BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profil Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Sejarah Fakultas Kedokteran Univversitas Indonesia (FKUI) tidak terlepas dari sejarah kedokteran di Indonesia yang dimulai sejak penjajahan Belanda. Adapun momentum pendidikan kedokteran di Indonesia lahir pada tanggal 2 Januari 1849 lewat keputusan gubernur No.22. Ketetapan itu menjadi titik awal penyelengaraan pendidikan kedokteran di Indonesia (Nederlandsch Indie), yang ketika itu dilaksanakan di Rumah Sakit Militer Selang dua tahun kemudian, tepatnya pada bulan Januari 1851, dibuka sekolah pendidikan kedokteran di weltevreden dengan lama pendidikan dua tahun dan jumlah siswa 12 orang. Titik terang semakin terlihat ketika lulusan sekolah tersebut di gelari Dokter Jawa melalui surat keputusan Gubernement tanggal 5 Juni 1853 No. 10. Namun, sayangnya meski diberi titel dokter, lulusan sekolah tersebut hanya dipekerjakan sebagai manteri cacar. Nyaris 10 tahun lamanya dokter-dokter Indonesia harus menunggu untuk memperoleh wewenang lebih dari sekedar manteri cacar pada tahun 1864, lama pendidikan kedokteran diubah menjadi 3 tahun dan lulusan yang dihasilkan dapat menjadi dokter yang berdiri sendiri, meskipun masih dibawah pengawasan dokter Belanda. Sejarah kembali bergulir dan mencatat pertambahan waktu studi dokter Indonesia. Tahun 1875, lama pendidikan dokter menjadi 7 tahun termasuk pendidikan bahasa Belanda yang dijadikan sebagai bahasa pengantar. Lebih dari 20 tahun kemudian, tepatnya tahun

2 1898, barulah berdiri sekolah pendidikan kedokteran yang disebut STOVIA (School tot Opleiding voor Indische Artsen). Para alumni ketika itu disebut Inlandse Arts. Lama pendidikan kembali bertambah menjadi 9 tahun pada tanggal 1 Maret 1902, sekaligus mengiringi berdirinya gedung baru sekolah kedokteran di Hospitalalwege ( sekarang jl. Dokter Abdul Rahman Saleh 26). Masa pendidikan 9 tahun tersebut dibagi menjadi 2 tahun perkenalan dan 7 tahun pendidikan kedokteran. Baru setahun berselang sejarah kembali mencatat banyak hal. Waktu studi kembali bertambah kali ini menjadi 10 tahun, bersamaan disempurnakannya organisasi Stovia pada tahun Adapun 10 tahun masa studi ini terdiri dari 3 tahun perkenalan dan 7 tahun pendidikan kedokteran. Nama alumni juga berubah menjadi Indisce Art pada waktu itu. Masih pada tahun yang sama, dibuka sekolah kedokteran dengan nama NIAS (Nederlands Indische Artsen School di Surabaya). Untuk mementapkan kualitas lulusan dalam hal praktik, pada akhir tahun 1919, didirikan rumah sakit pusat CBZ (Centrale Burgerlijke Ziekenhuis, sekarang disebut RSCM). Yang dipakai sebagai rumah sakit pendidikan oleh siswa Stovia Memasuki milenium baru dan tantangan globalisasi yang semakin merambah dunia medis membuat FKUI bergegas membenahi diri. Puncaknya, pada tahun 2000 fakultas ini mendapat hibah kompetisi QUE P yang lantas menjadi lokomotif perubahan kurikulum. Hasilnya adalah kurikulum fakultas 2005 yang mengebrak berbagai sietem lama serta menghasilkan perubahan struktur organisasi sekaligus tata nilai di FKUI. Yang dimaksud adalah perubahan paradigma dan pola pikir. sebelumnya, seorang pakar yang di anggap memiliki ketrampilan tertinggi seakan diberi beban untuk memberi kulian kepada mahasiswa sejak adanya kurfak yang merampingkan jam kuliah ini, Filosofi lambat laun memudar. Kurikulum tersebut menuntut staf pengajar untuk bertindak sebagai fasilitator (tutor di

3 fakultas kedokteran lain) yang menjadi elemen penting dalam pendidikan dokter. Mengapa penting? karena fasilitaor akan menjadi aktivator atau bahkan provokator yang dapat memprovokasi mahasiswa untuk belajar dengan demikian, menjadi staf pengajar tidak lagi identik terbebani menyiapkan kuliah dan menjejali berupa-rupa ilmu kepada mahasiswa, tetapi berpartisipasi dalam mencetak dokter-dokter unggul yang berjiwa kritis, kreatif, dan inovatif. Akhirnya, sejarah mencatat kali kedua disusunnya kurikulum terintegrasi dikampus ini sejalan dengan rencana strategis (renstra) FKUI, Kurfak 2005 yang kini disebut kurikulum berbasis kompetensi FKUI 2005 dibakukan dan diterapkan hingga sekarang. Namun, bukan berarti jejak langkah FKUI berhenti sampai disini dengan semangat yang sama seperti saat berdirinya dulu, semangat perjuangan kampus ini tak pernah padam untuk mengojlok, menata apik, serta mempercantik sistem pendidikan kedokteran demi mencetak dokter-dokter unggul kebanggaan bangsa. Karena bagi fakultas ini, kesehatan paripurna rakyat Indonesia akan terus diperjuangkan sampai kapanpun Profil Film Pendidikan Komunikasi Dokter Pasien Film pendidikan komunikasi dokter pasien adalah film yang diperuntukan untuk mahasiswa FKUI secara khusus dan mahasiswa kedokteran secara umum di Indonesia. Film pendidikan ini dibuat oleh guru besar Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia Prof. Endang Basuki. MPH yang merupakan pakar ilmu komunikasi kedokteran, Film ini dibuat sebagai bagian dari materi perkiliahan di FKUI yang masuk kedalam bagian modul empati, film ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan gambaran pemahaman bagaimana profesi sebagai dokter dapat melakukkan komunikasi yang benar terhadap pasien dan memperlakukan pasien sebagai komunikan yang baik. 1 Film pendidikan komunikasi dokter pasien secara keseluruhan berdurasi 6 menit yang menceritakan seorang bayi berumur 8 bulan dirawat diruang ICU dengan Bronchopneumonia berat. Pasien menggunakan alat bantu ventilator. Ditangani bersama oleh dr.sp.an (X) dan 1 Sekretariat Modul KBK FKUI

4 dr. Sp.An (Y) hari ke-4 kondisi pasien memburuk, kedua dokter bertemu dengan keluarga pasien. Dari kedua dokter yang diceritakan dalam film komunikasi dokter pasien memiliki karakter yang berbeda, dokter yang pertama dalam film ini menceritakn bagaimana seorang dokter yang melakukan komunikasi yang baik terhadap pasiennya sedangkan dokter yang kedua menceritakan bagaimana dokter melakukkan komunikasi yang kurang baik.2 Gambar 4.1 Adegan Komunikasi Dokter Pasien Yang Baik Sumber: Sekuen 1 Film Pendidikan Komunikasi Dokter Pasien 2 Naskah film komuniasi dokter pasien

5 Gambar 4.2 Adegan Komunikasi Dokter Pasien Yang Kurang Baik Sumber: Sekuen 2 Film Pendidikan Komunikassi Dokter Pasien

6 4.2 Hasil Penelitian Karakteristik Responden Hasil dari penelitian ini merupakan data-data penelitian yang telah di analisa berasal dari hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh peneliti pada awal Januari sampai pertengahan bulan Januari 2013, responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran UI tahun akademik 2009/2010 Universitas Indonesia, dengan jumlah total responden sebanyak 90 orang Mahasiwa. Pengisian jawaban terhadap pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner yang telah dibagikan kepada responden langsung diawasi oleh peneliti, agar setiap pertanyaan yang tidak dimengerti oleh responden dapat ditanyakan langsung oleh peneliti dibawah ini : Hasil penelitian ini mengenai jenis kelamin responden dapat di ketahui pada tabel Tabel Jenis Kelamin No Responden F % 1 Laki-laki 41 46% 2 Perempuan 49 54% Hasil penelitian pada tabel diketahui jenis kelamin responden adalah laki-laki dengan jumlah 41 orang atau sebesar 46% dari total keseluruhan. Responden perempuan 49 orang atau sebesar 54%. Data tersebut menunjukan responden perempuan lebih banyak.

7 Jumlah responden itu didasarkan atas data mahasiswa FKUI tahun akademik 2009/2010 Ugniversitas Indonesia. Peneliti menarik responden berdasarkan teknik sampel Purposive Sampling/judgemental sampling. Dan dalam waktu menentukan sampel responden penelitian, peneliti sebelumnya akan memberikan pertanyaan frekuensi menonton film komunikasi dokter pasien? karena peneliti tidak boleh berasumsi semua orang pernah menonton film yang di teliti oleh peneliti. Akan tetapi yang dapat memberikan pendapat adalah mereka yang pernah menonton film komunikasi dokter pasien

8 4.2.2 Pola Menonton Tabel Frekuensi Menonton No Jawab F % % % % Hasil penelitian pada tabel diketahui rata-rata responden menonton film komunikasi dokter pasien yaitu 1 kali dari jumlah responden sebanyak 90 responden, responden yang menjawab 1 kali 51% atau 46 responden, responden yang menjawab 2 kali 32% sedangkan responden yang menjawab 3 kali 17 persen atau 15 responden. Maka bisa kita garis bawahi bahwa seluruh mahasiswa pernah menonton film komunikasi dokter pasien.

9 4.2.3 Efek Kognitif Film Komunikaasi Dokter Pasien Terhadap Mahasiswa Efek kognitif yaitu pengetahuan responden terhadap film komunikasi dokter pasien. Tabel Pengetahuan Cara Menyapa Pasien yang Baik No Kategori Jawaban F % 1 Mengetahui 87 97% 2 Kurang Mengetahui 3 3 % 3 Tidak Mengetahui 0 0% Sumber : kuesioner efek kognitif no 1 Hasil penelitian pada tabel diketahui bahwa terdapat 90 responden, dari jumlah tersebut yang MENGETAHUI cara menyapa pasien yang baik 87 orang responden dengan presentasi 97%, yang KURANG MENGETAHUI sebanyak 3 orang atau 3% dan yang TIDAK MENGETAHUI sebanyak 0 orang atau 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari responden mengetahui cara menyapa pasien yang baik.

10 Tabel Pengetahuan Cara Memperlihatkan Perilaku Verbal yang Baik Kepada Pasien No Kategori jawaban F % 1 Mengetahui 87 97% 2 Kurang Mengetahui 3 3% 3 Tidak Mengetahui 0 0% Sumber : kuesioner efek kognitif no 2 Hasil penelitian pada tabel diketahui bahwa terdapat 90 responden, dari jumlah tersebut yang MENGETAHUI cara memperlihatkan perilaku verbal yang baik kepada pasien sebanyak 87 orang responden dengan presentasi 97%, yang KURANG MENGETAHUI sebanyak 3 orang atau 3% dan yang TIDAK MENGETAHUI sebanyak 0 orang responden atau 0%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa 97% dari jumlah responden mengetahui cara memperlihatkan perilaku verbal yang baik kepada pasien.

11 Tabel Pengetahuan Cara Memberikan Penjelasan yang Terorganisir No Kategori jawaban F % 1 Mengetahui 84 93% 2 Kurang Mengetahui 6 7% 3 Tidak Mengetahui 0 0% Sumber : kuesioner efek kognitif no 3 Hasil penelitian pada tabel diketahui bahwa terdapat 90 responden, dari jumlah tersebut yang MENGETAHUI cara memberikan penjelasan yang terorganisir sebanyak 84 orang responden dengan presentasi 93%, yang KURANG MENGETAHUI sebanyak 6 orang atau 7% dan yang TIDAK MENGETAHUI sebanyak 0 orang responden atau 0%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa dari jumlah responden keseluruhan mengetahui cara memberikan penjelasan yang terorganisir.

12 Tabel Pengetahuan Cara Menanggapi Respon Pasien yang Baik No Kategori jawaban F % 1 Mengetahui 85 94% 2 Kurang Mengetahui 5 6% 3 Tidak Mengetahui 0 0% Sumber : kuesioner efek kognitif no 4 Hasil penelitian pada tabel diketahui bahwa terdapat 90 responden, dari jumlah tersebut yang MENGETAHUI cara menanggapi respon pasien yang baik dari film komunikasi dokter pasien sebanyak 85 orang responden dengan presentasi 94%, yang KURANG MENGETAHUI sebanyak 5 orang atau 6% dan yang TIDAK MENGETAHUI sebanyak 0 orang responden atau 0% Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa 94% dari jumlah responden keseluruhan mengetahui cara menanggapi respon pasien yang baik.

13 Tabel Pengetahuan Cara Memberikan Informasi yang Baik Kepada Pasien No Kategori jawaban F % 1 Mengetahui 83 92% 2 Kurang Mengetahui 7 8% 3 Tidak Mengetahui 0 0% Sumber : kuesioner efek kognitif no 5 Hasil penelitian pada tabel diketahui bahwa terdapat 90 responden, dari jumlah tersebut yang MENGETAHUI cara memberikan informasi yang baik kepada pasien sebanyak 83 orang responden dengan presentasi 92%, yang KURANG MENGETAHUI sebanyak 7 orang atau 8% dan yang TIDAK MENGETAHUI sebanyak 0 orang responden atau 0%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa mayoritas dari jumlah responden mengetahui cara memberikan informasi yang baik kepada pasien.

14 Tabel Pengetahuan Cara Mengunakan Bahasa yang Mudah Dimengerti No Kategori jawaban F % 1 Mengetahui 83 92% 2 Kurang Mengetahui 7 8% 3 Tidak Mengetahui 0 0% Sumber : kuesioner efek kognitif no 6 Hasil penelitian pada tabel diketahui bahwa terdapat 90 responden, dari jumlah tersebut yang MENGETAHUI mengenai cara mengunakan bahasa yang mudah dimengerti, tidak mengunakan istilah medik sebanyak 83 orang responden dengan presentasi 92%, yang KURANG MENGETAHUI sebanyak 8 orang atau 8% dan yang TIDAK MENGETAHUI sebanyak 0 orang responden atau 0% Hasil ini menunjukan 83 responden atau 92% mengetahui cara mengunakan bahasa yang mudah dimengerti.

15 Tabel Pengetahuan Pesan Pendidikan yang Terdapat dalam Film Komunikasi Dokter Pasien No Kategori jawaban F % 1 Mengetahui 83 92% 2 Kurang Mengetahui 5 6% 3 Tidak Mengetahui 2 2% Sumber : kuesioner efek kognitif no 7 Hasil penelitian pada tabel diketahui bahwa terdapat 90 responden, dari jumlah tersebut yang MENGETAHUI mengenai pesan pendidikan yang terdapat dalam film komunikasi dokter pasien sebanyak 83 orang responden dengan presentasi 92%, yang KURANG MENGETAHUI sebanyak 5 orang atau 6% dan yang TIDAK MENGETAHUI sebanyak 2 orang responden atau 2%. Hasil ini menunjukan mayoritas responden mengetahui mengenai pesan pendidikan yang terdapat dalam film komunikasi dokter pasien.

16 Tabel Pengetahuan Kesimpulan Cerita dalam Film Komunikasi Dokter Pasien No Kategori jawaban F % 1 Mengetahui 80 89% 2 Kurang Mengetahui 10 11% 3 Tidak Mengetahui 0 0% Sumber : kuesioner efek kognitif no 8 Hasil penelitian pada tabel diketahui bahwa terdapat 90 responden, dari jumlah tersebut yang MENGETAHUI mengenai kesimpulan cerita dalam film komunikasi dokter pasien sebanyak 80 orang responden dengan presentasi 89%, yang KURANG MENGETAHUI sebanyak 10 orang atau 11% dan yang TIDAK MENGETAHUI sebanyak 0 orang responden atau 0%. Hasil ini menunjukan mayoritas responden mengetahui kesimpulan cerita dalam film komunikasi dokter pasien.

17 Tabel Akumulasi Efek Kognitif (pengetahuan) Film Komunikasi Dokter Pasien Interval Penilaian F % Tinggi/positif % Sedang/netral 0 0% 8 12 Rendah/negatif 0 0% Berdasarkan dari hasil kuesioner yang sudah disebarluaskan kepada 90 sampel maka data yang di peroleh tentang efek kognitif film komunikasi dokter pasien pada Mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang terdiri dari 8 pertanyaan, seperti pengetahuan tentang cara menyapa pasien yang baik, cara memperlihatkan perilaku verban yang baik, mengetahui cara memberikan penjelasan yang terorganisir. Dapat di ketahui bahwa efek kognitif setelah di akumulasi dinilai tinggi/positif dengan nilai sebesar 90 atau 100%, sedangkan nilai sedang/netral sebesar 0 atau 0% dan yang terakumulasi atau pengetahuan rendah/negatif adalah 0 atau 0%. Jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa efek kognitif film komunikasi dokter pasien pada Mahasiswa/I FKUI tingkat IV angkatan 2009/2010 dapat dikategorikan tinggi.

18 4.2.4 Efek Afektif Film Komunikasi Dokter Pasien Terhadap Mahasiswa Efek afektif yang di maksud adalah sikap/pendapat, terhadap adegan dalam film komunikasi dokter pasien Tabel Adegan Menyapa Keluarga Pasien No Kategori jawaban F % 1 Jelas 81 90% 2 Kurang jelas 7 8% 3 Tidak jelas 2 2% Sumber : kuesioner efek afektif no 1 Hasil penelitian pada tabel diketahui bahwa 81 responden atau 90% menjawab JELAS bahwa informasi adegan menyapa keluarga pasien dalm film komunikasi dokter pasien, sedangkan 7 responden atau 8% menjawab KURANG JELAS, dan 2 responden atau 2% menjawab TIDAK JELAS. Hasil diatas menunjukan bahwa mayoritas responden menganggap JELAS adegan menyapa keluarga pasien dalam film komunikasi dokter pasien.

19 Tabel Adegan Menjelaskan Tujuan Pertemuan No Kategori jawaban F % 1 Jelas 76 84% 2 Kurang jelas 11 12% 3 Tidak jelas 3 4% Sumber : kuesioner efek afektif no 2 Hasil penelitian pada tabel diketahui bahwa 76 responden atau 84% menjawab JELAS adegan menjelaskan tujuan pertemuan kepada pasien dalm film komunikasi dokter pasien, sedangkan 11 responden atau 12% menjawab KURANG JELAS, dan 3 responden atau 4% menjawab TIDAK JELAS Hasil diatas menunjukan bahwa mayoritas responden berpendapat JELAS adegan menjelaskan tujuan pertemuan dalam film komunikasi dokter pasien.

20 Tabel Adegan Menunjukan Perilaku Non-verbal yang Baik (kontak mata, posisi postur tubuh, ekspresi wajah dan suara) No Kategori jawaban F % 1 Jelas 75 83% 2 Kurang Jelas 11 12% 3 Tidak Jelas 4 5% Sumber : kuesioner efek afektif no 3 Hasil penelitian pada tabel diketahui bahwa 75 responden atau 83% menjawab JELAS adegan menunjukanperilaku non-verbal yang baik (kontak mata, posisi postur tubuh, ekspresi wajah dan suara), sedangkan 11 responden atau 12% menjawab KURANG JELAS, dan 4 responden atau 5% menjawab TIDAK JELAS Hasil ini menunjukan bahwa mayoritas responden atau sebanyak 75 responden atau sekitar 83% responden menjawab JELAS adegan menunjukan perilaku non-verbal yang baik (kontak mata, posisi postur tubuh, ekspresi wajah dan suara).

21 Tabel Adegan Menunjukan Perilaku Non-verbal yang Kurang Baik (kontak mata, posisi postur tubuh, ekspresi wajah dan suara) No Kategori jawaban F % 1 Jelas 80 89% 2 Kurang Jelas 9 10% 3 Tidak Jelas 1 1% Sumber : kuesioner efek afektif no 4 Hasil penelitian pada tabel diketahui bahwa 80 responden atau 89% menjawab JELAS adegan menunjukan perilaku non-verbal yang kurang baik (kontak mata, posisi postur tubuh, ekspresi wajah dan suara), sedangkan 9 responden atau 10% menjawab KURANG JELAS, dan 1 responden atau 1% menjawab TIDAK JELAS Hasil ini menunjukan bahwa mayoritas responden menilai JELAS adegan menunjukan perilaku non-verbal yang kurang baik (kontak mata, posisi postur tubuh, ekspresi wajah dan suara),..

22 Tabel Adegan Mengetahui Informasi Tambahan yang dibutuhkan oleh Pasien No Kategori jawaban F % 1 Jelas 71 79% 2 Kurang jelas 18 20% 3 Tidak jelas 1 1% Sumber : kuesioner efek afektif no 5 Hasil penelitian pada tabel diketahui bahwa 71 responden atau 79% menilai JELAS adegan mengetahui informasi tambahan yang dibutuhkan oleh pasien, sedangkan 18 responden atau 20% menjawab KURANG JELAS, dan 1 responden atau 1% menjawab TIDAK JELAS Hasil ini menunjukan bahwa mayoritas responden menilai JELAS adegan mengetahui informasi tambahan yang dibutuhkan oleh pasien dalam film komunikasi dokter pasien

23 Tabel Adegan Mengunakan Bahasa yang Mudah dimengerti No Kategori jawaban F % 1 Jelas 82 91% 2 Kurang jelas 8 9% 3 Tidak jelas 0 0% Sumber : kuesioner efek afektif no 6 Hasil penelitian pada tabel diketahui bahwa 90 responden atau 91% menjawab JELAS adegan mengunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, tidak mengunakan istilah medik, sedangkan 8 responden atau 9% menjawab KURANG JELAS, dan 0 responden atau 0% menjawab TIDAK JELAS. Hasil ini menunjukan bahwa mayoritas responden menilai JELAS adegan mengunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, tidak mengunakan istilah medik dalam film komunikasi dokter pasien.

24 Tabel Adegan Memberikan Penjelasan yang Terorganisir No Kategori jawaban F % 1 Jelas 77 86% 2 Kurang jelas 10 11% 3 Tidak jelas 3 3% Sumber : kuesioner efek afektif no 7 Hasil penelitian pada tabel diketahui bahwa 77 responden atau 86% menjawab JELAS adegan memberikan penjelasan yang terorganisir, sedangkan 10 responden atau 11% menjawab KURANG JELAS, dan 3 responden atau 3% menjawab TIDAK JELAS. Hasil ini menunjukan bahwa mayoritas responden menilai JELAS adegan memberikan penjelasan yang terorganisir.

25 Tabel Adegan Memperhatikan Respon Paseien Sebelum Melanjutkan ke Proses Selanjutnya No Kategori jawaban F % 1 Jelas 80 89% 2 Kurang jelas 9 10% 3 Tidak jelas 1 1% Sumber : kuesioner efek afektif no 8 Hasil penelitian pada tabel diketahui bahwa 80 responden atau 89% menjawab JELAS adegan memperhatikan respon pasien sebelum melanjutkan ke proses selanjutnya, sedangkan 9 responden atau 10% menjawab KURANG JELAS, dan 1 responden atau 1% menjawab TIDAK JELAS. Hasil ini menunjukan bahwa mayoritas responden menilai JELAS adegan memperhatikan respon pasien sebelum melanjutkan ke proses selanjutnya dalam film komunikasi dokter pasien.

26 Tabel Akumulasi Efek Afektif (sikap) Terhadap Film Komunikasi Dokter Pasien Interval Penilaian F % Tinggi/positif 87 97% Sedang/netral 2 2% 8 12 Rendah/negatif 1 1% Berdasarkan data yang di peroleh tentang efek afektif film komunikasi dokter pasien pada Mahasiswa/I tingkat IV Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang terdiri dari 8 pertanyaan, seperti adegan menyapa pasien, adegan menjelaskan tujuan pertemuan, dan adegan yang menunjukan perilaku non-verbal yang baik. Dapat di ketahui bahwa efek afektif setelah di akumulasi dinilai tinggi/positif dengan nilai sebesar 87 atau 97%, sedangkan nilai sedang/netral sebesar 2 atau 2% dan yang terakumulasi atau pengetahuan rendah/negatif adalah 1 atau 1%. Jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa efek afektif film komunikasi dokter pasien pada Mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tingkat IV berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 87 dapat dikategorikan tinggi/positif.

27 4.2.5 Akumulasi Efek Kognitif dan Afektif Film Komunikasi Dokter Pasien Tabel Akumulasi efek kognitif dan efek afektif film komunikasi dokter pasien Interval Penilaian F % Positif % Netral 0 0% Negatif 0 0% Setelah memperoleh hasil dari kedua tahapan tersebut, peneliti kemudian mengolahnya untuk mendapatkan kesatuan tentang efek, yang hasilnya adalah film komunikasi dokter pasien memberikan efek positif terhadap 90 responden atau sebesar 100% pada penelitian ini. Sedangkan efek netral yang terakumulasi sebesar 0 atau 0% dan yang terakumulasi negatif adalah 0%. Jadi untuk tahap akumulasi efek kognitif dan efek afektif film komunikasi dokter pasien pada Mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tingkat IV berdasarkan skoring kriteria penilaian yaitu sejumlah 90 responden atau sebanyak 100% sehingga dapat dikategorikan positif.

28 4.3 PEMBAHASAN Pada tahap pembahasan ini, peneliti akan membahas data yang telah dikumpulkan berdasarkan hasil penelitian terhadap 90 responden. Untuk memperoleh gambaran yang jelas oleh sebab itu peneliti memberikan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan mengenai efek kognitif dan efek afektif film komunikasi dokter pasien terhadap Mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tingkat IV. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif serta menggunakan metode survey. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah stimulus respons karena peneliti menganggap teori ini sangat relevan dengan penelitian ini. Kaitan teori stimulus respon dengan hasil yang didapatkan dari rangsangan film pendidikan komunikasi dokter pasien mendapatkan respon sikap dan pengetahuan dari audiens. Penulis akan membahas data yang dikumpulkan berdasarkan hasil peneliitian terhadap responden, sehingga dapat diketahui efek film komunikasi dokter pasien terhadap Mahasiswa/I Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan Pertama pembahasan mengenai identitas responden, dalam pembahasan mengenai identitas responden ini, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan dalam kuesioner tersebut yaitu, jenis kelamin, usia. Berdasarkan hasil yang diperoleh dilapangan, maka diperoleh hasil jumlah perempuan lebih besar daripada laki-laki yaitu sebesar 49 responden atau 54% dan laki-laki yaitu 41 responden atau 46% yang merupakan mahasiswa/i dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan Dari total 90 responden ternyata semuanya menyatakan telah

29 menonton film komunikasi dokter pasien, disamping itu yang menonton film komunikasi dokter pasien secara keseluruhan 90 responden atau 100%. Kedua yaitu pembahasan mengenai efek kognitif film komunikasi dokter pasien kepada Mahasiswa/I FKUI tingkat IV angkatan Dalam pembahasan ini, peneliti mengajukan delapan pertanyaan dalam kuesioner tersebut yaitu diantaranya adalah pengetahuan tentang cara menyapa pasien yang baik, mengetahui cara memperlihatkan perilaku verbal yang baik, mengetahui cara memberikan penjelasan yang terorganisir, mengetahui cara menanggapi respon pasien yang baik, Mengetahui cara memberikan informasi yang baik kepada pasien, mengetahui mengunakan bahasa yang sederhana tidak mengunakan istilah medik, mengetahui pesan pendidikan dalam film komunikasi dokter pasien, mengetahui kesimpulan cerita dalam film komunikasi dokter pasien. Ketiga yaitu pembahasan mengenai efek afektif pada film komunikasi dokter pasien terhadap Mahasiswa/I FKUI tingkat IV angkatan Dalam pembahasan ini, peneliti mengajukan delapan pertanyaan dalam kuesioner tersebut yaitu diantaranya adalah adegan menyapa pasien, adegan menjelaskan tujuan pertemuan, adegan menunjukan perilaku nonverbal yang kurang baik, adegan mengetahui informasi tambahan yang dibutuhkan oleh pasien, adegan mengunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, adegan memperhatikan respon pasien sebelum melanjutkan ke proses selanjutnya. Setelah memperoleh hasil dari tiap-tiap tahap yakni kognitif dan afektif, peneliti kemudian membuat akumulasi dari setiap tahap tersebut, yang hasilnya adalah sebagai berikut: Pada efek kognitif (pengetahuan), mayoritas responden memiliki pengetahuan tinggi/positif terhadap efek film komunikasi dokter pasien terhadap Mahasiswa/I FKUI

30 tingkat IV. Yakni sebesar 100% atau sebanyak 90 responden sedangkan yang memiliki pengetahuan sedang/netral sebesar 0% atau sebanyak 0 responden. Pada efek afektif (sikap), mayoritas responden memiliki sikap tinggi/positif sebesar 97% atau 87 responden sedangkan sikap sedang/netral sebesar 2% atau 2 responden dan sikap rendah atau rendah/negatif sebesar 1% atau 1 responden. Dari pembahasan diatas dapat diartikan bahwa, persamaan tingkat pengetahuan menunjukan bahwa efek (pesan) yang di terima oleh reponden sama. Dan pengetahuan yang dimiliki dari tiap-tiap responden dapat mempengaruhi sikap yang mereka ambil.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian yang di peroleh dari lapangan dan juga melakukan pembahasan berdasarkan atas data yang di peroleh dari 97

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. corrected item-total correlation yang lebih besar dari 0,349 angka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. corrected item-total correlation yang lebih besar dari 0,349 angka BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik, sehingga mengahasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Identitas Responden Sebelumnya akan dijelaskan dahulu karakteristik responden yang meliputi usia, jumlah anak yang dimiliki, dan pendidikan terakhir.

Lebih terperinci

BAB 3 PROFIL RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO (RSUPN-CM)

BAB 3 PROFIL RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO (RSUPN-CM) BAB 3 PROFIL RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO (RSUPN-CM) Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSUPN- CM) adalah rumah sakit kelas A yang juga berfungsi sebagai

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan

Lebih terperinci

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA Esti Dwi Rinawiyanti Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut 1, Surabaya, Indonesia E-mail: estidwi@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan wujud yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. Setiap komunikasi dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 107 mahasiswa profesi PSPDG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 107 mahasiswa profesi PSPDG BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Analisis Univariat Subyek dalam penelitian ini berjumlah 107 mahasiswa profesi PSPDG UMY, namun saat jalannya penelitian terdapat 2 responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah... 6

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah... 6 DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 7 1. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL SURVEI KEPUASAN MAHASISWA TAHUN 2013/2014

LAPORAN HASIL SURVEI KEPUASAN MAHASISWA TAHUN 2013/2014 LAPORAN HASIL SURVEI KEPUASAN MAHASISWA TAHUN 2013/2014 Survey kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan akademik dan kemahasiswaan dilaksanakan setiap semester pada akhir perkuliahan semester yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 62 BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Terpaan Tayangan Jika Aku Menjadi Berdasarkan hasil full enumeration survey, diketahui sebanyak 113 (49,6 persen)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan telah semakin maju, peserta didik semakin berkembang dan terus mengikuti perkembangan teknologi. Peserta didik saat ini umumnya lebih

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ACCOUNT SEBAGAI SARANA INFORMASI (Studi Deskriptif Kuantitatif Pemanfaatan Account

PEMANFAATAN ACCOUNT SEBAGAI SARANA INFORMASI (Studi Deskriptif Kuantitatif Pemanfaatan Account PEMANFAATAN ACCOUNT TWITTER @anak_usu SEBAGAI SARANA INFORMASI (Studi Deskriptif Kuantitatif Pemanfaatan Account Twitter @anak_usu Sebagai Sarana Informasi Pendidikan, Event/kegiatan dan perkembangan kampus

Lebih terperinci

BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KOMPETENSI DALAM MENGIKUTI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM)

BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KOMPETENSI DALAM MENGIKUTI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM) BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KOMPETENSI DALAM MENGIKUTI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM) Faktor yang berpotensi berhubungan dengan Kompetensi remaja dalam mengikuti Program Kreativitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum TRANS7 TRANS7 semula bernama TV7 (di bawah naungan Kelompok Kompas Gramedia KKG). Pada tanggal 22 Maret 2000 keberadaan TV7 telah diumumkan dalam

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran tentang Iklan aplikasi chat KakaoTalk Versi Sherina

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Gambaran tentang Iklan aplikasi chat KakaoTalk Versi Sherina BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran tentang Iklan aplikasi chat KakaoTalk Versi Sherina Munaf dan BigBang Melalui program sosial marketing, penggunaan aplikasi chat yang semakin banyak dan semakin canggih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian SMP Mardi Rahayu Ungaran terletak di jalan Diponegoro No. 741, Ungaran, Kabupaten Semarang. Subjek dalam penelitian ada 134 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82 mahasiswa sarjana keperawatandengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kompetensi mahasiswa

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyajian hasil penelitian ini merupakan penjelasan mengenai data hasil

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyajian hasil penelitian ini merupakan penjelasan mengenai data hasil 74 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penyajian Hasil Penelitian Penyajian hasil penelitian ini merupakan penjelasan mengenai data hasil penelitian dari angket yang telah disebarkan ke responden yaitu anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). relevan sehingga berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). relevan sehingga berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak yang mendasar bagi setiap warga negara. Pendidikan yang dilakukan yaitu secara formal dan informal, keduanya memiliki kesamaan tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Jurusan Pendidikan IPS. di Fakultas Imu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Jurusan Pendidikan IPS. di Fakultas Imu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Jurusan Pendidikan IPS Jurusan Pendidikan IPS merupakan salah satu jurusan kependidikan di Fakultas Imu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

Sartika Tolingguhu NIM :

Sartika Tolingguhu NIM : Summary HUBUNGAN TINGKAT MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA (Suatu Penelitian Mahasiswa Semester IV di Jurusan S1 Keperawatan UNG) Sartika Tolingguhu NIM : 841 409

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti 70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti PAL. 2. Mahasiswa yang mengikuti PAL mempunyai persepsi yang baik tentang PAL. 3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berkembang demikian pesat, khususnya di bidang industri. Di satu sisi era ini membawa iklim

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik perawat pelaksana di ruang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat Subjek dalam penelitian ini berjumlah 107 responden, namun dalam proses berlangsungnya penelitian terdapat 2 responden yang

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini, peran website sebagai media promosi (X) diturunkan menjadi dua sub

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini, peran website sebagai media promosi (X) diturunkan menjadi dua sub BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV ini peneliti menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peran Website bapusipda.jabarprov.go.id Sebagai Media Promosi Badan Perpustakaan Dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah MTs Al Inayah yang berlokasi di jalan cijerokaso No.63 Kelurahan Sarijadi Bandung, Kecamatan Sukasari Bandung. MTs Al

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain survei deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya. Maka peranan pendidikan sangat penting bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Televisi merupakan satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Priyowidodo (2008) menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan yang baik selalu ditanamkan sejak dini oleh setiap orang tua karena pada usia dini, anak lebih mudah menerima dan menyerap segala informasi dan pengetahuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL Imelda Martina GS STIK Immanuel Abstrak Keefektifan kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, pemerintah sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pendidikan merupakan suatu proses pembinaan, pengayoman, pengajaran dan pembentukan karakter manusia baik secara fisik dan mental untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nusantara. Sebagai media televisi komunitas kampus, Binus TV menjadi salah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nusantara. Sebagai media televisi komunitas kampus, Binus TV menjadi salah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Sejarah Binus TV Binus TV adalah media televisi komunitas yang dimiliki oleh Bina Nusantara. Sebagai media televisi komunitas kampus, Binus TV menjadi salah satu

Lebih terperinci

Mengubah Orientasi: Dari Kompetensi ke Kontribusi

Mengubah Orientasi: Dari Kompetensi ke Kontribusi Mengubah Orientasi: Dari Kompetensi ke Kontribusi Rhiza S. Sadjad Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin MAKASSAR Ketika Belanda dengan Politik Etis -nya mulai mendirikan sekolah-sekolah untuk pribumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu pendidikan Indonesia agar dapat bersaing dalam pasar tenaga kerja dengan menyesuaikan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang professional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan sangat

Lebih terperinci

Surat Persetujuan Menjadi Responden. menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara. Penelitian

Surat Persetujuan Menjadi Responden. menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara. Penelitian Lampiran 1 Surat Persetujuan Menjadi Responden Nama saya Nanda Sartika, mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden

BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Umur berhubungan dengan usia kerja, kekuatan fisik dan kecerdasan intelektual maupaun emosional. Kemampuan seorang perawat dalam berpikir kritis dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. UMY berdasarkan nilai kecerdasan emosional Nilai Kecerdasan Emosional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. UMY berdasarkan nilai kecerdasan emosional Nilai Kecerdasan Emosional BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Mahasiswa Kedokteran UMY Berdasarkan Nilai Kecerdasan Emosional Tabel 4. Distribusi frekuensi karakteristik mahasiswa kedokteran UMY berdasarkan nilai

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. Sinembah Kabupaten Rokan Hilir terhadap Acara Sinetron Tukang Bubur Naik

BAB III PENYAJIAN DATA. Sinembah Kabupaten Rokan Hilir terhadap Acara Sinetron Tukang Bubur Naik BAB III PENYAJIAN DATA Penyajian data ini merupakan hasil dari penyebaran angket yang diberikan kepada masyarakat RW 02 Desa Gelora, dimana angket yang telah disebarkan sesuai dengan penelitian yaitu Respon

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peneliti menempuh beberapa tahap penelitian dalam pengumpulan data.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peneliti menempuh beberapa tahap penelitian dalam pengumpulan data. BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data Peneliti menempuh beberapa tahap penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan tersebut sebagai berikut : 4.1.1 Tahap Awal Penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adaptasi yang juga berbeda pada setiap individu baik secara biologis, psikologis dan sosial (Ntoumanis, Edmunds & Duda, 2009).

I. PENDAHULUAN. adaptasi yang juga berbeda pada setiap individu baik secara biologis, psikologis dan sosial (Ntoumanis, Edmunds & Duda, 2009). 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stres disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan respon yang berbeda terhadap stres sehingga menghasilkan adaptasi yang juga berbeda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. distribusi responden berdasarkan karakteristik tersebut di atas.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. distribusi responden berdasarkan karakteristik tersebut di atas. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Dalam bagian gambaran umum responden ini akan disampaikan deskripsi mengenai responden. Gambaran umum responden meliputi jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan era globalisasi membuat setiap orang harus mampu untuk bersaing sesuai kompetensi yang dimiliki. Upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) tertuju pada

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Pada penelitian ini, telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner nyeri leher aksial. Pengujian dilakukan dengan uji Cronbach s

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan syarat mutlak bagi pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik, Melalui pendidikan dapat dibentuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA BERDASARKAN KURIKULUM 2004 (STUDI KASUS DI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG) TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP HIMPUNAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA BOLA BERLABEL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5 TUBAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP HIMPUNAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA BOLA BERLABEL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5 TUBAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP HIMPUNAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA BOLA BERLABEL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5 TUBAN Umirindiyah SMP Negeri 5 Tuban, Tuban-Jatim, umi.rindiyah66@gmail.com

Lebih terperinci

PERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ANDI SULTHAN DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA

PERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ANDI SULTHAN DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA PERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ANDI SULTHAN DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA Santi Sinala *) *) Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes RI Makassar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum Objek Penilitian Perkembangan internet di era globalisasi yang semakin canggih, seperti penyebaran informasi yang semakin cepat dan efisien. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang terletak di Jl. Ringroad

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso Reflina Suak, Irwan Said, dan Yunus Kendek Paluin Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan

Lebih terperinci

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Sejarah Kurikulum Prodi Teknik Informatika Hingga saat ini, Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW inamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR ERITA PENEK MELALUI METOE JIGSAW S Negeri Kasimpar Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Penelitian Penelitian ini dilakukan di STIKES Surya Global, pada mahasiswa semester 6 pada tanggal 18-19 Mei 2016. Jumlah sample dalam penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1) Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah Explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara tingkat pendidikan, pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian non-eksperimental dan bersifat deskriptif. Data diambil

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian non-eksperimental dan bersifat deskriptif. Data diambil BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian non-eksperimental dan bersifat deskriptif. Data diambil melalui pemberian

Lebih terperinci

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012 HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentukpenelitian yang ditujukan untuk mendeskriptifkan fenomena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Djarum Super MLD 4.1.1 Profil PT. Djarum PT. Djarum adalah salah satu perusahaan rokok di Indonesia. Perusahaan ini mengolah dan menghasilkan jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan. rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi, teknologi dan komunikasi menuntut perkembangan kebutuhan informasi yang akurat dan cepat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka informasi harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai spesialistik dan mempunyai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai spesialistik dan mempunyai BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Rumah Sakit Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai spesialistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam proses kegiatan penelitian ini, ada beberapa langkah-langkah dalam melakukan proses penelitian berdasarkan prosedur yang dilaksanakan di lapangan: Tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek,

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif yaitu suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus berhubungan dengan klien dan keluarganya sejak kelahiran sampai kematian. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB 5 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB 5 METODOLOGI PENELITIAN 5.1. Desain Study Desain penelitian ini menggunakan desain study cross sectional yaitu penelitian non-eksperimental yang mempelajari dinamika korelasi anatara faktor resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi dalam situasi global. Hal tersebut menjadi alasan penting bagi Indonesia untuk melakukan reformasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Menurut Witherington dalam Hanafiah dan Suhana (2009:7) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk

Lebih terperinci

KUESIONER. Bagian ini menyatakan tentang identitas responden Nama : Jenis Kelamin : Asal Universitas : Jurusan : Semester : No Mata Kuliah Sudah Belum

KUESIONER. Bagian ini menyatakan tentang identitas responden Nama : Jenis Kelamin : Asal Universitas : Jurusan : Semester : No Mata Kuliah Sudah Belum Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER Bagian A Bagian ini menyatakan tentang identitas responden Nama : Jenis Kelamin : Asal Universitas : Jurusan : Semester : No Mata Kuliah Sudah Belum 1 Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBHASAN. profesi pendidikan dokter gigi UMY angkatan 2011 di Rumah Sakit Gigi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBHASAN. profesi pendidikan dokter gigi UMY angkatan 2011 di Rumah Sakit Gigi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tingkat pengetahuan komunikasi terapeutik mahasiswa profesi pendidikan dokter gigi UMY angkatan 2011 di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan pelayanan kebidanan. Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan Hindia Belanda. Pada tahun 1851 seorang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian 73 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan anggota keluarga pada pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan yang dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta era globalisasi, menuntut para pebelajar dapat mengikuti semua perkembangan saat ini dan masa yang

Lebih terperinci

PENGARUH SIKAP PERAWAT DALAM KETERLAMBATAN BERKAS REKAM MEDIS TERHADAP PENGISIAN REKAPITULASI LAPORAN PELAYANAN RL 3.1 RAWAT INAP DI RSU HERNA MEDAN

PENGARUH SIKAP PERAWAT DALAM KETERLAMBATAN BERKAS REKAM MEDIS TERHADAP PENGISIAN REKAPITULASI LAPORAN PELAYANAN RL 3.1 RAWAT INAP DI RSU HERNA MEDAN PENGARUH SIKAP PERAWAT DALAM KETERLAMBATAN BERKAS REKAM MEDIS TERHADAP PENGISIAN REKAPITULASI LAPORAN PELAYANAN RL 3.1 RAWAT INAP DI RSU HERNA MEDAN SITI PERMATA SARI LUBIS ABSTRAK Sikap merupakan reaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Penilaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Penilaian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pendidikan tinggi adalah aspek relevansi. Aspek relevansi ini, perguruan tinggi dituntut mampu menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing dan siap

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI

EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI 24 EFEKTIVITAS DESAIN PESAN VIDEO IPB KARYA UNTUK NEGERI Desain pesan adalah rancangan pesan yang ada pada suatu informasi. Video memiliki desain pesan yang berbentuk audio dan visual. Pesan audio merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH SIKAP PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR PEMERIKSAAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM HERNA MEDAN TAHUN 2015

PENGARUH SIKAP PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR PEMERIKSAAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM HERNA MEDAN TAHUN 2015 PENGARUH SIKAP PETUGAS REKAM MEDIS TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR PEMERIKSAAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM HERNA MEDAN TAHUN 2015 FITRIYANI LUBIS ABSTRAK Kelengkapan rawat inap adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Tipe penelitian yang digunakan oleh penulis disini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu merupakan penelitian yang hasilnya berupa

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah pemirsa iklan obat bebas di televisi yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah pemirsa iklan obat bebas di televisi yang V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identitas Responden Responden penelitian ini adalah pemirsa iklan obat bebas di televisi yang berdomisili di kelurahan Perumnas Way Halim yang berjumlah 96 orang. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN PADA FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS.

PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN PADA FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS. PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN PADA FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ANDALAS Ahadiyah Yuniza a, Hery Bachrizal Tanjung b, dan Adrizal a a Dosen Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks. Sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM STUDI AGRIBISNIS YANG BERBASIS KOMPETENSI ABSTRAK

KURIKULUM PROGRAM STUDI AGRIBISNIS YANG BERBASIS KOMPETENSI ABSTRAK 1 KURIKULUM PROGRAM STUDI AGRIBISNIS YANG BERBASIS KOMPETENSI Kusmantoro Edy, S. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ABSTRAK Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 4 menjelaskan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 4 menjelaskan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab II Pasal 4 menjelaskan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT KURIKULUM

PENGEMBANGAN PERANGKAT KURIKULUM Kampus Ketintang Surabaya - 631 website: www.fmipa.unesa.ac.id No. PM/01/GPM/FMIPA- Nomor Revisi : Tanggal Terbit : Disusun oleh: Disetujui oleh: Nama Dr. Fida Rachmadiarti, M.Kes. Nama Prof. Dr. Suyono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi akademik merupakan kajian yang menarik dalam berbagai penelitian pendidikan. Prestasi akademik merupakan salah satu indikator keberhasilan seseorang

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. dengan tingkat kesadaran, tingkat kesukaan, dan tingkat keyakinan terhadap

BAB III PENYAJIAN DATA. dengan tingkat kesadaran, tingkat kesukaan, dan tingkat keyakinan terhadap 63 BAB III PENYAJIAN DATA dengan tingkat kesadaran, tingkat kesukaan, dan tingkat keyakinan terhadap merek di kalangan komunitas Solo Hijabers kota Solo, telah dilakukan pengumpulan data melalui penyebaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 04 Kelurahan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Belajar Pada dasarnya belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

Lebih terperinci