Pengawasan Parlementer atas Sektor Keamanan dan Gender

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengawasan Parlementer atas Sektor Keamanan dan Gender"

Transkripsi

1 Tool 7 Toolkit Geder da RSK Reformasi Sektor Keamaa da Geder Pegawasa Parlemeter atas Sektor Keamaa da Geder Ilja Luciak Geeva Cetre for the Democratic Cotrol of Armed Forces (DCAF)

2

3 Pegawasa Parlemeter atas Sektor Keamaa da Geder Ilja Luciak Geeva Cetre for the Democratic Cotrol of Armed Forces (DCAF)

4 Toolkit RSK da Geder Tetag Peulis Dr. Ilja Luciak adalah Dose da Ketua Jurusa Ilmu Politik, Istitut Politekik da Uiversitas Negeri Virgiia. Peelitiaya berfokus pada politik komparatif, politik Amerika Lati, teori pembagua, geder da demokratisasi, da perubaha politik yag kejam. Ia telah meerbitka sejumlah buku da artikel megeai berbagai isu seperti kesetaraa geder da perjajia perdamaia, geder da demokrasi di egara-egara Amerika Lati, tata pemeritaha yag demokratis da pembagua aliasi perempua utuk rekostruksi pasca-perag di Amerika Tegah. Ilja medapat gelar doktor (PhD) bidag Ilmu Politik dari Uiversitas Iowa. Peyutig Mega Bastick da Kristi Valasek, DCAF. Ucapa Terima Kasih Kami megucapka terima kasih kepada para pihak berikut atas kometar berharga mereka megeai racaga tool (alat) ii: Has Bor, Willem F. Va Eekele, Mahitab Mekkawi, Rita Taphor, Toe Tigsgard, da UN-INSTRAW. Selai itu, kami juga meyampaika terima kasih kepada Bejami Bucklad, Athoy Drummod, da Mugiho Takeshita atas batua peyutiga mereka, da Aja Eböther atas bimbigaya dalam proyek ii. Beberapa bagia dari Tool (Alat) ii bersumber dari tulisa Ilja A. Luciak berjudul Koflik da Respos Parleme Bergeder, yag merupaka lapora Kosulta yag disusu utuk proyek Program Pembagua PBB megeai Peguata Pera Parleme dalam Pecegaha da Pemuliha Krisis, (New York: UNDP), April Geder da Toolkit RSK Tool (alat) megeai Pegawasa Parlemeter atas Sektor Keamaa da Geder ii merupaka bagia dari Toolkit Geder da RSK. Diracag utuk memberika pegatar praktis isu geder bagi para praktisi da pembuat kebijaka reformasi sektor keamaa, Toolkit ii terdiri dari 12 Tool (Alat) berikut da Catata Praktikya: 1. Reformasi Sektor Keamaa da Geder 2. Reformasi Kepolisia da Geder 3. Reformasi Pertahaa da Geder 4. Reformasi Peradila da Geder 5. Reformasi Hukum Pidaa da Geder 6. Maajeme Perbatasa da Geder 7. Pegawasa Parlemeter terhadap Sektor Keamaa da Geder 8. Pembuata Kebijaka Keamaa Negara da Geder 9. Pegawasa Masyarakat Sipil terhadap Sektor Keamaa da Geder 10. Perusahaa-perusahaa Militer da Keamaa Swasta da Geder 11. Peilaia, Pemataua da Evaluasi RSK da Geder 12. Pelatiha Geder utuk Persoil Sektor Keamaa Lampira Udag-udag da Istrume Iterasioal da Regioal DCAF, OSCE/ODIHR da UN-INSTRAW megucapka terima kasih atas batua Departeme Luar Negeri Norwegia dalam pembuata Toolkit ii. DCAF Pusat Kedali Demokratis atas Agkata Bersejata Jeewa (DCAF) mempromosika tata kelola pemeritaha yag baik da reformasi sektor keamaa. Pusat ii melakuka peelitia megeai praktik yag baik, medorog pegembaga orma-orma yag sesuai di tigkat asioal da iterasioal, membuat rekomedasi kebijaka da megadaka program kosultasi da batua di egara yag membutuhka. Para mitra DCAF meliputi pemeritah, parleme, masyarakat sipil, orgaisasi iterasioal, da para aktor sektor keamaa seperti polisi, lembaga peradila, bada itelije, bada keamaa perbatasa, da militer. OSCE/ODIHR Kator Lembaga Demokrasi da Hak Asasi Mausia (ODIHR) adalah lembaga utama utuk dimesi mausiawi keamaa OSCE: suatu kosep umum yag mecakup perliduga HAM; pegembaga masyarakat yag demokratis, dega peekaa pada pemiliha umum, pembagua lembaga, da tata kelola pemeritaha; peguata pemeritaha berdasarka hukum; da mempromosika rasa salig hormat yag tulus da salig pegertia atar idividu, da juga egara. ODIHR ikut berpera dalam peyusua Toolkit ii. UN-INSTRAW Istitut Peelitia da Latiha Kemajua Waita Iterasioal PBB (UN-INSTRAW) adalah satu-satuya lembaga PBB yag diberi tugas utuk meyusu program peelitia yag berpera bagi pemberdayaa waita da pecapaia kesetaraa geder di seluruh duia. Melalui pembagua aliasi dega Negara-egara Aggota PBB, orgaisasi-orgaisasi iterasioal, akademisi, masyarakat sipil da para aktor laiya, UN-INSTRAW: Melakuka peelitia berorietasi aksi dari perspektif geder yag memberika dampak yata terhadap berbagai kebijaka, program da proyek; Meciptaka siergi utuk maajeme pegetahua da pertukara iformasi; Memperkuat kemampua para stakeholder (pihak yag berkepetiga) utama dalam memaduka perspektif geder ke dalam berbagai kebijaka, program da proyek. Gambar sampul Keystoe, AP, Herwig Vergult, DCAF, OSCE/ODIHR, UN-INSTRAW, Hak cipta dilidugi udag-udag. ISBN Dokume ii diterbitka secara asli oleh DCAF, OSCE/ODIHR da UN-INSTRAW pada tahu 2008 sebagai bagia dari Toolkit Geder da RSK. Versi bahasa Idoesia ii diterjemahka dari bahasa Iggris oleh Catherie Muir da diterbitka oleh IDSPS atas ama DCAF. Kutip sebagai: Ilja Luciak, Pegawasa Parlemeter atas Sektor Keamaa da Geder. Toolkit Geder da Reformasi Sektor Keamaa. Peyutig Mega Bastick da Kristi Valasek. Jeewa: DCAF, OSCE/ODIHR, UN-INSTRAW, Dicetak oleh SRO-Kudig. i

5 Pegawasa Parlemeter atas Sektor Keamaa da Geder DAFTAR ISI Daftar Akroim iii 1. Pedahulua 1 2. Apa itu pegawasa parlemeter atas sektor keamaa? 1 3. Megapa geder petig dalam pegawasa parlemeter atas sektor keamaa? Udag-udag da kebijaka keamaa yag iklusif da berbasis kebutuha Lembaga-lembaga sektor keamaa yag efektif da bersifat mewakili Peyusua aggara da maajeme sumber daya yag adil Kesetaraa geder dalam pembuata keputusa parleme 5 4. Bagaimaa memaduka geder ke dalam pegawasa parlemeter atas sektor keamaa? Rumuska udag-udag da kebijaka keamaa yag iklusif da berbasis kebutuha Betuk lembaga-lembaga sektor keamaa yag bersifat mewakili da efektif Tagai kekerasa berbasis geder Tigkatka keterwakila waita di parleme da dalam pembuata keputusa keamaa parleme Laksaaka peyusua aggara da pegadaa barag yag adil Memaduka geder ke dalam pegawasa parlemeter atas sektor keamaa dalam koteks khusus Negara-egara pasca-koflik Negara-egara maju Rekomedasi pokok bagi aggota parleme Sumber daya tambaha 18 i

6 Toolkit RSK da Geder SINGKATAN DAN AKRONIM CEDAW DDR GBV IPU LSM NATO OMS OSCE PBB Covetio o the Elimiatio of All Forms of Discrimiatio agaist Wome (Kovesi Peghapusa Segala Betuk Diskrimiasi terhadap Perempua) Disarmamet, Demobilisatio, ad Reitegratio Processes (Proses Perlucuta Sejata, Demobilisasi da Reitegrasi) Geder-Based Violece (Kekerasa Berbasis Geder) Iter-Parliametary Uio (Persatua Atar-Parleme) No-Govermetal Orgaisatios (Lembaga Swadaya Masyarakat) North Atlatic Treaty Orgaizatio (Orgaisasi Perjajia Atlatik Utara) Civil Society Orgaisatio (Orgaisasi Masyarakat Sipil) Orgaisatio for Security ad Cooperatio i Europe (Orgaisasi Keamaa da Kerja Sama di Eropa) Uited Natios (Perserikata Bagsa-Bagsa) iii

