PENGETAHUAN DAN SIKAP PETERNAK UNGGAS TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT FLU BURUNG SERTA DAMPAK EKONOMI STAMPING OUT
|
|
- Hartanti Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGETAHUAN DAN SIKAP PETERNAK UNGGAS TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT FLU BURUNG SERTA DAMPAK EKONOMI STAMPING OUT DI DESA ALLAKUANG KECAMATAN MARITENGNGAE KABUPATEN SIDRAP TAHUN 27 Sintha Lisa Puriahua 1 Abstract: Bird flu or Avian Influenza is a contagious disease caused by type A influenza virus transitted by poultry. The study is dedicated to analyzing the poulterers knowledge of and attitude toward the occurence of Avian Influenza and the econoic consequences of staping out. It is an observational, analytical and cross sectional study involving 81 poulterers as a saple, purposively selected for the study. The data are statically exained through Fisher s Exact. The study proves through Fisher s Exact statistical exaination that there is a relationship between the occurences of Avian Infleuenza and the poulterers knowledge of the disease. It is indicated by a value of p,9 (p <,5). Meanwhile, in the analysis on the attitude of the poulterers towards the occurence of the disease, a value of p is,64 (p >,5). It siply eans there is no correlation between the attitude and the occurence of the Avian Influenza. The proportion of econoic loss of those who had been to a staping out copared to those who had not is 14,1%. It is recoended that health and husbandry office continuously disseinate inforation to the poulterers of the nature and the risks of the disease, train the poulterers to prevent the disease fro happening. The governent should provide free vaccine, and raise their stiulate chicken/poultry faring by providing free chicks, and raise their awareness to disconnect the contagion chains. Keywords: Knowledge, attitude, poulterer, Avian Influenza Incidence, econoic ipacts of staoing out. PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird flu, avian influenza) adalah suatu penyakit enular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian influenza jenis H5N1 pada unggas dikonfirasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietna, Thailand, Kaboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Suber virus diduga berasal dari igrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi. Wabah penyakit flu burung yang elanda dunia, khususnya kawasan Asia, eang sangat enjadi perhatian, baik asyarakat luas aupun badan kesehatan. Hal ini disebabkan oleh flu burung yang dapat enular pada anusia dan berakibat fatal karena dapat ebawa keatian. Bahkan WHO engkhawatirkan virus flu burung akan enjadi ancaan serius di kawasan Asia. PBB ikut eperingatkan bahwa flu burung berbahaya karena virus flu burung apu enekan siste iunitas tubuh anusia (Soejoedono, 25). Kasus wabah flu burung kini banyak dialai oleh beberapa negara Asia, antara lain: Korea, Vietna, China, Thailand, Kaboja, dan Indonesia. Keungkinan dapak negatif yang ditibulkan oleh virus ganas ini akan seakin eluas karena didukung tingkat penyebaran virus yang bisa berkebang dan enyebar luas dengan cepat. Hal itu bisa terjadi jika tidak dilakukan tindakan preventif, baik terhadap unggas aupun pada anusia yang bersinggungan langsung dengan ternak unggas. Para pekerja di 1 Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja FKM Undana
2 MKM Vol. No. 1 Juni 28 peternakan eiliki risiko besar tertular virus flu burung. Kepastian adanya flu burung di Indonesia sebenarnya berawal dari keatian ternak aya yang encapai jutaan ekor di beberapa wilayah, terutaa di Jawa Barat. Peristiwa yang sepat enghebohkan para peternak tersebut terjadi pada Agustus 2. Selanjutnya, pada Januari 24 diteukan kebali kasus serupa pada ternak unggas di beberapa propinsi di Indonesia, terutaa Bali, Banten, Jawa Barat, Jawa Tiur, Jawa Tengah, dan Kaliantan Barat. Sekitar ekor aya ati dan yang paling tinggi julah keatiannya adalah di wilayah Jawa Barat, yaitu encapai ekor (Soejoedono, 25). Pada dasarnya tingginya kasus flu burung pada ternak aya di Indonesia tidak lepas dari siste peeliharaan ternak yang diterapkan tidak eenuhi ketentuan siste peeliharaan yang direkoendasikan oleh instansi terkait. Kalau kita perhatikan, terutaa peternakan rakyat, siste sanitasi kandang, penggunaan desinfeksi, peberian vaksin secara tepat dan teratur, serta penerapan biosekuriti, isalnya hapir tidak ada. Para peternak tersebut uunya elakukan kegiatan peeliharaan ternak apa adanya. Padahal, faktor-faktor tersebutlah salah satu penyebab udahnya virus flu burung enyerang unggas. Upaya peerintah berkaitan dengan pengendalian flu burung adalah dengan ditetapkannya kebijakan nasional untuk pengendalian flu burung, salah satunya adalah perlindungan kelopok risiko tinggi elalui kegiatan upaya penyediaan alat pelindung diri (APD) pada petugas di peternakan, perbaikan sanitasi lingkungan peternakan, peningkatan cara hidup sehat dengan unggas. Dari ketiga faktor tersebut sangat terkait dengan 46 perilaku pekerja itu sendiri (Depkes, 26). Kelopok yang berisiko tertular penyakit flu burung enurut situs resi WHO adalah orang-orang yang sehari-harinya elakukan kontak fisik dengan unggas atau aya yaitu peternak, pekerja yang terlibat langsung dala progra peotongan unggas, dokter hewan, pekerja kandang dan pedagang aya hidup. Berdasarkan laporan investigasi kasus Avian Influenza pada anusia di 4 kabupaten yang ada di SulSel tahun 25 tapak bahwa penderita rata-rata elakukan kontak selaa tujuh hari terakhir dengan ternak dan hapir seua lokasi epunyai sanitasi kandang yang kurang baik sehingga hal ini dapat enjadi faktor risiko terjadinya kasus pada anusia dan juga kebiasaan peternak yang tidak eakai alat pelindung APD saat bekerja (Depkes RI, 26). Berdasarkan data dari Sub dinas Keswan dan Kesavet Propinsi SulSel, bahwa data wabah penyakit flu burung tahun 25 di Kab. Sidrap adalah sebanyak ekor dan khususnya di kec. MaritengngaE adalah sebanyak ekor, sedangkan Kab. Soppeng sebanyak ekor, Wajo sebanyak ekor, dan Maros sebanyak 7 ekor. Penyebaran kasus flu burung yang sudah sangat luas dan enyebabkan keatian jutaan ternak aya yang berakibat langsung pada kerugian pada peternak aya. Peruusan Masalah Munculnya perasalahan pada lingkungan peternakan aya serta dapaknya terhadap asyarakat dan peternak aya, tentu saja tidak terlepas dari pengetahuan, sikap, dan tindakan peternak aya dala penanganan flu burung. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Penelitian ini enggunakan desain studi cross sectional, yang
3 bertujuan untuk engkaji dinaika hubungan antara pengetahuan dan sikap peternak unggas serta dapak ekonoi staping out dengan kejadian penyakit flu burung di Desa Allakuang Kecaatan Maritengngae Kabupaten Sidrap tahun 27. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 2 April sapai dengan 9 Mei 27. Responden adalah peternak aya dengan julah sapel sebesar 81 orang. Pengupulan data dilakukan dengan wawacara enggunakan kuesioner dan hasilnya diolah dala bentuk tabel disertai dengan penjelasan tabel.. Tabel 1. Distribusi Peternak Aya Menurut Tingkat Pendidikan Di desa Allakuang Kec. Maritengngae Kab Sidrap tahun 27 Tingkat Pendidikan Julah (n) Persen (%) SD SLTP 4.7 SLTA PT Total Tabel 2. Distribusi Peternak Aya Menurut Pengetahuan Di desa Allakuang Kec. Maritengngae Kab Sidrap tahun 27 Pengetahuan Julah (n) Persen (%) Kurang Baik Julah Tabel. Distribusi Peternak Aya enurut Sikap Di desa Allakuang Kec. Maritengngae Kab Sidrap tahun 27 Sikap Julah (n) Persen (%) Negatif Positif Julah Tabel 4. Distribusi Peternak Aya enurut Kejadian Penyakit Flu Burung Di desa Allakuang Kec. Maritengngae Kab Sidrap tahun 27 Kejadian Flu Burung pada ternak unggas Julah (n) Ya Tidak Julah Persen (%) Tabel 5. Distribusi Peternak Aya enurut Dapak Ekonoi Staping Out desa Allakuang Kec. Maritengngae Kab Sidrap tahun 27 Dapak Ekonoi Julah Persen Staping Out (n) (%) Tinggi Rendah Julah Tabel 6. Distribusi Julah Ternak Unggas Menurut Jual Kondisi Noral dan kondisi terinfeksi Penyakit Flu Burung Di desa Allakuang Kec. Maritengngae Kab Sidrap tahun 27 Variabel Ternak Miniu (rp/ekor) Ternak Maxiu (rp/ekor Jual aya kondisi noral Jual aya kondisi terinfeksi Mini u (Rp) Ju lah 2 x x Max iu (Rp). 15. Ju lah 12.5 x x Mea n , ,1 7 Tabel 7. Distribusi Kerugian Ekonoi Staping Out Di desa Allakuang Kec. Maritengngae Kab Sidrap tahun 27 Julah Peternak (orang) Varia bel 19 Kerug ian akibat Sta ping Out Mea n 46, ,4 7 SD , 62 Mini u 6.. Max iu SD , ,28 6 Su Kerug ian
4 MKM Vol. No. 1 Juni akibat penur unan harga jual Kerug ian ekno i 9, , 1, , Analisis Bivariat Tabel 8. Distribusi sikap peternak Aya berdasarkan pengetahuan tentang penyakit flu burung Di desa Allakuang Kec. Maritengngae Kab Sidrap tahun 27 Pengetahua n Sikap Julah Negatif Positif Kurang 8 8, 2 2, 1 1 Baik 2 45,1 9 54, Total 4 49,4 72 5, Tabel 9. Distribusi Dapak Ekonoi Staping Out Menurut Pengetahuan Tentang Penyakit Flu Burung Di desa Allakuang Kec. Maritengngae Kab Sidrap tahun 27 Pengeta huan Dapak Ekonoi Staping out julah Tinggi Rendah Kurang, 7 7, 1 1 Baik 19 26,8 52 7, Total 22 27, , Tabel 9. Distribusi Dapak Ekonoi Staping Out Menurut Sikap Tentang Penyakit Flu Burung Di desa Allakuang Kec. Maritengngae Kab Sidrap tahun 27 Sikap Dapak Ekonoi Staping out julah Tinggi Rendah Kurang 9 22,5 1 77,5 4 1 Baik 1 1, , 41 1 Total 22 27, , Tabel 1. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Penyakit Flu Burung Di desa Allakuang Kec. Maritengngae Kab Sidrap tahun 27 Pengeta huan Kejadian Penyakit Flu Burung julah Ya Tidak Kurang 6 6, 4 4, 1 1 Baik 1 18, 58 81, Julah 19 2, , P, 9 Tabel 11. Hubungan Sikap dengan Kejadian Penyakit Flu Burung Di desa Allakuang Kec. Maritengngae Kab Sidrap tahun 27 Sikap Kejadian Penyakit Flu Burung julah Ya Tidak Negatif 8 2, 2 8, 4 1 Positif 11 26,8 7, Julah 19 2, , PEMBAHASAN Menurut Tinker dan Koblinsky bahwa pendidikan epunyai efek yang signifikan terhadap perilaku kesehatan. Seakin tinggi pendidikan diharapkan seseorang bisa eiliki wawasan peikiran yang lebih luas, walaupun faktor eksternal lain tetap eberikan pengaruh (Khisbiyah dkk, 1986; Notoatodjo, 1985; Saifuddin, 1992; Sadli, Besarnya prosentase tingkat pendidikan SLTP pada responden, enyatakan responden telah engikuti Wajib Belajar (Wajar) pendidikan 9 tahun, sesuai dengan Undang-undang No. 2 tahun 2 tentang Siste Pendidikan Nasional. Peternak aya Menurut Pengetahuan Peternak aya yang erupakan kelopok paling berisiko terkena diharapkan eiliki pengetahuan yang cukup tentang penularan dan pencegahan penyakit. Tingkat pengetahuan peternak yang tinggi berhubungan dengan apa yang ereka ketahui tentang apa itu penyakit flu burung erupakan langkah pertaa yang perlu diketahui setiap individu terutaa orang-orang dengan risiko tinggi. Peternak Aya Menurut Sikap Peternak aya sebagai kelopok yang paling dekat dengan ternak aya dituntut untuk bersikap positif terhadap penyakit flu burung. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian P,64
5 bahwa sikap peternak aya banyak yang eiliki sikap baik. Telah diketahui bersaa bahwa sikap erupakan tindakan individu yang asih tertutup atau belu dala bentuk tindakan yang nyata. Kecenderungan individu untuk bersikap lebih baik juga dipengaruhi oleh pengetahuan individu terhadap objek perasalahan yang ada. Peternak Aya Menurut Dapak Ekonoi Staping Out Dapak Ekonoi Staping Out kejadian penyakit flu burung yang enibulkan kerugian, responden ada yang engalai kergian tinggi dan ada yang juga yang rendah. Prosentasenya sedikit karena eang ternak aya yang diusnahkan lebih sedikit. Analisis Bivariat Dapak Ekonoi Staping Out Menurut Pengetahuan Dapak Ekonoi Staping Out yang dialai responden, yang paling banyak adalah kerugian ekonoi rendah, epunyai pengetahuan baik dibanding dapak ekonoi tinggi tetapi epunyai pengetahuan baik. Hal ini enyatakan bahwa walaupun pengetahuan seseorang itu baik atau kurang, tidak berhubungan dengan kerugian ekonoi karena kejadian penyakit flu burung sifatnya endadak dan erupakan penyakit baru sehinggga peternak aya belu sepat eproteksi ternaknya akibatnya jatuh harga aya dipasaran. Untuk kopensasi atau penggantian akibat pelaksanaan staping out Peda eberikan bantuan berupa peberian anak aya uur sehari (day one chick) atau DOC, dan juga pakan ternak selaa bulan, ini sesuai regulasi yang dikeluarkan oleh peerintah (enteri pertanian). Sikap Peternak Aya Menurut Pengetahuan Tentang Kejadian Penyakit Flu Burung Responden yang tidak engalai kejadian penyakit flu burung adalah yang paling besar julahnya tetapi epunyai sikap negatif terhadap pencegahan penyakit flu burung. Hal ini enyatakan responden selaa ini epunyai sikap atau nora-nora positif yang ereka iliki unttuk encegah terjadinya penyakit flu burung dipeternakan. Dari observasi, responden selalu eperhatikan sanitasi lingkungan peternakan karena berdekatan dengan ruah ereka ereka. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Penyakit Flu Burung Dari hasil statistik, enyatakan ada hubungan pengetahuan responden dengan kejadian penyakit flu burung (p,9), hal ini berarti responden telah eiliki pengetahuan yang baik tentang pencegahan, hal itu terlihat dari prosentase pengetahuan peternak aya yang baik adalah yang paling banyak (87,7%) dibanding yang tidak engalai penyakit flu burung (81,7%). Pengetahuan responden diperoleh elalui pelatihan-pelatihan yangddiberikan oleh Dinas Kesehatan aupun Dinas peternakan, serta inforasi yang diperoleh dari edia cetak aupun elektronik. Pengetahuan erupakan faktor predisposisi bagi perubahan sikap untuk enuju perubahan perilaku yang diharapkan (Ridwan Thaha, 21). Hubungan Sikap dengan Kejadian Penyakit Flu Burung Sikap belu erupakan suatu tindakan, tetapi sebagai predisposisi tindakan. Hasil statistik, enyatakan tidak ada hubungan sikap dengan kejadian penyakit flu burung (p,64), hal ini enyatakan responden sudah eiliki sikap positif untuk encegah penyakit flu 49
6 MKM Vol. No. 1 Juni 28 burung. Prosentase sikap yang paling banyak adalah sikap negatif (8%) dan tidak engalai penyakit flu burung tetapi karena tradisi dan siste nilai yang dianut asyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan sudah positif terhadap penanggulangan penyakit flu burung.misalnya, sikap responden yang positif dala eperhatikan sanitasi lingkungan peternakan, hal ini karena peternakan aya berdekatan atau satu lokasi dengan lingkungan tepat tinggal. Hal diatas setidaknya eberi penguatan terhadap pendapat Sanderson (2), bahwa ada sekupulan orang yang enggunakan berbagai cara untuk beradaptasi dengan lingkungan ereka, yang bertindak enurut bentuk-bentuk perilkau sosial yang sudah terpolakan, dan enciptakan kepercayaan dan nilai bersaa yang dirancang untuk eberi akna bagitindakan kolektif ereka. Gabaran Dapak Ekonoi Staping Out dengan kejadian Flu Burung Tujuan uu dari Strategi Nasional Pengendalian Flu Burung (26), salah satu tujuannya adalah enurunkan dapak sosial ekonoi akibat flu burung. Responden engalai kerugian ekonoi yang besar. Responden harus enanggung biaya langsung akibat unggas yang terinfeksi, baik itu ternaknya diusnahkan ataupun biaya operasional untuk pencegahan flu burung. Responden juga enderita kerugian bisnis akibat peusnahan ternak karena dareah itu diindikasikan sebagai suber penularan. Biaya tak langsung terkait dengan suber daya yang hilang sebagai konsekuensi dari penyakit itu, berupa hilangnya produktifitas sektor peternakan.besarnya dapak tak langsung ini sangat tergantung dari confidence gae yang diainkan oleh peerintah dan edia dala 5 enerapkan dan ensosialisasikan kebijakan pencegahan dan penanggulangan flu burung (Trisna, 26). SIMPULAN DAN SARAN Hasil studi enunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan peternak aya dengan kejadian penyakit flu burung, sikap peternak aya tidak berhubungan dengan kejadian penyakit flu burung, proporsi kerugian ekonoi yang engalai staping out denhgan yang tidak engalai sebesar 14,1%. Adapun saran yang dapat diberikan adalah (1) Petugas kesehatan dan peternakan eberikan penyuluhan secara terusenerus kepada asyarakat khususnya peternak aya tentang penyakit dan penularan terjadinya penyakit flu burung; (2) Meberikan pelatihan engenai penanganan penyakit flu burung agar tidak terjadi KLB flu burung lagi; () Peerintah eberikan bantuan vaksinasi gratis dan bibit aya untuk eningkatkan anio asyarakat untuk bangkit berusaha kebali; (4) Kesadaran asyarakat untuk au eutuskan sendiri ata rantai penularan penyakit flu burung. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI (26). Pengendalian Flu Burunng dan Penggunaan Oseltaivir di Puskesas. Petunjuk Teknis. Dirjen PL. Notoatodjo, Soekidjo. (2). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Soejoedono, Retno (25). Flu Burung. Jakarta. Penebar Swadaya. Kalangi, Nico. (199). Pendekatan Sosio Budaya dan Pengebangan Posyandu. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka. Sarwono Prawihardjo.
7 Kandun, Nyoan. (26). Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Flu Burung. Dirjen PP & PL, Depkes RI. Thaha, Ridwan. M. (21). Pengaruh Kounikasi Interpersonal Terhadap Perubahan Perilkau Dala Perawatan Bayi dan Balita Sakit. Disertasi. Universitas Indonesia. Trisna, Nirala (26). Dapak Ekonoi Dari Penyakit Avian Influenza (H5N1) di Bali. Jakarta. Majalah Kesehatan Perkotaan. Pusat Penelitian Kesehatan Katolik Indonesia. Atajaya. 51
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit flu burung atau flu unggas (bird flu, avian influenza) adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit flu burung atau flu unggas (bird flu, avian influenza) adalah suatu penyakit yang menular yang disebabkan oleh virus tipe A dan B dan ditularkan oleh unggas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN FLU BURUNG DI DESA KIPING KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN FLU BURUNG DI DESA KIPING KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-I
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Virus avian influenza tipe H5N1 yang dikenal dengan Flu Burung adalah suatu virus yang umumnya menyerang bangsa unggas yang dapat menyebabkan kematian pada manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Avian Influenza (AI) atau flu burung atau sampar unggas merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe H5N1 dari family Orthomyxoviridae.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Flu burung merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus dan bersifat zoonosis. Flu burung telah menjadi perhatian yang luas bagi masyarakat karena
Lebih terperinciSISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI
SISTEM RESI GUDANG SOLUSI AGI PETANI Noviarina Purnai Putri Siste Resi Gudang ulai di kenal di Indonesia sejak 5 tahun terakhir. Sebelu uncul Undang- Undang no 9 Tahun 2006 Tentang Siste Resi Gudang banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kasus avian influenza (AI) mulai muncul pertama kali di Italia 100 tahun yang lalu pada tahun 1878. Tercatat penyakit ini muncul di berbagai negara di dunia yaitu
Lebih terperinciKAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA
Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA
Lebih terperinciTHE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA
THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan
Lebih terperinciHubungan Senam Lansia terhadap Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Hipertensi di Klinik HC UMMI Kedaton Bandar Lampung
Fitria Saftarina dkk Hubungan Lansia terhadap Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Hipertensi Hubungan Lansia terhadap Kualitas Hidup Lansia yang Menderita Hipertensi di Klinik HC UMMI Kedaton Bandar Lapung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.
Lebih terperinciPEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT
PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co
Lebih terperinciBAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET. 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS)
BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET 3.1 Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik (BPS) Adapun sejarah Badan Pusat Statistik di Indonesia terjadi epat asa peerintah di Indonesia, antara lain : 1. Masa Peerintahan
Lebih terperinciBAB II KLASIFIKASI TAYANGAN ACARA TELEVISI TERHADAP ANAK
BAB II KLASIFIKASI TAYANGAN ACARA TELEVISI TERHADAP ANAK II.1 Pengertian Televisi Menurut Soerjokanto (2003, h.24) televisi erupakan siste elektronik yang engirikan gabar dia dan gabar hidup bersaa suara
Lebih terperinciISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016
ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS
Lebih terperinciFLU BURUNG. HA (Hemagglutinin) NA (Neoraminidase) Virus Flu Burung. Virus A1. 9 Sub type NA 15 Sub type HA. 3 Jenis Bakteri 1 Jenis Parasit
Penyakit influensa pada unggas (Avian Influenza/A1) yang saat ini kita kenal dengan sebutan flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influensa tipe A dari Family Orthomyxomiridae. Virus ini
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesipulan Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan sebelunya dapat disipulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Tidak ada perbedaan peahaan antara Kontraktor, Regulator
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol., No., (Sept. ) ISSN: 3-9X D-77 Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Angka Gizi Buruk Di Jawa Tiur dengan Pendekatan Regresi Nonparaetrik Spline Riana Kurnia Dewi, I Nyoan Budiantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Flu burung yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah avian flu atau avian influenza (AI) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe
Lebih terperinciPENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI
PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI Bayu Surya Dara T, Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD., Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh virus influenza tipe A, yang ditularkan oleh unggas seperti ayam, kalkun, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Flu burung atau avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A, yang ditularkan oleh unggas seperti ayam, kalkun, dan itik (Soejoedono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menibang
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. Proses produksi di bidang pertanian secara umum merupakan kegiatan
2 III. KERANGKA PEMIKIRAN Proses produksi di bidang pertanian secara uu erupakan kegiatan dala enciptakan dan enabah utilitas barang atau jasa dengan eanfaatkan lahan, tenaga kerja, sarana produksi (bibit,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Influenza merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang di sebabkan infeksi Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C. Penyakit
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian
39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang
Lebih terperincikarya yang terampil, ahli, dan memiliki motivasi yang tinggi serta bermental ideologi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini pengebangan suber daya anusia (huan resources) telah enjadi fokus perhatian utaa dan upaya terpenting dari langkahlangkah pebangunan di negara kita yang sekarang
Lebih terperinciABSTRAK. Elisabet Risubekti Lestari, 2007.Pembimbing I : Donny Pangemanan, drg., SKM. Pembimbing II : Budi Widyarto, dr.
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN INFLUENZA DI KELURAHAN WANGUNSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEMBANG KECAMATAN LEMBANG TAHUN 2007 Elisabet Risubekti Lestari,
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA PONTIANAK BERBASIS WEB
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMETAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA PONTIANAK BERBASIS WEB Aey Indah Pratiwi Progra Studi Teknik Inforatika Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciKeadaan Ketenagakerjaan Maluku Agustus 2016
o. 03/11/81/Th. XVII, 7 oveber 2016 Keadaan Ketenagakerjaan Mu Agustus 2016 Julah angkatan kerja di Provinsi Mu pada Agustus 2016 encapai 743.149 orang, bertabah sebanyak 15.890 orang dibanding angkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat negara kita baru mulai bangkit dari krisis, baik krisis ekonomi, hukum dan kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN: Bahasa Indonesia
LAPORAN PENELITIAN: SOSIO-ECONOMIC IMPACT ASSESMENT OF THE AVIAN INFLUENZA CRISIS ON POULTRY PRODUCTION SYSTEM IN INDONESIA, WITH PARTICULAR FOCUS INDEPENDENT SMALLHOLDERS Bahasa Indonesia Kerjasama PUSAT
Lebih terperinciKATA PENGANTAR Puji syukur kai panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahat yang dilipahkan kepada kita seua. Penyusunan Dokuen Rencana Pengebangan Desa Pesisir (RPDP) ini sudah terselesaikan dengan
Lebih terperinciSphaira Mobile Electronic Medical Record (m-emr) Mobile Application untuk pelayanan medis yang lebih baik
Sphaira Mobile Electronic Medical Record (-EMR) Mobile Application untuk pelayanan edis yang lebih baik Para narasuber di peluncuran aplikasi Sphaira Mobile pada tablet Windows 8 (ki-ka) Rudy Surjanto
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017
Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN WAKTU AERASI MENGGUNAKAN BUBBLE AERATOR DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DESA KEBARONGAN KEMRANJEN BANYUMAS TAHUN 2016
KEEFEKTIFAN WAKTU AERASI MENGGUNAKAN BUBBLE AERATOR DALAM MENURUNKAN KADAR BESI (Fe) AIR SUMUR DESA KEBARONGAN KEMRANJEN BANYUMAS TAHUN 2016 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai sa satu syarat enyelesaikan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA
Lebih terperinciMAKALAH SISTEM BASIS DATA
MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit flu burung atau flu unggas (Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG FLU BABI DENGAN SIKAP PETERNAK BABI DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BABI DI DESA BRONTOWIRYAN NGABEYAN KARTASURA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG FLU BABI DENGAN SIKAP PETERNAK BABI DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT FLU BABI DI DESA BRONTOWIRYAN NGABEYAN KARTASURA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menular kepada manusia dan menyebabkan kematian (Zoonosis) (KOMNAS
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A (H5N1) yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari
Lebih terperinciTERMODINAMIKA TEKNIK II
DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Lebih terperinciSistem Informasi Manajemen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor
Siste Inforasi Manajeen Penjualan Pada Koperasi Pegawai Negeri Kantor Gubernur Berbasis Web Deasy AnnisaSari, Helfi Nasution 2, Anggi Sriurdianti Sukato 3. Progra Studi Inforatika Universitas Tanjungpura,2,3
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DENGAN TINDAKAN PEMILIK ANJING DALAM PENCEGAHAN RABIES DI DESA KOHA KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA Mentari O.Pangkey*John. Kekenusa** Joy.A.M. Rattu*
Lebih terperinciSIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU
Proceeding Seinar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarasin, 7-8 Oktober 2015 SIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU Akhad Syarief,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sub sektor peternakan perlu dikembangkan karena sub sektor ini
Lebih terperinciNASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA TENTANG PENYELENGGARAAN JARINGAN UTILITAS
NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA TENTANG PENYELENGGARAAN JARINGAN UTILITAS PEMERINTAH KOTA SURABAYA TAHUN 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI HAL Ii BAB I. PENDAHULUAN.. 1 A : Latar Belakang..
Lebih terperinciGambar 1. Skema proses komunikasi dalam pembelajaran
2 kurang tertarik epelajari pelajaran ilu pengetahuan ala karena etode pebelajaran yang diterapkan guru. Jadi etode pengajaran guru sangat epengaruhi inat belajar siswa dala epelajari ilu pengetahuan ala.
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2
Lebih terperinciPENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS
Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
12 HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Responden Profil masyarakat pemelihara anjing pemburu maupun masyarakat pemelihara anjing bukan pemburu yang digambarkan dalam penelitian ini meliputi agama, umur,dan pendidikan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii i PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2 TINJAUAN
Lebih terperinciKAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR (STUDI KASUS SUNGAI LADAPA DI KABUPATEN GORONTALO)
KAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR (STUDI KASUS SUNGAI LADAPA DI KABUPATEN GORONTALO) Anik Sariningsih *) ABSTRACT Flood itigation is a part of water resources anageent widely with scope are consist
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sub sektor memiliki peran penting dalam pembangunana nasional. Atas
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sub sektor memiliki peran penting dalam pembangunana nasional. Atas kesadaran itu, Departemen Pertanian (2011) mengarahkan pengembangan subsektor peternakan sebagai bagian
Lebih terperinciBUPATI KULON PROGO INSTRUKSI BUPATI KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG
BUPATI KULON PROGO INSTRUKSI BUPATI KULON PROGO NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN, PENGENDALIAN, DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa penyakit
Lebih terperinciEVALUASI PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANTARAN DAS DAYANAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT
EVALUASI PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANTARAN DAS DAYANAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT Nining G Paputungan 1 Fella Warouw, ST, M.Eng, Ph.D 2, Rayond Ch. Taroreh, ST, MT 3 1 Masiswa S1
Lebih terperinciSimulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu
6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciMembelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra
Mebelajarkan Geoetri dengan Progra GeoGebra Oleh : Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY Yogyakarta Eail: ali_uny73@yahoo.co ABSTRAK Peanfaatan teknologi koputer dengan berbagai progranya dala pebelajaran
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) PADA AYAM RAS
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH DALAM PENANGGULANGAN PENYAKIT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENZA) PADA AYAM RAS F. F. MUNIER Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah Jl. Raya
Lebih terperinciPIDATO PENGANTAR MENTERI PERTANIAN PADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI IV DPR-RI TANGGAL 1 FEBRUARI 2007
PIDATO PENGANTAR MENTERI PERTANIAN PADA RAPAT KERJA DENGAN KOMISI IV DPR-RI TANGGAL 1 FEBRUARI 2007 Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh Saudara Ketua dan Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI, yang terhormat
Lebih terperinciPenggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus
Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN
6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan
Lebih terperinciMENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI
KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPSI SISTEM PERPARKIRAN DI GALERIA MALL YOGYAKARTA
STUDI DESKRIPSI SISTEM PERPARKIRAN DI GALERIA MALL YOGYAKARTA ABSTRACT Tryas Purnaa 1, Retna Hidayah 2 1,2 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, FT-UNY retna.hidayah@uny.ac.id This study is
Lebih terperinciPertanyaan Seputar "Flu Burung" (Friday, 07 October 2005) - Kontribusi dari Husam Suhaemi - Terakhir diperbaharui (Wednesday, 10 May 2006)
Pertanyaan Seputar "Flu Burung" (Friday, 07 October 2005) - Kontribusi dari Husam Suhaemi - Terakhir diperbaharui (Wednesday, 10 May 2006) Reproduced from FAQ "Frequently Asked Question" of Bird Flu in
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY
BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit
Lebih terperinciJSIKA Vol. 5, No. 5. Tahun 2016 ISSN X
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET TI PADA KEMENTERIAN AGAMA KOTA PROBOLINGGO Zulfikar Rahan 1) Arifin Puji Widodo 2) Anjik Sukaaji 3) S1 / Jurusan Siste Inforasi Institut Bisnis dan Inforatika STIKOM Surabaya
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B-0 DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG ALAI TAHUN 2015
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B-0 DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG ALAI TAHUN 2015 Mahdalena Prihatin Ningsih 1), Lisa Rahmawati 2) Prodi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Energi atahari sebagai suber energi pengganti tidak bersifat polutif, tak dapat habis, serta gratis dan epunyai prospek yang cukup baik untuk dikebangkan. Apalagi letak geografis
Lebih terperinciKAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM
KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:
Lebih terperinciREVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA
REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu
Lebih terperinciSistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant
Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah
Lebih terperinciPenerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah
Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya
Lebih terperinciPENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL
PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan
Lebih terperinci1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik
1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru)
Jurnal Teknik Inforatika, Vol 1 Septeber 2012 RANCANG BANGUN TRANSAKSI KLAIM BERBASIS WEB PADA PERUSAHAAN ASURANSI KESEHATAN (Studi Kasus PT. Asuransi Jiwa InHealth Pekanbaru) Dodi Wahyudi, Dadang Syarif
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali)
Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Inforatika (JANAPATI) Volue 2, Noor 3, Deseber 2013 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali) I Wayan Krisna
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,
I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu
Lebih terperinciJURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:
JURNAL GAUSSIAN, Volue, Noor 4, Tahun 013, Halaan 343-350 Online di: http://eournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian SEGMENTASI PASAR PADA PUSAT PERBELANJAAN MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS (STUDI KASUS: RITA
Lebih terperinciVolume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015
Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merebaknya kasus flu burung di dunia khususnya Indonesia beberapa tahun terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi masalah kesehatan
Lebih terperinciLAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA
LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA (AI) DI RW02 KELURAHAN PANUNGGANGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANUNGGANGAN KOTA TANGERANG
Lebih terperinciHukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)
Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk
Lebih terperinciBUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK
BUKU 3 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku 3 ini erupakan seri buku pedoan yang disusun dala rangka Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (VIMK13) Buku ini euat pedoan bagi
Lebih terperinciNARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TOT PARAMETER TES CABOR ATLETIK
NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TOT PARAMETER TES CABOR ATLETIK Oleh: Dr. Ria Luintuarso, M.Si. NIP. 19621026 198812 1 001 Hotel Patra Jasa Searang Jawa Tengah 26-27 Noveber 2014 Fakultas
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN
69 GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENYAKIT AVIAN INFLUENZA DI KELURAHAN WANGUNSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LEMBANG KECAMATAN LEMBANG TAHUN 2007 1. Nama : 2. Alamat : Kelurahan
Lebih terperinciProf. Dr. Drh. I Gusti Ngurah Mahardika Universitas Udayana Denpasar-Bali HP:
M Prof. Dr. Drh. I Gusti Ngurah Mahardika Universitas Udayana Denpasar-Bali Email: gnmahardika@indosat.net.id HP: 08123805727 Gambaran Umum penyakit zoonosis yang berpotensi menjadi Emerging Infectious
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA KEPERAWATAN RUMAH SAKIT
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA KEPERAWATAN RUMAH SAKIT Muhaad Rofii*) *) Dosen Progra Studi Ilu Keperawatan FK Undip Searang / Mahasiswa Progra Magister Ilu Keperawatan Kekhususan Kepeipinan
Lebih terperinciANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK
ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHADAP AREA PELAYANAN DI KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT
KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHAAP AREA PELAYANAN I KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT Ridwan Alasyah 1, Sulwan Perana, Ida Farida Jurnal Air Baku Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syasu No. 1
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) subsektor
Lebih terperinciIMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID
IMPLEMENTASI LINEAR CONGRUENT METHOD (LCM) PADA GAME HANGAROO BERBASIS ANDROID Dwi Rizki Purnaasari Mahasiswa Progra Studi Teknik Inforatika STMIK Budidara Medan Jl. Sisingaangaraja No. 338 Sipang Liun
Lebih terperinciPerbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil
Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika
Lebih terperinciPEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA
PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik
Lebih terperinci