ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I)

Transkripsi

1 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-VIII/2010 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4/PNPS/1963 TENTANG PENGAMANAN TERHADAP BARANG-BARANG CETAKAN YANG ISINYA DAPAT MENGGANGGU KETERTIBAN UMUM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ACARA PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (I) J A K A R T A KAMIS, 18 MARET 2010

2 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-VIII/2010 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 4/PNPS/1963 tentang Pengamanan Terhadap Barang-Barang Cetakan yang Isinya Dapat Mengganggu Ketertiban Umum dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun PEMOHON - Muhammad Chozin Amirullah, S.PI., MAIA., dkk ACARA Pemeriksaan Pendahuluan (I) Kamis, 18 Maret 2010, Pukul WIB Ruang Sidang Panel Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Dr. Muhammad Alim, S.H., M.Hum. (Ketua) 2) Drs. Ahmad Fadlil Sumadi, S.H., M.Hum. (Anggota) 3) Hamdan Zoelva, S.H., M.H. (Anggota) Alfius Ngatrin, S.H. Panitera Pengganti 1

3 Pihak yang Hadir: Pemohon: - Muhammad Chozin Amirullah, S.PI., MAIA. - Adhel Setiawan. Kuasa Hukum Pemohon: - A. Wakil Kamal, S.H., M.H. - Gatot Goei, S.H. - Mulyadi Philiang, S.H. - Guntoro, S.H. 2

4 SIDANG DIBUKA PUKUL WIB. 1. KETUA : DR. MUHAMMAD ALIM, S.H., M.HUM. Sidang Panel Mahkamah Konstitusi untuk Perkara Nomor 13/PUU- VIII/2010, dengan ini saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3 X Saudara Pemohon, rupanya menurut informasi dari Panitera, selain daripada Pemohon Prinsipal didampingi oleh Pemohon Formal yaitu Kuasanya, ada dua-duanya? Namun demikian, baiklah saya persilakan kepada pihak Pemohon siapa-siapa yang hadir, baik yang sebagai Kuasa maupun sebagai Pemohon Prinsipal. Saya persilakan. 2. KUASA HUKUM PEMOHON : GATOT GOEI, S.H. Assalamualaikum wr. wb. Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua. Bapak Ketua dan Anggota yang kami hormati, perkenalkan nama saya Gatot, Kuasa dari para Pemohon. Sebelah kiri saya salah satu Kuasa Mulyadi Philiang, S.H., dan sebelah kanan saya tidak asing lagi, Bapak Ketua, Bapak Wakil Kamal, dan di sebelahnya itu paling ujung adalah Guntoro, semuanya adalah Kuasa dari para Pemohon. Untuk Prinsipal yang hadir yaitu Muhammad Chozin Ketua Umum PB HMI-MPO, dan kemudian ada Adhel Setiawan selaku Pemohon dari mahasiswa. Demikian, Bapak Ketua. 3. KETUA : DR. MUHAMMAD ALIM, S.H., M.HUM. Sesudah Saudara memperkenalkan diri yang hadir, kita berikan lagi kesempatan kepada Saudara, baik Pemohon Prinsipal maupun Pemohon Formal untuk menjelaskan secara singkat pokok-pokok permohonannya, termasuk di dalamnya petitumnya. Saya persilakan. 4. KUASA HUKUM PEMOHON : GATOT GOEI, S.H. Terima kasih Bapak Ketua yang telah memberikan waktu kepada kami. Pertama-tama kami perkenalkan bahwa Tim Advokasi ini bernama Tim Advokasi Kebebaan Berekspresi dan Berpendapat Himpunan Mahasiswa Islam MPO selanjutnya disingkat TAKBIR HMI-MPO. Kami 3

