Mengkaji Program Redd+ (Reducing Emission From Deforestation and Degradation) Plus dalam Kerjasama Norwegia dengan Indonesia

Transkripsi

1 Megkaji Program Redd+ (Reducig Emissio From Deforestatio d Degradatio) Plus Kerjasama deg Nur Faghmarul Ilmiah Departeme Hubug Iterasioal, Fakultas Ilmu Sosial d Ilmu Politik, Uiversitas Airlgga urfaghmarul@gmail.com Abstract Icreasigly strog iteratioal urgecy i overcomig evirometal issues led to various forms of cooperatio betwee iteratioal coutries to be able to fid solutios to evirometal problems that occur due to the acceleratio of moderity d icreased cosumptio patters of society. Oe of these evirometal issues is the issue of climate chge caused by deforestatio. Oe form of cooperatio i this deforestatio problem is that Norway is still workig o REDD + cooperatio with i order to remai to be able to ru the iterests of the coutry that is i harmoy betwee the ecoomic iterests of the coutry geerated by the drillig of petroleum with the evirometal iterest is the stability of the earth climate owed by Norway. Therefore, oe of the efforts to reduce carbo dioxide emissios i the earth is to improve forest fuctio d reduce deforestatio activities, this role is appropriate for the State of which is a coutry with large forest area d high deforestatio problems, The successful reductio of deforestatio i 's forests udertake through REDD + cooperatio betwee Norway d has directly show that Norway has achieved its importce i maitaiig climate stability through reducig deforestatio Kata Kuci: REDD +, Iterests, Norway,, Climate Chge. merupak salah satu dari egara yg mejadi aktor iterasioal utama permasalah deforestasi di duia. Sebagai ggota aktif UNFCCC peg isu pecegah peigkat suhu iklim bumi berper aktif sebagai kotributor keug program yg berfokus pada pecari solusi atas aktivitas deforestasi d degradasi hut d pecegah atas meghilgya fugsi hut sebagai paru-paru duia di bumi. Isu ligkug pada era eoliberal di abad moder ii mejadi sebuah permasalah yg petig d tidak dapat dihidari megigat dampakya yg telah dapat dirasak oleh masyarakat duia utamya pada omali cuaca di pejuru bumi. Sehigga, secara khusus, tulis ii ak megulas megeai bagaima per mejali hubug kerjasama bilateral deg pada serta alas dibalik keterlibat aktif. Kerjasama Bilateral d We are committed to parterig with tropical forest coutries demostratig leadership o this issue, with ambitious mitigatio cotributios d pursuit of low emissio, climate resiliet developmet pathways, i lie with their Natioally Determied Jural Aalisis Hubug Iterasioal, Vol. 6 No. 2, Agustus 7 31

2 Nur Faghmarul Ilmiah Cotributios uder the Paris Agreemet (White House 6). Peryata yg disampaik oleh pihak bersama deg Amerika Serikat pada Nordic Summit yg dilaksak di Washigto D.C pada tggal 13 Mei 6 ii megidikasik bahwa kedua pihak meujukk itesi yg kuat keterlibatya pada isu degradasi kehut d juga perubah iklim. Berkait deg komitme iilah yg mejadik sebagai salah satu dari egara pelopor megatasi permasalah kehut d perubah iklim sesuai deg peryata Deklarasi New York pada isu kehut d Sustaiable Developmet Goals. Peryata atas komitme ii juga diikuti deg adya pecapai misi utama yaitu; 1) mejaga rata-rata temperatur global batas dibawah 2 C pada tigkat pra- idustrial; 2) memberik upaya-upaya mejaga agar temperatur bumi tetap seimbg d tidak mecapai diatas 1,5 C pada tigkat pra-idustrial; d 3) mecapai keseimbg global tara sumber emisi-emisi tropogeik d peyerap yg semaki besar oleh gas rumah kaca pada paruh kedua abad ii. Utuk dapat mecapai keberhasil misi yg dijalk upaya perlidug bumi terhadap perubah iklim ii, maka per Hut mejadi sebuah faktor yg krusial pecapai keam d keyam iklim, megigat deg mejalk koservasi, restorasi d juga megatur keberlgsug hut duia secara alami dapat memberik sumbgsih yg besar terhadap kelgsug duia secara berkeljut. Melalui Program REDD + ii memiliki tuju memberik dukug kepada egara-egara berkembg khususya bagi egara-egara yg memiliki hut huj upaya memperlambat d meghambat bertambahya gas emisi karbo. Sebagai Negara yg telah memiliki awareess terhadap permasalah perubah iklim, telah melakuk upaya-upaya kerjasama megi isu perubah iklim. Kesadar sediri hadir akibat dampak dari perubah iklim yg ada telah dirasak pada situasi cuaca d juga ligkug di wilayah-wilayah Negara, seperti keaik permuka air laut di wilayah artik, serta perubah cuaca yg dapat meggggu habitat hew serta tumbuh yg hidup di daerah. Dekatya dampak perubah iklim yg dirasak oleh medorog keikutserta upaya pegurg emisi gas karbo sejak tahu 04, d pada tahu 08 tepatya pada bul April bersama deg UN Framework Covetio o Climate Chge (UNFCCC), bekerjasama membetuk sebuah gerak yg dibawahk oleh the Climate d Forest Iitiative yg berama Program (Reducig Emissios from Deforestatio d Forest Degradatio) yg dijalk deg mejali kerjasama deg egara-egara yg memiliki sumber daya alam hut yg luas (Miistry of the Eviromet of Norway 09). Melalui Program REDD + ii memiliki tuju memberik dukug kepada egara-egara berkembg khususya bagi egaregara yg memiliki hut huj upaya memperlambat d meghambat bertambahya gas emisi karbo. Kerjasama ii dijalk deg memberik btu isetif sebesar 1 miliar dollar AS yg diberik deg tuju meyelamatk hut huj. Program yg didesai meciptak isetif ekoomi ii sebagai salah satu upaya memberik perlidug terhadap 32 Jural Aalisis Hubug Iterasioal, Vol. 6 No. 2, Agustus 7

3 Megkaji Program Redd+ hut d pegurg karbo yg disebabk oleh deforestatio (Keohe 6). merupak salah satu dari tiga egara di duia yg memiliki wilayah hut huj tropis yg luas. Namu, meskipu demiki, isu deforestasi hut meyumbg pertambah emisi gas rumah kaca sebesar 18 perse atau setara deg 5.8 milyar to dari CO2 yg dilepask ke atmosfer tiap tahuya secara global (Meridi Istitute 09). Utamya, bagi egara yg mejadi peyumbg hilgya lah poho hut terbesar setelah Brazil d diikuti deg Negara Demokratik Republik Kogo, permasalah ii mejadi sebuah kotradiksi bagi fugsi keberada hut itu sediri, megigat fugsi dari hut merupak obyek dari paru-paru duia, sumber ekoomi, habitat flora d faua, pegedali beca, tempat peyimp air, d megurgi polusi pada pecemar udara. Deforestasi mejadik fugsi hut yg dapat memberik dampak positif bagi ligkug mejadi satu faktor yg meyumbgk dampak egatif terhadap sektor ligkug khususya pada sektor perubah iklim. Tahu 08, meyampaik deklarasiya di pertemu G di Pittsburgh ageda pembahas dampak dari polusi terhadap pemas global, yg pada saat itu dipimpi oleh preside Susilo Bambg Yudhoyoo meayatak bahwa:...we have decided d established a Natioal Climate Chge Actio Pl with the targets of d 50.We will chge the status of our forest from that of a et emitter sector to a et sik sector by 30 (Yudhoyoo Schmidt 09). Peryata dari pihak ii memberik kesempat besar, utamya bagi egara-egara berkembg khususya salah satu lgkah d upaya pelestari hut megurgi dampak kerusak kehut. Program perubah iklim asioal ii dijalk melalui pembetuk kebijak yg diya berisi pegatur megeai peggua tah, d juga perubah fugsi alih lah. Deg dijalkya aksi atas program kebijak ii diestimasik bahwa pada tahu dapat memberik pegurg sebesar 26 perse pada emisi gas rumah kaca secara global, buk hya itu, bahk memberik peryata bahwa deg program ii ak dicapai 41 perse pegurg gas emisi karbo yg disebabk oleh deforestasi di (Schmidt 09). Adya komitme atas tggug jawab ligkug dari pihak ii, mejadi faktor pedorog dari betuk peguat terhadap kerjasama bilateral kedua egara yg diwujudk Joit Declaratio o Cooperatio towards a Dyamic Partership i the 21st Cetury yg ditdatgi di Jakarta pada tggal 8 November 0 (Maliki 3), perjji kerjasama ii diupayak dapat dijalkya peigkat kerja sama yg diya terdapat kesepakat ligkug hidup atau. Sebelumya pada tggal 26 Mei 0, hubug bilateral tara kedua egara telah memfokusk pada aspek ligkug upaya pegurg emisi gas karbo yg tertera pada kesepakat Letter of Itet o Cooperatio o reducig greehouse gas emissios from deforestatio d forest degradatio () yg ditdatgi Meteri Luar Negeri RI d Meteri Ligkug d Pembgu Iterasioal di sela-sela kujug Preside RI ke di Oslo. Pertemu tersebut yg meghasilk kesepakat tara yg memberik btu da atau hibah sampai deg 1 miliar dolar AS kepada mejadi sebuah ilai yg sgat strategis bagi karea meujukk komitme membtu egaregara pemilik hut tropis seperti gua megurgi emisi gas Jural Aalisis Hubug Iterasioal, Vol. 6 No. 2, Agustus 7 33