7 Pegawasa Parlemeter atas Sektor Keamaa da Geder Pegawasa Parlemeter atas Sektor Keamaa da Geder 1Pedahulua Parleme memaika pera petig dalam reformasi sektor keamaa. Sebagai wakil kepetiga warga egara, aggota parleme memaika pera legislatif da pegawasa yag sagat petig, yag memita pertaggugjawaba lembaga eksekutif. Parleme meyetujui aggara, megkaji da melaksaaka perudag-udaga yag berkaita dega sektor keamaa, da mejalaka fugsi pejembataa petig atara pemeritah da warga egara dalam meetuka dialog asioal megeai keamaa. Parleme adalah satu-satuya lembaga yag dipilih secara asioal yag dapat berbicara atas ama semua warga egara da membela kepetiga keamaa mereka. Bila aggota parleme mem - bahas isu geder yag mecakup pemahama megeai kebutuha keamaa pria, waita, aak perempua da aak lelaki yag berbeda mereka memperkuat pegawasa mereka atas sektor keamaa. Pegawasa yag taggap terhadap geder dapat mejami kebijaka yag iklusif da berbasis kebutuha; memperkuat efektivitas operasioal lembaga-lembaga sektor keamaa; da memita mereka bertaggug jawab atas peyusua aggara yag adil. Tool (alat) ii berusaha meyoroti petigya pegawasa parlemeter atas sektor keamaa da mafaat yag diperoleh aggota parleme dari pemasuka perspektif geder ke dalam program kerja mereka. Kelompok sasara utama pada tigkat asioal meliputi aggota parleme, staf parleme, da partai politik. Para aggota da staf lembaga parleme regioal, seperti Parleme Pa Afrika, Parleme Amerika Tegah, Parleme Eropa serta Majelis Parleme OSCE da NATO juga mejadi kelompok sasara; begitu pula lembaga-lembaga da kelompok-kelompok aggota parleme, seperti Associatio of Europea Parliametarias for Africa (Perhimpua Aggota Parleme Eropa utuk Afrika), yag melakuka kegiata batua parleme. Para pejabat reformasi sektor keamaa pemeritah da proyek pemeritaha, orgaisasi masyarakat sipil, peeliti da akademisi yag meeliti salig keterkaita atara keamaa, parleme da geder juga dapat memperoleh mafaat dari tool (alat) ii. Setelah pembahasa sigkat megeai sifat dari pegawasa parlemeter atas sektor keamaa, tool (alat) ii meguraika petigya da mafaat dari pemadua geder ke dalam program kerja parleme megeai isu-isu geder. Tool (alat) ii memberika sara-sara megeai bagaimaa memaduka geder ke dalam pegawasa parlemeter da meliputi suatu bagia yag membahas geder da pegawasa parlemeter dalam koteks khusus egara-egara pasca-koflik da egara-egara maju. Tool (alat) ii ditutup dega beberapa rekomedasi pokok da memberika sejumlah sumber daya tambaha bagi para praktisi. 2Apa itu pegawasa parlemeter atas sektor keamaa? Defiisi umum pegawasa parlemeter atas sektor keamaa meyataka: Lembaga legislatif melakuka pegawasa parlemeter dega meyetujui udag-udag yag merumuska da megatur lembaga-lembaga keamaa da kekuasaa mereka maupu apropriasi aggara yag pada degaya. Kotrol ii dapat juga mecakup pembetuka ombudsma parleme atau komisi yag dapat melakuka peyelidika megeai pegadua masyarakat. 1 Tata pemeritaha yag baik memerluka pegawasa parlemeter. Parleme berada di pusat demokrasi, yag berpera sebagai beteg melawa pemeritaha autokratis. Parleme memiliki kekuasaa aggara da dega demikia meetuka aggara sektor keamaa. Selajutya, parleme meciptaka parameter hukum utuk isu-isu keamaa. Tergatug pada egara yag bersagkuta, berikut ii adalah beberapa tidaka yag dapat diambil parleme utuk megawasi sektor keamaa: 2 Meyetujui, meolak atau megusulka perubaha atas kebijaka keamaa da udag-udag pertahaa. - Megadaka debat parleme - Megajuka pertayaa parleme da melakuka iterpelasi (memita pejabat pemeritah meje - las ka suatu tidaka atau kebijaka) - Memita kosultasi asioal megeai isu keamaa - Memita peelitia Megguaka da megawasi ketetua aggara yag berkaita dega keamaa Megesahka atau megakhiri keadaa darurat atau perag 1

8 Toolkit RSK da Geder Meyetujui atau meolak proposal pemeritah megeai: - Perjajia, aliasi iterasioal, da pegirima pasuka ke luar egeri - Pegagkata persoel keamaa tigkat tiggi - Pembelia sejata berat Mematau da megevaluasi kebijaka da program keamaa - Melakuka peyelidika atau degar pedapat parleme - Memita evaluasi megeai pelaksaaa kebijaka/program dari pemeritah atau megagkat kosulta utuk melakuka audit kierja khusus - Melakuka atau megkaji fugsi mekaisme audit, misalya ombudsma pertahaa Ada berbagai aktor petig di dalam sistem parleme: Aggota parleme adalah para wakil yag dipilih oleh para pemilih aggota parleme. Mereka dapat me - mastika bahwa pegadua warga diper timbagka dalam kebijaka yag berkaita dega keamaa yag diajuka oleh lembaga eksekutif. Mereka dapat megadaka degar pedapat publik, memberika iformasi petig kepada kelompok-kelompok masyarakat sipil, da dalam beberapa kasus aggota parleme megguaka pertemua di balai kota utuk membahas kebijaka pemeritah dega kostitue mereka. Fugsi terakhir ii, yag berpera sebagai jembata peghubug dega masyarakat baik pada tigkat partai atau aggota parleme sagat memperkuat legitimasi pem buata keputusa parleme megeai isu-isu ke amaa. Partai politik adalah usur utama dari parleme. Struktur orgaisasi kebayaka parleme dibagu di sekitar partai politik. Dalam kebayaka sistem politik, partai politik, bukaya parleme itu sediri, adalah peghubug utama atara pembuat keputusa da masyarakat sipil. Partai politik memiliki posisi khusus mereka sediri di sektor keamaa da megguaka lembaga legislatif sebagai forum utuk meyampaika padaga mereka kepada masyarakat. Staf parleme memaika pera petig dalam mejalaka fugsi parleme. Staf parleme memiliki berbagai macam keahlia yag dima - faatka oleh aggota parleme da partai politik. Staf profesioal mejami keberlajuta dalam pembahasa isu-isu keamaa yag kompleks da dapat memberika koteks historis. Dega demikia, para staf merupaka usur petig dalam memberika pegawasa yag efektif atas sektor keamaa. Ombudsma parleme sudah sagat umum di Eropa sebagai mekaisme utuk memperkuat fugsi pegawasa parlemeter. Di Eropa Barat, kecuali Jerma, Yuai, Italia, Luxemburg, da Swis, semua egara memiliki ombudsma di tigkat asioal. Italia da Swis memiliki ombudsma di tigkat daerah atau kota, sedagka Budestag Jerma memiliki Komite Petisi yag berpera se - bagai padaa fugsioal sebagaimaa om bud s ma militer utuk pegadua dari agkata ber sejata.3 Masyarakat sipil bisa mejadi mitra efektif dalam medukug para aggota parleme dalam usaha membeahi sektor keamaa. Parleme dapat megguaka cara yag berbeda utuk beriteraksi dega masyarakat sipil, yag meliputi mega - daka dialog asioal, meyeleggaraka degar pedapat publik parleme megeai udagudag yag diajuka, atau memita presetasi para pakar. Hubuga seperti ii merupaka tradisi yag telah lama berlagsug di bayak egara. Perbedaa kemampua pegawasa parlemeter di seluruh duia sagat jelas. Parleme dega sejarah kekuasaa membuat udag-udag yag kuat, legitimasi yag didasarka pada madat rakyat da riwayat pegawasa yag ketat terhadap lembaga eksekutif, aka lebih efektif dalam melakauka kotrol terhadap reformasi sektor keamaa dibadigka dega parleme di bayak egara berkembag da egara yag sedag dalam masa trasisi yag tidak bekerja dalam kodisi yag medukug. Lembaga legislatif di egara-egara yag megalami koflik da egara-egara yag sedag dalam masa trasisi meghadapi masalah politik, kostitusi, da sumber daya yag meghambat efektivitasya. Meskipu megalami hambata struktural da istitusioal, parleme memaika pera petig dalam mejami agar reformasi sektor keamaa mejadi suatu proses yag iklusif. Semua parleme terhambat oleh kompleksitas ihere dari isu-isu yag berkaita dega reformasi sektor keamaa da dega demikia meghadapi tataga yag sama dalam usaha mereka mela - kuka pegawasa yag efektif. Apakah itu Kogres Amerika Serikat yag berusaha merevisi Udag- Udag PATRIOT Amerika Serikat utuk megimbagi lembaga eksekutif yag terlalu bersemagat segera setelah kasus 11 September, parleme Eropa yag megkhawatirka kebijaka pertahaa Ui Eropa atau lembaga legislatif Arab yag berusaha meujukka kekuasaaya segera setelah terjadiya koflik, semua lembaga legislatif sama-sama memahami kompleksitas yag dihadapi parleme ketika mereka berusaha melakuka kotrol atas kekuata militer da kepolisia. Parleme ter hambat oleh kuragya keahlia mereka maupu domiasi lembaga eksekutif di bidag keamaa. Mi salya, preside da kabietya serig meg gu aka udag-udag kerahasiaa utuk meg hambat akses bebas parleme atas iformasi. Kadag-kadag, tataga besar juga memberika peluag besar. Misalya, situasi koflik memberika peluag petig kepada parleme utuk terlibat secara efektif dalam reformasi sektor keamaa. Segera setelah berakhirya perag saudara atau betuk-betuk perubaha politik yag kejam laiya, parleme medapat madat kuat utuk mewakili kepetiga warga egara dega melaksaaka fugsi pegawasa da legislatifya utuk meig - katka keamaa mausia. 2

