Ir. Nilanto Perbowo,M.Sc. Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ir. Nilanto Perbowo,M.Sc. Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan"

Transkripsi

1

2 TIM PENYUSUN Pembina Penanggung Jawab Ketua Sekretaris Anggota Ir. Nilanto Perbowo,M.Sc. Plt. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Dr. Indra Sakti,S.E., M.M Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Dr. Drama Panca Putra,S.Pi, M.Si Kepala Bagian Data Informasi dan Monitoring Evaluasi, Sekretariat Balitbang KP Tri Handanari,S.Si, M.Sc Kepala Subbagian Monev, Sekretariat Balitbang KP Dr. Wijopriono Yustinus Jati Utomo,SH, M.Si Ir. Theresia Lolita N,M.Si Gunari,S.E Fairdiana Andayani,S.ST.Pi Retno Widihastuti,S.Sos, M.Kesos Indriani Musthapia, S.Pi,M.Si Ridona Viju Rafeliandi, A.Md Andi Astowo, A.md Isrintani Pangestuti, A.Md Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan i

3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan rahmat-nya penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BALITBANG KP) Tahun 2015 dapat diselesaikan. Laporan Kinerja (LKj) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BALITBANG KP) ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kinerja Badan Litbang Kelautan dan Perikanan dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta bagian dari perwujudan transparansi dan akuntabilitas Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BALITBANG KP) dalam melaksanakan Program IPTEK Kelautan dan Perikanan dalam mendukung pembangunan kelautan dan perikanan, serta sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam kaitannya dengan terselenggaranya good governance. Laporan Kinerja (Lkj) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 ini cukup penting dan diharapkan dapat memberikan gambaran capaian kinerja strategis, baik makro maupun mikro serta langkah-langkah pelaksanaan kebijakan dan program penelitian dan pengembangan iptek kelautan dan perikanan tidak hanya kinerja 2015 namun juga selama kurun waktu Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil hasil penelitian dan pengembangan iptek kelautan dan perikanan, catatan keberhasilan dan kendala selama 5 tahun pelaksanaan RPJMN III berikut rekomendasi serta rencana aksi selanjutnya. Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh jajaran Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan baik peneliti, fungsional lain dan personil manajerial maka program dan kegiatan penelitian dan pengembangan iptek kelautan dan perikanan dapat mencapai kemajuan yang cukup besar. Hal ini menjadi modal dasar untuk lebih memperbanyak kegiatan-kegiatan penelitian secara inovatif di masa yang akan datang, sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas tenaga dan pikirannya sehingga laporan kinerja ini dapat disusun dan diterbitkan. Jakarta, Maret 2016 Plt. KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN NILANTO PERBOWO Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan ii

4 DAFTAR ISI TIM PENYUSUN... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... viii IKHTISAR EKSEKUTIF... x 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUGAS, FUNGSI BALITBANG KP DAN STRUKTUR ORGANISASI KERAGAAN SUMBERDAYA MANUSIA (SDM) SISTEMATIKA LAPORAN KINERJA (LKj) PERENCANAAN KINERJA RENCANA STRATEGIS BALITBANG KP SASARAN STRATEGIS DAN RENCANA KERJA TAHUNAN BALITBANG KP TA PENETAPAN KINERJA/PERJANJIAN KINERJA BALITBANG KP TA AKUNTABILITAS KINERJA CAPAIAN IKU BALITBANG KP HASIL PENGUKURAN IKU BALITBANG KP NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS (NPSS) EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA CUSTOMER PERSPECTIVE SS1 : TERWUJUDNYA PENGELOLAAN SDKP YANG PARTISIPATIF, BERTANGGUNGJAWAB, DAN BERKELANJUTAN IKU 1 : JUMLAH WPP YANG TERPETAKAN POTENSI SUMBERDAYA KP UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI KELAUTAN YANG BERKELANJUTAN (WPP) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan iii

5 SS 2 : MENINGKATNYA HASIL PENYELENGGARAAN LITBANG DAN LAYANAN IPTEK YANG MENDUKUNG PRODUKTIVITAS USAHA DAN PENDAPATAN NEGARA DARI SEKTOR KP IKU 2 : JUMLAH HASIL LITBANG KP YANG TEREKOMENDASIKAN UNTUK MASYARAKAT DAN/ATAU INDUSTRI (BUAH) IKU 3 : JUMLAH REKOMENDASI DAN/ATAU INOVASI LITBANG YANG DIUSULKAN UNTUK DIJADIKAN BAHAN KEBIJAKAN (BUAH) IKU 4 : JUMLAH HASIL LITBANG YANG DIADOPSI OLEH PENGGUNA (BUAH) IKU 5 : JUMLAH PENGGUNA HASIL LITBANG KP (KELOMPOK, AKUMULASI) INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE SS 3 : TERSEDIANYA REKOMENDASI DAN MASUKAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KP YANG EFEKTIF IKU 6 : JUMLAH REKOMENDASI DAN MASUKAN KEBIJAKAN KP (PAKET/BUAH) IKU 7 : JUMLAH DATA DAN/ATAU INFORMASI ILMIAH KP (PAKET) IKU 8 : JUMLAH KARYA TULIS ILMIAH YANG DITERBITKAN (KTI) SS 4 : TERWUJUDNYA HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN YANG INOVATIF UNTUK PENYELENGGARAAN TATA KELOLA PEMANFAATAN SDKP YANG ADIL, BERDAYA SAING DAN BERKELANJUTAN IKU 9 : JUMLAH HASIL LITBANG YANG INOVATIF UNTUK PEMBANGUNAN KP (BUAH) IKU 10 : JUMLAH PAKET PENERAPAN IPTEK KP IKU 11 : JUMLAH HASIL LITBANG YANG DIUSULKAN HKI DAN/ATAU DIRILIS IKU 12 : JUMLAH SENTRA NELAYAN YANG TERBANGUN DAN TERKELOLA SISTEM INFORMASI (BUAH) SS 5 : TERWUJUDNYA PENINGKATAN KAPASITAS DAN KAPABILITAS SUMBERDAYA LITBANG DAN LAYANAN IPTEK KP IKU 13 : PROPORSI FUNGSIONAL BALITBANG KP DIBANDINGKAN TOTAL PEGAWAI BALITBANG KP (%) IKU 14 : JUMLAH SARANA DAN PRASARANA, SERTA KELEMBAGAAN LITBANG KP YANG DITINGKATKAN KAPASITASNYA IKU 15 : JUMLAH JEJARING DAN/ ATAU KERJASAMA LITBANG YANG TERBENTUK (BUAH) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan iv

6 SS 6 : TERSELENGGARANYA PENGENDALIAN LITBANG KP IKU 16 : PROPORSI KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN DAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL DIBANDINGKAN TOTAL KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (MINIMAL) LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE SS 7 : TERWUJUDNYA APARATUR SIPIL NEGARA BALITBANG KP YANG KOMPETEN, PROFESIONAL DAN BERKEPRIBADIAN IKU 17 : INDEKS KOMPETENSI DAN INTEGRITAS BALITBANG KP SS 8 : TERSEDIANYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BALITBANG KP YANG HANDAL DAN MUDAH DIAKSES IKU 18 : PERSENTASE UNIT KERJA BALITBANG KP YANG MENERAPKAN SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN YANG TERSTANDAR (%) SS 9 : TERWUJUDNYA BIROKRASI BALITBANG KP YANG EFEKTIF, EFISIEN DAN BERORIENTASI PADA LAYANAN PRIMA IKU 19 : NILAI KINERJA REFORMASI BIROKRASI BALITBANG KP SS 10 : TERKELOLANYA ANGGARAN PEMBANGUNAN BALITBANGKP SECARA EFISIEN DAN AKUNTABEL IKU 20 : NILAI KINERJA ANGGARAN BALITBANG KP (%) IKU 21 : PERSENTASE KEPATUHAN TERHADAP SAP LINGKUP BALITBANG KP (%) REALISASI ANGGARAN TA ANALISIS CAPAIAN DAN KEBERHASILAN LAINNYA CAPAIAN DAN KEBERHASILAN LAINNYA CAPAIAN ATAS TARGET JANGKA MENENGAH PRIORITAS NASIONAL ANALISIS ATAS EFISIENSI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PENUTUP KESIMPULAN PERMASALAHAN KEBIJAKAN LITBANG KP TAHUN SARAN DAN REKOMENDASI LAMPIRAN : Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan v

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Struktur Organisasi Balitbang KP TA 2015 (Sesuai PERMEN KP 15/2010) Gambar 2 : Struktur Organisasi Balitbang KP TA 2015 (sesuai PERMEN PERMEN KP 25/2015) Gambar 3 : Jumlah Pegawai Balitbang KP Menurut Golongan Gambar 4 : Grafik Jumlah Pegawai Balitbang KP Menurut Jenjang Pendidikan Gambar 5 : Jumlah Pegawai Balitbang KP Menurut Usia Gambar 6 : Tiga Aspek Visi yang Menjadi Misi KKP Gambar 7 : Tujuan Pembangunan Sektor KP Tahun Gambar 8 : Peta Strategis KKP Tahun Gambar 9 : Peta Strategis Level 1 Balitbang KP Tahun Gambar 10 : Capaian Kinerja Per Perspektif Balitbang KP Gambar 11 : Nilai Pencapaian Sasaran Startegis (NPSS) Balitbang KP dalam Aplikasi "Kinerjaku" KKP Tahun Gambar 12 : Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) Balitbang KP dalam metode BSC Tahun Gambar 13 : Proporsi Bidang Rekomendasi yang dimanfaatkan stakeholder Gambar 14 : Proporsi Jumlah Pengguna Berdasarkan Litbang yang DIterapkan (kiri) dan Jenis Pengguna Hasil Litbang (kanan) Gambar 15 : Proporsi Media Penerbitan KTI pada Prosiding dan Jurnal Ilmiah Gambar 16: Menu SINP yang Dikembangkan Balitbang KP Gambar 17 : Screenshot Aplikasi KIFI Gambar 18 : Following Balitbang KP pada aplikasi KIFI Gambar 19 : Connections Balitbang KP pada aplikasi KIFI Gambar 20 : Proporsi pagu per belanja Gambar 21 : Proporsi Anggaran Pembiayaan APBN-P Tahun Gambar 22 : Proporsi Per Jenis Belanja dari Alokasi APBN-P Gambar 23 : Proporsi Anggaran APBN-P 2015 Untuk Satker Pusat - Daerah Gambar 24 : Grafik Perbandingan Realisasi Perjenis Belanja Gambar 25 : Penyerapan Anggaran Balitbang KP Tahun Gambar 26 : Ikan Lele Mutiara Jantan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan vi

