ABSTRAK AYU MERYANTI GALMAYURA FARIDA HANUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK AYU MERYANTI GALMAYURA FARIDA HANUM"

Transkripsi

1 ABSTRAK AYU MERYANTI GALMAYURA. Optmas Portofolo Oblgas yang Termunsas dengan Goal Programmng. Dbmbng oleh FARIDA HANUM dan ENDAR HASAFAH NUGRAHANI Dalam suatu stlah nvestas, portofolo ddefnskan sebaga suatu kumpulan nvestas, bak berupa aset rl maupun aset keuangan. Portofolo dapat tersusun dar berbaga jens sekurtas bak oblgas maupun saham. Oblgas danggap sebaga jens sekurtas yang memlk rsko yang lebh kecl darpada saham. Berdasarkan jensnya, oblgas dbag menjad dua macam yatu: oblgas pemerntah dan oblgas swasta. Rsko oblgas dperoleh dar rsko tngkat suku bunga yang berubah-ubah, waktu jatuh tempo dan rsko gagal bayar (default rsk) yang ada pada setap oblgas. Rsko-rsko tersebut memengaruh harga oblgas, sehngga harga portofolo yang dmlk nvestor juga akan berubah-ubah. Dalam hal n, nvestor tetap mengharapkan tngkat pengembalan yang sama atau lebh besar dar harga bel oblgasnya. Oleh sebab tu, muncul konsep munsas yang akan mengmunsas tngkat rsko pada portofolo yang dsusun dar berbaga jens oblgas. Dalam mengelola portofolo oblgas yang termunsas tmbul permasalahan yang harus dhadap, yakn memnmumkan rsko-rsko yang ada pada oblgas yang akan memengaruh tngkat pengembalan yang dperoleh nvestor d masa datang. Permasalahan optmas portofolo oblgas yang termunsas dapat dselesakan dengan goal programmng sebaga salah satu teknk alternatf untuk mencar portofolo oblgas termunsas yang optmal dan menggunakan software LINGO.0. Hasl yang dperoleh dar optmas n adalah propors dar portofolo oblgas yang termunsas yang membuat nvestor mendapatkan yeld yang maksmal dan rsko yang mnmal pada perode nvestas tertentu. v

2 ABSTRACT AYU MERYANTI GALMAYURA. Optmzaton of Immunzed Bond Portfolos usng Goal Programmng. Supervsed by FARIDA HANUM and ENDAR HASAFAH NUGRAHANI. In a term nvestments, portfolo s defned as a collecton of securtes,.e. real or fnancal assets. Portfolo can be arranged n a form of bonds or stocks. Bonds are consdered as types of securtes that have smaller rsk than stocks. Based on the type, the bonds are dvded nto government and corporate bonds. The rsk of bonds s obtaned from the rsk of nterest rate swng, maturty, and default rsk that exst on each bond. Those rsks affect bond prces, so the prce of the portfolo wll also vary. In ths case, nvestors stll expect the rate of return equal to or greater than the purchase prce of the bonds. Therefore, the concept of mmunzaton s ntroduced to reduce the level of rsk n the portfolo composed by varous types of bonds. In the mmunzed bond portfolo the rsk that exst on the bonds wll be mnmzed so that the rate of return obtaned by nvestors n the future wll be maxmzed. The mplementaton of optmzng the mmunzed bond portfolos s carred out usng goal programmng wth LINGO.0. The result of ths optmzaton s the proporton of mmunzed bond portfolos whch gves maxmal return and mnmal rsk over a partcular nvestment perod. v

3 Judul : Optmas Portofolo Oblgas yang Termunsas dengan Goal Programmng Nama : Ayu Meryant Galmayura NIM : G Menyetuju, Pembmbng I Pembmbng II Dra. Farda Hanum, M.S. Dr. Ir. Endar H. Nugrahan, MS. NIP NIP Mengetahu, Ketua Departemen Dr. Berlan Setawaty, MS. NIP Tanggal Lulus : v

4 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... v v I PENDAHULUAN. Latar Belakang....2 Tujuan... II LANDASAN TEORI 2. Istlah-Istlah Keuangan Pemrograman Lnear Fungs Konveks Goal Programmng... 3 III PEMBAHASAN 3. Pengmunsasan Oblgas dar Rsko Gagal Bayar Pemaksmuman Yeld Portofolo Saat Jatuh Tempo (Term to Maturty) Pengendalan Rsko Gagal Bayar Kendala Pemlhan Portofolo Bullet Formulas Masalah Imunsas dengan Goal Programmng... 8 IV CONTOH KASUS DAN PENYELESAIANNYA 4. Contoh Kasus Optmas Portofolo Oblgas yang Termunsas Penyelesaan Masalah Optmas Portofolo Oblgas yang Termunsas... 3 V SIMPULAN DAN SARAN 5. Smpulan Saran... 5 DAFTAR PUSTAKA... 6 LAMPIRAN... 7 v

5 KATA PENGANTAR Puj dan syukur penuls panjatkan ke hadrat Allah SWT atas segala nkmat, karuna, zn, dan pertolongan-nya sehngga penulsan skrps n berhasl dselesakan. Tema yang dplh adalah Rset Operas dengan judul Optmas Portofolo Oblgas yang Termunsas dengan Goal Programmng. Skrps n merupakan syarat untuk menyelesakan stud pada Departemen Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Insttut Pertanan Bogor. Terma kash penuls ucapkan kepada : Ibu Dra. Farda Hanum, M.S. dan Ibu Dr. Ir. Endar Hasafah Nugrahan, MS. selaku dosen pembmbng, atas segala kesabaran dan masukannya selama membmbng penuls; tak lupa kepada Ibu Ir. Retno Budart, MS. selaku penguj; 2 Ibunda Ank Zuhryah dan Ayahanda Aryad yang banyak member wejangan dan nashat serta dukungan yang tak terkra, Adkku Enggar Puspta Nngrum dan Sultan Arkaan Al Mufd atas semangat belajar dan mengngatkan yang tada hent, dan Sukma Kukuh Prbad atas segenap perhatan, semangat serta kesabarannya selama penyusunan skrps; 3 keluarga besar dan staf Penla Harga Efek Indonesa (Indonesa Bond Prcng Agency): Mbak Ran, Mas Irfan, dkk yang telah member semangat dan membantu penyusunan skrps n; 4 keluarga besar dan staf Departemen Matematka FMIPA IPB: Bu Sus, Pak Yono, Bu Ade, Mas Her, Mas Den, Pak Bono, dkk yang telah banyak membantu dalam penyusunan skrps; 5 teman-teman mahasswa Matematka angkatan 44: Iyat, Iam, Wahyu, Indn, Ipul, Cep, Cta, Rrh, Imam, Al, Aswn, Eka, Aje, Yuyun, Deva, Went, Ndep, Tt, Ayung, Melon, Rachma, Sr, Fajar, Rof, Ima, Ftr, Lngga, Nam, Dhka, Nadroh, Nurus, Endro, Puyng, Lukman, Olh, Dan, Pand, Vaney, Dela, Ans, Iresa, Sar, Masayu, Yul, Dana, Arna, Abe, Tyas atas segenap dukungan, suka-duka dan kebahagaan selama penuls menempuh stud d Departemen Matematka IPB; 6 kakak-kakak mahasswa Matematka angkatan 43: kak Slamet, kak Ecka, dkk atas segala bantuan dan motvasnya; adk-adk mahasswa Matematka angkatan 45: Gta, Fen, Icha, Bolo, dkk yang telah mendukung penuls dalam penyusunan skrps; keluarga besar, staf dan pengajar ELLIPS: Teh Waldah, Teh La, Teh Cc, Mega, Kak Iput, Mba Ana, Kak Ian, terma kash atas bantuannya selama n; 7 keluarga besar Gentra Kaheman: Kang Afdal, Punjung, Tyas, Putr, dkk yang telah memberkan pandangan dan pengalaman baru dalam hdup penuls; 8 keluarga besar Manggs 49: Bunda, Bapak, Ipn, Mrna, Fahm, Ude, Dan, Fahren, dkk dan teman-teman alumn SMA Tambun Selatan, serta untuk sahabatku Kasfy, Apr, Feb, dan Upeh terma kash sudah member motvas selama penulsan skrps n; 9 keluarga besar Kost Raya Darmaga no 6: Bu Tt, Dev, Mbak Dnda, Kak Tyas, Nunu, Na, Sar, Kak Lna, Kak La, terma kash atas semangat yang tdak pernah berhent; 0 adk-adk bmbngan belajar: Dew, Tanty, Yod, Tyas, Septa, Farda, Mery, Van, Icha, Nova, Nov, Nay, Nurul, dkk, terma kash atas dukungan dan semangat yang tada hent; juga phak-phak lan yang telah membantu penyusunan skrps n, yang tdak dapat dsebutkan satu per satu. Penuls menyadar bahwa dalam tulsan n mash terdapat kekurangan dan jauh dar kesempurnaan, oleh karena tu penuls mengharapkan krtk dan saran yang membangun dar pembaca. Semoga tulsan n dapat bermanfaat bag semua phak yang memerlukan. Bogor, Jul 20 Ayu Meryant Galmayura v

6 RIWAYAT HIDUP Penuls dlahrkan d Semarang pada tanggal 23 Maret 990 dar pasangan Aryad dan Ank Zuhryah. Penuls merupakan anak pertama dar tga bersaudara. Pada tahun 2007 penuls lulus dar SMA Neger Tambun Selatan. Penuls melanjutkan studnya d Program Stud Matematka, Departemen Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Insttut Pertanan Bogor melalu jalur Undangan Seleks Masuk ( USMI) IPB pada tahun Penuls juga memlh mnor Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonom dan Manajemen sebaga bdang keahlan pelengkap untuk menambah kompetens penuls. Selama mengkut perkulahan, penuls aktf dalam kegatan kemahasswaan, d antaranya pada tahun menjabat sebaga anggota Lngkung Sen Sunda Gentra Kaheman dan UKM kewrausahaan CENTURY, serta mengkut kepantaan dar beberapa kegatan selama rentang waktu Penuls juga aktf dalam kegatan mengajar. Pada tahun penuls menjad staf pengajar Pengantar Matematka dan Kalkulus I pada Lembaga Bmbngan Belajar ELLIPS. Pada tahun 2009 penuls juga menjad assten dosen untuk beberapa mata kulah, d antaranya Kalkulus II pada tahun 2009, Pemrograman Lnear pada Januar 200, dan Pemrograman Taklnear pada tahun 200. v

7 OPTIMASI PORTOFOLIO OBLIGASI YANG TERIMUNISASI DENGAN GOAL PROGRAMMING AYU MERYANTI GALMAYURA Skrps sebaga salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sans pada Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Insttut Pertanan Bogor DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 20 v

8 DAFTAR TABEL Halaman Informas oblgas Matrks data untuk seluruh oblgas Propors optmal portofolo oblgas yang termunsas Pencapaan multsasaran portofolo oblgas yang termunsas... 5 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Pembuktan Teorema 2 dan Teorema Pembuktan G dan V fungs konveks dar λ Pembuktan persamaan (6), (7), (8), (), dan (2) Informas oblgas Solus optmal untuk model goal programmng v

9 v

10 OPTIMASI PORTOFOLIO OBLIGASI YANG TERIMUNISASI DENGAN GOAL PROGRAMMING AYU MERYANTI GALMAYURA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 20

11 I PENDAHULUAN. Latar Belakang Istlah oblgas telah dkenal masyarakat luas. Oblgas dgunakan sebaga penggant surat utang yang dkeluarkan oleh suatu lembaga tertentu. Phak yang menerbtkan oblgas akan membayar mbalan berupa kupon bunga yang tetap pada perode tertentu dan melunas pokok utang pada waktu yang telah dtentukan kepada phak pembel oblgas tersebut. Investor serngkal menggunakan oblgas untuk menyusun portofolo. Nla portofolo akan berubah sesua dengan harga oblgas yang menyusun portofolo tersebut. Jka nla portofolo nak, artnya nla kekayaan nvestor bertambah, sedangkan nla kekayaan nvestor menurun jka nla portofolo turun. Oleh sebab tu, dperlukan suatu cara untuk mengatas nak turunnya nla portofolo nvestor. Konsep munsas oblgas dperkenalkan untuk mencegah rsko-rsko oblgas. Imunsas oblgas berfungs untuk melndung nvestor dar perubahan harga oblgas yang dpengaruh tngkat suku bunga dan rsko gagal bayar (default rsk). Investor harus memlh portofolo yang optmal dengan memnmumkan rsko dan memaksmalkan waktu jatuh tempo oblgas sehngga nvestor mendapatkan mbal hasl (yeld) yang maksmum. Permasalahan pemlhan portofolo optmal yang termunsas dapat dselesakan dengan menggunakan goal programmng (GP). Goal programmng (GP) adalah perluasan pemrograman lnear (PL). Goal programmng dgunakan untuk permasalahan yang menggunakan multfungs objektf. Selan tu, masalah n akan dselesakan dengan menggunakan software LINGO.0. Sumber utama karya lmah n adalah artkel yang berjudul Usng Lnear and Goal Programmng to Immunze Bond Portfolos yang dtuls oleh Alexander, G.J. dan Resnck, B.G pada tahun Tujuan Tujuan dar karya lmah n adalah menyajkan penyelesaan masalah munsas portofolo oblgas dengan menggunakan goal programmng sebaga salah satu teknk untuk mengetahu portofolo optmal yang termunsas. II LANDASAN TEORI Untuk memaham masalah optmas portofolo oblgas yang termunsas dperlukan defns dan beberapa konsep berkut. 2. Istlah-Istlah Keuangan Defns (Portofolo) Portofolo merupakan suatu kumpulan nvestas, bak berupa aset rl maupun aset keuangan. (Sartono 997) Portofolo dapat tersusun dar berbaga jens sekurtas bak oblgas maupun saham. Defns 2 (Imunsas) Imunsas merupakan suatu strateg untuk membuat duras aset sama dengan duras kewajban sehngga nla nvestas tdak terpengaruh oleh pergerakan suku bunga. (Bode et al. 2006) Defns 3 (Rsko) Rsko (rsk) ddefnskan sebaga penympangan atas yeld yang dperkrakan; dukur sebaga standar devas dar yeld. (Keown et al. 200) Terdapat tga skap nvestor dalam menghadap rsko bernvestas; () rsk averse nvestor yatu nvestor yang lebh senang terhadap plhan nvestas dengan rsko yang lebh kecl pada tngkat keuntungan yang sama; (2) rsk neutral nvestor yatu nvestor yang berskap netral terhadap rsko; (3) rsk seeker nvestor yatu nvestor yang lebh senang dengan memlh rsko yang lebh tngg. (Sartono 997) Defns 4 (Oblgas) Oblgas (bond) adalah surat utang yang dterbtkan oleh phak pemnjam oblgas yang mewajbkan phak penerbt oblgas untuk melakukan pembayaran bunga yang dsebut sebaga pembayaran kupon kepada pemegang oblgas selama masa oblgas, kemudan

12 2 melunas nla nomnal pada waktu jatuh tempo. (Bode et al. 2006) Secara umum jens oblgas dapat dlhat dar penerbtnya, yatu oblgas perusahaan dan oblgas pemerntah. Oblgas pemerntah dsebut juga oblgas bebas rsko. Oblgas pemerntah n danggap lebh aman darpada oblgas perusahaan. Karena lebh aman, bunga yang dbayarkan menjad lebh kecl dbandngkan dengan bunga dar oblgas perusahaan. Defns 5 (Nla Par) Nla par (par value) oblgas yatu nla nomnal yang tertera pada lembar oblgas yang akan dbayarkan kepada pemegang oblgas pada saat jatuh tempo. (Keown et al. 200) Defns 6 (Waktu Jatuh Tempo) Waktu jatuh tempo yatu lama waktu sampa penerbt oblgas mengembalkan nla par ke pemegang oblgas dan mengembalkan oblgas tu. (Keown et al. 200) Sepanjang pelunasan oblgas telah dlakukan maka penerbt tdak lag memlk kewajban kepada pemegang oblgas setelah lewat tanggal jatuh tempo oblgas tersebut. Defns 7 (Kupon) Kupon adalah besarnya persentase terhadap nla par oblgas yang akan dbayarkan secara berkala dalam bentuk bunga. (Keown et al. 200) Basanya kupon memlk besaran yang tetap sepanjang masa berlakunya oblgas, tetap juga dapat mengacu kepada suatu ndeks pasar uang. Istlah kupon asal mulanya dgunakan karena d masa lalu secara fsk oblgas dterbtkan bersama dengan kupon bunga yang melekat pada oblgas tersebut. Pada tanggal pembayaran kupon, pemegang oblgas akan menyerahkan kupon tersebut ke bank untuk dtukarkan dengan pembayaran bunga. Defns 8 (Perngkat Oblgas) Perngkat oblgas mencakup penlaan atas rsko oblgas yang mungkn terjad kemudan. Perngkat oblgas umumnya dpengaruh oleh propors modal terhadap utang, tngkat proftabltas perusahaan, tngkat kepastan dalam menghaslkan pendapatan, besar keclnya perusahaan, dan jumlah pnjaman subordnas yang dkeluarkan perusahaan. (Keown et al. 200) Pemerngkatan oblgas dlakukan oleh sebuah perusahaan ndependen. D Indonesa, perusahaan pemerngkatan tersebut adalah Pefndo (Pemerngkat Efek Indonesa). Pefndo memberkan smbol atau nla pemerngkatan dar yang tertngg sampa yang terendah sebaga berkut: AAA (superor), AA (very strong), A (strong), BBB (adequate), BB (somewhat weak), B (nonnvestment), CCC (vulnerable), D (default). Pemerngkatan oblgas memberkan nformas kepada nvestor mengena kapastas maupun kemampuan sebuah penerbt oblgas dalam memenuh janjnya, yatu membayar kupon secara berkala dan mengembalkan semua pokok atau nla par oblgas pada saat jatuh tempo. Defns 9 (Nla Oblgas) Nla oblgas adalah jumlah dar nla sekarang (present value) dar tngkat kupon serta nla par oblgas yang akan dterma d masa datang. (Keown et al. 200) Defns 0 (Rsko Gagal Bayar) Rsko gagal bayar (default rsk) adalah rsko yang dterma nvestor karena penerbt oblgas mengalam kesultan untuk membayar kupon bunga oblgas yang telah djanjkan. Potens gagal bayar dar penerbt oblgas dapat dketahu dengan melhat perngkat oblgas tersebut. (Keown et al. 200) Defns (Imbal Hasl Oblgas ) Imbal hasl (yeld) oblgas adalah angka yang menunjukkan keuntungan yang dperoleh nvestor dar oblgas. (Bode et al. 2006) Defns 2 (Imbal Hasl Saat Jatuh Tempo) Imbal hasl saat jatuh tempo (yeld to maturty) adalah ukuran rata-rata tngkat mbal hasl yang akan dterma dar suatu oblgas yang dmlk hngga waktu jatuh tempo. (Bode et al. 2006) Defns 3 (Yeld curve) Yeld curve (yeld curve) adalah grafk dar mbal hasl hngga jatuh tempo (yeld to

