PENGGUNAAN HIBRIDISASI GENETICS ALGORITHMS DAN FUZZY SETS UNTUK MEMPRODUKSI PAKET SOAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN HIBRIDISASI GENETICS ALGORITHMS DAN FUZZY SETS UNTUK MEMPRODUKSI PAKET SOAL"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN HIBRIDISASI GENETICS ALGORITHMS DAN FUZZY SETS UNTUK MEMPRODUKSI PAKET SOAL Rolly Intan Fakultas Teknolog Industr, Jurusan Teknk Informatka, Unverstas Krsten Petra e-mal: ABSTRAK: Proses penyusunan paket soal (msalnya soal untuk test seleks masuk unverstas) yang dambl dar suatu bank soal, mnmal harus memperhatkan dua aspek pentng yatu: tngkat kesultan dan tngkat dskrmnan soal. Semakn tngg tngkat dskrmnan suatu soal, semakn bak soal tersebut dpaka untuk menyeleks kemampuan peserta test. Permasalahan yang dhadap adalah bagamana agar pembuat soal dapat memlh dan menentukan kombnas soal-soal yang tepat (optmum) sehngga dapat memenuh tngkat kesultan dan dskrmnan yang dkehendak. Untuk menyelesakan masalah n, dperkenalkan suatu algortma yang dsusun dengan menggunakan hbrdsas metode Genetcs Algorthm dan fuzzy sets. Dar hasl pengujan, ddapatkan bahwa penggunaan fuzzy sets dan fuzzy relatons dalam pemlhan kromoson awal akan lebh mempercepat pencapaan tolerable solutons. Tetap dbutuhkan treshould maksmum jumlah generas yang dlakukan untuk mencegah run tme sstem overflow. Soal bacaan cenderung memlk nla Ftnest Cost yang lebh rendah darpada nla Ftnest Cost untuk paket soal bukan soal bacaan. Kata kunc: genetcs algorthm, fuzzy sets, hbrdzaton method. ABSTRACT: At least, two mportant factors, dscrmnaton and dffculty, should be consdered n determng whether a problem should be n a packet of problems produced for students entrance examnaton at a unversty. The hgher the dscrmnaton degree of a problem, the better the problem s used to make a selecton of partcpants based on ther ntellectual capablty. How to provde a packet of entrance examnaton problems satsfyng a determned pattern of dscrmnaton and dffculty s a major problem n ths paper for whch an algorthm, t can be proved that the benefcary of applyng fuzzy sets and fuzzy relaton n determng the frst chromosome n the process of GA s that the process can reach tolerable solutons faster. Maxmum number of generaton s stll needed as a threshold to overcome the problem of run tme system overflow. Generally, the problems n the form of passages tend to have lower ftnest cost. Keywords: genetcs algorthm, fuzzy sets, hbrdzaton method. PENDAHULUAN Sebuah lembaga penddkan (msalnya unverstas), setap tahun past mengadakan test masuk untuk melakukan seleks terhadap calon mahasswa. Standarsas tngkat kesultan paket soal untuk test masuk harus djaga untuk menghndar terjadnya perbedaan tngkat kesultan paket-paket soal yang dkeluarkan setap tahun sehngga mengakbatkan kesultan dalam menentukan kualtas mahasswa baru yang dterma dar tahun ke tahun melalu passng grade-nya. Pemlhan dan penentuan soal-soal yang akan dkeluarkan dar rbuan bank soal secara manual merupakan masalah yang kompleks. Oleh karena tu dperlukan adanya sebuah sstem cerdas yang mampu memlh paket soal yang optmal dengan standart (tngkat kesultan dan dskrmnan) yang dngnkan. Untuk merealsas pembuatan sstem cerdas tersebut, paper n memperkenalkan suatu algortma yang merupakan hbrdsas Genetcs Algorthm (GA) dan Fuzzy Sets. Alasan penggunaan GA karena masalah yang dhadap adalah masalah kombnas yatu untuk mencar kombnas paket soal yang optmal sesua dengan kengnan user (pembuat soal). Dsampng tu juga penggunaan fuzzy logcs dan fuzzy relatons adalah untuk menyatakan tngkat kesultan dan dskrmnan setap soal serta menentukan derajat kesamaan (smlarty degree) antara standart yang dngnkan dengan setap soal yang akan dplh. Pemlhan paket soal untuk populas awal dlakukan melalu seleks berdasarkan fuzzy relaton sehngga haslnya menjad lebh bak bla dbandng dengan cara pemlhan secara random. Secara umum, ruang lngkup kerja dar sstem adalah sbb: a. Tngkat kesultan dan dskrmnan setap soal dtentukan. b. Menentukan jumlah jens soal (ms. Soal Penalaran, Bahasa Indonesa, Bahasa Inggrs, dll) yang akan dproduks. c. Terdapat soal bacaan untuk jens soal tertentu, dmana satu kode soal bacaan bsa memlk lebh dar satu soal. 24 Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Krsten Petra

