Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

dokumen-dokumen yang mirip
DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

Diberikan sebarang relasi R dari himpunan A ke B. Invers dari R yang dinotasikan dengan R adalah relasi dari B ke A sedemikian sehingga

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

BAB II LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

Relasi dan Fungsi. Panca Mudjirahardjo, ST.MT. Relasi dan fungsi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

Dicetak oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB II LANDASAN TEORI. ilmiah. Pencacahan atau pengukuran karakteristik suatu objek kajian yang

SOAL DAN PEMBAHASAN POSTEST PEMBINAAN GURU OLIMPIADE MADRASAH ALIYAH (MA) NARASUMBER: DODDY FERYANTO

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

BAB 2 LANDASAN TEORI. Definisi 1 Himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan disebut ruang sampel dan dinyatakan dengan S.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R.

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN KABUR (Fuzzy Number Max-Plus Algebra) INTISARI ABSTRACT

Pedoman Pemeriksa/Pengawas VIMK14 Triwulanan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

Learning Outcomes Ilustrasi Lingkup Kuliah Gugus. Pendahuluan. Julio Adisantoso. 10 Pebruari 2014

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN

METODE METODE PENGUJIAN UNTUK HIPOTESIS BERGANDA INTAN PERMATA SARI

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

SISTEM BILANGAN REAL. 1. Sistem Bilangan Real. Terlebih dahulu perhatikan diagram berikut: Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan Irasional

By. Risa Farrid Christianti, S.T.,M.T.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

IV. METODE PENELITIAN

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

BAB 3 Teori Probabilitas

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

HANDOUT MATAKULIAH : STATISTIKA MATEMATIKA I

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB III m BAHASAN KONSTRUKSI GF(3 ) dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan mengacu pada konsep perluasan filed pada Bab II bagian 2.8.

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BERAT SEMEN PT. SEMEN PADANG DENGAN BAGAN KENDALI SHEWHART DAN ROBUST

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Gambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

Distribusi Peluang. Maka peubah acak X dinyatakan dengan banyaknya kemunculan angka. angka sama sekali. angka.

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil

BUKU 3 : PEDOMAN PENGAWAS / PEMERIKSA

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

MATERI BAB I RUANG SAMPEL DAN KEJADIAN. A. Pendahuluan Dari jaman dulu sampai sekarang orang sering berhadapan dengan peluang.

ISBN:

Kecepatan atom gas dengan distribusi Maxwell-Boltzmann (1) Oleh: Purwadi Raharjo

TERMODINAMIKA TEKNIK II

H I M P U N A N. 1 Matematika Ekonomi Definisi Dasar

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN DIFUSI ANISOTROPIK

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

KONSTRUKSI KODE CROSS BIFIX BEBAS TERNAIR BERPANJANG GENAP UNTUK MENGATASI MASALAH SINKRONISASI FRAME

Distribusi Peubah Acak

Eksperimen. Ruang Sampel Diskrit. Ruang Sampel. Ruang sampel S, yaitu himpunan dari semua kemungkinan hasil dari suatu percobaan acak (statistik).

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

Uji Rank Mann-Whitney Dua Tahap

Uraian Singkat Himpunan

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

Standard Operating Procedure Pelaksanaan Postest

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Unit 5 PELUANG. Clara Ika Sari Budhayanti. Pendahuluan

Bab 3 Pengantar teori Peluang

BAB 3 MODEL LEE-CARTER

Transkripsi:

0

RUANG SAMPEL Kita akan eperoleh ruang sapel, jika kita elakukan suatu eksperien atau percobaan. Eksperien disini erupakan eksperien acak. Misalnya kita elakukan suatu eksperien yang diulang beberapa kali, dengan kondisi yang identik dan alat yang saa. Maka pada dasarnya asing-asing pengulangan eksperien itu eberikan hasil yang saa. Akan tetapi ada suatu eksperien yang kalau diulang beberapa kali, asing-asing pengulangan eksperien itu eberikan hasil yang belu tentu saa sekalipun kondisi pengulangan eksperien itu saa. Eksperien seperti itu dinaakan eksperien acak atau pengaatan acak dan disingkat eksperien saja. Dala eksperien acak, hasil dari pengulangannya tidak bisa diperkirakan dahulu sebelunya, akan tetapi hasilnya terjadi secara kebetulan. Dari uraian di atas, kita bisa engetahui ciri-ciri dari eksperien acak, yaitu: 1. Hasil eksperiennya erupakan hipunan seua hasil yang ungkin. 2. Eksperien diulang beberapa kali dengan kondisi tidak berubah. 3. Hasil pengulangan eksperien terjadi secara kebetulan. Kita setelah elakukan sebuah eksperien, aka tentunya akan diperoleh hasil-hasil yang ungkin dari eksperien itu. Definisi 3.1: RUANG SAMPEL Apabila kita elakukan sebuah eksperien, aka seua hasil yang ungkin diperoleh darinya dinaakan ruang sapel. Adapun asing-asing hasil yang ungkin dari eksperien atau setiap anggota dari ruang sapel dinaakan titik-titik sapel. Penulisan ruang sapel biasanya digunakan huruf kapital, yaitu S. Ruang sapel ini ada dua aca, yaitu ruang sapel diskrit dan ruang sapel kontinu. Definisi 3.2: RUANG SAMPEL DISKRIT Ruang sapel diskrit adalah ruang sapel yang epunyai banyak anggotanya berhingga atau tidak berhingga tetapi dapat dihitung. Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sapel kontinu adalah ruang sapel yang anggotanya erupakan interval pada garis bilangan real. Kita bisa enentukan beberapa peristiwa dari ruang sapel S. Berikut ini kita akan ebahas beberapa definisi yang berkaitan dengan peristiwa. Definisi 3.4: PERISTIWA Sebuah peristiwa adalah sebuah hipunan bagian dari ruang sapel S. Setiap hipunan bagian dari ruang sapel S erupakan sebuah peristiwa. Notasi untuk enyatakan sebuah peristiwa biasanya ditulis dengan huruf kapital, isalnya A,B,C,D, dan sebagainya kecuali S. Karena sebuah peristiwa itu erupakan hipunan bagian dari ruang sapel S, aka ada tiga keungkinan yang bisa terjadi, yaitu: 1. S itu sendiri erupakan sebuah peristiwa. 2. juga erupakan sebuah peristiwa. 3. Beberapa hasil yang ungkin dari S erupakan sebuah peristiwa. Kita sudah engetahui bahwa jika kita elakukan eksperien, aka kita akan eperoleh hasil-hasil yang ungkin darinya yang dinaakan ruang sapel. Saa seperti halnya eksperien, jika kita bisa enentukan peristiwa, aka kita bisa enentukan hasil- 1

hasil yang terasuk kedala peristiwa itu. Hasil-hasil tsb lebih lanjut dinaakan ruang peristiwa. Definisi 3.5: TERJADINYA PERISTIWA Sebuah peristiwa dikatakan terjadi, jika ada anggota dari ruang peristiwanya erupakan hasil dari eksperien. Kita sudah engetahui bahwa dari ruang sapel S bisa dibentuk beberapa peristiwa. Sebuah peristiwa akan eberikan ruang peristiwanya. Sebaliknya, kita bisa enentukan peristiwa, jika ruang peristiwanya diketahui. Operasi-operasi pada hipunan dapat diterapkan pada peristiwa-peristiwa dala ruang sapel S, sehingga kita akan eperoleh peristiwa lainnya dala S sebagai hasil dari pengoperasian tsb. Jika A dan B erupakan dua buah peristiwa, aka: 1. A B erupakan sebuah peristiwa yang terjadi, jika A terjadi atau B terjadi (atau kedua-duanya terjadi). 2. A B erupakan sebuah peristiwa yang terjadi, jika A terjadi dan B terjadi. 4. A c, kopleen dari A, erupakan sebuah peristiwa yang terjadi, jika A tidak terjadi. KONSEP PELUANG Penentuan terjadinya sebuah peristiwa ditentukan oleh nilai peluang dan penghitungannya didasarkan pada peruusan secara uu. Sehingga peluang dapat diartikan sebagai ukuran yang digunakan untuk engetahui terjadinya atau tidak terjadinya suatu peristiwa. Sebuah peristiwa yang terjadi pasti epunyai nilai peluang yang besarnya antara nol dan satu. Adapun peristiwa yang sudah pasti terjadi epunyai nilai peluang sebesar satu. Akan tetapi, peristiwa yang sudah pasti tidak terjadi epunyai nilai peluang sebesar nol. Dala hal ini, kita jarang enjupai sebuah peristiwa yang epunyai nilai peluang tepat saa dengan noldan atau tepat saa dengan satu. Kita biasanya sering enjupai sebuah peristiwa yang epunyai nilai peluang antara nol dan satu. Kita bisa engatakan sebuah peristiwa epunyai nilai peluang sebesar nol atau satu, jika kita sudah engetahui kondisi yang eungkinkan terjadinya peristiwa itu. Berikut ini kita akan enjelaskan definisi peluang secara aksioa. Definisi 3.6: PELUANG SECARA AKSIOMA Misalnya S enunjukkan ruang sapel eksperien dan A enunjukkan kupulan seua peristiwa yang bisa dibentuk dari S. Peluang.) adalah sebuah fungsi dengan doain A dan daerah hasilnya [0,1], yang enuhi sifat-sifat a. A0 0, untuk AA b. = 1 c. Jika A 1,A 2,...,A adalah buah peristiwa yang saling bebas dala A (artinya A i A j untuk i j; i,j = 1,2,3,...,) dan A1 A2... A A i A, aka: P Ai i1 P ( A1 A2... A = A 1 ) + A 2 ) +... + A ) = i1 A i ) ) 2 i1

Berdasarkan definisi di atas,.) disebut juga fungsi peluang. dibaca sebagai peluang peristiwa A, peluang terjadinya peristiwa A, atau peluang bahwa peristiwa A terjadi. Berikut ini akan dijelaskan beberapa dalil tentang besarnya peluang.). Misalnya S adalah ruang sapel eksperien, A adalah kupulan seua peristiwa yang bisa dibentuk dari S, dan.) adalah peluang sebuah peristiwa. Dalil 3.1: PELUANG HIMPUNAN KOSONG Jika hipunan kosong dinyatakan dengan, aka ) = 0. Dalil 3.2: PELUANG KOMPLEMEN PERISTIWA Jika A adalah peristiwa dala A, aka A C ) = 1. Dalil 3.3: PELUANG DUA PERISTIWA INKLUSIF Untuk setiap dua peristiwa A dan B dala A berlaku: A B) = + B) A B) Dalil 3.4: PELUANG PERISTIWA BAGIAN Jika A dan B A dan A B, aka B). Peluang sebuah peristiwa, isalnya, eenuhi sifat dari peluang. Hal ini bisa dilihat dala Dalil 3.5. Dalil 3.5: SIFAT PELUANG Jika S epunyai n anggota, aka = eenuhi sifat peluang. PELUANG BERDASARKAN TEKNIK MEMBILANG Dala penghitungan nilai peluang sebuah peristiwa, peristiwanya bisa ditentukan berdasarkan aturan perkalian, perutasi, sapel yang berurutan, atau kobinasi. A. ATURAN PERKALIAN Penghitungan nilai peluang sebuah peristiwa berdasarkan aturan perkalian digunakan ruus dengan: = Banyak anggota peristiwa A yang diperoleh berdasarkan aturan perkalian = Banyak anggota keseluruhan berdasarkan aturan perkalian. B. PERMUTASI Penghitungan nilai peluang sebuah peristiwa berdasarkan perutasi digunakan ruus 3

dengan: = Banyak anggota peristiwa A yang diperoleh berdasarkan perutasi = Banyak anggota keseluruhan berdasarkan perutasi. C. SAMPEL YANG BERURUTAN Penghitungan nilai peluang sebuah peristiwa berdasarkan perutasi digunakan ruus dengan: = Banyak anggota peristiwa A yang diperoleh berdasarkan sapel yang berurutan = Banyak anggota keseluruhan berdasarkan sapel yang berurutan D. KOMBINASI Penghitungan nilai peluang sebuah peristiwa berdasarkan kobinasi digunakan ruus dengan: = Banyak anggota peristiwa A yang diperoleh berdasarkan kobinasi = Banyak anggota keseluruhan berdasarkan kobinasi. 4