Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sudah Anda kenal di sekolah menengah, bahkan sejak sekolah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sudah Anda kenal di sekolah menengah, bahkan sejak sekolah"

Transkripsi

1 Modul Himpua Dra Sri Haryati Kartiko, MS PENDHULUN impua sudah da keal di sekolah meegah, bahka sejak sekolah H dasar Himpua merupaka usur yag petig dalam probabilitas, sehigga dipelajari kembali dalam mata kuliah ii, tetu saja dalam modul pertama Dalam Kegiata Belajar, da aka mempelajari himpua da operasiya da aka dapat membadigka operasi himpua dega operasi bilaga Dalam kegiata belajar ii diberika juga hukum-hukum yag aka diguaka dalam operasi himpua Dega hukum-hukum ii perhituga probabilitas dapat dilakuka dega lebih mudah Dalam Kegiata Belajar, da aka mempelajari tekik meghitug Tekik tersebut meliputi prisip perkalia, permutasi, kombiasi, da juga da aka mempelajari bagaimaa megguaka tekik meghitug tersebut Juga aka da jumpai koefisie multiomial Tekik meghitug ii bergua utuk meetuka bayakya eleme dalam ruag sampel da dalam suatu kejadia tertetu Setelah da mempelajari modul ii, da diharapka telah dapat melakuka operasi pada himpua, megguaka hukum-hukum pada operasi himpua, serta megguaka tekik perkalia, permutasi, kombiasi dalam perhituga eleme dalam ruag sampel

2 Pegatar Statistika Matematis S Kegiata Belajar Himpua ebagai ilustrasi diberika beberapa otoh himpua: Himpua semua mahasiswa Uiversitas Terbuka Himpua kepala keluarga di suatu desa 3 Himpua pasie berpeyakit paru-paru di Rumah Sakit Harapa Kita 4 Himpua bilaga bulat kurag dari 0 a Bilaga ¾ da tidak di dalam himpua b Bilaga 3 di dalam himpua Jika suatu objek berada dalam sebuah himpua, objek ii dikataka eleme dari himpua tersebut adalah himpua bilaga riil x, dega 0 x da ¾ adalah eleme dari himpua, fakta bahwa ¾ adalah eleme dari himpua, ditulis dega ¾ a berarti a adalah eleme dari himpua Himpua yag serig diguaka adalah himpua bilaga; meskipu demikia termiologi himpua titik aka lebih sesuai diguaka dibadig dega himpua bilaga Berikut diteragka seara sigkat bagaimaa megguaka termiologi ii Dalam aalitik geometri (di maa titik ol da uit telah ditetuka), setiap titik pada garis berkorespodesi dega haya satu bilaga x da setiap bilaga x berkorespodesi dega haya satu titik pada garis Korespodesi satu-satu atara bilaga da titik pada garis aka tidak meimbulka kesalahpahama bila kita meyebut titik x sebagai peggati bilaga x Lebih jauh lagi pada bidag koordiat tegak lurus da dega bilaga x da y, utuk setiap simbol (x, y) berkorespodesi dega haya satu titik pada bidag da sebalikya Titik (x, y) berarti pasaga berurut x da y Termiologi ii dapat diguaka bila sistem koordiat dalam ruag dari tiga dimesi atau lebih Dega demikia

3 STS440/MODUL 3 "Titik ( x, x, x )" berarti bilaga x, x, x Notasi { x ; 0 x ) dibaa adalah himpua satu dimesi dari titiktitik x di maa 0 x {( x, y) ; 0 x, 0 y dibaa himpua titik-titik dimesi (pada bidag) yag dibatasi oleh bujur sagkar dega titiktitik sudut (0, 0); (0, ); (, 0), (, ) ka diberika beberapa defiisi (dega otoh ilustrasi) yag aka membawa da pada aljabar himpua elemeter yag aka diguaka dalam probabilitas DEFINISI Bila setiap eleme dalam himpua juga merupaka eleme dalam himpua, himpua disebut himpua bagia (subset) dari himpua ditulis Bila da maka ; Cotoh { x; 0 x } da { x; 0 x } Himpua satu dimesi merupaka himpua bagia dari himpua Satu dimesi Cotoh Pada kartu bridge Himpua kartu jatug Himpua kartu merah Cotoh 3 {( x, y) ; 0 x y } {( x, y);0 x,0 y } yaitu

4 4 Pegatar Statistika Matematis Pada gamba: : titik-titik pada diagoal bujur sagkar : titik - titik pada bujur sagkar DEFINISI Gambar Bila himpua tidak mempuyai eleme, disebut himpua ull (himpua kosog), ditulis Cotoh 4 = Himpua aak SD yag berusia 60 tahu maka DEFINISI 3 Himpua semua eleme yag mejadi aggota palig sedikit satu himpua da disebut uio dari da, ditulis Uio dari himpua,,, adalah himpua yag 3 eleme-elemeya mejadi aggota dari palig sedikit satu himpua tersebut Uio ii ditulis atau 3 bila terdapat sejumlah himpua k Cotoh 5 Pada kartu bridge = himpua kartu e atau kartu wara merah = semua kartu wara merah da semua kartu e masuk dalam himpua ii

5 STS440/MODUL 5 Bila diambil eleme dari himpua eleme ii aka, berupa kartu e atau kartu wara merah (bisa merupaka kartu e dega wara merah) Cotoh 6 { x ; x 0, 5} da { x ; x 4, 5 0} { x ; x 0,, 0} Cotoh 7 da seperti ditetuka dalam otoh : Cotoh 8 utuk setiap himpua Cotoh 9 x ; x, k,, 3, k k { x ; 0 x } Nol tidak berada di dalam himpua ii karea ol tidak berada dalam salah satu himpua, 3 DEFINISI 4 Himpua yag eleme-elemeya mejadi aggota setiap himpua da disebut iterseksi (irisa) da ditulis Iterseksi (irisa) beberapa himpua, adalah 3 himpua semua eleme yag mejadi aggota setiap himpua

6 6 Pegatar Statistika Matematis, ditulis dega 3 berhigga (k) himpua ditulis dega Cotoh 0 Dari otoh 5, atau bila terdapat sejumlah = kartu e yag berwara merah Cotoh {( x, y) ; ( x, y) (0, 0), (0, ), (, )} {( x, y) ; ( x, y) (, ), (, ), (, )} {( x, y) ; ( x, y) (, )} k Cotoh {( x, y) ; 0 x y } {( x, y) ; x y} Cotoh 3 {( x ; 0 x / k}, k,, 3, {0} karea titik 0 (ol) mejadi aggota setiap 3 himpua DEFINISI 5,,, 3 Himpua semua eleme yag mejadi baha pembiaraa disebut semesta pembiaraa atau ruag; diberi otasi, B atau C Cotoh 5 Dalam pembiaraa tetag mahasiswa Idoesia maka = {semua orag Idoesia yag berpredikat mahasiswa} = himpua mahasiswa UT

7 STS440/MODUL 7 = himpua mahasiswa Idoesia di US Cotoh 6 Dalam melempar sebuah dadu satu kali maka = {,, 3, 4, 5, 6} = mata dadu geap = {, 4, 6} DEFINISI 6 adalah ruag dari Himpua semua eleme dalam yag buka eleme dari disebut kompleme dari ; ditulis dega otasi Cotoh 7 Dari otoh 5 = himpua kartu bridge yag buka e Cotoh 8 S {,, 0} himpua bilaga dalam S yag habis dibagi 5 {5, 0} {,, 3, 4, 6, 7, 8, 9} Cotoh 9 (lihat Gambar) ( ) S Gambar

