu orang tua: 1 Jalan-jalan:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian ini adalah hasil kuesioner

Lebih terperinci

BAB VI EMPATI REMAJA TERHADAP KEMISKINAN SEBAGAI AKIBAT TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI

BAB VI EMPATI REMAJA TERHADAP KEMISKINAN SEBAGAI AKIBAT TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI 71 BAB VI EMPATI REMAJA TERHADAP KEMISKINAN SEBAGAI AKIBAT TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI 6.1 Empati Remaja terhadap Kemiskinan Sebagai Akibat Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Data sebaran responden

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Kuantitatif 1. Karakteristik Responden Pengumpulan data kuantitatif pada penelitian ini dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner SRSSDL menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI DENGAN SIKAP TERHADAP MAKANAN POKOK NON BERAS

BAB VII HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI DENGAN SIKAP TERHADAP MAKANAN POKOK NON BERAS 86 BAB VII HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI DENGAN SIKAP TERHADAP MAKANAN POKOK NON BERAS Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai hubungan perilaku konsumsi dengan sikap terhadap singkong, jagung, dan ubi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden Menurut Usia. responden adalah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Selanjutnya distribusi

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden Menurut Usia. responden adalah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Selanjutnya distribusi BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Karakteristik Responden 1. Karakteristik Responden Menurut Usia Karakteristik responden menurut usia diperoleh data usia terendah responden adalah 9 tahun dan tertinggi

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN. Penggunaan Media Sosial (Facebook dan Twitter) Terkait Dengan Pencarian

KUISIONER PENELITIAN. Penggunaan Media Sosial (Facebook dan Twitter) Terkait Dengan Pencarian KUISIONER PENELITIAN Penggunaan Media Sosial (Facebook dan Twitter) Terkait Dengan Pencarian Informasi Kesehatan Oleh Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat I. Identitas Responden Nama : Stambuk : Uang

Lebih terperinci

t (5,1961) > t ABSTRAK

t (5,1961) > t ABSTRAK ABSTRAK Persaingan di dunia usaha semakin ketat, hal ini mengharuskan setiap perusahaan harus lebih peka peluang yang ada agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Salah satu hal yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH DI DESA CIARUTEUN ILIR

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH DI DESA CIARUTEUN ILIR 39 SIKAP MASYARAKAT TERHADAP IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH DI DESA CIARUTEUN ILIR Sikap masyarakat terhadap implementasi otonomi daerah merupakan kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Identitas Responden Sebelumnya akan dijelaskan dahulu karakteristik responden yang meliputi usia, jumlah anak yang dimiliki, dan pendidikan terakhir.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR LAMPIRAN Identifikasi Masalah...

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR LAMPIRAN Identifikasi Masalah... DAFTAR ISI Hal ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR LAMPIRAN. iii iv v x xii xiii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1.2. Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Keterdedahan adalah terkenanya khalayak terhadap satu atau beberapa pesan dari media televisi. Dalam penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK PERANAN ANGGARAN BIAYA PROMOSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN DALAM MENUNJANG PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN

ABSTRAK PERANAN ANGGARAN BIAYA PROMOSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN DALAM MENUNJANG PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN ABSTRAK PERANAN ANGGARAN BIAYA PROMOSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN DALAM MENUNJANG PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN Penyusunan anggaran menarik untuk dipelajari karena semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. jawaban kuesioner yang diisi oleh responden. Untuk melakukan analisis ini

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. jawaban kuesioner yang diisi oleh responden. Untuk melakukan analisis ini BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data dan Analisis Awal Pada awal tahap analisis, peneliti menyajikan data prosentase hasil dari jawaban kuesioner yang diisi oleh responden. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan media sosial Twitter sebagai media komunikasinya. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan media sosial Twitter sebagai media komunikasinya. Melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blood 4 Life merupakan salah satu dari sekian banyak organisai yang memanfaatkan media sosial Twitter sebagai media komunikasinya. Melalui akunnya @blood4lifeid,

