3.2. Metode pengambilan data

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "3.2. Metode pengambilan data"

Transkripsi

1 !!I. METODE PENELlTlAN 3.1. Lokasi Penelitian Objek penelitian dan pengambilan data dilaksanakan di Pulau Bunaken Provinsi Sulawesi Utara yang lokasi penelitiannya dapat dilihat pada Gambar 3 yang disajikan dalarn bentuk Peta Tarnan Nasional Bunaken. Data rnengenai ekosistem terurnbu karang diarnbil pada dua desa yang terletak di Pulau Bunaken yang terdiri atas Desa Alungbanua dan Desa Bunaken yang dilakukan pada Bulan Agustus tahun Seluruh stasiun penelitian ditentukan posisi geografisnya dengan rnenggunakan GPS (global positioning system) yang berbasiskan satelit Metode pengambilan data Data yang digunakan pada penelitian ini rneliputi data primer dan data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalarn penelitian ini berupa data kunjungan wisata 5 tahun terakhir di Tarnan Nasional Bunaken, serta data prosentasi tutupan karang hidup 5 tahun terakhir di 2 desa yang berada di Pulau Bunaken yakni Desa Alungbanua dan Desa Bunaken. Datadata tersebut dapat diperoleh pada instansi-instansi terkait serta beberapa diving club yang ada di dekat lokasi penelitian. Sedang untuk pengarnbilan data primer, sebelurnnya dilakukan survey pendahuluan dengan rnenggunakan peralatan rnenyelarn (snorkling dan SCUBA), yang rnana ha1 tersebut dirnaksudkan untuk rnelatih pengenalan dan pengidentifikasian biota-biota terurnbu karang dan sekaligus pengarnatan lokasi penelitian. Pengarnbilan data tutupan karang dilakukan dengan rnetode Survei Manta Tow. Pengarnatan dilakukan dengan cara rnenarik seorang pengarnat dengan rnenggunakan perahu berrnotor, untuk rnelihat berbagai jenis dan jurnlah habitat serta hal-ha1 lain yang bisa diarnati di terurnbu karang terutarna prosentasi tutupan karang. Adapun sebelurn dilakukan pengarnatan, alur survai tarikan ditandai pada peta. Setiap tarikan diarnbil posisi geografisnya dengan rnenggunakan GPS sedangkan larnanya tarikan dilakukan kira-kira 2 menit dengan jarak pengarnatan berkisar m. Dengan pencatatan yang dilakukan pada white sheet di atas papan manta, hasilnya disajiksn dalarn bentuk tabel isian yang berupa luas tutupan suatu wilayah terurnbu karang dirnana tabel isian tersebu! seperti ditunjukan pada tabel 2.

2 Taman Nasional Bunaken Kabupaten Minahasa Gambar 3 Peta lokasi penelitian Sumber : Peta sumberdaya Manado-Minahasa-Bitung tahun 2004

3 Tabel 2 lsian manta tow Manta Tow Nama Lokasi : Kota : Provinsi: Tanggal Pengamat : Pukul No. Waktu Lokasi Persentasi Penutupan Catatan Tow GPSlKompas Kedalaman Karang Karang Karang Alga Pasirl Awal Akhir (m) Keras Lunak Mati Lumpur Keadaan stasiun penelitian, seperti jangkauan (acces) diarnati dan dicatat berdasarkan waktu dan sarana tranportasi yang tesedia. Profil terurnbu karang diarnati berdasarkan kemiringan dan tipe topografi terurnbu. Dampak dan ancarnan aktivitas wisata bawah air serta potensi kerusakan terurnbu karang diarnati secara visual (Tomascik, 1991 ; UNEP, 1993). Garnbar 4 Teknik pengarnbilan data. Sumber : Proyek pesisir-crmp

4 Untuk rnengakomodasi aspek sosial rnasyarakat, rnaka dilakukan pengkajiaii dengan rnenggunakan rnetode analisa kekuatan lapang (UNESCO, 1993). Untuk pengarnbilan data kuisioner dilakukan pada rnasyarakat Pulau Bunaken dan pelaku wisata yang berdornisili di pulau tersebut. Sedangkan analisis SWOT dilakukan untuk rnenentukan prioritas strategi pengernbangan wisata di TN Bunaken. Dirnana data yang didapat dikumpulan langsung dari responden yang terdiri dari rnasyarakat yang berdornisili di Pulau Bunaken Analisis Data Secara deskriptif, data hasil observasi lapangan diolah dan disajikan dalarn bentuk tabel, grafik dan garnbar. Pekerjaan ini dilakukan dengan bantuan computer untuk rnendeskripsikan kondisi tutupan terurnbu karang dan ktinjungan wisata guna rnendukung analisis dan interpretasinya. Dernikian juga dengan analisis kekuatan lapang dan analisis SWOT. Sesuai dengan rnetode yang digunakan, rnaka analisis data akan dilakukan dalarn 2 bagian terpisah, yaitu pertarna analisis yang rnerujuk pada ternpat atau surnberdaya alarn (analisis tutupan karang) berupa ekosistern terurnbu karang, dan kedua adalah lebih ke aspek sosial rnasyarakat (analisa kekuatan lapang) dan analisis SWOT Tutupan Karang dan Kunjungan Wisata Untuk rnengetahui pengaruh kunjungan wisata terhadap kondisi ekosistern terurnbu karang dapat dilakukan dengan rnelihat korelasi antara jurnlah kunjungan wisata selarna 5 tahun terakhir dengan neraca surnberdaya terurnbu karang. Fluktuasi kunjungan wisata akan diprosentasikan secara kurnulatif selarna lirna tahun terakhir, sedangkan evaluasi surnberdaya terurnbu karang dilakukan dengan neraca surnberdaya dirnana aktiva adalah tutupan karang tahun 2000 dan pasiva adalah tutupan karacg tahun Adapun isian untuk neraca surnberdaya dapat dilihat pada tabel 3. Sedangkan darnpak penyelarnan sebagai akibat dari tingginya kedatangan wisata hkan dianalisis batas toleransi penyelarnan di Pulau Bunaken berdasarkan lokasi /)enyelaman yang berada di pulau tersebut.

5 Tabel 3 Neraca surnberdaya untuk tutupan karang Pulau Bunaken Wilayah Pengelolaan : ProvinsilKota Luas Total Periode Waktu Neraca Surnberdaya Terurnbu Karang Kondisi Prosentase (%) Aktiva (Tahun Awal) Pasiva (Tahun Akhir) Sangat Baik Baik Sedang Buruk Jurnlah Kondisi terurnbu karang yang akan dikorelasikan rneliputi prosentasi tutupail karang hidup, karang rnati, karang lunak, biotik lain, abiotik, patahan karang dan indeks rnortalitas. Data penutupan karang yang diperoleh dari pengukuran lifeform karang dihitung dengan rurnus (English eta/, 1994) L = (LYN) x 100% Dinarna, L = Presentase tutupan karang (%) Li = Panjang lifeforrn jenis kategori ke -i N = Panjang Transek (50 rn) Dari hasil perhitungan prosentasi tutupan karang hidup, akan diklasifikasikan kondisi terurnbu karang tersebut berdasarkan kategori yang dikernukakan Bakosurtanal(2001) dan direkornendasikan di dalarn KEPMEN LH No. 04 Tahun 2001, seperti pada tabel berikut : Tabel 4 Klasifikasi kondisi terurnbu karang berdasarkan prosentasi jurnlah karang hidup No PROSENTASI KARANG HlDUP KONDlSl 1 75%-100% Sangat Baik 2 50%-74% Baik 3 25%-49% Sedang 4 ~25% Buruk

6 Adapun prosentasi tutupan karang hidup dan data kunjungan wisata dibandingkan antara aktiva (tahun awal) dan pasiva (tahun akhir) yang keeratan hubungannya dianalisis dengan rnengunakan regresi linier sederhana (Pratisto, 2005) dengan persarnaan yang dibangun sebagai berikut ; Dirnana, X = kunjungan wisata (dependent variable) Y = tutupan karang (independent variable) a = konstanta regresi b = interseplkerniringan garis regresi Signifikan koefisien regresinya diuji dengan rne~ggunakan uji t, sedangkan keputusan pengujian aaalah jika -tbkl<thit,,g-=ttakl rnaka terima Ho ataupun sebaliknya tolak Ho. Hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut : Ho=kunjungan wisata tidak berpengaruh nyata terhadap persen tutupan karang HI=kunjungan wisata berpengaruh pada persen tutupan karang Kekuatan Lapang Data analisa kekuatan lapang yang berupa kuisioner akan dianalisis berdasarkan isu-isu utarna untuk rnengetahui perrnasalahan yang terjadi pada lokasi penelitian, serta efek yang dirasakan oleh masyarakat seternpat. Isu-isu utarna yang dilihat dalarn penelitian ini berupa : 1. Degradasi lingkcngan Masalah degradasi hutan Masalah rendahnya kualitas udara Masalah rendahnya kualitas tanah 2.. Berkurangnya surnberdaya Masalah berkurangnya sumberdaya flora dan fauna 3. Tingginya perturnbuhan penduduk Masalah tingginya perturnbuhan penduduk dan rendahnya ekonorni

7 4. Status wanita dan perlindungan anak Masalah rendahnya status wanita Masalah tidak adanya perlindungan terhadap kesejahteraan anak 5. Pelayanan dan perawatan kesehatan Masalah perawatan kesehatan rendah 6. Management - wisata Masalah inefisiensi pengelolaan fasilitas dan pelayanan wisata. Analisis ini, akan dilanjutkan dengan penentuan 'strategies for actionhmplementation' dan 'target groups' dari tiap isu dan perrnasalahan yang terekam, serta 'partners' yang direkornendasikan untuk tiap-tiap strategi Analisis SWOT Strategi pengelolaan kawasan wisata berkelanjutan dapat dilakukan dengan pertarna-tarna rnengetahui darnpak kegiatan wisata bagi lingkungan dan masyarakat. Darnpak disini dapat dikatakan pengaruh kegiatan wisata terhadap terumbu karang dan rnasyarakat. Tentunya darnpak terbagi dua yaitu darnpak positif dimana dampak tersebut rnernberikan rnanfaat, dan darnpak negatif adalah darnpak yang merugikan. Untuk dapat menelaah dampak digunakan analisis SWOT yaitu analisis kualitatif yang digunakan untuk mengidentifikasikan berbagai faktor secara sistematis untuk rnemforrnulasikan strategi suatu kegiatan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat rnernaksirnalkan kekuatan dan peluang suatu kegiatan umum secara bersamaan dapat meminirnalkan kelemahan dan ancarnan, analisis ini dikatakan analisis situasi (Rangkuti, 2005). Dengan analisis SWOT, darnpak kegiatan wisata terhadap rnasyarakat digolongkan kedalam faktor eksternal (peluang dan ancarnan) atau dikatakan darnpak secara langsung, dan faktor internal (kekuatan dan kelernahan) atau dikatakan dampak secara tidak langsung. Kedua faktor tersebut rnemberikan darnpak positif yang berasal dari peluang dan kekuatan, dan darnpak negatif yang berasal dari ancarnan dan kelernahan. Diagram analisis SWOT disajikan pada Gambar 5.

8 BERBAGAI PELUANG 3.Mendukung strategi turn aroun 1.Mendukung strategi agresif KEKUATAN INTERNAL - KEKUATAN INTERNAL 4.Mendukung strategi defensif 2.Mendukung strategi diversifikasi BERBAGAI PELUANG Garnbar 5 Diagram analisis SWOT. Kuadran 1 : Merupaka situasi yang sangat rnenguntungkan karena rnerniliki peluang dan kekgatan sehingga dapat rnernanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalarn kondisi ini adalah rnendukung kebijakan perturnbuhan yang agresif ( Growth Oriented Strategy). Kuadran 2 : Meskipun rnenghadapi berbagai ancarnan, narnun rnasih rnerniliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus digunakan adalah rnenggunakan kekuatan untuk rnernanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara diversifikasikan. Kuadran 3: Menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi dilain pihak rnenghadapi berbagai kendalahlkelernahan internal. Fokus strateginya adalah rnerninirnalkan rnasalah-rnasalah internal sehingga dapat rnerebut peluang yang lebih baik. Kuadran 4: Merupakan situasi yang sangat tidak menountungkan karena menghadapi berbagai ancarnan dan kelemahan internal. Dalarn rnenentukan strategi yang baik, diberikan pernbobotan yang berkisar antara 0,O - 1,O dirnana masing-masing faktor harus rnerniliki bobot total sejurnlah 1,O. Nilai 0,O adalah unsur yang pa!ing tidak penting dan nilai 1,O adalah unsur yang paling penting. Selanjutnya masing-masing diberi ranking yang berkisar antara 1-4. Nilai 1 berarti kurang rnernpengaruhi, nilai 2 cukup rnernpengaruhi, nilai 3 rnernpengaruhi dan

9 nilai 4 sangat rnernpengaruhi. Kernudian bobot dikalikan dengan ranking sehingga diperoleh total nilai. Strategi yang diperlukan adalah bagairnana rnernaksirnalkan kekuatan dan peluang suatu kegiaian wisata terhadap rnasyarakat lokal, narnun secara bersarnaan dapat rnerninirnalakan kelernahan dan ancarnan kususnya terhadap rnasyarakat lokal, dengan dernikian diperlukan srategi. Dalarn SWOT teknik rnenetukan strategi adalah rnelalui strategi silang dari keernpat faktor tersebut yaitu: - Strategi e Strategi KP, yaitu strategi yang rnernanfaatkan seluruh kekuatan untuk rnerebut dan mernanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya. Strategi LP, yaitu strategi yang rnerninirnalkan kelemahan untuk rnemenfaatkan peluang. KA, yaiiu strategi yang rnenggunakan kekuatan untuk rnengatasi ancarnan. Strategi LA, yaitu strategi yang rnerninirnalkan kelernahan dan rnenghindari ancarnan.

I. PENDAHULUAN. Disisi lain, wisata juga dapat rnerusak suatu daerah jika tidak

I. PENDAHULUAN. Disisi lain, wisata juga dapat rnerusak suatu daerah jika tidak 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Kesadaran pernerintah akan besarnya potensi kelautan Indonesia, rnenyebabkan paradigrna pernbangunan yang selarna ini kurang rnernperhatikan sektor kelautan rnulai ditinggalkan.

Lebih terperinci

DAMPAK KUNJUNGAN WlSATA TERHADAP PERUBAHAN KONDlSl TERUMBU KARANG Dl PULAU BUNAKEN PROVlNSl SULAWESI UTARA

DAMPAK KUNJUNGAN WlSATA TERHADAP PERUBAHAN KONDlSl TERUMBU KARANG Dl PULAU BUNAKEN PROVlNSl SULAWESI UTARA DAMPAK KUNJUNGAN WlSATA TERHADAP PERUBAHAN KONDlSl TERUMBU KARANG Dl PULAU BUNAKEN PROVlNSl SULAWESI UTARA SEKOLAH PASCA SARJANA P BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESlS DAN SUMBER INFORMASI Saya menyatakan

Lebih terperinci

METODE PENELlTlAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2001 di wilayah pesisir Nusa

METODE PENELlTlAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2001 di wilayah pesisir Nusa METODE PENELlTlAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 00 di wilayah pesisir Nusa Penida yang dipengaruhi oleh aktivitas wisata. Lokasi yang dipilih sebagai ternpat penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kawasan pesisir Indonesia, disarnping kaya akan potensi sumberdaya. alamnya, juga mempunyai potensi untuk dikernbangkan rnenjadi obyek

PENDAHULUAN. Kawasan pesisir Indonesia, disarnping kaya akan potensi sumberdaya. alamnya, juga mempunyai potensi untuk dikernbangkan rnenjadi obyek PENDAHULUAN Latar Belakang Kawasan pesisir Indonesia, disarnping kaya akan potensi sumberdaya alamnya, juga mempunyai potensi untuk dikernbangkan rnenjadi obyek pariwisata bahari, baik dilihat dari segi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang. bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang. bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernbangunan daerah rnerupakan bagian dari pernbangunan nasional yang diarahkan untuk rnengernbangkan daerah yang bersangkutan. Tujuan dari pernbangunan daerah adalah untuk

Lebih terperinci

Berdasarkan PP No. 22 Tahun 1988 Pulau Bunaken secara administratif. IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELlTlAN

Berdasarkan PP No. 22 Tahun 1988 Pulau Bunaken secara administratif. IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELlTlAN 4.1. Gambaran Umum Pulau Bunaken IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELlTlAN Secara geografis Pulau Bunaken terletak dalarn posisi geografis antara 1 36'00.47'-1037'17.39'~~ dan 124'44'08.23'-124 46'57.81'~~ dengan

Lebih terperinci

MATERI PENGAJARAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN GlZl KESEHATAN GURU TAMAN KANAK-KANAK Dl KOTA BOGOR DEW1 ANGGIA MEGASARI

MATERI PENGAJARAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN GlZl KESEHATAN GURU TAMAN KANAK-KANAK Dl KOTA BOGOR DEW1 ANGGIA MEGASARI MATERI PENGAJARAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN GlZl KESEHATAN GURU TAMAN KANAK-KANAK Dl KOTA BOGOR DEW1 ANGGIA MEGASARI PROGRAM STUD1 GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKU LTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan

Jenis data Indikator Pengamatan Unit Sumber Kegunaan 31 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lanskap wisata TNB, Sulawesi Utara tepatnya di Pulau Bunaken, yang terletak di utara Pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau

Lebih terperinci

Ketahanan Pangan yaitu pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi. Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan

Ketahanan Pangan yaitu pencegahan dan penanganan kerawanan pangan dan gizi. Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan PENDAHULUAN Latar Belakang Pangan rnerupakan kebutuhan dasar rnanusia agar dapat hidup dan beraktivitas. Kondisi terpenuhinya kebutuhan ini dikenal dengan istilah ketahanan pangan. Undang-undang No. 7

Lebih terperinci

Oleh : CICI PARNINGOTAN WILFRID GULTOM C SKRIPSI

Oleh : CICI PARNINGOTAN WILFRID GULTOM C SKRIPSI 0 20 M U PERTUMBUHAN DAN BEBERAPA ASPEK BIO-EKOLOGI TERIPANG PASIR (Ho/othuria sabra) DALAM KOLAM PEMBESARAN DI LAUT PULAU KONGSI, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA Oleh : CICI PARNINGOTAN WILFRID GULTOM

Lebih terperinci

- persaingan Prirnkopti berada dalarn kuadran (star) bintang. Prirnkopti sarnpai

- persaingan Prirnkopti berada dalarn kuadran (star) bintang. Prirnkopti sarnpai RINGKASAN DlEN EVlTA HENDRIANA. ANALISIS PEMlLlHAN STRATEGI BERSAING PRlMKOPTl KOTAMADYA BOGOR SETELAH PENGHAPUSAN MONOPOLI TATANIAGA KEDELAI OLEH BULOG. (Dibawah Bimbingan NUNUNG NURYARTONO) Kedelai sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN berhasil tidak suatu organisasi. Salah satu karakteristik yang harus dirniliki

I. PENDAHULUAN berhasil tidak suatu organisasi. Salah satu karakteristik yang harus dirniliki I. PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Surnberdaya rnanusia rnerupakan faktor utarna dalarn rnenentukan berhasil tidak suatu organisasi. Salah satu karakteristik yang harus dirniliki oleh seorang Pirnpinan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Lombok Barat-Propinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu di kawasan pesisir Kecamatan Sekotong bagian utara, tepatnya di Desa Sekotong

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 22 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 (enam) bulan yaitu pada bulan Mei sampai Oktober 2009. Lokasi penelitian dan pengamatan dilakukan di Pulau

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November di perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November di perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung. 17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November 2014 di perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung. B. Alat dan Bahan 1. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA WlSllNU EKA SAPUTRA A 27.1583 JURUSAN ILMU-ILMU SOSLAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA WlSllNU EKA SAPUTRA A 27.1583 JURUSAN ILMU-ILMU SOSLAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIUITAS KERJA PENGRAJIN ROTAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIUITAS KERJA PENGRAJIN ROTAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIUITAS KERJA PENGRAJIN ROTAN (Studi Kasus Pad* Industri Kecll Rotan, Desa Curug Kulon, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang) Duma Netty Simanjuntak A. 280948

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan

I. PENDAHULUAN. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. krisis ekonorni di Indonesia yang berkepanjangan, diperlukan suatu usaha

PENDAHULUAN. krisis ekonorni di Indonesia yang berkepanjangan, diperlukan suatu usaha L PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalarn usaha rnernbangkitkan sektor perekonornian rnenghadapi krisis ekonorni di Indonesia yang berkepanjangan, diperlukan suatu usaha dari seluruh lapisan rnasyarakat,

Lebih terperinci

KONEKTIVITAS IKAN PADA EKOSISTEM PBDANG LAMUN DAN TERUMBU KARANG Dl TELUK GILIMANUt(,TAMAN NASIONAL BALl BARAT, PROVlNSl BALl

KONEKTIVITAS IKAN PADA EKOSISTEM PBDANG LAMUN DAN TERUMBU KARANG Dl TELUK GILIMANUt(,TAMAN NASIONAL BALl BARAT, PROVlNSl BALl KONEKTIVITAS IKAN PADA EKOSISTEM PBDANG LAMUN DAN TERUMBU KARANG Dl TELUK GILIMANUt(,TAMAN NASIONAL BALl BARAT, PROVlNSl BALl Oleh: Rahmawati Rosalinda C64102041 PROGRAM ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian dilaksanakan di wilayah perairan Pulau Bira Besar TNKpS. Pulau Bira Besar terbagi menjadi 2 Zona, yaitu Zona Inti III pada bagian utara dan Zona

Lebih terperinci

TEKNIK PENGUKURAN DAN ANALISIS KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG

TEKNIK PENGUKURAN DAN ANALISIS KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG TEKNIK PENGUKURAN DAN ANALISIS KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG Oleh : Amrullah Saleh, S.Si I. PENDAHULUAN Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting karena menjadi sumber

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 17 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan Pulau Hari Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Dunia pendidikan rnerupakan wadah utarna yang paling penting bagi

BABI PENDAHULUAN. Dunia pendidikan rnerupakan wadah utarna yang paling penting bagi BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan rnerupakan wadah utarna yang paling penting bagi setiap individu untuk dapat belajar. Tujuan utarna dari pendidikan itu sendiri

Lebih terperinci

Oleh: HAZMI C SKRlPSl Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Perikanan Dan llmu Kelautan

Oleh: HAZMI C SKRlPSl Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Perikanan Dan llmu Kelautan or4 APLlKASl SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DAN PENGINDERAAN JAUH DALAM PENENTUAN WILAYAH POTENSIAL WISATA BAHARI TERUMBU KARANG Dl PULAU SATONDA, DOMPU, NUSA TENGGARA BARAT HAZMI C06498017 PROGRAM STUD1

