BAB IV VIBRASI KRISTAL
|
|
- Irwan Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV VIBRASI KRISTA Dala bab yang lalu, telah dibahas bahwa ristal tersusun oleh ato-ato yang dia pada posisinya di titi isi. Sesungguhnya, ato-ato tersebut tidalah dia, tetapi bergetar pada posisi esetibangannya. Getaran ato-ato pada suhu ruang adalah sebagai aibat dari energi teral, yaitu energi panas yang diilii ato-ato pada suhu tersebut. Getaran ato dapat pula disebaban oleh gelobang yang erabat pada ristal. Ditinjau dari panjang gelobang yang digunaan dan dibandingan dengan jara antar ato dala ristal, dapat dibedaan pendeatan gelobang pende dan pendeatan gelobang panjang. Disebut pendeatan gelobang pende apabila gelobang yang digunaan eilii panjang gelobang yang lebih ecil dari pada jara antar ato. Dala eadaan ini, gelobang aan elihat ristal sebagai tersusun oleh ato-ato yang disrit, sehingga pendeatan ini sering disebut pendeatan isi disrit. Sebalinya, bila dipaai gelobang yang panjang gelobangnya lebih besar dari jara antar ato, isi aan napa alar (ontinyu) sebagai suatu edia perabatan gelobang. Oleh arena itu, pendeatan ini sering disebut sebagai pendeatan isi alar. GEOMBANG EASTIK DAN FONON Dala pendeatan gelobang panjang, tinjau sebuah batang berpenapang A dengan rapat assa ρ, yang dirabati gelobang eani e arah eanjang batang x. Pada setiap titi x dala batang terjadi perubahan panjang u (x) sebagai aibat adanya tegangan σ(x) dari gelobang, lihat gabar. Dapat ditulisan regangan pada batang : Gabar Pendahuluan Fisia Zat Padat
2 du...() dx arena tegangan σ yang eenuhi huu Hooe sebagai beriut : E...() dengan E enyataan Modulus elasti atau Modulus Young. Selanjutnya, enurut huu edua Newton, tegangan yang beerja pada eleen batang dx enghasilan gaya sebesar : F A { (x dx) - (x)}...(3) aan enyebaban assa eleen batang tersebut (ρadx) endapatan percepatan u sebesar ( ) sehingga : t u Adx A{ ( x dx) ( x)}...(4) t Perhatian lebih lanjut ruas anan persaaan (.4), dapat dijabaran : dx x E dx dx du...(5) E dx x dx d u E dx dx Masuan ebali hasil (5) e persaaan seula (4) eberian : yang dapat disederhanaan enjadi : u u Adx E dx. A t x u u...(6) x E t yaitu persaaan gelobang elasti. Dan bila dibandingan dengan persaaan gelobang uu : u x v s u t Pendahuluan Fisia Zat Padat
3 aan diperoleh ungapan bagi ecepatan gelobang elasti : E v s...(7) Jelas bahwa ecepatan gelobang eani dala batang (secara uu pada zat padat) bergantung pada besaran elasti bahan tersebut, yani odulus Young. Karena perabatan gelobang tersebut bergantung pada besaran elasti aa gelobang yang bersangutan disebut gelobang elasti. Bentu penyelesaian dari persaaan gelobang, persaaan (6), dapat dipilih solusi gelobang bidang : u(x) u 0 exp (ix - it)...(8) dengan bilangan gelobang (= π/λ), ω freuensi sudut dan λ panjang gelobang. Bila hanya diperhatian bergantung gelobang terhadap posisi (x), dengan engabaian fator watu (t), aa fungsi gelobang bidang dapat ditulis : u(x) u 0 exp (ix) (9) Dengan enganggap panjang batang, fungsi gelobang harus eenuhi syarat periodi, yaitu nilai pada ujung iri (x = 0) harus saa dengan nilainya pada ujung anan (x = ), jadi : Ini berarti, atau : dan : u( x 0) u( x ) (0) u0 u0 exp( i) exp( i) i ln( ) n () dengan n = 0, ±, ±,... Persaaan terahir (.) engungapan bahwa gelobang dapat erabat dala batang yang panjangnya bilaana bilangan gelobangnya eilii harga elipatan bulat (0,,,...) dari π/. Atau dengan ata lain bilangan gelobang berharga disrit. Keadaan di atas bila ditulisan dala ruang (oordinat yang enyataan bilangan gelobang) aan terlihat seperti pada gabar a. Titi-titi dala ruang Pendahuluan Fisia Zat Padat 3