4 Nur Faghmarul Ilmiah rumah kaca yg terjadi akibat kerusak hut melalui. Kerjasama periode 0-2 d Pelaksa dari jalya kerjasama tara d pertama kali berjal pada tahu 0, yg dilaksak melalui 2 tahap awal d dilaksak kuru waktu 3.5 tahu. Tahap pertama yg disebut deg tahap persiap merupak lgkah awal yg harus diselesaik higga akhir tahu 0, lalu tahap kedua adalah trsformasi yg dilaksak selama 1 tahu mulai dari tahu 1-2. Selama tahap tersebut, sebagai pihak pedukug atas berjalya lgkahlgkah upaya pegurg aktivitas deforestasi d degradasi hut ii secara bertahap membtu peyerah isetif d juga memberik asistesi atas pembuat keputus d kebijak yg berkait deg program di (Greepeace 2). Kesepakat dari pelaksa kerjasama ii didasari oleh adya Letter of Itet (LoI) dari kedua belah pihak yg diteke pada era Preside Susilo Bambg Yudhoyoo pada tahu 09 deg upaya pegurg emisi sebesar 26 perse d deg btu iterasioal sebesar 41 perse melalui pembaharu aspek reformasi moratorium kehut, sedgk dari pihak medatgi LoI deg pada tahu 0, yg merupak dampak dari dorog positif atas LoI sebagai suatu upaya pegurg emisi akibat dari aktivitas deforestasi yg ma deg melalui hasil yg positif, maka lgkah ii dapat berpotesi mejadi game chger bagi keberhasil program d juga pecapai misi pestabil perubah iklim di bawah 2 o C secara global. Sehigga, melalui keterlibat dari hasil kerjasama terhadap upaya peerap di ii dapat mejadi pedorog kuat partisipasi stakeholder, pecapai kepetig publik d juga meigkatk proses efektivitas d komitme bagi pemeritah (Kraeer 09). Hasil proses dari adya kerjasama tara d pada tahap awal yaitu tahu 0-2 ii berjal lambat d masih dipertyak apakah pembayar atas pemberi isetif yg diberik oleh dapat terlaksa deg lcar pada tahu 4, dikareak oleh upaya-upaya atas lgkah pecegah aktivitas deforestasi melalui peerap kowledge base seperti promosi ti-korupsi aspek legalitas peebg hut, memberik sosialisasi megeai kehut sehigga dapat meigkatk kesadar masyarakat sekitar, belum dapat memberik dampak yg sigifik terhadap tdatda peuru aktivitas deforestasi di (Kraeer 09). Sedgk, pada upaya peyelesai usur-usur yg petig seperti kepimilik asioal, kergka kerja kelembaga d reca pelaksa program, kosesi baru koservasi hut gambut d hut alam serta database terbaharui atas tah yg megalami degradasi belum terpeuhi. Misalya saja yg terjadi di wilayah Provisi Kalimt Tegah yg belum terdapat kejelas tara kepemilik tah, pereca peggua lah atas ama kepemilik pemeritah ataupu masyarakat pe yg pada akhirya mampu memicu kehadir koflik deg masyarakat terkait di kawas hut yg sulit diselesaik. Deg lambatya perkembg dari berjalya tahap awal dari persiap pelaksa di ii pada akhirya, memuculk skeptisisme terhadap efektifitas dari keberhasil program di, meskipu keterlambat proses ii tidak dapat sepeuhya dikatak gagal, amu berjalya proses peerap program di mejadi suatu pijak bagi pemeritah 34 Jural Aalisis Hubug Iterasioal, Vol. 6 No. 2, Agustus 7

5 Megkaji Program Redd+ memperbaharui upaya-upaya pembeah kehut serta melalui LoI yg telah disepakati d di deklarasik secara iterasioal dapat mejadi dasar bagi pemeritah idoesia memberik perhati yg khusus terhadap aspek kehut d memberik lgkah positif upaya pembaharu kebijak kehut di. Kerjasama periode 3-5 d Perubah iklim memberik risiko yg sigifik bagi sumber daya alam yg, ak memegaruhi produksi d distribusi mak, air d eergi. Oleh karea itu, Pemeritah megggap upaya adaptasi d mitigasi iklim sebagai suatu kosep terpadu yg medasar membgu ketah megamk sumber daya pg, air d eergi (INDC ). Salah satu dari isi INDC yg diugkapk oleh komitme kotribusi asioal atas upaya pecegah perubah iklim, meujukk bahwa merupak salah satu dari beberapa egara berkembg yg memiliki itesi kuat atas upaya mitigasi perubah iklim deg cara pegurg emisi di atmosfer. Hal ii dibuktik deg adya pegambil lgkah petig upaya pegembg strategi-strategi mitigasi iklim melalui perlidug hut yg ada utamya dukug tigkat tiggi dari pemeritah peuru emisi yg disebabk oleh deforestasi d degradasi hut () yg telah dilaksak sejak tahu 0 (Bellfield d Leggett 6). Perkembg peerap dari program yg berawal di era tahu kepemimpi Susilo Bambg Preside RI meegask bahwa hubug kedua Negara diljutk deg melaksak beberapa perubah percepat progress pelaksa di. Yudhoyoo, pada tahu 5 tepatya pada era kepemimpi Joko Widodo dijalk kembali deg melakuk lgka-lgkah pembaharu terhadap peerap program di. Seperti yg telah dijelask sebelumya, bahwa pada era peerap tahap 1 jalya proses berjal lambat d bahk pada tahu 4 jumlah aktivitas dari deforestasi di pu meigkat. Melihat hal ii, pemeritah Joko Widodo meegask kembali hubug kerjasama bilateral tara dua Negara deg. Pertemu yg dilaksak di Ista Merdeka pada 14 April 5 ii dari pihak yg di hadiri oleh Perda Meteri Era Solberg, meghasilk kesepakat yg salah satuya adalah pada bidg ligkug hidup. Pada bidg ii, disepakati kembali jalya program yg telah dilaksak sejak tahu 0 (Sabria 5). " meghargai komitme peuru emisi gas rumah kaca sebesar 26%-41% pada tahu, serta beberapa kebijak affirmative laiya," (Joko Widodo, 5). Melalui peryataya tersebut, Preside RI meegask bahwa hubug kedua Negara diljutk deg melaksak beberapa perubah percepat progress pelaksa di. Lgkah percepat ii dilakuk pertama kali deg adya pembubar dua bad lembaga ad hoc Negara berdasark pada Perpres 16 tahu 5, bertepat pada 21 juari 5 yg ma dua bad ii adalah Bad Pegelola Peuru Emisi dari Deforestasi d Degradasi Hut (BP-) d Dew Nasioal Perubah Iklim (DNPI). Kedua bad tersebut dibubark d dijadik satu deg tugas d fugsi dari Kemeteri Ligkug Hidup d Kehut Jural Aalisis Hubug Iterasioal, Vol. 6 No. 2, Agustus 7 35

6 Nur Faghmarul Ilmiah (Ichw 5). Lgkah preside ii diperkuat juga deg peryata Siti Nurbaya (5), Meteri Ligkug Hidup d kehut bahwa Setiap tugas d fugsi BP- d DNPI kami sebar di beberapa dirje terkait. Deg demiki, isu ii semaki diperkuat karea memiliki pasuk kami higga di daerahdaerah, Melalui itegrasi atas lgkah program ii ke kemetri terkait maka ak dapat meigkatk percepat jalya proses di setiap wilayah kehut di serta tercapaiya keteratur satu komdo terpusat dari pemeritah sehigga dapat mecapai keberhasil upaya pegurg aktivitas deforestasi d degradasi ligkug kehut d mampu mecapai target pegurg emisi 41% higga tahu, d meggapai kestabil iklim global. Tabel 1: pegembg di Tah u Peristiwa Mekism e diadopsi di CoP 13, Bali13 i Bali megumu mk peurua emisi GRK sukarela Catat Terkait 26% secara sepihak d 41% deg btu iterasio al pada tahu dibdigk deg skeario Tipe Kesepa kat Multila teral Iisiatif asioa l memperke alk kergka hukum Usul Kesiap disetujui oleh FCPF Letter of Itet - busiess as usual. Mecakup kegiatkegiat demostra si ; prosedur pelaksaa ; d izi komersial karbo hut ak meyediak higga 1 miliar dolar AS meduku g upaya. 0 juta dolar AS dialokasika Kesiap d sisa 800 juta dolar AS pembayara berbasis kierja pegurg deforestasi. Kesepa kat Multila teral Kesepa kat Bilatera l 36 Jural Aalisis Hubug Iterasioal, Vol. 6 No. 2, Agustus 7

7 Megkaji Program Redd Reca Aksi Nasioal Peurua Emisi GRK (RAN- GRK) Satu Tugas Peudaa pemberia izi baru hut alam primer d lah gambut selama 2 tahu Iisiatif Satu Peta Meetapka dasar peuru emisi GRK; 87% adalah dari sektor kehut d lah gambut. Bad ad hoc yg bertggu g jawab megemba gk blok bgu Sebagaima a yg ditetapk Letter of Itet - Satu Tugas megkatali sasi Iisiatif Satu Peta meciptak satu peta rujuk bagi egara ii meyatuka iformasi Lemba ga Iisiatif asioa l 2 Strategi Nasioal Strategi d reca Aksi Provisi (SRAP) geospasial dari 13 lembaga pemerita h setelah pegemba g Peta Idikatif Peuda Pemberi Izi Baru. Lgkah ii sekarg sedg dilaksak oleh Bad Iformasi Geospasial. Di tigkat daerah, Strategi d Reca Aksi Nasioal Rumah Kaca diuraik ke Strategi d Reca Aksi memugki k pegadopsi ya ke Reca Kerja Pemerita h Daerah d APBD. Sekretariat Reca Aksi Peuru Gas Rumah Kaca Nasioal Jural Aalisis Hubug Iterasioal, Vol. 6 No. 2, Agustus 7 37

8 Nur Faghmarul Ilmiah Kalimta Tegah dipilih sebagai provisi percotoh medat gi Nota Kesepaha m deg BP Moratoriu m diperpj g sampai tahu 5 Pedom Pegarus utama ke Sistem Pereca Pembgu d Daerah, di bawah BAPPENA S, meduku g pelaksaa recareca ii. 10 provisi pemrakars a laiya Dihasilk oleh BAPPENA S d Satgas meduku g pegarusut ama ke perecaa pembgu sebagaima Iisiatif asioa l BP Perdagg peurua emisi bersertifik asi Reca Adaptasi Nasioal RAN API Moratoriu m diperpj g kedua kaliya sampai tahu 7 BP dilebur ke Kemeteri a yg diwajibk Reca Mitigasi Perubah Iklim Nasioal Bad ad hoc, melapor lgsug kepada Ktor Preside, bertggu g jawab atas pelaksaa Dalam pegatur yg baru ii, isu-isu perubah Lemba ga Lemba ga 38 Jural Aalisis Hubug Iterasioal, Vol. 6 No. 2, Agustus 7

9 Megkaji Program Redd+ 5 5 Ligkuga Hidup d Kehuta yg baru Pegaju Reca kotribusi peurua emisi (Iteded atioally determie d cotributi o atau INDC) CoP 21 di Paris. Komite Pegarah Perubaha Iklim iklim termasuk ak mejadi tggug jawab Direktorat Jederal Pegedali Perubah Iklim. berikrar meuruk emisi secara sepihak sebesar 29% (d 41% deg btu iterasio al) dibdigk deg skeario BAU pada tahu 30 Lembaga ad hoc yg memberika arah umum mitigasi d adaptasi perubah iklim semetara KLHK yg baru dibetuk, termasuk meduku Kesepa kat multila teral Lemba ga 6 Bad Restorasi Gambut g persiap INDC d peguat koordiasi tarkemeteria isu-isu perubah iklim Bad ad hoc, melapor lgsug kepada Ktor Preside, diberi tugas merestoras i 2 juta hektar lah gambut sampai tahu d memberlak uk moratoriu m pembukaa baru, pegeriga d pegalifu gsi lah gambut yg saat ii belum dibuka. Bad ii ak megoordi asik d memfasilit asi restorasi gambut di Provisi Lemba ga Jural Aalisis Hubug Iterasioal, Vol. 6 No. 2, Agustus 7 39

10 Nur Faghmarul Ilmiah Riau, Provisi Jambi, Provisi Sumatera Selat, Provisi Kalimta Barat, Provisi Kalimta Tegah, Provisi Kalimta Selat d Provisi Papua Sumber: Hele Bellfield d Matt Leggett, et al. Pembelajar Dari Redd+ Utuk Mecapai Ketah Air, Eergi D Pg Di, 5-6, Hal 49 Alas bergabug Akhir abad ke- merupak turig poit dari kehadir isu ligkug ligkup iterasioal, permasalah ligkug ii telah mejadi bagi dari isu-isu politik serta merupak bagi ageda pemeritah demokrasi yg merupak betuk dari itegrasi ekologi terhadap perkembg proses eoliberalisasi duia. Gaya hidup masyarakat moder iilah yg meyebabk terjadiya peigkat suhu di permuka bumi. Peigkat suhu bumi ii juga dipicu melalui tidak seimbgya fugsi dari alam yg disebabk oleh kerusak ligkug yg mampu mempegaruhi tat dari ligkug iterasioal d berdampak egatif terhadap kelgsug bumi d juga kehidup musia. Pdg kaum eoliberalis mejelask bahwa hubug tara musia d alam berada pada posisi yg salig medomiasi. Dijelask oleh Harvey (1996) bahwa keterikat tara idividu d alam adalah melalui kebebas pemeuh kebutuh yg disediak oleh alam. Sehigga memeuhi kebutuh ii, maka cederug mucul terjadiya aktivitas eksploitasi tara musia d alam yg berper sebagai age d beda. Pola pikir ii didasari oleh adya perkembg doktri-doktri liberal yg berkembg secara pesat sebagai sebuah kergka teoritis dari kebijak utama ekoomi egaregara Eropa. Sehigga mejadi sebuah pdg positif bagi egara memfaatk sumber daya sebagai produk dasar dari ekoomi egara yg berimbas pada pegurg keberada dari suatu wilayah ligkug hidup d sumber daya alam yg tersedia dikareak oleh adya pemeuh kebutuh musia dari alam sebagai peyedia bah baku utama atas pemeuh komoditas ekoomi mereka (Colombo d Porcu 4). Oleh sebab itu, dibetuklah sebuah lgkah d upaya dari adya keseimbg tara proses eoliberalisasi ekoomi d ligkug yg merupak sebuah isu permasalah yg krusial deg ditdai oleh kesadar masyarakat terhadap hubug tara musia deg alam. Tahu 1970, dibetuklah sebuah komuitas iterasioal yg terdiri dari egara-egara duia yg bergabug sebuah ide pelestari ligkug duia, hal ii ditdai deg bertemuya 114 egara di Stockholm Uited Natios Coferece o the Hum Eviromet atau UNCHE pada 1972 (Stes d Pettiford 05). Kehadir lembagalembaga iterasioal yg berfokus pada permasalah-permasalah ligkug ii mejadi sebuah pegg bagi egara-egara berupa rezim yg dapat memberik per bagi setiap egara keterlibatya atas respo permasalah ligkug yg sedg dihadapi. Sehigga, kehadir rezim ligkug yg ada ii dapat memuculk kembali adya suatu keseimbg tara domiasi kekuasa musia deg alam deg memebrik pertimbgpertimbg terhadap pola kosumsi masyarakat d mulai memberik pemikir upaya pelestari. Hal 40 Jural Aalisis Hubug Iterasioal, Vol. 6 No. 2, Agustus 7

11 Megkaji Program Redd+ ii berimbas pada terbetukya agedaageda ligkug dari suatu egara mejadi lebih diamis d fleksibel yg disesuaik deg pola meejerial tara permasalah ligkug deg kepetig ekoomi yg ada. Lgkah d upaya yg diambil oleh pemeritah pula merupak sebuah strategi yg dapat memberik keutug bagi kepetig egara. Oleh sebab itu, sebuah rezim iterasioal yg mejadi pegg bagi egara mejalk iteraksi iterasioal agar dapat mecapai adya sebuah keberhasil ii dibutuhk suatu kepatuh rezim tersebut dari para ggotya. Hal ii tidak lepas pula deg adya keputus yg diambil oleh keterlibatya atas permasalah iterasioal megi isu perubah iklim pada dasarya dijalk melalui dasar atas betuk kepetig yg ada. Hal ii tidak lepas pula bagi egara mejadik kepetig sebagai dasar pertimbg egara memutusk sebuah kebijak d lgkah yg diambil meyelesaik sebuah isu permasalah domestik ataupu iterasioal. Selai itu, Tat duia iterasioal saat ii lebih didomiasi oleh adya hubug yg salig ketergtug tar satu sama lai, egara sebagai sebuah etitas tertiggi tidak lagi berdiri sediri mejalk kebijak maupu mecapai kepetig egara, tetapi lebih kepada berjalya sebuah kerjasama baik secara bilateral maupu multilateral. Meskipu demiki, kepetig tetaplah mejadi sebuah patok bagi egara mejalk Keohe d Nye (05) pdg eoliberalisme meyatak bahwa kerjasama dapat medorog egara memperluas kosep atas kepetig asioal yg dimilikiya. Keikutserta dari ke lembaga seperti UNFCCC juga merupak betuk dari perwujud atas upaya pecapai kepetig tersebut. iteraksi d mecapai keigi egara. Keohe d Nye (05) pdg eoliberalisme meyatak bahwa kerjasama dapat medorog egara memperluas kosep atas kepetig asioal yg dimilikiya. Keikutserta dari ke lembaga seperti UNFCCC juga merupak betuk dari perwujud atas upaya pecapai kepetig tersebut. Dalam kasus, keaik emisi yg semaki bertambah di atmosfer yg disebabk oleh adya peggua eergi yg besar aktivitas pegebor miyak lepas ptai milik pemeritah, mejadi betuk kepetig dari keterlibatya atas rezim ligkug iterasioal. Gambar 1: Jumlah gas emisi yg berasal dari gas bumi pertahu Sumber: Emissios to Air.Norwegi Petroleum Perkembg dari tigkat emisi yg dikeluark oleh aktivitas pegebor miyak terus meigkat setiap tahuya. Meskipu demiki, walaupu keluar emisi yg diberik melalui sektor pegebor miyak ii tiggi, aktivitas pegebor miyak memiliki per petig perkembg d pembgu sebagai egara yg sejahtera d kaya higga saat ii. Perkembg pesat dari adya idustri-idustri pegebor miyak yg berdiri melalui pemberi lisesi Pemeritah secara lgsumg memberik dampak perkembg Jural Aalisis Hubug Iterasioal, Vol. 6 No. 2, Agustus 7 41

12 Nur Faghmarul Ilmiah yg positif bagi perkembg ekoomi. Gambar 2: Sektor gas bumi kotribusi perekoomi Sumber: Emissios to Air. Norwegi Petroleum Kotribusi terhadap perkeoomi ii mejadi dasar pada setiap betuk pedapat egara, GDP, Ivestasi, d kegiat Ekspor. Sehigga, kekaya dari miyak bumi yg dimiliki oleh ii ak selalu mejadi titik vital perkembg ekoomi egara. Utuk megi permasalah ii, pemeritah mempersiapk upaya-upaya mitigasi terhadap perubah iklim yg merupak betuk dari kebijak pemeritah yg didasari pada pecapai kesepakat dari para elit d juga partai politik di pada tahu 08 d 2. Kesepakat ii meghasilk sebuah kesepemaham d juga kosesus bersama bahwa diharusk bertggugjawab upaya pegurg emisi gas rumah kaca melalui kebijak asioal secara aktif, deg target pegurg emisi higga tahu d juga salah satu dari betuk perwujud dari upaya pecapai kepetig jgka pjg yaitu pembgu ligkug sosial masyarakat yg bebas dari emisi (Miistry of Climate d Eviromet 4). Tahu 08 merupak lgkah awal bagi keterlibatya secara aktif pada betuk kerjasama iterasioal UNFCCC melalui rezim Protokol Kyoto yg meliputi misi megurgi emisi di bumi d mecegah peigkat suhu iklim global. Lgkah mitigasi dari pegurg emisi karbo oleh pemeritah ii merupak sebuah betuk pelaksa dari diplomasi ligkug/hijau yg terlihat bahwa pemeritah meerapk sebuah proses peyelesai permasalah ligkug yg terjadi ligkug domestikya mejalk sebuah kerjasama iterasioal sehigga dapat tercapaiya solusi atas permaslah yg sedg dihadapi. Diplomasi ligkug/hijau juga merupak betuk dari kerjasama iterasioal yg dilakuk oleh egara-egara upaya pecapai satu misi yg sama (Ifitime 4). Pelaksa dari diplomasi ligkug/hijau ii juga bertuju agar dapat membgu harmoisasi tara kepetig egara deg kepetig atas seluruh musia yg meliputi perlidug, koservasi d pembgu berkeljut dari kodisi kehidup alam. Tabel 2: Alur Diplomasi Ligkug/Hijau Pemeritah Tah u Peerapa kebijak Lapor terhadap cam perubaha iklim Peerapa Kebijak Tidak Perudig d perumusa kebijak upaya mitigasi perubah iklim Disepakati ya Aktor Terkait Miistry of Climate d Eviro met Pemeri tah Norwegi 42 Jural Aalisis Hubug Iterasioal, Vol. 6 No. 2, Agustus 7

13 Megkaji Program Redd+ mitigasi perubaha iklim bahwa: - Prisi p bahw a pece mar memb ayar. - Prisi p kehati - hati. - Tida k umu m adala h kuci. - Kebija k iklim harus secara substa sial meg urg i emisi baik di Norw egia maup u di luar egeri. - Kese mpata meg guak tidak a Bergabu gya Ligkug Iterasio al isu peg perubaha iklim Pelaksa kerjasama Luar Negeri isu pegur g Deforesta si Komitme periode kedua rezim Protokol Kyoto lai selai kuota d pajak. bergabug rezim iterasio al Kyoto Protokol dibawah UNFCCC d medat gi kesepakat komitme awal pegurg emisi (08-2) Kerjasama deg egara hut huj seperti:, Brazil, Kogo, Guya d Tzia. Komitme pegurg emisi yg mecapai 30 perse higga Pemeri tah Norwegi a Hubug Bilateral Pemeri tah Norwegi a Jural Aalisis Hubug Iterasioal, Vol. 6 No. 2, Agustus 7 43

14 Nur Faghmarul Ilmiah Peryataa Bersama oleh Jerm,, d Iggris di Uited Natios Climate Summit mejadi egara yg melarg deforestas i mejadi salah satu dari egara yg medat gi d meratifika si Perjji Paris Ketiga egara memyetuj ui meduku g secara peuh berjaly a the New York Declaratio o Forests. mejadi egara pertama yg megheti k peebga poho secara jelas, d merupaka sebuah lgkah besar megur gi deforestas i global. meyerah k INDC terbaru yg diy a termasuk pegurg emisi sekurgkurgya 40% Kerjasa ma multilat eral Pemeri tah Norwegi a Pemeri tah Norwegi a Sumber: Miistry of Climate d Eviromet. The agreemet o climate policy, 4 Kesimpul Upaya pecapai kepetig adalah melaksak lgkah dari diplomasi ligkug/hijau. Itesi dari pelaksa diplomasi hijau ii diwadahi pula deg adya orgisasi iterasioal UNFCCC dibawah pegawas PBB deg fokus upaya pecegah perubah iklim bumi yg utamya di sebabk oleh peigkat gas emisi, UNFCCC yg merupak tempat bagi berkumpulya egara-egara yg memiliki visi bersama stabilizatio of greehouse gas cocetratios i the atmosphere at a level that would prevet dgerouse tropogeic iterferece with the climate system (UNFCCC) ii mejadi sebuah kelembaga Iterasioal sebagai wadah yg tepat bagi melaksk tggug jawab upaya mitigasi perubah iklim yg merupak strategi atas jawab dari solusi kotribusi emisi yg dihasilk oleh aktivitas pegebor miyak d gas bumi oleh idustri-idustri. Sehigga melalui kerjasama yg terjali ii dapat berupaya megatasi d mecari solusi yg lebih baik mejaga kestabil iklim dibawah 2 0 C sehigga tidak memberik dampak yg egatif yg lebih besar terhadap situasi alam d iklim duia yg dapat memberik cam serius seperti aikya permuka air laut, d omali cuaca laiya. Buk hya itu, lgkah dari tggug jawab ligkug dari ii juga ditegask melalui keaktifya keterlibat pada program yg merupak sebuah betuk rezim iterasioal yg memberik fokus terhadap upaya peggulg mitigasi perubah iklim melalui perbaik aspek kehut. Sebagai salah satu aktor utama yg memiliki kepeduli terhadap isu pegurg aktivitas 44 Jural Aalisis Hubug Iterasioal, Vol. 6 No. 2, Agustus 7

15 Megkaji Program Redd+ deforestasi di kehut, memberik dukug yg besar kepada egara-egara berkembg yg memiliki sumber daya alam kehut yg luas deg permasalah tigkat deforestasi yg tiggi. Sikap ii sesuai deg hasil keputus dari kosesus elit d partai di yg berdasark pada poi kelima dari kebijak basis implemetasi mitigasi perubah iklim tahu sebagai basis implemetasi upaya pecegah perubah iklim, yaitu Mempertahk atau meigkatk peyimp karbo di hut. merupak parter petig upaya pelaksa mitigasi ii. pula memiliki kriteria yg tepat bagi mejalk kerjasama isu pegurg emisi yg disebabk oleh aktivitas deforestasi. Tigkat dari aktifitas deforestasi di merupak salah satu yg tertiggi setiap tahuya deg kotribusi polusi emisi sebesar 80 perse oleh deforestasi. Kerusak hut yg dialami oleh ii tergolog tiggi megigat bahwa merupak egara ketiga deg kepemilik luas wilayah hut huj tropis di duia. Sedgk bagi sediri keterlibat kerjasama merupak salah satu dari lgkah positif upaya pembaharu kebijak kehut asioal. Sehigga melalui sikap kepatuh dari setiap pelaksa program-program bagi maka ak tercapai pula kepetig dari tuju pegurg emisi sebesar 41 perse higga tahu. Buk hya itu, ii membuktik bahwa bagi sediri keterlibatya pada rezim ii dapat mewujudk bagi dari kepetig asioal yg berupa reca pembgu asioal yg diya terdapat adya kemau megurgi emisi karbo sesuai deg INDC yg berkait deg arti petig strategis membgu ketah ekosistem demi ketah ekosistem d ketah air, eergi d pg yg diselarask deg d tuju pembguya. Jadi dapat dikatak bahwa hubug kerjasama bilateral tara kedua egara ii dapat mejadi sebuah wi-wi solutio atas peyelesai isu ligkug khususya permasalah aktivitas deforestasi bagi d pada kebijak tggug jawab ligkugy 1 Kebijak basis implemetasi mitigasi perubah iklim tahu adalah: 1) implemetasi peerap ivestasi tekologi iklim seperti tekologi eergy terbaharuk 2) Meuruya miyak pemas fosil 3) Kebutuh eergi yg lebih ketat sektor bgu 4) Terus meigkatk peeliti iklim 5) Mempertahk atau meigkatk peyimp karbo di hut 6) Berkotribusi megembgk biogas di ; 7) Mecari memastik bahwa pertumbuh trsportasi peumpg di daerah kota diserap oleh trsportasi umum, sepeda d berjal kaki; 8) Pajak mobil harus diguak berkotribusi medapatk armada kedara yg lebih ramah ligkug d iklim; 9) Memperkuat per kereta api system trsportasi. Jural Aalisis Hubug Iterasioal, Vol. 6 No. 2, Agustus 7 45

16 Aa Maratuthoharoh Daftar Pustaka [1] Bellfield, Hele d Leggett, Matt 6, Pembelajar Dari Redd+ Utuk Mecapai Ketah Air, Eergi D Pg Di. [2] Greepeace 2, The - Norway Agreemet to reduce greehouse gas emissios from deforestatio d forest degradatio Greepeace Assessmet of Progress, Hal 6. [3] Kraeer, Sascha Muller 1999, Evirometal Diplomacy, Director Heirich Boll Foudatio. [4] Colombo, Dario d Porcu, Muela 4, Eviromet d Neoliberalism: A Critical Discourse Aalysis of Three Itali Cases, ESSACHESS: Joural for Commuicatio Studies, vol. 7. [5] Iftime, Elea 4, Gree Diplomacy-A New Type of Iteratioal Cooperatio (Ii), EcoForum, Stef cel Mare Uiversity of Suceava, Romia. [6] Jill Stes, Pettiford, Lloyd, & Diez, Thomas 05, Itroductio to Iteratioal Relatios, Perspectives & Themes, 2d editio, Pearso & Logm, Chap. 8, hal [7] Emissios to Air, Norwegi Petroleum 7, diakses pada 25 Mei 7, < /eviromet-dtechology/emissios-to-air/>. [8] Ichw, Susto 5, Preside Jokowi Bubark BP-REDD d DNPI, di akses pada 14 Jui 5, < 15/01/28/ /Preside.Jokowi. Bubark.BP-REDD.d.DNPI>. [9] Keohe, Georgia Leveso 6, Climate Fice- Fightig Deforestatio d Climate Chge: REDD Ficig Lessos from Brazil d (Excerpt), diakses pada 5 Maret 7, < [10] Maliki, Faisal 3, - Perkuat Kerjasama, Jui 3, diakses pada 25 Mei 7, < ta/635163/idoesia-orwegiaperkuat-kerja-sama>. [11] Miistry of the Eviromet of Norway 09, Climate Chge Norway, diakses pada 15 Maret 7, < /climate-chge/>. [12] Meridi Istitute 09, Reducig Emissios from Deforestatio d Forest Degradatio (REDD): A Optios Assessmet Report, Maret 09, < oar.org/liks/redd- OAR_e.pdf>. [13] Sabria, Asril 5, Bertemu PM, Jokowi Igi Ljutk REDD Plus, diakses pada 14 Jui 7, < d/5/04/14/ /bertemu.p M..Jokowi.Igi.Ljutk.REDD.Plus>. [14] Schmidt, Jack 09, Aouces Goals to Curb It s Deforestatio Global Warmig Emissios, dideklarasik oleh Preside Susilo Bambg Yudhoyoo pertemu G di Pittsburgh, Oktober 09, diakses pada 25 Mei 7, < doesia-ouces-goals-curb-itsdeforestatio-global-warmigemissios>. [15] Uited Natios Framework Covetio o Climate Chge 1, Fact sheet: Reducig emissios from deforestatio i developig coutries: approaches to stimulate actio., Februari 1, diakses pada 27 Mei 7, < heet_reducig_emissios_from_d eforestatio.pdf>. [16] White House 6, Norway - Uited States Joit Statemet o Deeper Collaboratio o Forests d Climate Chge, peryata dibacak pada White House Press Coferece, 13 Mei 6, diakses pada 25 Mei 7, < etassets/statemet>. Jural Aalisis Hubug Iterasioal, Vol. 6 No. 2, Agustus 7 46