13 3 maturty) sebaga fungs dar waktu jatuh tempo. (Bode et al. 2006) 2.2 Pemrograman Lnear Pemrograman lnear (PL) atau lnear programmng (LP) adalah suatu masalah optmas yang memenuh ketentuan-ketentuan sebaga berkut: a) Tujuan masalah tersebut adalah memaksmumkan atau memnmumkan suatu fungs lnear dar sejumlah varabel keputusan. Fungs yang akan dmaksmumkan atau dmnmumkan n dsebut fungs objektf. b) Nla varabel-varabel keputusan harus memenuh suatu hmpunan kendala. Setap kendala harus berupa persamaan lnear atau pertaksamaan lnear. c) Ada pembatasan tanda untuk setap varabel dalam masalah n. Untuk sembarang varabel x, pembatasan tanda menentukan x harus taknegatf (x 0) atau tdak dbatas tanda (unrestrcted n sgn). (Wnston 2004) 2.3 Fungs Konveks Sebelum membahas fungs konveks, terlebh dahulu akan dbahas hmpunan konveks yang ddefnskan sebaga berkut. Defns 4 (Hmpunan Konveks) Msalkan S menyatakan hmpunan ttk. Hmpunan S adalah hmpunan konveks jka segmen gars yang menghubungkan sembarang ttk-ttk dalam S seluruhnya termuat dalam S, atau dengan kata lan hmpunan S R n dkatakan hmpunan konveks jka untuk setap x, x 2 ϵ S berlaku λx + λ x 2 ϵ S dengan 0 λ. (Wnston 2004) Defns 5 (Fungs Konveks) Msalkan f: S R, dengan S hmpunan konveks yang takkosong d R n. Fungs fdkatakan fungs konveks pada S jka dan hanya jka f λx + λ x 2 λf x + λ f x 2, untuk setap x, x 2 ϵ S dan untuk setap 0 λ. (Peressn et al. 988) Berkut n dberkan teorema yang dapat dgunakan untuk memerksa kekonveksan fungs satu varabel. Teorema Jka f fungs satu varabel yang terdferensalkan dua kal pada S, maka f adalah fungs konveks pada S jka dan hanya jka f (x) 0 untuk setap x ϵ S. Jka f x > 0 untuk setap x ϵ S, maka f dkatakan fungs konveks sempurna (strctly convex). (Peressn et al. 988) Teorema 2 Jka f + f 2 + f f k adalah fungs konveks pada hmpunan konveks S d R n, maka f = f + f 2 + f f k juga fungs konveks. Selanjutnya, jka palng sedkt satu dar f adalah strctly convex d S, maka f adalah strctly convex. (Peressn et al. 988) Bukt dapat dlhat pada Lampran. Teorema 3 Jka f adalah fungs konveks pada hmpunan konveks S d R n dan jka α adalah blangan yang postf, maka αf adalah fungs konveks pada S. (Peressn et al. 988) Bukt dapat dlhat pada Lampran. 2.4 Goal Programmng Goal programmng adalah salah satu teknk yang dapat dgunakan oleh pembuat keputusan untuk menyelesakan masalah optmas dengan tujuan lebh dar satu. (Wnston 2004) Goal programmng berbeda dengan pemrograman lnear karena goal programmng dapat menyelesakan permasalahan dengan dua fungs objektf atau lebh. Model goal programmng merupakan perluasan dar model pemrograman lnear, sehngga seluruh asums, notas, formulas model, prosedur perumusan model dan penyelesaannya tdak berbeda. Model goal programmng memlk sepasang varabel devas d j dan d j + yang taknegatf. Varabel d j ddefnskan sebaga sejumlah nla yang menampung devas yang berada d bawah sasaran ke-j, sedangkan varabel d j + ddefnskan sebaga sejumlah nla yang menampung devas yang berada d atas

14 4 sasaran ke-j. Varabel-varabel devas n harus dmnmumkan pada model goal programmng. Suatu tujuan ke-j pada model goal programmng danggap berhasl dcapa bla varbel devas pada fungs objektf tujuan ke-j bernla 0. Ilustras bentuk model goal programmng dapat dlhat pada Contoh. Contoh. Msalkan formulas model PL Maksmumkan x + x 2 terhadap 7x + 3x x + 5x x + 4x x + 60x x, x 2 0 (PL.) Dengan mengasumskan bahwa ada tga tujuan yang akan dcapa, yatu pada kendala pertama, kedua, dan ketga, maka dengan menambahkan varabel devas, model PL dapat dubah menjad model goal programmng sepert berkut. Mnmumkan d + d 2 + d 3 Terhadap 7x + 3x 2 + d d + = 40 0x + 5x 2 + d 2 d + 2 = 60 5x + 4x 2 + d 3 d + 3 = 35 00x + 60x (GP.) x, x 2, d j, d + j 0 j =,2,3 Dengan menggunakan software LINGO.0, maka dperoleh solus optmal dar (GP.) adalah x = 5, x 2 =.67, d = 0, d 2 =.67, d 3 = 3 dan d +, d + 2, d + 3 = 0 dengan nla fungs objektf 5. Solus n berart bahwa tujuan pertama berhasl dcapa sedangkan tujuan kedua dan ketga gagal dcapa. Masalah penentuan prortas tujuan serng menjad masalah bag pembuat keputusan. Masalah n dapat dtuangkan ke dalam model goal programmng dengan mengatur urutan prortas pemnmuman varabel devas. Untuk menerapkan model n, pembuat keputusan harus menentukan perngkat tujuan mula dar yang palng pentng hngga tujuan yang tdak terlalu pentng. Dasumskan bahwa pembuat keputusan memlk n tujuan. Urutan prortas tujuan n yang akan dmnumkan pada fungs objektf akan dnotaskan sebaga P n. Dasumskan bahwa Pada model goal programmng, fungs objektf dapat dubah menjad P d + P 2 d 2 + P 3 d 3. Untuk menerapkan model prortas n, fungs objektf harus dpsah menjad n komponen yang dnotaskan sebaga berkut: z j = fungs objektf yang memuat tujuan ke-j. dengan j =,2,...,n. Berdasarkan fungs objektf (GP.), fungs objektf dpsah menjad 3 komponen, yatu z = P d, z 2 = P 2 d 2, dan z 3 = P 3 d 3 dengan kendala yang sama dengan (GP.) dan menambahkan kendala d = 0 untuk formulas dengan fungs objektf z 2 serta menambah kendala d = 0 dan d 2 = 0 untuk formulas dengan fungs objektf z 3. Ilustras bentuk model goal programmng dengan prortas dapat dlhat pada Contoh 2. Contoh 2. Prortas ke- Mnmumkan d terhadap 7x + 3x 2 + d d + = 40 0x + 5x 2 + d 2 d 2 + = 60 5x + 4x 2 + d 3 d 3 + = 35 00x + 60x x, x 2, d j, d j + 0 j =,2,3 (GP.2) Dengan menggunakan software LINGO.0 maka dperoleh solus optmal dar (GP.2) adalah x = 5.74, x 2 = 0, d = 0, d 2 = 2.857, d 3 = dan d +, d 2 +, d 3 + = 0. Kemudan dtambahkan d = 0 pada kendala d prortas ke-2, sehngga modelnya menjad Prortas ke-2 Mnmumkan d 2 terhadap 7x + 3x 2 + d d + = 40 0x + 5x 2 + d 2 d + 2 = 60 5x + 4x 2 + d 3 d + 3 = 35 00x + 60x x, x 2, d j, d + j 0 j =,2,3 d = 0 (GP.3) Dengan menggunakan software LINGO.0 maka dperoleh solus optmal dar (GP.3) adalah x = 6, x 2 = 0, d = 0, d 2 = 0, d 3 = 5, d + = 2, dan d 2 +, d 3 + = 0. P P 2 P 3 P n

15 5 Selanjutnya dtambahkan d = 0 dan d 2 = 0 pada kendala d prortas ke-3, sehngga modelnya menjad Prortas ke-3 Mnmumkan d 3 terhadap 7x + 3x 2 + d d + = 40 0x + 5x 2 + d 2 d + 2 = 60 5x + 4x 2 + d 3 d + 3 = 35 00x + 60x x, x 2, d j, d + j 0 j =,2,3 d = 0 d 2 = 0 (GP.4) Setelah menyelesakan (GP.4) menggunakan software LINGO.0, maka dperoleh solus optmal dar (GP.4) adalah x = 6, x 2 = 0, d = 0, d 2 = 0, d 3 = 5, d + = 2, dan d 2 +, d 3 + = 0. Nla fungs objektf keseluruhan untuk Contoh 2 dperoleh dengan menambahkan hasl optmal dar fungs objektf pada setap prortas, sehngga pada Contoh 2 dperoleh nla fungs objektf 5 dan solus optmalnya adalah x = 6, x 2 = 0, d = 0, d 2 = 0, d 3 = 5, d + = 2, dan d 2 +, d 3 + = 0. Solus pada Contoh 2 menujukkan bahwa tujuan pertama dan tujuan kedua berhasl dcapa sedangkan tujuan ketga gagal dcapa. III PEMBAHASAN Pembelan dan penjualan oblgas banyak dlakukan oleh berbaga nsttus sepert perusahaan asurans, pendana pensun dan bank sentral. Oblgas dpandang sebaga nvestas yang lebh aman darpada saham karena nvestor akan mendapat pembayaran kupon tetap. Investor juga dapat dengan mudah menjual nvestas oblgas darpada menjual saham. Akan tetap, perseps n tdak sepenuhnya benar. Bagamanapun, oblgas juga dapat bersko. Harga dar setap jens oblgas berbeda. Harga oblgas dnyatakan dalam persentase dar nla nomnal. Harga n dpengaruh oleh tngkat suku bunga dan waktu jatuh temponya. Harga oblgas berbandng terbalk dengan tngkat suku bunga. Bla tngkat suku bunga turun, maka harga oblgas akan nak. Akan tetap, bla suku bunga nak maka harga oblgas akan menurun. Demkan pula dengan waktu jatuh temponya, semakn jauh waktu jatuh tempo oblgas maka akan semakn besar penurunan harganya. Selan rsko suku bunga dan waktu jatuh tempo, cara melhat rsko lan yang ada pada oblgas yatu dengan melhat pemerngkatan oblgas yang basa dkenal dengan stlah Standard and Poor (S&P). D Indonesa pemerngkatan oblgas dlakukan oleh Pefndo untuk menunjukkan rsko gagal bayar (default rsk) dar pemlk oblgas. Semakn tngg perngkatnya, maka akan semakn sedkt rsko gagal bayarnya. Harga oblgas juga dapat berubah bergantung pada perngkatnya. Penurunan perngkat oblgas akan menyebabkan harga oblgas jatuh. Perubahan harga pada oblgas juga berakbat pada portofolo yang dsusun. Jka nla pada oblgas yang menyusun portofolo terus menerus jatuh, maka nla portofolo juga akan jatuh. Namun, bla ada kesempatan bag pemegang oblgas untuk menjual oblgasnya, tngkat suku bunga akan menjad masalah utama. Harga pasar oblgas akan menngkat jka tngkat rsko yang berlaku jatuh. Salah satu cara mengukur rsko tngkat suku bunga pada oblgas adalah pada jangka waktunya (duraton). Usaha untuk mengendalkan rsko n dsebut munsas. Konsep munsas pertama kal dperkenalkan oleh Berwag dan Khang (979). Imunsas dperlukan untuk menjaga nla oblgas dar tngkat suku bunga dan waktu jatuh tempo serta mengendalkan rsko gagal bayar (default rsk) dar penerbt oblgas. Usaha munsas n juga dapat dbantu dengan dversfkas portofolo. Dversfkas portofolo dgunakan untuk menghlangkan rsko portofolo yang dpengaruh oleh faktor nflas, struktur aset dan struktur modal. Salah satu permasalahan yang dhadap oleh nvestor adalah memaksmalkan mbal hasl (yeld) dar oblgas-oblgas yang menyusun portofolo nvestor. Investor tdak hanya mengharapkan kupon, tetap nvestor juga mengharapkan kenakan nla (captal gan) dar oblgas yang dperoleh dar harga jual oblgas yang lebh tngg dar harga belnya. Untuk memaksmalkan mbal hasl (yeld) oblgas tersebut, nvestor perlu memnmalkan rsko tngkat suku bunga, rsko gagal bayar (default rsk), serta memaksmalkan waktu jatuh tempo oblgas tersebut. Masalah n dapat dmodelkan dengan goal programmng. Goal programmng mula dperkenalkan oleh A. Charnes dan W.M. Cooper pada tahun 955.

16 6 Model n mampu menyelesakan kasus-kasus pemrograman lnear yang memlk lebh dar satu sasaran yang akan dcapa. Strateg nvestas dar munsas portofolo oblgas dapat dhubungkan dengan konsep duras Macaulay. Duras Macaulay dar oblgas ke- dapat dhtung dengan persamaan berkut : T tc T t T D t ( y) ( y) () T C t T t ( y) ( y) dengan y = yeld dar oblgas ke- T = waktu jatuh tempo oblgas (term to maturty) ke- C = tngkat kupon oblgas ke- D = duras dar oblgas ke- = ndeks oblgas Konsep dan persamaan duras Macaulay dperkenalkan dalam (Macaulay 938). Konsep duras Macaulay menghubungkan waktu jatuh tempo dan tngkat kupon untuk memperoleh duras yang dapat dgunakan dalam munsas oblgas. 3. Pengmunsasan Oblgas dar Rsko Gagal Bayar (Default Rsk) Investor berharap untuk dapat mengmunsaskan portofolo dar rsko oblgas yang dsebabkan oleh perubahan tngkat suku bunga. Investor juga berharap dapat menambahkan oblgas perusahaan yang memlk rsko gagal bayar ke dalam portofolo. Dasumskan terdapat dua oblgas yang berasal dar dua kelas rsko yang berbeda. Msalkan yeld dar dua oblgas tersebut dnyatakan dengan y dan y 2. Berdasarkan Defns 9, nla dar setap oblgas per rupah dar nla par dapat dnotaskan sebaga berkut : P = T t= C + y t + + y T =,2. 2 Dasumskan kedua yeld curve oblgas berubah secara acak sebesar λ setelah nvestor melakukan pembelan oblgas, sehngga yeld curve baru akan berubah menjad y = y + λ dan y 2 = y 2 + λ. Akbatnya, nla dar nvestas pada oblgas ke- pada perode nvestas m adalah T * C G, * t m * T m (4) t y y Jka C > 0 dan T m, maka G > 0, λ sehngga G adalah fungs konveks dar λ (Lampran 2). Nla dar portofolo oblgas pada perode nvestas m akan sama dengan V λ = q G + q 2 G 2 (5) Karena G adalah fungs konveks maka berdasarkan Teorema 2 dan Teorema 3, V adalah fungs konveks dar λ, sehngga V memlk nla mnmum (lhat Lampran 2). Jka V mnmum maka dperoleh q V λ C t m T m T * mt * T m y y = 0, sehngga T2 C2t m T2 m q 2 0 * mt * T2 m y2 y 2 (6) (lhat Lampran 3). Karena V( ) V(0),, sehngga nvestor harus menyusun portofolo sepert persamaan (6) dengan menggant λ = 0. Pergantan y dengan y dan y2 dengan y2 pada persamaan (6), akan menghaslkan persamaan q P D m + y m +q 2 P 2 D 2 m + y 2 m = 0 7 (lhat Lampran 3). Ddefnskan D = D m + y m + m Msalkan q menyatakan banyaknya oblgas ke- yang dbel, maka kendala budget untuk nvestor adalah A = q P + q 2 P 2. (3)

17 7 dan msalkan x sebaga propors budget A yang dnvestaskan pada oblgas ke- x = q P, sehngga persamaan (7) dapat A dtuls sebaga x D + x 2 D 2 = m (8) (lhat Lampran 3). Msalkan, terdapat N buah oblgas, maka persamaan munsas menjad N = x D = m 9 Kemudan, jka semua oblgas berasal dar kelas rsko yang sama maka y adalah sebuah konstanta. Persamaan (9) dapat dsederhanakan menjad N = x D = m (0) 3.2 Pemaksmuman Yeld Hngga Jatuh Tempo (Yeld To Maturty) Portofolo Semakn banyak portofolo yang terseda maka nvestor akan tertark pada satu oblgas yang memlk V(0) yang maksmum karena portofolo akan memlk tngkat yeld yang maksmum dan rsko yang mnmum. Dengan cara menyederhanakan persamaan (2) dan persamaan (5) pada kasus oblgas N buah, maka akan dperoleh N m V (0) q P ( y ) () (lhat Lampran 3). Dengan membag kedua ss dengan A pada persamaan () dperoleh N V (0) xy, (2) A dengan y ( ) m y (lhat Lampran 3). Kemudan, pemaksmuman mbal hasl (yeld) portofolo hngga jatuh tempo akan sama dengan memaksmumkan persamaan (2). 3.3 Pengendalan Rsko Gagal Bayar Sebuah portofolo yang dmunsas akan mencegah rsko tngkat suku bunga tetap portofolo tetap akan mengandung rsko gagal bayar dar default-grade corporate bond. Investor berharap untuk mengendalkan sejumlah rsko gagal bayar pada portofolo dengan dversfkas konstran. Bentuk konstran yang pertama dasumskan sebaga spesfkas propors maksmum dan mnmum untuk berbaga grup oblgas. Msalkan Γ j mn adalah grup oblgas ke-j yang dbatas oleh propors nvestas mnmum γ j mn. Γ j max adalah grup oblgas ke-j yang dbatas oleh propors nvestas maksmum γ j max. Pada masalah n, dasumskan bahwa jumlah propors budget dar grup oblgas harus lebh besar dar propors nvestas mnmum dan jumlah propors budget dar grup oblgas harus lebh besar dar propors nvestas maksmum. Msalkan x adalah propors budget oblgas ke-, sehngga akan dperoleh kendala sebaga berkut : mn j x mn j j=,, Γ j mn (3) dan max j x max j j=,, Γ j max (4) Kendala dversfkas yang kedua memungknkan untuk perluasan prem rsko gagal bayar pada portofolo. Hal n dperoleh dengan menghtung prem rsko gagal bayar dar setap oblgas. Kemudan jumlah nla prem rsko gagal bayar harus lebh kecl atau sama dengan sebuah tngkat maksmum tolerans prem rsko gagal bayar Δ yang dngnkan nvestor. Msalkan δ ddefnskan sebaga prem rsko gagal bayar dar oblgas, maka kendala n dapat dtuls menjad N = x δ (5) Sebuah alternatf untuk kendala dversfkas kedua pada pertaksamaan (5) dapat dkembangkan untuk menetapkan setap kelas rsko oblgas. Alternatf kendala n

18 8 juga dapat menetapkan nomor ndeks setap oblgas pada kelas rskonya dan juga sebaga kendala rata-rata terbobot pada nomor ndeks. Sebaga contoh, oblgas dapat dtetapkan kelas rskonya dar pemerngkatan oblgas yang dtetapkan oleh Pefndo. Perngkat oblgas yang layak untuk dnvestaskan hanya oblgas berperngkat AAA sampa BBB. Oblgas pemerntah akan dber nla ndeks 0, perngkat oblgas AAA akan dber nla ndeks, perngkat oblgas AA akan dber nla ndeks 2, perngkat oblgas A akan dber nla ndeks 3, dan perngkat oblgas BBB akan dber nla ndeks 4. Msalkan f ddefnskan sebaga nomor ndeks yang dtetapkan untuk setap oblgas ke-, maka kendala yang dperoleh adalah N = x f F (6) dengan F adalah tolerans maksmum nla ndeks. Tolerans maksmum nla ndeks dperoleh dar nla ndeks oblgas perusahaan yang memlk waktu jatuh tempo palng dekat dengan perode nvestas. 3.4 Kendala Pemlhan Portofolo Bullet Pemlhan portofolo oblgas yang dmunsas bukan hanya dar satu kanddat portofolo saja tetap dar banyak kanddat. Kanddat-kanddat n berasal dar portofolo bullet, barbell atau ladder. Portofolo bullet bers oblgas yang memlk waktu jatuh tempo yang sngkat. Portofolo barbell bers oblgas yang beberapa d antaranya memlk waktu jatuh tempo yang sangat sngkat dan beberapa oblgas lannya memlk waktu jatuh tempo yang sangat panjang.sedangkan, portofolo ladder bers oblgas dengan duras rentang waktunya sangat luas. Berdasarkan penjelasan tersebut, performa portofolo bullet lebh bak darpada portofolo barbell atau portofolo ladder, sehngga dperlukan sebuah kendala yang dbutuhkan oleh portofolo oblgas agar performanya sepert portofolo bullet. Spesfkas kendala portofolo bullet dapat dlakukan dengan dua tahap. Pertama, N buah oblgas dbag ke dalam dua grup. Grup N A bers oblgas yang memlk duras D kurang dar perode m, sedangkan grup N B bers oblgas yang memlk duras D lebh panjang darpada perode m. Kedua, devas rata-rata terbobot absolut (Mean Absolute Devaton/MAD) dar perbedaan duras kedua oblgas dengan perodenya dapat dhtung dengan menggunakan persamaan (7a) MAD x ( m D ) x ( D m), N A NB dengan N A = oblgas yang memlk waktu jatuh tempo yang kurang dar perode nvestas, sedangkan N B = oblgas yang memlk waktu jatuh tempo yang lebh panjang dar perode nvestas. Persamaan (7a) dapat dsederhanakan menjad N MAD x D m. (7b) MAD merupakan kesalahan peramalan (forecastng error) terhadap selsh duras dengan perode nvestas. Semakn kecl kesalahan peramalan yang dhaslkan, maka hasl yang dperoleh semakn bak. Oleh sebab tu, kendala portofolo bullet dperoleh dar MAD yang kurang dar atau sama dengan jumlah arbtras, akbatnya N = x D m β 7c Sebaga tambahan, jumlah propors budget dar setap oblgas harus sama dengan satu dan jumlah propors budget dar setap oblgas juga harus taknegatf, yatu N x (7d) x 0, (7e) 3.5 Formulas Masalah Imunsas dengan Goal Programmng Penyelesaan munsas oblgas dengan goal programmng n dlakukan dengan mengatur urutan pemnmuman varabel devas dar prortas yang tertngg sampa yang terendah. Urutan pemnmuman varabel devas d dalam model akan menentukan urutan sasaran yang tercapa. Prortas sasaran tertngg untuk munsas oblgas akan djamn bla yeld portofolo palng tdak sama dengan, dengan ddefnskan sebaga yeld yang dngnkan.

19 9 Kendala sasaran n dapat dtunjukkan dengan persamaan berkut : dengan F adalah tolerans maksmum nla ndeks, dan N xy d d. (8) Sasaran n akan muncul dalam fungs objektf sebaga Mnmumkan d, (9) dengan dgunakan untuk menyatakan bahwa d memlk prortas teratas. Spesfkas pada prortas kedua dan ketga dkembangkan dar tngkat rsko gagal bayar dan pembentukan portofolo bullet. Msalkan pengendalan tngkat rsko gagal bayar adalah prortas sasaran yang lebh tngg darpada pembentukan portofolo bullet. Msalkan p adalah banyaknya kendala yang ada pada model untuk Γ mn j, sedangkan q adalah banyaknya kendala yang ada pada model untuk Γ max j, sehngga nvestor akan menambahkan p q 2 d j d j p d 2 pq j j + 3d 3pq pada fungs objektf d persamaan (9). Varabel-varabel devas muncul dar modfkas persamaan-persamaan berkut n : mn j x d d mn j j j j =l,.., Γ j mn, (20) max j x d d max j p j q j j=,..., Γ j max, (2) N x d d, 2 pq 2 pq (22a) dengan Δ adalah tngkat maksmum tolerans prem rsko gagal bayar Δ yang dngnkan nvestor. atau N x D m d 3 pq d 3 pq. (23) d j Pada persamaan (20), varabel devas dapat dhlangkan dar fungs objektf karena nvestor tdak menghraukan jka jumlah propors grup oblgas ke j melebh propors nvestas mnmum. Varabel devas d pada persamaan (2) juga j p dhlangkan dar fungs objektf karena nvestor tdak menghraukan jka jumlah propors grup oblgas ke j lebh kecl dar propors nvestas maksmum, d dan 2pq d 3pq pada persamaan (22a) atau (22b) dan (23) juga dapat dhlangkan dar fungs objektf karena nvestor tdak menghraukan bla nla persamaan lebh kecl dar nla d ruas ss kanan persamaan. Prortas sasaran keempat dperoleh dar ketga prortas sasaran awal. Pada tahap n ada lebh dar satu solus yang dapat mencapa ketga sasaran awal, yatu p q j j p j j d 2 pq d 3 pq 0 d d d Mengngat kemungknan solus berganda (multple soluton), nvestor akan lebh tertark pada portofolo yang memlk yeld yang palng tngg. Masalah n dapat dselesakan dengan menambahkan kendala sasaran yang keempat, yatu : N ' x y d4 p q 2, (24) dengan adalah nla yeld yang besar. Nla 2 α 2 sama dengan nla terbesar pada { y }, sehngga sasaran keempat dperoleh dengan menambahkan 4d 4pq pada fungs objektf. N x f d 2 pq d 2 pq F, (22b)

20 0 Dar fungs objektf dan kendala yang ddapat, formulas goal programmng dar masalah munsas portofolo oblgas dapat dtuls sebaga berkut: Mnmumkan d p q 2 d j d j p d 2 pq j j d + 3 d 3 p q 4 4 p q terhadap N mn j x y d d, ' x d d mn j j j j =,, Γ j mn, max j N atau N x d d max j p j q j j =,, Γ j max, x d d, 2 pq 2 pq x f d d F, 2 pq 2 pq N ' x y d4pq 2 N x D m d d. 3 pq 3 pq N N * x D m x,,, x, d j, d j + 0, j IV CONTOH KASUS DAN PENYELESAIANNYA 4. Contoh Kasus Optmas Portofolo Oblgas yang Termunsas Msalkan terdapat tga puluh oblgas yang dplh dar berbaga rsko gagal bayar dan jatuh temponya. Terdapat lma kelas rsko, yatu: oblgas pemerntah yang tdak berperngkat dan empat macam oblgas perusahaan yang berperngkat AAA, AA, A, dan BBB. Enam oblgas dplh dar setap kelas tersebut dan dplh oblgas yang memlk waktu jatuh tempo yang beragam. Dasumskan bahwa oblgas dplh dengan tngat kupon rendah dan tdak ada ops call (dapat dlhat pada Tabel ). Tabel Informas oblgas Oblgas Jens oblgas Tngkat kupon Perngkat oblgas Tanggal jatuh tempo Yeld to maturty Oblgas Negara th. 200 RI Ser FR Sep Oblgas Negara th Ser FR Jul Oblgas Negara th. 200 RI Ser FR Jul Oblgas Negara th Ser FR Sep Oblgas Negara th. 200 RI Ser FR Sep Oblgas Negara RI Ser FR Jul Bank Ekspor Indonesa IV tahun 2009 Ser B.6 AAA 8-Jun Bank Ekspor Indonesa IV tahun 2009 Ser C AAA 8-Jun Bank Ekspor Indonesa IV tahun 2009 Ser D AAA 8-Jun

21 Tabel Informas Oblgas (Lanjutan) Oblgas Jens oblgas Tngkat kupon Perngkat oblgas Tanggal jatuh tempo Yeld to maturty 0 Oblgas Bentoel I tahun AAA 27-Nov Oblgas II Telkom tahun 200 Ser A 9.60 AAA 6-Jul Oblgas II Telkom tahun 200 Ser B 0.20 AAA 6-Jul Oblgas Astra Sedaya Fnance XI tahun 200 Ser G 0.90 AA 8-Mar Oblgas VII Bank Jabar tahun 20 Ser C AA 9-Feb Oblgas XIII Perum Pegadaan tahun 2009 Ser C AA -Jul Bank BTN XIV tahun AA -Jun Oblgas PLN IX tahun 2007 Ser B 0.90 AA 0-Jul Indosat II tahun 2002 Ser B 6.00 AA 6-Nov Oblgas Matahar Putra Prma III tahun 2009 Ser A 6.00 A 4-Apr Oblgas Summarecon Agung II tahun A 25-Jun Oblgas Verena Mult Fnance I tahun 20 Ser C.25 A 8-Mar Oblgas Bank Sulut IV tahun A 9-Apr Oblgas V Danareksa tahun 200 Ser B 0.20 A -Jan Oblgas Subordnas I Bank Nagar tahun A 3-Jan Bank Vctora II tahun BBB 2-Mar Oblgas Duta Pertw V tahun BBB -Jul Oblgas Snar Mtra Sepadan I Fnance 200 Ser B 3.5 BBB 8-Jan Oblgas Aneka Gas Industr I tahun BBB 8-Jul Oblgas I Bakreland Developmenttahun 2008 Ser B 2.85 BBB -Mar Oblgas Snar Mtra Sepadan I Fnance 200 Ser C 3.35 BBB 8-Jan Sumber: Penla Harga Efek Indonesa/Indonesa Bond Prcng Agency (IBPA) (Aprl 20) Setap oblgas dber nomor ndeks yang dnyatakan sebaga berkut: 0 untuk oblgas pemerntah, untuk AAA, 2 untuk AA, 3 untuk A, dan 4 untuk BBB pada oblgas perusahaan. Batas perode nvestas m dplh 36 bulan atau 3 tahun dmula sejak 3 Aprl 20. Dasumskan bahwa setap portofolo termunsas harus memlk karakterstk sebaga berkut: palng sedkt 25% modal harus dnvestaskan pada oblgas pemerntah γ mn = 0.25, Γ mn =, 2,, 6, tdak lebh dar 25% modal bsa dnvestaskan pada setap oblgas perusahaan γ max j = 0.25, Γ max j = j+6 j=,, 24, tdak lebh dar 50% modal bsa dnvestaskan pada dua kelas rsko dengan perngkat terbawah pada kelas rsko oblgas perusahaan (A dan BBB) γ max 25 = 0.50, Γ max 25 = 9, 20,, rata-rata terbobot prem rsko gagal bayar bsa dsesuakan dengan nomor ttk bass dar gagal bayar yang berhubungan dengan oblgas yang memlk perngkat

22 2 oblgas AA dan waktu jatuh temponya hampr sama dengan batas perode nvestas m = δ 3 = = , atau rata-rata terbobot dar ndeks rsko gagal bayar bsa dsesuakan dengan oblgas yang memlk perngkat oblgas AA, sehngga F = 2.0, dan portofolo bullet dkonstruks sehngga memlk devas rata-rata terobot absolut (MAD) yang tdak lebh besar dar perolehan nla dengan mengontruks sebuah persamaan portofolo yang terbobot dar dua oblgas dengan perngkat oblgas AA, sehngga portofolo memlk duras yang dekat dengan batas duras nvestas (β = ( D 4 m + D 3 m )/2 = (D 4 D 3 )/2 = ( )/2 = ). nla target untuk α =.387. α adalah sejumlah nla present value + y m dar oblgas ke-3. Oblgas ke-3 dplh karena waktu jatuh temponya hampr sama dengan batas duras nvestas (36 bulan) dan memlk perngkat oblgas AA, sedangkan α 2 adalah yeld portofolo yang lebh besar dar present value + y m terbesar dar keseluruhan oblgas, maka dplh α 2 =.589 yang sesua dengan oblgas ke-8 (lhat Tabel 2). Tabel 2 Matrks data untuk seluruh oblgas Oblgas y = + y m D D δ f D m Pada matrks data oblgas, D, D, dan D m dnyatakan dalam bulan. Berdasarkan Tabel 2 yang dberkan, model goal programmng dapat dformulaskan menjad Mnmumkan 25 z = Φ d + Φ 2 d d j +2 j = + + d 28 + Φ 3 d Φ 4 d

23 5 terhadap = 6 = x y + d d + =.387, x x + d 4 =9 =7 atau =7 = = = x x x x x y + d 2 d 2 + = 0.25, d + 4 = 0.25, = 7,,, + d 27 d + 27 = 0.50, δ + d 28 d + 28 = , f + d 28 d + 28 = 2.0, D m + d 29 d + 29 = , + d =.589, x D = 36, x =.0, x, d j, d j + 0 =, j 4.2 Penyelesaan Masalah Optmas Portofolo Oblgas yang Termunsas Penyelesaan masalah optmas portofolo oblgas yang termunsas dengan goal programmng pada karya lmah n dlakukan dengan memanfaatkan software LINGO.0. Tahap pertama untuk menyelesakan masalah n alah dengan membag fungs objektf menjad empat bagan sesua dengan urutan prortas. Prortas pertama Mnmumkan d terhadap = 6 = x y + d d + =.387, x x + d 4 + d 2 d 2 + = 0.25, d + 4 = 0.25, = 7,,, =9 =7 x x atau =7 = = = x x x y + d 27 d + 27 = 0.50, δ + d 28 d + 28 = , f + d 28 d + 28 = 2.0, D m + d 29 d + 29 = , + d =.589, x D = 36, x =.0, x, d j, d j + 0 =, j Tujuan yang pertama berhasl dperoleh, sehngga fungs objektf yang ddapat d = 0. Kemudan dlanjutkan dengan menambahkan d = 0 pada kendala d prortas kedua. Prortas kedua Mnmumkan 25 d d j +2 j = terhadap = 6 = + + d 28 x y + d d + =.387, x x + d 4 =9 =7 atau =7 = x x x x + d 2 d 2 + = 0.25, d + 4 = 0.25, = 7,,, + d 27 d + 27 = 0.50, δ + d 28 d + 28 = , f + d 28 d + 28 = 2.0, D m + d 29 d + 29 =

24 5 = = x y + d =.589, x D = 36, x =.0, d = 0, x, d j, d j + 0 =, j Karena tujuan pertama dan kedua berhasl dperoleh secara smultan, maka dperoleh sebuah nla fungs objektf yang optmal yatu d j = d j +2 + d + 28 = 0. Kemudan pada prortas yang ketga, dlanjutkan dengan menambahkan d = 0 dan d j = d j = 0 pada kendala. d 28 Prortas ketga + Mnmumkan d 29 terhadap = 6 = x y + d d + =.387, x x + d 4 =9 =7 x atau =7 = = = x x x + d 2 d 2 + = 0.25, d + 4 = 0.25, = 7,,, + d 27 d + 27 = 0.50, δ + d 28 d + 28 = , x y f + d 28 d + 28 = 2.0, D m + d 29 d + 29 = , + d =.589, x D = 36, x =.0, d = 0, 25 d d j +2 j = = + d + 28 = 0 x, d j, d j + 0, j Kemudan dlanjutkan dengan menambahkan d = 0, d j = d j +2 + d + 28 = 0, dan d + 29 = 0 pada kendala, maka akan dperoleh model untuk prortas keempat. Prortas keempat Mnmumkan d terhadap = 6 = x y + d d + =.387, x x + d 4 =9 =7 atau =7 = = = x x x x x y + d 2 d 2 + = 0.25, d + 4 = 0.25, = 7,,, + d 27 d + 27 = 0.50, δ + d 28 d + 28 = , f + d 28 d + 28 = 2.0, D m + d 29 d + 29 = , + d =.589, x D = 36, x =.0, = d = 0, d + 29 = 0 25 d d j +2 j = x, d j, d j d + 28 = 0, j Solus yang ddapat pada prortas keempat adalah d =

25 5 Dengan menggunakan software LINGO.0, solus optmal yang dperoleh dar model goal programmng n bsa dlhat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3 Propors optmal portofolo oblgas yang termunsas Oblgas Propors Tabel 4 Pencapaan multsasaran portofolo oblgas yang termunsas Mn Tujuan (Goal) Solus Optmal Mn d 0 25 d d j +2 j = + + d 28 Mn d 29 Mn d z Dar Tabel 3 dan Tabel 4 dapat djelaskan bahwa propors optmal produk oblgas yang harus dnvestaskan adalah sebesar 0.3 bagan dar modal, produk oblgas 4 sebanyak 0.5 bagan dar modal, produk oblgas 8 sebanyak bagan dar modal, produk oblgas Dar Tabel 2 sebanyak 3 dan Tabel bagan dapat dar djelaskan modal, produk bahwa oblgas propors 24 optmal sebanyak produk dar 0.25 oblgas bagan dar yang modal, harus dnvestaskan dan produk oblgas adalah 25 sebesar sebanyak bagan bagan dar modal, maka: produk oblgas 9. sebanyak sasaran memaksmalkan bagan yeld dar portofolo modal, produk terpenuh, oblgas sebanyak bagan sasaran dar memnmalkan modal, produk rsko oblgas gagal bayar 8 sebanyak terpenuh, bagan dar modal, 3. produk sasaran oblgas memnmalkan 20 sebanyak rata-rata dar 0.25 devas bagan dar absolut modal, (MAD) dan produk dar oblgas waktu 25 jatuh sebanyak tempo terpenuh, bagan dar modal, maka: 4.. sasaran memaksmalkan nla yeld yeld portofolo yang terbesar terpenuh, tdak terpenuh, sehngga 2. sasaran nla memnmalkan fungs objektf rsko yang gagal dperoleh bayar adalah terpenuh, Hal sasaran n menunjukkan memnmalkan bahwa rata-rata nvestor devas gagal memperoleh absolut (MAD) yeld oblgas dar waktu terbesar jatuh tempo yatu.589 terpenuh, tetap nvestor dapat memlk nla yeld 4. sasaran yang memaksmalkan palng tngg sebesar nla yeld.589- yang 0.256=.333 terbesar terpenuh, dengan propors sepert Tabel 3. Nla sehngga yeld yang nvestor nla peroleh lebh fungs tngg dar nla yeld yang nvestor harapkan yatu sebesar.387. V SIMPULAN DAN SARAN 5. Smpulan Karya lmah n merupakan usaha mencar alternatf teknk untuk mencar portofolo oblgas yang termunsas optmal selan menggunakan pemrograman lnear. Masalah optmas portofolo oblgas yang termunsas n dapat dpandang sebaga model goal programmng karena model n dapat dgunakan untuk memodelkan masalah dengan lebh dar satu fungs objektf. Masalah optmas portofolo oblgas yang termunsas dengan goal programmng menggunakan prortas dan menghaslkan enam oblgas dar kelas rsko yang berbeda. Prortas pertama, kedua dan ketga pada model goal programmng berhasl dcapa, sedangkan prortas keempat tdak berhasl dcapa. Walaupun dalam kasus n, nvestor tdak mendapatkan yeld terbesar, tetap nvestor mampu menghaslkan yeld yang lebh besar dar yeld yang dngnkan nvestor dengan perode nvestas 3 tahun atau 36 bulan. Penyelesaan n telah menggunakan model goal programmng dan software LINGO.0 untuk menurunkan alternatfalternatf putusan yang dperlukan dalam proses pembuatan keputusan nvestas. 5.2 Saran Pada karya lmah n data yang dgunakan hanya tga puluh oblgas dengan tngkat kupon yang rendah. Saran untuk penulsan dan peneltan selanjutnya adalah dengan menggunakan jens sekurtas yang beragam, bak saham maupun oblgas sehngga yeld yang dharapkan jauh lebh besar dan juga dapat menggunakan berbaga perode nvestas untuk memlk alternatf lan dalam strateg nvestas. Peneltan lan juga bsa menggunakan berbaga macam urutan prortas untuk mendapatkan hasl optmal yang beragam.

26 DAFTAR PUSTAKA Alexander GJ, Resnck BG Usng lnear and goal programmng to mmunze bond portfolos. Journal of Bankng and Fnance 9 (): Berwag GO, Khang C An mmunzaton strategy s a mnmax strategy. Journal of Fnance 34: Bode Z, Kane A, Marcus AJ Investments 6 th ed. New York: McGraw-Hll. Keown AJ, Martn JD, Petty JW, Scott DF Dasar-Dasar Manajemen Keuangan ED ke-7. Penerjemah: Djakman, C.D. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dar: Fnancal Management: Prncples and Applcatons. Manurung IRS, Trenggono W, Hutapea I, Sswanto E. 20. Bond Informaton. Jakarta: Penla Harga Efek Indonesa/ Indonesa Bond Prcng Agency (IBPA). Nash SG, Sofer A Lnear and Nonlnear Programmng. New York: McGraw-Hll. Peressn AJ, Sullvan FE, Uh JJ The Mathematcs of Nonlnear Programmng. New York: Sprnger. Sartono RA Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Wnston WL Operatons Research Applcatons and Algorthms 4 th ed. New York: Duxbury.

27 2

28 8 Lampran Pembuktan Teorema 2 dan Teorema 3 Pembuktan Teorema 2 Pembuktan Teorema 2 dlakukan dengan menggunakan nduks matematk. Terlebh dahulu akan dtunjukkan bahwa Jka f dan f 2 merupakan fungs konveks d S, maka f + f 2 juga merupakan fungs konveks d S. Msalkan y, z ϵ S dan 0 λ, maka dar defns operas penjumlahan fungs dperoleh f + f 2 λy + λ z = f λy + λ z + f 2 λy + λ z Karena f dan f 2 fungs konveks maka f λy + λ z + f 2 λy + λ z λf y + λ f z + λf 2 y + λ f 2 z = λ f + f 2 y + λ f + f 2 z Jad f + f 2 λy + λ z λ f + f 2 y + λ f + f 2 z yang berart f + f 2 merupakan fungs konveks. Andakan pernyataan benar untuk n = k, dengan k 2, yang berart: jka f, f 2, f 3,, f k fungs konveks, maka f + f 2 + f f k juga fungs konveks Akan dtunjukkan pernyatan benar untuk n = k +, yatu akan dtunjukkan bahwa jka f, f 2, f 3,, f k+ fungs konveks, maka f + f 2 + f f k+ juga fungs konveks Bukt: Dar defns operas penjumlahan fungs dperoleh f + f 2 + f f k+ λy + λ z = f + f 2 + f f k λy + λ z + f k+ λy + λ z Karenaf + f 2 + f f k dan f k+ fungs konveks maka Jad f + f 2 + f f k λy + λ z + f k+ λy + λ z λ f + f 2 + f f k y + λ f + f 2 + f f k z + λf k+ y + λ f k+ z = λ f + f 2 + f f k+ y + λ f + f 2 + f f k+ z f + f 2 + f f k+ λy + λ z λ f + f 2 + f f k+ y + λ f + f 2 + f f k+ z Terbukt. Pembuktan Teorema 3 Msalkan y, z ϵ S dan 0 λ. Karena f fungs konveks, maka f λy + λ z λf y + λ f z, Jka α adalah blangan yang postf, maka bla kedua ruas pertaksamaan dkalkan dengan α menjad αf λy + λ z λαf y + λ αf z, Dar defns fungs konveks, maka αf juga merupakan fungs konveks pada S. Terbukt.

OVERVIEW 1/40

OVERVIEW 1/40 http://www..deden08m.wordpress.com OVERVIEW 1/40 Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolo optmal. Perbedaan tentang aset bersko dan aset bebas rsko. Perbedaan preferens nvestor dalam memlh portofolo

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN Latar elakang Sekolah merupakan salah satu bagan pentng dalam penddkan Oleh karena tu sekolah harus memperhatkan bagan-bagan yang ada d dalamnya Salah satu bagan pentng yang tdak dapat dpsahkan

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4 KONSEP DASAR 2/40 Ada tga konsep dasar yang perlu dketahu untuk memaham pembentukan portofolo optmal, yatu: portofolo efsen dan portofolo optmal fungs utltas dan

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan Pada bab n akan dbahas mengena penyelesaan masalah ops real menggunakan pohon keputusan bnomal. Dalam menentukan penlaan proyek, dapat dgunakan beberapa metode d antaranya dscounted cash flow (DF). DF

Lebih terperinci

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur Krtkan Terhadap Varans Sebaga Alat Ukur Varans mengukur penympangan pengembalan aktva d sektar nla yang dharapkan, maka varans mempertmbangkan juga pengembalan d atas atau d bawah nla pengembalan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM

MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM MEREDUKSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN FUZZY TRAPESIUM Tut Susant, Mashad, Sukamto Mahasswa Program S Matematka Dosen Jurusan Matematka Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PROGRAM LINEAR SASARAN GANDA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS MULTIFASE

PENYELESAIAN PROGRAM LINEAR SASARAN GANDA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS MULTIFASE PERSETUJUAN PENYELESAIAN PROGRAM LINEAR SASARAN GANDA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS MULTIFASE SKRIPSI Telah dsetuju dan dsyahkan pada tanggal: 3 November 2010 Untuk dpertahankan ddepan Dewan Penguj Skrps

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lngkup Peneltan Reksadana yang dgunakan dalam peneltan n adalah reksadana yang terdaftar dalam stus BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak

MENCERMATI BERBAGAI JENIS PERMASALAHAN DALAM PROGRAM LINIER KABUR. Mohammad Asikin Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Abstrak JURAL MATEMATIKA DA KOMUTER Vol. 6. o., 86-96, Agustus 3, ISS : 4-858 MECERMATI BERBAGAI JEIS ERMASALAHA DALAM ROGRAM LIIER KABUR Mohammad Askn Jurusan Matematka FMIA UES Abstrak Konsep baru tentang hmpunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal

Tinjauan Algoritma Genetika Pada Permasalahan Himpunan Hitting Minimal 157 Vol. 13, No. 2, 157-161, Januar 2017 Tnjauan Algortma Genetka Pada Permasalahan Hmpunan Httng Mnmal Jusmawat Massalesse, Bud Nurwahyu Abstrak Beberapa persoalan menark dapat dformulaskan sebaga permasalahan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI 1 Return (Imbal hasl) nvestas Expected return (Return ekspetas) return yang dharapkan akan ddapat oleh nvestor d masa depan Actual return/ Realzed return (Return aktual)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

Bab III Analisis Rantai Markov

Bab III Analisis Rantai Markov Bab III Analss Ranta Markov Sstem Markov (atau proses Markov atau ranta Markov) merupakan suatu sstem dengan satu atau beberapa state atau keadaan, dan dapat berpndah dar satu state ke state yang lan pada

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang semakn berkembang n, duna usaha dan ndustr mengalam kemajuan yang pesat, khususnya d bdang ndustr. Kemajuan perekonoman d Indonesa tdak terlepas dar

Lebih terperinci

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan

Catatan Kuliah 12 Memahami dan Menganalisa Optimisasi dengan Kendala Ketidaksamaan Catatan Kulah Memaham dan Menganalsa Optmsas dengan Kendala Ketdaksamaan. Non Lnear Programmng Msalkan dhadapkan pada lustras berkut n : () Ma U = U ( ) :,,..., n st p B.: ; =,,..., n () Mn : C = pk K

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

KAJIAN DAN ALGORITMA PELABELAN PSEUDO EDGE-MAGIC. memiliki derajat maksimum dan tidak ada titik yang terisolasi. Jika n i adalah

KAJIAN DAN ALGORITMA PELABELAN PSEUDO EDGE-MAGIC. memiliki derajat maksimum dan tidak ada titik yang terisolasi. Jika n i adalah BAB III KAJIAN DAN ALGORITMA PELABELAN PSEUDO EDGE-MAGIC III. Batas Bawah Magc Number pada Pelabelan Total Pseudo Edge-Magc Teorema 3.. Anggap G = (,E) adalah sebuah graf dengan n-ttk dan m-ss dan memlk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR Pada bab n akan dbahas konsep-konsep dasar dar fungs mayor dan fungs mnor dar suatu fungs yang terdefns pada suatu nterval tertutup. Pendefnsan fungs mayor dan mnor tersebut

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT TERKAIT SUBMODUL SEMIPRIMA

BEBERAPA SIFAT TERKAIT SUBMODUL SEMIPRIMA BEBERAPA SIFAT TERKAIT SUBMODUL SEMIPRIMA A-3 Dan Aresta Yuwanngsh 1 1 Mahasswa S Matematka UGM dan.aresta17@yahoo.com Abstrak Dberkan R merupakan rng dengan elemen satuan, M R-modul kanan, dan R S End

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS

SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS SISTEM LINEAR MAX-PLUS KABUR WAKTU INVARIANT AUTONOMOUS A8 M. Andy Rudhto 1 1 Program Stud Penddkan Matematka FKIP Unverstas Sanata Dharma Kampus III USD Pangan Maguwoharjo Yogyakarta 1 e-mal: arudhto@yahoo.co.d

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar. http://www.deden08m.wordpress.com CAKUPAN PEBAHASAN Overvew CAP (Captal Asset Prcng odel) Portofolo pasar Gars pasar modal Gars pasar sekurtas Estmas Beta Pengujan CAP APT (Arbrtage Prcng Theory) 1/40

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

Analisis Indikator Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor

Analisis Indikator Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor Analss Indkator Makroekonom Negara Tujuan Ekspor terhadap Knerja Ekspor Non Mgas Indonesa: Stud Kasus Lma Negara Tujuan Utama Ekspor Skrps Dajukan Sebaga Kelengkapan dan Syarat Untuk Menyelesakan Program

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah JPM IIN ntasar Vol. 01 No. 2 Januar Jun 2014, h. 95-106 OPTIMSI MSLH PNUGSN St Maslhah bstrak Pemrograman lner merupakan salah satu lmu matematka terapan yang bertuuan untuk mencar nla optmum dar suatu

Lebih terperinci

II. TEORI DASAR. Definisi 1. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai

II. TEORI DASAR. Definisi 1. Transformasi Laplace didefinisikan sebagai II. TEORI DASAR.1 Transormas Laplace Ogata (1984) mengemukakan bahwa transormas Laplace adalah suatu metode operasonal ang dapat dgunakan untuk menelesakan persamaan derensal lnear. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a

(1.1) maka matriks pembayaran tersebut dikatakan mempunyai titik pelana pada (r,s) dan elemen a Lecture 2: Pure Strategy A. Strategy Optmum Hal pokok yang sesungguhnya menad nt dar teor permanan adalah menentukan solus optmum bag kedua phak yang salng bersang tersebut yang bersesuaan dengan strateg

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

DIMENSI PARTISI GRAF GIR

DIMENSI PARTISI GRAF GIR Jurnal Matematka UNAND Vol. 1 No. 2 Hal. 21 27 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematka FMIPA UNAND DIMENSI PARTISI GRAF GIR REFINA RIZA Program Stud Matematka, Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Meda Informatka, Vol. 2, No. 2, Desember 2004, 57-64 ISSN: 0854-4743 PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING Sr Kusumadew Jurusan Teknk Informatka, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tnjauan Pustaka Dar peneltan yang dlakukan Her Sulstyo (2010) telah dbuat suatu sstem perangkat lunak untuk mendukung dalam pengamblan keputusan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Matematka dbag menjad beberapa kelompok bdang lmu, antara lan analss, aljabar, dan statstka. Ruang barsan merupakan salah satu bagan yang ada d bdang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF SISWA KELAS II SDN ANGKATAN LOR 02 KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEWA (RUSUNAWA) (Stud Kasus pelaksanaan proyek pembangunan Rusunawa Mahasswa UNS, Surakarta) Feasblty Study of Investment of Rusunawa Constructon

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran Perhtungan Kredt dengan / Mengapa Perhtungan Kredt Perlu Dketahu? Perhtungan bunga kredt yang dgunakan bank akan menentukan besar keclnya angsuran pokok dan bunga yang harus dbayar Debtur atas kredt yang

Lebih terperinci

PELABELAN HARMONIOUS PADA GRAF TANGGA DAN GRAF KIPAS

PELABELAN HARMONIOUS PADA GRAF TANGGA DAN GRAF KIPAS PELABELAN HARMONIOUS PADA GRAF TANGGA DAN GRAF KIPAS SKRIPSI Oleh Dony Rusdanto NIM 041810101044 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 011 PELABELAN HARMONIOUS

Lebih terperinci