PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR"

Transkripsi

1 ,p PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR Oleh : Maria Imelda Melina A JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTlTUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 1997

2 MARIA IMELDA MELINA. Penerapan Metode Harga Pokok Proses dan Analisis Titik lrnpas Perusahaan Kecap Cap "WM" Surabaya, Jawa Tirnur (Di bawah birnbingan A. SUBIJO BRATAMIHARDJA, sebagai pernbirnbing I dan DWI RACHMINA, sebagai pernbirnbing 11). Kecap rnerupakan produk olahan kedelai yang rnernpunyai pasaran potensial di Indonesia, karena kecap sudah dikenal rnasyarakat lndonesia sejak lama sebagai bahan rnakanan pelengkap sehari-hari bagi rurnah tangga dan penyebaran produk ini sudah sangat rneluas. Perusahaan kecap di DKI Jaya. Jawa Tengah dan Jawa Tirnur harnpir rnenguasai pasar kecap di seluruh Indonesia. Perusahaan kecap cap "WM" adalah salah satu produsen kecap yang berlokasi di Jawa Tirnur dan telah berdiri sejak lama sehingga rnenarik untuk dikaji. Dalarn rnenghadapi persaingan rnanajernen dituntut untuk rnengelola perusahaan secara efektif dan efisien agar perusahaan dapat rnernpertahankan kelangsungan hidup dan berkernbang sehat. Untuk rnenghadapi persaingan ini salah satu ha1 yang berpengaruh adalah biaya produksi dan harga pokok karena harga pokok digunakan untuk rnenentukan harga jual, rnengetahui tingkat efisiensi, pengendalian biaya perusahaan dan pertanggungjawaban penyirnpangan yang terjadi. Hal ini rnernpengaruhi nilai penjualan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mernpelajari proses produksi pernbuatan kecap cap "WM" dalarn hubungannya dengan identifikasi biaya produksi. (2) Mernilih rnetode perhitungan harga pokok yang cocok dan

3 berdasarkan rnetode tersebut dihitung harga pokok kecap cap "WM" tahun (3) Menganalisis titik irnpas perusahaan kecap cap "WM" tahun Alat analisis yang digunakan adalah analisis harga pokok proses per satuan dengan pendekatan departernen, analisis titik irnpas dan analisis sensitivitas. Pengumpulan biaya produksi kecap cap "WM" rnenggunakan metode harga pokok proses dengan rnernperhatikan sernua unsur biaya produksi (full costing system). Berdasarkan perubahan bentuk kedelai pada proses pengolahan menjadi kecap rnanis rnaka untuk memudahkan pengawasan, pengendalian biaya dan pertanggungjawaban terhadap penyirnpangan yang terjadi dilakukan pedekatan departemenisasi. Penggunaan rnetode harga pokok proses dengan pendekatan departemenisasi akan lebih banyak rnernbantu rnanajernen untuk rnernberikan inforrnasi tentang efisiensi, pengendalian biaya dibandingkan harga pokok yang dipergunakan perusahaan kecap cap "WM" selarna ini (division calculation method). Harga pokok produksi tahun 1996 departernen pengolahan I sebesar Rp64,42/botol, departernen pengolahan II Rp92,57/botol, departemen pernasakan Rp724,28/botol dan departemen pengernasan Rp1.063,73. Pada tahun 1996 perusahaan belurn rnencapai kapasitas normal sehingga terjadi inefisiensi pemakaian alat produksi. Berdasarkan analisis titik impas, penjualan perusahaan berada diatas penjualan titik irnpas. Hal ini berarti perusahaan berada pada posisi rnenguntungkan dan laba yang diperoleh pada tahun 1996 sebesar Rp ,65. Dari analisis sensitivitas, peningkatan harga jual sebesar 7,4

4 persen (cateris paribus) dapat rneningkatkan kernarnpuan perusahaan rnernperoleh laba dari penjualan kecap. Sedangkan peningkatan biaya tetap dan biaya variabel sebesar 7,4 persen (cateris paribus) dapat rnenurunkan kernarnpuan perusahaan dalarn rnernperoleh laba dimana penurunan kernarnpuan rnernperoleh laba akibat peningkatan biaya variabel lebih besar dibandingkan penurunan kernarnpuan rnernperoleh laba akibat peningkatan biaya tetap. Penurunan biaya tetap dan biaya variabel sebesar 7,4 persen (cateris paribus) dapat rneningkatkan kernarnpuan perusahaan dalarn rnernperoleh laba dirnana peningkatan kernarnpuan rnernperoleh laba akibat penurunan biaya variabel lebih besar dibandingkan peningkatan kernarnpuan rnernperoleh laba akibat penurunan biaya tetap. Untuk kepentingan efisiensi rnaka perlu dibuat anggaran sehingga rnernudahkan rnanajernen untuk rnelakukan pengendalian dan pengalokasian, penyirnpangan kepada fungsionaris yang bertanggung jawab. Upaya rnencapai kapasitas normal antara lain dilakukan dengan rnernperbaiki rnesinlalat, rneningkatkan pengawasan pada departernen pengernasan, rnencari alternatif pernasok kedelai yang dapat rnernenuhi kebutuhan perusahaan.

5 PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR Oleh MARIA IMELDA MELINA A Sebagai Salah Satu Syarat Mernperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 1997

6

7

8

9

10

PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR

PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP WM SURABAYA, JAWA TlMUR ,p PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR Oleh : Maria Imelda Melina A. 29.0842 JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

- persaingan Prirnkopti berada dalarn kuadran (star) bintang. Prirnkopti sarnpai

- persaingan Prirnkopti berada dalarn kuadran (star) bintang. Prirnkopti sarnpai RINGKASAN DlEN EVlTA HENDRIANA. ANALISIS PEMlLlHAN STRATEGI BERSAING PRlMKOPTl KOTAMADYA BOGOR SETELAH PENGHAPUSAN MONOPOLI TATANIAGA KEDELAI OLEH BULOG. (Dibawah Bimbingan NUNUNG NURYARTONO) Kedelai sebagai

Lebih terperinci

Ketahanan Pangan yaitu pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi. Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan

Ketahanan Pangan yaitu pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi. Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan PENDAHULUAN Latar Belakang Pangan rnerupakan kebutuhan dasar rnanusia agar dapat hidup dan beraktivitas. Kondisi terpenuhinya kebutuhan ini dikenal dengan istilah ketahanan pangan. Undang-undang No. 7

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang. bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang. bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernbangunan daerah rnerupakan bagian dari pernbangunan nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dielakkan. Arus globalisasi yang bergerak cepat ke arah rnasyarakat tanpa

BAB I PENDAHULUAN dielakkan. Arus globalisasi yang bergerak cepat ke arah rnasyarakat tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mernasuki abad 21, aparatur Pernerintah Propinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta rnenghadapi banyak tantangan yang tidak dapat dielakkan. Arus globalisasi yang bergerak

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIUITAS KERJA PENGRAJIN ROTAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIUITAS KERJA PENGRAJIN ROTAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIUITAS KERJA PENGRAJIN ROTAN (Studi Kasus Pad* Industri Kecll Rotan, Desa Curug Kulon, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang) Duma Netty Simanjuntak A. 280948

Lebih terperinci

PDB 59,4 % dan terhadap penyerapan tenaga

PDB 59,4 % dan terhadap penyerapan tenaga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonorni dan rnoneter telah mernberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perturnbuhan perekonornian Indonesia yang ditunjukkan dengan rnenurunnya Produk Dornestik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai ternpat penyirnpanan

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai ternpat penyirnpanan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang lndustri perbankan, khususnya bank urnurn, rnerupakan pusat dari sistern keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai ternpat penyirnpanan dana, rnernbantu

Lebih terperinci

Djuniarti Notoprodjo. F DEPARTEMEN PRODUKSI DAN QUALITY ASSURANCE Dl PT NESTLE INDONESIA. Di bawah birnbingan lr. Darwin Kadarisrnan, MS.

Djuniarti Notoprodjo. F DEPARTEMEN PRODUKSI DAN QUALITY ASSURANCE Dl PT NESTLE INDONESIA. Di bawah birnbingan lr. Darwin Kadarisrnan, MS. Djuniarti Notoprodjo. F 29.0410. DEPARTEMEN PRODUKSI DAN QUALITY ASSURANCE Dl PT NESTLE INDONESIA. Di bawah birnbingan lr. Darwin Kadarisrnan, MS. Kegiatan rnagang rnerupakan kegiatan rnahasiswa untuk

Lebih terperinci

SlSTEM PENGEMBANGAN AGROlNDUSTRl SKALA MEClL PRODUK HORTIKULTURA SAYURAN

SlSTEM PENGEMBANGAN AGROlNDUSTRl SKALA MEClL PRODUK HORTIKULTURA SAYURAN SlSTEM PENGEMBANGAN AGROlNDUSTRl SKALA MEClL PRODUK HORTIKULTURA SAYURAN Oleh SRI MULYATI F 30.0640 1997 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Sri Mulyati, F 30.0640. Sistern Pengernbangan

Lebih terperinci

KEDUDUKAN WANITA BURUH INDUSTRI DAN KONTRIBUSINYA UNTUK KELUARGA

KEDUDUKAN WANITA BURUH INDUSTRI DAN KONTRIBUSINYA UNTUK KELUARGA KEDUDUKAN WANITA BURUH INDUSTRI DAN KONTRIBUSINYA UNTUK KELUARGA (Kasus Wanita Buruh lndustri di Desa Tarikolot, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Oleh : SULASTRI A. 290454 JURUSAN ILMU-ILMU

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Dunia pendidikan rnerupakan wadah utarna yang paling penting bagi

BABI PENDAHULUAN. Dunia pendidikan rnerupakan wadah utarna yang paling penting bagi BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan rnerupakan wadah utarna yang paling penting bagi setiap individu untuk dapat belajar. Tujuan utarna dari pendidikan itu sendiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Disisi lain, wisata juga dapat rnerusak suatu daerah jika tidak

I. PENDAHULUAN. Disisi lain, wisata juga dapat rnerusak suatu daerah jika tidak 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Kesadaran pernerintah akan besarnya potensi kelautan Indonesia, rnenyebabkan paradigrna pernbangunan yang selarna ini kurang rnernperhatikan sektor kelautan rnulai ditinggalkan.

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Setiap orangtua ingin memiliki anak yang cerdas. Namun cerdas dalam hal

BABI PENDAHULUAN. Setiap orangtua ingin memiliki anak yang cerdas. Namun cerdas dalam hal BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orangtua ingin memiliki anak yang cerdas. Namun cerdas dalam hal 1m tidak hanya pandai menghadapi soal-soal berhitung atau berbahasa saja, melainkan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. dilupakan oleh generasi rnuda saat ini, khususnya bagi siswa di sekolah.

BABI PENDAHULUAN. dilupakan oleh generasi rnuda saat ini, khususnya bagi siswa di sekolah. BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia rnerupakan negara yang rnernpunyai perjalanan sejarah yang cukup panjang. Hal itu dimulai dari masa kerajaan-kerajaan hingga masuknya penjajah di negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lndonesia (BRI) sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia perlu. dalam bisnis perbankkan. Salah satu upaya yang perlu dilakukan

I. PENDAHULUAN. lndonesia (BRI) sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia perlu. dalam bisnis perbankkan. Salah satu upaya yang perlu dilakukan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi era perdagangan bebas, Bank Rakyat lndonesia (BRI) sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia perlu melakukan pembenahan diri agar dapat bersaing dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Kakao merupakan salah satu produk perkebunan lndonesia yang

I. PENDAHULUAN Kakao merupakan salah satu produk perkebunan lndonesia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kakao merupakan salah satu produk perkebunan lndonesia yang potensinya cerah di masa depan. Dalam perdagangan dunia kakao dikenal dan dibudidayakan sudah cukup lama baik

Lebih terperinci

MASYARAUAT KE LAS ATAS

MASYARAUAT KE LAS ATAS (St~ldi Ibsus MASYARAUAT KE LAS ATAS 111; I{otaiiladya Bogor) Oleh : DEVI YULIANTI MARTIAS r A 30.0017 JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997 RINGKASAN

Lebih terperinci

Dilihat dan asal-usulnya, kelapa sawit bukanlah tanarnan asli lndonesia,

Dilihat dan asal-usulnya, kelapa sawit bukanlah tanarnan asli lndonesia, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dilihat dan asal-usulnya, kelapa sawit bukanlah tanarnan asli lndonesia, tetapi seiring dsngan perkembangannya tanaman kelapa sawit ini rnarnpu tumbuh dan berkernbang dengan

Lebih terperinci

MASYARAUAT KE LAS ATAS

MASYARAUAT KE LAS ATAS (St~ldi Ibsus MASYARAUAT KE LAS ATAS 111; I{otaiiladya Bogor) Oleh : DEVI YULIANTI MARTIAS r A 30.0017 JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997 RINGKASAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar

I. PENDAHULUAN. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar negeri rnernpunyai peranan yang sangat penting. Pada periode tahun 1974-1981 surnber utarna pernbangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola pembangunan ekonomi sentralistik yang telah berlangsung selama lebih dari 32 tahun telah rnernberikan darnpak yang luas bagi pernbangunan ekonomi nasional, khususnya

Lebih terperinci

Besamya jurnlah penduduk, kondisi geografis dan pendapatan. bagi usaha penjualan kendaraan roda dua khususnya sepeda motor. PT.

Besamya jurnlah penduduk, kondisi geografis dan pendapatan. bagi usaha penjualan kendaraan roda dua khususnya sepeda motor. PT. 1. PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang Besamya jurnlah penduduk, kondisi geografis dan pendapatan perkapita masyarakat Indonesia merupakan potensi pasar yang sangat baik bagi usaha penjualan kendaraan roda

Lebih terperinci

IflENTlFlKASl KETERSEDIAAN BIOLOGIS ZAT BESl DAN CARA PEMASAKAN TELUR

IflENTlFlKASl KETERSEDIAAN BIOLOGIS ZAT BESl DAN CARA PEMASAKAN TELUR IflENTlFlKASl KETERSEDIAAN BIOLOGIS ZAT BESl SECARA IN VlTRO PADA BEBERAPA JENlS DAN CARA PEMASAKAN TELUR Oleh : Al HERTlWl A 31.1878 JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP PEMUKIMAN VILA INDAH PAJAJARAN, BOGOR

PERANCANGAN LANSKAP PEMUKIMAN VILA INDAH PAJAJARAN, BOGOR PERANCANGAN LANSKAP PEMUKIMAN VILA INDAH PAJAJARAN, BOGOR OLEH : AGUS HERMANA M. S. NRP A 30 1560 JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000 Agus Hermana M. S. (A 30 1560).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pernah ada angka resmi maupun surveinya, narnun makin. meruyaknya gerai jamu di pelosok N~lsantara, bisa dipakai sebagai

I. PENDAHULUAN. pernah ada angka resmi maupun surveinya, narnun makin. meruyaknya gerai jamu di pelosok N~lsantara, bisa dipakai sebagai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengguna jamu dari waktu ke waktu terus bertambah, tidak pernah ada angka resmi maupun surveinya, narnun makin meruyaknya gerai jamu di pelosok N~lsantara, bisa dipakai

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA WlSllNU EKA SAPUTRA A 27.1583 JURUSAN ILMU-ILMU SOSLAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA WlSllNU EKA SAPUTRA A 27.1583 JURUSAN ILMU-ILMU SOSLAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Oleh : YANTl ANGGRAlNl A

Oleh : YANTl ANGGRAlNl A HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN MOBILITAS KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA ORGANlSASl PEMERINTAHAN (Kasus di Sekretariat Daerah Kota Cilegon, Provinsi Banten) Oleh : YANTl ANGGRAlNl A09499040 PROGRAM

Lebih terperinci

L.y' EVALUASI PENYUNTIKAN OVAPRIM-C DENGAN DOSIS YANG BERBEDA KEPADA IKAN SUMATRA (Puntius tetrazona) EKO NOVIANTO

L.y' EVALUASI PENYUNTIKAN OVAPRIM-C DENGAN DOSIS YANG BERBEDA KEPADA IKAN SUMATRA (Puntius tetrazona) EKO NOVIANTO L.y' 0 Y3 EVALUASI PENYUNTIKAN OVAPRIM-C DENGAN DOSIS YANG BERBEDA KEPADA IKAN SUMATRA (Puntius tetrazona) EKO NOVIANTO PROGRAMSTUDITEKNOLOGIDANMANAJEMENAKUAKULTUR DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. bidang perkebunan dan perindustrian teh dan karet dengan produksi yang

BAB l PENDAHULUAN. bidang perkebunan dan perindustrian teh dan karet dengan produksi yang BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Gunung Lingkung merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan perindustrian teh dan karet dengan produksi yang paling dominan saat ini adalah teh.

Lebih terperinci

Oleh AGUS RIYANTO JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS BERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR A

Oleh AGUS RIYANTO JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS BERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR A ANALISIS PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADA USAHATANI BAWANG MERAH (Studi Kasus di Desa Keboledan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Dati II Brebes, Propinsi Dati I Jawa Tengah) Oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN Perhatian pemerintah terhadap sektor non-migas, khususnya sektor agribisnis semakin besar. Hal tersebut disebabkan semakin berkurangnya sumbangan devisa yang dihasilkan dari ekspor minyak

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLANTAS! LHRH DAN ESTRADIOL-17p TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD IKAN Pangasius djambal. Oleh: Sularto NRP

PENGARUH IMPLANTAS! LHRH DAN ESTRADIOL-17p TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD IKAN Pangasius djambal. Oleh: Sularto NRP PENGARUH IMPLANTAS! LHRH DAN ESTRADIOL-17p TERHADAP PERKEMBANGAN GONAD IKAN Pangasius djambal Oleh: Sularto NRP. 99459 PROGFWM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2002 ABSTRAK SULARTO. Pengaruh lrnplantasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN berhasil tidak suatu organisasi. Salah satu karakteristik yang harus dirniliki

I. PENDAHULUAN berhasil tidak suatu organisasi. Salah satu karakteristik yang harus dirniliki I. PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Surnberdaya rnanusia rnerupakan faktor utarna dalarn rnenentukan berhasil tidak suatu organisasi. Salah satu karakteristik yang harus dirniliki oleh seorang Pirnpinan

Lebih terperinci

Terjadinya krisis ekonorni yang rnultidirnensi berdarnpak terhadap. tingkat kesehatan rnasyarakat di wilayah pedesaan, perkotaan maupun

Terjadinya krisis ekonorni yang rnultidirnensi berdarnpak terhadap. tingkat kesehatan rnasyarakat di wilayah pedesaan, perkotaan maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinya krisis ekonorni yang rnultidirnensi berdarnpak terhadap tingkat kesehatan rnasyarakat di wilayah pedesaan, perkotaan maupun metropolitan. Krisis ekonorni tersebut

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Anak yang dilahirkan ke dunia diibaratkan bagai kertas putih yang rnasih

BABI PENDAHULUAN. Anak yang dilahirkan ke dunia diibaratkan bagai kertas putih yang rnasih BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Anak yang dilahirkan ke dunia diibaratkan bagai kertas putih yang rnasih kosong, kelak anak itu akan rnenjadi seperti apa tergantung

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Produk kecantikan pada saat ini telah berkembang sedemikian rupa,

BAB l PENDAHULUAN. Produk kecantikan pada saat ini telah berkembang sedemikian rupa, BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk kecantikan pada saat ini telah berkembang sedemikian rupa, seiring dengan perubahan pola hidup dan peningkatan pendapatan masyarakat serta tingkat pendidikan

Lebih terperinci

Oleh YATI NURYATI A

Oleh YATI NURYATI A ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN DAN TITIK IMPAS PENJUALAN KAIN SUTERA ALAM (Studi Kasus pada Perusahaan Sutera Alam "AMAN SAHURI",Kabupaten Garut, Jawa Barat) Oleh YATI NURYATI A29 1205 JURUSAN EMU-ILMU

Lebih terperinci

Oleh YATI NURYATI A

Oleh YATI NURYATI A ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN DAN TITIK IMPAS PENJUALAN KAIN SUTERA ALAM (Studi Kasus pada Perusahaan Sutera Alam "AMAN SAHURI",Kabupaten Garut, Jawa Barat) Oleh YATI NURYATI A29 1205 JURUSAN EMU-ILMU

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakanq. Setiap keluarga berusaha mernenuhi kebutuhan dengan menggunakan

PENDAHULUAN. Latar Belakanq. Setiap keluarga berusaha mernenuhi kebutuhan dengan menggunakan PENDAHULUAN Latar Belakanq Setiap keluarga berusaha mernenuhi kebutuhan dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia. Karena kebutuhan semakin beragarn dan saling rnendesak untuk didahulukan, rnaka individu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan

I. PENDAHULUAN. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Lebih terperinci

memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan agribisnis di yang baik dan benar akan mampu mengeliminasi

memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan agribisnis di yang baik dan benar akan mampu mengeliminasi A. Latar Belakang Benih merupakan salah satu faktor produksi pertanian yang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan agribisnis di tingkat lahan (on-fam) maupun di luar lahan (off-farm). Penggunaan

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Pasar Farrnasi lndonesia rnerupakan salah satu sektor yang

BAB l PENDAHULUAN. Pasar Farrnasi lndonesia rnerupakan salah satu sektor yang BAB l PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pasar Farrnasi lndonesia rnerupakan salah satu sektor yang rnenarik untuk diamati rneskipun dalam kondisi krisis beberapa tanun terakhir ini. Tingginya populasi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Pesatnya pertumbuhan sektor perbankan memicu timbulnya. persaingan yang ketat di industri perbankan. Bank-bank berlomba untuk

BAB I PENDAHULUAN. bank. Pesatnya pertumbuhan sektor perbankan memicu timbulnya. persaingan yang ketat di industri perbankan. Bank-bank berlomba untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia perbankan saat ini dihadapkan pada suatu kondisi persaingan yang sangat ketat (hyper competition) dalam memenuhi kebutuhan likuiditas bank. Pesatnya pertumbuhan

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN DOSlS PEMBERIAN BAHAN ORGANIK, PEMBUATAN GULUDAN, DAN PENANAMAN KACANG TANAH. Oleh : IRWAN MULYADI

PENGARUH PERBEDAAN DOSlS PEMBERIAN BAHAN ORGANIK, PEMBUATAN GULUDAN, DAN PENANAMAN KACANG TANAH. Oleh : IRWAN MULYADI PENGARUH PERBEDAAN DOSlS PEMBERIAN BAHAN ORGANIK, PEMBUATAN GULUDAN, DAN PENANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) TERHADAP EROSl DAN LIMPASAN PADA TANAH LATOSOL M LEUWIKOPPO, DARMAGA Oleh : IRWAN MULYADI

Lebih terperinci

ANALISA HUBUNGAN TINGKAT HASlL DAN KETERSEDIAAN TENAGADALAM PRODUKSIPANGAN Dl KOTAMADYA BOGOR - JAWA BARAT. Oleh SAFlTRl NUR TAQWANINGTYAS F 31.

ANALISA HUBUNGAN TINGKAT HASlL DAN KETERSEDIAAN TENAGADALAM PRODUKSIPANGAN Dl KOTAMADYA BOGOR - JAWA BARAT. Oleh SAFlTRl NUR TAQWANINGTYAS F 31. ANALISA HUBUNGAN TINGKAT HASlL DAN KETERSEDIAAN TENAGADALAM PRODUKSIPANGAN Dl KOTAMADYA BOGOR - JAWA BARAT Oleh SAFlTRl NUR TAQWANINGTYAS F 31.1106 2000 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Veneer. Sampai saat ini sebagian besar produk yang dihasilkan untuk

Veneer. Sampai saat ini sebagian besar produk yang dihasilkan untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perum Perhutani KIPKJ ( Kesatuan lndustri Pengolahan Kayu Jati ) adalah salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang industri pengolahan kayu jati, produk yang

Lebih terperinci

Dalarn menghadapi krisis ekonomi dan tingginya tingkat persaingan. usaha akhir-akhir ini, rnembuat banyak perusahaan untuk rnengubah

Dalarn menghadapi krisis ekonomi dan tingginya tingkat persaingan. usaha akhir-akhir ini, rnembuat banyak perusahaan untuk rnengubah 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalarn menghadapi krisis ekonomi dan tingginya tingkat persaingan usaha akhir-akhir ini, rnembuat banyak perusahaan untuk rnengubah cara pengoperasian usahanya agar dapat

Lebih terperinci

ANALISA HUBUNGAN TINGKAT HASlL DAN KETERSEDIAAN TENAGADALAM PRODUKSIPANGAN Dl KOTAMADYA BOGOR - JAWA BARAT. Oleh SAFlTRl NUR TAQWANINGTYAS F 31.

ANALISA HUBUNGAN TINGKAT HASlL DAN KETERSEDIAAN TENAGADALAM PRODUKSIPANGAN Dl KOTAMADYA BOGOR - JAWA BARAT. Oleh SAFlTRl NUR TAQWANINGTYAS F 31. ANALISA HUBUNGAN TINGKAT HASlL DAN KETERSEDIAAN TENAGADALAM PRODUKSIPANGAN Dl KOTAMADYA BOGOR - JAWA BARAT Oleh SAFlTRl NUR TAQWANINGTYAS F 31.1106 2000 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

RINGKASAN. V) dan sifat pernesinan. Sehingga diperlukan upaya perbaikan kualitas yang sesuai.

RINGKASAN. V) dan sifat pernesinan. Sehingga diperlukan upaya perbaikan kualitas yang sesuai. RINGKASAN Kajian Sifat Pemesinan Kayu Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terkompregnasi Sebagai Bahan Bangunan dan Perabotan Rumah Tangga oleh Asep Mulyono dibawah bimbingan Dr. Ir. Edi Suhaimi Bakar, M.Agr.

Lebih terperinci

RINGKASAN. Pengeringan beku rnerupakan suatu cara pengeringan yang dapat. Tetapi, biaya operasi pengeringan beku lebih tinggi dibandingkan dengan

RINGKASAN. Pengeringan beku rnerupakan suatu cara pengeringan yang dapat. Tetapi, biaya operasi pengeringan beku lebih tinggi dibandingkan dengan Perbandingan Antara Pengendalian Suhu Bahan Dengan Suhu Lempeng Pemanas Terhadap Konsumsi Energi Untuk Pemanasan Pada Proses Pengeringan Beku. Skripsi disusun oleh Endry, F01496053 dibawah birnbingan Dr.

Lebih terperinci

ZEFFRY ALAMSY AH. Oleh 19 S 7 .JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOG 0

ZEFFRY ALAMSY AH. Oleh 19 S 7 .JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOG 0 ?( ANALISIS PENOAPATAN USAHATANI TEBU SERTA KERAGAAN PElAKSANAAN TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI 01 WILAYAH KERJA PABRIK GULA TERSANA BAHU KABUPATEN CIREBON-JAWA BARAT Oleh ZEFFRY ALAMSY AH.JURUSAN ILMU-ILMU

Lebih terperinci

Oleh : DlNA RATNA SARI A

Oleh : DlNA RATNA SARI A STRATEGI KELUARGA DALAM MENANGGULANGI NAIKNYA HARGA PANGAN UNTUK KONSUMSI BALITA (Kasus di Desa Pangkalan Jati, Kecamatan Limo, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat) Oleh : DlNA RATNA SARI A 30.0370 JURUSAN

Lebih terperinci

KONSENTRASI KOTORAN KUDA OPTIMUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PUNCAK POPULASI. Daphnia sp. Oleh : PANCA MARDl HARl SANYOTO C

KONSENTRASI KOTORAN KUDA OPTIMUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PUNCAK POPULASI. Daphnia sp. Oleh : PANCA MARDl HARl SANYOTO C KONSENTRASI KOTORAN KUDA OPTIMUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PUNCAK POPULASI Daphnia sp. Oleh : PANCA MARDl HARl SANYOTO C01495065 SKRlPSl Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mernperoleh Gelar Sarjana Bidang

Lebih terperinci

Globalisasi dan krisis ekonorni rnerupakan dua ha1 pokok yang banyak. mernbawa perubahan yang sangat rnendasar bagi setiap industri.

Globalisasi dan krisis ekonorni rnerupakan dua ha1 pokok yang banyak. mernbawa perubahan yang sangat rnendasar bagi setiap industri. I. PENDAHULUAN 1.l.Latar Belakang Globalisasi dan krisis ekonorni rnerupakan dua ha1 pokok yang banyak mernbawa perubahan yang sangat rnendasar bagi setiap industri. Darnpak yang ditirnbulkan secara langsung

Lebih terperinci

F Perancangan' Pabrik Pupuk Hayati EMAS (Enhancing Microbial

F Perancangan' Pabrik Pupuk Hayati EMAS (Enhancing Microbial .. F 30 1 54. Perancangan' Pabrik Pupuk Hayati EMAS (Enhancing Microbial Aulina Laila ActiViOerin Soils) di Padalarang, Kabupaten Bandung. Dibawah birnbingan Djumali Mangunwidjaja dan Herman.. - Rl NGKASAN

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BlJl KAKAO KERING Dl KEBUN RAJAMANDALA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA Vlll BANDUNG, JAWA BARAT OLEH :

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BlJl KAKAO KERING Dl KEBUN RAJAMANDALA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA Vlll BANDUNG, JAWA BARAT OLEH : I-. d AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BlJl KAKAO KERING Dl KEBUN RAJAMANDALA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA Vlll BANDUNG, JAWA BARAT OLEH : IRWAN SYARANI F 29.0017 1997 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ZEFFRY ALAMSY AH. Oleh 19 S 7 .JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOG 0

ZEFFRY ALAMSY AH. Oleh 19 S 7 .JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOG 0 ?( ANALISIS PENOAPATAN USAHATANI TEBU SERTA KERAGAAN PElAKSANAAN TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI 01 WILAYAH KERJA PABRIK GULA TERSANA BAHU KABUPATEN CIREBON-JAWA BARAT Oleh ZEFFRY ALAMSY AH.JURUSAN ILMU-ILMU

Lebih terperinci

menjadi peubah-peubah eksogen, yaitu persamaan harga irnpor dan persarnaan harga dunia. Adanya kecenderungan volume impor daging sapi yang terus

menjadi peubah-peubah eksogen, yaitu persamaan harga irnpor dan persarnaan harga dunia. Adanya kecenderungan volume impor daging sapi yang terus RINGKASAN NYAK ILHAM. Penawaran dan Perrnintaan Daging Sapi di lndonesia : Suatu Analisis Sirnulasi (dibawah birnbingan BONAR M. SINAGA, sebagsi ketua, KOOSWARDHONO MUDIKDJO dan TAHLIM SUDARYANTO sebagai

Lebih terperinci

HlDROLlSlS MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (CRUDE PALM OIL) UNTUK MEMPRODUKSI OLEOKIMIA DASAR SECARA ENZIMATIS. Oleh

HlDROLlSlS MINYAK KELAPA SAWIT KASAR (CRUDE PALM OIL) UNTUK MEMPRODUKSI OLEOKIMIA DASAR SECARA ENZIMATIS. Oleh Rita Rohani S. F 28.0930. Hidrolisis Wtinyak Kelapa Sawit Kasar (Crude Palm Oil) Untuk Mernproduksi Oleokirnia Dasar Secara Enzirnatis. Di bawah birnbingan Ani ~ur~ani." RINGKASAN Kelapa sawit rnerupakan

Lebih terperinci

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selarnat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selarnat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua Sambutan Acara Perayaan Hari Ulang Tahun Ke-53 PT Pertamina (Persero) Jakarta, 10 Desember 2010 Disarnpaikan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Ibu Karen Agustiawan Assalammualaikum warahmatullahi

Lebih terperinci

A. PENTINGNYA PENGEMBANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANU- SIA

A. PENTINGNYA PENGEMBANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANU- SIA II. TINJAUAN PUSTAKA A. PENTINGNYA PENGEMBANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANU- SIA Akhir-akhir ini terdapat suatu fenornena adrninistratif pada tingkat yang belurn pernah terlihat sebelurnnya, yaitu sernakin

Lebih terperinci

Oleh SUNARTl A

Oleh SUNARTl A FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN SUSU FORVGLA ANAK?ADA KELGARGA BERPENDAPATAN RENDAN (Kasus di Keiurahan Tegallega dan Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor) Oleh SUNARTl A.

Lebih terperinci

REKAYASA MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI PENGALENGAN IKAN

REKAYASA MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI PENGALENGAN IKAN REKAYASA MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI PENGALENGAN IKAN 1998 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Fajri Anugroho F29.0685. Rekayasa Model Pengendalian Persediaan

Lebih terperinci

baik pada saat maupun di luar pertemuan kelompok. Norma yang ditetapkan yang berkaitan dengan kegiatan perternuan kelompok, penggunaan dana bantuan,

baik pada saat maupun di luar pertemuan kelompok. Norma yang ditetapkan yang berkaitan dengan kegiatan perternuan kelompok, penggunaan dana bantuan, Syarifuddin, Dinamika Kelompok dan Partisipasi Anggota dalam Program lnpres Desa Tertinggal (IDT): Kasus Kelurahan Kandai Dua Dompu - Nusa Tenggara Barat. (Di bawah bimbingan: Prof. Dr. Ir. SAJOGYO, sebagai

Lebih terperinci

RINGKASAN. Es krirn merupakan rnakanan jajanan yang bernilai gizi tinggi dan digemari oleh tua dan

RINGKASAN. Es krirn merupakan rnakanan jajanan yang bernilai gizi tinggi dan digemari oleh tua dan Winda Yunita. F 28.1562. Kajian Teknologi dan Finansial Produk Es Krim (Melorin) Skala Kecil. Di bawah bimbingan Musa Hubeis dan Nuri Andarwulan. RINGKASAN Es krirn merupakan rnakanan jajanan yang bernilai

Lebih terperinci

11. TINJAUAN PUSTAKA

11. TINJAUAN PUSTAKA 11. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Manajemen Keuangan Daerah Pada dasarnya tujuan utarna pengelolaan keuangan daerah terdiri dari: (1) tanggungjawab, (2) memenuhi kewajiban keuangan. (3) kejujuran,

Lebih terperinci

Oleh : PROGRAM STUD1 EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Oleh : PROGRAM STUD1 EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN EKSPOR TERONG BEKU KE JEPANG (Studi Kasus pada PT. HUMPUSS TRADING dan CV. KEM FARMS, Semarang, Jawa Tengah) Oleh : PROGRAM STUD1 EKONOMI PERTANIAN

Lebih terperinci

MOBlLlTAS GEOGRAFIS TENAGA KERJA WANITA

MOBlLlTAS GEOGRAFIS TENAGA KERJA WANITA MOBlLlTAS GEOGRAFIS TENAGA KERJA WANITA (Kasus PT. Unitex, Bogor) Oleh IRA SAVITRI A 27.1475 JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997 IRA SAVlTRl. Mobilitas

Lebih terperinci

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia selama tiga tahun terakhir

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia selama tiga tahun terakhir I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia selama tiga tahun terakhir ini telah berdampak besar bagi kehidupan bangsa lndonesia. Berbagai kegiatan usaha dan pembangunan yang

Lebih terperinci

Dalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen

Dalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalarn rnengantisipasi rneningkatnya perrnintaan konsurnen terhadap produk olahan perikanan yang berrnutu, dewasa ini rnuncul industri pengolahan perikanan yang rnengalarni

Lebih terperinci

Lahirnya GATT (General Agreemenf on Tariff and Trade) sebagai. bentuk perjanjian liberalisasi perdagangan dunia yang kernudian dibentuk

Lahirnya GATT (General Agreemenf on Tariff and Trade) sebagai. bentuk perjanjian liberalisasi perdagangan dunia yang kernudian dibentuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahirnya GATT (General Agreemenf on Tariff and Trade) sebagai bentuk perjanjian liberalisasi perdagangan dunia yang kernudian dibentuk WTO (World Trade Organizafion) untuk

Lebih terperinci

STUD1 TENTANG POTENSI DAN ANALISIS EKONOMI PERIKANAN KEMBUNG (Rastrelligerspp.) Dl SUNGAlLlAT BANGKA. Oleh: Rinto C

STUD1 TENTANG POTENSI DAN ANALISIS EKONOMI PERIKANAN KEMBUNG (Rastrelligerspp.) Dl SUNGAlLlAT BANGKA. Oleh: Rinto C STUD1 TENTANG POTENSI DAN ANALISIS 610 - EKONOMI PERIKANAN KEMBUNG (Rastrelligerspp.) Dl SUNGAlLlAT BANGKA Oleh: Rinto C06495074 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN BISKUIT

SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN BISKUIT SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN BISKUIT (Studi Kasus pada PT Khong Guan Biscuit Factory Indonesia, Ltd.) oleh : Henny Sastiawan JURUSAN ILMU-ILM~J SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN BISKUIT

SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN BISKUIT SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PERUSAHAAN BISKUIT (Studi Kasus pada PT Khong Guan Biscuit Factory Indonesia, Ltd.) oleh : Henny Sastiawan JURUSAN ILMU-ILM~J SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. modern tersebut rnenggeser keberadaan pasar-pasar tradisional. Keberadaan

BABI PENDAHULUAN. modern tersebut rnenggeser keberadaan pasar-pasar tradisional. Keberadaan BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Persaingan retail di era globalisasi ini sernakin ketat setiap tahul1, hal ini dapat dililiat dari perkembangan industri pasar retail yang semakin lama

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN DAN PENYEBARAN PERONTOK KEDELAI MEKANIS PADA TINGKAT KELOMPOK TAN1 Dl KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA

ANALISIS PEMILIHAN DAN PENYEBARAN PERONTOK KEDELAI MEKANIS PADA TINGKAT KELOMPOK TAN1 Dl KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA Pb ANALISIS PEMILIHAN DAN PENYEBARAN PERONTOK KEDELAI MEKANIS PADA TINGKAT KELOMPOK TAN1 Dl KABUPATEN LANGKAT, SUMATERA UTARA Oleh S U H E R M A N F 21. 0539 1989 FAKULTAS TEKWOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

SKRIPSI. KAJIAN PROSES DEGUMMING MINYAK SAWlT KASAR (CRUDE PALM OIL) DENGAN MENGGUNAKAN ASAM SITRAT

SKRIPSI. KAJIAN PROSES DEGUMMING MINYAK SAWlT KASAR (CRUDE PALM OIL) DENGAN MENGGUNAKAN ASAM SITRAT ( SKRIPSI KAJIAN PROSES DEGUMMING MINYAK SAWlT KASAR (CRUDE PALM OIL) DENGAN MENGGUNAKAN ASAM SITRAT Oleh LASRON SIMARMATA, F 31.0274 1998 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR LASRON

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN,, <

BABI PENDAHULUAN,, < BABI PENDAHULUAN,, < BABI PENDAHULUAN 1.1. Latin Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari boleh dikatakan hampir setiap saat manusia dihadapkan pada suatu situasi yang mengharuskan dirinya untuk mengambil

Lebih terperinci

MOBlLlTAS GEOGRAFIS TENAGA KERJA WANITA

MOBlLlTAS GEOGRAFIS TENAGA KERJA WANITA MOBlLlTAS GEOGRAFIS TENAGA KERJA WANITA (Kasus PT. Unitex, Bogor) Oleh IRA SAVITRI A 27.1475 JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1997 IRA SAVlTRl. Mobilitas

Lebih terperinci

A&2db. Disetujui. Eko bri Wiyono, SPi..MSi. ~ehbimbing II. II. FAKULTAS PERIKANAIq DAN ILMU KELAUTAN IPB

A&2db. Disetujui. Eko bri Wiyono, SPi..MSi. ~ehbimbing II. II. FAKULTAS PERIKANAIq DAN ILMU KELAUTAN IPB Judul Skripsi : Analisis Potensi dan Pola Musim Penangkapan lkan Kakap Merah jluf@/?us sp.) di Pai~gandaran Kabupaten Ciamis, Jawa Uarat Nama Mahasiswa : Hamdani Abdillah Nomor Pokok : C06495044 Program

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA (Kasus di Desa Pasar Krui dan Desa Ulu Krui, Kecamatan Pesisir Tengah Krui,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA (Kasus di Desa Pasar Krui dan Desa Ulu Krui, Kecamatan Pesisir Tengah Krui,

Lebih terperinci

Peluang untuk pengembangan usaha agribisnis kelapa sawit di. lndonesia masih cukup terbuka luas hampir di semua subsistem baik pada

Peluang untuk pengembangan usaha agribisnis kelapa sawit di. lndonesia masih cukup terbuka luas hampir di semua subsistem baik pada 1. PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Peluang untuk pengembangan usaha agribisnis kelapa sawit di lndonesia masih cukup terbuka luas hampir di semua subsistem baik pada subsistem agribisnis hulu, on farm

Lebih terperinci

MEMPELAJARI EKSPOR PRODUK AGROINDUSTRI DENGAN. Oleh. FISCA RONY SlSWOYO F

MEMPELAJARI EKSPOR PRODUK AGROINDUSTRI DENGAN. Oleh. FISCA RONY SlSWOYO F MEMPELAJARI EKSPOR PRODUK AGROINDUSTRI DENGAN MEMANFAATKAN TERMINAL PET1 KEMAS CEDE BAGE BANDUNG Oleh FISCA RONY SlSWOYO F03495019 2000 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Fisca

Lebih terperinci

Biaya menurut Mulyadi (1992), adalah sumber daya dikorbankan baik yang telah maupun akan terjadi untuk mencapai tujuan

Biaya menurut Mulyadi (1992), adalah sumber daya dikorbankan baik yang telah maupun akan terjadi untuk mencapai tujuan 11. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Biaya Biaya menurut Mulyadi (1992), adalah sumber daya ekonornis yang dikorbankan baik yang telah maupun akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu dan biasanya dapat

Lebih terperinci

Kelapa sawit termasuk salah satu komoditi andalan lndonesia di. sektor lndustri Agribisnis, karena kelapa sawit merupakan bahan baku

Kelapa sawit termasuk salah satu komoditi andalan lndonesia di. sektor lndustri Agribisnis, karena kelapa sawit merupakan bahan baku I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit termasuk salah satu komoditi andalan lndonesia di sektor lndustri Agribisnis, karena kelapa sawit merupakan bahan baku minyak nabati untuk memenuhi konsurnsi

Lebih terperinci

Dengan tingkat pernahaman yang cukup baik serta rasa menyenangi pekerjaannya, maka prestasi kerja karyawan akan meningkat. Dari responden yang

Dengan tingkat pernahaman yang cukup baik serta rasa menyenangi pekerjaannya, maka prestasi kerja karyawan akan meningkat. Dari responden yang ~ ~ ~~ Mytha Arie Lestiana (C04496002). Evaluasi Hasil Pelatihan dan Penentuan Kebutuhan Pelatihan Bagi Karyawan di PT. Harini Asribahari, Jakarta Utara. Di bawah bimbingan lis Diatin dan Moch. Prihatna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Rata-rata konsumsi daging ayam ras perkapita penduduk lndonesia. dibandingkan dengan negara Malaysia yang sudah mencapai 25,8 kg dan

I. PENDAHULUAN. Rata-rata konsumsi daging ayam ras perkapita penduduk lndonesia. dibandingkan dengan negara Malaysia yang sudah mencapai 25,8 kg dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang A.1. Konsumsi Daging Ayam Ras Rata-rata konsumsi daging ayam ras perkapita penduduk lndonesia baru mencapai 3,45 kg di tahun 2000 merupakan tingkat yang rendah bila dibandingkan

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Sejak pertengahan tahun 2000 dan puncaknya pada triwulan. semarak. Hal ini disebabkan oleh bangkitnya.para pernain di bisnis

BAB l PENDAHULUAN. Sejak pertengahan tahun 2000 dan puncaknya pada triwulan. semarak. Hal ini disebabkan oleh bangkitnya.para pernain di bisnis BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak pertengahan tahun 2000 dan puncaknya pada triwulan kedua tahun 2001 persaingan di bidang Kartu Kredit kembali semarak. Hal ini disebabkan oleh bangkitnya.para

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEPUNG GAYAM (Inocarpus edulis Forst) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DALAM RANGKA PENGANEKARAGAMAN PANGAN. Oleh : EN1 KURNIAWATI A 31.

PEMANFAATAN TEPUNG GAYAM (Inocarpus edulis Forst) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DALAM RANGKA PENGANEKARAGAMAN PANGAN. Oleh : EN1 KURNIAWATI A 31. PEMANFAATAN TEPUNG GAYAM (Inocarpus edulis Forst) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DALAM RANGKA PENGANEKARAGAMAN PANGAN Oleh : EN1 KURNIAWATI A 31.1453 JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

@cr KERAGAAN ANAK-ANAK SIBUK: PRESTASI BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN AMALIA KUSUMANINGRUM

@cr KERAGAAN ANAK-ANAK SIBUK: PRESTASI BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN AMALIA KUSUMANINGRUM ysw4 d @cr KERAGAAN ANAK-ANAK SIBUK: PRESTASI BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN AMALIA KUSUMANINGRUM PROGRAM STUD1 GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

KABUMl. ERIKA KARTlKAWATl. FAKULTAS TEKNOLOGl PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

KABUMl. ERIKA KARTlKAWATl. FAKULTAS TEKNOLOGl PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PENGUKURAN GOLAHAN SUSU KABUMl ERIKA KARTlKAWATl 1998 FAKULTAS TEKNOLOGl PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR Erika Kartikawati. F 30.1076. Pengukuran Kerja pada Proses Pengolahan Susu di Firma Surya

Lebih terperinci

i b : C : Sosial Ekonomi Perikanan (SEI) Judul

i b : C : Sosial Ekonomi Perikanan (SEI) Judul Judul Narna Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi :Perilaku Konsumsi Rumah Tangga Pegawai BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Kabupaten Bogor Terhadap lkan Asin : Ita Nuryati : C04496022 : Sosial

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSO ENERGI PADA PROSES PENGOLAMAN KELAPA SAWIT

ANALISIS KONSUMSO ENERGI PADA PROSES PENGOLAMAN KELAPA SAWIT ANALISIS KONSUMSO ENERGI PADA PROSES PENGOLAMAN KELAPA SAWIT Di PABWIK KELAPA SAWtT (Pf(S1 KERTAJAYAr PTP. XI, BANTEN SELATAN Oleh IKA SAPTO MUSTII

Lebih terperinci

3.2. Metode pengambilan data

3.2. Metode pengambilan data !!I. METODE PENELlTlAN 3.1. Lokasi Penelitian Objek penelitian dan pengambilan data dilaksanakan di Pulau Bunaken Provinsi Sulawesi Utara yang lokasi penelitiannya dapat dilihat pada Gambar 3 yang disajikan

Lebih terperinci

STUD1 DlSTRlBUSl GULA PASlR DALAM UPAYA EFlSlENSl PEMASARAN. Dl KABUPATEN BOGOR. Oleh RITA ARIANI F

STUD1 DlSTRlBUSl GULA PASlR DALAM UPAYA EFlSlENSl PEMASARAN. Dl KABUPATEN BOGOR. Oleh RITA ARIANI F STUD1 DlSTRlBUSl GULA PASlR DALAM UPAYA EFlSlENSl PEMASARAN Dl KABUPATEN BOGOR Oleh RITA ARIANI F03495027 2000 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRi INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

STUD1 DlSTRlBUSl GULA PASlR DALAM UPAYA EFlSlENSl PEMASARAN. Dl KABUPATEN BOGOR. Oleh RITA ARIANI F

STUD1 DlSTRlBUSl GULA PASlR DALAM UPAYA EFlSlENSl PEMASARAN. Dl KABUPATEN BOGOR. Oleh RITA ARIANI F STUD1 DlSTRlBUSl GULA PASlR DALAM UPAYA EFlSlENSl PEMASARAN Dl KABUPATEN BOGOR Oleh RITA ARIANI F03495027 2000 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRi INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BARBER JOHNSON UNTUK MENlLAl EFlSlENSl PELAYANAN RUMAH SAKlT Dl INDONESIA

PENERAPAN METODE BARBER JOHNSON UNTUK MENlLAl EFlSlENSl PELAYANAN RUMAH SAKlT Dl INDONESIA PENERAPAN METODE BARBER JOHNSON UNTUK MENlLAl EFlSlENSl PELAYANAN RUMAH SAKlT Dl INDONESIA Tltlk Respatl, Badrljah Djoerban, Hertl Maryanl* ABSTRACT Barber Johnson graphic method is used to evaluate the

Lebih terperinci