Reformasi Kepolisian dan Gender

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Reformasi Kepolisian dan Gender"

Transkripsi

1 Tool 2 Toolkit Geder da RSK Reformasi Sektor Keamaa da Geder Reformasi Kepolisia da Geder Tara Deham Geeva Cetre for the Democratic Cotrol of Armed Forces (DCAF)

2

3 Reformasi Kepolisia da Geder Tara Deham Geeva Cetre for the Democratic Cotrol of Armed Forces (DCAF)

4 Toolkit RSK da Geder Tetag Peulis Ms. Tara Deham meggabugka pegalama teoretis da praktis dalam peelitiaya tetag reformasi kepolisia da isu geder. Ms. Deham medapat gelar Master of Arts bidag Hubuga Iterasioal dari Fakultas Urusa Iterasioal Norma Peterso (the Norma Paterso School of Iteratioal Affairs), da telah meagai berbagai proyek utuk Pusat Pemeliharaa Perdamaia Pearso (the Pearso Peacekeepig Cetre) di Afrika Barat tetag pembagua kemampua operasi perdamaia polisi da gedarmerie. Dalam kapasitas ii, Ms. Deham megoordiasika pertemua meja budar Polisi Waita dalam Operasi Perdamaia pada tahu 2006, yag berfokus pada tataga, peluag da praktek terbaik keterpadua isu geder ke dalam orgaisasi-orgaisasi asioal, dega fokus pada partisipasi dalam operasi perdamaia. Saat ii, Ms. Deham bekerja di Departeme Urusa Luar Negeri da Perdagaga Iterasioal, Kaada. Para peyutig Mega Bastick da Kristi Valasek, DCAF Ucapa Terima Kasih Kami meyampaika terima kasih kepada pihak-pihak berikut atas kometar mereka yag sagat berharga megeai racaga tool (alat) ii: Maria Christodoulou, Kadi Fakodo, Shobha Gautamm, Sylvio Gravel, Nadie Jubb, Hele McDermott, Eiri Mobekk, Heri Myrtie, Fraçoise Nduwimaa, Ivy Okorokwo, Toy Sherida, Daiel de Torres, Ae-Kristi Treiber, Waletya Trzciska da UN-INSTRAW. Selai itu, kami juga megucapka terima kasih kepada Bejami Bucklad, Athoy Drummod da Mugiho Takeshita atas batua peyutiga mereka, da Aja Eböther atas bimbigaya dalam proyek ii. Toolkit Geder da RSK Tool (alat) ii tetag Reformasi Kepolisia da Geder adalah bagia dari Toolkit Geder da RSK (Geder ad SSR Toolkit). Diracag sebagai pegeala praktis tetag isu-isu geder bagi para praktisi da pembuat kebijaka reformasi sektor keamaa, Toolkit ii terdiri dari 12 Tool (alat) berikut da Catata Praktekya: DCAF, OSCE/ODIHR da UN-INSTRAW megucapka terima kasih atas batua Departeme Luar Negeri Norwegia dalam pembuatatoolkit ii. DCAF Pusat Kedali Demokratis atas Agkata Bersejata Jeewa (DCAF, Geeva Cetre for the Democratic Cotrol of Armed Forces) mempromosika tata kelola pemeritaha yag baik da reformasi sektor keamaa. Pusat ii melakuka peelitia tetag praktek-praktek yag baik, medorog pegembaga orma-orma yag sesuai di tigkat asioal da iterasioal, membuat ajura-ajura kebijaka da megadaka program kosultasi da batua di egara yag membutuhka. Para mitra DCAF meliputi para pemeritah, parleme, masyarakat sipil, orgaisasiorgaisasi iterasioal da para aktor sektor keamaa seperti misalya polisi, lembaga peradila, bada itelije, bada keamaa perbatasa da militer. 1. Reformasi Sektor Keamaa da Geder 2. Reformasi Kepolisia da Geder 3. Reformasi Pertahaa da Geder 4. Reformasi Peradila da Geder 5. Reformasi Hukum Pidaa da Geder 6. Maajeme Perbatasa da Geder 7. Pegawasa Parlemeter terhadap Sektor Keamaa da Geder 8. Pembuata Kebijaka Keamaa Negara da Geder 9. Pegawasa Masyarakat Sipil terhadap Sektor Keamaa da Geder 10. Perusahaa-perusahaa Militer da Keamaa Swasta da Geder 11. Peilaia, Pemataua da Evaluasi RSK da Geder 12. Pelatiha Geder utuk Persoil Sektor Keamaa Lampira Udag-udag da Istrume Iterasioal da Regioal OSCE/ODIHR Kator Lembaga Demokrasi da Hak Asasi Mausia (ODIHR, Office for Democratic Istitutios ad Huma Rights) adalah lembaga utama utuk dimesi mausiawi keamaa OSCE: suatu kosep umum yag mecakup perliduga HAM; pegembaga masyarakat yag demokratis, dega peekaa pada pemiliha umum, pembagua istitusi, da tata kelola pemeritaha; peguata pemeritaha berdasarka hukum; da mempromosika rasa salig hormat yag tulus da salig pegertia atar idividu, da juga egara. ODIHR ikut berpera dalam peyusua Toolkit ii. UN-INSTRAW Istitut Peelitia da Latiha Kemajua Waita Iterasioal PBB (UN-INSTRAW) adalah satu-satuya lembaga PBB yag diberi tugas utuk meyusu program peelitia yag berpera bagi pemberdayaa waita da pecapaia kesetaraa geder di seluruh duia. Melalui pembagua aliasi dega Para Negara Aggota PBB, orgaisasi-orgaisasi iterasioal, akademisi, masyarakat sipil da para aktor laiya, UN-INSTRAW: Melakuka peelitia berorietasi aksi dari perspektif geder yag memberika dampak yata terhadap berbagai kebijaka, program da proyek; Meciptaka siergi-siergi utuk maajeme pegetahua da pertukara iformasi; Meguatka kemampua para pemagku kepetiga utama utuk memaduka perspektif geder dalam berbagai kebijaka, program da proyek. Gambar sampul Keystoe, AP Photo, Hidajet Delic, DCAF, OSCE/ODIHR, UN-INSTRAW, Hak cipta dilidugi udag-udag. ISBN Kutip sebagai: Tara Deham, Reformasi Kepolisia da Geder. Toolkit Geder da Reformasi Sektor Keamaa. Para peyutig Mega Bastick da Kristi Valasek. Jeewa: DCAF, OSCE/ODIHR, UN-INSTRAW, Dokume ii diterbitka secara asli oleh DCAF, OSCE/ODIHR da UN-INSTRAW pada tahu 2008 sebagai bagia dari Toolkit Geder da RSK. Versi bahasa Idoesia ii diterjemahka dari bahasa Iggris oleh Catherie Muir da diterbitka oleh IDSPS atas ama DCAF. Dicetak oleh SRO-Kudig. i

5 Reformasi Kepolisia da Geder DAFTAR ISI Akroim da Sigkata iii 1. Pedahulua 1 2. Apa itu reformasi kepolisia? Tataga umum dalam perpolisia Megapa reformasi kepolisia? 2 3. Megapa geder petig utuk reformasi kepolisia? Pemberia keamaa yag efektif bagi pria, waita, aak perempua da aak lelaki Meciptaka kepolisia yag represetatif da lebih efektif Mejami lembaga kepolisia da budaya yag o-diskrimiatif da mempromosoka hak-hak asasi mausia (HAM) 6 4. Bagaimaa memaduka geder dega reformasi kepolisia? Recaa aksi geder Pemberia keamaa yag efektif kepada pria, waita, aak perempua da aak lelaki 4.2 Kaji ulag protokol da prosedur operasioal Prosedur-prosedur da prakarsa-prakarsa tetag kekerasa berbasis geder Kator polisi/satua khusus waita Perpolisia masyarakat Meciptaka kepolisia yag represetatif da lebih efektif 4.6 Peilaia da pemeriksaa (audit) Perekruta Retesi Sumber daya mausia Kemajua Mejami lembaga kepolisia da budaya yag o-diskrimiatif da mempromosika HAM 4.11 Kode perilaku da kebijaka megeai diskrimiasi, peleceha da kekerasa Pelatiha geder Pegawasa sipil Memaduka geder ke dalam reformasi kepolisia dalam koteks tertetu Negara-egara pasca-koflik 18 Perpolisia sipil dalam operasi pemeliharaa perdamaia 19 Peyariga 19 Perekruta waita 19 Satua polisi utuk kekerasa berbasis geder Negara-egara dalam masa trasisi Negara-egara berkembag Negara-egara maju Ajura-ajura pokok Sumber daya tambaha 24 ii

6 Toolkit RSK da Geder SINGKATAN DAN AKRONIM APD CEDAW CEE EU FPU FSU GBV IWITTS KPS LGBT LNP LSM NATO OAS OMS OSCE PBB PLCU Polmas SSR UNICEF UNOMSA WPS Albuquerque Police Departmet (Departeme Kepolisia Albuquerque) Covetio o the Elimiatio of All Forms of Discrimiatio agaist Wome (Kovesi Peghapusa Segala Betuk Diskrimiasi terhadap Perempua Cetral ad Easter Europe (Eropa Tegah da Timur) Europea Uio (Ui Eropa) Formed Police Uit (Satua Tugas Uit Polisi Berseragam) Family Support Uit (Satua Dukuga Keluarga Geder-Based Violece (Kekerasa Berbasis Geder) Istitute for Wome i Trades, Techology, ad Services (Istitut utuk Waita dalam Bidag Perdagaga, Tekologi da Jasa) Kosovo Police Service (Kepolisia Kosovo) Lesbia, Gay, Biseksual da Trasgeder Liberia Natioal Police (Kepolisia Nasioal Liberia) Lembaga Swadaya Masyarakat North Atlatic Treaty Orgaisatio (Orgaisasi Perjajia Atlatik Utara) Orgaisatio of America States (Orgaisasi Negara-egara Amerika Orgaisasi Masyarakat Sipil Orgaisatio for Security ad Co-operatio i Europe (Orgaisasi utuk Keamaa da Kerja Sama di Eropa) Perserikata Bagsa-Bagsa Police Local Commad Uit (Satua Komado Lokal Kepolisia) Perpolisia Masyarakat Reformasi Sektor Keamaa UN Childre s Fud (Daa Aak-aak PBB UN Observer Missio i South Africa (Misi Pemerhati PBB di Afrika Selata Wome's Police Statio (Kator Polisi Waita) iii

7 Reformasi Kepolisia da Geder Reformasi Kepolisia da Geder 1Pedahulua Orgaisasi kepolisia memaika pera petig dalam masyarakat. Mereka bertaggug jawab me me - lihara perdamaia da ketertiba, dega me e gak ka rule of law da mejalaka tugas me - reka dega kepekaa da perhatia terhadap para ag gota masyarakat. Karea orgaisasi-orgaisasi ke polisia di seluruh duia berusaha meigkatka respos da perliduga mereka terhadap idividu da masyarakat, mereka jadi terlibat dalam proses reformasi kebijaka da praktek. Tututa utuk refor - masi didorog oleh sejumlah faktor seperti: pegkajia ulag iteral, tekaa publik, keputusa-keputusa pemeritah, perhatia iterasioal da/atau pemu lih - a pasca-koflik. Proses reformasi kepolisia me du kug pembetuka atau peguata orgaisasi ke po lisia yag bertaggug jawab, efektif, adil da meg hormati hak-hak. Pilar utama dari segala refor - masi haruslah fo kus pada usaha mejami supaya kebutuha ke a ma a masyarakat yag majemuk dipahami dega be ar da dimasukka ke dalam struktur da operasi kebijaka kepolisia. Tool (alat) tetag reformasi kepolisia da geder yag berikut ii berfokus pada petigya peguata kemampua kepolisa dalam memahami da meagai kebutuha keamaa yag berbeda dari seluruh peduduk (yag mecakup pria, waita, aak lelaki da aak perempua dari semua bidag pekerjaa) da meciptaka lembaga kepolisia yag o-diskrimiatif da represetatif. Iformasi yag disusu dalam tool ii didasarka pada peelitia da pegalama iterasioal di lapaga da membahas isu-isu iteral (budaya kelembagaa) da isu-isu eksteral (kebijaka da prosedur meagai kejahata) dalam reformasi kepolisia. Tool (alat) ii dapat diguaka oleh para aktor yag melakuka reformasi kepolisia seperti: polisi da staf perekruta, para pejabat pemeritah, orgaisasiorgaisasi iterasioal da regioal, orgaisasiorgaisasi masyarakat sipil, da para aggota parleme da peeliti. Tool (alat) ii diracag sebagai alat rujuka, yag disertai berbagai iformasi pedukug da cotoh serta kiat praktis yag dapat diguaka dalam meracag da/atau melaksaaka proses pembeaha. Iformasi berikut ii tidak berfugsi sebagai model tapi sebagai titik mula utuk memasukka isu geder ke dalam proses reformasi kepolisia yag harus didefiisika secara umum da mecermika masyarakat yag dilayai polisi. Tool ii terdiri dari: Pegatar reformasi kepolisia Ladasa pemikira yag medasari pemadua isu-isu geder da cara bagaimaa hal ii dapat memperkuat prakarsa reformasi kepolisia Titik-titik mula utuk memasukka isu-isu geder ke dalam aspek-aspek reformasi kepolisia yag berbeda, termasuk kiat da cotoh praktis Pembahasa tetag isu-isu geder da reformasi kepolisia tertetu dalam koteks egara pascakoflik, egara dalam masa trasisi, egara berkembag, da egara maju Ajura-ajura pokok Sumber daya tambaha 2Apa itu reformasi sektor keamaa? Reformasi kepolisia merupaka bagia iti dari reformasi sektor keamaa (RSK). Proses reformasi yag lebih luas ii serig didefiisika sebagai trasformasi suatu sistem keamaa, yag melibatka semua aktor, pera, tidaka da taggug jawab mereka megelola da mejalaka sistem tersebut dega cara yag sesuai dega orma-orma demokrasi da prisip-prisip tata pemeritaha yag baik. 1 Utuk iformatio lebih lajut, lihat Tools Toolkit RSK da Geder Kepolisia adalah salah satu dari aktor keamaa egara yag petig, da setiap proses reformasi harus dikoordiasika dega para aktor keamaa laiya utuk mejami pedekata yag terpadu ketimbag pedekata ad hoc. Defiisi Kepolisia: pasuka sipil suatu egara, yag bertaggug jawab atas pecegaha da pedeteksia kejahata da pemeliharaa ketertiba umum. 2 Karea itu, istilah ii mecakup semua lembaga peegaka hukum, seperti kepolisia da agkata kepolisia mirip gedarmerie yag mejala - ka kekuasaa kepolisia, khususya kekuasaa utuk meagkap da meaha. 3 Defiisi Reformasi Kepolisia: trasformasi atau perubaha suatu orgaisasi kepolisia mejadi kepo- 1

8 Toolkit RSK da Geder lisia yag profesioal da bertaggug jawab da meerapka gaya perpolisia yag taggap terhadap kebutuha masyarakat setempat. 4 Reformasi kepolisia berkaita dega perubaha da merupaka suatu proses yag meggeraka lembaga kepolisia meuju lembaga yag lebih bertaggug jawab atas tidakaya da lebih meghormati hak asasi mausia. Proses ii bisa terbatas waktu, terutama dalam koteks pasca-koflik di maa proses tersebut didukug melalui batua iterasioal da ditetuka dega jadwal eksteral; atau berke - lajuta di maa terdapat dukuga (politik da/atau keuaga) asioal. Reformasi kepolisia yag efektif berlagsug melalui tahap-tahap utama berikut: 5 1. Aalisis da peilaia awal: megumpulka iformasi utuk memahami da meguraika koteks lokal 2. Peracaga da perecaaa: berdasarka aalisis, susu recaa atau peta reformasi yag jelas dega tujua yag didefiisika dega jelas 3. Pegelolaa pelaksaaa: laksaaka recaa tersebut dalam kemitraa dega berbagai pemagku kepetiga 4. Evaluasi: patau kemajua, kumpulka iformasi da data tetag perubaha yag terjadi, evaluasi keberhasila da idetifikasi tataga yag perlu ditaggulagi Proses ii uik pada setiap koteks, apakah dalam koteks egara pasca-koflik, egara berkembag, egara dalam masa trasisi atau egara maju (utuk melihat kiat/ajura khusus-koteks, lihat Bagia 5). Walaupu terdapat perbedaa atara keyataa kotekstual, rasa hormat terhadap hak-hak asasi mausia da hukum kemausiaa harus diaggap sebagai titik mula utama dalam reformasi budaya iteral da eksteral kepolisia. Cotoh reformasi kepolisia di kawasa-kawasa yag berbeda adalah: Amerika Tegah, yag sedag mejauhka kepolisia dari sistem militer da meerapka kotrol sipil atas pasuka keamaa. 6 Asia Tegah, yag sedag berubah dari sistem perpolisia koloial mejadi suatu struktur yag demokratis yag didalamya kepolisia bekerja demi masyarakat da buka demi kepetiga suatu partai yag berkuasa atau suatu kelompok yag berpegaruh dalam masyarakat. 7 Amerika Utara: yag sedag meaggapi tuduha korupsi da pegguaa kekuata yag berlebiha da tututa hukum utuk meciptaka gaya perpolisia yag lebih berorietasi pelayaa yag memperhatika kebutuha masyarakat yag lebih luas, termasuk masyarakat yag sebelumya terpiggirka seperti masyarakat lesbia, gay, biseksual da trasgeder (LGBT). Para egara EropaTimur/Pasca-komuis: yag sedag meaggapi korupsi da tututa per polisia yag berorietasi pelayaa da per polisia meurut rule of law yag berbasis hak-hak. Cotoh-cotoh ii haya sekedar cotoh jeis reformasi umum yag terjadi. Harus diigat bahwa walaupu reformasi mugki lebih berkaita dega kawasa atau koteks tertetu, berbagai macam reformasi dapat terjadi pada suatu lembaga kepolisia tertetu. Cotoh reformasi kepolisia adalah: peru bah - a pada tigkat bawah seperti pegembaga keterampila, pelatiha da peigkata kesadara; bekerja sama dega pejabat tigkat tiggi utuk megubah sifat militeristis kepolisia; da perumusa kembali madat da prosedur operasi di lembaga kepolisia. Apa pu tigkat, jeis atau koteks refor - masi, pemahama tetag kemampua lokal utuk melaksaaka reformasi, kebutuha masya rakat tertetu, da peetapa waktu harus dipertimbagka dega matag utuk mejami recaa reformasi memag realistis da dapat dicapai dalam jagka waktu yag terukur. Kotak 1 Efektivitas operasioal kepolisia Bertaggug jawab Efektif Adil Meghormati hak-hak Hubuga yag kuat dega masyarakat utuk meyebarka iformasi megeai hak-hak warga egara da taggug jawab polisi. Pegembaga ketermpila utuk semua polisi/staf. Kesempata-kesempata profesioal di lembaga kepolisia bagi semua aggota masyarakat. Berkuragya tigkat kejadia pegguaa kekuata yag berlebiha. Mekaisme idepede utuk meyidik tuduha terhadap kepolisia. Berkuragya korupsi. Gaji berdasarka tigkat keterampila da perigkat ketimbag jeis Perlakua setara terhadap polisi da staf di orgaisasi kepolisia. Mekaisme pegawasa iteral da eksteral yag kuat Kesempata pelatiha utuk semua tigkata di kepolisia. Akses setara atas kesempata utuk pegembaga karir. Persyarata kesehata semua staf dipertimbagka. Masuka da umpa balik yag beragam bagi operasi da fugsi kepolisia. Pemahama da kemampua meaggulagi acama keamaa yag beragam. Alokasi sumber daya didasarka pada kebutuha da acama keamaa yag teridetifikasi. Layaa polisi yag adil diberika kepada semua aggota masyarakat. 2

9 Reformasi Kepolisia da Geder Kotak 2 Acama keamaa terhadap pria, waita, aak lelaki, da aak perempua Pria Waita Aak Lelaki Aak Perempua Perampoka (Australia: 75% korbaya adalah pria)11 Pegaiayaa Pembuuha Pegaiayaa riga da berat Kekerasa geg Dipaksa memperkosa aggota keluarga sediri (khususya pada masa koflik) Pemerkosaa da peyiksaa seksual Perdagaga mausia Kekerasa dalam rumah tagga Pegaiayaa seksual (Amerika Serikat: 92% korbaya di tempat kerja adalah waita)12 Kematia istri akibat kekerasa dalam rumah tagga bermotif pemerasa harta bawaa istri Peleceha seksual Pemerkosaa Pembuuha bermotif kehormata' Kekerasa geg Pegaiayaa da pemerkosaa aak Gertaka Peculika & peyaderaa Pembuaga & peelatara aak Perdagaga mausia Jual/beli aak utuk pelacura Pembuuha bayi Pegaiayaa da pemerkosaa aak Perdagaga mausia Peculika & peyaderaa Perkawia paksa aak Jual/beli aak utuk pelacura Pegutita Pemadula paksa Perdagaga mausia 2.1 Tataga umum dalam perpolisia Lembaga kepolisia meghadapi berbagai tataga yag memerluka pertimbaga berkelajuta demi perbaika. Sedikit sekali, kalau ada, orgaisasi yag bebas dari kritik da tututa perubaha, termasuk orgaisasi-orgaisasi kepolisia yag palig berpegalama sampai yag baru medapat pelatiha da yag baru dibetuk. Meskipu terdapat per - bedaa geografis, sosial da ekoomi yag besar di berbagai egara, da juga keaekaragama struktur, ukura da koteks kepolisiaya, terdapat masalahmasalah umum yag mempegaruhi bayak orgaisasi kepolisia, terutama sehubuga dega isu-isu geder. Berikut ii adalah daftar sebagia masalah tersebut: 8 Tigkat respos yag redah terhadap kejahata yag dilakuka terhadap kelompok sosial tertetu Pegguaa kekuata yag berlebiha terhadap kelompok-kelompok tertetu, khususya kelompok yag terpiggirka seperti orag-orag dari kelompok mioritas, peduduk asli, da masyarakat LGBT Tidak dilibatkaya kelompok-kelompok tertetu di lembaga kepolisia Pelaggara kode perilaku da peyalahguaa jabata Peolaka mecatat pegadua Keterampila peyidika yag kurag sehigga meyebabka tigkat pejatuha vois yag redah Kuragya pertaggugjawaba Kuragya kepercayaa sipil 2.2 Megapa reformasi kepolisia? Utuk meaggulagi tataga umum dalam perpolisia, reformasi dapat dilakuka utuk membuat kepolisia mejadi lebih efektif secara operasioal, bertaggug jawab, adil, da meghormati hak. Walaupu tidak seksama, Kotak 1 memberika cotoh-cotoh perubaha yag dapat terjadi berkat reformasi kepolisia dalam usaha membuat orgaisasi kepolisia mejadi lebih efektif secara operasioal. 3Megapa geder petig dalam reformasi kepolisia? Geder merujuk pada pera da hubuga, ciri kepribadia, sikap, perilaku da ilai-ilai tertetu yag dihubugka masyarakat dega pria da waita. Karea itu, geder merujuk pada per be daa yag dipelajari atara pria da waita, se dagka jeis kelami merujuk pada perbedaa bi ologis atara lelaki da perempua. Pera geder sa gat bervariasi di dalam da atar-kebudayaa da dapat berubah sepajag waktu. Geder tidak haya merujuk pada waita atau pria tapi juga me ru juk pada hubuga di atara mereka. Pegarusutamaa geder (geder mai stream ig) adalah proses peilaia implikasi terhadap waita da pria dari suatu tidaka yag terecaa, seperti 3

10 Toolkit RSK da Geder pem buata udag-udag, kebijaka atau prog ram di semua bidag da pada semua tigkata. 9 Lihat Tool tetag RSK da Geder Peaggulaga isu-isu geder buka suatu proses merampas kekuasaa dari pria da kemudia memberikaya kepada waita da kelompokkelompok yag kurag terwakili laiya, tapi sebalikya merupaka suatu proses meigkatka efisiesi da efektivitas orgaisasi-orgaisasi yag diperbarui. Kepatuha terhadap kewajiba meurut udagudag da istrume hukum iterasioal Pemadua isu-isu geder ke dalam reformasi kepolisia diperluka utuk memeuhi hukum iterasioal da regioal, istrume hukum da orma megeai keamaa da geder. Istrume utama di ataraya adalah: Kovesi tetag Peghapusa Segala Betuk Diskrimiasi terhadap Perempua (1979) Deklarasi da Ladasa Aksi Beijig (1995) Resolusi Dewa Keamaa PBB tetag Perempua, Perdamaia da Keamaa (2000) Utuk iformasi lebih lajut, silaka lihat Lampira Toolkit tetag Udag-Udag da Istrume Iterasioal da Regioal. 3.1 Peyediaa keamaa yag efektif kepada pria, waita, aak perempua da aak lelaki Karea polisi bertaggug jawab atas pemeliharaa ketertiba umum da perliduga masyarakat, kepolisia harus memahami da meaggulagi semua acama keamaa yag dihadapi masyarakat yag mereka layai, dega meyadari bahwa pria da waita terpegaruh oleh kekerasa da diskrimiasi dega cara yag sagat berbeda da dega tigkata yag berbeda. Misalya, kejahata terhadap pria umumya terjadi di tempat umum, sedagka kejahata terhadap waita, seperti kekerasa dalam rumah tagga, serig terjadi di tempat pribadi, bidag yag oleh kebayaka lembaga egara tidak diaggap sebagai taggug jawabya.10beberapa cotoh acama keamaa (buka berdasarka uruta tigkat kejadiaya) terhadap pria, waita, aak lelaki, da aak perempua diperlihatka pada Kotak 2. Polisi berkewajiba mecegah, meguragi da merespos betuk-betuk kejahata ii, termasuk kekerasa berbasis geder (GBV) karea ii adalah salah satu dari acama-acama terhadap keamaa di semua bagia duia. Sebuah peelitia Orgaisasi Kesehata Duia (WHO, World Health Orgaisatio) meujukka bahwa lebih 69% waita melaporka perah megalami agresi fisik dari pasaga pria pada suatu masa dalam hidup mereka.13gbv adalah suatu tidak kekerasa fisik, seksual atau psikologis yag mugki meyebabka bahaya bagi seseorag da dilakuka karea geder mereka. Jeis kekerasa ii dilakuka terhadap pria da waita, aak lelaki da aak perempua, da meggambarka ketidakseimbaga kekuasaa yag terjadi atara pria da waita atau atara seorag aak da pegasuhya. GBV bisa semaki diperparah oleh ketidakamaa yag disebabka oleh faktor-faktor lai seperti latar belakag etis, orietasi seksual, da agama: 67% dari kasus bermotif agama di Iggris da Wales pada tahu 2005/2006 terjadi terhadap kaum Muslim. 14 Di Afrika Selata, para lesbia kulit hitam diperkosa da juga diaiaya secara fisik da verbal karea orietasi seksual mereka. 15 Pria da waita serig egga melaporka kejahata ii kepada polisi. Pria yag megalami GBV serig merasa malu da tidak mau membicaraka kejadia tersebut karea takut diaggap lemah, tak berdaya atau gay. Waita serig egga melapor kepada polisi karea pataga da stigma sosial yag berkaita dega mejadi korba GBV. Tataga laiya terdapat di egara-egara yag tidak mempuyai hukum yag memadai megeai pemberatasa GBV. Di lembaga kepolisia itu sediri harus dipastika bahwa semua polisi pria da waita cukup terlatih utuk merespos korba GBV da memiliki keterampila yag diperluka utuk mem - proses da meyidik kejahata secara efektif. 3.2 Meciptaka kepolisia yag represetatif da lebih efektif Meigkatka keaekaragama buka sekedar perkara yag bear atau sesuai moral yag harus dilakuka hal itu petig bagi kita utuk mejalaka tugas kita. Tempat kerja yag beragam memberika akses atas berbagai keterampila, pegalama, pedidika, da kebudayaa yag meigkatka kemampua kita memberika berbagai solusi lokal atas masalah lokal. Kator Departeme Dalam Negeri Kerajaa Iggris Selebara megeai Keaekaragama di Lembaga Kepolisia 16 Acama keamaa da kejahata dilakuka terhadap semua lapisa masyarakat; amu demikia, orgaisasi kepolisia di seluruh duia tetap didomiasi pria dega perwakila yag kurag dari kelompok tertetu. Perpolisia biasaya diaggap sebagai pekerjaa pria karea berkaita dega kejahata, bahaya da kekerasa. 17 Proses perekruta, seperti 4

11 Reformasi Kepolisia da Geder Kotak 3 Persetase polisi waita da pria di sejumlah egara Negara Tahu Polisi waita Polisi pria Pasca-koflik Afrika Selata % 71% Siprus % 84% Sierra Leoe % 85% Kosovo 22 * % 86% Dalam Masa Trasisi da Berkembag Jamaika % 82% Republik Ceko % 88% Veezuela % 90% Rumaia % 92% Idia % 98% Maju Australia % 71% Kaada % 82% Swedia % 82% Amerika Serikat % 86-88% Filadia % 90% *Pada saat Tool ii dibuat, bula November 2007, status Kosovo belum tetap. pemeriksaa latar belakag da wawacara peroraga, kadag-kadag meyigkirka calo waita atau pria yag tidak mempuyai sikap maskuli yag bear, seperti ketagguha da heteroseksualitas mutlak. 18 Namu demikia, dega terbetukya kepolisia yag lebih represetatif kepolisia yag meggambarka komposisi etis, agama, geografi, jeis kelami, suku da bahasa masyarakat kredibilitas, kepercayaa, da dega demikia legitimasi kepolisia aka meigkat di mata masyarakat. Peigkata jumlah persoil polisi waita dapat memberika mafaat operasioal yag yata. Kotak 3 memberika gambara umum keterwakila berlebiha polisi pria di seluruh duia. Utuk mewujudka kepolisia yag lebih efektif secara operasioal da utuk memberika respos yag lebih efektif terhadap kebutuha keamaa waita da kelompok yag kurag terwakili laiya, harus diambil lagkah-lagkah utuk megatasi kesejaga keterwakila tersebut. Beberapa mafaat potesial dari keterwakila yag lebih besar, seperti dikutip oleh Markas Besar Kepolisia Kerajaa Iggris, adalah: 33 Polisi gay mugki dapat memberika cara baru meyampaika pesa-pesa peurua kejahata kepada komuitas gay da di dalam kepolisia sediri. Polisi yag lebih muda mugki memiliki pegetahua yag lebih luas megeai klub da bar setempat da mugki dapat memberika solusi iovatif atas gaggua keamaa yag disebabka oleh alkohol. Polisi Muslim waita mugki cocok ditugaska utuk meagai kasus kekerasa dalam rumah tagga yag melibatka waita Muslim laiya. Peigkata keterwakila polisi waita dapat memberika mafaat tambaha. Meurut Pusat Urusa Waita da Perpolisia Nasioal, peelitia asioal da iterasioal meujukka bahwa waita da pria sama-sama mampu melaksaaka tugas kepolisi a secara efektif. Keyataaya, peelitia meujukka bahwa waita serig memberika sejumlah keterampila da kekuata tertetu bagi tugas kepolisia, seperti kemampua meguragi pegguaa atau ketergatuga pada kekuata saat meghadapi orag yag agresif). 34 Beberapa cara lai yag diberika waita utuk meciptaka orgaisasi kepolisia yag lebih efektif adalah: 35 5

12 Toolkit RSK da Geder Polisi waita mugki lebih efektif dalam meredam situasi yag mugki berbahaya daripada polisi pria. Polisi waita lebih jarag dilaporka masyarakat bertidak tidak patut dibadigka dega polisi pria. Polisi waita lebih jarag megguaka kekuata yag mematika, seperti megguaka sejata api. Polisi waita lebih jarag megalami peetaga atau perlawaa dari tersagka pria yag mereka tagkap da/atau tayai. Polisi waita dapat bertidak sebagai model pera bagi aggota masyarakat megeai kemampua waita berpartisipasi di lembaga-lembaga sektor keamaa. Polisi waita serig memiliki keterampila komuikasi yag lebih baik daripada polisi pria da lebih mampu medapatka kerja sama da kepercayaa yag diperluka utuk melaksaaka suatu model perpolisia masyarakat. 36 Peigkata keterwakila polisi waita juga mejadi keharusa operasioal bila kepolisia igi memberika respos efektif atas GBV terhadap waita da aak perempua. Waita lebih cederug melaporka GBV kepada polisi waita, da peyediaa waita terlatih yag hadir selama prosedur peyidika juga merupaka praktek yag baik. polisi utuk melaporka kasus pemerkosaa, polisi pria cederug meremehkaya, bahka bertaya apakah mereka meikmati pegalamaya. 38 Diskrimiasi berbasis geder bisa diperparah oleh diskrimiasi yag didasarka pada ras, kelas, kasta, usia atau cacat fisik. Misalya, diskrimiasi da kekerasa sistematis terhadap komuitas Rom (gipsi) oleh polisi di Kroasia da Republik Ceko telah membuat para waita Rom tidak mau memita batua dari kepolisia. 39 Namu demikia, harus diigat bahwa pemasuka waita da kelompok masyarakat yag kurag terwakili tidak otomatis meghasilka orgaisasi kepolisia yag lebih o-diskrimiatif. Budaya iteral tidak meg hormati da melecehka kadagkadag membuat seorag polisi meerima budaya domia tersebut utuk melidugi diri mereka di tempat kerja. Polisi waita serig bertidak lebih keras terhadap korba kejahata waita da lebih serig megguaka kekuata terhadap masyarakat dalam usaha me dapatka peerimaa ke dalam kelompok yag do mia. 40 Proses reformasi harus megatasi ta taga yag berkaita dega budaya orgaisasi, da berusaha meciptaka kepolisia yag meghormati reka-reka da masyarakat yag dilayai. 3.3 Mejami lembaga kepolisia da budaya yag o-diskrimiatif da mempromosika hak asasi mausia (HAM) Pemberatasa diskrimiasi da pelaggara HAM, termasuk GBV, oleh persoil polisi aka membatu meciptaka ligkuga kerja yag efektif da produktif da meigkatka keamaa persoil maupu masyarakat sipil. Di beberapa egara, polisi melakuka pelaggara hukum seperti peleceha seksual da pegaiayaa seksual, terlibat dalam pekerjaa seks paksa da perdagaga mausia, da melakuka diskrimiasi berdasarka jeis kelami da orietasi seksual. Persoil polisi pria da waita, da juga pria da waita sipil, aak perempua da aak lelaki bisa mejadi korba lagsug pelaggara ii. Misalya, lapora tahu 2006 dari Amesti Iterasioal meyataka bahwa: Pemerkosaa waita da aak perempua oleh polisi da pasuka keamaa, da di dalam keluarga da masyarakat mereka sediri, diakui sudah mewabah di Nigeria. 37 Betuk-betuk pelaggara HAM ii bisa dilakuka oleh seorag polisi atau sekelompok karyawa, da kadag-kadag dipertahaka oleh budaya kelembagaa yag diskrimiatif. Sikap diskrimiatif persoil polisi bisa juga mecegah akses setara atas lembaga kepolisia. Meurut Pelapor PBB tetag Kekerasa terhadap Waita, di berbagai egara, para waita melaporka bahwa kepolisia tidak peka da mugki gagal meyidik kejahata yag berbasis geder. Sebagia waita melaporka bahwa ketika mereka datag ke kator 4Bagaimaa memaduka geder dega reformasi kepolisia? Setiap proses reformasi merupaka proses yag rumit da memerluka pelaksaaa strategi yag terecaa dega baik. Meyadari bahwa taggug jawab ke - polisia adalah melayai da melidugi masyarakat, pemilika lokal sagat petig utuk meciptaka proses pembeaha yag efektif da berkelajuta. Apakah di egara pasca-koflik atau pu di egara maju, orgaisasi kepolisia atau pu masyarakat yag dilayaiya tidak boleh diaggap sebagai peerima pasif pembeaha. Karea itu, kiat da cotoh berikut megeai pemadua geder dalam reformasi ke - polisia harus disesuaika utuk memeuhi ke bu tuha da kemampua khusus setempat. Perlu juga diigat bahwa pria memaika pera petig dalam proses reformasi kepolisia yag taggap terhadap geder. Pria yag memegag kekuasaa dapat megguaka pegaruh mereka utuk medukug da memimpi reformasi. Sebagai pedukug, orag-orag memaika pera sebagai pemimpi, sekutu, da pedidik dalam suatu orga i - sasi, yag secara khusus medorog diadaka ya dialog megeai isu-isu yag mugki sesitif dalam je jag sektor keamaa. 41 Di seluruh jejag ke po - li sia tersebut, pria yag megeali kesempata utuk meciptaka suatu situasi yag adil bagi semua persoil polisi dapat memimpi dega memberika 6

13 Reformasi Kepolisia da Geder telada saat kebijaka da prosedur baru disesuaika. Melibatka polisi pria dalam perudiga tetag perluya kesetaraa geder merupaka kesempata utuk meyebarka iformasi da megidetifikasi bidag-bidag perlawaa. Tapa peerimaa da dukuga mayoritas di orgaisasi kepolisia, tidak ada prakarsa apa pu yag aka berhasil atau ber - kelajuta dalam meghasilka perubaha. Kotak 4 Template recaa aksi reformasi 42 Ajura-ajura Tugas Taggug jawab Jadwal 1. Memperkealka ilai-ilai orgaisasi dega meyataka bahwa orgaisasi kepolisia bertekad meagai isu-isu keaekaragama da geder. 2. Buat kebijaka da prosedur utuk mecapai ilaiilai orgaisasi. Cotoh: Tidak boleh ada diskrimiasi terhadap aggota polisi berdasarka alasa apa pu ras, agama, jeis kelami, orietasi seksual. 3. Buat satua/bada permae yag peraya memastika bahwa geder mejadi bagia dari setiap aspek kebijaka da praktek kepolisia. 4. Buat strategi komuikasi iteral da eksteral yag komprehesif utuk medukug tujua kesetaraa geder di lembaga kepolisia. 5. Tetuka tujua kesetaraa geder yag dapat diukur da mekaisme peelusuraya. 6. Tetuka target-target strategis perekruta polisi utuk meigkatka kemampua kepolisia dalam memberika layaa kepada kelompok-kelompok masyarakat yag beragam. 7. Lakuka kaji ulag yag meyeluruh terhadap prosedur perekruta utuk megidetifikasi da meyigkirka hambata dalam meerima kelompok masyarakat yag kurag terwakili da aalisis para pelamar yag tidak diterima. 8. Tetuka mekaisme utuk memastika bahwa semua aggota pael pewawacara memahami da memperlihatka komitme terhadap kesetaraa geder da perpolisia yag berorietasi pelayaa. 9. Susu recaa utuk megkaji ulag semua kebijaka da prosedur utuk mejami kebijaka da prosedur tersebut peka terhadap geder da keaekaragama. Buat peryataa ilai-ilai orgaisasi. Jami peryataa-peryataa kebijaka yag jelas, yag aka mejadi alat-alat yag palig efektif sebagai pedoma reformasi kepolisia. Tetuka madat, keragka acua, da keaggotaa yag diajurka. Buat strategi komuikasi dega metode yag mudah diguaka Rumuska sistem pemataua da alokasika sumber daya yag diperluka. Buat sistem pelacaka da pagkala data utuk pegumpula data. Siapka survei demografi utuk megidetifikasi persyarata keaekaragama. Siapka proses pegkajia ulag da alokasika sumber daya yag diperluka. Guaka kebijaka yag baru dirumuska sebagai ladasa utuk pelatiha. Rumuska recaa beserta jadwal da taggug jawab utuk proses pegkajia ulag. 10. Paduka kebijaka da prosedur baru megeai geder da keaekaragama ke dalam program pelatiha utuk semua aggota polisi yag baru maupu yag sudah lama bertugas. Adaka pelatiha bagi semua pelatih megeai kebijaka baru. Keali kesejaga-kesejaga pelatiha da racag ulag program pelatiha utuk meaggulagi kesejaga tersebut. 11. Susu program pedampiga karyawa. Tujuk para waita pada semua tigkata di lembaga kepolisia utuk berpartisipasi dalam program bimbiga. 7

14 Toolkit RSK da Geder 12. Kaji ulag prakarsa-prakarsa ramah keluarga yag mecermika kebutuha semua aggota polisi. 13. Tetuka proses utuk medukug pertaggugjawaba atasa dalam meghadapi perilaku aggota polisi yag tidak patas sehubuga dega peleceha da diskrimiasi di tempat kerja. 14. Tetuka atau perbaiki prosedur yag sudah ada dalam memproses pegadua masyarakat megeai pelaggara yag dilakuka aggota polisi. 15. Tetuka mekaisme yag dapat diguaka semua aggota pael pegkajia promosi utuk memahami da memperlihatka komitme terhadap kesetaraa geder. 16. Tetuka mekaisme utuk alokasi fasilitas, peralata, dll. yag sesuai geder. Uraika kebutuha pria maupu waita da siapka prakarsa atau kebijaka utuk memeuhi kebutuha ii. Keali tidaka disiplier da adaka pelatiha bagi semua atasa megeai proses pegambila tidaka disiplier. Uraika sistem pegkajia pegadua yag sudah ada da pastika sistem tersebut dapat diakses, terutama oleh para waita da kelompok masyarakat mioritas. Tetapka idikator utuk megukur komitme pael pegkajia terhadap kesetaraa geder. Keali kebutuha fasilitas/peralata. 4.1 Recaa aksi geder Beberapa titik mula berikut ii memberika gambara tetag beberapa cara bagaimaa memaduka geder dega reformasi kepolisia. Dega begitu bayak bidag yag harus ditagai, proses reformasi mugki terlihat agak membigugka da mugki sulit utuk megidetifikasi dari maa harus memulai. Peilaia awal megeai geder dapat memberika pemahama megeai keadaa yag dihadapi da meyoroti bidag-bidag yag memerluka perhatia segera atau jagka pajag. Berdasarka peilaia tersebut, sebuah recaa aksi dapat disusu utuk megidetifikasi bidag-bidag yag aka ditagai da tugas-tugas apa yag harus diselesaika. Lihat Tools tetag Peilaia, Pemataua da Evaluasi RSK da Geder Kotak 4 adalah template utuk recaa aksi yag, kalau disesuaika dega koteks tertetu, dapat mejadi pedoma bagi proses tersebut. Peyediaa keamaa yag efektif kepada pria, waita, aak perempua da aak lelaki 4.2 Kaji ulag protokol da prosedur operasioal Protokol da prosedur memberika keragka opera si - oal bagi jalaya orgaisasi kepolisia da mem betuk budaya kelembagaa. Protokol da pro - sedur yag jelas da taggap terhadap geder harus tersedia utuk meguragi kasus-kasus pe erap a diskrimiatif yag didasarka pada peilaia subjektif polisi masig-masig. Saat megkaji ulag protokol da prosedur, pertimbaga berikut harus dilakuka: Kaji ulag da kosultasi Kaji ulag prosedur da protokol utuk mejami supaya prosedur da protokol tersebut tidak diskrimiatif, megguaka bahasa yag peka terhadap geder, da memasukka kebutuha keamaa pria, waita, aak perempua da aak lelaki yag berbeda termasuk ketetua khusus tetag GBV. Jami supaya prosedur da protokol yag sudah ada meggambarka pemahama yag jelas bahwa kepolisia bertugas melayai da me li dugi masyarakat secara keseluruha, termasuk wa ita da kelompok masyarakat yag kurag ter wakili. Lakuka kosultasi dega perhimpua polisi pria da waita utuk megidetifikasi perubaha yag diperluka. Rudigka protokol da prosedur dega kelom - pok-kelompok masyarakat, termasuk orgaisasi waita, para peyitas kekerasa, da sektor-sektor laiya seperti misalya kesehata, pedidika, peradila da pemasyarakata melalui forum polisi masyarakat atau forum laiya. Tetuka suatu proses pegkajia ulag yag berkelajuta utuk meyesuaika protokol da pro - sedur agar mecermika kepetiga da ke bu tuh a masyarakat yag berubah. 43 Komitme Jami supaya prosedur da protokol yag telah direvisi di dukug oleh pimpia seior da sumber daya ke u ag a dialokasika utuk pelaksaaa da ke ter padua iformasi baru ke dalam semua sesi pelatiha. 44 8

15 Reformasi Kepolisia da Geder Kotak 5 Cotoh persetujua protokol atara kelompok masyarakat da kepolisia Berikut ii adalah cotoh protokol atara kepolisia da suatu kelompok masyarakat utuk orag-orag yag kurag terwakili, yag memperlihatka komitme kepolisia utuk bekerja sama secara taggap terhadap kebutuha kelompok tertetu. Protokol ii didasarka pada Persetujua Protokol atara Pusat Kesehata Masyarakat Pribumi (Wabao Cetre for Aborigial Health) da Kepolisia Ottawa. 46 Defiisi prisip-prisip pokok Kepetiga utama, perliduga, da kesehata setiap orag sagat petig. Hargai, hormati da tegaska petigya keyakia kultural da tradisioal tertetu. Salig meghormati di atara para peyedia layaa bermafaat bagi seluruh masyarakat. Hormati hak-hak masyarakat utuk lebih terlibat dalam meetuka peyebab da solusi atas kejahata, gaggua keamaa, da koflik dalam masyarakat. Semua orag harus bertekad meigkatka kualitas hidup semua orag da meghapuska rasisme. Ketetua pera da taggug jawab Pera kelompok masyarakat 1. Memberika kesadara yag berkelajuta tetag budaya/sejarah kepada para aggota Kepolisia melalui berbagai forum yag bisa meliputi pelatiha, pertemua, dialog da pembagua hubuga. 2. Memberika sumber daya/iformasi tetag lembaga-lembaga yag memberika layaa di dalam masyarakat. 3. Berpartisipasi di komite-komite yag terkait utuk meyampaika berbagai masalah kepada perhatia kepolisia. Pera kepolisia 1. Mejami keselamata da keamaa semua orag di dalam masyarakat meyadari bahwa kelompok-kelompok masyarakat tertetu serig terlalu diawasi tapi kurag terlidugi. 2. Bekerja sama dega kelompok-kelompok masyarakat utuk mejami agar kebutuha uik kelompok tersebut terpeuhi dega peyediaa layaa perpolisia. 3. Meyediaka kesempata da hadiri utuk sesi peyuluha budaya yag medalam yag aka disampaika kepada para aggota sambil juga meyampaika iformasi tetag petigya partisipasi dalam sesi tersebut. 4. Meciptaka suasaa di ligkuga kepolisia yag memugkika da medorog terjadiya iteraksi atara para aggota polisi da masyarakat tertetu. Ketetua maksud para Pihak Maksud para Pihak adalah: 1. Meyusu da melaksaaka program utuk pegaraha, pedidika atau pelatiha utuk memberika kesempata bagi pembelajara timbalbalik. 2. Megadaka pertemua berkala utuk berbagi iformasi tetag program, layaa da kegiata, da utuk megkaji kemajua pekerjaa utuk mecapai tujua-tujua protokol ii. 3. Secara formal megkaji ulag protokol ii dalam eam bula dari taggal peadatagaa, da setelah itu dilakuka pegkajia ulag setiap tahu; atau lebih awal sesuai permitaa salah satu pihak. 4. Peyesuaia yag disepakati bersama aka dilakuka bila diaggap perlu dega persetujua kedua pihak. Pejagkaua Terjemahka semua protokol da prosedur ke bahasa yag sesuai da pajagya di semua kator polisi di tempat-tempat yag mudah dilihat, disertai dega recaa komuikasi da pelatiha. Prosedur yag berkaita dega iteraksi dega masyarakat harus dipasag di tempat-tempat de ga tigkat iteraksi polisi-masyarakat yag tiggi da disertai dega kampaye peyuluha ma sya ra kat Prosedur da prakarsa tetag kekerasa berbasis geder Karea GBV adalah salah satu dari acama palig umum terhadap keamaa masyarakat (disebutka pada Bagia 3.1), kepolisia bertaggug jawab mejami proses yag ketat da terarah utuk meagaiya. Proses-proses ii meliputi tidaka aktif meyidik, meagkap, meaha da medukug peututa kejahata GBV, da juga meyediaka dukuga da rujuka yag diperluka kepada semua korba GBV. Praktek-praktek yag baik dalam peagaa GBV meliputi: Prakarsa prosedural: Perbarui pedekata perpolisia sebagai bagia dari kosep atura hukum yag lebih besar termasuk reformasi hukum yag megatur respos wajib polisi dalam kasus GBV: misalya kebijaka 9

16 Toolkit RSK da Geder peagkapa wajib bila ada alasa kuat utuk melakuka peagkapa, atau sistem pelapora wajib utuk kekerasa dalam rumah tagga. Buat protokol da prosedur yag meyeluruh tetag isu-isu GBV yag meliputi: meaggapi lapora telepo kekerasa dalam rumah tagga, meerima para korba kekerasa seksual baik perempua maupu pria, memberika peujuka kepada para korba kekerasa ati-gay, da meagai kasus-kasus perdagaga mausia. Bekerja sama dega para aktor kesehata, pedidika, peradila da masyarakat sipil utuk mejami respos yag lebih efektif terhadap GBV buat recaa aksi bersama serta sistem da protokol peujuka. Kumpulka data yag meyeluruh da seragam tetag kejahata GBV utuk keperlua pemataua da dukuga bagi sumber daya yag diperluka. Prakarsa struktural da programatis tambaha:! Betuk satua-satua terlatih khusus di orgaisasi kepolisia utuk memberika respos yag lebih efektif terhadap GBV (lihat Bagia 5,3). Sediaka pelatiha medalam bagi semua aggota polisi tetag cara meaggapi secara efektif terhadap betuk-betuk GBV yag berbeda (lihat Bagia 4,12). Buka salura telepo hotlie utuk meerima lapora telepo tetag GBV. Lakuka kampaye peigkata kesadara media tetag isu-isu GBV utuk mejami supaya para peyitas meyadari hak-hak mereka da layaa kepolisia yag sesuai, da utuk memberika pesa yag jelas kepada masyarakat tetag sikap tak bertolerasi polisi terhadap GBV. 47 Lakuka pedekata dega masyarakat melalui kampaye pejagkaua ati-gbv. 4.4 Kator polisi/satua khusus waita Para waita serig egga megajuka pegadua ke kator polisi karea berbagai alasa: praktek budaya yag membatasi iteraksi atara pria da waita, orma sosial yag tidak megizika waita mem - bicaraka kekerasa di dalam rumah tagga, da ketidakmampua kepolisia memproses pegadua. 49 Selai itu, mereka serig merasa takut, ragu, malu, da tidak mau melibatka diriya dega kepolisia da sistem peradila. Lapora dari Bada Statistik Kaada pada tahu 2004 meujukka bahwa haya 36% dari korba waita dari kekerasa dalam rumah tagga da kurag dari 10% dari korba pega i a ya - a seksual melaporka kejahata yag dialamiya ke pada polisi. 50 Sebagai taggapa atas masalah ii, kator polisi utuk perempua (WPS, Wome's Police Statios) da satua kekerasa dalam rumah tagga telah dibetuk di sejumlah egara, seperti Argetia, Brazil, Kolombia, Kosta Rika, Ekuador, Idia, Liberia, Nikaragua, Peru, Uruguay, Sierra Leoe, Afrika Selata, da Kerajaa Iggris. Kator polisi ii dikelola oleh polisi waita utuk memberika ligkuga yag di dalamya waita bisa merasa lebih yama dalam memberika lapora da merasa yaki bahwa lapora mereka aka ditagai dega bear. Kator polisi ii serig terdiri dari gabuga sejumlah polisi khusus dega para pekerja kesehata, pekerja sosial, pakar hukum, da pakar laiya yag membetuk sebuah tim yag dapat meaggapi kasus-kasus GBV, termasuk kekerasa dalam rumah tagga da pegaiayaa seksual terhadap waita da aakaak. Selai itu, kator polisi tersebut berfokus pada usaha meigkatka kesadara tetag hak-hak waita dalam masyarakat secara umum. Sebagia dari temua sejak pelembagaa satua/ kator ii adalah sebagai berikut: Di Idia, 188 kator polisi waita dibagu dari tahu 1992 sampai Dilaporka bahwa hal ii meghasilka peigkata 23% dalam pelapora kejahata terhadap waita da aak-aak da tigkat pejatuha vois yag lebih tiggi dibadigka sebelumya. 51 Di Kerajaa Iggris (UK) ditemuka bahwa sejak dibetukya satua kekerasa dalam rumah tagga, telah terjadi peigkata sigifika dalam jumlah pegadua, tigkat peagkapa da peututa yag lebih tiggi, da meuruya kasus viktimisasi berulag. 52 Di Sierra Leoe, Satua Dukuga Keluarga dibetuk pada tahu 2001 (lihat Bagia 5,1). Sejak saat itu dilaporka terjadi peigkata jumlah pegadua da peagkapa. 53 Kator polisi waita meyediaka layaa petig kepada sebagia masyarakat yag serig terabaika. Utuk memberika layaa yag lebih efektif, tataga da risiko perlu dipertimbagka. Berikut ii adalah daftar beberapa tataga/risiko yag teridetifikasi: Kotak 6 Kepolisia Guyaa, meagai GBV Di Guyaa, Kepolisia Guyaa sedag bekerja sama dega pemeritah da LSM membetuk jariga utuk meguragi kekerasa berbasis geder da kekerasa dalam rumah tagga. Hasil dari prakarsa ii meliputi pelatiha tetag Udag-Udag Kekerasa dalam Rumah Tagga sebagai kompoe wajib dari kurikulum pelatiha di Sekolah Tiggi Kepolisia Guyaa; kator polisi yag sekarag dilegkapi ruaga utuk mewawacarai orag yag melaporka kasus kekerasa dalam rumah tagga; da Komisaris Polisi berjaji utuk membetuk satua kekerasa dalam rumah tagga dalam Kepolisia Guyaa utuk melaksaaka tugas-tugas peegaka hukum dega lebih baik di bidag tersebut. 48 WPS yag terpisah dari struktur pusat kepolisia bisa semaki memiggirka kekerasa seksual da layaa batua bagi korba. WPS yag tidak cukup terkait dega lembaga 10

17 Reformasi Kepolisia da Geder peradila da dega demikia tidak dapat mejami bahwa waita yag memutuska utuk megajuka tututa aka melihat kasusya disidagka. Data statistik berfokus pada peelusura pegadua yag telah diajuka, da belum tetu berfokus pada apa hasil yag dicapai atau pada betuk-betuk kekerasa laiya terhadap waita. WPS terpisah dari lembaga kepolisia laiya, yag serig kekuraga prosedur khusus, sehigga meyebabka cara yag berbeda dalam peagaa pegadua atau meghadapi berbagai isu, walaupu di dalam kator atau struktur kepolisia asioal tertetu. Tapa kebijaka atau prosedur yag jelas, sagat terbatas pelatiha bagi para aggota polisi yag megelola satua-satua seperti ii. Dalam pelatiha polisi WPS diaggap bahwa mejadi pedegar yag baik da kemampua meagai kasus GBV terwujud secara alami pada waita, sehigga jarag diadaka pelatiha. Walaupu kator polisi waita merupaka salah satu pedekata dalam meagai GBV, pelatiha da pegembaga keterampila meagai isu-isu GBV tetap mejadi persyarata di seluruh lembaga kepolisia akibat tiggiya tigkat kejadia da keaekaragama kasus yag terjadi (lihat Bagia 4.12 tetag pelatiha geder). kurag terwakili) di lembaga kepolisia. 4 Ciptaka hubuga erat dega masyarakat, seperti orgaisasi-orgaisasi waita da kelompokkelompok masyarakat yag bekerja atas ama kelompok-kelompok yag kurag terwakili, melalui pelatiha bersama, patroli bersama, da layaa peujuka. 4 Adaka pertemua secara berkala atara kepolisia da masyarakat di tempat yag etral politik, seperti di pusat kegiata masyarakat ketimbag di kator polisi, utuk meigkatka partisipasi para aggota masyarakat yag ragu-ragu, terutama waita. 4 Buat susua kepolisia yag medorog persoil da staf kepolisia utuk megemukaka cara-cara baru agar kepolisia dapat melayai masyarakat secara lebih efektif da mejami supaya kebutuha semua waita, pria, aak perempua da aak lelaki terpeuhi. Harus diakui bahwa agar persoil polisi termotivasi utuk melakuka perubaha, berbagai prakarsa mugki diperluka seperti: kampaye pedidika terarah, supervisi ketat, tidaka disiplier yag didukug oleh proses pegkajia iteral atau pegawasa sipil. Meciptaka kepolisia yag represetatif da lebih efektif 4.6 Peilaia da pemeriksaa (audit) 4.5 Perpolisia masyarakat Perpolisia masyarakat (Polmas) adalah suatu strategi yag serig dipakai pada saat melaksaaka reformasi kepolisia karea strategi ii megutamaka hubuga kerja polisi-masyarakat yag lebih dekat, dega mecari cara-cara baru utuk meaggulagi kejahata da mejaga ketertiba, serta meigkatka keamaa masyarakat.56 Bila Polmas diidetifikasi sebagai suatu pedekata perpolisia yag aka diguaka, polisi harus memahami da mempertimbagka kebutuha keamaa pria, waita, aak perempua da aak lelaki yag berbeda. 4Daftar periksa geder utuk perpolisia masyarakat 4 Pastika ada kemaua da dukuga politik utuk meagai isu geder saat mejalaka prakarsaprakarsa reformasi. 4 Meskipu terbatas, guaka sumber daya keuaga utuk meujukka komitme orgaisasi terhadap reformasi yag taggap geder. 4 Idetifikasi para pemai utama atau pedukug di lembaga kepolisia utuk medukug da meujukka petigya pegeala da peagaa kebutuha seluruh masyarakat, termasuk keterwakila masyarakat yag mereka layai (misalya, polisi waita atau polisi yag berasal dari kelompok-kelompok masyarakat yag Peilaia da pemeriksaa (audit) atas tata pe me ri - tah a da proses-proses pembuata kebijak a dapat meetuka tataga da titik mula utuk me - igkatka perekruta, retesi da kemajua waita. Pemeriksaa/peilaia dapat dilakuka oleh kepo li si - a, lembaga idepede seperti ombudsma, ke meteria yag bertaggug jawab atas kepolisia, atau aktor lai yag terlibat dalam proses reformasi seperti orgaisasi-orgaisasi masyarakat sipil. Sebagai lagkah pertama, peilaia/pemeriksaa harus megumpulka iformasi yata, yaitu tolok ukur utuk meelusuri dampak dari pembaruapembarua. Berikut ii adalah template utuk peilaia ligkuga kerja tetag perekruta da retesi waita di ligkuga kerja, yag sebagia didasarka pada peilaia yag dilakuka di Amerika Serikat. Lihat Tool tetag Peilaia, Pemataua da Evaluasi RSK da Geder Peilaia ligkuga kerja 57 Metodologiya meliputi: Pegumpula iformasi melalui survei aoim megeai persoil polisi waita da pria dega pagkat yag berbeda. Wawacara da kosultasi dega para pemagku kepetiga utama (seperti direktur perekruta da seleksi) da para pemagku eksteral (seperti bada-bada kepolisia tigkat masyarakat da 11

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender

Pembuatan Kebijakan Keamananan Nasional dan Gender Tool 8 Toolkit Geder da RSK Reformasi Sektor Keamaa da Geder Pembuata Kebijaka Keamaaa Nasioal da Geder Peter Albrecht da Kare Bares Geeva Cetre for the Democratic Cotrol of Armed Forces (DCAF) Pembuata

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN I. LATAR BELAKANG Pembagua kesehata merupaka bagia itegral dari pembagua asioal yag bertujua utuk meigkatka kesadara, kemaua da kemampua masyarakat

Lebih terperinci

Reformasi Kepolisian dan Gender

Reformasi Kepolisian dan Gender Catata Praktis 2 Toolkit Geder da RSK Reformasi Kepolisia da Geder DAFTAR ISI Megapa geder petig utuk reformasi kepolisia? Bagaimaa memaduka geder dalam reformasi kepolisia? Tataga da peluag pasca koflik

Lebih terperinci

Reformasi Pertahanan. dan Gender. Mengapa gender penting dalam reformasi pertahanan? DAFTAR ISI. Mengapa gender penting dalam reformasi pertahanan?

Reformasi Pertahanan. dan Gender. Mengapa gender penting dalam reformasi pertahanan? DAFTAR ISI. Mengapa gender penting dalam reformasi pertahanan? Catata Praktis 3 Toolkit Geder da RSK Reformasi Pertahaa da Geder DAFTAR ISI Megapa geder petig dalam reformasi pertahaa? Bagaimaa cara geder dapat dipaduka ke dalam reformasi pertahaa? Tataga da peluag

Lebih terperinci

Pengawasan Masyarakat Sipil atas Sektor Keamanan dan Gender

Pengawasan Masyarakat Sipil atas Sektor Keamanan dan Gender Tool 8 Toolkit Geder da RSK Reformasi Sektor Keamaa da Geder Pegawasa Masyarakat Sipil atas Sektor Keamaa da Geder Kare Bares da Peter Albrecht Geeva Cetre for the Democratic Cotrol of Armed Forces (DCAF)

Lebih terperinci

Pengawasan Parlementer atas Sektor Keamanan dan Gender

Pengawasan Parlementer atas Sektor Keamanan dan Gender Tool 7 Toolkit Geder da RSK Reformasi Sektor Keamaa da Geder Pegawasa Parlemeter atas Sektor Keamaa da Geder Ilja Luciak Geeva Cetre for the Democratic Cotrol of Armed Forces (DCAF) Pegawasa Parlemeter

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI)

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI) KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS MUARA AMAN TIM MUTU (AKREDITASI) DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN Jala Lapaga Hatta No. 1 Keluraha Pasar Muara ama

Lebih terperinci

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI

PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PERENCANAAN KARIR DAN KOMPENSASI PENGERTIAN Karier adalah seluruh pekerjaa yag ditagai selama kehidupa kerja seseorag. Jalur karier, adalah pola pekerjaa-pekerjaa beruruta yag membetuk karier seseorag.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif karena bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik mahasiswa 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia deskriptif dega pedekata kuatitatif karea bertujua utuk megetahui kompetesi pedagogik mahasiswa setelah megikuti mata kuliah

Lebih terperinci

Pembuatan Kebijakan Keamanan Nasioanl dan Gender

Pembuatan Kebijakan Keamanan Nasioanl dan Gender Catata Praktis 8 Toolkit Geder da RSK Pembuata Kebijaka Keamaa Nasioal da Geder DAFTAR ISI Megapa geder petig bagi kebijaka-kebijaka keamaa asioal? Bagaimaa cara memaduka geder ke dalam kebijaka keamaa?

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia tidaka kelas yag dilaksaaka pada siswa kelas VIIIB SMP Muhammadiyah 1 Sidomulyo Kabupate Lampug Selata semester geap tahu pelajara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011 III. METODE PENELITIAN A. Latar Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia yag megguaka total sampel yaitu seluruh siswa kelas VIII semester gajil SMP Sejahtera I Badar Lampug tahu pelajara 2010/2011 dega

Lebih terperinci

Pengawasan Sipil atas Sektor Keamanan dan Gender

Pengawasan Sipil atas Sektor Keamanan dan Gender Catata Praktis 9 Toolkit Geder da RSK Pegawasa Sipil atas Sektor Keamaa da Geder DAFTAR ISI Megapa geder petig utuk pegawasa masyarakat sipil? Bagaimaa cara geder dapat dipaduka dalam pegawasa masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakag Permasalaha Matematika merupaka Quee ad servat of sciece (ratu da pelaya ilmu pegetahua). Matematika dikataka sebagai ratu karea pada perkembagaya tidak tergatug pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar

METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Bandar III. METODE PENELITIAN A. Settig Peelitia Subyek dalam peelitia ii adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Wijaya Badar Lampug, semester gajil Tahu Pelajara 2009-2010, yag berjumlah 19 orag terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di tiga kator PT Djarum, yaitu di Kator HQ (Head Quarter) PT Djarum yag bertempat di Jala KS Tubu 2C/57 Jakarta Barat,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Daerah peelitia adalah Kota Bogor yag terletak di Provisi Jawa Barat. Pemiliha lokasi ii berdasarka pertimbaga atara lai: (1) tersediaya Tabel Iput-Output

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Jeis peelitia ii adalah peelitia pegembaga (research ad developmet), yaitu suatu proses peelitia utuk megembagka suatu produk. Produk yag dikembagka dalam peelitia

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota

IV. METODE PENELITIAN. berdasarkan tujuan penelitian (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kota IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka di Kota Bogor Pemiliha lokasi peelitia berdasarka tujua peelitia (purposive) dega pertimbaga bahwa Kota Bogor memiliki jumlah peduduk yag

Lebih terperinci

Reformasi Pertahanan dan Gender

Reformasi Pertahanan dan Gender Tool 3 Toolkit Geder da RSK Reformasi Sektor Keamaa da Geder Reformasi Pertahaa da Geder Cheryl Hedricks ad Laure Hutto Geeva Cetre for the Democratic Cotrol of Armed Forces (DCAF) Reformasi Pertahaa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Meurut Kucoro (003:3): Peelitia ilmiah merupaka usaha utuk megugkapka feomea alami fisik secara sistematik, empirik da rasioal. Sistematik artiya proses yag

Lebih terperinci

Lampiran 1 Bukti Kas Masuk

Lampiran 1 Bukti Kas Masuk Lampira 1 Bukti Kas Masuk Lampira 2 Bukti Kas Keluar Lampira 3 Struktur Orgaisasi Lampira 3 Tabel Jawaba Respode Lampira 4 Tabel Hasil Pegujia Data dega SPSS N A1 N A2 N A3 N A4 N A5 N A6 N A7 Pearso TOTAL

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Keragka Pemikira Peelitia Perkembaga zama yag meutut setiap idividu baik dari segi kemampua maupu peampila. Boss Parfum yag bergerak di bidag isi ulag miyak wagi didirika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki

METODE PENELITIAN. Ajaran dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 19 siswa lakilaki 18 III. METODE PENELITIAN A. Subyek da Tempat Peelitia Subjek peelitia adalah siswa kelas X2 SMA Budaya Badar Lampug Tahu Ajara 2010-2011 dega jumlah siswa 40 orag yag terdiri dari 19 siswa lakilaki da

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain

III. METODE PENELITIAN. Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi NTB, BPS pusat, dan instansi lain III. METODE PENELITIAN 3.1 Jeis da Sumber Data Data yag diguaka pada peelitia ii merupaka data sekuder yag diperoleh dari Bada Pusat Statistik (BPS) Provisi NTB, Bada Perecaaa Pembagua Daerah (BAPPEDA)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 39 III. METODOLOGI KAJIAN A. Lokasi da Waktu Kajia Kajia telah dilakuka di PD. Augerah Hero, suatu idustri kecil sepatu yag beralamat di Kampug Sawah Ilir RT.02 RW.03 Mekarjaya, Kecamata Ciomas, Kabupate

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga da Jeis Peelitia Racaga peelitia ii adalah deskriptif dega pedekata cross sectioal yaitu racaga peelitia yag meggambarka masalah megeai tigkat pegetahua remaja tetag

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B terutama masyarakat 38 3.1 Lokasi da Waktu Peelitia 3.1.1 Lokasi Peelitia BAB III METODE PENELITIAN Lokasi peelitia ii dilakuka di Puskesmas Limba B terutama masyarakat yag berada di keluraha limba B Kecamata Kota Selata

Lebih terperinci

Toolkit Gender dan RSK. Panduan Pengguna. Toolkit Gender dan Reformasi Sektor Keamanan terdiri dari: berkaitan dengan RSK dan Gender

Toolkit Gender dan RSK. Panduan Pengguna. Toolkit Gender dan Reformasi Sektor Keamanan terdiri dari: berkaitan dengan RSK dan Gender Toolkit Geder da RSK Padua Peggua DAFTAR ISI Apa maksud da tujua Toolkit itu? Utuk siapa Toolkit itu? Apa struktur da isi Toolkit? Bagaimaa cara Toolkit itu dikembagka? Apa berikutya? Reformasi Sektor

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 0 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT Helmi Fagidaea,c*, Elisabeth Herwatib, Maria Y. Biac a b Mahasiswa S-1 Prodi Keperawata,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran dengan jumlah siswa 32 orang. terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran dengan jumlah siswa 32 orang. terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. III. METODE PENELITIAN A. Subjek Peelitia Subjek peelitia ii adalah siswa kelas VIIB semester gajil SMP Negeri 22 Badar Lampug Tahu Pelajara 2009-2010 dega jumlah siswa 32 orag terdiri dari 12 siswa laki-laki

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas I MIA SMA Negeri 5 Badar Lampug Tahu Pelajara 04-05 yag berjumlah 48 siswa. Siswa tersebut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok

Lebih terperinci

Toolkit Gender dan RSK. Panduan Pengguna. Toolkit Gender dan Reformasi Sektor Keamanan terdiri dari: berkaitan dengan RSK dan Gender

Toolkit Gender dan RSK. Panduan Pengguna. Toolkit Gender dan Reformasi Sektor Keamanan terdiri dari: berkaitan dengan RSK dan Gender Toolkit Geder da RSK Padua Peggua DAFTAR ISI Apa maksud da tujua Toolkit itu? Utuk siapa Toolkit itu? Apa struktur da isi Toolkit? Bagaimaa cara Toolkit itu dikembagka? Apa berikutya? Reformasi Sektor

Lebih terperinci

Rengawasan Parlementer terhadap Sektor Keamanan dan Gender

Rengawasan Parlementer terhadap Sektor Keamanan dan Gender Catata Praktis 7 Toolkit Geder da RSK Regawasa Parlemeter terhadap Sektor Keamaa da Geder DAFTAR ISI Megapa geder petig dalam reformasi pertahaa? Bagaimaa cara geder dapat dipaduka ke dalam reformasi pertahaa?

Lebih terperinci

Tujuan Pengelolaan Perikanan. Suadi Lab. Sosial Ekonomi Perikanan Jurusan Perikanan UGM

Tujuan Pengelolaan Perikanan. Suadi Lab. Sosial Ekonomi Perikanan Jurusan Perikanan UGM Tujua Pegelolaa Perikaa Suadi Lab. Sosial Ekoomi Perikaa Jurusa Perikaa UGM suadi@ugm.ac.id Tujua Pegelolaa teggelamka setiap kapal lai kecuali milik saya (sik every other boat but mie) (David Cushig)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia ii dilakuka di SMA Negeri Way Jepara Kabupate Lampug Timur pada bula Desember 0 sampai dega Mei 03. B. Populasi da Sampel Populasi dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek dari penelitian adalah siswa kelas X.B SMA Muhammadiyah 2 Bandar III. METODE PENELITIAN A. Subjek da Tempat Peelitia Subjek dari peelitia adalah siswa kelas.b SMA Muhammadiyah 2 Badar Lampug Tahu Ajara 2011-2012 dega jumlah siswa 40 orag yag terdiri dari 15 siswa laki-laki

Lebih terperinci

Bab III Metoda Taguchi

Bab III Metoda Taguchi Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara yang sedang melakukan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. menggerogoti stabilitas ekonomi suatu negara yang sedang melakukan pembangunan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Iflasi merupaka suatu feomea moeter yag selalu meresahka da meggerogoti stabilitas ekoomi suatu egara yag sedag melakuka pembagua. Iflasi yag melebihi agka dua digit,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA JAMKESMAS DI DESA KATERBAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT SKRIPSI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA JAMKESMAS DI DESA KATERBAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT SKRIPSI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA JAMKESMAS DI DESA KATERBAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT SKRIPSI Diajuka Utuk Memeuhi Sebagia Syarat Gua Memperoleh Gelar Sarjaa Komputer (S.Kom) Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat dalam sebuah penelitian ditentukan guna menjawab BAB III METODE PENELITIAN Metode peelitia merupaka suatu cara atau prosedur utuk megetahui da medapatka data dega tujua tertetu yag megguaka teori da kosep yag bersifat empiris, rasioal da sistematis.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN

RENCANA STRATEGIS TAHUN RENCANA STRATEGIS TAHUN 204-208 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN ENREKANG 207 BUPATI ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI ENREKANG NOMOR : 32/KEP/VI/207 TENTANG

Lebih terperinci

UPTD PUSKESMAS SURADE

UPTD PUSKESMAS SURADE CONTOH SOP PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA Bidag Stadar PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA Dikes Kab.Sukabumi Pegertia : Kegiata mematau status gizi secara periodik utuk meilai perkembaga status gizi balita yag

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di PT. Bak Bukopi, Tbk Cabag Karawag yag berlokasi pada Jala Ahmad Yai No.92 Kabupate Karawag, Jawa Barat da Kabupate Purwakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di kawasa huta magrove, yag berada pada muara sugai Opak di Dusu Baros, Kecamata Kretek, Kabupate Batul. Populasi dalam peelitia ii adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakag Peelitia Keadaa perekoomia yag terus berubah-ubah aka mempegaruhi tigkat pertumbuha perusahaa-perusahaa yag ada di Idoesia. Utuk itu, perusahaa yag ada di Idoesia harus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia ii dilaksaaka pada bula Juli 2013 sampai Jauari 201 berlokasi di Kabupate Gorotalo. B. Jeis Peelitia Peilitia tetag evaluasi program pegembaga

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. Disusun Oleh: Supardi Nani, SE., M.Si

KONTRAK PERKULIAHAN. Disusun Oleh: Supardi Nani, SE., M.Si KONTRAK PERKULIAHAN Disusu Oleh: Supardi Nai, SE., M.Si Mata Kuliah : Maajeme Pemasara Kode : 9114-6-0253 Program Studi : Peddika Ekoomi Jurusa : Pedidika Ekoomi Fakultas : Ekoomi da Bisis Jumlah Pertemua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah tahun pelajaran 2011/2012, dengan jumlah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah tahun pelajaran 2011/2012, dengan jumlah BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Subjek Peelitia Subjek yag diteliti adalah siswa kelas VII B SMP egeri 2 Mrebet Kabupate Purbaligga, Jawa Tegah tahu pelajara 2011/2012, dega jumlah 31 aak. B. Settig Peelitia

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika, meurut Arikuto (998:73)

Lebih terperinci

TARGET Minimal. Satuan. Paket 0 paket 3 paket 5 Paket 6 Paket 6 Paket. Orang. Orang. Orang 0 orang 0 orang 10 orang 10 orang 10 orang

TARGET Minimal. Satuan. Paket 0 paket 3 paket 5 Paket 6 Paket 6 Paket. Orang. Orang. Orang 0 orang 0 orang 10 orang 10 orang 10 orang Lampira 4 Tabel Target Idikator Kierja OUTPUT: A. Peigkata Mutu da Relevasi Pedidika Politekik. Peyediaa fasilitas da peralata pada 3 Politekik Negeri Rujuka/Peugasa (Perwujuda dari Pusat Uggula Tekologi

Lebih terperinci

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA JL. Jendral Sudirman No Lantai 3-4 Temanggung Kode Pos Telp./Fax. (0293)

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA JL. Jendral Sudirman No Lantai 3-4 Temanggung Kode Pos Telp./Fax. (0293) PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA JL. Jedral Sudirma No. 41-42 Latai 3-4 Kode Pos. 56216 Telp./Fax. (0293) 492089 e-mail komifo@temaggugkab.go.id websitehttp//dikomifo.temaggugkab.go.id

Lebih terperinci

Kuliah Biologi Minggu 14

Kuliah Biologi Minggu 14 Kuliah Biologi Miggu 14 Keaekaragama hayati adalah bukti iteraksi atar faktor biotik da abiotik yag terjada dega baik. Semaki tiggi keragama berarti ligkuga maki terjaga 1 Megapa Keragama hayati petig?

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Peelitia Dalam peelitia ii, pegambila da peroleha data dilakuka di UKM. Bakso Solo, Bakauhei, Lampug Selata. Utuk pegukura kualitas pelayaa, objek yag diteliti adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa III. METODE PENELITIAN A. Lokasi da Waktu Peelitia Peelitia tetag Potesi Ekowisata Huta Magrove ii dilakuka di Desa Merak Belatug, Kecamata Kaliada, Kabupate Lampug Selata. Peelitia ii dilaksaaka atara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi,

III. METODE PENELITIAN. Variabel X merupakan variabel bebas adalah kepemimpinan dan motivasi, 7 III. METODE PENELITIAN 3.1 Idetifikasi Masalah Variabel yag diguaka dalam peelitia ii adalah variabel X da variabel Y. Variabel X merupaka variabel bebas adalah kepemimpia da motivasi, variabel Y merupaka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis Peelitia Dalam peelitia ii peeliti megguaka jeis Peelitia Tidaka Kelas (Classroom Actio Research) dega megguaka metode Diskriptif Kuatitatif. Peelitia Tidaka Kelas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasa Atropometri merupaka salah satu metode yag dapat diguaka utuk meetuka ukura dimesi tubuh pada setiap mausia. Data atropometri yag didapat aka diguaka utuk

Lebih terperinci

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak: PENGUJIAN HIPOTESIS A. Lagkah-lagkah pegujia hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaa megeai sesuatu. Jika hipotesis tersebut tetag ilai-ilai parameter maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.

Lebih terperinci

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,

Lebih terperinci

Seri Kode Etik. Administrasi Pemilu yang Etis dan Profesional

Seri Kode Etik. Administrasi Pemilu yang Etis dan Profesional Seri Kode Etik Admiistrasi Pemilu yag Etis da Profesioal 1 Kode Etik ii disusu pada pertegaha pertama 1996. Prosesya meliputi peghimpua iformasi, perbadiga, aalisis, da sitesis dari berbagai kode yag berbeda

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

BAB V METODOLOGI PENELITIAN BAB V METODOLOGI PEELITIA 5.1 Racaga Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia kualitatif dega metode wawacara medalam (i depth iterview) utuk memperoleh gambara ketidaklegkapa pegisia berkas rekam medis

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 110

LAMPIRAN-LAMPIRAN 110 LAMPIRAN-LAMPIRAN 110 Lampira 1. Kuesioer SURAT PERMOHONAN Perihal : Permohoa Batua Pegisia Kuesioer Peelitia No : Kepada Yth : Bpk/Ibu/Sdr-I Selaku Respode Di Tempat. Dega Hormat, Dalam ragka memeuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Bagi Negara yag mempuyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yag dikeliligi lauta, laut merupaka saraa trasportasi yag dimia, sehigga laut memiliki peraa yag petig bagi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Variabel da Defiisi Operasioal Variabel-variabel yag diguaka pada peelitia ii adalah: a. Teaga kerja, yaitu kotribusi terhadap aktivitas produksi yag diberika oleh para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian yang penulis lakukan adalah Beban Operasional susu dan Profit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peelitia Objek peelitia merupaka sasara utuk medapatka suatu data. Jadi, objek peelitia yag peulis lakuka adalah Beba Operasioal susu da Profit Margi (margi laba usaha).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di lakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan didukung pendekatan kualitatif berupa

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di lakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan didukung pendekatan kualitatif berupa METODE PENELITIAN Desai Peelitia Peelitia ii di lakuka dega pedekata kuatitatif dega didukug pedekata kualitatif berupa catata-catata lapaga (feeld ote) yag medukug iformasi dari arasumber. Peelitia yag

Lebih terperinci

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik

= Keterkaitan langsung ke belakang sektor j = Unsur matriks koefisien teknik Aalisis Sektor Kuci Dimaa : KLBj aij = Keterkaita lagsug ke belakag sektor j = Usur matriks koefisie tekik (b). Keterkaita Ke Depa (Forward Ligkage) Forward ligkage meujukka peraa suatu sektor tertetu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Saat ii Idoesia merupaka egara yag berpeduduk lebih dari 200 juta orag. Da diperluka pembagua asioal utuk meigkatka kesejahteraa rakyat, sehigga pemeritah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.

Lebih terperinci

PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG SUPERVISI PIMPINAN RUANG DENGAN PELAKSANAAN SOP PEMBERIAN OBAT PARENTERAL INTRAVENA

PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG SUPERVISI PIMPINAN RUANG DENGAN PELAKSANAAN SOP PEMBERIAN OBAT PARENTERAL INTRAVENA PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG SUPERVISI PIMPINAN RUANG DENGAN PELAKSANAAN SOP PEMBERIAN OBAT PARENTERAL INTRAVENA Duwi Basuki STIKES PPNI MOJOKERTO, Jl. Raya Jabo Km 06 Mojoayar- Mojokerto. Email

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jeis Peelitia Peelitia ii termasuk peelitia pegembaga, yaitu pegembaga buku teks matematika. Model pegembaga yag diguaka adalah model 4-D (four D models) dari Thigaraja

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya

2.1 Gambaran Umum SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Gambara Umum SMA Kemala Bhayagkari Surabaya Sma Kemala Bhayagkari Surabaya yag terletak di jl. A.Yai o 30-3 Surabaya adalah suatu yayasa yag bergerak di pedidika. SMA Kemala

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : / Revisi ke : 0 Satua Kredit Semester : 3 SKS Tgl revisi : 24 Februari 2015 Jml Jam kuliah dalam semiggu : 100 meit Tgl mulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa

Lebih terperinci

POLA KETENAGAAN PERENCANAAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PENUNJANG MEDIS

POLA KETENAGAAN PERENCANAAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PENUNJANG MEDIS POLA KETENAGAAN PERENCANAAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PENUNJANG MEDIS A. PENDAHULUAN Rumah Sakit merupaka uit kesehata masyarakat yag petig da dibutuhka dalam upaya pemeuha tututa masyarakat aka kesehata.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATABASE BUKU TAMU DAN SURAT MENYURAT PADA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN BOGOR

PERANCANGAN DATABASE BUKU TAMU DAN SURAT MENYURAT PADA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN BOGOR PERANCANGAN DATABASE BUKU TAMU DAN SURAT MENYURAT PADA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN BOGOR Marhaei, Yoki Saputra Prodi Sistem Iformasi Istitut Sais da Tekologi Nasioal (ISTN) Email :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desai Peelitia Dalam melakuka peelitia, terlebih dahulu meetuka desai peelitia yag aka diguaka sehigga aka mempermudah proses peelitia tersebut. Desai peelitia yag diguaka

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I 7 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi da Sampel Peelitia Populasi dalam peelitia ii adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I Kotaagug Tahu Ajara 0-03 yag berjumlah 98 siswa yag tersebar dalam 3

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011. III. METODE PENELITIAN A. Tempat da Waktu Peelitia Peelitia ii dilaksaaka di halama Pusat Kegiata Olah Raga (PKOR) Way Halim Badar Lampug pada bula Agustus 2011. B. Objek da Alat Peelitia Objek peelitia

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 49 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat da Waktu Peelitia Ruag ligkup peelitia mecakup perekoomia Provisi NTT utuk megkaji peraa sektor pertaia dalam perekoomia. Kajia ii diaggap perlu utuk dilakuka dega

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pre test post test with control group. Penelitian ini berupaya untuk

BAB III METODE PENELITIAN. pre test post test with control group. Penelitian ini berupaya untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desai Peelitia Peelitia ii megguaka desai Eksperimet dega pedekata pre test post test with cotrol group. Peelitia ii berupaya utuk megugkapka hubuga sebab-akibat dega cara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 ISTILAH KEENDUDUKAN 2.1.1 eduduk eduduk ialah orag atatu idividu yag tiggal atau meetap pada suatu daerah tertetu dalam jagka waktu yag lama. 2.1.2 ertumbuha eduduk ertumbuha peduduk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jeis da Sumber Data Jeis peelitia yag aka diguaka oleh peeliti adalah jeis peelitia Deskriptif. Dimaa jeis peelitia deskriptif adalah metode yag diguaka utuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia dilaksaaka dari bula Agustus-September 03.Peelitia ii dilakuka di kelas X SMA Muhammadiyah Pekabaru semester gajil tahu ajara 03/04. B. Subjek

Lebih terperinci

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan BAB III METODE PENELITAN. Tempat Da Waktu Peelitia Peelitia dilakuka di SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo dega subject Peelitia adalah siswa kelas VIII. Pemiliha SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo. Adapu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung 42 III. METODE PENELITIAN 3.. Lokasi da Waktu Peelitia Lokasi peelitia dilakuka di Provisi Sumatera Barat yag terhitug mulai miggu ketiga bula April 202 higga miggu pertama bula Mei 202. Provisi Sumatera

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia ii adalah peelitia korelasi, yaitu suatu metode yag secara sistematis meggambarka tetag hubuga pola asuh orag tua dega kosep

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pegumpula Data Dalam melakuka sebuah peelitia dibutuhka data yag diguaka sebagai acua da sumber peelitia. Disii peulis megguaka metode yag diguaka utuk melakuka pegumpula

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Langkah Langkah Dalam Pengolahan Data

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Langkah Langkah Dalam Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Metode Pegolaha Data Lagkah Lagkah Dalam Pegolaha Data Dalam melakuka pegolaha data yag diperoleh, maka diguaka alat batu statistik yag terdapat pada Statistical

Lebih terperinci

Statistika Inferensia: Pengujian Hipotesis. Dr. Kusman Sadik, M.Si Dept. Statistika IPB, 2015

Statistika Inferensia: Pengujian Hipotesis. Dr. Kusman Sadik, M.Si Dept. Statistika IPB, 2015 Statistika Iferesia: Pegujia Hipotesis Dr. Kusma Sadik, M.Si Dept. Statistika IPB, 05 Populasi : = 0 Butuh pembuktia berdasarka cotoh!!! Apa yag diperluka? > 0? Maa yag bear? Sampel : x 5 Hal itu merupaka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 Flowchart Metodologi Peelitia BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 31 Flowchart Metodologi Peelitia 18 311 Tahap Idetifikasi da Peelitia Awal Tahap ii merupaka tahap awal utuk melakuka peelitia yag

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah. BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Perumusa - Sasara - Tujua Pegidetifikasia da orietasi - Masalah Studi Pustaka Racaga samplig Pegumpula Data Data Primer Data Sekuder

Lebih terperinci