TRANFORMASI MATRIKS PADA RUANG BARISAN KONVERGEN
|
|
- Ida Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TRANFORMASI MATRIKS PADA RUANG BARISAN KONVERGEN Wahidah Alwi Dosen pada Jurusan Mateatia Faultas Sains dan Tenologi UIN Alauddin Maassar Eail. Abstract: The calculus have introduce the real functions naely for all functions to ap real nuber to the real nuber. Now, the explanation it not only to real nuber but the apping of nor space that is a linier transforations, naely the atheatical sentences with the apping of a vector space to the others. The purpose of this research are how to now the requireents a infinite atrices in order to be a lie as transforations in the sequences space is the sequences space c 0 to c 0. Matrices A n x can be looed as linier transforation of R to R n. So the functions can ap to point (x 1, x, x 3,, x ) at R to a point (y 1, y, y 3,, y n ) at R n. The siilarly, a atrices can be looed as linier transforation of the sequences space to the others provided that line and colou atrices that infinite eleents. In this case, atrices ap the sequences (x 1, x, x 3, ) to the sequences (y 1, y, y 3, ). This atrices is a infinite atrices. There for, the infinite atricres ust fulfill several requireents in order be linier transforations of the sequences space to the certain sequences space, that is the infinite atrices A = (a ) n 1 ( certain) with a finite supriu can be linier transforation of the sequences c 0 to c 0. Key Words: The atrices of transforation, Banach space, Hilbert space, the sequences space c 0 to c 0. PENDAHULUAN T ransforasi linear erupaan salah satu bagian dari ateatia yang penting, hususnya transforasi atris yang epunyai banya penerapan dala eecahan persoalan-persoalan fisia, bidang teni, ilu sosial, dan berbagai cabang ateatia lainnya. Hal ini disebaban begitu banyanya odel ateatia yang terbentu dari bidang tersebut. Telah dietahui bahwa atris A n dapat dipandang sebagai transforasi linear dari R e R n. Jadi ia eetaan titi (x 1, x,, x ) di R e suatu titi (y 1, y,, y n ) di R n. Dengan jalan piiran serupa ita dapat eandang atris sebagai transforasi linear dari suatu ruang barisan e ruang barisan lain asalan baris dan olo atris tersebut ta hingga banyanya. Dala hal ini atris eetaan barisan (x 1, x, x 3 ) e barisan (y 1, y, y 3 ). Matris seperti ini disebut atris ta hingga. 90
2 Wahidah Alwi, Transforasi Matris pada Ruang Barisan Konvergen_ 91 Misalan A = (a ), n, = 1, adalah atris ta hingga diana X dan Y ruang barisan, aa ita dapat enghubungan A dengan suatu transforasi T A = X Y, jia x = (x ) X oleh T A diawaan dengan Ax Y, aa a11 Ax = a1... a1 a x1 a x a x x a x a x... Y Oleh arena itu secara foral barisan x dipetaan e barisan Ax diana (Ax) n A n (x) diberian oleh, A n (x) = 1 a, asalan A n (x) onvergen untu setiap n. x Jadi barisan (A 1 (x), A (x), ) Y adalah peta barisan (x 1, x, ) dibawah transforasi T A. Matris ta berhingga tersebut harus eenuhi beberapa syarat agar dapat enjadi transfornasi linear dari suatu ruang barisan e ruang barisan tertentu. Berangat dari latar belaang tersebut penulis encoba untu enuangannya dala bentu arya tulis iliah dengan judul Transforasi Matris Pada Ruang Barisan Konvergen. Tinjauan Pustaa Ruang Vetor Obye utaa tentang vetor adalah vetor-vetor dapat dijulahan dan enghasilan vetor, dan dialian dengan suatu bilangan enghasilan vetor lagi. Sebarang hipunan obye dengan sifat seperti ini disebut ruang vetor. Pada bagian ini seua anggota hipunan bilangan oples dipandang sebagai salar. Sebelu endefinisian ruang vetor V atas aa ada dua operasi yang harus diperhatian yaitu: 1. Operasi tabah di dala hipunan V. Masudnya adalah jia a, b V, aa (a + b) juga di V. Dala hal ini, V harus tertutup terhadap operasi tabah.. Operasi peralian salar antara anggota anggota hipunan dengan anggota anggota hipunan V. Masudnya adalah jia dan a V aa juga di V. Definisi.1.1 (Berberian, 1961:3) Ruang vetor V atas adalah hipunan obye obye x, y, z, disebut vetor. Vetor nol dinotasian dengan, untu setiap vetor x, negatif dari x dinotasian dengan x. Asioa asioa beriut diasusian berlau: (A) Untu setiap pasangan vetor x, y di V terdapat vetor yang disebut julah x dan y, dinotasian x + y di V, dan berlau: (A1) x + y = y + x untu setiap x, y V (A) x + (y + z) = (x + y) + z untu setiap x, y, z V (A3) Terdapat dengan tunggal V sedeiian sehingga x + = x untu setiap x V
3 9 _ Jurnal Tenosains, Volue 7 Noor 1, Januari 013, hl (A4) Untu setiap x V, terdapat dengan tunggal x V yang disebut negatif x sedeiian sehingga x + (-x) = (M) Untu setiap salar dan setiap vetor x di V, terdapat vetor disebut hasil ali x dengan, dinotasian dengan x di V, dan berlau: (M1) (x + y) = x + y untu setiap x, y V dan adalah salar (M) ( + )x = x + x untu setiap x V dan, adalah salar (M3) ()x = (x) untu setiap x V dan, adalah salar (M4) 1. x = x untu setiap x V Sebagai catatan, x + (-y) biasa ditulis dengan x y. Teorea.1. (Berberian, 1961: 6) Untu sebarang ruang vetor: (i) Persaaan vetor x + y = z epunyai satu dan hanya satu penyelesaian x (ii) Jia z + z = z aa z = (iii) = untu setiap salar (iv) 0x = untu setiap vetor x (v) Jia x = aa = 0 atau x = Aibat.1.3 (Berberian, 1961:7) Untu sebarang ruang vetor V berlau: (i). (-)x = (-x) = -( x) (ii). (x y) = x - y (iii). ( - )x = x - x Ruang Banach Strutur ateatia yang aan didefinisian adalah ruang Banach. Secara gablang ruang Banach diartian ruang vetor real/oples bernora dan lengap (terhadap nora tersebut). Definisi..1 Ruang vetor V diataan bernora jia terdapat fungsi bernilai riil pada. : V R dengan sifat-sifat sebagai beriut: 1. a 0 untu setiap a V a = 0 jia dan hanya jia a =. a = a untu setiap R, a V 3. a + b a + b untu setiap a, b V Sebarang hipunan ta osong X, disebut ruang etri, jia untu setiap pasangan (a,b) X X didefinisian bilangan riil d(a,b) eenuhi: (i). d(a,b) 0 d(a,b) = 0 jia dan hanya jia a = b (ii). d(a,b) = d(b,a) (iii). d(a,b) d(a,c) + d(c,b) untu setiap c X
4 Wahidah Alwi, Transforasi Matris pada Ruang Barisan Konvergen_ 93 Jia V ruang vetor bernora (ruang bernora), aa fungsi d dengan d(a,b) = a b eenuhi sifat-sifat etri (i), (ii), (iii) tersebut di atas. Ini berarti setiap ruang bernora erupaan ruang etri terhadap etri d, dengan, d(a,b) = a b. Jia untu setiap sebarang barisan Cauchy (x n ) di dala ruang etri X terdapat x X sehingga d(x,x n ) 0, aa ruang etri X diataan lengap. Searang aan didefinisian ruang Banach sebagai beriut: Definisi.. Ruang vetor bernora V disebut ruang Banach jia V lengap di dala ruang etri yang didefinisian oleh nora. Definisi.. enyataan bahwa ruang vetor bernora V diataan lengap jia terhadap nora. dengan d(a,b) = a b, V erupaan ruang etri lengap, yaitu jia untu setiap barisan Cauchy (x n ) di dala V (yaitu dengan sifat x n - x 0), terdapat x V sehingga x x n 0. Ruang Hilbert Konjugate dari bilangan oples aan dinotasian dengan *. Jadi, jia = + i, dan bilangan reall, aa * = - i. Sifat-sifat dari onjugate adalah ( * ) * =, ( + ) * = * + *, () * = * *, = *, dan * = jia dan hanya jia bilangan real. Definisi.3.1 Diberian ruang vetor V atas field yaitu: a. Fungsi, : V V diataan inner product bila eenuhi: (I 1 ). x, y * = y, x (tanda * dinotasian sebagai onyugate) (I ). x, y = x, y jia x dan y V dan adalah salar (I 3 ). x y, z = x, z + y, z jia x, y dan z V (I 4 ). x, x 0 untu setiap x V dan x, x = 0 hanya jia x =. b. Ruang vetor V yang diperlengapi dengan inner product dinaaan ruang inner product atau ruang Pre-Hilbert. Teorea.3. (Berberian, 1961:7) Dala sebarang ruang Pre-Hilbert berlau: (1). x, y z = x, y + x, z (). x, y = * x, y (3)., y = x, = 0 (4). x - y, z = x, z y, z x, y - z = x, y x, z
5 94 _ Jurnal Tenosains, Volue 7 Noor 1, Januari 013, hl (5). Jia x, z = y, z untu setiap z, aa x =y. Teorea.3.3 (Berberian, 1961:30) 1. Ketasaaan Cauchy Schwarz Dala sebarang ruang Pre Hilbert, x, y x y. Teorea.3.4 (Berberian, 1961:30). Ketasaaan Segitiga Di dala sebarang ruang Pre Hilbert, x + y x + y. Dari sifat-sifat sederhana di atas, udah ditunjuan bahwa setiap ruang Pre-Hilbert V erupaan ruang bernora, sebab jia didefinisian x = x, x untu setiap x V aa. eenuhi sifat: a). x 0 x V x = 0 jia dan hanya jia x = b). x = x x V c). x + y x + y x, y V Definisi.3.5 Ruang Pre-Hilbert diataan lengap jia setiap barisan Cauchy (x n ) di dala X, onvergen di dala X Definisi.3.6 (Berberian, 1961:40) Ruang Pre-Hilbert (inner product) yang lengap dinaaan ruang Hilbert. Ruang Barisan Klasi Definisi.4.1 Ruang Barisan Klasi c 0 Ruang barisan lasi c 0 adalah olesi dari seua barisan bilangan riil onvergen e nol dan ditulis, c 0 = {x = (x ) : x 0} untu setiap x c 0, didefinisian nora c 0 sebagai beriut: sup x x = n1 Definisi.4. Ruang Barisan Klasi c Ruang barisan lasi c adalah olesi dari seua barisan bilangan riil onvergen dan ditulis, c = {x = (x ) : x onvergen} untu setiap x c, didefinisian nora c sebagai beriut: sup x x = n1
6 Wahidah Alwi, Transforasi Matris pada Ruang Barisan Konvergen_ 95 TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini untu engetahui syarat-syarat dari suatu atris tahingga sehingga dapat enjadi transfornasi linear dari suatu ruang barisan e ruang barisan tertentu yaitu ruang barisan c 0 e c 0. PEMBAHASAN Transforasi Matris Pada Ruang Barisan Transforasi atris yang dibahas dala penelitian ini adalah transforasi atris ta hingga yang eetaan suatu ruang barisan e ruang barisan lain. Misalan A = (a ), n, = 1, adalah atris ta hingga diana V dan W ruang barisan, aa ita dapat enghubungan A dengan suatu transforasi T A = V W. Jia x = (x n ) V dipetaan e y = (y n ) = (A n (x)) W, aa a 11 Ax = (A n (x)) n1 = a 1... a 1 a A x 1 1 A1 ( x)... A x A ( x) W Oleh arena itu secara foral barisan x dipetaan e barisan Ax diana (Ax) n A n (x) diberian oleh, A n (x) = a x 1 n1, asalan A n (x) onvergen untu setiap n. Jia A = (a ) atris ta hingga dari V dan W diana V dan W asingasing ruang barisan, aa A liniear sebab jia x = (x ), y = (y ) V dan R berlau: A(x + y) = a ( y ) = a a y = A(x) + A(y) 1 n1 1 n1 1 n1 A(x) = a( ) a A( x). 1 1 n1 n1 Teorea Utaa Teorea utaa yang aan dibutian dala penelitian ini diebangan dari suatu hasil sederhana transforasi atris A = (a ) dengan sifat sup a. Aan ditunjuan bahwa dengan penabahan satu atau n1 1 beberapa syarat terhadap atris di atas, atris-atris seperti ini dapat enjadi transforasi linear bai dari c 0 e c 0 aupun c e c.
7 96 _ Jurnal Tenosains, Volue 7 Noor 1, Januari 013, hl Diisalan A = (a ) atris ta hingga dan M = sup n 1 untu sebarang barisan x = (x ) berlau: A n (x) = 1 a x = a a 1 1 x a M as 1 1 untu suatu yang cuup besar. Dari (*) terlihat bahwa: 1. x 1 1 (*) a, aa a onvergen e nol bilaana (a ) n1 onvergen e nol untu setiap.. Jia (x ) onvergen e nol aa M ( as x ) onvergen e nol. 1 Ini berarti jia atris (a ) di atas bersifat (a ) n1 onvergen e nol untu setiap aa atris tersebut eetaan barisan onvergen e nol e barisan onvergen e nol lagi. Matris yang eetaan c 0 e c 0 Teorea 4..1 Dietahui A = (a ) atris ta hingga, (a ) n1 0 ( tertentu) dan, M = sup a, n1 1 supriu diabil di atas seua julahan atas untu setiap n aa A eetaan c 0 e c 0, ditulis A (c 0, c 0 ). Buti: Misalan x c 0 dan > 0. Berdasaran (1), untu setiap n berlau: A n (x) x a M as 1 1 untu suatu yang cuup besar. Karena x = (x ) onvergen e nol aa dapat dipilih yang cuup besar sehingga as x. Untu setiap n berlau: x 1 1 A(x) x a. 1 Karena a 0 aa untu n yang cuup besar berlau a 1 n1. Dengan deiian A n (x) < untu n yang cuup besar.
