BAB II RESPONS STRUKTUR TERHADAP PEMBEBANAN DINAMIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II RESPONS STRUKTUR TERHADAP PEMBEBANAN DINAMIK"

Transkripsi

1 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa BAB II RESPONS STRUKTUR TERHADAP PEMBEBANAN DINAMIK. UMUM Gepa bui adalah suatu geraan tiba tiba atau suatu rentetan geraan tiba tiba dari tanah dan bersifat transien yang berasal dari suatu daerah terbatas dan enyebar dari titi tersebut e segala arah M. T. Zein. Gepa bui ini adalah penyebab goncangan tanah. Goncangan tanah ini enyebaban suatu gedung berespons secara husus, respons ini disebut respons dinais gedung. Beban dinai adalah beban yang erupaan fungsi dari watu, jadi besar dan arah beban berubah-ubah tergantung watu. Apabila strutur eneria beban dinai ini aa strutur aan berespons secara dinai juga, diana selain epunyai sipangan juga epunyai ecepatan dan percepatan. Selain sifat perubahan watu pada asalah dinai seperti di atas, juga terdapat sifat lain yaitu pada pebebanan dinai tibul gaya inersia yang enahan percepatan strutur aibat pebebanan. Pt Gaya inersia Gabar. Strutur dengan pebebanan dinai Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-

2 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa Untu eadaan seperti pada gabar di atas, analisis gaya inersia sangat ruit arena assa terdistribusi secara ontinu sepanjang bentang sehingga perpindahan dan percepatan harus ditetapan untu tiap-tiap titi sepanjang bentang tersebut. Untu enyederhanaan hal tersebut, assa batang dianggap terpusat pada titi-titi tertentu. Dengan deiian gaya inersia, perpindahan dan percepatan hanya terjadi pada titi-titi tersebut. Hal ini yang disebut dengan onsep assa tergupal luped ass. Julah oponen perpindahan pada assa tergupal yang harus dipertibangan agar ewaili pengaruh seua gaya inersia yang penting dari strutur tersebut disebut julah derajat ebebasan dinai. Apabila suatu siste dengan satu assa tergupal dibuat sedeiian rupa sehingga assa tersebut hanya dapat bergera dala satu arah saja aa disebut siste dengan satu derajad ebebasan SDOF. Koponen-oponen utaa dala pebebanan dinai pada siste SDOF ini adalah assa, sifat elastis eauan, eanise ehilangan energi redaan dan beban luar. Percepatan, ecepatan dan sipangan asing-asing aan enibulan gaya inersia, gaya redaan, dan gaya pegas.. SIFAT GONCANGAN TANAH Berdasaran penyebab goncangan tanah, terdapat beberapa aca gepa bui, yaitu : a. Gepa bui runtuhan Gepa bui ini disebaban antara lain oleh eruntuhan yang terjadi bai di atas aupun di bawah peruaan tanah, contohnya tanah longsor, salju longsor, dan jatuhnya batuan. b. Gepa bui vulani Gepa bui ini disebaban oleh egiatan gunung berapi bai sebelu aupun saat eletusnya gunung berapi tersebut. Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-

3 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa c. Gepa bui tetoni Gepa bui ini disebaban oleh terjadinya pergeseran ulit bui litosfer yang uunya terjadi di daerah patahan ulit bui. Beberapa retaan yang terdapat pada peruaan tanah adang-adang enjadi besar aibat suatu goncangan gepa dengan arah goncangan gepa adalah sebarang. Suatu reaan gepa earthquae record terdiri dari tiga bagian yang diuur dala asing-asing arah yang tega lurus, yaitu dua buah oponen horisontal dan satu buah oponen vertial sebagaiana yang diluisan dala Gabar.. Dari gabar ini ita dapat elihat harga goncangan gepa asiu, tida serenta terjadi pada etiga arah yang saling tega lurus. Hasil ini dapat diraalan apabila sifat goncangan gepa tadi adalah benar-benar sebarang seaca rando process. Searang tibul pertanyaan lain yaitu apa tola uur yang paling tepat digunaan untu eluisan goncangan tanah itu? Gabar. Sifat goncangan gepa Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-

4 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa Goncangan atau geraan tanah dapat diluisan dengan enggunaan tola uur perpindahan, ecepatan atau percepatan. Dala Grafi. enggabaran engenai reaan gepa bui El-Centro 9 N-S, Aeria Seriat. Reaan tersebut diluisan dengan enggunaan tola uur seperti yang telah disebutan di atas. Bilaana reaan percepatan dengan watu diintegrasian aa aan dihasilan reaan ecepatan dengan watu. Keudian bilaana reaan baru ini diintegrasian seali lagi aa aan dihasilan reaan perpindahan dengan watu. Dengan ata lain, bilaana ita engetahui salah satu dari reaanreaan tadi aa dengan udah dapat ditentuan reaan yang lainnya. Tetapi ana dari etiga reaan tadi yang paling berguna, atau apaah ita harus enggunaan lebih dari satu bentu reaan? Berhubung pengertian ita terhadap reaan ecepatan dan perpindahan asih sangat terbatas aa biasanya ita hanya eaai reaan percepatan saja untu analisis dinai. Biasanya juga ita engabaian pengaruh dari oponen goncangan tanah yang vertial dala perencanaan strutur bangunan gedung. Tetapi untu beberapa eleen gedung harus diaui bahwa ada pengaruh goncangan vertial. Jadi, tiap bangunan gedung tahan gepa harus direncanan agar dapat enahan goncangan gepa horisontal, yang terdiri dari dua oponen yang saling tega lurus. "g /s. Tie History Acceleration El Centro t deti Grafi. Reaan gepa bui El-Centro Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-