Lebih terperinci

SITUS PORTAL BERITA ONLINE DETIK.COM DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKAN INFORMASI SKRIPSI

SITUS PORTAL BERITA ONLINE DETIK.COM DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKAN INFORMASI SKRIPSI 5 SITUS PORTAL BERITA ONLINE DETIK.COM DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKAN INFORMASI (Studi Korelasional Situs Portal Berita Online Detik.Com dengan Pemenuhan Kebutuhan akan Informasi di Kalangan mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siap pakai dan berkualitas. Berkaitan dengan itu, pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. siap pakai dan berkualitas. Berkaitan dengan itu, pendidikan diharapkan mampu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan semakin meluas seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang begitu pesat menuntut untuk dapat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Bagaimana citra Sushi Tenkamado dari persepsi internal? Di masa depan Sushi Tenkamado ingin menjadi sebuah kedai sushi dengan taste

LAMPIRAN. 1. Bagaimana citra Sushi Tenkamado dari persepsi internal? Di masa depan Sushi Tenkamado ingin menjadi sebuah kedai sushi dengan taste L1 LAMPIRAN Transkip wawancara internal Nama : Mariana Permata Gantina Jabatan : Pemilik Sushi Tenkamado 1. Bagaimana citra Sushi Tenkamado dari persepsi internal? Di masa depan Sushi Tenkamado ingin menjadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBAGIAN KERJA DENGAN EFEKTIFITAS KERJA PEGAWAI DI BADAN KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

HUBUNGAN PEMBAGIAN KERJA DENGAN EFEKTIFITAS KERJA PEGAWAI DI BADAN KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN JEMBER SKRIPSI HUBUNGAN PEMBAGIAN KERJA DENGAN EFEKTIFITAS KERJA PEGAWAI DI BADAN KESATUAN BANGSA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN JEMBER SKRIPSI HERI WAHYUDI NIM. 020910291034 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 47 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 6.1 Keterdedahan Rubin (2005) mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI 9.1 Keberhasilan BMT Swadaya Pribumi dalam Pemenuhan Kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis Gender Keberhasilan BMT Swadaya Pribumi pada penelitian ini

Lebih terperinci

IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) IDEOLOGI GENDER DAN KEHIDUPAN WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT) 31 Ideologi Gender Ideologi gender adalah suatu pemikiran yang dianut oleh masyarakat yang mempengaruhi WKRT (Wanita Kepala Rumah Tangga)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN l. l Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL

BAB 4 ANALISIS HASIL BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil pengumpulan data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada murid SMP di lima wilayah bagian di Jakarta meliputi bagian Barat, Timur,

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada era digital saat ini, perangkat elektronik memudahkan kebutuhan sehari-hari manusia baik dalam kehidupan individual maupun bermasyarakat. Perangkat elektronik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1 1.2 Rumusan Masalah...8 1.3 Identifikasi Masalah...8 1.4 Tujuan Penelitian...9

Lebih terperinci

3. Program exchange yang diketahui ANALISIS MARKET RESEARCH BANDUNG

3. Program exchange yang diketahui ANALISIS MARKET RESEARCH BANDUNG 1. Kegiatan selama liburan 5 dari 8 responden mengisi waktu liburannya hanya di rumah saja. Sebanyak 2 orang jalan-jalan, dan 1 orang mengurus organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa para mahasiswa masih

Lebih terperinci

BAB VII PROSES PENCITRAAN DAN CITRA PERUSAHAAN

BAB VII PROSES PENCITRAAN DAN CITRA PERUSAHAAN 68 BAB VII PROSES PENCITRAAN DAN CITRA PERUSAHAAN 7.1 Proses Pencitraan Citra merupakan kesan terhadap suatu obyek yang terbentuk dari pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang sesuatu. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH PEMULA 3.1 Validitas dan Reliabilitas

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. : Chandra Halim. 1. Darimana anda mengetahui event Kompas Karier Fair ini? akhirnya aku cari tau tentang KKF ini.

