BAB I DEFINISI DEFINISI DAN PENGGUNAANNYA DIDALAM PEMBUKTIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I DEFINISI DEFINISI DAN PENGGUNAANNYA DIDALAM PEMBUKTIAN"

Transkripsi

1 I FINISI FINISI N PNGGUNNNY ILM PMUKTIN Mendifinisikan suatu kata adalah penting, sebab (1) definisi-definisi tersebut dibentuk untuk keperluan manusia dalam kaitannya dengan diskusi, dan (2) setiap definisi yang telah ditetapkan, tidak dapat diubah oleh sembarang salah satu unsurnya yang tidak memperhitungkan yang lain dalam kelompoknya. Sifat-sifat definisi yang harus ada sebagai berikut. (1) Kata yang didefinisikan harus ditempatkan dalam kelasnya; pertama-tama kelas yang menunjukkan kumpulan (koleksi) dan memiliki kesamaan sifat. (2) Perlu menunjukkannya bilamana kata yang didefinisikan tersebut berbeda dari yang lain didalam kelasnya; hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan frase (phrase). (3) kata-kata didalam definisi harus sesederhana mungkin, daripada yang didefinisikan. (4) Suatu definisi harus dapat dibalikkan. Menurut jenisnya, definisi terbagi atas definisi demonstratif dan konotatif.. Sedangkan untuk kata yang lebih sederhana, selanjutnya tidak didefinisikan seluruhnya. Kata yang dimaksud seperti kata pertama, istilah primitif, atau unsur dasar istilah, lebih sederhana disebut istilah yang tidak didefinisikan. Pengertian Pangkal (Undefined Terms) Terdapat 5 pengertian pangkal dalam geometri sebagai dasar untuk mendefinisikan semua geometri lainnya dalam geometri uclid, yaitu: (1) Titik (Point) (2) Garis (Line) (3) Terletak pada (Lie on); misalnya dua titik terletak pada sebuah garis (4) iantara (etween); misalnya diantara titik-titik dan (5) Kongruen (ongruent) 1

2 Istilah titik tidak didefinisikan. Meskipun kita tidak mungkin untuk mendefinisikan, tetapi dapat dicoba untuk membuat arti atau penjelasannya. Hal ini dapat dikerjakan dengan mendaftar beberapa sifat atau ciri-cirinya dengan tanpa melakukan klasifikasi. Suatu kata yang tidak dapat didefinisikan, kata tersebut dapat dijelaskan. Perbedaan menjelaskan (deskripsi) dengan mendefinisikan, dapat diterangkan sebagai berikut. (1) ila suatu kata tersebut didefinisikan, berarti mengklasifikasikan. (2) ila suatu kata tersebut dijelaskan, sifat-sifat kata itu diketahui tanpa mengklasifikasikan. eberapa ide tentang sifat-sifat titik yang dipilih, dicoba untuk menggambarkan titik dengan suatu ujung jarum. Hasilnya kita dapatkan bahwa: titik tidak mempunyai panjang atau lebar tetapi menunjukkan letak. Istilah garis tidak didefinisikan. Sifat-sifat garis dapat disebutkan sebagai: garis tidak mempunyai lebar tetapi dapat diperpanjang sejauh yang dikehendaki pada kedua ujungnya. Istilah himpunan (set) tidak didefinisikan. Namun jika dicoba untuk menjelaskan, artinya antara lain sebagai berikut: himpunan adalah sesuatu yang diartikan (well defied) sebagai kumpulan (collection). Penekanan kata diartikan (well defied), menerangkan sebagai berikut. (1) Jika unsur-unsur himpunan tersebut diketahui, kita dapat menerangkan bagaimana mendapatkannya. (2) engan diketahui unsur unsur himpunan tersebut, dapat didaftar anggotaanggotanya. Istilah diantaranya (betweenness) tidak didefinisikan. digambarkan sebagai berikut. Hal ini dapat Pada garis ini, diantara dan. Urutan tidak menjadikan masalah; misalkan dapat diurutkan sebagai,, atau,,. Jika ketiga titik tersebut tidak segaris, tidak dapat dikatakan diantara dan. Secara umum, jika tiga titik pada garis, maka ada satu dan hanya satu dari urutan dibawah ini benar. 2

3 ,,,,,, Setiap struktur geometri memiliki pembatasan-pembatasan. Misalnya dalam geometri uclid setiap dua titik yang berbeda dapat dilukis satu dan hanya satu garis ; sehingga dalam geometri uclid tidak bisa diterima bahwa melalui dua titik dapat dilukis dua buah garis, sebagaimana Gambar 1.1 berikut ini. P Q Gambar 1.1 mpat Postulat Pertama uclid s Postulat uclid-1. Untuk setiap titik P dan setiap titik Q yang tidak sama P Q terdapat secara unik sebuah garis yang melalui P dan Q. Secara informal postulat ini dapat dinyatakan dengan dua buah titik menentukan secara unik sebuah garis. Selanjutnya garis yang melalui titik-titik P dan Q dinotasikan dengan PQ. Untuk memulai postulat kedua, dapat dibuat definisi pertama efinisi 1. iberikan dua buah titik, yaitu dan. Segmen adalah himpunan titik, titik, dan titik-titik yang terletak pada garis dan diantara dan (Gambar 1.2). Titik dan titik dikatakan titik-titik akhir (endpoints) dari segmen. Selanjutnya notasi digunakan untuk segmen. Segmen Garis Gambar 1.2 Postulat uclid-2. Untuk setiap segmen dan untuk setiap segmen terdapat secara unik titik sehingga diantara dan, dan segmen kongruen dengan segmen (Gambar 1.3). 3

4 Gambar 1.3 Postulat ini kadang-kadang secara informal dapat dikatakah bahwa: Sembarang segmen dapat diperluas oleh sebuah segmen yang kongruen dengan segmen yang diberikan. alam postulat ini telah digunakan pengertian pangkal tentang kongruen. Selanjutnya notasi digunakan untuk mengungkapkan kongruen dengan. Untuk melanjutkan ke postulat 3, diawali dulu mengenalkan definisi yang lain sebagai berikut. efinisi 2. iberikan dua titik O dan. Himpunan dari semua titik P sehingga segmen OP kongruen dengan segmen O disebut lingkaran dengan O sebagai pusat, dan setiap segmen OP disebut dengan jari-jari lingkaran. iduga bahwa pada pembicaraan sebelumnya disebutkan bahwa yang tepat pada lingkaran yang terdefinisi. O O, sehingga adalah juga titik Postulat uclid-3. Untuk setiap titik O dan setiap titik ( O ), terdapat sebuah lingkaran dengan pusat O dan jari-jari O (Gambar 1.4). P O Gambar 1.4 Lingkaran dengan pusat O dan jari-jari O efinisi 3. Sinar adalah himpunan titik pada garis : titik-titik yang dimiliki segmen dan semua titik pada garis sehingga diantara dan. Sinar 4

5 dikatakan memancar dari titik vertek (emanate from the vertek ) yang merupakan bagian dari garis (Gambar 1.5). Gambar 1.5 Sinar efinisi 4. Sinar dan bertolak belakang jika keduanya sinar berbeda, memancar dari titik yang sama, dan keduanya bagian dari garis yang sama (Gambar 1.6). Gambar 1.6 Sinar erlawanan efinisi 4. Sebuah sudut dengan vertek adalah sebuah titik dengan dua sinar berbeda dan tidak berlawanan yakni dan (sisi dari sudut) yang memancar dari (Gambar 1.7). Gambar 1.7 Sudut dengan vertek Untuk sudut di atas, dinotasikan dengan,, atau. 5

6 efinisi 5. Jika dan memiliki sisi bersama yakni sinar dan sisi-sisi lainnya dan merupakan dua sinar berlawanan, maka sudut yang satu suplemen dari sudut lainnya, atau dua sudut yang saling bersuplemen (Gambar 1.8). efinisi 6. Sebuah sudut Gambar 1.8 Sudut saling bersuplemen yang bersuplemen yang kongruen (Gambar 1.9). adalah sudut siku-siku jika memiliki sebuah sudut Gambar 1.9 Sudut siku-siku Postulat uclid-4. Untuk semua sudut siku-siku kongruen satu sama lain. Soal-soal 1. ari definisi-definisi berikut, manakah yang merupakan definisi yang tidak lengkap?. a. angku ialah sesuatu yang digunakan untuk landasan menulis. b. uku sejarah adalah buku yang berisi sejarah. c. Jika persegi panjang merupakan bujur sangkar, maka keempat sisinya sama. 2. Tulislah definisi no. 1 tersebut, sehingga memenuhi sifat definisi. 3. efinisikan istilsh-istilah berikut : a. sepatu lari. b. biografi. c. kertas tulis. 4. pakah mungkin dalam anda mempelajari geomerti akan mendefinisikan istilah primitif? 6

7 a. Namakan suatu garis pada 1, dengan 2 cara berbeda. b. Namakan suatu garis pada 3, dengan 2 cara berbeda c. Namakan suatu garis pada 4, dengan 6 cara berbeda d. Namakan suatu garis pada 5, dengan 6 cara berbeda e. Namakan suatu garis pada 1, dengan 2 cara berbeda f. Namakan suatu garis pada 2, dengan 2 cara berbeda a. Namakan suatu sudut pada 1, dengan 2 cara berbeda. b. Namakan suatu sudut pada 2, dengan 2 cara berbeda c. Namakan suatu sudut pada 3, dengan 4 cara berbeda d. Namakan suatu sudut dengan sisi-sisi dan. e. Namakan suatu sudut dengan sisi-sisi dan. f. Namakan dua sisi pada <, <, <. 7 engan menggunakan sifat-sifat definisi konotatif, terangkan mengapa suatu garis tidak dapat didefinisikan sebagai garis adalah himpunan titik-titik. 7

8 8. Pada diagram dibawah ini, bagaimanakah mungkin untuk dapatnya menjelaskan bahwa dalam batas-batas dan, : 9. Ilustrasikan bagaimana mungkin dua sinar garis yang mempunyai sebuah titik potong, tetapi gabungannya tidak berupa suatu sudut. 10. ilamanakah suatu definisi itu berbeda dengan diskripsi. 11. a adalah himpunan titik-titik sebuah garis, b himpunan titik-titik garis kedua, dan c himpunan titik-titik garis ketiga ; a. gambarlah diagram yang menunjukkan bahwa perpotongan a da b adalah suatu elemen pada c gambarlah diagaram yang menunjukkan bahwa perpotongan b dan c adalah tiga unsur yang berbeda. Tes Formatif 1. Perhatikan illustrasi 1. 0 m ( 1) 50. Find: a. m ( 4), m( 3) b. m ( 1) m( 2) m( 3) Ilustrasi 1 c. m ( 2) m( 4) 2. Perhatikan ilustrasi 2 segmen dan berpotongan, 0 m ( 1) m( 3) m( 4) 180 and m ( 3) m( 4), m( 4) m( 5). Tentukan m ( 1), m( 2), m( 3), m( 6) 4 Ilustrasi 2 3. Perhatikan ilustrasi 3, m( 1) and m( 2) berkomplemen. uktikan m ( 3) dan m ( 4) berkomplemen. 3 1 Ilustrasi

9 4. Perhatikan ilustrasi 4. Manakah pernyataan berikut yang benar. ila salah, jelaskan alasannya. a. Sinar GF Memiliki titik pangkal di G G F b. Segmen garis G tidak memiliki titik akhir. c. Garis memiliki 3 titik akhir. Ilustrasi 4 d. F tegak lurus. e. G FG f. G garis bagi G 5. Perhatikan ilustrasi 5. adalah sebuah garis. a. Sebutkan sudut siku-siku. b. Sebutkan sudut-sudut lancip. c. Sebutkan pasangan sudut-sudut yang Illustration 5 bersisian. d. Jelaskan mengapa sudut 3 bukan sudut bertolak belakang dengan sudut 1 pada ilustrasi Perhatikan ilustrasi 6. Jika dan, buktikan. Ilustrasi 6 9

10 7. Pada ilustrasi 7. Jika titik tengah, titik tengah, dan, buktikan. Ilustrasi 7 8. Pada ilustrasi 8, l, m, dan n adalah garis. a. Tentukan m( 1), m( 2), m( 3), dan n m ( 4) m b. pakah 2 dan 4 berkomplemen? c. pakah 3 dan 4 bersuplemen? l Ilustrasi 8 9. alam ilustrasi 9, manakah pernyataan berikut yang benar, dan manakah yang salah. a. dan adalah pasangan sudut bersisian. Illustrasi 9 b. dan adalah pasangan sudut berkomplemen. 10. alam ilustrasi 10, Klasifikasikan pernyataan berikut benar atau salah. a. dan berkomplemen. b. dan sudut bersisian Ilustrasi 10 10

11 II FINISI FINISI P PRISTILHN GOMTRI FINISI 1 : Ruas garis adalah himpunan titik-titik dari garis yang memuat titik dan titik dan semua titik diantara titik dan titik. Titik Pada titik,, dan titik-titik diantaranya, dikatakan meliputi segmen. dan keduanya disebut titik akhir dari segmen. Segmen diberi tanda, sedangkan garisnya diberi tanda FINISI 2 : sinar adalah himpunan titik titik yang merupakan gabungan dari titik pangkal sinar garis dan semua titik pada sisi yang sama terhadap titik pangkalnya. Gambar disamping menggambarkan sinar dan dinota- sikan. FINISI 3 : sinar sinar yang berlawanan adalah dua sinar berlainan pada garis yang sama dan mempunyai titik pangkal yang sama. F Pada gambar disamping, dan dua sinar yang berlawanan, yaitu keduanya berlainan sinar, pada garis yang sama ( F ) dan masing-masing mempunyai titik pangkal. FINISI 4 : sudut adalah himpunan titik-titik yang merupakan gabungan dua sinar dan kedua titik pangkalnya berserikat. 11

12 disebut verteks (titik sudut; pada gambar dapat dituliskan sudut-sudutnya < atau <. Karena yang dipelajari disini berorientasi pada himpunan (set), maka yang dimaksud = merupakan persamaan dua himpunan, yaitu masing-masing unsurnya sama dan hanya nama saja yang berbeda. Selanjutnya yang dimaksud ukuran dua garis = yang ditulis : u = u berarti menyatakan kesamaan bilangan panjangnya. Ukuran suatu sudut dapat dijelaskan sebagai berikut : R V Pada gambar, titik-titik di setengah lingkaran berkorespondensi 1-1 dengan bilangan real 0-180; sehingga RV dikatakan sudut 50 derajat (50 0 ). erajat merupakan satuan untuk ukuran sudut. FINISI 5: Titik tengah dari luas garis adalah suatu titik ada ruas garis itu sedemikian membentuk dua ruas garis yang sama ukurannya. U = U karena titik tengah. 12

13 FINISI 6: Garis bagi ( disektor) dari luas garis adalah garis yang memotong ruas garis pada titik tengahnya. bisektor, maka titik tengah, karena titik tengah, maka u = u. FINISI 7-12 : 7. Sudut siku-siku adalah suatu sudut dari Sudut lurus adalah suatu sudut dari Sudut lancip adalah suatu sudut yang ukurannya lebih besar 0 dan lebih kecil Sudut tumpul adalah suatu sudut yang ukurannya lebih besar 90 dan lebih kecil ua sudut saling berkomplemenadalah suatu sudut yang jumlah ukurannya ua sudut saling bersuplemen adalah dua sudut yang jumlah ukurannya 180. FINISI 13 : ua garis saling tegak lurus adalah dua garis yang saling berpotongan membentuk sudut siku-siku. FINISI 14 : Garis bagi suatu sudut adalah suatu sinar sedemikian hingga titik pangkalnya titik sudut itu dan membentuk dua sudut yang sama ukurannya dengan kaki sudut itu. 13

14 Tes Formatif 1. idasarkan atas sifat suatu garis, terangkan mengapa suatu garis tidak mungkin memiliki titik tengah. 2. Jika pada diagram berikut : U = U = U, maka dan disebut titiktitik triseksi. oba anda definisikan tentang titik-titik ttriseksi suatu segmen garis. 3. ari diagram soal no. 2 ; jika U = U = U, maka dan disebut trisektor-trisektor. oba anda definisikan tentang trisektor-trisektor suatu segmen garis. 4. a. pakah kkomplemen dari sebarang sudut : 15 0, 48 0, 1 0, 5 1/2 0, X 0 b. pakah suplemen dari sebarang sudut yang berukuran : 126, 57, 38, 129, + 5. ari diagram soal no.2 ; jika u< =u = u<, maka dan adalah trisektor-trisektor <. oba anda definisikan tentang trisektortrisektor suatu sudut. 6. a. pa arti dari ukuran suatu garis? b. Mungkinkah untuk segmen garis yang sama akan mempunyai ukuran yang berbeda jelaskan jawaban anda. 7. Jika VR dan VS adalah subset RS. maka dua kemungkinan apakah yang terjadi, mengenai ukuran <RVS?. 8. Jika < adalah lancip, apa yang dapat dikatakan mengenai ukuran suplemennya? 14

15 9. a. Jika, implikasinya bahwa titik tengah. Jelaskan jawaban anda b. Jika < <, implikasinya bahwa merupakan bisektor <. Jelaskan jawaban anda!. 10. Pada keadaan yang khusus yang mungkin, daapatkah dituliskan suatu kesamaan =?. 11 a. erapakah ukuran sudut yang lima kallinya sama besarnya dengan komplemennya b. Ukuran suatu sudut adalah 15 lebih besar dari dua kali suplemennya. ilamanakah ukuran sudut tersebut. 12. efinisi sutu sudut refleks adalah suatu sudut refleks adalah suatu sudut yang ukurannya lebih besar 180 dan lebih kecil 360. a. pakah kebalikan definisi tersebut? b. Terangkan mengapa sudut refleks tidak dimasukkan / dibicarakan dalam geometri bidang?. c. ilamanakah sudut refleks tersebut diklasifikasikan. d. ilamanakah sudut refleks dibedakan dari anggota-anggota yang lain pada kelasnya?. e. ilamanakah suplemennya sudut refleks?. 15

16 III SUMSI-SUMSI N PNGGUNNNY ILM PMUKTIN POSTULT GOMTRI 1-4 : 1. Sebuah garis dapat diperpanjang sejauh-jauhnya dari kedua ujungnya. 2. Untuk setiap dua titik pada garis, ada titik ketiga yang terletak diantaranya. 3. da korespondensi 1-1 antara titik-titik pada garis dengan bilangan-bilangan real. 4. da satu dan hanya satu garis yang melalui dua titik. POSTULT 5-11 : 5. Jika a=b dan c=d, maka a+c = b+d. 6. Jika a=b dan c=d, maka a-c = b-d. 7. Jika a=b dan c=d, maka a.c = b.d 8. Jika a=b dan c=d, maka a/c = b/d 9. a=a ; sifat refleksif. 10. Jika a=b, maka b=a ; sifat simetri. 11. Jika a=b dan b=c, maka a=c ; sifat transitif. FINISI 15 : ruas-ruas garis yang kongruen adalah ruas-ruas garis yang mempunyai ukuran sama. FINISI 16 : sudut-sudut yang kongruen adalah sudut-sudut yang mempunyai ukuran sama. Notasi kongruensi adalah. Perlu diingat bahwa jika u = u, maka. Tetapi jika, belum tentu = ; yaitu dua ruas garis yang berlainan tetapi ukurannya sama. 16

17 FINISI 17 : Jumlah dari dua ruas garis dan adalah jika dan hanya jika diantara dan ; dapat dilambangkan + =. FINISI 18 : terletak diantara ruas garis dan yang berlainan jika dan hanya jika diantara dan ; dilambangkan : - = FINISI 19 : sinar P terletak diantara sinar P dan P berarti u<p + u<p =u< P. gar berlaku konsep terletak diantara, ditegaskan bahwa ukuran sembarang sudut haruslah : 180. FINISI 20 : Jumlah dari dua sudut, < dan <, adalah < jika dan hanya jika diantara dan ; dapat dilambangkan : < + < = <. FINISI 21 : < terletak diantara dua sudut, < dan < jika dan hanya jika diantara dan ; dapat dilambangkan : < - < = <. Tes Formatif 1. engan cara apakah suatu postulat terbedakan dari kepercayaan?. 2. Jika titik-titik, dan unsur-unsur RS, maka kondisi apakah sehingga + =?. 3 Jika dan berpotongan pada X dan Y, maka kesimpulan apakah yang dapat ditarik dari hal tersebut?. 4 Jawablah masing-masing pertanyaan dibawah ini dalam batas gambar yang ada. Jika jawabannya tidak mungkin, cukup tuliskan tak terjawab, (setelah berupa soal bilangan). 17

18 e F a. + =? b. + =? c + =? d. - F =? e - =? f. <F = <F =? g < + < =? h. <F = <F =? 5. Suatu ukuran sudut P = 60 dan u <P = 20. a. Jika P diantara P dan P, maka u <P =? b. P P dan P, u <P =? 18

19 IV TORM TORM SRHN POSTULT 12 : pernyataan kondisional : jika P, maka q dan menyatakan kebenaran P : diketahui P ( antesenden ) berakibat benarnya q : jadi q ( konsekuen ). ontoh : jika, maka <1 dan <2 masing masing sudut siku siku. iketahui :. Jadi <1 dan <2 masing masing sudut siku siku. TORM 1 : Jika dua sudut siku siku, maka keduanya kongruen. ara pembuktian : iketahui : < sudut siku -siku. < sudut siku -siku. uktikan : < < ukti : Pernyataan lasan 1. < siku-siku 1. iketahui 2. u < = ef. sudut siku-siku 3. < siku-siku 3. iketahui 4. u < = Sama no u < = u < 5. Sifat transitif dari kasamaan 6. < < 6. ef. kongruensi atatan : sudut dapat dinamakan dengan sebuah huruf saja; yaitu dengan titik sudutnya. 19

20 TORM 2 : jika dua sudut adalah sudut lurus, maka keduanya kongruen. (ukti seperti Teorema 1). TORM 3 : jika dua sudut saling bersuplemen pada sudut yang sama, maka Pembuktian : keduanya kongruen. iketahui : < suplemen pada < < suplemen pada < uktikan : < < ukti : Pernyataan 1. < suplemen dari < 2. u < + u < = u < = 180 u < 4. < suplemen dari < 5. u < + u < = u < 180 u < 7. u < u < 8. < < lasan 1. iketahui 2. ef. dua sudut yang bersuplemen 3. Postulat pengurangan dari kesamaan 4. iketahui 5. Sama No Sama No Sifat Transitif 8. ef. Kongruensi sudut TORM 4 : Jika dua sudut saling berkomplemen pada sudut yang sama, maka kedua sudut itu kongruen. (ukti seperti teorema 3). TORM 5 : Jika dua sudut saling bersuplemen terhadap dua sudut yang kongruen, maka dua sudut itu kongruen. 20

21 Pembuktian : 1 H 2 F G iketahui : < bersuplemen terhadap < 1. < FH bersuplemen terhadap < 2. < 1 < 2. uktikan : < < FH. ukti : Pernyataan 1. < bersuplemen terhadap < 1 2. < sudut lurus 3. < FH bersuplemen terhadap < 2 4. < FG adalah sudut lurus 5. < < FG 6. < 1 < 2 7. < < FH lasan (isilah kolom ini sebagai latihan) TORM 6 : jika dua sudut berkomplemen terhadap dua sudut yang kongruen, maka keduanya kongruen (ukti seperti Teorema 5). FINISI 22 : dua sudut bertolak belakang adalah dua sudut sedemikian rupa hingga kaki kaki dari dutu itu yang satu merupakan sinar yang berlawanan dengan kaki- kaki sudut yang lain. 21

22 TORM 7 : jika dua sudut saling bertolak belakang, maka keduanya kongruen. (ukti sebagai latihan). TORM 8 : jika a = x dan b = y sedangkan x = y, maka a = b. (ukti sebagai latihan). TORM 8a : jika dua ruas garis kongruen dengan dua ruas garis yang kongruen, maka keduanya kongruen. (ukti sebagai latihan). TORM 8b : jika dua sudut kongruen dengan dua sudut yang kongruen. (ukti sebagai latihan). Tes Formatif Pada masing-masing soal berikut, pernyataan yang dilengkapi alasan adalah benar atau tidak benar. Jelaskan jawaban anda untuk setiap kejadian ini : 1. Jika hujan, kita tidak pergi ke dansa. Sekarang tidak hujan. Jadi kita pergi ke dansa. 2. Jika, maka <1 dan <2 sudut siku-siku. iketahui. Jadi <1 dan <2 adalah sudut siku-siku. 3. Jika suatu sinar adalah bisektor sebuah sudut, maka terbertuk dua sudut yang kongruen. iketahui bisektor <. Jadi dua sudut kongruen terbenuk. 4. Jika a = b daan c = d, maka a+c = b+d. a b dan c d. jadi a+c b+d Setelah anda mengetahui tentang kebenaran pernyataan bersyarat, bagaimanakah pernyataan-pernyataan berikut. 22

23 pakah benar?. jika tidak, benarkah alasannya, nyatakan mengapa hal tersebut perlu diberikan. 5. Jika suatu substansi adalah asam, mengubah litmus biru kertas merah. Subtstansi mengubah limus biru kertas merah, 6. Jika x = -2, maka x 2 =4. Tetapi x 2 =4 7. jika sustu sudut adalah kongruen terhadap sudut yang sama, maka mempunyai ukuran-ukuran yang sama. < dan < tidak kongruen terhadap sudut yang sama. 8., jika adalah titik tengah. adalah titik tengah 9. <1 bukan sudut siku-siku, jika tidak tegak lurus terhadap tegak lurus. 10. ua sudut adalah bersuplemen, jika jumlah ukuran-ukurannya adalah 180. u < + u < = x adalah unsur, jika x adalah unsur. x adalah unsur. 13. Jika perpotongan dan adalah himpunan kosong, maka dan bukan himpunan yang kosong. 23

24 V KONGRUNSI SGITIG FINISI 23 : Poligon adalah gabungan himpunan titik-titik P 1, P 2, P 3,... P n - 1, P n dengan ruas-ruas garis : P 1 P 2, P 2 P 3,.... P n - 1 P n, P n P 1. sedemikian rupa hingga jika dua sebarang dari ruas garis berpotongan, bertitik potong salah satu dari titik P 1, P 2, P 3,..., P n - 1, P n dan tidak ada titik lain. sudut P 1 P 2 P 3 P 1, P 2, P 3,... P n - 1, P n disebut titik-titik P n P 4 Poligon, sedangkan P 1 P 2, P 2 P 3,.... P n - P n-1 P 5 1 P n disebut sisi- sisi poligon. Suatu poligon dinamakan dengan titik- titik sudutnya secara berurutan dengan cara searah jam. jarum jam, atau berlawan arah jarum ontoh :, atau, dan sebagainya. FINISI 24 : korespodensi sudut-sudut dari dua poligon adalah dua sudut dengan titik sudut dengan titik sudutnya berpasangan, yang merupakan korespondensi unsur-unsur yang bersesuaian diantara titik sudut-titik sudut dua poligon. FINISI 25 : korespodensi sisi-sisi dari dua poligon adalah dua sisi dengan titik ujung-titik ujungnya berpasangan yang merupakan korespodensi unsur-unsur yang bersesuaian diantara titik sudut-titik sudut dari dua poligon. 24

25 FINISI 26 : dua poligon adalah kongruen, jika ada korespodensi 1-1 diantara titiktitiknya sedemikian rupa hingga: (1) semua sisi yang korespondensi kongruen, dan (2) semua sudut yang korespondensi kongruen. FINISI 27 : segitiga adalah poligon yang bersisi tiga. POSTULT 13 : dua segitiga adalah kongruen, jika ada suatu korespondensi diantara titik sudut-titik sudutnya sedemikianrupa hingga dua sisi dan sudut apitnya dari sebuah segitiga kongruen terhadap bagian-bagian yang berkorespondensi segitiga kedua. ( sd s sd ). F F POSTULT 14 : dua segitiga adalah kongruen, jika ada suatu korespondensi diantara titik sudut-titik sudutnya sedemikianrupa hingga dua sudut dan sisi apitnya dari sebuah segitiga kongruen terhadap bagian-bagian yang berkorespondensi segitiga yang kedua. ( sd s sd ). F F 25

26 ontoh : iketahui : ; uktikan : ukti : Pernyataan < sudut siku-siku < sudut siku-siku 5. < < < < lasan 1. iketahui 2. ef. 2 garis saling 3. iketahui 4. Sama No ef. 6. iketahui 7. Sifat refleksif 8. ( sd s sd ) 9. kibat dari kongruensi dua segitiga Spesifikasi segitiga : 1. erdasarkan sisinya : Sebutan/Nama : a. 3 sisinya kongruen segitiga sama sisi b. 2 sisinya kongruen segitiga sama kaki c. tidak ada sisinya yangg kongruen segitiga sembarang 2. erdasarkan sudutnya : Sebutan/Nama : a. 3 sudutnya sama segitiga sama sudut b. 1 sudutnya siku siku segitiga siku- siku c. 1 sudut tumpul segitiga tumpul d. 3 sudutnya lancip segitiga lancip 26

27 FINISI tentang : segitiga sama sudut, segitiga siku-siku, segitiga sama sisi, dan segitiga sama kaki. (sebagai latihan). sama kaki : alas segitiga, < dan < sudut sudut alas segitiga, dan kaki-kaki segitiga. < dibentuk oleh sisi-sisi yang kongruen, yang disebut : sudut verteks. FINISI 32 : Interior dari sebuah sudut adalajh suatu himpunan titik-titik sedemikian rupa hingga jika sebuah sinar yang titik pangkalnya adalah verteks sudut tersebut, ditarik melalui sembarang sebuah titik pada himpunan titik-titik itu, sinar akan terletak diantara sisi-sisi sudut tersebut. FINISI 32 : Interior pada suatu segitiga adalah himpunan titik-titik yang merupakan persekutuan sembarang dua interior-interior sudut segitiga tersebut. POSTULT 15 ( KSIOM PSH ) : suatu garis berinteraksi dengan salah satu sisi segitiga dan masuk pada daerah interiornya, pasti berinteraksi dengan sisi yang kedua dari segitiga tersebut. POSTULT 16 : setiap sudut mempunyai bisektor. TORM 9 : jika dua sisi suatu segitiga adalah kongruen, maka sudut-sudut dihadapan kedua sisi tersebut kongruen. (ukti sebagai latihan). TORM 10 : jika dua sudut suatu segitiga adalah kongruen, maka sisi-sisinya dihadapan kedua sudut tersebut kongruen. 27

28 P Q iketahui : < <. uktikan : ukti : Pernyataan 1. < < 2. P dan Q masing masing bisektor lasan 1. iketahui 2. Setiap sudut mempunyai bisektor < dan < 3. P dan Q pasti memotong sisi dan masing masing pada dan 4. < < < < 9. < < 10. < < ksioma Pasch 4. kongruensi sudut sudut yang kongruen 5. Sifat reflektif. 6. ( sd s sd ) 7. ef. kongruensi poligon 8. ef. kongruensi poligon 9. ua sudut bersuplemen dengan dua sudut yang kongruen. 10. Sama No ( sd s sd ) 12. Sama No.7 28

29 FINISI 33 : garis tinggi pada suatu segitiga adalah suatu segmen yang ditarik dari sembarang verteks ( titik sudut ), tegak lurus terhadap sisi dihadapannya (dapat diperpanjang, jika diperlukan) pada segitiga tersebut. FINISI 34 : garis berat pada suatu segitiga adalah suatu segmen yang ditarik dari sembarang verteks ke titik tengah sisi dihadapan sudut tadi. FINISI 35 : garis bagi pada suatu segitiga adalah suatu segmen yang membagi dua sama ukurannya sembarang sudut pada segitiga dan berujung pada sisi hadapannya. TORM 11 : jika dua segitiga adalah kongruen terhadap segitiga yang sama, maka kedua saling kongruen, ( uktikan dengan memakai postulat s sd s ). POSTULT 17 : jika suatu titik P terletak pada suatu garis yang diketahui, adalah mungkin untuk mendapatkan titik yang kedua Q pada garis tersebut sedemikian rupa sehingga PQ akan kongruen pada sembarang segmen garis yang diketahui. POSTULT 17 : jika suatu titik diketahui terletak pada suatu garis, ada suatu sudut yang titik sudutnya adalah titik tadi dan satu pada sisinya terhadap garis tadi adalah suatu sinar sedemikianrupa hingga sudut tersebut kongruen dengan sembarang sudut yang diketahui. Penjelasan : engan garis l yang diketahui dan titik P pada l, adalah mungkin untuk mendapatkan titik kedua Q pada l, sehingga PQ kongruen dengan segmen yang diketahui. P Q l 29

30 Titik P pada garis PQ adalah mungkin untuk mendapattkan suatu sudut (misalnya ) RPQ sedemikinrupa hingga kongruen dengan yang diketahui. R P Q TORM 12 : dua segitiga adalah kongruen jika ada suatu korespondensi diantara titik sudut-titik sudutnya, ketiga sisi pada sebuah segitiga adalah kongruen terhadap sisi-sisi yang korespondensi pada segitiga yang lain. ( s s s ) I. F II. S F R 30

31 iketahui : F F uktikan : F ukti : Pernyataan 1. Titik pada, terdapat < S < F 2. Memperluas S sehingga R 3. R garis yang melalui titik R dan 4. R garis yang melalui titik R dan 5. F 6. F R 7. R F 8. F 9. Jadi R 10. <R < R R 13. Jadi R 14. <R < R 15. < < R 16. F R 17. F lasan 1. Postulat Postulat garis 3. Postulat garis 4. Idem 5. iketahui 6. (s-sd-s) 7. ef.kongruensi poligon 8. iketahui 9. Sifat transitif kongruensi 10. Teorema segitiga sama kaki 11. iketahui 12. Sama no Sama no Sama no Postulat (+) 16. ( s ds s ) 17. Teorema 11 31

32 FINISI 36 : suatu lingkaran adalah suatu himpunan titik sedemikian rupa hingga segmen garis-segmen garis yang ditarik dari masing-masing titik pada himpunan tersebut ke titik tetap adalah kongruen. atatan : notasi lingkaran sebagai O, dan titik tetap Lingkaran disebut titik pusat. Menurut gambar, segmen-segmen : gambar,, tersebut lingkaran. kongruen dengan, maka FINISI 37 : jari-jari suatu lingkaran adalah segmen garis yang ditarik dari sebarang titik pada lingkaran tersebut ke pusat lingkaran. TORM 13 : semua jari-jari pada suatu lingkaran adalah kongruen. (bukti sebagai latihan). TORM 14 : dua segitiga siku-siku kongruen, jika ada suatu korespondensi diantara titik sudut-titik suduttnya, hipotenosa dan satu kaki siku-siku segitiga yang satu kongruen dengan yang berkorespondensi pada segi tiga yang lain. (bukti seperti teorema 12). apatkah anda membuktikan bahwa dalam segitiga dengan, maka < <?. iketahui :,. uktikan : < < 32

33 Soal-soal 1. Jika < <, < <F dan < <, maka tulislah korespondensi poligon-poligon dan F, dan bahwa korespondensi sudut-sudutnya kongruen. 2. Jika RS WY, ST YX dan TR XW, maka tulislah korespondensi diantara poligon-poligon RST dan XYW, dengan korespondensi sisi sisinya kongruen. pakah komentar anda selanjutnya?. a. Gambarlah suatu diagram untuk poligon-poligon RST dan XYW, dengan korespondensi sisi-sisinya kongruen. b. Gambarlah poligon untuk dan F dari soal no. 1, sudut sudutnya adalah kongruen. pakah korespondensi sisi-sisinya juga kongruen?. Jika sudut yang berkorespondensi kongruen, dapatkah poligon tersebut digambarkan bahwa korespondensi sisi-sisinya tidak kongruen?. 3. Pada poligon berikut, tulislah suatu korespondensi sisi-sisinya yang kongruen, sebagai tertanda diagram. a. pakah sudut-sudut korespondensinya dalam korespondensi juga kongruen?. b. Jika sisi-sisi korespondensinya dalam berkorespondensi diantra dua poligon adalah kongruen, maka sudut-sudut korespondensinya juga kongruen?. H F G 4. Suatu korespondensi RSTW merupakan kongruensi korespondensi diantara titik sudut-titik sudut poligon dan RSTW. pakah akibat dari pernyataan tersebut?. 5. alam hal apakah sehingga mungkin dua segitiga kongruen menurut dua perbedaan kongruensi-kongruensi?. 6. Jika ada suatu korespondensi diantra titik sudut-titk sudut dua segitiga siku-siku sedemikian hingga sebuah kaki dan sudut lancip dengan titik sudutnya, 33

34 merupakan suatu titik ujung kaki dalam segitiga suku-siku yang satu adalah kongruen terhadap bagian-bagian yang berkorespondensi segitiga siku-siku yang lain; mungkinkah kedua segitiga tersebut kongruen?, jelaskan jawabannya!. 7. Jiak definisi kongruensi poligon-poligon digunakan untuk membuktikan dua segitiga menjadi kongruen, apakah dapat ditunjukkan kebenarannya?. 8. Kongklusi apakah yang dapat ditarik, jika garis berat dan garis tinggi terhadap suatu sisi segitiga, merupakan suatu segmen garis yang sama?. 9. Jika segitiga kongruen dengan segitiga FG, maka < <. Kerjakan implikasi ini, jika FG, maka maka < <. 10. engan memakai metode yang sama terhadap hal yang diketahui pada soal no.5, buktikan suatu teorema bahwa : Jika dua sudut suatu segitiga kongruen, maka sisi-sisi dihadapan sudut tersebut adalah kongruen. Tes Formatif 1. Perhatikan ilustrasi 1. iketahui:,. uktikan:. Illustration 1 2. Perhatikan ilustrasi 1. iketahui:,. uktikan:. F Illustration 2 3. Perhatikan ilustrasi 3. iketahui: bisektor di titik O. 1 O 2 Illustration 3 34

35 . uktikan:. 4. Perhatikan ilustrasi 4. iketahui:,. uktikan:. 5. Perhatikan ilustrasi 5. Illustration 4 iketahui: Segitiga sama sisi. titik tengan. titik tengan. F F titik tengan. uktikan: F,, dan F Illustration 5 adalah segitiga-segitiga yang kongruen, dan F adalah sama sisi. 6. Perhatikan ilustrasi 6. iketahui: Segitiga sama kaki dan dengan alas. uktikan: Illustration 6 7. Perhatikan ilustrasi 7. iketahui: Segitiga sama kaki F dengan alas. Segitiga sama kaki G dengan alas F G H Illustration 7

36 Segitiga sama kaki H dengan alas. uktikan: adalah sama kaki. 8. Perhatikan ilustrasi 8. iketahui: Titik-titik,, dan segaris., 2. 1 F G uktikan: F sama kaki. 2 Illustration 8 9. Perhatikan ilustrasi 9. iketahui: sama kaki dengan alas uktikan: Illustration Perhatikan ilustrasi 10. iketahui: sama kaki dengan alas. m( ) m( F ) m( ). 3 4 F F. Illustration 10 36

37 uktikan:

38 VI KTGKLURUSN POSTULT 18 : Jika dua bilangan adalah sama, suatu sibsutitusi pada yang satu ke yang lain diperbolehkan. FINISI 38 : Sinar P terletak diantara sinar-sinar P dan P berarti bahwa u <P + <P = u <P. (Seperti definisi 19). P FINISI 39 : Sudut-sudut dan < berserikat, adalah dus sudut sedemikian hingga keduanya mempunyai titik sudut persekutuan dan sisi persekutuan yang terletak diantara dan. I II Pada gambar I : adalah titik sudut serikatnya dan sisi serikat yang terletak diantara dan. Pada gambar II : adalah titik sudut serikatnya. < merupakan sudut tumpul dan < merupakan sudut lancip, sedemikian hingga u < + u < = u <. Jadi dapat disebut sisi serikat yang terletak 38

39 diantara dan. obalah jika < dan < masing-masing sudut tumpul, apa kesimpulan yang anda peroleh untuk selanjutnya?. (Lihat definisi 19) TORM 15: Jika dua garis berpotongan membentuk sudut sudut bersisihan yang kongruen, maka dua garis tersebut adalah tegak lurus. (ukti anda coba). FINISI 40: Jarak antara dua bangun geometri adalah ukuran garis hubung yang terpendek diantaranya. POSTULT 19: Garis hubung diantara dua titik adalah segmen garis adalah yang dibentuk oleh dua titik tersebut. TORM 16 : Jika dua titik masing-masing berjarak sama dari titik ujung-titik ujung suatu segmen garis, maka perpotongan garis persekutuannya merupakan bisektor tegak lurus segmen garis tadi. (ukti anda coba). TORM 17 : Jika suatu titik terletak pada bisektor tegak lurus segmen garis, maka titik tersebut berjarak sama dari titik ujung- titik ujung segmen garis. (ukti sebagai latihan, dan ujilah konversnya) POSTULT 20 : Setiap segmen memiliki sebuah titik tengah. TORM 18 : Jika sebuah titik berjarak sama dari titik ujung-titik ujung sebuah segmen garis, maka titik tersebut terletak pada bisektor tegak lurus segmen garis tersebut. (ukti anda coba). 39

40 Tes Formatif Pada masing-masing soal ini gambarlah diagramnya, kemudian tulislah yang diketahui dan kesimpulannya, dan lengkapi buktinya : 1. iketahui : segitiga sama kaki dengan bisektor sudut pada titik sudutnya. uktikan : bisektor sudut pada titik sudutnya adalah tegak lurus terhadap alas. 2. iketahui : segitiga samakaki dengan dua garis berat terhadap kaki-kaki. uktikan : garis yang ditarik dari titik sudut terhadap titik potong dua garis berat akan tegak lurus terhadap alas. 3. iketahui : ua lingkaran berpotongan, sebua ssegmen garis persekutuan dengan titik persekutuannya, dan sebuah garis ditarik dari sebuah lingkkaran ke titik tengah segmen tersebut. uktikan : garis tersebut akan melalui pusat lingkaran yang lain. Pada masing-masing proposisi berikut, gambarlah diagramnya dan tulislah diketahui, buktikan, dan bukti. 4. Jika pada poligon bersisi empat sisi-sisi berhadapannya kongruen, maka garis persekutuan titik sudut-titik sudut yang berhadapan membagi poligon kedalam dua segitiga kongruen. 5. Jika suatu titik berjarak sama dari titik sudut-titik sudut suatu sudut alas segitiga samakaki, maka titik tersebut terletak pada bisektor sudut segitiga. 40

41 VII UKTI TIK LNGSUNG N KSJJRN POSTULT 21 : jika a, b dan c adalah bilangan-bilangan positif dengan a = b + c, maka a > b dan a > c. ontoh : 1. Jika 5 = 2 + 3, maka 5 > 2 dan 5 > 3 2. iketahui:, u didefinisikan sebagai u = u +. Konsekuensi dari postulat tersebut, berarti u > u dan u + u. POSTULT 22 : keseluruhan adalah lebih besar dari sembarang bagian- bagiannya. FINISI 46 : sudut eksterior (luar) pada suatu poligon adalah suatu sudut yang bersisihan dan bersuplemen terhadap suatu poligon tersebut Sudut 4,5,6,7 disebut sudut eksterior ( luar ) pada segitiga dan sudut 1,2,3 adalah sudut interior ( dalam ) segitiga. Sudut 4,5 disebut sudut eksterior tidak bersisihan terhadap sudut 2 dan 3 TORM 22 :ukuran suatu sudut eksterior segitiga adalah lebih besar dari ukuran sudut- sudut interiornya yang tidak bersisihan. 41

42 Penjelasannya : karena sudut interior yang tidak bersisihan dari sebuah eksterior segitiga sejumlah dua, maka yang dibuktikan dari hubungan tersebut, haruslah sebanyak dua. P M 1 iketahui: segitiga, sudut eksterior. uktikan : (1) u u. (dibuktikan) (3) u u. (bukti sebagai latihan) ukti: Pernyataan lasan 1. M titik tengah 1. Setiap segmen mempunyai titik tengah 2. M garis yang ditarik melalui dan M 2. Postulat: sebarang 2 titik menentukan garis 3. Perpanjangan M terdapat P sedemikian hingga MP M 4. P adalah garis yang melalui P dan 5. M M 6. M MP 7. M MP u = u u u Jadi u u 3. Sebarang garis dapat diperpanjang sekehendak dari kedua ujung 4.? 5. efinisi titik tengah 6.? 7.? 8. efinisi: kongruensi dari poligon 9.? 10.? 11.? 42

43 POSTULT 23 : Salah satu p atau p adalah benar, tidak ada kemungkinan lain (Hukum penyisihan jalan tengah). POSTULT 24 : p dan p kedua-duanya tidak dapat benar pada saat yang sama (Hukum kontradiksi). ksistensi p dan p, kedua-duanya dalam suatu pembuktian dikatakan tidak konsistennya sifat kelogisan (logical inconsistency), dan untuk hukum kontradiksi kedua-duanya tidak dapat benar pada saat yang sama. Sehingga dalam pembuktian perlu adanya eleminasi. asar kerja dari pembuktian dengan eleminasi, dapat diterangkan sebagai berikut. 1. Ujilah konklusi yang ditanyakan tersebut, selanjutnya untuk dibuktikan. 2. entuklah pernyataan yang merupakan kontradiksi dari konklusinya. 3. Setelah menerima pernyataan dari (2), dapatkan pernyataan-pernyataan baru yang mengarah pada adanya kontradiksi terhadap salah satu menurut: (a) adanya data yang diketahui, (b) asumsi, (c) definisi, atau (d) teorema. 4. Konklusi selanjutnya dapat dibenarkan setelah mengeleminasi satu dari dua kemungkinan yang ada, dan satu sisanya pastilah benar. Pembuktian ini disebut ukti tidak langsung. Sedangkan penggunaan pembuktian ini, contohnya dapat dipelajari seperti dibawah ini. a. iketahui: F 43

44 , F, F uktikan : ukti: Misal, maka dengan diketahuinya dan F berakibat F. Sehingga F (menurut definisi kongruensi dua poligon). Hal ini bertentangan dengan yang diketahui bahwa tidak F. Kesimpulannya pemisalan bahwa mengarah pada adanya tidak konsistennya sifat kelogisan, yaitu F dan tidak F. Menurut hukum kontradiksi, keduanya tidak daapat dibenarkan pada saat yang sama. Jika tidak F harus benar (menurut data yang diketahui), maka juga lebih salah lagi. Jadi F pastilah salah dan tidak yang harus benar dari satu-satunya pilihan yang mungkin. b. Suatu segitiga tidak dapat mempunyai lebih dari satu sudut tumpul. iketahui: Segitiga uktikan : dan tidak keduanya sudut tumpul. 44

45 ukti: Misal diterima kemungkinan bahwa dan keduanya sudut tumpul. dan adalah sudut-sudut yang bersuplemen, jumlahnya merupakan sudut lurus. Sedangkan adalah sudut tumpul yang ukurannya 90 o, pastilah sudut lancip yang ukurannya 90 o. engan demikian u tidak lebih dari u. Hal ini kontradiksi dengan teorema bahwa ukuran sudut pada eksterior segitiga adalah lebih dari sudutsudut interiornya yang tidak bersisihan. Kesimpulannya, permisalan bahwa dan keduanya tumpul mengarah pada tidak konsistennya sifat kelogisan, yaitu u tidak lebih dari u dan u u. Menurut hukum kontradiksi keduanya tidak dapat dibenarkan pada saat yang sama. Jika u u harus yang benar (menurut teorema), maka u tidak lebih dari u pastilah salah. Jadi untuk pernyataan bahwa dan keduanya sudut tumpul adalah salah. Tentu pernyataan dan tidak keduanya tumpul harus benar, yang merupakan satu-satunya pilihan yang mungkin. c. 1 l iketahui : 1 2 uktikan : garis l tidak berpotongan dengan m 2 m ukti: 2 1 m l P 45

46 Misal l dan m berpotongan di R, maka terbentuk PQR yang u 1 u 2. Padahal diketahui bahwa u 1 = u 2. Kesimpulannya, pemisalan bahwa l berpotongan dengan m mengarah pada adanya tidak konsistennya sifat kelogisan, yaitu u 1 = u 2 dan u 1 u 2. Menurut hukum kontradiksi keduanya tidak dapat dibenarkan pada saat yang sama. Jika u 1 = u 2 benar (menurut yang diketahui), maka u 1 u 2 harus salah. Sehingga pernyataan bahwa l berpotongan dengan m harus benar, yang merupakan satu-satunya pilihan yang mungkin. FINISI 47: garis-garis yang sejajar adalah dua garis yang sebidang dan tidak berpotongan. Garis a sejajar dengan b dinotasikan dengan a//b. FINISI 48 : suatu transversal adalah suatu garis yang memotong dua garis lain di dua titik yang berlainan. Perhatikan gambar berikut. Q P n l m n adalah transversal garis l dan m, dan perpotongannya di titik yang berbeda yaitu P dan Q. Sebarang titik pada n (menurut pembagian letak), terletak pada daerah eksterior; demikian juga untuk. Sedangkan terletak di daerah interior. Pembagian daerah ini ditentukan oleh pasangan l dan m dari transversal n. 46

47 FINISI 49 : Sudut-sudut berseberangan dalam (alternate angles) adalah dua sudut yang dibentuk oleh transversal yang memotong dua garis; kedua sudut tersebut pada daerah eksterior di sisi yang berlawanan dari transversal, dan titik sudut titik sudutnya berlainan. FINISI 50 : sudut-sudut berseberangan luar (alternate exterior) adalah dia sudut yang dibentuk oleh transversal yang memotong dua garis; kedua sudut tersebut pada daerah eksterior di sisi yang berlawanan dari transversal, dan titik sudut titik sudutnya berlainan. FINISI 51 : sudut-sudut yang sehadap adalah dua sudut yang dibentuk oleh transversal yang memotong dua garis; sudut-sudut tersebut titik sudut titik sudutnya berlainan, satu terletak di daerah interior dan yang lain pada daerah eksteroir tetapi kedua sudut tersebut sepihak dengan transversal a. Pasangan sudut-sudut yang berseberangan dalam : 8 dan 2, 3 dan 5. b. Pasangan sudut-sudut yang berseberangan luar : 1 dan 7, 4 dan 6. c. Pasangan sudut-sudut sehadap : 4 dan 8, 1 dan 5, 3 dan 7, 2 dan 6. TORM 23 : jika dua garis dipotong oleh suatu transversal sedemikian hingga sudut-sudut berseberangan dalamnya kongruen, maka kedua garis tersebut adalah sejajar. (buktikan sebagai latihan). TORM 24 : jika dua garis dipotong oleh suatu transversal sedemikian hingga sudut-sudut sehadapnya kongruen, maka kedua garis tersebut sejajar. 47

48 1 l iketahui : 1 2 uktikan : n//m 2 m ukti: Pernyataan Jadi n // m lasan 1. iketahui 2. ua sudut bertolak belakang 3. ua sudut berseberangan dalam 4. Teorema 23 TORM 25 : jika dua garis dipotong oleh suatu transversal sedemikian hingga sudut berseberangan luarnya kongruen, maka kedua garis tersebut sejajar (buktikan sebagai latihan). TORM 26 : jika dua garis keduanya tegak lurus pada garis yang sama, maka kedua garis tersebut sejajar (buktikan sebagai latihan). POSTULT 25 : melalui suatu titik yang tidak terletak pada garis yang diketahui ada satu dan hanya satu garis yang sejajar dengan garis yang diketahui tersebut (postulat kesejajaran atau postulat kelima uclid). TORM 27 : jika dua garis sejajar dipotong oleh transversal, maka sudut-sudut berseberangan dalamnya kongruen (buktikan sebagai latihan). 48

49 TORM 28 : jika dua garis sejajar dipotong transversal, maka sudut-sudut sehadapnya kongruen. 1 a iketahui : a // b uktikan : b ukti : Pernyataan 1. a // b Jadi 1 2 lasan 1. iketahui 2. Teorema ua sudut bertolak belakang 4. Sifat transitif kongruensi TORM 29 : jika dua garis sejajar dipotong oleh transversal, maka sudut-sudut berseberangan luarnya kongruen (buktikan sebagai latihan). TORM 30 : jika suatu garis tegaklurus terhadap salah satu garis yang sejajar, maka garis tersebut juga tegaklurus terhadap yang lain (uktikan sebagai latihan). TORM 31 : melalui titik yang terletak pada garis yang diketahui, tentu ada satu dan hanya satu garis yang tegaklurus terhadap garis tersebut. TORM 32 : dari suatu titik yang tidak terletak pada suatu garis, ada satu dan hanya satu garis yang tegaklurus terhadap garis yang diketahui tersebut. 49

50 FINISI 52 : suatu segi empat adalah poligon yang bersisi empat. FINISI 53 : jajar genjang adalah segi empat dengan sisi-sisi yang berhadapan sejajar. FINISI 54 : persegi panjang adalah jajar genjang yang salah satu sudutnya sikusiku. FINISI 55 : persegi adalah persegi panjang dengan dua sisi bersisihannya kongruen. FINISI 56 : belah ketupat adalah jajar genjang dengan dua sisi bersisihannya kongruen. FINISI 57 : trapesium adalah segi empat yang mempunyai satu dan hanya satu pasang sisi sejajar. FINISI 58 : trapesium sama kaki adalah trapezium yang kedua sisi tidak sejajarnya kongruen. TTN : 1. diagonal adalah segmen garis yang ditarik dari sebarang dua sudut yang tidak bersisihan pada poligon. 2. jajar genjang dinotasikan dengan TORM buktikan sebagai latihan! TORM 33 : sisi-sisi yang berhadapan pada jajar genjang adalah kongruen. 50

51 TORM 34 : sudut-sudut yang berhadapan pada jajar genjang adalah kongruen. TORM 35 : diagonal-diagonal pada jajar genjang saling merupakan bisector terhadap yang lain. TORM 36 : semua sisi-sisi pada persegi adalah kongruen. TORM 37 : semua sisi-sisi pada belah ketupat adalah kongruen. TORM 38 : sudut-sudut alas pada trapezium sama kaki adalah kongruen. TORM 39 : jika sisi-sisi yang berhadapan pada segi empat adalah kongruen, maka segi empat tersebut merupakan jajar genjang. TORM 40 : jika diagonal-diagonal suatu segi empat saling merupakan bisektornya, maka segi empat tersebut merupakan jajar genjang. TORM 41 : jika segi empat mempunyai sepasang sisi-sisi yang kongruen dan sejajar, maka segi empat tersebut merupakan jajar genjang. Soal-soal 1. Pada diagram di bawah, buktikan bahwa : u< > u< (teorema 22). 2. apatkah anda menjelaskan suatu pernyataan bahwa sebuah sudut alas suatu segitiga samakaki tidak dapat berupa sudut tumpul?. 51

52 3. Seperti no.2,untuk seggitiga siku-siku. 4. adalah poligon bersisi empat. Sedangkan ukuran sudut eksterior sebarang poligon lebih besar daripada ukuran sebarang sudut dalam yang berjauhan. Jelaskan jawaban anda yang terbatas pada poligon. 5. Segitiga samakaki,. lasan diperluas ketitik. isektor sudut dan berpotongan di. apatkah anda menjelaskan dalam sebarang keadaan apapun juga bahwa sudut tidak dapat berupa sudut dari Jika suatu sudut segitiga tidak terdapat dua sisi yang kongruen, maka sisi-sisinya dihadapannya tidak kongruen. 7. Jika suatu segitiga tidak terdapatdua sisi yang kongruen, maka bisektor yang tegak lurus satu sisi tidak melalui titik sudut dihadapannya. 8. Suatu sudut hanya mempunyai sebuah bisektor 9. ari suatu titik yang tidak pada suatu garis yang dikketahui, dapat dibuat hanya sebuah garis yang tegak lurus terhadap garis yang diketahui tersebut. 10. Jika dua garis dipotong oleh transversal sedemikian hingga sudut-sudut yang berkorenspondensi kongruen, maka dua garis tersebut adalah pararel ( sejajar ). ( bukti tidak langsung ). 11. Jika bisektor sudut eksterior suatu segitiga adalah sejajar terhadap salah satu sisinya, Mak segitiga tersebut samakaki. 12. engan bukti tidak langsung ; buktikan jika dua garis sejajar terhadap garis yang sama, maka dua garis tersebut sejajar. 52

53 13. uktikan : da sebuah titik pada lingkaran yang berjarak sama dari dua titik lain pada lingkaran. pakah titik tersebut tunggal? dimana terdapat yang lain?. 14. Jika garis-garis persekutuan titik titik tengah sisi-sisi jajaran genjang membentuk suatu belah ketupat, maka jajaran genjang tersebut merupakan persegi panjang. Jika sepasang sudut yang berhadapan pada trapesium adalah bersuplemen, maka trapesium tersebut samakaki. Tes Formatif 1. Perhatikan ilustrasi 1. iketahui: adalah sama kaki dengan alas uktikan: //. Illustration 1 2. Perhatikan ilustrasi 2. iketahui: Segmen dan bisektor satu sama lain di titik. uktikan: //. Illustration 2 3. Perhatikan ilustrasi 3. iketahui: Illustration 3 53

54 //. //. uktikan:. 4. Perhatikan ilustrasi 4. iketahui: //. //. adalah titik tengah. uktikan:. 5. Perhatikan ilustrasi 5. iketahui: Illustration uktikan: Illustration 5 6. Perhatikan ilustrasi 6. iketahui: uktikan: bisektor. O Illustration Perhatikan ilustrasi 7. iketahui:. adalah sama kaki dengan l 1 l // l. 1 2 l 2 Illustration 7 54

55 uktikan: adalah sama kaki. 8. Perhatikan ilustrasi 8. iketahui: dan bisektor satu sama lain. uktikan: // Illustration 8 9. Perhatikan ilustrasi 9. a. If 0 m( ) 70 dan 0 m ( ) 60, tentukan m( ). 0 b. If m( ) 70 dan 0 m ( ) 60, c. If tentukan m ( 1). 0 m( ) 50 dan, 1 Illustration 9 tentukan m( ). d. If 0 m( 1) 135 dan, tentukan m( ). 10. Perhatikan ilustrasi 10. a. Tentukan m ( 2) b. Tentukan m( ). c. Tentukan m ( 1). d. Tentukan m ( 3) Illustration 10 55

56 VIII SUUT SUUT P POLIGON TORM 42 : Jumlah ukuran ukuran sudut suatu segitiga sama dengan 180 o iketahui : segitiga uktikan : u < + u < + u < 2 = 180 o ukti : Pernyataan lasan 1. 1 adalah garis yang melalui ( sebagai latihan ) sedemikian hingga 1 // 2. u < 123 = 180 o 3. u < 123 = u < 1 + u < 2 + u < 3 = 180 o 4. < < 1 dan < < 3 5. Jadi u ( < + < + < 2 ) = 180 o TORM 43 : jika dua sudut pada suatu segitiga adalah kongruen terhadap dua sudut segitiga yang kedua, maka sudut yang ketiganya kongruen (buktikan sebagai latihan). F TORM 44 : dua segitiga adalah kongruen jika ada suatu korespodensi diantara titik sudut titik sudutnya sedemikian hingga dua sudut dan satu sisi yang 56

57 berhadapan pada segitiga yang satu kongruen terhadap bagian bagian yang berkorespodensi dengan segitiga yang lain (bukti sebagai latihan) Ilustrasi : iketahui : < <, F < <, uktikan : F F TORM 45 : Ukuran sudut eksterior suatu segitiga adalah sama dengan jumlah ukuran ukuran sudut dalam yang tidak bersisihan (bukti sebagai latihan). TORM 46 : sudut sudut lancip pada segitiga siku siku adalah bersuplemen (bukti sebagai latihan). FINSI 54 : poligon konveks adalah poligon yang masing masing sudutnya lebih kecil dari sudut lurus. F Poligon Konveks Poligon tidak konveks TORM 47 : jumlah ukuran-ukuran sudut suatu poligon dengan n sisi adalah 180 (n-2) w f P s y iketahui : Poligon..bersisi n uktikan : u< + u< + u< + = 180 (n-2) 57

58 ukti : Pernyataan 1. P titik interior poligggon.dan P garis yang melalui p dan 2. ibenarkan juga untuk P, P, P,.. 3. u<i + u<w + u<x =180 u<2 + u<y + u<z = 180. *. 4. u<x + u<y = u< u<z + u<v = u< **. 5. u<1 + u<2 + =360 *** 6. u<p +u< + u< = n u< + u< = n u< + u< = n Jadi : u< + u/ = 180 (n-2) = (n 2).180 (untuk latihan) lasan TORM 48 : jumlah ukuran-ukuran sudut eksterior suatu poligon yang dibeeentuk oleh perpanjangan sisi-sisi pada urutan yang sama, sama dengan 360 (bukti sebagai latihan). 58

IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2

IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2 IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2 ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd 4/14/2012 KUMPULAN DEFINISI DAN AKSIOMA DALAM GEOMETRI Nama Definisi 2.1 Definisi 2.2 Definisi 2.3 Definisi 2.4 Definisi 2.5

Lebih terperinci

UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI

UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

KONGRUENSI SEGIEMPAT (Dikaji Berdasarkan Kongruensi Segitiga) Nurul Saila

KONGRUENSI SEGIEMPAT (Dikaji Berdasarkan Kongruensi Segitiga) Nurul Saila ISSN 2354-6948 KONGRUENSI SEGIEMPT (ikaji erdasarkan Kongruensi Segitiga) Nurul Saila Staf Pengajar Universitas Panca Marga Probolinggo nurul.saila.2013.2@gmail.com (diterima: 21.12.2014, direvisi: 28.12.2014)

Lebih terperinci

Geometri Dimensi Dua

Geometri Dimensi Dua Geometri Dimensi Dua Materi Pelatihan Guru SMK Model Seni/Pariwisata/Bisnis Manajemen Yogyakarta, 28 November 23 Desember 2010 Oleh Dr. Ali Mahmudi JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB V BAHAN LATIHAN DAN SARAN PEMECAHANNYA

BAB V BAHAN LATIHAN DAN SARAN PEMECAHANNYA V HN LTIHN N SRN PMHNNY. ahan Latihan Kerjakanlah soal-soal berikut. Jangan mencoba melihat petunjuk atau kunci, sebelum benar-benar nda mengalami jalan buntu. 1. alam sebuah persegipanjang ditarik 40

Lebih terperinci

BAB II MATERI. sejajar dengan garis CD. B

BAB II MATERI. sejajar dengan garis CD. B BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penulisan makalah ini merupakan pemaparan mengenai definisi garis sejajar, jarak dan jumlah sudut. Dengan materi yang diambil dari sumber tertentu. Pembahasan ini terkhusus

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab pembahasan ini akan dibahas mengenai Geometri Hiperbolik yang

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab pembahasan ini akan dibahas mengenai Geometri Hiperbolik yang BAB III PEMBAHASAN Pada bab pembahasan ini akan dibahas mengenai Geometri Hiperbolik yang didasarkan kepada enam postulat pada Geometri Netral dan Postulat Kesejajaran Hiperbolik. Akan dibahas sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada Bab II ini akan diuraikan berbagai konsep dasar yang digunakan pada bagian pembahasan. Pada bab II ini akan dibahas pengenalan Geometri Non- Euclid, Geometri Insidensi, Geometri

Lebih terperinci

Modul 3 SIMETRI, PERSEGIPANJANG, PERSEGI, DAN KESEJAJARAN GARIS

Modul 3 SIMETRI, PERSEGIPANJANG, PERSEGI, DAN KESEJAJARAN GARIS Modul 3 SIMETRI, PERSEGIPANJANG, PERSEGI, DAN KESEJAJARAN GARIS A. Pengantar Materi yang akan di bahas pada kegiatan pembelajaran ini terdiri atas pengertian simetri lipat, simetri putar, setengah putaran,

Lebih terperinci

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam MAKALAH GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata geometri berasal dari bahasa Yunani yang berarti ukuran bumi. Maksudnya mencakup segala sesuatu

Lebih terperinci

Oleh : Sutopo, S.Pd., M.Pd. Prodi P Mat-Jurusan PMIPA FKIP UNS

Oleh : Sutopo, S.Pd., M.Pd. Prodi P Mat-Jurusan PMIPA FKIP UNS Oleh : Sutopo, S.Pd., M.Pd. Prodi P Mat-Jurusan PMIPA FKIP UNS Materi KKD I Konsep dasar geometri dan segitiga (termasuk teorema dan aksioma terkait) KKD II Poligon dan Lingkaran (sifat dan luas) KKD III

Lebih terperinci

Fuat. Buku Ajar GMKM (Seri Kongruensi Segitiga)

Fuat. Buku Ajar GMKM (Seri Kongruensi Segitiga) Fuat Buku Ajar GMKM (Seri Kongruensi Segitiga) 2014 P R O G R A M S T U D I P E N D I D I K A N M A T E M A T I K A S T K I P P G R I P A S U R U A N Geometri dibangun menurut penalaran deduktif tersusun

Lebih terperinci

8 SEGITIGA DAN SEGI EMPAT

8 SEGITIGA DAN SEGI EMPAT 8 SEGITIG N SEGI EMPT Hampir setiap konstruksi bangunan yang dibuat manusia memuat bentuk bangun segitiga dan segi empat. matilah lingkungan sekitarmu. entuk bangun manakah yang ada pada benda-benda di

Lebih terperinci

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI D. GEOMETRI 1. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat memahami dan dapat menjelaskan unsur-unsur geometri, hubungan titik, garis dan bidang; sudut; melukis bangun geometri; segibanyak;

Lebih terperinci

GEOMETRI EUCLID D I S U S U N OLEH :

GEOMETRI EUCLID D I S U S U N OLEH : GEOMETRI EUCLID D I S U S U N OLEH : SARI MEILANI (11321435) TITIS SETYO BAKTI (11321436) DEWI AYU FATMAWATI (11321439) INKA SEPIANA ROHMAH (11321460) KELAS II B MATEMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

Lebih terperinci

50 LAMPIRAN NILAI SISWA SOAL INSTRUMEN Nama : Kelas : No : BERILAH TANDA SILANG (X) PADA JAWABAN YANG DIANGGAP BENAR! 1. Persegi adalah.... a. Bangun segiempat yang mempunyai empat sisi dan panjang

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMER ELJR PENUNJNG PLPG 2016 MT PELJRN/PKET KEHLIN GURU KELS S III GEOMETRI ra.hj.rosdiah Salam, M.Pd. ra. Nurfaizah, M.Hum. rs. Latri S, S.Pd., M.Pd. Prof.r.H. Pattabundu, M.Ed. Widya Karmila Sari chmad,

Lebih terperinci

BAB 7 GEOMETRI NETRAL

BAB 7 GEOMETRI NETRAL BAB 7 GEOMETRI NETRAL Ilmuwan besar matematika ini lahir pada bulan April 1777, di Brunswick, Daerah duke Brunswick (sekarang Negara Jerman). Gauss tumbuh didalam keluarga yang agak sederhana, bukan kaya

Lebih terperinci

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti:

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti: Geometri Netral? Geometri yang dilengkapi dengan sistem aksioma-aksioma insidensi, sistem aksioma-aksioma urutan, sistem aksioma kekongruenan (ruas garis, sudut, segitiga) dan sistem aksioma-aksioma archiemedes

Lebih terperinci

By Drs. La Misu, M.Pd Drs. La Arapu,, M.Si Reviewers: Dr. Sugiman, M.Si SUBJECT MATTER

By Drs. La Misu, M.Pd Drs. La Arapu,, M.Si Reviewers: Dr. Sugiman, M.Si SUBJECT MATTER SUJET MTTER o m p i L e d y rs. La Misu, M.Pd rs. La rapu,, M.Si Reviewers: r. Sugiman, M.Si epartment Of Mathematics Education and Natural Sciences Faculty of Teacher Training and Education H L U O L

Lebih terperinci

BAB I TITIK DAN GARIS

BAB I TITIK DAN GARIS 1. Titik, garis, sinar dan ruas garis BB I TITIK DN GRIS Geometri dibangun atas dasar unsur-unsur yang tidak didefinisikan yaitu: titik, garis, dan bidang. Titik dipahami secara intuisi sebagai sebuah

Lebih terperinci

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus Modul 4 SEGIEMPAT A. Pengantar Materi yang akan di bahas pada kegiatan pembelajaran ini terdiri atas pengertian berbagai macam segiempat: jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium. Disamping

Lebih terperinci

Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran

Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran Apa kabar Saudara? Semoga Anda dalam keadaan sehat dan semangat selalu. Selamat berjumpa pada inisiasi kedua pada mata kuliah Pemecahan Masalah Matematika. Kali ini topik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Tujuan. D. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Tujuan. D. Rumusan Masalah I PENDHULUN. Latar elakang Geometri (daribahasayunani, geo = bumi, metria = pengukuran) secaraharfiah berarti pengukuran tentang bumi, adalahcabangdarimatematika yang mempelajari hubungan di dalamruang.

Lebih terperinci

Bab 7. Bangun Ruang Sisi Datar. Standar Kompetensi. Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, serta menentukan ukuranya.

Bab 7. Bangun Ruang Sisi Datar. Standar Kompetensi. Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, serta menentukan ukuranya. ab 7 angun Ruang Sisi Datar Standar Kompetensi Memahami hubungan garis dengan garis, garis dengan sudut, serta menentukan ukuranya. Kompetensi Dasar 4.1 Menentukan hubungan antara dua garis, serta besar

Lebih terperinci

Geometri I. Garis m dikatakan sejajar dengan garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tidak berpotongan

Geometri I. Garis m dikatakan sejajar dengan garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan kedua garis tidak berpotongan Definisi 1.1 Garis m dikatakan memotong garis k, jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan bertemu satu bidang datar dan bertemu pada satu titik Definisi 1.2 Garis m dikatakan sejajar dengan

Lebih terperinci

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA TAHUN 2015 Mata Kuliah Dosen Pengampu : : Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Titik, Garis, dan Bidang Pada geometri, tepatnya pada sistem aksioma, terdapat istilah tak terdefinisi. Istilah tak terdefinisi adalah istilah dasar yang digunakan dalam membangun

Lebih terperinci

BAB I KESEBANGUNAN BANGUN DATAR

BAB I KESEBANGUNAN BANGUN DATAR I KSNGUNN NGUN TR Peta Konsep Kesebangunan angun atar prasyarat Kesebangunan ua angun atar terdiri atas ua bangun datar kongruen khususnya Segitiga kongruen ua bangun datar sebangun khususnya Segitiga

Lebih terperinci

DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI

DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI DALIL PYTHAGORAS DAN PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI Segitiga 1. Beberapa sifat yang berlaku pada segitiga adalah : Jumlah sudut-sudut sembarang segitiga adalah 180 0 Pada segitiga ABC berlaku AC = BC B = A

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah geometri selain aksioma diperlukan juga unsur-unsur tak terdefinisi. Untuk. 2. Himpunan titik-titik yang dinamakan garis.

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah geometri selain aksioma diperlukan juga unsur-unsur tak terdefinisi. Untuk. 2. Himpunan titik-titik yang dinamakan garis. 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geometri Insidensi Suatu geometri dibentuk berdasarkan aksioma yang berlaku dalam geometrigeometri tersebut. Geometri insidensi didasari oleh aksioma insidensi. Di dalam sebuah

Lebih terperinci

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT SEGITIGA DAN SEGIEMPAT A. Pengertian Segitiga Jika tiga buah titik A, B dan C yang tidak segaris saling di hubungkan,dimana titik A dihubungkan dengan B, titik B dihubungkan dengan titik C, dan titik C

Lebih terperinci

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus D. Materi Pelajaran Pendahuluan

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus D. Materi Pelajaran Pendahuluan Modul 1 SUDUT A. Pengantar Materi yang akan di bahas pada kegiatan pembelajaran ini terdiri atas pengertian sudut, ukuran sudut, satuan ukuran sudut, ragam sudut berdasarkan ukuran sudut, cara pengukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini dipaparkan dasar-dasar yang digunakan pada bagian pembahasan. Tinjauan yang dilakukan dengan memaparkan definisi mengenai unsur-unsur kajian geometri, aksioma kekongruenan,

Lebih terperinci

Matematika Semester IV

Matematika Semester IV F U N G S I KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi Menerapkan konsep fungsi linear Menggambar fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi kuadrat Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Lebih terperinci

Sifat-Sifat Bangun Datar

Sifat-Sifat Bangun Datar Sifat-Sifat Bangun Datar Bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang dibatasi oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model ruas garis yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan

Lebih terperinci

Rasio. atau 20 : 10. Contoh: Tiga sudut memiliki rasio 4 : 3 : 2. tentukan sudut-sudutnya jika:

Rasio. atau 20 : 10. Contoh: Tiga sudut memiliki rasio 4 : 3 : 2. tentukan sudut-sudutnya jika: Rasio Rasio adalah perbandingan ukuran. Rasio digunakan untuk membandingkan besaran dengan pembagian. Misal dua segitiga memiliki bentuk yang sama tetapi ukurannya berbeda. Salah satu sisinya yang seletak

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BANGUN-BANGUN DATAR (1)

PEMBELAJARAN BANGUN-BANGUN DATAR (1) H. Sufyani Prabawanto, M. Ed. Bahan Belajar Mandiri 3 PEMBELAJARAN BANGUN-BANGUN DATAR (1) Pendahuluan Bahan belajar mandiri ini menyajikan pembelajaran bangun-bangun datar yang dibagi menjadi dua kegiatan

Lebih terperinci

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus Modul 1 Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus Drs. Sukirman, M.Pd. D alam Modul Pertama ini, kita akan membahas tentang Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis

Lebih terperinci

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L

PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI. Oleh : Himmawati P.L PENGAYAAN MATERI OLIMPIADE MATEMATIKA SD GEOMETRI Oleh : Himmawati P.L Soal matematika yang diujikan di sekolah-sekolah maupun di Ujian Nasional pada umumnya dapat diselesaikan dengan cara-cara biasa.

Lebih terperinci

TEOREMA PYTHAGORAS. Kata-Kata Kunci: teorema Pythagoras tripel Pythagoras segitiga siku-siku istimewa. Sumber: Indonesian Heritage, 2002

TEOREMA PYTHAGORAS. Kata-Kata Kunci: teorema Pythagoras tripel Pythagoras segitiga siku-siku istimewa. Sumber: Indonesian Heritage, 2002 5 TEOREM PYTHGORS Sumber: Indonesian Heritage, 00 Pernahkah kalian memerhatikan para tukang kayu atau tukang bangunan? Dalam bekerja, mereka banyak memanfaatkan teorema Pythagoras. oba perhatikan kerangka

Lebih terperinci

BAB 1 KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN. Inti Materi A. KESEBANGUNAN BANGUN DATAR B. KEKONGRUENAN BANGUN DATAR

BAB 1 KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN. Inti Materi A. KESEBANGUNAN BANGUN DATAR B. KEKONGRUENAN BANGUN DATAR 1 KSNGUNN N KKONGRUNN Inti Materi asar Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah Standar Kompetensi Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III MASALAH GEOMETRI DAN PEMECAHANNYA

BAB III MASALAH GEOMETRI DAN PEMECAHANNYA BB III MSLH GEOMETRI N PEMECHNNY Menurut Posamentier dan Stepelmen (1986), masalah dalam geometri mencakup: 1. Membuktikan teorema atau berbagai akibat situasi geometri secara sistematis a. menggunakan

Lebih terperinci

Bangun Datar. Modul 1 PENDAHULUAN

Bangun Datar. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Bangun Datar Muchtar Abdul Karim Erry Hidayanto B PENDAHULUAN angun datar merupakan salah satu pokok bahasan yang sangat penting baik dalam mempelajari geometri, maupun penggunaannya dalam kehidupan

Lebih terperinci

Uraian Materi. Keliling dan Luas Bangun Datar. A. Macam-Macam Bangun Datar Beraturan. Perlu Tahu

Uraian Materi. Keliling dan Luas Bangun Datar. A. Macam-Macam Bangun Datar Beraturan. Perlu Tahu Keliling dan Luas angun atar Segala sesuatu di muka bumi ini memunyai bentuk dan ukuran. i dalam matematika, benda yang memunyai ukuran dapat dilakukan perhitungan terhadap benda tersebut. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB 3 PENALARAN DALAM GEOMETRI

BAB 3 PENALARAN DALAM GEOMETRI BAB 3 PENALARAN DALAM GEOMETRI A. Kompetensi dan Indikator A.1 Kompetensi Memahami penalaran dalam geometri A.2 Indikator 1. Menjelaskan penalaran induksi 2. Menjelaskan contoh sangkalan 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BANGUN-BANGUN DATAR (1)

PEMBELAJARAN BANGUN-BANGUN DATAR (1) PEMBELAJARAN BANGUN-BANGUN DATAR (1) H. Sufyani Prabawanto, M. Ed. Bahan Belajar Mandiri 3 PEMBELAJARAN BANGUN-BANGUN DATAR (1) Pendahuluan Bahan belajar mandiri ini menyajikan pembelajaran bangun-bangun

Lebih terperinci

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya 42 43 SILABUS PEMELAJARAN Sekolah :... Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya

Lebih terperinci

LOGO JARAK DUA TITIK

LOGO JARAK DUA TITIK LOGO JARAK DUA TITIK JARAK TITIK A KE TITIK B Jakarta Bandung Lintasan yang ditempuh kereta-api Lintasan yang ditempuh sebuah mobil Ruas garis yang menghubungkan kedua kota LOGO www.themegallery.com POSTULAT

Lebih terperinci

BAB 3 PENGENALAN GEOMETRI TERURUT

BAB 3 PENGENALAN GEOMETRI TERURUT 3 PENGENLN GEOMETRI TERURUT Lobachevsky Lahir di Nizhny Novgorad, Rusia. orangtuanya bernama Ivan Maksimovich Lobachevsky dan Praskovia lexan drovina Lobachevsky. Pada tahun 1800 ayahnya meninggal dan

Lebih terperinci

Drs.Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D.

Drs.Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D. TITIK RIS N SUUT PLTIN URU-URU MTMTIK I MNOKWRI PPU RT Oleh: rs.turmudi, M.d., M.Sc., Ph.. PNIIKN MTMTIK UNIVRSITS PNIIKN INONSI 2010 1 1. Titik, garis dan Sudut alam mempelajari geometri menggunakan pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional

Tabel 1. Rata-rata Nilai Ujian Nasional Secara Nasional Rekap Nilai Ujian Nasional tahun 2011 Pada tahun 2011 rata-rata nilai matematika 7.31, nilai terendah 0.25, nilai tertinggi 10, dengan standar deviasi sebesar 1.57. Secara rinci perolehan nilai Ujian Nasional

Lebih terperinci

Geometri Bangun Datar. Suprih Widodo, S.Si., M.T.

Geometri Bangun Datar. Suprih Widodo, S.Si., M.T. Geometri Bangun Datar Suprih Widodo, S.Si., M.T. Geometri Adalah pengukuran tentang bumi Merupakan cabang matematika yang mempelajari hubungan dalam ruang Mesir kuno & Yunani Euclid Geometri Aksioma /postulat

Lebih terperinci

KONGRUENSI PADA SEGITIGA

KONGRUENSI PADA SEGITIGA KONGRUENSI PADA SEGITIGA (Jurnal 6) Memen Permata Azmi Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia Perkuliah geometri kembali pada materi dasar yang kita anggap remeh selama ini.

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR SISWA

KEGIATAN BELAJAR SISWA KEGIATAN BELAJAR SISWA Bidang studi : Matematika Satuan Pendidikan: SLTP Kelas: 3 (tiga) Caturwulan: 1 (satu) Pokok Bahasan: Transformasi Subpokok Bahasan: Refleksi Waktu: 150 Menit Endang Mulyana 2003

Lebih terperinci

SOAL PERSIAPAN UJIAN AKHIR SEMESTER 2 SMP KELAS 7 MATEMATIKA A.

SOAL PERSIAPAN UJIAN AKHIR SEMESTER 2 SMP KELAS 7 MATEMATIKA A. SOAL PERSIAPAN UJIAN AKHIR SEMESTER 2 SMP KELAS 7 MATEMATIKA A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, dengan memberikan tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d!. Pernyataan berikut yang merupakan

Lebih terperinci

GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP 1 Geometri dasar Himpunan berbentuk beserta sistem aksioma yang melibatkan 5 aksioma disebut Struktur Geometri Euclid, dengan unsurunsur

Lebih terperinci

. A.M. A. Titik, Garis, dan Bidang BANGUN GEOMETRI

. A.M. A. Titik, Garis, dan Bidang BANGUN GEOMETRI A. Titik, Garis, dan Bidang BANGUN GEOMETRI Suatu titik menyatakan letak atau posisi dari sesuatu yang tidak mempunyai ukuran, maka titik tidak mempunyai ukuran. Dikatakan bahwa titik berdimensi nol (tak

Lebih terperinci

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Tes tertulis

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Tes tertulis Sekolah :... Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) SILABUS PEMELAJARAN ALJABAR Standar : 4. Menggunakan konsep dan diagram Venn dalam pemecahan masalah Kegiatan 4.1 Mema-hami

Lebih terperinci

BANGUN RUANG SISI DATAR LIMAS DAN PRISMA TEGAK

BANGUN RUANG SISI DATAR LIMAS DAN PRISMA TEGAK 9 NGUN RUNG SISI R LIMS N PRISM GK Perhatikan atap dari sebuah rumah. agaimanakah bentuk atap rumah? Gambar di samping menunjukkan bangunan Gedung Rektorat Universitas Indonesia. Perhatikan bentuk atap

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB XII BANGUN DATAR

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB XII BANGUN DATAR SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB XII BANGUN DATAR Dr. Djadir, M.Pd. Dr. Ilham Minggi, M.Si Ja faruddin,s.pd.,m.pd. Ahmad Zaki, S.Si.,M.Si Sahlan Sidjara, S.Si.,M.Si

Lebih terperinci

kombinasi antara aljabar dan geometri. Dengan membuat korespondensi antara

kombinasi antara aljabar dan geometri. Dengan membuat korespondensi antara Sistem Koordinat Cartesius.. Geometri Analitik Geometri analitik adalah suatu cabang ilmu matematika yang merupakan kombinasi antara aljabar dan geometri. Dengan membuat korespondensi antara persamaan

Lebih terperinci

BAB 5 POSTULAT KESEJAJARAN EUCLIDES

BAB 5 POSTULAT KESEJAJARAN EUCLIDES BAB 5 POSTULAT KESEJAJARAN EUCLIDES Leonhard Euler dilahirkan di Basel (Switzerland), pada tanggal 15 April 1707 di St Petersburg (Rusia).Keluarga Leonhard Euler pindah ke Riehen, daerah yang tidak jauh

Lebih terperinci

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1 SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1 1. Perhatikan gambar di bawah ini! http://primemobile.co.id/assets/uploads/materi/123/1701_5.png Dari bangun datar di atas, maka sifat bangun

Lebih terperinci

- Segitiga dengan dua sisinya sama panjang dan terbentuk dari dua segitiga siku-siku yang kongruen disebut segitiga samakaki

- Segitiga dengan dua sisinya sama panjang dan terbentuk dari dua segitiga siku-siku yang kongruen disebut segitiga samakaki SEGITIG DN SEGIEMPT. SEGITIG 1. Mengenal Segitiga Jika persegi panjang PQRS dipotong melalui diagonal PR, maka akan didapat dua bangun yang berbentuk segitiga yang sama dan sebangun atau kongruen. Semua

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Aksioma-aksioma yang membentuk geometri Affin disebut dengan aksioma playfair

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Aksioma-aksioma yang membentuk geometri Affin disebut dengan aksioma playfair Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Geometri Affin ( Rawuh, 2009) Aksioma-aksioma yang membentuk geometri Affin disebut dengan aksioma playfair yaitu aksioma yang menyatakan bahwa melalui suatu titik

Lebih terperinci

RUAS GARIS BERARAH. Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah AB dan CD. Dalam

RUAS GARIS BERARAH. Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah AB dan CD. Dalam RUAS GARIS BERARAH 9.1 Definisi dan Sifat-sifat ang Sederhana Untuk melajutkan penelidikan tentang isometri diperlukan pengertian tentang ruas garis berarah sebagai berikut: Definisi: Suatu ruas garis

Lebih terperinci

BAB XIV V E K T O R Pengertian Vektor adalah besaran yang mempunyai arah. Tafsiran geometri sebuah vektor dilukiskan sebagai panah.

BAB XIV V E K T O R Pengertian Vektor adalah besaran yang mempunyai arah. Tafsiran geometri sebuah vektor dilukiskan sebagai panah. XIV V E K T O R 4. engertian adalah esaran yang mempunyai arah. Tafsiran geometri seuah vektor dilukiskan seagai panah. dengan titik pangkal (a x, a y, a z ) dan titik ujung ( x, y, z ) dinotasikan dengan.

Lebih terperinci

BAHAN BELAJAR: UNSUR DASAR PEMBANGUN GEOMETRI. Untung Trisna Suwaji. Agus Suharjana

BAHAN BELAJAR: UNSUR DASAR PEMBANGUN GEOMETRI. Untung Trisna Suwaji. Agus Suharjana BAHAN BELAJAR: UNSUR DASAR PEMBANGUN GEOMETRI Untung Trisna Suwaji Agus Suharjana KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) MATEMATIKA

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

KISI-KISI PENULISAN SOAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS KISI-KISI PENULISAN SAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok : Segiempat dan Segitiga Kelas / semester : VII / 2 Standar Komptensi : Memahami konsep segi empat

Lebih terperinci

Pengertian Dan Sifat-Sifat Bangun Segi Empat 1. Jajaran Genjang

Pengertian Dan Sifat-Sifat Bangun Segi Empat 1. Jajaran Genjang Pengertian Dan Sifat-Sifat Bangun Segi Empat 1. Jajaran Genjang Jajaran genjang dapat dibentuk dari gabungan suatu segitiga dan bayangannya setelah diputar setengah putaran dengan pusat titik tengah salah

Lebih terperinci

Bab. Lingkaran. A. Lingkaran dan Unsur- Unsurnya B. Keliling dan Luas Lingkaran C. Busur, Juring, dan Tembereng D. Sudut- Sudut pada Lingkaran

Bab. Lingkaran. A. Lingkaran dan Unsur- Unsurnya B. Keliling dan Luas Lingkaran C. Busur, Juring, dan Tembereng D. Sudut- Sudut pada Lingkaran ab 6 Sumber: okumentasi Penulis Lingkaran Pernahkah kamu berekreasi ke unia Fantasi? i tempat tersebut, kamu dapat menikmati berbagai macam permainan yang unik dan menarik. Mulai dari Halilintar, ntang-nting,

Lebih terperinci

SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 6 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar.

SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 6 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar. SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar. Dengan menggunakan ruas garis yang sudah ada, tentukan banyak jajar genjang tanpa sudut siku-siku pada

Lebih terperinci

SEGI BANYAK BAHAN BELAJAR MANDIRI 2

SEGI BANYAK BAHAN BELAJAR MANDIRI 2 BAHAN BELAJAR MANDIRI 2 SEGI BANYAK PENDAHULUAN Secara umum bahan belajar mandiri ini menjelaskan tentang segitiga, segiempat, segilima, kongruensi dan kesebangunan. Setelah mempelajari BBM 2 ini anda

Lebih terperinci

Bab 9. Segitiga. Standar Kompetensi. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar

Bab 9. Segitiga. Standar Kompetensi. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar Bab 9 Segitiga Standar Kompetensi Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi susdutnya. 6.3 Menghitung

Lebih terperinci

GEOMETRI BIDANG. Disampaikan dalam PEMBEKALAN OSN-2010 SMP N I KEBBUMEN Mata Pelajaran: Matematika

GEOMETRI BIDANG. Disampaikan dalam PEMBEKALAN OSN-2010 SMP N I KEBBUMEN Mata Pelajaran: Matematika GEMETRI ING isampaikan dalam EMEKLN SN-00 SM N I KEUMEN Mata elajaran: Matematika leh: Murdanu, M.d. Jurusan endidikan Matematika FMI Universitas Negeri Yogyakarta SEKLH MENENGH ERTM NEGERI KEUMEN 00 GEMETRI

Lebih terperinci

360 putaran. Ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat adalah menit ( ) dan detik ( )

360 putaran. Ukuran sudut yang lebih kecil dari derajat adalah menit ( ) dan detik ( ) BB 7 GRIS DN SUDUT. SUDUT 1. Pengertian Sudut Sudut dibentuk dari dua sinar yang titik pangkalnya berimpit. Sinar digambarkan berupa garis lurus yang di ujungnya tanda panah dan di pangkalnya tanda titik.

Lebih terperinci

Peta Konsep. Bangun datar. Sifat-sifat bangun datar. Sudut

Peta Konsep. Bangun datar. Sifat-sifat bangun datar. Sudut Pelajaran 4 angun atar Peta Konsep angun datar Sifat-sifat bangun datar Sudut Persegi Persegi panjang Segitiga Mengenal sudut Membandingkan dan mengurutkan besar sudut Mengenal dan membuat sudut siku-siku,

Lebih terperinci

BAB V GEOMETRI DAN TRANSFORMASI

BAB V GEOMETRI DAN TRANSFORMASI BAB V GEOMETRI DAN TRANSFORMASI Pernahkah anda mengamati proses pekerjaan pembangunan sebuah rumah? Semua tahap pekerjaan tersebut, mulai dari perancangan hingga finishing, tidak terlepas dari penerapan

Lebih terperinci

GARIS SINGGUNG LINGKARAN

GARIS SINGGUNG LINGKARAN 7 GI INGGUNG LINGKN ernahkah kalian memerhatikan sebuah kerekan atau katrol? Gambar di samping adalah alat pada abad ke-8 yang memperagakan daya angkat sebuah kerekan yang prinsip kerjanya menggunakan

Lebih terperinci

Sifat-Sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang

Sifat-Sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang ab 9 Sifat-Sifat angun Datar dan angun Ruang Setiap benda memiliki sifat yang menjadi ciri khas benda tersebut. oba kamu sebutkan bagaimana sifat yang dimiliki oleh benda yang terbuat dari karet! egitu

Lebih terperinci

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT 8 SEGITIG N SEGIEMPT Segitiga Simetri putar Segitiga sama kaki asis bagi Persegi panjang Segitiga sama sisi Garis tinggi Persegi Segitiga sembarang Garis berat Jajar genjang Segitiga lancip Garis sumbu

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan 1.1 Latar elakang Geometri datar, merupakan studi tentang titik, garis, sudut, dan bangun-bangun geometri yang terletak pada sebuah bidang datar. erbagai mekanisme peralatan dalam kehidupan

Lebih terperinci

Bangunan piramida merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Prisma dan Limas. Bab

Bangunan piramida merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Prisma dan Limas. Bab ab Prisma dan Limas ujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, dan tinggi prisma dan

Lebih terperinci

A. Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang. Definisi 1 (Space) Ruang (space) adalah himpunan semua titik.

A. Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang. Definisi 1 (Space) Ruang (space) adalah himpunan semua titik. Dalam geometri bidang atau geometri dimensi-2 perhatian kita pada dua dimensi, yaitu dimensi-1 dan dimensi-2. Ketika kita mempelajarinya, imajinasi kita pada selembar kertas tipis yang terhampar tak terbatas.

Lebih terperinci

Sumber:

Sumber: Transformasi angun Datar Geometri transformasi adalah teori ang menunjukkan bagaimana bangun-bangun berubah kedudukan dan ukuranna menurut aturan tertentu. Contoh transformasi matematis ang paling umum

Lebih terperinci

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT 1. MEMBAGI GARIS a. Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama panjang Membagi garis menjadi 2 bagian yang sama panjang menggunakan jangka dapat diikuti melalui

Lebih terperinci

Modul 2 SEGITIGA & TEOREMA PYTHAGORAS

Modul 2 SEGITIGA & TEOREMA PYTHAGORAS Modul 2 SEGITIGA & TEOREMA PYTHAGORAS A. Pengantar Materi yang akan di bahas pada kegiatan pembelajaran ini terdiri atas pengertian segitiga, hubungan sisi-sisi segitiga, jenis-jenis segitiga ditinjau

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Uji Coba Instrumen

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Uji Coba Instrumen LAMPIRAN 1 Surat Ijin Uji Coba Instrumen LAMPIRAN 2 Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN 3 Surat Keterangan Melakukan Uji Coba Instrumen LAMPIRAN 4 Surat Keterangan Melakukan Penelitian LAMPIRAN 5 Instrumen

Lebih terperinci

Bangunan piramida merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Prisma dan Limas. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Bangunan piramida merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Prisma dan Limas. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com ab Prisma dan Limas ujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, dan tinggi prisma dan

Lebih terperinci

Oleh : Ghelvinny, S.Si Kesebangunan & Kongruensi SMPN 199 Jakarta

Oleh : Ghelvinny, S.Si Kesebangunan & Kongruensi SMPN 199 Jakarta TUGS MTMTIK Nama/kls :... Materi : Kesebangunan dan Kongruensi Petunjuk : etak soal ini dan ditempel di portofolio masing-masing Sukses diraih karena Kerja Keras & Kesabaran Kerjakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB JENIS DAN BESAR SUDUT

BAB JENIS DAN BESAR SUDUT 9 JENIS DN ESR SUDUT Tata dan Dio belajar bersama. Mereka menyelidiki bendabenda yang mempunyai sudut. enda-benda tersebut di antaranya adalah buku, penggaris panjang, kotak tempat pensil, penghapus, penggaris

Lebih terperinci

Bab 8. Segiempat. Standar Kompetensi. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar

Bab 8. Segiempat. Standar Kompetensi. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar ab 8 Segiempat Standar Kompetensi Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Kompetensi asar 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajarangenjang,

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR : A ( e ) ( f ) 9 ( g )

KOMPETENSI DASAR : A ( e ) ( f ) 9 ( g ) KOMPETENSI DSR : pa yang nda pelajari : Menentukan jenis segitiga jika diketahui panjang sisinya. Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku khusus (salah satu sudutnya 30, 45, 60 derajat) Memecahkan

Lebih terperinci

GEOMETRI DIMENSI TIGA

GEOMETRI DIMENSI TIGA GEOMETRI IMENSI TIG NGUN RUNG Materi tentang bangun ruang sudah pernah dipelajari di SMP, di antaranya : Kubus, alok, Prisma, Limas, Tabung, Kerucut, dan ola. Kubus Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi

Lebih terperinci

Pendahuluan Geometri. Modul 1

Pendahuluan Geometri. Modul 1 Modul 1 Pendahuluan Geometri Drs. Mohamad Rahmat, M.Pd. M PENDAHULUAN odul ini berjudul Pendahuluan Geometri, terdiri atas tiga kegiatan belajar, yang pertama berjudul Pengenalan Bentuk Geometri, berisi

Lebih terperinci

Geometri Dimensi Dua. Bab 4

Geometri Dimensi Dua. Bab 4 ab 4 Sumber: www.swissworld.org Geometri imensi ua Pada bab ini, nda akan diajak untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan menentukan kedudukan, jarak, dan bidang, di antaranya, dapat menggunakan

Lebih terperinci

PERSEGI // O. Persegi merupakan belah ketupat yang setiap sudutnya siku-siku Sisi Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan semua sisinya sama panjang

PERSEGI // O. Persegi merupakan belah ketupat yang setiap sudutnya siku-siku Sisi Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan semua sisinya sama panjang 2/15/2012 1 PERSEGI D // // O // // Persegi merupakan belah ketupat yang setiap sudutnya siku-siku Sisi Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan semua sisinya sama panjang 2/15/2012 2 D // // O // // Sudut

Lebih terperinci

Letak Suatu Tempat di Permukaan Bumi

Letak Suatu Tempat di Permukaan Bumi Sumber: www.wikipedia.org Letak Suatu Tempat di Permukaan umi Pernahkah kalian mendengar istilah film 3 dimensi? Film ini disukai karena terlihat lebih nyata. Sebenarnya, apa arti kata dimensi? imensi

Lebih terperinci

Sumber: Jendela Iptek, 2001

Sumber: Jendela Iptek, 2001 7 GRIS N SUUT Sumber: Jendela Iptek, 2001 Zaman dahulu, pelaut menggunakan alat yang disebut backstaff untuk mengukur tinggi matahari tanpa harus menatapnya langsung. engan menghitung ketinggian matahari,

Lebih terperinci