5 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa. RESPONS STRUKTUR DENGAN SATU DAN DUA DERAJAT KEBEBASAN Dala dinaia strutur, julah oordinat bebas independent coordinates diperluan untu enetapan susunan atau posisi siste pada setiap saat, yang berhubungan dengan julah derajat ebebasan degree of freedo. Pada uunya strutur beresinabungan epunyai julah derajat ebebasan ta berhingga. Naun dengan posisi idealisasi atau selesi, sebuah odel ateatis yang tepat dapat eredusi julah derajat ebebasan enjadi suatu julah disrit dan untu beberapa eadaan dapat enjadi berderajat ebebasan tunggal. Suatu strutur dapat dianggap sebagai berderajat tunggal bila dapat diodelisasian sebagai siste dengan oordinat perpindahan tunggal single displaceent coordinate... Model Mateati Siste Dinai SDOF Persaaan gera untu siste dengan SDOF dapat diperoleh dengan prinsip esetibangan dari gaya-gaya yang beerja pada siste tersebut, yaitu gaya luar dan gaya-gaya lainnya yang terjadi aibat adanya geraan-geraan pada siste tersebut, seperti gaya inersia dan gaya elasti pegas seperti terlihat pada Gabar. di bawah ini. Gabar. Siste dinai assa-pegas SDOF Strutur yang paling sederhana pada asalah dinai dapat diidealisasian seperti pada Gabar., dengan satu derajat ebebasan yaitu translasi lateral. Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-

6 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa Siste berderajat tunggal dapat dijelasan secara tepat dengan odel ateatis yang epunyai eleen-eleen sebagai beriut: eleen assa enyataan assa dan sifat inersia dari strutur, eleen pegas yang enyataan gaya bali elastis elastic restoring force dan apasitas energi potensial dari strutur, eleen redaan c yang enyataan sifat geseran dan ehilangan energi dari strutur dan gaya pengaruh Pt yang enyataan gaya luar yang beerja pada siste strutur. Sehingga persaaan gera dapat ditulis sebagai persaaan esetibangan dari gaya-gaya tersebut, yaitu : F I t F D t F S t Pt - diana F I gaya inersia, F D gaya redaan, F S gaya pegas elasti, P beban dinai, yang seuanya erupaan fungsi dari watu. Gaya inersia, redaan, dan elasti dapat diperoleh elalui persaaan : F I & t F D c& t - F S t Substitusi Persaaan - edala Persaaan - aa persaaan gera SDOF adalah : & t c& t t Pt - diana : & &t percepatan & t ecepatan t perpindahan Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-6

7 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa dengan, c dan berturut-turut adalah assa, redaan dan eauan strutur, Pt adalah beban dinai fungsi watu t yang beerja pada siste, yang selanjutnya untu alasan pratis, fungsi watu t dapat tida ditulis. Beban gepa bui adalah beban dari percepatan tanah & & g t buan beban luar Pt, sehingga persaaan enjadi : & & g c& - Dala ebahas sifat dinais dari siste berderajat ebebasan tunggal, dianggap bahwa gaya peulih restoring forces selaras dengan perpindahan pada odel yang ewaili strutur. Juga dianggap terjadi ehilangan energi aibat eanise redaan liat diana gaya redaan selaras dengan ecepatan. Sebagai tabahan, assa pada odel selalu ditetapan ta berubah. Sebagai aibat dari anggapan ini, persaaan gera siste enjadi persaaan diferensial linear orde edua dengan oefisien onstan seperti Persaaan - di bawah ini : & t c& t t Pt Persaaan - enyataan sifat dinais dari berbagai strutur dengan odel sebagai siste berderajat ebebasan tunggal. Naun, ada ondisi fisi diana odel linear ta dapat enyataan arateristi dinais dari strutur. Analisis eadaan ini eerluan suatu odel diana gaya pegas atau gaya redaan tida tetap proporsional terhadap perpindahan atau ecepatan. Aibatnya hasil persaaan gera tida linear dan pada uunya solusi ateatisnya lebih ruit dan sering eerluan penyelesaian nueri untu integrasinya. Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-7

8 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa Pergeraan respons SDOF absolut adalah sebagai beriut : s Respons SDOF relatif terhadap dasar strutur,, Absolut displaceen t t s t & & g Gabar. Idealisasi strutur SDOF yang engalai geraan pada tupuannya pada saat t diana : F I & t & t & erupaan gaya inersia pada strutur percepatan s absolut strutur. g F D c & t erupaan gaya daping respons relatif. F S s s t erupaan gaya pegas, gaya ini harus dipiul oleh strutur terutaa eleen vertial respons relatif... Respons Getaran Bebas free vibration Respons getaran bebas adalah aibat adanya sipangan dan/atau ecepatan awal dari strutur. Dala hal ini beban luar Pt tida ada. Apabila Persaaan - diselesaian untu getaran bebas tanpa redaan dengan c dan Pt aa aan diperoleh persaaan uu sipangan : & t sint cost - Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-8

9 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa diana : π πf radian/deti, T deti, f Hz, dengan Hz T π silus perdeti dan enyataan freuensi alai dari siste tersebut. perpindahan awal pada saat t. & ecepatan awal pada saat t... Respons Getaran Pasa forced vibration Respons ini adalah aibat adanya beban luar dinai yang berupa beban periodi. Beban periodi erupaan beban yang epunyai besar dan bentu yang saa setiap selang watu tertentu. a. Beban haroni Beban haroni adalah beban periodi yang berbentu sederhana, biasanya erupaan fungsi sinus. Beban bervariasi secara haroni dengan aplitudo F dan freuensi sudut Ω dari gaya luar dan didefenisian sebagai : Pt F sin Ω t Respons dinai aibat beban haroni untu siste getaran pasa tanpa redaan adalah : F / t sin Ωt -6 r Persaaan -6 ini biasa disebut juga sebagai persaaan steady state. diana r perbandingan antara freunsi gaya luar dengan freuensi alai siste, r Ω. Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-9

10 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa b. Beban oples Beban oples adalah beban periodi dengan bentu yang lebih oples. Beban ini biasa dinyataan sebagai Deret Fourier. Beban haroni dan beban oples erupaan beban yang sifatnya periodi. Adapula beban-beban luar yang sifatnya non periodi, seperti beban ipulsif dan beban dinai sebarang. a. Beban ipulsif Beban ipulsif adalah beban yang beerja dengan watu yang sangat singat. Karena beban beerja dala watu yang sangat singat aa redaan tida epunyai cuup watu untu engabsorpsi energi ipuls sehingga strutur berespons dengan siste tanpa redaan sapai terjadinya respons asiu. Beban ipuls digabaran sebagai gaya dialian dengan watu terjadinya gaya tersebut, beban ini dapat digunaan sebagai dasar untu pengebangan forula untu encari respons beban dinai sebarang. b. Beban sebarang Diasusian sebagai upulan dari beban ipulsif. Beban-beban ini dapat berupa gaya luar onstan, gaya luar segiepat, gaya luar segitiga, dan gaya luar sinusoidal... Siste Dinai Dengan Dua Derajat Kebebasan Siste dengan dua derajat ebebasan erupaan bagian dari siste dengan banya derajat ebebasan MDOF. Siste dinai dengan dua derajat ebebasan dapat diperlihatan pada Gabar. di bawah ini. Gabar. Model assa-pegas dengan dua derajat ebebasan Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-

11 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II- Persaaan gera untu siste yang diperlihatan pada Gabar. adalah : P c c c & & & & P c c & & & & -7 Dala bentu atris, persaaan -7 enjadi : P P c c c c c & & && && -8 diana P dan P adalah gaya yang asing-asing beerja pada dan. a. Getaran Bebas Untu geraan bebas tanpa gaya luar aa P dan P dan persaaannya enjadi : K M & & -9 diana : M, K, dan P P P. Freuensi alai dari siste tersebut dapat diperoleh dengan enyelesaian Persaaan -9. Solusi non-trivial didapat dengan encari harga yang enganulir harga deterinan atris. M K dan aar-aar persaaan ini adalah dan yang engandung. diana : dan adalah freuensi alai yang ditinjau. Dengan ensubstitusi dan edala Persaaan -9 didapat : Δ Δ Δ Δ φ φ

12 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa diana φ dan φ adalah ode getaran dari siste. Secara uu diataan bahwa,φ dan,φ enyataan dua buah ode getaran dari siste. b. Getaran Pasa Persaaan gera uu untu siste getaran pasa dengan gaya luar haroni adalah : M & & C& K Pt - diana gaya luar adalah erupaan fungsi haroni Pt F e jω t. Jawab dari Persaaan - dapat diperoleh dengan berbagai pendeatan isalnya dengan Metode Esa atau Metode Modal.. RESPONS STRUKTUR DENGAN BANYAK DERAJAT KEBEBASAN Analisis dinais strutur yang dibebani oleh beban sebagai fungsi watu disebut analisis yang tertentu deterinistic. Bila beban yang beerja pada strutur epunyai bentu yang aca dan dala analisisnya ditentuan secara statisti aa dinaaan analisis ta tentu non-deterinistic. Beban seperti ini dijupai pada ledaan yang terjadi deat strutur, getaran pada jet dan getaran aibat gepa. Getaran aibat gepa terasu dala analisis non-deterinistic sebab tida dietahui harga sesaatnya. Mesipun deiian, fenoena rando ini epunyai eteraturan bila dianalisis secara statisti. Bila julah data yang tersedia cuup banya untu dianalisis secara statisti aa hasil yang aan didapat seain endeati ebenaran, sayangnya catatan reaan data gepa yang terbatas. Strutur aan berespons dinais jia strutur tersebut eneria gaya luar atau sipangan awal. Yang diasud dengan gaya luar disini adalah beban dinais yaitu beban dan arah dan besarnya erupaan fungsi watu. Beban dinais tersebut dapat berupa beban haronis, beban ipulsif ataupun beban yang diaibatan oleh gepa. Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-

13 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa Sifat dari beban haronis aupun beban ipulsif adalah beban luar urni arena beerja langsung pada strutur dan enghasilan respons strutur yang searah. Tida deiian halnya dengan beban yang diaibatan oleh gepa arena gepa tida engaibatan gaya luar urni aan tetapi engaibatan percepatan tanah. Percepatan tanah ini aan engaibatan strutur berespons secara dinais dengan arah berlawanan. Masalah dinais yang gaya-gayanya tergantung pada watu dan yang enyebaban getaran pada strutur, perlu diperhitungan gaya aibat inersia assa yang epunyai percepatan. Untu itu, ita gunaan huu gera Newton edua yang enyataan bahwa hasil ali assa dan percepatannya saa dengan gaya. Dala pratenya, beban dinais ditibulan oleh gaya gepa, angin yang tida tetap, ledaan, esin tora atau ejut ipact aibat beban bergera. Asusi yang digunaan dala analisis dengan MDOF adalah : a. Massa perlantai sangat au diafraga. b. Gaya asial diabaian. c. Derajat Kebebasan degree of freedo lateral... Model Mateati Siste Dinai MDOF Sebagaiana siste SDOF, persaaan gera untu siste MDOF dapat diperoleh dari prinsip esetibangan gaya-gaya yang beerja pada siste tersebut, yaitu gaya luar, gaya inersia, gaya elasti pegas dan gaya redaan. Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-