9 Pegawasa Parlemeter atas Sektor Keamaa da Geder 3Megapa geder petig dalam pegawasa parlemeter atas sektor keamaa? Geder merujuk pada pera da hubuga, ciri kepribadia, sikap, tigkah laku da ilai-ilai tertetu yag dihubugka masyarakat dega pria da waita. Karea itu, geder merujuk pada perbedaa yag dipelajari atara pria da waita, sedagka jeis kelami merujuk pada perbedaa biologis atara pria da waita. Pera geder sagat bervariasi di dalam da atarkebudayaa da dapat berubah sepajag waktu. Geder tidak haya merujuk pada waita atau pria tapi juga merujuk pada hubuga di atara mereka. Pegarusutamaa geder adalah proses meilai implikasi terhadap waita da pria dari suatu tidaka yag terecaa, yag meliputi pembuata udag-udag, kebijaka, atau program di semua bidag da pada semua tigkata. 4 Utuk iformasi lebih lajut lihat Tool (Alat) megeai RSK da Geder 3.1 Udag-udag da kebijaka yag iklusif da berbasis kebutuha Parleme yag terlibat dalam reformasi sektor ke - amaa medapatka mafaat dari pemadua perspektif geder ke dalam fugsi iti mereka. Sebagai wakil yag dipilih kostitue mereka, aggota parleme bertaggug jawab mejami kebutuha keamaa waita, pria, aak perempua, da aak lelaki dimasukka ke dalam pembuata kebijaka keamaa. Pria, waita, aak perempua, da aak lelaki meg - hadapi acama keamaa yag berbeda. Kekerasa berbasis geder (GBV) adalah salah satu dari acama keamaa mausia yag palig umum di duia. Waita da pria memiliki akses yag berbeda atas layaa kesehata, pedidika, kekuasaa membuat ke pu - tusa, da sumber daya laiya, yag mem pegaruhi setiap aspek keamaa mereka. Proses pembuata kebijaka keamaa asioal serig berfokus pada pembahasa acama keamaa eksteral seperti terorisme da sejata pemusah massal, da kesiapa kekuata militer. Udag-udag da kebijaka yag megatur perpolisia, lembaga peradila, lembaga pe - ma sya ra kat a, otoritas per batasa, itelije, kekuata per tahaa da age keamaa swasta serig diru - mus ka tapa mem perhatika bagaimaa u dag-udag da kebijaka tersebut dapat me im - bulka pegaruh yag berbeda terhadap berbagai lapisa masyarakat. Namu demikia, aggota parleme dapat megguaka ke kuasaa legislatif, aggara, da kekuasaa pega wasa laiya utuk mejami agar udag-u dag da kebijaka keamaa memeuhi kebutuha semua kostitue mereka, dega mempertimbagka GBV da aspekaspek laiya dari akses keamaa pria da waita yag berbeda. Peigkata keterlibata waita di sektor keamaa meimbulka pertayaa baru yag harus diper - timbagka aggota parleme, yag meliputi isu-isu pelatiha, ketetua berpakaia, da perumaha. Pada saat yag sama, ada kebutuha sektor ke amaa tradisioal yag baru belakaga ii saja me dapat bayak perhatia, seperti pelatiha memadai persoel polisi utuk meaggapi kekerasa dalam rumah tagga da betuk-betuk GBV laiya. Per hatia terhadap isu-isu petig ii meimbulka ke ya kia da kepercayaa di kalaga kelompok-ke lom pok yag selama ii terpiggirka di lem baga-lembaga pe me - ritaha. Perhatia ii juga mem perkuat legitimasi parleme. Selajutya, bila parleme mecakup berbagai aktor ma syarakat sipil, yag meliputi wakil-wakil dari or ga - isasi waita, dalam proses pembuata u dag-u dag da kebijaka, hal ii meigkatka res posivitas da legitimasi kebijaka keamaa, lem ba ga keamaa, da parleme itu sediri (lihat Kotak 1). 3.2 Lembaga sektor keamaa yag efektif da bersifat mewakili Parleme dapat melakuka pegawasa terhadap kierja lembaga da persoel keamaa dega meigkatka pedidika, memperkealka kode perilaku, meetuka mekaisme pertaggug ja wab - a, da megkaji ulag kebijaka sumber daya mausia. Pemadua isu geder sagat petig demi efikasi da efisiesi operasioal di sektor keamaa yag meliputi agkata bersejata, kepolisia, otoritas perbatasa, lembaga peradila da lembaga pemasyarakata da dega demikia harus dipa - tau oleh parleme. Lembaga-lembaga sektor ke amaa telah terbukti lebih efektif secara ope - rasioal bila mereka meigkatka partisipasi waita da meuruka tigkat diskrimiasi, peleceha seksual da kekerasa. Partisipasi waita di lembaga keamaa juga mejadi aspek petig dalam meciptaka lembaga sektor keamaa yag bersifat mewakili, yag aka medapatka kepercayaa masyarakat. Lihat Tools (Alat-alat) megeai Reformasi Kepolisia da Geder serta Reformasi Pertahaa da Geder Aggota parleme dapat megambil lagkah-lagkah pertaggugjawaba proaktif utuk meigkatka partisipasi waita da meuruka tigkat diskrimiasi da kekerasa. Misalya, parleme berpera meyetujui udag-udag yag mejami semua jabata di lembaga-lembaga sektor keamaa, termasuk jabata tempur, terbuka bagi waita. Pada tahu 2000, Parleme Israel meyetujui amademe terhadap Udag-Udag Lembaga Keamaa yag 3

10 Toolkit RSK da Geder Kotak 1 Membuat kebijaka keamaa yag taggap terhadap geder di Afrika Selata 5 Proses reformasi sektor keamaa Afrika Selata pasca-apartheid serig diguaka sebagai cotoh iklusivitas da partisipasi geder. Buku Putih tahu 1996 megeai Pertahaa Nasioal Republik Afrika Selata diracag oleh Laurie Natha dari Uiversitas Cape Tow. Racaga pertama buku tersebut ditaggapi secara luas oleh orgaisasi-orgaisasi masyarakat sipil da perusahaa-perusahaa idustri pertahaa. Buku ii meliputi pembahasa megeai keamaa mausia da meekaka peciptaa budaya istitusi o-seksis, yag meliputi kewajiba Kemeteria Pertahaa megidetifikasi da meghapuska praktik da sikap diskrimiatif di agkata bersejata. Selai itu, buku ii meyeruka program tidaka afirmatif da peluag setara serta pegakua hak waita utuk bertugas di semua pagkat da jabata, termasuk pera tempur. Buku Putih ii juga meyeruka pegkajia ulag sistem pertahaa utuk meguraika ricia operasioal seperti doktri, racaga kekuata, logistik, persejataa, sumber daya mausia da peralata. Berkat desaka para aggota parleme waita da pihak-pihak laiya, Komite Tetap Gabuga Parleme bidag Pertahaa meyeruka kosultasi asioal sebagai bagia dari proses pegkajia ulag sistem pertahaa. Berbagai lagkah diambil utuk mejami partisipasi masyarakat, yag meliputi pegguaa pesawat da bus militer utuk megagkut para pemuka agama da pemuka masyarakat, aktivis LSM da wakil-wakil orgaisasi waita utuk meghadiri pertemua da lokakarya daerah. Orgaisasi-orgaisasi waita tigkat akar rumput sagat petig dalam mearik perhatia terhadap isu-isu yag sebelumya diabaika seperti dampak ligkuga dari kegiata militer da peleceha seksual terhadap waita yag dilakuka oleh persoel militer. Utuk meaggapi isu-isu ii, dua sub-komite baru dibetuk di Sekretariat Pertahaa. Setelah proses selama dua tahu, pegkajia ulag sistem pertahaa partisipatif telah membatu mewujudka kosesus asioal megeai isu-isu pertahaa da meghasilka legitimasi publik atas struktur keamaa baru tersebut. membuka semua profesi militer bagi waita. 6 Bila parleme melakuka kotrol terhadap komposisi da madat misi pemeliharaa perdamaia, mereka berpeluag meyeruka peigkata partisipasi waita. Terjadi peigkata kesadara bahwa misi ii lebih efektif bila para aggotaya telah medapatka pelatiha geder da pasuka itu sediri melibatka waita dalam struktur komado da juga dalam pasuka yag sesugguhya. Prajurit waita cederug lebih memahami kebutuha bergeder peduduk yag mereka layai da lebih mugki didekati oleh kelompok-kelompok masyarakat yag terpiggirka. 7 Parleme juga memaika pera petig dalam mecegah da memita pertaggug-jawaba lembaga sektor keamaa atas terjadiya diskrimiasi, peleceha seksual da kekerasa. Dari skadal persoel pemelihara perdamaia yag terlibat dalam eksploitasi seksual da perdagaga mausia, tigkat peleceha seksual yag tiggi terhadap waita dalam agkata bersejata, sampai pegaiayaa seksual oleh staf pejara, betuk-betuk GBV ii adalah tidak pidaa yag meguragi efektivitas lembaga ke - amaa. Sebagai respos, aggota parleme dapat meyetujui kebijaka yag meetapka kode perilaku, membuat udag-udag megeai tidaka hu - kuma, meetapka ombudsma pertahaa da/ atau geder, meyeruka peyelidika medalam da mematau pelaksaaa saksi. Salah satu cotohya adalah resolusi Parleme Eropa megeai partisipasi waita dalam peyelesaia koflik secara damai, yag disetujui pada tahu Resolusi ii memita egara-egara aggota utuk melakuka berbagai tidaka utuk meigkatka partisipasi waita da resposivitas geder dalam koteks prakarsa yag berkaita dega perdamaia da keamaa. Selai memita pelatiha geder bagi persoel da staf militer yag terlibat dalam pe yu - sua kebijaka megeai koflik, resolusi ii meyeruka perekruta da pecaloa lebih bayak waita di lembaga-lembaga diplomatik da mem pro - mosika pegguaa tim pemelihara perdamaia, tim pecari fakta da tim batua yag semua ag go - taya waita. Sehubuga dega pelaggara HAM, Kotak 2 Kotribusi aggota parleme waita Rwada terhadap rekostruksi pasca-koflik Setelah geosida Rwada, pembeaha pemiliha umum yag mee - tuka kuota legislatif membatu membuat Rwada mejadi pemimpi duia dalam hal keterwakila waita di parleme, di maa 48,8 per se dari aggota parleme adalah waita. Pegalama Rwada mem - perlihatka perbedaa yag dapat diwujudka para aggota parleme waita dalam rekostruksi pasca-koflik. Aggota parleme waita membetuk kaukus parleme pertama yag melitasi garis partai da mecakup suku Hutu da Tutsi. Kaukus ii membahas isu-isu keamaa waita, tapa memperhatika etis atau afiliasi partai mereka, dega memprakarsai udag-udag megeai hak waita utuk mewarisi harta da hak jada utuk meutut bagia harta dari keluarga pria suamiya yag sudah meiggal, da udag-udag megeai GBV. 9 Pemeritah membetuk sebuah departeme yag ditujuka utuk pemberdayaa waita da kebijaka geder asioal dibuat pada tahu Hal ii memberika peluag bagi geder utuk dijadika salah satu dari tiga prioritas utama dalam proses pegkajia ulag strategi peu rua kemiskia. Pemeritah mesposori peelitia ekstesif megeai berbagai aspek dari kekuraga yag berkaita dega geder. Temua peelitia tersebut dimasukka dalam pembahasa di setiap departeme da lembaga Pemeritah megeai hambata-hambata terhadap pecapaia kesetaraa geder da bagaimaa megatasiya. Karea itu, Departeme Pertaia bertekad meig katka jumlah waita yag dijagkau dega program peyuluhaya; Departeme Pedidika berusaha meigkatka retesi aak perem pua di sekolah-sekolah; lembagalembaga pemeritah daerah bertekad meigkatka keterwakila waita dalam proses pembuata keputusa daerah; da lagkahlagkah peyusua aggara geder dilakuka utuk melatih para pegawai egeri sipil utuk megubah keputusa kebijaka mejadi tidaka yata melalui alokasi sumber daya. 10 4

11 Pegawasa Parlemeter atas Sektor Keamaa da Geder resolusi ii megutuk pelaggara seksual prajurit yag terlibat dalam operasi pemeliharaa per damaia; me yeruka tidaka terhadap per da gaga ma - usia; da mere kome dasika agar pegamat HAM meyertai persoel pemelihara perdamaia utuk mejami peegaka hukum iterasioal. 3.3 Peyusua aggara da maajeme sumber daya yag adil Parleme meyetujui da megawasi aggara yag berkaita dega keamaa. Pegawasa aggara merupaka salah satu cara palig petig bagaimaa parleme dapat mempegaruhi kebijaka peme - ritah. 11 Komite-komite parleme juga memai ka pera petig dalam pegadaa sejata da peralata militer. Aalisis aggara militer da kepolisia melalui lesa geder yag diamaka peyusua ag - gara geder dapat mejadi alat petig utuk membatu parleme megidetifikasi kebutuha ke a - maa waita, pria, aak lelaki da aak perempua yag berbeda da memastika agar kebutuha tersebut cukup diprioritasika da diberika sumber daya. Aalisis ii juga dapat meyoroti apakah cukup daa yag earmarked (disediaka) utuk prakarsa geder, seperti pemberia pelatiha geder bagi persoel sektor keamaa. Peyusua aggara geder masih mejadi ta - taga karea pembuata keputusa ekoomi itu sediri jauh dari seimbag geder. Sebagaimaa dalam kasus jabata petig di sektor keamaa, waita sagat kurag terwakili dalam pembuata keputusa ekoomi. Pada tahu 2005, haya dua puluh waita di seluruh duia yag memegag jabata meteri di bidag keuaga da aggara. 12 Namu demikia, lebih lima puluh egara telah meerima prakarsa peyusua aggara geder, di maa sekitar setegah di ataraya telah melaksaaka program ii. 13 Di atara egara-egara aggota Dewa Eropa, egara-egara Nordik, Austria, Belgia, Peracis, Jerma, Iggris, Irladia, Poladia, Spayol, Swis da Turki semuaya telah melaksaaka pra - karsa peyusua aggara geder Kesetaraa geder dalam pembuata keputusa parleme Utuk memperkuat legitimasi da represetativitas pegawasa parlemeter atas sektor keamaa diperluka peigkata jumlah aggota parleme waita. Meskipu telah terjadi peigkata keter - wakila waita belakaga ii, keseimbaga geder formal dalam pembuata keputusa politik masih merupaka tujua yag belum tercapai. Secara sig - ifika, persetase aggota parleme dega keter wakila waita kurag dari 10% telah turu dari 63% pada tahu 1995 mejadi sekitar 30% pada tahu Pada saat yag sama, masih ada tujuh egara (di atara egara-egara yag memberika data kepada Iter-Parliametary Uio [IPU] (Per sa - tua Atar-Parleme) yag belum memiliki satu pu waita di parleme. Pada tahu 2007, kurag dari 20% dari aggota parleme duia adalah waita (lihat Tabel 1). Haya egara-egara Nordik yag memiliki parleme dega komposisi geder yag selalu medekati keseimbaga geder. Belakaga ii Rwada sudah masuk ke dalam kelompok elit ii da telah memilih parleme yag memiliki keterwakila pria da waita yag setara (lihat Kotak 2). Walaupu kemajua besar telah terjadi sejak tahu 1995, ketika proporsi waita di parleme haya sedikit di atas 11%, kesejaga geder masih sigifika. Kuragya keseimbaga geder di lembagalembaga pembuat keputusa legislatif da eksekutif duia merupaka hambata struktural dalam usaha membuat proses pembuata keputusa keamaa da pertahaa parleme lebih bersifat mewakili. Umumya, waita haya memegag sebagia kecil jabata meteri di seluruh duia, ketidakseimbaga yag sagat jelas di bidag pertahaa da peradila. Pada tahu 2005, dari 183 egara yag diteliti, haya 12 waita memimpi departeme urusa pertahaa da vetera da haya terdapat 29 meteri kehakima waita. Dari 97 parleme yag melaporka data megeai komposisi geder komite parleme mereka pada tahu 1997, haya 3% yag memiliki waita yag memimpi komite pertahaa. Secara ke - seluruha, kurag dari 20% dari pejabat pemimpi semua komite parleme adalah waita.17 Dega demikia, salah satu tataga yag dihadapi adalah memasukka lebih bayak aggota parleme waita ke dalam komite keamaa da megagkat para waita utuk jabata-jabata keamaa petig di lembaga pertahaa, kepolisia da peradila. Tabel 1 Kawasa Komposisi geder parleme duia tahu 2007 (majelis tuggal atau redah) 16 % Aggota Parleme Waita % Aggota Parleme Pria Negara-egara Nordik 41,6 58,4 OSCE Eropa (termasuk 20,4 79,6 egara-egara Nordik) Negara-egara Amerika 20,0 80,0 OSCE Eropa (tidak 18,4 81,6 termasuk egara-egara Nordik) Afrika Sub-Sahara 17,2 82,8 Asia 16,6 83,4 Pasifik 13,1 86,9 Negara-egara Arab 9,6 90,4 Rata-rata duia 19,6 80,4 5

12 Toolkit RSK da Geder Partisipasi waita da pria yag lebih setara dalam proses pegawasa yag demokratis memperkuat legitimasi pembuata keputusa parleme. Karea itu, parleme itu sediri dapat memperoleh mafaat dari pembahasa hubuga kekuasaa yag tidak setara di dalam masyarakat da perwujuda kesetaraa formal da legal atara waita da pria. Sebagai aggota parleme, waita dapat memaika pera petig dalam meutut pertaggugjawaba da trasparasi dari lembaga keamaa; meetuka aggara da kebijaka utuk memastika pegeluara militer tidak mejauhka sumber daya dari isu-isu pembagua seperti pedidika, ligkuga, layaa sosial da layaa kesehata; melibatka masyarakat dalam debat da dialog megeai isu-isu ii; da memastika keterwakila yag demokratis di dalam struktur keamaa baru. Di Afrika Selata, aggota parleme waita mempromosika partisipasi masyarakat dalam proses pembeaha dega memasukka LSM saat merumuska kebijaka baru. Mereka juga meyampaika pedapat, dega memita kejujura da trasparasi bila suatu kesepakata pegadaa sejata dicapai tapa debat publik da tuduha korupsi semaki bayak. Waita juga megritik pe meritah atas pembelajaa daa yag terbatas utuk membeli sejata ketimbag meguragi kemiskia, da salah satu aggota petig parleme waita megudurka diri sebagai protes atas kesepakata tersebut. 18 Sebagai kesimpula, memaduka geder ke dalam pegawasa parlemeter atas sektor keamaa sagat petig utuk meciptaka tata pemeritaha yag baik da pembagua yag berkelajuta. Misalya, terdapat hubuga atara kesetaraa geder da tigkat koflik bersejata itra-egara yag lebih redah. Mempertimbagka aspek-aspek geder dega sugguh-sugguh saat membeahi sektor keamaa memperkecil kemugkia terjadiya koflik di masa depa. Kesetaraa geder dalam pembuata keputusa, termasuk dalam sektor keamaa, megutugka bagi semua aggota masyarakat. Seperti yag telah dijelaska, semaki tiggi tigkat keterwakila waita di parleme, aka semaki redah tigkat koflik bersejata itraegara. 19 Kepatuha terhadap kewajiba meurut udag-udag da istrume hukum iterasioal Memaduka geder ke dalam pegawasa parlemeter atas sektor keamaa diperluka juga utuk mematuhi udag-udag, istrume hukum da orma iterasioal da regioal megeai keamaa da geder. Istrume hukum utama meliputi: Kovesi megeai Peghapusa Semua Betuk Diskrimiasi terhadap Waita (1979) Deklarasi da Pijaka Aksi Beijig (1995) Resolusi Dewa Keamaa PBB Nomor 1325 megeai Perempua, Perdamaia, da Keamaa (2000) Utuk iformasi lebih lajut, silaka lihat Lampira Toolkit tetag Udag-udag da Istrume Hukum Iterasioal da Regioal. 4Bagaimaa memasukka geder ke dalam pegawasa parlemeter atas sektor keamaa? Semua egara, apakah mereka telah lama meikmati masa kedamaia da pemeritaha yag demokratis atau baru saja terlepas dari koflik yag kejam, harus meghadapi isu-isu yag kompleks da sulit megeai sektor keamaa. Pada saat yag sama, tataga da peluag khusus yag melibatka pegawasa parlemeter atas sektor keamaa berbeda ataregara. Dega demikia, segala strategi harus disesuaika dega koteks khusus pembeahaya. Misalya, di bayak egara maju, isu pelibata waita secara lebih peuh ke dalam kekuata militer da kepolisia, da juga peluag gaji atau promosi yag setara serig lebih diutamaka, semetara di egaraegara pasca-koflik pertayaa-pertayaa seperti bagaimaa melidugi waita da aak perempua dari GBV, yag diperparah oleh perag, mugki lebih medomiasi ageda kerja. Bagia ii meyajika beberapa strategi praktis sedagka koteks khusus dijelaska pada Bagia Rumuska udag-udag da kebijaka keamaa yag iklusif da berbasis kebutuha Parleme berpera mewakili berbagai kepetiga masyarakat da megguaka kemampuaya utuk membagu hubuga di dalam parleme da di dalam masyarakat yag lebih luas. 20 Pada tahap ii, parleme serig kurag melibatka aktor opemeritah. 21 Parleme, khususya di egara-egara yag megalami koflik, cederug memiliki hu bug - a yag lemah dega kostitue mereka. Bayak aggota parleme berusaha mejali hubuga dega pemilih mereka haya selama masa kampaye pemiliha umum. Utuk memperkuat le - gitimasi mereka, parleme harus mejagkau ko stitue mereka, dega meigkatka hubuga atara parleme da mitra pemeritah laiya seperti masyarakat sipil. 22 Dalam koteks egara yag megalami peperaga da egara yag sedag dalam masa trasisi, masyarakat sipil mulai memaika pera yag lebih aktif. Beberapa parleme Afrika, termasuk parleme Liberia, Somalia da Zimbabwe, sudah semaki dekat dega orgaisasi-orgaisasi masyarakat sipil. Begitu pula, di Amerika Tegah kami meemuka hubuga serupa atara parleme da LSM. Namu demikia, prakarsa dialog seperti ii jarag berasal dari parleme. 23 Dari perspektif geder, orgaisasi-orgaisasi waita merupaka mitra utama dalam usaha parleme 6

13 Pegawasa Parlemeter atas Sektor Keamaa da Geder memperkuat kesetaraa geder. Kebijaka yag taggap terhadap geder yag disetujui parleme serig berasal dari proposal yag diajuka masyarakat sipil, yag pada giliraya, berkepetiga me du - kug pelaksaaaya. Misalya, kelompok-kelompok waita di bayak egara terlibat secara aktif dalam kam paye meetag GBV. Karea itu, parleme yag telah memperkuat udag-udag tetag keke - ra s a dalam rumah tagga mereka dapat me ga dalka dukuga kelompok-kelompok waita da lam pelak - saaa udag-udag ii. Parleme memaika pera petig dalam mecapai keamaa yag iklusif dega meyetujui udagudag da kebijaka yag taggap terhadap geder. Strategi praktis yag dapat diterapka meliputi: Proses partisipatif Siapka mekaisme utuk debat da kosultasi pub lik, seperti degar pedapat publik, utuk me li - bat ka ma syarakat sipil dalam pembuata ke bijaka me ge ai isu pertahaa, perpolisia, ma a jeme per ba tas a, peradila da hukuma pi da a. Dorog orgaisasi-orgaisasi waita utuk ber par - tisipasi dalam proses kosultasi kebijaka. Setiap aggota parleme dapat meyediaka waktu luag utuk medegarka pegadua yag disam - paika orgaisasi-orgaisasi waita perkotaa da pedesaa. Udag-udag da kebijaka keamaa yag taggap terhadap geder Masukka materi yag berkaita dega geder dalam udag-udag da kebijaka keamaa, seperti peagaa GBV da promosi partisipasi peuh da setara pria da waita di lembagalembaga sektor keamaa. Guaka bahasa yag iklusif geder ( persoel polisi ) da spesifik geder ( persoel militer pria da waita ) sesuai keperlua. Mita pedapat pakar geder dalam meracag da megkaji ulag kebijaka keamaa. Lakuka peilaia dampak geder dari kebijaka keamaa yag diajuka da yag sudah dite rap - ka. Pelatiha geder da madat bagi pembuat kebijaka keamaa Pastika para aggota parleme da staf mereka, terutama mereka yag mejadi aggota komite pertahaa da keamaa, medapat pelatiha megeai isu geder da keamaa. Pastika komite pertahaa da keamaa mema - sukka isu geder dalam madat mereka. Lihat Tool (Alat) megeai Pembuata Kebijaka Keamaa Nasioal da Geder 4.2 Betuk lembaga-lembaga sektor keamaa yag bersifat mewakili da efektif Lembaga keamaa yag efektif adalah lembaga yag bersifat mewakili da memahami kebutuha keamaa bergeder masyarakat yag mereka layai. Efikasi da efektivitas operasioal dapat diperkuat bila geder dipertimbagka, terutama melalui usaha utuk meigkatka keterwakila waita da melak - sa aka pelatiha geder. Waita cederug mejadi kelompok mioritas yag terpiggirka di lembaga-lembaga sektor keamaa, yag meliputi kepolisia, kekuata militer, lembaga peradila, lembaga pemasyarakata, da otoritas perbatasa. Misalya, persoel waita haya empat per se dari keseluruha persoel Kepolisia Negara Rwada. 24 Parleme dapat memita kuota da lagkah-lagkah diskrimiasi positif laiya utuk megubah komposisi aparat keamaa. Misalya, sebelum perag tidak ada persoel polisi waita di Kosovo. 25 Kuota berhasil didapatka, da sekarag para waita merupaka 14% dari keseluruha persoel kepolisia egara yag di bawah pega - wasa PBB ii, yag tercapai berkat pember lakua kuota wajib. 26 Dega sistem baru ii, 20% dari semua persoel baru harus waita. 27 Liberia telah meerapka kuota 20% utuk pelibata waita dalam kepolisia da agkata bersejata. Pada tahu 2004, haya ada 11 hakim waita dibadigka dega 32 hakim pria di Pegadila HAM Eropa. Majelis Parleme Eropa meyetujui resolusi yag meyataka bahwa majelis tersebut tidak lagi aka mem per tim bag ka daftar calo yag tidak mecakup setidakya satu kadidat dari setiap jeis kelami. Peratura ii diubah setahu kemudia utuk memugkika daftar kadidat satu jeis kelami, asalka daftar tersebut berasal dari jeis kelami yag kurag terwakili di Pegadila tersebut (saat ii waita). Selai memusatka perhatia pada peigkata perekruta waita, prakarsa laiya diperluka utuk meciptaka budaya istitusi o-diskrimiatif yag dapat membatu mejami retesi da kemajua waita. Salah satu prakarsa petig di bidag ii adalah pelatiha geder. Parleme meyetujui ag - gara utuk program pelatiha sektor keamaa da dapat megguaka fugsi pegawasa mereka utuk memita pemasuka pelatiha geder khusus da juga pegarusutamaa isu geder ke dalam ku - rikulum iti pelatiha. Misalya, selama perudiga perdamaia para pemimpi waita di Burudi me ya - taka bahwa pasuka keamaa harus me ga da ka pelatiha tekis, moral, da ke war ga-e ga raa... dega peekaa khusus pa da perliduga wa ita da aak-aak. 28 Strategi praktis yag dapat diterapka meliputi: Pelatiha geder utuk persoel sektor keamaa Pastika semua persoel sektor keamaa medapat pelatiha megeai sesitivitas geder. 7

14 Toolkit RSK da Geder Prakarsa utuk meigkatka perekruta, retesi, da kemajua waita Patau pelaksaaa komitme iterasioal, regioal, da asioal sehubuga dega partisipasi peuh da setara waita. Lihat Tool (Alat) megeai Pelatiha Geder utuk Persoel Sektor Keamaa Pastika bahwa udag-udag yag megatur partisipasi di lembaga-lembaga sektor keamaa mempromosika partisipasi waita da kelompok laiya yag kurag terwakili da terpiggirka. Lakuka pegawasa terhadap kebijaka sumber daya mausia da perekruta, pelatiha da maajeme lembaga-lembaga sektor keamaa. Ii merupaka usur petig utuk mejami agar lembaga-lembaga sektor keamaa mempro mo - sika partisipasi peuh da setara waita da pria, bekerja secara efektif, tidak diskrimiatif, da meagai ketidakamaa berbasis geder. Mita target wajib utuk meigkatka keterwakila waita di lembaga-lembaga sektor keamaa. 4.3 Tagai kekerasa berbasis geder Para aggota parleme yag terlibat dalam reformasi sektor keamaa harus memberika perhatia khusus terhadap GBV, da juga terhadap udag-udag megeai kepemilika taah, warisa, perkawia, da orietasi seksual. Lihat bagia Reformasi Hukum pada Tool (Alat) megeai Reformasi Peradila da Geder Carolie Moser meekaka bahwa waita da pria sebagai aktor sosial masig-masig megalami kekerasa da koflik dega cara yag berbeda, baik sebagai korba maupu sebagai pelaku. 29 Pasuka keamaa yag bersifat mewakili lebih mugki meyadari da peka terhadap dampak GBV, baik yag berkaita dega kekerasa dalam rumah tagga di Eropa Barat da Amerika Serikat atau pu akibat dari pemerkosaa pada masa perag di Afrika atau kawasa Balka. Parleme dapat meagai GBV dega memastika agar udag-udag yag ada membahas pelag - gara ii da dega meyetujui udag-udag baru yag mecakup segala betuk GBV da meetapka saksi yag setimpal kepada pelakuya. Ketika membagu kembali sistem peradila pasca-koflik, para aggota parleme dapat memastika agar GBV dimasukka dalam madat komisi kebe ara da pegadila khusus yag dibetuk tidak lama setelah perag berakhir. Selajutya, parleme dapat ber - pera sebagai forum utuk meigkatka ke sa dara sosial megeai dampak kekerasa bergeder. Bouta, Frerks, da Bao meekaka bahwa kebijaka GBV harus meargetka pria maupu waita utuk mejagkau semua aktor yag terlibat (para peyitas da keluargaya, saksi da pelaku). 30 Walaupu diakui bahwa pria juga megalami GBV, kebijaka yag sudah diterapka tidak mempertim - bagka kebutuha korba pria. 31 Karea itu, utuk medukug keamaa yag iklusif, para aggota parleme harus megarahka perhatia pada peyitas kekerasa seksual waita maupu pria. Persoel polisi baru perlu medapat pelatiha agar lebih efektif dalam memberika respos terhadap kejahata berbasis geder. Dega meyadari keyataa ii, program pelatiha khusus telah dilaksaaka di berbagai egara di seluruh duia. Misalya, pada tahu 2002, sepertiga dari kepolisia Rwada medapat pelatiha utuk memperkuat respos mereka terhadap kasus-kasus yag berkaita dega kejahata seksual da kejahata berbasis geder. 32 Mekaisme juga perlu ditetapka utuk mecegah agar persoel sektor keamaa tidak melakuka GBV da utuk memita pertaggug - jawaba atas kejahata yag mereka lakuka. Strategi praktis yag dapat diterapka meliputi: Setujui udag-udag yag komprehesif utuk mecegah da meghukum GBV Pastika segala betuk kekerasa berbasis geder, yag meliputi pemerkosaa dalam perkawia, pemerkosaa pria terhadap pria, kehamila paksa da aborsi, serta pembuuha demi kehormata adalah kejahata, dega hukuma yag setimpal dega beratya kejahata. Pastika rumusa hukum megeai pemerkosaa da kejahata seksual laiya bersifat etral geder da kejahata seksual diperlakuka sama baik yag terjadi dega atau tapa hubuga perasaa. Patau pelaksaaa komitme iterasioal, re gi o al da asioal berkaita dega peghapusa GBV. Mita pertaggugjawaba lembaga da persoel keamaa atas pecegaha da respos terhadap kekerasa berbasis geder Pastika terdapat udag-udag da kode perilaku yag jelas megeai taggug jawab persoel sektor keamaa atas pelaggara HAM, termasuk prosedur pejatuha hukumaya. Patau pegadua, peyelidika da hukuma atas pelaggara HAM yag dilakuka persoel sektor keamaa, dega tujua megakhiri kekebala hukum atas GBV. Lakuka peyelidika/peelitia megeai sifat da tigkat kejadia GBV da disikrimiasi di lembagalembaga sektor keamaa. 8

15 Pegawasa Parlemeter atas Sektor Keamaa da Geder Tabel 2 Trasformasi parleme: egara-egara yag mecapai keterwakila waita 30% pada tahu Negara Sistem pemiliha umum Keberadaa kuota (1) % Waita di Majelis Nasioal (2) Rwada Pluralitas: yag medapat suara terbayak jadi pemeag YA Tipe 1: Kostitusi meetapka kuota utuk waita. Tipe 2: 24 kursi dari 80 kursi yag ada disediaka utuk waita di Majelis Nasioal. 48,8 (2005) Tipe 3: 20% aggota dewa daerah disediaka utuk waita Swedia Perwakila proporsioal: sistem daftar YA Tipe 4: kuota 50% utuk waita di Partai Buruh Sosial Demokrat, Partai Kiri da Partai Hijau 47,3 (2006) Filadia Kosta Rika Norwegia Perwakila proporsioal: sistem daftar Perwakila proporsioal: sistem daftar Perwakila proporsioal: sistem daftar TIDAK 42,0 (2007) YA YA Tipe 2: kuota 40% utuk waita dalam semua pemiliha umum Tipe 4: kuota 40% utuk waita di Partai Pembebasa Nasioal da Partai Persatua Kriste-Sosial 50% di Partai Aksi Rakyat Tipe 4: kuota 40% utuk waita di Partai Kiri Sosialis, Partai Buruh Norwegia, Partai Tegah, da Partai Rakyat Kriste 38,6 (2006) 37,7 (2005) Demark Perwakila proporsioal: sistem daftar TIDAK Dulu meerapka kuota Tipe 4 Sistem kuota tidak lagi diterapka sekitar tahu ,9 (2005) Belgia Perwakila proporsioal: sistem daftar YA Tipe 2: Kuota miimum sepertiga utuk setiap jeis kelami dua posisi pucak di daftar calo aggota legislatif partai tidak boleh dipegag oleh aggota dari jeis kelami yag sama. 36,7 (2007) Tipe 4: kuota 50% utuk waita di Partai Sosialis Flemish da Partai Sosialis Peracis Belada Perwakila proporsioal: sistem daftar YA Tipe 4: Partai Buruh meyediaka kuota 50% utuk waita Partai Kiri Hijau juga meyediaka kuota utuk waita (% tidak disebutka). 36,7 (2005) Kuba Suara mayoritas: sistem dua putara TIDAK 36,0 (2005) Spayol Perwakila proporsioal: sistem daftar YA Tipe 4: Partai Pekerja Sosialis Spayol meyediaka kuota 40% utuk setiap jeis kelami. 36,0 (2005) Argetia Perwakila proporsioal: sistem daftar YA Tipe 1: Kostitusi meetapka kuota utuk waita. Tipe 2: 30% daftar calo aggota legislatif partai harus memasukka waita di omor jadi. 35,0 (2005) Tipe 3: Udag-udag asioal da peratura daerah meetapka kuota. Tipe 4: Sebagia besar partai meerapka kuota 30% utuk waita. Mozambik Perwakila proporsioal: sistem daftar YA Tipe 4: Partai Frot Pembebasa Mozambik meyediaka kuota 30% utuk waita. 34,8 (2005) Afrika Selata Perwakila proporsioal: sistem daftar YA Tipe 4: Partai Kogres Nasioal Afrika meyediaka kuota 30% utuk waita, kuota 50% utuk waita pada daftar calo aggota legislatif partai di tigkat daerah. 32,8 (2005) Austria Seladia Baru Perwakila proporsioal: sistem daftar Sistem proporsioal aggota campura YA Tipe 4: Partai Alteratif Hijau meyediaka kuota 50% utuk waita, Partai Rakyat Austria meyediaka kuota 33,3% da Partai Sosial Demokrat Austria meyediaka kuota 40%. 32,2 (2006) YA Tipe 4: Kuota partai sukarela 32,2 (2005) Isladia Perwakila proporsioal: sistem daftar YA Tipe 4: Partai Aliasi Rakyat da Partai Sosial Demokrat meyediaka kuota 40% utuk waita. 31,7 (2007) Jerma Perwakila proporsioal: sistem aggota campura YA Tipe 4: Partai Sosialisme Demokrat da Partai Hijau meyediaka kuota 50% Partai Ui Demokrat Kriste meyediaka kuota 33,3% Partai Sosial Demokrat Jerma meyediaka kuota 40%. 31,6 (2005) 9

16 Toolkit RSK da Geder Burudi Perwakila proporsioal YA Tipe 4: Udag-udag meetapka kuota 30% utuk calo aggota legislatif waita. 30,5 (2005) Catata 1: Tipe-tipe kuota berikut dipertimbagka: Tipe 1 = Kuota kostitusi utuk parleme asioal Tipe 2 = Kuota udag-udag atau peratura pemiliha umum utuk parleme asioal Tipe 3 = Kuota kostitusi atau legislatif utuk pemeritah daerah Tipe 4 = Kuota partai politik utuk calo peserta pemiliha umum Catata 2: Tahu pemiliha umum terakhir di dalam tada kurug Ombudsma Pertimbagka peetapa jabata, seperti jabata ombudsma, dega kekuasaa khusus utuk megawasi pemadua isu geder di lembagalembaga pertahaa da lembaga-lembaga sektor keamaa laiya, da/atau pastika agar jabata pegawas seperti ii meagai isu-isu geder. Jabata ombudsma parleme dijadika lembaga di bayak egara. Misalya, di Jerma seorag ombudsma khusus meagai isu-isu agkata bersejata. Para ombudsma bisa mejadi pe - dukug efektif da memaika pera petig dalam meyoroti dampak kekerasa dalam rumah tagga maupu kejahata yag berkaita dega koflik. 4.4 Tigkatka keterwakila waita di parleme da dalam pembuata keputusa keamaa parleme Parleme dapat megambil berbagai jeis tidaka utuk meigkatka jumlah aggota parleme waita da juga meigkatka partisipasi mereka dalam komite yag berkaita dega pertahaa da ke - amaa. Misalya, aggota parleme dapat mem buat udag-udag pembeaha pemiliha umum utuk mejami keterlibata peuh waita da kelompok mioritas dalam proses politik. Pertim baga petig bagi parleme melibatka jeis sistem pemiliha umum yag aka diguaka da peerapa kuota pemiliha umum da partai. Kuota elektoral memaika pera petig dalam megubah komposisi geder parleme duia. Sekitar empat puluh egara telah memiliki kuota geder kostitusioal atau elektoral utuk pemiliha umum parleme. 33 Sebagaimaa yag serig dikemukaka, keterwakila waita di parleme perlu mecapai suatu massa kritis yag diperkiraka sebesar 30%. Argume massa kritis meyataka bahwa agar wa ita memberika pegaruh sigifika terhadap pem buata keputusa parleme, mereka harus hadir da lam jumlah yag sigifika. Pada bula Agustus 2007, delapa belas egara telah mecapai atau me lebihi 30% keterwakila waita di parleme (lihat Tabel 2). Komite parleme memberika kesempata kepada para aggota parleme utuk meyusu program kerja mereka da memusatka perhatia pada keahlia. Para aggota parleme dapat megguaka komite pertahaa da keamaa utuk melak - saaka fugsi pegawasa mereka dega memita para aggota lembaga keamaa utuk memberika kesaksia megeai efisiesi operasioal dari pasuka keamaa, atau dega memita masuka pakar dari para pakar luar megeai masalah keamaa. Partisipasi aggota parleme waita di komite ii merupaka aspek petig dari partisipasi peuh waita dalam pembuata keputusa sektor keamaa. Berbagai prakarsa dapat diambil utuk memastika agar komite parleme seimbag geder, termasuk prakarsa peetapa kuota. Misalya, pada tahu 2005 Kesset, parleme Israel, meyetujui amademe atas udag-udag Keterwakila Setara Waita tahu 1956 yag memeritahka pelibata waita dalam tim-tim yag dibetuk utuk pelaksaaa perudiga kebijaka da perdamaia dalam egeri, luar egeri, atau keamaa. Dua aggota parleme memprakarsai udag-udag tersebut bekerja sama dega Isha L Isha, sebuah orgaisasi waita tigkat akar rumput. Supaya udag-udag tersebut disetujui, sebuah koalisi ad hoc orgaisasi waita da orgaisasi perdamaia dibetuk da lobi serta kampaye media yag ekstesif dilakuka. 35 Strategi berikut dapat diguaka utuk meigkatka partisipasi waita (da kelompok masyarakat yag kurag terwakili laiya) di parleme da di komite keamaa da pertahaa: Tigkatka partisipasi waita di parleme Tetuka kuota, apakah dalam Kostitusi, udagudag partai politik atau peratura pemiliha umum, yag meyediaka kursi di parleme utuk waita. Adaka kerja sama dega masyarakat sipil utuk melaksaaka program, pada tigkat parleme da juga partai politik, utuk medorog da membekali waita agar mau mecaloka diri utuk suatu jabata (lihat Kotak 3). Berika isetif kepada partai-partai politik agar mecaloka waita utuk suatu jabata. Betuk kaukus parleme waita, sehigga para aggota parleme waita dapat salig medukug da bekerja sama sehubuga dega berbagai kebijaka utuk mempromosika isu-isu geder; da/atau betuk kaukus parleme waita yag ditujuka utuk megemukaka isu-isu geder (lihat Kotak 5). 10

Pengawasan Masyarakat Sipil atas Sektor Keamanan dan Gender

Pengawasan Masyarakat Sipil atas Sektor Keamanan dan Gender Tool 8 Toolkit Geder da RSK Reformasi Sektor Keamaa da Geder Pegawasa Masyarakat Sipil atas Sektor Keamaa da Geder Kare Bares da Peter Albrecht Geeva Cetre for the Democratic Cotrol of Armed Forces (DCAF)

Lebih terperinci

Rengawasan Parlementer terhadap Sektor Keamanan dan Gender

Rengawasan Parlementer terhadap Sektor Keamanan dan Gender Catata Praktis 7 Toolkit Geder da RSK Regawasa Parlemeter terhadap Sektor Keamaa da Geder DAFTAR ISI Megapa geder petig dalam reformasi pertahaa? Bagaimaa cara geder dapat dipaduka ke dalam reformasi pertahaa?

Lebih terperinci

Reformasi Pertahanan. dan Gender. Mengapa gender penting dalam reformasi pertahanan? DAFTAR ISI. Mengapa gender penting dalam reformasi pertahanan?

Reformasi Pertahanan. dan Gender. Mengapa gender penting dalam reformasi pertahanan? DAFTAR ISI. Mengapa gender penting dalam reformasi pertahanan? Catata Praktis 3 Toolkit Geder da RSK Reformasi Pertahaa da Geder DAFTAR ISI Megapa geder petig dalam reformasi pertahaa? Bagaimaa cara geder dapat dipaduka ke dalam reformasi pertahaa? Tataga da peluag

Lebih terperinci

Pembuatan Kebijakan Keamanan Nasioanl dan Gender

Pembuatan Kebijakan Keamanan Nasioanl dan Gender Catata Praktis 8 Toolkit Geder da RSK Pembuata Kebijaka Keamaa Nasioal da Geder DAFTAR ISI Megapa geder petig bagi kebijaka-kebijaka keamaa asioal? Bagaimaa cara memaduka geder ke dalam kebijaka keamaa?

Lebih terperinci

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender Tool 8 Toolkit Geder da RSK Reformasi Sektor Keamaa da Geder Pembuata Kebijaka Keamaaa Nasioal da Geder Peter Albrecht da Kare Bares Geeva Cetre for the Democratic Cotrol of Armed Forces (DCAF) Pembuata

Lebih terperinci

Reformasi Kepolisian dan Gender

Reformasi Kepolisian dan Gender Tool 2 Toolkit Geder da RSK Reformasi Sektor Keamaa da Geder Reformasi Kepolisia da Geder Tara Deham Geeva Cetre for the Democratic Cotrol of Armed Forces (DCAF) Reformasi Kepolisia da Geder Tara Deham

Lebih terperinci

Pengawasan Sipil atas Sektor Keamanan dan Gender

Pengawasan Sipil atas Sektor Keamanan dan Gender Catata Praktis 9 Toolkit Geder da RSK Pegawasa Sipil atas Sektor Keamaa da Geder DAFTAR ISI Megapa geder petig utuk pegawasa masyarakat sipil? Bagaimaa cara geder dapat dipaduka dalam pegawasa masyarakat

Lebih terperinci

Reformasi Pertahanan dan Gender

Reformasi Pertahanan dan Gender Tool 3 Toolkit Geder da RSK Reformasi Sektor Keamaa da Geder Reformasi Pertahaa da Geder Cheryl Hedricks ad Laure Hutto Geeva Cetre for the Democratic Cotrol of Armed Forces (DCAF) Reformasi Pertahaa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

Lampiran 1 Bukti Kas Masuk

Lampiran 1 Bukti Kas Masuk Lampira 1 Bukti Kas Masuk Lampira 2 Bukti Kas Keluar Lampira 3 Struktur Orgaisasi Lampira 3 Tabel Jawaba Respode Lampira 4 Tabel Hasil Pegujia Data dega SPSS N A1 N A2 N A3 N A4 N A5 N A6 N A7 Pearso TOTAL

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

Toolkit Gender dan RSK. Panduan Pengguna. Toolkit Gender dan Reformasi Sektor Keamanan terdiri dari: berkaitan dengan RSK dan Gender

Toolkit Gender dan RSK. Panduan Pengguna. Toolkit Gender dan Reformasi Sektor Keamanan terdiri dari: berkaitan dengan RSK dan Gender Toolkit Geder da RSK Padua Peggua DAFTAR ISI Apa maksud da tujua Toolkit itu? Utuk siapa Toolkit itu? Apa struktur da isi Toolkit? Bagaimaa cara Toolkit itu dikembagka? Apa berikutya? Reformasi Sektor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Subyek dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Badar Lampug, semester gajil Tahu Pelajara 2009-2010, yag berjumlah 19 orag terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

Toolkit Gender dan RSK. Panduan Pengguna. Toolkit Gender dan Reformasi Sektor Keamanan terdiri dari: berkaitan dengan RSK dan Gender

Toolkit Gender dan RSK. Panduan Pengguna. Toolkit Gender dan Reformasi Sektor Keamanan terdiri dari: berkaitan dengan RSK dan Gender Toolkit Geder da RSK Padua Peggua DAFTAR ISI Apa maksud da tujua Toolkit itu? Utuk siapa Toolkit itu? Apa struktur da isi Toolkit? Bagaimaa cara Toolkit itu dikembagka? Apa berikutya? Reformasi Sektor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011 III. METODE PENELITIAN A. Latar Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia yag megguaka total sampel yaitu seluruh siswa kelas VIII semester gajil SMP Sejahtera I Badar Lampug tahu pelajara 2010/2011 dega

Lebih terperinci

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PENGERTIAN Karier adalah seluruh pekerjaa yag ditagai selama kehidupa kerja seseorag. Jalur karier, adalah pola pekerjaa-pekerjaa beruruta yag membetuk karier seseorag.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai dega Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam

Lebih terperinci

TARGET Minimal. Satuan. Paket 0 paket 3 paket 5 Paket 6 Paket 6 Paket. Orang. Orang. Orang 0 orang 0 orang 10 orang 10 orang 10 orang

TARGET Minimal. Satuan. Paket 0 paket 3 paket 5 Paket 6 Paket 6 Paket. Orang. Orang. Orang 0 orang 0 orang 10 orang 10 orang 10 orang Lampira 4 Tabel Target Idikator Kierja OUTPUT: A. Peigkata Mutu da Relevasi Pedidika Politekik. Peyediaa fasilitas da peralata pada 3 Politekik Negeri Rujuka/Peugasa (Perwujuda dari Pusat Uggula Tekologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia deskriptif dega pedekata kuatitatif karea bertujua utuk megetahui kompetesi pedagogik mahasiswa setelah megikuti mata kuliah

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. Disusun Oleh: Supardi Nani, SE., M.Si

KONTRAK PERKULIAHAN. Disusun Oleh: Supardi Nani, SE., M.Si KONTRAK PERKULIAHAN Disusu Oleh: Supardi Nai, SE., M.Si Mata Kuliah : Maajeme Pemasara Kode : 9114-6-0253 Program Studi : Peddika Ekoomi Jurusa : Pedidika Ekoomi Fakultas : Ekoomi da Bisis Jumlah Pertemua

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki 18 III. METODE PENELITIAN A. Subyek da Tempat Peelitia Subjek peelitia adalah siswa kelas X2 SMA Budaya Badar Lampug Tahu Ajara 2010-2011 dega jumlah siswa 40 orag yag terdiri dari 19 siswa lakilaki da

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA JAMKESMAS DI DESA KATERBAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA JAMKESMAS DI DESA KATERBAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA JAMKESMAS DI DESA KATERBAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT SKRIPSI Diajuka Utuk Memeuhi Sebagia Syarat Gua Memperoleh Gelar Sarjaa Komputer (S.Kom) Pada

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Peelitia Perkembaga zama yag meutut setiap idividu baik dari segi kemampua maupu peampila. Boss Parfum yag bergerak di bidag isi ulag miyak wagi didirika

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN I. LATAR BELAKANG Pembagua kesehata merupaka bagia itegral dari pembagua asioal yag bertujua utuk meigkatka kesadara, kemaua da kemampua masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab BAB III METODE PENELITIAN Metode peelitia merupaka suatu cara atau prosedur utuk megetahui da medapatka data dega tujua tertetu yag megguaka teori da kosep yag bersifat empiris, rasioal da sistematis.

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI)

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI) KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI) DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN Jala Lapaga Hatta No. 1 Keluraha Pasar Muara ama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia tidaka kelas yag dilaksaaka pada siswa kelas VIIIB SMP Muhammadiyah 1 Sidomulyo Kabupate Lampug Selata semester geap tahu pelajara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain III. METODE PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Data yag diguaka pada peelitia ii merupaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS) Provisi NTB, Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA)

Lebih terperinci

Reformasi Kepolisian dan Gender

Reformasi Kepolisian dan Gender Catata Praktis 2 Toolkit Geder da RSK Reformasi Kepolisia da Geder DAFTAR ISI Megapa geder petig utuk reformasi kepolisia? Bagaimaa memaduka geder dalam reformasi kepolisia? Tataga da peluag pasca koflik

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Jeis peelitia ii adalah peelitia pegembaga (research ad developmet), yaitu suatu proses peelitia utuk megembagka suatu produk. Produk yag dikembagka dalam peelitia

Lebih terperinci

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..

Lebih terperinci

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Bagi Negara yag mempuyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yag dikeliligi lauta, laut merupaka saraa trasportasi yag dimia, sehigga laut memiliki peraa yag petig bagi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I 7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kotaagug Tahu Ajara 0-03 yag berjumlah 98 siswa yag tersebar dalam 3

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Meurut Kucoro (003:3): Peelitia ilmiah merupaka usaha utuk megugkapka feomea alami fisik secara sistematik, empirik da rasioal. Sistematik artiya proses yag

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara yang sedang melakukan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara yang sedang melakukan pembangunan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Iflasi merupaka suatu feomea moeter yag selalu meresahka da meggerogoti stabilitas ekoomi suatu egara yag sedag melakuka pembagua. Iflasi yag melebihi agka dua digit,

Lebih terperinci

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik Aalisis Sektor Kuci Dimaa : KLBj aij = Keterkaita lagsug ke belakag sektor j = Usur matriks koefisie tekik (b). Keterkaita Ke Depa (Forward Ligkage) Forward ligkage meujukka peraa suatu sektor tertetu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat 38 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia 3.1.1 Lokasi Peelitia BAB III METODE PENELITIAN Lokasi peelitia ii dilakuka di Puskesmas Limba B terutama masyarakat yag berada di keluraha limba B Kecamata Kota Selata

Lebih terperinci

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA JL. Jendral Sudirman No Lantai 3-4 Temanggung Kode Pos Telp./Fax. (0293)

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA JL. Jendral Sudirman No Lantai 3-4 Temanggung Kode Pos Telp./Fax. (0293) PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA JL. Jedral Sudirma No. 41-42 Latai 3-4 Kode Pos. 56216 Telp./Fax. (0293) 492089 e-mail komifo@temaggugkab.go.id websitehttp//dikomifo.temaggugkab.go.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

Kuliah Biologi Minggu 14

Kuliah Biologi Minggu 14 Kuliah Biologi Miggu 14 Keaekaragama hayati adalah bukti iteraksi atar faktor biotik da abiotik yag terjada dega baik. Semaki tiggi keragama berarti ligkuga maki terjaga 1 Megapa Keragama hayati petig?

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika, meurut Arikuto (998:73)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Saat ii Idoesia merupaka egara yag berpeduduk lebih dari 200 juta orag. Da diperluka pembagua asioal utuk meigkatka kesejahteraa rakyat, sehigga pemeritah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas I MIA SMA Negeri 5 Badar Lampug Tahu Pelajara 04-05 yag berjumlah 48 siswa. Siswa tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakag Permasalaha Matematika merupaka Quee ad servat of sciece (ratu da pelaya ilmu pegetahua). Matematika dikataka sebagai ratu karea pada perkembagaya tidak tergatug pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia ii adalah peelitia korelasi, yaitu suatu metode yag secara sistematis meggambarka tetag hubuga pola asuh orag tua dega kosep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah. BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Perumusa - Sasara - Tujua Pegidetifikasia da orietasi - Masalah Studi Pustaka Racaga samplig Pegumpula Data Data Primer Data Sekuder

Lebih terperinci

B. Variabel Kesehatan Pekerja

B. Variabel Kesehatan Pekerja KUISIONER PENELITIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK) PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN REL KERETA API DI KUALA TANJUNG Dalam ragka peelitia tugas akhir ii megeai peerapa

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 89 BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Dalam upaya mearik kesimpula da megambil keputusa, diperluka asumsi-asumsi da perkiraa-perkiraa. Secara umum hipotesis statistik merupaka peryataa megeai distribusi probabilitas

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN

RENCANA STRATEGIS TAHUN RENCANA STRATEGIS TAHUN 204-208 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN ENREKANG 207 BUPATI ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI ENREKANG NOMOR : 32/KEP/VI/207 TENTANG

Lebih terperinci

POLA KETENAGAAN PERENCANAAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PENUNJANG MEDIS

POLA KETENAGAAN PERENCANAAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PENUNJANG MEDIS POLA KETENAGAAN PERENCANAAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PENUNJANG MEDIS A. PENDAHULUAN Rumah Sakit merupaka uit kesehata masyarakat yag petig da dibutuhka dalam upaya pemeuha tututa masyarakat aka kesehata.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga da Jeis Peelitia Racaga peelitia ii adalah deskriptif dega pedekata cross sectioal yaitu racaga peelitia yag meggambarka masalah megeai tigkat pegetahua remaja tetag

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK MONITORING DAN EVALUASI KINERJA DOSEN DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK MONITORING DAN EVALUASI KINERJA DOSEN DI JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS TANJUNGPURA PRISMA 1 (2018) PRISMA, Prosidig Semiar Nasioal Matematika https://joural.ues.ac.id/sju/idex.php/prisma/ PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK MONITORING DAN EVALUASI KINERJA DOSEN DI JURUSAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

Seri Kode Etik. Administrasi Pemilu yang Etis dan Profesional

Seri Kode Etik. Administrasi Pemilu yang Etis dan Profesional Seri Kode Etik Admiistrasi Pemilu yag Etis da Profesioal 1 Kode Etik ii disusu pada pertegaha pertama 1996. Prosesya meliputi peghimpua iformasi, perbadiga, aalisis, da sitesis dari berbagai kode yag berbeda

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Berdasarka pertayaa peelitia yag peeliti ajuka maka jeis peelitia ii adalah peelitia diskriptif kuatitatif. Dalam hal ii peeliti aka mediskripsika kemampua relatig,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakag Peelitia Keadaa perekoomia yag terus berubah-ubah aka mempegaruhi tigkat pertumbuha perusahaa-perusahaa yag ada di Idoesia. Utuk itu, perusahaa yag ada di Idoesia harus

Lebih terperinci

SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA

SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA Lampira 1. Prapembelajara SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA Satua Pedidika : SMK Mata Pelajara : Fisika Kelas/ Semester

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN PENYUSUNAN ANGGARAN, PENERAPAN ANGGARAN DAN BELANJA DAERAH BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PENGARUH KEBIJAKAN PENYUSUNAN ANGGARAN, PENERAPAN ANGGARAN DAN BELANJA DAERAH BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Lampira 1 : Kuesioer Peelitia KUESIONER PENGARUH KEBIJAKAN PENYUSUNAN ANGGARAN, PENERAPAN ANGGARAN DAN BELANJA DAERAH BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (Studi Kasus Pada

Lebih terperinci

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut: Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi,

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi, 7 III. METODE PENELITIAN 3.1 Idetifikasi Masalah Variabel yag diguaka dalam peelitia ii adalah variabel X da variabel Y. Variabel X merupaka variabel bebas adalah kepemimpia da motivasi, variabel Y merupaka

Lebih terperinci

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan BAB III METODE PENELITAN. Tempat Da Waktu Peelitia Peelitia dilakuka di SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo dega subject Peelitia adalah siswa kelas VIII. Pemiliha SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo. Adapu

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii termasuk peelitia pegembaga, yaitu pegembaga buku teks matematika. Model pegembaga yag diguaka adalah model 4-D (four D models) dari Thigaraja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB ENDAHULUAN. Latar Belakag Masalah Dalam kehidupa yata, hampir seluruh feomea alam megadug ketidak pastia atau bersifat probabilistik, misalya pergeraka lempega bumi yag meyebabka gempa, aik turuya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di tiga kator PT Djarum, yaitu di Kator HQ (Head Quarter) PT Djarum yag bertempat di Jala KS Tubu 2C/57 Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Jeis peelitia pada peelitia ii adalah peelitia eksperime semu atau biasa disebut pre-eksperime. Karea pada peelitia ii, peeliti haya megguaka kelas eksperime

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3. Jeis da Sumber Data Data yag diguaka dalam peelitia ii adalah data sekuder yag berasal dari Tabel Iput-Output Provisi Jambi tahu 2007 klasifikasi 70 sektor yag kemudia diagregasika

Lebih terperinci

JABATAN DAN KELAS JABATAN FUNGSIONAL UMUM TUNJANGAN KINERJA STAF AHLI BIDANG HUKUM LINGKUNGAN 1. DAN PERTANAHAN

JABATAN DAN KELAS JABATAN FUNGSIONAL UMUM TUNJANGAN KINERJA STAF AHLI BIDANG HUKUM LINGKUNGAN 1. DAN PERTANAHAN LAMPIRA III PERATURA METERI HUKUM DA HAK ASASI MAUSIA TETAG DA SERTA KIERJA PEGAWAI DI LIGKUGA KEMETERIA HUKUM DA HAK ASASI MAUSIA OMOR : MHH-01KP0801 TAHU 2011 TAGGAL : 19 JULI 2011 O DA FUGSIOAL UMUM

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 110

LAMPIRAN-LAMPIRAN 110 LAMPIRAN-LAMPIRAN 110 Lampira 1. Kuesioer SURAT PERMOHONAN Perihal : Permohoa Batua Pegisia Kuesioer Peelitia No : Kepada Yth : Bpk/Ibu/Sdr-I Selaku Respode Di Tempat. Dega Hormat, Dalam ragka memeuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia dilaksaaka dari bula Agustus-September 03.Peelitia ii dilakuka di kelas X SMA Muhammadiyah Pekabaru semester gajil tahu ajara 03/04. B. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah tahun pelajaran 2011/2012, dengan jumlah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah tahun pelajaran 2011/2012, dengan jumlah BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Subjek Peelitia Subjek yag diteliti adalah siswa kelas VII B SMP egeri 2 Mrebet Kabupate Purbaligga, Jawa Tegah tahu pelajara 2011/2012, dega jumlah 31 aak. B. Settig Peelitia

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Halama Tulisa Jural (Judul da Abstraksi) Jural Paradigma Ekoomika Vol.1, No.5 April 2012 PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI Oleh : Imelia.,SE.MSi Dose Jurusa Ilmu Ekoomi da Studi Pembagua,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di PT. Bak Bukopi, Tbk Cabag Karawag yag berlokasi pada Jala Ahmad Yai No.92 Kabupate Karawag, Jawa Barat da Kabupate Purwakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pre test post test with control group. Penelitian ini berupaya untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pre test post test with control group. Penelitian ini berupaya untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desai Peelitia Peelitia ii megguaka desai Eksperimet dega pedekata pre test post test with cotrol group. Peelitia ii berupaya utuk megugkapka hubuga sebab-akibat dega cara

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI STIE Bisma Lepisi Jl. Ks. Tubu No. 11 Tagerag 15112 Telp.:(021) 558 9161-62. Fax.:(021) 558 9163 SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Kelompok Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di kawasa huta magrove, yag berada pada muara sugai Opak di Dusu Baros, Kecamata Kretek, Kabupate Batul. Populasi dalam peelitia ii adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Salah satu pera da fugsi statistik dalam ilmu pegetahua adalah sebagai. alat aalisis da iterpretasi data kuatitatif ilmu pegetahua, sehigga didapatka suatu kesimpula

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa III. METODE PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia tetag Potesi Ekowisata Huta Magrove ii dilakuka di Desa Merak Belatug, Kecamata Kaliada, Kabupate Lampug Selata. Peelitia ii dilaksaaka atara

Lebih terperinci

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI

MATERI 10 ANALISIS EKONOMI MATERI 10 ANALISIS EKONOMI TOP-DOWN APPROACH KONDISI EKONOMI DAN PASAR MODAL VARIABEL EKONOMI MAKRO MERAMAL PERUBAHAN PASAR MODAL 10-1 TOP-DOWN APPROACH Dalam melakuka aalisis peilaia saham, ivestor bisa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi 5 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia ii dilaksaaka di SMPN 0 Badar Lampug, dega populasi seluruh siswa kelas VII. Bayak kelas VII disekolah tersebut ada 7 kelas, da setiap kelas memiliki

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Matematika merupaka suatu ilmu yag mempuyai obyek kajia abstrak, uiversal, medasari perkembaga tekologi moder, da mempuyai pera petig dalam berbagai disipli,

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN 1.1 Latar Belakag BAB I PENDAHULUAN Peyusua RPJMD Kabupate Lamoga diladasi oleh semagat otoomi daerah dimaa pemeritah daerah berweag utuk megatur da megurus sediri urusa pemeritaha meurut azas otoomi da

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Dalam peelitia ii peeliti megguaka jeis Peelitia Tidaka Kelas (Classroom Actio Research) dega megguaka metode Diskriptif Kuatitatif. Peelitia Tidaka Kelas

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua BAB IV METODE PENELITlAN 4.1 Racaga Peelitia Racaga atau desai dalam peelitia ii adalah aalisis komparasi, dua mea depede (paired sample) yaitu utuk meguji perbedaa mea atara 2 kelompok data. 4.2 Populasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasa Atropometri merupaka salah satu metode yag dapat diguaka utuk meetuka ukura dimesi tubuh pada setiap mausia. Data atropometri yag didapat aka diguaka utuk

Lebih terperinci

CONTOH FORMULIR PENILAIAN KUALIFIKASI PEKERJAAN JASA PEMBORONGAN, PEMASOKAN BARANG/JASA LAINNYA

CONTOH FORMULIR PENILAIAN KUALIFIKASI PEKERJAAN JASA PEMBORONGAN, PEMASOKAN BARANG/JASA LAINNYA INDONESIA LAMPIRAN II KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK NOMOR 80 TAHUN 2003 TANGGAL 3 NOPEMBER 2003 FORMULIR 1 CONTOH FORMULIR PENILAIAN KUALIFIKASI PEKERJAAN JASA PEMBORONGAN, PEMASOKAN BARANG/JASA LAINNYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Itegral adalah salah satu kosep petig dalam Matematika yag dikemukaka pertama kali oleh Isac Newto da Gottfried Wilhelm Leibiz pada akhir abad ke-17. Selajutya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Dalam melakuka peelitia, terlebih dahulu meetuka desai peelitia yag aka diguaka sehigga aka mempermudah proses peelitia tersebut. Desai peelitia yag diguaka

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA. Tim Penyusun KDBK Perekonomian Indonesia FAKULTAS EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA. Tim Penyusun KDBK Perekonomian Indonesia FAKULTAS EKONOMI FAKULTAS EKONOMI RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Tim Peyusu KDBK Perekoomia Idoesia FAKULTAS EKONOMI RPS Mata Kuliah Perekoomia Idoesia 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika. Meurut Arikuto (99 :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran dengan jumlah siswa 32 orang. terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran dengan jumlah siswa 32 orang. terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. III. METODE PENELITIAN A. Subjek Peelitia Subjek peelitia ii adalah siswa kelas VIIB semester gajil SMP Negeri 22 Badar Lampug Tahu Pelajara 2009-2010 dega jumlah siswa 32 orag terdiri dari 12 siswa laki-laki

Lebih terperinci

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da

Lebih terperinci

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2)

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2) Bab 6: Estimasi Parameter () BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (). ESTIMASI PROPORSI POPULASI Proporsi merupaka perbadiga atara terjadiya suatu peristiwa dega semua kemugkiaa peritiwa yag bisa terjadi. Besara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Tempat da Waktu Peelitia ii dilakuka di ligkuga Kampus Aggrek da Kampus Syahda Uiversitas Bia Nusatara Program Strata Satu Reguler. Da peelitia dilaksaaka pada semester

Lebih terperinci