B a b 1 I s y a r a t

dokumen-dokumen yang mirip
B a b 1 I s y a r a t

Integral dan Persamaan Diferensial

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

SINYAL TEAM DOSEN. Signal&System Prodi Telekomunikasi Polsri 1

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

Darpublic Nopember 2013

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

Fungsi Bernilai Vektor

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

Analisis Rangkaian Listrik

FISIKA. Sesi INTI ATOM A. STRUKTUR INTI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan Teori Floquet

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA K 1,m K 1,n untuk d = 1 atau d = 2

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

IR. STEVANUS ARIANTO 1

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

B a b. Aplikasi Dioda

BAB 2 LANDASAN TEORI

Slide : Tri Harsono Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC

Kinematika. Posisi ; kedudukan suatu benda disuatu saat relatif terhadap suatu titik acuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc.

III KERANGKA PEMIKIRAN

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

Analisis Model dan Contoh Numerik

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB I PERSAMAAN GERAK

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu #1

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Arus Listrik. Arus dan Gerak Muatan. Q t. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Satuan SI untuk arus: 1 A = 1 C/s.

Analisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

1. Pengertian Digital

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

BAB III METODE PENELITIAN

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB 7 NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Transkripsi:

9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29

2.4. Isyara Periodik Salah sau jenis isyara yang banyak dijumpai adalah jenis isyara periodik. Jenis isyara ini mempunyai sifa yang idak berubah dengan pergeseran waku T (yang berharga posiif dan disebu sebagai perioda isyara), aau dapa dinyaakan: Jika x() adalah isyara waku koninyu yang periodik dengan perioda T, maka x() = x( T) aau x() = x( mt) dengan m adalah bilangan bula. Harga erkecil dari T disebu dengan periode dasar isyara aau T. Conoh isyara waku koninyu yang periodik diunjukkan pada gambar.6. Isyara periodik waku koninyu yang lain misalnya isyara sinusoidal dan cosinusoidal. Isyara yang idak periodik disebu isyara aperiodik. x(). -2T -T T 2T Gambar.6 Isyara periodik waku koninyu Isyara waku diskri yang periodik juga mempunyai sifa yang sama, yaiu idak berubah dengan pergeseran waku N (yang berharga posiif dan disebu sebagai perioda isyara), aau dapa dinyaakan: Jika x[n] adalah isyara waku koninyu yang periodik dengan perioda N, maka x[n] = x[n N] aau x[n] = x[n mn]

2 dengan m adalah bilangan bula. Harga erkecil dari N disebu dengan periode dasar isyara aau N. Gambar.7 memperlihakan conoh isyara periodik waku diskri dengan periode dasar N = 3. x[n] n Gambar.7 Isyara periodik waku diskri, N = 3.5. Isyara Genap dan Ganjil Jika diliha dari sifa simeri isyara erhadap waku, yang berhubungan dengan alih ragam waku balikannya, maka isyara dapa dibedakan menjadi isyara genap dan isyara ganjil. Sebuah isyara disebu isyara genap jika memenuhi syara bahwa isyara hasil alih ragam waku balikannya sama dengan isyara asli, aau dapa dinyaakan sebagai x(-) = x() unuk iwk dan x[-n] = x[n] unuk iwd Sedangkan sebuah isyara merupakan isyara ganjil jika memenuhi syara bahwa isyara hasil alih ragam waku balikannya sama dengan negaif dari isyara asli, aau dapa dinyaakan sebagai x(-) = - x() unuk iwk dan x[-n] = - x[n] unuk iwd Dengan demikian, isyara ganjil harus mempunyai nilai nol pada saa = (unuk iwk) dan n = (unuk iwd).

22 x() (a) x() (b) Gambar.8 Isyara waku koninyu (a) genap (b) ganjil Pada dasarnya, seiap isyara dapa diuraikan menjadi isyara genap dan ganjil yang menjadi komponen-komponen pembenuknya. Dengan cara ini maka isyara-isyara yang rumi dapa dipecah aau diurai menjadi beberapa isyara yang lebih sederhana sehingga dapa menyederhanakan proses analisisnya. Perhaikan persamaan-persamaan beriku ini. Dan Jika x() adalah isyara waku koninyu, maka isyara genap dan ganjil yang menjadi komponennya dapa dienukan sebagai beriku. Isyara genap = Ev {x()} = ½ { x() + x(-) } Isyara ganjil = Od {x()} = ½ { x() - x(-) }

23 Jika x[n] adalah isyara waku diskri, maka isyara genap dan ganjil yang menjadi komponennya dapa dienukan sebagai beriku. Isyara genap = Ev {x[n]} = ½ { x[n] + x[-n] } Isyara ganjil = Od {x[n]} = ½ { x[n] x[-n] } x[n] (a) n x[n] (b) n Gambar.9 Isyara waku diskri (a) genap (b) ganjil.4.. Conoh Soal dan Penyelesaiannya. Isyara waku diskri dienukan oleh persamaan,n x[n] =,n < enukan isyara genap dan ganjil yang menjadi komponen penyusunnya. Penyelesaian: Isyara x[n] dapa digambarkan sebagai beriku.

24..,n x[n] =,n <. -3-2 - 2 3 n Gambar.2 Isyara x[n] unuk conoh soal no. Unuk menenukan isyara genap dan ganjil yang menjadi komponen penyusun x[n], harus dienukan lebih dahulu isyara waku balikan x[n], yaiu x[-n]. Selanjunya dengan menggunakan persamaan-persamaan yang elah dibahas di aas, dapa dienukan isyara genap dan ganjil yang dimaksud. Perhaikan gambar.2. x[n]. (a) -3-2 - 2 3 n (b) x[-n].... -3-2 - 2 3 n Ev {x[n]} = ½ { x[n] + x[-n] } (c).... ½ -3-2 - 2 3 4 n

25 Od {x[n]} = ½ { x[n] x[-n] } (d) -3-2 - ½... - ½ 2 3 4 n Gambar.2 (a) Isyara x[n] (b) Isyara x[-n] (c) Isyara Ev {x[n]} (d) Isyara Od {x[n]} 2. Isyara waku koninyu digambarkan seperi pada gambar.22. Tenukan isyara genap dan ganjil yang menjadi komponen penyusunnya. x() Gambar.22 Isyara x() unuk conoh soal no. 2 Penyelesaian: Dengan proses yang serupa dengan penyelesaian pada conoh soal no., maka penyelesaian unuk isyara waku koninyu pada conoh soal no. 2 ini dapa diperhaikan pada gambar.23. (a) x()

26 (b) x(-) Ev {x()} = ½ { x() + x(-) } (c) ½ Od {x()} = ½ { x() - x(-) } (d) ½ -½ Gambar.23 (a) Isyara x() (b) Isyara x() (c) Isyara Ev {x()} (d) Isyara Od {x()}.4.2. Soal-soal Tambahan. Unuk isyara-isyara beriku ini, enukanlah periodik aau aperiodik. Jika periodik maka enukanlah periode dasarnya. a. x() = 3 cos 4 b. x() = sin c. x() = cos 2 2. Jika isyara waku diskri dapa dinyaakan dengan persamaan

27 x [n] 2, unuk n ganjil =, unuk n genap enukanlah apakah x[n] periodik aau aperiodik. Jika periodik maka enukan pula periode dasarnya. 3. Unuk isyara waku koninyu seperi diperlihakan pada gambar.24, skesalah komponen genap dan ganjil yang menjadi penyusunnya. x() -2 - Gambar.24 Isyara x() unuk soal no.3 4. Unuk isyara waku diskri seperi diperlihakan pada gambar.25, skesalah komponen genap dan ganjil yang menjadi penyusunnya.. 2 3. -2-6 7 n Gambar.25 Isyara x[n] unuk soal no.4.5. Isyara Eksponensial dan Sinusoidal Pada sub bab ini akan dibahas isyara eksponensial dan sinusoidal unuk waku koninyu dan waku diskri.

28.5.. Isyara Eksponensial dan Sinusoidal Kompleks Waku Koninyu Isyara eksponensial kompleks waku koninyu dinyaakan dengan persamaan yang berbenuk: x() = C e a dimana C dan a adalah bilangan kompleks. Jika dipandang dari parameer C dan a, maka isyara eksponensial dapa dibedakan menjadi:. Isyara eksponensial riil Isyara jenis ini mempunyai nilai C dan a yang riil. Konsana C menenukan leak iik dimana isyara akan memoong garis =, aau sumbu x(). Sedangkan nilai (posiif aau negaif) konsana a akan menenukan kecenderungan isyara, yaiu naik sejalan dengan membesarnya waku aau sebaliknya. a. Isyara eksponensial naik Isyara jenis ini mempunyai nilai a yang posiif dan idak sama dengan nol (a > ), sehingga isyara mempunyai kecenderungan naik sejalan dengan membesarnya waku. Sebagai conoh isyara jenis ini misalnya reaksi beranai bom aom, dan lain-lain. Ilusrasi isyara jenis ini dapa diliha pada gambar.26. b. Isyara eksponensial urun Isyara jenis ini mempunyai nilai a yang negaif (a < ), sehingga isyara mempunyai kecenderungan urun sejalan dengan membesarnya waku. Sebagai conoh isyara jenis ini misalnya anggapan rangkaian RC, peluruhan radioakif, dan lain-lain. Ilusrasi isyara jenis ini dapa diliha pada gambar.27. 2. Isyara eksponensial kompleks dan sinusoidal periodik Isyara eksponensial kompleks periodik diperoleh jika a merupakan bilangan imaginer. Sebagai misal, C = dan a = jω, maka isyara yang bersangkuan dapa dinyaakan sebagai

29 x () = e j ω x() C x() = C e a a > Gambar.26 Isyara eksponensial naik x() x() = C e a a < C Gambar.27 Isyara eksponensial urun Isyara ini periodik, dan jika periodenya dilambangkan dengan T maka berlaku e sehingga jω = e = e jω ( + T) jω.e jω T

3 = cosω T+ jsinω T = e jω T cosω T = ωt =,2 π,4 π,... = n 2 π dengan n =,, 2,. Dengan demikian, periode dasar T dapa dienukan sebagai beriku. sehingga ω T = 2 π T = 2 π ω Jika ω =, maka berari isyara periodik unuk seiap harga T. Isyara yang mirip dengan isyara eksponensial kompleks periodik adalah isyara sinusoidal yang dinyaakan sebagai beriku. dengan x() = A cos (ω + φ) = A 2 adalah waku (deik) jω jφ jω jφ { e.e + e.e } ϕ adalah geseran fase (radian) ω adalah frekuensi sudu (radian/deik) f adalah frekuensi (Hz) T adalah periode (deik) Hubungan anara frekuensi dalam herz dan frekuensi sudu sera periode dinyaakan dengan ω = 2πf = 2π T Gambar.28 memperlihakan isyara sinusoidal waku koninyu.

3 A x() x() = A cos (ω + ϕ) A cos ϕ T - ϕ -A Gambar.28 Isyara sinusoidal waku koninyu Dari definisi bilangan kompleks, maka dapa pula didefinisikan hal-hal beriku. sehingga e j(ω + φ) = cos(ω + φ) + jsin(ω + φ) A.cos(ω + φ) = A.Re dan A sin(ω + φ) = A.Im j(ω + φ) { e } j(ω + φ) { e } Isyara eksponensial kompleks memiliki energi oal idak erbaas dan daya raa-raa yang erbaas. Hal ini dapa diperlihakan dengan persamaan beriku. E + = f() + jω = e + = d + = = Dan daya raa-raanya adalah sebagai beriku. 2 2 d d

32 P lim = T lim = T lim = T lim = T lim = T = 2T 2T 2T 2T 2T + T T + T T + T T 2T f() e d + T T 2 jω 2 d d Beberapa isyara eksponensial kompleks disebu erhubung secara harmonik jika isyara-isyara eksponensial ersebu mempunyai frekuensi dasar yang merupakan perkalian frekuensi ω, aau dapa dinyaakan dalam persamaan sebagai beriku. φ () = e k jk ω dengan k =, ±, ±2, ±3,. Jika k = maka ϕ () = konsan, namun jika k maka ϕ k () merupakan isyara periodik dengan frekuensi yang dinyaakan sebagai ω k = k.ω. Sedangkan periodanya dienukan dengan persamaan, dengan 2π k ω T k Tk = = T adalah perioda dasar T k adalah perioda isyara harmonik ke-k ω adalah frekuensi dasar ω k adalah frekuensi isyara harmonik ke-k Secara umum, isyara eksponensial kompleks dapa dinyaakan sebagai: x() = C e a dengan C = C e jθ a = r + jω Sehingga persamaan ersebu dapa dinyaakan kembali sebagai:

33 x() = C e a = C e = C e = C e jθ r r e e (r+ jω ) j(ω + θ) { cos(ω + θ) + jsin(ω + θ) } Komponen C e r pada persamaan di aas akan menenukan benuk kurva yang membungkus isyara, dan selanjunya disebu dengan sampul kurva osilasi. Secara umum, erdapa iga benuk dasar sampul kurva osilasi jika diliha dari besarnya nilai r, yaiu:. Konsan Sampul kurva osilasi berbenuk konsan jika r =. C x() x() = C {cos (ω θ)} θ -C Gambar.29 Isyara sinusoidal dengan sampul kurva osilasi konsan 2. Naik Sampul kurva osilasi mempunyai kecenderungan naik jika r >. Ilusrasinya diperlihakan pada gambar.3.

34 X() Gambar.3 Isyara sinusoidal dengan sampul kurva osilasi naik 3. Turun Sampul kurva osilasi mempunyai kecenderungan urun jika r <. Isyara seperi ini biasa disebu dengan isyara sinusoidal eredam. Ilusrasinya diperlihakan pada gambar.3. X() Gambar.3 Isyara sinusoidal dengan sampul kurva osilasi urun