PENENTUAN EKONOMI SKALA USAHA DENGAN FUNGSI KEUNTUNGAN: Landasan Teoritis dengan Contoh Fungsi Cobb-Douglas dan Translog. Pantjar Simatupang*)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN EKONOMI SKALA USAHA DENGAN FUNGSI KEUNTUNGAN: Landasan Teoritis dengan Contoh Fungsi Cobb-Douglas dan Translog. Pantjar Simatupang*)"

Transkripsi

1 PENENTUAN EKONOMI SKALA USAHA DENGAN FUNGSI KEUNTUNGAN: Landasan Teoritis dengan Contoh Fungsi Cobb-Douglas dan Translog Pantjar Siatupang*) ABSTRACT Understanding the econoic of scale is iportant in deterining the efficient size of production. Econoic of scale ay be deterined using production function, cost function, and profit function. The profit function which widely used for epirical study is the Cobb-Douglas profit function. But this functions is well known very restrictive. The translog profit function is a class of general function, but is rarely used to study the econoic of scale. This paper presents a derivation of the criteria to deterine econoic scale for profit functions in general. The criteria, then, is used for Cobb-Douglas and translog profit functions. The criteria derived for the translog profit function is copletely different fro the one found in the existing literature. The criteria in the existing literature have any caveats. The criteria forula derived in this paper is very useful for epirical study and for correcting the existing forula. The criteria is used to study rice faring in irrigated low-land in West Suatera. The finding shows that the rice faring is at increasing return to scale. The ain source of the econoics of scale is land. ABSTRAK Penentuan ekonoi skala usaha sangat penting untuk enetapkan skala usaha yang efisien. Ekonoi skala usaha dapat ditentukan dengan epergunakan fungsi produksi, fungsi biaya dan fungsi keuntungan. Fungsi keuntungan yang banyak dipergunakan dala studi skala usaha hingga saat ini adalah fungsi keuntungan Cobb-Douglas. Narnun fungsi keuntungan ini bersifat ebatasi. Fungsi keuntungan translog bersifat uu tetapi asih jarang dipergunakan dala studi skala usaha. Studi literatur terbatas yang dilakukan penulis diteukan satu penelitian epiris yang epergunakan fungsi keuntungan translog untuk enentukan ekonoi skala usaha. Tulisan ini berhasil enurunkan kriteria uu penentuan skala usaha dengan fungsi keuntungan. Dengan kriteria uu tersebut diturunkan kriteria penetapan ekonoi skala usaha untuk fungsi Cobb-Douglas dan translog. Kriteria yang diturunkan untuk fungsi translog berbeda dengan yang terdapat pada literatur yang ada. Literatur tersebut terutaa dala tulisan ini sangat berguna untuk dipakai dala nenelitian epiris sekaligus eperbaiki ruus kriteria yang ada saat ini. Ruus tersebut cukup operasional untuk diterapkan. Ruus tersebut keudian diterapkan untuk enganalisa usahatani padi di lahan beririgasi dataran rendah di Suatera Barat. Penelitian ini enunjukkan bahwa usahatani tersebut berada dala peneriaan skala bertabah. Luas lahan garapan erupakan penentu utaa ekcoi skala usaha. *) Staf peneliti, Pusat Peneliti Agro Ekonoi, Bogar. Penulis engucapkan teria kasih kepada lr. Muchjidin Rachat, MS dan Drs: Benny Rachan yang eberikan inspirasi penulisan akalah ini. Tentunya ereka tidak bertanggung jawab akan kekurangan yang ada. 1

2 PENDAHULUAN Peningkatan efisiensi ekonoi produksi sangat penting bagi perubahan dala rangka peningkatan keuntungan dan daya saing. Peningkatan efisiensi ekonoi ini juga sangat penting bagi ekonoi secara keseluruhan, karena hal ini berarti peningkatan efisiensi penggunaan suberdaya yang ada pada perekonoian tersebut. Peningkatan efisiensi ekonoi dapat dilakukan dengan epergunakan teknologi yang ada dengan baik, epergunakan julah asukan yang optial dan eilih skala usaha yang optial. Efisiensi yang terkait dengan penggunaan teknologi secara tepat disebut efisiensi teknis. Efisiensi sehubungan dengan penggunaan kobinasi asukan yang optial disebut efisiensi alokatif (efisiensi harga). Sedangkan efisiensi yang berhubungan dengan skala usaha disebut ekonoi skala usaha. Penelitian tentang efisiensi teknis dapat dibaca pada Siatupang dan Mewa (1987) dan Siregar (1987). Kedua penelitian ini epergunakan fungsi produksi frontier. Ini erupakan suatu keajuan dibandingkan dengan penelitian lainnya yang epergunakan fungsi rata-rata. Berbagai penelitian efisiensi alokatif dapat dibaca pada Pakpahan (1982), Sugianto (1985}, Rachan (1987}, Santoso (1987). Ekonoi skala usaha dapat ditentukan secara epiris dengan epergunakan fungsi produksi, fungsi biaya dan fungsi keuntungan. Seperti yang telah diketahui uu, fungsi biaya dan fungsi keuntungan populer setelah teori duality banyak diulas di awal tahun 1970-an. Sebelu itu ekonoi skala usaha diduga dengan fungsi produksi. Contoh penggunaan fungsi produksi dapat dilihat pada Sawit (1985). Fungsi produksi yang banyak dipergunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Fungsi ini terkenal karena kesederhanaannya. Penentuan skala ekonoi dengan fungsi biaya dapat dibaca pada Christiansen dan Green (1976) dan Rachat (1985). Akhir-akhir ini analisa yang banyak dipakai dala penelitian ekonoi produksi adalah fungsi keuntungan. Dengan alat analisa ini hapir seua paraeter yang berkaitan langsung dengan produksi dapat diperoleh. Jenis fungsi keuntungan yang banyak dipakai dala penelitian adalah fungsi Cobb-Douglas 'Clan translog. Fungsi keuntungan Cobb-Douglas adalah salah satu bentuk khusus dari fungsi translog (Siatupang, 1987). Karena sifatnya yang banyak batasan, fungsi keuntungan ini banyak eiliki keleahan (Chand and Kaul, 1986; Siatupang, 1987; Suryana, 1987). Naun fungsi keuntungan Cobb Douglas ini lebih udah dala penerapan secara epiris. Oleh karena itulah ia lebih banyak digunakan. 2

3 Banyak penelitian ekonoi skala usaha yang epergunakan fungsi keuntungan Cobb-Douglas. Di Indonesia pun fungsi keuntungan ini telah banyak dipergunakan untuk berbagai jenis usaha. Sebagai contoh, Saragih (1980) enggunakannya untuk kelapa sawit, Yusdja dan Saragih untuk usaha aya, Rachan (1987) untuk usahatani padi, dan Santoso (1987) untuk usahatani kopi. Kriteria uji ekonoi skala usaha dengan fungsi keuntungan Cobb-Douglas pada penelitian-penelitian tersebut didasarkan pada Theorea Euler untuk fungsi produksi. Hal ini udah diterapkan karena fungsi keuntungan Cobb-Douglas dapat diturunkan secara langsung dari fungsi produksi Cobb-Douglas. Koefisien dari fungsi produksi dapat ditelusuri posisinya di dala fungsi keuntungan. Seperti yang telah diketahui kriteria uji skala usaha pada fungsi produksi Cobb Douglas adalah julah koefisien dari asukan. Kriteria ini dengan udah dapat diterapkan ke fungsi keuntungan turunan dari fungsi produksi Cobb-Douglas tersebut. Dengan perkataan lain studi-studi tersebut tidak enunjukkan suatu kriteria uu bagi sebarang fungsi keuntungan untuk enentukan ekonoi skala usaha. Penurunan kriteria uu itulah salah satu tujuan tulisan ini. Dari studi Iiteratur yang dilakukan penulis secara terbatas diteukan satu literatur penelitian epiris ekonoi skala usaha yang epergunakan fungsi keuntungan translog. Penelitian tersebut dilakukan oleh Rachat (1986) untuk usahatani padi di Jawa Tiur. Naun dala penelitian tersebut tidak ditunjukkan dengan jelas bagaiana sapai pada kriteria ekonoi skala usaha yang dipergunakannya. pteratur terse but akan dibahas secara kritis dala tulisan ini. Di dala tulisan ini akan dibahas kriteria uu penentuan ekonoi skala usaha bagi sebarang fungsi keuntungan. Kriteria tersebut keudian diterapkan ke fungsi keuntungan Cobb-Douglas dan translog. Kriteria disusun sedeikian rupa sehingga udah dipahai dan diterapkan dala penelitian epiris. PENGERTIAN EKONOMI SKALA USAHA DAN THEOREMA EULER Konsep ekonoi skala usaha diturunkan dari sifat fungsi produksi. Ekonoi skala usaha enunjukkan peningkatan julah produksi apabila seua asukan digandakan dengan suatu bilangan positif K. Untuk suatu fungsi hoogen berderajat S akan berlaku (Henderson dan Quandt, 1980): Q(KX, KZ) = KSQ(X, Z)... (1) Q X Z K,S julah produksi vektor asukan variabel dengan n eleen vektor asukan tetap dengan eleen suatu paraeter 3

4 Berdasarkan besaran S didefinisikan tiga jenis ekonoi skala usaha: (1) Peneriaan skala yang berkurang (Decreasing return to scale), jika S < 1. Ini berarti bahwa laju pertabahan asukan lebih rendah dari pertabahan produksi. (2) Peneriaan skala yang tetap (constant return to scale), jika S = 1. Ini berarti bahwa laju pertabahan asukan saa dengan 1aju pertabahan produksi. (3) Peneriaan skala yang bertabah (increasing return to scale), jika S > 1. Dala hal ini laju pertabahan produksi lebih tinggi dari laju pertabahan asukan. Jika produksi bersifat peneriaan skala yang seakin berkurang aka biaya rata-rata eningkat dengan bertabahnya julah produksi. Jika produksi bersifat peneriaan skala yang tetap aka biaya rata-rata tidak dipengaruhi oleh julah produksi. Sedangkan jika peneriaan skala seakin bertabah, biaya rata-rata berkurang dengan seakin bertabahnya julah produksi. Theorea yang sangat penting sehubungan dengan skala usaha adalah Theorea Euler. Theorea itu dapat diturunkan dari persaaan ( 1) dengan enurunkannya terhadap K: n Xi oq Zj aq l: + l: = SKS- 1 Q... (2) i = 1 a Xi j = t a Zj Jika K = 1, aka dari persaaan (2) diperoleh: n Xi a Q Zj a Q l: + l: = SQ... (3) i = 1 a Xi j = 1 a Zj Persaaan (3) disebut dengan Theorea Euler. Persaaan (3) tersebut dapat pula dituliskan dala bentuk elastisitas produksi: n. l: 1 E + 1 1= 1: Ej = S j=l Ei, Ej = elastisitas produksi asukan Kriteria uji ekonoi skala usaha pada fungsi produksi adalah dari elastisitas produksi seluruh asukan. Untuk fungsi produksi Cobb-Douglas ini erupakan julah dari seluruh koefisien dari tiap asukan. UJI SKALA USAHA DENGAN FUNGSI KEUNTUNGAN Fungsi keuntungan dapat diturunkan dari syarat-syarat aksiisasi keuntungan. Keuntungan adalah selisih antara peneriaan dan pengelu.aran: 4

5 n Tr = PQ- I: Ri Xi... (4) i= 1 Tr = keuntungan p harga produksi Q = produksi Xi = asukan, i = 1, 2,..., n Syarat aksiisasi keuntungan (4) adalah: harga asukan p Q(X, Z) = R a Xi h i = 1, 2,... n (5) Dari persaaan (4) dan (5) akan dapat diturunkan fungsi keuntungan, penawaran dan perintaan terhadap asukan variabel, asing-asing yaitu: 7r = Tr (P, R, Z)... (6) Q Q(P, R, Z)... (7) X X(P, R, Z)... (8) Fungsi penawaran (7) dan perintaan terhadap asukan (8) dapat juga diturunkan dari fungsi keuntungan (6). Hal ini diperoleh dari Hotelling Lea: Q atr ap (9) atr -Xi = ari... (10) Dari persaaan (4), julah penawaran dapat pula dituliskan seperti: n Q = 7( * + i: 1 Ri Xj... (11) Tr * = Tr /P Ri = Ri/P keuntungan dinoralkan harga asukan dinoralkan Jika persaaan (11) diturunkan terhadap asukan tetap, aka akan diperoleh: ao atr az- = --az... (12> Sedangkan syarat aksiisasi keuntungan (5) dapat pula dituliskan enjadi: aq * axi = - Rj... (13) Persaaan (12) adalah harga bayangan dari asukan tetap Zj. Dengan easukkan persaaan (12) dan (13) ke dala persaaan (3) akan diperoleh: 5

6 n }; R!"x i= 1 >It a7t 1; Zj-az = sq... (14) j = 1 J Keudian dengan easukkan persaaan (11) ke dala persaaan (14) diperoleh: * 1; z a 7T J = 1 J az j * E z a 7T j = 1 J azj (}Zj E j = 1 7T>!t = 7T * + SQ- Q 7T * + Q(S-1) a; Q -- = (S-1)... (15) azj 7T Jika fungsi keuntungan dinyatakan di dala logarita natural, aka persaaan (15) akan dapat dipergunakan untuk enguji ekonoi skala usaha bagi sebarang fungsi keuntungan seperti di bawah ini: (1) Jika produksi epunyai peneriaan skala yang berkurang (decreasing return to scale) aka S < 1. Dengan deikian kriteria pengujinya adalah: 1n 7r* E - Z <. 1, karena S-1 1 < 0... (16) j = 1 n j (2) Jika produksi epunyai peneriaan skala yang tetap (constrant return to scale) aka S = 1. Dengan deikian kriteria pengujinya adalah: a In 7T* ~ = 1, karena S-1 = 0... (17) j = 1 a lnzj (3) Jika produksi epunyai peneriaan skala yang bertabah (increasing return to scale) aka S > 1. Dengan deikian kriteria pengujinya adalah: aln"it*. E ai z > 1, karena S-1 > 0,... (18) J = 1 n J PENERAPAN PADA FUNGSI KEUNTUNGAN COBB-DOUGLAS DAN TRANSLOG Dua fungsi keuntungan yang banyak dipakai dala penelitian epiris adalah fungsi Cobb-Douglas dan Translog. Dala kedua fungsi ini, seluruh peubah dinyatakan dala logarita natural. Dengan deikian kriteria pada persaaan (16)- (18) dapat dipergunakan dengan langsung. 6

7 Bentuk uu dari fungsi keuntungan Cobb-Douglas dan Translog berturutturut adalah: n In 11'* =a 0 + I: a In R!l' + i= 1 I 1 n l: /3 j In Zj... (19) j=1 n I n n In 7r* = a 0 + I: a In R!i' +- I: I: a ik In R 1!i'In Rk* 1 i=1 I 2 i=1 k=1 n + I: I: 6 ij In Rj In Zj +. 1: 1 j3 j In Zj i=1 j=1 J= I: I: j3 j}ln Zj In Z 1 (20) 2 j=1 1=1 Dari persaaan (19) dan (20) jelas terlihat bahwa kedua bentuk fungsi tersebut adalahsaajika aik = 6 ij = /3jl = Ountukseuai,j, k. Dari fungsi keuntungan Cobb-Douglas (18) dapat diperoleh: I: j = 1 oln 11'* a Zj I: 13 J Berdasarkan kriteria (16) - (18), aka untuk fungsi keuntungan Cobb Douglas akan berlaku: (1) Peneriaan skala usaha berkurang (Decreasing return to scale), jika I: l3j <1 i= 1 (2) Peneriaan skala usaha tetap (Constant return to scale), jika 1: /3j=1 i= 1 (3) Peneriaan skala usaha bertabah (increasing return to scale), jika I: 13j>1 i= 1 Kriteria tersebut di atas erupakan kriteria yang digunakan pada berbagai penelitian epiris yang ada yang pada hakekatnya didasarkan pada koefisien fungsi produksi. Ini erupakan salah satu keuntungan praktis dari fungsi produksi Cobb-Douglas. 7

8 Uji ekonoi skala usaha pada fungsi keuntungan translog dapat dilakukan dengan tiga cara: (1) Pengujian tidak langsung yaitu elalui uji fungsi Cobb-Douglas. (2) Pengujian langsung dari fungsi keuntungan translog tersebut. (3) Pengujian langsung dengan ajeuk. Pengujian tidak langsung didasarkan pada uji pendahuluan (atau asusi) bahwa fungsi keuntungan translog tersebut tidak berbeda dari fungsi keuntungan Cobb-Douglas. Dengan deikian a: ik = 6 ij = {.i jl = 0. Selanjutnya pengujian dilakukan berdasarkan uji skala usaha Cobb-Douglas. Secara keseluruhan uji tidak langsung ini adalah : (1) Peneriaan skala usaha berkurang (decreasing return to scale), jika; a. a: ik = 6 ij = l.iji = 0, seua i, j, k, I. b. l: (j j < 1 j=l (2) Peneriaan skala usaha tetap (constant return to scale), jika: a. a: ik = 6 ij = Pjl = 0, seuai,j, k, I b. l: (j j = 1 j=l (3) Peneriaan skala usaha bertabah (increasing return to scale), jika: a. ex ik = 6 ij = 13 jl = 0, seua i, j, k, I b. l: l3j >I j=l Dari persaaan (2) dapat diperoleh: a In 11"* l: j = 1 ainzj n l: l: l: 6J'iln~, J ]= ]= 1= l: Z: 13 jjlnzj (21) j=l 1=1 ' Pengujian ekonoi skala usaha pada fungsi keuntungan translog dilakukan dengan enerapkan kriteria persaaan (16)- (18) kepada persaaan (20). Dengan deikian uji langsung ekonoi skala usaha dapat dilakukan sebagai berikut: 8

9 (1) Peneriaan skala usaha berkurang (Decreasing return to scale), jika: n l: 13 j + l: l: 6 jilnri + l: l: 13 jilnzj < (22) j=1 j=l i=1 j=1 1=1 (2) Peneriaan skala usaha tetap (Constant return to scale), jika: n l: 13 + l: l: 6 lnr:i' + l: l: InZ 1 = 1 j = 1 J j = 1 i = 1 JI I j = 1 I= 1 (3) Peneriaan skala usaha bertabah (Increasing return to scale), jika: l: J J= (23) n l: }.; 6 I lnr:i' I J + l: l: 13 J.l I n Z,; > (24) j=l i=1 j=1 1=1 J Dari kriteria di atas jelas terlihat bahwa ekonoi skala usaha tergantung pada tingkat harga dan asukan tetap. Ini sangat berbeda dengan pada fungsi keuntungan translog. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya peubah yang erupakan interaksi dari peubah-peubah (harga dan asukan tetap) pada fungsi keuntungan translog, yang tidak ada pada fungsi keuntungan Cobb-Douglas. Oleh karena itu uji langsung ekonoi skala usaha pada fungsi keuntungan translog dilakukan pada nilai rata-rata harga asukan variabel dan julah asukan tetap yang terdapat dala contoh. Sudah barang tentu hal ini tidak perlu pada fungsi keuntungan Cobb-Douglas. Seperti yang telah dibahas sebelunya, uji skala usaha dengan fungsi keuntungan Cobb-Douglas hanya eerlukan inforasi tentang nilai dan raga dari koefisien peubah asukan tetap. Ekonoi skala usaha dapat pula tidak tergantung pada tingkat harga aupun julah asukan tetap walaupun fungsi keuntungan tidak berbentuk fungsi Cobb Douglas. Hal ini dapat terjadi, isalnyajika: n l: 6 ij = 0 dan l: P jl = 0 j=1 ' 1=1 Syarat ini akan enyebabkan: n l: l: 6 r InR:I' =. l: l: 13 jtlnzj = o j=1 i=l J I j=l 1=1 Dan dengan deikian, dari persaaan (21) akan diperoleh: alr l: -= l: 13J j = 1 alnzj j = 1 9

10 Hasil tersebut di atas saa seperti pada fungsi keuntungan Cobb-Douglas, walaupun diturunkan dari fungsi keuntungan translog. Uji ekonoi skala usaha untuk enangkap keungkinan tersebut dinaakan uji ajeuk. Disebut deikian karena dasar fungsinya adalah translog, sedangkan kendala ujinya ajeuk. Agar lebih jelas, kriteria bagi uji ajeuk tersebut adalah: ( 1) Peneriaan skala usaha ber kurang (Decreasing return to scale) j ika : n a. :I; ~ ij = :I; ~jl = 0 j=1 1 b. :I; ~j <1 j=$ (2) Peneriaan skala usaha tetap (Constant return to scale), jika: a. :I; ~ ij = :I; ~ jl = 0 j=1 1=1 b. :I; ~j = 1 j=1 (3) Peneriaan skala usaha bertabah (Increasing return to scale), jika: a. :E 6.. IJ - :I; ~jl = 0 j=1 1= 1 b. E ~j = 1 j=1 TINJAUAN KRITIS TERHADAP PENERAPAN FUNGSI TRANSLOG Seperti yang telah disebutkan satu-satunya penggunaan fungsi translog untuk penelitian ekonoi skala usaha di Indonesia yang diteukan oleh penulis hingga saat ini adalah oleh Rachat (1986). Dala penelitiannya terhadap usahatani padi Jawa Tiur, Rachat (1986) enganalisa ekonoi skala usaha dengan fungsi keuntungan translog dengan epergunakan kriteria sebagai berikut: (1) Ekonoi skala usaha berkurang (Decreasing return to scale), jika: (E ~ ji lnri + ~ i) ~ < (24) 10

11 (2) Ekonoi skala usaha tetap (Constant return to scale), jika: CE S ji lnri + P i) ; = (25) (3) Ekonoi skala usaha bertabah (Increasing return to scale), jika: (l: S ji lnri + Pi) ~ > (26) Kriteria uji yang digunakan Rachat tersebut dibuat untuk fungsi keuntungan yang berbentuk: n 1 n n ln 1r * = a 0 + l: a i lnrj + - l: l: a ik lnrj lnrk i=1 2 i=1 k=1. n + l: l: S ij" lnrj lnz 1 + l: P 1 lnz (27) i=1 j=1 j=1 Fungsi keuntungan yang digunakannya ini bukanlah fungsi keuntungan yang lengkap (Siatupang, 1987) seperti pada persaaan (20). Fungsi keuntungan yang digunakan tidak easukkan interaksi diantara asukan-asukan tetap sebagai layaknya suatu fungsi keuntungan translog yang lengkap. Tidak adanya interaksi diantara asukan tetap ungkin yang enyebabkan tidak terdapatnya asukan tetap sebagai salah satu penentu ekonoi skala usaha pada kriteria yang digunakan Rachat seperti pada persaaan (24)- (26). Oleh karena itu perbandingan kriteria tersebut dengan kriteria uu yang diturunkan pada tulisan ini haruslah engabaikan l: l: P jllnzj pada persaaan (22) - j=1 1=1 (24). Dengan deikian kriteria uu ekonoi skala usaha dengan fungsi keuntungan translog yang digunakan Rachat pada persaaan (27) adalah sebagai berikut: (1) Peneriaan skala usaha berkurang (Decreasing return to scale), jika: n l: pj + l: l: j=1 j=1 i=1 S ji lnrj (1... (28) (2) Peneriaan skala usaha tetap (Constant return to scale), jika: n l: p J J= l: _l: 6ji lnrj = 1... (29) j=l 1=1 11

12 {3) Peneriaan skala usaha bertabah {Increasing return to scale), jika: n l; (j 1 + l;. t 6 1 i lnrf >I... {30) j=l j=l 1=1 Beranjak dari fungsi keuntungan yang saa kriteria uji skala usaha yang dilakukan Rachat pada persaaan {24) - {26) asih berbeda dengan kriteria yang diusulkan oleh penulis akalah ini seperti pada persaaan {28)- {30). Paling tidak ada dua pertanyaan kritis lain terhadap kriteria uji yang digunakan Rachat tersebut. Pertaa, analisa tersebut epunyai iplikasi bahwa jika keuntungan adalah nol aka pastilah proses produksi berada pada ekonoi skala tetap {constant return to scale). Hal ini erupakan iplikasi dari kriteria uji pada persaaan {25). Perusahaan yang berada pada ekonoi skala berkurang {decreasing return to scale) dan ekonoi skala bertabah {increasing return to scale) tidak akan pernah epunyai keuntungan nol dala jangka pendek. Ini adalah aneh. Kedua, jika l: 6 ji lnri + P i = 0 dan keuntungan 7r = 0, aka proses produksi tidak akan pernah berada pada ekonoi skala usaha tetap {constant return to scale). Jika keuntungan positif dan l: 6 ji lnri + Pi negatif aka pastilah proses produksi selalu berada pada ekonoi skala berkurang {decreasing return to scale). Ini erupakan iplikasi kriteria persaaan {22). Jika keuntungan 7r positif dan l: 6 ij lnri + P i juga positif aka proses produksi pasti selalu berada pada ekonoi skala usaha bertainbah {increasing return to scale). Ini erupakan iplikasi dari kriteria persaaan {24). Seua ini erupakan petunjuk bahwa fungsi keuntungan yang dipergunakan epunyai batasan. Padahal fungsi keuntungan translog terasuk golongan fungsi keuntungan uu. Dengan perkataan lain kriteria uji skala usaha yang dipergunakan oleh Rachat {1986) bertentangan dengan pendapat bahwa fungsi keuntungan translog bersifat uu. Rachat tidak enguraikan bagaiana ia sapai ke kriteria uji tersebut. Dengan deikian adalah sangat sulit enelusuri kebenaran dari kriterianya tersebut. Oleh karena kriteria tersebut itu sangat berbeda dengan kriteria uji yang diturunkan pada tulisan ini aka pastilah ada diantaranya yang keliru. ANALISA EKONOMI SKALA USAHATANI PADI SAWAH DI DATARAN RENDAH Dl SUMATERA BARA T Metode penentuan ekonoi skala usaha dengan fungsi keuntungan translog yang telah diruuskan pada bagian sebelunya akan diterapkan untuk usahatani padi sawah beririgasi di dataran rendah di Suatera Barat. Data yang dipergunakan bersuber dari data PAT ANAS Pusat Penelitian Agro Ekonoi. Data ini 12

13 erupakan keadaan pada tabun Julah contoh terdiri dari 86 petani yang herasal dari tiga desa yaitu Buluh Kaso, Sicincin dan Sei Aro. Proses produksi dianggap berlangsung dengan tenaga kerja luar keluarga dan pupuk kiia sehagai asukan variahel, sedangkan laban, tenaga kerja dala keluarga dan nilai ohat sehagai asukan tetap. Dengan deikian hentuk fungsi keuntungan dan pangsa pengeluaran terhadap asukan variahel adalab sehagai herikut: In TLN = ai + ~ ai In RNi + Yz ~ l; a In RN 1 i = 1 i = 1 j = 1 lj TLN RNi lnrnj + ~ l:: bnlnrnilnzi + ~ h}lnz} i=1 1=1 1= ~ ~ hi In Z}ln Z l= 1 = Si = aj + E a InRN 11 + ~ heinz} j = 1 J I= 1 keuntungan dinoralkan dengan harga padi RNj = harga ternoralisasi asukan i, j i, j = tenaga kerja luar keluarga, harga pupuk kiia ZI Z = julab asukan tetap; I, = luas laban, tenaga kerja dala keluarga, nilai ohat Si pangsa pengeluaran untuk asukan i. Persaaan tersebut di atas herhuhungan satu saa lain elalui koefisien. Hal ini terjadi karena adanya persyaratan untuk enjain sifat sietri dari fungsi keuntungan yaitu: aij = aij dan hie = bei Oleh karena itu pendugaan koefisien dilakukan dengan epergunakan etode regresi seolab tak herhuhungan (Seeingly unrelated regression, Zellner (1962). Hasil pendugaan dari fungsi keuntungan disajikan pada Tahel I. Dengan epergunakan fungsi keuntungan tersehut diperoleh (lihat persaaan 22) : ain 7r ~ = j;:: 1 a ln Zj Berdasarkan kriteria pada persaaan (22) - (24) jelas hahwa usabatani padi di laban beririgasi di dataran rendah Suatera Barat bersifat peneriaan skala usaba hertahah (increasing return to scale). 13

14 Tabel I. Dugaan fungsi keuntungan. Peubah Koefisien Statistik t Konstanta ** 6,68 LPFR ,83 LUPR ,59 LPFR*LPFR ** -2,47 LUPR*LUPR ,24 LPFR*LUPR ,078 LPFR*LDB ,01 LPFR*LDK ,11 LPFR*LHA ,70 LUPR*LOB ,98 LUPR*LDK ,79 LUPR*lHA ,40 LOB ,48 LDK ,84 LHA ** 3,72 LOB*LOB ,40 LDK*LDK ,31 LHA*LHA *"' 2,52 LOB*LDK ** -2,07 LDK*LHA ,47 LOB*LHA ,33 R 2 tertibang **) Nyata pacta taraf 51llo. Angka di dala kurung adalah nilai t. LPFR, LUPR dan LOB asing-asing adalah logarita harga pupuk, upah dan nilai obat dinoralkan dengan harga padi LDK adalah logarita julah tenaga kerja upahan (HK) dan LHA adalah logarita luas lahan (Ha). Kriteria ekonoi skala usaha yang dipakai dala tulisan ini pada hakekatnya adalah julah dari elastisitas keuntungan terhadap asukan tetap. Dengan enghitung besaran dari elastisitas-elastisitas tersebut akan dapat diketahui peranan dari tiap asukan tetap dala ekonoi skala usaha. Perhitungan ini disajikan pada Tabel2. Tabel 2. Elastisitas keuntungan terhadap julah asukan tetap. Masukan Lahan Tenaga kerja dala keluarga Nilai obat peberantas haa Elastisitas

15 Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa elastisitas keuntungan terhadap luas laban garapan sangat tinggi yaitu Sedangkan elastisitas keuntungan terhadap tenaga kerja dala keluarga Babkan, elastisitas keuntungan terhadap obat peberantas haa bertanda negatif, yaitu Jelaslab babwa suber utaa ekonoi skala pada usabatani padi di laban sawah beririgasi dataran rendab di Suatera Barat adalab laban garapan. KESIMPULAN Di dala tulisan ini telab diturunkan kriteria uu ekonoi skala usaba bagi sebarang fungsi keuntungan. Kriteria tersebut keudian diterapkan terhadap fungsi keuntungan Cobb-Douglas dan translog. Kedua jenis fungsi keuntungan tersebut telah banyak dipergunakan untuk berbagai penelitian di Indonesia. Kriteria penentuan skala ekonoi dengan fungsi keuntungan translog yang pernab digunakan di Indonesia tersebut sangat berbeda dengan apa yang diruuskan dala tulisan ini, dan epunyai banyak keleaban. Dala tulisan ini telab disusun alternatif kriteria penentuan ekonoi skala usaba yang udab dipabai dan diterapkan untuk penelitian epiris. Dengan deikian, tulisan ini eberikan alternatif kriteria yang dianggap lebih tepat dan udab dala penerapannya. Penerapan etoda yang disusun dala tulisan ini terhadap usabatani padi sawab di dataran rendab di Suatera Barat enunjukkan keadaan peneriaan skala yang seakin bertabab. Suber utaa ekonoi skala tersebut adalab luas garapan. Oleh karena itu peningkatan luas garapan usabatani padi dapat eningkatkan efisiensi produksi dan keuntungan petani. Dengan perkataan lain, penyepitan luas garapan usabatani dapat engurangi efisiensi ekonoi usahatani. DAFI'AR PUSTAKA Binswanger, H.P., A Cost Function Approach to the Measureent of Elasticities of Factor Deand and Elasticities of Distribution. Aerican Journal of Agricultural Econoics: Chand, R. and J.L. Kaul, A Note on The Use of The Cobb-Douglas Profit Function. Aerican Journal of Agricultural Econoics 68: Christensen, L.R. and W.H. Green, Econoic of Scale in U.S. Electric Power Generation. Journal of Political Econoic 84: Pakpahan, A Analisis Fungsi Produksi Usahatani unruk Menunjang Pengebangan Daerah Aliran Sungai Cianuk. Jurnal Agro Ekonoi 1: Rachan, H.S., Pendugaan Skala Usaha Usahatani Padi Sawah Dengan Fungsi Keuntungan. Jurnal Agro Ekonoi 6: Rachat, M., Pendugaan Perintaan Masukan dan Penawaran Hasil pada Usahatani Padi, dala Kasryno, F., eta/. Pro Pendapatan dan Konsusi Pedesaan Jawa Tiur. Pusat Penelitian Agro Ekonoi

16 Saragih, B., Econoic Organization, Size and Relative Efficiency: The Case of Pal Oil Plantations in Northern Suatera, Indonesia. Unpublished Ph.D. Dissertation, North Carolina State University. Santoso, B., Pendugaan Fungsi Keuntungan dan Skala Usaha pada Usahatani Kopi Rakyat di Lapung. Jurnal Agro Ekonoi. 6: Sawit, M.H., Fungsi Respons dan Fungsi Perintaan Ten;;tga Kerja. Jurnal Agro Ekonoi 4: Siatupang, P Fungsi Keuntungan: Landasan Teori dan Terapannya. Pusat Penelitian Agro Ekonoi, Bogor. Siatupang, P. dan Mewa Efisiensi Teknis Usahatani Kubis di Desa Galagah, Suatera Barat. Pusat Penelitian Agro Ekonoi, Mieo. Siregar, M Effects of Soe Selected Variables on Rice-Farers Technical Efficiency. Jurnal Agro Ekonoi 6: Sugianto, T Production Efficiency of Cauliflower (Brassica Oleracca var Botrytys) at Ciaruten, West Java, Indonesia. Jurnal Agro Ekonoi 4: Suryana, A Keterbatasan Fungsi Cobb-Douglas dala Pendugaan Elastisitas Perintaan Input. Jurnal Agro Ekonoi 6: Yusdja, Y. dan B. Saragih Skala Usaha dan Efisiensi Ekonoi Relatif Usaha Ternak Aya Petelur. Jurnal Agro Ekonoi 3:

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan 2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,

Lebih terperinci

PENDUGAAN SKALA USAHA USAHAT ANI P ADI SAW AH DENGAN FUNGSI KEUNTUNGAN Handewi Purwati S. Rachman*) Abstract. Abstrak

PENDUGAAN SKALA USAHA USAHAT ANI P ADI SAW AH DENGAN FUNGSI KEUNTUNGAN Handewi Purwati S. Rachman*) Abstract. Abstrak PENDUGAAN SKALA USAHA USAHAT ANI P ADI SAW AH DENGAN FUNGSI KEUNTUNGAN Handewi Purwati S. Rachman*) Abstract This research estimates the short run rice farming returns to scale condition by using Cobb

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

KOMBINASI TINGKAT PENGGUNAAN MASUKAN YANG MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH

KOMBINASI TINGKAT PENGGUNAAN MASUKAN YANG MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH KOMBINASI TINGKAT PENGGUNAAN MASUKAN YANG MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH Oleh: Adreng Purwoto dan Muchjidin Rachmato Abstrak Tulisan ini melihat tingkat

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

SKALA USAHA P ADA PERKEBUNAN KELAPA SA WIT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN PERKEBUNAN RAKYAT 1 > Oleh: Bungaran Saragih 2 >

SKALA USAHA P ADA PERKEBUNAN KELAPA SA WIT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN PERKEBUNAN RAKYAT 1 > Oleh: Bungaran Saragih 2 > SKALA USAHA P ADA PERKEBUNAN KELAPA SA WIT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN PERKEBUNAN RAKYAT 1 > Oleh: Bungaran Saragih 2 > Abstrak Informasi mengenai keadaan skala usaha penting untuk pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU Salah satu langkah yang paling penting dala ebangun suatu odel runtun waktu adalah dari diagnosisnya dengan elakukan peeriksaan apakah

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE (R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE Giat Sudrajat Saruda, 2 Septiadi Padadisastra, 3 I Gede Nyoan Mindra Jaya Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES Perteuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA Miniu distance classifiers elakukan klasifikasi berdasarkan jarak terpendek. Ada dua jenis yang dibahas:. The Euclidean Distance

Lebih terperinci

Uji Rank Mann-Whitney Dua Tahap

Uji Rank Mann-Whitney Dua Tahap Statistika, Vol. 7 No., 55 60 Mei 007 ji Rank Mann-Whitney Dua Tahap Teti Sofia Yanti Dosen Jurusan Statistika FMIPA NISBA. Abstrak ji rank Mann-Whitney adalah salah satu bentuk pengujian dala analisis

Lebih terperinci

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude 9/0/0 Perhitungan Tahanan Kapal dengan etode Froude Froude enganggap bahwa tahanan suatu kapal atau odel dapat dipisahkan ke dala dua bagian: () tahanan gesek dan () tahanan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan

Lebih terperinci

Abstract. Abstrak. Pendahuluan

Abstract. Abstrak. Pendahuluan KETERBATASAN FUNGSI KEUNTUNGAN COBB-DOUGLAS DALAM PENDUGAAN ELASTISIT AS PERMINT AAN INPUT (Suatu Tinjauan atas Model dan Penerapannya di Sektor Pertanian) Achmad Suryana*) Abstract The use of Cobb-Douglas

Lebih terperinci

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real. 0 RUANG SAMPEL Kita akan eperoleh ruang sapel, jika kita elakukan suatu eksperien atau percobaan. Eksperien disini erupakan eksperien acak. Misalnya kita elakukan suatu eksperien yang diulang beberapa

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT

ABSTRAK. Keywords: Economic Quantity Production, Nasution, A.H, Perencanaan dan Pengendalian Persediaan. ABSTRACT PERECANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ECONOMIC PRODUCTION QUANTITY MULTI ITEM DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA Dio Kharisa Putra, Rusindiyanto dan Budi Santoso

Lebih terperinci

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan

Lebih terperinci

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s i K- ateatika K e l a s XI PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA Tujuan Peelajaran Setelah epelajari ateri ini, kau diharapkan eiliki keapuan erikut.. Menguasai konsep peagian suku anyak dengan etode Horner..

Lebih terperinci

EFISIENSI EKONOMI FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI BROKOLI DI KELURAHAN KAKASKASEN. Juliana R. Mandei Christy P. Tuwongkesong

EFISIENSI EKONOMI FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI BROKOLI DI KELURAHAN KAKASKASEN. Juliana R. Mandei Christy P. Tuwongkesong Efisiensi Ekonomi Faktor Produksi pada Usahatani Brokoli...(JulianaMandei dan Christy Tuwongkesong) EFISIENSI EKONOMI FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI BROKOLI DI KELURAHAN KAKASKASEN Juliana R. Mandei Christy

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output. Dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output. Dalam 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori produksi Menurut Pindyck and Rubinfeld (1999), produksi adalah perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output. Dalam kaitannya dengan pertanian,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational

Lebih terperinci

SKALA USAHA DAN EFISIENSI EKONOMIK PENGOLAHAN IKAN ASIN DI MUNCAR

SKALA USAHA DAN EFISIENSI EKONOMIK PENGOLAHAN IKAN ASIN DI MUNCAR SKALA USAHA DAN EFISIENSI EKONOMIK PENGOLAHAN IKAN ASIN DI MUNCAR Oleh: Bambang Irawan, Victor T. Manurung dan Mat Syukur" Abstrak Model fungsi keuntungan Cobb-Douglas digunakan dalam tulisan ini untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

Respon Tanaman Jagung (Zea mays) pada Berbagai Regim air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen

Respon Tanaman Jagung (Zea mays) pada Berbagai Regim air Tanah dan Pemberian Pupuk Nitrogen Respon Tanaan Jagung (Zea ays) pada Berbagai Regi air Tanah dan Peberian Pupuk Nitrogen Burhanuddin Rasyid, Solo S.R. Saosir, Firan Sutoo Jurusan Ilu Tanah, Fak. Pertanian, Universitas Hasanuddin Jl. Perintis

Lebih terperinci

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan

Lebih terperinci

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul Kriptografi Visual Menggunakan Algorita Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gabar Sapul Yusuf Rahatullah Progra Studi Teknik Inforatika Institut Teknologi Bandung Bandung, Indonesia 13512040@std.stei.itb.a.id

Lebih terperinci

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph ) 1 Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antiagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antiagic Total Labeling of Crown String Graph ) Enin Lutfi Sundari, Dafik, Slain Pendidikan Mateatika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong

Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hitam di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (016) 337-350 (301-98X Print) D-37 Pengendalian Kualitas Proses Produksi Teh Hita di PT. Perkebunan Nusantara XII Unit Sirah Kencong Qulsu Dwi Anggraini, Haryono, Diaz

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PERJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP (Didik Wahyudi) PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANIKOPIRAKYAT DILAMPUNG. Budi Santoso dan Chairil A. Rasahan 1 >

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANIKOPIRAKYAT DILAMPUNG. Budi Santoso dan Chairil A. Rasahan 1 > ANALISIS EFISIENSI EKONOMI RELATIF USAHATANIKOPIRAKYAT DILAMPUNG Budi Santoso dan Chairil A. Rasahan 1 > ABSTRACT One of the ways to evaluate farm level production process is by conducting farm efficiency

Lebih terperinci

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA J. J. Siang BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA Intisari Dala tulisan ini dipaparkan engenai sejarah peneuan bilangan pria, pengujian bilangan pria besar, serta salah satu aplikasinya dala kriptografi

Lebih terperinci

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb Perbandingan Bilangan Doinasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Cob Reni Uilasari 1) 1) Jurusan Teknik Inforatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhaadiyah Jeber Eail : 1) reniuilasari@gailco ABSTRAK

Lebih terperinci

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN

PERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN PERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN Mega Gusti Heka Student, Civil Engineering Departent, University of Sriwijaya, Palebang 30227,

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN 35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan

Lebih terperinci

FUNGSI RESPONS DAN FUNGSI PERMINT AAN TENAGA KERJA: Analisa Mikro Jangka Pendek untuk Tanarnan Padi di Pedesaan Jawa Barat Oleh: M.

FUNGSI RESPONS DAN FUNGSI PERMINT AAN TENAGA KERJA: Analisa Mikro Jangka Pendek untuk Tanarnan Padi di Pedesaan Jawa Barat Oleh: M. FUNGSI RESPONS DAN FUNGSI PERMINT AAN TENAGA KERJA: Analisa Mikro Jangka Pendek untuk Tanarnan Padi di Pedesaan Jawa Barat Oleh: M. Husein Sawit 1 > Abstrak Dalam tulisan ini akan diperlihatkan tentang

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI

Lebih terperinci

2-EKSPONEN DIGRAPH DWIWARNA ASIMETRIK DENGAN DUA CYCLE YANG BERSINGGUNGAN

2-EKSPONEN DIGRAPH DWIWARNA ASIMETRIK DENGAN DUA CYCLE YANG BERSINGGUNGAN Bulletin of Matheatics Vol. 03 No. 0 (20) pp. 39 48. 2-EKSPONEN DIGRAPH DWIWARNA ASIMETRIK DENGAN DUA CYCLE YANG BERSINGGUNGAN Mardiningsih Saib Suwilo dan Indra Syahputra Abstract. Let D asyetric two-coloured-digraph

Lebih terperinci

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH DAN SIMULASI EFEK PERUBAHAN PARAMETERNYA

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH DAN SIMULASI EFEK PERUBAHAN PARAMETERNYA JMA, VOL. 7, NO., JULI, 008, 47-57 47 MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH DAN SIMULASI EFEK PERUBAHAN PARAMETERNYA TAUFIK N. T, ENDAR H. NUGRAHANI, DAN RETNO BUDIARTI Departeen Mateatika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LINEAR PROGRAMMING DALAM PENENTUAN WILAYAH PEMASARAN BERAS DI KALIMANTAN TIMUR

PENGGUNAAN LINEAR PROGRAMMING DALAM PENENTUAN WILAYAH PEMASARAN BERAS DI KALIMANTAN TIMUR EPP.Vol.4.No.1.27:32-42 32 PENGGUNAAN LINEAR PROGRAMMING DALAM PENENTUAN WILAYAH PEMASARAN BERAS DI KALIMANTAN TIMUR (Utilization Linear Prograing to Estiate Rice Marketing Area at East Kaliantan) Karini

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK

BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Energi atahari sebagai suber energi pengganti tidak bersifat polutif, tak dapat habis, serta gratis dan epunyai prospek yang cukup baik untuk dikebangkan. Apalagi letak geografis

Lebih terperinci

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI SISTEM RESI GUDANG SOLUSI AGI PETANI Noviarina Purnai Putri Siste Resi Gudang ulai di kenal di Indonesia sejak 5 tahun terakhir. Sebelu uncul Undang- Undang no 9 Tahun 2006 Tentang Siste Resi Gudang banyak

Lebih terperinci

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015 Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN Yuiati (yui@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT The Sith noral for and left good atrix have been known in atrix theore. Any atrix over the principal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kartu Prabayar IM3 PT Indosat (Indonesia Satellite Coorporation) adalah salah satu perusahaan penyelenggara jasa telekounikasi internasional yang terkeuka di Indonesia. Selain

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON SOURCE

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON SOURCE PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON OURCE 3.1 Tujuan : 1) Mendeonstrasikan prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian penguat coon source sinyal kecil. 2) Investigasi pengaruh dari penguatan tegangan.

Lebih terperinci

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI Laila Istiani R. Heri Soelistyo Utoo 2, 2 Progra Studi Mateatika Jurusan Mateatika FMIPA

Lebih terperinci

Kecepatan atom gas dengan distribusi Maxwell-Boltzmann (1) Oleh: Purwadi Raharjo

Kecepatan atom gas dengan distribusi Maxwell-Boltzmann (1) Oleh: Purwadi Raharjo Kecepatan ato gas dengan distribusi Mawell-Boltzann () Oleh: Purwadi Raharjo Dala proses odifikasi perukaan bahan, kita ungkin sering endengar teknologi pelapisan tipis (thin fil). Selain pelapisan tipis,

Lebih terperinci

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis Bab 2 Persaaan Schrödinger dala Matriks dan Uraian Fungsi Basis 2.1 Matriks Hailtonian dan Fungsi Basis Tingkat-tingkat energi yang diizinkan untuk sebuah elektron dala pengaruh operator Hailtonian Ĥ dapat

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN Agus Ristono Teknik Industri UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari 02 Tabakbayan Yogyakarta Indonesia 55281 Phone: + 62 274 485

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN RESPON BANGUNAN PADA RANGKA BETON PEMIKUL MOMEN DENGAN METODE GAYA LATERAL EKIVALEN DAN RESPON SPEKTRUM

KAJIAN PERBANDINGAN RESPON BANGUNAN PADA RANGKA BETON PEMIKUL MOMEN DENGAN METODE GAYA LATERAL EKIVALEN DAN RESPON SPEKTRUM KAJIAN PERBANDINGAN RESPON BANGUNAN PADA RANGKA BETON PEMIKUL MOMEN DENGAN METODE GAYA LATERAL EKIVALEN DAN RESPON SPEKTRUM Benny Yohannes 1,Daniel Rubi Teruna 2 1 Departeen Teknik Sipil, Universitas Suatera

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu 6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMILIHAN TEKNIK PENGOLAHAN TANAH PADA USAHATANI PADI

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMILIHAN TEKNIK PENGOLAHAN TANAH PADA USAHATANI PADI FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PEMILIHAN TEKNIK PENGOLAHAN TANAH PADA USAHATANI PADI Oleh: Sri Hery Susilowati dan Pantjar Simatupang 1 > Abstract The main objective of this paper is the examine the factor

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. ) ISSN: 3-9X D-77 Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Tiur dengan Pendekatan Regresi Nonparaetrik Spline Riana Kurnia Dewi, I Nyoan Budiantara

Lebih terperinci

INSTANTON. Casmika Saputra Institut Teknologi Bandung

INSTANTON. Casmika Saputra Institut Teknologi Bandung INSTANTON Casika Saputra 02200 Institut Teknologi Bandung Abstrak. Solusi klasik pada kasus Double Well Potential dala ekanika kuantu dala iaginary tie Euclidian eberikan dua buah solusi yaitu solusi trivial

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bachtiar Rivai (1980) yang dikutip oleh Hernanto (1996),

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bachtiar Rivai (1980) yang dikutip oleh Hernanto (1996), III. KERANGKA PEMIKIRAN 3. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.. Konsep Usahatani Menurut Bachtiar Rivai (980) yang dikutip oleh Hernanto (996), mengatakan bahwa usahatani merupakan sebuah organisasi dari alam,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING Puji Saksono 1) ABSTRAK Kondensor erupakan alat penukar kalor pada sisti refrigerasi yang berfungsi untuk elepaskan

Lebih terperinci

PENDUGAAN SKALA USAHA USAHATANI PADI DENGAN FUNGSI BIAY N> Oleh: Muchjidin Rachmat2>

PENDUGAAN SKALA USAHA USAHATANI PADI DENGAN FUNGSI BIAY N> Oleh: Muchjidin Rachmat2> PENDUGAAN SKALA USAHA USAHATANI PADI DENGAN FUNGSI BIAY N> Oleh: Muchjidin Rachmat2> Rlngkasan Penelitian ini memfocuskan dalam penentuan skala usaha Usahatani Padi dalam jangka panjang, yaitu dengan menggunakan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI 6.1. Analisis Fungsi Produksi Model fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi Cobb Douglas. Faktor-faktor

Lebih terperinci

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): 1-6. Jurnal Einstein. Available online

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): 1-6. Jurnal Einstein. Available online Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unied.ac.id/2012/index.php/einstein Aplikasi Citra Landsat 8 Oli Untuk Menganalisa Kerapatan Vegetasi Bill Cklinton Sianjuntak dan Rita Juliani* Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF ABSTRAK PERBANDINGAN METODE KEMUNGKINAN MAKSIMUM DAN BAYES DALAM MENAKSIR KEMAMPUAN PESERTA TES PADA RANCANGAN TES ADAPTIF Agus Santoso Jurusan Statistik FMIPA Universitas Terbuka eail:aguss@ut.ac.id ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI 6.1 Analisis Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dijelaskan ke dalam fungsi produksi. Kondisi di lapangan menunjukkan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ACCOUNT OFFICER BRIGUNA PRODUKTIF DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PESERO),

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ACCOUNT OFFICER BRIGUNA PRODUKTIF DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PESERO), SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ACCOUNT OFFICER BRIGUNA PRODUKTIF DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PESERO), Tbk KANTOR CABANG SEMARANG PATIMURA Dhia Prathaa Adikusua Siste

Lebih terperinci

EFISIENSI USAHATANI PADI DI KABUPATEN MERAUKE. Marthen Adrian Izaak Nahumury ABSTRACT

EFISIENSI USAHATANI PADI DI KABUPATEN MERAUKE. Marthen Adrian Izaak Nahumury ABSTRACT EFISIENSI USAHATANI PADI DI KABUPATEN MERAUKE Marthen Adrian Izaak Nahumury ABSTRACT Research efficiency in rice farming is done by taking a sample of Merauke District in Sloping Land District and represented

Lebih terperinci