4 enyataan raga (oda) gelobang. Andaian panjang batang cuup besar (>>), aa jara π/ aan endeati nol dan ini berarti titi-titi dala ruang - ain berdeatan (ruang - endeati alar/ uasi ontinyu), lihat gabar b. Gabar. Ruang satu diensi : a. disrit, dan b. alar Berdasaran gabar dapat didefinisian julah raga gelobang elasti yang epunyai bilangan gelobang antara dan + d (dala interval d) adalah : dengan : d d.() Julah raga gelobang seperti pada persaaan (.) untu setiap satuan volue disebut rapat eadaan atau ditulis g() d. Rapat eadaan dapat juga diungapan sebagai freuensi sudut ω, yaitu g(ω) dω; yang enyataan julah raga gelobang elasti persatuan volue dengan freuensi antara ω dan ω+dω (dala interval dω). Di piha lain, dan ω berhubungan satu saa lain elalui hubungan dispersi, lihat gabar 3., yaitu bahwa ω berbanding lurus terhadap untu isi alar : v s.(3) Pendahuluan Fisia Zat Padat 4
5 Pendahuluan Fisia Zat Padat 5 Gabar 3. Hubungan dispersi linier untu isi alar (pendeatan gelobang panjang) dengan v s adalah ecepatan gelobang pada ediu yang bersangutan. Melalui hubungan ini g(ω) dapat ditentuan : v s ) ( ) ( d d g d d g.(4) Anga pada persaaan tersebut uncul arena raga gelobang eliputi daerah (positif dan negatif), yaitu berhubungan dengan gelobang yang erabat e arah anan dan iri. ebih lanjut, perubahan gelobang di atas dapat diperluas untu asus tiga-diensi. Dala ruang tiga-diensi, fungsi gelobang dengan engabaian fator watu ditulis : )} ( exp{ ),, ( 0 z y x i u z y x u z y x (5) Syarat batas periodi enghasilan : )} ( exp{ z y x i (6) Hal ini dapat dipenuhi oleh :,..., 0,,, ; ; n l n l z y x
6 Setiap titi dala ruang - q dinyataan oleh : ( x,, ) y z.(7) l,, n yang erupaan satu raga gelobang. Pada gabar 4. diluisan ruang - tigadiensi, proyesi pada bidang y - z dan besarnya volue yang ditepati oleh satu titi ( x, y, z ) dala ruang - tersebut. Gabar 4. Ruang tiga diensi : a. ruang dala uadran I ( x, y, z 0); b. proyesi ruang pada bidang y - z ; c. volue yang ditepati oleh satu titi dala ruang Rapat eadaan g(ω) dala ruang tiga-diensi dari rabatan gelobang dapat ditentuan berdasaran gabar 4. Julah raga gelobang (dala bola berjejari q) adalah perbandingan antara volue bola dan volue yang ditepati oleh satu titi dala ruang -, jadi : 4 3 N (8) Turunan (diferensiasi) N terhadap q aan eberian g(ω) dω : Pendahuluan Fisia Zat Padat 6
7 atau, dn 3 d g d Gunaan hubungan dispersi : g 3 d d Sehingga diperoleh : g v ; V s 3 v s v s d ; d v.(9) s V = 3, yaitu volue ediu apabila berbentu ubus. Dengan hasil ruusan terahir, dapat diperluas hubungan antara julah raga gelobang yang dinyataan oleh titititi dala ruang -. Dala pengertian ini, satu titi ( x, y, z ) setara dengan 3 (tiga) raga gelobang dala ruang (oordinat) tiga-diensi. Anggap, isalnya, gelobang erabat e arah - x, aa raga e arah x ini enjadi gelobang longitudinal ( raga) sedangan raga e arah y dan z enjadi gelobang tronsversal ( raga), sehingga : ( x, y, z) - raga longitudinal - raga transversal Dala asus gelobang erabat e arah subu x, aa ungapan rapat eadaan dapat ditulisan ebali berbentu : g V 3 v s, vs, 3 T.(0) dengan v s, dan v s,t adalah ecepatan gelobang longitudinal dan ecepatan gelobang transversal. Sapai sejauh ini, ita telah ebahas rabatan gelobang elasti pada bahan padat. Gelobang elasti pada zat padat ini dapat disebaban bai oleh gelobang eani (bunyi/ultrasoni) aupun oleh gelobang teral (infraerah). Kedua gelobang tersebut dapat enyebaban getaran isi. Untu selanjutnya, paet-paet energi getaran isi disebut fonon. Fonon dapat dipandang sebagai uasi partiel seperti halnya foton pada gelobang cahaya/eletroagnet. Melalui onsep yang irip dualise partiel- Pendahuluan Fisia Zat Padat 7