14 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa Gabar.6 Idealisasi tiga strutur dengan assa tergupal Persaaan uu MDOF adalah : [ ]{ & & } & s g [c]{ & s } []{ s } Pt - diana : [] atis assa yang erupaan atris diagonal [c] atris redaan [] atris eauan lateral {P} vetor gaya luar yang beerja pada assa { s } vetor sipangan relatif { & s } vetor ecepatan {& & s } vetor percepatan relatif { & & } & vetor percepatan total g s & g t percepatan gepa ground. Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-

15 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa Persaaan di atas biasa ditulis : [ ]{} & & [c]{ & } []{} -[]{& & g } - Seua atris di atas berdiensi nn, sedangan seua vetor berdiensi n diana n adalah julah derajat ebebasan horisontal yang saa dengan julah lantai tingat dari strutur yang ditinjau & F 9 9 t 8 & 8 F 8 t 7 & F 7 7 t 6 & 6 & F t F 6 t & F t & F t & F t & F t & F t Gabar.7 Peodelan bangunan enjadi siste luped ass Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-

16 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-6 Berdasaran esetibangan gaya dari Gabar.7, diperoleh gaya-gaya yang beerja pada setiap assa untu lantai :.. P.. P.. P -.. P.. P Dala bentu atris dapat ditulis sebagai : [ ] M erupaan atris assa. [ ] K erupaan atris eauan. Vetor {X}, { X & & } dan {P} adalah asing-asing vetor perpindahan, vetor percepatan dan vetor beban gepa, seperti ditunjuan di bawah ini : },{ },{ } { t P t P t P t P t P P X X && && && && && & & -

17 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa Dala bentu atris notasi dapat ditulis sebagai beriut : [M] { X & } [K]{X} {P} diana : [M] atris assa [K] atris eauan. Solusi uunya dapat ditulis sebagai : {X} {X h } {X } diana : {X h } vetor perpindahan solusi hoogen {X } vetor perpindahan solusi husus Dan solusi hoogennya dapat ditulis sebagai : [M]{ X & } [K]{X} - Apabila solusi hoogen berbentu fungsi sinusoidal, aa perpindahannya enjadi : i t A i cos t B i sin t & i t -A i sin t B i cos t & & i t - A i cos t - B i sin t - i -6 Apabila Persaaan -6 disubstitusi e Persaaan - aan didapatan : - [M]{X} [K]{X} [M]{X} [K]{X} [K] [K]{X} [K] [M]{X} [I]{X} [K] [M]{X} - [K] [M] - [I] {X}, bentu ini dapat diubah enjadi persaaan di bawah ini : [ A] [ I] { X} λ -7 Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-7

18 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-8 Diana [A] [K] [M] yang erupaan atris dinai dan λ yang biasa disebut sebagai nilai eigen eigen value. Untu solusi non-trivial aa deterinan atris diatas harus nol, sehingga dapat ditulis sebagai : Sebagaiana uraian esetibangan gaya-gaya untu lia lantai, esetibangan gaya-gaya untu sepuluh lantai saa saja, dan setelah dijabaran aa aan diperoleh persaaan atris dengan deterinan sebagai beriut :

19 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa Perhitungan-perhitungan di atas aan dilauan dengan progra Matlab.. Perhitungan eigen value λ i, freuensi alai i, ode getar λ i yang biasa disebut juga sebagai eigen vector { φ i }. Vetor-vetor eigen enggabaran pola-pola deforasi dari strutur pada setiap freuensi alainya. i.. Noralisasi Mode Harga dari ode getar { φ i } adalah harga relatif, eleen-eleen dari ode getar enunjuan perbandingan satu dengan lainnya. Untu endapatan harga ode getar yang uu aa ode getar yang didapat dari hasil perhitungan proble eigen harus dinoralisasi terlebih dahulu. Ada beberapa cara noralisasi ode getar yang biasa digunaan, antara lain : a. Mode getar untu setiap odenya dinoralisasi dengan ebuat assa T uu M i enjadi satu φ Mφ I. b. Eleen-eleen tertentu dari setiap ode getar dibuat saa dengan satu satuan dan eleen lainnya hanya erupaan perbandingan saja. Peilihan noralisasi tergantung epada ebutuhan dan acuan yang digunaan dala analisis dinai. Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-9

20 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa. GAYA TUMBUKAN Bila dua buah benda berassa saling bertubuan, aa diantara edua benda tersebut aan tibul gaya tubuan atau berturan F c yang arahnya saling berlawanan satu dengan lainnya, seperti yang ditunjuan pada Gabar -8 di bawah ini : F c D t M M Gabar.8 Gaya tubuan Fc dari dua assa yang saling bertubuan Bila edua benda tersebut rigid padat aa aan terjadi tubuan yang sangat singat dengan aplitudo gaya tubuan yang ditibulan aan sangat besar. Persaaan gera dari edua assa selaa tubuan dapat ditulis sebagai beriut: Siste : [M] [ X & ] [K] [X] [Fc] Pt Siste : [M] [ X & ] [K] [X] - [Fc] Pt -8 diana : Pt Fc luar. adalah beban gepa yang beerja pada siste. adalah gaya bentur yang beerja pada strutur yang erupaan gaya Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-

21 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa Indes pada persaaan-persaaan di atas enunjuan bangunan e- dan e-. Besarnya gaya tubuan Fc bergantung pada perilau dinais zona onta assa dan ecepatan tubuan. Perilau zona onta biasanya disiulasian dengan odel ateatis. Penyelesaian persaaan gera selaa tubuan dilauan dengan enggunaan etode nueri, dala sripsi ini digunaan etode Runga-Kutta. Benturan aan terjadi bila jara benturan gap atau D t antara dua buah odel tida encuupi negatif atau nol, dan dapat ditulis dala bentu : Initial gap D t Initial gap -9 D t M M M M & & g Gabar.9 Jara Benturan D t diana : D t Initial gap Displaceent relatif assa e-. Displaceent relatif assa e-. Jara benturan. Jara antara bangunan yang berdapingan. Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-

22 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa.6 INTEGRASI NUMERIK RUNGA-KUTTA Untu siste dinai dengan banya derajad ebebasan yang engalai beban sebarang seperti beban gepa, angin, gelobang laut, beban esin atau beban dinai sebarang lainnya, respon strutur dapat dihitung dengan enggunaan integrasi nueri Runga-Kutta. Integrasi nueri etode Runga-Kutta banya digunaan arena etepatan dan eudahannya. Metode ini adalah etode nueri yang eredusi persaaan diferensial orde edua enjadi dua persaaan diferensial orde pertaa. Persaaan diferensial tingat dua dari siste dinai dengan n-derajat ebebasan adalah : [ X & ] [ M ] {[ P t] [ C][ X& ] [ K][ X ] [ G X, X&, t] - Persaaan di atas dapat juga ditulis enjadi dua buah persaaan diferensial tingat satu, yaitu : [ X& ] [ Y ] - [ Y& ] [ G X, Y, t] Respons strutur sebagai fungsi watu untu setiap interval watu Δt dapat dihitung dengan enggunaan persaaan : [ X tn h] [ X tn ] h [ Y ] [ Y ] [ Y ] [ Y ] 6 [ X& tn h] [ X& tn ] h [ G ] [ G ] [ G] [ G ] - 6 [ X&& t h] M [ P t ] [ C][ X& t ] [ K][ X t ] n n n n Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-

23 Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa diana : T t i [X ] [X i ] [Y ] [Y i ] [G ] [GT,X,Y ] T t i h [X ] [X i ] [Y ] h [Y ] [Y i ][P ] h [G ] [GT,X,Y ] T t i h [X ] [X i ] [Y ] h [Y ] [Y i ][P ] h [G ] [GT,X,Y ] T t i h [X ] [X i ] [Y ] h [Y ] [Y i ][P ] h [G ] [GT,X,Y ] - h Δ t, X i dan Y i adalah vetor respons awal pada setiap iterasi. Bab II Respons Strutur Terhadap Pebebanan Dinai II-

D. GAYA PEGAS. F pegas = - k x

D. GAYA PEGAS. F pegas = - k x D. GY EGS ESISIS. Elastisitas adalah : ecenderungan pada suatu benda untu berubah dala bentu bai panjang, lebar aupun tingginya, tetapi assanya tetap. Hal itu disebaban oleh gayagaya yang enean enarinya,

Lebih terperinci

einstein cs Fisika Soal

einstein cs Fisika Soal [OSN-Kabupaten 2008] 1. Sebuah elevator nai e atas dengan percepatan a e. Saat etinggian elevator terhadap tanah adalah h dan ecepatannya adalah v e (anggap t = 0), sebuah bola dilepar vertial e atas dengan

Lebih terperinci

BAB IV VIBRASI KRISTAL

BAB IV VIBRASI KRISTAL BAB IV VIBRASI KRISTA Dala bab yang lalu, telah dibahas bahwa ristal tersusun oleh ato-ato yang dia pada posisinya di titi isi. Sesungguhnya, ato-ato tersebut tidalah dia, tetapi bergetar pada posisi esetibangannya.

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k

Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k Kumpulan soal-soal level selesi Kabupaten: 1. Sebuah heliopter berusaha menolong seorang orban banjir. Dari suatu etinggian L, heliopter ini menurunan tangga tali bagi sang orban banjir. Karena etautan,

Lebih terperinci

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan 2.1.2. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dala suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Seua benda

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GETARAN HARMONIS K-13. A. Getaran Harmonis Sederhana

FISIKA. Kelas X GETARAN HARMONIS K-13. A. Getaran Harmonis Sederhana K-13 Kelas X FISIKA GETARAN HARMONIS TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, amu diharapan memilii emampuan sebagai beriut. 1. Memahami onsep getaran harmonis sederhana pada bandul dan pegas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan

Lebih terperinci

UJI COBA MATERI KELAS XI SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG

UJI COBA MATERI KELAS XI SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG UJI COBA MATERI KELAS XI SMA KOLESE LOYOLA SEMARANG Mata Pelajaran : Fisia Hari/tanggal : Juat, 10 Januari 2014 Kelas : XII IPA Watu : 07.30 09.30 WIB Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan cara enghitaan

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini lahan untuk pembangunan gedung yang tersedia semakin lama semakin sedikit sejalan dengan bertambahnya waktu. Untuk itu, pembangunan gedung berlantai banyak

Lebih terperinci

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu

Lebih terperinci

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi:

Kumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi: Kumpulan soal-soal level selesi provinsi: 1. Sebuah bola A berjari-jari r menggelinding tanpa slip e bawah dari punca sebuah bola B berjarijari R. Anggap bola bawah tida bergera sama seali. Hitung ecepatan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING

BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA

BAB II KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA BAB II KONSEP PERENCANAAN STRUKTUR TAHAN GEMPA. GEMPA BUMI Gempa bumi adalah suatu geraan tiba-tiba atau suatu rentetetan geraan tiba-tiba dari tanah dan bersifat transient yang berasal dari suatu daerah

Lebih terperinci

Solusi Treefy Tryout OSK 2018

Solusi Treefy Tryout OSK 2018 Solusi Treefy Tryout OSK 218 Bagian 1a Misalkan ketika kelereng encapai detektor bawah untuk pertaa kalinya, kecepatan subu vertikalnya adalah v 1y. Maka syarat agar kelereng encapai titik tertinggi (ketika

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Sistem struktur yang mengalami problem dinamik mempunyai perbedaan

BAB II TEORI DASAR. Sistem struktur yang mengalami problem dinamik mempunyai perbedaan BAB II TEORI DASAR II. Umum Sistem strutur yang mengalami problem dinami mempunyai perbedaan yang signifian terhadap problem stati. Yaitu sistem strutur pembebanan dinami memerluan sejumlah oordinat bebas

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. Gambar Bentuk sistem rangka paling sederhana

BAB III DASAR TEORI. Gambar Bentuk sistem rangka paling sederhana BAB III DASAR TEORI. Dasar Teori Truss.. Ranga (truss) Siste strutur ranga(truss) erupaan strutur eranga yang dibuat dengan enyabungan eleen strutur yang lurus dengan sabungan sendi diedua ujungnya. Geoetri

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks.

Soal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks. Soal-Jawab Fisia OSN - ( poin) Sebuah pipa silinder yang sangat besar (dengan penampang lintang berbentu lingaran berjarijari R) terleta di atas tanah. Seorang ana ingin melempar sebuah bola tenis dari

Lebih terperinci

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan Gerak Haronik Sederhana Pada Ayunan Setiap gerak yang terjadi secara berulang dala selang waktu yang saa disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur aka disebut juga sebagai gerak haronik/haronis.

Lebih terperinci

BAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas

BAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas BAB ELASTISITAS 4. Elastisitas Zat Padat Dibandingan dengan zat cair, zat padat lebih eras dan lebih berat. sifat zat padat yang seperti ini telah anda pelajari di elas SLTP. enapa Zat pada lebih eras?

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini disampaian beberapa pengertian dasar yang diperluan pada bab selanutnya. Selain definisi, diberian pula lemma dan teorema dengan atau tanpa buti. Untu beberapa teorema

Lebih terperinci

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Relasi Dispersi Pada bagian ini aan dibahas relasi dispersi untu gelombang internal pada fluida dua-lapisan.tinjau lapisan fluida dengan ρ a dan ρ b berturut-turut merupaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupaan daerah pertemuan tiga lempeng tetoni besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific (gambar 1). Lempeng Indo-Australia bertabraan

Lebih terperinci

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii

Lebih terperinci

Laporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN

Laporan akhir fenomena dasar mesin BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dala bidang konstruksi sifat aterial yang dapat terdefleksi erupakan suatu hal yantg sangat enakutkan karena bila saja hal tersebut terjadi aka struktur yang dibangun

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 BIDANG ILMU FISIKA

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 BIDANG ILMU FISIKA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 BIDANG ILMU FISIKA SELEKSI TIM INDONESIA untu IPhO 2013 SOAL TES TEORI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL 1 GETARAN PEGAS SERI-PARALEL I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konstanta pegas seri, paralel dan seri-paralel (gabungan). 2. Mebuktikan Huku Hooke. 3. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan assa

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

Pemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai

Pemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai Pemodelan Dan Esperimen Untu enentuan Parameter Tumbuan Non Elasti Antara Benda Dengan Lantai Puspa onalisa,a), eda Cahya Fitriani,b), Ela Aliyani,c), Rizy aiza,d), Fii Taufi Abar 2,e) agister Pengajaran

Lebih terperinci

Analisa Mode Getar Membran Melingkar The Analysis Of Circular Membrane Vibration Modes

Analisa Mode Getar Membran Melingkar The Analysis Of Circular Membrane Vibration Modes Analisa Mode Getar Mebran Melingar The Analysis Of Cirular Mebrane Vibration Modes Herfien Rediansyah, Agus Purwanto dan Suarna Pusat Studi Getaran dan Bunyi, Jurdi Fisia, FMIPA, UNY ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran

Lebih terperinci

CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG

CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG Getaran, geobang dan Optia CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG. Tes ITB 976 Daa percobaan interferensi dua ceah (percobaan Young) dipaai sinar uning onoroatis, aa pada ayar terihat A. garis uning dan geap berseang-seing

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

TRANFORMASI MATRIKS PADA RUANG BARISAN KONVERGEN

TRANFORMASI MATRIKS PADA RUANG BARISAN KONVERGEN TRANFORMASI MATRIKS PADA RUANG BARISAN KONVERGEN Wahidah Alwi Dosen pada Jurusan Mateatia Faultas Sains dan Tenologi UIN Alauddin Maassar Eail. Teno_sains@yahoo.co Abstract: The calculus have introduce

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN

BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN 3. UMUM Struktur suatu bangunan tidak selalu dapat dimodelkan dengan Single Degree Of Freedom (SDOF), tetapi lebih sering dimodelkan dengan sistem Multi Degree Of Freedom

Lebih terperinci

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov

Aplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN 7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Analisis Metode Dala penelitian ini akan digunakan etode hootopi untuk enyelesaikan persaaan Whitha-Broer-Koup (WBK), yaitu persaaan gerak bagi perabatan gelobang pada perairan

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3

MEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3 MEKANIKA TANAH MODUL 3 HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Silus hidrologi AIR TANAH DEFINISI : air yang terdapat

Lebih terperinci

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI DASAR 2-1. Gambar 2.1 Sistem dinamik satu derajat kebebasan tanpa redaman

BAB 2 TEORI DASAR 2-1. Gambar 2.1 Sistem dinamik satu derajat kebebasan tanpa redaman BAB TEORI DASAR BAB TEORI DASAR. Umum Analisis respon struktur terhadap beban gempa memerlukan pemodelan. Pemodelan struktur dilakukan menurut derajat kebebasan pada struktur. Pada tugas ini ada dua jenis

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan

Lebih terperinci

MODEL PENENTUAN UKURAN LOT PRODUKSI DENGAN POLA PERMINTAAN BERFLUKTUASI

MODEL PENENTUAN UKURAN LOT PRODUKSI DENGAN POLA PERMINTAAN BERFLUKTUASI Jurnal Teni Industri, Vol. 11, No. 2, Deseber 2009, pp. 122-133 ISSN 1411-2485 MODEL PENENTUAN UKURAN LOT PRODUKSI DENGAN POLA PERMINTAAN BERFLUKTUASI Doci Saraswati 1, Andi Caravastia 2, Berawi P. Isandar

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Ruang Vetor Nyata. Subruang. Kebebasan Linier 4. Basis dan Dimensi 5. Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nul 6. Ran dan Nulitas

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN: Uji Kecocokan Chi-Kuadrat Untuk Distribusi Poisson. Pada Data Asuransi

PROSIDING ISBN: Uji Kecocokan Chi-Kuadrat Untuk Distribusi Poisson. Pada Data Asuransi PROSIDING ISBN: 978-979-16353-3- Uji Kecocoan Chi-Kuadrat Untu Distribusi Poisson Pada Data Asuransi S-14 Lisnur Wachidah e-ail: lisnur_w@yahoo.co.id Abstra Untu eerluan analisis secara araetri ada suatu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015 SEEKSI OIMPIDE TINGKT KBUPTEN/KOT 14 TIM OIMPIDE FISIK INDONESI 15 Bidang Fisika Waktu : 18 enit KEMENTRIN PENDIDIKN DN KEBUDYN DIREKTORT JENDER PENDIDIKN DSR DN MENENGH DIREKTORT PEMBINN SEKOH MENENGH

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB)

- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB) PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL Persamaan diferensial biasanya digunaan untu pemodelan matematia dalam sains dan reayasa. Seringali tida terdapat selesaian analiti seingga diperluan ampiran

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI PENUNJANG

BAB 2 TEORI PENUNJANG BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan

Lebih terperinci

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1 DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....

Lebih terperinci

MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor

MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK [KODE/SKS : KD4 / SKS] Ruang Vetor FIELD: Ruang vetor V atas field salar K adalah himpunan ta osong dengan operasi penjumlahan vetor dan peralian salar. Himpunan ta osong

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN VISUAL BASIC UNTUK OPTIMASI STRUKTUR PELAT BERPENEGAR DENGAN BEBAN LATERAL PADA ALAS KAPAL

PEMROGRAMAN VISUAL BASIC UNTUK OPTIMASI STRUKTUR PELAT BERPENEGAR DENGAN BEBAN LATERAL PADA ALAS KAPAL JURNA TEKNIK POMITS Vol., No., (0) ISSN: -59 (0-9 Print) PEMROGRAMAN VISUA ASIC UNTUK OPTIMASI STRUKTUR PEAT ERPENEGAR DENGAN EAN ATERA PADA AAS KAPA Danang Ea Sautro, M. Nurul Misbah ST.MT Jurusan Teni

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL

VARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti

Lebih terperinci

TEORI KONTROL ROBUST

TEORI KONTROL ROBUST TEORI KONTROL ROBUST TUGAS Oleh RIRIN SISPIYATI NIM : 6 Progra Studi Mateatia INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 9 SISTEM MASSA PEGAS. Perasalahan Suatu siste assa pegas dengan redaan didesripsian seperti pada

Lebih terperinci

ALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER

ALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER ALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER Oleh: Supardi SEKOLAH PASCA SARJANA JURUSAN ILMU FISIKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 1 PENDAHULUAN Liquid Crystal elastomer (LCE

Lebih terperinci

001 Persamaan diferensial persamaan diferensial biasa persamaan diferensial parsial Ilustrasi (1) (2) (3) (1) (2)

001 Persamaan diferensial persamaan diferensial biasa persamaan diferensial parsial Ilustrasi (1) (2) (3) (1) (2) 00 Persamaan diferensial Persamaan diferensial adala suatu persamaan yang mengaitan fungsi dan turunan atau diferensialnya Untu fungsi satu peuba pada persamaannya terlibat turunan biasa, seingga disebut

Lebih terperinci

ANALISA DESAIN KONEKSI KAPASITOR KOMPENSASI ARUS PADA PENGETESAN LOAD LOSSES TRANSFORMATOR

ANALISA DESAIN KONEKSI KAPASITOR KOMPENSASI ARUS PADA PENGETESAN LOAD LOSSES TRANSFORMATOR ANASA DESAN KONEKS KAPASTOR KOMPENSAS ARUS PADA PENGETESAN OAD OSSES TRANSFORMATOR Abdul Hafidh Hajar Jurusan Teni Eletro FT, nstitut Tenologi Sepuluh Nopeber Kapus TS, Keputih-Suolilo, Surabaya-60, Eail:

Lebih terperinci

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04

Lampiran 1 - Prosedur pemodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol simpangan antar tingkat menggunakan program ETABS V9.04 50 Lapiran 1 - Prosedur peodelan struktur gedung (SRPMK) untuk kontrol sipangan antar tingkat enggunakan progra ETABS V9.04 Pada sub bab ini, analisis struktur akan dihitung serta ditunjukan dengan prosedur

Lebih terperinci

KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL

KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL KENNETH CHRISTIAN NATHANAEL. Sistem Bilang Real. Fungsi dan Grafi. Limit dan Keontinuan 4. Limit Ta Hingga 5. Turunan Fungsi 6. Turunan Fungsi Trigonometri 7. Teorema Rantai 8. Turunan Tingat Tinggi 9.

Lebih terperinci

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus Fisika-TEP FTP UB /6/3 Dinaika 3 TIM FISIKA FTP UB PUSAT MASSA Titik pusat assa / centroid suatu benda ditentukan dengan ruus ~ x x ~ y y ~ z z Diana: x, y, z adalah koordinat titik pusat assa benda koposit.

Lebih terperinci

6. OPTIKA FOURIER 6.1. ANALISIS FOURIER

6. OPTIKA FOURIER 6.1. ANALISIS FOURIER 6. OPTIKA FOURIER 6.1. ANALISIS FOURIER Dala intererensi, diraksi, terjadi superposisi dua buah gelobang bahkan lebih. Seringkali superposisi terjadi antara gelobang yang eiliki aplitudo, panjang gelobang

Lebih terperinci

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Naskah diterbitkan: 30 Deseber 015 DOI: doi.org/10.1009/1.0110 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

Bahan Minggu II, III dan IV Tema : Kerangka acuan inersial dan Transformasi Lorentz Materi :

Bahan Minggu II, III dan IV Tema : Kerangka acuan inersial dan Transformasi Lorentz Materi : Bahan Minggu II, III dan IV Tema : Keranga auan inersial dan Transformasi Lorent Materi : Terdaat dua endeatan ang digunaan untu menelusuri aedah transformasi antara besaran besaran fisis (transformasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series) III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunaan data seunder bersifat runtun watu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data seunder tersebut

Lebih terperinci

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

BAB 4 KAJI PARAMETRIK Bab 4 Kaji Paraetrik BAB 4 Kaji paraetrik ini dilakukan untuk endapatkan suatu grafik yang dapat digunakan dala enentukan ukuran geoetri tabung bujursangkar yang dibutuhkan, sehingga didapatkan harga P

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci

Oleh: Ilfi* ) Kata kunci: reservoir rekah alam, analisa core, data log, uji sumur, integrasi data

Oleh: Ilfi* ) Kata kunci: reservoir rekah alam, analisa core, data log, uji sumur, integrasi data METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RESERVOIR REKAH ALAM MENGGUNAKAN INTEGRASI DATA CORE, LOG, DAN UJI SUMUR (A Method to Deterine the Characteristic o Naturally Fractured Reservoir Using the Integration o

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

SISTEM VERIFIKASI CITRA TANDATANGAN DENGAN METODE POLA BUSUR TERLOKALISASI

SISTEM VERIFIKASI CITRA TANDATANGAN DENGAN METODE POLA BUSUR TERLOKALISASI SISTEM VERIFIKASI CITRA TANDATANGAN DENGAN METODE POLA BUSUR TERLOKALISASI A.A. K. Oa Sudana Staf Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Udayana ABSTRACT Signature is used as a proof of one s ratification.

Lebih terperinci

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude 9/0/0 Perhitungan Tahanan Kapal dengan etode Froude Froude enganggap bahwa tahanan suatu kapal atau odel dapat dipisahkan ke dala dua bagian: () tahanan gesek dan () tahanan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan

Lebih terperinci

Koko Martono FMIPA - ITB

Koko Martono FMIPA - ITB Koo Martono FMIPA - ITB 7 Persamaan diferensial Persamaan diferensial adala suatu persamaan yang mengaitan fungsi dan turunan atau diferensialnya Untu fungsi satu peuba pada persamaannya terlibat turunan

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala Universitas Negeri Jakarta, Jl.

Lebih terperinci

DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL

DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL DESAIN SENSOR KECEPAAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILER KALMAN UNUK ESIMASI KECEPAAN DAN POSISI KAPAL Alrijadjis, Bambang Siswanto Program Pascasarjana, Jurusan eni Eletro, Faultas enologi Industri Institut

Lebih terperinci

SISTEM ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI TERMINAL BERLIAN PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

SISTEM ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI TERMINAL BERLIAN PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA SISTEM ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL DI TERMINAL BERLIAN PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA Ruhana Khabibah, Hery Tri Sutanto 2, Yuliani Puji Astuti 3 Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup [1] Sistem endali dapat diataan sebagai hubungan antara omponen yang membentu sebuah onfigurasi sistem, yang aan menghasilan tanggapan sistem yang diharapan.

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU

PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,

Lebih terperinci

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai

Lebih terperinci

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya

Lebih terperinci

FUZZY PARTITIONING DAN FUZZY HIERARCHICAL UNTUK CLUSTERING DOKUMEN

FUZZY PARTITIONING DAN FUZZY HIERARCHICAL UNTUK CLUSTERING DOKUMEN FUZZY PRTITIOIG D FUZZY HIERRCHICL UTUK CLUSTERIG DOKUME Gunawan Seolah Tinggi Teni Surabaya gunawan@stts.edu bstract Docuent clustering is a tas to find topic relations aong docuents and to group the

Lebih terperinci

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Peralatan Laboratorium Terhadap Kualitas Daya Pada Laboratorium Elektroteknika Dasar

Analisis Pengaruh Peralatan Laboratorium Terhadap Kualitas Daya Pada Laboratorium Elektroteknika Dasar 3 Analisis Pengaruh Peralatan Laboratorium Terhadap Kualitas Daya Pada Laboratorium Eletrotenia Dasar Jamhir slami Pranata Laboratorium Pendidian (PLP) Ahli Muda Laboratorium Eletrotenia Dasar Faaultas

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES

PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES PERCOBAAN 6 VOLTAGE RATION IN COAXIAL LINES I. TUJUAN PERCOBAAN a. Mengukur distribusi tegangan pada kondisi diterinasi 60 oh, ujung saluran terbuka dan Short circuit b. Mengukur distribusi λ/4, λ/2 pada

Lebih terperinci

Oleh: Sudaryatno Sudirham

Oleh: Sudaryatno Sudirham Mesin Sinkrn Oleh: Sudaryatn Sudirha Kita telah elihat bahwa pada transfratr terjadi alih energi dari sisi prier ke sisi sekunder. Energi di ke-dua sisi transfratr tersebut saa bentuknya (yaitu energi

Lebih terperinci