2 Intan, Penggunaan Hbrdsas Genetcs Algorthms dan Fuzzy Sets 25 d. Jumlah soal yang akan dhaslkan, tngkat kesultan dan dskrmnan yang dngnkan dnput-kan oleh user. e. Perhtungan ftness cost dar suatu kromosom (paket soal) bergantung pada derajat kesamaan antara atrbut atrbut (tngkat kesultan dan dskrmnan) yang ada pada soal dengan tngkat kesultan dan dskrmnan yang dngnkan user. ALGORITMA HIBRIDISASI GA DAN FUZZY SETS Algortma hbrdsas GA dan fuzzy sets yang dbuat untuk memproduks paket soal terdr dar lma proses utama, yatu: pengkodean kromosom, pembuatan populas awal dengan fuzzy set, proses regeneras (mutas dan crossover), proses seleks dan pengulangan proses regeneras dan seleks. Secara gars besar urutan kelma proses tersebut dapat dlhat pada Gambar 1. Gambar 1. Flowchart Algortma Hbrdsas GA dan Fuzzy Sets Pengkodean Kromosom Pengkodean kromosom merupakan proses awal sebelum masuk proses regeneras. Pengkodean kromosom adalah mengkodefkas suatu jens soal tertentu ke dalam model-model kromosom yang ddalamnya mengandung beberapa gen. Pengkodean kromosom dlakukan untuk setap jens soal, sebaga contoh jens soal Penalaran, Bahasa Inggrs, Bahasa Indonesa, dsb. Kode kromosom n akan dbedakan berdasarkan nsal atau huruf pertama dar masngmasng kromosom. Sebaga contoh nsal nsal yang dgunakan: A : Insal untuk jens soal Penalaran, B : Insal untuk jens soal Bahasa Inggrs, C : Insal untuk jens soal Bahasa Indonesa, Dmana untuk jens soal baru berkutnya akan mengkut urutan dar huruf A Z, jad bla sudah terdapat tga jens soal maka jens soal keempat akan dber nsal D. Pembuatan Populas Awal Dengan Fuzzy Set Pembuatan populas awal menggunakan konsep fuzzy set dan fuzzy relaton untuk menentukan nla kesesuaan antara dffculty dan dskrmnan yang dnputkan user dengan nla dffculty dan dskrmnan setap soal yang ada pada database (bank) soal berdasarkan tolerans penympangan yang djnkan (dtentukan). Yang dmaksud dengan nla penympangan adalah selsh dar nla yang dngnkan dengan nla yang terplh, sebaga contoh apabla tngkat kesultan yang dngnkan 0.3 sedang tngkat kesultan soal yang terplh adalah 0.4 maka nla penympangannya adalah: = 0.1. Tolerans penympangan dffculty ( α [0,1] ) adalah suatu nla untuk menentukan batasan maksmum nla penympangan yang djnkan. Rumus untuk menghtung nla kesesuaan soal berdasarkan dffculty ddefnskan sbb: Dff ( δ ( x), γ) = max[0,(1 α δ( x) γ )] (1) d mana: δ (x) [0,1]: Tngkat Kesultan (dffculty) dar soal x. γ [0,1] : Suatu koefsen dffculty yang dngnkan. Dff :[0,1] [0,1] [0,1] adalah suatu fungs untuk mencar nla kesesuaan antara dffculty dar suatu soal terhadap nla dffculty yang dngnkan. α [0, ] adalah Tolerans Penympangan Dffculty yang dtentukan. Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Krsten Petra