5 sudah diberikan kuasa oleh Pemohon sejak tanggal 29 Januari 2010 dan berkas-berkas tentunya sudah kami serahkan ke Panitera Mahkamah Konstitusi. Adapun Pemohon yang dirugikan hak konstitusionalnya salah satunya adalah Muhammad Chozin Amirullah, S.PI., MAIA. Muhammad Chozin adalah warga negara Indonesia yang sekarang sedang menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam yang dalam aktivitasnya membutuhkan informasi dari berbagai sumber. Sumber yang paling utama berasal dari buku atau hasil karya ilmiah atau barang cetakan. Terus kemudian ada Pemohon II, Pemohon III dan Pemohon IV adalah Adhel Setiawan. Eva Irma Mudzalifah, dan Syahfrimal Akbar Dalimunthe adalah perorangan dan warga negara Indonesia, berstatus sebagai mahasiswa dan mahasiswi yang dirugikan hak konstitusionalnya karena tidak dapat memperoleh informasi untuk mengembangkan diri dan lingkungan masyarakatnya. Yang terakhir adalah Pemohon V yaitu Muhidin M. Dahlan, seorang alumni HMI-MPO, juga sekaligus penulis buku Lekra tak Membakar, Buku Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian Rakyat 1950 sampai dengan 1965 dan buku-buku lainnya. Sebagai penulis, Pemohon V dirugikan dengan adanya ketentuan pelarangan dan pengawasan terhadap bukunya karena adanya Undang-Undang Nomor 4/PNPS/1963 dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun Bapak Ketua, hak-hak konstitusional Pemohon yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 antara lain diberikan dalam Pasal 28D ayat (1), Pasal 28F dan Pasal 28 Undang-Undang Dasar Sedangkan kerugian konstitusional Pemohon disebabkan adanya ketentuan yang diatur dalam Pasal 1, Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8 dan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 4/PNPS/1963, dan Pasal 30 ayat (3) huruf c Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Karena adanya pelarangan dan pengawasan barang cetakan dalam pasal-pasal tersebut di atas, para Pemohon mengalami kerugian berupa hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan diri dan lingkungan sosialnya, serta hak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan dan mengolah informasi sebagaimana dijamin dalam Pasal 28F Undang-Undang Dasar Pemohon V dengan adanya pelarangan dan pengawasan barang cetakan tidak dapat menyebarluaskan pikirannya dalam bentuk tulisan sebagaimana telah dijamin dalam Pasal 28 UUD Para Pemohon juga dirugikan karena proses pelarangan dan pengawasan barang cetakan tidak mengikuti due process of law sehingga mengakibatkan kerugian berupa hak atas pengakuan jaminan, perlindungan dan kepastian hukum, dan kepastian hukum yang adil serta serta perlakuan yang sama di hadapan hukum para Pemohon sebagaimana dijamin dalam Pasal 28D ayat (1) UUD Sedangkan potensial kerugian berupa kekhawatiran yang akan terjadi di masa mendatang jika undang- 4

6 undang yang melanggar hak konstitusional para Pemohon masih berlaku maka akan menimbulkan dampak pada pengembangan diri dan ancaman pidana bagi para Pemohon dan masyarakat. Sedangkan petitum akan dibacakan oleh rekan kami. 5. KUASA HUKUM PEMOHON : A. WAKIL KAMAL, S.H., M.H. Terima kasih, Yang Mulia. Dalam petitum ini ada perbaikan sedikit, Yang Mulia. Berdasarkan hal-hal sebagaimana telah diuraikan tersebut dengan ini kami memohon kepada Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk mengabulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Mengabulkan seluruh permohonan para Pemohon. 2. Menyatakan Pasal 1, Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8 dan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 4/PNPS/1963 dan Pasal 30 ayat (3) huruf c Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1), Pasal 28F dan Pasal 28E ayat (2) dan ayat (3) UUD Menyatakan Pasal 1, Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8 dan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 4/PNPS/1963 dan Pasal 30 ayat (3) huruf c Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, 4. Memohon untuk segera dilakukan pencatatan atas dikabulkannya putusan perkara a quo dalam Berita Negara. Terima kasih, Yang Mulia. 6. KETUA : DR. MUHAMMAD ALIM, S.H., M.HUM. Baiklah, Saudara. Jadi kalau melihat yang Saudara baca dan mendengar yang Saudara baca, jadi petitum nomor 2 berubah dan petitum nomor 3 juga ya redaksinya? Nanti di dalam perbaikan Anda cocokkan, sudah saya catat tadi tapi alhamdulillah sudah Saudara perbaiki dan nanti disinkronkan,ya? 7. KUASA HUKUM PEMOHON : A. WAKIL KAMAL, S.H., M.H. Ya, Yang Mulia. 8. KETUA : DR. MUHAMMAD ALIM, S.H., M.HUM. Karena petitum ini harus sejalan dengan dia punya posita. Kemudian ini saya sarankan kepada Saudara Pemohon, di halaman 10 permohonan Saudara sudah Saudara menyinggung, karena begini, Undang-Undang Nomor 4/PNPS/1963 itu kan dari PNPS dijadikan menjadi undang-undang, dan itu Anda sudah menyinggungnya di 5

7 halaman 10 bagian atas, itu pelarangan-pelarangan itu, ini kan PNPS tidak bisa menjadi undang-undang menurut UUD Nah, tapi karena itu disahkan melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1969 alangkah baiknya dimasukkan juga undang-undang itu disebutkan juga karena PNPS Nomor 4 Tahun 1963 itu sudah pasti ini bertentangan dengan UUD 1945 kalau hanya ini, tetapi kan sudah disahkan menjadi undang-undang karena presiden tidak berhak membuat undang-undang, kan begitu. Jadi harus disinggung juga itu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1969 tentang Pernyataan Berbagai Penetapan Presiden dan Peraturan Presiden menjadi undang-undang, ya kan. Itu ada di halaman 10 permohonan Saudara paling atas, baris paling atas. Jadi itu harus disebutkan juga itu. Selain itu Anda mensinkronkan dari yang depan ini terutama dengan perubahan yang tadi ya, petitum nomor 2 dan nomor 3 dan memang petitum nomor 3 itu, kalau nomor 2 sudah disebutkan seluruhnya pasal-pasal itu, lalu disebutkan menjadi tidak mengikat di petitum ketiga, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, itu sudah benar yang Saudara lakukan tadi. Itu kan Anda bisa lakukan nanti di dalam perbaikan nanti ini. Oke, barangkali silakan Pak. 9. HAKIM ANGGOTA : HAMDAN ZOELVA, S.H., M.H. Tidak ada. 10. KETUA : DR. MUHAMMAD ALIM, S.H., M.HUM. Tidak ada? Pak Fadlil ada? Monggo, Pak. 11. HAKIM ANGGOTA : DRS. AHMAD FADLIL SUMADI, S.H., M.HUM. Sedikit ingin saya sampaikan kepada Saudara Pemohon dan juga khususnya kepada Saudara Kuasa. Yang pertama tentunya bahwa permohonan ini sudah relatif baik, akan tetapi ada beberapa hal yang masih perlu penajaman-penajaman, misalnya ketika Saudara memasukkan satu hal yang sebenarnya terjadi semula dari luar seperti due process of law itu sebenarnya kan bisa dimulai dilacak dari amandemen Konstitusi Amerika, yang keberapa saya lupa, apakah 75 atau yang ke berapa yang kemudian Saudara mencoba untuk memasukkan itu ke dalam argumentasi Saudara yang didasarkan kepada Konstitusi Indonesia. Di sini tidak terdapat uraian yang cukup, hanya masih uraian yang bersifat teoritik, begitu ya. Jadi amandemen Konstitusi Amerika itu kemudian dikonstruksi menjadi suatu teori sehingga berlaku umum, begitu ya. Kemudian sesudah berlaku umum akan Saudara gunakan kembali kepada soal-soal khusus yang sepertinya Saudara menganggap due process of law itu juga diadopsi juga oleh 6

8 konstitusi kita. Setelah diadopsi oleh konstitusi kita itu lalu bentuknya dalam pasal-pasal yang mana atau dalam, apa namanya, kalau tidak ada dalam pasal ya di dalam konstruksi berdasarkan pasal-pasal yang ada itu yang sebenarnya merupakan due process of law.lalu sesudah itu Saudara mesti kaitkan dengan pengujian undang-undang yang Saudara minta ini. Itu satu. Dari tataran normatifnya, dari aras normatifnya seperti itu. Kemudian dari aras praktiknya di dalam kehidupan berhukum kita di Indonesia ini, itu apa yang dialami oleh Saudara-Saudara Pemohon ini yang tadi di depan itu sudah dimulai untuk dielaborasi tapi ketika menjadi argumentasi pada pokok permohonan kemudian menjadi kabur lagi, saya baca seperti itu. Oleh karena itu karena sidang ini fungsinya adalah memberikan nasihat sebagai masukan buat Saudara maka nasihat yang saya sampaikan adalah bagaimana itu dikaitkan dengan kasus konkret atau kasus yang potensial menurut nalar yang wajar itu bisa terjadi. Itu sudah ada, tapi elaborasinya kurang banyak dan kurang menukik pada diri masing-masing Pemohon sehingga Pemohon itu kategorisasinya memang dirugikan dalam kapasitas dia sebagai perorangan. Kan ini kan tekanannya kepada perorangan warga negara Indonesia atau kelompok orang yang tergabung dalam HMI-MPO, kan begitu kan. Yang semula itu khusus kemudian diabstraksi umum, kemudian diberlakukan di Indonesia melalui Konstitusi Republik Indonesia, lalu pada kasus konkretnya seperti apa, bangunan uraian itu harus seperti itu. Kemudian yang terakhir tentang petitum itu tadi memang sudah tepat, cuma bedanya Saudara yang terakhir ini memohon untuk segera dilakukan pencatatan atas dikabulkannya putusan perkara a quo dalam Berita Negara. Saya kira itu merujuk kepada Pasal 56 dan 57 Undang- Undang Mahkamah Konstitusi yang mengubah atau membuat transformasi dari bahasa undang-undang menjadi bahasa permohonan, gitu saja. Saya kira sudah cukup ini, cuma tidak lazim seperti ini memang, tidak lazim bunyinya memohon untuk segera dilakukan itu, karena pemuatan itu ada prosedurnya ya, yang paling gampang itu sebenarnya memerintahkan supaya putusan tersebut atau a quo dimuat di dalam Berita Negara sebagaimana mestinya. Saya kira sebagaimana mestinya itu sudah merupakan kristalisasi dari tata cara dan mekanisme yang berlaku di dalam MK sendiri maupun di dalam penyelenggara berita negara itu. Saya kira itu yang saya sampaikan, dan ini nanti apakah diterima apa tidak, nanti akan saya lihat di dalam perbaikannya ketika nanti Saudara mengajukan perbaikan terhadap permohonan ini. Terima kasih. 12. KETUA : DR. MUHAMMAD ALIM, S.H., M.HUM. Saudara Pemohon, saya informasikan kepada Saudara bahwa di halaman 9 permohonan Saudara, itu butir kedua ya, ada bulatan itu lho, 7

9 itu ada..., yang ketiga, itu ada Enam Jalan Menuju Tuhan itu yang pengarangnya itu Saudara Darmawan, M.M., juga memohon kemari dalam perkara yang lain, jadi mungkin Saudara berkoordinasi dengan dia, dalam artian..., dan kayaknya nanti akan disidangkan bersamasama ini pada hari selanjutnya karena ini berkaitan juga dengan Undang- Undang Kejaksaan yang dia keberatan, yang dia mohon. Pokoknya sama lah dengan Saudara, jadi mungkin ada baiknya, dan rupanya nanti Insya Allah akan diajukan bersama-sama, disidangkan bersama untuk selanjutnya. Kemudian nanti masih ada saran lagi dari Pak Hakim Anggota, Saudara dengarkan baik-baik. Silakan, Pak. 13. HAKIM ANGGOTA : HAMDAN ZOELVA, S.H., M.H. Ya, cuma minta yang PNPS 63 itu apa nggak ada penjelasannya? 14. KUASA HUKUM PEMOHON : GATOT GOEI, S.H. Memang di bukunya tidak ada penjelasan. 15. HAKIM ANGGOTA : HAMDAN ZOELVA, S.H., M.H. Dicari di lembaran negara? 16. KUASA HUKUM PEMOHON : GATOT GOEI, S.H. Ya, tidak ada penjelasan. 17. HAKIM ANGGOTA : HAMDAN ZOELVA, S.H., M.H. Ya, oke, baik. Terima kasih. 18. KETUA : DR. MUHAMMAD ALIM, S.H., M.HUM. Baiklah Saudara Pemohon, sudah saya berikan informasi. Lalu begini, semua saran-saran tadi itu lagi-lagi sifatnya adalah saran, artinya terserah sepenuhnya kepada Saudara, apakah Saudara menerima saran itu atau tidak. Untuk perbaikannya itu menurut ketentuan yang berlaku paling lambat 14 hari kemudian ya, bukan 14 hari kerja, 14 hari termasuk hari libur. Itu kalau bisa lebih cepat lagi lebih bagus, tapi maksudnya itu paling lambat itu 14 hari. Oke, Saudara sudah mengerti? Ada pertanyaan atau bagaimana? 8

10 19. KUASA HUKUM PEMOHON : GATOT GOEI, S.H. Secara umum kami menangkap apa yang disarankan oleh Bapak Ketua dan Bapak Anggota Majelis, dan kami akan sepenuhnya memperbaiki dan memasukkan saran-saran tadi ke dalam permohonan, Bapak Ketua. Demikian. 20. KETUA : DR. MUHAMMAD ALIM, S.H., M.HUM. Ya, termasuk yang sudah Saudara perbaiki, memang tadi kan sudah diucapkan sebelum petitum 2 dan 3 itu di sinkronkan, ya. Baik, sudah cukup ya? Sekali lagi saya ingatkan Saudara memperbaiki permohonannya sesuai dengan saran-saran atau mungkin ada lagi hal pendapat lain dari Saudara, masukkan, dan itu paling lambat 14 hari kemudian Saudara sudah harus menyerahkannya atau memberikannya kepada Kepaniteraan. 21. KUASA HUKUM PEMOHON : GATOT GOEI, S.H. Baik, Pak. Mohon izin Pak, ada dari Pemohon Prinsipal yang ingin bicara, ingin menyampaikan sedikit, Pak. 22. KETUA : DR. MUHAMMAD ALIM, S.H., M.HUM. Silakan. 23. HAKIM ANGGOTA : DRS. AHMAD FADLIL SUMADI, S.H., M.HUM. Di sebelah sini nggak apa-apa. 24. KETUA : DR. MUHAMMAD ALIM, S.H., M.HUM. Di sini bisa, ini ada. Nggak usah menggusur temannya. Silakan. 25. PEMOHON : M. CHOZIN AMIRULLAH, S.PI., MAIA. Assalamualaikum wr. wb. Terima kasih atas waktunya. Nama saya Muhammad Chozin, Ketua Umum PB HMI-MPO, hanya ingin menambahkan barangkali tentang beberapa hal yang berhubungan dengan mengapa kami mengajukan judicial review ini. Tadi sudah disebutkan tentang bagaimana kami terhambat dalam mendapatkan informasi karena adanya PNPS ini dan kemudian juga hak untuk mengembangkan potensi 9

11 diri. Nah, yang ketiga adalah yang berhubungan dengan kepentingan dari teman-teman di HMI dan mahasiswa pada umumnya, di HMI ada sebuah program pertrainingan yang salah satu materinya adalah pengembangan wawasan, wawasan umum dan wawasan sosial. Nah, ini sangat terhambat kalau ada pelarangan-pelarangan buku karena dalam pengembangan wawasan ini, anak-anak HMI, mahasiswa itu dianjurkan untuk menyerap ilmu apa saja, mengembangkan ilmu dari manapun tanpa harus terbatasi oleh sekat-sekat buku dalam topik apapun begitu, sehingga kami sangat berkepentingan dalam hal ini. Dan pengembangan potensi bagi terutama kader HMI dan mahasiswa pada umumnya itu mayoritas melalui pengembangan intelektual, dalam hal ini tulis-menulis. Barangkali itu, sebagai tambahan untuk Kuasa Hukum juga, untuk nanti dimasukkan juga mengenai argumentasinya. Terima kasih. Wassalamualaikum wr. wb. 26. KETUA : DR. MUHAMMAD ALIM, S.H., M.HUM. Ya. Masih ada lagi? Tidak ada lagi? 27. KUASA HUKUM PEMOHON : GATOT GOEI, S.H. Cukup, Bapak Ketua. 28. KETUA : DR. MUHAMMAD ALIM, S.H., M.HUM. Jadi seperti yang dikatakan sendiri oleh Pemohon Prinsipal, masukkanlah seluruh apa yang dikatakan itu, digabungkan dengan yang Saudara sudah tulis sebelumnya. Oke? Baiklah, sekali lagi saya ingatkan, waktu perbaikan itu paling lama 14 hari dan itu langsung diserahkan ke Kepaniteraan, dan sesudah Anda memenuhi kewajiban itu, menunggulah panggilan untuk di sidang selanjutnya. Baiklah, sidang kami nyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL WIB 10