8 gelobang ini, rabatan getaran isi dala zat padat dapat dianggap sebagai aliran fonon. Beberapa onsep dualise gelobang-pertiel ditunjuan pada tabel. Tabel. Beberapa esitasi eleenter pada zat padat. GEOMBANG PARTIKE Gel. Eletroagnet Foton Gel. Elasti/getaran Kisi Fonon Gel. Eletron Koletif Plason Gel. Magnetisasi Magnon Gel. Eletron + deforasi elasti Polaron Gel. Polarisasi Esiton. GETARAN KRISTA YANG BERBASIS SATU ATOM (MONOATOMIK) Kita ulai dengan asus yang sederhana. Yaitu asus yang elibatan getaran ristal aibat adanya gelobang elastis yang erabat dala arah [ 0 0] ; [ 0] ; [ ]. [ ] [ 0 0] [ 0] Untu setiap vetor gelobang ( ) terdapat 3 odel getaran yaitu : buah longitudinal dan buah transversal. Pendahuluan Fisia Zat Padat 8
9 ARAH RAMBAT (SB.X) US (ARAH SIMPANGAN) BUAH GEOMBANG ONGITUDINA Y SIMPANGAN X Z ARAH RAMBAT SIMPANGAN BUAH GEOMBANG TRANSVERSA Pendahuluan Fisia Zat Padat 9
10 Kita anggap bahwa ristal aan erespon Gelobang elasti secara linier terhadap gaya. Artinya : gaya yang beerja pada bidang ristal yang e : s adalah sebanding dengan selisih sipangannya. Jadi: F s = c (U s+ - U s ) + c (U s- - U s ) F s = c (U s+ + U s- U s )...() Dengan : F s C U s = gaya yang beerja pada bidang ristal yang e : s = tetapan elastisitas = sipangan bidang ristal yang e s U s+ = sipangan bidang ristal yang e s+ U s- = sipangan bidang ristal yang e s- Persaaan gera bidang ristal e s adalah : F =. a = c. Δx. a = huu newton c. Δx = huu hooe d U. s = c (U s+ + U s- U s )...() = assa ato. Solusi dari persaaan gera ini tergantung pada watu (t) yang dinyataan oleh : U s = e - i ω t Karena pers () erupaan turunan hanya terhadap watu, aa : d U s s U d = = e - i ω t [ e - i ω t ] = - ω. e - i ω t d s U = - ω U s Karena itu pers () dapat ditulis : -ω U s = c (U s+ + U s- U s )...(3) Pendahuluan Fisia Zat Padat 0
11 Solusi: U s = e - i ω t dapat ditulis sebagai beriut : U s = e - i ω t e - i π v t = e - i π v t λ/λ Us = e - i x = e - i s a Secara lengap U s dapat ditulis sebagai beriut: U = aplitudo Karena itu: U s =U. e - i s a...(4) U s+ =U. e - i (s+) a =U. e - i s a. e + i a Pers (5) (3) didapat : U s+ = U s e i a...(5) -ω U s = c (U s e i a + U s e - i a U s ) -ω = c (e i a + e - i a )...(6) Karena e + i θ = cos θ + i sin θ aa e i a + e - i a = cos a Sehingga persaaan (6) enjadi: ω = -c ( cos a ) ω c = (-cos a) ω c = [ (-cos a)] -/...(7) Dengan -cos a = sin (½ a), Persaaan (7) enjadi : ω c = sin (½a) ω = c sin ½ a...(8) c Persaaan (8) = A (aplitudo) erupaan Persaaan Dispersi. Persaaan (8) enyataan hubungan antara freuensi sudut (ω) terhadap vetor gelobang (). ω = f() Pendahuluan Fisia Zat Padat
12 Bila dinyataan dengan grafi Sin π/ = sin 90 o ax = Sin Sin / /3 = sin 45 o = ½ = sin 30 o = ½ Kecepatan grup (ecepatan elopo) vg d V g = gradien d Daerah Brillovin I d = ( d Pada saat : a = π c sin ½ a ) V g = a c a = π λ = a cos½ a...(9) V g = a grafi) a = π/ c cos½ a = 0 artinya : tida ada gradien eiringan (lihat di a = π/ λ = 4a V g = a c cos π/4 Pendahuluan Fisia Zat Padat
13 0,74 a c ada gradien eiringan. 3. VIBRASI KRISTA DIATOMIK Persaaan gera : F =.a = c. Δx Untu d U s = c {(V s - U s )+( V s- -U s ) d U s = c { V s + V s- U s }...() Untu d U s = c {(U s+ -V s )+(U s -V s ) Solusinya : d U s = c {U s+ +U s V s }...() U s+ U s V s i (sa ωt) = U. e i (sa ωt) = V. e = U. e i (sa ωt).e ia V s- = V. e i (sa ωt).e -ia...(3) Persaaan (3) diasuan e persaaan () diperoleh U s i (sa ωt) = U. e du s = - iωu. e i (sa ωt) d s U = -ω i (sa ωt) U. e -.U ω e i (sa ωt) =c{u. e i (sa ωt) + V. e i (sa ωt).e -ia - U. e i (sa ωt) } Pendahuluan Fisia Zat Padat 3
14 -.Uω =c{u+ Ve -ia - U}...(4) Dengan cara yang saa bila persaaan (3) diasuan e persaaan () didapat : -.Vω =cu(+ e ia )- cv}...(5) Dari persaaan (4) dan persaaan (5) bila dibuat deterinant: c ( c)( e ia ) ( c)( e ia ) U c- V = 0 c ( c)( e ia ) ( c)( e ia ) =0 c- {( c )( c )}-{ ( c)( e ia ) ( c)( e ia ) } =0 ( )ω 4 -{c( + )}ω -c (+ e ia+ e -ia ) =0 Ingat e + i a = cos a + i sin a e i a + e - i a = cos a Maa ( )ω 4 -{c( + )}ω +c (- cos a)=0 Ruus abc: (ω ) = Ingat c( ) -cos a = sin ½ a Maa {c( )} ( 4( ) )(c )( cos a) (ω ) =c( ) + c 4 a ( ) sin ( )...(6) Persaaan (6) erupaan persaaan cabang opti (gelobang eletroagneti) (ω ) =c( ) - c 4 a ( ) sin ( )...(7) Persaaan (7) erupaan persaaan cabang austi (bunyi) Pendahuluan Fisia Zat Padat 4
