HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KEPERGURUAN TINGGI DI SMA XAVERIUS II KOTA JAMBI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KEPERGURUAN TINGGI DI SMA XAVERIUS II KOTA JAMBI"

Transkripsi

1 1 HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KEPERGURUAN TINGGI DI SMA XAVERIUS II KOTA JAMBI Shanmada Smanjuntak 1), Dr.Hj. Farda Kohar, MP ), St Syuhada, S.Pd. ME 3) 1) Mahasswa Prod Penddkan Ekonom Jurusan PIPS FKIP Unverstas Jamb Emal: ) Pembmbng Utama, Dosen Penddkan Ekonom Jurusan PIPS FKIP Unverstas Jamb 3) Pembmbng Pendampng, Dosen Penddkan Ekonom Jurusan PIPS FKIP Unverstas Jamb. Kata Kunc: Tngkat Penddkan Orang tua, Mnat orang tua. ABSTRAK Penyebab mnat orang tua menyekolahkan anaknya keperguruan tngg yatu tngkat penddkan orang tua. dmana masng-masng- masng pandangan orang tua tentang penddkan anaknya akan cenderung berbeda beda. Tujuan dlakukan peneltan n adalah untuk mengetahu hubungan Tngkat Penddkan Orang Tua dengan Mnat orang tua menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tngg d SMA Xaverus II Kota Jamb. Jens peneltan n adalah Deskrptf kuanttatf. Subjek dalam peneltan n adalah orang tua sswa kelas XII SMA Xaverus II Kota Jamb sebanyak 30 orang. Data dperoleh dengan cara menyebarkan angket dan danalss statstk dengan menggunakan rumus product moment. Hasl peneltan n menunjukkan bahwa: terdapat hubungan yang postf Tngkat Penddkan Orang Tua dengan Mnat Orang Tua Menyekolahkan Anaknya ke Perguruan Tngg Pada Orang Tua SMA Xaverus II Kota Jamb 01/013 Dar hasl analss perhtungan hubungan tngkat penddkan orang tua dengan mnat orang tua menyekolahkan anaknya keperguruan tngg dapat dlhat bahwa pada sgnfkan α = 0,05 dengan N = 30 dan r tabel = 0,361. Jka r htung = 0,606 lebh besar dar r tabel = 0,361 maka terdapat sgnfkan. Jad dapat dsmpulkan hubungan tngkat penddkan orang tua dengan mnat orang tua menyekolahkan anaknya keperguruan tngg terdapat hubungan sgnfkan karna r htung lebh besar dar r tabel atau atau 0,606 0,361.Hasl n kemudan dkonsultaskan kedalam tabel nterpretas koefsen korelas. Berdasarkan tabel nterpretas koefsen korelas, maka tngkat penddkan orang tua (X) dengan mnat orang tua keperguruan tngg memlk hubungan yang kuat. Berdasarkan hasl peneltan n dharapkan akan menjad bahan nforms dan masukan bag orang tua agar dapat menngkatkan mnat terhadap penddkan putra/putr untuk menyekolahkan sampa keperguruan tngg serta memperhatkan penddkan anaknya.

2 PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang No. 0 tahun 003 dsebutkan bahwa: Penddkan nasonal berfungs untuk mengembangkan kemampuan serta menngkatkan mutu penddkan dan martabat bangsa Indonesa dalam mencerdaskan kehdupan bangsa dan mengembangkan manusa Indonesa seutuhnya. Menurut Hasbullah (009:) penddkan adalah member kta pembekalan yang tdak ada pada masa kanak-kanak akan tetap kta membutuhkannya pada waktu dewasa. Menurut Ihsan (011:17) dtnjau dar seg kelembagaan maka penyelenggaraan penddkan d Indonesa melalu dua jalur, yatu jalur penddkan sekolah dan jalur penddkan luar sekolah. Jalur penddkan sekolah merupakan penddkan dsekolah melalu kegatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesnambungan, sedang kan jalur penddkan luar sekolah merupakan penddkan yang dselenggarakan dluar sekolah melalu kegatan belajar mengajar tdak harus berkesnambungan. tngkat penddkan menurut UU No. 0 tahun 003 tentang sstem Penddkan Nasonal dsebut juga bahwa jenjang penddkan yang termasuk jalur penddkan sekolah terdr atas penddkan dasar (SD-SLTP), Penddkan menengah (SMU dan SMK), Penddkan Tngg (Unverstas, Insttut, Akademk dan Sekolah Tngg), Rulam (014:7) bahwa penddkan adalah tndakan khas manusa, penddkan berlansung dar oleh dan untuk manusa. Slameto, (010:180) menyatakan mnat adalah satu rasa lebh suka dan rasa keterkatan pada suatu hal atau aktvtas tanpa ada yang menyuruh, mnat pada dasarnya adalah penermaan suatu hubungan antara dr sendr dan sesuatu d luar dr, semakn kuat atau dekat hubungan tersebut, semakn besar mnat. Menurut abdllah (dalam ahart 013:15) mnat adalah sesuatu perangkat mental yang melput perasaan, harapan pendran, prasangka yang cenderung mengarahkan ndvdu kepada suatu plhan tertentu. Menurut ahmad (003:41) orang tua menjad penddk utama dan pertama bag anak-anaknya, orang tua mengasuh dan menddk anaknya dengan penuh tanggung jawab. Menurut Ihsan (011:66) kedua orang tua harus serng berjumpa dan berdalog dengan anakanaknya. Pergaulan dalam keluarga harus terjaln secara mesra dan harmons. Menurut Hdayanto (1988:45) orang tua dan juga keluarga adalah penddk kodrat yang berlansung selama hdup yang ddasarkan cnta kash. Ia merupakan penddk yang pertama dan utama dalam memberkan pengaruh kepada keprbadan anak. Orang tua adalah orang dewasa yang telah mampu berseda menerma pertanggungan jawab menddk keluarganya. Perguruan tngg juga dapat dartkan dengan suatu lembaga penddkan yang menyelenggarakan penddkan dan berbaga macam keahlan, msalnya: bdang penddkan, ekonom, hukum, pskolog, teknk, kesehatan dan lan-lan yang sesua dengan Undangundang No. 0 Tahun 003 menetapkan perguruan tngg berupa akademk, polteknk, sekolah tngg, nsttut atau unverstas yang dtetapkan oleh pemerntah. menjejangkan karr d perguruan tngg, akan mematangkan sswa bak ddalam memperoleh lmu, berperlaku dan cara berfkr. adapun tujuan dar perguruan tngg yatu: mempersapkan peserta ddk yang berlmu, kreatf, berdspln derdkas tngg dan dem kemajuan bangsa dan Negara dengan berbekal man dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan wadah kelmuan bag tenaga pengajar dan mahasswa-mahasswa sehngga dapat menngkatkan dan mengembangkan prestasnya.

3 Penyebab mnat orang tua menyekolahkan anaknya keperguruan tngg yatu tngkat penddkan orang tua, dmana Masng-masng- masng pandangan orang tua tentang penddkan anaknya akan cenderung berbeda - beda, ada orang tua yang cenderung menganggap lulus sekolah menengah sudah cukup karena orang tua beranggapan bahwa ada yang tamat keperguruan tngg menganggur. jad orang tua tdak bermnat untuk menyekolahkan anaknya keperguruan tngg, tetap ada juga orang tua yang menganggap penddkan anak harus sampa perguruan tngg karena tamat sampa dsekolah menengah saja susah mencar pekerjaan jad karena tu orang tua bermnat menyekolahkan anaknya sampa keperguruan tngg. Adapun tujuan masalah peneltan n adalah untuk mengetahu Hubungan Tngkat Penddkan Orang Tua Dengan Mnat Orang Tua Menyekolahkan Anaknya Keperguruan Tngg D SMA Xaverus II Kota Jamb. KAJIAN PUSTAKA Slameto mendefenskan (010:180) mnat adalah suatu rasa lebh suka dan rasa keterkatan pada suatu hal atau aktvtas, tanpa ada yang menyuruh, mnat pada dasarnya adalah penermaan akan suatu hubungan antara dr sendr dengan sesuatu d luar dr. Mnat tdak dbawa sejak lahr, melankan dperoleh kemudan. Menurut Gntng (dalam Varny 009:3) mnat adalah kecenderungan hat akan sesuatu kengnan, kesukaan terhadap sesuatu, semakn besar mnat seseorang terhadap sesuatu, perhatannya lebh mudah tercurah pada hal tersebut. Schunk, (1996) membag defns mnat secara umum menjad tga, yatu: mnat prbad, mnat stuas dan mnat dalam cr pskolog. Dantaranya adalah sebaga berkut: Mnat prbad, dartkan sebaga karakterstk keprbadan seseorang yang relatf stabl, yang cendrung menetap pada dr seseorang. Mnat prbad basanya dapat langsung membawa seseorang pada beberapa aktftas atau topk yang spesfk. Mnat prbad dapat dlhat ketka seseorang menjadkan sebuah aktvtas atau topk sebaga plhan untuk hal yang past, secara umum menyuka topk atau aktvtas tersebut, menmbulkan kesenangan prbad serta topk atau aktvtas yang djalan memlk art pentng bag seseorang tersebut,. Mnat stuas merupakan mnat yang sebagan besar dbangktkan oleh konds lngkungan, 3. Mnat dalam cr pskolog merupakan nteraks dar mnat prbad seseorang dengan cr-cr mnat lngkungan. Rennnger menjelaskan bahwa mnat pada defns n tdak hanya pada karena seseorang lebh menyuka sebuah aktvtas atau topk, tetap karena aktvtas atau topk tersebut memlk nla yang tngg dan mengetahu lebh banyak mengena topk atau aktvtas tersebut.( (Psklog Penddkan dakses tanggal 15 jul 014). Menurut Hlgard (dalam slameto 010:57) mendefenskan mnat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatkan dan mengenang beberapa kegatan. Kegatan yang dmnat seseorang, dperhatkan terus-menerus yang dserta dengan rasa senang, mnat slalu dkut dengan perasaan senang dan dar stu dperoleh kepuasan. Iskandar (dalam Hermansyah 013:1) mendefnskan mnat adalah usaha dan kemauan untuk mempelajar dan mencar sesuatu, selanjutnya mnat sebaga sesuatu konds yang terjad apabla seseorang melhat cr-cr sementara atau sementara stuas yang dhubungkan dengan kengnan-kengnan sendr. Tngkat atau jenjang penddkan adalah tahap penddkan yang berkelanjutan yang dtetapkan berdasarkan tngkat perkembangan peserta ddk, tngkat kerumtan bahan pengajaran dan cara menyajkan bahan pengajaran. Jenjang penddkan sekolah terdr dar penddkan dasar, menengah dan penddkan tngg ( Ihsan, 011: ). 3