8 8 Pegatar Statistika Matematis HUKUM-HUKUM YNG DIGUNKN DLM OPERSI HIMPUNN Hukum Komulatif B B B B Hukum sosiatif ( B) C ( BC) ( B) C ( BC) Tada kurug pada Hukum sosiatif meujukka operasi maa yag harus didahuluka Karea adaya hukum ii, tada kurug utuk operasi yag sama dapat dihilagka ( B) C ( B C) B C Tada kurug dalam ( B) C tidak dapat dihilagka karea seperti dapat da lihat pada diagram Ve Gambar 3, ( B) C ( B C) ( B C) Gambar 3 ( B) C Hukum Distributif ( B) C ( C) ( B C) ( B) C ( C) ( B C) Utuk hukum distributif ii da perhatika gambar 4

9 STS440/MODUL 9 a b ( B) C ( C) ( B C) ( B) C ( C) ( B C) Gambar 4 ( B) C adalah jumlah yag diarsir pada Gambar 4a ( B) ( B C) adalah jumlah yag diarsir dua kali pada Gambar 4b Perhatika perbedaa/persamaa operasi himpua dega operasi bilaga aa a bila da haya bila a 0 atau a a a bila da haya bila a 0 sedag ( a b) ( a) ( b ) ( ab) ( a ) ( b ) sedag ( B) C ( C) ( B C) ( B) C ( C) ( B C) Hukum De Morga ( B) B ( B) B Dega hukum De Morga didapat ( B ) B ( B ) B

10 0 Pegatar Statistika Matematis Operasi lai pada himpua Beda Defiisi Beda dega B ditulis \ B \ B B { x : x da x B} \ B (daerah yag diarsir) Gambar 5 B \ (daerah yag diarsir) a Dari ilustrasi dalam Gambar 5 terlihat bahwa \ B B \ b pabila B maka \ B ditulis B Karea ( B) maka \ B ( B) d Karea maka Beda Simetri Defiisi Beda simetri da B ditulis dega otasi B B ( B ) ( B) ( \ B) ( B \ )

11 STS440/MODUL Gambar 6 B adalah daerah yag diarsir Perhatika bahwa B B DEFINISI 7 da B mempuyai sifat salig asig (disjoit) bila da haya bila B Dari gambar 7 tampak bahwa B B bila da haya bila B da bila da haya bila B, B C salig asig berarti BC da B, C da B C B Gambar 7

12 Pegatar Statistika Matematis B C B C DEFINISI 8, B, C BC salig asig Partisi dari adalah i tapi, B, C tidak salig asig Gambar 8,, sedemikia sehigga dega utuk i j i j Gambar 9,, adalah Partisi dari DEFINISI 9 I adalah fugsi idikator bila bila x I( x) 0 bila x

13 STS440/MODUL 3 Cotoh 0 Himpua : mahasiswa UT Himpua B : mahasiswa UI Himpua C : Siswa SMP Negeri 9 Jakarta a Bila tidak ada mahasiswa UI yag juga mahasiswa UT, B da B salig asig atau da B tidak salig asig b Bila ada, B B B C d \B = mahasiswa UT yag tidak meragkap mejadi mahasiswa UI e B\ = mahasiswa UI yag tidak meragkap mejadi mahasiswa UT f = B ( \ B) ( B \ ) atau = mahasiswa UT saja atau mahasiswa UI saja (tidak termasuk mahasiswa yag meragkap) g Bila B da C da BC B C atau, B, da C salig asig h Bila B atau C atau BC tidak salig asig Cotoh Misal UI mempuyai fakultas : mahasiswa fakultas : mahasiswa fakultas : mahasiswa fakultas : mahasiswa UI i i j utuk i j sehigga i, i, merupaka partisi dari adalah mahasiswa fakultas I ( ), utuk i i I ( ) 0, utuk j j, berarti maka, B da C

14 4 Pegatar Statistika Matematis LTIHN ) S = Peduduk Idoesia = Pekerja bagua B = ak-aak balita C = Laki-laki pakah Utuk memperdalam pemahama da megeai materi di atas, kerjakalah latiha berikut!, B, B, B C, C, \ B, B\ C, B, B C, B ) Tujukka bahwa B bhb B 3) Y adalah ilai aljabar siswa SMP Negeri 9 Jakarta Misal : S = { y ; 0 y 0} = { y ; 7,5 y 0} B = { y ; 6 y 7,5} C = { y ; 5 y 6} D = {0 ; 0 y 5} pakah B, B, C, B C, \ B, B? da apakah, B, C da D partisi dari S? Petujuk Jawaba Latiha ) Guaka defiisi ) Buktika bila B maka da B da bila B maka B 3) Guaka defiisi RNGKUMN Operasi Himpua B { x / x atau x B}

15 STS440/MODUL 5 B { x / x atau x B} { x / x } \ B B { x / x da x B} B { \ B) ( B \ ) Hukum-hukum yag diguaka dalam operasioal himpua Komutatif : E B B E B B sosiatif : ( B) C ( B C) ( B) C ( B C) Distributif : ( B) C ( C) ( B C) ( B) C ( C) ( B C) De Morga : ( B) B ( B) B 3 Fugsi Idikator bila x I ( x) 0 bila x 4 Partisi dari adalah i i i j,, sedemikia sehigga dega utuk i j TES FORMTIF Pilihlah satu jawaba yag palig tepat! I Bila diketahui S {0,,, 0} {,, 3, 5, 6, 8} B {4, 6, 7, 9, 0} ) B B {9, 0}

16 6 Pegatar Statistika Matematis C {4, 7, 9, 0} D {0, 4, 7, 9, 0} ) B B {4, 5, 6, 7} C {6} D {6, 8} 3) ( ) B S C D {0} B 4) \ B = {,, 3, 5, 8} B {,, 3, 4, 8} C {,, 3, 6, 8} D {,, 4, 6, 8} 5) B {,, 3, 4, 6, 8, 9, 0} B {,, 3, 4, 5,7, 8, 9, 0} C {,, 3, 4, 7, 9, 0} D {,, 4, 6, 7, 8, 9, 0} II 6) B ( \ B) ( B \ ) B ( B ) ( B ) C ( B ) ( B ) D \ B 7) pabila B maka B B B B B C B D B B

17 STS440/MODUL 7 8) Di atara 4 peryataa di bawah ii yag tidak bear adalah ( B) C ( B C) B ( B) C ( B C) C ( B) C ( B C) D ( B) C ( B C) 9) Dari hal yag diketahui dalam I da C = {4, 7, 9, 0} Maakah di atara peryataa ii yag bear? da B partisi dari S B da B buka partisi dari S C da C partisi dari S D B da C partisi dari S 0) B C bila B C, I B C ( ) 0 B 3 C D Cookkalah jawaba da dega Kui Jawaba Tes Formatif yag terdapat di bagia akhir modul ii Hituglah jawaba yag bear Kemudia, guaka rumus berikut utuk megetahui tigkat peguasaa da terhadap materi Kegiata Belajar Tigkat peguasaa = Jumlah Jawaba yag Bear 00% Jumlah Soal rti tigkat peguasaa: 90-00% = baik sekali 80-89% = baik 70-79% = ukup < 70% = kurag pabila meapai tigkat peguasaa 80% atau lebih, da dapat meeruska dega Kegiata Belajar Bagus! Jika masih di bawah 80%, da harus megulagi materi Kegiata Belajar, terutama bagia yag belum dikuasai

18 8 Pegatar Statistika Matematis M Kegiata Belajar Tekik Meghitug eghitug bayakya ara terjadiya suatu kejadia (yag defiisiya diberika dalam Modul ) kadag ukup kompleks Utuk membatuya aka diberika tekik meghitug PRINSIP PERKLIN Bila suatu operasi dapat dilakuka dega ara operasi da operasi, kedua dapat dilakuka dega ara maka terdapat ara di maa operasi dapat dilakuka Cotoh Misal sebuah mata uag (kita sebut sisiya M = muka da B = belakag) dilempar da kemudia sebuah kelereg diambil dari suatu kotak berisi kelereg hitug (H), kelereg kuig (K) da kelereg putih (P) Hasil pegambila (yag ati disebut out ome) yag mugki adalah: MH, MK, MP, BH, BK da BP Utuk setiap hasil lempara mata uag terdapat tiga kelereg yag mugki terpilih, sehigga semua hasil yag mugki adalah 3 = 6 Keadaa ii dapat digambarka dalam diagram poho dalam gambar 0 M H K P B H K P Gambar 0 Diagram poho otoh

19 STS440/MODUL 9 Prisip perkalia ii dapat diperluas utuk lebih dari operasi Khususya lebih operasi ke i da r operasi dapat dilakuka dega i ara Khususya utuk sejumlah r operasi di maa tiap-tiap operasi ke-i dapat dilakuka dega i ( i,,, r) maka bayakya ara melakuka r operasi adalah: r i i Masalah meghitug yag serig ditemui diberika dalam teorema berikut Teorema Bila terdapat r operasi yag masig-masig dapat dilakuka dega N ara, maka bayakya ara melakuka r operasi adalah r N r Cotoh 3 Dega berapa ara tes berisi 0 pertayaa, yag jawabya salah-bear dapat dijawab? 0 Jawabya adalah Cotoh 4 Dari himpua beraggota m, ada beberapa himpua bagia (subset) yag mugki? Dalam membetuk himpua bagia harus diputuska setiap eleme berada dalam himpua bagia atau tidak? Jadi utuk setiap m eleme terdapat piliha (ara), sehigga bayakya subset yag mugki m adalah Di sii termasuk himpua kosog, yag berkorespodesi dega kejadia tidak ada satu eleme pu di dalam himpua bagia ii Cotoh 5 5 kartu diambil da dek kartu bridge (terdiri dari 5 kartu) Dalam hal ii terdapat (5) 5 ara, bila pegambila dega pegembalia Bila ke 5 kartu diambil tapa pegembalia bayakya ara adalah

20 0 Pegatar Statistika Matematis Pada ara pertama kartu yag sama dapat diambil lebih dari satu kali, sedag pada ara kedua tidak aka terambil kartu yag sama B PERMUTSI DN KOMBINSI! (baa faktorial) ( )! ( ) ( k ) ( k)!! ( ) ( ) ( )!!!! ( )! 0! Beberapa otoh perhituga faktorial 5! ! ! 5! 6 6 5! 5! 7! 76 5! 6! !5! 3 0! !7! 3 9! !5! 43 8! ! Beberapa rumus bermafaat utuk meghitug bayakya ragkaia yag mugki dalam kasus-kasus tertetu ragkaia berurut dari suatu himpua objek disebut Permutasi Teorema Bayakya permutasi dari objek yag berada adalah!

21 STS440/MODUL Bukti: Diguaka prisip perkalia Utuk ara megisi posisi dega objek yag berbeda, posisi pertama dapat diisi dega ara dega megguaka salah satu di atara objek Posisi kedua diisi dega ara megguaka ( ) objek sisaya, da seterusya sampai objek terakhir ditempatka pada posisi terakhir Dega prisip perkalia operasi ii dapat dilakuka dalam ( ) =! Cara Sebagai otoh, bayakya ara meyusu 5 kartu yag berbeda adalah 5! = 0 Seseorag mugki juga tertarik pada bayakya ara pegambila objek dari objek yag berbeda da megguaka r objek ii Teorema 3 Bayakya permutasi r objek diambil dari objek berbeda adalah! Pr ( r)! Cotoh 6 Dari 4 huruf a, b,, d diambil 4 huruf dega memperhatika uruta 4! Bayakya ara adalah 4, yaitu! ab a ad b bd d ba a da b db d Cotoh 7 Sebuah kotak berisi kartu, masig-masig beromor,, Bila tiga kartu diambil tapa pegembalia maka bayakya ara pegambila adalah P! 3 ( ) ( ) ( 3)!

22 Pegatar Statistika Matematis Perhatika bahwa pada permutasi uruta diperhatika Bila uruta objek tidak diperhatika, dikataka kita haya tertarik pada bayakya kombiasi yag mugki pada pemiliha r objek dari objek yag berada Simbol diguaka utuk meyataka bayakya kombiasi r tersebut Teorema 4 Bayakya kombiasi r objek yag dipilih dari objek yag berbeda adalah! r r!( r )! Cotoh 7 Dari sebuah kotak berisi 0 bola, diambil 3 bola tapa pegembalia Perhatika bahwa uruta tidak diperhatika Bila bola diberi ama b, b, b, terpilih bola b, b, b ! 0 3 3! 7! Cotoh 7 Dari 40 orag dalam suatu kelas dipilih pegurus yag terdiri dari 5 orag Uruta tidak diperhatika, karea,,,, sama dega terpilih,,,,, sehigga diguaka kombiasi Bayakya ara adalah 40 40! ! 35! 5 4 3

23 STS440/MODUL 3 Misal harus mejadi pegurus, maka keempat pegurus laiya dipilih dari 39 orag sehigga bayakya ara adalah dipilih dari 39 Misal karea sakit tidak boleh mejadi pegurus maka bayakya ara adalah 39 5 Perhatika bahwa: Pr r! r r r bila r atau r 0 r 6 r r r r 0 Bukti: adalah bayakya ara pemiliha r objek da objek bila uruta tidak r diperhatika Biasa disebut: kombiasi r objek dari objek atau ditulis dega lambag: ara r a harus ada objek tertetu yag harus terpilih, berarti ada b harus ada objek tertetu tidak boleh terpilih, berarti ada r Jumlah kedua alteratif ii aka memberika r 7 r r r r r r ara

24 4 Pegatar Statistika Matematis Bukti: r r r r r r 3 3 Didapat r r r r r r 3 3 r r r r 3 k k r r r k k 8 r Bukti: r0 Dari Biomium Newto a = b = q didapat r0 r r r ( a b) a b dega megambil 0 r ( ) 9 m k m k r r r0 r0 Bukti: m objek dipadag terbagi mejadi grup terdiri dari k objek da ( m k) objek Utuk memilih objek dapat dipilih r objek dari grup k r ara da ( r) objek dari grup = m k r ara sehigga terdapat

25 STS440/MODUL 5 k m k r r mugki didapat m ara pabila kuatitas ii dijumlah utuk semua harga r yag Objek Sama (Tak Dibedaka) Cotoh 8 5 kelereg : hitam (H) da 3 putih (P) Cara peyusua kelima objek HPHPP PHHPP HPPHP PHPHP HHPPP PPHHP PPHPH PPPHH PHPPH HPPPH Teorema 5 Bayakya ara adalah 5! 0! 3! Bayakya permutasi yag berbeda dari objek dega r di ataraya dari jeis pertama da sisaya ( r) jeis kedua adalah! r r! ( r )! Teorema 6 Bayakya permutasi objek di maa r objek dari jeis pertama r objek dari jeis kedua r objek dari jeis ke k k! adalah yag disebut koefisie multiomial r! r! r! k

26 6 Pegatar Statistika Matematis Cotoh /9 0 kelereg : hitam, 3 putih da 5 merah Bayakya permutasi yag berbeda adalah 0! 50! 3! 5! Cotoh 30 Beberapa ara meyusu bedera terdiri 3 wara merah, 3 wara hijau, 3 wara kuig da 3 wara hitam Dega teorema 6, bayakya! ara adalah 3! 3! 3! 3! LTIHN Utuk memperdalam pemahama da megeai materi di atas, kerjakalah latiha berikut! ) Seorag aak aka medapat baju atau elaa utuk hadiah ulag tahuya Tersedia 3 baju da elaa a) Bila si aak haya medapat di ataraya, ada berapa ara pemiliha? b) Bila ia medapat baju da elaa, ada berapa ara pemiliha? ) Berapa bayakya bilaga yag dapat disusu dari agka,, 3 yag kurag dari 00, agka tidak berulag 3) da berapa ara 3 orag pegurus dipilih dari 0 orag da beberapa ara pemiliha orag ketua, wakil da sekretaris? 4) Tujukka bahwa: m b) m m ) m m k m k a) 0 Petujuk Jawaba Latiha ) a) 3 +

27 STS440/MODUL 7 b) 3 ) ) Bilaga yag dimaksud harus kurag dari 00, berarti () Berawal : Cara () gka ke- : ara ( atau 3) (3) gka ke-3 : ara (tiggal piliha agka ) Seara keseluruha : = ara 3) Pemiliha 3 orag pegurus dari 0 orag adalah 0! pabila ditetuka jabata masig-masig maka ! Ketua Wakil Sekretaris Ketua Wakil Sekretaris Dega demikia karea uruta diperhatika permutasi, sehigga 0! bayakya ara 0P ! m m! o o! m! o! 4) a) b) m m! m o! ( m)! ) m m! m! m o m k o! ( m )! ( m k)! ( m ( m k)! RNGKUMN Prisip Perkalia: Operasi ke i dari r operasi dapat dilakuka dega i ara maka ara melakuka r operasi adalah Dari objek yag berbeda diambil r objek r a Uruta tak diperhatika, dega pegembalia bayak ara = r

28 8 Pegatar Statistika Matematis b Uruta tak diperhatika, tapa pegembalia bayakya ara! r r! ( r )! Uruta diperhatika tapa pegembalia, bayakya ara =! Pr ( r)! 3 Bayakya permutasi objek, dega r objek dari jeis pertama r objek dari jeis kedua r objek dari jeis ke k k! adalah r! r! r! k ) Bayakya bilaga bulat atara dega tidak ada digit (agka) yag sama adalah 900 B C D TES FORMTIF Pilihlah satu jawaba yag palig tepat! P P 0 ) Gambar di bawah meujukka jala yag meghubugka kota-kota, B, C da D Tada meujukka jembata B C D Dega berapa ara seseorag berjala dari ke D kembali ke lewat jala yag belum perah dilewati, yaitu 40 B 30

29 STS440/MODUL 9 C 0 D 7 3) Dari soal, dega berapa ara seseorag berjala dari ke D dega melewati tepat jembata, yaitu 50 B 4 C 37 D 4 4) pertayaa dalam ujia harus dijawab dega B (betul) da S (salah) Seorag mahasiswa aka mejawab seara radom dega 6 jawaba B da 6 jawaba S da berapa ara seperti ii? 000 B 90 C 97 D 900 5) Berapa tada terdiri dari atau 3 huruf yag dapat dibuat dari alphabet - Z bila alphabet tidak boleh diulag? B C 5 6 D ) Sebuah dadu dilempar 3 kali Bayakya pasaga agka yag tampak adalah 6 3 B C 6 3 D 3 6 7) 4 laki-laki da 4 waita merupaka 4 pasaga suami istri da berapa maam dugaa pasaga suami istri? 4 B 4

30 30 Pegatar Statistika Matematis C 8! 4! 4! D 4 4 8) Diketahui m buah kotak da j buah bola da berapa ara meempatka j buah bola tersebut ke dalam m kotak seara uiform (bola bisa terletak di kotak maa pu) m + j B m j m j C D m j 9) Dari soal 8, ada berapa ara bila kotak I harus kosog? m + j B m j m C j D m j Cookkalah jawaba da dega Kui Jawaba Tes Formatif yag terdapat di bagia akhir modul ii Hituglah jawaba yag bear Kemudia, guaka rumus berikut utuk megetahui tigkat peguasaa da terhadap materi Kegiata Belajar Tigkat peguasaa = Jumlah Jawaba yag Bear 00% Jumlah Soal rti tigkat peguasaa: 90-00% = baik sekali 80-89% = baik 70-79% = ukup < 70% = kurag

31 STS440/MODUL 3 pabila meapai tigkat peguasaa 80% atau lebih, da dapat meeruska dega modul selajutya Bagus! Jika masih di bawah 80%, da harus megulagi materi Kegiata Belajar, terutama bagia yag belum dikuasai

32 3 Pegatar Statistika Matematis Kui Jawaba Tes Formatif Tes Formatif ) D ) C 3) D 4) 5) B 6) C 7) D 8) B 9) B 0) C Tes Formatif ) B ) 3) D 4) C 5) B 6) 7) 8) D 9) D

33 STS440/MODUL 33 Daftar Pustaka Blum, Julius R & Roseblat, Judah I, (97) Probability ad statistis, Philadelphia: Sauders Compay Chug, Kai Lai, (974) Elemetary Probability Theory with Stohasti Prosesses, New York: Spriger Verlag Hogg Robert V & Craig lle T, (978) Itrodutio to Mathematial Statistis, Mamilla Publishig Co, I

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS

BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS 1.1. Pedahulua Dalam pertemua ii Ada aka mempelajari beberapa padaga tetag permutasi da kombiasi, fugsi da metode perhituga probabilitas, da meghitug probabilitas. Pada

Lebih terperinci

PELUANG KEJADIAN. 3. Permutasi siklis adalah permutasi yang susunannya melingkar.

PELUANG KEJADIAN. 3. Permutasi siklis adalah permutasi yang susunannya melingkar. PELUANG KEJADIAN A. Atura Perkalia/Pegisia Tempat Jika kejadia pertama dapat terjadi dalam a cara berbeda, kejadia kedua dapat terjadi dalam b cara berbeda, kejadia ketiga dapat terjadi dalam c cara berbeda,

Lebih terperinci

Himpunan. Himpunan 3/28/2012. Semesta Pembicaraan Semua mobil di Indonesia

Himpunan. Himpunan 3/28/2012. Semesta Pembicaraan Semua mobil di Indonesia Himpua Suatu himpua atau gugus adalah merupaka sekumpula obyek. Pada umumya aggota dari gugus tersebut memiliki suatu sifat yag sama. Suatu himpua bagia atau aak gugus merupaka sekumpula obyek yag aggotaya

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa istilah, definisi serta konsep-konsep yang

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa istilah, definisi serta konsep-konsep yang II. LANDASAN TEORI Pada bab ii aka diberika beberapa istilah, defiisi serta kosep-kosep yag medukug dalam peelitia ii. 2.1 Kosep Dasar Teori Graf Berikut ii aka diberika kosep dasar teori graf yag bersumber

Lebih terperinci

Oleh: Yunissa Rara Fahreza Akuntansi Teknologi Sistem Informasi KOMBINATORIAL & PELUANG DISKRIT : PERMUTASI MATEMATIKA DISKRIT

Oleh: Yunissa Rara Fahreza Akuntansi Teknologi Sistem Informasi KOMBINATORIAL & PELUANG DISKRIT : PERMUTASI MATEMATIKA DISKRIT Oleh: Yuissa Rara Fahreza Akutasi Tekologi Sistem Iformasi KOMBINATORIAL & PELUANG DISKRIT : PERMUTASI MATEMATIKA DISKRIT ILUSTRASI 1 Misal ada 3 buah kelereg yag berbeda wara : merah (m), kuig (k) da

Lebih terperinci

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus

1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus ODUL 5 Peubah Acak Diskret Khusus Terdapat beberapa peubah acak diskret khusus yag serig mucul dalam aplikasi. Peubah Acak Seragam ( Uiform) Bila X suatu peubah acak diskret dimaa setiap eleme dari X mempuyai

Lebih terperinci

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real:

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real: BARISAN TAK HINGGA Secara umum, suatu barisa dapat diyataka sebagai susua terurut dari bilaga-bilaga real: u 1, u 2, u 3, Barisa tak higga merupaka suatu fugsi dega domai berupa himpua bilaga bulat positif

Lebih terperinci

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat: a. memeriksa apakah suatu pemetaan merupakan operasi;

Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat: a. memeriksa apakah suatu pemetaan merupakan operasi; Modul 1 Operasi Dr. Ahmad Muchlis B PENDAHULUAN erapakah 97531 86042? Kalau Ada megguaka kalkulator, jawabaya amat bergatug pada tipe kalkulator yag Ada pakai. 9 Kalkulator ilmiah Casio fx-250 memberika

Lebih terperinci

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da

Lebih terperinci

Deret Fourier. Modul 1 PENDAHULUAN

Deret Fourier. Modul 1 PENDAHULUAN Modul Deret Fourier Prof. Dr. Bambag Soedijoo P PENDAHULUAN ada modul ii dibahas masalah ekspasi deret Fourier Sius osius utuk suatu fugsi periodik ataupu yag diaggap periodik, da dibahas pula trasformasi

Lebih terperinci

Probabilitas. Modul 1

Probabilitas. Modul 1 Modul Probabilitas Prof. Dr. Subaar T eori probabilitas adalah abag Matematika yag berusaha meggambarka atau memodelka hae behavior. Perjudia memberika bayak otoh sederhaa hae behavior, seperti bermai

Lebih terperinci

BAB II KAIDAH PENCACAHAN DAN PELUANG

BAB II KAIDAH PENCACAHAN DAN PELUANG 1 BAB II KAIDAH PENCACAHAN DAN PELUANG Dalam kehidupa sehari hari kita serig dihadapka pada persoala yag berkaita dega peluag. Baik mecari kemugkia, kesempata, bayak cara, harapa da sebagaiya. Dalam Materi

Lebih terperinci

PELUANG. Kegiatan Belajar 1 : Kaidah Pencacahan, Permutasi dan kombinasi

PELUANG. Kegiatan Belajar 1 : Kaidah Pencacahan, Permutasi dan kombinasi PELUANG Kegiata Belajar : Kaidah Pecacaha, Permutasi da kombiasi A. Kaidah Pecacaha. Prisip Dasar Membilag Jika suatu operasi terdiri dari tahap, tahap pertama dapat dilakuka dega m cara yag berbeda da

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum apabila a bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada tepat = +, 0 <

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum apabila a bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada tepat = +, 0 < II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keterbagia Secara umum apabila a bilaga bulat da b bilaga bulat positif, maka ada tepat satu bilaga bulat q da r sedemikia sehigga : = +, 0 < dalam hal ii b disebut hasil bagi

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4 Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika

Lebih terperinci

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut: Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah

Lebih terperinci

9 Departemen Statistika FMIPA IPB

9 Departemen Statistika FMIPA IPB Supleme Resposi Pertemua ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351 9 Departeme Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasa Sub Pokok Bahasa Referesi Waktu Pegatar Aalisis utuk Data Respo Kategorik Data respo kategorik Sebara

Lebih terperinci

ARTIKEL. Menentukan rumus Jumlah Suatu Deret dengan Operator Beda. Markaban Maret 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

ARTIKEL. Menentukan rumus Jumlah Suatu Deret dengan Operator Beda. Markaban Maret 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ARTIKEL Meetuka rumus Jumlah Suatu Deret dega Operator Beda Markaba 191115198801005 Maret 015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

Barisan dan Deret. Modul 1 PENDAHULUAN

Barisan dan Deret. Modul 1 PENDAHULUAN Modul Barisa da Deret Reto Wika Tyasig Ada P PENDAHULUAN okok bahasa dalam modul ii terdiri atas dua kegiata belajar. Yag pertama tetag barisa, yag kedua tetag deret da cotoh-cotoh pemakaia deret. Pembahasa

Lebih terperinci

terurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2

terurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2 Bab Bilaga kompleks BAB BILANGAN KOMPLEKS Defiisi Bilaga Kompleks Sebelum medefiisika bilaga kompleks, pembaca diigatka kembali pada permasalah dalam sistem bilaga yag telah dikeal sebelumya Yag pertama

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 77-85, Agustus 2003, ISSN : DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 77-85, Agustus 2003, ISSN : DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN JURAL MATEMATKA DA KOMPUTER Vol. 6. o., 77-85, Agustus 003, SS : 40-858 DSTRBUS WAKTU BERHET PADA PROSES PEMBAHARUA Sudaro Jurusa Matematika FMPA UDP Abstrak Dalam proses stokhastik yag maa kejadia dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya 5 BAB II LANDASAN TEORI Dalam tugas akhir ii aka dibahas megeai peaksira besarya koefisie korelasi atara dua variabel radom kotiu jika data yag teramati berupa data kategorik yag terbetuk dari kedua variabel

Lebih terperinci

Pendiferensialan. Modul 1 PENDAHULUAN

Pendiferensialan. Modul 1 PENDAHULUAN Modul Pediferesiala Prof R Soematri D PENDAHULUAN alam modul ii dibahas fugsi berilai real yag didefiisika pada suatu iterval Defiisi derivatif suatu fugsi dimulai dega derivatif di suatu titik, kemudia

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3

PERTEMUAN 13. VEKTOR dalam R 3 PERTEMUAN VEKTOR dalam R Pegertia Ruag Vektor Defiisi R Jika adalah sebuah bilaga bulat positif, maka tupel - - terorde (ordered--tuple) adalah sebuah uruta bilaga riil ( a ),a,..., a. Semua tupel - -terorde

Lebih terperinci

Modul Kuliah statistika

Modul Kuliah statistika Modul Kuliah statistika Dose: Abdul Jamil, S.Kom., MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER MUHAMMADIYAH JAKARTA Bab 2 Populasi da Sampel 2.1 Populasi Populasi merupaka keseluruha pegamata

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Definisi Grup G disebut grup komutatif atau grup abel jika berlaku hukum

BAB II TEORI DASAR. Definisi Grup G disebut grup komutatif atau grup abel jika berlaku hukum BAB II TEORI DASAR 2.1 Aljabar Liier Defiisi 2. 1. 1 Grup Himpua tak kosog G disebut grup (G, ) jika pada G terdefiisi operasi, sedemikia rupa sehigga berlaku : a. Jika a, b eleme dari G, maka a b eleme

Lebih terperinci

2 BARISAN BILANGAN REAL

2 BARISAN BILANGAN REAL 2 BARISAN BILANGAN REAL Di sekolah meegah barisa diperkealka sebagai kumpula bilaga yag disusu meurut "pola" tertetu, misalya barisa aritmatika da barisa geometri. Biasaya barisa da deret merupaka satu

Lebih terperinci

BAB III RUANG HAUSDORFF. Pada bab ini akan dibahas mengenai ruang Hausdorff, kekompakan pada

BAB III RUANG HAUSDORFF. Pada bab ini akan dibahas mengenai ruang Hausdorff, kekompakan pada 8 BAB III RUANG HAUSDORFF Pada bab ii aka dibahas megeai ruag Hausdorff, kekompaka pada ruag Hausdorff da ruag regular legkap. Pembahasa diawali dega medefiisika Ruag Hausdorff da beberapa sifatya kemudia

Lebih terperinci

Induksi Matematika. Pertemuan VII Matematika Diskret Semester Gasal 2014/2015 Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta

Induksi Matematika. Pertemuan VII Matematika Diskret Semester Gasal 2014/2015 Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta Iduksi Matematika Pertemua VII Matematika Diskret Semester Gasal 2014/2015 Jurusa Tekik Iformatika UPN Vetera Yogyakarta Metode pembuktia utuk peryataa perihal bilaga bulat adalah iduksi matematik. Cotoh

Lebih terperinci

III BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

III BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar BAB III BARISAN DAN DERET Tujua Pembelajara Setelah mempelajari materi bab ii, Ada diharapka dapat:. meetuka suku ke- barisa da jumlah suku deret aritmetika da geometri,. meracag model matematika dari

Lebih terperinci

BAB 2 PELUANG LKS 1 8. C hanya angka 3 yang memenuhi syarat kurang dari 400 Banyak bilangan yang kurang dari 400 : = = 12 9.

BAB 2 PELUANG LKS 1 8. C hanya angka 3 yang memenuhi syarat kurang dari 400 Banyak bilangan yang kurang dari 400 : = = 12 9. A. Evaluasi egertia atau Igata. B (A x B) (A). (B). 0. B huruf vokal Bayak susua huruf yag dapat dibuat :..... 0. B ( agka dapat berulag ) Bayak bilaga puluha yag dapat disusu dari agka tersebut :. 9.

Lebih terperinci

Matematika Diskret (Kombinatorial - Permutasi) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs

Matematika Diskret (Kombinatorial - Permutasi) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs Matematika Diskret (Kombiatorial - Permutasi) Istruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs Pedahulua Sebuah sadi-lewat (password) pajagya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh berupa huruf atau agka. Berapa

Lebih terperinci

Soal-soal Latihan: jika Misalkan n adalah bilangan genap. Buktikan bahwa

Soal-soal Latihan: jika Misalkan n adalah bilangan genap. Buktikan bahwa Soal-soal Latiha:. Misalka kita aka meyusu kata-kata yag dibetuk dari huru-huru dalam kata SIMALAKAMA, jika a. huru S mucul setelah huru K (misalya, ALAMAKSIM). b. huru A mucul berdekata. c. tidak memuat

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret Program Perkuliaha Dasar Umum Sekolah Tiggi Tekologi Telkom Barisa da Deret Barisa Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) a Fugsi tersebut

Lebih terperinci

Sistem Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Sistem Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sistem Bilaga Real Prof. R. Soematri D PENDAHULUAN alam modul ii aka dibahas sifat-sifat pokok bilaga real. Meskipu pembaca sudah akrab bear dega bilaga real amu modul ii aka membahasya lebih cermat

Lebih terperinci

LIMIT. = δ. A R, jika dan hanya jika ada barisan. , sedemikian hingga Lim( a n

LIMIT. = δ. A R, jika dan hanya jika ada barisan. , sedemikian hingga Lim( a n LIMIT 4.. FUNGSI LIMIT Defiisi 4.. A R Titik c R adalah titik limit dari A, jika utuk setiap δ > 0 ada palig sedikit satu titik di A, c sedemikia sehigga c < δ. Defiisi diatas dapat disimpulka dega cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Matematika merupaka suatu ilmu yag mempuyai obyek kajia abstrak, uiversal, medasari perkembaga tekologi moder, da mempuyai pera petig dalam berbagai disipli,

Lebih terperinci

Induksi Matematik dan Teorema Binomial

Induksi Matematik dan Teorema Binomial Modul Iduksi Matematik da Teorema Biomial Sukirma I PENDAHULUAN duksi matematik merupaka salah satu metode pembuktia dari bayak teorema dalam Teori Bilaga maupu dalam mata kuliah matematika laiya. Sedagka

Lebih terperinci

UKURAN PEMUSATAN DATA

UKURAN PEMUSATAN DATA Malim Muhammad, M.Sc. UKURAN PEMUSATAN DATA J U R U S A N A G R O T E K N O L O G I F A K U L T A S P E R T A N I A N U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P U R W O K E R T O DEFINISI UKURAN PEMUSATAN

Lebih terperinci

BARISAN DAN DERET. Nurdinintya Athari (NDT)

BARISAN DAN DERET. Nurdinintya Athari (NDT) BARISAN DAN DERET Nurdiitya Athari (NDT) BARISAN Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) = a Fugsi tersebut dikeal sebagai barisa bilaga

Lebih terperinci

Kombinatorial dan Peluang. Adri Priadana ilkomadri.com

Kombinatorial dan Peluang. Adri Priadana ilkomadri.com Kombiatorial da Peluag Adri Priadaa ilkomadri.com Pedahulua Sebuah kata-sadi (password) pajagya 6 sampai 8 karakter. Karakter boleh berupa huruf atau agka. Berapa bayak kemugkia kata-sadi yag dapat dibuat?

Lebih terperinci

,n N. Jelas barisan ini terbatas pada dengan batas M =: 1, dan. barisan ini kovergen ke 0.

,n N. Jelas barisan ini terbatas pada dengan batas M =: 1, dan. barisan ini kovergen ke 0. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNMUH PONOROGO SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TA 03/04 Mata Ujia : Aalisis Real Tipe Soal : REGULER Dose : Dr. Jula HERNADI Waktu : 90 meit Hari, Taggal : Selasa,

Lebih terperinci

Aturan Pencacahan. Contoh: Berapa banyak kemungkinan jalur yang dapat dilalui dari Kota A ke Kota D?

Aturan Pencacahan. Contoh: Berapa banyak kemungkinan jalur yang dapat dilalui dari Kota A ke Kota D? Atura Pecacaha A. Atura Perkalia Jika terdapat k usur yag tersedia, dega: = bayak cara utuk meyusu usur pertama 2 = bayak cara utuk meyusu usur kedua setelah usur pertama tersusu 3 = bayak cara utuk meyusu

Lebih terperinci

PEMBEKALAN OSN-2011 SMP STELA DUCE I YOGYAKARTA MATA PELAJARAN: MATEMATIKA Pemateri: Murdanu

PEMBEKALAN OSN-2011 SMP STELA DUCE I YOGYAKARTA MATA PELAJARAN: MATEMATIKA Pemateri: Murdanu Pemateri: Murdau 1 BAGIAN A 1. Carilah dua bilaga yag hasilkali da jumlahya berilai sama!. Carilah dua bilaga yag perbadiga da selisihya berilai sama! 3. Diketahui: ab = 84, bc = 76, ac = 161. Berapakah

Lebih terperinci

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi 6. Pecacaha Lajut Relasi Rekuresi Relasi rekuresi utuk dereta {a } adalah persamaa yag meyataka a kedalam satu atau lebih suku sebelumya, yaitu a 0, a,, a -, utuk seluruh bilaga bulat, dega 0, dimaa 0

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Interpolasi

Bab 3 Metode Interpolasi Baha Kuliah 03 Bab 3 Metode Iterpolasi Pedahulua Iterpolasi serig diartika sebagai mecari ilai variabel tergatug tertetu, misalya y, pada ilai variabel bebas, misalya, diatara dua atau lebih ilai yag diketahui

Lebih terperinci

) didefinisikan sebagai persamaan yang dapat dinyatakan dalam bentuk: a x a x a x b... b adalah suatu urutan bilangan dari bilangan s1, s2,...

) didefinisikan sebagai persamaan yang dapat dinyatakan dalam bentuk: a x a x a x b... b adalah suatu urutan bilangan dari bilangan s1, s2,... SISEM PERSAMAAN LINIER DAN MARIKS. SISEM PERSAMAAN LINIER Secara umum, persamaa liier dega variabel ( x, x,..., x ) didefiisika sebagai persamaa yag dapat diyataka dalam betuk: a x a x a x b... dega a,

Lebih terperinci

Kekeliruan dalam Perhitungan Numerik dan Selisih Terhingga Biasa

Kekeliruan dalam Perhitungan Numerik dan Selisih Terhingga Biasa Modul 1 Kekelirua dalam Perhituga Numerik da Selisih Terhigga Biasa D PENDAHULUAN Dr. Wahyudi, M.Pd. i dalam pemakaia praktis, peyelesaia akhir yag diigika dari solusi suatu permasalaha (soal) dalam matematika

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa 19 III. METODE PENELITIAN A. Populasi da Sampel Populasi dalam peelitia ii adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Badar Lampug tahu pelajara 2009/2010 sebayak 279 orag yag terdistribusi dalam tujuh

Lebih terperinci

EKSPANSI MULTINOMIAL, KOMBINASI, DAN PERMUTASI

EKSPANSI MULTINOMIAL, KOMBINASI, DAN PERMUTASI EKSPANSI MULTINOMIAL, KOMBINASI, DAN PERMUTASI Oleh: Sutopo Jurusa Fisika FMIPA UM sutopo@fisika.um.ac.id Ditulis pada sekitar bula Maret 2011. Diuggah pada 3 Desember 2011 PROBLEM Gambar di bawah ii meyataka

Lebih terperinci

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika BARISAN DAN DERET BILANGAN Peyusu: Atmii Dhoruri, MS Kode: Jejag: SMP T/P: / A. Kompetesi yag diharapka. Meetuka suku ke- barisa aritmatika da barisa geometri. Meetuka jumlah suku pertama deret aritmatika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.

Lebih terperinci

Definisi Integral Tentu

Definisi Integral Tentu Defiisi Itegral Tetu Bila kita megedarai kedaraa bermotor (sepeda motor atau mobil) selama 4 jam dega kecepata 50 km / jam, berapa jarak yag ditempuh? Tetu saja jawabya sagat mudah yaitu 50 x 4 = 200 km.

Lebih terperinci

Barisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1

Barisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1 Barisa Barisa Tak Higga Kekovergea barisa tak higga Sifat sifat barisa Barisa Mooto 9/0/06 Matematika Barisa Tak Higga Secara sederhaa, barisa merupaka susua dari bilaga bilaga yag urutaya berdasarka bilaga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 ISTILAH KEENDUDUKAN 2.1.1 eduduk eduduk ialah orag atatu idividu yag tiggal atau meetap pada suatu daerah tertetu dalam jagka waktu yag lama. 2.1.2 ertumbuha eduduk ertumbuha peduduk

Lebih terperinci

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Struktur alabar adalah suatu himpua yag di dalamya didefiisika suatu operasi bier yag memeuhi aksioma-aksioma tertetu. Gelaggag ( Rig ) merupaka suatu struktur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ruang Vektor. Definisi (Darmawijaya, 2007) Diketahui (V, +) grup komutatif dan (F,,. ) lapangan dengan elemen identitas

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ruang Vektor. Definisi (Darmawijaya, 2007) Diketahui (V, +) grup komutatif dan (F,,. ) lapangan dengan elemen identitas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruag Vektor Defiisi 2.1.1 (Darmawijaya, 2007) Diketahui (V, +) grup komutatif da (F,,. ) lapaga dega eleme idetitas 1. V disebut ruag vektor (vector space) atas F jika ada operasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011 III. METODE PENELITIAN A. Latar Peelitia Peelitia ii merupaka peelitia yag megguaka total sampel yaitu seluruh siswa kelas VIII semester gajil SMP Sejahtera I Badar Lampug tahu pelajara 2010/2011 dega

Lebih terperinci

E-learning matematika, GRATIS 1

E-learning matematika, GRATIS 1 E-learig matematika, GRATIS Peyusu Editor : Teag Idriyai, S.P ; Taufiq Rahma, S.P : Drs. Keto Susato, M.Si. M.T. ; Istijab, S.H. M.Hum. Imam Idra Guawa, S.Si.. Pegertia Barisa da Deret Barisa bilaga adalah

Lebih terperinci

SOAL PENYISIHAN =. a. 11 b. 12 c. 13 d. 14 e. 15

SOAL PENYISIHAN =. a. 11 b. 12 c. 13 d. 14 e. 15 SOAL PENYISIHAN Petujuk pegerjaa soal : Jumlah soal 0 soal Piliha Gada da Uraia Utuk piliha gada diberi peilaia bear +, salah -, tidak diisi 0 Lama pegerjaa soal adalah 0 meit Kalau berai, silaka pilih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi suatu ring serta

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi suatu ring serta BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ii aka dibahas megeai defiisi suatu rig serta beberaa sifat yag dierluka dalam embahasa oliomial ermutasi Pejelasa megeai rig dimulai dega defiisi dari suatu sistem matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Salah satu pera da fugsi statistik dalam ilmu pegetahua adalah sebagai. alat aalisis da iterpretasi data kuatitatif ilmu pegetahua, sehigga didapatka suatu kesimpula

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak: PENGUJIAN HIPOTESIS A. Lagkah-lagkah pegujia hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaa megeai sesuatu. Jika hipotesis tersebut tetag ilai-ilai parameter maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.

Lebih terperinci

Galat dan Perambatannya

Galat dan Perambatannya Modul 1 Galat da Perambataya Prof. Dr. Bambag Soedijoo P PENDHULUN ada Modul 1 ii dibahas masalah galat atau derajat kesalaha da perambataya, dega demikia para peggua modul ii diharapka telah memahami

Lebih terperinci

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,

Lebih terperinci

SMA NEGERI 5 BEKASI UJIAN SEKOLAH

SMA NEGERI 5 BEKASI UJIAN SEKOLAH PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI BEKASI Jl. Gamprit Jatiwarigi Asri Podok Gede -88 UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN / L E M B A R S O A L Mata Pelajara : Matematika Kelas/Program : IPA Hari/Taggal

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 34 TKE 315 ISYARAT DAN SISTEM B a b 1 I s y a r a t (bagia 3) Idah Susilawati, S.T., M.Eg. Program Studi Tekik Elektro Fakultas Tekik da Ilmu Komputer Uiversitas Mercu Buaa Yogyakarta 29 35 1.5.2. Isyarat

Lebih terperinci

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Racaga da Jeis Peelitia Racaga peelitia ii adalah deskriptif dega pedekata cross sectioal yaitu racaga peelitia yag meggambarka masalah megeai tigkat pegetahua remaja tetag

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 12 Februari 2014

Hendra Gunawan. 12 Februari 2014 MA1201 MATEMATIKA 2A Hedra Guawa Semester II, 2013/2014 12 Februari 2014 Bab Sebelumya 8. Betuk Tak Tetu da Itegral Tak Wajar 8.1 Betuk Tak Tetu 0/0 82 8.2 Betuk Tak Tetu Laiya 8.3 Itegral Tak Wajar dg

Lebih terperinci

BARISAN FIBONACCI DAN BILANGAN PHI

BARISAN FIBONACCI DAN BILANGAN PHI BARISAN FIBONACCI DAN BILANGAN PHI Fiboacci Matematikawa terbesar pada abad pertegaha adalah Leoardo dari Pisa, Italia (80 0). Ia lebih dikeal dega ama Fibo-acci. Artiya, aak Boaccio. Meara Pisa yag terkeal

Lebih terperinci

Kompetisi Statistika Tingkat SMA

Kompetisi Statistika Tingkat SMA . Arya da Bombom melakuka tos koikoi yag seimbag yag mempuyai sisi, agka da gambar Arya melakuka tos terhadap 6 koi, sedagka Bombom melakuka tos terhadap koi, maka peluag Arya medapatka hasil tos muka

Lebih terperinci

Himpunan Kritis Pada Graph Caterpillar

Himpunan Kritis Pada Graph Caterpillar 1 0 Himpua Kritis Pada Graph Caterpillar Chairul Imro, Budi Setiyoo, R. Simajutak, Edy T. Baskoro {imro-its,budi}@matematika.its.ac.id, {rio,ebaskoro}@ds.math.itb.ac.id Ues, Semarag, 4 7 Juli 006 Abstrak

Lebih terperinci

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan BAB III METODE PENELITAN. Tempat Da Waktu Peelitia Peelitia dilakuka di SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo dega subject Peelitia adalah siswa kelas VIII. Pemiliha SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo. Adapu

Lebih terperinci

Distribusi Pendekatan (Limiting Distributions)

Distribusi Pendekatan (Limiting Distributions) Distribusi Pedekata (Limitig Distributios) Ada 3 tekik utuk meetuka distribusi pedekata: 1. Tekik Fugsi Distribusi Cotoh 2. Tekik Fugsi Pembagkit Mome Cotoh 3. Tekik Teorema Limit Pusat Cotoh Fitriai Agustia,

Lebih terperinci

BARISAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA

BARISAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA BARIAN TAK HINGGA DAN DERET TAK HINGGA Bajar/Barisa Tak Higga Barisa tak higga { } adalah suatu fugsi dari dimaa daerah domaiya adalah himpua bilaga bulat positif (bilaga asli). Cotoh: Bila.. maka fugsi

Lebih terperinci

Probabilitas dan Statistika Teorema Bayes. Adam Hendra Brata

Probabilitas dan Statistika Teorema Bayes. Adam Hendra Brata robabilitas da Statistika Teorema ayes dam Hedra rata Itroduksi - Joit robability Itroduksi Teorema ayes eluag Kejadia ersyarat Jika muculya mempegaruhi peluag muculya kejadia atau sebalikya, da adalah

Lebih terperinci

Hazmira Yozza Izzati Rahmi HG Jurusan Matematika FMIPA Unand

Hazmira Yozza Izzati Rahmi HG Jurusan Matematika FMIPA Unand TEKIK SAMPLIG PCA SEDERHAA Hazmira Yozza Izzati Rahmi HG Jurusa Matematika FMIPA Uad Defiisi : Jika suatu cotoh berukura diambil dari suatu populasi berukura sedemikia rupa sehigga setiap kemugkia cotoh

Lebih terperinci

Kalkulus Rekayasa Hayati DERET

Kalkulus Rekayasa Hayati DERET Kalkulus Rekayasa Hayati DERET 1 Isi Bab Pedahulua Barisa tak-higga Deret tak-higga Deret Positif : Uji kekovergea Deret Gati Tada Deret Pagkat Deret Taylor da Maclauri 2 Kompetesi Dasar Setelah megikuti

Lebih terperinci

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas. 4 D E R E T Kosep deret merupaka kosep matematika yag cukup populer da aplikatif khusuya dalam kasus-kasus yag meyagkut perkembaga da pertumbuha suatu gejala tertetu. Apabila perkembaga atau pertumbuha

Lebih terperinci

Solusi Soal OSN 2012 Matematika SMA/MA Hari Pertama

Solusi Soal OSN 2012 Matematika SMA/MA Hari Pertama Solusi Soal OSN Matematika SMA/MA Hari Pertama Soal 1. Buktika bahwa utuk sebarag bilaga asli a da b, bilaga adalah bilaga bulat geap tak egatif. = F P B (a, b) + KP K (a, b) a b Solusi. Pertama aka dibuktika

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan. Ujian Nasional Matematika Teknik SMK matematikamenyenangkan.com

Soal dan Pembahasan. Ujian Nasional Matematika Teknik SMK matematikamenyenangkan.com Soal da Pembahasa jia Nasioal 06 Matematika Tekik SMK matematikameyeagka.com . pqr Betuk sederhaa dari p q r A. p 8 q r adalah... B. p q 0 r 0 D. p q 0 r 0 C. p 8 q r 0 E. p 6 q r Igat rumus berikut m

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT SEMIGRUP SIMETRIS INTERVAL

SIFAT-SIFAT SEMIGRUP SIMETRIS INTERVAL SIFAT-SIFAT SEMIGRUP SIMETRIS INTERVAL Riza Febri Yusma Sri Gemawati Asli Sirait *riza_febri@yahoo.com Mahasiswa Program S Matematika Dose Jurusa Matematika Fakultas Matematika da Ilmu Pegetahua Alam Uiveritas

Lebih terperinci

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 010 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 0 Prestasi itu diraih buka didapat!!! SOLUSI SOAL Bidag Matematika Disusu oleh : Eddy Hermato, ST Olimpiade Matematika Tk

Lebih terperinci

4. KOMBINATORIKA ... S 1. S n S 2. Gambar 4.1

4. KOMBINATORIKA ... S 1. S n S 2. Gambar 4.1 4. KOMBINATORIKA 4. Atua Utuk Suatu Peistiwa Evet sesuatu yag tejadi. Jika peistiwa A dapat tejadi dalam m caa da peistiwa B dapat tejadi dalam N caa, maka tedapat (m, ) caa kedua peistiwa tejadi besama-sama.

Lebih terperinci

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh

Lebih terperinci

BAB I INDUKSI MATEMATIK. Beberapa Prinsip Induksi Matematik (PIM) yang perlu diketahui: 1. Sederhana 2. Yang dirampatkan (generalized) 3.

BAB I INDUKSI MATEMATIK. Beberapa Prinsip Induksi Matematik (PIM) yang perlu diketahui: 1. Sederhana 2. Yang dirampatkan (generalized) 3. BAB I INDUKSI MATEMATIK Iduksi matematik merupaka salah satu metode pembuktia yag baku di dalam matematika, yag meyataka kebeara dari suatu peryataa tetag semua bilaga asli atau kadag-kadag semua bilaga

Lebih terperinci

Semigrup Matriks Admitting Struktur Ring

Semigrup Matriks Admitting Struktur Ring Semigrup Matriks dmittig Struktur ig K a r y a t i Jurusa Pedidika Matematika FMIP, Uiversitas Negeri Yogyakarta Email: yatiuy@yahoo.com bstrak Diberika adalah rig komutatif dega eleme satua da adalah

Lebih terperinci

Bab IV. Penderetan Fungsi Kompleks

Bab IV. Penderetan Fungsi Kompleks Bab IV Pedereta Fugsi Kompleks Sebagaimaa pada fugsi real, fugsi kompleks juga dapat dideretka pada daerah kovergesiya. Semua watak kajia kovergesi pada fugsi real berlaku pula pada fugsi kompleks. Secara

Lebih terperinci

MAKALAH ALJABAR LINEAR SUB RUANG VEKTOR. Dosen Pengampu : Darmadi, S.Si, M.Pd

MAKALAH ALJABAR LINEAR SUB RUANG VEKTOR. Dosen Pengampu : Darmadi, S.Si, M.Pd MAKALAH ALJABAR LINEAR SUB RUANG VEKTOR Dose Pegampu : Darmadi, S.Si, M.Pd Disusu : Kelas 5A / Kelompok 5 : Dia Dwi Rahayu (084. 06) Hefetamala (084. 4) Khoiril Haafi (084. 70) Liaatul Nihayah (084. 74)

Lebih terperinci

BAB 6. DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT Deret Taylor

BAB 6. DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT Deret Taylor Bab 6 Deret Taylor da Deret Lauret BAB 6 DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT 6 Deret Taylor Misal fugsi f aalitik pada - < R ligkara dega pusat di da jari-jari R Maka utuk setiap titik pada ligkara itu f dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeis peelitia Peelitia ii merupaka jeis peelitia eksperime. Karea adaya pemberia perlakua pada sampel (siswa yag memiliki self efficacy redah da sagat redah) yaitu berupa layaa

Lebih terperinci

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus -Mar- Ukura Pemusata Pertemua STATISTIKA DESKRIPTIF Statistik deskripti adalah pegolaha data utuk tujua medeskripsika atau memberika gambara terhadap obyek yag diteliti dega megguaka sampel atau populasi.

Lebih terperinci

Fungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Fungsi Kompleks. (Pertemuan XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TKS 4007 Matematika III Fugsi Kompleks (Pertemua XXVII - XXX) Dr. AZ Jurusa Tekik Sipil Fakultas Tekik Uiversitas Brawijaya Pedahulua Persamaa x + 1 = 0 tidak memiliki akar dalam himpua bilaga real. Pertayaaya,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Peelitia Metode yag diguaka dalam peelitia adalah metode deskriptif, yaitu peelitia yag didasarka pada pemecaha masalah-masalah aktual yag ada pada masa sekarag.

Lebih terperinci

Kombinatorik: Prinsip Dasar dan Teknik

Kombinatorik: Prinsip Dasar dan Teknik Kombiatorik: Prisip Dasar da Tekik Drs. Sahid, MSc. Jurusa Pedidika Matematika FMIPA Uiversitas Negeri Yogyakarta sahidyk@gmail.com March 27, 2009 1 Atura Pejumlaha (Atura Disjugtif) Jika utuk melakuka

Lebih terperinci

An = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3

An = an. An 1 = An. h + an 1 An 2 = An 1. h + an 2... A2 = A3. h + a2 A1 = A2. h + a1 A0 = A1. h + a0. x + a 0. x = h a n. f(x) = 4x 3 + 2x 2 + x - 3 BAB XII. SUKU BANYAK A = a Pegertia: f(x) = a x + a x + a x + + a x +a adalah suku bayak (poliom) dega : - a, a, a,.,a, a, a 0 adalah koefisiekoefisie suku bayak yag merupaka kostata real dega a 0 - a

Lebih terperinci