3 26 JURNAL INFORMATIKA VOL. 6, NO. 1, MEI 2005: Dar persamaan (1), semakn kecl nla α semakn besar tolerans yang dberkan dan puncaknya jka α=0, maka tdak ada pembatasan tolerans nla kesesuaan, sehngga berapapun penympangan nla akan dterma (Dff=1). Semakn besar nla α, semakn kecl tolerans yang dberkan dan puncaknya jka α =, maka tdak ada tolerans yang dberkan, dmana nla kesesuaan (Dff=1) jka dan hanya jka δ(x)=γ. Hal yang sama dlakukan juga untuk mencar nla kesesuaan berdasarkan dskrmnan yang ddefnskan sbb: Ds( ω( x), λ) = max[0,(1 β ω( x) λ )] (2) d mana: ω (x) [-1,1]: Tngkat Dskrmnan dar soal x. λ [-1,1]: Koefsen dskrmnan yang dngnkan. Ds :[ 1,1] [ 1,1] [0,1] :suatu fungs untuk mencar nla kesesuaan antara dskrmnan dar suatu soal terhadap nla dskrmnan yang dngnkan. β [0, ] adalah Tolerans Penympangan Dskrmnan yang dtentukan. Sebaga contoh: Dffculty dar sebuah soal x, δ (x) = 0.2; Dffculty yang dngnkan, γ = 0.5; Tolerans penympangan, α = 2.5 adalah: Dff (0.2,0.5) = Max [ 0, {1- (2.5* )}] = Max [ 0, {1-0.75}] = Max [ 0, 0.25 ] = 0.25 Dmana dengan menghtung setap nla (dffculty dan dskrmnan) dar setap soal yang ada pada database maka akan dapat dplh soal dengan nla kesesuaan (Dff dan Ds) terbak untuk setap nomor soal pada paket soal yang akan dbuat. Ketentuan ketentuan untuk membuat generas awal: Karena prortas tahun keluar merupakan prortas yang harus (mutlak) dpenuh, maka seluruh soal pada database yang memlk tahun keluar maksmal yang lebh besar dar nputan user akan dbuang / tdak masuk dalam proses perhtungan. Setelah terplh soal soal yang memenuh prortas tahun keluar, maka setap soal tersebut akan dhtung nla kesesuaannya masng masng. Pemlhan pertama dlakukan untuk soal bacaan, dmana soal bacaan dengan nla tertngg akan dplh untuk menjad ndvdu awal. Sehngga letak soal bacaan selalu ddepan pada setap jens soal. Setelah pemlhan soal bacaan, selanjutnya akan dplh soal tunggal dengan nla kesesuaan tertngg untuk ndvdu awal. Untuk ndvdu pertama pemlhan soal dmula dar urutan nomor soal yang terkecl (ascendant) berdasarkan nla kesesuaan dffculty (Dff ( δ (x), γ ) ) soal. Untuk ndvdu kedua pemlhan soal dmula dar urutan nomor soal yang terkecl (ascendant) berdasarkan nla kesesuaan dskrmnan (Ds( ω (x), λ )) soal. Untuk ndvdu ketga pemlhan soal dlakukan dar nomor soal yang terbesar (descendant) berdasarkan nla kesesuaan dffculty (Dff( δ (x), γ ) ) soal. Untuk ndvdu keempat pemlhan soal dlakukan dar nomor soal yang terbesar (descendant) berdasarkan nla kesesuaan dskrmnan (Ds( ω (x), λ )) soal dar. Untuk ndvdu kelma sampa kedelapan dperoleh dar hasl crossover ndvdu kesatu sampa ndvdu keempat. Jad dalam setap generas terdapat 8 ndvdu, dmana setap ndvdu mewakl satu paket soal yang akan dplh. Gambar Flowchart untuk proses pembuatan populas awal n dapat dlhat pada Gambar 2. Gambar 2. Flowchart Pembentukan Populas Awal Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Krsten Petra

4 Intan, Penggunaan Hbrdsas Genetcs Algorthms dan Fuzzy Sets 27 Proses Regeneras Proses regeneras n adalah proses dmana kromosom-kromosom dalam bentuk strng yang sudah tersusun dalam proses membuat populas awal, dolah sedemkan rupa dengan tujuan menghaslkan gen terbak. Dalam proses regeneras dlakukan proses perubahan gen-gen generas sekarang ke gengen generas berkutnya. Hal n dtanda dengan pembuangan gen-gen generas sekarang dan hadrnya gen-gen baru yang merupakan anggota generas berkutnya. Dalam proses regeneras, dlakukan dua subproses, yatu: mutas, atau crossover. Kedua subproses n tdak dlakukan semuanya pada setap generas, namun kedua subproses n dplh secara acak untuk dlakukan dengan perbandngan probabltas dplhnya subproses mutas : crossover = 1 : 1. Tahap selanjutnya dlakukan proses seleks yatu dadakan pemlhan kromosom terbak dar setap generas. Jka kromoson terbak dar suatu generas lebh bak dar kromosom terbak sekarang, maka terjad pengsan kromosom terbak dengan kromosom terbak pada generas tersebut (akan djelaskan lebh detl pada 2.4). Kromosom terbak dar proses akan dsmpan dan dkutkan terus menerus ke dalam generas yang berkutnya, hal n bertujuan untuk menghndar agar kromosom terbak tdak hlang. Flowchart bagan proses regeneras dapat dlhat pada Gambar 3. Kromosom1 4 Soal 3 Soal 2 Soal 1 Soal Kromosom 2 4 Soal 5 Soal 1 Soal Maka dperoleh: - No Awal Kromosom 1 = {1,5,8,10} - No Akhr Kromosom 1 = {4,7,9,10} - No Awal Kromosom 2 = {1,5,10} - No Akhr Kromosom 2 = {4,9,10} Maka kemungknan poss yang dtukar adalah: {1,4} (artnya: No. 1 s/d No. 4), {1,9}, {1,10}, {5,9}, {5,10}, {10}. Proses Mutas Dalam proses n dlakukan mutas atau penukaran pasangan gen yang telah dplh secara random dalam satu kromosom. Penukaran pasangan n dlakukan pada dua gen dalam suatu kromosom. Flowchart proses mutas dapat dlhat pada Gambar 4. Proses Crossover Dalam proses n dlakukan crossover atau penukaran bagan gen yang telah dplh possnya secara random dalam satu kromosom. Dalam proses n, perkawnan yang terjad adalah perkawnan antar seluruh gen dalam suatu generas. Syarat syarat gen yang dapat d crossover: Kedua Gen harus berada pada nomor awal soal yang sama dan nomor akhr soal yang sama. Hal n untuk menghndar agar dalam satu kromosom tdak memlk jumlah soal yang berbeda, karena satu gen dapat mewakl lebh dar satu soal (msalnya: soal bacaan). Sebaga contoh: Gambar 3. Flowchart Proses Regeneras Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Krsten Petra

5 28 JURNAL INFORMATIKA VOL. 6, NO. 1, MEI 2005: Gen yang akan dtukar tdak boleh kembar dengan susunan gen yang terdapat pada kromosom barunya. Sebaga contoh: Kromosom 1 : A11,A15,A13,A14,A12 Kromosom 2 : A22,A23,A21,A15,A24 Pada contoh kasus n tdak boleh dlakukan proses pertukaran karena Gen A15 sudah terdapat pada Kromosom 2. Flowchart proses Crossover dapat dlhat pada Gambar 6. n: Jumlah Soal α : Koefsen Dffculty soal ke-. β : Koefsen Dskrmnan soal ke-. δ : Tngkat Dffculty soal nomor ke-. γ : Tngkat Dffculty yang dngnkan untuk soal ke-. ω = Tngkat Dskrmnan soal nomor ke-. λ = Tngkat Dskrmnan yang dngnkan soal ke-. Tujuan dar penggunaan C (Konstanta) adalah agar hasl dar penghtungan nla ftnest cost tersebut selalu postf. Hal n dsebabkan karena nsalsas awal untuk nla FC kromosom terbak adalah = 0. Apabla ngn membuat paket soal yang lebh dtekankan pada nla dffculty maka nputan koefsen α yang dperbesar, sebalknya apabla kta ngn membuat paket soal yang lebh dtekankan pada nla dskrmnan, maka nla β yang dperbesar. Setelah dketahu nla FC terbak maka sesua dengan metode eltsm, kromosom terbak akan dsmpan untuk dsertakan pada generas berkutnya. Flowchart proses Seleks dapat dlhat pada Gambar 5. Gambar 4. Flowchart Proses Mutas Proses Seleks Proses seleks adalah proses mencar kromosom terbak dalam satu generas. Dmana untuk menentukan suatu kromosom terbak dapat dlhat dar nla ftnest cost-nya. Rumus untuk menghtung nla ftnest cost ddefnskan sbb: n FC( Kr) = C ( α δ γ ) + ( β ω λ ) (3) = 1 d mana: FC(Kr) adalah nla FC dar suatu kromosom Kr. C: Konstanta = ( α + 2 β ) n = 1 Gambar 5. Flowchart Proses Seleks Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Krsten Petra

6 Intan, Penggunaan Hbrdsas Genetcs Algorthms dan Fuzzy Sets 29 kromosom dengan nla FC tertngg akan dplh menjad paket soal. Yang dmaksud dengan efsens Nla FC adalah perbandngan antara Nla FC dar kromosom terplh dengan nla FC dar maskmal (terbak). Dmana nla FC maksmal dapat dperoleh dar konstanta C pada rumus 3. Sehngga efsens nla FC dapat ddefnskan sbb: FC( Kr) Eff ( Kr) = 100% (4) C dmana Eff(Kr) adalah efsens nla FC dar suatu kromosom Kr. Flowchart proses pengulangan dapat dlhat pada Gambar 7. Gambar 7. Flowchart Proses Pengulangan Gambar 6. Flowchart Proses Crossover Proses Pengulangan Dalam aplkas n apabla jumlah generas belum mencapa jumlah generas yang dnputkan oleh user atau efsens dar nla Ftnest Cost belum mencapa kengnan user maka akan kembal ke proses regeneras. Sebalknya apabla salah satu konds terpenuh maka proses akan berhent dan KESIMPULAN Berdasarkan mplementas program yang telah dbuat pada [3], hasl-hasl yang ddapat dar pengujan yang dlakukan adalah sebaga berkut: Keberhaslan dan kecepatan GA untuk mencapa tolerable soluton (dtentukan oleh Ftnest Cost yang dngnkan user) sangat dpengaruh fungs random, sehngga penggunaan fuzzy sets dan fuzzy relatons dalam pemlhan kromoson awal akan lebh mempercepat pencapaan tolerable solutons. Meskpun demkan, tetap dperlukan untuk menentukan proses Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Krsten Petra

7 30 JURNAL INFORMATIKA VOL. 6, NO. 1, MEI 2005: regeneras sampa dengan jumlah generas tertentu untuk mencegah kemungknan tolerable solutons yang dngnkan terlalu sempurna yang dapat menyebabkan run tme sstem overflow. Untuk penyusunan paket soal yang terdr dar soal bacaan cenderung memlk nla Ftnest Cost yang lebh rendah darpada nla Ftnest Cost untuk paket soal tanpa soal bacaan, hal n dsebabkan karena untuk soal bacaan pengamblan soal dlakukan untuk beberapa nomer sekalgus, dbandng dengan soal tunggal yang hanya dambl untuk satu nomer soal saja. DAFTAR PUSTAKA 1. G. J. Klr, B. Yuan, Fuzzy Sets and Fuzzy Logc: Theory and Applcatons, New Jersey: Prentce Hall, Goldberg. Davd E. Genetc Algorthms n Search, Optmaton & Machne Learnng, Addson Wesley Publshng Companym Inc R. Intan, M. Mukadono, Approxmate Reasonng n Knowledge-based Fuzzy Sets, Proceedng of NAFIPS-FLINT 02, New Orleans, June 2002, n press. 4. R. Intan, M. Mukadono, M. Emoto, Knowledge- based Representaton of Fuzzy Sets, Proceedng of FUZZ-IEEE 02, Honolulu, Hawa, May 2002, pp T. Lmantono, Perencanaan dan pembuatan program untuk memproduks paket soal test masuk mahasswa baru dengan menggunakan Metode Genethc Algorthm dan fuzzy set, Skrps, Jur. Informatka, UK. Petra, Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Krsten Petra

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno TH, Pengembangan Metode Algortma Gen, Hal 93-0 PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno Tr Hayat Abstrak Metode optmas

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI Pendahuluan o Ukuran dspers atau ukuran varas, yang menggambarkan derajat bagamana berpencarnya data kuanttatf, dntaranya: rentang, rentang antar kuartl, smpangan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Negosas Negosas dapat dkategorkan dengan banyak cara, yatu berdasarkan sesuatu yang dnegosaskan, karakter dar orang yang melakukan negosas, protokol negosas, karakterstk dar nformas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy

Optimasi Fungsi Keanggotaan Fuzzy Optmas Fungs Keanggotaan Fuzzy Tsukamoto Dua Tahap Menggunakan Algortma Genetka Pada Pemlhan Calon Penerma Beasswa dan BBP-PPA (Stud Kasus: PTIIK Unverstas Brawjaya Malang) Bunga Amela Restuputr 1, Wayan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB Putr Har Ikhtarn ), Bety Nurltasar 2), Hafdz Alda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

STATISTIK menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non bilangan, yg disusun ke dlm tabeldiagram-grafik yang menggambarkan suatu persoalan.

STATISTIK menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non bilangan, yg disusun ke dlm tabeldiagram-grafik yang menggambarkan suatu persoalan. PERTEMUAN 1 STATISTIK menyatakan kumpulan data, blangan maupun non blangan, yg dsusun ke dlm tabeldagram-grafk yang menggambarkan suatu persoalan. STATISTIKA lmu yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI. untuk setiap B X. fraktal. Penjelasan dimulai dengan pengenalan Multiple Reduction Copy

BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI. untuk setiap B X. fraktal. Penjelasan dimulai dengan pengenalan Multiple Reduction Copy BAB III METODE KOMPRESI DAN DEKOMPRESI Kompres ctra fraktal memodelkan ctra sebaga lmt dar suatu proses teras. Jka dberkan suatu ctra A X, metode n akan mencar suatu proses W sedemkan sehngga ttk tetap

Lebih terperinci

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF

PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF PEMILIHAN VARIABEL YANG RELEVAN PADA ATURAN FUZZY MENGGUNAKAN JARINGAN YARAF r Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas Teknolog Industr Unverstas Islam Indonesa Yogyakarya emal: cce@ft.u.ac.d Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos Pabelan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Penjadwalan Penjadwalan menurut Baker (1993, p) adalah alat bantu yang pentng dalam proses produks d suatu ndustr bak tu berupa barang maupun jasa. Dmana penjadwalan memlk pengaruh

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan Bahan Kulah : Topk Khusus Metode Weghted Product (WP) menggunakan perkalan untuk menghubungkan ratng atrbut, dmana ratng setap atrbut harus dpangkatkan dulu dengan bobot atrbut yang bersangkutan. Proses

Lebih terperinci

PENGURUTAN DATA. A. Tujuan

PENGURUTAN DATA. A. Tujuan PENGURUTAN DATA A. Tuuan Pembahasan dalam bab n adalah mengena pengurutan data pada sekumpulan data. Terdapat beberapa metode untuk melakukan pengurutan data yang secara detl akan dbahas ddalam bab n.

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Studi Kasus : Metode Secant)

PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Studi Kasus : Metode Secant) PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Stud Kasus : Metode Secant) Melda panjatan STMIK Bud Darma, Jln.SM.Raja No.338 Sp.Lmun, Medan Sumatera Utara Jurusan Teknk Informatka e-mal : meldapjt.78@gmal.com

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 1, No. 1, (Sept. ) ISSN: 3-98X D-3 Analss Statstk entang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Waktu unggu Kerja Fresh Graduate d Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh Nopemper

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

UKURAN GEJALA PUSAT &

UKURAN GEJALA PUSAT & UKURAN GEJALA PUSAT & UKURAN LETAK UKURAN GEJALA PUSAT & LETAK Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengena suatu populas atau sampel Ukuran yang merupakan wakl kumpulan data mengena populas atau sampel

Lebih terperinci

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan)

APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Studi Kasus Pengenalan Karakter Tulisan Tangan) APLIKASI KORELASI PEARSON DALAM MEMBANGUN MODEL TREE-AUGMENTED NETWORK (TAN) (Stud Kasus Pengenalan Karakter Tulsan Tangan) Irwan Bud Santoso Jurusan Teknk Informatka, Sans dan Teknolog Unverstas Islam

Lebih terperinci

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a UKURAN SAMPEL Prof. Dr. H. Almasd Syahza, SE., MP Emal: asyahza@yahoo.co.d Webste: http://almasd. almasd.staff. staff.unr.ac.d Penelt Senor Unverstas Rau Penentuan Sampel Peneltan lmah hampr selalu hanya

Lebih terperinci

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil .1 Sstem Makroskopk dan Sstem Mkroskopk Fska statstk berangkat dar pengamatan sebuah sstem mkroskopk, yakn sstem yang sangat kecl (ukurannya sangat kecl ukuran Angstrom, tdak dapat dukur secara langsung)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Game Theory BAB II DASAR TEORI Perkembangan zaman telah membuat hubungan manusa semakn kompleks. Interaks antar kelompok-kelompok yang mempunya kepentngan berbeda kemudan melahrkan konflk untuk mempertahankan kepentngan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7 ANGKAAN AUS SEAAH (DC). Arus Searah (DC) Pada rangkaan DC hanya melbatkan arus dan tegangan searah, yatu arus dan tegangan yang tdak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaan DC melput: ) batera ) hambatan

Lebih terperinci

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK:

BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA. CONTOH : HASIL ULANGAN MATEMATIKA 5 SISWA SBB: PENGERTIAN STATISTIKA DAN STATISTIK: BAB IX. STATISTIKA Contoh : hasl ulangan Matematka 5 sswa sbb: 6 8 7 6 9 Pengertan Statstka dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik Pendeteksan Data Penclan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Dagnostk Sally Indra 1, Dod Vonanda, Rry Srnngsh 3 1 Student of Mathematcs Department State Unversty of Padang,

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci