BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri
|
|
- Johan Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri pada 1849 di Weltevreden, Batavia. Sekolah ini selanjutnya mengalami berbagai perubahan kurikulum. Perubahan yang signifikan adalah reorganisasi pada Penerimaan siswa meningkat dari 30 calon siswa menjadi 50 calon siswa. 1 Penyandang gelar Dokter-Djawa juga akan memperoleh tunjangan f 30 setiap bulan dengan kenaikan f 5 setiap 5 tahun hingga maksimal f 50 tiap bulannya 2. Masa studi juga ditambah menjadi 1 tahun sehingga tiap siswa wajib menempuh pendidikan selama 3 tahun. 3 Padatahun 1875 dilakukan reorganisasi untuk kedua kalinya di Sekolah Dokter-Djawa. Sasaran reorganisasi ini lebih pada soal muatan kurikulum dan juga lama masa studi. Bahasa pengantarnya tidak lagi menggunakan Bahasa Melayu karena dalam beberapa kasus kurang tepat padanannya dengan terjemahan 1 De Waart. Vijf-en-zeventig jaren medisch onderwijs te Weltevreden, dalam Ontwikkeling van het Geneeskundig Onderwijs te Weltevreden (Weltevreden: G. Kolff & Co. 1926). hlm Ibid. hlm Ibid. hlm. 2-5.
2 bahasa Belanda 4. Hal itu dirasa menjadi kendala dalam proses pembelajaran di Sekolah Dokter-Djawa. Dalam proses pembelajaran dan aktivitas keseharian siswa Sekolah Dokter-Djawa dituntut untuk menguasai dan menggunakan bahasa Belanda, baik secara aktif maupun pasif. Selain itu, rentang masa menuntut ilmu pun diperpanjang dari yang semula hanya 3 tahun saja, diubah menjadi 7 tahun. 5 Itu pun dibagi menjadi dua bagian: divisi persiapan dan divisi kedokteran. Bagian awal yang merupakan bagian pertama yang harus dilalui siswa berlangsung selama 2 tahun, sedangkan 5 tahun berikutnya digunakan untuk divisi kedokteran. Dalam reorganisasi 1875 ternyata masih ditemukan banyak kekurangan sehingga bukan merupakan reorganisasi yang terakhir. Reorganisasi besar-besaran diinisiasi oleh direktur sekolah ini sendiri yang merupakan salah satu direktur paling progresif dibandingkan direktur-direktur sebelumnya. Dia adalah H.F. Roll. Dari dia pulalah sekolah ini berkembang dan mendapat nama baru: School tot opleiding van inlandsche artsen (Sekolah untuk melatih Dokter Pribumi), yang biasa disingkat menjadi Stovia. Gelar lulusannya pun berbeda dari sebelumnya yang bergelar Dokter Djawa menjadi Inlandsche Artsen (Dokter Pribumi). Kebutuhan akan tenaga medis semakin terasa setelah diberlakukannya Politik Pintu Terbuka yang ditandai dengan adanya Suiker Wet. Banyak perusahaan-perusahaan swasta memerlukan pelayanan kesehatan, terutama dari 4 Staatsblad van Nederlandsch Indie 1875 no. 264 Pasal 7. 5 Staatsblad van Nederlandsch Indie 1875 no. 264 Pasal 4.
3 Dokter-Djawa. Mereka mengharapkan pelayanan dari Dokter-Djawa karena lebih murah daripada dokter Eropa. 6 Perwira kesehatan sangat tidak mungkin diharapkan pelayanannya karena tugas mereka dalam kemiliteran yang tidak mungkin dianulir. Masa kepemimpinan H.F. Roll terbagi menjadi 2 periode. Seharusnya hanya 1 periode, tetapi karena kondisinya yang kurang sehat, beliau harus izin cuti ke negeri Belanda. 7 Periode pertama dimulai pada 1896, sedangkan periode kedua berlangsung pada Selama ditinggal H.F. Roll, Stovia diserahkan kepada De Jong. Pada periode kedua kepemimpinan H.F. Roll, ternyata ada usulan reorganisasi lagi. Roll sendiri sebenarnya pertama kali datang dari Belanda pada awal 1890-an. Akan tetapi pada waktu yang singkat tersebut, Roll menyadari bahwa sistem yang diterapkan masih kurang sempurna. B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Skripsi ini meneliti tentang tekad Direktur Sekolah yang sangat berperan penting dalam reorganisasi sekolah yang dipimpinnya. Reorganisasi besar-besaran yang pernah terjadi sebelumnya adalah tahun 1864 dan Banyak kalangan menganggap bahwa Fakultas Kedokteran UI berasal dari Stovia. Penggunaan 6 Hesselink, Liesbeth. Healer on the Colonial Market. (Leiden: KITLV Press. 2011). hlm Dokter-Djawa (yang nantinya disebut Dokter Pribumi) hanya boleh melakukan kegiatan medis di wilayah Hindia Timur, sedangkan dokter Eropa boleh melakukan kegiatan medis di seluruh dunia. 7 De Waart. op.cit. hlm
4 Stovia pertama kali diterapkan pada reorganisasi Selain itu, reorganisasi ini juga mempunyai beberapa perbedaan dengan landasan hukum sebelumnya yang mengacu pada Staatsblad van Nederlandsch-Indie 1875 No Dari latar belakang itu, maka yang menjadi permasalahan utama dalam penelitian ini adalah Pemikiran Direktur Sekolah untuk mereorganisasi sekolah. Untuk memperjelas arah penelitian, permasalahan itu kemudian dijadikan sebagai dasar dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi dilakukannya reorganisasi Stovia pada tahun 1902? 2. Apa hasil reorganisasi Stovia yang dilakukan pada tahun 1902? 3. Bagaimana tanggapan dan respon pihak-pihak terkait terhadap reorganisasi Stovia tahun 1902? 4. Siapa saja pihak yang pro-reorganisasi dan kontra-reorganisasi? C. Ruang Lingkup Aspek spasial dari skripsi ini adalah institusi pendidikan kesehatan Stoviadi Weltevreden. Walaupun sumber-sumber diciptakan di tempat yang berbeda, tetapi fokus penelitian tetap institusi Stovia yang berada di Weltevreden. Sedangkan aspek temporalnya berkisar antara 1901 hingga Periode awal dimulai pada 1901 karena ide reorganisasi 1902 lahir pada Aspek temporal dibatasi hingga 1908 karena pada tahun tersebut terjadi usulan reorganisasi sekolah yang merupakan tanggapan dari reorganisasi Aspek temporal tidak
5 menjelaskan hingga reorganisasi selanjutnya pada 1913 karena tokoh sentralnya sendiri, H.F. Roll, sudah tidak aktif lagi menjabat sebagai Direktur Sekolah. 8 D. Tujuan Skripsi ini bertujuan untuk: Menjadi salah satu referensi dalam pengajaran sejarah kedokteran di kampu-kampus Fakultas Kedokteran. Menjadi daya tarik bagi generasi penerus bangsa untuk tetap tidak berhenti menulis sejarah bangsa ini, terutama tentang pendidikan kesehatan maupun dokter itu sendiri. Menambah kajian tentang sejarah pendidikan kedokteran dalam Historiografi Indonesia. E. Tinjauan Pustaka Karya yang menjadi tinjauan pustaka dalam skripsi ini adalah sebuah skripsi dengan judul Politik Pendidikan Kolonial di Hindia Belanda: Stovia sebagai Tolok Ukur Kemajuan Bangsa ( ) karya Andry Nurcahyo. 9 Skripsi ini menjelaskan tentang perjalanan Stovia dari awal hingga berujung pada modernisasi pemikiran etis pada siswa-siswanya. Pemikiran etis ini 8 Pada , Roll telah menjadi pengajar Godelindeschool di Hilversum (sebelah tenggara Amsterdam). Algemeene Secretarie Grote Bundel Besluit No
6 ditunjukkan dengan berdirinya Boedi Oetomo oleh Dr. Soetomo dan kawankawan. Skripsi ini memang mirip dengan karya Andry Nurcahyo tersebut, yaitu mengenai Stovia sehingga isinya pun banyak membahas sejarah pendidikan kedokteran yang merupakan cabang dari sejarah sosial. Dari segi temporal, skripsi karya Andry Nurcahyo mempunyai rentang waktu yang lebih panjang. Akan tetapi, bukan berarti skripsi ini lebih kerdil daripada skripsi Andry Nurcahyo. Walaupun memiliki temporal yang pendek, tetapi memiliki informasi yang lebih mendalam tentang reorganisasi. Sebaliknya, skripsi karya Andry Nurcahyo justru terkesan minim. Kemudian juga terdapat skripsi yang menjelaskan tentang kelanjutan Stovia sebagai Sekolah Tinggi Kedokteran. Skripsi tersebut berjudul Perkembangan Sekolah Tinggi Kedokteran di Batavia Tahun yang ditulis oleh MM Nuning RW. 10 Skripsi karya Nuning juga memiliki penjelasan mengenai perkembangan Stovia yang menjadi cikal bakal Sekolah Tinggi Kedokteran. Akan tetapi, penjelasan Nuning tentang reorganisasi malah semakin minim dibandingkan dengan informasi di skripsi Andry. 9 Andry Nurcahyo. Politik Pendidikan Kolonial di Hindia Belanda. STOVIA sebagai Tolak Ukur Kemajuan Bangsa ( ). Skripsi S1. Jurusan Sejarah: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada MM Nuning RW. Perkembangan Sekolah Tinggi Kedokteran di Batavia Tahun Skripsi S1. Jurusan Sejarah: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada
7 Selain skripsi di atas, juga terdapat karya lain yang mempunyai korelasi dengan penulisan penelitian ini. Karya tersebut ditulis oleh Baha uddin dalam jurnal Lembaran Sejarah volume 2, No. 2, 2000 tentang Ekonomi, Lingkungan, Kesehatan dan Sepak Bola; Masyarakat Indonesia pada Masa Kolonial 11. Salah satu artikel di dalamnya sangat bersinggungan dengan tema yang sedang dibahas ini, yaitu tentang Stovia. Artikel tersebut berjudul Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada Masa Kolonial yang ditulis oleh Baha uddin. Artikel tersebut banyak membicarakan pendidikan dokter dan banyak membahas tentang Stovia 12. Tulisan ini hanya memiliki gambaran umum mengenai Stovia. Jurnal yang memuat tentang Stovia tersebut tidak jauh berbeda dengan karya Andry Nurcahyo. Dalam menjelaskan pendidikan kesehatan, artikel ini memerlukan 7 halaman. Penjelasan dimulai ketika berdirinya Dokter-Djawa School atas prakarsa Dr. W. Bosch. Akan tetapi, dalam menjelaskan reorganisasi 1902 sangat sedikit. 13 Maka dari itu, ada perbedaan yang mencolok karena skripsi ini akan mendapat keterangan yang lebih mendalam tentang spesifikasi pada usulan reorganisasi Stovia 1902 daripada artikel Baha uddin. 11 Baha Uddin. Pelayanan Kesehatan Masyarakat pada Masa Kolonial dalam Lembaran Sejarah Volume 2, No. 2, Ibid. hlm Hanya mengenai hasilnya saja, tidak ada penjelasan sebab mengenai sebab. Dalam skripsi ini, sebab-sebab dan model-model yang diajukan dalam reorganisasi dijelaskan dalam Bab 3.
8 F. Metode Penelitian Penelitian tentang reorganisasi sekolah kedokteran tahun 1902 menggunakan metode sejarah. Metode ini meliputi: penentuan tema, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi; analisis dan sintesis, danpenulisan. 14 Tahap kedua ialah Heuristik atau pengumpulan sumber. Sebab bila tidak adanya sumber, maka tidak akan ada hasil penelitian ini. Sumber yang banyak digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber tertulis. Penulis mempunyai beberapa tempat yang kira-kira mempunyai dokumen-dokumen tentang Stovia: Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusnas), Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan Museum Kebangkitan Nasional. Penulis mendatangi keempat tempat tersebut. Dua tempat terakhir tidak mempunyai dokumen-dokumen yang penulis butuhkan. Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia benar-benar hanya menyimpan buku-buku tentang penyakit, pengobatan, dan lain-lain. Di Museum Kebangkitan Nasional juga tidak mendapatkan hasil. Tempat ini hanya menyajikan diorama-diorama sekaligus saksi bisu para siswa Stovia. Penulis menemukan dokumen yang dibutuhkan hanya di ANRI dan Perpusnas saja. Tahap ketiga ialah verifikasi sumber. Sumber diuji tentang keterkaitan sumber dengan fakta pada masa itu. Bila sebuah sumber menyebutkan bahwa fakta yang ada bertentangan dengan masa itu, maka sumber tersebut tidak lolos uji 14 Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. (Yogyakarta: Bentang. 2005). hlm. 90.
9 verifikasi. Pada tahap ini, Penulis memilih dan memilah sumber yang ditemukan. Cara yang diambil adalah mencari kata kunci dan tahun penulisan. Kata kunci yang dicari adalah School Tot Opleiding Van Inlandsch Artsen/Stovia, Dr H.F. Roll, School tot opleiding van Inlandsch Geneeskundigen, dan reorganisasi. Tahap keempat ialah interpretasi sumber. Jika tidak dilakukan interpretasi, maka pembuat penelitian hanya menggabung-gabungkan sumber saja. Memang hal ini membuat sebuah karya sangat dipengaruhi oleh pembuatnya, yang berarti menurunkan kadar objektivitas, tetapi inilah yang akan menjadi buah pikiran atau kekhasan atau orisinalitas dari pembuat karya tersebut. Tahap terakhir adalah tahap penulisan. Penulisan ditata secara kronologis, berawal dari alasan diadakannya reorganisasi hingga tanggapan terhadap reorganisasi. G. Sumber Penelitian Sumber tertulis yang ditemukan di Arsip Nasional adalah Staatsblad, Algemeene SecretarieGrote Bundel Besluit No. 1116, No. 2204, dan No Foto tempat dilangsungkannya kegiatan belajar mengajar pun terdapat di Arsip Nasional. Di Perpusnas, penulis menemukan buku Bandera Wolanda, Het Rapport der commissie tot voorbereiding eener reorganisatie van den Burgerlijken Geneeskundigen Dienst, Ontwikkeling van het Geneeskundig Onderwijs te Weltevreden , dan Staatsblad. Penulis juga dibantu beberapa karya di
10 antaranya: Sejarah Kesehatan Nasional Indonesia, Di Negeri Penjajah, dan Healers on the Colonial Market. Penulis juga melacak sumber-sumber dari internet. Sumber yang ditemukan di internet diantaranya adalah dan Mengingat banyaknya sumber berbahasa Belanda, penulis juga menggunakan kamus dari Prof. Wojowarsito. Selain itu, penulis juga banyak menggunakan dalam usaha menterjemahkan. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan akan dibagi menjadi 5 bab. Kelima bab ini dibagi berdasarkan kronologi reorganisasi. Bab pertama adalah Pendahuluan. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, ruang lingkup dan permasalahan, tujuan, tinjauan pustaka, metode dan sumber, serta sistematika tulisan. Bab 2 menjelaskan tentang Sejarah Dokter-Djawa School dari keadaan yang membuat alasan didirikannya sekolah hingga perubahan besar Penjelasan pada bab ini hanya mencakup garis besarnya saja. Reorganisasi 1864 dan 1875 memiliki posisi yang cukup penting dalam bab ini. Bab ini penting untuk mengetahui sejarah sekolah kedokteran itu sendiri. Selain itu, reorganisasi 1875 dijadikan perbandingan untuk dikomparasikan terhadap situasi sekolah 1890an hingga Bab 3 menjelaskan tentang permasalahan yang menekankan pentingnya diadakan reorganisasi sekolah kedokteran. Dasar hukum lama (Staatsblad 1875 no. 265) dengan
11 kenyataan di lapangan sangat berbeda. Selain itu, ada situasi-situasi lain yang perlu diperbaiki untuk kemajuan sekolah. Bab 4 menjelaskan tentang hasil reorganisasi dan tanggapan yang muncul setelahnya. Bab ini merupakan isi penting dari skripsi ini. Bab hasil dari proses yang dijelaskan di bab 3. Bab 5 menjelaskan pertanyaan yang diajukan pada bab 1 mengenai permasalahan.
12
BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Keberadaan kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia tidak pernah. lepas dari kekuatan militernya. Militer merupakan sebuah kekuatan
BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Keberadaan kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia tidak pernah lepas dari kekuatan militernya. Militer merupakan sebuah kekuatan yang utama dalam menjaga kestabilan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpengaruh dalam bidang pendidikan khususnya di Sumatera Timur. perkembangan sehingga kekuasan wilayahnya semakin luas, disamping
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu upaya bagi manusia untuk mencapai suatu tingkat kemajuan, sebagai sarana untuk membebaskan dirinya dari keterbelakangan, dan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berada di pusat pemerintahan Afdeling Asahan. Letaknya sangat diuntungkan karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelabuhan Tanjung Balai Asahan yang terletak di Pantai Timur Sumatera berada di pusat pemerintahan Afdeling Asahan. Letaknya sangat diuntungkan karena berhadapan
Lebih terperinciSTRATEGI PENDIDIKAN BELANDA PADA MASA KOLONIAL DI INDONESIA
STRATEGI PENDIDIKAN BELANDA PADA MASA KOLONIAL DI INDONESIA Sangkot Nasution Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SumateraUtara Abstrak: Tujuan dari sekolah yang didirikan oleh Zending adalah untuk
Lebih terperinciVintage, Mikrofon Soekarno Saksi Bisu Peresmian UNAIR
Vintage, Mikrofon Soekarno Saksi Bisu Peresmian UNAIR UNAIR NEWS Diantara benda-benda bersejarah yang menjadi saksi bisu seremoni peresmian Universitas Airlangga pada tanggal 10 November 1954 adalah mikrofon
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di. Hindia Belanda sejak tahun Pada masa ini diterapkan suatu
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di Hindia Belanda sejak tahun 1900. Pada masa ini diterapkan suatu politik yang bertujuan untuk melunasi hutang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda antara tahun 1830 hingga akhir abad ke-19 dinamakan Culturstelsel (Tanam Paksa).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jajahan Belanda agar untuk turut diberikan kesejahteraan. lain Van Deventer, P. Brooshooft, dan Van Limburg Stirum.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan politik negeri Belanda terhadap negeri jajahan pada awal abad ke- 20 mengalami perubahan. Berkuasanya kaum liberal di parlemen Belanda turut menentukan kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana manusia dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir prestasi sepakbola di Sumatera Utara semakin menurun. Terakhir kali klub sepakbola Sumatera Utara menjuarai Liga Perserikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angkutan kota merupakan unsur yang penting dan. mempunyai pengaruh yang kuat dalam pembentukan lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angkutan kota merupakan unsur yang penting dan mempunyai pengaruh yang kuat dalam pembentukan lingkungan kehidupan kota yang produktif dan merupakan satu aspek dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia, Budi Utomo mendapat tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia, Budi Utomo mendapat tempat yang penting. Hari lahirnya ditetapkan sebagai hari kebangkitan nasional yang diperingati
Lebih terperinciPOTRET SEKOLAH PRIBUMI DI BREBES TAHUN 1859 Oleh: Kris Hapsari
POTRET SEKOLAH PRIBUMI DI BREBES TAHUN 1859 Oleh: Kris Hapsari Kabupaten Brebes sekitar tahun 1859-an Brebes periode 1859-an dalam Wordenboek van Nederlandsch Indie: Aardrijkskundig en Statistich digambarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran media komunikasi sangat berjasa dalam menumbuhkan kesadaran kebangsaan, perasaan senasib sepenanggungan, dan pada akhirnya rasa nasionalisme yang mengantar bangsa
Lebih terperinciPELAYANAN DAN SARANA KESEHATAN DI JAWA ABAD KE-20. Oleh: Dina Dwi Kurniarini, Ririn Darini, Ita Mutiara Dewi
PELAYANAN DAN SARANA KESEHATAN DI JAWA ABAD KE-20 Oleh: Dina Dwi Kurniarini, Ririn Darini, Ita Mutiara Dewi Abstrak Artikel tentang Pelayanan dan Sarana Kesehatan di Jawa Abad Ke-20 ini berusaha untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak akhir abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-20, kota-kota kolonial mulai memiliki makna penting bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak akhir abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-20, kota-kota kolonial mulai memiliki makna penting bagi perkembangan kota-kota di Indonesia. Menurut Roosmalen setidaknya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka bentuk penelitian ini adalah deskriptif naratif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
Lebih terperincimenyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Pada tahun 1884 terjadi krisis yang dialami industri gula di pulau Jawa, terjadi kemerosotan
1 BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian ini akan menitikberatkan pada sejarah kesehatan di Indonesia khususnya kota Malang pada tahun 1911-1916. Sehingga pada latar belakang ini, penulis akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pergerakan Nasional merupakan salah satu bagian dari perjalanan sejarah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pergerakan Nasional merupakan salah satu bagian dari perjalanan sejarah bangsa ini yang penting adanya. Karena pada masa ini meliputi berdirinya organisasi-organisasi
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan
BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus
BAB VI KESIMPULAN Berbagai penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan wacana agama Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus tema etika, dan moralitas agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan dijadikan milik diri manusia dengan belajar. 1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. topik kajian sejarah adalah permasalahan layanan kesehatan, seperti: rumah sakit 2,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah suatu masyarakat yang sangat erat kaitannya dengan fasilitas kesehatan, sarana transportasi dan komunikasi yang berada dalam masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan sebuah pinjaman dengan bunga yang ringan maupun menjual
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang berkembang dengan pertumbuhan penduduk yang pesat namun kemampuan ekonomi penduduk yang tidak mendukung membuat roda perekonomian
Lebih terperinciM PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini nama-nama pejuang pergerakan nasional yang turut berperang di kancah peperangan dan bernegosiasi di meja diplomasi pada umumnya banyak yang telah dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam membuat suatu alat bukti tertulis yang bersifat autentik dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Notaris merupakan pejabat umum yang kedudukannya sangat dibutuhkan dalam membuat suatu alat bukti tertulis yang bersifat autentik dari suatu perbuatan hukum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti untuk mengkaji skripsi yang berjudul Peranan K.H Mas Mansur Dalam Perkembangan
Lebih terperinciBAB II SEJARAH BERDIRINYA BANK RAKYAT INDONESIA BAB II SEJARAH BANK RAKYAT INDONESIA. A. Latar Belakang Berdirinya BRI
16 BAB II SEJARAH BERDIRINYA BANK RAKYAT INDONESIA BAB II SEJARAH BANK RAKYAT INDONESIA A. Latar Belakang Berdirinya BRI Lembaga perbankan yang menjadi cikal bakal BRI dirintis oleh seorang Patih di Wilayah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk dan menjajah wilayah Indonesia. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1942, Jepang mulai masuk dan menjajah wilayah Indonesia. 1 Berbagai upaya dikerahkan pemerintah Jepang agar mereka dapat tetap menduduki Indonesia. Beribu-ribu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun tidak lepas dari intrik-intrik politik dan memiliki tujuan didalamnya, hal yang pada awalnya
Lebih terperinciBAB I A. LATAR BELAKANG. Sardjito orang yang hebat. Predikat itu kiranya tidak. berlebihan jika kita sematkan pada sosok Prof. Dr. M.
1 BAB I A. LATAR BELAKANG Sardjito orang yang hebat. Predikat itu kiranya tidak berlebihan jika kita sematkan pada sosok Prof. Dr. M. Sardjito, MD. MPH karena Sardjito mengabdikan seluruh waktu, tenaga
Lebih terperinciWABAH PES DI KOTA SEMARANG TAHUN SKRIPSI
WABAH PES DI KOTA SEMARANG TAHUN 1916-1918 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Oleh : ANDHIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan Barat, pendidikan di Sumatra Timur bersifat magis religius yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pendidikan sudah dimulai sejak adanya manusia. Manusia yang ingin mencapai tingkat kemajuan harus menempuh pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal. Namun
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan juga diperlukan jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) merupakan salah satu fakultas dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta berkaitan dengan
Lebih terperinciJOHANNES PAULUS VAN DER STOK: DARI LOG BOOK ANGKATAN LAUT KE POLA ARUS PERMUKAAN DI PERAIRAN NUSANTARA
JOHANNES PAULUS VAN DER STOK: DARI LOG BOOK ANGKATAN LAUT KE POLA ARUS PERMUKAAN DI PERAIRAN NUSANTARA Bagi mereka yang pernah belajar oseanografi fisika, tentu pernah membaca tentang tokoh Matthew Fontaine
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu hak yang dimiliki seorang warga negara Indonesia. adalah hak untuk mendapatkan pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Salah satu hak yang dimiliki seorang warga negara Indonesia adalah hak untuk mendapatkan pendidikan. Hak warga negara untuk memperoleh pendidikan ini tertuang dalam
Lebih terperinciPELAYANAN DAN SARANA KESEHATAN DI JAWA ABAD XX
PELAYANAN DAN SARANA KESEHATAN DI JAWA ABAD XX Oleh: Dina Dwi Kurniarini, Ririn Darini, Ita Mutiara Dewi 1 Abstrak Artikel tentang Pelayanan dan Sarana Kesehatan di Jawa Abad Ke-20 ini berusaha untuk menguraikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batavia, dalam perjalanannya disebut dengan Jacatra, Jayakarta, dan Jakarta, adalah sebuah wilayah yang berada di bagian barat Pulau Jawa. Kota Batavia dibelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menandai dimulainya sepakbola modern. Lihat: ibid, hlm Ibid, hlm Ibid, hlm Ibid. hlm. 18. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan jenis permainan yang paling populer di dunia, termasuk di Indonesia. Kapan pertama kali permainan ini muncul belum dapat diketahui dengan pasti.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada modal swasta. Pemberlakuan Undang-Undang Agraria tahun adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah kolonial antara 1870-1900 merupakan masa liberal. Pada masa ini pemerintah kolonial melepaskan peranan ekonomi dan menyerahkan eksploitasinya kepada
Lebih terperinciPERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. sebagai pendukung dalam melaksanakan kegiatannya. Informasi merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Dalam era globalisasi, teknologi menjadi semakin berkembang dan informasi memegang peranan yang penting bagi organisasi. Informasi dibutuhkan organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, mengatur, mengembangkan, dan menyelesaikan urusan
Lebih terperinciSEJARAH PERKEMBANGAN KAWASAN LAMONGAN ( )
SEJARAH PERKEMBANGAN KAWASAN LAMONGAN (1569-1942) Nanik Prasasti Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang E-mail : nanikpeace@ymail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. moral dan juga nasionalisme. Hal tersebut melatarbelakangi pendirian Sekolah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan salah satu faktor pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan memberikan ilmu pengetahuan serta menanamkan ajaran moral dan juga nasionalisme.
Lebih terperinciPENGARUH POLITIK ETIS TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh: Melinda Vikasari NIM
PENGARUH POLITIK ETIS TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA TAHUN 1901-1942 SKRIPSI Oleh: Melinda Vikasari NIM 060210302106 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciSEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL
SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL Oleh: Yustina Hastrini Nurwanti (Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta) I.Pendahuluan Kebangkitan nasional adalah masa di mana bangkitnya rasa dan semangat persatuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad XX merupakan sebuah zaman baru dalam politik kolonial yang dengan diberlakukannya politik etis. Politik etis merupakan politis balas budi Kolonial dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai traktaat Siak. Pada saat itu Siak dipimpin oleh seorang sultan yang bernama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Kekuasaan kolonial di Sumatera Timur dimulai setelah ditandatanganinya perjanjian antara Siak dengan Belanda pada 1 Pebruari 1858 yang kemudian dikenal sebagai traktaat
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Pekalongan, merupakan sebuah kota yang terletak di pantai
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pekalongan, merupakan sebuah kota yang terletak di pantai utara provinsi Jawa Tengah. Karesidenan Pekalongan memiliki pelabuhan perikanan terbesar dan sering menjadi tempat
Lebih terperinciPERANAN PEMUDA DALAM PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA TAHUN
PERANAN PEMUDA DALAM PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA TAHUN 1908 1928 SKRIPSI Oleh Citra Yuliyanti Eka Pertiwi NIM 080210302021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transportasi adalah sarana untuk mempercepat waktu. dalam mencapai suatu tujuan. Di Indonesia, transportasi terbagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi adalah sarana untuk mempercepat waktu dalam mencapai suatu tujuan. Di Indonesia, transportasi terbagi menjadi tiga, yaitu transportasi darat, laut, dan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN USAHA GULA OEI TIONG HAM CONCERN DI JAWA SKRIPSI
PERKEMBANGAN USAHA GULA OEI TIONG HAM CONCERN DI JAWA 1900-1942 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. 1 Salah satu di antaranya adalah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu lembaga
Lebih terperinciFOTO KEGIATAN SIKLUS I
FOTO KEGIATAN SIKLUS I FOTO KEGIATAN SIKLUS II Lampiran : Observasi data LEMBAR OBSERVASI 1 Mata pelajaran : IPS Sejarah Kelas/Semester : VIII C / I (satu) Hari/tanggal : Kamis, 29 September 2011 Fokus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa
BAB III METODOLOGI A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa Pendudukan Jepang Tahun 1942-1945 mengambil lokasi di Salatiga. B. Bentuk dan Strategi Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi bangsa Indonesia pada masa awal kemerdekaan masih sangat buruk. Proses pergantian pemerintahan dari kolonial ke republik menimbulkan gejolak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Salatiga. Pertimbangan lokasi penelitian adalah : 1. Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur ada di Salatiga. 2. Salatiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di tahun 1958 Pemerintah Republik Indonesia melakukan kebijaksanaan
1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Di tahun 1958 Pemerintah Republik Indonesia melakukan kebijaksanaan ekonomi yaitu dengan melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan Belanda yang berjumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Pendidikan akan melahirkan orang-orang terdidik yang akan menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki posisi yang strategis untuk mengangkat kualitas, harkat, dan martabat setiap warga negara sebagai bangsa yang berharkat dan bermartabat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan peranan penting dan strategis. Bukan hanya dalam peningkatan spiritual umat, melainkan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...Baruklinting mencabut lidi tersebut, dan dari lubang bekas lidi itu memancar air. Air mengalir terus-menerus, bahkan mulai membanjiri pemukiman penduduk. Mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia peraturan mengenai notaris dicantumkan dalam Reglement op het
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga kenotariatan telah dikenal sejak jaman penjajahan Belanda. Hal ini dibuktikan dengan catatan sejarah yang termuat dalam beberapa buku saat ini. Di Indonesia
Lebih terperinciMENJADI PENELITI SEJARAH Oleh: Miftahuddin
MENJADI PENELITI SEJARAH Oleh: Miftahuddin Awal sekali yang perlu ditekemukakan bahwa sesunguhnya dalam lingkup akademis anggapan bahwa semua manusia adalah sejarawan bagi dirinya sendiri adalah kurang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Orang-orang Tionghoa menjadi kelompok imigran terbanyak. yang berada di Borneo Barat bahkan di Nusantara.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Orang-orang Tionghoa menjadi kelompok imigran terbanyak yang berada di Borneo Barat bahkan di Nusantara. Mayoritas orang Tionghoa di Borneo Barat 1 datang dari Provinsi
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN
KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Nama Sekolah : SMK AL-ISHLAH CILEGON Alokasi Waktu : 90 menit Mata Pelajaran : Sejarah Jumlah : 30 PG, 5 uraian Kelas/ Program
Lebih terperinciSISTEM TANAM PAKSA. Oleh: Taat Wulandari
SISTEM TANAM PAKSA Oleh: Taat Wulandari E-mail: taat_wulandari@uny.ac.id TOKOH-TOKOH PENENTANG TANAM PAKSA 1. Eduard Douwes Dekker (1820 1887) Ia mengarang sebuah buku yang berjudul Max Havelaar (lelang
Lebih terperinciB. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Kajian Pustaka F. Historiografi yang Relevan...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ombak besar, dan badai secara langsung di lautan 1, tetapi juga penghubung antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelabuhan bukan saja tempat berlabuh dan terhindar dari terpaan angin, ombak besar, dan badai secara langsung di lautan 1, tetapi juga penghubung antara jalur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam rangka pembangunan nasional. Garis besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan budaya yang memegang peranan penting dalam rangka pembangunan nasional. Garis besar pendidikan di Indonesia melalui tiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebudayaan dan gaya hidup Indis. Pada awal abad XX dalam kehidupan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penjajahan Belanda pada kurun abad XVIII hingga abad XX tak hanya melahirkan kekerasan, tapi juga memicu proses pembentukan kebudayaan khas, yakni kebudayaan dan gaya
Lebih terperinci100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL DAN KIPRAH DOKTER UNTUK BANGSA
100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL DAN KIPRAH DOKTER UNTUK BANGSA Mulai menatapaki era globalisasi dan persaingan bebas, kiranya telah menjadi keharusan bagi kita semua insan IDI bersama pemerintah dan semua
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 4.1.1 Profil Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Sejarah Fakultas Kedokteran Univversitas Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat dikatakan identik dengan asal usul dan pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asal usul dan pertumbuhan gerakan politik di kalangan Muslimin Indonesia dapat dikatakan identik dengan asal usul dan pertumbuhan Sarekat Islam, terutama pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Menjelang akhir abad ke-19 masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang serba terbelakang. Pejajahan serta penindasan mengakibatkan kemunduran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pers cetak atau surat kabar merupakan media komunikasi massa yang cukup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pers cetak atau surat kabar merupakan media komunikasi massa yang cukup efektif dalam penyebaran paham, pemikiran, gagasan, dan nilai-nilai suatu gerakan. Oleh karena
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi politik di Pakistan tak pernah jauh dari pemberitaan media internasional, kekacauan politik seolah menjadi citra buruk di mata internasional. Kekacauan
Lebih terperinciKULI DAN ANEMER ; Keterlibatan Orang Cina Dalam Pembangunan Jalan Kereta Api Di Priangan ( ) *) Oleh : Dr. Agus Mulyana, M.
KULI DAN ANEMER ; Keterlibatan Orang Cina Dalam Pembangunan Jalan Kereta Api Di Priangan (1878-1924) *) Oleh : Dr. Agus Mulyana, M.Hum Pengantar Pada pertengahan abad ke-19 merupakan periode sejarah di
Lebih terperinciZAMAN PERGERAKAN NASIONAL
ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL Faktor ekstern dan intern lahirnya nasionalisme Indonesia. Faktor ekstern: Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905 yang menyadarkan dan membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO.13 TAHUN 1992 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,
UNDANG-UNDANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO.13 TAHUN 1992 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang: a. bahwa transportasi mempunyai peranan penting
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Sebagai gerakan perempuan terbesar di Indonesia 1, banyak. pihak yang menilai bahwa gerakan PKK merupakan antiklimaks dari
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Sebagai gerakan perempuan terbesar di Indonesia 1, banyak pihak yang menilai bahwa gerakan PKK merupakan antiklimaks dari konstelasi feminitas di negeri ini. 2 Mereka
Lebih terperinciBIOGRAFI MR. ASAAT DATUK MUDO
BIOGRAFI MR. ASAAT DATUK MUDO Mr. Asaat Datuk Mudo adalah putra Minangkabau Sumatera Barat yang lahir di Dusun Pincuran Landai, Kenagarian Kubangputih, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam pada 18 September
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. yang terjadi di kawasan pelabuhan Muara Angke pada pertengahan tahun 1990an,
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pendaratan ikan berlangsung selama 24 jam dan tidak ada waktu khusus kapal mendarat. Kegiatan pendaratan ikan pada pagi hari, kebanyakan orang adalah nelayan, buruh nelayan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN SISTEM KEPEMILIKAN TANAH PADA PERKEBUNAN TEBU DI SINDANGLAUT, CIREBON ( )
PERKEMBANGAN SISTEM KEPEMILIKAN TANAH PADA PERKEBUNAN TEBU DI SINDANGLAUT, CIREBON (1870-1968) Development of The Land Ownership System of Sugar Cane Plantation in Sindanglaut Cirebon (1870-1968) Billy
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil
Lebih terperinciBAB II HINDIA BELANDA PADA AWAL ABAD XX DAN MUNCULNYA GERAKAN NASIONAL
BAB II HINDIA BELANDA PADA AWAL ABAD XX DAN MUNCULNYA GERAKAN NASIONAL A. Politik Etika di Hindia Belanda Tahun-tahun permulaan abad ke-20 ditandai dengan perkembangan ekonomi yang pesat dan perluasan
Lebih terperinciMODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL
MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL Fredy Hermanto, S. Pd., M.Pd. PPG DALAM JABATAN Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ada banyak agama di dunia ini, dari semua agama yang dianut oleh manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar di muka
Lebih terperinci