15 Grafi: f ) Untu ( =0 ω op= (c)( ) ω op= (c)( ) ω a = c( )-c( )=0 =π/a ω op = c( ) + c 4 ( ) = c( ) + c 4 ( ) ( ) Dengan cara yang saa : = c( ) + c ( ) ( ) = c( ) + c ( ) = c( ) + c ( ) ω op= ω a= c( ) - c ( ) ω a= c...(8) c...(9) Bila c c Pendahuluan Fisia Zat Padat 5
16 ω op ={c( )} / Cabang opti (c/ ) Daerah terlarang(tida ada energi yang dilalui) (c/ ) Cabang austi -π/a -π/a 0 π/a π/a Bila c c Yang terjadi adalah tida ada celah terlarang yang artinya untu setiap energi selalu enghasilan getaran Pendahuluan Fisia Zat Padat 6
17 DAFTAR PUSTAKA - Ditat Pendahuluan Fisia Zat Padat oleh Dra.Wiendartun, M.Si - Introduction To Solid State Physics Edition 6 oleh C.Kittel Pendahuluan Fisia Zat Padat 7
D. GAYA PEGAS. F pegas = - k x
D. GY EGS ESISIS. Elastisitas adalah : ecenderungan pada suatu benda untu berubah dala bentu bai panjang, lebar aupun tingginya, tetapi assanya tetap. Hal itu disebaban oleh gayagaya yang enean enarinya,
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X GETARAN HARMONIS K-13. A. Getaran Harmonis Sederhana
K-13 Kelas X FISIKA GETARAN HARMONIS TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, amu diharapan memilii emampuan sebagai beriut. 1. Memahami onsep getaran harmonis sederhana pada bandul dan pegas
Lebih terperincieinstein cs Fisika Soal
[OSN-Kabupaten 2008] 1. Sebuah elevator nai e atas dengan percepatan a e. Saat etinggian elevator terhadap tanah adalah h dan ecepatannya adalah v e (anggap t = 0), sebuah bola dilepar vertial e atas dengan
Lebih terperinciKumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k
Kumpulan soal-soal level selesi Kabupaten: 1. Sebuah heliopter berusaha menolong seorang orban banjir. Dari suatu etinggian L, heliopter ini menurunan tangga tali bagi sang orban banjir. Karena etautan,
Lebih terperinciBAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas
BAB ELASTISITAS 4. Elastisitas Zat Padat Dibandingan dengan zat cair, zat padat lebih eras dan lebih berat. sifat zat padat yang seperti ini telah anda pelajari di elas SLTP. enapa Zat pada lebih eras?
Lebih terperinciBAB II RESPONS STRUKTUR TERHADAP PEMBEBANAN DINAMIK
Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa BAB II RESPONS STRUKTUR TERHADAP PEMBEBANAN DINAMIK. UMUM Gepa bui adalah suatu geraan tiba tiba atau suatu rentetan geraan tiba
Lebih terperinciKumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi:
Kumpulan soal-soal level selesi provinsi: 1. Sebuah bola A berjari-jari r menggelinding tanpa slip e bawah dari punca sebuah bola B berjarijari R. Anggap bola bawah tida bergera sama seali. Hitung ecepatan
Lebih terperinciOLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 BIDANG ILMU FISIKA
OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 BIDANG ILMU FISIKA SELEKSI TIM INDONESIA untu IPhO 2013 SOAL TES TEORI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH
Lebih terperinciGetaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Getaran atom dalam zat padat dapat disebabkan oleh gelombang yang merambat pada Kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digelombang yang digunakan dan dibandingkan
Lebih terperinciUJI COBA MATERI KELAS XI SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG
UJI COBA MATERI KELAS XI SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG Mata Pelajaran : Fisia Hari/tanggal : Juat, 10 Januari 2014 Kelas : XII IPA Watu : 07.30 09.30 WIB Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara enghitaan
Lebih terperinciOptimasi Non-Linier. Metode Numeris
Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks.
