MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 117/PUU-X/2012

Transkripsi

1

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 117/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan [Pasal 163 (1)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Dunung Wijanarko 2. Wawan Adi Dwi Yanto ACARA Pemeriksaan Pendahuluan (I) Rabu, 19 Desember 2012, Pukul WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Harjono (Ketua) 2) Achmad Sodiki (Anggota) 3) Anwar Usman (Anggota) Wiwik Budi Wasito Panitera Pengganti

3 Pihak yang Hadir: A. Kuasa Hukum Pemohon: 1. P. Sanjaya Samosir 2. Sarmanto Tambunan 3. Benhard Siahaan 4. Franky Simbolon

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA: HARJONO Sidang Mahkamah Konstitusi untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan pada perkara 117/PUU-X/2012, dengan ini dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. Baik, perkenalkan dahulu siapa yang hadir ini, apakah Kuasa Hukum? Apakah Prinsipal? Silakan perkenalkan dulu. 2. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Terima kasih Majelis Yang Terhormat. Perkenalkan nama saya Paulus Sanjaya, Kuasa Hukum dari para Pemohon. 3. KUASA HUKUM PEMOHON: SARMANTO TAMBUNAN Ya, saya Sarmanto Tambunan, Kuasa Hukum dari para Pemohon. 4. KUASA HUKUM PEMOHON: FRANKY SIMBOLON Saya Franky Simbolon, Kuasa Hukum daripada Pemohon. 5. KUASA HUKUM PEMOHON: BENHARD SIAHAAN 6. KETUA: HARJONO Saya Benhard Siahaan, Kuasa Hukum daripada Pemohon. Ada Prinsipal yang hadir? 7. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Tidak ada, Mejelis. 8. KETUA: HARJONO Tidak ada. Ini di sini penerima kuasanya 6 orang ya? 9. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Ya, Majelis. KETUK PALU 3X

5 10. KETUA: HARJONO Yang hadir? 11. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR 12. KETUA: HARJONO Kami hanya berempat, Majelis, yang hadir. Yang hadir empat orang ini. Baik, sampaikan saja secara garis besar apa inti permohonan Anda yang sudah Anda daftarkan pada Kepaniteraan MK, silakan. 13. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Terima kasih, Majelis. Jadi pada intinya permohonan ini adalah untuk menguji Pasal 163 ayat (1) Undang -Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Sedikit kami bacakan alasan permohonan, menurut Frans Magnis Suseno, hukum menjadi landasan bagi segenap tindakan Negara dan hukum itu sendiri harus baik ( ) 14. KETUA: HARJONO Secara singkat saja, intinya saja. 15. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Oke, baik, Majelis. 16. KETUA: HARJONO Nanti menurut siapa-siapanya nanti saja deh. Apa yang Anda ajukan sebagai alasan untuk dilakukan pengujian pada pasal itu? 17. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Menurut kami Pasal 163 ayat (1) Undang -Undang Nomor 13 Tahun 2003 bertentangan dengan Pasal 27 ayat (2), Pasal 28D ayat (1) dan ayat (2) Undang -Undang Dasar Tahun Oleh karena ketentuan Pasal 163 ayat (1) Undang -Undang Ketenagakerjaan inkonstitusional karena menghilangkan hak para pekerja atau buruh dalam mengajukan permohonan hubungan kerja. Karena Pasal 163 ayat (1) undang-undang tersebut mengandung multitafsir atau beda penafsiran dikarenakan ada kata dapat yang menjadi inti dari permasalahan ini dimana kata dapat itu dijadikan dapat menjadi hak dapat diartikan sebagai hak pengusaha dalam melakukan pemutusan