DAFTAR LAMPIRAN. : Chandra Halim. 1. Darimana anda mengetahui event Kompas Karier Fair ini? akhirnya aku cari tau tentang KKF ini. L-1 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA Narasumber 1 Nama Usia Pekerjaan Lokasi wawancara : Chandra Halim : 26 Tahun : Karyawan : Balai Kartini 1. Darimana anda mengetahui event Kompas Karier Fair

Lebih terperinci

BAB V11 KESEJAHTERAAN KELUARGA PEKERJA PEREMPUAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V11 KESEJAHTERAAN KELUARGA PEKERJA PEREMPUAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 52 BAB V11 KESEJAHTERAAN KELUARGA PEKERJA PEREMPUAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Kontribusi Perempuan dalam Ekonomi Keluarga Pekerjaan dengan POS dianggap sebagai pekerjaan rumah tangga atau

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan

III.METODE PENELITIAN. atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan III.METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah kuantitatif dengan format eksplanasi. Format eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya

Lebih terperinci

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009 BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2 Sikap pemilih pemula di pedesaan terhadap Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2 adalah kecenderungan seorang pemilih

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI -------------- Error! Bookmark not ABSTRAK ---------------------------------------------------- Error! Bookmark not ABSTRACK ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRAK

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PERNYATAAN i KATA PENGANTAR ii ABSTRAK iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR xii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

BAB III HASIL TEMUAN STUDI PENGARUH TERPAAN MEDIA SOSIAL DAN KELOMPOK REFERENSI FOLLOWER

BAB III HASIL TEMUAN STUDI PENGARUH TERPAAN MEDIA SOSIAL DAN KELOMPOK REFERENSI FOLLOWER 85 BAB III HASIL TEMUAN STUDI PENGARUH TERPAAN MEDIA SOSIAL TWITTER @WISATASEMARANG DAN KELOMPOK REFERENSI FOLLOWER TERHADAP MINAT FOLLOWER UNTUK BERWISATA DI KOTA SEMARANG Pada bab ini peneliti akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup menakjubkan. Khususnya pada perkembangan media

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup menakjubkan. Khususnya pada perkembangan media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan teknologi dan komunikasi mengalami perkembangan yang cukup menakjubkan. Khususnya pada perkembangan media massa, yang diawali dengan

Lebih terperinci

Lampiran INTERVIEW GUIDE. 1.Bagaimana anda mengetahui 2.Apa motivasi anda mengikuti

Lampiran INTERVIEW GUIDE. 1.Bagaimana anda mengetahui 2.Apa motivasi anda mengikuti Lampiran INTERVIEW GUIDE 1.Bagaimana anda mengetahui akun @_TNIAU? 2.Apa motivasi anda mengikuti akun @_TNIAU? 3.Sudah berapa lama anda mengikuti akun @_TNIAU? 4.Seberapa sering anda melihat postingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan di dukung data-data kualitatif untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR

BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR 54 BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR 6.1 Karakteristik Responden Penelitian ini memiliki responden sebanyak 30 orang, jumlah ini didapatkan dari banyaknya aparatur Desa Bantarjati, dari mulai anggota

Lebih terperinci

SITUS WASPADA.CO.ID DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI

SITUS WASPADA.CO.ID DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI SITUS WASPADA.CO.ID DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI (Studi Korelasional Penggunaan Situs Portal Berita Online Waspada.co.id Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Di Kalangan Mahasiswa Ikatan Pemuda

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BUKU TULIS SISWA MELALUI SOCIAL MEDIA DALAM PEMBENTUKAN BRAND AWARENESS

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BUKU TULIS SISWA MELALUI SOCIAL MEDIA DALAM PEMBENTUKAN BRAND AWARENESS STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BUKU TULIS SISWA MELALUI SOCIAL MEDIA DALAM PEMBENTUKAN BRAND AWARENESS (Analisis Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Pemasaran Buku Tulis Siswa melalui Twitter dalam

Lebih terperinci

BAB VI CITRA PERUSAHAAN

BAB VI CITRA PERUSAHAAN 77 BAB VI CITRA PERUSAHAAN 6.. Karakteristik Responden Responden merupakan peserta TML 2 yang berasal dari mahasiswa se- Kabupaten Kudus sebanyak 72 orang yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 42 orang

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :...

