KARAKTERISTIK GELOMBANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK GELOMBANG"

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK GELOMBANG

2 Gelombang Gambar. Gelombang Sumber: hp:// Pada gambar. menunjukkan keika esan air jauh pada permukaan air ang enang aka menghasilkan muka gelombang. Gelombang adalah gejala rambaan dari suau gearan. Gelombang erjadi karena adana sumber gearan ang bergerak erus menerus. Di dalam perambaanna, gelombang memindahkan energi dari sau empa ke empa lainna. Gelombang memiliki sauan panjang gelombang sedangkan gearan idak. Gelombang dapa digolongkan berdasarkan medium perambaan, arah gear, dan ampiludo. A. Berdasarkan medium perambaanna, aiu: ) Gelombang Mekanik Gambar. Gelombang buni dapa diperoleh dari speaker, keika speaker dinalakan akan menghasilkan gearan ang meramba dari udara sehingga membua manusia dapa mendengar suara/buni ersebu Sumber: hp;//

3 Gelombang mekanik adalah gelombang ang memerlukan medium perambaan. Gelombang ang ermasuk gelombang mekanik adalah gelombang buni. Buni dapa didengar karena meramba melalui udara. Pada gambar. ) Gelombang Elekromagneik Gambar.3 Cahaa Sinar Maahari Masuk Ke Bumi Melewai Hampa Udara Sumber: hp:// Pada gambar.3 menunjukkan sinar maahari dan bumi pada ruang hampa udara (luar angkasa). Masukna sinar maahari ke bumi disebabkan karena gelombang cahaa idak memerlukan medium perambaan. Gelombang elekromagneik adalah gelombang ang idak memerlukan medium perambaan. Gelombang ang ermasuk gelombang eleromagneik aiu gelombang cahaa. Oleh karna iu, cahaa maahari dapa sampai kebumi meskipun melewai hampa udara. B. Berdasarkan arah gearna, aiu: ) Gelombang Transversal Gambar.4 Gelombang ransversal pada ali Sumber: hp://hisham.id

4 Pada gambar.4 menggambarkan seorang anak ang sedang menggenggam salah sau ujung ali ang sau ujungna lagi diikakan ke pohon, keika anak menggerakkan naik urun ali ang di genggam maka erbenuk gelombang ransversal. Gelombang ransversal adalah suau gelombang aau pulsa ang meramba dan menebabkan elemen medium ang erganggu bergerak egak lurus erhadap arah rambana. Arah gear dan arah ramba gelombang ransversal dapa diliha pada Gambar.5. Pada gelombang ransversal ang meramba adalan berbenuk buki dan lembah. Conohna gelombang pada ali. Arah gearan Puncak gelombang Ampliudo Arah ramba gelombang Peru Gambar.5 Gelombang ransversal Sumber: Pujiano 05 Salah sau fenomena gelombang ransversal adalah gempa bumi. Energi dari pusa gempa menjalar dalam benuk gelombang. Karakerisik ini dijadikan dasar unuk menenukan sukur bauan bumi. ) Gelombang Longiudinal Gelombang longiudinal adalah suau gelombang aau pulsa ang meramba dan menebabkan elemen medium bergerak sejajar arah rambana. Arah gear dan arah ramba gelombang longiudinal seperi pada Gambar.7. Conoh gelombang longiudinal akni gelombang pada pegas ang digerakkan maju mundur pada arah mendaar.

5 rapaan rapaan rapaan A B C D E F renggangan renggangan renggangan Gambar.7 Anaomi Gelombang Sumber: Sunardi 06 Karena slinki bergear secara longiudinal (gambar.7), maka erdapa daerah ang rapa dan renggang. Daerah ang lebih rapa dalam sebuah ruang sempi disebu rapaan, sedangkan daerah ang lebih renggang disebu renggangan.. Besaran-Besaran pada Gelombang Besaran-besaran gelombang erdiri dari ampliudo, frekuensi, panjang gelombang, dan periode. Pada gambar.4 erdapa simpangan gelombang ( ) didefenisikan sebagai jarak verikal sebuah iik dari posisi seimbangna. Posisi seimbang gelombang adalah garis sepanjang sumbu X. Simpangan meksimum disebu dengan ampliudo ( A ). Y b A f O b c d d A e g h X Gambar.4 Grafik simpangan-posisi Sumber: Kanginan Marhen 04 A (bb aau dd ) = ampliudo gelombang Bf aau dh = panjang gelombang ( ) b dan f = puncak gelombang obc aau efg = buki gelombang d dan h = dasar gelombang cde aau ghi = lembah gelombang Lama waku empuh dari puncak sau ke puncak ang lain aau dari lembah sau ke lembah lain dinamakan periode. Perjalanan pada dua buki dalam sau

6 deik melewai sekian gelombang disebu dengan frekuansi. Isilah gelombang waku unuk menempuh sau panjang gelombang disebu periode (T ). Jumlah gelombang ang erjadi seiap deik disebu frekuensi ( f ), sedangkan cepa ramba gelombang ( v ) didefenisikan sebagai jarak empuh gelombang pada seiap sauan waku. Periode dan frekuensi dirumuskan sebagai beriku. T Berdasarkan kedua persamaan di aas, periode dan frekuensi dirumuskan: n f n (.) T f f T (.) Adapun persamaan unuk cepa ramba gelombang aiu: v f (.3) Keerangan : = kecepaan perambaan gelombang (m/s) = (lamda) panjang gelombang (m) = periode (s) f = frekuensi (Hz) = banak gelombang. Karakerisik Gelombang Karakerisik aau biasa dikenal dengan gejala gelombang diuraikan sebagai beriku. A. Refleksi (Pemanulan) Gambar.5 Refleksi Sumber: hps://

7 Pada gambar.5 menunjukkan keika gelombang mengenai suau penghalang maka gelombang akan dipanulkan. Gejala gelombang dengan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari conohna eesan air pada ember. Keika ai menees di ember berisi air ang enang erdapa lingkaran ang semakin lama semakin membesar disusul oleh lingkaran-lingkaran kecil lainna. Gelombang akan dipanulkan jika mengenai sebuah medium panul (penghalang). Arah panulan gelombang dienukan oleh arah daangna gelombang. Pada gelombang dua aau iga dimensi, aau dikenal dengan muka gelombang. Perhaikan gambar.6. Iulah ang disebu dengan muka gelombang. Apabila diarik garis sesuai dengan arah gerak dan egak lurus muka gelombang seperi diunjukkan oleh gambar.6, garis iu disebu dengan sinar. muka gelombang Gambar.6 Muka gelombang dan sinar gelombang Sumber: Pujiano 05 Sinar gelombang B. Refraksi (Pembiasan)

8 Gambar.7 Pensil di dalam air ini menunjukkan bahwa erjadi pembiasan dikarenakan adana perbedaan anara medium perama dan medium kedua. Sumber: hps:// Refraksi erjadi jika gelombang menjalar dari medium sau ke medium lain ang memiliki kerapaan berbeda. Pada medium perama, jarak empuh gelombang sebesar I I v, sedangkan pada medium kedua, jarak empuh gelombang sebesar v. Diagram pembiasan dapa diliha pada gambar.8. Berdasarkan diagram ersebu dapa diperoleh persamaan beriku. Gelombang daang v I a i n n n n I v a Garis normal Gelombang bias Gambar.8 Diagram pembiasan Sumber: Pujiano 05

9 C. Keerangan : = sudu daang i sin i I a v a sin I a v a (.4) = sudu bias v = kelajuan gelombang daang (m/s) v = kelajuan gelombang bias (m/s) = waku penjalaran (s) I = jarak empuh gelombang daang (m) I = jarak empuh gelombang bias (m) = jari-jari lingkaran (dalam sisem diagram pembiasan) a Berdasarkan dua persamaan di aas, diperoleh : sin sin i v v (.5) Keerangan : = i sudu daang v = kelajuan gelombang daang (m/s) = sudu bias v = kelajuan gelombang bias (m/s) Persamaan ersebu menjelaskan bahwa semakin besar laju gelombang ang memasuki medium berbeda, sudu biasna juga semakin besar. Sebalikna jika semakin kecil laju gelombang ang memasuki medium berbeda, sudu biasna semakin kecil. Pembiasan ada dua macam, akni mendekai garis normal dan pembiasan ang menjauhi garis normal. Sinar daang akan dibiaskan mendekai garis normal jika kerapaan medium lebih besar dari pada kerapaan medium. Sinar daang akan dibiaskan menjauhi garis normal jika kerapaan medium lebih kecil dari pada kerapaan medium. D. Difraksi (Pelenuran)

10 Gambar.9 Difraksi pada gelombang air. Keika gelombang air mengenai suau celah maka gelombang ersebu akan mengalami pelenuran gelombang Sumber: hp://harikurniawansae.blogspo.co.id Difraksi merupakan pelenuran gelombang apabila sebagian muka gelombang dipoong oleh suau penghalang. Difraksi erjadi keika muka gelombang melewai suau celah sempi. penghalang (a) (b) Gambar.0 Difraksi gelombang (a) penghalang dengan celah sempi, difraksi gelombang ampak jelas, aiu gelombang lurus seelah melalui celah berbenuk lingkaran-lingkaran dengan celah ersebu sebagai pusana (b) penghalang dengan celah daar, hana muka gelombang pada epi celah saja ang melengkung. Sumber: Suharano 009 Perisiwa difraksi dapa digunakan unuk mengaur muka gelombang supaa koheren. Salah sau akiba dari difraksi adalah mengecilna ampliudo. Difraksi ang paling mudah diamai aiu difraksi gelombang elekromagneik, akni difraksi cahaa. E. Inerferensi (Perpaduan)

11 Gambar. Inerferensi gelombang pada air Sumber: hp://ircamera.as.arizona.edu Gambar. merupakan perpaduan gelombang air ang erjadi akiba keika air melewai celah erbenuk gelombang dimana kedua gelombang ersebu beremu. Iulah ang disebu inerferensi gelombang. Sifa alami gelombang dapa dipadukan aau diinerferensikan. Inerferensi dapa dilakukan pada dua buah gelombang aau lebih. Konsep inerferensi gelombang dapa digunakan unuk mengukur keraaan sebuah permukaan. A B A-B B A Gambar. Dua buah gelombang meramba dalam medium ang sama (ali) dalam arah berlawanan Sumber : Sunardi 07 Muka gelombang ang keluar dari celah unggal kemudian membenur dua celah di depanna. Akibana, gelombang erdifraksi kembali. Muka gelombang ang keluar dari celah ganda kemudian berpaduan. Inilah ang dimaksud dengan inerferensi gelombang. Jenis inerfereansi ada dua, aiu inerferensi konsrukif dan inerferensi desrukif. Inerferensi konsrukif (gambar.3)

12 erjadi keika gelombang ang berinerferensi memiliki fase ang sama sehingga dapa saling menguakan. Inerferensi desrukif (gambar.4) erjadi keika gelombang ang berpaduan memiliki fase ang berbeda sehingga dapa saling melemahkan. Gambar.3 Inerferensi konsrukif/maksimum Sumber: Pujiano 05 Gambar.4 Inerferensi desrukif/minimum Sumber: Pujiano 05 Manfaa gelombang dalam eknologi misalna reflekoskop. Ala ini digunakan unuk mendeeksi caca pada pelek. Jenis gelombang mekanik ang digunakan berupa gelombang dengan frekuensi inggi (ulrasonik). Conoh lain pemanfaaan sifa gelombang adalah seismograf aau ala deeksi gempa. F. Polarisasi Refleksi, refraksi, difraksi, dan inerferensi dapa erjadi pada gelombang ali (sau dimensi), gelombang permukaan air (dua dimensi), dan gelombang cahaa (iga dimensi). Gelombang ali, gelombang permukaan air merupakan gelombang ransversal, sedangkan gelombang buni merupakan gelombang longiudinal. Polarisasi hana dapa erjadi pada gelombang ransversal. Hal ini dapa diamai gelombang ransversal pada ali keika melewai sebuah celah. Suau gelombang erpolarisasi liniear jika gearan dari gelombang ersebu selalu erjadi dalam sau arah saja. Arah ersebu disebu arah polarisasi (Kanginan,04).

13 C. Berdasarkan ampliudona, aiu: ) Gelombang Berjalan Gambar.8 Gelombang air lau Sumber: hp://kedooon.blogspo.co.id Pada gambar.8 menunjukkan gelombang air lau ang memiliki ampliudo sedang berjalan. Gelombang berjalan aiu gelombang ang mempunai ampliudo eap di seiap iik ang dilalui gelombang. Conohna gearan harmonis seperi Gambar.9. Gambar.9 Gearan harmonis iik P pada gelombang berjalan. Sumber: Sunardi 07 Keerangan: = Panjang gelombang (m) = Tiik asal gearan = Cepa ramba gelombang (m/s) Sebuah iik pada gelombang berjalan bergear harmonis dengan ampliudo eap seperi pada Gambar.9. Dapa diliha bahwa iik P bergear di sekiar keseimbangan, aiu sumbu-x posiif.

14 a. Persamaan Simpangan Tiik O pada Gambar.9 menaakan iik asal gearan. Tiik P dan iik O bergear harmonis. Jika sudu fase awalna nol ( 0 0), maka simpangan iik O dinaakan dengan persamaan beriku: o Asin Asin (.) 0 Karena T, maka: o, T dengan: o = simpangan gearan iik O (m) A = ampliudo gearan (m) = kecepaan sudu (rad/s) = waku (s) o = fase gearan iik O Gearan dari iik O meramba dalam benuk gelombang mekanik dengan laju v. Keadaan gearan iik P berbeda dengan keadaan gearan iik O, karna iik P erleak pada jarak x dari O. Salah sau perbedaan keadaan gearan adalah lamana waku gear dari kedua iik. Jika iik O elah bergear selama p OP Karena x v vt, aiu, maka fase gearan di iik P dapa dienukan sebagai beriku., maka: x p v x p (.) T T T vt p T x Persamaan simpangan sebuah iik, misalna P pada jarak x dari sumber gearan O pada gelombang berjalan dapa dinaakan dengan persamaan beriku.

15 Karena T p p p Asin (kecepaan sudu) dan x Asin T Asin T p p x k (bilangan gelombang), maka: Asin( kx) (.3) Karena periode (T ) berhubungan dengan frekuensi ( f ), aiu persamaan simpangan iik P dapa dinaakan sebagai beriku: p p x Asin T T x Asin f v T f, maka dengan: f = frekuensi (Hz) v = cepa ramba (m/s) Unuk kasus ang lebih umum, persamaan simpangan sebuah iik pada jarak x dari sumber gearan pada gelombang berjalan sebagai beriku. p p x Asin T Asin( kx) x p Asin f v Unuk kasus gelombang meramba dalam arah sumbu-x erdapa kesepakaan umum,aiu: () Jika gelombang meramba ke arah sumbu posiif-x dari iik asal O, maka anda dalam sinus adalah negaif dan jika gelombang meramba ke arah sumbu-x negaif dari iik asal O, maka andana adalah posiif. () Jika perama kali sumber gearan bergerak ke aas, maka ampliudo beranda posiif, eapi jika perama kali sumber gearan bergerak ke bawah, maka ampliudo beranda negaif. Cepa ramba gelombang dapa dienukan dengan menggunakan informasi besaran-besaran fisis ang erera pada persamaan gelombang ersebu. Karena

16 v T T, sedangkan dan sebagai beriku k, maka cepaa ramba gelombang berjalan v k dengan: = kecepaan sudu gelombang (rad/s) k = bilangan gelombang (m - ) b. Persamaan Kecepaan Kecepaan gelombang merupakan urunan dari simpangan gelombang erhadap lama gearna (waku). = ( ) (.4) c. Persamaan Percepaan Percepaan gelombang ransversal merupakan urunan kecepaan erhadap waku gearna aau urunan kedua dari persamaan simpangan gelombang. = (.5) d. Fase Gelombang Fase gelombang menaakan keadaan gearan di suau iik pada gelombang berkaian dengan simpangan dan arah gearna. Dua iik dikaakan sefase apabila arah gearan dan simpanganna sama.begiu juga dua iik dikaakan memiliki fase berlawanan apabila simpanganna sama, eapi arah gearna berlawanan. Jika diinjau persamaan gelombang berjalan A sin( kx), sudu fase merupakan ang sering disebu operasi sinus. Fase gelombang merupakan bagian dari sudu fase. e. kx (.6) ( kx) ( f x) (.7) x ( f ) (.8) x ( ) T (.9)

17 dengan T x adalah fase gelombang ( ) (.0 ) Adapun nilai beda fase anara dua iik akni Jarak anara dua iik ang sefase xx x (.) x ( n), n 0,,,... (.3) Sedangkan jarak anara dua iik berdekaan dengan fase berlawanan x ( n ), n 0,,,... (.4 ) Hampir seluruh gelombang mengalami peluruhan, arina gelombang dalam penjalaranna mengalami penurunan nilai ampliudo. ) Gelombang Sasioner/Tegak Gambar.0 Senar giar ang dipeik Sumber: hp://wawanepu.blogspo.co.id Gelombang sasioner/egak aiu gelombang ang mempunai ampliudo berubah-ubah. Conohna gambar.0 gelombang pada senar giar ang dipeik. Gelombang sasioner ini erjadi karena inerferensi erus menerus anara gelombang daang dan gelombang panul ang berjalan dengan arah berlawanan, eapi memiliki ampliudo dan frekuensi ang sama. a. Superposisi Gelombang

18 Dua buah gelombang aau lebih ang meramba pada medium ang sama dapa dipadukan sehingga akan membenuk gelombang baru. Paduan ersebu disebu dengan inerferensi gelombang. Jika dua buah gelombang sinusoidal meramba ke kanan dalam sebuah medium linear dengan mendefinisikan fungsi iap-iap gelombang sebagai beriku Asin( kx ) Asin( kx ) Dengan demikian, perpaduan fungsi gelombang akni A[sin( kx ) sin( kx )] (.5 ) Persamaan ersebu diselesaikan menggunakan idenias rigonomeri Acos sin( kx ) (.6 ) Pada superposisi gelombang ang perlu diperhaikan bahwa fungsi gelombang baru ang erbenuk merupakan fungsi sinusoidal, memiliki frekuensi dan panjang gelombang penusunna, memiliki ampliudo sebesar Acos dan memiliki fase sebesar. Jika beda linasan anar dua gelombang suau kelipaan genap dari maka nilai sudu fase, n dengan n 0,,,3,... sehingga inerferensi ang erbenuk adalah inerferensi konsrukif. Namun, jika beda linasanna kelipaan ganjil dari, nilai sudu fase ( ) n dengan n 0,,,3,... sehingga inerferensi ang erbenuk adalah inerferensi desrukif. b. Gelombang Sasioner Ujung Terika dan Ujung Bebas Simpul memiliki iik ang memiliki ampliudo gelombang sasioner bernilai minimum (nol) sedangkan peru memiliki ampliudo gelombang sasioner bernilai Asin( kx ) sebagai gelombang ang meramba ke kanan

19 Asin( kx ) sebagai gelombang ang meramba ke kiri Kemudian gelombang ersebu dijumlahkan menggunakan prinsip superposisi (.7) c. A[sin( kx ) sin( kx ) Asin kx cos (.8) (.9) Ampliudo dari persamaan di aas adalah Asinkx. Ampiludo akan bernilai minimum keika x memenuhi kondisi sinkx 0. Oleh karena nilai ang memenuhi adalah 3,,,... k,maka x dengan 0,,,3,... Tiik dengan ampliudo minimum disebu dengan do (simpul). n. Gelombang sasioner memiliki kondisi elemen dengan perpindahan erbesar, aiu sebesar A. Posisi-posisi dalam medium memiliki perpindahan maksimum dinamakan anido (peru). Anido erleak pada posisi-posisi dengan koordina x memenuhi kondisi sinkx, aiu keika 3, 5,... ks. Oleh karena iu, posisi anido ( x ) dinaakan oleh x 3 5,,, n 4 dengan,3,5,... n. Simpul Peru Peru Gambar. Posisi simpul dan peru pada gelombang berdiri. Simpul adalah iik ang ampliudona nol. Peru adalah iik ang ampliudona maksimum. Sumber: Pujiano 05

20 i) Ujung Terika Sebuah gelombang daang ( d ) bergerak ke kanan. Keika mengenai penghalang, gelombang akan dipanulkan ke kiri ( p ). Karna ujung ali erika kua, maka pada gelombang panul akan mengalami perubahan sudu fase (liha gambar.). Penghalang d p erika Gambar. Pemanulan gelombang pada ujung erika. panul Sumber: Pujiano 05 d= gelombang daang dan p = gelombang Fase gelombang panul merupakan kebalikan dari fase gelombang dang. Jika gelombang dang secara erus menerus, pemanulan juga erjadi erus menerus sehingga membenuk gelombang sasioner ujung eap aau erika. Karna ujung-ujung ali erika kua maka ujung-ujung ali menempai posisi alamiah dengan perpindahan sebesar 0. Ujung-unjung ali menempai posisi simpul. Pada gambar. merupakan proses pembenukan gelombang sasioner ujung erika. Persamaanna adalah ii) Ujung Bebas p Asinkxcos. Bebas arina ujung ali pada penghalang dapa bergerak bebas. Pada pemanulan ujung bebas, gelombang panul idak mengalami perubahan fase.

21 d Penghalang p bebas Gambar.3 Pemanulan gelombang pada ujung bebas Sumber: Pujiano 05 Pemanulan ujung bebas menempakan ujung ang menempel pada bidang panul berada pada posisi anido. Beriku persamaan gelombang daang dan gelombang panul ang bersuperposisi sebagai beriku Asin( kx) sebagai gelombang daang ang meramba ke kanan Asin( kx) sebagai gelombang panul ang meramba ke kiri Resulan dari kedua gelombang iu adalah p Acoskxsin. Ampliudona adalah Acoskx. Ampliudo bernilai minimum keika memenuhi kondisi coskx 0. Oleh karena x 3 5,,, n 4 dengan n,3,5,... Adapun anido akan menempai k, nilai ang memenuhi adalah iik-iik dimana ampliudo bernilai maksimum aiu A keika x memenuhi kondisi coskx. Maka nilai x ang x 0,,,... memenuhi kondisi ersebu adalah n, dengan n 0,,,3,.... iii) Kelajuan Gelombang Transversal pada Dawai aau Senar Dawai ang dipeik akan mengalami gangguan ang meramba ke dua arah. Gangguan ersebu dinamakan pulsa ransversal. Berdasarkan percobaan Melde, bahwa cepa ramba gelombang ransversal pada dawai ( v ) sebanding dengan akar dari gaa egangan dawai F dan berbanding erbalik dengan akar dari massa per sauan panjang dawai ( ).

22 Dengan demikian, cepa ramba gelombang ransversal pada dawai dapa dinaakan dengan persamaan beriku F v (.0 ) m (.) l massa senar (m) adalah hasil kali massa jenis ( ) dengan volume dawai V, sedangkan volume senar adalah hasil kali panjang senar dengan luas penampang A, maka (. ) A Dengan demikian, cepa ramba gelombang ransversal dalam senar aiu v F (.) A Keerangan : v = kelajuan gelombang pada dawai (m/s) F = gaa egangan dawai (N) = massa per sauan panjang dawai (kg/m) m = massa dawai (kg) l = pannjang dawai (m) = massa jenis bahan dawai (kg/m 3 ) A = luas penampang dawai V = volume dawai

v dan persamaan di C menjadi : L x L x

v dan persamaan di C menjadi : L x L x PERSMN GELOMBNG SSIONER. Pada proses panulan gelombang, erjadi gelombang panul ang mempunai ampliudo dan frekwensi ang sama dengan gelombang daangna, hana saja arah rambaanna ang berlawanan. hasil inerferensi

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode: Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

adalah. A. 1,3 x 10-7 m D. 6,7 x 10-7 m B. 2;2 x lo -7 m E. 10,0 x lo -7 m C. 3,3 x lo -7 m

adalah. A. 1,3 x 10-7 m D. 6,7 x 10-7 m B. 2;2 x lo -7 m E. 10,0 x lo -7 m C. 3,3 x lo -7 m 1. Dalam suau percobaan celah ganda Young jarak pisah y anara pia erang ke sau dan pia erang pusa adalah 0,0240 m, keika cahaya yang digunakan mempunyai panjang gelombang 4800 A. Jarak pisah y keika cahaya

Lebih terperinci

GETARAN. Contoh : Sebuah bandul berayun 90 ayunan dalam 1 menit, hitunglah berapa frekuensi ayunan tersebut? Jawab : f =

GETARAN. Contoh : Sebuah bandul berayun 90 ayunan dalam 1 menit, hitunglah berapa frekuensi ayunan tersebut? Jawab : f = GETARAN A. GETARAN. Pengerian Gearan (Osilasi) Gearan adalah gerakan bolakbalik yang erjadi berulangulang (periodik) melalui iik keseimbangan. Conoh : Ayunan Sederhana ( Bandul Maemais ). Pegas. Ciri Gerak

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium

Lebih terperinci

Pertemuan IX, X V. Struktur Portal

Pertemuan IX, X V. Struktur Portal ahan jar Saika ulai, ST, T Peremuan IX, X Srukur Poral 1 Pendahuluan Pada srukur poral, ang erdiri dari balok dan iang ang dibebani muaan di aasna akan imbul lenuran pada balok saja, dan akan meneruskan

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2) FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 GERAK TRANSLASI GERAK PELURU GERAK ROTASI DEFINISI POSISI PERPINDAHAN MEMADU GERAK D E F I N I S I PANJANG LINTASAN KECEPATAN RATA-RATA KELAJUAN RATA-RATA KECEPATAN SESAAT KELAJUAN SESAAT PERCEPATAN RATA-RATA

Lebih terperinci

Fisika Proyek Perintis I Tahun 1979

Fisika Proyek Perintis I Tahun 1979 Fisika Proyek Perinis I Tahun 1979 PPI-79-01 Tahanan paling yang dapa diperoleh dari kombinasi 4 buah ahanan yang masing-masing nya 10 ohm, 20 ohm, 25 ohm dan 50 ohm, adalah 4,76 ohm B. 20 ohm. 25 ohm

Lebih terperinci

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya

Lebih terperinci

ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc.

ROTASI (PUTARAN) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah GEOMETRI TRANSFORMASI yang diampuh oleh Ekasatya Aldila A., M.Sc. ROTSI (UTRN) Diajukan unuk memenuhi ugas maa kuliah GEOMETRI TRNSFORMSI yang diampuh oleh Ekasaya ldila., M.Sc. Di susun oleh: NIM: SEKOLH TINGGI KEGURUN DN ILMU ENDIDIKN (STKI) GRUTJl. ahlawan No. 32

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Matematika EBTANAS Tahun 1988 Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK LURUS

KINEMATIKA GERAK LURUS Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

BAB 2 TEORI GELOMBANG, INTERFERENSI DAN INTERFEROMETER SAGNAC

BAB 2 TEORI GELOMBANG, INTERFERENSI DAN INTERFEROMETER SAGNAC BAB TORI GOMBANG, INTRFRNSI DAN INTRFROMTR SAGNAC.1 Opik sebagai gelombang elekromagneik Berkas sinar monokromaik erkolimasi dengan polarisasi linier seperi erliha pada Gambar.1. Pada gambar ersebu komponen

Lebih terperinci

BAB I PERSAMAAN GERAK

BAB I PERSAMAAN GERAK BAB I PERSAMAAN GERAK. Seseorang mengendarai mobil menuju sebuah koa A ang berjarak 6 km dengan arah imur lau. Naakan ekor perpindahan r dalam noasi ekor sauan dengan menggunakan sisem koordina ke imur,

Lebih terperinci

Tryout SBMPTN. Fisika. 2 v

Tryout SBMPTN. Fisika. 2 v Tryou SBMPTN Fisika Doc. Name: TOSBMPTN1FIS Doc. ersion : 216-5 halaman 1 m v H 1/ 2m θ 1 2 v Dua meriam menembak bersamaan. Massa bola meriam yang diembakan dari anah seengah kali massa bola meriam yang

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Fakulas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universias Brawijaa MOMEN NERSA BDANG () r r a r a a Maka momen inersia erhadap sumbu : a a. r. r a. r a. r Jika luas bidang ang diarsir: a = a = a = Jarak erhadap sumbu

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

Pertanyaan berhubungan dengan elektroskop yang ditunjukan pada gambar di bawah.

Pertanyaan berhubungan dengan elektroskop yang ditunjukan pada gambar di bawah. Peranyaan 40-41 berhubungan dengan elekroskop yang diunjukan pada gambar di bawah. 41. Keika baang bermuaan posiif berada di deka kepala elekroskop, elekroskop dihubungkan dengan anah melalui sebuah kawa.

Lebih terperinci

BAB 4 FUNGSI BERPEUBAH BANYAK DAN TURUNANNYA

BAB 4 FUNGSI BERPEUBAH BANYAK DAN TURUNANNYA Dika Kuliah EL Maemaika Teknik I BAB FUNGSI BERPEUBAH BANYAK DAN TURUNANNYA Fungsi Berpeubah Banak Banak ungsi ang berganung pada peubah lebih dari sau Sebuah bidang ang panjangna dan lebarna memiliki

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

7/1/2008. Δvx. Carilah perpindahan, kecepatan rata rata dan laju rata rata

7/1/2008. Δvx. Carilah perpindahan, kecepatan rata rata dan laju rata rata 7//8 Mengunakan deekor ulrasonic Mengukur jarak suau objek dengan gelombang ulrasonic Bagaimana cara kerjana? Sensor memancarkan pulsa ulrasonic Mengukur waku anara dipancarkan dan dierima Mengukur jarak

Lebih terperinci

0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 7.1

0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 7.1 BAB 7 LIMIT FUNGSI Sandar Kompeensi Menggunakan konsep i fungsi dan urunan fungsi dalam pemecahan masalah Kompeensi Dasar. Menjelaskan secara inuiif ari i fungsi di suau iik dan di akhingga. Menggunakan

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

Soal-Jawab Fisika OSN 2015 Soal-Jawab Fisika OSN 5. ( poin) Tinjau sebuah bola salju yang sedang menggelinding. Seperi kia ahu, fenomena menggelindingnya bola salju diikui oleh perambahan massa bola ersebu. Biarpun massa berambah,

Lebih terperinci

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang Gerak Jauh Bebas 14:1:55 Gerak Jauh Bebas Gerak jauh bebas merupakan gerakan objekyang dipengaruhi gaya graiasi. Persamaan maemaik gerak jauh bebas sama dengan persamaan gerak1d unuk percepaan konsan.

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Kapita Selekta - Set 01 no Pertanyaan berhubungan dengan elektroskop yang ditunjukan pada gambar di bawah.

Xpedia Fisika. Kapita Selekta - Set 01 no Pertanyaan berhubungan dengan elektroskop yang ditunjukan pada gambar di bawah. Xpedia isika Kapia Seleka - Se 01 no 41-60 Doc. Name: XPIS9903 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 Peranyaan 40-41 berhubungan dengan elekroskop yang diunjukan pada gambar di bawah. 41. Keika baang bermuaan

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR A. KALOR (PANAS) Tanpa disadari, konsep kalor sering kia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kia mencampur yang erlalu panas dengan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Mekanika 01

Xpedia Fisika. Mekanika 01 Xpedia Fisika Mekanika 01 Doc. Name: XPFI0101 Doc. ersion : 2012-07 halaman 1 01. Manakah pernyaaan di bawah ini yang benar? (A) Perpindahan adalah besaran skalar dan jarak adalah besaran vekor. (B) Perpindahaan

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran

Lebih terperinci

Fungsi Bernilai Vektor

Fungsi Bernilai Vektor Fungsi Bernilai Vekor 1 Deinisi Fungsi bernilai vekor adalah suau auran yang memadankan seiap F R R dengan epa sau vekor Noasi : : R R F i j, 1 1 F i j k 1 dengan 1,, ungsi bernilai real Conoh : 1. 1 F

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika GERAKAN SATU DIMENSI Dsen: Tim Dsen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinemaika Mempelajari gerak maeri anpa melibakan

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka N. 4 Bandung 0. 414714 Fax. 0. 4587 hp//: www.smasanaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yah.c.id MODUL BAB 1 Page 1 f

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

BAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA. C. 7,5 m D. 15 m E. 30 m. 01. Persamaan antara getaran dan gelombang

BAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA. C. 7,5 m D. 15 m E. 30 m. 01. Persamaan antara getaran dan gelombang 1 BAB GEJALA GELOMBANG I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Persamaan antara getaran dan gelombang adalah (1) keduanya memiliki frekuensi (2) keduanya memiliki amplitude (3) keduanya memiliki panjang gelombang A.

Lebih terperinci

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Fakulas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universias Brawijaa Luas Penampang a. Bidang erenuk ak erauran Luas penampang didefinisikan seagai inegral dari luas elemen diferensial dengan A : Luas penampang secara

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1995

Fisika EBTANAS Tahun 1995 Fisika TANAS Tahun 1995 TANAS-95-01 Sebuah pia diukur, ernyaa lebarnya 1,3 mm dan panjangnya 15,5 cm., maka luas mempunyai angka pening sebanyak A. 6. 5. 4 D. 3. TANAS-95-0 Di bawah ini erera 5 grafik

Lebih terperinci

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita

MODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita MODUL 2 MODUL 2 Gerak Berbagai Benda di Sekiar Kia i Kaa Penganar Dafar Isi Pendidikan kesearaan sebagai pendidikan alernaif memberikan layanan kepada mayaraka yang karena kondisi geografis, sosial budaya,

Lebih terperinci

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber: Gejala Gelombang B a b B a b 1 gejala gelombang Sumber: www.alam-leoniko.or.id Jika kalian pergi ke pantai maka akan melihat ombak air laut. Ombak itu berupa puncak dan lembah dari getaran air laut yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

5. Kumparan tipis terdiri dari 4 lilitan diletakkan horisontal kemudian diberi arus listrik 5A. Jika jari-jari lingkaran 4cm,

5. Kumparan tipis terdiri dari 4 lilitan diletakkan horisontal kemudian diberi arus listrik 5A. Jika jari-jari lingkaran 4cm, 1. Seseorang memikul beban dengan mengunakan baang AB yang massanya diabaikan dan panjanngnya 90 cm. Beban 40 kg dileakkan diujung A dan beban 35 kg dileakkan diujung B. Agara baang seimbang ( AB mendaar)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL. : Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda. : 2 jam pelajaran

KISI-KISI SOAL. : Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda. : 2 jam pelajaran KISI-KISI SOAL Sauan Pendidikan Kelas Maa Pelajaran Maeri Waku : Sekolah Menengah Perama (SMP) : VIII C : IPA : Gerak Pada Makhluk Hidup dan Benda : 2 jam pelajaran No Kompeensi Dasar Indikaor Soal Nomor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 27/ 28 UJIAN SEMESTER GANJIL Maa Pelajar Fiika Kela XII IPA Waku 12 meni 1. Hubungan anara jarak () dengan waku () dari

Lebih terperinci

Transpor Polutan. Persamaan Konveksi Difusi Penyelesaian Analitik

Transpor Polutan. Persamaan Konveksi Difusi Penyelesaian Analitik Transpor Poluan Persamaan Konveksi Difusi Penelesaian Analiik Referensi Graf and Alinakar, 1998, Fluvial Hdraulis: Chaper 8, pp. 517-609, J. Wile and Sons, Ld., Susse, England. Teknik Sungai Transpor Poluan

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 28 Maret 2014

Hendra Gunawan. 28 Maret 2014 MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semeser II, 013/014 8 Mare 014 Kuliah ang Lalu 1.1 Fungsi dua aau lebih peubah 1. Turunan Parsial 1.3 Limi dan Kekoninuan 1.4 Turunan ungsi dua peubah 1.5 Turunan berarah

Lebih terperinci

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal

Jurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK LATERAL DAN TENAGA ANGIN PUTARAN RENDAH Soebyako, Ahmad Farid Dosen soebyako@yahoo.com, farield_s@yahoo.com Absrak Sisem pembangki lisrik enaga ombak laeral dan enaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku 2-2 Sudaryano Sudirham, Analisis Rangkaian Lisrik (1) BAB 2 Besaran Lisrik Dan Model Sinyal Dengan mempelajari besaran lisrik dan model sinyal,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1988

Fisika EBTANAS Tahun 1988 Fisika TANAS Tahun 1988 TANAS-88-01 Dua buah kapasior masing-masing mempunyai kapasias µf dan 4 µf dirangkai seri. Kapasias pengganinya A. 1 µf. 6 1 µf 3 µf 4 C. D. 4 µf 3. 6 µf TANAS-88-0 Gaya gerak lisrik

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA101 MATEMATIKA A Hendra Gunawan Semeser II, 016/017 9 Mare 017 Kuliah yang Lalu 11 Fungsi dua (aau lebih) peubah 1 Turunan Parsial 13 Limi dan Kekoninuan 14 Turunan ungsi dua peubah 15 Turunan berarah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu

BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA. Metode naik tangga yang diterapkan pada model robot tugas akhir ini, yaitu BAB III ANALISA MODEL ROBOT TANGGA 3.1 Gambaran Umum Robo Meode naik angga yang dierapkan pada model robo ugas akhir ini, yaiu meode karol dan rasio diameer roda-inggi anak angga/undakan. Gambar 3.1 Ilusrasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY)

Percobaan PENYEARAH GELOMBANG. (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) Percobaan PENYEARAH GELOMBANG (Oleh : Sumarna, Lab-Elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id) 1. Tujuan 1). Mempelajari cara kerja rangkaian penyearah. 2). Mengamai benuk gelombang keluaran.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Perencanaan dan pembuaan Perangka Keras Dalam pembuaan kunci jarak jauh dengan menggunakan minimum sisem 8088, digunakan meode pemodelan. Sebab pemodelan lebih

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Yeffry Handoko Putra 1, John Adler 2, Gugun Gunawan 3 ABSTRAK

Yeffry Handoko Putra 1, John Adler 2, Gugun Gunawan 3 ABSTRAK APLIKASI FILTER FINITE IMPULSE RESPONSE (FIR) UNTUK MENGHILANGKAN NOISE PADA SUARA MANUSIA MENGGUNAKAN GRAPHICAL USER INTERFACE (GUI) PEMROGRAMAN MATLAB Yeffr Handoko Pura 1, John Adler 2, Gugun Gunawan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

Chapter 4. hogasaragih.wordpress.com 1

Chapter 4. hogasaragih.wordpress.com 1 Chaper 4 hogasaragih.wordpress.com 1 7. Sebuah kerea dengan kecepaan konsan 60 km/jam menuju ke imur dalam waku 40 meni, kemudian bergerak ke imur degngan sudu 50 dari uara dalam waku 0 meni dan kemudian

Lebih terperinci

Soal UN Fisika Paket A. 01. Tebal balok diukur dengan menggunakan jangka sorong seperti gambar!

Soal UN Fisika Paket A. 01. Tebal balok diukur dengan menggunakan jangka sorong seperti gambar! Soal UN Fisika 010-011Pake A 01. Tebal balok diukur dengan menggunakan jangka sorong seperi gambar! 5cm 6 cm 0 5 10 Maka ebal balok adalah. A. 5,00 cm B. 5,05 cm C. 5,5 cm D. 6,00 cm E. 6,5 cm 0. Perhakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik

ENERGI LISTRIK Tujuan : Menentukan faktor faktor yang mempengaruhi besar energi listrik ENEGI LISTIK Tujuan : Menenukan fakor fakor yang mempengaruhi besar energi lisrik Ala dan bahan : 1. ower Suplay. Amperemeer 3. olmeer 4. Hambaan geser 5. Termomeer 6. Sopwach 7. Saif 8. Kawa nikelin 1

Lebih terperinci

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik.

KUAT ARUS DAN BEDA POTENSIAL Kuat arus adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar tiap detik. MODUL 2 : LISTRIK RANGKAIAN TERTUTUP Rangkaian eruup ialah rangkaian yang ak berpangkal dan ak berujung yang erdiri dari komponen lisrik (seperi kawa penghanar), ala ukur lisrik, dan sumber daya lisrik

Lebih terperinci