8 Wahidah Alwi, Transforasi Matris pada Ruang Barisan Konvergen_ 97 Sehingga A ( x ) 0 dala hal ini (A n n 1 n(x)) 0. Kesipulannya x c 0 aa A n (x) c 0 artinya A (c 0, c 0 ). Beriut ini diberian contoh atris ta hingga yang eetaan c 0 e c 0 dan eenuhi syarat-syarat pada Teorea Matris ta hingga beriut eetaan barisan x = (x ) c 0 e y = (y ) c 0. Contoh: Diberian atris ta hingga A = (a ), n, = 1,,, aa ita dapat enghubungan A dengan suatu transforasi T A = c 0 c 0, jia x = (x n ) = 1 n c 0 oleh T A diawaan dengan Ax c 0 diana c 0 adalah ruang barisan yang onvergen e nol, aa Ax = c y n = Oleh arena itu secara foral barisan x dipetaan e barisan Ax diana (Ax) n A n (x) yang diberian oleh, 1 A n (x) =, asalan A n (x) onvergen untu setiap n. n1 n Contoh: Diberian atris ta hingga A = (a ), n, = 1,,, aa ita dapat 1 enghubungan A dengan suatu transforasi T A = c 0 c 0, jia x = (x n ) = n c 0 oleh T A diawaan dengan Ax c 0 diana c 0 adalah ruang barisan yang onvergen e nol, aa Ax = c y n = Oleh arena itu secara foral barisan x dipetaan e barisan Ax diana (Ax) n A n (x) yang diberian oleh,
9 98 _ Jurnal Tenosains, Volue 7 Noor 1, Januari 013, hl A n (x) = 1 1 4, asalan A n (x) onvergen untu setiap n. PENUTUP Kesipulan Berdasaran tujuan penelitian ini yaitu untu engetahui syarat-syarat dari suatu atris tahingga sehingga dapat enjadi transfornasi linear dari suatu ruang barisan e ruang barisan tertentu atau dari ruang barisan c 0 e c 0, aa diperoleh beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh atris ta hingga tersebut yaitu atris ta hingga A = (a ) n1 haruslah onvergen e 0 ( tertentu), dan eenuhi sifat sup a. n1 1 DAFTAR RUJUKAN Anton, Howard Aljabar Linear Eleenter. Erlangga, Jaarta. Bartle, G. Robert Introduction to Real Analysis. John Wiley & Sons. Inc, New Yor Berberian.K, Sterling Introdution to Hilbert Space. Oxpord University Press, New Yor Echols, John. M dan Hassan Shadily Kaus Inggris Indonesia. PT Graedia Pustaa Utaa, Jaarta Klabauer, Gabriel Real Analysis. Aerican Elseviser Publishing Copany, Inc, New Yor. Maddox, I. J Eleent of Functional Analisis. Cabridge at The University Press. P. Y. Lee. Zeller Theory And Classical Sequence Spaces. National University of Singapore, Singapore. Randolph. F, John Basic Riil and Abstract Analisis. Acadeic Press, New Yor and London. Rudin, Walter Riil and Coplex Analisis. Mc Graw-Hill International Edition, New Yor. Suarjono Aljabar Linear dan Penerapannya. Universitas Negeri Yogyaarta, Yoyaarta.
KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W
J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 8, No. 2, November 2011, 43 49 KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W Sunarsini. 1, Sadjidon 2 Jurusan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini disampaian beberapa pengertian dasar yang diperluan pada bab selanutnya. Selain definisi, diberian pula lemma dan teorema dengan atau tanpa buti. Untu beberapa teorema
Lebih terperinciRUANG BANACH PADA RUANG BARISAN, DAN
RUANG BANACH PADA RUANG BARISAN, DAN Wahidah Alwi* * Dose ada Jurusa Mateatia Faultas Sais da Teologi UIN Alauddi Maassar e-ail: wahidah.alwi79@gail.co Abstract: The ai object of the vectors are the vectors
Lebih terperinciRuang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya
J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 2, No. 1, May. 2005, 37 45 Ruang Barisan Orlicz Selisih Dengan Fungsional Aditif Dan Kontinunya Sadjidon Jurusan Matematia Institut Tenologi Sepuluh Nopember,
Lebih terperinciBENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN
BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN Yuiati (yui@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT The Sith noral for and left good atrix have been known in atrix theore. Any atrix over the principal
Lebih terperinciMENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL
MENYELESAIKAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL BILANGAN BULAT DAN BILANGAN RASIONAL Sarta Meliana 1, Mashadi 2, Sri Gemawati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematia 2 Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia dan
Lebih terperinciOSN 2014 Matematika SMA/MA
Soal 5. Suatu barisan bilangan asli a 1, a 2, a 3,... memenuhi a + a l = a m + a n untu setiap bilangan asli, l, m, n dengan l = mn. Jia m membagi n, butian bahwa a m a n. Solusi. Andaian terdapat bilangan
Lebih terperinciBEBERAPA SIFAT QUASI-IDEAL MINIMAL PADA RING TRANSFORMASI LINEAR 1
BEBERAPA SIFAT QUASI-IDEAL MINIMAL PADA RING TRANSFORMASI LINEAR K a r y a t i Jurusan Pendidian Matematia FMIPA Uniersitas Negeri Yogyaarta e-mail : yatiuny@yahoo.com Abstra. Misalan R adalah ring, Q
Lebih terperinciMATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor
MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK [KODE/SKS : KD4 / SKS] Ruang Vetor FIELD: Ruang vetor V atas field salar K adalah himpunan ta osong dengan operasi penjumlahan vetor dan peralian salar. Himpunan ta osong
Lebih terperinciMATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN
MATHunesa Jurnal Iliah Mateatika Volue 3 No.6 Tahun 2017 ISSN 2301-9115 SIFAT-SIFAT TURUNAN MUTLAK FUNGSI PADA RUANG METRIK Wicitra Diah Kusua (S1 Mateatika, Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan Ala,
Lebih terperinciAplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov
J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan
Lebih terperinciBAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.
BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Ruang Vetor Nyata. Subruang. Kebebasan Linier 4. Basis dan Dimensi 5. Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nul 6. Ran dan Nulitas
Lebih terperinciSOLUSI BAGIAN PERTAMA
SOLUSI BAGIAN PERTAMA 1. 13.. 931 3. 4 9 4. 63 5. 3 13 13 6. 3996 7. 1 03 8. 3 + 9 9. 3 10. 4 11. 6 1. 9 13. 31 14. 383 8 15. 1764 16. 5 17. + 7 18. 51 19. 8 0. 360 1 SOLUSI BAGIAN PERTAMA Soal 1. Misalan
Lebih terperinciBAB 3 RUANG BERNORM-2
BAB RUANG BERNORM-. Norm- dan Ruang ` De nisi. Misalan V ruang vetor atas R berdimensi d (dalam hal ini d boleh ta hingga). Sebuah fungsi ; V V! R yang memenuhi sifat-sifat beriut;. x; y 0 ia dan hanya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaa Untu menacapai tujuan penulisan sripsi, diperluan beberapa pengertian dan teori yang relevan dengan pembahasan. Karena itu, dalam subbab ini aan diberian beberapa
Lebih terperinciSifat-sifat Nilai Eigen dan Vektor Eigen Matriks atas Aljabar Maxplus
J. Sains Dasar () Sifat-sifat Nilai Eigen dan Vetor Eigen Matris atas ljabar Maxplus (The Properties of Eigen Value and Eigen Vector of Matrices Over Maxplus lgebra) Musthofa * dan Nienasih inatari * Jurusan
Lebih terperinciY = + x + x x + e, e N(0, ), Residual e=y -Yˆ
Yogyaarta, 26 Noember 206 ISSN : 979 9X eissn : 25 528X ANALISIS PSEUDOINVERS DAN APLIKASINYA PADA REGRESI LINEAR BERGANDA Kris Suryowati Program Studi Statistia, Faultas Sains erapan, Institut Sains dan
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA
BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan
Lebih terperinciPERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU
PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational
Lebih terperinciMENENTUKAN KRITERIA PRIMA BERDASARKAN KONGRUEN LUCAS. Nani Anugrah Putri S 1, Sri Gemawati 2 ABSTRACT
MENENTUKAN KRITERIA PRIMA BERDASARKAN KONGRUEN LUCAS Nani Anugah Puti S Si Geawati 2 2 Poga Studi S Mateatia Juusan Mateatia Faultas Mateatia dan Ilu Pengetahuan Ala Univesitas Riau Kapus Bina Widya Peanbau
Lebih terperinciTeorema Titik Tetap di Ruang Norm-2 Standar
Teorema Titik Tetap di Ruang Norm- Standar Muh. Nur Universitas Hasanuddin Abstract Pada tulisan ini, akan dipelajari ruang norm- standar, yakni ruang hasil kali dalam yang dilengkapi dengan norm- standar.
Lebih terperinciSIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH
SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Mateatika Oleh : NURSUKAISIH 0854003938
Lebih terperinciTRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH
TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH Nur Aeni, S.Si., M.Pd Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UINAM nuraeniayatullah@gmail.com ABSTRAK Info: Jurnal MSA Vol. 2 No. 1 Edisi: Januari Juni
Lebih terperinciBAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK
BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii
Lebih terperinciBeberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert
Vol 12, No 2, 153-159, Januari 2016 Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert Firman Abstrak Misalkan adalah operator linier dengan adalah ruang Hilbert Pada operator linier dikenal istilah
Lebih terperinciKARAKTERISTIK POHON FUZZY
KARAKTERISTIK POHON FUZZY Yuli Stiawati 1, Dwi Juniati 2, 1 Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya, 60231 2 Jurusan Matematia, Faultas Matematia dan
Lebih terperinciPELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.
JMP : Volume 6 Nomor, Juni 04, hal. - PELABELAN FUZZY PADA GRAF Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman email : oeytea0@gmail.com ABSTRACT. This paper discusses
Lebih terperinci( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang
Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan
Lebih terperinciRINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN
RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN SAMSUL ARIFIN 04/177414/PA/09899 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM YOGYAKARTA 2008 HALAMAN PENGESAHAN
Lebih terperinciEdisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS
SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS Sri Maryani Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Email : sri.maryani@unsoed.ac.id Abstract Inner
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,
II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor, ruang Bernorm dan ruang Banach, ruang barisan, operator linear (transformasi linear) serta teorema-teorema
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan
II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berfikir dalam melakukan penelitian dan akan mempermudah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya
Lebih terperinciMENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/f(x) DAN h(x)/f(x) ABSTRACT
MENENTUKAN TURUNAN DAN SIFAT-SIFAT TURUNAN DARI FUNGSI 1/(x DAN h(x/(x Yuliana Saitri 1, Sri Gemawati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematia 2 Dosen Jurusan Matematia Faultas Matematia dan
Lebih terperinciMASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS
Seminar Sains Penidi Sains VI UKSW Salatiga Juni 0 MSLH VEKTOR EIGEN MTRIKS INVERS MONGE DI LJBR MX-PLUS Farida Suwaibah Subiono Mahmud Yunus Jurusan Matematia FMIP Institut Tenologi Sepuluh Nopember Surabaya
Lebih terperinciDISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK
0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,
Lebih terperinciBEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE. Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman
JMP : Volume 4 Nomor 2, Desember 2012, hal. 271-278 BEBERAPA SIFAT HIMPUNAN KRITIS PADA PELABELAN AJAIB GRAF BANANA TREE Triyani dan Irham Taufiq Universitas Jenderal Soedirman trianisr@yahoo.com.au ABSTRACT.
Lebih terperinciKEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT
KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT Moch. Ramadhan Mubarak 1), Encum Sumiaty 2), Cece Kustiawan 3) 1), 2), 3) Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI *Surel: ramadhan.101110176@gmail.com ABSTRAK.
Lebih terperinciPerbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb
Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK
Lebih terperinciEKSISTENSI TITIK TETAP DARI SUATU TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH
EKSISTENSI TITIK TETAP DARI SUATU TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH Nur Aeni Prodi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UINAM nuraeniayatullah@gmailcom Info: Jurnal MSA Vol 3 No 1 Edisi: Januari
Lebih terperinciDefinisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.
0 RUANG SAMPEL Kita akan eperoleh ruang sapel, jika kita elakukan suatu eksperien atau percobaan. Eksperien disini erupakan eksperien acak. Misalnya kita elakukan suatu eksperien yang diulang beberapa
Lebih terperinciDeret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII
Keonvergenan Kesumawati Prodi Statistia FMIPA-UII June 23, 2015 Keonvergenan Pendahuluan Kalau sebelumnya, suu suu pada deret ta berujung berupa bilangan real maa ali ini ita embangan suu suunya dalam
Lebih terperinciSistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant
Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah
Lebih terperinciSUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA
SUATU KLAS BILANGAN BULAT DAN PERANNYA DALAM MENGKONSTRUKSI BILANGAN PRIMA I Nengah Suparta dan I. B. Wiasa Jurusan Pendidian MatematiaUniversitas Pendidian Ganesha E-mail: isuparta@yahoo.com ABSTRAK:
Lebih terperinciStudi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya
Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSATAKA
4 II. TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Operator Definisi 2.1.1 (Kreyszig, 1989) Suatu pemetaan pada ruang vektor khususnya ruang bernorma disebut operator. Definisi 2.1.2 (Kreyszig, 1989) Diberikan ruang Bernorm
Lebih terperinciDiberikan sebarang relasi R dari himpunan A ke B. Invers dari R yang dinotasikan dengan R adalah relasi dari B ke A sedemikian sehingga
Departent of Matheatics FMIPA UNS Lecture 3: Relation C A. Universal, Epty, and Equality Relations Diberikan sebarang hipunan A. Maka A A dan erupakan subset dari A A dan berturut-turut disebut relasi
Lebih terperinciFOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU. Malahayati 1
FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, 117 132 KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU Malahayati 1 1 Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Jl. Marsda Adisucipto No. 1 Yogyakarta 55281
Lebih terperinciTITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111
TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111 Abstract. In this paper was discussed about Nadlr fixed
Lebih terperinciKEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI
KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI Laila Istiani R. Heri Soelistyo Utoo 2, 2 Progra Studi Mateatika Jurusan Mateatika FMIPA
Lebih terperinciKAJIAN KONSEP RUANG NORMA-2 DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA
Jurnal Matematika Murni dan Teraan εsilon Vol. 07, No.01, 013), Hal. 13 0 KAJIAN KONSEP RUANG NORMA- DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA Wahidah 1 dan Moch. Idris 1, Program Studi Matematika
Lebih terperinciBAB IV VIBRASI KRISTAL
BAB IV VIBRASI KRISTA Dala bab yang lalu, telah dibahas bahwa ristal tersusun oleh ato-ato yang dia pada posisinya di titi isi. Sesungguhnya, ato-ato tersebut tidalah dia, tetapi bergetar pada posisi esetibangannya.
Lebih terperinciSifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji
Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji Hendy Fergus A. Hura 1, Nora Hariadi 2, Suarsih Utama 3 1 Departemen Matematika, FMIPA UI, Kampus UI Depok, 16424,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bagian ilmu dari matematika dan merupakan
I. PENDAHULUAN. Latar Belaang Teori graf merupaan salah satu bagian ilmu dari matematia dan merupaan poo bahasan yang relatif muda jia dibandingan dengan cabang ilmu matematia yang lain seperti aljabar
Lebih terperinciRuang Linear Metrik: Sifat Sifat Dasar Dan Struktur Ruang Dalam Ruang Linear Metrik
Ruang Linear Metrik: Sifat Sifat Dasar Dan Struktur Ruang Dalam Ruang Linear Metrik Oleh : Iswanti 1, Soeparna Darmawijaya 2 Iswanti, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang, Semarang, Jawa
Lebih terperinciKonvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) A-59 Konvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap pada Ruang b-metrik Cahyaningrum Rahmasari, Sunarsini, dan Sadjidon Jurusan Matematika,
Lebih terperinciRUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ
RUANG LIPSCHITZ Muhammad Rifqi Agustian 1), Rizky Rosjanuardi 2), Endang Cahya 3) 1), 2), 3) Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI *Surel: Muhammadrifqyagustian@yahoo.co.id ABSTRAK. Diberikan ruang
Lebih terperinciBAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM
BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM 4.1. Generator Bilangan Rando dan Fungsi Distribusi Pada siulasi seringkali dibutuhkan bilangan-bilangan yang ewakili keadaan siste yang disiulasikan. Biasanya, kegiatan
Lebih terperinciBAB II RESPONS STRUKTUR TERHADAP PEMBEBANAN DINAMIK
Laporan Tugas Ahir Peodelan Nueri Respons Benturan Tiga Strutur Aibat Gepa BAB II RESPONS STRUKTUR TERHADAP PEMBEBANAN DINAMIK. UMUM Gepa bui adalah suatu geraan tiba tiba atau suatu rentetan geraan tiba
Lebih terperinciKarakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 05 A - 4 Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert Gunawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto gunoge@gmailcom
Lebih terperinciTEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI-
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI- Hajar Grestika Murti, Erna Apriliani, Sunarsini Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciPenggunaan Induksi Matematika untuk Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Ekspresi Reguler
Penggunaan Indusi Matematia untu Mengubah Deterministic Finite Automata Menjadi Espresi Reguler Husni Munaya - 353022 Program Studi Teni Informatia Seolah Teni Eletro dan Informatia Institut Tenologi Bandung,
Lebih terperinciKORELASI ANTARA DUA KELOMPOK VARIABEL KUANTITATIF DALAM ANALISIS KANONIK