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Uraian :... Uraian : Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Uraian :... LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA A. Latar Belakang Pendidikan 1. Pendidikan terakhir : Cukup 2. Latar belakang pendidikan : Cukup 3. Mengikuti diklat atau pelatihan akuntansi zakat (PSAK 109) : Cukup

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. obyek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

METODE PENELITIAN. obyek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Kuesioner dengan pertanyaan terbuka diberikan kepada 100 responden hingga diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Alasan Memilih Radio Elshinta 100 responden

Lebih terperinci

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 69 BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Motivasi Relawan dalam Pelaksanaan PNPM-MP Motivasi responden dalam penelitian ini diartikan sebagai dorongan atau kehendak yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA. Pengkategorian jawaban yang diberikan oleh informan dilakukan untuk

BAB III ANALISIS DATA. Pengkategorian jawaban yang diberikan oleh informan dilakukan untuk BAB III ANALISIS DATA Proses analisis data pada bagian ini dilakukan dengan menganalisa hasil wawancara yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil wawancara yang telah dikategorikan terhadap beberapa aspek

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

makan untuk diet, fakta tentang diet, dan sebagainya. awareness dan brand engagement konsumen?

makan untuk diet, fakta tentang diet, dan sebagainya. awareness dan brand engagement konsumen? LAMPIRAN 112 Lembar Interview Guide Informan : Social Media Strategist Pertanyaan : 1. Bagaimana proses menentukan konten digital terhadap produk yang dipasarkan? Jawaban: Setiap proses ngiklanin produk

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara

BAB IV PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara BAB IV PENUTUP Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara variabel tingkat pengetahuan mengenai interior Jawa terhadap variabel citra corporate identity Mirota Batik, dimana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii vii x xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah dan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN 4.1 Hasil Penelitian Bagian ini merupakan deskripsi terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan. Analisis dilakukan berdasarkan pada narasumber yang berhasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Akibat tingkat pertumubuhan yang positif tersebut, secara otomatis industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Akibat tingkat pertumubuhan yang positif tersebut, secara otomatis industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Bisnis kuliner di era saat ini makin meningkat, hal ini diperkuat dengan pernyataan yang pernah disampaikan oleh Menteri Peindustrian Saleh Husin

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terpaan iklan kopi Good day versi

BAB V PENUTUP. penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terpaan iklan kopi Good day versi 113 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan yang ditarik berdasarkan hasil analisa data variabel variabel penelitian. Tujuan dari penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas.

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas. BAB III PENYAJIAN DATA A. Hasil Uji Coba Angket Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan try out ( uji coba ) kepada 30 responden di SMP Negeri 2 Klaten. Try Out

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Metode utama yang digunakan dalam penelitian dengan pendekatan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keterdedahan Berita Kriminal di Televisi Keterdedahan berita kriminal di televisi merupakan beragam penerimaan khalayak remaja terhadap siaran berita kriminal di televisi, meliputi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Bab ini akan menyajikan data data yang telah peneliti dapatkan dari para responden. Data tersebut kemudian diolah dengan bantuan program SPSS 15.0 for Windows. Hasil

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL SUPERVISOR

BAB 4 ANALISIS HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL SUPERVISOR BAB 4 ANALISIS HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL SUPERVISOR DENGAN KINERJA KARYAWAN BAGIAN PERAWATAN BANGUNAN DAN FASILITAS PT FAJAR MEKAR INDAH AREA GEDUNG BIDAKARA Pada bab ini dipaparkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berkembangnya era modern saat ini khususnya di bidang era komunikasi memberikan dampak yang cukup signifikan dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang perekonomian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif, dengan teknik pengambilan data yaitu kuesioner untuk mengukur data variabel x (kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi (information technology) dan komunikasi mulai berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi (information technology) dan komunikasi mulai berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi (information technology) dan komunikasi mulai berkembang pesat semenjak awal tahun 1980-an. Teknologi informasi merupakan suatu teknologi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah pemirsa iklan obat bebas di televisi yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah pemirsa iklan obat bebas di televisi yang V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden Responden penelitian ini adalah pemirsa iklan obat bebas di televisi yang berdomisili di kelurahan Perumnas Way Halim yang berjumlah 96 orang. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

INTERVIEW GUIDE A. Company Profil B. Tahap Perencanaan strategi Positioning C. Tahap Pelaksanaan strategi Positioning

INTERVIEW GUIDE A. Company Profil B. Tahap Perencanaan strategi Positioning C. Tahap Pelaksanaan strategi Positioning INTERVIEW GUIDE A. Company Profil 1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Mimikri Invitation? 2. Bagaimana struktur organisasi Mimikri Invitation? 3. Bagaimana logo yang digunakan Mimikri Invitation? 4.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tribunnews.com Tribunnews.com adalah situs berita online Indonesia yang dipublikasikan oleh PT. Indopersda Primamedia. Situs berita online dengan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kluting Jaya Kecamatan Weda Selatan, yang merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam remote area lingkaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian kuantitatif adalah sebuah metodologi yang menggunakan cara pengukuran berdasarkan variabel yang ada. Metode ini adalah metode ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Telkomsel merupakan perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi yang didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, penulis akan menyimpulkan dan memberikan saran-saran. Disadari dengan keterbatasan yang

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SEKUNDER DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER

BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SEKUNDER DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER BAB VII HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SEKUNDER DAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER 7.1 Hubungan Antara Tempat Tinggal dan Mahasiswa Terhadap Kesadaran Gender Berdasarkan tempat tinggal hampir

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian... 1

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian... 1 DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii vii xi xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, 64 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa Talang Bojong serta Tokoh Masyarakat Desa Talang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan karena penulis tertarik pada topik yang membahas mengenai peranan anggaran biaya produksi untuk menunjang efektivitas pengendalian biaya produksi, dimana anggaran biaya

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA SOSIAL UNTUK GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN LINGKUNGAN

EFEKTIVITAS MEDIA SOSIAL UNTUK GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN LINGKUNGAN ISSN : 2302-7517, Vol. 02, No. 03 EFEKTIVITAS MEDIA SOSIAL UNTUK GERAKAN SOSIAL PELESTARIAN LINGKUNGAN Effectiveness of Social Media for Social Movements of Environmental Conservation Dea Rizki Kapriani*)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pembuatan Skala Intensitas Penggunaan Gadgets dan Skala Perilaku Prososial yang telah disusun sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan konsumsi. Konsumsi, dari bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan konsumsi. Konsumsi, dari bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam memenuhi kebutuhannya tidak pernah lepas dari salah satu kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan konsumsi. Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, ialah suatu

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI TINGKAT AKHIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK

ABSTRAK PENGARUH MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI TINGKAT AKHIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK i ABSTRAK PENGARUH MINAT MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI TINGKAT AKHIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK Banyak faktor yang menjadi latar belakang pemilihan karir bagi mahasiswa akuntansi untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK PERANAN PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI BAGIAN PENJUALAN (PADA PT. ROCKET BATTERY INDONESIA)

ABSTRAK PERANAN PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI BAGIAN PENJUALAN (PADA PT. ROCKET BATTERY INDONESIA) ABSTRAK PERANAN PEMERIKSAAN OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI BAGIAN PENJUALAN (PADA PT. ROCKET BATTERY INDONESIA) Perusahaan dituntut untuk dapat menjalankan operasinya secara efektif

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. a. Pengukuran Validitas dan Realibilitas

BAB IV PEMBAHASAN. a. Pengukuran Validitas dan Realibilitas BAB IV PEMBAHASAN A. Pengujian Hipotesis 1. Deskripsi Hasil Penelitian a. Pengukuran Validitas dan Realibilitas Pengukuran validitas adalah dengan menentukan besarnya nilai r tabel dengan ketentuan df

Lebih terperinci

BAB VIII HUBUNGAN PENILAIAN ANAK JALANAN TERHADAP PELAYANAN RUMAH SINGGAH DENGAN PERILAKU MEREKA

BAB VIII HUBUNGAN PENILAIAN ANAK JALANAN TERHADAP PELAYANAN RUMAH SINGGAH DENGAN PERILAKU MEREKA BAB VIII HUBUNGAN PENILAIAN ANAK JALANAN TERHADAP PELAYANAN RUMAH SINGGAH DENGAN PERILAKU MEREKA Rumah singgah merupakan suatu wahana yang dipersiapkan sebagai perantara antara anak jalanan dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci