KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha. Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-nya kepada tim penulis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha. Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-nya kepada tim penulis"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puj syukur ke hadrat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala lmpahan rahmat dan karuna-nya kepada tm penuls sehngga dapat menyelesakan makalah n yang berjudul: HAK ASASI MANUSIA ( HAM ) DAN RULE OF LAW Penuls menyadar bahwa ddalam pembuatan makalah n berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tdak lepas dar bantuan berbaga phak untuk tu dalam kesempatan n penuls menghaturkan rasa hormat dan terma kash yang sebesar-besarnya kepada semua phak yang membantu dalam pembuatan makalah n. Tm penuls menyadar bahwa dalam proses penulsan makalah n mash dar jauh dar kesempurnaan bak mater maupun cara penulsannya. Namun depmkan, tm penuls telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dmlk sehngga dapat selesa dengan bak dan oleh karenanya, tm penuls dengan rendah hat dan dengan tangan terbuka menerma masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah n. Akhrnya tm penuls berharap semoga makalah n dapat bermanfaat bag seluruh pembaca Kendar, 28 Aprl

2 T m P e n u l KATA PENGANTAR DAFTAR ISI s.. 1 DAFTAR ISI. 2 BAB I PENDAHULUAN 2 A. LATAR BELAKANG.. 2 B. IDENTIFIKASI MASALAH. C. BATASAN MASALAH D. TUJUAN PENULISAN 3 BAB II PEMBAHASAN 5 A. HAK ASASI MANUSIA DAN RULE OF LAW B. KONSEP DASAR HAK ASASI MANUSIA ( HAM ) DAN LATAR 14 BELAKANG RULE OF LAW. C. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM DAN FUNGSI RULE OF LAW.. D. PERMASALAHAN DAN PENEGAKAN HAM DI INDONESIA

3 E. DINAMIKA PELAKSANAAN RULE OF LAW. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. B. SARAN-SARAN.. DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak merupakan unsur normatf yang melekat pada dr setap manusa yang dalam penerapannya berada pada ruang lngkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkat dengan nteraksnya antara ndvdu atau dengan nstans. Hak juga merupakan sesuatu yang harus dperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang serng kal dbcarakan dan dbahas terutama dalam era reformas n. HAM lebh djunjung tngg dan lebh dperhatkan dalam era reformas dar pada era sebelum reformas. Perlu dngat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kta hdup tdak sendr dan kta hdup bersosalsas dengan orang

4 Dalam kehdupan sehar-har hokum tdak lepas dar kta, mula dar nla, tatakrama, norma hngga hokum perundangundangan dalam peradlan. Sayangnya hokum d Negara kta mas kurang dalam penegakannya, terutama dkalangan pejabat bla dbandngkan dengan yang ada pada golongan menengah ke bawah. Kenapa bsa begtu, karena hukum dnegara kta bsa dbel dengan uang B. Identfkas Masalah 1. Apakah pengertan HAM dan rule of law 2. Bagamana Konsep Dasar Hak Asas Manusa ( HAM ) dan Latar belakang Rule of law 3. Sejauh Mana Perkembangan Pemkran HAM serta fungs rule of law 4. Bagamana Permasalahan dan Penegakan HAM d Indonesa 5. Bagamana kah dnamka Pelaksanaan Rule Of Law C. Batasan Masalah

5 Agar masalah pembahasan tdak terlalu luas dan lebh terfokus pada masalah dan tujuan dalam hal n pembuatan makalah n, maka dengan n penyusun membatas masalah hanya pada ruang lngkup HAM. D. Tujuan Penulsan 1. Mengetahu sudah sejauh mana proses penegakan hukum tentang HAM 2. Dapat mengetahu apakah semua orang sudah mendapatkan kebebasan HAM 3. Dapat mengetahu sejarah perkembangan HAM dar waktu ke waktu 4. Dapat mengetahu peran pentngmnya Rule Of Law dalam pembatasan kekuasaan pemerntah 5. Dapat mengetahu proses terbentuknya Rule Of law dalam penegakan hukum Negara BAB II PEMBHASAN A. Hak Asas Manusa dan Rule Of Law Berbaga kasus Hak Asas Manusa ( HAM ) d Republk yang telah 65 tahun merdeka n ternyata mash marak d depan mata. Kasus Trsakt tahun 1998 yang belum tuntas hngga kn,