Jurnal Pengaaran MIPA, Vol. 0 No. Desember 007 ISSN: -097 KORELASI ANARA DUA KELOMPOK VARIABEL KUANIAIF DALAM ANALISIS KANONIK Oleh : Dewi Rachmatin, S.Si., M.Si. Jurusan Pendidian Matematia FPMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Fuzzy 2.1.1 Dasar-Dasar Teori Fuzzy Secara prinsip, di dalam teori fuzzy set dapat dianggap sebagai estension dari teori onvensional atau crisp set. Di dalam teori crisp
Lebih terperinciRuang Norm-n Berdimensi Hingga
Jurnal Matematika Integratif. Vol. 3, No. 2 (207), pp. 95 04. p-issn:42-684, e-issn:2549-903 doi:0.2498/jmi.v3.n2.986.95-04 Ruang Norm-n Berdimensi Hingga Moh. Januar Ismail Burhan Jurusan Matematika dan
Lebih terperinciSISTEM VERIFIKASI CITRA TANDATANGAN DENGAN METODE POLA BUSUR TERLOKALISASI
SISTEM VERIFIKASI CITRA TANDATANGAN DENGAN METODE POLA BUSUR TERLOKALISASI A.A. K. Oa Sudana Staf Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Udayana ABSTRACT Signature is used as a proof of one s ratification.
Lebih terperinciKekontraktifan Pemetaan pada Ruang Metrik Kerucut
Jurnal Matematika Integratif ISSN 1412-6184 Vol 9 No 2, Oktober 2013 pp 53-57 Kekontraktifan Pemetaan pada Ruang Metrik Kerucut Badrulfalah dan Iin Irianingsih Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas
Lebih terperinciITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF
ITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF Agung Anggoro, Siti Fatimah 1, Encum Sumiaty 2 Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI *Surel: agung.anggoro@student.upi.edu ABSTRAK. Misalkan
Lebih terperinciV dinamakan ruang vektor jika terpenuhi aksioma : 1. V tertutup terhadap operasi penjumlahan
RUANG VEKTOR Rang Vetor Umm Misalan dan, l Riil V dinamaan rang vetor jia terpenhi asioma :. V terttp terhadap operasi penjmlahan.., Unt setiap v v v, w V, v V v w v w maa v V. Terdapat V sehingga nt setiap
Lebih terperinciAljabar Linear Elementer
Aljabar Linear Elementer MA SKS Silabs : Bab I Matris dan Operasinya Bab II Determinan Matris Bab III Sistem Persamaan Linear Bab IV Vetor di Bidang dan di Rang Bab V Rang Vetor Bab VI Rang Hasil Kali
Lebih terperinci3.1 TEOREMA DASAR ARITMATIKA
3. TEOREMA DASAR ARITMATIKA Definisi 3. Suatu bilangan bulat > disebut (bilangan) rima, jia embagi ositif bilangan tersebut hanya dan. Jia bilangan bulat lebih dari satu buan bilangan rima disebut (bilangan)
Lebih terperinciMETODE PANGKAT BALIK TERGESER UNTUK MENCARI NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN
MEODE PNGK BLIK ERGESER UNUK MENCRI NILI EIGEN DN VEKOR EIGEN Sangadi BSRC rtile disusses the shifted power method as the extension of the power method he shifted power method also requires a good starting
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah : MAA 526 Nama Mata Kuliah : Analisis Fungsional
Ming gu ke RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah : MAA 56 Nama Mata Kuliah : Analisis Fungsional T o p i k S u b T o p i k 1. Ruang Banach - Ruang metrik - Ruang vektor bernorm - Barisan di ruang
Lebih terperinciKetunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach
Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach Badrulfalah 1,Khafsah Joebaedi 2 1 Departemen Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran badrulfalah@gmail.com 2 Departemen Matematika
Lebih terperinciBab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup
GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Metrik Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh aksioma-aksioma tertentu. Ruang metrik merupakan hal yang fundamental dalam analisis fungsional,
Lebih terperinciKEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE
Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 1 Hal. 42 51 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND KEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE DEBI OKTIA HARYENI
Lebih terperinciPENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL
PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2010 2 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat
Lebih terperinciPertemuan 8 Aljabar Linear & Matriks
Pertemuan 8 Aljabar Linear & Matriks 1 Jika A adl matriks nxn yg invertible, untuk setiap matriks b dgn ukuran nx1, maka sistem persamaan linier Ax = b mempunyai tepat 1 penyelesaian, yaitu x = A -1 b
Lebih terperinciALJABAR MAX-PLUS BILANGAN KABUR (Fuzzy Number Max-Plus Algebra) INTISARI ABSTRACT
M. And Rhudito, dkk., Aljabar Max-Plus Bilangan Kabur ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN KABUR (Fuzz Nuber Max-Plus Algebra) M. And Rudhito, Sri Wahuni 2, Ari Suparwanto 2 dan F. Susilo 3 Jurusan Pendidikan Mateatika
Lebih terperinci0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks
0. Pendahuluan Analisis Fourier mempelajari berbagai teknik menganalisis sebuah fungsi dengan menguraikannya sebagai deret atau integral fungsi tertentu (yang sifat-sifatnya telah kita kenal dengan baik,
Lebih terperinciIII HASIL DAN PEMBAHASAN
7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Analisis Metode Dala penelitian ini akan digunakan etode hootopi untuk enyelesaikan persaaan Whitha-Broer-Koup (WBK), yaitu persaaan gerak bagi perabatan gelobang pada perairan
Lebih terperinciPELABELAN SUPER SISI AJAIB PADA GRAF MULTI STAR
LAPORAN PENELITIAN BERSAMA DOSEN-MAHASISWA PELABELAN SUPER SISI AJAIB PADA GRAF MULTI STAR Ketua Tim: ABDUSSAKIR, M.Pd FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Lebih terperinciPERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV
PERENCANAAN JUMLAH TENAGA PERAWAT DI RSUD PAMEKASAN MENGGUNAKAN RANTAI MARKOV Nama Mahasiswa : Husien Haial Fasha NRP : 1207 100 011 Jurusan : Matematia FMIPA-ITS Dosen Pembimbing : Drs. Suharmadi, Dipl.
Lebih terperinciBAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8.
BAB III BAHASAN KONSTRUKSI GF( ) Untuk engonstruksi GF( ) dala penelitian ini dapat dilakukan dengan engacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 28 Karena adalah bilangan pria, aka berdasarkan
Lebih terperinciVARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS
VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2009 2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 1 Sistem Bilangan Kompleks (C) 1 1 Pendahuluan...............................
Lebih terperinciOPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS
OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS Muslim Ansori *,Tiryono 2, Suharsono S 2,Dorrah Azis 2 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung,2 Jln. Soemantri Brodjonegoro No Bandar Lampung email: ansomath@yahoo.com
Lebih terperinciFOURIER Oktober 2014, Vol. 3 No. 2, KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE. Yogyakarta
FOURIER Oktober 014, Vol. 3 No., 146 166 KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE A. Rifqi Bahtiar 1, Muchammad Abrori, Malahayati 3 1,, 3 Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga
Lebih terperinciBAB III DIMENSI PARTISI GRAF KIPAS DAN GRAF KINCIR
BAB III DIMENSI PARTISI GRAF KIPAS DAN GRAF KINCIR 3. Dimensi Partisi Graf Kipas (F n ) Berdasaran Proposisi dan Proposisi, semua graf G selain graf P n dan K n memilii 3 pd(g) n -. Lebih husus, graf Kipas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Untuk encaai tujuan enelitian, dierlukan beberaa engertian dan teori yang relevan dengan ebahasan. Dala bab ini akan diberikan beberaa teori berua definisi, teorea, auun lea yang
Lebih terperinciHubungan Antara Turunan Parsial dan Kekontinuan Pada Fungsi Dua Peubah
Jurnal EKSPONENSIAL Volue Noor Mei ISSN 85-789 Hubungan Antara Turunan Parsial dan Kekontinuan Pada Fungsi Dua Peuba Relationsip Between Partial Derivatives and Continuit on te Function o Two Variables
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti
Lebih terperinciUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Ruang Norm Sumanang Muhtar Gozali UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Definisi. Misalkan suatu ruang vektor atas. Norm pada didefinisikan sebagai fungsi. : yang memenuhi N1. 0 N2. 0 0 N3.,, N4.,, Kita dapat
Lebih terperinciKeterbatasan Lokal Suatu Operator Superposisi Pada Ruang Barisan Real. Lina Nurhayati, Universitas Sanggabuana
Keterbatasan Lokal Suatu Operator Superposisi Pada Ruang Barisan Real Lina urhayati, Universitas Sanggabuana nurhayati_lina@yahoo.co.id Abstrak Misalkan P suatu operator superposisi terbatas dan T adalah
Lebih terperinciProses Keputusan Markovian
Proses Keputusan Marovian 1 Pengantar Proses eputusan Marovian adalah proses eputusan stoasti/probabilistidimana banyanya state adalah hingga (finit). Melibatan dua buah matris: matris transisi (P) dan
Lebih terperinciBAB 2 TEORI PENUNJANG
BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan
Lebih terperinciBAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI
BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI 3. Pengertian Prinsip Sangar Burung Merpati Sebagai ilustrasi ita misalan terdapat 3 eor burung merpati dan 2 sangar burung merpati. Terdapat beberapa emunginan bagaimana
Lebih terperinciKESTABILAN PERSAMAAN FUNGSIONAL JENSEN.
KESTABILAN PERSAMAAN FUNGSIONAL JENSEN Hilwin Nisa, Hairur Rahman, 3 Imam Sujarwo Jurusan Matematika, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang jurusan Matematika, Universitas Islam Negeri
Lebih terperinciAnalisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Analisis Fungsional Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Lingkup Materi Ruang Metrik dan Ruang Topologi Kelengkapan Ruang Banach Ruang Hilbert
Lebih terperinciCLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA
CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES Perteuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA Miniu distance classifiers elakukan klasifikasi berdasarkan jarak terpendek. Ada dua jenis yang dibahas:. The Euclidean Distance
Lebih terperinci