B a b. Aplikasi Dioda
|
|
- Hendra Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model dalam aplikasinya dirangkaian elekronik. 2.1 Analisis Garis Beban (oadine Analysis) Beban yang diberikan pada rangkaian secara normal akan mempunyai implikasi pada daerah kerja (operasi) dan pirani elekronik. Bila analisis disajikan dalam benuk grafik, sebuah garis dapa digambarkan sebagai karakerisik dioda yang mewakili efek dari beban. Perpoongan anara karakerisik dan garis beban akan menggambarkan iik operasi dari sysem. Perhaikan gambar 2.1 beriku ini,. d E d (a) (b) Gambar 2.1 Konfigurasi Seri dari ioda. (a) angkaian ioda (b) Karakerisik Menuru Hukum Kirchoff egangan: E E.(2.1)
2 Aplikasi ioda ariabel dan dari persamaan 2.1 adalah semua seperi axis variable dari karakerisik dioda pada gambar 2.1 (b). Perpoongan garis beban dan karakerisik dapa digambarkan dengan menenukan iik pada horizonal axis yang mempunyai A dan juga menenukan iik verical axis yang mempunyai. Jka kia aur, dengan persamaan 2.1 akan kia peroleh nilai magniude pada sumbu verical E E E.. (2.2) Selanjunya, kia aur A, dengan persamaan 2.1 kia dapa memperoleh magniude pada sumbu horizonal. E E () E A. (2.3) Seperi erliha pada gambar 2.2. garis lurus yang menghubungkan ke dua iik menggambarkan garis beban. Jika nilai diubah, maka gambar garis beban akan berubah. E Karakerisik dioda Q Qpoin Garis beban Q Gambar 2.2 Garis Beban dan iik Operasi iik perpoongan anara garis karakerisik dioda dan garis beban disebu dengan Q poin (Quiescen Poin)
3 Aplikasi ioda 2.2 Aproximasi ioda alam menganalisis rangkaian dioda, dapa digunakan 3 macam model pendekaan (aproximasi), yaiu: Piecewiselinear model Simplified model deal model Unuk dioda Silikon, keiga model adi dapa digambarkan sebagai beriku: abel 2.1 Aproximasi unuk ioda Silikon Model Gambar Karakerisik Piecewise linear model rav.7 1Ω rav Simplified model.7 deal model Unuk dioda yang erbua dari Germanium, adalah Konfigurasi Seri dari ioda dengan npu C Ada beberapa prosedur yang harus dilakukan dalam menganalisis dioda, yaiu: a. enukan kondisi dioda ON/OFF, dengan cara: epaskan dioda dari rangkaian Hiung egangan pada erminal dioda yang dilepas adi dengan K
4 Aplikasi ioda. 7 ioda silikon ON, dioda germanium. 3 ON. 7 ioda silikon OFF, dioda germanium. 3 OFF b. Jika dioda ON, gani dengan model pendekaan yang digunakan c. Analisis rangkaian ersebu conoh enukan, dan dari rangkaian dioda beriku Jawab angkah 1 engan K: E E (8 ) (8 ) () 8. 7 dioda ON angkah 2 angkah E 2K2. 7 E mA 2K 2
5 Aplikasi ioda 2.4 Konfigurasi Paralel dan SeriParalel dari ioda Prosedur pada bagian 2.4 dapa digunakan dalam menganalisis rangkaian dioda paralel dan seriparalel Conoh : Hiunglah o, 1, 1, dan 2 dari rangkaian dioda beriku: Jawab E E & 2 ON ma ma ma K E E E E ) (
6 Aplikasi ioda 2.5 AN/O Gae Aplikasi dioda yang lain adalah dapa digunakan sebagai rangkaian logika AN dan O. Beriku adalah rangkaian gerbang logika AN dan O yang menggunakan dioda silikon. O Gae AN Gae 1 Si 1 Si Si 2 Si 2 1K 2 1K Gambar 2.3 Gerbang ogika O dan AN engan Menggunakan ioda 2.6 npu Sinusoidal : Penyearah Seengah Gelombang Pada bagian ini akan kia kembangkan meode analisis dari dioda yang elah dipelajari sebelumnya. Unuk menganalisis rangkaian dioda dengan inpu yang berubah erhadap waku seperi gelombang sinusoidal dan gelombang koak. angkaian sederhana di bawah ini akan kia gunakan unuk mempelajari cara menganalisisnya. Meode dioda ideal akan digunakan dalam analisis selanjunya. Gambar 2.4 Penyearah ½ Gelombang
7 Aplikasi ioda angkaian diaas akan menghasilkan oupu yang akan digunakan dalam konversi dari ac ke dc yang banyak digunakan dalam rangkaianrangkaian elekronika. Selama inerval mengakibakan dioda ON, dioda selanjunya dapa 2 digani dengan rangkaian ekivalen model idealnya, sehingga oupunya bias diperoleh proses di aas dapa digambarkan seperi gambar di bawah ini. Gambar 2.5 aerah ioda Konduksi ( ) Selanjunya, selama perioda polarias dari inpu i berubah 2 mengakibakan dioda idak bekerja (OFF), beriku penggambaran prosesnya. i i i Gambar 2.6 aerah ioda Non Konduksi ( ) Sinyal oupu mempunyai nilai raaraa selama sau siklus penuh dan dapa dihiung dengan persamaan beriku. 318 (2.4) dc m Beriku adalah gambar inpu dan oupu rangkaian penyearah ½ gelombang
8 Aplikasi ioda Gambar 2.7 Sinyal npu dan Oupu angkaian Penyearah ½ Gelombang Selain menggunakan model ideal kia juga dapa menggunakan kedua model lain. 2.7 Penyearah Gelombang Penuh Konfigurasi Bridge Unuk meningkakan dc level yang diperoleh dari inpu sinusoidal sebanyak 1% kia dapa menggunakan rangkaian penyearah gelombang penuh. Konfigurasi yang sanga erkenal adalah konfigurasi Bridge aau jembaan, dengan menggunakan 4 buah dioda dengan penyearah seperi pada gambar 2.8 beriku. i m 1 2 i o 3 4 Gambar 2.8 Penyearah Gelombang Penuh Selama periode polarias polarias inpu digambarkan seperi pada gambar 2.9
9 Aplikasi ioda OFF ON o i ON OFF Gambar 2.9 angkaian Full Wave Bridge unuk ari gambar 2.9 erliha bahwa 2 dan 3 erkonduksi (ON) semenara 1 dan 4 OFF. engan menggani dioda dengan model ideal diperoleh gambar beriku. Gambar 2.1 Aliran Arus Pada Fase Posiif dari i Unuk perioda inpu, 2 dan 3 OFF semenara 1 dan 4 ON. Beriku gambar polarias inpu, arah arus sera rangkaian ekivalen rangkaian dioda Gambar 2.11 Aliran Arus Pada Fase Negaive dari i
10 Aplikasi ioda Secara keseluruhan inpu dan oupu rangkaian ini adalah i o m Gambar 2.12 Sinyal npu dan Oupu angkaian ioda Bridge Nilai raaraa dc dapa diperoleh dengan persamaan beriku. 636.(2.5) dc m Cener apped ransformer Benuk kedua yang popular dari penyearah gelombang penuh adalah dengan menggunakan 2 buah dioda dan cener apped (C) ransformer konfigurasinya dapa diliha pada gambar beriku. i 1 i i i C o 2 Gambar 2.13 Gelombang Penuh engan rafo C Selama perioda, 1 akan menjadi ON sedang 2 OFF, seperi gambar beriku.
11 Aplikasi ioda i m i 1 o m i o i 2 Gambar 2.14 Kondisi angkaian Pada Perioda npu Sebaliknya, selama perioda inpu kondisi rangkaian adalah seperi gambar beriku i 1 o i i i o m 2 Gambar 2.15 Kondisi angkaian Unuk Perioda npu 2.8 CPPE Clipper merupakan rangkaian dioda yang memiliki kemampuan memoong sebagian sinyal inpu anpa menimbulkan efek pada bagian lain dari sinyal. erdapa dua kaegori clipper: 1. Clipper seri ioda seri dengan beban 2. Clipper parallel dioda parallel dengan beban Clipper Seri angkaian dasar dari clipper seri adalah mirip dengan rangkaian penyearah ½ gelombang. Namun demikian rangkaian clipper seri dapa dibua dalam berbagai variasi. Salah sau conohnya dapa diliha pada gambar beriku.
12 Aplikasi ioda i (a) i o i o i o / 2 (b) i i (c) Gambar 2.16 Clipper Seri dan npu/oupu (a) angkaian asar Clipper (b) ariasi npu dan Oupu (C) ariasi Clipper Seri Beriku adalah prosedur dalam menganalisa rangkaian clipper: 1. enukan apakah dioda ON/OFF dengan meliha rangkaian. 2. enukan nilai egangan yang mengakibakan kondisi dioda berubah OFF ON aau sebaliknya 3. Perhaikan polarias i dan o, enukan persamaan o 4. Hiung dan gambarkan nilai o berdasar nilai sesaa dari i Sebagai conoh, perhaikan gambar 2.16 (c) dan ikui prosedur di aas. 1. ioda ON pada saa i berada pada polarias posiif. egangan dc () harus lebih kecil dari i agar dioda ON. 2. Unuk dioda yang ideal perubahan kondisi ideal erjadi pada d dan i d A (inga karakerisik dioda ideal). engan menerapkan kondisi nilai i yang mengakibakan ransisi kondisi dioda.
13 Aplikasi ioda Gambar 2.17 Meneapkan Kondisi ransisi dari angkaian () i i d i d i i.(2.6) Arinya dioda berubah dari OFF ON aau ON OFF pada saa i 3. Pada saa dioda dalam kondisi ON, o dapa dihiung dengan K Gambar 2.18 Menenukan o o i i o.(2.7) 4. Hiung dan gambarkan o dengan mengambil nilai sesaa dari i
14 Aplikasi ioda i o m Gambar 2.19 Sinyal i dan o Clipper Paralel Beriku rangkaian dasar clipper parallel, variasi inpu/oupu dan variasi konfigurasi yang lain Gambar 2.2 angkaian Clipper Parallel dan ariasi npu/oupunya
15 Aplikasi ioda Cara menganalisa clipper parallel adalah sama dengan cara analisis clipper seri Conoh: enukan o dari rangkaian beriku Jawab: ioda ON pada fase negaive dari inpu Cari egangan ransisi i d d i i d i egangan ransisi i 4 Keika i < ioda ON, i > ioda OFF enukan o pada dioda ON enukan o pada dioda OFF
16 Aplikasi ioda Gambarkan oupunya i 16 o 16 4 Beriku berbagai variasi rangkaian clipper Gambar 2.21 (gbr 291 hal 84) 2.9 CAMPE angkaian clamper adalah rangkaian yang akan melempar (clamp) sinyal ke level dc yang berbeda. Clamper ersusun aas capasior, dioda dan komponen resisif. Sumber dc juga dapa diambahkan unuk memperoleh pergeseran egangan ambahan. Nilai dan C harus dipilih sedemikian rupa agar konsana waku τ C cukup besar. Hal ini berguna agar kapasior idak membuang egangan (discharge) pada saa dioda mengalami perioda non konduksi (OFF). alam analisis, kapasior kia anggap mengisi dan membuang semua dalam 5 kali konsana waku. angkaian clamper sederhana dapa diliha pada gambar beriku i C i Gambar 2.22 angkaian Clamper
17 Aplikasi ioda Selama inerval rangkaian dapa digambarkan seperi beriku. Gambar 2.23 ioda ON dan Kapasior Mengisi Sampai ol Pada inerval ini, kapasior akan mengisi dengan cepa sampai egangan inpu, sedang o. Keika polarias inpu berbalik, rangkaian dapa digambarkan sebagai beriku. C i Gambar 2.24 Meneapkan Oupu Pada Saa ioda OFF Jika digambarkan, secara keseluruhan inpu dan oupu dari rangkaian adalah sebagai beriku. Gambar 2.25 npu/oupu dari Conoh angkaian Clamper
18 Aplikasi ioda Berbagai variasi dari rangkaian clamper dapa diliha pada gambar beriku. Gambar 2.26 angkaian Clamper dengan ioda deal 2.1 ioda ener alam menganalisis zener, kia dapa menggunakan cara menganalisis dioda pada bagian sebelumnya. Keika zener diindikasikan ON, rangkaian pengganinya adalah sumber egangan z, sedangkan jika zener OFF rangkaian pengganinya adalah saklar erbuka ON (z > > ) OFF Gambar 2.27 angkaian penggani ioda ener i dan eap angkaian dioda zener yang paling sederhana dapa diliha pada gambar beriku ini: P m Gambar 2.28 angkaian asar egulaor dengan ener
19 Aplikasi ioda Analisa rangkaian zener dapa dilakukan dengan langkah beriku: a. enukan kondisi zener dengan melepasnya dari rangkaian dan menghiung egangan pada unai erhubung. engan menerapkan langkah 1 pada gambar 2.27 diaas, akan kia peroleh rangkaian beriku i egangan dapa dihiung dengan menerapkan auran pembagi egangan i..2.8 Jika, zener ON. ener dapa digani dengan rangkaian pengganinya. Sebaliknya jika maka zener OFF dapa diganikan dengan saklar erbuka b. Gani ener dengan rangkaian ekivalennya Gambar 2.29 angkaian Ekivalen ener ON
20 Aplikasi ioda ari gambar zener ON, arus yang mengalir pada zener dapa dienukan dengan KC imana,.2.9 dan i aya yang diserap zener: P ioda zener umumnya digunakan dalam rangkaian regulaor egangan Conoh 2 1k 16 1 Pm 3mW 1k2 enukan,,, dan P Ulangi soal (a) dengan 3kΩ Jawab a) erapkan prosedur sebelumnya epaskan zener dari rangkaian i 1.2k(16 ) k 1.2k < ener OFF
21 Aplikasi ioda Gani zener dengan saklar erbuka P i A W b) epaskan zener dari rangkaian i 12 ener ON Gani zener dengan rangkaian ekivalen unuk zener ON 1 i mA 3kΩ 6 6mA 1kΩ 6mA 3.33mA 2.67mA aya yang diserap zener P ( 1)(2.67mA) 26. 7mW i eap dan ariabel ON/OFFnya zener erganung pada inerval nilai. yang erlalu kecil akan mengakibakan zener OFF. Nilai minimum dapa dienukan sebagai beriku: i min.2.11 i Jika yang dipilih > min, maka zener ON. Selanjunya gani dengan rangkaian ekivalen zener ON. min akan menimbulkan max
22 Aplikasi ioda egangan pada max.2.12 i min min dicapai pada max dan sebaliknya min max max min eap dan i ariabel Unuk nilai yang eap, egangan i harus cukup besar unuk dapa mengakibakan zener ON. egangan i minimum dienukan oleh: i min ( ) max max i max max i max max angkaian Pengali egangan angkaian ini digunakan unuk menaikkan egangan puncak dari rafo hingga 2x, 3x, aau lebih kecil Pengali egangan angkaian yang diujukan oleh gambar 2.3 di bawah adalah rangkaian half wave volage doubler. Selama egangan posiif pada separuh siklus dari egangan yang melalui ransformer, dioda 1 erkonduksi ( 2 OFF) dan mengisi kapasior C 1
23 Aplikasi ioda sampai pada puncak egangan ( m ) dengan polarias seperi yang diujukan dalam gambar. Selama siklus negaive dari inpu 1 menjadi OFF semenara 2 erkonduksi (ON) dan mengisi kapasior C 2. Gambar 2.3 Half Wave olage oubler egangan pada oupu: C 2 C 2 C 2 2 C1 m m m m Model rangkaian yang lain dapa diliha pada gambar 2.31 beriku. Gambar 2.31 angkaian Half Wave olage oubler Alernaif olage ripler dan Quadrupler Gambar 2.32 memperlihakan halfwave volage doubler yang dimodifikasi agar dapa mengeluarkan oupu sebesar 3 dan 4x dari egangan inpu.
24 Aplikasi ioda Gambar 2.32 olage ripler dan Quadrupler
MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN
MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu
Lebih terperinciBAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt
BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciRelasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT
2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami
Lebih terperinciPercobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)
Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciFaradina GERAK LURUS BERATURAN
GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang
Lebih terperinciFORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR
FORMAT JAWABAN NQURY CAPASTOR Eksperimen 1 : Hambaan Ohmik dan Non Ohmik 1. Amai lampu pijar! nformasi apa yang dapa kamu emukan? Dan apa ari informasi ersebu! 2. Apakah lampu pijar merupakan hambaan ohmik?
Lebih terperinciOleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto
Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber
Lebih terperinciBAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI
BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan
Lebih terperinciFORMAT JAWABAN INQUIRY CAPASITOR
FORMAT JAWABAN NQURY CAPASTOR Eksperimen 1 : Hambaan Ohmik dan Non Ohmik 1. Apakah lampu pijar merupakan hambaan ohmik? 2. Dapakah kalian membukikannya? 3. Bagaimana caranya kia mengukur hambaan lampu
Lebih terperinciARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK
AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.
Lebih terperinciIntegral dan Persamaan Diferensial
Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciPERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1
PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis
Lebih terperinci1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu
.4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu
Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku 2-2 Sudaryano Sudirham, Analisis Rangkaian Lisrik (1) BAB 2 Besaran Lisrik Dan Model Sinyal Dengan mempelajari besaran lisrik dan model sinyal,
Lebih terperinciBAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131
BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus
Lebih terperinciPenyearah Setengah Gelombang Dan Gelombang Penuh
ELEKTRONIKA DASAR PENGGUNAAN DIODA SEBAGAI PENYEARAH Penyearah Seengah Gelombang Dan Gelombang Penuh Tujuan Insruksional Umum Pesera mengenal rangkaian penyearah / recifier Tujuan Insruksional Khusus Pesera
Lebih terperinciJurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)
MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik
Lebih terperinciENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik
ENEGI LISTIK Tujuan : Menenukan fakor fakor yang mempengaruhi besar energi lisrik Ala dan bahan : 1. ower Suplay. Amperemeer 3. olmeer 4. Hambaan geser 5. Termomeer 6. Sopwach 7. Saif 8. Kawa nikelin 1
Lebih terperinciBAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciGambar 1, Efek transien pada rangkaian RC
Bab I, Efek Transien Hal: 04 BAB I EFEK TANSIEN Kapasior pada sinyal D Jika sinyal D berikan pada kapasior (mula-mula ak ermuai) yang -seri-kan dengan hambaan, maka pada saa hubungkan ( 0 s) akan ada arus
Lebih terperinciRANK DARI MATRIKS ATAS RING
Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)
Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran
Lebih terperinci3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu
daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI
KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika OSN 2015
Soal-Jawab Fisika OSN 5. ( poin) Tinjau sebuah bola salju yang sedang menggelinding. Seperi kia ahu, fenomena menggelindingnya bola salju diikui oleh perambahan massa bola ersebu. Biarpun massa berambah,
Lebih terperinciPRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER
PRAKTIKUM TEGANGAN TRANSIEN BERBASIS KOMPUTER W. Kurniawan * Jurusan Pendidikan Fisika, IKIP PGRI SEMARANG Jl. Lonar no Semarang, Indonesia Tel: 8...88 ; Email: wawan.hiam@gmail.com ABSTRAK Arikel ini
Lebih terperinci=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus
A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik
Lebih terperinciGERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL
Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap
Lebih terperinci2014 LABORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL. Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Lutvia, Imroatul Maghfiroh, Ratna Dewi Kumalasari
2014 LAORATORIUM FISIKA MATERIAL IHFADNI NAZWA EFEK HALL Ihfadni Nazwa, Darmawan, Diana, Hanu Luvia, Imroaul Maghfiroh, Rana Dewi Kumalasari Laboraorium Fisika Maerial Jurusan Fisika, Deparemen Fisika
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s
Sudaryano Sudirham Analisis angkaian Lisrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham, Analisis angkaian Lisrik () BAB 3 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi
Lebih terperinciPublished: TEKNIK Journal, August 2008, SRIWIJAYA POLYTECHNIC THE CONTROLLING OF SINGLE PHASE AC VOLTAGE BY SETTING THE TRIGGER VOLTAGE OF THYRISTOR
Published: TEKNIK Journal, Augus 2008, SRIWIJAYA POLYTECHNIC 1 THE CONTROLLING OF SINGLE PHASE AC VOLTAGE BY SETTING THE TRIGGER VOLTAGE OF THYRISTOR A.N. Afandi, Senior Member IAEng Power Sysem and Conrolling
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN BOOST CHOPPER STEP UP (BCSU) yang dirancang dan sistem yang dibuat adalah rangkaian tertutup.
BAB III PEANCANGAN BOOS CHOPPE SEP UP (BCSU) BCSU yan dirancan unuk menhasilkan eanan keluaran sebesar 48 vol denan daya 6 Wa dan eanan masukannya adalah vol, spesifikasi i sesuai denan aplikasi aau kebuuhan
Lebih terperinciDarpublic Nopember 2013
Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan
Lebih terperinci1. Pengertian Digital
Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai
Lebih terperinciSUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia
SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciPekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)
FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciAplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg
Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciLIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1
LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real
Lebih terperinciFIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI
KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciRegulator Tegangan. Regulator Tegangan Continuous. Regulator Tegangan Switched. Kuliah 8-1. Penyearah. Filter. Switching. Filter Regulator Beban
Kuliah 8 1 Regulaor Tegangan Regulaor Tegangan Coninuous vac vfil Transformaor Penyearah Filer Regulaor Beban vrec vreg Regulaor Tegangan Swiched jalajala jalajala Penyearah Filer Swiching Filer Regulaor
Lebih terperinciSekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK LURUS
Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN NUMERIK
BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah
Lebih terperinciPERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER
PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik
Lebih terperinciDesain dan Implementasi Encoder 2B1Q Berbasis FPGA
Desain dan Implemenasi Encoder Berbasis FPGA Sahbuddin Abdul Kadir 1 1 Teknik Elekro, Polieknik Negeri Ujung Pandang Sahbuddin.ak@poliupg.ac.id Absrak Pada sisem komunikasi digial, daa diransmisikan dalam
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR ANTENA
BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi
Lebih terperinciBab IV Pengembangan Model
Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciBAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,
BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran
Lebih terperinciRANCANG BANGUN CHARGER BATERAI UNTUK KEBUTUHANAN UMKM
RANCANG BANGUN CHARGER BATERAI UNTUK KEBUTUHANAN UMKM Riskha Mirandha Hamid 1*, Rizky 2, Mohamad Amin 3, Ida Bagus D. 4 1* Mahasiswa Teknik Elekronika Polieknik Negeri Balikpapan 2 Mahasiswa Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik
Open Course Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku () Oleh: Sudaryano Sudirham Penganar Dalam kuliah ini dibahas analisis rangkaian lisrik di kawasan waku dalam kondisi manap Kuliah ini merupakan ahap
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERANCANGAN BCSU BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN SIMULASI RANGKAIAN DENGAN MENGGUNAKAN MULTISIM
BAB IV ANALISA PERANCANGAN BCSU BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN SIMULASI RANGKAIAN DENGAN MENGGUNAKAN MULTISIM Analisa perancangan erdasarkan hasil simulasi dan pengukuran rangkaian, dimaksudkan unuk
Lebih terperinciPENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.
PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar
Lebih terperinciKINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan
KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya
Lebih terperinciDESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA
DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA Arif Hermawan Jurusan Teknik Elekro FTI, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya 60111
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciArus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk
Arus Bolak-Balik Arus bolak balik dihasilkan oleh generaor yang enghasilkan egangan bolak-balik dan biasanya dala benuk fungsi sinusoida sinus aau cosinus. Tegangan dan arus bolak balik dapa dinyaakan
Lebih terperinciBAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF
BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciAnalisis Rangkaian Listrik
Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Jilid 1 Darpublic Hak cipa pada penulis, 21 SUDIRHAM, SUDARYATNO Analisis Rangkaian Lisrik (1) Darpublic, Bandung are-71 edisi Juli 211 hp://ee-cafe.org Alama
Lebih terperinciAPLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND
APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik
Lebih terperinciMatematika EBTANAS Tahun 1988
Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.
Lebih terperinciKUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik.
MODUL 2 : LISTRIK RANGKAIAN TERTUTUP Rangkaian eruup ialah rangkaian yang ak berpangkal dan ak berujung yang erdiri dari komponen lisrik (seperi kawa penghanar), ala ukur lisrik, dan sumber daya lisrik
Lebih terperinciARUS DAN TEGANGAN BOLAK BALIK
AUS DAN TEGANGAN BOAK BAK GG nduksi yang dihasilkan jika kuparan berpuar di dala edan agne aau kuparan yang dipengaruhi oleh perubahan fluks agneik, berupa egangan yang arah nya berubah ubah seiap seengah
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras
BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Perencanaan dan pembuaan Perangka Keras Dalam pembuaan kunci jarak jauh dengan menggunakan minimum sisem 8088, digunakan meode pemodelan. Sebab pemodelan lebih
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES
IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciFungsi Bernilai Vektor
Fungsi Bernilai Vekor 1 Deinisi Fungsi bernilai vekor adalah suau auran yang memadankan seiap F R R dengan epa sau vekor Noasi : : R R F i j, 1 1 F i j k 1 dengan 1,, ungsi bernilai real Conoh : 1. 1 F
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)
BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan
Lebih terperinciPERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI
PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan
Lebih terperinciIR. STEVANUS ARIANTO 1
GERAK TRANSLASI GERAK PELURU GERAK ROTASI DEFINISI POSISI PERPINDAHAN MEMADU GERAK D E F I N I S I PANJANG LINTASAN KECEPATAN RATA-RATA KELAJUAN RATA-RATA KECEPATAN SESAAT KELAJUAN SESAAT PERCEPATAN RATA-RATA
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinci1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral
Maeri XII Tujuan :. Mahasiswa dapa memahami menyelesiakan persamaan inegral yang lebih kompleks. Mahasiswa mampunyelesiakan persamaan yang lebih rumi 3. Mahasiswa mengimplemenasikan konsep inegral pada
Lebih terperinciFisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang
Gerak Jauh Bebas 14:1:55 Gerak Jauh Bebas Gerak jauh bebas merupakan gerakan objekyang dipengaruhi gaya graiasi. Persamaan maemaik gerak jauh bebas sama dengan persamaan gerak1d unuk percepaan konsan.
Lebih terperinci