KINETIKA TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL JARAK PAGAR. Luqman Buchori, Setia Budi Sasongko *)
|
|
- Suparman Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KINETIKA TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL JARAK PAGAR Luqman Buchori, Setia Budi Sasongo *) Abstract Biodiesel were produced by trans-etherification of castor oil with alcohol in the presence of NaOH catalyst. The reaction mechanism and model of castor oil trans-etherification is A + 3B C + 3 D A, B, C, and D were castor oil, alcohol, glycerol, and ester. The reaction rate equation was r=-dca/dt = 1 (C A )(C B ) 3 2 (C C )(C D ) 3. In this study was used two measurement method of free fat acid as the rest content of castor oil with SNI and AOAC (Association of Analytical Chemist). It found that SNI method was the easier and the acurate measurement. The classification of alcohol used was methanol and ethanol to compare the action both of them. Methanol produces the higher conversion than ethanol. The reaction in a batch reactor with temperature 4, 5, and 6 C in atmospheric pressure as the operation condition to looing for inetics parameter of trans-etherification. Coefficient reaction rate and activation energy were loo into inetics study. Reaction rate was a mathematics model as a function of concentration and time which solved by Runge-Kutta, multivariable optimization and SSE (some square error) method using Matlab. The activation energy (Ea) and impact factor (A) obtained by linier regression method. The result of study obtained the inetics parameter of trans-etherification with methanol 1 =1.9313x1 31 exp (-41.94/RT) average error.1 and 2 =2.7678x1 25 exp( / RT) average error.3. While inetics parameter of trans-etherification with ethanol obtained 1 =1.168x1 19 exp( / RT) average error.36 and 2 =4.9966x1 6 exp(-1.328/rt) average error It means, more reactive alcohol then bigger the value of inetics parameter. Key words : biodiesel; ethanol; methanol; trans-etherification inetics parameter 1 2 Pendahuluan Biodiesel yang diestra dari minya nabati merupaan salah satu energi alternatif yang dapat diperbaharui. Tenologi onversi minya nabati menjadi biodiesel yang umum digunaan adalah transesterifiasi antara minya nabati dan alohol (metanol atau etanol) menggunaan atalis basa (NaOH atau KOH). Meanisme reasi transesterifiasi antara minya dengan alohol adalah sebagai beriut : RCOOCH 2 CH 2 OH RCOOCH + 3 C 2 H 5 OH 3COOC 2 H 5 + CHOH RCOOCH 2 CH 2 OH Minya alohol ester gliserol * R = gugus alil (Ma dan Hanna, 1999) Berdasaran meanisme di atas maa persamaan reasi dapat ditulis sebagai beriut : 1 A + 3B C + 3 D 2 Dimana A, B, C, dan D masing-masing adalah minya, alohol, gliserol, dan ester. Tiap moleul trigliserida mengandung tiga gugus asam lema. Jadi, setiap mol trigliserida yang teronversi aan dionsumsi tiga mol etanol dan menghasilan satu mol gliserin serta tiga mol etil ester asam-asam lema. Persamaan ecepatan reasi untu reasi di atas adalah : r = -dc A /dt = 1 (C A ) (C B ) 3 2 (C C ) (C D ) 3 (1) C A = C A (1 X A ) C B = C B 3(C A. X A ) C C = C A. X A C D = 3(C A. X A ) Dimana C A, C B, C C, dan C D masing-masing adalah onsentrasi minya, alohol, gliserol, dan ester, 1 dan 2 adalah onstanta ecepatan reasi, X A adalah frasi onversi asam lema bebas dalam minya dan t adalah watu reasi. Untu memudahan proses analisis dalam menyelesaian sejumlah model persamaan inetia serta menghitung besaran-besarannya, maa dapat digunaan perhitungan dengan cara analitis maupun pendeatan numeris. Pengembangan Model Pada penelitian ini digunaan variabel tetap yaitu perbandingan mol minya jara dan etanol (1:3 dalam 5 ml volume dengan atalis NaOH,5% volume campuran). Variabel berubah yang digunaan adalah jenis alohol (metanol dan etanol) dan suhu reasi (4, 5, dan 6ºC). Trasesterifiasi minya jara dilauan dengan menggunaan labu leher tiga yang dipanasan dalam water bath yang dilengapi pengatur suhu seperti yang ditunjuan pada Gambar *) Staf Pengajar Jurusan Teni Kimia Faultas Teni Universitas Diponegoro TEKNIK Vol. 33 No.2 Tahun 212, ISSN
2 penguuran asam lema bebas maa dapat dihitung parameter inetia transesterifiasi serta membandingan inerja etanol dan metanol sebagai reatan. Gambar 1. Rangaian alat proses transesterifiasi Katalis NaOH dilarutan terlebih dahulu dengan alohol, emudian campuran alohol dan atalis NaOH (natrium metosida/etosida) tersebut dipanasan pada suhu reasi sesuai variabel. Di tempat terpisah minya jara pagar juga dipanasan pada suhu reasi sesuai variabel. Setelah tercapai suhu reasi sesuai variabel, larutan natrium metosida/etosida dan minya dimasuan e dalam labu leher tiga untu direasian. Water bath dipanasan sampai suhu reasi yang ditentuan. Kemudian labu leher tiga yang berisi campuran dan dilengapi dengan pendingin bali ditempatan di dalam water bath. Proses dijalanan sampai onsentrasi onstan. Setelah proses selesai, sampel segera diambil untu dianalisa adar asam bebas. Respon uji berupa adar asam bebas yang merupaan adar minya jara sisa reasi. Penguuran asam lema bebas menggunaan dua prosedur yaitu metode SNI sebagai data primer dan metode AOAC (Association of Analytical Chemist) sebagai data pembanding. Tujuan dari pembandingan ini adalah untu mengetahui metode penguuran asam lema bebas yang lebih mudah dan aurat. Dari Perhitungan inetia dilauan berdasaran basis stoiiometri reasi dari data onversi reasi (X A ) berdasaran onsentrasi penguuran asam lema bebas sisa (C A ) sehingga diperoleh C B, C C, dan C D. Selanjutnya data C A, C B, C C, dan C D dimasuan e dalam program MATLAB untu mencari nilai onstanta laju reasi ( 1 dan 2 ). Model matematis laju reasi diselesaian dengan metode Runge-Kutta (Nur, 25). Optimasi multivariabel dan SSE (Sum Square Error) digunaan untu mendapatan onstata laju reasi sebagai fungsi onsentrasi dan watu (Surawidjaya, 2). Adapun energi ativasi (Ea) dan fator tumbuan (A) diperoleh dengan regresi linear menggunaan persamaan Arrhenius sebagai fungsi suhu. Ea RT = A exp (2) Ea 1 ln = + ln A (3) R T Data percobaan primer yang diperoleh diolah dengan mengiuti urutan erja seperti terlihat pada Gambar 2. Hasil dan Pembahasan Pada penelitian ini dilauan analisa lema bebas untu mengetahui prosentase onversi minya jara. Prosedur penguuran asam lema bebas menggunaan prosedur SNI sebagai data primer untu selanjutnya dibandingan dengan data seunder dari prosedur Official methods of Analysis of AOAC yang dilauan oleh laboratorium independen. Hasil penguuran disajian di Tabel 1. Tabel 1. Data hasil perbandingan onversi AOAC dan SNI Sample X A (AOAC) X A (SNI ) % perbedaan Methanol 4 C menit,125,1154 7,7 Methanol 4 C 9 menit,5938,5962,4 Ethanol 4 C menit,764,769,7 Ethanol 4 C 9 menit,5521,5769 4,3 Methanol 5 C menit,1285, ,8 Methanol 5 C 6 menit,6944,6923,3 Ethanol 5 C menit,972,962 1,1 Ethanol 5 C 9 menit,6667,6731 1, Methanol 6 C menit,1667, ,3 Methanol 6 C 6 menit,783,7115,4 Ethanol 6 C menit,1146,1154,7 Ethanol 6 C 9 menit,686,6923 1,7 TEKNIK Vol. 33 No.2 Tahun 212, ISSN
3 Data percobaan C A,C B,C C,C D Model inetia (Sistem Persamaan Diferensial) Tebaan awal parameter inetia ( 1 & 2 teba) Periraan harga baru dengan metode optimasi Evaluasi fungsi objetif optimasi berdasaran harga 1 & 2 baru Menyelesaian sistem persamaan differensial Hitung fungsi objetif 1 & 2 hitung No C A,C B,C C,C D hitung SSE = C data - C hitung Yes Iterasi max? No Fungsi objetive min? No Konsisten? Yes Parameter inetia ( 1 & 2 ) selesai Yes Gambar 2. Algoritma untu mendapatan parameter inetia Dari Tabel 1 terlihat bahwa prosentase perbedaan onversi minya jara yang diperoleh dari prosedur SNI dengan prosedur Official methods of Analysis of AOAC adalah berisar antara,7-7,7% pada percobaan etanol dan,3-25,8% pada percobaan metanol. Dapat disimpulan bahwa perbedaan prosedur memberian persen esalahan yang relatif ecil pada percobaan metanol. Aan tetapi percobaan metanol memberian persen esalahan hingga 25,8%. Penentuan titi ahir titrasi pada analisa percobaan metanol lebih sulit diamati daripada etanol. Hal ini berhubungan dengan ereatifan metanol yang lebih mudah teronversi daripada etanol. Sebagai reatan, alohol dengan atom C lebih sediit mempunyai ereatifan yang lebih tinggi daripada alohol dengan atom C lebih banya (Kir dan Othmer, 1978). TEKNIK Vol. 33 No.2 Tahun 212, ISSN
4 Dengan demiian prosedur SNI lebih mudah dilauan dengan tingat eauratan yang tida jauh berbeda dibandingan dengan prosedur Official methods of Analysis of AOAC (Association of Analytical Chemist). Pada penelitian ini, perhitungan inetia dilauan berdasaran basis stoiiometri reasi transesterifiasi. Dari data onversi (X A ) dan penguuran asam lema bebas sisa (C A ) diperoleh C B, C C, dan C D seperti terlihat pada Gambar 3. Konsentrasi (mol/lt) onsentrasi minya jara sisa (CA) onsentrasi metanol sisa (CB) onsentrasi gliserol (CC) onsentrasi metil ester (CD) Watu (menit) Gambar 3. Profil onsentrasi esetimbangan transesterifiasi dengan metanol pada suhu 4 C Selanjutnya data C A, C B, C C, dan C D dimasuan e dalam program MATLAB untu dicari nilai onstanta laju reasi ( 1 dan 2 ). Model matematis laju reasi diselesaian dengan metode Runge-Kutta, optimasi multivariabel dan SSE (Sum Square Error). Hasil onstanta laju reasi ( 1 dan 2 ) disajian dalam Tabel 2. Tabel 2. Konstanta laju reasi pada setiap variabel suhu Jenis Suhu Reasi Alohol 4 C 5 C 6 C 1,3 x Metanol 1 99,874 85, ,2251 1,4458-5,1 x 1 6 Etanol 1 77, , ,226 2,2748,6414, dan 2 [lt 3 /(mol 3 ) (menit)] Tabel 2 menunjuan bahwa harga onstanta laju reasi tranesterifiasi dengan menggunaan metanol lebih besar daripada etanol. Hal ini disebaban metanol lebih reatif dari etanol. Pada pembentuan ester, uat asam dari asam arbosilat hanya memegang peranan ecil dalam laju pembentuan ester. Oleh arena itu, laju pembentuan ester hanya ditentuan oleh ereatifan alohol. (Fessenden dan Fessenden, 1982). Energi ativasi (Ea) dan fator tumbuan (A) diperoleh dengan regresi linear menggunaan persamaan Arrhenius sebagai fungsi suhu. Hasilnya ditunjuan pada Tabel 3. Tabel 3 memperlihatan bahwa energi ativasi dan fator tumbuan percobaan variabel metanol lebih tinggi daripada percobaan variabel etanol. Dengan demiian maa semain reatif alohol aan semain besar energi ativasi dan fator tumbuan yang terjadi. Adapun nilai energi ativasi (Ea 1 ) dan fator tumbuan (A 1 ) pada 1 lebih besar daripada energi ativasi (Ea 2 ) pada 2. Hal ini menunjuan bahwa pada reasi transesterifiasi yang bersifat reversibel, energi ativasi (Ea 1 ) dan fator tumbuan (A 1 ) yang diperluan untu menghasilan produ yang diinginan lebih besar daripada energi ativasi (Ea 2 ) yang diperluan untu mengubah produ embali menjadi reatan. Konversi (XA) Watu (menit) Etanol 4 C Metanol 4 C Gambar 4. Hubungan watu dan onversi percobaan metanol dan etanol 4 C Konversi (XA) Watu (menit) Etanol 5 C Metanol 5 C Gambar 5. Hubungan watu dan onversi percobaan metanol dan etanol 5 C TEKNIK Vol. 33 No.2 Tahun 212, ISSN
5 Tabel 3. Energi ativasi (Ea) dan fator tumbuan (A) pada setiap jenis alohol Jenis Alohol Ea = [al/mol] Energi Ativasi (Ea) A Fator Tumbuan (A) Rata-rata error Metanol Ea A 1 1,9313 x 1 31,1 Ea A 2 2,7678 x 1 25,3 Etanol Ea A 1 1,168 x 1 19,36 Ea A 2 4,9966 x 1 6,1589 Konversi (XA) Etanol 6 C Metanol 6 C Watu (menit) Gambar 6. Hubungan watu dan onversi percobaan metanol dan etanol 6 C Gambar 4 sampai dengan 6 merupaan visualisasi fenomena reasi transesterifiasi yang menunjuan pengaruh jenis alohol terhadap onversi reasi. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa metanol (CH 3 OH) memberian onversi yang lebih besar dan watu esetimbangan lebih cepat dibanding etanol (C 2 H 5 OH). Watu esetimbangan variabel metanol diperoleh pada watu 6 menit sedangan variabel etanol pada 9 menit. Hal ini diarenaan semain panjang rantai atom C maa pemutusan iatan rantai C main sulit, sehingga watu untu mencapai eseimbangan juga semain lama. Sebagai reatan, alohol dengan atom C lebih sediit mempunyai ereatifan yang lebih tinggi daripada alohol dengan atom C lebih banya (Kir dan Othmer, 198). Gambar 4 sampai 6 juga menunjuan pengaruh suhu terhadap onversi. Konversi optimum untu percobaan metanol dan etanol dicapai pada suhu 6 C. Konversi optimum pada variabel metanol sebesar,7115. Sedangan pada variabel etanol sebesar,6923. Gambar di atas menunjuan semain tinggi suhu reasi maa onversi yang diperoleh semain besar. Hal ini diarenaan penambahan panas pada suatu zat/senyawa aan meningatan ativitas moleular dan emudian meningatan onversi. Berdasaran huum arhenius bahwa semain tinggi suhu maa nilai onstanta ecepatan reasi aan semain meningat sehingga aan meningatan laju reasi. Metanol lebih dipilih daripada etanol arena memprodusi biodiesel dengan onversi lebih besar. Namun demiian, metanol buan bahan yang terbarui sehingga lebih bai jia menggunaan etanol. Sehubungan dengan enyataan saat ini, mesipun di negara berembang metanol lebih murah daripada etanol, pada tahun yang aan datang metil ester asam lema aan digunaan sebagai pengganti bahan baar diesel. Kajian eonomi menunjuan bahwa produsi biodiesel dari jara pagar sangat menguntungan arena menghasilan produ samping berupa gliserol dari produsi biodiesel yang memilii nilai jual. Kajian lingungan menunjuan bahwa biodiesel dapat didegradasi secara biologis empat ali lebih cepat daripada bahan baar diesel minya bumi. Aibat biodegradasi secara biologis, emisi dan bau yang tida sedap dapat diurangi (Syah, 25). Kesimpulan Dalam penguuran sisa asam lema bebas, prosedur SNI lebih mudah dilauan dengan tingat eauratan yang tida jauh berbeda dibandingan dengan prosedur Official methods of Analysis of AOAC (Association of analytical chemist). Penggunaan metanol sebagai reatan alohol transesterifiasi minya jara menghasilan onversi yang lebih besar daripada etanol. Namun arena metanol buan bahan yang terbarui maa lebih bai jia menggunaan etanol yang merupaan senyawa terbarui. Dari percobaan diperoleh bahwa onstanta laju reasi untu transesterifiasi dengan metanol 1 =1,9313x1 31 exp(-41.94/rt) dengan rata-rata esalahan,1 dan 2 =2,7678x1 25 exp( /rt) dengan rata-rata esalahan,3. Sedangan transesterifiasi dengan etanol diperoleh harga 1 =1,168x1 19 exp( /rt) dengan rata-rata esalahan,36 dan 2 =4,9966x1 6 exp(-1.328/rt) dengan rata-rata esalahan,1589. Semain reatif alohol, maa harga parameter inetia semain besar. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima asih disampaian epada Fitria Ulfah dan Basoro Cahyo yang telah membantu pelasanaan penelitian ini. Pada awalnya proses pembuatan biodiesel adalah suatu solusi sebagai energi alternatif yang dapat diperbaharui. Oleh arenanya sebainya bahan bau pembuatan biodiesel ini juga harus berasal dari bahan yang terbarui. Aan tetapi berdasaran penelitian, penggunaan metanol sebagai reatan menghasilan onversi yang lebih besar daripada etanol. Daftar Notasi C Ao onsentrasi minya jara mula-mula, gmol/liter C Bo onsentrasi alohol mula-mula, gmol/liter C A onsentrasi minya jara sisa, gmol/liter C B onsentrasi alohol sisa, gmol/liter onsentrasi gliserol, gmol/liter C C TEKNIK Vol. 33 No.2 Tahun 212, ISSN
6 C D onsentrasi etil/metil ester, gmol/liter Ea energi ativasi, al/mol 1 & 2 onstanta laju reasi,lt 3 /(mol 3 ) (menit) A fator tumbuan R Tetapan gas, 1,987 al/(mol)( K) T Temperatur, K Daftar Pustaa 1. Fessenden, R.J. and Fessenden, J.S., (1982), Kimia Organi, Jilid e-2, Erlangga, Jaarta. 2. Kir, R.E and Othmer, D.F, (1978), Encyclopedia of Chemichal Technology, 3 rd ed, A Willey Interscience Publication, John Wiley and Sons, Inc., New Yor. 3. Ma, F. and Hanna, A.M., (1999), Biodiesel Production : A Review, Journal Series # 1219, Agricultural Research Division, Institute of Agriculture and Natural Resources, University of Nebrasa-Lincoln. 4. Nur, A., (25), Penyelesaian Numeris dalam Teni Kimia dengan Matlab, Jurusan Teni Kimia, UNS, Suraarta. 5. Surawidjaya, T.N., (2), Apliasi Komputer Untu Analisis Kinetia Kimia, Prosiding Seminar Reayasa Kimia dan Proses 2, Jurusan Teni Kimia, Faultas Teni, Undip, ISSN: pp. E Syah, A.N.A., (25), Biodiesel Jara Pagar Bahan Baar Alternatif yang ramah lingungan, Cetaan etiga, PT. AgroMedia Pustaa. Jaarta TEKNIK Vol. 33 No.2 Tahun 212, ISSN
KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012
KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB Konsep Kinetia/ Laju Reasi Laju reasi menyataan laju perubahan onsentrasi zat-zat omponen reasi setiap satuan watu: V [ M ] t Laju pengurangan onsentrasi
Lebih terperinciTEORI KINETIKA REAKSI KIMIA
TORI KINTIK RKSI KII da (dua) pendeatan teoreti untu menjelasan ecepatan reasi, yaitu: () Teori tumbuan (collision theory) () Teori eadaan transisi (transition-state theory) atau teori omples atif atau
Lebih terperinciK13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia
K3 Revisi Antiremed Kelas Kimia Persiapan Penilaian Ahir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RK3ARKIM0PAS Version : 06- halaman 0. Untu memperoleh onsentrasi Cl - =0,0 M, maa 50 ml larutan CaCl 0,5 M harus
Lebih terperinciKurikulum 2013 Kelas 11 Kimia
Kuriulum 03 Kelas Kimia Persiapan UAS - Latihan Soal Doc. Name: K3ARKIM0UAS Version : 06-05 halaman 0. Untu memperoleh onsentrasi Cl - = 0,0 M, maa 50 ml larutan CaCl 0,5 M harus dienceran sampai 500 ml
Lebih terperinciMODEL KINETIKA REAKSI BERTINGKAT UNTUK SINTESA BIODIESEL SKRIPSI
MODEL KINETIKA REAKSI BERTINGKAT UNTUK SINTESA BIODIESEL SKRIPSI Oleh M. AKBAR 04 02 06 0384 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 MODEL KINETIKA REAKSI BERTINGKAT
Lebih terperinciINFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (31-35)
INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (31-35) PENGARUH KONSENTRASI KATALIS (H 2 SO 4 ) TERHADAP REAKSI HIDROLISIS POLISAKARIDA DARI SAMPAH KOTA (SAYUR DAN BUAH) Doni Rahmat Wicaso 1 Abstract - The catalyst
Lebih terperinciKinetika Reaksi pada Pembuatan Glifosat dari N-PMIDA (Neophosphonomethyl Iminodiacetic Acid) dan H 2 O 2 dengan Katalisator Pd/Al 2 O 3
45 Jurnal Reayasa Proses, ol. 3, No., 009 Kinetia Reasi pada Pembuatan Glifosat dari N-PMIDA (Neophosphonomethyl Iminodiacetic Acid dan H O dengan Katalisator Pd/Al O 3 Irmawaty Sinaga, *, Edia Rahayuningsih,
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan(SNTT)2 2014
PERNNGN REKTR PENGLN MINYK GRENG BEKS PEDGNG GRENGN DN RUM MKN MENJDI BIDIESEL Robiah, ni Melani, Netty erawati Jurusan Teni Kimia, Faultas Teni Univeritas Muhammadiyah Palembang Jl. Jend.. Yani 3 Ulu
Lebih terperinciVARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN
BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa
Lebih terperinciDESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL
DESAIN SENSOR KECEPAAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILER KALMAN UNUK ESIMASI KECEPAAN DAN POSISI KAPAL Alrijadjis, Bambang Siswanto Program Pascasarjana, Jurusan eni Eletro, Faultas enologi Industri Institut
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Oleh : Pandapotan Siagia, ST, M.Eng (Dosen tetap STIKOM Dinamia Bangsa Jambi) Abstra Sistem pengenal pola suara atau yang lebih dienal dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang
Lebih terperinciANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)
Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 1 Otober 17 ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE) DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI FJLB (FINGER JOINT LAMINATING BOARD)
Lebih terperinciOptimasi Non-Linier. Metode Numeris
Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran
Lebih terperinciPenentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway
Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA
Lebih terperinciTEKNIK REAKSI KIMIA III SISTEM REAKSI BIOKIMIA. Oleh : Prof. Dr. Ir. SRI REDJEKI MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FTI UPN Veteran JAWA TIMUR
TEKNIK EKSI KII III SISTE EKSI BIOKII Oleh : Prof. Dr. Ir. SI EDJEKI T JUUSN TEKNIK KII FTI UPN Veteran JW TIU Sistem easi Bioimia Terdiri dari : I. Fermentasi Enzym II. Fermentasi iroorganisme III. Fermentasi
Lebih terperinciBAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK
BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama
Lebih terperinciSISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER
SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER Pandapotan Siagian, ST, M.Eng Dosen Tetap STIKOM Dinamia Bangsa - Jambi Jalan Sudirman Theoo Jambi Abstra Sistem pengenal pola suara atau
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir
Maalah Seminar Tugas Ahir PENDETEKSI POSISI MENGGUNAKAN SENSOR ACCELEROMETER MMA7260Q BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 Muhammad Riyadi Wahyudi, ST., MT. Iwan Setiawan, ST., MT. Abstract Currently, determining
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU
PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,
Lebih terperinciPengaruh Suhu dan Konsentrasi Katalis Pada Proses Esterifikasi Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (DALMs) Menjadi Biodiesel
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Katalis Pada Proses Esterifikasi Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (DALMs) Menjadi Biodiesel Rismawati Rasyid Jurusan Teknik Kimia, Universitas Muslim Indonesia, Makassar Abstrak
Lebih terperincikhazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika
hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Departemen
Lebih terperincikhazanah Sistem Klasifikasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation informatika
hazanah informatia Jurnal Ilmu Komputer dan Informatia Sistem Klasifiasi Tipe Kepribadian dan Penerimaan Teman Sebaya Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Yusuf Dwi Santoso *, Suhartono Program
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunaan data seunder bersifat runtun watu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data seunder tersebut
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Gambar 3.1 Bagan Penetapan Kriteria Optimasi Sumber: Peneliti Determinasi Kinerja Operasional BLU Transjaarta Busway Di tahap ini, peneliti
Lebih terperinciAPLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID
APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID Ferry Tan, Giovani Gracianti, Susanti, Steven, Samuel Luas Jurusan Teni Informatia, Faultas
Lebih terperinciHUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG
Volume, Nomor, Juli 6 (ISSN: 56-6) HUBUNGAN PENERAPAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DENGAN PERILAKU MEROKOK MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG Firnanda Zia Azmi *) Tinu Istiarti **) Kusyogo Cahyo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilauan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini aan dilauan studi literatur
Lebih terperinciKORELASI ANTARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISTEM ADAPTIF. Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1. Abstrak
KORELASI ANARA DUA SINYAL SAMA BERBEDA JARAK PEREKAMAN DALAM SISEM ADAPIF Sri Arttini Dwi Prasetyawati 1 Abstra Masud pembahasan tentang orelasi dua sinyal adalah orelasi dua sinyal yang sama aan tetapi
Lebih terperinciBAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING
Bab III Desain Dan Apliasi Metode Filtering Dalam Sistem Multi Radar Tracing BAB III DESAIN DAN APLIKASI METODE FILTERING DALAM SISTEM MULTI RADAR TRACKING Bagian pertama dari bab ini aan memberian pemaparan
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU
MDEL MATEMATIKA KNSENTRASI KSIGEN TERLARUT PADA EKSISTEM PERAIRAN DANAU Sutimin Jurusan Matematia, FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 5075 E-mail: su_timin@yanoo.com
Lebih terperinciPENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT
Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 16 Juni 2007 PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT I ing Mutahiroh, Indrato, Taufiq Hidayat Laboratorium
Lebih terperinciANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT
Jurnal Sipil Stati Vol. No. Agustus (-) ISSN: - ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI - DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT Revie Orchidentus Francies Wantalangie Jorry
Lebih terperinciKENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN
KENDALI OPTIMAL PADA MASALAH INVENTORI YANG MENGALAMI PENINGKATAN Pardi Affandi, Faisal, Yuni Yulida Abstra: Banya permasalahan yang melibatan teori sistem dan teori ontrol serta apliasinya. Beberapa referensi
Lebih terperinciSOLUSI KESTABILAN PADA MASALAH MULTIPLIKATIF PARAMETRIK (STABILITY SOLUTION OF PARAMETRIC MULTIPLICATIVE PROBLEMS)
Prosiding Semirata15 bidang MIPA BKS-PTN Barat Hal 357-36 SOLUSI KESTABILAN PADA MASALAH MULTIPLIKATIF PARAMETRIK STABILITY SOLUTION OF PARAMETRIC MULTIPLICATIVE PROBLEMS) Budi Rudianto 1, Narwen Jurusan
Lebih terperinciModifikasi ACO untuk Penentuan Rute Terpendek ke Kabupaten/Kota di Jawa
187 Modifiasi ACO untu Penentuan Rute Terpende e Kabupaten/Kota di Jawa Ahmad Jufri, Sunaryo, dan Purnomo Budi Santoso Abstract This research focused on modification ACO algorithm. The purpose of this
Lebih terperinciPEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA
PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Sear Wulandari, Nur Salam, dan Dewi Anggraini Program Studi Matematia Universitas Lambung Mangurat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilauan dalam penelitian ini adalah sebagai beriut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini aan dilauan studi literatur
Lebih terperinciPENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA
PENGARUH PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH UNIT MOTOR S CENTRE FINANCING PLAZA MOTOR DI SAMARINDA Adam Husaien Faultas Eonomi Manajemen Unversitas 17 agustus 1945,Samarinda Indonesia
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Watu Penelitian dilasanaan di laboratorium ultur jaringan Departemen Agronomi dan Hortiultura IPB Darmaga. Penelitian berlangsung dari bulan April sampai dengan September 2009.
Lebih terperinciSIMULASI FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI SUDUT DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR GYROSCOPE
SIMULASI FILR KALMAN UNUK SIMASI SUDU DNGAN MNGGUNAKAN SNSOR GYROSCOP Wahyudi *), Adhi Susanto **), Sasongo Pramono **), Wahyu Widada ***) Abstact he Kalman filter is a recursive solution to the process
Lebih terperinciMakalah Seminar Tugas Akhir. Aplikasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self Tuning Regulator (STR)
Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi Kendali Adaptif pada Pengendalian Plant Pengatur Suhu dengan Self uning Regulator (SR) Oleh : Muhammad Fitriyanto e-mail : D_3_N2@yahoo.com Maalah Seminar ugas Ahir Apliasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya
Lebih terperinciModel Kinetika Sederhana Untuk Reaksi Hidrolisis Minyak Zaitun Menggunakan Lipase
Model Kinetia Sederhana Untu Reasi Hidrolisis Minya Zaitun Menggunaan Lipase Heri Hermansyah, Dimas Prabu, Muhammad itis Rejoso, Praswati PDK Wulan, Achmadin Luthfi Machsun, Anondho Wijanaro, Misri Gozan,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Data yang telah berhasil diumpulan oleh penulis di BB BIOGEN diperoleh hasil bobot biji edelai dengan jumlah varietas yang aan diuji terdiri dari 15
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Jenis penelitian yang digunaan adalah penelitian desriptif, yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subye
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN-PAKAI MINYAK PELUMAS SAE 10W-30 PADA SEPEDA MOTOR (4TAK) BERDASARKAN VISKOSITAS DENGAN METODE VISKOMETER BOLA JATUH
ANALISIS KELAYAKAN-PAKAI MINYAK PELUMAS SAE 10W-0 PADA SEPEDA MOTOR (4TAK) BERDASARKAN VISKOSITAS DENGAN METODE VISKOMETER BOLA JATUH Ladrian Rohmi Abdi Syahdanni 1), Ir. Suhariyanto, MT ),Ir. Mahirul
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3
MEKANIKA TANAH MODUL 3 HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Silus hidrologi AIR TANAH DEFINISI : air yang terdapat
Lebih terperinciOSN 2014 Matematika SMA/MA
Soal 5. Suatu barisan bilangan asli a 1, a 2, a 3,... memenuhi a + a l = a m + a n untu setiap bilangan asli, l, m, n dengan l = mn. Jia m membagi n, butian bahwa a m a n. Solusi. Andaian terdapat bilangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester (dari) gliserol. Perbedaan antara suatu lemak adalah pada temperatur kamar, lemak akan berbentuk padat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Percobaan 1.3. Manfaat Percobaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring sedang berkembangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada bidang perindustrian di Indonesia, beragam industri terus melakukan inovasi dan perkembangan
Lebih terperinciUkuran Pemusatan Data
Uuran Pemusatan Data Atina Ahdia, S.Si., M.Si. Universitas Islam Indonesia Uuran Pemusatan Data 1. Mean (rata-rata) 2. Median (nilai tengah) 3. Modus Mean 1. Rata-rata Hitung Misalan terdapat N observasi,
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan
Lebih terperinciPemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai
Pemodelan Dan Esperimen Untu enentuan Parameter Tumbuan Non Elasti Antara Benda Dengan Lantai Puspa onalisa,a), eda Cahya Fitriani,b), Ela Aliyani,c), Rizy aiza,d), Fii Taufi Abar 2,e) agister Pengajaran
Lebih terperinciBAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas
BAB ELASTISITAS 4. Elastisitas Zat Padat Dibandingan dengan zat cair, zat padat lebih eras dan lebih berat. sifat zat padat yang seperti ini telah anda pelajari di elas SLTP. enapa Zat pada lebih eras?
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas
Lebih terperinciKata Kunci : Multipath, LOS, N-LOS, Network Analyzer, IFFT, PDP. 1. Pendahuluan
Statisti Respon Kanal Radio Dalam Ruang Pada Freuensi,6 GHz Christophorus Triaji I, Gamantyo Hendrantoro, Puji Handayani Institut Tenologi Sepuluh opember, Faultas Tenologi Industri, Jurusan Teni Eletro
Lebih terperinciPenentuan Konduktivitas Termal Logam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan
Prosiding Seminar Nasional Fisia dan Pendidian Fisia (SNFPF) Ke-6 205 30 9 Penentuan Kondutivitas Termal ogam Tembaga, Kuningan, dan Besi dengan Metode Gandengan Dwi Astuti Universitas Indraprasta PGRI
Lebih terperinciBAB IV Solusi Numerik
BAB IV Solusi Numeri 4. Algoritma Genetia Algoritma Genetia (AG) [2] merupaan teni pencarian stoasti yang berdasaran pada meanisme selesi alam dan prinsip penurunan genetia. Algoritma genetia ditemuan
Lebih terperinciBAB III METODE SCHNABEL
BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL ABSTRAK
HUBUNGAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN BAYI SEHARI-HARI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGAMPEL PABUPATEN KENDAL Afifah *), Indri Subeti **) *) Mahasiswa Abid Unisa **)Dosen Abid Unisa ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 2 TEORI PENUNJANG
BAB EORI PENUNJANG.1 Konsep Dasar odel Predictive ontrol odel Predictive ontrol P atau sistem endali preditif termasu dalam onsep perancangan pengendali berbasis model proses, dimana model proses digunaan
Lebih terperinciKLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE
KLASIFIKASI DATA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION MOMENTUM DENGAN ADAPTIVE LEARNING RATE Warih Maharani Faultas Teni Informatia, Institut Tenologi Telom Jl. Teleomuniasi No.1 Bandung 40286 Telp. (022) 7564108
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKSI DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA PD TEGAS
PENINGKATAN PRODUKSI DENGAN METODE KESEIMBANGAN LINI PADA PD TEGAS Landjono Josowidagdo 1 ; Novira Primatari ; Sarah Sahputri Perdana 3 1, Peneliti BPPT, Jln. MH. Thamrin, Jaarta, landjonoj@yahoo.com 3
Lebih terperinciPERTEMUAN 02 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU
PERTEMUAN 2 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU 2. SISTEM WAKTU DISKRET Sebuah sistem watu-disret, secara abstra, adalah suatu hubungan antara barisan masuan dan barisan eluaran. Sebuah
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Peralatan Laboratorium Terhadap Kualitas Daya Pada Laboratorium Elektroteknika Dasar
3 Analisis Pengaruh Peralatan Laboratorium Terhadap Kualitas Daya Pada Laboratorium Eletrotenia Dasar Jamhir slami Pranata Laboratorium Pendidian (PLP) Ahli Muda Laboratorium Eletrotenia Dasar Faaultas
Lebih terperinciModel Pembelajaran Off-Line Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teknik Elektronika PENS 2009
Model Pembelaaran Off-Line Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Untu Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Beroda Jurusan Teni Eletronia PENS 2009 Arie Setya Wulandari#, Eru Puspita S.T., M.Kom#2 # Jurusan
Lebih terperinciPREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION
Konferensi Nasional Sistem dan Informatia 2008; Bali, November 5, 2008 PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTILAYER FEEDFORWARD NETWORK DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION Wahyudi Setiawan
Lebih terperinciFUNGSI BANTU NONPARAMETRIK BARU UNTUK MENYELESAIKAN OPTIMASI GLOBAL
Seminar Nasional Matematia dan Apliasinya, 2 Otober 27 FUNGSI BANTU NONPARAMETRIK BARU UNTUK MENYELESAIKAN OPTIMASI GLOBAL Ridwan Pandiya #, Emi Iryanti #2 # S Informatia, Faultas Tenologi Industri dan
Lebih terperinciStudi dan Analisis mengenai Hill Cipher, Teknik Kriptanalisis dan Upaya Penanggulangannya
Studi dan Analisis mengenai Hill ipher, Teni Kriptanalisis dan Upaya enanggulangannya Arya Widyanaro rogram Studi Teni Informatia, Institut Tenologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung Email: if14030@students.if.itb.ac.id
Lebih terperinciPRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP
PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP Eka Kurniasih Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan km. 280 Buketrata Lhokseumawe Email: echakurniasih@yahoo.com
Lebih terperinciAnalisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listrik Penyulang Renon Menggunakan Metode Artificial Neural Network
Analisa Drop Tegangan dan Susut Daya pada Jaringan Listri Penyulang Renon Menggunaan Metode Artificial Neural Networ I Gede Dyana Arana Jurusan Teni Eletro Faultas Teni, Universitas Udayana Denpasar, Bali,
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTU NILAI INTERVAL KADAR LEMAK TUBUH MENGGUNAKAN REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY Tedy Rismawan dan Sri Kusumadewi Laboratorium Komputasi dan Sistem Cerdas, Jurusan Teni
Lebih terperinciPEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA
PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA Iing Mutahiroh, Fajar Saptono, Nur Hasanah, Romi Wiryadinata Laboratorium Pemrograman dan Informatia
Lebih terperinciPEMBUATAN BIODIESEL SECARA SIMULTAN DARI MINYAK JELANTAH DENGAN MENGUNAKAN CONTINUOUS MICROWAVE BIODISEL REACTOR
PEMBUATAN BIODIESEL SECARA SIMULTAN DARI MINYAK JELANTAH DENGAN MENGUNAKAN CONTINUOUS MICROWAVE BIODISEL REACTOR Galih Prasiwanto 1), Yudi Armansyah 2) 1. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciEstimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunakan Metode Reduksi Kalman Filter dengan Pendekatan Elemen Hingga
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS ol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Estimasi Konsentrasi Polutan Sungai Menggunaan Metode Redusi Kalman Filter dengan Pendeatan Elemen Hingga Muyasaroh, Kamiran,
Lebih terperinciPengaturan Suhu Ruangan Berbasis PID Menggunakan Mikrokontroler AT89S51
Pengaturan Suhu Ruangan Berbasis PID Menggunaan Miroontroler AT89S51 Edward Teguh Hartono 1, Trias Andromeda,ST. MT. 2, Sumardi,ST. MT. 2 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Jl.
Lebih terperinciVISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB
KARYA TULIS ILMIAH VISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB Oleh: Drs. Ida Bagus Alit Paramarta, M.Si. Dra. I.G.A. Ratnawati, M.Si. JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciEsterifikasi Asam Lemak Bebas Dari Minyak Goreng Bekas
Valensi Vol. 2 No. 2, Mei 2011 (384 388) ISSN : 1978 8193 Esterifikasi Asam Lemak Bebas Dari Minyak Goreng Bekas Isalmi Aziz, Siti Nurbayti, Badrul Ulum Program Studi Kimia FST UIN Syarif Hidayatullah
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3
Lebih terperinciPenempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming
JURAL TEKIK POMITS Vol. 2, o. 2, (2013) ISS: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-137 Penempatan Optimal Phasor Measurement Unit (PMU) dengan Integer Programming Yunan Helmy Amrulloh, Rony Seto Wibowo, dan Sjamsjul
Lebih terperinciEstimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunakan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (16) 337-35 (31-98X Print) A-1 Estimasi Inflasi Wilayah Kerja KPwBI Malang Menggunaan ARIMA-Filter Kalman dan VAR-Filter Kalman Popy Febritasari, Erna Apriliani
Lebih terperinciPendeteksi Rotasi Menggunakan Gyroscope Berbasis Mikrokontroler ATmega8535
Maalah Seminar Tugas Ahir Pendetesi Rotasi Menggunaan Gyroscope Berbasis Miroontroler ATmega8535 Asep Mubaro [1], Wahyudi, S.T, M.T [2], Iwan Setiawan, S.T, M.T [2] Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR SELEKTIFITAS PENISILIN G TERHADAP FENILASETAT SECARA EKSTRAKSI MEMBRAN CAIR EMULSI DENGAN MENGGUNAKAN CARRIER DIOKTILAMIN
PENENTUAN FAKTOR SELEKTIFITAS PENISILIN G TERHADAP FENILASETAT SECARA EKSTRAKSI MEMBRAN CAIR EMULSI DENGAN MENGGUNAKAN CARRIER DIOKTILAMIN Imam Santoso, Tritiyatma Hadinugraha Ningsih urusan Kimia, Faultas
Lebih terperinciTotok Suwanda Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UMY Jalan Lingkar Barat Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta Telp ABSTRACT
OPTIMALISASI TEKANAN KOMPAKSI, TEMPERATUR DAN WAKTU SINTERING TERHADAP KEKERASAN DAN BERAT JENIS ALUMINIUM PADA PROSES PENCETAKAN DENGAN METALURGI SERBUK Toto Suwanda Jurusan Teni Mesin, Faultas Teni UMY
Lebih terperinciUji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Jonckheere Terpstra dan Modifikasinya Ridha Ferdhiana 1 Statistics Peer Group
Uji Alternatif Data Terurut Perbandingan antara Uji Joncheere Terpstra dan Modifiasinya Ridha Ferdhiana Statistics Peer Group Jurusan Matematia FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Aceh, 23 email:
Lebih terperinciPENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
1 Latar Belaang PENDAHULUAN Sistem biometri adalah suatu sistem pengenalan pola yang melauan identifiasi personal dengan menentuan eotentian dari arateristi fisiologis dari perilau tertentu yang dimilii
Lebih terperinciISSN: TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI
ISSN: 1979-7656 TEKNOMATIKA Vol.1, No.2, JANUARI 2009 25 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENDIAGNOSA JENIS PENYAKIT KANDUNGAN Bambang Yuwono Jurusan Teni Informatia UPN Veteran
Lebih terperinciKinetika Reaksi Transesterifikasi Minyak Goreng Bekas
Kinetika Reaksi Transesterifikasi Minyak Goreng Bekas Isalmi Aziz Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta emi_uin@yahoo.co.id Abstrak Biodiesel (metil ester) yang
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SEMUT UNTUK PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM
Seminar Nasional Sistem dan Informatia 2007; Bali, 16 November 2007 PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA SEMUT UNTUK PENYELESAIAN SHORTEST PATH PROBLEM Fajar Saptono 1) I ing Mutahiroh
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus
Jurnal Teni Industri, Vol.1, No., Juni 013, pp.96-101 ISSN 30-495X Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Jasa Pengiriman Pos Kilat Khusus Apriyani 1, Shanti Kirana Anggaraeni,
Lebih terperinciSistem Peramalan Jumlah Produksi Air PDAM Samarinda Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation
Sistem Peramalan Jumlah Produsi Air PDAM Samarinda Menggunaan Jaringan Syaraf Tiruan Bacpropagation Anindita Septiarini 1 dan Nur Sya baniah 2 1 Program Studi Ilmu Komputer FMIPA, Universitas Mulaarman
Lebih terperinciPEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA MELALUI PROSES TRANS-ESTERIFIKASI. Pardi Satriananda ABSTRACT
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology) PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA MELALUI PROSES TRANS-ESTERIFIKASI Pardi Satriananda ABSTRACT Ethyl ester and gliserol produce by reacting coconut
Lebih terperinciEstimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter
Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter eguh Herlambang 1, Denis Fidita 2, Puspandam Katias 2 1 Program Studi Sistem Informasi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Unusa Kampus B
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Keadaan dunia usaha yang selalu berubah membutuhan langah-langah untu mengendalian egiatan usaha di suatu perusahaan. Perencanaan adalah salah satu langah yang diperluan
Lebih terperinciMODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM
MODEL REGRESI INTERVAL DENGAN NEURAL FUZZY UNTUK MEMPREDIKSI TAGIHAN AIR PDAM 1,2 Faultas MIPA, Universitas Tanjungpura e-mail: csuhery@sisom.untan.ac.id, email: dedi.triyanto@sisom.untan.ac.id Abstract
Lebih terperinciPENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursakti ( )
PENERAPAN DYNAMIC PROGRAMMING DALAM WORD WRAP Wafdan Musa Nursati (13507065) Program Studi Teni Informatia, Seolah Teni Eletro dan Informatia, Institut Tenologi Bandung Jalan Ganesha No. 10 Bandung, 40132
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf adalah umpulan simpul (nodes) yang dihubungan satu sama lain melalui sisi/busur (edges) (Zaaria, 2006). Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan
Lebih terperinci