Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir"

Transkripsi

1

2 Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja mewajibkan seluruh instansi pemerintah untuk menyusun dokumen pelaporan tahunan yang dapat memberikan informasi capaian pelaksanaan kegiatan selama satu Tahun Anggaran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya telah merumuskan kegiatan berdasarkan 3 (tiga) program kerja yang mengacu pada rencana strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro serta langkahlangkah pelaksanaan kebijakan dan program penelitian dan pengembangan iptek kelautan dan perikanan. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil hasil penelitian dan pengembangan Iptek kelautan dan perikanan. Pada akhirnya, saya ucapkan Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir atas segala kontribusi dan integritas yang telah diberikan dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi. Jakarta, Januari Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Ir. Matheus Eko Rudianto, M.Bus.IT i

3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan rahmat-nya penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir TA dapat diselesaikan. Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan berbagai kewajiban pembangunannya, serta sebagai bentuk pertanggungjawaban Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam kaitannya dengan terselenggaranya good governance. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro serta langkahlangkah pelaksanaan kebijakan dan program penelitian dan pengembangan iptek kelautan dan perikanan. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil hasil penelitian dan pengembangan Iptek kelautan dan perikanan. Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh jajaran, program dan kegiatan penelitian dan pengembangan Iptek kelautan dan perikanan dapat mencapai kemajuan yang cukup besar. Hal ini menjadi modal dasar untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan penelitian yang inovatif dan tepat guna di masa mendatang, sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas tenaga dan pikirannya sehingga laporan ini dapat disusun dan diterbitkan. Jakarta, Januari Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Ir. Matheus Eko Rudianto, M.Bus.IT ii

4 DAFTAR PENYUSUN Penasehat : Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir : Ir. Matheus Eko Rudianto, M.Bus.IT Penanggung Jawab : Kabid Monitoring dan Evaluasi Kabid Pelayanan Teknis Kabid Tata Operasional Ketua Tim Penyusun : Kasubid Evaluasi Tim Penyusun : Kasubid Evaluasi Kasubid Monitoring Kasubid Kerjasama dan Pelayanan Jasa Kasubid Dokumentasi dan Kepustakaan Kasubid Tata Laksana Penelitian dan Pengembangan Kasubid Penyusunan Program Kasubag Tata Usaha Staf Subid Evaluasi Staf Subid Monitoring : Edy Pramono Sucipto, SE : Dr. Ing Widodo Setiyo Pranowo : Ir. Kemal Sinatra, DEA : Gunari, SE : Gunari, SE : Widyawati, SE : Triyono, S.Si, MT : Agus Hermawan, S.Sos : Erish Widjanarko, ST : Eko Triarso, ST, M.Si : Samsudin, A.Ma : Ellen Khrisnawati : Renny Amrukustianda P, S.Kel : Tutik Handayani, S.I.P Andreas Wahyo N, A.Md Penerbit : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Sub Bidang Evaluasi Jl. Pasir Putih II Ancol Timur Jakarta Tel Fax monev.wilnon.dkp@gmail.com iii

5 DAFTAR ISI Sambutan Kata Pengantar Daftar Penyusun Hal i ii iii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tugas, Fungsi Balitbang KP dan Struktur Organisasi Keragaan SDM Balitbang KP (Kekuatan SDM) Sistematika Laporan Interim 8 II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis Balitbang KP Sasaran Strategis dan Rencana Kerja Tahunan Balitbang KP TA Penetapan Kinerja Balitbang KP Tahun /Perjanjian Kerja 16 III. AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun Hasil Pengukuran Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS), Nilai Pencapaian Inisiatif Strategis (NPIS) dan Nilai Kinerja Keseluruhan (NKK) P3SDLP Evaluasi dan Analisis Kinerja: SS 1. Terwujudnya pengelolaan Sumberdaya Laut dan Pesisir yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelaniutan 29 IKU 1. Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya Laut dan Pesisir untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan (WPP, akumulasi) SS 2. Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek Sumberdaya Laut dan Pesisir yang mendukung produktivitas usaha 31 dan pendapatan negara dari sektor KP IKU 2. Jumlah Hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir yang Terekomendasikan untuk Masyarakat dan/atau Industri (buah) IKU 3. Jumlah Rekomendasi dan/atau inovasi litbang sumberdaya laut dan pesisir yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) IKU 4. Jumlah Hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir yang diadopsi oleh pengguna (buah) IKU 5. Jumlah Pengguna Hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir (kelompok, akumulasi) SS 3. Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif berdasarkan data dan informasi limiah Litbang 44 Sumberdaya Laut dan Pesisir IKU 6. Jumlah Rekomendasi dan/atau Masukan Kebijakan Sumberdaya Laut dan Pesisir (paket/buah) IKU 7. Jumlah Data dan/atau Informasi Ilmiah KP (paket] iv

6 IKU 8. Jumlah Karya Tulis Ilmiah Bidang Iptek Sumberdaya Laut dan Pesisir yang diterbitkan (KTI) IKU 9. Jumlah Kawasan Pesisir yang Terpetakan Sumberdayanya IKU 10. Jumlah WPP yang terpetakan karakteristik dan dinamika laut SS 4. Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan SD Laut dan Pesisir yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP 59 yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan IKU 11. Jumlah hasil litbang sumberdaya laut dan pesisir yang inovatifuntuk pembangunan KP (buah)*) Paket teknologi, Inovasi tekonologi, Produk Biologi, Komponen teknologi, Jumlah rancang bangun/desain IKU 12. Jumlah Paket Penerapan IPTEK Sumberdaya Laut dan Pesisir IKU 13. Jumlah Sentra Nelayan yang terbangun dan Terkelola Sistem Informasi (Buah) 3.2. SS 5. Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan layanan lptek Sumberdaya Laut dan Pesisir 65 IKU 14. Proporsi fungsional lingkup P3SDLP dibandingkan total pegawai lingkup P3SDLP (%) IKU 15. Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang sumberdaya laut dan Pesisir yang ditingkatkan kapasitasnya IKU 16. Jumlah jejaring dan/ atau kerjasama litbang sumberdaya laut dan pesisir yang terbentuk (buah) 3.2. SS 6. Terselenggaranya pengendalian Litbang sumberdaya laut dan pesisir 67 IKU 17. Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan pengembangan sumberdaya laut dan pesisir(minimal) 3.2. SS 7. Terwujudnya aparatur sipil negara Lingkup P3SDLP yang kompeten, profesional dan berkepribadian 68 IKU 18. Indeks kompetensi dan integritas Lingkup P3SDLP 3.2. SS 8. Tersedianya manajemen pengetahuan Lingkup P3SDLP yang handal dan mudah diakses 68 IKU 19. Persentase unit kerja Lingkup P3SDLP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan Yang terstandar [%l 3.2. SS 9. Terwujudnya birokrasi Lingkup P3SDLP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima 69 IKU 20. Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Lingkup P3SDLP 3.2. SS 10. Terkelolanya anggaran pembangunan Lingkup P3SDLP secara efisien dan ekuntabel 69 IKU 21. Nilai kinerja anggaran LingkuP P3SDLP (%) IKU 22. Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup Lingkup P3SDLP (%) IV. P E N U T U P Kesimpulan Permasalahan dan Tindak Lanjut 72 v

7 BAB. I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir adalah salah satu unit kerja Eselon II yang ada di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang ditetapkan perubahannya berdasarkan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 yang semula bernama Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non Hayati Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Hal ini dikarenakan adanya beberapa perubahan arah kebijakan dan struktur organisasi Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Unit Organisasi Eselon I lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan. Visi dan Misi Visi: Institusi penelitian yang handal dalam menghasilkan IPTEK menuju Negara penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar Misi: Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir yang handal Meningkatkan kapasitas penelitian dan pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir Mendiseminasikan hasil penelitian dan pengembangan Sumber Daya Lautdan Pesisir 1.2. Tugas dan Fungsi P3SDLP dan Struktur Organisasi a. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dibidang Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir, berdasarkan kebijakan teknis Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Untuk itu seluruh program kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir didasarkan pada tujuan, sasaran strategis dan target kinerja yang telah ditetapkan pada Rencana Strategi (Renstra) Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir tahun 2010-, rencana kerja pemerintah, rencana kinerja tahunan, dan penetapan kinerja tahunan secara konsisten, terus menerus dan berkesinambungan. 1

8 Sesuai dengan visi dan misi di atas, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir telah menetapkan rencana Kinerja dan target kinerja yang akan dicapai pada tahun melakukan kegiatan Pengukuran kinerja. Pengukuran yang digunakan sebagai alat dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Balitbang KP. Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada indikator kinerja utama (IKU) yang telah diidentifikasi agar sasaran dan tujuan strategis pada peta strategi yang dituangkan pada penetapan kinerja P3SDLP tahun. b. Struktur Organisasi dan Personalia KEPALA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAUT DAN PESISIR KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA KEPALA BIDANG TATA OPERASIONAL KEPALA BIDANG PELAYANAN TEKNIS KEPALA BIDANG MONITORING DAN EVALUASI KEPALA SUB BIDANG PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN KEPALA SUB BIDANG PUBLIKASI DAN PERPUSTAKAAN KEPALA SUB BIDANG SARANA RISET KEPALA SUB BIDANG EVALUASI DAN PELAPORAN KEPALA SUB BIDANG KERJASAMA DAN PELAYANAN RISET KEPALA SUB BIDANG SUMBERDAYA RISET FUNGSIONAL UPT 2

9 1.3. Keragaman SDM Keadaan Pegawai Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Kondisi Sumberdaya Manusia berjumlah 114 orang dengan tingkat pendidikan dan disiplin ilmu yang beragam terdiri dari Pejabat Struktural, Pejabat Fungsional dan Staf Pelaksana. Dari jumlah tersebut terdapat 2 orang berstatus Calon Pegawai Negeri Sipil ( CPNS ). Keberagaman Sumberdaya Manusia Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir dapat di lihat pada tabel sebagai berikut : Tabel : 1.1 Keragaman SDM P3SDLP SDM JUMLAH 1. P3SDLP 81 Orang Tenaga Struktural Tenaga Fungsional Staf PNS Staf CPNS Tenaga Kontrak 11 Orang 41 Orang 11 Orang 2 Orang 16 Orang 2. LPSDKP Bungus 33 Orang Tenaga Struktural Tenaga Fungsional Calon Peneliti Tenaga Kontrak Jumlah 4 Orang 10 Orang 6 Orang 13 Orang 114 Orang 3

10 Grafik 1.1 Keragaman SDM Lingkup P3SDLP Struktural Fungsional Staf PNS Staf CPNS Kontrak P3SDLP LPSDKP Komposisi berdasarkan Jabatan Struktural dan Fungsional Tabel : 1.2 Komposisi berdasarkan Jabatan Struktural dan Fungsional NO NAMA JABATAN JUMLAH KET 1 Struktural - Eselon II 1 Kapus ( P3SDLP ) - Eselon III 3 Kabid ( P3SDLP ) - Eselon IV 8 Kassubid ( 1 Kepala Loka ) - Eselon V 3 KaUrusan (Loka PSDKP ) 2. Jabatan Fungsional Peneliti 42 (7 rangkap jabatan) Calon Peneliti 7 (1 P3SDLP + 6 LPSDKP) Teknisi Litkayasa 4 ( 1 Orang Calon Litkayasa ) Pejabat Pengadaan B/J 2 Pranata Komputer 1 3. Jabatan Fungsional Umum 22 (13 P3SDLP + 9 LPSDKP) 4. Tenaga Kontrak 29 (9 P3SDLP + 13 LPSDKP + 6 PAMEKASAN + 1 NATUNA) Jumlah 114 4

11 Grafik 1.2 Komposisi Berdasarkan Jabatan Struktural dan Fungsional Eselon II Eselon III Eselon IV Eselon V Fungsional Komposisi berdasarkan Golongan Ruang Tabel : 1.3 Komposisi berdasarkan Golongan Ruang NO GOLONGAN RUANG e d c b a JUMLAH P3SDLP 1 IV III II I Jumlah 65 LPSDKP 1 III II Jumlah 20 5

12 Grafik 1.3 Komposisi Berdasarkan Golongan Ruang d c b a IV III II Sesuai dengan grafik 1.3 di atas, maka jumlah golongan I dan II dari tahun 2011 sampai dengan mengalami penurunan. Sedangkan jumlah pegawai pada golongan III dan IV dari tahun 2011 sampai dengan mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 sampai dengan penurunan jumlah golongan I dan II disebabkan karena pegawai pada golongan tersebut mengalami purna bakti. Sedangkan jumlah pegawai golongan III disebabkan oleh kenaikan pangkat baik itu jabatan fungsional maupun jabatan struktural, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pegawai golongan IV dari tahun 2011 hingga tahun. Pada tahun Golongan IV sebanyak 6 orang, Golongan III sebanyak 60 orang, Golongan II sebanyak 19, dan Golongan I tidak ada Komposisi berdasarkan Usia Sesuai dengan grafik 1.4 di bawah, pada tahun, maka jumlah pegawai P3SDLP menurut usia didominasi oleh pegawai yang berusia tahun sebanyak 38 orang, sedangkan jumlah pegawai yang pada usia lebih dari 56 tahun sebanyak 1 orang. Hal ini memperlihatkan bahwa beberapa pegawai struktural maupun fungsional di lingkup P3SDLP dalam 2 tahun ke depan akan mengalami purna tugas. Tabel : 1.4 Komposisi berdasarkan Usia No USIA Laki JUMLAH Perempuan 1 < > Jumlah

13 Grafik 1.4.Komposisi Berdasarkan Usia 50 0 < >56 Laki-Laki Perempuan Perempuan Laki-Laki Laki-Laki Perempuan Komposisi Berdasarkan Pendidikan Sesuai dengan grafik 1.5 di bawah, maka Pegawai P3SDLP dari tahun 2010 sampai dengan, menurut tingkat pendidikan dari SD, SMP, sampai D3, mengalami penurunan. Sedangkan dari D4 sampai dengan S3 rata-rata mengalami kenaikan. Pada tahun, jumlah pegawai Balitbang KP menurut tingkat pendidikan mengalami penurunan dari jenjang SD sampai dengan SLTA hal ini karena pegawai pada tingkat pendidikan tersebut mengalami purna bakti, sedangkan peningkatan jumlah pegawai dari tingkat pendidikan D3 sampai dengan S3 disebabkan oleh banyaknya pegawai yang mengikuti tugas belajar atau ijin belajar untuk meningkatkan jabatan peneliti dari peneliti pertama sampai ke peneliti madya. Tabel : 1.5 Komposisi berdasarkan Pendidikan Lingkup P3SDLP Grafik 1.5 Komposisi Berdasarkan Pendidikan SLTA D2 D3 D4/S1 S2 S3 P3SDLP LPSDKP P3SDLP LPSDKP 7

14 PENDIDIKAN S S S JABFUNG Calon Peneliti Peneliti Pertama Peneliti Muda Peneliti Madya SISTEMATIKA LAPORAN INTERIM Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini bertujuan untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Balitbang KP pada tahun, yaitu dengan melakukan analisis atas capaian kinerja (performance results) tahun terhadap rencana kinerja (performance plans) tahun Analisis tersebut memungkinkan teridentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai umpan balik perbaikan kinerja di masa datang. Sejalan dengan hal tersebut, sistematika penyajian laporan interim kinerja triwulan adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, menyajikan latar belakang, tugas dan fungsi, dan struktur organisasi. Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja, menyajikan rencana strategis tahun dan penetapan kinerja tahunan. Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Akuntabilitas Keuangan, menyajikan analisis terhadap capaian kinerja dan keuangan pada tahun. Bab IV Penutup, menyajikan simpulan terhadap pencapaian kinerja di tahun. 8

15 BAB.II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Sebagai institusi penelitian dan pengembangan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir menjadikan sasaran pertama yaitu terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang sumberdaya laut dan pesisir menjadi sasaran strategis yang direpresentasikan dengan tersedianya rekomendasi tentang pengelolaan dan atau model pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir berdasarkan hasil identifikasi potensi, karakteristik sumberdaya laut dan pesisir, model penerapan iptek kelautan dan perikanan serta karya tulis ilmiah yang dihasilkan. Dua sasaran lain berupa terselenggaranya kerjasama penelitian dan pengembangan di bidang sumberdaya laut dan pesisir dengan institusi nasional dan internasional serta termanfaatkannya hasil penelitian dan pengembangan di bidang sumberdaya laut dan pesisir oleh seluruh pemangku kepentingan juga harus menjadi acuan untuk menghasilkan output penting pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir. Rencana strategis (Renstra) Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir dimuat dalam Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) Tahun 2019, disusun mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2019 dan perkembangan pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Tahun 2019 dengan melibatkan semua satuan kerja di lingkup Balitbang KP, Renstra ini dikukuhkan dengan Peraturan Kepala BalitbangKP Nomor PER. 15.1/BALITBANG KP/2010 Tanggal 15 Desember Rencana strategis (Renstra) Lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir tahun hingga 2019 menunjukkan sasaran strategis yang hendak dicapai dapat diukur berdasarkan indikator kinerja yang menunjukkan jumlah rekomendasi pengelolaan dan/atau model pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir, jumlah data dan informasi sumberdaya fenomena dan kerentanan laut dan pesisir, jumlah model penerapan iptek, jumlah karya tulis ilmiah dan jumlah usulan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Pada pertengahan tahun 2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan mensoisaliasikan dan mencoba mengimplementasikan manajemen organisasi menggunakan metoda Balanced Scorecard. Pada metode ini Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama dari level Menteri dapat didistribusikan habis kepada level yang paling bawah, sehingga harapannya capaian kinerja level berbawah secara berjenjang dapat menggambarkan ketercapaian kinerja organisasi puncak di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dengan penerapan BSC maka terjadi penyesuaian Sasaran Strategis dan IKU, sebagai berikut: 9

16 2.2. SASARAN STRATEGIS DAN RENCANA KERJA TAHUNAN P3SDLP TA Peta strategi merupakan suatu dashboard (panel instrument) yang memetakan SS ke dalam suatu kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi P3SDLP. Peta strategi memudahkan Balitbang KP untuk mengkomunikasikan keseluruhan strateginya kepada seluruh pejabat/pegawai dalam rangka pemahaman demi suksesnya pencapaian visi, misi, dan tujuan Balitbang KP. Peta strategi P3SDLP tahun yang disepakati antara Kepala Balitbang KP dengan Menteri Kelautan dan Perikanan pada januari ditunjukkan dalam Gambar 2.1 berikut: Gambar : 2.1 Peta Strategi P3SDLP Tahun Peta strategi P3SDLP memetakan setiap SS yang disusun dalam rangka pencapaian tujuan organisasi sesuai visi dan misi yang diemban. Dengan menggunakan metodologi Balanced Scorecard, setiap SS dikelompokan kedalam empat perspektif, yaitu stakeholders perspective, customers perspective, internal process perspective, dan learning and growth perspective. Dari perpektif stakeholder, tidak terdapat SS yang disusun. Dari perspective customers terhadap KKP dan masyarakat kelautan 10

17 dan perikanan, terdapat SS yang disusun untuk meningkatnya pemanfaatan hasil Litbang KP oleh masyarakat KP dan meningkat pengelolaan SDKP yang berkelanjutan. Dari perspective internal process P3SDLP, untuk mendukung pencapaian SS pada dua layer stakeholders perspective dan customers perpective tersebut diperlukan adanya empat faktor penting berupa Tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan yang implementatif, Tersedianya jumlah data dan informasi ilmiah KP, Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu dan Terselenggaranya pengendalian Litbang KP. Sedangkan dari perspektif learning and growth, terdapat empat faktor penting Tersedianya SDM Balitbang KP yang kompeten dan professional, Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses lingkup P3SDLP, Terwujudnya good governance & clean government lingkup P3SDLP dan Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup P3SDLP. Sedangkan penjabaran dari sasaran strategis diatas pada Renstra disusunlah indikator kinerja dan targetnya sesuai dengan tabel dibawah ini: Tabel : 2.1 Rencana Strategis P3SDLP TA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET STAKEHOLDER PERSPECTIVE 1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP CUSTOMER PERSPECTIVE 2 Meningkatnya pemanfaatan hasil litbang dinamika, kewilayahan, serta pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir oleh Masyarakat KP 1 Nilai Tukar Nelayan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan) Rp. 2,0 juta 4 Pertumbuhan PDB Perikanan 7.25% 5 Jumlah jejaring dan kemitraan Litbang SDLP 6 Jumlah hasil Litbang SDLP yang diadopsi oleh Masyarakat KP 7 Jumlah pengguna hasil litbang SDLP(Kelompok) Meningkatnya Pengelolaan SDKP yang berkelanjutan 8 Luas kawasan laut dan pesisir yang dikelola secara berkelanjutan 4,5 juta ha 11

18 INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 4 Tersedianya kebijakan KP yang implementatif berdasarkan kajian 5 Tersedianya, data dan informasi dinamika, kewilayahan dan pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir 6 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu 7 Terselenggaranya Pengendalian litbang sumberdaya laut dan pesisir 9 Rasio jumlah kajian pengelolaan dan pemanfaatan SDLP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan 10 Jumlah Rekomendasi (Naskah Akademik) terkait pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir secara berkelanjutan 11 Jumlah data dan informasi sumberdaya laut dan pesisir 12 Jumlah karya tulis ilmiah bidang sumberdaya laut dan pesisir 13 Jumlah WPP yang terpetakan karakteristik dan dinamika laut 14 Jumlah Kawasan Pesisir yang terpetakan sumberdayanya 15 Jumlah paket penerapan iptek kewilayahan, dinamika dan sumber daya pesisir dan laut 16 Jumlah ragam produk kelautan hasil litbang sumber daya laut dan pesisir 17 proporsi litbang sumberdaya laut dan pesisir mendukung. Program strategis KKP dibandingkan program pengembangan produk prospektif KP lainnya 33% % LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE 8 Tersedianya SDM P3SDLP yang kompeten dan profesional 18 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III dan IV di P3SDLP 19 Jumlah peneliti berpendidikan S3 di P3SDLP 20 Jumlah fungsional peneliti madya di P3SDLP 21 Proporsi jumlah peg fungsional P3SDLP dibandingkan dengan total pegawai P3SDLP 50% % 12

19 9 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di P3SDLP 10 Tersedianya sistem akuisisi dan laboratorium SDLP yang yang handal 11 Terwujudnya good governance & clean government di P3SDLP 12 Terkelolanya anggaran secara akuntabel di P3SDLP 23 Service Level Agreement di P3SDLP 75% 24 Jumlah Prosedur Sistem Akuisisi dan Laboratorium Data Sumber Daya Laut dan Pesisir 25 Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di P3SDLP 26 Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja P3SDLP 2 100% Nilai AKIP B 27 Nilai integritas P3SDLP 7 28 Nilai Inisiatif anti korupsi P3SDLP Nilai Penerapan RB P3SDLP 80 (setara level 4) 30 Persentase penyerapan P3SDLP >95% Penuangan dari Renstra P3SDLP Tahun diatas dituangkan kedalam rencana kinerja tahunan sesuai tabel dibawah ini : Tabel : 2.2 Rencana Kerja Tahunan P3SDLP TA SS DAN IKU CASCADING CUSTOMER PERSPECTIVE SS 1. Meningkatnya pengelolaan SD Laut dan Pesisir yang berkelanjutan 1 Jumlah WPP yang terpetakan potensi SD laut dan pesisisr untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (akumulasi) Lingkup P3SDLP SS 2. Meningkatnya hasil penyelenggaraan litbang dan layanan iptek yang mendukung daya saing produksi dan pemanfaatan SD Laut dan Pesisir Jumlah hasil Litbang Sumberdaya 2 Laut dan Pesisir yang terekomendasikan untuk Masyarakat dan Industri (buah) Lingkup P3SDLP 13

20 3 4 5 Jumlah rekomendasi dan inovasi litbang SDLP yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) Jumlah hasil litbang SDLP yang diadopsi oleh pengguna (buah) Jumlah pengguna hasil Litbang SDLP (kelompok) SS 3. Meningkatnya produk KP hasil inovasi litbang SD Laut dan Pesisir Lingkup P3SDLP Lingkup P3SDLP Lingkup P3SDLP 6 Jumlah Ragam Produk dan Jasa Kelautan Hasi Inovasi Litbang SDLP Lingkup P3SDLP SS 4. Tersedianya Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP berdasarkan Data dan Informasi Ilmiah Litbang Kewilayahan, Dinamika dan SD Laut dan Pesisir Jumlah Rekomendasi Terkait Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Laut dan Pesisir Secara Berkelanjutan Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan kawasan perairan pelabuhan, serta kawasan perlindungan dan konservasi (PL) Jumlah Data dan/atau Informasi Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir dan Laut Karya Tulis Ilmiah Bidang IPTEK Kewilayahan, Dinamika dan Sumberdaya Laut dan Pesisir Jumlah Kawasan Pesisir yang Terpetakan Sumberdayanya P3SDLP P3SDLP LPSDKP Lingkup P3SDLP P3SDLP Jumlah WPP yang terpetakan P3SDLP karakteristik dan dinamika laut SS 5. Terwujudnya hasil litbang yang inovatif di bidang Kewilayahan, Dinamika dan SD Laut dan Pesisir 13 Jumlah Paket Penerapan IPTEK Kewilayahan, Dinamika dan Sumberdaya Laut dan Pesisir P3SDLP 14 Jumlah sentra nelayan yang terbangun sistem informasinya (kumulatif) (QW) P3SDLP SS 6. Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan Layanan Iptek di bidang Kewilayahan, Dinamika dan SD Laut dan Pesisir 15 Proporsi pegawai fungsional lingkup P3SDLP dibandingkan total pegawai lingkup P3SDLP (%) Lingkup P3SDLP 14

21 16 Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan Litbang IPTEK Kewilayahan, Dinamika, Lingkup P3SDLP Sumberdaya Pesisir dan Laut yang terfasilitasi 17 Jumlah Sarana Prasarana Litbang sumber daya laut (PL) P3SDLP 18 Jumlah jejaring dan kerjasama litbang di bidang Kewilayahan, Dinamika dan SD Laut dan Pesisir Lingkup P3SDLP yang terbentuk (buah) 19 Jumlah Techno Park Kelautan dan Perikanan yang dibangun dan dikembangkan sebagai pusat penerapan iptek dalam skala ekonomi di daerah (buah, akumulasi) (QW) P3SDLP SS 7. Terselenggaranya Pengendalian iptek bidang Kewilayahan, Dinamika dan SD Laut dan Pesisir Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan 20 eksperimental dibandingkan total kegiatan Litbang Kewilayahan, Dinamika dan SD Laut dan Pesisir (minimal) 95% 93% 94% 94% 94% Lingkup P3SDLP SS 8. Tersedianya ASN Lingkup P3SDLP yang kompeten dan profesional 21 Jumlah SDM Lingkup P3SDLP yang dikembangkan kompetensinya SS 9. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses Indeks pemanfaatan informasi KP 22 berbasis IT (%) SS 10. Terwujudnya Reformasi Birokrasi Lingkup P3SDLP > 75% > 75% > 80% > 80% > 85% P3SDLP, LPSKP 23 Indeks RB P3SDLP BB A A A AA P3SDLP, LPSKP 24 Nilai/Skor SAKIP P3SDLP A A A AA AA P3SDLP, LPSKP 25 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap P3SDLP 70,10 72,00 73,00 75,00 77,00 P3SDLP, LPSKP 26 Jumlah usulan unit kerja yang berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK) (satker) Sampai Level 2 SS 11. Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien 27 Nilai efisisensi anggaran (%) > 95 > 95 > 95 > 95 > 95 Lingkup P3SDLP 15

22 2.3. PENETAPAN KINERJA P3SDLP TAHUN Pada tahun, P3SDLP telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala Balitbang KP dengan Menteri Kelautan dan Perikanan. Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi (strategy map) dengan 11 sasaran strategis (SS) yang ingin dicapai. Untuk setiap SS yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan IKU P3SDLP pada tahun untuk semua SS berjumlah 23 IKU. Sebagai alat ukur pencapaian SS, target 23 IKU P3SDLP yang ditetapkan pada awal tahun adalah sebagai berikut : Tabel : PENETAPAN KINERJA P3SDLP TAHUN (TAPJA RECOFUSING) SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET CUSTOMER PERSPECTIVE 1 Meningkatnya pengelolaan SD Laut dan Pesisir yang berkelanjutan 2 Meningkatnya hasil penyelenggaran litbang dan layanan iptek yang mendukung daya saing produksi dan pemanfaatan SD Laut dan Pesisir 3 Meningkatnya produk KP hasil inovasi litbang SD Laut dan Pesisir INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 4 Tersedianya Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP berdasarkan Data dan Informasi Ilmiah Litbang Kewilayahan, Dinamika dan SD Laut dan Pesisir 5 Terwujudnya hasil litbang yang inovatif di bidang Kewilayahan, Dinamika dan SD Laut dan pesisir 1 Jumlah WPP yang terpetakan potensi SD Laut untuk pengembangan ekonomi maritim dan kelautan yang berkelanjutan (akumulasi) 2 Jumlah hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir yang 2 terekomendasikan untuk Masyarakat dan Industri (buah) 3 Jumlah rekomendasi kebijakan yang diusulkan untuk 3 dijadikan bahan kebijakan (buah) 4 Jumlah hasil litbang yang diadopsi oleh pengguna (buah) 1 5 Jumlah pengguna hasil Iptek Sumberdaya Laut dan Pesisir (Kelompok) 6 Jumlah Inovasi Produk dan Jasa Kelautan hasil litbang Sumberdaya Pesisir dan Laut 7 Jumlah Rekomendasi Terkait Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Laut dan Pesisir Secara Berkelanjutan 8 Jumlah Data dan/atau Informasi Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir dan Laut 9 Karya Tulis Ilmiah Bidang IPTEK Kewilayahan, Dinamika dan Sumberdaya Laut dan Pesisir 10 Jumlah Kawasan Pesisir yang Terpetakan Sumberdayanya 11 Jumlah WPP yang Terpetakan Karakteristik dan Dinamika Laut 12 Jumlah Paket Penerapan IPTEK Kewilayahan, Dinamika dan Sumberdaya Laut dan Pesisir

23 6 Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang, dan Layanan Iptek di Bidang Kewilayahan, Dinamika dan SD Laut dan Pesisir 7 Terselenggaranya Pengendalian IPTEK bidang Kewilayahan, Dinamika dan SD Laut dan Pesisir LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE 8 Tersedianya ASN Lingkup P3SDLP yang kompeten dan profesional 9 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses 10 Terwujudnya Reformasi Birokrasi 11 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien 13 Proporsi pegawai fungsional lingkup P3SDLP dibandingkan total pegawai lingkup P3SDLP (%) 14 Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang IPTEK Kewilayahan, Dinamika, Sumberdaya Pesisir dan Laut yang terfasilitasi 15 Jumlah jejaring dan kerjasama litbang di bidang Kewilayahan, Dinamika dan SD Laut dan Pesisir yang terbentuk (buah) 16 Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan Litbang Kewilayahan, Dinamika dan SD Laut dan Pesisir (minimal) 17 Jumlah SDM Lingkup P3SDLP yang dikembangkan kompetensinya 18 Indeks pemanfaatam informasi KP berbasis IT (%) > 75% 19 Indeks RB P3SDLP BB 20 Nilai/Skor SAKIP P3SDLP A 21 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap P3SDLP Jumlah usulan unit kerja berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK) (satker) 1 23 Nilai efisiensi anggaran (%) 80-90% Namun,pada awal triwulan IV Tahun ada penambahan kegiatan APBN-P di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir. Sehingga target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala Balitbang KP dengan Menteri Kelautan dan Perikanan mengalami perubahan. Pada Kontrak kinerja APBN-P Tahun tersebut terdapat peta strategi (strategy map) dengan 10 sasaran strategis (SS) yang ingin dicapai dan Indikator Kinerja Utama (IKU) keseluruhan IKU APBN-P P3SDLP pada tahun untuk semua SS berjumlah 22 IKU sebagai berikut Tabel : PENETAPAN KINERJA P3SDLP TAHUN (TAPJA APBN-P) SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET CUSTOMER PERSPECTIVE 1 Terwujudnya pengelolaan Sumberdaya Laut dan Pesisir yang partisipatif, 1 Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya Laut dan Pesisir untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan (WPP, akumulasi) 2 17

24 bertanggungjawab, dan berkelaniutan 2 Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek Sumberdaya Laut dan Pesisir yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 3 Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif berdasarkan data dan informasi limiah Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir 4 Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan SD Laut dan Pesisir yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan 5 Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan layanan lptek Sumberdaya Laut dan Pesisir 6 Terselenggaranya pengendalian Litbang sumberdaya laut dan pesisir LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE 2 Jumlah Hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir yang Terekomendasikan untuk Masyarakat dan/atau Industri (buah) 3 Jumlah Rekomendasi dan/atau inovasi litbang sumberdaya laut dan pesisir yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) 4 Jumlah Hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir yang diadopsi oleh pengguna (buah) 5 Jumlah Pengguna Hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir (kelompok, akumulasi) 6 Jumlah Rekomendasi dan/atau Masukan Kebijakan Sumberdaya Laut dan Pesisir (paket/buah) 7 Jumlah Data dan/atau Informasi Ilmiah KP (paket] 5 8 Jumlah Karya Tulis Ilmiah Bidang Iptek Sumberdaya Laut dan Pesisir yang diterbitkan (KTI) 9 Jumlah Kawasan Pesisir yang Terpetakan Sumberdayanya 10 Jumlah WPP yang terpetakan karakteristik dan dinamika laut 11 Jumlah hasil litbang sumberdaya laut dan pesisir yang inovatifuntuk pembangunan KP (buah)*) Paket teknologi, Inovasi tekonologi, Produk Biologi, Komponen teknologi, Jumlah rancang bangun/desain 12 Jumlah Paket Penerapan IPTEK Sumberdaya Laut dan Pesisir 13 Jumlah Sentra Nelayan yang terbangun dan Terkelola Sistem Informasi (Buah) 14 Proporsi fungsional lingkup P3SDLP dibandingkan total pegawai lingkup P3SDLP (%) 15 Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang sumberdaya laut dan Pesisir yang ditingkatkan kapasitasnya 16 Jumlah jejaring dan/ atau kerjasama litbang sumberdaya laut dan pesisir yang terbentuk (buah) 17 roporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan pengembangan sumberdaya laut dan pesisir(minimal)

25 7 Terwujudnya aparatur sipil negara Lingkup P3SDLP yang kompeten, profesional dan berkepribadian 8 Tersedianya manajemen pengetahuan Lingkup P3SDLP yang handal dan mudah diakses 9 Terwujudnya birokrasi Lingkup P3SDLP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima 10 Terkelolanya anggaran pembangunan Lingkup P3SDLP secara efisien dan ekuntabel 18 Indeks kompetensi dan integritas Lingkup P3SDLP Persentase unit kerja Lingkup P3SDLP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan Yang terstandar [%l 20 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Lingkup P3SDLP 21 Nilai kinerja anggaran LingkuP P3SDLP (%) 80-90% 22 Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup Lingkup P3SDLP (%) 40 BB 100 Penetapan kinerja APBN-P P3SDLP Tahun merupakan bentuk komitmen yang disepakati oleh Kepala PUSLITBANG SDLP dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Penetapan kinerja P3SDLP Tahun ini memuat sasaran, indikator kinerja utama (IKU) dan target. Indikator kinerja utama (IKU) tersebut merupakan salah satu dukungan program penelitian dan pengembangan Iptek kelautan dan perikanan tahun yang dianggarkan sebesar Rp

26 BAB.III. AKUNTABILITAS KINERJA Berdasarkan hasil pengukuran Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS), Nilai Pencapaian Inisiatif Strategis (NPIS) dan Nilai Kinerja Keseluruhan (NKK) pada aplikasi KINERJAKU dengan menggunakan TAPJA Recofusing tahun dari Triwulan I sampai dengan triwulan IV, dari 11 Sasaran Strategis (SS) dan 23 Indikator Kinerja Utama (IKU) P3SDLP, terdapat 2 sasaran strategis berwarna kuning disebabkan oleh belum tercapainya target yang ditetapkan, serta ada 9 sasaran strategis memiliki kinerja baik (di atas target yang telah ditetapkan), ditandai dengan warna hijau sesuai dengan gambar berikut : Gambar.3.1. Peta Strategis P3SDLP dengan menggunakan TAPJA Recofusing TA pada Aplikasi KINERJAKU 3.1. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TA Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi P3SDLP. Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada indikator kinerja utama (IKU) yang telah diidentifikasi agar sasaran dan tujuan strategis pada peta strategi yang dituangkan pada penetapan kinerja P3SDLP tahun dapat tercapai. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pada TAPJA APBN-P P3SDLP tahun sampai dengan triwulan IV pada customer perspective, internal process perspective dan learn & growth perspective mengalami perubahan dan penyesuaian yang mengacu pada Balanced Scorecard (BSC). Berdasarkan penetapan target pada setiap indikator kinerja tersebut, sebagian besar telah berhasil tercapai. Pencapaian 20

27 Sasaran Strategis (SS) dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun dari Triwulan I sampai dengan triwulan IV yang mengacu Balanced Scorecard (BSC) dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut : Tabel : 3.1 Capaian IKU P3SDLP TA (TAPJA APBN-P) SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET CUSTOMER PERSPECTIVE 1 Terwujudnya pengelolaan Sumberdaya Laut dan Pesisir yang partisipatif, bertanggungjawa b, dan berkelaniutan 2 Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek Sumberdaya Laut dan Pesisir yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 3 Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif berdasarkan data dan informasi limiah Litbang Sumberdaya Laut 1 Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya Laut dan Pesisir untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan (WPP, akumulasi) 2 Jumlah Hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir yang Terekomendasikan untuk Masyarakat dan/atau Industri (buah) 3 Jumlah Rekomendasi dan/atau inovasi litbang sumberdaya laut dan pesisir yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) 4 Jumlah Hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir yang diadopsi oleh pengguna (buah) 5 Jumlah Pengguna Hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir (kelompok, akumulasi) 6 Jumlah Rekomendasi dan/atau Masukan Kebijakan Sumberdaya Laut dan Pesisir (paket/buah) 7 Jumlah Data dan/atau Informasi Ilmiah KP (paket] 8 Jumlah Karya Tulis Ilmiah Bidang Iptek VOLUME CAPAIAN TRIWULAN IV FISIK T R % T R %

28 dan Pesisir 4 Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan SD Laut dan Pesisir yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan 5 Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan layanan lptek Sumberdaya Laut dan Pesisir Sumberdaya Laut dan Pesisir yang diterbitkan (KTI) 9 Jumlah Kawasan Pesisir yang Terpetakan Sumberdayanya 10 Jumlah WPP yang terpetakan karakteristik dan dinamika laut 11 Jumlah hasil litbang sumberdaya laut dan pesisir yang inovatifuntuk pembangunan KP (buah)*) Paket teknologi, Inovasi tekonologi, Produk Biologi, Komponen teknologi, Jumlah rancang bangun/desain 12 Jumlah Paket Penerapan IPTEK Sumberdaya Laut dan Pesisir 13 Jumlah Sentra Nelayan yang terbangun dan Terkelola Sistem Informasi (Buah) 14 Proporsi fungsional lingkup P3SDLP dibandingkan total pegawai lingkup P3SDLP (%) 15 Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang sumberdaya laut dan Pesisir yang ditingkatkan kapasitasnya 16 Jumlah jejaring dan/ atau kerjasama litbang sumberdaya laut dan pesisir yang terbentuk (buah) ,

29 6 Terselenggaranya pengendalian Litbang sumberdaya laut dan pesisir 17 Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan pengembangan sumberdaya laut dan pesisir(minimal) %70 70 % 95, 12% 135, LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE 7 Terwujudnya aparatur sipil negara Lingkup P3SDLP yang kompeten, profesional dan berkepribadian 8 Tersedianya manajemen pengetahuan Lingkup P3SDLP yang handal dan mudah diakses 9 Terwujudnya birokrasi Lingkup P3SDLP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima 10 Terkelolanya anggaran pembangunan Lingkup P3SDLP secara efisien dan ekuntabel 18 Indeks kompetensi dan integritas Lingkup P3SDLP 19 Persentase unit kerja Lingkup P3SDLP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan Yang terstandar [%l 20 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Lingkup P3SDLP 21 Nilai kinerja anggaran LingkuP P3SDLP (%) 22 Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup Lingkup P3SDLP (%) BB BB A 107, , HASIL PENGUKURAN NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS (NPSS), NILAI PENCAPAIAN INISIATIF STRATEGIS (NPIS) dan NILAI KINERJA KESELURUHAN (NKK) BALITBANG KP a. NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS (NPSS) NPSS adalah nilai yang menunjukan konsolidasi dari seluruh IKU di dalam satu Sasaran Strategis (SS). Status capaian SS yang ditunjukan dengan warna merah/kuning/hijau (buruk/sedang/baik) ditentukan oleh NPSS. Untuk menghitung NPSS perlu diperhatikan bobot masing-masing IKU terhadap SS tersebut dengan indeks toleransi 0%. Sistem pembobotan yang digunakan didasarkan atas tingkat validitas IKU seperti Tabel berikut : 23

30 No Validitas IKU Bobot 1 Lead input 0,1 2 Lead proses 0,2 3 Lag output 0,3 4 Lag outcome 0,4 AKUNTABILITAS KEUANGAN Status capaian NPSS ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut: Baik Sedang Buruk Indeks Capaian > 90 % Indeks Capaian = 90% Indeks Capaian < 90 % Untuk melakukan pengukuran kinerja dilakukan dengan cara Menentukan dan mensepakati standar status kinerja untuk NSS, NKP, dan NPSS KLASIFIKASI MAXIMIZE MINIMIZE STABILIZE STATUS NSS / NKP / NPSS (Toleransi 0%) X<90% X>90% X>90% atau X<90% Buruk X=90% X=90% - Sedang X 90% X 90% X=90% Baik Dalam melakukan pengukuran kinerja harus menentukan klasifikasi target indikator kinerja diantaranya adalah : Maximixe adalah Semakin tinggi pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Minimize adalah Semakin rendah pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Stabilize adalah semakin stabil (tidak naik dan tidak turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik. Pengukuran capaian kinerja P3SDLP pada Tahun masih menggunakan 2 metode/tools pengukuran untuk eksternal dan internal yaitu sebagai berikut : 1. Hasil Pengukuran capain kinerja Eksternal P3SDLP yang menggunakan aplikasi kinerjaku.kkp.go.id pada triwulan IV TA sesuai gambar di bawah, pada aplikasi kinerjaku ini pengukuran masih menggunakan tapkja recofusing, terlihat bahwa terdapat 2 (dua) sasaran strategis yang berwarna kuning yang berarti terdapat beberapa indikator kinerja utamanya tidak mencapai target dan 9 (sembilan) sasaran strategis yang berwarna hijau yang berarti bahwa target/realisasinya >90%. Pengukuran NSS (nilai sasaran strategis) berdasarkan pada capaian volume dari IKU dari setiap sasaran strategis. 24

31 Gambar. Hasil pencapaian P3SDLP TAPJA Recofusing sesuai dengan gambar yang tertuang dalam aplikasi "KINERJAKU" Tahun. Gambar.3.2. Hasil Pencapaian Kinerja P3SDLP TAPJA Recofusing dalam Aplikasi kinerjaku.kkp.go.id TA 25

32 Dalam implementasi pengukuran kinerja yang menggunakan aplikasi kinerjaku P3SDLP masih belum 100% sempurna, berikut kendala yang dihadapi dalam implementasi aplikasi Kinerjaku.kkp diantaranya : a) Masih adanya pengembangan aplikasi kinerjaku yang belum terinformasikan ke satker. b) Belum terinformasikan secara jelas tata cara penginputan pencapaian IKU pada aplikasi kinerjaku apakah dilakukan secara bulanan/triwulanan, sebagai contoh : Jika pencapaian IKU dilakukan input secara bulanan maka terjadi dupliaksi pada tampilan menu laporan IKU; c) Pada inputan Renaksi terdapat kolom output, komponen dan Sub komponen namun data yang disediakan belum dapat diakses secara tepat (tidak sesuai dengan user manual aplikasi data; d) Satker P3SDLP sudah melakukan input data renaksi secara lengkap namun data tidak tampil pada aplikasi. 2. Pengukuran capaian kinerja Internal P3SDLP Tahun masih dengan menggunakan metode Balanced Scorecard sebagaimana tahun Pengukuran kinerja dilakukan mulai dari tahapan mengukur nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS), Nilai pencapaian Inisiatif strategis (NPIS), dan Nilai kinerja keseluruhan (NKK) yang membedakan pengukuran menggunakan aplikasi kinerjaku.kkp yang hanya sampai pengukuran Nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) saja. Dalam pengukuran internal ini, dilakukan dengan membandingkan : 1. target dan capaian volume dari setiap Sasaran Strategis dan 2. target dan capaian fisik dari setiap Sasaran Strategis pada masing-masing prespektif dengan toleransi 10%. Pada Pengukuran Internal ini Tapja yang digunakan merupakan Tapja terbaru APBN-P P3SDLP TA. 26

33 Tabel. Capaian Nilai Kinerja Sasaran Strategis (progress/fisik) TAPJA APBN-P P3SDLP Triwulan IV TA FORM 3. PENGUKURAN NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS (NPSS) Nama unit kerja / Satker : PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA LAUT DAN PESISIR Level BSC : II Capaian Fisik No Perspektif Bobot Perspektif Kode SS Sasaran Strategis NSS BOBOT NSS NSS x Bobot STATUS NKP NPSS STATUS NPSS SS1 Terwujudnya pengelolaan Sumberdaya Laut dan Pesisir yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelaniutan 100% 50% 50.0% 1 Customer 40% SS2 Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek Sumberdaya Laut dan Pesisir yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP 100% 50% 50.00% Total per perspektif 100% % SS3 Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif berdasarkan data dan informasi limiah Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir 100% 25% 25.00% 2 Internal 30% SS4 Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan SD Laut dan Pesisir yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan 100% 25% 25.00% SS5 Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan layanan lptek Sumberdaya Laut dan Pesisir 100% 25% 25.00% 99.25% SS6 Terselenggaranya pengendalian Litbang sumberdaya laut dan pesisir 100% 25% 25.00% Total per perspektif 100% % SS7 Terwujudnya aparatur sipil negara Lingkup P3SDLP yang kompeten, profesional dan berkepribadian 100% 25% 25.00% 3 Learning and growth 30% SS8 SS9 Tersedianya manajemen pengetahuan Lingkup P3SDLP yang handal dan mudah diakses Terwujudnya birokrasi Lingkup P3SDLP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima 100% 25% 25.00% 100% 25% 25.00% SS10 Terwujudnya pengelolaan Sumberdaya Laut dan Pesisir yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelaniutan 90% 25% 22.50% 100% OK Total per perspektif 100% 97.50% Berdasarkan capaian fisik kinerja P3SDLP ditingkat korporat pada triwulan IV Tahun sebesar % yang berasal dari capaian kinerja masing-masing perspektif sebagai berikut : a) Perspektif pelanggan (Customer perspective) dengan bobot 40%, capaian kinerja sebesar 100%; b) Perspektif Internal (Internal Process perspective) dengan bobot 30%, capaian kinerja sebesar 100%; c) Perspektif Learn and Growth (Learn and Growth perspective) dengan bobot 30%, capaian kinerja sebesar 97.50%. 27

34 Tabel. Capaian Nilai Kinerja Sasaran Strategis (ouput/volume) P3SDLP Triwulan IV TA FORM 3. PENGUKURAN NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS (NPSS) Nama unit kerja / Satker : PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA LAUT DAN PESISIR Level BSC : II Capaian Volume No Perspektif Bobot Perspektif Kode SS Sasaran Strategis NSS BOBOT NSS NSS x Bobot STATUS NKP NPSS STATUS NPSS SS1 Terwujudnya pengelolaan Sumberdaya Laut dan Pesisir yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelaniutan 100% 50% 50.0% 1 Customer 40% SS2 Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek Sumberdaya Laut dan Pesisir yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP 100% 50% 50.00% Total per perspektif 100% % SS3 Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif berdasarkan data dan informasi limiah Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir 94.81% 25% 23.70% 2 Internal 30% SS4 Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan SD Laut dan Pesisir yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan % 25% 25.12% SS5 Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan layanan lptek Sumberdaya Laut dan Pesisir 64.77% 25% 16.19% 99.80% SS6 Terselenggaranya pengendalian Litbang sumberdaya laut dan pesisir % 25% 33.97% SS7 Total per perspektif Terwujudnya aparatur sipil negara Lingkup P3SDLP yang kompeten, profesional dan berkepribadian 100% 98.99% 100% 25% 25.00% 3 Learning and growth 30% SS8 SS9 Tersedianya manajemen pengetahuan Lingkup P3SDLP yang handal dan mudah diakses Terwujudnya birokrasi Lingkup P3SDLP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima 100% 25% 25.00% % 25% 26.78% 100% OK SS10 Terwujudnya pengelolaan Sumberdaya Laut dan Pesisir yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelaniutan Total per perspektif 94.31% 25% 23.58% 100% % Berdasarkan capaian output/volume kinerja P3SDLP ditingkat korporat pada triwulan IV Tahun sebesar 99.80% yang berasal dari capaian kinerja masing-masing perspektif sebagai berikut : a) Perspektif pelanggan (Customer perspective) dengan bobot 40%, capaian kinerja sebesar 100%; b) Perspektif Internal (Internal Process perspective) dengan bobot 30%, capaian kinerja sebesar 98.99%; c) Perspektif Learn and Growth (Learn and Growth perspective) dengan bobot 30%, capaian kinerja sebesar %. Berdasarkan kedua tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil pengukuran nilai pencapaian sasaran strategis dari Customer sampai learn & growth P3SDLP triwulan IV TA. untuk output/volume dan progress/fisik yaitu 99.80% dan 99.25%. Di dalam pengukuran seluruh sasaran strategis P3SDLP pada triwulan IV TA. masih terdapat beberapa pencapaian yang belum sesuai target pada triwulan IV ini. 28

35 3.3. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA CUSTOMER PERSPEKTIVE Capaian kinerja P3SDLP pada perspektif pelanggan (custumer perspective) dengan bobot perspektif sebesar 40% yang berasal dari tiga (3) sasaran strategis yaitu meningkatnya pengelolaan SDLP yang berkelanjutan dengan capaian sebesar 100% (progress/fisik) dan 100% (output/volume). SASARAN STRATEGIS 1 : Terwujudnya pengelolaan Sumberdaya Laut dan Pesisir yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelaniutan Nilai sasaran strategis Terwujudnya pengelolaan Sumberdaya Laut dan Pesisir yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelaniutan. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sebagai berikut : 1) IKU KE SATU : Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya Laut dan Pesisir untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan (WPP, akumulasi) WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan) adalah pembagian wilayah pengelolaan perikanan yang ditetapkan oleh Menteri KP. WPP yang menjadi fokus litbang ditetapkan untuk selanjutnya dihasilkan data informasi dan rekomendasi terpadu bagi pengembangan ekonomi wilayahnya. WPP terpilih yang terpilih menjadi sasaran Balitbang KP dengan strategi optimasi pemanfaat Sumberdaya KP. Untuk tahun ditetapkan sebanyak 3 WPP yaitu : WPP 714, 716 dan 718. Sedangkan sasaran Puslitbang SDLP yang mendukung IKU ini ada 2 WPP, yaitu WPP 714 dan 718. Tujuan IKU ini adalah sebagai bentuk kontribusi hasil litbang SDLP dalam peningkatan potensi nilai ekonomi sumberdaya kelautan di WPP 714 dan 718. Judul Kegiatan yang mendukung IKU Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya Laut dan Pesisir untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan (WPP, akumulasi) adalah : - Analisis Sumberdaya Kelautan Di WPP 714, 715 Dan 718 Dalam Rangka Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan Analisis Sumberdaya Kelautan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 714, 715 dan 718 Dalam Rangka Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan pada tahun ini merupakan kegiatan litbang lanjutan dari tahun 2014 pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir (P3SDLP) untuk mendukung fokus utama kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan tangkap program nasional Provinsi Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (MLIN). Program MLIN 29

36 ditetapkan oleh pemerintah sejak digelarnya Sail Banda oleh Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada tahun Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir (P3SDLP) melakukan inisiasi penyusunan peta Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yang kemudian diterbitkan secara resmi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanana (KKP) melalui Peraturan Menteri KKP No.1/2009 tentang Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan. Peta WPP tersebut kemudian menjadi dasar bagi seluruh kegiatan pengelolaan maupun litbang terkait sumberdaya perikanan tangkap. Pada kegiatan tahun anggaran ini, (re-)analisis massa air difokuskan kepada WPP-714, sebagai wilayah dimana Laut Maluku berada, yakni dengan parameter suhu laut, salinitas, oksigen, fosfat, dan silikat. Parameter tersebut adalah parameter pembatas dari kehidupan ekosistem perikanan. Selain itu dilakukan juga pengolahan data dan (re-)analisis untuk WPP-715, WPP-716 dan WPP-718. Untuk mendukung kebutuhan data dan informasi oseanografi di keseluruhan WPP secara umum, dilakukanlah pembuatan aplikasi berbasis Android Prakiraan Pasang Surut di lebih dari 21 Pelabuhan Perikanan. Aplikasi yang telah di-published di Google Play Store pada Juni tersebut, hingga Desember telah digunakan oleh lebih dari 1000 (seribu) pengguna. Selain itu data pasut telah digunakan sebagai bahan analisis masyarakat, maupun juga telah dalam orde jutaan terunduh oleh pengguna. Eksperimental analisis juga dilakukan di WPP lainnya yang terdampak pencemaran tumpahan minyak, sebagai reaksi cepat dari suatu kejadian yang merugikan komunitas nelayan dan masyarakat pesisir. 30

37 SASARAN STRATEGIS 2 : Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek Sumberdaya Laut dan Pesisir yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP 2) IKU KE DUA : Jumlah Hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir yang Terekomendasikan untuk Masyarakat dan/atau Industri (buah) Tujuan dari IKU ini adalah untuk memberikan gambaran kontribusi teknologi litbang SDLP yang terekomendasi untuk diterapkan di masyarakat atau dunia industri. Teknologi yang terekomendasi dapat dihasilkan dari hasil litbang pada tahun berjalan maupun tahun-tahun sebelumnya (5 tahun terakhir). Cara perhitungannya adalah Jumlah teknologi yang dihasilkan oleh satuan kerja Puslitbang SDLP yang terekomendasi dan ditetapkan dalam Keputusan Menteri KP. Teknologi yang terekomendasi telah diusulkan sesuai dengan format usulan yang telah ditetapkan dan lulus penilaian oleh Komisi Litbang dalam 3 tahap : administrasi, substansi dan oral melalui presentasi. Namun pada tahun ini, satker Puslitbang SDLP tidak mengusulkan judul kegiatan ke Komisi Litbang terkait IKU ini. Terdapat 2 judul kegiatan yang mendukung IKU Jumlah Hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir yang Terekomendasikan untuk Masyarakat dan/atau Industri (buah), yaitu : 1. Kajian Pengembangan Klaster Kawasan Industri Garam Rakyat di Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah Tujuan dari penelitian ini antara lain adalah menganalisa situasi industri garam rakyat saat ini, mengidentifikasi permasalahan industri garam rakyat,. memahami skenario kebijakan pemerintah dalam mengembangkan industri garam rakyat, menemukan prospek pengembangan industri garam rakyat dan memberi masukan untuk mengatasi permasalahan yang ada pada industri garam rakyat. Secara umum hasil analisis akar masalah dan Solusi (AAMS) dari rendahnya produktifitas garam menunjukkan bahwa setidaknya terdapat 24 permasahan fundamental menurut stakeholeder garam, merupakan turunan dari 8 permasalahan seperti hambatan iklim-cuaca, lahan, infrastruktur, kualitas bahan baku, cara berproduksi, SDM, tata niaga dan terbatasnya aksesibiitas. Untuk mengatasi masalah tersebut setidaknya ada 15 solusi yang bersifat implementatif dan selaras dengan roadmap pengembangan industri garam menuju swasembada nasional. Hasil AHP (konsistensi 5-7%) terhadap solusi yang ditawarkan secara umum sentra-sentra garam di Jabar dan Jateng memilih prioritas dilakukan pada aspek perlunya pembuatan sistem lumbung dan/atau 31

38 penyangga, pemantauan distribusi dan harga garam, edukasi/pelatihan, pemberian instentif, pengerukan irigasi secara berkala dan seterusnya. Pemerintah menawarkan program korporatisasi dalam rangka optimalisasi pemanfaatan lahan, prakteknya melalui pengelolaan tambak terpadu. Fakta dilapangan status kepemilikan tambak berpotensi menjadi faktor pembatas keberhasilan program ini. Berdasarkan analisis SOAR, sebagai solusi dari faktor pembatas di atas, pengelolaan tambak garam terpadu dapat dilaksanakan melalui alternatif penerapan dengan pendekatan corporate farming dan collective-cooperative farming yang memperhatikan pola pengelolaan, kondisi sos-ek-bud, kesiapan infrastruktur dsb. Pengembangan diversifikasi produk garam perlu melibatkan masyarakat sebagai subyek, seperti prospek pengembangan garam diet (kadar NaCl maksimum 60%). Sehingga daerah-daerah yang memang sulit mendapatkan garam dengan kandungan NaCl tinggi dapat diarahkan untuk menerapkan proses produksi menggunakan metode yang paling sederhana untuk manghasilkan bahan baku garam diet tersebut. Produk lain yang berpotensi dikembangkan adalah garam spa dan salt bomb. Gambar Lahan Kristalisasi Pegaraman di Kabupaten Indramayu Gambar Lahan Kristalisasi Pegaraman di Kabupaten Cirebon 32

39 Gambar. Lahan Kristalisasi Pegaraman di Kabupaten Rembang 2. Kajian Teknologi Pengelolaan Limbah Garam Menghasilkan Soda Api Bittern yang diperoleh dari tambak garam rakyat di Desa Pademawu, Kabupaten Pamekasan memiliki komposisi mineral seperti magnesium (Mg), natrium (Na), klorida (Cl), kalium (K) yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Rabadzhieva, et. al., 1997 dan hasil analisa laboratorium, bittern mengandung Mg yang paling tinggi dibandingkan mineral-mineral penyusun lainnya, yakni sekitar ppm dari unit produksi NaCl melalui evaporasi air laut. Meninjau tingginya kandungan Mg di dalam bittern membuka peluang untuk memanfaatkan bittern sebagai bahan baku dalam pembuatan bahan berbasis Mg, salah satunya sebagai magnesium hidroksida (Mg(OH) 2 ). Penelitian tahun-tahun sebelumnya yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir mengenai pengolahan bittern menjadi Mg(OH) 2 memberikan hasil yang sangat signifikan. Dari berbagai upaya penelitian dan perbaikan perlakuan pada proses pengolahan bittern tersebut, telah berhasil diperoleh padatan Mg(OH) 2 dengan kadar 80-95%, tergantung pada komposisi Mg dalam bittern dan perlakuan pengolahannya. Gambar Tahapan produksi Mg(OH) 2 dan pemurniannya, dan produksi filtrate. 33

40 Penelitian ini tertarik untuk mengkaji pengolahan filtrat ini untuk mendapatkan Na sebagai soda api. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa soda api ini dapat menjadi salah satu tambahan alternatif sumber soda api dalam proses pengolahan bittern menjadi Mg(OH) 2. Jika soda api dari proses pengolahan cairan sisa tersebut (filtrat) dapat memenuhi karakter dan kebutuhan sebagian atau seluruh soda api yang diperlukan dalam proses pengolahan bittern, maka akan terbentuk suatu siklus proses yang menguntungkan. Pada penelitian ini, perolehan soda api dari filtrate dilakukan melalui proses elektrolisa. Elektrolisa dilakukan di dalam sistem batch, menggunakan elekroda graphite pada beda potensial 6V yang didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya (Sagala et.al., 2014). Gambar Elektrolisa filtrat sistem mengalir (semi-kontinu) Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Mg(OH) 2 yang diproses menggunakan NaOH teknis dengan pencucian H2O adalah sebesar 51.23%. Sedangkan kadar Mg(OH) 2 yang diproses menggunakan NaOH teknis yang sebelumnya telah dicuci dengan akuades, kemudian dicuci dengan asam nitrat (HNO3) encer selama 30 dan 60 menit berturut-turut adalah sebesar % dan 88.45%. Hal ini menunjukkan bahwa pencucian dengan asam nitrat encer dapat meningkatkan kemurnian padatan dengan waktu kontak pencucian yang efektif selama 30 menit. Filtrat sebagai produk samping dari proses pengolahan bittern mengandung Na sekitar 2.56%. Elektrolisis menggunakan elektroda grafit dan membrane RO dapat menghasilkan soda api, yang mana di dalam prosesnya, migrasi anion Cl menuju katoda (dimana Na berada) dapat terminimalisir. Hasil uji kekuatan soda api dari proses elektrolisis filtrate menunjukkan bahwa katolit / soda api hasil elektrolisis 90 menit mampu mengendapkan Mg dari bittern dengan recovery 96.93% pada kondisi rasio bittern terhadap katolit (v/v) 1:20. 34

41 3) IKU KE TIGA : Jumlah Rekomendasi dan/atau inovasi litbang sumberdaya laut dan pesisir yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) IKU ini bertujuan untuk gambaran kontribusi Puslitbang SDLP dalam memberikan masukan/rumusan kebijakan berbasis ilmiah untuk pengelolaan sumberdaya KP yang lestari dan berkelanjutan. Hasil litbang KP (berupa rekomendasi, bahan kebijakan/informasi terapan, policy brief, naskah akademik) yang disampaikan oleh Kepala Badan dan / atau Kepala Pusat/Kepala BBP4BKP/Kepala BBPSEKP (tembusan Kepala Badan) kepada stakeholder (MKP, Eselon I KKP, Pemda, K/L lain) melalui dokumen penyampaian resmi (Surat, Memorandum, Nota Dinas) dan menjadi bahan kebijakan yang telah dirumuskan (peraturan, buku pedoman, keputusan, dll) baik rancangan/draf atau yang telah diterbitkan. Cara perhitungannya adalah jumlah rekomendasi dan inovasi litbang yang dijadikan bahan kebijakan untuk stakeholder (MKP, Eselon I KKP, Pemda, K/L lain) dari hasil usulan. Terdapat 3 judul Kegiatan yang mendukung IKU Jumlah Rekomendasi dan/atau inovasi litbang sumberdaya laut dan pesisir yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah), antara lain yaitu : 1. Model Implementasi Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Kecil (RZWP-3-K) Berbasis Daya Dukung Di Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan Hasil Analisa perhitungan sebaran spasial parameter-parameter kualitas air seperti Suhu, Salinitas, ph, DO dan COD, pada musim peralihan,musim barat dan musim timur mengindikasikan perubahan yang cukup dinamis. Dari hasil perhitungan berdasarkan referensi Kep.Men KLH No.51 Th 2004 tentang baku mutu air laut, sebaran spasial parameter kualitas air di Kabupaten Barru masih dalam kisaran cukup ideal dalam mendukung kehidupan biota laut. Berdasarkan karakteristik tersebut maka diperoleh model zonasi kesesuian lahan yang meliputi zona pemanfaatan, zona alur dan zona konservasi. Zona kesesuaian ini menjadi faktor utama serta bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam model rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil berbasis daya dukung di Kab. Barru, Sulawesi Selatan. Perhatian utama dalam model zonasi ini adalah memilih lokasi yang tepat dengan mengetahui dayadukung perairan. Dayadukung lahan menunjukan kemampuan maksimum lahan dalam mendukung aktivitas budidaya secara terusmenerus tanpa menurunkan kualitas perairan. Dari hasil kajian maka 35

42 perairan Kab. Barru mendukung untuk pengembangan budidaya rumput laut dan mutiara. Dari hasil verifikasi, perhitungan dan analisis berbagai parameter kualitas air serta dayadukung pemanfaatan lahan sebagai dasar pembuatan peta zonasi kawasan pesisir Kabupaten baru diperoleh peta zonasi pola ruang Kabupaten Barru seperti terlihat pada Gambar di bawah ini. Gambar Peta Zonasi Pola Ruang Kab. Barru, Sulawesi Selatan 36

43 2. Model Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Secara Terpadu (ICZM) Berbasis Blue Economy Di Lombok Timur Dan Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat Wilayah pesisir Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur tepatnya di Teluk Ekas, Teluk Awang dan Teluk Bumbang memiliki kekayaan sumberdaya yang melimpah dan memiliki potensi untuk pengembangan budidaya laut dengan berbagai komoditas bernilai ekonomis tinggi seperti rumput laut, mutiara, lobster, dan ikan kerapu. Oleh Karen aitu, pemanfaatan sumberdaya perairan dengan mengkaji karakteristik perairan diharapkan dapat menentukan keberhasilan dalam memanfaatan wilayah pesisir terutama untuk kegiatan budidaya laut secara berkelanjutan. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik lingkungan perairan dan menyusun pola pengembangan budidaya laut. Pengambilan sampel air laut di lakukan pada bulan April dan Agustus. Lokasi pengambilan sampel di Teluk Awang (Ekas) dan Teluk Bumbang. Pola hasil tangkapan lobster pada bulan April menujukkan pola yang lebih tinggi dibandingkan pada bulan Agustus. Data menunjukkan hasil tangkapan lobster pada tahun 2009 untuk bulan April sekitar ekor sedangkan bulan Agustus sekitar ekor, pada tahun 2010 untuk bulan April sekitar ekor sedangkan bulan Agustus sekitar ekor, pada tahun 2011 untuk bulan April sekitar ekor sedangkan bulan Agustus sekitar ekor, pada tahun 2012 untuk bulan April sekitar ekor sedangkan bulan Agustus sekitar ekor dan pada tahun 2013 untuk bulan April sekitar ekor sedangkan bulan Agustus sekitar ekor. Pola hasil tangkapan pada bulan April lebih tinggi dibandingkan bulan Agustus adalah karena kecepatan arus pada bulan Agustus lebih tinggi dibandingkan bulan April. Hal ini mengakibatkan benih lobster sulit melekat dan menempel pada keramba nelayan. Selaian itu walaupun nutrien seperti fosfat (PO4) dan nitrat (NO3) pada bulan Agustus lebih tinggi dibandingkan bulan April namun konsentrasi klorofil pada bulan April lebih tinggi dibandingkan bulan Agustus. Ketersediaan klorofil pada bulan April yang lebih banyak dibandingkan bulan Agustus sebagai makanan benih lobster yang berisifat omnivora mengakibatkan pola jumlah tangkapan lobster pada bulan April lebih tinggi dibandingkan bulan Agustus. 37

44 Tangkapan Lobster Gambar Diagram batang perbandingan hasil tangkapan lobster antara bulan April dan bulan Agustus Hasil AHP, diperoleh prioritas kawasan pengembangan budidaya laut yaitu prioritas pertama budidaya rumput laut dengan bobot 0,472; prioritas kedua adalah pembesaran lobster dengan bobot 0,269; prioritas ketiga adalah Keramba jaring apung dengan bobot 0, Model Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu (ICZM) Di Teluk Bone Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui sebaran spasial parameter bio-fisika-kimiawi perairan sebagai dasar dalam penetuan kesesuaian lahan budidaya rumput laut, (2) Menganalisis daya dukung (carrying capacity) dan tingkat pemanfaatan perairan untuk usaha budidaya laut, dan (3) Menyusun model pengelolaan budidaya laut. Sasarannya adalah (1) diperolehnya informasi ilmiah tentang kondisi parameter biofisika-kimiawi perairan dan daya dukung serta pemanfaatan ruang perairan, dan (2) Diperolehnya model pengelolaan budidaya laut secara terpadu. Adapun keluaran dan hasil yang diharapkan adalah sebagai alat bantu dalam perencanaan dan pengelolaan budidaya laut secara terpadu. Secara prinsip, analisis dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar daya dukung dari suatu perairan yang dapat dimanfaatkan serta tingkat pemanfaatan perairan untuk kegiatan 38

45 budidaya rumput laut di perairan pesisir Kabupaten Luwu dan Kota Palopo, Teluk Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Salah satu pendekatan yang dapat diaplikasikan dalam perencanaan pengelolaan budidaya rumput laut secara berkelanjutan adalah dengan analisis Ecological Footprint (EF). Pendekatan ini didasarkan pada tingkat permintaan / konsumsi / pemanfataan terhadap suatu sumberdaya (dalam hal ini adalah rumput laut) dan luas perairan yang tersedia (Biocapacity / BC). Gambar. Peta Kesesuaian Perairan untuk Rumput Laut Eucheuma cottonii di Kabupaten Luwu dan Kota Palopo (a. Musim Peralihan 1, b. Musim Peralihan 2) 39

46 Berdasarkan hasil analisis kesesuaian perairan pada Musim Peralihan 1, secara umum perairan Kota Palopo terdapat lokasi yang sesuai khususnya di sekitar dekat pantai, sedangkan perairan Kabupaten Luwu di Kecamatan Bua dan Ponrang Selatan sangat sesuai untuk budidaya rumput laut. Sedangkan di Kecamatan Larompong secara umum tidak sesuai untuk budidaya rumput laut. Pada Musim Peralihan 2, secara umum perairan Kota Palopo tidak sesuai untuk budidaya rumput laut, sedangkan perairan di Kabupaten Luwu sebagian besar masuk dalam kategori sesuai. Analisis EF adalah analisis Ecological Footprint Produksi (EFP) yang menggambarkan jumlah total sumberdaya yang diproduksi (produksi rumput laut) terhadap lahan eksisting yang ada. Nilia EFP rumput laut di Kabuapten Luwu menunjukkan bahwa perairan dengan luas pemanfaatan eksisting 9, hektar dan dimanfaatkan oleh pembudidaya rumput laut sebanyak 3,472 kapita, maka perairan tersebut mampu menghasilkan produksi rumput laut (EFP) sebanyak ton/kapita/tahun. Demikian juga dengan EFP di Kota Palopo dengan luas lahan rata-rata sebesar hektar dan dimanfaatkan oleh pembudidaya rumput laut sebantak 1,503 kapita, perairan tersebut menghasilkan rumput laut (EFP) sebanyak ton/kapita/tahun. Nilai EFP di Kabupaten Luwu lebih tinggi dibandingkan dengan di Kota Palopo disebabkan tingkat produksi yang tinggi serta lahan budidaya yang lebih luas. Dengan membandingan antara Biocapacity terhadap Ecological Footprint maka akan menghasilkan seberapa besar tingkat daya dukung perairan. 4) IKU KE EMPAT : Jumlah Hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir yang diadopsi oleh pengguna (buah) IKU ini didefinisikan sebagai IPTEK yang diintroduksikan oleh Balitbang KP melalui kegiatan penerapan (IPTEKMAS, Diseminasi dan Kimbis) pada tahun berjalan berdasarkan pengolahan hasil pengukuran dari kuisioner adopsi teknologi. Teknologi yang diukur tingkat adopsinya merupakan teknologi yang belum pernah diukur sebelumnya/teknologi yang diperbaharui. Tujuan IKU ini adalah untuk memberikan gambarkan tingkat adopsi teknologi hasil litbang KP yang diterapkan dimasyarakat. 40

47 Judul Kegiatan Puslitbang SDLP yang mendukung IKU Jumlah Hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir yang diadopsi oleh pengguna (buah) adalah : Penerapan Iptek Untuk Pengembangan Model Industri Garam Rakyat Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk (1) Meningkatkan kemampuan produksi garam olahan dengan teknologi pencucian garam sebagai upaya terwujudnya industrialisasi garam rakyat memalui penerapan sistem produksi hiegenis, dan (2) Menjaga kontinuitas paket teknologi yang telah diberikan kepada para penerima melalui penguatan sistem produksi, pendampingan teknis dan manajerial pengolahan garam, pendampingan dalam analisis bisnis garam. Adapun sasaran kegiatan ini adalah (1) memastikan ketersediaan suatu sistem produksi hiegenis dalam proses pengolahan garam mengunakan teknologi pemurni garam sistem mekanis yang telah dikembagkan sejak taun 2009 dan (2) Terpantau dan terdampinginya para penerima paket teknologi pemurni garam sistem mekanis yang tersebar di 18 lokasi sehingga dapat berproduksi secara kontinu sebagai upaya memberikan nilai tambah garam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir khususnya petambak garam. Gambar. Disk Mill Pada tahun ini sistem produksi hiegenis dikenalkan pada beberapa lokasi dan diharapkan mampu menjaga keberlanjutan pemanfaatan paket teknologi yang telah diterimakan. Pada tahun ini perbaikan sistem terutama difokuskan pada sistem pengeringan yaitu dengan menambahkan atau memodifikasi mesin peniris dan mesin pengering. Mesin pengering yang digunakan diarahkan untuk menggunakan rotary dryer. Selain paket alat tersebut, pada beberapa lokasi antara lain Cirebon, Tuban, Pati, Rembang dan Pamekasan dilakukan pemasangan listrik sebagai sumber energy untuk lebih efisien sehingga nilai tambah yang diperoleh semakin tinggi. Jika pada tahun-tahun sebelumnya pembangkit berupa genset berbahan bakar solar, maka pada tahun ini sebagian mulai dialihkan menjadi 41

48 energi listrik dari PLN. Hal ini dlakukan untuk mendukung program teknologi hiegenis dalam pencucian garam. Beberapa titik penerima telah menadopsi listrik sebagai sumber energi, selain lebih hiegenis juga mampu memperkecil biaya sehingga harga garam hasil proses pencucian dapat lebih bersaing. Selain paket teknolgi pencuci garam, pada tahun ini mulai didistribusikan paket teknologi pengolah limbah garam berupa air tua atau bittern menjadi padatan magnesium hidroksida. Paket teknologi tersebut diserahkan kepada dua kelompok yang ada di Kabupaten Pati dan Kabupaten Cirebon. Tabel Capaian Tingkat Adopsi Teknologi Proses Pemurnian Garam secara mekanis Pada KUD Angger Sejahterah Di Kabupaten Cirebon No. Uraian Nilai Adopsi Maksimal Nilai Adopsi Yang Dicapai Rata-Rata Tingkat Adopsi (%) Kategori 1 Struktur Teknologi 20 17,5 88,5 Tinggi 2 Proses Pemurnian Garam ,2 Tinggi 3 Nilai Jual Pemurnian Garam 18 14,5 87,2 Tinggi 4 Perawatan Dan Perbaikan 17 15,3 89,1 Tinggi Total 80 69,3 88,8 Tinggi Sumber : Data primer diolah, tahun Berdasarkan tabel hasil pengukuran tingkat adopsi IPTEKMAS, terlihat bahwa secara keseluruhan rata-rata tingkat adopsi yang diperoleh sebesar 88,8 %, hal ini menunjukkan bahwa adopsi teknologi pemurnian garam sudah baik penerapannya di Cirebon. Hal ini dapat terlihat dari kategori masing-masing tahapan seperti struktur teknologi, nilai jual pemurnian garam, perawatan dan perbaikan serta proses pemurnian garam dengan tingkat adopsi tertinggi sebesar 90,2% yang temasuk dalam kategori tinggi. 5) IKU KE LIMA : Jumlah Pengguna Hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir (kelompok, akumulasi) IKU ini didefinisikan sebagai Stakeholder (masyarakat KP dan/atau instansi) yang menerima IPTEK secara langsung dari Balitbang KP melalui kegiatan IPTEKMAS, Diseminasi (paket teknologi terapan), dan KIMBis. Stakeholder (masyarakat KP dan/atau instansi) dinyatakan sebagai pengguna jika : 1. Kelompok lama yang memanfaatkan teknologi yang belum diintroduksi sebelumnya; atau 42

49 2. Kelompok baru yang memanfaatkan teknologi yang sudah diintroduksikan sebelumnya; atau 3. Kelompok baru yang mendapatkan dan memanfaatkan teknologi yang belum pernah diintroduksikan sebelumnya. IKU ini bertujuan untuk memberikan data jumlah kelompok (masyarakat/instansi) yang telah memperoleh dan memanfaatkan paket teknologi hasil penerapan litbang yang disampaikan pada tahun anggaran berjalan. Judul Kegiatan yang mendukung IKU Jumlah Pengguna Hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir (kelompok, akumulasi) adalah : Penerapan Iptek Untuk Pengembangan Model Industri Garam Rakyat Kegiatan IPTEKMAS pada tahun 2014 telah menghasilkan 2 (dua) paket teknologi yang terdiri dari: 1. Paket teknologi pemurni / pengolah garam sistem hiegenis 2. Paket teknologi pengolah limbah garam (bittern) menjadi padatan magnesium Kegiatan ini juga telah melaksanakan pembangunan pabrik garam hiegeis. Hal ini dimulai dari konsep, desain dan tata letak permesinan. Hasil pembangunan berupa bangunan pabrik pengolah garam dengan sistem hiegenis dalam pelaksanaannya. Sistem hiegenis ini akan membatu dalam proses perijinana dan persyaratan dalam pengolahan garam. Pada tahun ini dilakukan pendampingan teknis yang dimaksudkan untuk mengenalkan pada sistem hiegenis dalam proses pengolahan garam dan pemberian SOP (Standard Operasional Prosedure) dalam merawat dan menjalankan paket teknologi yang telah diserahterimakan pada 18 (delapan belas) kelompok penerima. Pendampingan ini sekaligus sebagai ajang evaluasi program dalam rentang waktu 2009 sampai 2013 dari sisi penerima paket teknologi. Hal ini menjadi masukan yang sangat berharga bagi tim teknis Iptekmas pada Puslitbang Sumberdaya Laut dan Pesisir. Berikut Nama Pengguna Hasil Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir (kelompok, akumulasi) : 1). IKM Biru Laut Pamekasan (Arofik), 2). KUB Dhuha Angger Sejahtera Cirebon (Dadang), 3). Apel Merah Rembang (Pupon), 4). Koperasi Segoro Indramayu (Heri) 43

50 SASARAN STATEGIS 3 ; Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif berdasarkan data dan informasi limiah Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir Nilai sasaran strategis Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif berdasarkan data dan informasi limiah Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 4 (empat) IKU yaitu : 6) IKU KE ENAM : Jumlah Rekomendasi dan/atau Masukan Kebijakan Sumberdaya Laut dan Pesisir (paket/buah) Merupakan hasil kegiatan litbang (dari Output Rekomendasi kebijakan KP) yang berisi bahan pertimbangan masukan, serta opsi kebijakan dan analisis dampak berdasarkan hasil kegiatan penelitian untuk digunakan sebagai bahan kebijakan. IKU ini bertujuan untuk mendapatkan luaran rekomendasi dan masukan kebijakan KP yang dihasilkan oleh Eselon II Balitbang KP. Judul Kegiatan yang mendukung IKU Jumlah Rekomendasi dan/atau Masukan Kebijakan Sumberdaya Laut dan Pesisir (paket/buah) adalah : JUDUL KEGIATAN HASIL KEGIATAN 1. Model Implementasi Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) Berbasis Daya Dukung Di Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan 2. Model Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Secara Terpadu (ICZM) Berbasis Blue Economy Di Lombok Timur Dan Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat Dari hasil perhitungan berdasarkan referensi Kep.Men KLH No.51 Th 2004 tentang baku mutu air laut, sebaran spasial parameter kualitas air di Kabupaten Barru masih dalam kisaran cukup ideal dalam mendukung kehidupan biota laut. Berdasarkan karakteristik tersebut maka diperoleh model zonasi kesesuian lahan yang meliputi zona pemanfaatan, zona alur dan zona konservasi. Zona kesesuaian ini menjadi faktor utama serta bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam model rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil berbasis daya dukung di Kab. Barru, Sulawesi Selatan. Hasil AHP, diperoleh prioritas kawasan pengembangan budidaya laut yaitu prioritas pertama budidaya rumput laut dengan bobot 0,472; prioritas kedua adalah pembesaran lobster dengan bobot 0,269; prioritas ketiga adalah Keramba jaring apung dengan bobot 0, Model Pengelolaan Wilayah Berdasarkan hasil analisis kesesuaian perairan Pesisir Secara Terpadu (ICZM) pada Musim Peralihan 1, secara umum Di Teluk Bone perairan Kota Palopo terdapat lokasi yang sesuai khususnya di sekitar dekat pantai, 44

51 sedangkan perairan Kabupaten Luwu di Kecamatan Bua dan Ponrang Selatan sangat sesuai untuk budidaya rumput laut. Sedangkan di Kecamatan Larompong secara umum tidak sesuai untuk budidaya rumput laut. Pada Musim Peralihan 2, secara umum perairan Kota Palopo tidak sesuai untuk budidaya rumput laut, sedangkan perairan di Kabupaten Luwu sebagian besar masuk dalam kategori sesuai. 4. Model Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Secara Terpadu (ICZM) Berbasis Blue Economy di Teluk Saleh 5. Kajian Dinamika dan Lingkungan Laut di Perairan Bintan Rekomendasi yang dapat diberikan penulis untuk model spasial pengelolaan kawasan budidaya rumput laut di Teluk Saleh adalah perlu adanya manajemen yang baik dengan menambahkan teknologi pada daerah budidaya sehingga dapat meningkat menjadi lebih optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perairan di lokasi penelitian (Perairan Kecamatan Gunung Kijang, Bintan) pada bulan Mei mempunyai kuallitas perairan yang bagus. Nilai yang ditunjukkan parameter sebagian besar masih berada di kisaran baku mutu yang ditetapkan oleh kementerian Lingkungan Hidup. 6. Studi Pemanfaatan Langsung Sumber Daya Aktivitas Hidrotermal 7. Kajian Karbon Stock di Pesisir Delta Berau, Kalimantan Timur Untuk Mitigasi Perubahan Iklim 8. Analisis sistem produksi garam Rakyat dalam mendukung Sistem Informasi Garam Rakyat (Sitegar) 9. Identifikasi Potensi Ekonomi Sumberdaya Laut dan Pesisir di Pulau Simeulue, Kabupaten Simulue Berdasarkan hasil survey lapangan, potensi pemanfaatan langsung sumber daya aktivitas hidrotermal juga ditemukan di sekitar Pantai Wartawan Kalianda yang merupakan sentra perikanan dan pariwisata di wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Kedalaman sedimen di 7 titik pengambilan sampel berkisar antara 75 cm cm. Kandungan persentase karbon dalam sedimen yang dianalisis di laboratorium menunjukkan nilai yang bervariasi antara 2,28 36,54 %. Kandungan karbon tertinggi tercatat 36,5% di stasiun 15 DSM 1 kandungan karbon terendah sebesar 2,28% di stasiun 15 DSM 2. Kandungan karbon sedimen ini kemudian dikonversikan menjadi berat karbon dalam MgC/ha. Informasi utama yang diperoleh dari pengembangan sistem ini adalah informasi perkembangan produksi garam rakyat secara realtime yang dihasilkan dari laporan para pendamping program PuGAR Melalui S.K Bupati Simeulue Nomor 523.1/SK/2006 telah menetapkan Kawasan Konservasi Laut Daerah di Perairan Desa Ganting, Kecamatan Simeulue Timur, selain itu kawasan kecamatan Teupah Selatan meliputi 45

52 Labuhan Bajau, Labuhan Bakti serta Simeulue Cut merupakan kawasan yang nantinya akan diarahkan untuk Daerah Perlindungan Laut, Taman Wisata Bahari dan kawasan budidaya perikanan. Dari hasil pengumpulan data kondisi terumbu karang sebesar 99 % baik berada pada spesis Coeloseris mayeri dengan parameter fisik perairan ph 7.2, salinitas 31 ppm dan suhu 10. Identifikasi Potensi Ekonomi perairan berkisar 32o C dan terumbu yang Sumberdaya Laut dan Pesisir sangat bermasalah atau kategori rusak di pulau Sangir, Kabupaten terdapat pada lokasi kampung Kawaluso dan Sangihe Kawio dengan kondisi terumbu dengan kategori rusak sebesar 87% dan kategori baik 13%. Kondisi tutupan terumbu karang di wilayah perairan Kepulauan Sangihe berada pada kategori cukup sebesar 41,76 % Potensi ekonomi sumber daya laut dan pesisir Pulau Laut berhasil diidentifikasi berupa 11. Identifikasi Potensi Ekonomi potensi ekominawisata dan penyelaman situs Sumberdaya Laut dan Pesisir kapal karam bersejarah, potensi perikanan di Pulau Laut, Kabupaten tangkap dan biota laut, serta potensi Natuna geowisata pulau. Potensi ini bisa memberi nilai tambah bagi pembangunan pulau kecil terluar NKRI dengan berwawasan kelestarian sumberdayanya. Kondisi Mangrove, Lamun dan Terumbu karang dalam kondisi yang cukup baik, namun pada beberapa titik sudah ada interaksi dengan manusia sehingga mengalami 12. Identifikasi Potensi Ekonomi gangguan. Pemetaan Karakteristiki wilayah Sumberdaya Laut dan Pesisir Saumlaki seperti arus, pasang surut, batimetri di Pulau Yamdena, Teluk Saumlaki dapat digunakan sebagai data Kabupaten Maluku Tenggara dan informasi detail pengembangan Barat (MTB) infrastruktur yang ada di Saumlaki sebagai Ibukota Kabupaten Maluku tenggara Barat. Sedangkan potensi ekonomi yang dapat dikembangkan antara lain wisata bahari, dimana pada kajian ini dilakukan observasi dan pengamatan pada beberapa titik yang potensial untuk dikembangkan. Nilai ekonomi hutan mangrove di kawasan pesisir pantai Laut Arafura per tahun sebesar Rp ,00 (177 Milyar Rupiah) atau setara dengan 13. Identifikasi Potensi Ekonomi Rp ,00/ha/tahun atau setara Sumberdaya Laut dan Pesisir dengan Rp7 juta rupiah per kepala keluarga. kabupaten Merauke Total nilai ekonomi tersebut terdiri dari nilai guna langsung seperti manfaat di bidang perikanan dan kehutanan sebesar 120 Milyar Rupiah dan nilai guna tidak langsung yang diukur dari nilai pembangunan pemecah ombak sebesar 48 Milyar Rupiah, nilai pilihan 46

53 14. Pengembangan Sistem Pemantauan Lingkungan Perairan Pelabuhan Perikanan Batam dan Bintan 15. Pengembangan Sistem Pemantauan Lingkungan Perairan Pelabuhan Perikanan Lamongan 16. Pengembangan Sistem Pemantauan Lingkungan Perairan Pelabuhan Perikanan Takalar yang diukur dari besarnya manfaat tingkat biodiversitas sebesar 3 Milyar Rupiah, nilai keberadaan dan nilai pewarisan yang dihitung dari kesediaan membayar masyarakat masingmasing sebesar 2,1 dan 2,7 Milyar Rupiah. Kualitas perairan di sekitar perairan Pelabuhan Barek Motor tergolong di bawah Baku Mutu KLH unrtuk Pelabuhan. Dapat dikatakan aman untuk para nelayan dalam menangkap ikan. Perubahan data batimetri semakin lama terlihat bahwa sebagian besar akan semakin dalam. Pada tahun 2004 kedalaman maksimal didaerah penelitian masih berkisar 0-13 meter, tetapi dari hasil pengukuran langsung dan pemodelan terlihat bahwa nilai batimetri berkisar antara 0-35 meter. Dengan adanya model peramalan pasang surut dan kecepatan arus ini diharapkan bisa digunakan sebagai gambaran perubahan apa saja yang terjadi di Selat Kijang. Berdasarkan hasil uji analisa kualitas air laut di semua lokasi titik pengambilan sampel memiliki beban yang cukup tinggi pada parametar logam terlarut seperti tembaga, kadmium dan timbal memiliki nilai konsentrasi melebihi dari ambang batas baku mutu kualitas air laut untuk perairan pelabuhan. Hasil penelitian bulan September di perairan Teluk Pare dan sekitarnya sebagi daerah pelabuhan perikanan berdasarkan parameter yang terukur masih dalam kondisi bagus. Hanya terlihat nila suhu dan salinitas yang agak berbeda dengan standar bakumutu kepmenneg LH no 51 tahun Hal ini perlu perhatian dengan pemasangan stasiun pemantau dengan suhu dan salintas di perairan teluk Pare diutamakan di lokasi stasiun pengamatan yang memiliki ciri parameter fisik-kimia yang cukup signifikan. 17. Pengembangan Sistem Pemantauan Lingkungan Perairan Pelabuhan Kendari Dari kajian yang dilakukan terhadap transformasi gelombang di Teluk Kendari dengan menggunakan data angin selama 12 tahun ( ) dan peta lokasi perairan tersebut maka didapat karakteristik gelombang pecah dengan tinggi gelombang pecah maksimum sebesar 3.62 meter pada kedalaman 5,20 meter dan sudut datang gelombang pecah sebesar 3,300. Hal tersebut berdampak pada proses pendangkalan di dalam area teluk dan beresiko tinggi terhadap kehidupan biota dalam air. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa pada bulan Agustus volume sedimentasi di dasar perairan Teluk kendari 47

54 18. Pengembangan Sistem Pemantauan Lingkungan Perairan Pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara. 19. Penyediaan Rona Lingkungan kawasan Konservasi Laut Spermonde 20. Penyediaan Rona Lingkungan kawasan Konservasi Perairan Daerah Pesisir Selatan 21. Penyediaan Rona Lingkungan kawasan Konservasi laut Daerah Lombok Tengah sebesar ,4041 m3 dengan luasan 13,63 km2. Hasil awal pengukuran beberapa parameter kualitas air (oksigen terlarut dan ph) menunjukkan bahwa berdasar SK Kepmen KLH No 51 tahun 2004 mengenai baku mutu perairan pelabuhan, perairan pelabuhan perikanan Bitung masih dalam kategori baik dan mendukung untuk kegiatan perikanan. Analisis lanjut masih diperlukan setelah menunggu hasil analisis sampel air dan sedimen, misalnya mengenai konsentrasi logam berat atau bahan kimia lain yang juga disyaratkan oleh SK Kepmen KLH No 51 tahun 2004 tersebut. Kondisi perairan kepulauan spermonde yang menjadi daerah penelitian sebagian besar berada diatas baku mutu menurut Kep. Men LH nomor 51 tahun Lamun yang ditemukan di kepulauan Spermonde terdapat delapan spesies dalam dua famili. Yaitu famili Hydrocharitaceae yang terdiri atas jenis Enhalus acoroides (Ea), Thalassia hemprichii (Th), Halophila decipiens dan Halophila ovalis (Ho) serta famili Cymodoceaceae yang terdiri atas jenis Cymodocea rotundata (Cr), Halodule uninervis (Hu), Halodule pinifolia (Hp) dan Syringodium isoetifolium (Si). Kisaran prosentase penutupan rata-rata antara 34,67% - 59,17%. Berdasarkan analisis peruntukan kawasan wisata bahari menunjukkan Pulau Karabak Ketek sangat cocok dikembangkan untuk wisata pantai (rekreasi). Nilai rata-rata kesesuaian lahan dari pengamatan yang dilakukan sebesar 81,67 %. Untuk wisata selam di 4 titik pengamatan adalah sebesar 71%, berarti Pulau Karabak Ketek cukup sesuai dan untuk wisata snorkeling dengan kategori cukup sesuai, yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 70%. Dari hasil kajian biofisik kimia perairan Pulau Karabak Ketek dan kajian sosial ekonomi, dapat disimpulkan bahwa kawasan Pulau Karabak Ketek dan sekitarnya memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai alternatif tujuan wisata bahari khususnya di Kabupaten Pesisir Selatan dan umumnya di Provinsi Sumatera Barat. Hasil penelitian bulan September di perairan Lombok Tengah yang akan dijadikan kawasan konservasi laut daerah (KKLD) berdasarkan kualitas air masih dalam kondisi baik sesuai bakumutu KMBLH no 51 tahun 48

55 22. Penyediaan Rona Lingkungan kawasan Cagar Alam Laut Pananjung Pangandaran 23. Penyediaan Rona Lingkungan kawasan Konservasi Laut Daerah Natuna 2004 dengan kategori perairan subur. Keterkaitan sebagai daerah zona pemanfaatan untuk dua teluk yaitu Kuta dan Mawun harus dipikirkan daya dukung perairan sehingga zona pemanfaatan tidak melampaui batas dayadukung perairan. Situasi Segara Anakan Cilacap, sedikit mempengaruhi kondisi Perairan Pangandaran bagian Timur, namun secara umum ekosistem lingkungan perairan Pangandaran masih dalam kondisi baik berdasarkan penyesuaian baku mutu perairan. Masyarakat di kawasan Pantai Pangandaran pada umumnya dapat menerima konsep pengembangan pariwisata berbasis masyarakat sehingga masyarakat akan berperan secara aktif dan menjadi ujung tombak keberhasilan pengembangan pariwisata. Berdasarkan hasil survei, didapatkan fakta bahwa pada daerah situs yang telah teridentifikasi sebahagian besar masuk dalam kawasan KKLD Natuna, dimana pada wreck 1 Teluk Buton masuk dalam kawasan KKLD II dimana kebijakan konservasinya diprioritaskan pada suaka perikanan. Kemudian untuk wreck 2 Pulau Senoa (Tanjung Senubing) masuk dalam kawasan KKLD III dimana diprioritaskan untuk kepentingan wisata bahari. 7) IKU KE TUJUH : Jumlah Data dan/atau Informasi Ilmiah KP (paket] Merupakan data informasi hasil penelitian yang telah disusun dalam bentuk paket informasi (hasil pengolahan dan analisis data). IKU ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi ilmiah yang dihasilkan dari kegiatan litbang KP yang dilaksanakan. Judul Kegiatan yang mendukung IKU Jumlah Data dan/atau Informasi Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir dan Laut adalah : 1. Kajian Kerentanan Sumberdaya Air Tawar di Kawasan Pesisir Pademawu, Pamekasan Keberadaan musim seperti daerah lain di Indonesia dalam satu tahun berlaku dua musim, yaitu musim penghujan pada bulan Oktober April dan musim kemarau bulan April Oktober. Hasil pengamatan data meteorologi yang diperoleh dari stasiun curah hujan Kalianget, Madura dengan ID tahun , daerah ini memiliki batas yang jelas antara musim penghujan dan musim kemarau. 49

56 Curah hujan tahunan di Kabupaten Pamekasan palingg tinggi jatuh pada bulan Januari dan Perbruari dengan rata-rata curah hujan sebesar 54,62 mm dan bulan Pebruari berkisar 54,93 mm, suhu udara berkisar 28 C sampai dengan 30 C. Berdasarkan table diatas di Kabupaten Pamekasan curah hujan tergolong rendah dengan intensitas rata-rata curah hujan 15,50 mm/hari Dari data tabel kadar air tanah seluruh kabupaten di Indonesia, Pawitan, et al (1996) kondisi tanah di wilayah Pekalongan bertipe sedang. Nilai kapasitas lapang tanah (KL) di daerah ini sebesar 300 mm/m dan titik layu permanen (TLP) sebesar 150 mm/m. 2. Kerentanan Pesisir di WPP 714: Sedimentasi di Teluk Kendari Penelitian ini bertujuan untuk memahami fenomena sedimentasi melalui bantuan model hidrodinamika dan remote sensing, terutama pola sebaran dan kapasitas sedimen serta dampakanya pada kualitas perairan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pijakan dalam pengmabilan langkah langkah penyelamatan Teluk Kendari dari proses sedimentasi. Pengambilan data pokok (batimetri, gelombang, pasut dan kualitas perairan) di lokasi penelitian dilakukan pada bulan Agustus Desember. Gambar : Peta Pola Sebaran Spasial Kekeruhan di perairan Teluk Kendari Analisa GIS memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan (38%) pada pemukiman dalam 12 tahun terakhir. Transformasi gelombang berhasil dimodelkan hingga ke mulut teluk di mana tinggi gelombang pecah sebesar 3.62 meter pada kedalaman 5,20 meter dan sudut datang gelombang 3,300. Tipe pasang surut di Teluk Kendari adalah tipe 50

57 campuran dengan tipe harian ganda (mixed mainly semidurnal tides) dengan nilai kecepatan arus bervariasi antara m/s. Konsentrasi sedimen tersuspensi pada saat surut lebih besar dibandingkan pada saat pasang. Hasil perhitungan volume sedimentasi (lumpur) di dasar perairan Teluk Kendari sebesar ,4041 m3 dengan luasan 13,63 km2. Dengan volume sedimen yang begitu besar, manajemen sedimen yang terintegrasi dengan sektor lain dari hulu hingga hilir mutlak diperlukan untuk menangani sedimentasi di Teluk Kendari yang akan terus terjadi. 3. Kajian Kerentanan Pesisir Bali Terhadap Bencana Pencemaran Sampah Penelitian ini bertujuan untuk memahami hidrodinamika dan pergerakan cemaran sampah di perairan pantai Kuta dan dampaknya pada kualitas air laut untuk pengembangan, tata kelola dan mitigasi bencana di kawasan pesisir serta menyediakan bahan rekomendasi bagi pemerintah dan lembaga terkait pengelolaan wilayah pesisir dan laut serta pariwisata secara lestari dan berkesinambungan. Gambar Pola Sebaran Sampah Pantai Kuta 51

58 Gambar Gambaran Sebaran Sampah Pantai Kuta Analisis parameter fisik berupa perubahan tutupan lahan di DAS, batimetri, arus, gelombang, pasang surut, dan iklim (musim barat dan timur) dan kemudian disimulasikan dalam pemodelan hidrodinamika dan Simulasi trajektori sampah, analisis parameter fisik dan kimia perairan pasca fenomena sampah kiriman di pantai Kuta Bali. Selain itu dilakukan juga analisis respon masyarakat terhadap cemaran sampah dalam bentuk angket kuesioner dimana diketahui bahwa kesadaran masyarakat masih kurang dalam menjaga kebersihan. Simulasi model hidrodinamika pada perairan Selat Bali pada musim barat membentuk pola arus sejajar garis pantai atau longshore current dengan kecepatan rata rata 0,2 m/s. Total jumlah partikel yang memasuki wilayah Pantai Kuta pada 15 hari simulasi sebesar Kg (skenario DAS 1, 2, dan 3) dengan asumsi sumber cemaran total sebanyak Kg. Validasi trajektori model dengan cara menjaring sampah di titik titik terindikasi membawa sampah perlu dilakukan di Musim Barat. 4. Kajian Kerentanan Potensi Kawasan Konservasi Maritim Situs Kapal Tenggelam di Kab. Serang, Banten dan Kab. Pesisir Selatan, Sumbar Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi, kondisi dan signifikansi sumberdaya pesisir berupa tinggalan arkeologi laut situs kapal tenggelam di Kabupaten Serang dan Kabupaten Pesisir Selatan; mengetahui faktor-faktor ancaman baik aktivitas alam maupun manusia terkait kerentanan sumberdaya situs kapal karam beserta lingkungannya; mengetahui kondisi kualitas perairan untuk keberlanjutan situs kapal karam dan lingkungan perairannya berdasarkan analisis cemaran sampah, parameter fisika dan kimia perairan; sebagai baseline data untuk penetapan Kawasan Konservasi Maritim dan Situs Cagar Budaya Bawah Air; dan memberikan bahan rekomendasi kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi terkait dan pemangku kepentingan lainnya dalam hal perlindungan, pelestarian dan pengelolaan situs kapal karam sebagai situs cagar budaya bawah air dan sebagai potensi daerah yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk sektor pariwisata marineheritage yang lestari dan berkelanjutan. 52

59 Gambar Posisi Keletakan HMAS Perth di antara Bangkai Kapal Karam Lainnya Sumber: Navionics, Berdasarkan hasil pengambilan data dapat diketahui bahwa situs kapal tenggelam di Teluk Banten adalah kapal HMAS Perth milik Australia yang tenggelam pada masa Perang Dunia II dan dibom oleh pasukan Jepang. Sementara itu, bangkai kapal karam Gosong Nambi belum dapat dipastikan kepemilikannya dikarenakan tidak adanya tanda pengenal yang dapat menjadi identitas kapal tersebut. Hasil pengukuran badan kapal Gosong Nambi menunjukkan bahwa panjang kapal adalah, berbahan besi, pada kedalaman 5-20 m. Situs kapal karam Gosong Nambi dapat digunakan sebagai destinasi wisata selam di Kab. Pesisir Selatan. Namun demikian keberadaannya harus dijaga dari aksi penjarahan besi tua oleh nelayan-nelayan setempat. Gambar. Posisi Kapal Karam Gosong Nambi dan Kontur Kedalaman Rekomendasi untuk menanggulangi cemaran sampah di lokasi HMAS Perth diantaranya adalah memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah ke 53

60 laut baik sampah rumah tangga maupun limbah industri dan aktivitas lainnya. 5. Kajian Kesesuaian dan Daya Dukung Wilayah Potensi Wisata Bahari di Perairan Kota Padang dan Sekitarnya Kualitas air laut di perairan Kota Padang dan sekitarnya masih dalam kondisi aman dan sesuai dengan baku mutu untuk wisata bahari. Kondisi lingkungan perairan ini sangat mendukung dalam pengembangan wisata bahari yang lebih baik. Arus permukaan di perairan Kota Padang berkisar antara cm/dt dan rata-rata sebesar 11.2 cm/dt. Nilai arus tersebut pada umumnya termasuk kategori S1 (sesuai) dan S2 (cukup sesuai) untuk kegiatan wisata bahari. Pasang surut yang terjadi adalah Semidiurnal, yaitu terjadi 2 kali pasang dan dua kali surut dalam satu hari. Tidal range (tunggang pasut) yang terjadi pada bulan Juni sebesar cm. a. lokasi: P. Pasumpahan b. lokasi P. Bindalang Gambar. Pengamatan tutupan karang dan ikan karang Pulau-pulau kecil di Kota Padang potensi dikembangkan sebagai wisata bahari, dengan hamparan karang cukup luas umumnya dengan kondisi sedang, serta terdapat kondisi karang buruk. Pulau yang bisa 54

61 berkembang lebih baik adalah P. Pasumpahan, selain itu juga P. Sirandah, P. Bindalang, dan P. Sibonta. Pada pulau-pulau kecil tersebut secara umum sangat sesuai dijadikan sebagai wisata pantai kategori rekreasi (kisaran %), dengan hamparan pantai yang luas dan berpasir putih, cukup sesuai untuk wisata bahari kategori selam (kisaran %) dan snorkeling (kisaran %). 8) IKU KE DELAPAN : Jumlah Karya Tulis Ilmiah Bidang Iptek Sumberdaya Laut dan Pesisir yang diterbitkan (KTI) IKU ini didefinisikan sebagai tulisan yang disusun berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah diterbitkan di jurnal terakreditas atau prosiding dalam dan/atau luar negeri pada tahun berjalan. Teknik menghitungnya yaitu Jumlah karya tulis ilmiah yang sudah diterbitkan. IKU untuk mendapatkan gambaran jumlah KTI yang dihasilkan oleh peneliti P3SDLP, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel Jumlah karya tulis ilmiah IKU Triwulan IV TA 2014 T R % Jumlah karya tulis ilmiah Keterangan Tidak akumulasi, dihitung akhir tahun Dari Tabel di atas terlihat bahwa capaian jumlah karya tulis ilmiah adalah sebesar 77,78% mengalami penurunan dari target yang telah ditetapkan. Hal ini dikarenakan KTI belum sesuai dengan kriteria Balitbang KP yang mengharuskan nama penulis pertama. Berikut 35 judul KTI P3SDLP: Nama Penulis 1. Semeidi Husrin1*, Jaya Kelvin2, Aprizon Putra1, Joko Prihantono3, Yudhi Cara4, Aditya Hani5 2. Rikha Bramawanto1), Sophia L Sagala1), Ifan R Suhelmi1) & Hari Prihatno1) 3. Eva Mustikasari1), Lestari Cendikia Dewi1), Aida Heriati1) & Widodo Setiyo Pranowo1) Judul KTI Assessment on the characteristics and the damping performance of coastal forests in Pangandaran after the 2006 Java Tsunami STRUKTUR DAN KOMPOSISI TAMBAK TEKNOLOGI ULIR FILTER UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI GARAM RAKYAT PEMODELAN POLA ARUS BAROTROPIK MUSIMAN 3 DIMENSI (3D) UNTUK MENSIMULASIKAN FENOMENA UPWELLING DI PERAIRAN INDONESIA 55

62 4. Dini Purbani1), Ardiansyah2), Harris, M.P.3), Hadiwijaya Lesmana Salim1), Muhammad Ramdhan1), Yulius1), Joko Prihantono1) & Lestari Cendikia Dewi1 5. Agustin Rustam1) & Fajar Y Prabawa1) 6. Yulius1*, Nadya Novianti2, Taslim Arifin1, Hadiwijaya L. Salim1, Muhammad Ramdhan1, dan Dini Purbani1 7. Devi Dwiyanti Suryono1* dan Setyo S. Moersidik2 8. Yulius and H. L. Salim 9. Agustin rustam, Terry L. Kepel, Mariska A. Kusumaningtyas, Restu Nur Afi Ati, August Daulat, Devi D. Suryono, Nasir Sudirman, Yusmiana P. Rahayu, Peter Mangindaan, Aida Heriati & Andreas A. Hutahaean 10. Semeidi Husrin1 Aprizon Putra1, Gunardi Kusumah1, Wisnu A. Gemilang1, Muhammad Ramdhan2 dan Dino Gunawan2 11. Aida Heriati1), Eva Mustikasari1) & M. Al Azhar2) 12. Fajar Yudi Prabawa1) 13. Ifan Ridlo Suhelmi1), Rizki Anggoro Adi1), Hari Prihatno1) & Hariyanto Triwibowo1) 14. Try Al Tanto, Aprizon Putra, Semeidi Husrin 15. Semeidi Husrin*1, Roka Pratama2, Aprizon Putra1, Hadi Sofyan1, Nia Naelul Hasanah1, Nita Yuanita2, Irwan Meilano3 16. Ulung Jantama Wisha1*, Semeidi Husrin1, Joko Prihantono2 PENENTUAN JALUR EVAKUASI, TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA (TES) BESERTA KAPASITASNYA DI KOTA PARIAMAN DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) KUALITAS PERAIRAN DI PANTAI PUNAI DAN PANTAI TAMBAK KABUPATEN BELITUNG TIMUR DISTRIBUSI SPASIAL TERUMBU KARANG DI PERAIRAN PULAU WANGI-WANGI, WAKATOBI KAJIAN KARAKTERISTIK MUARA CILIWUNG DENGAN MODEL BUDGET NITROGEN Identification and Spatial Pattern of Kao Bay Bathymetry Based on UNCLOS Ekosistem lamun sebagai bioindikator lingkungan di Pulau Lembeh, Bitung, Sulawesi Utara Analisis Rute Evakuasi Tsunami Di Pelabuhan Perikanan Teluk Bungus VARIABILITAS POLA ARUS DAN GELOMBANG DI SELAT KARIMATA STRUKTUR GEOLOGI PULAU NANGKA, KABUPATEN BELITUNG TIMUR DAN PEMANFAATAN RUANG KEPULAUAN DAN PERAIRAN SEKITARNYA SEBAGAI SENTRA WISATA DAN MARITIM PEMETAAN SPASIAL JALUR PENANGKAPAN IKAN DI WPP-NRI 713 DAN WPP-NRI 716 DALAM RANGKA PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN POTENSI WISATA BAHARI PULAU KARABAK KETEK (Rona Lingkungan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat) The Mechanisms of Coastal Erosion in Northeast Bali Hidrodinamika Perairan Teluk Banten Pada Musim Peralihan (Agustus September) 56

63 17. Aprizon Putra, Semeidi Husrin, Jaya Kelvin 18. Aprizon Putra1, Semeidi Husrin 1, Roka Pratama1, Try Al Tanto1 19. Sophia L. Sagala, Ifan R. Suhelmi 20. Aprizon Putra, Try AL Tanto, Ilham 21. Nia Naelul Hasanah Ridwan 22. Yulius, Agustin Rustam, Hadiwijaya L. Salim, Aida Heriati, Eva Mustikasari, Ardiansyah 23. Hadiwijaya L. Salim, Dini Purbani, Lestari C. Dewi, Udrekh Hanif 24. Dini Purbani, Yulius, Lestari Cendikia Dewi, Devi Dwiyanti Suryono 25. Semeidi Husrin, Joko Prihantono 26. Nia Naelul Hasanah Ridwan, Gunardi Kusumah, Semeidi Husrin,Terry L. Kepel 27. Fajar Yudi Prabawa 28. Rikha Bramawanto, Sophia L. Sagala, Ifan R. Suhelmi, Hariyanto Triwibowo 29. Aida Heriati, Eva Mustikasari, Dini Purbani, Yulius, Hadiwijaya L. Salim Identifikasi Perubahan Luasan Greenbelt Di Kabupaten Pangandaran - Jawa Barat Menggunakan Citra Landsat KERENTANAN PESISIR TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DI TIMUR LAUT PROVINSI BALI Validasi Metode Analisis Logam Na, K, Mg, dan Ca pada Air Tua (Bittern) Menggunakan Microwave Plasma-Atomic Emission Spectrometer (MP-AES) Granules Size Analysis and Sedimentation Rate to Coral Reefs and Seagrass in The Bungus Bay Waters Padang City The Wreckage of Ships and Aircrafts from World War II Period in West Sumatra and North Moluccas Waters, Indonesia and the Development Possibility as a Sustainable Marine-Herritage Tourism Destination Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Kesesuaian Kawasan Budidaya Rumput Laut Di Pesisir Kecamatan Moyo Hilir Dan Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa Aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) Untuk Penentuan Kapasitas Tempat Evakuasi Sementara Dalam Mitigasi Bencana Tsunami di Kota Pariaman Ketahanan Masyarakat Pesisir Kota Pariaman Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Dan Tsunami Gempa Dan Tsunami Sumatera Dalam Sejarah Kapal Karam MV Boelongan Nederland di Kawasan Mandeh, Lingkungan Laut Sekitarnya, dan Kemungkinan Pengembangannya Pengaruh Unsur Logam Berat Dalam Air dan Biota Estuari Sungai Manggar Belitung Timur Berdasarkan Kesesuaian Dengan Baku Mutu Lingkungan Kajian Pengelolaan Tambak Garam Rakyat Terpadu Analisis Potensi Tuna Tongkol Cakalang (TTC) Di Perairan Sumatra Barat dan Pengelolaannya Sesuai Prinsip Ekonomi Biru Studi Kasus: Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus 57

64 30. Ifan R. Suhelmi dan Hariyanto Triwibowo 31. Agustin Rustam dan Fajar Yudi Prabawa 32. Terry L. Kepel, Restu Nur Afi Ati, Agustin Rustam, Syahrial Nur Amri, Andreas Hutahaean 33. Yulius, M. Ramdhan, H.L.Salim, Devi D. Suryono, D. Purbani, dan A. Heriati Pemurnian Garam Sistem Mekanis Untuk Menghasilkan Garam Konsumsi Sehat Kualitas Air Sungai Manggar, Kota Manggar Kabupaten Belitung Timur. Perbandingan di Musim Hujan dan Kemarau Ekosistem Karbon Biru Lamun di Pulau-pulau Kecil, Kepulauan Derawan - Kalimantan Timur Kualitas Air di Perairan Teluk Saleh, Kabupaten Sumbawa Berdasarkan Baku Mutu Lingkungan Hidup 34. Gunardi Kusumah 35. Aprizon Putra1, Semeidi Husrin1 REKONSTRUKSI GEOMETRI AKUIFER KAWASAN PESISIR BUNGUS, SUMATRA BARAT KONDISI KUALITAS AIR LAUT PASCA FENOMENA ALAM CEMARAN SAMPAH KIRIMAN DI PANTAI KUTA BALI 9) IKU KE SEMBILAN : Jumlah Kawasan Pesisir yang Terpetakan Sumberdayanya Merupakan jumlah kawasan pesisir yang dipetakan sumberdayanya, baik potensi, sebaran/distribusinya; aspek pemanfaatan/pengelolaannya; aspek daya dukung; aspek zonasi dan kewilayahannya. IKU bertujuan untuk mendapatkan luaran data dan informasi terkait sumber daya pesisir yang dibutuhkan sebagai bahan pembuatan rekomendasi pengelolaan wilayah pesisir yang dihasilkan oleh P3SDLP. Judul Kegiatan yang mendukung IKU Jumlah Kawasan Pesisir yang Terpetakan Sumberdayanya adalah : 1. Kajian Sumberdaya Karbon Biru di Perairan Teluk Tomini 2. Analisis Potensi Sumberdaya Arkeologi Maritim berbasis Ekosistem dan Geodinamika Perairan Natuna 3. Kajian Teknologi Pengeringan Magnesium Menggunakan Spray Drier 4. Kajian Pengembangan Klaster Kawasan Industri Garam Rakyat di Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah 5. Studi Hidro Oseanografi Pantai Selatan Pademawu Untuk Ladang Garam 58

65 10) IKU KE SEPULUH : Jumlah WPP yang Terpetakan Karakteristik dan Dinamika Laut Merupakan Karakteristik dan dinamika laut setiap Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP). Data dan informasi mengenai karakteristik dan dinamika laut setiap WPP terus menerus dilengkapi dan di update menuju Sistem Informasi WPP yang terintegrasi. IKU ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi ilmiah yang dihasilkan dari kegiatan litbang KP yang dilaksanakan. Judul Kegiatan yang mendukung IKU Jumlah WPP yang Terpetakan Karakteristik dan Dinamika Laut adalah : 1. Analisis Karakteristik Sumber Daya Laut Dalam di Kawasan Samudera Hindia 2. Kajian Hidrodinamika Perairan Indonesia Dan Dampaknya Terhadap Ekosistem Laut 3. Analisis Sumberdaya Kelautan Di WPP 714, 715 Dan 718 Dalam Rangka Pengelolaan Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan 4. Kajian Perubahan Monsun di Perairan Indonesia (MOMSEI) 5. Kajian Variabilitas Laut-Iklim Dan Hidrodinamika Di Perairan Indonesia INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Capaian kinerja Balitbang KP pada perspektif pelanggan (customer perspective) dengan bobot perspektif sebesar 30% yang capaian fisik sebesar 100% dan capaian output/volume sebesar 98.99%, yang berasal dari 3 (tiga) sasaran strategis berikut : SASARAN STRATEGIS 4 : Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan SD Laut dan Pesisir yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan Nilai sasaran strategis Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan SD Laut dan Pesisir yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 3 (TIGA) IKU sebagai berikut : 11) IKU KE SEBELAS : Jumlah hasil litbang sumberdaya laut dan pesisir yang inovatifuntuk pembangunan KP (buah)*) Paket teknologi, Inovasi tekonologi, Produk Biologi, Komponen teknologi, Jumlah rancang bangun/desain Merupakan hasil kegiatan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan yang memiliki kebaruan sebagian atau seluruhnya yang akan 59

66 dipergunakan dalam mengembangkan sistem produksi, pengolahan dan pemasaran berbasis IPTEK berupa produk biologi, paket teknologi, inovasi teknologi, komponen teknologi, ragam produk dan jasa kelautan dan rancang bangun/ desain. Tujuannya untuk memberikan gambaran/data jumlah hasil litbang inovatif yang dihasilkan oleh P3SDLP. Judul Kegiatan yang mendukung IKU Jumlah hasil litbang sumberdaya laut dan pesisir yang inovatifuntuk pembangunan KP (buah)*) Paket teknologi, Inovasi tekonologi, Produk Biologi, Komponen teknologi, Jumlah rancang bangun/desain adalah Kajian Teknologi Pengelolaan Limbah Garam Menghasilkan Soda Api Bittern yang diperoleh dari tambak garam rakyat di Desa Pademawu, Kabupaten Pamekasan memiliki komposisi mineral seperti magnesium (Mg), natrium (Na), klorida (Cl), kalium (K) yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Rabadzhieva, et. al., 1997 dan hasil analisa laboratorium, bittern mengandung Mg yang paling tinggi dibandingkan mineral-mineral penyusun lainnya, yakni sekitar ppm dari unit produksi NaCl melalui evaporasi air laut. Meninjau tingginya kandungan Mg di dalam bittern membuka peluang untuk memanfaatkan bittern sebagai bahan baku dalam pembuatan bahan berbasis Mg, salah satunya sebagai magnesium hidroksida (Mg(OH) 2 ). Gambar Elektrolisa filtrat sistem mengalir (semi-kontinu) Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Mg(OH)2 yang diproses menggunakan NaOH teknis dengan pencucian H2O adalah sebesar 51.23%. Sedangkan kadar Mg(OH)2 yang diproses menggunakan NaOH teknis yang sebelumnya telah dicuci dengan akuades, kemudian dicuci dengan asam nitrat (HNO3) encer selama 30 dan 60 menit berturut-turut adalah sebesar % dan 88.45%. Hal ini menunjukkan bahwa pencucian dengan asam nitrat encer dapat meningkatkan kemurnian padatan dengan waktu kontak pencucian yang efektif selama 30 menit. Keberadaan zat-zat pengotor seperti Na, K, Ca, Cl dan SO4 secara sangat signifikan menurun dengan pencucian padatan tersebut terhadap asam nitrat encer. Kristalinitas 60

67 padatan yang dihasilkan menunjukkan kristalinitas Mg(OH)2 berdasarkan data standar dari JCPDS file no Hasil sintering padatan Mg(OH)2 menghasilkan padatan MgO dengan konversi sebesar %. Filtrat sebagai produk samping dari proses pengolahan bittern mengandung Na sekitar 2.56%. Elektrolisis menggunakan elektroda grafit dan membrane RO dapat menghasilkan soda api, yang mana di dalam prosesnya, migrasi anion Cl menuju katoda (dimana Na berada) dapat terminimalisir. Elektroda pada kondisi 6V, selama 90 menit sudah cukup optimum dan mampu menghasilkan soda api dengan konsentrasi OHsebesar M dan kadar Na 3.16%. Penggunaan membrane RO selama 5 jam secara akumulasi waktu masih baik dan dapat memberikan produk soda api yang reproducible. Hasil uji kekuatan soda api dari proses elektrolisis filtrate menunjukkan bahwa katolit / soda api hasil elektrolisis 90 menit mampu mengendapkan Mg dari bittern dengan recovery 96.93% pada kondisi rasio bittern terhadap katolit (v/v) 1:20. 12) IKU KE DUA BELAS : Jumlah Paket Penerapan IPTEK Sumberdaya Laut dan Pesisir Merupakan kegiatan pengembangan dan/atau penerapan IPTEK KP yang telah teruji melalui proses iptekmas/pematangan teknologi adaptif lokasi/diseminasi yang diterapkan/diaplikasi kepada kelompok masyarakat/instansi pada suatu kawasan/calon kawasan produksi perikanan dan kelautan. IKU ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas suatu usaha di sektor Kelautan dan Perikanan pada masyarakat pemanfaat IPTEK tersebut. Penerapan IPTEK telah nyata meningkatkan produksi dan produktivitas yang dinyatakan dalam bentuk laporan akhir kegiatan. Judul Kegiatan yang mendukung IKU Jumlah Paket Penerapan IPTEK Sumberdaya Laut dan Pesisir adalah Pematangan Paket Teknologi Pemurni Garam Sistem Mekanis. Jenis paket kegiatannya meliputi : 1. Higienis Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk (1) Meningkatkan kemampuan produksi garam olahan dengan teknologi pencucian garam sebagai upaya terwujudnya industrialisasi garam rakyat memalui penerapan sistem produksi hiegenis., dan (2) Menjaga kontinuitas paket teknologi yang telah diberikan kepada para penerima melalui penguatan sistem produksi, pendampingan teknis dan manajerial pengolahan garam, pendampingan dalam analisis bisnis garam. Pada tahun ini sistem produksi hiegenis dikenalkan pada beberapa lokasi dan diharapkan mampu menjaga keberlanjutan 61

68 pemanfaatan paket teknologi yang telah diterimakan. Pada tahun ini perbaikan sistem terutama difokuskan pada sistem pengeringan yaitu dengan menambahkan atau memodifikasi mesin peniris dan mesin pengering. Mesin pengering yang digunakan diarahkan untuk menggunakan rotary dryer. Selain paket alat tersebut, pada beberapa lokasi antara lain Cirebon, Tuban, Pati, Rembang dan Pamekasan dilakukan pemasangan listrik sebagai sumber energi untuk lebih efisien sehingga nilai tambah yang diperoleh semakin tinggi. Jika pada tahun-tahun sebelumnya pembangkit berupa genset berbahan bakar solar, maka pada tahun ini sebagian mulai dialihkan menjadi energy listrik dari PLN. Hal ini dlakukan untuk mendukung program teknologi hiegenis dalam pencucian garam. Beberapa titik penerima telah menadopsi listrik sebagai sumber energi, selain lebih hiegenis juga mampu memperkecil biaya sehingga harga garam hasil proses pencucian dapat lebih bersaing. 2. Mekanis Adapun sasaran kegiatan ini adalah (1) memastikan ketersediaan suatu sistem produksi hiegenis dalam proses pengolahan garam mengunakan teknologi pemurni garam sistem mekanis yang telah dikembagkan sejak taun 2009 dan (2) Terpantau dan terdampinginya para penerima paket teknologi pemurni garam sistem mekanis yang tersebar di 18 lokasi sehingga dapat berproduksi secara kontinu sebagai upaya memberikan nilai tambah garam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir khususnya petambak garam. Gambar. Disk Mill Sistem produksi pemurni garam rakyat yang diterapkan merupakan proses dari rangkaian komponen-komponen peralatan mekanis yang dirangkai menjadi sebuah siklus berjenjang yang menghasilkan produk garam menjadi lebih berkualitas. 62

69 3. Magnesium Selain paket teknolgi pencuci garam, pada tahun ini mulai didistribusikan paket teknologi pengolah limbah garam berupa air tua atau bittern menjadi padatan magnesium hidroksida. Paket teknologi tersebut diserahkan kepada dua kelompok yang ada di Kabupaten Pati dan Kabupaten Cirebon. Gambar Proses pengolahan bittern menjadi magnesium padat Paket teknologi pengolah limbah garam menjadi padatan Magnesium dilaksanakan di Kabupaten Pati Jawa Tengah dan Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Lokasi kegiatan paket teknologi pengolah garam sistem hiegenis dilaksanakan di Kabupaten Pati, Kabupaten Rembang, Kabupaten Tuban, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Surabaya, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Pamekasan 13) IKU KE TIGA BELAS : Jumlah Sentra Nelayan yang terbangun dan Terkelola Sistem Informasi (Buah) Sentra nelayan merupakan pusat aktifitas nelayan dengan sistem informasi yang terintegrasi di lokasi pelabuhan perikanan yang menyajikan informasi antara lain : peta daerah penangkapan ikan, dinamika perairan, harga ikan lokal. Sistem ini akan diintegrasikan dengan sarana prasarana pendukung yang sudah disediakan oleh Ditjen Perikanan Tangkap (LCD, jaringan internet dan dukungan operator) pada lokasi-lokasi terpilih (30 pelabuhan). Tujuan sistem informasi ini akan membantu nelayan dalam kegiatan penangkapan ikan dan penjualannya secara lebih efektif dan efisien disebabkan telah diinformasikan potensi wilayah penangkapan ikan dan perkiraan harga jual ikan. 63

70 Gambaran Umum Sentra Nelayan adalah melakukan inisisasi (eksperimental) prakiraan cuaca di pelabuhan perikanan berdasarkan beberapa dataset, meliputi Data Pasang surut, Curah Hujan, Angin, Suhu Udara dan Suhu Muka Laut, Arus Muka Laut Indonesia. Terdapat 31 Pelabuhan yang menjadi sentra nelayan diantaranya adalah: (30 Pelabuhan+1 Bungus) meliputi : 1. Nizam Zachman, 2. Belawan, 3. Kendari, 4.Cilacap, 5. Bitung, 6. Pekalongan, 7. Ambon, 8. Pelabuhan Ratu, 9. Ternate, 10. Sibolga, 11. Prigi, 12. Pemangkat, 13. Kejawan, 14. Brondong, 15. Pengambengan, 16. Sungailiat, 17. Karangantu, 18. Kwandang, 19. Lampulo, 20. Labuhan Haji, 21. Lempasing, 22. Kota Agung, 23. Bajomulyo, 24. Tegalsari, 25. Morodemak, 26. Tumumpa, 27. Donggala, 28. Tilamuta, 29. Bacan, 30. Klademak, 31. bungus 64

71 SASARAN STRATEGIS 5 : Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan layanan lptek Sumberdaya Laut dan Pesisir 14) IKU KE EMPAT BELAS : Proporsi fungsional lingkup P3SDLP dibandingkan total pegawai lingkup P3SDLP (%) P IKU ini didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah pegawai fungsional litbang KP dengan jumlah total pegawai P3SDLP keseluruhan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran proporsi pegawai dengan fungsional tertentu yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi instansi secara kompeten, efektif dan professional. Teknik menghitungnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Jabfung = Jml Tot Jabfung Peg. x100% Keterangan = Proporsi jumlah pegawai fungsional litbang KP PJabfung Jml Jabfung Tot Peg. = Jumlah fungsional litbang KP = Jumlah total pegawai P3SDLP Tabel Proporsi Jumlah Pegawai Fungsional Litbang KP Dibandingkan Dengan Total Pegawai P3SDLP IKU Triwulan IV TA 2014 T R % Proporsi jumlah pegawai fungsional Litbang KP dibandingkan dengan total pegawai P3SDLP Keterangan Tidak akumulasi, dihitung akhir tahun 65

DAFTAR PENYUSUN. Penasehat : Penanggung Jawab : Ketua Tim Penyusun : Tim Penyusun : Penerbit : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan

DAFTAR PENYUSUN. Penasehat : Penanggung Jawab : Ketua Tim Penyusun : Tim Penyusun : Penerbit : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan DAFTAR PENYUSUN Penasehat : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir : Ir. M. Eko Rudianto, M.Buss.IT Penanggung Jawab : Kabid Data, Informasi, Monitoring dan Evaluasi : Ir.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LAPORAN KINERJA TA Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan LAPORAN KINERJA TA 2016 Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan TIM PENYUSUN Penasehat Penanggung Jawab Penyusun Kontributor Luthfi Assadad Arif Rahman Hakim Nur Fitriana

Lebih terperinci

BBPPBL Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Institute for Mariculture Research And Development

BBPPBL Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Institute for Mariculture Research And Development i TIM PENYUSUN Ir. Bambang Susanto, M.Si Dr. Ir. Gede Swartama Sumiarsa, M.Sc Ir. John Harianto Hutapea, M.Sc I Made Giri Sugiarta, B.Sc. Dr. Drh. Ketut Mahardika I Gusti Ngurah Permana, S.Pi.,M.Si Prima

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md TIM PENYUSUN Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si Aditia Farman, A.Md Norma Tri Utami, A.Md 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan rahmatnya

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md TIM PENYUSUN Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si Aditia Farman, A.Md Norma Tri Utami, A.Md 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas karunia dan rahmat-nya Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BUDIDAYA

Lebih terperinci

LAKIP BBPSEKP Tahun 2013

LAKIP BBPSEKP Tahun 2013 LAKIP BBPSEKP Tahun 2013 BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014 TIM PENYUSUN : Indra

Lebih terperinci

LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014

LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN INTERIM TRIWULAN IV TA 2014

LAPORAN INTERIM TRIWULAN IV TA 2014 LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan Rahmat-Nya Laporan Interim Loka Penelitian dan Pengembangan (LP2BRL) Triwulan

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Penanggungjawab Penyusun

TIM PENYUSUN. Penanggungjawab Penyusun TIM PENYUSUN Pembina Penanggungjawab Penyusun Ir. Nugroho Aji, M.Si Kepala Puslitbang Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Sinta Nurwijayanti, MA Langgeng Nurdiansah, M.Si Triyono,

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR :

TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR : TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR : 1. Nurhidayat, M.Si. 2. Yulianti, A.Pi., M.Si. 3. Nuryadi, S.Pi. 4. Dr. Ir. Mas Tri Djoko Sunarno, M.S. 5. Dr. Ir. Ani Widiyati,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) Penyusun:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) Penyusun: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) 2016 Penyusun: Dr. Ir. Tukul Rameyo Adi, MT Catur Pramono Adi, M.Si Nadia Hanum, SE Retno Widihastuti, M.Kesos Nurma Yunita, SE Lathifatul Rosyidah, S.Pi

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN : Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc. Dr. Ir. Aryo Hanggono, DEA. Minhadi Noer Sjamsu.S.T, M.E. Catur Pramono Adi.S.Pi, M.

TIM PENYUSUN : Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc. Dr. Ir. Aryo Hanggono, DEA. Minhadi Noer Sjamsu.S.T, M.E. Catur Pramono Adi.S.Pi, M. TIM PENYUSUN : Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc Dr. Ir. Aryo Hanggono, DEA Minhadi Noer Sjamsu.S.T, M.E Catur Pramono Adi.S.Pi, M.Si Dr. Wijopriono Ir. Imam Hendri Widodo Drs. Mad Toip,M.Si Edy Pramono

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BBPPBL Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Badan Pemerintah Penelitian (LAKIP) dan T.A.

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN : Dr. Imron, S.Pi, M.Si KONTRIBUTOR : Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Warsono, S.A.P. Nunuk Listiyowati, S.Pi. Sunarso, S.

TIM PENYUSUN : Dr. Imron, S.Pi, M.Si KONTRIBUTOR : Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Warsono, S.A.P. Nunuk Listiyowati, S.Pi. Sunarso, S. Laporan Kinerja Tahun TIM PENYUSUN : Dr. Imron, S.Pi, M.Si Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si Warsono, S.A.P Nunuk Listiyowati, S.Pi Sunarso, S.Sos KONTRIBUTOR : Dr. Ir. Bambang Gunadi, M.Sc Hary Krettiawan,

Lebih terperinci

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien, dan akuntabel, Direktorat Penanganan Pelanggaran (Dit. PP) berpedoman pada dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT LAPORAN KINERJA TRIWULAN I 2015 TA 2015 LAPORAN KINERJA TRIWULAN I JL. BARU PERANCAK, NEGARA, JEMBRANA - BALI TELP. +62365 44266 67 FAX. +62365 44260 / 44278 1 KATA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahas Esa, karena atas Karunia dan Rahmat-Nya kegiatan Balai Penelitian dan Observasi Laut Tahun 2015 dapat terlaksana dan tersusun dengan baik. Laporan

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2014 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016 PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016 TENTANG RENCANA KERJA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan PORTOFOLIO DIREKTORAT PERBENIHAN Tugas pokok dan fungsi : Berdasarkan Peraturan Menteri No. Per. 5/MEN/200 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Perbenihan terdiri

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014 L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 4, D J P B KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2016 Balai Penelitian Observasi Laut

Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2016 Balai Penelitian Observasi Laut Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2016 Balai Penelitian Observasi Laut PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA LAUT DAN PESISIR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2016 Balai Penelitian dan Observasi Laut

Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2016 Balai Penelitian dan Observasi Laut Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2016 Balai Penelitian dan Observasi Laut PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA LAUT DAN PESISIR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INTANSI PEMERINTAH 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INTANSI PEMERINTAH TA 2014 JL. B A R U P E R A N C A K, N E G A R A, J E M B R A N A - B A L I T E L P + 6 2 3 6 5 4 4 2 6 6-67 FAX + 6 2 3 6 5 4 4 2 6 7 0 / 4 4 2 7 8 1

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN,BADAN RISET DAN SUMBERDAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN KOMPLEKS BINA SAMUDERA JALAN PASIR PUTIH I ANCOL TIMUR LANTAI 4, JAKARTA 14430 TELEPON (021) 64700928, 64700755

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ) INSTANSI PEMERINTAH TRIWULAN III

LAPORAN KINERJA (LKJ) INSTANSI PEMERINTAH TRIWULAN III LAPORAN KINERJA (LKJ) INSTANSI PEMERINTAH TRIWULAN III BP3U PALEMBANG BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM PUSAT PENELITIAN PENGELOLAAN PERIKANAN DAN KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka LAPORAN KINERJA Sekretariat

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH i TI M PE N Y U S U N : Prof. Dr.Hari Eko Irianto Prof. Dr. Ngurah Nyoman Wiadnyana, DEA Prof. Riset Dr. Ketut Sugama, M.Sc, A.Pu Prof. Dr. Husnah, M.Phil Dr. Endhay Kusnendar Koentara, M.S Drs. Bambang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR LAPORAN KINERJA 2017

KATA PENGANTAR LAPORAN KINERJA 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Karunia dan Rahmat-Nya kegiatan Balai Riset dan Observasi Laut Tahun 2017 dapat terlaksana dan tersusun dengan baik. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja terhadap

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016 PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS LAMPIRAN PADA PERATURAN NOMOR PER. /BALITBANG kp.3.1/bpol/rc.310/v/2016

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014 L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 4, D J P B KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus mendorong

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Tugas pokok Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan adalah tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, norma, standar,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan laporan yang disusun sebagai pertanggungjawaban hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam satu tahun. Laporan ini mengukur

Lebih terperinci

: Dr. Fayakun Satria, S.Pi., M.App.Sc. : Riswanto, S.Kel Agus Arifin Sentosa, S.Pi

: Dr. Fayakun Satria, S.Pi., M.App.Sc. : Riswanto, S.Kel Agus Arifin Sentosa, S.Pi LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BALAI PENELITIAN PEMULIHAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN PUSAT PENELITIAN PENGELOLAAN PERIKANAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Tahun

Rencana Strategis. Tahun Rencana Strategis Tahun 0609 Profesional dalam penyediaan teknologi budidaya rumput laut yang mendukung program komersialisasi kelautan dan perikanan, minapolitan, industrialisasi serta ekonomi biru Loka

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014 L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 4, D J P B KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus mendorong

Lebih terperinci

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA Tuga Pokok Dan Fungsi : DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA 1. Merumuskan kebijakan Direktorat Usaha berdasarkan rencana strategis dan program Direktorat Jenderal Perikanan 2. Merumuskan rencana kegiatan Direktorat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Tugas dan Fungsi...

Lebih terperinci

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TA 2015 LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TIM PENYUSUN : AMANDANGI WAHYUNING HASTUTI, S.I.K NUR AULIA, S.E. ADIB APRILIA NUR, S.E. 1 EDITOR : ADI WIJAYA, M.Si KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ) INSTANSI PEMERINTAH TRIWULAN IV

LAPORAN KINERJA (LKJ) INSTANSI PEMERINTAH TRIWULAN IV LAPORAN KINERJA (LKJ) INSTANSI PEMERINTAH TRIWULAN IV BP3U PALEMBANG BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM PUSAT PENELITIAN PENGELOLAAN PERIKANAN DAN KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TA 2015 LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TIM PENYUSUN : AMANDANGI WAHYUNING HASTUTI, S.I.K NUR AULIA, S.E. ADIB APRILIA NUR, S.E. 1 EDITOR : ADI WIJAYA, M.Si KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM i Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL, Menimbang : a. Mengingat : 1. bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI RENCANA AKSI CAPAIAN KINERJA LP2BRL TA. 2015

IMPLEMENTASI RENCANA AKSI CAPAIAN KINERJA LP2BRL TA. 2015 IMPLEMENTASI RENCANA AKSI CAPAIAN KINERJA LP2BRL TA. 25 NO. SASARAN STRATEGIS NO. RENCANA AKSI CUSTOMER PERSPECTIVE (IS Berdasarkan RKA-KL) Meningkatnya hasil Jumlah hasil litbang yang diadopsi oleh pengguna

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2017 Balai Penelitian dan Observasi Laut

Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2017 Balai Penelitian dan Observasi Laut Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2017 Balai Penelitian dan Observasi Laut PUSAT RISET KELAUTAN BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TIM PENYUSUN : AMANDANGI WAHYUNING HASTUTI RIKCY

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL,

Lebih terperinci

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo adalah

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) 2014 Penyusun: Ir. Tukul Rameyo Adi, MT Dr. Armen Zulham Retno Widihastuti, M.Kesos Retno Erlina Rahmawati, S.Si Titin Hasanah, A.Md Andhika Rakhmanda,

Lebih terperinci

DRAFT RENCANA STRATEGIS

DRAFT RENCANA STRATEGIS DRAFT RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2015-2019 1 Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman i ii I. PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 2 1. Struktur Organisasi 2 2. Tugas dan Fungsi 3 B. Capaian

Lebih terperinci

KINERJA 2016 STP - Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor

KINERJA 2016 STP - Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor LAPORAN KINERJA 2016 STP - Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor Jurusan Penyuluhan Perikanan - SEKOLAH TINGGI PERIKANAN BPSDMPKP - KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA 2016 STP JURUSAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Abdur Rouf Syam

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Abdur Rouf Syam KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Kinerja (LKj) Sekretariat Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 BALAI PENELITIAN PERIKANAN LAUT PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BADAN LITBANG KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2016 KATA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i RINGKASAN... ii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i RINGKASAN... ii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i RINGKASAN... ii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... I-1 B. Maksud dan Tujuan... I-1 C.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. LakilLToshiLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 III-

KATA PENGANTAR. LakilLToshiLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 III- KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen. PSDKP) disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

\,\JbT. ,\- l- l,, f \.\-/ PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BADAN RISET DAN SUMBERDAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN

\,\JbT. ,\- l- l,, f \.\-/ PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BADAN RISET DAN SUMBERDAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN ;' l,, f \.\-/ ' / l c.:1. *'f;',** \,\JbT r\lttrltr I LtitAil 1\LLAg I Ari DAN PERIKANAN ;:iu;;i:: it:;;;:;:;a PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BADAN RISET DAN SUMBERDAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN Dalam

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah

LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah LAKI P LAKI P LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah BiroKepegawaian SekretariatJenderal KementerianKelautandanPerikanan Tahun2013 LAKI P LAKI P DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI PENELITIAN PEMULIHAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI PENELITIAN PEMULIHAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI PENELITIAN PEMULIHAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN TAHUN 216 Tim Penyusun: Penanggung jawab : Dr. Joni Haryadi D.,M.Sc. Kepala Seksi Tata Operasional

Lebih terperinci

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2016 LOKA PENELITIAN SUMBER DAYA DAN KERENTANAN PESISIR PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA LAUT DAN PESISIR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno,M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno,M.Sc KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allahn Swt, karena atas berkah dan karunia-nya, Direktorat Produksi telah menyelesaikan Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Produksi Tahun 2014. Laporan Kinerja ini

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Triwulan II Tahun 2017 Balai Riset dan Observasi Laut

Laporan Kinerja Triwulan II Tahun 2017 Balai Riset dan Observasi Laut Laporan Kinerja Triwulan II Tahun 2017 Balai Riset dan Observasi Laut PUSAT RISET KELAUTAN BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KATA PENGANTAR Puji

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TRIWULAN I TAHUN 2017 BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN i KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Pusat

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016 BADAN PENGEMBANGAN SDM DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

Gambar Piramida Penyelarasan Strategi

Gambar Piramida Penyelarasan Strategi Balanced Scorecard Kementerian Keuangan Konsep Balanced Scorecard (BSC) dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton yang berawal dari studi tentang pengukuran kinerja di sektor bisnis pada tahun

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA

RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA 2015-2019 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA Jl. Cisadane No. 25 Cikini, Jakarta Pusat www.puskkpa.lapan.go.id DAFTAR ISI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA TRIWULAN I SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BP3U PALEMBANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BP3U PALEMBANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BP3U PALEMBANG BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM PUSAT PENELITIAN PENGELOLAAN PERIKANAN DAN KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN BADAN

Lebih terperinci

pengukuran kinerja dilakukan dengan bantuan perangkat lunak berbasis balanced

pengukuran kinerja dilakukan dengan bantuan perangkat lunak berbasis balanced RINGKASAN EKSEKUTIF Program Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM KP dengan sasaran para pelaku utama dan pelaku

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 NOMOR SP DIPA-32.11-/217 DS3194-532-4847-285 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

RIFKY EFFENDI HARDIJANTO

RIFKY EFFENDI HARDIJANTO RIFKY EFFENDI HARDIJANTO Kepala Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Laporan Kinerja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan

Lebih terperinci

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN AERTEMBAGA BITUNG

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN AERTEMBAGA BITUNG BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN AERTEMBAGA BITUNG LAPORAN KINERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

MAMAN HERMAWAN. Sekretaris Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan

MAMAN HERMAWAN. Sekretaris Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan i MAMAN HERMAWAN Sekretaris Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Laporan Kinerja Sekretariat BPSDMKP merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja Sekretariat

Lebih terperinci

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016 LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PENGELOLAAN KINERJA ORGANISASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF Halaman i ii iii iv v vi I. PENDAHULUAN A. Tugas dan Fungsi Sekretariat Jenderal 1 B. Organisasi dan

Lebih terperinci

Ir. Nilanto Perbowo,M.Sc. Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

Ir. Nilanto Perbowo,M.Sc. Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan TIM PENYUSUN Pembina Penanggung Jawab Ketua Sekretaris Anggota Ir. Nilanto Perbowo,M.Sc. Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Dr. Indra Sakti,S.E., M.M Sekretaris Badan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja LP2IL Serang 2016

Laporan Kinerja LP2IL Serang 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL)

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

LKj - BKIPM 2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

LKj - BKIPM 2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN i KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (LKj BKIPM) tahun 2014 disusun berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA TRIWULAN II SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2017 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kementerian Agama, sebagai salah satu satuan kerja pemerintah memiliki tugas

I. PENDAHULUAN. Kementerian Agama, sebagai salah satu satuan kerja pemerintah memiliki tugas I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Agama, sebagai salah satu satuan kerja pemerintah memiliki tugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Banyak bidang yang dilayani oleh Kementerian

Lebih terperinci

Jakarta, Juli Penanggungjawab. Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Kabid Perencanaan dan Evaluasi. Kabag TU.

Jakarta, Juli Penanggungjawab. Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Kabid Perencanaan dan Evaluasi. Kabag TU. i KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Triwulan II merupakan perwujudan pertanggungjawaban kinerja atas target triwulan II yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja Pusat

Lebih terperinci

3.1 Prestasi Kinerja

3.1 Prestasi Kinerja 3.1 Prestasi Kinerja Sebagaimana telah diuraikan pada Bab sebelumnya, berdasarkan implementasi balanced scorecard (BSC) dalam manajemen pengelolaan kinerja, pada tahun 2013 Sekretariat Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menindaklanjuti serangkaian kebijakan dan strategi yang secara utuh tertuang di dalam Rencana Stragis KKP tahun 2010-2014, Ditjen PSDKP sesuai tugas dan fungsinya telah

Lebih terperinci