4 Ddalam Undang-Undang No.0 tahun 003 tentang sstem Penddkan Nasonal dsebutkan bahwa jenjang penddkan adalah tahapan penddkan yang dtetapkan berdasarkan tngkat perkembangan peserta ddk, tujuan yang akan dcapa, dan kemampuan yang dkembangkan. dan ddalam Undang-Undang No. 0 tahun 003 tentang sstem Penddkan Nasonal dsebut juga bahwa jenjang penddkan yang termasuk jalur penddkan sekolah terdr atas penddkan dasar (SD-SLTP), Penddkan menengah (SMU dan SMK), Penddkan Tngg (Unverstas, Insttut, Akademk dan Sekolah Tngg). 1. Penddkan Formal Menurut Rulam (014:9) Penddkan formal dkenal sepert sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtdayah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Madrasah Tsanawyah (M.Ts.), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Alyah (MA). Menurut Undang- Undang RI No 0 Tahun 003 dsebutkan bahwa penddkan formal adalah jalur penddkan yang berstruktur dan berjenjang yang terdr atas penddkan dasar, penddkan menengah dan penddkan tngg. Dengan demkan yang termasuk dalam jalur penddkan formal adalah sebaga berkut: A. Penddkan dasar Dalam UU No. 0 Tahun 003 Pasal 17 ayat () tentang SISDIKNAS Mengatakan bahwa Penddkan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtdayah (MI) atau bentuk lannya yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan Madrasa Tsyanawah (MTS), atau bentuk lan yang sederajat. Penddkan dasar untuk tngkat SD dan MI umumnya dtempuh selama 6 tahun, dan untuk tngkat SMP dan MTs sederajat umumnya dtempuh dengan masa penddkan 3 tahun, sehngga untuk menamatkan penddkan dasar seseorang harus menempuh masa penddkan dsekolah selama 9 tahun. Menurut Bastan (006:5) sekolah dasar adalah tahapan penddkan awal yang basanya dmula oleh anak yang berumur 6 atau 7 tahun. Sekolah dasar dtempuh dalam masa 6 tahun yatu dar kelas 1 sampa kelas 6. Pada akhrnya kelas 6, murd sekolah dasar dwajbkan mengkut ujan nasonal untuk menentukan kelulusan dar sekolah. Berdasarkan uraan datas jelaslah bahwa seharusnya mengenyam penddkan setdaknya sampa penddkan dasar agar mereka tahu apa yang dbutuhkan seorang sehngga mereka merasa bertanggung jawab atas keberhaslan dan kegagalan dalam belajar. B. Penddkan Menengah Penddkan menengah merupakan kelanjutan dar penddkan dasar. penddkan menengah terdr atas penddkan menengah umum dan menengah kejuruan yang lama penddkannya 3 tahun. Sedangkan penddkan menengah kejuruan yang fungsnya untuk mempersapkan peserta ddk untuk memasuk duna atau lapangan kerja. peserta ddk dtuntut untuk dapat menghubungkan kemampuannya yang akan dmasuknya kelak dan masyarakat dmana a berada. Menurut Ihsan (011:3) Penddkan menengah adalah penddkan yang mempersapkan peserta ddk menjad anggota masyarakat yang memlk kemampuan mengadakan hubungan tmbal balk dengan lngkungan sosal budaya, dan alam sektar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebh lanjut dalam duna kerja atau penddkan tngg, setelah menyelesakan tngkat penddkan dasar, seseorang dapat melanjutkan penddkannya ketngkat penddkan menengah yang merupakan kelanjutan dar penddkan dasar. Dalam Undang-Undang No. 0 Tahun 003 Pasal 18 Ayat () penddkan menengah terdr atas penddkan menengah umum dan menengah kejuruan dan ayat (3) penddkan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan Madrasah Alyah (MAK) atau bentuk lan sederajat. penddkan umum merupakan penddkan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang dperlukan oleh peserta ddk untuk melanjutkan penddkan ketngkat yang lebh tngg, sedangkan penddkan kejuruan yang mempersapkan peserta ddk untuk bekerja dalam bdang tertentu, lama penddkan yang dtempuh selama 3 tahun. Peserta ddk dtuntut untuk dapat 4

5 mengaplkaskan kemampuannya sesua dengan lngkungan sosal dan budaya serta duna kerja yang akan dmasuknya. C. Penddkan Tngg Undang-Undang No Tahun 003 Pasal 19 ayat 1 penddkan tngg merupakan jenjang penddkan setelah penddkan menengah yang mencakup program penddkan dploma, sarjana, megster, spesals dan doktor yang dselenggarakan oleh perguruan tngg. tngkat penddkan dperguruan tngg dapat dtempuh dalam masa penddkan yang beranekaragam sesua dengan bdang dan tngkatan yang mereka ambl. pada umumnya Dploma 1 (D1) dselesakan dalam satu tahun, Dploma II (D ) dselesakan dalam waktu dua tahun, Dploma III (D 3 ) Dselesakan dalam 3 tahun, sedangkan dploma 4 (D4) Dselesakan dalm waktu empat tahun dan strata satu ( S1) Dselesakan dalam masa stud tujuh tahun sampa empat belas semester (3.5-7 Tahun) Sesua dengan kemampuan peserta ddk. Tngkat penddkan dperguran tngg dlaksanakan secara terbuka dengan sstem kredt Semester (SKS) sehngga member kesempatan yang luas bag mereka yang memlk kemampuan tngg untuk dapat menyelesakan penddkannya lebh cepat. Menurut Ihsan (011:3), penddkan tngg dartkan sebaga penddkan yang mempersapkan peserta ddk untuk menjad anggota masyarakat yang memlk tngkat kemampuan tngg yang bersfat akademk dan atau profesonal sehngga dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau mencptakan lmu pengetahuan, teknolog dan sen dalam rangka pembangunan nasonal dan menngkatkan kesejahteraan manusa. Dalam peraturan pemerntah PP No 61 (dalam Bastan 006:7) penddkan tngg adalah penddkan djalur penddkan sekolah yang jenjangnya lebh tngg darpada penddkan menengah. Penddkan tngg terdr dar : 1. Perguruan tngg, yatu satuan penddkan yang menyelenggarakan penddkan tngg,. Penddkan akademk, yatu penddkan tngg yang terutama darahkan pada penguasaan lmu pengetahuan dan pengembangannya, 3. Penddkan profesonal, yatu penddkan tngg yang terutama darahkan pada kesapan penerapan keahlan tertentu. Penddkan formal adalah penddkan yang dtempuh seseorang dar lembaga penddkan yang telah d sah kan oleh menurut Undang-Undang atau peraturan yang berlaku mula dar penddkan dasar (SD dan SMP), penddkan menengah (SMA/SMK), sampa dengan penddkan tngg (Dploma dan Strata). Penddkan nonformal bsa terjad, bak ddalam maupun d luar lembaga-lembaga penddkan dan melayan orang-orang semua usa. penddkan yang dselenggarakan dengan sengaja, tertb, dan berencana, dluar kegatan persekolahan dan pada umumnya tdak dbag atas jenjang. Jad ndkator-ndkator tngkat penddkan formal orang tua Menurut UUD No. 0 Tahun 003 adalah SD, SMP, SMA, dan penddkan tngg atau perguruan tngg( D1,D,D3, S1 S, dan S3). Menurut Ihsan (011:130-13) Penddkan Tngg merupakan lanjutan penddkan menengah yang dselenggarakan untuk menyapkan peserta untuk menjad anggota masyarakat yang memlk kemampuan akademk atau profesonal yang dapat menerapkan, mengembangkan dan mencptakan pengetahuan, teknolog dan kesenan. satuan penddkan yang menyelenggarakan penddkan tngg dsebut perguruan tngg yang dapat terbentuk akademk, polteknk, sekolah tngg, nsttut dan unverstas. Akademk merupakan perguruan tngg yang menyelenggarakan penddkan terapan dalam satu cabang atau sebagan cabang pengetahuan, teknolog, atau kesenan tertentu. Polteknk merupakan perguruan tngg yang menyelenggarakan penddkan terapan dalam sejumlah pengetahuan khusus, sekolah tngg merupakan perguruan tngg yang menyelenggarakan penddkan akademk atau profesonal dalam suatu dspln lmu tertentu, nsttut merupakan perguruan tngg yang terdr atas sejumlah fakultas yang 5

6 menyelenggarakan penddkan akademk atau profesonal dalam kelompok dspln lmu tertentu. Menurut Hdayanto (1988:7) Penddkan orang tua adalah kegatan penddkan yang dselenggarakan untuk membentuk keprbadan secara utuh. Menurut Uhbyat (003: 41) orang tua (ayah dan bu) menjad penddk utama dan pertama bag anak-anaknya. Orang tua sebaga penddk adalah kodrat. Menurut Hdayanto (1988:45) orang tua adalah tempat menggantungkan dr bag anak sewajarnya. oleh karena tu orang tua berkewajban memberkan penddkan bag anaknya. Menurut Soemanto (006:9) setap orang tua mengdam-damkan agar anak cucunya kelak dapat hdup bahaga. mereka menghendak suatu kehdupan yang lebh layak, lebh bak dan lebh maju dar kehdupan yang dalam oleh mereka para orangtua. Begtu besarnya harapan para orangtua mengena kehdupan anak-anak yang sejahtera dmasa depan, namun mereka kurang mengert bagamana mereka mempersapkan anak-anak tu agar memlk potens untuk mengatas permasalahan hdup anak-anak dmasa mendatang. bahkan banyak dantara para orangtua yang dengan berbaga macam alasan ngn melepaskan dr dar tanggung jawab mempersapkan mental dan potens anak-anak mereka, mereka tdak membekal anak-anak dengan keprbadan yang kuat. Menurut UU nomor 0 Tahun 003 Tngkat penddkan orang tua adalah jenjang penddkan formal yang berkelanjutan dan pernah dtempuh oleh orang tua sswa. Penddkan formal adalah penddkan yang melalu jalur lembaga sekolah dar TK, SD, SMP, SMA sampa Perguruan Tngg, sedangkan penddkan nonformal adalah penddkan yang dperoleh dar pelathan dluar jalur penddkan formal. Slameto, (010:180) menyatakan mnat adalah satu rasa lebh suka dan rasa keterkatan pada suatu hal atau aktvtas tanpa ada yang menyuruh, mnat pada dasarnya adalah penermaan suatu hubungan antara dr sendr dan sesuatu d luar dr, semakn kuat atau dekat hubungan tersebut, semakn besar mnat. Menurut Hlgard (dalam slameto 010:57) mendefenskan mnat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatkan dan mengenang beberapa kegatan. Kegatan yang dmnat seseorang, dperhatkan terus-menerus yang dserta dengan rasa senang, mnat slalu dkut dengan perasaan senang dan dar stu dperoleh kepuasan. Jad berdasarkan uraan datas, penelt dapat menympulkan bahwa dar tngkat penddkan orang tua ada katannya dengan mnat orang tua dalam penddkan anaknya atau dalam menyekolahkan anak-anaknya kejenjang lebh tngg dan orang tua orang tua menghendak suatu kehdupan yang lebh layak, lebh bak dan lebh maju dar kehdupan yang dalam oleh mereka para orangtua. METODOLOGI PENELITIAN Peneltan n dmaksudkan untuk memperoleh data secara terukur, tentang hubungan tngkat penddkan orang tua dengan mnat orang tua menyekolahkan anaknya keperguruan tngg. Sesua dengan tujuan yang telah dkemukakan maka rancangan peneltan n menggunakan rancangan peneltan deskrpsf kuanttatf yatu peneltan tentang data yang dkumpulkan dan dnyatakan dalam bentuk angka-angka. Populas dalam peneltan n adalah orang tua sswa kelas XII SMA Xaverus II Kota Jamb yang berjumlah 104. Jens peneltan n adalah Deskrptf kuanttatf. Subjek dalam peneltan n adalah orang tua sswa kelas XII SMA Xaverus II Kota Jamb sebanyak 30 orang. 6

7 Instrumen atau alat peneltan dalam peneltan n adalah Angket/kuesoner hl n sesua dengan pendapat Menurut Sugyono (1997:97), nstrumen peneltan adalah suatu alat yang dgunakan untuk mengukur varabel peneltan. Peneltan n menggunakan angket dengan cara lansung dberkan kepada responden yatu orang tua sswa kelas XII SMA Xaverus II Kota Jamb. Teknk pengumpulan data yang dgunakan dalam peneltan n adalah dlakukan melalu angket dan dokumentas. Analss data adalah Menurut Haryad (009:167) Untuk menganalss data dperlukan suatu cara atau metode analss data hasl peneltan agar dapat dnterprestaskan sehngga laporan yang dhaslkan mudah dpaham, Analss data yang dgunakanyatu statstk dengan menggunakan rumus product moment. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Adapun pada bagan n akan ddeskrpskan data yang dperoleh dar hasl pengukuran dua varabel, yatu varabel tentang tngkat penddkan orang tua (X), dengan Mnat Orang Tua Menyekolahkan anaknya keperguruan tngg (Y). Tngkat penddkan orang tua yang dmaksud dalam peneltan n adalah tngkat penddkan menurut jenjang penddkan yang telah dtempuh, melalu penddkan formal dsekolah berjenjang dar tngkat yang palng rendah sampa tngkat yang palng tngg, yatu dar SD, SMP, SMA sampa perguruan tngg. 7 Tabel 4.3 Data tentang Tngkat penddkan orang tua (X) Dengan Mnat orang tua (Y) Penddkan Mnat TT T T T T Jumlah No SD SD SMP SMA PT 1 Sangat Bermnat Bermnat Cukup Bermnat Kurang Bermnat Tdak Bermnat Jumlah Berdasarkan tabel 4.3 Data Tngkat penddkan orang tua dengan Mnat orang tua. dalam peneltan n status tngkat penddkan orang tua tergolong tdak tamat SD dengan sangat bermnat sebanyak 1 orang, tdak tamat SD dengan bermnat sebanyak 0 orang, tdak tamat SD dengan cukup bermnat sebanyak 0 orang, tdak tamat SD dengan kurang bermnat sebanyak 0 orang, tdak tamat SD dengan tdak bermnat sebanyak 0 orang. tamat SD dengan sangat bermnat sebanyak 1 orang, tamat SD dengan bermnat sebanyak orang, tamat SD dengan cukup bermnat sebanyak 0 orang, tamat SD dengan kurang bermnat sebanyak 0 orang, tamat SD dengan tdak bermnat sebanyak 0 orang, tamat SMP dengan sangat bermnat sebanyak 5 orang, tamat SMP dengan bermnat sebanyak 4 orang, tamat SMP dengan cukup bermnat sebanyak 1 orang, tamat SMP dengan kurang bermnat sebanyak 0 orang, tamat SMP dengan tdak bermnat sebanyak 0 orang. tamat SMA dengan sangat bermnat sebanyak 4 orang, tamat SMA dengan bermnat sebanyak orang, tamat SMA dengan sangat cukup bermnat sebanyak 0 orang, tamat SMA dengan kurang bermnat sebanyak 0 orang, tamat SMA dengan tdak bermnat sebanyak 0 orang. tamat PT dengan sangat bermnat sebanyak 1 orang, tamat PT dengan bermnat sebanyak 8 orang, tamat PT

8 rxy n n X XY X n X Y Y Y dengan sangat cukup bermnat sebanyak 1 orang, tamat PT dengan kurang bermnat sebanyak 0 orang, tamat PT dengan tdak bermnat sebanyak 0 orang. Dar hasl perhtungan dengan menggunakan rumus product moment. dperoleh hasl koefsen korelas sebaga berkut: r = n( xy) ( x) ( y) [n ( x ) ( x) ][ n( y ) ( y) ] 8 Ket: r = Koefsen Korelas yang dcar y = Jumlah varabel y xy = Jumlah perkalan x dan y x = Jumlah pangkat varabel x x = Jumlah nla varabel x y = Jumlah pangkat varabel y menggunakan rumus Person Produck Moment, adalah sebaga berkut : rxy n n X X Y X n X Y Y Y rxy = ( 30 ) ( ) - ( 3 ) ( 447 ) {( 30 )( 1769 ) - ( 3 ) } {( 30 )( 0933 ) - ( 447 ) } rxy = { 3341 } { } rxy = rxy = ,93703 rxy = 0,606 r htung = 0,606 r table = 0,361

9 Dar hasl analss perhtungan hubungan tngkat penddkan orang tua dengan mnat orang tua menyekolahkan anaknya keperguruan tngg dapat dlhat bahwa pada sgnfkan α = 0,05 dengan N = 30 dan r tabel = 0,361. Jka r htung = 0,606 lebh besar dar r tabel = 0,361 maka terdapat sgnfkan. Jad dapat dsmpulkan hubungan tngkat penddkan orang tua dengan mnat orang tua menyekolahkan anaknya keperguruan tngg terdapat hubungan sgnfkan karna r htung lebh besar dar r tabel atau atau 0,606 0,361. Hasl n kemudan dkonsultaskan kedalam tabel nterpretas koefsen korelas. Berdasarkan tabel nterpretas koefsen korelas, maka tngkat penddkan orang tua (X) dengan mnat orang tua keperguruan tngg memlk hubungan yang kuat. Berdasarkan rumusan masalah yang dajukan dalam peneltan n adalah: Apakah Terdapat Hubungan Tngkat Penddkan Orang Tua Dengan Mnat Orang Tua Menyekolahkan Anaknya Keperguruan Tngg d SMA Xaverus II Kota Jamb. Dalam rumusan masalah tentang apakah terdapat hubungan tngkat penddkan orang tua dengan mnat orang tua menyekolahkan anaknya keperguruan tngg d SMA Xaverus II Kota Jamb, Berdasarkan analss dengan menggunakan Korelas product moment dperoleh r htung 0,606 nla r tabel 0,361, Hasl n kemudan dkonsultaskan kedalam tabel nterpretas koefsen korelas. Berdasarkan tabel nterpretas koefsen korelas, maka tngkat penddkan orang tua (X) dengan mnat orang tua keperguruan tngg (Y) memlk hubungan yang kuat maka hpotess menyatakan terdapat hubungan/korelas tngkat penddkan orang tua dengan mnat orang tua menyekolahkan anaknya keperguruan tngg d SMA Xaverus II Kota Jamb. Hal In dkarenakan tngkat penddkan orang tua mampu mempengaruh cara berfkr orang tua atau pandangan orang tua terhadap penddkan terutama dalam penddkan anaknya dan bermnat untuk menyekolahkan atau mengngnkan anaknya lebh dar drnya (orang tua), Hal n sesua dengan Undang-Undang No. 0 tahun 003 dsebutkan bahwa: Penddkan nasonal berfungs untuk mengembangkan kemampuan serta menngkatkan mutu penddkan dan martabat bangsa Indonesa dalam mencerdaskan kehdupan bangsa dan mengembangkan manusa Indonesa seutuhnya. Menurut Soemanto (006:9) setap orang tua mengdam-damkan agar anak cucunya kelak dapat hdup bahaga. Mereka menghendak suatu kehdupan yang lebh layak, lebh bak dan lebh maju dar kehdupan yang dalam oleh mereka para orangtua. Begtu besarnya harapan para orangtua mengena kehdupan anak-anak yang sejahtera dmasa depan, namun mereka kurang mengert bagamana mereka mempersapkan anak-anak tu agar memlk potens untuk mengatas permasalahan hdup anak-anak dmasa mendatang. Bahkan banyak dantara para orangtua yang dengan berbaga macam alasan ngn melepaskan dr dar tanggung jawab mempersapkan mental dan potens anak-anak mereka, mereka tdak membekal anak-anak dengan keprbadan yang kuat. Dan sedangkan mnat menurut Slameto, (003:180) menyatakan mnat adalah satu rasa lebh suka dan rasa keterkatan pada suatu hal atau aktvtas tanpa ada yang menyuruh, mnat pada dasarnya adalah penermaan suatu hubungan antara dr sendr dan sesuatu d luar dr, semakn kuat atau dekat hubungan tersebut, semakn besar mnat. Jad dapat dsmpulkan bahwa, tngkat penddkan orang tua akan menentukan orang tua dalam membmbng dan mengarahkan anaknya dalam hal penddkan. skap yang terbentuk pada masng-masng orang tua pada setap jenjang penddkan formal akan berbeda-beda antara lulusan sekolah dasar (SD), lulusan sekolah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), atau lulusan perguruan tngg (Dploma, Strata) hal n yang menjad latar belakang tngkat penddkan orang tua menjad faktor yang mempengaruh orang tua dalam membmbng dan mengarahkan anaknya dalam hal penddkan yang akan dtempuh anaknya. Berdasarkan teor dan analss data terdapat hubungan tngkat penddkan orang tua dengan mnat orang tua menyekolahkan anaknya keperguruan tngg pada orang tua sswa kelas XII SMA Xaverus II Kota Jamb. 9

10 KESIMPULAN DAN SARAN Kesmpulan Berdasarkan hasl perhtungan dan pembahasan pada peneltan yang dlakukan d SMA Xaverus II Kota Jamb, maka peneltan n dapat dsmpulkan bahwa: Terdapat hubungan tngkat Penddkan Orang Tua dengan Mnat Orang Tua Menyekolahkan Anaknya Keperguruan Tngg d SMA Xaverus II Kota Jamb, sebesar rxy htung 0,606, sehngga dapat dkatakan semakn tngg tngkat penddkan orang tua maka semakn mnat orang tua menyekolahkan anaknya keperguruan tngg. Saran Dlhat dar hasl analss data ternyata tngkat penddkan memlk hubungan dengan mnat orang tua menyekolahkan anak keperguruan tngg. bag orang tua berdasarkan hasl peneltan n dharapkan akan menjad bahan nformas dan masukan agar orang tua dapat menngkatkan mnat terhadap penddkan putra/putr untuk menyekolahkan sampa keperguruan tngg. 10

11 11 DAFTAR PUSTAKA Ahart, 013. Hubungan Status Sosal Ekonom Orang Tua Dan Prestas Belajar Dengan Mnat Sswa Melanjutkan Keperguruan Tngg Pada Sswa Kelas XII Sman Merangn, Skrps, unverstas jamb.. Ahmad Abu, 009.Ilmu Sosal Dasar. Jakarta: PT. Rneka Cpta. Ahmad Abu dan Uhbyat, 003. Ilmu Penddkan, Jakarta: PT. Rneka Cpta. Arkunto, 010. Prosedur peneltan. Jakarta: PT. Rneka Cpta. Bastan, 006. Akuntans Penddkan. Jakarta Penerbt Erlangga. Haryad, 009. Statstk Penddkan. PT. Prestas Pustakaraya Jakarta. Hasbullah, 009. Dasar-Dasar Ilmu Penddkan. Penerbt PT RajaGrafndo Persada, Jakarta. Hermansyah, 013. Hubungan Status Sosal Ekonom Orang Tua Dan Prestas Praktek Kerja Industr Dengan Mnat Berwrausaha Sswa Smk Neger Sman 1 Kota Jamb, Skrps, unverstas jamb. Hdayanto, Mengenal manusa dan penddkan. Penerbt Lbertty, Yogyakarta. dakses tanggal 15 jul 014. http//amr daper.blogspot.com dakses november 014. Ihsan, Puad, 011. Dasar-Dasar Kependdkan. Penerbt Rneka Cpta, Jakarta. Rulam, 014. Pengantar penddkan. Yogyakarta Slameto, 010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruh. Jakarta: Rneka Cpta. Soemanto, Wasty Penddkan Wraswasta. Jakarta: PT Bum Aksara Sutn, 01. Hubungan Tngkat Ekonom Orang Tua Terhadap Mnat Menyekolahkan Anak D Dusun Mendongan Desa Banyukunng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Undang-undang RI No 0 Tahun 003. SstemPenddkan Nasonal. Bandung : Ctra Umbara. Undang-undang RI No 0 Tahun 004. SstemPenddkan Nasonal. Bandung : Ctra Umbara. Varny. 009, Hubungan Persapan Penerapan Penddkan Percakapan Hdup (Lfe Skll)Dengan Mnat Berwrausaha Pada Sswa Smk 4 Kota Jamb, Skrps, unverstas jamb

12 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

Ningrum Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak

Ningrum Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstrak PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMK KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Nngrum Penddkan Ekonom FKIP Unverstas

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 0 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD BAB V STATISTIKA Dra.Hj.Rosdah Salam, M.Pd. Dra. Nurfazah, M.Hum. Drs. Latr S, S.Pd., M.Pd. Prof.Dr.H. Pattabundu, M.Ed. Wdya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusa dlahrkan ke duna dengan ms menjalankan kehdupannya sesua dengan kodrat Illah yakn tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, berart setap nsan harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN TENTANO PENTELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA I

BUPATI PACITAN TENTANO PENTELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA I BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 3g TAHUN 2012 TENTANO PENTELENGGARAAN PENDDKAN NKLUSF D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang a. bahwa peseta ddk yang memlk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI. Oleh Saepudin Abstrak

PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI. Oleh Saepudin Abstrak PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI Oleh Saepudn 82351112034 Abstrak Masalah utama peneltan n adalah Pengaruh Lngkungan dan Kepuasan Kerja terhadap Knerja Guru Penddkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN :

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN : Jurnal Mantk Penusa Vol No Jun 0 ISSN : 088-9 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KEMALA BHAYANGKARI MEDAN TAHUN AJARAN 0/0 AWALUDIN FITRA, S.Pd.,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Laporan n Dsusun Guna Sebaga Pertanggungjawaban Pelaksanaan Praktk Pengalaman Lapangan (PPL) Tahun Akademk 2014/2015 Lokas PPL Nama Sekolah : SMA N 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci