PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 186/PHPU.D-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH ACARA PEMERIKSAAN PERKARA (I) J A K A R T A RABU, 6 OKTOBER

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 186/PHPU.D-VIII/2010 PERIHAL Permohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Lombok Tengah PEMOHON Tgh. Lalu Gede Muh. Ali Wirasakti Amir Murni dan H. Lalu Elyas Munir Jaelani TERMOHON KPU Kabupaten Lombok Tengah ACARA Pemeriksaan Perkara (I) Rabu, 6 oktober 2010, Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat. SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Achmad Sodiki (Ketua) 2) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota) 3) Harjono (Anggota) Wiwik Budi Wasito Panitera Pengganti 1

3 Pihak yang Hadir: Kuasa Hukum Pemohon: - Karmal Marshudi - Lalu Armayadi - Basri Mulyani - D.A. Malik Termohon: - Agus (Ketua KPU Kabupaten Lombok Tengah) - Husnawati (Anggota KPU Kabupaten Lombok Tengah) Kuasa Hukum Termohon: - Mahsan - Kusuma Hadi Kuasa Hukum Pihak Terkait: - Budi Rahmat Iskandar - Burhannurdin 2

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: ACHMAD SODIKI Sidang Perkara Nomor 186/PHPU.D-VIII/2010 dengan ini saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3 X Baik, Assalamualaikum wr.wb. Selamat siang, Salam Sejahtera untuk kita semua. Baiklah sekarang saya ingin menyilahkan pada Pemohon untuk mengenalkan lebih dahulu siapa saja yang menjadi Kuasa dari Pemohon atau Pemohonnya sendiri, saya persilakan. 2. KUASA HUKUM PEMOHON: KARMAL MARSHUDI Assalamualaikum wr.wb. Kami Kuasa Hukum Tuan Guru H. Lalu Gede Muh. Ali Wirasakti Amir Murni. Lc. MA., dan kawan-kawan. Dimana kami sebagai Kuasa Hukumnya yang saya atas nama Karmal Marshudi, SH. Disebelah kiri saya Lalu Armayadi. SH. Sebelah kanan saya Basri Mulyani beserta D.A Malik. SH. 3. KETUA: AHMAD SODIKI Baik dari Termohon. 4. KUASA HUKUM TERMOHON: MAHSAN Terima kasih Majelis Hakim Yang Mulia dari Termohon KPU Kabupaten Lombok Tengah Kuasa Hukum memberikan Kuasa 3 orang tapi yang hadir pada saat ini 2 saya sendiri Mahsan, Kemudian sama Kusuma Hadi, dan langsung dari prinsipal anggota KPU Kabupaten Lombok Tengah KPU Provinsi NTB, terima kasih. 5. KETUA: AHMAD SODIKI Baik, Pihak Terkait silakan. 3

5 6. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: BUDI RAHMAT ISKANDAR Terima kasih Yang Mulia. Saudara Pemohon dan Saudara Termohon. Kami Budi Rahmat Iskandar dan rekan kami Burhannurdin berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 5 Oktober sebagai Kuasa dari H.M. Suhaili, FT. SH. Dan Drs. H. L. Nurmal Suzana Beliau adalah pasangan calon nomor urut 4 dalam Pemilukada Kabupaten Lombok Tengah. Terima kasih. 7. KETUA: AHMAD SODIKI Ya. Jadi, sudah lengkap Pemohon, Termohon, dan Pihak Terkait ya. Sekarang saya mempersilakan Saudara Pemohon untuk menyampaikan pokok-pokok permohonan. Jadi, ini tidak menbaca tetapi menyampaikan pokok-pokok permohonan saja mana yang paling urgent untuk disampaikan dalam persidangan ini saya persilakan. 