6 kasus Lumpur lapndo yang menyengsaran rbuan rakyar tak berdosa mas berlarut-larut, penyerobotan lahan warga oleh aparat mlter, perlaku brutal oleh aparat kepolsan yang memasuk kampus UNAS tahun 2008, dan sederetan kasus lannya, menandakan mash sangat buruknya penegakan HAM d Indonsesa. Iklm penegakan HAM dan Rule Of Law d ndnesa setdaknya semakn bak dalam 10 tahun terakhr ( era reformas ). Yang harus dngat bahwa penegakan HAM dan Rule Of Law akan menjad PR bag setap pemerntahan yang berkuasa. Hak Asas Manusa ( HAM ) dan permasalahanya merupaka topk tertua dan actual, yang selalu ada dsetap peradaban manusa. Penegakan HAM mash terkendala dengan kesadaran dan kesungguhan para penguasa serta pemahaman warga Negara akan hakkat HAM dberbaga Negara d duna termasuk d Indonesa. Untuk mengawal penegkan HAM d Indonesa, dperlukan pertuspas masyarakat, bak secara prbad maupun secara nsttus sepert Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ), Lembaga Penddkan, Meda dan Pers, dan lembaga-lembaga lannya. Hal n drasakan sangat efektf dalam membangun opn secara meluas akan pelanggaran HAM yang terjad dsektar kta.

7 Transparas dan perjuangan tanpa hent dalam menegakan HAM sepatutnya menjad budaya bangsa. a. Pengertan HAM Hak Asas Manusa (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakkat dan keberadaan manusa sebaga makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-nya yang wajb dhormat, djunjung tngg dan dlndung oleh negara, hukum, Pemerntah dan setap orang, dem kehormatan serta perlndungan harkat dan martabat manusa (Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadlan HAM). b. Pengerta Rule Of Law Rule Of Law adalah sebuah konsep hokum yang sesungguhnya lahr dar sebuah bentuk protes terhadap sebuah kekuasaan yang absolute dsebuah Negara. Dalam rangka membatas kekuasaan yang absolute tersebut maka dperlukan pembatasan-pembatasan terhadap kekuasaan tu, sehngga kekuasaan tersebut dtata agar tdak melanggar kepentngan Asas dar masyarakat, dengan demkan masyarakat terhndar dar tndakan-tndakan melawan hokum yang dlakukan oleh penguasa.

8 B. Konsep dasar Hak Asas Manusa ( HAM ) dan latar belakang Rule Of Law Konsep dasar Hak Asas Manusa ( HAM ) Konsep Hak Asas Manusa ( HAM ) dapat durakan dengan pendekatan bahasa ( etmolog ) maupun pendekatan stlah. Secara etmolog, kata hak merupakan unsur normatve yang berfngs sebaga pedoman perlaku, melndung kebebasan, kekebalan serta menjamn adanya peluang bag manusa dalam menjaga harkat dan martabatnya. Sedangkan kata asas berart yang bersfat palng mendasar yang dmlk oleh manusa sebaga ftrah, sehngga tak satupun makhluk dapat mengntervensnya apalag mencabutnya. Menurut John Locke; hak-hak asas manusa adalah hakhak yang dberkan langsung oleh Tuhan sebaga hak yang kodrat, yang terpernc : Hak hdup ( the rght of lfe ) Hak kemerdekaan ( rght to lberty ) Hak memlk ( rght to property ) Hak asas manusa pada dasarnya bersfat umum atau unversal, karena dyakn bahwa beberapa hak yang dmlk manusa tdak memandang bangsa, ras atau jens kelamn. Hak asas manusa juga bersfat supralegal, artnya tdak tergantung pada Negara atau undang-undang dasar, dan

9 kekuasaan pemerntah. Bahkan HAM memlk kewenangan lebh tngg karena berasal dar sumber yang lebh tngg, yatu Tuhan. D Indonesa tercantum dalam UU No. 39 / 1999 tentang Hak asa manusa. Latar belakang Rule Of Law Rule of law adalah suatu doktrn hukum yang mula muncul pada abad ke-19, bersamaan dengan kelahran Negara konsttus dan demokras. Ia lahr dengan sejalan tumbuh suburnya demokras dan menngkatnya peran parlemen dalam penyelenggaraan Negara dan sebaga reaks terhadap Negara absolute yang berkembang sebelumnya. Rule of law adalah konsep tentang common law yatu seluruh aspek Negara menjunjung tngg supremas hukum yang dbangun datas prnsp keadlan dan egaltaran. Latar belakang kelahran rule of law Dawal dengan adanya gagasan untuk melakukan pembatasan kekuasaan pemerntahan Negara Sarana yang dplh untuk maksud tersebut yatu demokras dan konsttus Perumusan yurds dan demokras konsttusonal adalah konseps Negara hukum D Indonesa, nt dar rule of law adalah jamnan adanya keadlan bag masyarakatnya. Khususnya keadlan socal.

10 Pembukaan UUD 1945 memuat prnsp-prnsp rule of law, yang pada hakkatnya merupakan jamnan secara formal terhadap rasa keadlan bag rakyat Indonesa. C. Perkembangan pemkran HAM dan Fungs Rule Of Law Perkembanga Pemkran HAM duna Setap manusa yang ada dseluruh duna memlk derajat dan martabat yang sama. Dalam katan hak asas, maka ada hal yang sangat wajar, rasonal, serta perlu mendapat dukungan yang nyata bag setap manusa yang berpkr dan berjuang untu memperoleh hak asasnya dmana pun da berada. Perkembangan pemkran HAM duna bermula dar : Magna charta Pada umumnya para pakar d Eropa berpendapat bahwa lahrnya HAM dkawasan Eropa dmula dengan lahrnya Magna Charta yang antara lan memuat pandangan bahwa raja yang tadnya memlk kekuasaan absolute, menjad dbatas kekuasaannya dan mula dapat dmnta pertanggung jawabannya dmuka hukum. The Amercan Declaraton Perkembangan HAM selanjutnya dtnda dengan munculnya The Amercan Declaraton of Independence yang lahr dar paham Rousseau dan Montesquueu.

11 Mulalah dpertegas bahwa manusa adalah merdeka sejak d dalam perut bunya, sehngga tdaklah logs bla sesudah lahr a harus dbelenggu. The French Declaraton Pada tahun 1789 lahrlah The French Declaraton (deklaras prancs), dmana ketentuan tentang hak lebh drnc lag sebagamana dmuat dalam the rule of law yang antara lan berbuny tdak boleh ada penangkapan tanpa alasan yang sah. Dalam katan tu berlaku prnsp presumpton of nnocent, artnya orang-orang yang dtangkap, kemudan dtahan dan dtuduh, berhak dnyatakan tdak bersalah, sampa ada keputusan pengadlan yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan a bersalah. The Four Freedom Ada empat hak kebebasan berbcara dan menyatakan pendapat, hak kebebasan hak memeluk agama dan berbadah sesua dengan ajaran agama yang dperlukannya, hak kebebasan dar kemsknan dalam pengertan setap bangsa berusaha mencapa tngkat kehdupan yang dama dan sejahtera bag penduduknya, hak kebebasan dar ketakutan, yang melput usaha, pengurangan persenjataan, sehngga tdak satupun bangsa

12 berada dalam poss berkengnan untuk melakukan serangan terhadap Negara lan. Perkembangan pemkran HAM d Indonesa Perkembangan pemkran HAM d Indonesa dbag dalam dua prode. Perode sebelum kemerdekaan Perkembangan pemkran HAM dalam perode n dapat djumpa dalam organsas pergerakan sebaga berkut: Bud Oetomo, pemkranya, hak kebebasan berserkat dan mengeluarkan pendapat. Perhmpunan Indonesa, pemkrannya, hak untuk menentukan nasb sendr. Serekat slam, pemkrannya, hak penghdupan yang layak dan bebas dar penndasan dan dskrmnas rasal. Parta Komuns Indonesa, pemkrannya, hak sosal dan berkatan dengan alat-alat produks. Indsche Party, pemkrannya, hak untuk mendapatkan kemerdekaan dan perlakuan yang sama. Parta Nasonal Indonesa, pemkrannya, hak untuk memperoleh kemerdekaan.

13 Organsas Penddkan Indonesa, pemkranya melput : 1. Hak untuk menentukan nasb sendr, 2. Hak untuk mengeluarkan pendapat, 3. Hak untuk berserkat dan berkumpul, 4. Hak persamaan d muka hukum, 5. Hak untuk turur dalam penyelenggaraan Negara. Perode sesudah kemerdekaan a. Perode Pemkran HAM pada perode n menekankan pada hakhak mengena : Hak untuk merdeka Hak kebebasan untuk berserkat melalu organsas poltk yang ddrkan Hak kebebasan untuk menyampakan pendapat terutama dparlemen b. Perode Implementas pemkran HAM pada perode n lebh member ruang hdup bag tumbuhnya lembaga demokras yang antara lan:

14 Parpol dengan berbaga deolognya Kebebasan pers yang bersfat lberal Pemlu dengan system multparta Parlemen sebaga lembaga kontrol pemerntah Wacana pemkran HAM yang kondusf karena pemerntah member kebebasan c. Perode Pada perode n pemkran HAM tdak mendapat ruang kebebasan dar pemerntah atau denga kata lan pemerntah melakukan pemasungan HAM, yatu hak spl, sepert hak untuk berserkat, berkumpul, dan mengeluarkan pkran dengan tulsan. Hal n dsebabkan karena perode n sstem pemerntahan parlementer berubah menjad sstem demokras terpmpn. d. Perode Dalam perode n, pemkran HAM dapat dlhat dalam tga kurun waktu yang berbeda.

15 Pertama, tahun 1967 ( awal pemerntahan presden soeharto ), berusaha melndung kebebasan dasar manusa yang dtanda dengan adanya hak uj materl yang dberkan kepada Mahkamah Agung. Kedua, kurun waktu , pemerntah melakukan pemasungan HAM dengan sfat defensf (bertahan), represf (kekerasan) yang dcermnkan dengan produk hukum yang bersfat restrktf (membatas) terhadap HAM. Alasan pemerntah adalah bahwa HAM adalah produk pemkran berat dan tdak sesua dengan nlanla luhur budaya bangsa yang tercermn dalam pancasla. Ketga, kurun waktu tahu 1990-an, pemkran HAM tdak lag hanya bersfat wacana saja melankan sudah dbentuk lembaga penegakan HAM, sepert Komnas HAM berdasarkan Keppres No. 50 tahun 1993, tanggal 7 Jun Selan tu, pemerntah memberkan kebebasan yang sangat besar menurut UUD 1945 amandemen, pagam PBB, dan pagam mukadmah. e. perde 1998-sekarang pada perode n, HAM mendapat perhatan yang resm dar pemerntah dengan melakukan amandemen UUD 1945 guna menjamn HAM dan menetapakan Undang

16 Undang No. 39 tahun 1999 tentang hak asas manusa. Artnya, pemerntah member perlndungan yang sgnfkan terhadap kebebasan HAM dalam semua aspek, yatu aspek poltk, socal, ekonom, budaya, keamanan, hukum dan pemerntahan. Fungs Rule Of Law Fungs rule of law pada hakkatnya merupakan jamnan secara formal terhadap rasa keadlan bag rakyat Indonesa dan juga keadlan sosal, sehngga datur pada pembukaan UUD 1945, bersfat tetap dan nstruktf bag penyelenggaraan Negara. Dengan demkan, nt dat rule of law adalah jamnan adanya keadlan bag masyarakat, terutama keadlan sosal. Penjabaran prnsp-prnsp rule of law secara formal termuat d dalam pasal-pasal UUD 1945, yatu : 1. Negara Indonesa adalah Negara hukum (pasal 1 ayat 3) 2. Kekuasaan kehakman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradlan guna menegakan hukum dan kadlan (pasal 24 ayat 1) 3. Segenap warga Negara bersamaan kedudukannya d dalam hukum dan pemerntahan dan wajb menjunjung hukum dan pemerntahan tu dengan tdak ada kecualnya ( pasal 27 ayat 1)

17 4. Dalam bab X A tentang Hak Asas Manusa, memuat 10 pasal, antara lan bahwa setap orang berhak atas pengakuan, jamnan, perlndungan, dan kepastan hukum yang adl serta perlakuan yang sama d dpen hukum ( pasal 28D ayat 1 ) 5. Setap orang berhak untuk bekerja serta mendapat mbalan dan perlakuan yang adl dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28D ayat 2). D. Permasalahan dan Penegakan HAM d Indonesa Perlndungan HAM d Indonesa harus ddasarkan pada prnsp bahwa hak-hak spl, poltk, ekonom, sosal budaya, dan hak pembangunan, merupakan satu kesatuan yang tdak dapat dpsahkan bak dalam penerapan, pemantauan, maupun pelaksanaanya. Hal n sesua dengan s pagam PBB yatu pasal 1 ayat 3, pasal 55 dan 56 yang bers bahwa upaya pemajuan dan perlndungan HAM harus dlakukan melalu suatu konsep kerja sama nternasonal yang berdasarkan pada prnsp salng menghormat, kesederajatan, dan hubungan antar Negara serta hukum nternasonal yang berlaku. Sesua dengan amanat konsttus, hak asas manusa d Indonesa ddasarkan pada konsttus NKRI, yatu : 1. Pembukaan UUD 1945 ( alnea 1 ) 2. Pancasla sla keempat

18 3. Batang tubuh UUD 1945 ( pasal 27, 29, dan 30 ) 4. UU No. 39/1999 tentang HAM dan UU No. 26/2000 tentang pengadlan HAM. Hak asas d Indonesa menjamn hak untuk hdup, hak berkeluarga, dan melanjutkan keturunan, hak mengembangkan dr, hak memperoleh keadlan, hak atas kebebasan, hak atas rasa aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam pemerntahan, hak wanta, dan hak anak. E. Dnamka Pelaksanaan Rule Of Law Pelaksanaan rule of law mengandung kengnan untuk tercptanya Negara hukum, yang membawa keadlan bag seluruh rakyat. Penegakan rul of law harus dartkan secara hakk ( materl ), yatu dalam art pelaksanaan dar jus law. Pernsp-prnsp rule of law secara hakk (materl), sangat erat katanya dengan the enforcement of the rules of law dalam penyelenggaraan pemerntahan terutama dalam hal penegakan hukum dan mplementas prnsp-prnsp rule of law. Rule of law juga merupakan legalsme, suatu alran pemkran hukum yang d dalamnya terkandung wawasan sosal, gagasan tentang hubungan antar manusa, masyarakat, dan Negara, yang dengan demkan memuat nla-nla tertentu dan memlk struktur sosologsnya sendr. Legalsme tersebut

19 mengandung gagasan bahwa keadlan dapat melayan melalu pembuatan sstem peraturan dan prosedur yang sengaja bersfat objektf, tdak memhak, tdak personal, dan otonom. Secara kuanttatf, peraturan perundang-undangan yang terkat dengan rule of law telah banyak dhaslkan d Negara kta, namun mplementas/penegakannya belum mancapa hasl yang optmal, sehngga rasa keadlan sebaga perwujudan pelaksanaan rule of law belum drasakan sebagan besar masyarakat. Hal-hal yang mengemuka untuk dpertanyakan antara lan adalah bagamana komtmen pemerntah untuk melaksanakan prnsp-prnsp rule of law. Proses penegakan hukum d Indonesa dlakukan oleh lembaga penegak hukum yang terdr dar : 1. Kepolsan 2. Kejaksaan 3. Koms Pemberantasan Korups ( KPK ) 4. Badan Peradlan : a. Mahkamah Agung b. Mahkamah Konsttus c. Pengadlan Neger d. Pengadlan Tngg

20 BAB III PENUTUP Kesmpulan HAM adalah hak-hak dasar yang dmlk oleh manusa sesua dengan kprahnya. Setap ndvdu mempunya kengnan agar HAM-nya terpenuh, tap satu hal yang perlu kta ngat bahwa Jangan pernah melanggar atau menndas HAM orang lan. Dalam kehdupan bernegara HAM datur dan dlndung oleh perundang-undangan RI, dmana setap bentuk pelanggaran HAM bak yang dlakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu nstans atau bahkan suatu Negara akan dadl dalam pelaksanaan peradlan HAM, pengadlan HAM menempuh proses pengadlan melalu hukum acara peradlan HAM sebagamana terdapat dalam Undang-Undang pengadlan HAM. B. Saran-saran Sebaga makhluk sosal kta harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kta sendr. D sampng tu kta juga harus bsa menghormat dan menjaga HAM orang lan jangan sampa kta melakukan pelanggaran HAM. Dan

21 Jangan sampa pula HAM kta dlanggar dan dnjak-njak oleh orang lan.

TUGAS AKHIR Pancasila Berdasarkan Landasan Yuridis SETIYAWAN S1TI-12 Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

TUGAS AKHIR Pancasila Berdasarkan Landasan Yuridis SETIYAWAN S1TI-12 Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. TUGAS AKHIR Pancasla Berdasarkan Landasan Yurds SETIYAWAN 11.11.5490 11-S1TI-12 Abdarn Rosd, Dr, M.Ma. KATA PENGANTAR Puj syukur kam panjatkan kehadrat Allah SWT yang telah memberkan rahmat dan hdayahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN t PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACTAN NOMOR 17 TAHUN 2001 [ TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang : bahwa untuk meaksanakan

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Dajukan Sebaga Salah Satu Syarat Untuk menyelesakan Program Sarjana ( S1) Pada Sekolah Tngg Ilmu Ekonom Nahdlatul

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

LAPORAN KKN SISDAMAS Kelompok 114 PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK DAN BARANG BEKAS MENJADI KERAJINAN YANG BERNILAI DAN BERDAYA JUAL DI DESA BONGAS KULON

LAPORAN KKN SISDAMAS Kelompok 114 PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK DAN BARANG BEKAS MENJADI KERAJINAN YANG BERNILAI DAN BERDAYA JUAL DI DESA BONGAS KULON LAPORAN KKN SISDAMAS Kelompok 114 PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK DAN BARANG BEKAS MENJADI KERAJINAN YANG BERNILAI DAN BERDAYA JUAL DI DESA BONGAS KULON Edtor : Dra. Hj. St Sumjat, M.S. Penuls : Dndn Ahmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA DOSEN PENGAMPU : HARI SUDIBYO S.KOM UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA NAMA: HERI SANTOSO NIM: 11.11.5151

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF SISWA KELAS II SDN ANGKATAN LOR 02 KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

Alokasi kursi parlemen

Alokasi kursi parlemen Alokas kurs parlemen Dd Achdjat Untuk Sndkas Pemlu dan Demokras 1. Pendahuluan 1 Pelaksanaan pemlhan umum sebaga sarana mplementas demokras memerlukan suatu konsep yang kokoh dan taat azas. Konsep pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 11 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah ndustr yang syarat dengan rsko. Mula dar pengumpulan dana sebaga sumber labltas, hngga penyaluran dana pada aktva produktf. Berbaga kegatan jasa

Lebih terperinci

Analisis Indikator Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor

Analisis Indikator Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor Analss Indkator Makroekonom Negara Tujuan Ekspor terhadap Knerja Ekspor Non Mgas Indonesa: Stud Kasus Lma Negara Tujuan Utama Ekspor Skrps Dajukan Sebaga Kelengkapan dan Syarat Untuk Menyelesakan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi bagi kehidupan manusia yang akan mendatang. Anak juga ikut

BAB I PENDAHULUAN. potensi bagi kehidupan manusia yang akan mendatang. Anak juga ikut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbcara mengena anak sangatlah pentng karena anak merupakan potens bag kehdupan manusa yang akan mendatang. Anak juga kut berperan dalam menentukan sejarah sekalgus

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Dr. Marzuk, M.Ag. Dosen PKn dan Hukum FIS UNY Pembelajaran PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 1 KURIKULUM 2006 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Penerbt dan Percetakan MEDIATAMA Meda Mencapa Prestas Jl. Adsumarmo No. 331 Surakarta

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG LINGKUNGAN SEHAT DAN TIDAK SEHAT KELAS I SDN JAMBEAN 03 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tnjauan Pustaka 2.1 Peneltan Terdahulu Pemlhan stud pustaka tentang sstem nformas penlaan knerja karyawan n juga ddasar pada peneltan sebelumnya yang berjudul Penerapan Metode TOPSIS untuk Pemberan

Lebih terperinci

BUEAn PACriAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN PACITAN

BUEAn PACriAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN PACITAN BUEAn PACrAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAAN TUGAS, FUNGS DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG BAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang: a. bahwa dengan bcrlakunya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah Performa (2004) Vol. 3, No.1: 28-32 Model Potensal Gravtas Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populas Daerah Bambang Suhard Jurusan Teknk Industr, Unverstas Sebelas Maret, Surakarta Abstract Gravtaton

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Guru Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENYUSUN KARANGAN BERDASARKAN RANGKAIAN GAMBAR SERI MELALUI METODE PENUGASAN DAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SDN JAMBEAN 03 SEMESTER 1 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Susu kambng merupakan suatu produk yang memlk nla manfaat tngg bag kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu merupakan sumber gz yang palng lengkap sekalgus palng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BUPAT1 B W UASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI

Lebih terperinci

Untuk memperoleh buku ini hubungi:

Untuk memperoleh buku ini hubungi: 2004 Badan Perencanaan Pembangunan Nasonal Untuk memperoleh buku n hubung: Pusat Data dan Informas Perencanaan Pembangunan Jl. Taman Suropat No. 2, Jakarta Pusat 10310 Telepon/Fax: 021-31934973 atau Webste:

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PENDELEGASIAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUPATI KEPADA CAMAT DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PACITAN PENDELEGASIAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUPATI KEPADA CAMAT DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 3^ TAHUN 2012 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUPATI KEPADA CAMAT DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN, ' Menmbang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB IV PEMBAHASAN MODEL BAB IV PEMBAHASAN MODEL Pada bab IV n akan dlakukan pembuatan model dengan melakukan analss perhtungan untuk permasalahan proses pengadaan model persedaan mult tem dengan baya produks cekung dan jont setup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

Menggugat Kinerja Profesor

Menggugat Kinerja Profesor Haran Kompas, 11 November 2015 Menggugat Knerja Profesor Jumlah profesor d negara kta terlalu sedkt. Itu pun sebagan dnla kurang berkualtas dan tdak produktf. Hal n terkuak dalam Semnar Nasonal Keprofesoran

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran Perhtungan Kredt dengan / Mengapa Perhtungan Kredt Perlu Dketahu? Perhtungan bunga kredt yang dgunakan bank akan menentukan besar keclnya angsuran pokok dan bunga yang harus dbayar Debtur atas kredt yang

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KEPERGURUAN TINGGI DI SMA XAVERIUS II KOTA JAMBI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KEPERGURUAN TINGGI DI SMA XAVERIUS II KOTA JAMBI 1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KEPERGURUAN TINGGI DI SMA XAVERIUS II KOTA JAMBI Shanmada Smanjuntak 1), Dr.Hj. Farda Kohar, MP ), St Syuhada, S.Pd.

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat BABl PENDAHULUAN 1.1. LAT AR BELAKANG PERMASALAHAN ndonesa merupakan negara yang sedang berkembang dengan tngkat populas yang cukup besar. Dengan jumlah penduduk dewasa n mencapa lebh dar 180 juta jwa

Lebih terperinci

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting Peramalan Produks Sayuran D Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcastng Esrska 1 dan M. M. Nzam 2 1,2 Jurusan Matematka, Fakultas Sans dan Teknolog, UIN Sultan Syarf Kasm Rau Jl. HR. Soebrantas No. 155

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERNTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menmbang Mengngat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n akan menjelaskan latar belakang pemlhan metode yang dgunakan untuk mengestmas partspas sekolah. Propns Sumatera Barat dplh sebaga daerah stud peneltan. Setap varabel yang

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. dalam penelitian ini sebagai berikut :

BAB III PENUTUP. dalam penelitian ini sebagai berikut : 48 BAB III PENUTUP A. Kesmpulan Berdasarkan uraan dan pembahasan serta analss yang telah penuls lakukan pada bab-bab sebelumnya, bak teor maupun data yang dperoleh. Penuls dapat menark kesmpulan yang merupakan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

Potensi dan Pengembangan Kawasan Wisata Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Studi Kasus Obyek Wisata Rawa Jombor Dan Bukit Sidagora

Potensi dan Pengembangan Kawasan Wisata Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Studi Kasus Obyek Wisata Rawa Jombor Dan Bukit Sidagora Potens dan Pengembangan Kawasan Wsata Desa Kraktan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Stud Kasus Obyek Wsata Rawa Jombor Dan Bukt Sdagora LAPORAN TUGAS AKHIR Dajukan untuk memenuh sebagan persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. ; PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR: 3g TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PACITAN. ; PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR: 3g TAHUN 2010 TENTANG BUPAT PACTAN ; PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR: 3g TAHUN 2010 TENTANG JENJANG NLA PENGADAAN BARANG/JASA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

PELABELAN HARMONIOUS PADA GRAF TANGGA DAN GRAF KIPAS

PELABELAN HARMONIOUS PADA GRAF TANGGA DAN GRAF KIPAS PELABELAN HARMONIOUS PADA GRAF TANGGA DAN GRAF KIPAS SKRIPSI Oleh Dony Rusdanto NIM 041810101044 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 011 PELABELAN HARMONIOUS

Lebih terperinci

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA

UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA UKURAN LOKASI, VARIASI & BENTUK KURVA MARULAM MT SIMARMATA, MS STATISTIK TERAPAN FAK HUKUM USI @4 ARTI UKURAN LOKASI DAN VARIASI Suatu Kelompok DATA berupa kumpulan nla VARIABEL [ vaabel ] Ms banyaknya

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Low Back Pan(LBP) merupakan salah satu gangguan muskuloskletal akbat kerja palng serng dtemukan.nyer juga bsa menjalar kedaerah lan sepert punggung bagan atas dan pangkal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN! PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN

BUPATI PACITAN! PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN BUPAT PACTAN! PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERAN PENGURANGAN, KERNGANAN, DAN PEMBEBASAN RETRBUS PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menlmbang

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH KONSTI TUSI REPUBLI KI NDONESI A KODEETI KDANPERI LAKU HAKI M KONSTI TUSIREPUBLI KI NDONESI A ( Sa pt aka rs ahut a ma ) MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II TEORI ALIRAN DAYA BAB II TEORI ALIRAN DAYA 2.1 UMUM Perhtungan alran daya merupakan suatu alat bantu yang sangat pentng untuk mengetahu konds operas sstem. Perhtungan alran daya pada tegangan, arus dan faktor daya d berbaga

Lebih terperinci

Oleh : Selvia Mamahit 2. Kata Kunci : Peranan, BPD, Fungsi Pengawasan, ADD.

Oleh : Selvia Mamahit 2. Kata Kunci : Peranan, BPD, Fungsi Pengawasan, ADD. PERANAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN PADA PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (Stud D Desa Lobu Dua Kecamatan Touluaan Kabupaten Mnahasa Tenggara) 1 Oleh : Selva Mamaht 2 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

Hak Asasi Manusia. Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Hak Asasi Manusia. Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Hak Asasi Manusia Modul ke: Pada Modul ini kita akan membahas tentang pengertian, tujuan, perkembangan pemikiran, permasalahan penegakan dan lembaga penegak hak asasi manusia neg Fakultas DESAIN SENI KREATIF

Lebih terperinci