6 hubungan kerja atau tidak. Padahal, pada intinya adalah Pasal 163 ayat (1) memberikan hak bagi pekerja untuk mengajukan permohonan pemutusan hubungan kerja bilamana pekerja tidak bersedia untuk bergabung dalam perusahaan hasil merger dan pengaturan ayat (2) Pasal 163 itu memberikan hak kepada perusahaan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja dalam hal terjadi merger dan pengusaha tidak bersedia untuk menerima berkerja kembali. Jadi dalam hal ini adalah Pasal 163 ayat (1) dan Pasal 163 ayat (2) telah memberikan ruang yang adil dan sama bagi baik pekerja maupun pengusaha dalam mengambil tindakan pemutusan hubungan kerja dalam terjadi merger, namun multitafsir yang terkandung dalam Pasal 163 ayat (1) dimaknai sebagai hak mutlak dari pengusaha untuk melakukan atau tidak melakukan pemutusan hubungan kerja yang mana menurut kami telah menghilangkan hak pekerja untuk mengajukan pemutusan hubungan kerja. Oleh karena itu dalam permohonan kami, kami meminta agar Mahkamah Konstitusi mengabulkan permohonan para Pemohon, yaitu: 1. Menyatakan Pasal 163 ayat (1) Undang -Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bertentangan dengan Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai pengusaha harus melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja atau buruh dalam hal terjadi perubahan status penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan dan pekerja atau buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja, maka pekerja atau buruh berhak atas uang pesangon sebesar satu kali sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja satu kali ketentuan Pasal 156 ayat (3), dan uang penggantian hak sesuai ketentuan dalam Pasal 156 ayat (4). 2. Menyatakan Pasal 163 ayat (1) Undang -Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidak berkekuatan hukum tetap sepanjang tidak dimaknai pengusaha harus melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja atau buruh dalam hal terjadi perubahan status penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan dan pekerja buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja, maka pekerja atau buruh berhak atas uang pesangon sebesar satu kali sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja satu kali ketentuan Pasal 156 ayat (3), dan uang penggantian hak sesuai ketentuan dalam Pasal 156 ayat (4). 3. Dan memerintahkan amar putusan Majelis Hakim dari Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang mengabulkan permohonan pengujian Pasal 163 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terhadap Undang-Undang Dasar Tahun 1945 untuk dimuat dalam berita negara dalam jangka waktu paling lambat 30 hari kerja sejak putusan diucapkan. Demikian inti dari permohonan kami, Majelis. Terima kasih.

7 18. KETUA: HARJONO Baik. Saya tanya saja, Saudara Advokat ini, Pengacara ini, apa sudah pernah melakukan persidangan di Mahkamah Konstitusi? 19. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR 20. KETUA: HARJONO Dulu pernah, Majelis, pernah sudah lama. Karena nanti tolong Anda perhatikan bagaimana cara-cara tata bersidang di sini. Kalau secara strukturnya pertama, kewenangan Mahkamah ya, kewenangan Mahkamah. Garis besarnya sudah disebut di sini, cuma nanti dilengkapi, ya. Ini kewenangan Mahkamah dari Pasal 24C Undang-Undang Dasar 1945, mungkin ditambah kekuasaan kehakiman sudah, lalu juga Undang-Undang MK dirujuk sebagai sumbernya. Oke. Dua adalah kedudukan hukum. Pasal 1 lalu sejak putusan sudah ada... ini untuk kedudukan hukum, angka 7 itu a, b, c, d, e itu harus diargumentasikan masing-masing. 21. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Baik, Majelis. 22. KETUA: HARJONO Adanya hak kewenangan konstitusional Pemohon yang diberikan Undang-Undang Dasar Tahun Hak itu dulu mana dulu, hak kewenangan itu? Nah, di sini Anda akan merujuk pada pasal-pasal pasal mana itu Pasal 27 ayat (2) vide angka 10, lalu Pasal 28D. Soalnya adalah Anda harus memberi alasan kenapa Pasal 27 itu kemudian dihilangkan haknya dengan pasal yang Anda mohonkan untuk diuji itu. Pasal yang diuji tadi Pasal 1 berapa? 23. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Pasal 163 ayat (1). 24. KETUA: HARJONO Pasal 163, ya. Coba diberikan satu alasan dengan adanya Pasal 163 itu hak yang Anda dalilkan di Pasal 27 Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 28D ayat (1), Pasal 28A itu kemu dian hilang. Ini belum ada, kan?

8 25. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Belum, Majelis. 26. KETUA: HARJONO Itu coba Saudara uraikan supaya Hakim menjadi yakin bahwa hak-hak yang ada di Undang-Undang Dasar Tahun 1945 itu kemudian hilang karena ada Pasal 163. Oleh karena itu, Franz Magnis Suseno apa itu untuk memperkuat bolehlah, tapi itu jangan dijadikan alasan dasarnya. Yang berikutnya adalah Anda harus membuktikan karena begini, Mahkamah Konstitusi itu menguji ketentuan undangundang yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Tahun Jadi, kalau bertentangan itu permohonannya, ujungnya adalah untuk menyatakan supaya bertentangan dan kemudian tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Nah, sekarang Anda meminta supaya Pasal 163 itu ditafsirkan ya, ditafsirkan. Ditafsirkan sepanjang tidak dimaknai pengusaha harus melakukan pemutusan. Tidak dimaknai harus melakukan pemutusan kerja, artinya apakah dari Pasal 163 itu sudah ada keharusan bagi pengusaha untuk melakukan pemutusan hubungan kerja? Coba dibaca pasalnya tadi, Pasal 163 tadi bunyinya kan eh Pasal 163, ya? 27. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Pasal 163 ayat (1). 28. KETUA: HARJONO Pasal 167? 29. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Pasal KETUA: HARJONO Anda minta Pasal 163 ayat (1), kan? 31. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR 32. KETUA: HARJONO Kalau itu harus ( )

9 33. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Kami bacakan, Majelis. 34. KETUA: HARJONO Sepanjang tidak dimaknai pengusaha harus melakukan. Jadi dalam arti kalau tidak harus melakukan itu, ya pengusaha meneruskan terus. 35. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Karena pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, nah pengusaha dapat ini dalam praktiknya dianggap sebagai hak bagi pengusaha, hak penuh pengusaha untuk melakukan pemutusan hubungan kerja ataupun tidak. Walaupun walaupun si pekerja telah menolak untuk bergabung terhadap perusahaan hasil penggabungan usaha. Dimaknai seperti itu dalam praktiknya, Majelis. Padahal menurut kami, menurut Pemohon, Pasal 163 ini memberikan ruang yang sama dalam hal terjadi penggabungan usaha, baik kepada pekerja maupun pengusaha untuk melakukan pemutusan hubungan kerja. Bilamana si pekerja tidak ingin bergabung kepada perusahaan hasil penggabungan, perusahaan hasil merger, maka dia berhak untuk mengajukan pemutusan hubungan kerja, begitu juga pada ayat (2) nya bilamana si pengusaha tidak ingin mengikutsertakan atau menerima si pekerja untuk bergabung dan bekerja kembali dalam perusahaan hasil merger, maka pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja yang pada intinya kami melihat di sini baik kepada pekerja maupun pengusaha hal terjadi merger diberikan ruang yang sama, diberikan hak yang sama untuk mengajukan pemutusan hubungan kerja. Nah, bagi mereka yang berinisiatif untuk melakukan pemutusan hubungan kerja maka pihak yang berinisiatif itu akan mengalami kerugian manfaat yang lebih besar dari pada pihak yang tidak mengajukan, begitu Majelis. 36. KETUA: HARJONO Kalau dari Pasal 163 ayat (1), ayat (2), mana yang memberik an hak kepada buruh untuk mengajukan pemutusan hubungan kerja? 37. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Pasal 163 ayat (1), Majelis. Kalau Pasal 163 ayat (2) itu hak pengusaha untuk melakukan pemutusan hubungan kerja.

10 38. KETUA: HARJONO Kalau dibaca dari halaman 3, ya, Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja. Pengusaha, ya? 39. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR 40. KETUA: HARJONO Terhadap pekerja buruh dalam hal terjadi perubahan status penggabungan, peleburan, ( suara tidak terdengar jelas) perusahaan, dan pekerja buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja. Jadi kalau buruh itu tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja, maka pengusahanya dapat melakukan pemutusan hubungan kerja. 41. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Ya, betul Majelis. 42. KETUA: HARJONO Maka ( suara tidak terdengar jelas) atas... coba nanti kemungkinan pasal ini, 163 itu, yang Anda sebut sebagai multi tafsir itu ( ) 43. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR 44. KETUA: HARJONO Bagaimana penafsiran pertama bisa ditafsirkan secara A, penafsiran kedua bisa ditafsirkan secara B, kalau banyak penafsiran coba dijelaskan, ya kan? 45. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Ya, baik Majelis. 46. KETUA: HARJONO Jadi karena Anda mengatakan ini multi tafsir bisa ditafsirkan seperti ini, bisa ditafsirkan berapa tafsir itu?

11 47. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Baik, Majelis. 48. KETUA: HARJONO Dalam posisi tafsir masing-masing itu lalu apa akibatnya terhadap buruh itu? Kalau tafsir pertama itu akibatnya apa pada buruh, kalau tafsir kedua itu akibatnya apa pada buruh, gitu, ya? 49. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Ya, baik, Majelis. 50. KETUA: HARJONO Coba dijelaskan itu untuk memperbaiki. Dan karena Mahkamah ini adalah tugasnya untuk menguji undang-undang yang bertentangan, maka... memang Mahkamah sudah dalam beberapa hal tidak hanya menyatakan bertentangan secara mutlak, tapi juga memberikan batasan penafsiran-penafsiran. Anda sudah memuat dalam petitum itu untuk membatasi penafsiran 163 ayat (1) itu sebagaima na Anda yang minta pada petitum Nomor KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR 52. KETUA: HARJONO Tentunya ini berkaitan dengan multi tafsir itu, lah Anda kenapa tafsiran yang benar... kok ini kenapa? Kenapa kok itu ada yang katakan sebagai penafsiran yang benar, kalau yang lain itu salah, kenapa? 53. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Ya (...) 54. KETUA: HARJONO Nanti Anda sampaikan. 55. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Baik, Majelis.

12 56. KETUA: HARJONO Enggak usah di sini. 57. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Ya, baik. 58. KETUA: HARJONO Nanti itu yang Anda putuskan, cuma pada petitum Nomor 3 itu barangkali Anda salah, enggak tahu mungkin salah menafsirkannya. Menyatakan Pasal 163 ayat (1) tentang Ketenagakerjaan tidak berkekuatan hukum tetap, bukan berkekuatan hukum tetap, mengikat. Kalau berkekuatan hukum tetap itu putusan sudah final apa belum. 59. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Betul, Majelis. 60. KETUA: HARJONO Kekuatan hukum mengikat itu daya ingatnya undang-undang itu, ya. Ini perbaikan-perbaikan yang saya usulkan untuk diperhatikan nanti di dalam perbaikan kalau memang Anda ingin memperbaiki permohonan ini. Dari Hakim yang lain silakan, Pak. 61. HAKIM ANGGOTA: ANWAR USMAN Terima kasih, Pak Ketua. Tadi sudah cukup jelas dari Yang Mulia Bapak Ketua Majelis Panel. Saya hanya ingin menambahkan dari petitum angka 3, tadi juga sudah disampaikan oleh Bapak Ketua. Jadi untuk menyesuaikan petitum angka 3 itu coba liat Pasal 51 ayat (5) huruf c Undang -Undang MK, tadi sudah disampaikan, bukan tidak berkekuatan hukum tetap tapi kekuatan hukum mengikat, lebih jelasnya tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, ya. Ya, nanti bisa melihat lebih lanjut nanti. Kemudian petitum Nomor 4, itu juga supaya disederhanakan, terlalu panjang. Memerintahkan pemuatan pemutusan ini dalam berita negara Republik Indonesia sebagai mestinya, cukup begitu saja. nanti bisa mengikut contoh-contoh permohonan permohonan yang ada di Kepaniteraan. Berikut mengenai Kuasa, dalam permohonan diuraikan itu jumlah Kuasa Hukum 6 orang, ya, tapi dalam Surat Kuasa disebutkan 8 orang. Nah, kenyataannya yang menandatangani hanya 4 orang, coba disesuaikan, dipastikan ada berapa.

13 Kemudian yang terakhir karena ini Pemohon ya pernah mengajukan gugatan pengadilan negeri. Supaya dielaborasi lebih lanjut bahwa ini tidak menyangkut kasus konkret ya. Sebab MK itu kan mengadili norma ya, bukan mengadili kasus konkret. Terima kasih, Pak Ketua. 62. HAKIM ANGGOTA: ACHMAD SODIKI Ya, baik terima kasih. Kalau saya melihat Pasal 163 ayat (1) itu yang tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja itu adalah pekerja atau buruh. Tapi 163 ayat (2) yang tidak bersedia menerima buruh itu pengusaha, kan gitu? 63. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR 64. HAKIM ANGGOTA: ACHMAD SODIKI Ya, toh. Lalu di sini tentunya harus ada alasan mengapa pekerja buruh itu tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja itu, kan gitu. Apakah itu dengan penggabungan itu hak-haknya lalu bisa dikurangi atau dirugikan atau bagaimana. Apakah itu merupakan inisiatif dari buruh sendiri ya. Ini mestinya kan harus ada semacam rasionalisasi, begitu ya. Ya, kalau bisa di... dijelaskan di situ ya atau ada penurunan gaji atau penurunan upah atau apa ya karena kan setiap suatu tindakan itu kan pasti ada alasan ya, pasti ada alasan. Nah, alasan itu inisiatifnya dari siapa? Kalau saya lihat dari Pasal 163 ayat (1) ini, ini sih inisiatif untuk tidak melanjutkan itu datang dari pekerja atau buruh. Tapi 163 ayat (2) itu dari pengusaha, gitu. Nah, ini dan ini sebetulnya kedudukan antara buruh dan pengusaha di dalam hubungan ketenagakerjaannya, dengan... apa... hubungan kerja ini kan sebetulnya sudah kelihatan ada keseimbangan ya, tapi di mana sebetulnya letak... letak... apa... permasalahannya ada di mana ini karena Anda hanya mencoba untuk menafsirkan kata dapat yang itu bisa dimaknai tidak akan dilakukan pemutusan hubungan kerja, kan gitu toh? 65. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR 66. HAKIM ANGGOTA: ACHMAD SODIKI Ya, padahal di bawahnya pun juga bisa dilakukan hal yang sama. Pengusaha pun itu... buruhnya itu artinya bisa melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap buruh ya, karena ada penggabungan tersebut

14 ya. Ini supaya lebih... lebih kelihatan nantinya kerugian konstitusionalnya itu ada di mana, gitu kan. Kok kalau digabung kok lalu tidak bersedia, itu lho. Ini kan menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan hak-hak dia, yang hakhaknya itu dijamin oleh konstitusi, kan begitu ya. Nah, ini silakan ditunjukan kalimat yang begini ini, yang... yang... apa... yang mempunyai... apa ini... logika konsekuensinya itu ada di mana itu. Saya kira itu, terima kasih. 67. KETUA: HARJONO Satu hal lagi ini di halaman pertama ini, yang kelihatannya tidak ada persoalan tapi juga harus diluruskan ya. Permohonan itu dimulai dengan hormat, ya kan. Nama-nama di bawah ini mengajukan pengujian. Berarti yang menyatakan dengan hormat itu adalah namanama di bawah itu. Ir. Dudung Wijanarko, Wawan Adi Dwiyanto, selanjutnya disebut sebagai Pemohon II. Yang menyebut Pemohon II itu sebetulnya adalah nama-nama itu kan, dua orang itu. 68. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR 69. KETUA: HARJONO Selanjutnya secara bersama-sama disebut Pemohon II. Berdasarkan surat kuasa khusus... ini semua kalau diurut, ini semua masih dua orang itu yang menyatakan tapi yang tanda tangan sudah advokat kan? 70. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR 71. KETUA: HARJONO Oleh karena itu supaya ini konsisten dan itu logis urutannya, dibalik saja. Advokatnya dahulu atas nama ini, berdasarkan surat ya. Oleh karena itu dengan hormat... dengan ini nama advokatnya berdasarkan surat kuasa ini mewakili sebagai Pemohon. Nah, langsung bisa tanda tangan Anda. Tapi kalau begini mestinya yang tanda tangan belum Anda, masih dua orang ini, ya kan? 72. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR

15 73. KETUA: HARJONO Ya, ini hal yang kelihatannya sepele tapi ini penting di dalam menyusun permohonan di mana itu sudah advokat yang melakukan ataukah masih Pemohon Prinsipal yang melakukan. Ada hal-hal yang perlu disampaikan setelah Hakim memberikan nasihat, ada? 74. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Sementara cukup, Majelis. 75. KETUA: HARJONO Cukup, ya? 76. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Cukup. 77. KETUA: HARJONO Kalau cukup, Anda punya hak untuk memperbaiki selama 14 hari, tapi tidak harus pada hari terakhir Anda menyerahkan perbaikan itu. Kalau bisa cepat, laksanakan secepat-cepatnya untuk memperbaiki permohonan. 78. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR 79. KETUA: HARJONO Tapi yang pasti adalah kalau dalam masa 14 hari Anda tidak melakukan perbaikan, maka permohonan asli inilah yang akan digunakan Hakim untuk memeriksa permohonanan Anda. 80. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Baik, Majelis. 81. KETUA: HARJONO Oke?

16 82. KUASA HUKUM PEMOHON: P. SANJAYA SAMOSIR Baik, Majelis. 83. KETUA: HARJONO Karena sudah cukup pemberian nasihat, maka dengan ini persidangan bisa saya nyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB Jakarta, 19 Desember 2012 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d Rudy Heryanto NIP Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.