Lebih terperinci

I11 METODE PENELITIAN

I11 METODE PENELITIAN I11 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi (lan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Gunung Merapi dengan mengambil lokasi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Adapun penelitian ini dilaksanakan di Pulau Tobea, Pulau Bonto-bontu, dan milau Renda Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara

Lebih terperinci

Ill. METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

Ill. METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Ill. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Pernbangunan Larnpung Barat sarnpai saat ini belurn terlalu jelas kernana arahnya. Ini terlihat dari tidak fokusnya kebijakan pernbangunan terutama dalam pengernbangan

Lebih terperinci

(pantai di antara batas pasang surut dan pasang naik). dan tanah daratan. dirnana habitat dan jenis binatangnya beradaptasi secara khusus terhadap

(pantai di antara batas pasang surut dan pasang naik). dan tanah daratan. dirnana habitat dan jenis binatangnya beradaptasi secara khusus terhadap TINJAUAN PUSTAKA Wilayah Pesisir Batas Wilayah Pesisir Lawrence (1998), mendefinisikan wilayah pesisir adalah wilayah peralihan antara darat dengan laut yang rnencakup perairan pantai, daerah pasang surut

Lebih terperinci

Kabupaten Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan. (Nongkojajar) Jawa Tirnur rnerupakan daerah sentra produksi ape1

Kabupaten Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan. (Nongkojajar) Jawa Tirnur rnerupakan daerah sentra produksi ape1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan (Nongkojajar) Jawa Tirnur rnerupakan daerah sentra produksi ape1 (Malus sylvestris Mill.) di Indonesia. Pada daerah

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Anak yang dilahirkan ke dunia diibaratkan bagai kertas putih yang rnasih

BABI PENDAHULUAN. Anak yang dilahirkan ke dunia diibaratkan bagai kertas putih yang rnasih BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Anak yang dilahirkan ke dunia diibaratkan bagai kertas putih yang rnasih kosong, kelak anak itu akan rnenjadi seperti apa tergantung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar

I. PENDAHULUAN. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Dalarn pernbangunan ekonorni Indonesia, sektor perdagangan luar negeri rnernpunyai peranan yang sangat penting. Pada periode tahun 1974-1981 surnber utarna pernbangunan

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Wilayah pesisir merupakan suatu kawasan pertemuan antara daratan

BAB l PENDAHULUAN. Wilayah pesisir merupakan suatu kawasan pertemuan antara daratan BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan suatu kawasan pertemuan antara daratan dan laut. Ke arah darat, cakupan wilayah pesisir meliputi bagian daratan (baik yang. kering rnaupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya intensitas kerja masyarakat kota besar di luar rumah merupakan

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya intensitas kerja masyarakat kota besar di luar rumah merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya intensitas kerja masyarakat kota besar di luar rumah merupakan gejala umum dalam kurun waktu lebih dari sepuluh tahun terakhir ini. Dengan beban kerja yang

Lebih terperinci

STUD1 TENTANG POTENSI DAN ANALISIS EKONOMI PERIKANAN KEMBUNG (Rastrelligerspp.) Dl SUNGAlLlAT BANGKA. Oleh: Rinto C

STUD1 TENTANG POTENSI DAN ANALISIS EKONOMI PERIKANAN KEMBUNG (Rastrelligerspp.) Dl SUNGAlLlAT BANGKA. Oleh: Rinto C STUD1 TENTANG POTENSI DAN ANALISIS 610 - EKONOMI PERIKANAN KEMBUNG (Rastrelligerspp.) Dl SUNGAlLlAT BANGKA Oleh: Rinto C06495074 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR

PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP WM SURABAYA, JAWA TlMUR ,p PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR Oleh : Maria Imelda Melina A. 29.0842 JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR

PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP WM SURABAYA, JAWA TlMUR ,p PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES DAN ANALISIS TlTlK IMPAS PERUSAHAAN KECAP CAP "WM" SURABAYA, JAWA TlMUR Oleh : Maria Imelda Melina A. 29.0842 JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menilai kelayakan penggunaan PVC di Indonesia ditinjau dari segi lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai ternpat penyirnpanan

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai ternpat penyirnpanan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang lndustri perbankan, khususnya bank urnurn, rnerupakan pusat dari sistern keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai ternpat penyirnpanan dana, rnernbantu

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan kemajuan tekhnologi informasi serta

BAB l PENDAHULUAN.  Pada era globalisasi dan kemajuan tekhnologi informasi serta BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi dan kemajuan tekhnologi informasi serta desentralisasi, dituntut adanya pelayanan publik yang cepat, tepat dan akurat. Dalam program pembangunan

Lebih terperinci

Nusa Penida terletak di sebelah tenggara Pulau Bali dan berada pada. Nusa Penida merupakan sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten

Nusa Penida terletak di sebelah tenggara Pulau Bali dan berada pada. Nusa Penida merupakan sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten HASlL DAN PEMBAHASAN Gambaran Urnurn Lokasi Penelitian Keadaan Alarn Nusa Penida terletak di sebelah tenggara Pulau Bali dan berada pada posisi 115O25' - 1-T5 37' BT dan S38' - S49'~s. Pulau ini memiliki

Lebih terperinci

Globalisasi dan krisis ekonorni rnerupakan dua ha1 pokok yang banyak. mernbawa perubahan yang sangat rnendasar bagi setiap industri.

Globalisasi dan krisis ekonorni rnerupakan dua ha1 pokok yang banyak. mernbawa perubahan yang sangat rnendasar bagi setiap industri. I. PENDAHULUAN 1.l.Latar Belakang Globalisasi dan krisis ekonorni rnerupakan dua ha1 pokok yang banyak mernbawa perubahan yang sangat rnendasar bagi setiap industri. Darnpak yang ditirnbulkan secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak 12 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi ini dilaksanakan pada wilayah pemakaman Tanah Kusir di jalan Bintaro Raya Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Tapak yang berada di sebelah timur Kali Pesanggrahan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai Sari Ringgung, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, pada bulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi memiliki kedudukan yang khusus dalam perekonomian Indonesia. Secara konstitusional koperasi telah mendapat posisi politis X yang kuat dalam UUD 1945, dan dalam

Lebih terperinci

Peluang untuk pengembangan usaha agribisnis kelapa sawit di. lndonesia masih cukup terbuka luas hampir di semua subsistem baik pada

Peluang untuk pengembangan usaha agribisnis kelapa sawit di. lndonesia masih cukup terbuka luas hampir di semua subsistem baik pada 1. PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Peluang untuk pengembangan usaha agribisnis kelapa sawit di lndonesia masih cukup terbuka luas hampir di semua subsistem baik pada subsistem agribisnis hulu, on farm

Lebih terperinci

Bisnis jasa transportasi di lndonesia terus mengalami perkembangan. transportasi darat, terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah

Bisnis jasa transportasi di lndonesia terus mengalami perkembangan. transportasi darat, terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.. Bisnis jasa transportasi di lndonesia terus mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Perkembangan bisnis tersebut, termasuk jasa transportasi darat, terus meningkat

Lebih terperinci

KERANGKA PEMlKlRAN. Jenis pengeluaran rumahtangga dapat dibagi menjadi dua kelompok besar

KERANGKA PEMlKlRAN. Jenis pengeluaran rumahtangga dapat dibagi menjadi dua kelompok besar KERANGKA PEMlKlRAN Jenis pengeluaran rumahtangga dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu pengeluaran pangan dan non pangan. Secara naluri setiap individu keluarga lebih dahulu rnernanfaatkan setiap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola pembangunan ekonomi sentralistik yang telah berlangsung selama lebih dari 32 tahun telah rnernberikan darnpak yang luas bagi pernbangunan ekonomi nasional, khususnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terus rneningkatkan kinerja berbagai elernen di dalarn organisasi. Pada

I. PENDAHULUAN. terus rneningkatkan kinerja berbagai elernen di dalarn organisasi. Pada I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang sernakin tinggi menuntut perusahaan untuk terus rneningkatkan kinerja berbagai elernen di dalarn organisasi. Pada urnurnnya keberhasilan perusahaan

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR

HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI vi HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii KATA PENGANTAR... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR PETA... xi INTISARI... xii

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Pahawang Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 14 3. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan Pantai Lampuuk Kabupaten Aceh Besar, Provinsi NAD. Secara geografis Kabupaten Aceh Besar terletak pada 5,2º-5,8º

Lebih terperinci

PANDUAN PEMANTAUAN TERUMBU KARANG BERBASIS-MASYARAKAT DENGAN METODA MANTA TOW

PANDUAN PEMANTAUAN TERUMBU KARANG BERBASIS-MASYARAKAT DENGAN METODA MANTA TOW PANDUAN PEMANTAUAN TERUMBU KARANG BERBASIS-MASYARAKAT DENGAN METODA MANTA TOW Asep Sukmara, Audrie J. Siahainenia, dan Christovel Rotinsulu Proyek Pesisir CRMP Indonesia September 2001 COASTAL RESOURCES

Lebih terperinci

KONSENTRASI KOTORAN KUDA OPTIMUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PUNCAK POPULASI. Daphnia sp. Oleh : PANCA MARDl HARl SANYOTO C

KONSENTRASI KOTORAN KUDA OPTIMUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PUNCAK POPULASI. Daphnia sp. Oleh : PANCA MARDl HARl SANYOTO C KONSENTRASI KOTORAN KUDA OPTIMUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PUNCAK POPULASI Daphnia sp. Oleh : PANCA MARDl HARl SANYOTO C01495065 SKRlPSl Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mernperoleh Gelar Sarjana Bidang

Lebih terperinci

11. TINJAUAN PUSTAKA

11. TINJAUAN PUSTAKA 11. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Manajemen Keuangan Daerah Pada dasarnya tujuan utarna pengelolaan keuangan daerah terdiri dari: (1) tanggungjawab, (2) memenuhi kewajiban keuangan. (3) kejujuran,

Lebih terperinci

Oleh : ASEP SOFIAN COG SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Geiar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Oleh : ASEP SOFIAN COG SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Geiar Sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan STUDI KETERKAITAN KEANEKARAGAMAN BENTUK PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG DENGAN IKAN KARANG DI SEKITAR KAWASAN PERAIRAN PULAU RU DAN PULAU KERINGAN WILAYAH BARAT KEPULAUAN BELITUNG Oleh : ASEP SOFIAN COG498084

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG PERUBAHAN PADA KOMPONEN UTAMA PENYUSUN EKOSISTEM PADANG LAMUN DAN TERUMBU KARANG Dl LOKASI PROYEK PENGAMANAN PANTAI NUSA DUA-BALI

KAJIAN TENTANG PERUBAHAN PADA KOMPONEN UTAMA PENYUSUN EKOSISTEM PADANG LAMUN DAN TERUMBU KARANG Dl LOKASI PROYEK PENGAMANAN PANTAI NUSA DUA-BALI KAJIAN TENTANG PERUBAHAN PADA KOMPONEN UTAMA PENYUSUN EKOSISTEM PADANG LAMUN DAN TERUMBU KARANG Dl LOKASI PROYEK PENGAMANAN PANTAI NUSA DUA-BALI Oleh: ESTRADIVARI C06499026 PROGRAM STUD1 ILMU KELAUTAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA (Kasus di Desa Pasar Krui dan Desa Ulu Krui, Kecamatan Pesisir Tengah Krui,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI IKAN PADA KELUARGA NELAYAN DAN BUKAN NELAYAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZl BALITA (Kasus di Desa Pasar Krui dan Desa Ulu Krui, Kecamatan Pesisir Tengah Krui,

Lebih terperinci

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian. III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian terlihat pada Gambar 2. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II ISBN : 978-62-97522--5 PROSEDING SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II Konstribusi Sains Untuk Pengembangan Pendidikan, Biodiversitas dan Metigasi Bencana Pada Daerah Kepulauan SCIENTIFIC COMMITTEE: Prof.

Lebih terperinci

V. PRODUKSI DAN PERAN SUB SEKTOR PETERNAKAN KABUPATEN BENGKALlS. adalah ternak sapi, kerbau, kambing, babi, ayarn buras, ayarn pedaging,

V. PRODUKSI DAN PERAN SUB SEKTOR PETERNAKAN KABUPATEN BENGKALlS. adalah ternak sapi, kerbau, kambing, babi, ayarn buras, ayarn pedaging, V. PRODUKSI DAN PERAN SUB SEKTOR PETERNAKAN KABUPATEN BENGKALlS 5.1. Produksi dan Kebutuhan Ternak 5.1.1 Jenis dan Populasi Ternak Secara urnum jenisjenis ternak yang dikernbangkan rnasyarakat adalah ternak

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 13 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan Pantai Santolo, Kabupaten Garut. Pantai Santolo yang menjadi objek penelitian secara administratif berada di dua

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN. memiliki struktur yang searah dengan pola yang terjadi secara nasional,

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN. memiliki struktur yang searah dengan pola yang terjadi secara nasional, VIII. KESIMPULAN DAN IMPLlKASl KEBIJAKAN 8.1. Kesirnpulan 1. Pola konsurnsi dan pengeluaran rata-rata rumahtangga di wilayah KT1 memiliki struktur yang searah dengan pola yang terjadi secara nasional,

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakanq. Setiap keluarga berusaha mernenuhi kebutuhan dengan menggunakan

PENDAHULUAN. Latar Belakanq. Setiap keluarga berusaha mernenuhi kebutuhan dengan menggunakan PENDAHULUAN Latar Belakanq Setiap keluarga berusaha mernenuhi kebutuhan dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia. Karena kebutuhan semakin beragarn dan saling rnendesak untuk didahulukan, rnaka individu

Lebih terperinci

G.2.7. Wilayah Takad Saru. G.2.8. Wilayah Kotal. Fluktuasi anomali dan persentase karang di Takad Saru StatSoft-7 1,4 42,10 1,2 39,43 1,0 36,75 0,8

G.2.7. Wilayah Takad Saru. G.2.8. Wilayah Kotal. Fluktuasi anomali dan persentase karang di Takad Saru StatSoft-7 1,4 42,10 1,2 39,43 1,0 36,75 0,8 G.2.7. Wilayah Takad Saru Fluktuasi anomali dan persentase karang di Takad Saru Takad Saru(R) (L) 42,10 39,43 36,75 34,08 30 28,72 26,05 23,23 20,54 17,83 15,12 12,37 9,63 G.2.8. Wilayah Kotal Fluktu asi

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

KESESUAIAN EKOWISATA SNORKLING DI PERAIRAN PULAU PANJANG JEPARA JAWA TENGAH. Agus Indarjo

KESESUAIAN EKOWISATA SNORKLING DI PERAIRAN PULAU PANJANG JEPARA JAWA TENGAH. Agus Indarjo Jurnal Harpodon Borneo Vol.8. No.. April. 05 ISSN : 087-X KESESUAIAN EKOWISATA SNORKLING DI PERAIRAN PULAU PANJANG JEPARA JAWA TENGAH Agus Indarjo Universitas Diponegoro Jl. Prof.Soedarto,SH. Tembalang.Semarang.Tel/Fax:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Rehabilitasi Sumberdaya Pesisir. 2.2 Pengelolaan Wilayah Pesisir

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Rehabilitasi Sumberdaya Pesisir. 2.2 Pengelolaan Wilayah Pesisir II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rehabilitasi Sumberdaya Pesisir Ekosistem pesisir yang berperan sebagai ternpat dan media aktifitas manusia sangat berpengaruh terhadap berbagai perubahan lingkungan. Kerusakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI/KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI/KAJIAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv PRAKATA... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI...xiv

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Perdagangan internasional tidak dapat dihindari oleh rnanusia. dalarn kehidupan sehari-hari, dirnulai dari kebutuhan primer hingga

BAB l PENDAHULUAN. Perdagangan internasional tidak dapat dihindari oleh rnanusia. dalarn kehidupan sehari-hari, dirnulai dari kebutuhan primer hingga BAB l PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan internasional tidak dapat dihindari oleh rnanusia dalarn kehidupan sehari-hari, dirnulai dari kebutuhan primer hingga sekunder. Tercatat dalarn abad terakhir,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. laku perekonomian kota ini. Sebagai pintu gerbang internasional yang

I. PENDAHULUAN. laku perekonomian kota ini. Sebagai pintu gerbang internasional yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang DKI Jakarta rnemiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan propinsi lain. Sebagai ibukota negara dan pusat pernerintahan, berbagai kebijaksanaan ekonomi nasional dilahirkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Rata-rata konsumsi daging ayam ras perkapita penduduk lndonesia. dibandingkan dengan negara Malaysia yang sudah mencapai 25,8 kg dan

I. PENDAHULUAN. Rata-rata konsumsi daging ayam ras perkapita penduduk lndonesia. dibandingkan dengan negara Malaysia yang sudah mencapai 25,8 kg dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang A.1. Konsumsi Daging Ayam Ras Rata-rata konsumsi daging ayam ras perkapita penduduk lndonesia baru mencapai 3,45 kg di tahun 2000 merupakan tingkat yang rendah bila dibandingkan

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Pasar Farrnasi lndonesia rnerupakan salah satu sektor yang

BAB l PENDAHULUAN. Pasar Farrnasi lndonesia rnerupakan salah satu sektor yang BAB l PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pasar Farrnasi lndonesia rnerupakan salah satu sektor yang rnenarik untuk diamati rneskipun dalam kondisi krisis beberapa tanun terakhir ini. Tingginya populasi masyarakat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Agustus 2007, bertempat di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMB). Taman Nasional Gunung Merbabu

Lebih terperinci

PENUNTUN PELAKSANAAN MONITORING TERUMBU KARANG DENGAN METODE MANTA TOW

PENUNTUN PELAKSANAAN MONITORING TERUMBU KARANG DENGAN METODE MANTA TOW PENUNTUN PELAKSANAAN MONITORING TERUMBU KARANG DENGAN METODE MANTA TOW PENDAHULUAN Metoda Manta Tow adalah suatu teknik pengamatan terumbu karang dengan cara pengamat di belakang perahu kecil bermesin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan pengambilan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan pengambilan data primer. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan secara langsung. Perameter

Lebih terperinci

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

Manfaat METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian 2 Manfaat Penelitian ini diharapkan menjadi sumber data dan informasi untuk menentukan langkah-langkah perencanaan dan pengelolaan kawasan dalam hal pemanfaatan bagi masyarakat sekitar. METODE Lokasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Oktober 2013, pengambilan sampel sudah dilaksanakan di Pantai Patra Sambolo, Kecamatan Anyer Kabupaten

Lebih terperinci

Dilihat dan asal-usulnya, kelapa sawit bukanlah tanarnan asli lndonesia,

Dilihat dan asal-usulnya, kelapa sawit bukanlah tanarnan asli lndonesia, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dilihat dan asal-usulnya, kelapa sawit bukanlah tanarnan asli lndonesia, tetapi seiring dsngan perkembangannya tanaman kelapa sawit ini rnarnpu tumbuh dan berkernbang dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat diskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian deskriptif digunakan bertujuan agar peneliti dapat menggambarkan dengan lebih baik

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP PEMUKIMAN VILA INDAH PAJAJARAN, BOGOR

PERANCANGAN LANSKAP PEMUKIMAN VILA INDAH PAJAJARAN, BOGOR PERANCANGAN LANSKAP PEMUKIMAN VILA INDAH PAJAJARAN, BOGOR OLEH : AGUS HERMANA M. S. NRP A 30 1560 JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2000 Agus Hermana M. S. (A 30 1560).

Lebih terperinci

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan Analisis Data METODE PENELlTlAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini rnenggunakan rnenggunakan data sekunder yang berkaitan dengan rnasalah kerawanan pangan tahun 2004 atau 2005 serta intewensi yang telah

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di dalam wilayah Kabupaten Administratif

3. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di dalam wilayah Kabupaten Administratif 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di dalam wilayah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, yang berlangsung selama 9 bulan, dimulai

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Bukn pelajaran merupakan salah satu alat yang penting dan menduknng dalam

BABI PENDAHULUAN. Bukn pelajaran merupakan salah satu alat yang penting dan menduknng dalam BABI Pendahuluan BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bukn pelajaran merupakan salah satu alat yang penting dan menduknng dalam pelaksanaan bela jar mengajar. Eksistensi bukn pelajaran menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian berlokasi di Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan yang berada di kawasan Taman Wisata Perairan Gili Matra, Desa Gili Indah,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL Nam dapibus, nisi sit amet pharetra consequat, enim leo tincidunt nisi, eget sagittis mi tortor quis ipsum. PENYUSUNAN BASELINE PULAU-PULAU

Lebih terperinci

3. METODOLOGI. Koordinat stasiun penelitian.

3. METODOLOGI. Koordinat stasiun penelitian. 3. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan pesisir Bahodopi, Teluk Tolo Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan September 2007 dan Juni 2008. Stasiun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Kabupaten Ketapang tepatnya di Kecamatan Muara Pawan, Desa Sungai Awan Kiri, di lokasi Obyek

Lebih terperinci

@cr KERAGAAN ANAK-ANAK SIBUK: PRESTASI BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN AMALIA KUSUMANINGRUM

@cr KERAGAAN ANAK-ANAK SIBUK: PRESTASI BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN AMALIA KUSUMANINGRUM ysw4 d @cr KERAGAAN ANAK-ANAK SIBUK: PRESTASI BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, STATUS GIZI, DAN STATUS KESEHATAN AMALIA KUSUMANINGRUM PROGRAM STUD1 GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pendekatan Konsep yang diajukan dalam penelitian ini adalah konsep pengelolaan wilayah pesisir terpadu secara partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholders yang

Lebih terperinci

VII. PENENTUAN DAN PENETAPAN STRATEGI PENGEMBANGAN PETERNAKAN

VII. PENENTUAN DAN PENETAPAN STRATEGI PENGEMBANGAN PETERNAKAN VII. PENENTUAN DAN PENETAPAN STRATEGI PENGEMBANGAN PETERNAKAN 7.1. Faktor-Faktor Strategis dalam Pengembangan Peternakan di Kabupaten Bengkalis Untuk mengetahui faktor-faktor strategis yang mempengaruhi

Lebih terperinci

menjadi peubah-peubah eksogen, yaitu persamaan harga irnpor dan persarnaan harga dunia. Adanya kecenderungan volume impor daging sapi yang terus

menjadi peubah-peubah eksogen, yaitu persamaan harga irnpor dan persarnaan harga dunia. Adanya kecenderungan volume impor daging sapi yang terus RINGKASAN NYAK ILHAM. Penawaran dan Perrnintaan Daging Sapi di lndonesia : Suatu Analisis Sirnulasi (dibawah birnbingan BONAR M. SINAGA, sebagsi ketua, KOOSWARDHONO MUDIKDJO dan TAHLIM SUDARYANTO sebagai

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui nilai ukuran perusahaan yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui nilai ukuran perusahaan yang 50 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui nilai ukuran perusahaan yang diukur dengan total asset (aktiva) dan kinerja pasar yang diukur dengan

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di KHDTK Cikampek, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat. Luas KHDTK Cikampek adalah 51,10 ha. Secara administratif

Lebih terperinci