8. KUASA HUKUM PEMOHON: KARMAL MARSHUDI Terima kasih Yang Mulia. Dalam kesempatan ini kami akan menyampaikan beberapa poin-poin dari permohonan kami di dalam permohonan ini yang menjadi objek singkat kami adalah: 1. Berita acara rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ditingkat Kabupaten oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Lombik Tengah tanggal 27 September Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Lombok Tengah SK Nomor 61/KPTS/KPU-KAB /2010 tentang Penetapan Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010 Tanggal 27 September Berita Acara Rapat Pleno Nomor 09/BA/VIII/2010 tertanggal 27 September 2010 tentang Penetapan Calon Terpilih Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Lombik Tengah SK Nomor 62/KPTS/KPU-KAB/ /2010 tentang Penetapan Pasangan Calon Terpilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010 tanggal 27 September Adapun yang menjadi dasar pokok-pokok yang diajukan permohonan atas keberatan Pemohon adalah sebagai berikut: a. Kedudukan hukum terurai dalam permohonan kami tidak perlu kami bacakan secara panjang lebar, kemudian. b. Kewenangan Mahkamah Konstitusi demikian pula. 4

6 c. Tenggang waktu pengajuan permohonan, juga bisa dibaca secara jelas di sini. Kemudian yang perlu kami bahas tentang. d. Pokok-pokok permohonan. Dipokok-pokok permohonan ini kami akan sampaikan beberapa poin bahwa Pemohon menyatakan keberatan terhadap keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Lombok Tengah seperti nomor yang kami sampaikan tersebut di atas. Bahwa penyelenggaraan Pemilukada Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010 yang dilakukan oleh Termohon dari awal proses sehingga penetapan pasangan terpilih putaran kedua dalam penyelenggaraannya penuh dengan kecurangan yang dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan massif. Hal mana sangat bertentangan dengan asas-asas Pemilu yang jujur dan adil sebagaimana harapan masyarakat kita semua dalam kehidupan yang demokratis. Bahwa Termohon selaku penyelenggara Pemilukada Lombok Tengah dalam melaksanakan tugasnya selaku pelaksana Pemilukada di Lombok Tengah telah gagal melaksanakan Pemilu yang bersih, jujur, dan adil yang seharusnya dalam penyelenggaraannya harus berlandaskan pada asas Pemilu yang jujur dan adil dengan berpedoman pada kode etik penyelenggara Pemilu sebagaimana diatur dalam Peraturan KPU Nomor 31 Tahun 2008 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum. Selanjutnya, bahwa akan tetapi harapan mejadi pupus karena KPU Lombok Tengah dalam penyelenggara Pemilukada tahun 2010 tidak mandiri dan independent akan tetapi justru KPU Lombok Tengah selaku penyelenggara ikut melibatkan diri dalam konflik kepentingan, hal mana sangat merugikan masyarakat Lomok Tengah yang mendambakan pimpinan yang dicita-citakan. Bahwa, kecurangan dalam pelaksanaan Pemilukada Lombok Tengah oleh Termohon sesungguhnya dimulai sejak awal penyaringan bakal calon hingga lahirnya Keputusan KPU Lombok Tengah tentang Penetapan Bupati dan Wakil Bupati Lombok Tengah Terpilih dan Pemohon uraikan sebagai berikut. Bahwa KPU Lombok Tengah dengan sengaja telah mengabaikan asas-asas Pemilu serta kode etik terhadap Pemilu yang nyata-nyata telah melanggar prinsip-prinsip dasar penyelenggara Pemilu. Adapun prinsip dasar yang dilanggar Termohon yang Pemohon masukkan yaitu bahwa Termohon tidak menggunakan kewenangan berdasarkan kewenangan akan tetapi telah bertindak sewenang-wenang. Terbukti pada waktu H-2 pemungutan suara disebagian besar TPS seluruh Kecamatan Kabupaten Lombok Tengah telah terjadi pembiyaran pergantian dan pemberhentian anggota/ketua KPPS tanpa prosedur yang berlaku sebagaimana dapat 5

7 dilihat dari table di bawah ini serta Termohon melibatkan diri terhadap konflik yang..., dalam konflik kepentingan tidak profesional serta tidak melakukan administrasi yang akurat sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Pasal 11 huruf a, e, f, dan g, Peraturan KPU Nomor 31 Tahun 2008 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Table 1 pergantian anggota Ketua KPS di semua Kecamatan Kabupaten Lombok Tengah, bisa dilihat pada permohonan kami yaitu pada halaman 8 sampai dengan halaman 28..., 29. Selanjutnya, bahawa Termohon selaku penyelenggara Pemilu telah melakukan praktik-praktik culas dan curang yang dibuat dengan sangat rapih yang bersifat massif, terstruktur, terencana, dan sangat sistematis yang Pemohon uraikan berdasarkan fakta-fakta yaitu sebagai berikut, bahwa Termohon sebagai penyelenggara Pemilu pada Kabupaten Lombok Tengah telah sengaja melakukan pembiyaran oleh PPS terhadap pergantian anggota KPPS pada sebagian besar TPS secara merata di semua Kecamatan Kabupaten Lombok Tengah. Bahwa pergantian anggota/ketua KPPS dihampir seluruh TPS yang Pemohon maksud di atas tidak dilakukan secara prosedural menurut ketentuan hukum yang berlaku akan tetapi dilakukan arogansi penyelenggara PPS yang membiarkan menggantikan anggota Ketua KPPS yang lebih bertujuan menguntungkan salah satu pasangan yaitu pasangan calon nomor urut 4 Yambaryagon Maimeres. Bahwa hal mana sangat bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku yang menyatakan bahwa Ketua KPPS dipilih dari dan oleh Anggota KPPS. Selanjutnya pengangkatan dan pemberhentian anggota KPPS wajib dilaporkan kepada KPU Kabupaten/Kota dengan tata cara yang telah ditentukan, baik Undang-Undang Nomor tentang Penyelenggara Pemilihan Umum paragraf 3 Pasal 48 ayat (2) dan (3), juncto Peraturan KPU Nomor 63 Tahun 2009 Pasal 15 ayat (2), dan (3) tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitian Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Bahwa yang lebih ironis lagi kecurangan Termohon yang dilakukan secara nyata dimulai pada H-2 pemungutan suara dan bahkan pergantian anggota/ketua KPS dilakukan setelah undangan pemilih beredar. Bahwa dengan kenyataan tersebut diatas jelaslah bahwa pergantian KPPS tersebut dimaksudkan merubah fluktuasi suara yang jelas-jelas menguntungkan pasangan dengan Jargon Maymeres, hal mana Pemohon dapat buktikan dari sertifikat hasil penghitungan suara berubah C-1-KWK yang ditandatangani oleh orang yang tidak berwenang sebagaimana anggota/ketua KPPS yang mendapatkan SK yang sah, hal ini sangat merugikan Pemohon karena berpengaruh besar terhadap fluktuasi 6

8 perolehan suara antara SK anggota/ketua KPPS yang sah dengan anggota/ketua KPPS yang tidak sah dan tidak prosedural yang menandatangani surat-surat dari mulainya pemungutan suara sampai penandatangan sertifikat hasil pemungutan suara model C-1-KWK dan lampiran model C-1-KWK KPU putaran kedua. Hal ini dapat Pemohon uraikan dalam table perbandingan melonjaknya perolehan suara pasangan nomor urut 4 Moymeres akibat pergantian anggota/ketua KPPS yang tidak prosedural yang membuktikan terstrukturnya pelanggaran yang dilakukan oleh Termohon sebagai penyelenggara Pemilukada Kabupaten Lombok Tengah sebagaimana table yang Pemohon paparkan di atas. Bahwa sesungguhnya kecurangan yang dilakukan Termohon adalah dilakukan sejak penyaringan bakal calon hal mana dapat dibuktikan pula dengan cara mencegal atau tidak meloloskan pasangan calon nomor urut 3 dengan Jargon paket sama-sama untuk lolos menjadi bakal calon padahal secara jelas ternyata pasangan dengan Jargon samasama telah memenuhi pensyaratan administrasi menjadi bakal calon, baik Putusan Nomor 14/G/2010 (suara tidak terdengar jelas) Mataram, juncto Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Nomor 105/B/2010, PT Surabaya yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap yang saat ini terhadap pemilihan kasasinya tidak diterima oleh PTUN Mataram. Bahwa selain Termohon di atas kecurangan lainnya dari pihak Termohon sebagai penyelenggara Pemilukada Kabupaten Lombok Tengah dapat dilihat dalam bagan tabel di bawah ini, bisa dilihat pada halaman bahwa adapun bentuk kecurangan Pemohon yang dilakukan secara terstruktur, sistimatis dan massif yaitu dapat dilihat dari hasil penghitungan yang dilakukan oleh Termohon, dihasilkan dari satu proses pemilihan yang bertentangan dengan asas Pemilu yang Luber dan Jurdil, oleh karena itu suara yang diperoleh oleh pemenang yang ditetapkan oleh Termohon bukan merupakan cerminan dari aspirasi dan kedudukan rakyat akan (suara tidak tedengar jelas) dilakukan dengan penuh keberpihakan Termohon yang melakukan pelanggaran terhadap penggantian dan pemberhentian anggota dan ketua KPPS tentu sangat berpengaruh terhadap perolehan suara yang diperolah Pemohon. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka Pemohon memohon kepada Ketua dan Anggota Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi untuk memberikan keputusan sebagai berikut. 1. Menerima dan mengabulkan permohonan yang diajukan oleh Pemohon untuk seluruhnya 2. Menyatakan tidak sah dan tidak mengikat berita acara dan lain-lain yang kami telah bacakan tersebut di atas 3. Memerintahkan kepada Termohon untuk melakukan pemungutan suara ulang Pemilukada Kabupaten Lombok Tengah yang mandiri, jujur dan adil di seluruh TPS se Kabupaten Lombok Tengah 7

9 4. Menyatakan dan menetapkan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati pemilihan Kabupaten Lombok Tengah dengan nomor urut 2 atas nama Tuan Guru H. Lalu Gede Muhammad Ali Wirasakti Amir Murni R.C., M.A. dan Drs. H. Elias Munir Jaelani sebagai pasangan calon terpilih dalam pemilihan umum Kepala Daerah Kabupaten Lombok Tengah Memerintahkan Termohon Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Lombok Tengah untuk melaksanakan isi keputusan dalam perkara ini Dan atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, maka mohon putusan yang adil dan bermanfaat (bahasa asing) Demikian permohonan kami, kami ucapkan terima kasih. Bahwa hormat kami kuasa hukum. D.A. Malik (suara tidak terdengar jelas), Eva Zainora Basri Mulyani, S.H., Mulyadi M. Philian, Si. Terima kasih. Assalamualaikum wr.wb. 9. KETUA: AHMAD SODIKI Baiklah, jadi Saudara Pemohon telah memaparkan garis besar permohonannya, sekarang kita akan mendengarkan beberapa nasehat dari Majelis, silakan Bapak Hakim Fadlil. 10. HAKIM ANGGOTA: AHMAD FADLIL SUMADI Ya, sekali lagi barangkali sudah pernah beracara di Mahkamah Konstitusi. Namun tetap nasehat ini dilaksanakan oleh karena undangundang memerintahkan hakim untuk atau wajib memberi nasehat dan karena itu maka memperoleh nasehat itu hak Saudara, Saudara Pemohon maksudnya. Dan karena nasehat ini untuk Pemohon maka Saudara Pemohon maupun pihak Terkait, waktu yang sangat baik untuk mengantisipasi kira-kira hal apa yang dirumuskan oleh Pemohon, apakah mengikuti nasehat hakim atau tetap pada pendirian semula. Dan atas dasar rumusan itu nanti Saudara Termohon dan pihak Terkait berkesempatan untuk secara fisik melihat apa rumusannya dan lalu baru meresponnya, makanya nanti acara ini akan berlangsung perbaikan Pemohon kalau ada perbaikan kemudian Termohon dan Terkait berkesempatan untuk memperoleh naskahnya dipergunakan untuk bahan meresponnya begitu. Dan tidak Cuma untuk merespon tapi untuk menyiapkan bukti-bukti yang diperlukan terkait dengan dalilnya itu. Baik saya mulai, saya membaca permohonan ini ada 3 soal yang ingin saya nasehatkan, yang pertama soal struktur. Struktur permohonannya sudah benar dimulai misalnya dari apa namanya dari identitas para pihaknya, namun di sini sudah apa namanya sudah kelihatan, ini yang lebih menonjol itu advokatnya biasanya kan yang didahulukan, tapi ini ya ndak jadi soal sebenarnya kan prinsipalnya dulu 8

10 yang selanjutnya prinsipal itu memberikan kuasa kepada atau memberikan kuasa dan memilih domisili hukum pada kantor kan begitu kan tapi ini, ndak apa-apa ndak jadi soal. Struktur pertama itu, identitas dan posisi para pihak, akan tetapi kemudian Pemohon dulu yang diuraikan. Sebenarnya karena Mahkamah itu pengadilan, pengadilan itu pasif, ya harus dipastikan, Mahkamah ini berwenang apa ndak, gitu. Jadi bukan saya punya kepentingan saya maju, tapi saya punya kepentingan akan maju kepada yang memang berwenang. Jadi kewenangan dulu. Kewenangan baru legal standing, baru tenggang waktu, baru pokok permohonan, gitu. Nah begitu struktur normalnya. Tapi ya terserah Anda itu. Selanjutnya terserah Anda sepenuhnya. Apakah mau tetap begitu apa tidak. Dari segi struktur. Kemudian dari segi soal yang kedua yang ingin saya sampaikan adalah soal petitum dan soal posita perlu saya beritahukan Saudara merumuskan petitum itu saya hitung itu ada 2 soal yang berbeda. Yang pertama adalah Saudara minta supaya apa namanya, Termohon itu melakukan pemungutan ulang. Karena itu didasarkan pada petitum yang mendahului itu hasilnya dianggap tidak sah supaya dinyatakan tidak sah. Kemudian baru yang berikutnya ini petitumnya ini berlawanan dengan petitum yang pertama yaitu dengan mengadakan pemungutan suara ulang kok minta dinyatakan sebagai pemenang ini, tuan guru ini. Lah dasarnya apa kalau suaranya sudah dibatalkan lalu minta menang itu dari mana suaranya itu? Kalau batal itu kan rumusannya menurut hukum itu nul and void, begitu ya. Itu dianggap tidak ada. Karena dianggap tidak ada bagaimana bisa ditetapkan sebagai pemenang? Kecuali yang dibatalkan itu yang menyangkut Terkait karena curang misalnya. Lalu yang lainnya ndak usah, gitu ya. Minta dia di diskualifikasi, lalu Anda karena hasilnya itu harus apa dijadikan sebagai perhitungan yang paling tinggi maka Andalah yang menang, itu baru logis itu. Jadi ini supaya dipertimbangkan apakah petitum kaya begini dipertahankan. Kemudian yang kedua, yang kedua ini adalah soal basis dari petitum. Basis petitum itu kan posita. Permohonan minta dinyatakan terpilih dan permohonan minta diulang itu basisnya berbeda-beda. Ini yang harus dipastikan. Basisnya berbeda. Kalau minta dinyatakan terpilih itu berarti penghitungan suaranya yang bisa jadi salah. Penghitungan suara itu salah. Salah menghitungnya dimana seperti Mahkamah Konstitusi tadi pagi juga memutuskan ada penghitungan yang salah di situ. Yang salah menurut Pemohon, Termohon itu menghitungnya salah. Sehingga yang benar itu adalah penghitungan Pemohon itu. Mahkamah Konstitusi sependapat dengan penghitungan dia, kebetulan karena terbukti. Soal pengadilan kan sebenarnya soal bagaimana menyajikan dalil itu dengan buktinya yang meyakinkan. Itu soalnya sebenarnya yang jadi soal. Apakah ya seperti itu? Kemudian kalau soal yang petitum satunya lagi minta untuk diulang itu terjadi kecurangan-kecurangan tadi. Dan kecurangan- 9

11 kecurangan itu harus secara signifikan terkait dengan penyelenggaraan Pemilu yang tidak Luber, Jurdil sehingga hasilnya itu tadi sudah konstruksi begitu ya? Hasilnya itu ndak benar. Oleh karena itu harus dibatalkan. Lah yang tidak ada di dalam permohonan ini adalah hubungan kausalited itu bahasa Belanda dulu. Guru kita dulu bilang begitu. Kalau sekarang hubungan kausalitas begitu ya. Hubungan kausalitas antara dalil dan petitumnya. Kalau itu mau dibikin alternatif harus tersusun secara alternatif, tidak kumulatif. Ini susunan positanya kumulatif lho yang saya baca. Jadi 2 soal yang berbeda disusun secara kumulasi untuk meminta sesuatu yang berbeda pula. Oleh karena itu coba dipertimbangkan. Tapi mau jadi poin untuk mempertimbangkan atau tidak sekali lagi ini sepenuhnya hak Anda. Dan secara Termohon dan Terkait dengarkan saja. Dia mau mengupas seperti apa, nanti akan diberikan waktu oleh Pak Hakim. Begitu Pak Ketua. Terima kasih. 11. KETUA: AHMAD SODIKI Baik, Pak Hakim Fadlil. Kami persilakan Bapak Dr. Harjono 12. HAKIM ANGGOTA: HARJONO Terima kasih Pak Ketua. Jadi, Saudara Pemohon ya, tadi sudah disinggung beberapa hal yang keseluruhannya adalah mengenai sistematika sampai dengan posita dan petitum Anda. Petitumnya sudah disatu arahan bagaimana menyusun petitum supaya logis, karena Anda menyusun sebenarnya itu alternatifkah, apakah itu urutan, ya kalau urutan ada hal yang harus dipertimbangkan dari petitum Anda. Kalau saya lihat dari permohonan ini ada 3 hal, yang menjadikan dasar kemudian Pemohon itu untuk minta untuk membatalkan dengan dalil ada pelanggaran yang sangat serius, terstruktur, sistematis dan massif. Pembuktian terstruktur, sistematis dan massif itu tidak berarti tidak mungkin dilakukan mungkin karena ada putusan-putusan yang sudah dipertimbangkan atas dasar struktur, sistematis dan massif dan hasilnya itu Saudara bisa melihat keputusan-keputusan Mahkamah Konstitusi ada beberapa keputusan yang dijatuhkan oleh Mahkamah Konstitusi atas dasar alasan-alasan tersebut. Namun yang penting bagi Anda adalah bagaimana Mahkamah Konstitusi mengukur adanya suatu pelanggaran yang terstruktur, sistematis dan massif itu. Anda pelajari apakah itu juga sudah cukup Anda gunakan dengan data-data yang Anda temukan itu untuk memohon pada Mahkamah Konstitusi dengan alasan 3 hal tersebut. Anda menyampaikan alasan karena pergantian KPPS, disebutkan pergantian KPPS. Yang kedua berapa pelanggaran yang berkaitan dengan pencoblosan, ada yang enggak ada di DPT, boleh dan lain sebagainya itu ada pada halaman berapa tadi? Pada halaman 31, itu 10

12 ada beberapa hal. Kemudian salah satu yang kemudian masuk juga di sini adalah ditolaknya calon nomor 3 untuk ikut serta di dalam pencalonan Pemilu dengan putusan PTUN dan lain sebagainya itu Anda masuk ke situ. Sekarang persoalannya adalah apakah ketiga hal itu sudah Anda pandang cukup untuk membuktikan yang saya sebut tadi, penggantian personil, terus kemudian praktik di dalam pencoblosan itu berapa TPS, yang juga penolakan bakal calon untuk di daftar ikut itu. Cukup enggak untuk membuktikan bahwa telah ada pelanggaran terstruktur, sistematis, dan massif? Jadi, Hakim sebelumnya juga mengatakan bagaimana itu korelasinya bagaimana, penggantian itu dengan persoalan pelanggaran. Tapi di sini Anda malah kalau enggak salah melakukan sesuatu yang mestinya di, harus dibuktikan malah Anda digunakan untuk menyimpulkan, bahwa terjadinya penggantian-penggantian itu yang menghasilkan dikalahkannya Pemohon ini sebagai bukti dari adanya terstruktur, sistematis, dan massif. Ini saya kira pertimbangan lagi, apakah itu hasilnya itu yang harus dibuktikan, bukan yang harus disimpulkan buktinya, karena Anda dalam posisi untuk meyakinkan Hakim bahwa argumentasi Anda itu benar. Pelanggaran yang terstruktur, sistematis dan massif, ini gampangnya saja kira-kira sejak awal siapapun yang Anda, dalilkan melanggar itu apakah Termohon apakah Terkait, itu sudah menyusun satu kegiatan yang direncanakan dengan baik secara sistematis, yang baik dan secara sistematis itu adalah salah satu rencana untuk melanggar, kalau seorang calon itu mencalonkan dengan sistematis, terstruktur dan massif, tapi itu tidak untuk melanggar, itu tidak merupakah suatu pelanggaran. Saya sebagai calon menyiapkan betul mana berkampanye tapi kampanye dengan baik, bagaimana saya punya struktur tim sukses saya siapkan dengan baik. Lalu kemudian dalam menyiapkan itu saya terjunkan tim sukses saya di segala tempat secara menurut aturan undang-undang itu tidak menjadi persoalan. Tapi kalau sejak awal saya sudah mengatakan saya akan memenangkan dengan cara money politics dan untuk money politics ini saya susun secara bagus, siapa nanti koordinatornya, duitnya berapa, diserahkan ke siapa, lalu kemudian siapa yang pergi pada tiap TPS, itu money politics itu dilarang, tapi merancang money politics dengan struktur, sistematis dan massif itu menjadikan alasan untuk membatalkan. Tapi kalau saya merancang dengan baik, siapa yang akan ngomong, siapa yang mempunyai kemampuan untuk kampanye, akan kampanye di mana, dengan cara bagaimana, tanpa money politics itu sah-sah saja. Jadi dua-dua itu ada, bisa dilakukan tapi satu melanggar hukum, satunya tidak, itu yang harus Anda gali, bukti-bukti Anda sehingga bisa meyakinkan Hakim bahwa itu memang bisa diyakini sebagai terjadi, supaya mengabulkan permohonan Anda. 11

13 Saya kira itu yang saya tambahkan didalam sistematika Anda menyusun sekaligus juga didalam menyampaikan bukti-bukti yang akan Anda gunakan untuk menguatkan dalil-dalil Anda. Saya kira begitu, Pak Ketua, terima kasih. 13. KETUA: AHMAD SODIKI Baiklah, jadi Saudara Pemohon ini tadi sudah ditambahkan tentang perlunya argumentasi yang meyakinkan lah kalau itu betul sistimatis, kalau itu betul terstruktur dan betul-betul masif, ya. Rujukannya mana kan gitu, ya yang itu. Jadi, kalau saya lihat strukturnya sudah baik dan Saudara mengelompokan menjadi 3 bagian kalau saya lihat di sini, yaitu kecurangan Termohon sejak awal penjaringan ini dibagi menjadi 3, ya yang pokok di sini. Ya, itu yang menyebut Kecamatan Prenggarata, Kecamatan Praya Tengah, Kecamatan Janatria, ya toh. Yang masingmasing itu memerlukan bukti, paling tidak SK, SK-nya mereka itu harus SK lama, SK baru mana? Lalu apa yang, mengapa sampai terjadi begitu ya. Kemudian juga praktik curang, digantinya juga sama ini sebetulnya dibuat dengan sangat rapih. Kemudian yang C ini di TPS-TPS tertentu Saudara menyebutkan satu TPS 13, (suara tidak terdengar jelas) 13. Dua 22, 15, 21, 6. Masing-masing itu tolong didalam permohonannya ini dikasih kurung, bukti P berapa. Ya, jangan lupa, pokoknya nanti Pihak Termohon ketika menanggapi juga lebih gampang, ya yang dimaksud itu apa ya, toh. Kemudian Saksi, Saksi juga begitu, selain bukti tertulis kan bukti Saksi. Saksi itu mendukung dalil Saudara masukan kemana, gitu ya. Atau kalau di dalam, apa ini, permohonan Saudara itu tentunya akan memerlukan saksi-saksi yang menyokong ya, sekalipun didalam beberapa hal Saudara sudah menyebutkan ada Saksi Andri, Anto, Syahman, ya kemudian juga yang lainnya ada juga Bapak Muhardi, ya. Ini semua Saksi pada TPS-TPS yang bersangkutan. Yang terakhir saya melihat halaman 31, halaman 31 itu Saudara menyebutkan bahwa ada fluktuasi perolehan suara SK anggota KPPS yang sah dengan anggota KPPS yang tidak sah dan tidak prosedural yang menandatangani surat dan mulainya pemungutan suara sampai penetapan sertifikat dan seterusnya, ya, lampiran D 1-KWK putaran kedua ini dapat Pemohon uraikan dalam tabel perbandingan melonjaknya perolehan suara nomor urut 4, tabelnya enggak ada. Saudara menyebut tabel, terus ini ndak tahu itu melonjak saja dulu dari berapa melonjak keberapa, tabelnya enggak ada di sini. Ini kalau sudah berdalil begitu, ini kan kita sulit untuk meyakini bahwa ada pelonjakan gitu, ya. jadi disitu beberapa hal yang kalau Saudara perbaiki jadi tolong nanti didalam perbaikan itu nomornya yang urut, ya nomornya yang runtut, gitu, ya. nanti bagi Pihak Termohon juga menanggapinya sesuai dengan nomor itu. 12

14 jadi, kalau di sini misalnya ada dalil tentang tempat-tempat dimana terjadi penggantian KPPS dan dituduh sebagai suatu upaya untuk menaikan suara ya, Saudara tentunya harus siap dengan dalil-dalil di tiap KPPS itu apa betul itu demikian, alasannya apa dan dengan demikian juga mengajukan Saksi-Saksi yang ada hubungannya dengan itu. Nanti juga kalau ada tentang dalil tentang pelonjakan suara dan sebagainya ya, itu ditanggapi sesuai dengan nomor itu, jangan membuat nomor sendiri, sesuai dengan tanggapan nomor itu. Jadi ada kolompok-kelompok yang disebut dengan penggantian petugas-petugas yang dianggap sebagai penyebab dari merosotnya atau meningkatnya suara dari Terkait, kemudian kelompok lagi itu praktik curang, yang dimaksud disini misalnya dari contoh-contoh itu lalu ada praktek kelompok tentang penjegalan, ya. Artinya pada saat pencalonan sudah dimulai sebetulnya, itu paling awal mestinya, ya. Jadi, itulah beberapa hal yang patut Saudara perhatikan, ya. Supaya ini menjadi lebih baik, dan bagi Termohon juga lebih gampang untuk menanggapi. Ini menanggapi sesuatu yang kabur, itu juga sulit, ya. Ini sidang akan ditunda, tanggal 12 Oktober jam 10 WIB, catat di situ. Perbaikan ini Saudara sampaikan hari Kamis, ya, hari Kamis jam 16, ya. Itu sudah harus masuk, karena besok hari Kamis jam 16, ini harus masuk. Kemudian perbaikan itu diserahkan ke Panitera, dan dari Panitera, Saudara Termohon dan Terkait dapat mengambil permohonan yang sudah diperbaiki itu. Bagi Termohon dan Terkait, diberi kesempatan untuk membikin tanggapannya, sampai dengan hari Jum at sore. Jadi, masingmasing dikasih waktu 12 atau 24 jam, ya. Lalu, setelah diserahkan, itu hari Selasa kita sidang lagi jam 11, ya, jam 11, untuk mendengarkan jawaban singkat dari Pemohon, Termohon, dan Terkait. Dan sesudah itu kita memeriksa Saksi-Saksi, hadirkan Saksi-Saksi. Barangkali, ini 10, ini 10, ini 10, juga nggak boleh, ya. Yang terkait dengan dalil-dalil maupun bantahan dari Termohon, ya. Yang, saya kira di sini sudah agak, sudah jelas tentang tempat-tempat dan sebagainya, di mana untuk KPPS yang bersangkutan supaya bisa dihubungi, ya. Jadi, itu sudah jelas, ya. Ada pertanyaan? Tidak ada, baik. Jadi, sampai jumpa hari Selasa, tanggal 12 Oktober 2010, untuk sidang berikutnya. Dengan demikian, maka sidang saya nyatakan selesai dan ditutup. KETUK PALU 3X 13

15 SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 6 Oktober 2010 Kepala Biro Administrasi Perkara dan Persidangan, t.t.d. Kasianur Sidauruk NIP