Soal-Jawab Fisia OSN - ( poin) Sebuah pipa silinder yang sangat besar (dengan penampang lintang berbentu lingaran berjarijari R) terleta di atas tanah. Seorang ana ingin melempar sebuah bola tenis dari
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
15 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Relasi Dispersi Pada bagian ini aan dibahas relasi dispersi untu gelombang internal pada fluida dua-lapisan.tinjau lapisan fluida dengan ρ a dan ρ b berturut-turut merupaan
Lebih terperinci( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang
Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan
Lebih terperinciOSN 2014 Matematika SMA/MA
Soal 5. Suatu barisan bilangan asli a 1, a 2, a 3,... memenuhi a + a l = a m + a n untu setiap bilangan asli, l, m, n dengan l = mn. Jia m membagi n, butian bahwa a m a n. Solusi. Andaian terdapat bilangan
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL
PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor
Lebih terperinciAnalisa Mode Getar Membran Melingkar The Analysis Of Circular Membrane Vibration Modes
Analisa Mode Getar Mebran Melingar The Analysis Of Cirular Mebrane Vibration Modes Herfien Rediansyah, Agus Purwanto dan Suarna Pusat Studi Getaran dan Bunyi, Jurdi Fisia, FMIPA, UNY ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB TINJAUAN PUSTAKA.1 Sifat Dasar Neutron Neutron yang dihasilan dari reator nulir biasanya merupaan neutron berenergi rendah. Secara umum, neutron energi rendah dapat dilasifiasian dalam tiga enis yaitu
Lebih terperinci4. 1 Spesifikasi Keadaan dari Sebuah Sistem
Dalam pembahasan terdahulu ita telah mempelajari penerapan onsep dasar probabilitas untu menggambaran sistem dengan jumlah partiel ang cuup besar (N). Pada bab ini, ita aan menggabungan antara statisti
Lebih terperinciBahan Minggu II, III dan IV Tema : Kerangka acuan inersial dan Transformasi Lorentz Materi :
Bahan Minggu II, III dan IV Tema : Keranga auan inersial dan Transformasi Lorent Materi : Terdaat dua endeatan ang digunaan untu menelusuri aedah transformasi antara besaran besaran fisis (transformasi
Lebih terperinciFISIKA. Sesi GELOMBANG CAHAYA A. INTERFERENSI
FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 03 Sesi NGAN GELOMBANG CAHAYA Cahaya erupakan energi radiasi berbentuk gelobang elektroagnetik yang dapat dideteksi oleh ata anusia serta bersifat sebagai gelobang
Lebih terperinciOLEH: DESTRIYANTI TRI BUDIARTI YULLIA HESTIANA IRWAN SEPTEMBER GUNAWAN
OLEH: DESTRIYANTI 7 58 TRI BUDIARTI 7 YULLIA HESTIANA 7 5 IRWAN SEPTEBER 7 46 GUNAWAN 7 KELAS : 6. L ATA KULIAH : ATEATIKA LANJUTAN DOSEN PENGASUH : FADLI, S.Si FAKULTAS KEGURUAN DAN ILU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciKENNETH CHRISTIAN NATHANAEL
KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL. Sistem Bilang Real. Fungsi dan Grafi. Limit dan Keontinuan 4. Limit Ta Hingga 5. Turunan Fungsi 6. Turunan Fungsi Trigonometri 7. Teorema Rantai 8. Turunan Tingat Tinggi 9.
Lebih terperinciDeret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII
Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam
Lebih terperinciBENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL
BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah
Lebih terperinciGETARAN PEGAS SERI-PARALEL
1 GETARAN PEGAS SERI-PARALEL I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konstanta pegas seri, paralel dan seri-paralel (gabungan). 2. Mebuktikan Huku Hooke. 3. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan assa
Lebih terperinciPemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai
Pemodelan Dan Esperimen Untu enentuan Parameter Tumbuan Non Elasti Antara Benda Dengan Lantai Puspa onalisa,a), eda Cahya Fitriani,b), Ela Aliyani,c), Rizy aiza,d), Fii Taufi Abar 2,e) agister Pengajaran
Lebih terperinciGerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan
Gerak Haronik Sederhana Pada Ayunan Setiap gerak yang terjadi secara berulang dala selang waktu yang saa disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur aka disebut juga sebagai gerak haronik/haronis.
Lebih terperinciGelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr
Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA
BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan
Lebih terperinciFONON I : GETARAN KRISTAL
MAKALAH FONON I : GETARAN KRISTAL Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat Disusun Oleh: Nisa Isma Khaerani ( 3215096525 ) Dio Sudiarto ( 3215096529 ) Arif Setiyanto ( 3215096537
Lebih terperinciGetaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan
2.1.2. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dala suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Seua benda
Lebih terperinciBAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK
BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING
Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan
Lebih terperinciSolusi Treefy Tryout OSK 2018
Solusi Treefy Tryout OSK 218 Bagian 1a Misalkan ketika kelereng encapai detektor bawah untuk pertaa kalinya, kecepatan subu vertikalnya adalah v 1y. Maka syarat agar kelereng encapai titik tertinggi (ketika
Lebih terperinciBAB III DIMENSI PARTISI GRAF KIPAS DAN GRAF KINCIR
BAB III DIMENSI PARTISI GRAF KIPAS DAN GRAF KINCIR 3. Dimensi Partisi Graf Kipas (F n ) Berdasaran Proposisi dan Proposisi, semua graf G selain graf P n dan K n memilii 3 pd(g) n -. Lebih husus, graf Kipas
Lebih terperinciVARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti
Lebih terperinciPENGARUH GAYA PADA SIFAT ELASTISITAS BAHAN
PENGARUH GAYA PADA SIAT ELASTISITAS BAHAN SMA Kelas XI Semester Standar Kompetensi. Menganalisis gejala alam dan eteraturannya dalam caupan meania benda titi Kompetensi Dasar.3 Menganalisis pengaruh gaya
Lebih terperinciALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER
ALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER Oleh: Supardi SEKOLAH PASCA SARJANA JURUSAN ILMU FISIKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 1 PENDAHULUAN Liquid Crystal elastomer (LCE
Lebih terperinci( x) LANDASAN TEORI. ω Ω ke satu dan hanya satu bilangan real X( ω ) disebut peubah acak. Ρ = Ρ. Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang
LANDASAN TEORI Ruang Contoh Kejadian dan Peluang Suatu percobaan yang dapat diulang dalam ondisi yang sama yang hasilnya tida dapat dipredisi secara tepat tetapi ita dapat mengetahui semua emunginan hasil
Lebih terperinciLampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04
50 Lapiran 1 - Prosedur peodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol sipangan antar tingkat enggunakan progra ETABS V9.04 Pada sub bab ini, analisis struktur akan dihitung serta ditunjukan dengan prosedur
Lebih terperinciREVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA
REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu
Lebih terperinciANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT
Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN
BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan
BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini disampaian beberapa pengertian dasar yang diperluan pada bab selanutnya. Selain definisi, diberian pula lemma dan teorema dengan atau tanpa buti. Untu beberapa teorema
Lebih terperinci1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik
1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang
Lebih terperinciTRANFORMASI MATRIKS PADA RUANG BARISAN KONVERGEN
TRANFORMASI MATRIKS PADA RUANG BARISAN KONVERGEN Wahidah Alwi Dosen pada Jurusan Mateatia Faultas Sains dan Tenologi UIN Alauddin Maassar Eail. Teno_sains@yahoo.co Abstract: The calculus have introduce
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA
BAB II KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA. GEMPA BUMI Gempa bumi adalah suatu geraan tiba-tiba atau suatu rentetetan geraan tiba-tiba dari tanah dan bersifat transient yang berasal dari suatu daerah
Lebih terperinciBAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK
BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii
Lebih terperinciGelombang Elektromagnetik
Michael Faraday Jaes Clerk Maxwell Medan lektroagnetik Pergerakan uatan listrik enghasilkan edan agnet Perubahan edan agnet dapat enibulkan pergerakan uatan listrik Koil/kuparanjikadialirilistrikakanenghasilkanedanagnet
Lebih terperinciBEBERAPA MODIFIKASI METODE NEWTON RAPHSON UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH AKAR GANDA. Supriadi Putra, M,Si
BEBERAPA ODIFIKASI ETODE NEWTON RAPHSON UNTUK ENYELESAIKAN ASALAH AKAR GANDA Suriadi Putra,,Si Laboratorium Komutasi Numeri Jurusan atematia Faultas atematia & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kamus
Lebih terperinciBAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.
BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Ruang Vetor Nyata. Subruang. Kebebasan Linier 4. Basis dan Dimensi 5. Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nul 6. Ran dan Nulitas
Lebih terperinciPenerapan Sistem Persamaan Lanjar untuk Merancang Algoritma Kriptografi Klasik
Penerapan Sistem Persamaan Lanjar untu Merancang Algoritma Kriptografi Klasi Hendra Hadhil Choiri (135 08 041) Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,
Lebih terperinciTRY OUT UJIAN NASIONAL 2013 Mata Pelajaran : FISIKA
TRY OUT UJIN NSIONL 2013 Mata Pelajaran : FISIK 1. ndi menguur diameter sebuah lingaran dengan menggunaan janga sorong. Hasil penguurannya terlihat pada gambar. Diameter lingaran tersebut. 1,21 cm. 1,25
Lebih terperinciBAB 2 TEORI PENUNJANG
BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan
Lebih terperinciBAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
BAB GLOMBANG LKTROMAGNTIK Contoh. Hubungan dan B dari gelobang bidang elektroagnetik Suatu gelobang bidang elektroagnetik sinusoidal dengan frekuensi 5 MHz berjalan di angkasa dala arah X, seperti ditunjukkan
Lebih terperinciAplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov
J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan
Lebih terperinciMateri. Menggambar Garis. Menggambar Garis 9/26/2008. Menggambar garis Algoritma DDA Algoritma Bressenham
Materi IF37325P - Grafia Komputer Geometri Primitive Menggambar garis Irfan Malii Jurusan Teni Informatia FTIK - UNIKOM IF27325P Grafia Komputer 2008 IF27325P Grafia Komputer 2008 Halaman 2 Garis adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar belaang Metode analisis yang telah dibicaraan hingga searang adalah analisis terhadap data mengenai sebuah arateristi atau atribut (jia data itu ualitatif) dan mengenai sebuah variabel,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Gelombang dan klasifikasinya. Gelombang adalah suatu gangguan menjalar dalam suatu medium ataupun tanpa medium. Dalam klasifikasinya gelombang terbagi menjadi yaitu :. Gelombang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya
Lebih terperinciDESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL
DESAIN SENSOR KECEPAAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILER KALMAN UNUK ESIMASI KECEPAAN DAN POSISI KAPAL Alrijadjis, Bambang Siswanto Program Pascasarjana, Jurusan eni Eletro, Faultas enologi Industri Institut
Lebih terperinciPendahuluan Gelombang
Pendahuluan Gelombang Dede Djuhana E-mail:dede@fisika.ui.ac.id Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0 Gelombang Gangguan sifat fisis suatu medium yang merambat dalam medium menurut tempat dan waktu, dimana medium
Lebih terperinci001 Persamaan diferensial persamaan diferensial biasa persamaan diferensial parsial Ilustrasi (1) (2) (3) (1) (2)
00 Persamaan diferensial Persamaan diferensial adala suatu persamaan yang mengaitan fungsi dan turunan atau diferensialnya Untu fungsi satu peuba pada persamaannya terlibat turunan biasa, seingga disebut
Lebih terperinciMATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor
MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK [KODE/SKS : KD4 / SKS] Ruang Vetor FIELD: Ruang vetor V atas field salar K adalah himpunan ta osong dengan operasi penjumlahan vetor dan peralian salar. Himpunan ta osong
Lebih terperinciBAB III METODE SCHNABEL
BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan
Lebih terperinciBAB IV VIBRASI KRISTAL
BAB IV VIBRASI KRISTAL MATERI : Gtaran (Vibrai) Krital 4..praaan dipri untuk krital brbai atu ato. 4..kcpatan klopok (group vlocity) 4.3 praaan dipri untuk krital brbai dua ato. 4.4.cabang optik 4.5.cabang
Lebih terperinciKINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012
KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB Konsep Kinetia/ Laju Reasi Laju reasi menyataan laju perubahan onsentrasi zat-zat omponen reasi setiap satuan watu: V [ M ] t Laju pengurangan onsentrasi
Lebih terperinciChap. 8 Gas Bose Ideal
Chap. 8 Gas Bose Ideal Model: Gas Foton Foton adalah Boson yg tunduk kepada distribusi BE. Model: Foton memiliki frekuensi ω, rest mass=0, spin 1ħ Energi E=ħω dan potensial kimia =0 Momentum p = ħ k, dengan
Lebih terperinciTEORI GAUGE DAN GRUP SIMETRI INTERNAL
Seminar Nasional Fisia 1 Jaarta 9 Juni 1 EORI GAUGE DAN GRUP SIMERI INERNAL. B. Prayitno Jurusan Fisia Universitas Negeri Jaarta Jl. Pemuda Rawamangun No. 1 Jaarta imur trun_@yahoo.com Abstra Pada maalah
Lebih terperinciBAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY)
BAB VII. RELE JARAK (DISTANCE RELAY) 7.1 Pendahuluan. Rele jara merespon terhadap banya inputsebagai fungsi dari rangaian listri yang panjang (jauh) antara loasi rele dengan titi gangguan. Karena impedansi
Lebih terperinciGejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:
Gejala Gelombang B a b B a b 1 gejala gelombang Sumber: www.alam-leoniko.or.id Jika kalian pergi ke pantai maka akan melihat ombak air laut. Ombak itu berupa puncak dan lembah dari getaran air laut yang
Lebih terperinciBAB II PENYEARAH DAYA
BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai
Lebih terperinciCAHAYA SEBAGAI GELOMBANG
Getaran, geobang dan Optia CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG. Tes ITB 976 Daa percobaan interferensi dua ceah (percobaan Young) dipaai sinar uning onoroatis, aa pada ayar terihat A. garis uning dan geap berseang-seing
Lebih terperinciBy. Risa Farrid Christianti, S.T.,M.T.
* By. Risa Farrid Christianti, S.T.,M.T. * Fasor tegangan dan arus pada resistor Perhatikan Gabar 1 dibawah ini Gabar 1.a. Dala daerah waktu Gabar 1.b. Dala daerah frekuensi Kita ulai dari persaaan daerah
Lebih terperinciDinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus
Fisika-TEP FTP UB /6/3 Dinaika 3 TIM FISIKA FTP UB PUSAT MASSA Titik pusat assa / centroid suatu benda ditentukan dengan ruus ~ x x ~ y y ~ z z Diana: x, y, z adalah koordinat titik pusat assa benda koposit.
Lebih terperinciVISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB
KARYA TULIS ILMIAH VISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB Oleh: Drs. Ida Bagus Alit Paramarta, M.Si. Dra. I.G.A. Ratnawati, M.Si. JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE ANALISIS
BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3
MEKANIKA TANAH MODUL 3 HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Silus hidrologi AIR TANAH DEFINISI : air yang terdapat
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU
PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip
Lebih terperinciTEORI KINETIKA REAKSI KIMIA
TORI KINTIK RKSI KII da (dua) pendeatan teoreti untu menjelasan ecepatan reasi, yaitu: () Teori tumbuan (collision theory) () Teori eadaan transisi (transition-state theory) atau teori omples atif atau
Lebih terperinciBAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI
BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI 3. Pengertian Prinsip Sangar Burung Merpati Sebagai ilustrasi ita misalan terdapat 3 eor burung merpati dan 2 sangar burung merpati. Terdapat beberapa emunginan bagaimana
Lebih terperinciStudi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunakan Metode Beda Hingga dan Crank-Nicholson
1 Studi Perbandingan Perpindahan Panas Menggunaan Metode Beda Hingga dan Cran-Nicholson Durmin, Drs. Luman Hanafi, M.Sc Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Tenologi
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Sistem struktur yang mengalami problem dinamik mempunyai perbedaan
BAB II TEORI DASAR II. Umum Sistem strutur yang mengalami problem dinami mempunyai perbedaan yang signifian terhadap problem stati. Yaitu sistem strutur pembebanan dinami memerluan sejumlah oordinat bebas
Lebih terperinciGeometri Bintang Berotasi Pada Keadaan Ambang
Geometri Bintang Berotasi Pada Keadaan Ambang Iwan Setiawan dan Muhammad Farchani osyid Kelompo iset Kosmologi, Astrofisia, dan Fisia Matematia Jurusan Fisia Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciTEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2
TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2 TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK Bentuk tegangan dan arus bolak balik Bentuk tegangan dan arus bolak balik Ruus dan Keterangannya ; v v : tegangan sesaat (volt) : tegangan
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH REMBESAN DAN TEORI JARINGAN MODUL 4. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224
MEKANIKA TANAH MODUL 4 REMBESAN DAN TEORI JARINGAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 154 PENDAHULUAN Konsep pemaaian oefisien permeabilitas untu
Lebih terperinciPENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT
PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan
Lebih terperinciFISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. A. ARUS BOLAK-BALIK a. Persamaan Arus dan Tegangan AC
FISIKA KEAS II IPA - KUIKUUM GABUNGAN 09 Sesi NGAN ANGKAIAN AUS BOAK-BAIK A. AUS BOAK-BAIK a. Persaaan Arus dan Tegangan A Arus bolak-balik adalah arus listrik yang arah dan besarnya senantiasa berubah
Lebih terperinciKoko Martono FMIPA - ITB
Koo Martono FMIPA - ITB 7 Persamaan diferensial Persamaan diferensial adala suatu persamaan yang mengaitan fungsi dan turunan atau diferensialnya Untu fungsi satu peuba pada persamaannya terlibat turunan
Lebih terperinciFISIKA. Sesi FENOMENA KUANTUM A. TEORI KUANTUM
FISIKA KLAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 13 Sesi NGAN FNOMNA KUANTUM A. TORI KUANTUM Teri uantum diemuaan leh Plan terait dengan cahaya. Cahaya merupaan gelmbang eletrmagneti berupa paet-paet energi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya
Lebih terperinciPEMROGRAMAN VISUAL BASIC UNTUK OPTIMASI STRUKTUR PELAT BERPENEGAR DENGAN BEBAN LATERAL PADA ALAS KAPAL
JURNA TEKNIK POMITS Vol., No., (0) ISSN: -59 (0-9 Print) PEMROGRAMAN VISUA ASIC UNTUK OPTIMASI STRUKTUR PEAT ERPENEGAR DENGAN EAN ATERA PADA AAS KAPA Danang Ea Sautro, M. Nurul Misbah ST.MT Jurusan Teni
Lebih terperinciII LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida
4 II LANDASAN TEORI Dala bab ini akan diberikan eori-eori yang berkaian dengan peneliian ini. Teori-eori ersebu elipui persaaan dasar fluida yang akan disarikan dari Billingha dan King [7], dan Wiha [8].
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupaan daerah pertemuan tiga lempeng tetoni besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific (gambar 1). Lempeng Indo-Australia bertabraan
Lebih terperinciRuang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya
J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 2, No. 1, May. 2005, 37 45 Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya Sadjidon Jurusan Matematia Institut Tenologi Sepuluh Nopember,
Lebih terperinciINTERFERENSI GELOMBANG
INERFERENSI GELOMBANG Gelombang merupakan perambatan dari getaran. Perambatan gelombang tidak disertai dengan perpindahan materi-materi medium perantaranya. Gelombang dalam perambatannya memindahkan energi.
Lebih terperinci