8 Gambar 27 : Ikan Lele Mutiara Betina Gambar 28 : Inovasi Rumput Laut Coklat sebagai Anti Kanker Gambar 29 : Sarana Rumput Laut Lepas Pantai di Buku Inovasi Gambar 30 : Peta Kenaikan Muka Air Laut Relatif di Perairan Indonesia Gambar 31 : Alur Program/Kegiatan Balitbang KP Gambar 32 : Capaian Sasaran Strategis Balitbang KP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan vii

9 DAFTAR TABEL Tabel 1 : Tujuan dan Sasaran Strategis Balitbang KP Tahun Tabel 2 : Rencana Kinerja Program dan Kegiatan Balitbang KP Tahun Tabel 3 : Target dan Indikator Kinerja dalam RENSTRA Balitbang KP Tabel 4 : Rencana Kerja Tahunan Balitbang KP TA Tabel 5 : Penetapan Kinerja Balitabng KP TA Tabel 6 : Capaian IKU Balitbang KP TA Tabel 7 : Tingkat Validasi IKU Tabel 8 : Penetapan Indeks Capaian NPSS Tabel 9 : Klasifikasi dan Status NPSS Tabel 10 : Capaian jumlah WPP yang terpetakan potensi SDKP untuk pengelolaan yang berkelanjutan Tabel 11 : Tahapan Seleksi Rekomendasi Teknologi Tahun Tabel 12 : Capaian Jumlah Hasil Litbang KP yang Terekomendasikan untuk Masyarakat dan/atau Industri (Buah) Tabel 13 : Rincian Kegiatan Hasil Litbang KP yang Lolos Menjadi Rekomendasi Teknologi KP Tabel 14 : Capaian Jumlah Rekomendasi dan/atau Inovasi Litbang Yang Diusulkan Untuk Dijadikan Bahan Kebijakan (buah) Tabel 15 : Rekomendasi Balitbang KP yang digunakan sebagai bahan kebijakan stakeholder Tabel 16 : Capaian Jumlah Hasil Litbang Yang Diadopsi Oleh Pengguna (buah) Tabel 17 : Rincian capaian hasil litbang yang diadopsi oleh pengguna (buah) Tabel 18 : Capaian Jumlah Pengguna Hasil Litbang KP (Kelompok) Tabel 19 : Jumlah Pengguna Hasil Litbang Kp (Kelompok) Tabel 20 : Capaian Jumlah Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP (Paket/Buah) Tabel 21 : Capaian Jumlah Data dan/atau Informasi Ilmiah KP (Paket) Tabel 22 : Capaian Jumlah Karya tulis Ilmiah Yang diterbitkan (KTI) Tabel 23 : Capaian Jumlah Hasil Litbang Yang Inovatif Untuk Pembangunan KP (buah) Tabel 24 : Target Hasil Litbang Teknologi Tabel 25 : Capaian Jumlah Paket Penerapan IPTEK KP Tabel 26 : Capaian Jumlah Hasil Litbang Yang Diusulkan HKI dan/atau dirilis Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan viii

10 Tabel 27 : Detail Capaian Hasil Litbang yang Diusulkan HKI dan/atau rilis Tabel 28 : Capaian Jumlah Sentra Nelayan Yang Terbangun dan Terkelola Sistem Informasi (buah) Tabel 29 : Capaian Proporsi Fungsional Balitbang KP dibandingkan Total Pegawai Balitbang KP (%) Tabel 30 : Capaian Jumlah Sarana dan Prasarana Serta Kelembagaan Litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya Tabel 31 : Capaian Jumlah Jejaring dan/atau Kerjasama Litbang yang Terbentuk (buah) Tabel 32 : Capaian Proporsi Kegiatan Penelitian Terapan dan Pengembangan Eksperimental dibandingkan Total Kegiatan Penelitian dan Pengembangan (minimal) Tabel 33 : Pengukuran Variabel Indeks Kompetensi dan Integritas Balitbang KP Tabel 34 : Capaian Indeks Kompetensi dan Integritas Balitbang KP Tabel 35 : Capaian Persentase Unit Kerja Balitbang KP Yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan Yang Terstandar (%) Tabel 36 : Capaian Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Balitbang KP Tabel 37 : Nilai Capaian Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi Tahun Tabel 38 : Kategori Penilaian Kinerja Tabel 39 : Capaian Nilai Kinerja Anggaran Balitbang KP Tabel 40 : Nilai Masing-Masing Variabel Perhitungan Nilai Kinerja Anggaran Tabel 41 : Capaian Persentase Kepatuhan Terhadap SAP lingkup Balitbang KP Tabel 42 : Rincian perubahan DIPA Balitbang KP Tahun 2015 (Berdasarkan DIPA terbit) Tabel 43 : Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2015 (Per-Belanja) Tabel 44 : Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2015 (Per-Kegiatan) Tabel 45 : Justifikasi Anggaran TA 2015 yang Tidak Terserap Tabel 46 : Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun Tabel 47 : Usulan Pusat Unggulan Iptek Balitbang KP Tahun Tabel 48 : Inovator Terbaik Untuk Penghargaan Adibhakti Mina Bahari Tabel 49: Pendaftaran Paten Balitbang KP TA Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan ix

11 IKHTISAR EKSEKUTIF alam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan pertanian yang D konsisten dan kontinyu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BALITBANG KP) telah menetapkan Penyusunan Rencana Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Renstra Balitbang KP) Tahun tentunya tidak terlepas dari Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang menjadi panduan utama dalam penyusunan Renstra Balitbang KP. Renstra KKP sendiri telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (Permen KP) Nomor 25/PERMEN- KP/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Rencana strategis ini dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Kelautan dan Perikanan Jangka Panjang ; Rencana Pembangunang Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ; dan Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun Renstra Litbang Kelautan dan Perikanan merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan IPTEK kelautan dan perikanan yang akan dilaksanakan oleh Balitbang KP selama lima tahun ke depan ( ). Agar Balitbang KP dapat senantiasa eksis, antisipatif, dan inovatif, dalam dokumen ini pula, ditetapkanlah visi Balitbang KP ke depan yaitu "Center of Excellence (Pusat Kepakaran) sebagai sumber inovasi IPTEK dan opsi kebijakan untuk mewujudkan visi pembangunan kelautan dan perikanan". Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementerian Kelautan dan Perikanan, Balitbang KP menetapkan satu program dan delapan kegiatan. Program yang digunakan yaitu "Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan"; dimana keberhasilan kinerja atas pelaksananaan program ini menjadi tanggungjawab unit Eselon I yaitu Balitbang KP, sedangkan keberhasilan kinerja atas pelaksanaan kegaiatan menjadi tanggungjawab masing-masing Eselon II lingkup Balitbang KP. Berikut ini adalah program dan kegaiatan Litbang IPTEK kelautan dan Perikanan, yaitu sebagai berikut : 1) Penelitian dan Pengembangan IPTEK Perikanan, 2) Penelitian dan Pengembangan IPTEK Sumberdaya Laut dan Pesisir, 3) Penelitian dan Pengembangan IPTEK Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, 4) Penelitian Sosial Ekonomi dan Analisis Kebiajakn Kelautan dan Perikanan, 5) Penelitian dan Perekayasaan Alat dan Mesin Kelautan dan Perikanan, 6) Penelitian Sumberdaya Lahan dan Klimat Kelautan dan Perikanan, 7) Pengelolaan Inovasi dan Alih Teknologi Kelautan dan Perikanan, dan 8) Dukungan Manajemen Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Pada tahun 2015 anggaran yang dialokasikan untuk Program Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dari total pagu sebesar Rp , dalam perhitungan realisasi anggaran sampai dengan 3 Februari 2016 tercatat sebesar Rp atau mencapai 80,03% lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 95%, jika memperhitungkan nilai outstanding PHLN (INDESO) sebesar Rp , maka prakiraan realisasi anggaran Balitbang KP sebesar 87,73%. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan x

12 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Keragaan Sumber Daya Manusia Sistematika Laporan Kinerja (LKj) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 1

13 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, Indonesia adalah sebuah Negara Kepulauan yang berciri Nusantara yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan Undang-undang. Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan Indonesia sangat besar yang apabila dapat dikelola secara benar akan memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan kejayaan bangsa dan negara sepanjang masa. Sesuai amanah konstitusi, perintah undang-undang dan trend global yang direkomendasikan dalam berbagai konvensi dan resolusi internasional yang berlaku, maka pembangunan kelautan dan perikanan harus dijalankan dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Ini sejalan dengan apa yang dimaksud dalam Agenda 21 Perserikatan Bangsa-Bangsa. Implementasi secara benar konsep pembangunan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan diharapkan akan mampu mewujudkan perairan yang bersih, sehat, asri dan lestari serta produktif sehingga dapat memberi manfaat banyak untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penguatan daya tahan ekonomi bangsa sepanjang masa. Pembangunan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan masih membutuhkan komitmen dalam bentuk kebijakan yang kuat berbasiskan litbang (research based policy) dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Dengan demikian, penyelenggaraan litbang dan keberadaan ilmu pengetahuan serta teknologi yang handal adalah kunci utama dalam implementasi research based policy dimaksud. Pelaksanaan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan ditopang atas dasar 3 (tiga) kebijakan yaitu Litbang berawal dan berakhir pada pengguna, Litbang harus market driven dan market driving dan sekaligus policy driven dan hasil Litbang menunjang kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Lebih lanjut, dukungan dalam pembangunan kelautan dan perikanan, walaupun dalam struktur organisasi litbang merupakan unsur penunjang yang tidak langsung mengelola pembangunan sektor kelautan dan perikanan, litbang berperan menjadi pendorong penerapan teknologi dan alternatif kebijakan dalam kesisteman pengelolaan suatu sistem usaha kelautan dan perikanan. Selain itu, dalam merespon sejumlah isu yang berkembang, peran litbang dan iptek yang dihasilkan menjadi sangat vital. Sebagai contoh dalam merespon isu pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan, maka kebijakan berbasis litbang harus dikembangkan. Selain isu pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan yang merupakan strategi dalam menjalankan arah kebijakan KKP terdapat sejumlah isu strategis yang memerlukan kontribusi hasil litbang dan iptek yang dihasilkannya, yaitu antara lain : Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 2

14 1. Pengembangan minapolitan dan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP), yang merupakan upaya percepatan pengembangan pembangunan kelautan dan perikanan di sentrasentra produksi. Sasaran minapolitan yaitu (a) meningkatkan ekonomi rumah tangga kelautan dan perikanan, (b) menambah usaha kelautan dan perikanan menengah ke atas menjadi berdaya saing, dan (c) menjadikan sektor kelautan dan perikanan menjadi penggerak ekonomi nasional. 2. Pengembangan enterprenuership menuju technopreneurship, penguatan dan pemberdayaan kelompok masyarakat yang mampu memanfaatkan iptek untuk meningkatkan nilai, produksi, produktifitas dan daya saing dengan didukung oleh tata kelola yang baik (good governance). Para pelaku usaha kelautan dan perikanan dipenuhi kebutuhannya dalam melengkapi saranaprasarana, akses terhadap permodalan, pemasaran hasil dan teknologi serta informasi. Demikian pula, kemampuannya ditingkatkan dalam menjalankan co-management pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan. 3. Pengembangan networking. Penciptaan dan penguatan jaringan kerja baik secara internal, antar pusat-daerah, lintas sektor, komunitas bisnis, ilmuwan, dan kerjasama internasional dilakukan untuk identifikasi dan penyelesaian masalah yang sangat beragam. Perlunya komunikasi dan saling memberdayakan antar anggota jaringan serta masih adanya keterbatasan dana, sarana/prasarana litbang menjadi dasar dari pengembangan jaringan kerja tersebut. 4. Teknologi dan inovasi sistem akuakultur, penangkapan, pengolahan dan pengembangan produk, bioteknologi kelautan, teknologi kelautan yang mencakup eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut serta adaptasi perubahan iklim harus dikembangkan dalam rangka pengelolaan kelautan dan perikanan yang bertanggungjawab. 5. Penanggulangan kemiskinan, peningkatan ketahanan pangan dan revitalisasi perikanan perlu diprioritaskan pada peningkatan produksi perikanan untuk meningkatkan konsumsi ikan per kapita dan penyediaan lapangan kerja. 6. Pengembangan energi: Sasaran Kebijakan Energi Nasional tahun 2025 (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006) yaitu agar peran energi baru dan terbarukan lainnya, termasuk biomasa menjadi lebih dari 5%. Pemanfaatan mikroalga, rumput laut atau arus dan ombak laut untuk energi terbarukan menjadi tantangan litbang kelautan dan perikanan ke depan. Teknologi hemat energi untuk industri kelautan dan perikanan diperlukan untuk efisiensi usaha. 7. Perubahan iklim global: Dalam menghadapi dampak perubahan iklim pada sektor kelautan dan peran laut dalam perubahan iklim diperlukan antisipasi dan kiat-kiat cara beradaptasi pada dampak yang terjadi. 8. Globalisasi perdagangan menuntut perbaikan standar mutu produk, manajemen dan pengelolaan sumberdaya serta daya saing produk. 9. Perwujudan Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang maju, kuat mandiri dan berbasiskan kepentingan nasional memerlukan peran iptek yang lebih besar dalam menjawab isu di maksud. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 3

15 10. Perwujudan Bangsa Indonesia yang berdaya saing menghendaki peningkatan peran iptek dalam peningkatan daya saing bangsa terutama pada jumlah HaKI dan penerapan hasil penelitian pada skala komersial dan industri. 11. Krisis keuangan global menuntut adanya peningkatan daya tahan sektor kelautan dalam menghadapi krisis ekonomi global yang bisa terjadi setiap saat. 12. Penyelesaian batas maritim antar negara memerlukan dukungan data ilmiah terkini sebagai bahan bernegosiasi dengan negara tetangga yang terkait. Saat ini faktor organisasi dan kelembagaan masih menjadi kendala bagi Balitbang KP mengingat bahwa sampai dengan periode akhir RPJM Nasional III Balitbang KP hanya memiliki 20 unit kerja litbang dan satu sekretariat badan. Meskipun ke-20 unit kerja litbang tersebut mengerjakan litbang nasional yang dikelompokkan ke dalam enam bidang litbang, namun jangkauan pelayanan ke-20 unit kerja tersebut masih terbatas karena sebaran lokasinya belum sepadan dengan luasnya wilayah kerja pembangunan kelautan dan perikanan di seluruh Indonesia yang memerlukan penanganan litbang. Kondisi ini semakin sulit dengan domisili unit-unit kerja litbang tersebut yang secara geografis tidak tersebar secara merata. Sementara ini, masih dijumpai adanya kelemahan dalam research management di tingkat institusi dan peneliti (mulai dari pembuatan proposal sampai dengan pelaporan dan diseminasi hasil) termasuk pembinaan aset teknologi dan sumberdaya manusia iptek. Kegiatan litbang bersama atau terintegrasi masih belum terbangun dengan baik seperti kegiatan lintas Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) dan Eselon II pada topik tertentu yang memerlukan network. Contoh penelitian yang memerlukan kebersamaan yaitu penelitian yang terkait dengan peningkatan produksi agar Indonesia menjadi penghasil perikanan terbesar, revitalisasi perikanan, perubahan iklim global, pengembangan sistem usaha kelautan dan perikanan serta penanggulangan kemiskinan. Untuk itu, sebagai acuan yang mengarahkan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan tersebut adalah dokumen Perencanaan Strategis (Renstra) jangka menengah yang disusun secara periodik lima tahunan. Sbagai acuan dalam perencanaan strategis program dan kegiatan di lingkup Balitbang KP yaitu Renstra KKP Tahun menjadi panduan utama dalam penyusunan Renstra Balitbang KP Dalam melaksanakan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK, Balitbang KP sebagai satuan kerja Eselon I KKP semakin dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan sistem manajemen Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berazaskan akuntabilitas, di mana setiap penyelenggaraan negara dituntut untuk dapat mempertangungjawabkan kinerja atau hasilhasilnya dari seluruh program/kegiatannya kepada masyarakat atas penggunaan dana dan kewenangan yang diberikan. Sebagai contoh pada performance keuangan yang tidak hanya sebatas mengukur seberapa besar realisasinya, tetapi bisa mengukur besarnya dana bisa mendorong seberapa besar peningkatan kinerja yang dicapai dalam kurun waktu tertentu, sebagai hakekat dari anggaran berbasis kinerja. Sebagai sandaran peraturan penerapan akuntabilitas mengacu Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 4

16 Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Balitbang KP diwajibkan untuk : 1. Melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi. 2. Menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) pada setiap akhir tahun kepada Menteri K/L melalui Sekretariat Jenderal pada masing-masing Kementerian/Lembaga. Atas dasar hal-hal di atas tersebut, Balitbang KP sebagai Instansi Pemerintah dan Penyelenggara Negara telah menetapkan target kinerja tahun 2015 dilanjutkan dengan melakukan monitoring dan pengukuran kinerja yang telah dicapai, kemudian dituangkan ke dalam susunan LAKIP Balitbang KP tahun 2015 sebagai wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban. Dasar hukum penyusunan laporan akuntabilitas kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) tahun 2015 Kementerian Kelautan dan Perikanan, adalah : 1. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaran Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. 2. Peraturan Pemerintah Nomor: 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 3. Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). 4. Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor: 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan kinerja Instansi Pemerintah. 1.2 TUGAS, FUNGSI BALITBANG KP DAN STRUKTUR ORGANISASI Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) merupakan amanah dari : 1. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 2. Undang - Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan Pasal 66 ayat (3) mengamanahkan Penelitian dan Pengembangan Perikanan. 3. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang perubahan atas Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2007 pasal 23 mengamanahkan Pemanfaatan Pulau-Pulau kecil dan perairan sekitarnya diprioritaskan untuk kepentingan Penelitian dan Pengembangan. 4. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2015 pada bagian ketiga UU Klautan sebagai Riset Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 5

17 5. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja KKP maka Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) dibentuk sebagai satu-satunya unit organisasi eselon I pada Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang Kelautan dan Perikanan. A. TUGAS DAN FUNGSI Dalam tahun 2015, terdapat perubahan organisasi dan tata kerja di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan sehingga dalam Laporan Kinerja ini menyajikan gambaran organisasi Balitbang KP sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 15 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 23 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja KKP yang ditetapkan sejak 14 Agustus 2015, maka Badan Peneitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) mengemban tugas dan fungsi sebagai berikut : B. STRUKTUR ORGANISASI BALITBANG KP Merujuk Organisasi dan Tata kerja lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (sesuai Permen KP Nomor: PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan) maka susunan organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan secara rinci meliputi : 1. Sekretariat Badan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 6

18 2. Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan 3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya 4. Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan 5. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir 6. Kelompok Jabatan Fungsional. Struktur organisasi tingkat Pusat tersebut didukung oleh Unit Pelaksana Teknis sebanyak 16 satuan kerja terdiri dari 3 (tiga) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan, 8 Balai Penelitian dan Pengembangan (delapan) Balai dan 5 (lima) Loka Penelitan dan Pengembangan yaitu : a. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut berkedudukan di Kabupaten Buleleng (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.26/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut). b. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan berkedudukan di Jakarta Pusat (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.27/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan) c. Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan berkedudukan di Jakarta Utara (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.28/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan). d. Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum berkedudukan di Kota Palembang (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.29/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum). e. Balai Penelitian Perikanan Laut berkedudukan di Jakarta Utara (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.30/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Perikanan Laut). f. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar berkedudukan di Kota Bogor (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.31/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar). g. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau berkedudukan di Kabupaten Maros (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.32/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau). h. Balai Penelitian Pemuliaan Ikan berkedudukan di Kabupaten Subang (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.33/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Pemuliaan Ikan). i. Balai Penelitian Observasi Laut berkedudukan di Kabupaten Jembrana (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.34/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Observasi Laut). Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 7

19 j. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias berkedudukan di Kota Depok (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.35/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias). k. Balai Peneltian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan berkedudukan di Kabupaten Purwakarta (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.36/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan). l. Loka Penelitian Perikanan Tuna berkedudukan di Benoa (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.27/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian Perikanan Tuna). m. Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir di Kota Padang (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.37/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian Sumberdaya dan Kerentanan Pesisir). n. Loka Penelitian dan Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Boalemo (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.39/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian dan Pengembangan Budidaya Rumput Laut). o. Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan berkedudukan di Kabupaten Bantul (sesuai dengan Permen KP Nomor: PER.38/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan). p. Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan di Kabupaten Wakatobi (sesuai dengan Permen KP Nomor : PER.40/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan). Dengan gambaran struktur organisasi yang mengambarkan fungsi satker Pusat sebagai pembina dan koordinator satker UPT dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang diemban sebagai berikut: Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 8

20 Gambar 1 : Struktur Organisasi Balitbang KP TA 2015 (Sesuai PERMEN KP 15/2010) Dalam PERMEN KP 25/2015, Balitbang KP terdiri dari 4 Pusat dan 1 Sekretaris Badan dengan rincian sebagai berikut : 1) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan 2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir 3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Daya Saing dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 4) Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 5) Sekretariat Balitbang KP dengan struktur organisasi dan tata kerja tesebut, unit kerja teknis Balitbang KP dirancanag sebanyak 15 (limabelas) buah, yang terdiri dari : 1 (satu) Balai Besar, 9 (sembilan) Balai dan 4 (empat) Loka. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 9

21 Gambar 2 : Struktur Organisasi Balitbang KP TA 2015 (sesuai PERMEN PERMEN KP 25/2015) 1.3 KERAGAAN SUMBERDAYA MANUSIA (SDM) Dukungan sumber daya manusia pada program/kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan sesuai dengan golongan terlihat pada Gambar 3 berikut: Gol I Gol II Gol III Gol IV 829 Sumber: SIMPEG KKP, 2015 Gambar 3 : Jumlah Pegawai Balitbang KP Menurut Golongan Sesuai dengan Gambar 3 di atas terlihat bahwa jumlah pegawai menurut golongan IV sebanyak 209 orang, golongan III sebanyak 829 orang, golongan II sebanyak 312 orang, dan golongan I sebanyak 26 orang. Maka komposisi pegawai Balitbang KP terbanyak pada golongan III yaitu mencapai 60,3% dan jumlah terkencil pada golongan I yaitu sebesar 1,9%. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 10

22 S3 S S1 D4 SM D3 D2 7 SLTA SLTP SD Sumber: SIMPEG KKP, 2015 Gambar 4 : Grafik Jumlah Pegawai Balitbang KP Menurut Jenjang Pendidikan Sesuai dengan Gambar 4 diatas terlihat jumlah pegawai menurut pendidikan S3 sebanyak 85 orang, S2 sebanyak 310 orang, S1 sebanyak 409 orang, D4 sebanyak 27 orang, SM sebanyak 8 orang, D3 sebanyak 113 orang, D2 sebanyak 7 orang, SLTA sebanyak 352 orang, SLTP sebanyak 27 orang dan SD sebanyak 38 orang. Maka komposisi pegawai Balitbang KP terbanyak pada tingkat pendidikan S1 yaitu mencapai 25,6% dan jumlah terkecil pada tingkat pendidikan D2 yaitu sebesar 0,5% > < Sumber: SIMPEG KKP, 2015 Gambar 5 : Jumlah Pegawai Balitbang KP Menurut Usia Sesuai dengan Gambar 5 di atas terlihat jumlah pegawai Balitbang KP pada tahun 2015 menurut usia didominasi oleh pegawai yang relatif muda yaitu sejumlah berusia tahun sebanyak 457 orang, sedangkan jumlah pegawai yang pada usia lebih dari 56 tahun sebanyak 179 orang. Hal ini memperlihatkan bahwa beberapa pegawai struktural maupun fungsional di lingkup Balitbang KP dalam 2 tahun ke depan akan mengalami purna tugas. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 11

23 1.4 SISTEMATIKA LAPORAN KINERJA (LKj) Laporan Kinerja (LKj) ini bertujuan untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Balitbang KP pada tahun 2015, yaitu dengan melakukan analisis atas capaian kinerja (performance results) tahun 2015 terhadap rencana kinerja (performance plans) tahun Analisis tersebut memungkinkan teridentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai umpan balik perbaikan kinerja di masa datang. Sejalan dengan hal tersebut, sistematika penyajian laporan kinerja (LKj) adalah sebagai berikut : 1. Bab I Pendahuluan, menyajikan latar belakang, tugas dan fungsi, dan struktur organisasi. 2. Bab II Perencanaan Kinerja, menyajikan rencana strategis tahun 2015 dan penetapan kinerja tahunan Bab III Akuntabilitas Kinerja, menyajikan analisis terhadap capaian kinerja dan keuangan pada tahun a) Capaian Kinerja Organisasi; Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun 2015; Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ; Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015 dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis; Membandingkan realisasi kinerja tahun 2015 dengan standar nasional; Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang dilakukan; Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapian kinerja. b) Realisasi Anggaran. 4. Penutup, menyajikan simpulan terhadap pencapaian kinerja di tahun Lampiran : a) Perjanjian Kinerja Balitbang KP TA 2015; b) Matriks Hasil Pengukuran (internal) Kinerja Balitbang KP TA 2015; c) Matriks Rekapitulasi Capaian Kinerja Balitbang KP TA Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 12

24 BAB 2 PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis Balitbang KP Sasaran Strategis Balitbang KP dan Rencana Kerja Balitbang KP TA 2015 Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja Balitbang KP TA 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 13

25 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS BALITBANG KP Dalam melaksanakan tugas pembangunan yang tertuang pada RPJMN khususnya di bidang kelautan dan perikanan, Balitbang KP berdasarkan Renstra Balitbang KP Tahun memiliki visi sebagai sumber inovasi iptek dan opsi kebijakan untuk mewujudkan visi pembangunan kelautan dan perikanan. Untuk meningkatkan kinerja organisasi, Balitbang KP sejak tahun 2013 telah melakukan upayaupaya perbaikan pengelolaan kinerja organisasi, yaitu berupa penggunaan metode/pendekatan Balanced Scorecard (BSC), hal ini dilakukan untuk mengelola kinerja organisasi secara terukur dan terstruktur dengan penekanan pada empat perspektif yang saling berimbang dan di cascading (diturunkan) sampai level IV (Pejabat Eselon 4). Selanjutnya pada tahun 2015, Balitbang KP melakukan penerapan pengelolaan kinerja tersebut secara penuh, termasuk melakukan penyempurnaan. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mendukung penguatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Balitbang KP dan pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang lebih baik. Adapun upaya perbaikan yang telah dilaksanakan antara lain sebagai berikut : 1. Penyusunan RENSTRA Balitbang KP yang mengacu pada RENSTRA KKP (sesuai PERMEN KP Nmor 25/2015) 2. Penyesuaian Penetapan Kinerja (TAPJA) Tahun 2015, sebagai perjanjian kinerja antara Menteri dengan Eselon I dan berjenjang antara Eselon I dengan Eselon II yang sudah berbasis Balanced Scorecard (BSC) dan dilakukan cascading sasaran strategis dan indikator kinerja sampai level IV di satker Balitbang KP. 3. Penataan organisasi di lingkup Balitbang KP sesuai dengan amanat tugas dan fungsi yang diemban dalam mendukung pembangunan kelautan dan perikanan. Sehubungan dengan hal tersebut, visi, misi, tujuan dan sasaran strategis penelitian dan pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan tahun mengalami perubahan dan penyesuaian. Secara ringkas subtansi Renstra Balitbang KP dapat diilustrasikan sebagai berikut: a) Visi Sebelum menjelaskan tentang Visi Balitbang KP Periode , penting pula kita perhatikan pertimbangan yang digunakan dalam penentuan Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan. KKP mempertimbangkan salah satu misi pembangunan nasional yang terkait dengan pembangunan kelautan dan perikanan yaitu Mewujudkan Indonesia menjadi Negara Maritim yang Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 14

26 Mandiri, Maju, Kuat dan Berbasis Kepentingan Nasional. Sebagai organisasi yang membantu Presiden untuk membidangi urusan kelautan dan perikanan, maka visi KKP ditetapkan selaras dengan visi pembangunan nasional serta bertujuan untuk mendukung terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia. Renstra KKP secara tegas menyatakan Visi KKP adalah Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional. Kata Mandiri dimaksudkan ke depan Indonesia dapat mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan, sehingga sejajar dan sederajat dengan bangsa lain. Kata Maju dimaksudkan dapat mengelola sumber daya kelautan dan perikanan dengan kekuatan SDM kompeten dan iptek yang inovatif dan bernilai tambah, untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang tinggi dan merata. Kata Kuat diartikan memiliki kemampuan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari pengelolaan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan dan menumbuhkan wawasan dan budaya bahari. Berbasis kepentingan nasional dimaksudkan adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan Visi KKP tersebut, Balitbang KP menyusun Visi Balitbang KP Tahun sebagai berikut : Center of Excellence (Pusat Kepakaran) sebagai sumber inovasi IPTEK dan opsi kebijakan untuk mewujudkan visi pembangunan kelautan dan perikanan. Balitbang KP dalam visi tersebut secara eksplisit mendukung pencapaian Visi KKP melalui peranannya sebagai sumber inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam pembangunan 15ystem kelautan dan perikanan di Indonesia. Selain itu, atas prinsip research based policy, Balitbang KP juga ikut memberikan pandangannya tentang opsi kebijakan yang dapat diambil KKP dalam mendorong kinerja pembangunan kelautan dan perikanan di Indonesia. b) Misi Perumusan Misi Balitbang KP Tahun mengikuti logika yang sama dalam penyusunannya, yaitu memperhatikan Misi KKP Tahun serta menerjemahkan dari Visi Balitbang KP Tahun Di dalam Renstra KKP, disebutkan bahwa penyusunan Misi KKP mengacu pada tugas, fungsi dan wewenang yang telah dimandatkan oleh peraturan perundang undangan kepada KKP dan penjabaran dari misi pembangunan nasional, maka terdapat 3 pilar yang menjadi misi KKP yakni : 1. Kedaulatan (Sovereignty), yakni mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaulat, guna menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya kelautan dan perikanan, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Keberlanjutan (Sustainability), yakni mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. 3. Kesejahteraan (Prosperity), yakni mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera, maju, mandiri, serta berkepribadian dalam kebudayaan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 15

27 Kedaulatan diartikan sebagai kemandirian dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan dengan memperkuat kemampuan nasional untuk melakukan penegakan hukum di laut demi mewujudkan kedaulatan secara ekonomi. Keberlanjutan dimaksudkan untuk mengelola dan melindungi sumberdaya kelautan dan perikanan dengan prinsip ramah lingkungan sehingga tetap dapat menjaga kelestarian sumberdaya. Kesejahteraan diartikan bahwa pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan adalah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam kaitan ini, KKP senantiasa memberikan perhatian penuh terhadap seluruh stakeholders kelautan dan perikanan, yakni nelayan, pembudidaya ikan, pengolah/pemasar hasil perikanan, petambak garam, dan masyarakat kelautan dan perikanan lainnya. Ketiga hal di atas dilakukan secara bertanggungjawab berlandaskan gotong royong, sehingga saling memperkuat, memberi manfaat dan menghasilkan nilai tambah ekonomi, sosial dan budaya bagi kepentingan bersama. Secara ilustratif, tiga pilar Visi KKP yang menjadi Misi KKP Tahun dapat ditunjukkan pada Gambar 6 berikut ini : Sumber: Renstra KKP, 2015 Gambar 6 : Tiga Aspek Visi yang Menjadi Misi KKP Berdasarkan Visi Balitbang KP Tahun serta Misi KKP Tahun di atas, maka Balitbang KP menyusun Misi Balitbang KP Tahun adalah sebagai berikut : Meningkatkan peran IPTEK dalam mendukung Misi Pembangunan Kelautan dan Perikanan Pernyataan Misi di atas secara jelas menunjukkan bahwa Balitbang KP memainkan peranan yang penting untuk aspek kemakmuran (prosperity) melalui inovasi IPTEK namun di sisi lain, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 16

28 Balitbang KP juga memberikan dukungan pengambilan kebijakan bagi pencapaian aspek Misi KKP lainnya. c) Tujuan Perumusan Tujuan Pembangunan Balitbang KP Tahun mempertimbangkan komponen tujuan dalam Renstra KKP yang didedikasikan untuk Balitbang KP capai pada tahun Selain itu, Tujuan Pembangunan Balitbang KP disusun berdasarkan Misi Balitbang KP Tahun Dalam Renstra KKP, menjabarkan misi pembangunan kelautan dan perikanan, maka dinyatakan tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah sebagai berikut : Kedaulatan (Sovereignty), yakni : 1. Meningkatkan pengawasan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan; 2. Mengembangkan sistem perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan. Keberlanjutan (Sustainability), yakni : 1. Mengoptimalkan pengelolaan ruang laut, konservasi dan keanekaragaman hayati laut; 2. Meningkatkan keberlanjutan usaha perikanan tangkap dan budidaya; 3. Meningkatkan daya saing dan sistem logistik hasil kelautan dan perikanan. Kesejahteraan (Prosperity), yakni : 1. Mengembangan kapasitas SDM dan pemberdayaan masyarakat; 2. Mengembangkan inovasi iptek kelautan dan perikanan. Renstra KKP juga secara eksplisit menggambarkan tujuan pembangunan sektor kelautan dan perikanan itu dalam bentuk Gambar 7 berikut ini : TUJUAN Kedaulatan (Sovereignty) K e se jaht e r aan ( P r o sp e r it y ) Keberlanjutan 1 2 (Sustainabiltiy) Meningkatkan pengawasan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan Mengembangkan sistem perkarantinaan ikan, pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan 6 3 Mengoptimalkan pengelolaan ruang laut, konservasi dan keanekaragaman hayati laut 4 Meningkatkan keberlanjutan usaha perikanan tangkap dan budidaya 5 Meningkatkan daya saing dan sistem logistik hasil kelautan dan perikanan 7 Mengembangan kapasitas SDM, dan pemberdayaan masyarakat Meningkatkan inovasi iptek kelautan dan perikanan Sumber: Renstra KKP, 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 17

29 Gambar 7 : Tujuan Pembangunan Sektor KP Tahun Berdasarkan pertimbangan di atas, maka Balitbang KP menyusun tujuan pembangunan kelautan dan perikanan dari sudut pandang nilai strategis Balitbang KP Tahun adalah sebagai berikut : 1) Memperkuat kapasitas kapabilitas, sinergi dan integrasi sumberdaya menuju lembaga Litbang bertaraf internasional. 2) Menyelenggarakan Litbang Kelautan dan Perikanan secara terpadu dengan tata kelola yang baik (good governance) untuk : a. Memperkuat basis data dan menyempurnakan manajemen data dan informasi nasional untuk pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. b. Memperkuat inovasi IPTEK yang berorientasi pada mutu, daya saing, keamanan pangan dan kelestarian sumberdaya Kelautan dan Perikanan. c. Menyediakan rekomendasi dan opsi kebijakan yang implementatif. 3) Mempercepat pemanfaatan hasil Litbang IPTEK dengan pendekatan Research Extension Linkage (REL) dan pendekatan Research Company Linkage (RCL) dalam membangun sistem bisnis atau kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan yang produktif, kuat dan berbasis IPTEK. 2.2 SASARAN STRATEGIS DAN RENCANA KERJA TAHUNAN BALITBANG KP TA 2015 Renstra KKP Tahun menjelaskan bahwa sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan merupakan kondisi yang diinginkan dapat dicapai oleh KKP sebagai suatu outcome/impact dari beberapa program yang dilaksanakan. Dalam penyusunannya, KKP menjabarkan 3 misi yakni Kedaulatan, Keberlanjutan, dan Kesejahteraan dan menggunakan pendekatan metoda Balanced Scorecard (BSC) yang dibagi dalam empat perspektif, yakni stakeholders prespective, customer perspective, internal process perspective, dan learning and growth perspective, sebagai berikut : Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 18

30 LEARN & GROWTH PERSPECTIVE INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE CUSTOMERRS PERSPECTIVE STAKEHOLDERS PERSPECTIVE PETA STRATEGI KKP SS 1. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat KP SS 3. Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan SS 2. Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP PERUMUSAN KEBIJAKAN SS 4. Tersedianya kebijakan pembangunan yang efektif PELAKSANAAN KEBIJAKAN SS 5. Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan PENGAWASAN KEBIJAKAN SS 6. Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan SDKP secara profesional dan partisipatif HUMAN CAPITAL INFORMATION CAPITAL ORGANIZATION CAPITAL FINANCIAL CAPITAL SS7.Terwujudnya ASN KKP yang kompeten, profesional & berkepribadian SS 8.Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses SS 9. Terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, e isien, dan berorientasi pada layanan prima SS 10. Terkelolanya anggaran pembangunan secara e isien & akuntabel Sumber: Renstra KKP, 2015 Gambar 8 : Peta Strategis KKP Tahun Stakeholders Perspective Menjabarkan misi Kesejahteraan, maka sasaran strategis pertama (SS-1) yang akan dicapai adalah Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP, dengan Indikator Kinerja : a. Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan dari 40,5 pada tahun 2015 menjadi 51 pada tahun 2019; b. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan dari 7% pada tahun 2015 menjadi 12% pada tahun Customer Perspective Menjabarkan misi Kedaulatan, maka sasaran strategis kedua (SS-2) yang akan dicapai adalah Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP, dengan Indikator Kinerja : a. Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku, dari 70% pada tahun 2015 menjadi 87% pada tahun 2019; b. Jumlah pulau-pulau kecil yang mandiri dari 5 pulau pada tahun 2015 menjadi 25 pulau pada tahun Selanjutnya, menjabarkan misi Keberlanjutan, maka sasaran strategis ketiga (SS-3) yang akan dicapai adalah Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan, dengan Indikator Kinerja : a. Nilai Pengelolaan Wilayah Kelautan dan Perikanan yang Berkelanjutan dari 0,20 pada tahun 2015 menjadi 0,65 pada tahun 2019; Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 19

31 b. Nilai Peningkatan Ekonomi Kelautan dan Perikanan, dari 0,59 pada tahun 2015 menjadi 1,0 pada tahun 2019; c. Produksi perikanan, dari 24,12 juta ton pada tahun 2015 menjadi 39,97 juta ton pada tahun 2019; d. Produksi garam rakyat, dari 3,3 juta ton pada tahun 2015 menjadi 4,5 juta ton pada tahun 2019; e. Nilai ekspor hasil perikanan, dari USD 5,86 miliar pada tahun 2015 menjadi USD 9,54 miliar pada tahun 2019; f. Konsumsi ikan, dari 40,9 kg/kapita/thn pada tahun 2015 menjadi 54,49 kg/kapita/thn pada tahun 2019; g. Persentase peningkatan PNBP dari 20ystem KP dari 5% pada tahun 2015 menjadi 15% pada tahun 2019; 3. Internal Process Perspective Sasaran strategis pada perspektif ini adalah merupakan proses yang harus dilakukan oleh KKP, yakni: a. Sasaran strategis keempat (SS-4) yang akan dicapai adalah Tersedianya Kebijakan Pembangunan KP yang Efektif, dengan Indikator Kinerja Indeks efektivitas kebijakan pemerintah, dari 6 pada tahun 2015 menjadi 8 pada tahun 2019; b. Sasaran strategis kelima (SS-5) yang akan dicapai adalah Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan, dengan Indikator Kinerja Efektivitas Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Berkelanjutan, dari 70% pada tahun 2015 menjadi 95% pada tahun 2019; c. Sasaran strategis keenam (SS-6) yang akan dicapai adalah Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang partisipatif, dengan Indikator Kinerja : Persentase penyelesaian tindak pidana KP secara akuntabel dan tepat waktu dari 56,6% pada tahun 2015 menjadi 83,36% pada tahun 2019; Tingkat Keberhasilan Pengawasan di Wilayah Perbatasan dari 70% pada tahun 2015 menjadi 87% pada tahun Learning and Growth Perspective (input) Untuk melaksanakan pencapaian sasaran strategis sebagaimana tersebut di atas, dibutuhkan input yang dapat mendukung terlaksananya proses untuk menghasilkan output dan outcome KKP. Terdapat 4 sasaran strategis yang akan dicapai yakni: a. Sasaran strategis ketujuh (SS-7) yakni Terwujudnya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang Kompeten, Profesional, dan Berkepribadian, dengan Indikator Kinerja Indeks Kompetensi dan Integritas dari 65 pada tahun 2015 menjadi 85 pada tahun b. Sasaran strategis kedelapan (SS-8) yakni Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal, dan Mudah Diakses, dengan Indikator Kinerja Persentase unit kerja yang menerapkan 20ystem Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 20

32 manajemen pengetahuan yang terstandar dari 40% pada tahun 2015 menjadi 100% pada tahun c. Sasaran strategis kesembilan (SS-9) yakni Terwujudnya Birokrasi KKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima, dengan Indikator Kinerja Utama nilai kinerja Reformasi Birokrasi (RB) KKP dari BB pada tahun 2015 menjadi AA pada tahun d. Sasaran strategis kesepuluh (SS-10) yakni Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien dan Akuntable, dengan Indikator Kinerja Nilai Kinerja Anggaran KKP dari Baik pada tahun 2015 menjadi Sangat Baik pada tahun 2019 dan Opini BPK-RI atas Laporan Keuangan KKP Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Berdasarkan sasaran strategis KKP di atas, Balitbang KP kemudian menindaklanjutinya pula dengan menyusun dalam kerangka Balanced Score Card (BSC) Balitbang KP. Kerangka BSC ini disusun untuk membentuk Peta Strategi Level 1 Balitbang KP Tahun seperti yang tergambar pada Gambar 9 berikut ini : Gambar 9 : Peta Strategis Level 1 Balitbang KP Tahun Gambar 9 di atas memperlihatkan bahwa dari sisi Stakeholders Perspective, Balitbang KP mengikuti strategi di tingkat KKP mengingat secara khusus, tujuan pembangunan KKP dalam Tahun juga merujuk pada pencapaian aspek Misi Kesejahteraan yang terkait langsung dengan stakeholders perspective. Selain itu, peranan Balitbang KP selama ini juga lebih pada pemberian dukungan kepada Unit Eselon I Lingkup KKP lainnya. Dari sisi customer perspective, untuk memenuhi kebutuhan stakeholder dari Unit Eselon I Lingkup KKP dan pihak lainnya memiliki sejumlah sasaran strategis berupa : 1. Meningkatnya pengelolaan SDKP yang berkelanjutan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 21

33 2. Meningkatnya hasil penyelenggaran Litbang dan layanan iptek yang mendukung daya saing produksi dan pemanfaatan SDKP 3. Meningkatnya produk KP hasil inovasi litbang KP Dari sisi Internal Process Perspective, sebagai upaya untuk mendapatkan keluaran bagi pemenuhan kebutuhan stakeholders, dengan sasaran strategis berupa : 1. Tersedianya Rekomendasi dan Masukan kebijakan pembangunan KP yang implementatif berdasarkan data dan informasi ilmiah 2. Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif 3. Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang, dan Layanan Iptek KP 4. Terselenggaranya Pengendalian litbang KP Aspek Learn and Growth Perspective memberikan masukan tentang upaya penguatan organisasi dalam pencapaian target sesuai tujuan yang ditetapkan melalui sasaran strategis berupa : 1. Tersedianya ASN Balitbang KP yang kompeten dan professional 2. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses 3. Terselenggaranya reformasi birokrasi 4. Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien Sasaran strategis yang dihasilkan dari analisis BSC ini kemudian disesuaikan pula dengan Tujuan Pembangunan KP yang dilakukan oleh Balitbang KP Tahun Berdasarkan pertimbangan tersebut, Balitbang KP menetapkan Sasaran Strategis Balitbang KP Tahun seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 berikut ini : Tabel 1 : Tujuan dan Sasaran Strategis Balitbang KP Tahun TUJUAN SASARAN 1 Memperkuat kapasitas kapabilitas, sinergi dan integrasi sumberdaya menuju lembaga Litbang bertaraf internasional Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya dan layanan IPTEK Litbang Kelautan dan Perikanan (Pembangunan sarana dan kelembagaan Litbang KP, jejaring dan kemitraan Litbang) Terselenggaranya dukungan manajemen Litbang dan pelaksanaan tugas teknis lainnya 2 Menyelenggarakan Litbang Kelautan dan Perikanan secara terpadu dengan tata kelola yang baik (good governance) 2.1 Tersedianya data dan informasi ilmiah sebagai dasar penyusunan rencana pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang partisipatif, bertanggungjawab, terpadu dan pemanfaatannya secara berkelanjutan 2.2 Tersedianya Sistem Informasi di Sentra Nelayan 2.3 Terwujudnya hasil Litbang yang inovatif dan implementatif di bidang kelautan dan perikanan. 2.4 Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan KP berdasarkan data dan informasi ilmiah Litbang kelautan dan perikanan. 3 Mempercepat pemanfaatan hasil Litbang IPTEK dengan pendekatan Research Extension Linkage (REL) dan pendekatan Research Company Linkage 3.1 Meningkatnya hasil penyelenggaraan penelitian dan pengembangan (Litbang) dan layanan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang mendukung kesejahteraan masyarakat KP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 22

34 TUJUAN (RCL) dalam membangun 23ystem bisnis atau kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan yang produktif, kuat dan berbasis IPTEK 3.2 SASARAN Terwujudnya pengelolaan inovasi dan alih teknologi kelautan dan perikanan. Penuangan dari Renstra Balitbang KP Tahun diatas dituangkan ke dalam rencana kinerja tahunan sesuai tabel dibawah ini : Tabel 2 : Rencana Kinerja Program dan Kegiatan Balitbang KP Tahun SASARAN INDIKATOR TARGET KINERJA Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan Jumlah Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) dan Kawasan Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan (KPP PUD) yang Terpetakan Potensi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan 11 WPP 5 KPP PUD 11 WPP 6 KPP PUD 11 WPP 6 KPP PUD 11 WPP 7 KPP PUD 11 WPP 7 KPP PUD Meningkatnya Hasil Penyelenggaran Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dan Layanan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang Mendukung Kesejahteraan Masyarakat KP Jumlah Inovasi Teknologi Kelautan dan Perikanan yang Terekomendasikan untuk Masyarakat dan/atau Industri Jumlah Rekomendasi Penelitian dan Pengembangan yang Diusulkan untuk Dijadikan Bahan Kebijakan Jumlah Inovasi Kelautan dan Perikanan yang Diadopsi Sumber: RENSTRA KKP, 2015 Adapun penjabaran dari sasaran strategis diatas dituangkan dalam indikator kinerja dan targetnya sesuai dengan tabel dibawah ini : Tabel 3 : Target dan Indikator Kinerja dalam RENSTRA Balitbang KP SS SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TA 2015 CUSTOMER PERSPECTIVE SS1 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan 1 Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya KP untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan (WPP, akumulasi) 3 2 Jumlah Hasil Litbang KP yang Terekomendasikan untuk Masyarakat dan/atau Industri (buah) 18 SS2 Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP 3 4 Jumlah Rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) Jumlah Hasil Litbang yang diadopsi oleh pengguna (buah) Jumlah Pengguna Hasil Litbang KP (kelompok, akumulasi) 173 Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 23

35 SS SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TA 2015 INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 6 Jumlah Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP (paket/buah) 66 SS3 Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif 7 Jumlah Data dan/atau Informasi Ilmiah KP (paket) Jumlah Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan (KTI) 480 SS4 Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan 9 Jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP (buah)*) Paket teknologi, Inovasi tekonologi, Produk Biologi, Komponen teknologi, Jumlah rancang bangun/desain Jumlah Paket Penerapan IPTEK KP Jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau dirilis 7 12 Jumlah Sentra Nelayan yang terbangun dan Terkelola Sistem Informasi (Buah) Proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP (%) 55 SS5 Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan layanan IPTEK KP 14 Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah jejaring dan/ atau kerjasama litbang yang terbentuk (buah) 101 SS6 Terselenggaranya pengendalian Litbang KP 16 Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan pengembangan (minimal) 89% LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE SS7 Terwujudnya aparatur sipil Balitbang KP yang kompeten, profesional dan berkepribadian 17 Indeks kompetensi dan integritas BALITBANGKP 65 SS8 Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal dan mudah diakses 18 Persentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan 24ystem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) 40 SS9 Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima 19 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Balitbang KP BB SS10 Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan akuntabel 20 Nilai kinerja anggaran Balitbang KP (%) Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup Balitbang KP (%) 100 Selanjutnya, target kinerja tersebut dituangkan dalam rencana kerja tahunan yang merupakan dokumen perencanaan awal yang merepresentasikan rencana dan janji untuk mentargetkan kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu 1 (satu) tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimilikinya. Rencana kerja Balitbang KP tahun 2015, sebagaimana tabel berikut : Tabel 4 : Rencana Kerja Tahunan Balitbang KP TA 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 24

36 SS SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TA 2015 CUSTOMER PERSPECTIVE SS1 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan 1 Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya KP untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan (WPP, akumulasi) 3 2 Jumlah Hasil Litbang KP yang Terekomendasikan untuk Masyarakat dan/atau Industri (buah) 18 SS2 Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan pendapatan negara dari sektor KP 3 4 Jumlah Rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) Jumlah Hasil Litbang yang diadopsi oleh pengguna (buah) Jumlah Pengguna Hasil Litbang KP (kelompok, akumulasi) 173 INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 6 Jumlah Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP (paket/buah) 66 SS3 Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif 7 Jumlah Data dan/atau Informasi Ilmiah KP (paket) Jumlah Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan (KTI) 480 SS4 Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan 9 Jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP (buah)*) Paket teknologi, Inovasi tekonologi, Produk Biologi, Komponen teknologi, Jumlah rancang bangun/desain Jumlah Paket Penerapan IPTEK KP Jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau dirilis 7 12 Jumlah Sentra Nelayan yang terbangun dan Terkelola Sistem Informasi (Buah) Proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP (%) 55 SS5 Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan layanan IPTEK KP 14 Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah jejaring dan/ atau kerjasama litbang yang terbentuk (buah) 101 SS6 Terselenggaranya pengendalian Litbang KP 16 Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan pengembangan (minimal) 89% LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE SS7 Terwujudnya aparatur sipil Balitbang KP yang kompeten, profesional dan berkepribadian 17 Indeks kompetensi dan integritas BALITBANGKP 65 SS8 Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal dan mudah diakses 18 Persentase unit kerja BALITBANGKP yang menerapkan 25ystem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) 40 SS9 Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien dan berorientasi pada 19 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Balitbang BB Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 25

37 SS SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TA 2015 layanan prima KP SS10 Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan akuntabel 20 Nilai kinerja anggaran Balitbang KP (%) Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup Balitbang KP (%) PENETAPAN KINERJA/PERJANJIAN KINERJA BALITBANG KP TA 2015 Pada tahun 2015, Balitbang KP telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala Balitbang KP dengan Menteri Kelautan dan Perikanan. Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi (strategy map) dengan 10 sasaran strategis (SS) yang harus dicapai. Untuk setiap SS yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan IKU Balitbang KP pada tahun 2015 berjumlah 21 IKU sesuai tabel dibawah ini : Tabel 5 : Penetapan Kinerja Balitabng KP TA 2015 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA CUSTOMER PERSPECTIVE TARGET TA 2015 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan 1 Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya KP untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan (WPP, akumulasi) 3 2 Jumlah Hasil Litbang KP yang Terekomendasikan untuk Masyarakat dan/atau Industri (buah) 18 Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP 3 4 Jumlah Rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) Jumlah Hasil Litbang yang diadopsi oleh pengguna (buah) Jumlah Pengguna Hasil Litbang KP (kelompok, akumulasi) 173 INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 6 Jumlah Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP (paket/buah) 66 Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif 7 Jumlah Data dan/atau Informasi Ilmiah KP (paket) Jumlah Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan (KTI) 480 Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan 9 Jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP (buah)*) Paket teknologi, Inovasi tekonologi, Produk Biologi, Komponen teknologi, Jumlah rancang bangun/desain Jumlah Paket Penerapan IPTEK KP 68 Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 26

38 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET TA Jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau dirilis 7 12 Jumlah Sentra Nelayan yang terbangun dan Terkelola Sistem Informasi (Buah) Proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP (%) 55 Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan layanan Iptek KP 14 Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya Jumlah jejaring dan/ atau kerjasama litbang yang terbentuk (buah) 101 Terselenggaranya pengendalian Litbang KP 16 Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan pengembangan (minimal) 89% LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE Terwujudnya aparatur sipil negara BALITBANGKP yang kompeten, profesional dan berkepribadian 17 Indeks kompetensi dan integritas BALITBANGKP 65 Tersedianya manajemen pengetahuan BALITBANGKP yang handal dan mudah diakses 18 Persentase unit kerja BALITBANGKP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) 40 Terwujudnya birokrasi BALITBANGKP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima 19 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BALITBANGKP BB Terkelolanya anggaran pembangunan BALITBANGKP secara efisien dan akuntabel 20 Nilai kinerja anggaran BALITBANGKP (%) Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup BALITBANGKP (%) 100 Operasional pencapaian sasaran strategis dari program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan yang dilaksanakan pada tahun 2015 dijabarkan ke dalam 7 (tujuh) Kegiatan yang terdiri dari : 1. Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan; 2. Penelitian dan Pengembangan IPTEK Perikanan Budidaya; 3. Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan; 4. Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kewilayahan, Dinamika dan Sumber Daya Laut dan Pesisir; 5. Penelitian dan Pengembangan IPTEK Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan; 6. Penelitian dan Perekayasaan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan; 7. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 27

39 BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA CAPAIAN KINERJA ORGANISASI REALISASI ANGGARAN Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 28

40 3 AKUNTABILITAS KINERJA Pengukuran capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BALITBANG KP) tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dab realisasi indikator kinerja utama (IKU) pada masing-masing perspektif. Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data bahwa capaian nilai kinerja organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan adalah sebesar %. Nilai tersebut berasal dari capaian kinerja pada masing-masing perspektif sebagai berikut : Gambar 10 : Capaian Kinerja Per Perspektif Balitbang KP % 4.76% % Selama tahun 2015, dari 21 IKU Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BALITBANG KP) terdapat 20 Indikator kinerja berstatus hijau (95,24%), 0 Indikator kinerja berstatus kuning (0%), dan 1 Indikator kinerja berstatus merah (4,76%). Indikator kinerja yang berstatus merah tersebut adalah Jumlah Hasil Litbang KP yang Terekomendasikan untuk Masyarakat dan/atau Industri pada costumer perspektif. Capaian kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BALITBANG KP) tahun 2015 merupakan kontribusi dari 21 unit kerja lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BALITBANG KP) yang sasaran dan indikator kinerjanya diturunkan/dicascading sampai dengan unit kerja level 4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 29

41 INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE CUSTOMER PERSPECTIVE 3.1 CAPAIAN IKU BALITBANG KP Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Balitbang KP. Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada indikator kinerja utama (IKU) yang telah diidentifikasi agar sasaran dan tujuan strategis pada peta strategi yang dituangkan pada penetapan kinerja Balitbang KP tahun 2015 dapat tercapai. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Balitbang KP tahun 2015 pada customer perspective, internal process perspective dan learn & growth perspective mengalami perubahan dan penyesuaian yang mengacu pada Balanced Scorecard (BSC). Berdasarkan penetapan target pada setiap indikator kinerja tersebut, sebagian besar telah berhasil tercapai. pencapaian Sasaran Strategis (SS) dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2015 yang mengacu Balanced Scorecard (BSC) dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut : Tabel 6 : Capaian IKU Balitbang KP TA 2015 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN T R % Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan 1 Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya KP untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan WPP Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP Jumlah Hasil Litbang KP yang Terekomendasikan untuk Masyarakat dan/atau Industri Jumlah Rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan Jumlah Hasil Litbang yang diadopsi oleh pengguna Buah Buah Buah Jumlah Pengguna Hasil Litbang KP Kelompok Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif Jumlah Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP Jumlah Data dan/atau Informasi Ilmiah KP Jumlah Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan Paket/buah Paket KTI Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan 9 10 Jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP Jumlah Paket Penerapan IPTEK KP 11 Jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau Buah Buah Buah Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 30

42 LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN T R % dirilis 12 Jumlah Sentra Nelayan yang terbangun dan Terkelola Sistem Informasi Buah Proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP (%) % Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan layanan IPTEK KP 14 Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya Buah Jumlah jejaring dan/ atau kerjasama litbang yang terbentuk Buah Terselenggaranya pengendalian Litbang KP 16 Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan pengembangan (minimal) % 89% 89% Terwujudnya aparatur sipil negara Balitbang KP yang kompeten, profesional dan berkepribadian 17 Indeks kompetensi dan integritas BALITBANGKP % 65 63, Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal dan mudah diakses 18 Persentase unit kerja BALITBANGKP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar % Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima 19 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BALITBANGKP Nilai (BB) (A) 85,69 107,11 Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan ekuntabel Nilai kinerja anggaran BALITBANGKP (%) Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup BALITBANGKP (%) % % ,61 99,61 Sumber data primer yang dapat diolah, status 12 Februari HASIL PENGUKURAN IKU BALITBANG KP Dalam implementasi pengukuran kinerja Balitbang KP pada tahun 2015 menggunakan metode pengukuran yang mengadopsi metode konsultan BSC dari PT. Solusi Inovasi Dayaguna (Value Alignment Advisory) untuk pengukuran internal dan menggunakan metode pengukuran aplikasi "kinerjaku" KKP untuk pengukuran eksternal Balitbang KP. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 31

43 3.2.1 NILAI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS (NPSS) NPSS adalah nilai yang menunjukan konsolidasi dari seluruh IKU di dalam satu Sasaran Strategis (SS). Status capaian SS yang ditunjukan dengan warna merah/kuning/hijau (buruk/sedang/baik) ditentukan oleh NPSS. Untuk menghitung NPSS perlu diperhatikan bobot masing-masing IKU terhadap SS tersebut dengan indeks toleransi 10%. Sistem pembobotan yang digunakan didasarkan atas tingkat validitas IKU seperti tabel berikut : Tabel 7 : Tingkat Validasi IKU No Validasi IKU Bobot 1 Lead Input 0,1 2 Lead Proses 0,2 3 Lag Output 0,3 4 Lag Outcome 0,4 Status capaian NPSS ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut : Tabel 8 : Penetapan Indeks Capaian NPSS Baik Sedang Buruk Indeks Capaian > 90 % Indeks Capaian = 90% Indeks Capaian < 90 % Dalam melakukan pengukuran kinerja dilakukan dengan cara menentukan dan menyepakati standar status kinerja NPSS sesuai dengan kriteria sebagai berikut. Tabel 9 : Klasifikasi dan Status NPSS KLASIFIKASI MAXIMIZE MINIMIZE STABILIZE STATUS NPSS (TOLERANSI 10%) X < 90% X > 90% X > 90% atau X < 90% BURUK X = 90% X = 90% - SEDANG X 90% X 90% X = 90% BAIK Dalam melakukan pengukuran kinerja juga harus menentukan klasifikasi target indikator kinerja diantaranya adalah: Maximize adalah kondisi dimana semakin tinggi pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Minimize adalah kondisi dimana semakin rendah pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Stabilize adalah kondisi dimana semakin stabil (tidak naik dan tidak turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 32

44 Berikut perbandingan nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) menggunakan 2 metode yang dipergunakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BALITBANG KP) pada tahun 2015: Gambar 11 : Nilai Pencapaian Sasaran Startegis (NPSS) Balitbang KP dalam Aplikasi "Kinerjaku" KKP Tahun 2015 Hasil pengukuran capaian kinerja eksternal Balitbang KP yang menggunakan aplikasi kinerjaku sesuai Gambar 11 diatas, pada tahun 2015 nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) Balitbang KP sebesar %, yang berasal dari capaian kinerja masing-masing perspektif sebagai berikut : 1) Perspektif pelanggan (Customer Perspective) dengan bobot 40%, apaian kinerja sebesar 98.51%; 2) Perspektif Internal (Internal Process Perspective) dengan bobot 30%, capaian kinerja sebesar %; 3) Perspektif Learn & Growth (Learn & Growth Perspective) dengan bobot 30%, capaian kinerja sebesar %. Pengukuran kinerja menggunakan aplikasi kinerjaku masih menggunakan data dokumen penetapan kinerja (TAPJA) Refocusing tahun Dalam implementasi pengukuran kinerja yang menggunakan aplikasi kinerjaku Balitbang KP masih belum 100% sempurna, masih terdapat beberapa kelemahan dan kendala yang terdapat pada Satker lingkup Balitbang KP. Dalam implementasi pengukuran kinerja yang menggunakan aplikasi kinerjaku Balitbang KP masih belum 100% sempurna, masih terdapat beberapa kelemahan dan kendala yang terdapat pada Satker lingkup Balitbang KP Tahun 2015 : a. Belum seluruh unit kerja mengisi data perencanaan (target) dan pencapaian (realisasi) kinerja; Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 33

45 b. Data capaian belum di entry mulai dari level 4; c. Kesalahan setting data IKU (cascading, perhitungan ke atasan, polarisasi IKU, dan frekuensi waktu pengukuran); d. Polarisasi yang belum seragam di setiap satuan kerja untuk IKU-IKU yang diturunkan baik dari level 1 sampai level 4; e. Frekuensi perhitungan yang belum seragam untuk IKU-IKU yang diturunkan baik dari level 1 sampai level 4; f. Perbedaan input data target (data perencanaan) dan data pencapaian rencana aksi dan IKU; g. Pemahaman yang masih kurang mengenai indikator kinerja berbasis balanced scorecard (BSC); h. Tidak tersedianya data dukung yang cukup untuk petugas entry data (operator); i. Belum ditetapkan petugas verifikator data (untuk proses pengesahan); j. Waktu peng-entry-an data tidak sama. No Perspektif Bobot Perspektif Kode SS Sasaran Strategis NSS BOBOT NSS NSS x Bobot STATUS NKP NPSS STATUS NPSS SS1 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan 100% 50% 50.00% 1 Customer 40% SS2 Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP 98% 50% 48.90% Total per perspektif 100% 98.90% SS3 Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif 103% 25% 25.82% 2 Internal Process 30% SS4 SS5 Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan layanan IPTEK KP 130% 25% 32.59% 101% 25% 25.26% % SS6 Terselenggaranya pengendalian Litbang KP 100% 25% 25.00% Total per perspektif 100% % SS7 Terwujudnya aparatur sipil negara Balitbang KP yang kompeten, profesional dan berkepribadian 105% 25% 26.25% 3 Learning and growth 30% SS8 SS9 Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal dan mudah diakses Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima 250% 25% 62.50% 107.1% 25% 26.78% SS10 Terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan ekuntabel 101% 25% 25.25% Total per perspektif 100% % Gambar 12 : Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) Balitbang KP dalam metode BSC Tahun 2015 Hasil pengukuran capaian kinerja Internal Balitbang KP Tahun 2015 menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC). Pengukuran kinerja menggunakan data dokumen penetapan kinerja (TAPJA) APBN-P tahun 2015, dan dilakukan mulai dari tahapan mengukur nilai pencapaian indikator kinerja utama dan nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS). Dalam pengukuran kinerja membandingkan antara target dan realisasi IKU pada masing-masing prespektif dengan toleransi 10% diperoleh capaian kinerja Balitbang KP ditingkat korporat di Tahun 2015 sebesar % yang berasal dari capaian kinerja masing-masing perspektif sebagai berikut : Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 34

46 a. Perspektif pelanggan (Customer Perspective) dengan bobot 40%, capaian kinerja sebesar 98.90%; b. Perspektif Internal (Internal Process Perspective) dengan bobot 30%, capaian kinerja sebesar %; c. Perspektif Learn & Growth (Learn & Growth Perspective) dengan bobot 30%, capaian kinerja sebesar %. 3.3 EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA Evaluasi dan analisis kinerja menampilkan perbandingan target dan capaian dengan dalam tahun berjalan, kinerja dengan tahun sebelumnya dan target jangka menengah berikut analisis keberhasilkan/penurunan kinerja pada indikator kinerja utama di masing-masing sasaran strategis CUSTOMER PERSPECTIVE Capaian kinerja Balitbang KP pada perspektif pelanggan (customer perspective) dengan bobot perspektif sebesar 40% yang capaianya sebesar 98,90%, yang berasal dari 2 (dua) sasaran strategis berikut : SS1 : TERWUJUDNYA PENGELOLAAN SDKP YANG PARTISIPATIF, BERTANGGUNGJAWAB, DAN BERKELANJUTAN Nilai sasaran strategis terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan sebesar %. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sebagai berikut : IKU 1 : JUMLAH WPP YANG TERPETAKAN POTENSI SUMBERDAYA KP UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI KELAUTAN YANG BERKELANJUTAN (WPP) Balitbang KP sebagai lembaga penelitian dan pengembangan, salah satu amanah yang harus dijalankan adalah UU Nomor 45 Tahun 2009 tentang perikanan yang mengamanatkan adanya kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan secara lestari yang didukung dengan pendugaan potensi, pengendalian dan pengawasan yang sistematis. Berbagai kerawanan akibat IUU fishing dan konflik antar pemengang kewenangan pengelolaan perlu diantisipasi dimana kawasan rawan IUU fishing menjadi prioritas dalam pengelolaan wilayah pengelolaan perikanan (WPP). Satuan wilayah pengelolaan yang mencerminkan karakteristik wilayah dan sumberdaya diperlukan untuk melakukan pendugaan potensi, pengendalian dan pengawasan. Pembagian WPP didasarkan pada karakteristik geo-bio-ekologi dengan membagi WPP menjadi 11 satuan WPP. Dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 35

47 11 WPP yang telah dibagi tersebut terdiri dari WPP 714 (laut banda dan teluk tolo), WPP 716 (laut maluku, teluk tomini, laut seram, da teluk berau) dan WPP 718 (samudra pasifik) merupakan WPP yang berpotensi karena merupakan daerah pemijahan (breading ground) dan daerah bertelur (spawning ground) yang cukup berlimpah. Indikator jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP) bertujuan sebagai bentuk kontribusi hasil litbang KP dalam peningkatan potensi nilai ekonomi sumberdaya kelautan di WPP 714, 716 dan 718. Bukti capaian akhir yang harus disampaikan di akhir anggaran berupa buku potensi sumberdaya KP berbasis WPP. Indikator ini menggunakan polarisasi maximize, dimana capaiannya diharapkan melebihi target yang ditetapkan. Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP) dideskripsikan sebagai berikut: Tabel 10 : Capaian jumlah WPP yang terpetakan potensi SDKP untuk pengelolaan yang berkelanjutan Sasaran Strategis Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan Indikator Kinerja Utama Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya KP untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan (WPP) TAHUN 2015 T R % Dari tabel 10 diatas capaian jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan (WPP) sampai akhir tahun 2015 sebesar 100% sesuai target yang ditetapkan sebanyak 3 buah WPP. IKU1 ditetapkan sebagai indikator kinerja baru yang akan diemban oleh Balitbang KP pada pelaksanaan penelitian dan pengembangan KP dalam kurun waktu dimana target dan capaian di tahun 2015 sebanyak 3 (tiga) WPP sebagai baseline. Dari tingkat pencapaian indikator kinerja (IKU1) Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya KP untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan (WPP, akumulasi) memperlihatkan bahwa pencapaian sasaran strategis Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan tersebut sebesar 100% SS 2 : MENINGKATNYA HASIL PENYELENGGARAAN LITBANG DAN LAYANAN IPTEK YANG MENDUKUNG PRODUKTIVITAS USAHA DAN PENDAPATAN NEGARA DARI SEKTOR KP Nilai sasaran strategis meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP sebesar 97,80%. Indikator Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 36

48 kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 4 (empat) IKU sebagai berikut : IKU 2 : JUMLAH HASIL LITBANG KP YANG TEREKOMENDASIKAN UNTUK MASYARAKAT DAN/ATAU INDUSTRI (BUAH) Indikator kinerja hasil litbang KP yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri (buah) didefinisikan sebagai berikut : Rekomendasi teknologi merupakan salah satu upaya menjalankan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Pasal 28 : (1) Materi penyuluhan dalam bentuk teknologi tertentu yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha harus mendapat rekomendasi dari lembaga pemerintah, kecuali teknologi yang bersumber dari pengetahuan tradisional; (2) Lembaga pemerintah pemberi rekomendasi wajib mengeluarkan rekomendasi segera setelah proses pengujian dan administrasi selesai; (3) Teknologi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri; Teknologi yang terekomendasi dapat dihasilkan dari hasil litbang pada tahun berjalan maupun tahun-tahun sebelumnya (5 tahun terakhir). Tujuan indikator kinerja ini memberikan gambaran kontribusi teknologi litbang KP yang terekomendasikan untuk diterapkan di masyarakat atau dunia industri. Bukti capaian yang harus disampaikan di akhir tahun anggaran berupa buku rekomendasi teknologi. Formula/cara perhitungan indikator hasil litbang yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri (buah) dengan cara jumlah teknologi yang dihasilkan oleh satuan kerja Balitbang KP yang terekomendasi dan ditetapkan dalam keputusan Menteri KP. Teknologi yang terekomendasi telah diusulkan sesuai dengan format usulan yang telah ditetapkan dan lulus penilaian oleh komisi Litbang dalam 2 tahap : 1) administrasi, dan 2) oral melalui presentasi. Indikator ini menggunakan polarisasi maximize, dimana capaianya diharapkan melebihi target yang ditetapkan. Berikut tahapan proses seleksi hasil litbang KP yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri (buah) yang dilaksanakan oleh komisi penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan (Litbang KP) tahun 2015 : Tabel 11 : Tahapan Seleksi Rekomendasi Teknologi Tahun 2015 Satuan Kerja Kategori Teknologi No Tahapan Seleksi Balitbang KP Eselon I Lain Budidaya Kelautan Tangkap Pengolahan/ Pasca Panen Total 1 Usulan Awal Administrasi/Dokumentasi Presentasi/Paparan TOTAL 22 Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 37

49 Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah hasil litbang KP yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri (buah) dideskripsikan di bawah ini. Tabel 12 : Capaian Jumlah Hasil Litbang KP yang Terekomendasikan untuk Masyarakat dan/atau Industri (Buah) Sasaran Strategis Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP Indikator Kinerja Utama Jumlah Hasil Litbang KP yang Terekomendasikan untuk Masyarakat dan/atau Industri (buah) TAHUN 2015 T R % Dari Tabel 12 diatas terlihat capain jumlah hasil litbang KP yang terekomendasikan untuk masyarakat dan/atau industri (buah) pada tahun 2015 sebesar 12 buah rekomendasi teknologi atau sebesar 66.67%, lebih rendah dari target yang ditetapkan. Target yang ditetapkan Balitbang KP pada tahun 2015 yaitu sebesar 18 buah rekomendasi teknologi. Tidak tercapainya rekomendasi teknologi Balitbang KP disebabkan oleh Teknologinya belum siap diaplikasikan ke masyarakat dan aspek penilaian dari Tim Komisi Litbang KP diperketat dengan melihat tingkat penerapan di masyarakat dan analisis ekonominya; Tabel 13 : Rincian Kegiatan Hasil Litbang KP yang Lolos Menjadi Rekomendasi Teknologi KP NO SATKER JUDUL KEGIATAN 1 Peningkatan produktivitas pembesaran ikan lele melalui penggunaan strain unggul mutiara BPPI 2 Teknologi pembesaran ikan nila srikandi di tambak secara semi intensif 3 Teknologi pendederan kerapu 4 BBPPBL Teknologi perbenihan teripang pasir, Holothuria scabra 5 Teknologi kultur massal nannochloropsis oculata dan Brachionus rotundiformis dengan kepadatan tinggi untuk pembenihan ikan laut 6 Budidaya rumput laut kappaphycus alvarezii dengan metode vertikultur LPPBRL 7 Teknologi produksi bibit unggul RL gracilaria verrucosa di tambak 8 Penanganan dan pengolahan Baby Fish krispi rendah lemak 9 Teknologi pembuatan tepung puding alginat instan 10 BBP4BKP Teknologi ekstrasi sodium alginat dari RL sargassum untuk tekstil 11 Penangan pasca panen biomasa alga spirilina platensis sebagai bahan baku industri non pangan 12 BPPBAP Budidaya udang vaname, litopeneus vannamei ekstensif plus di tambak marginal Buku rekomendasi teknologi merupakan penerbitan tahun ketiga untuk menindaklanjuti amanat UU nomor 16 tahun 2016 tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan sekaligus sebagi bentuk dedikasi Balitbang KP dalam mendukung program pembangunan KP ke arah komersialisasi dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya secara berkenlanjutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 38

50 Untuk mendorong penerapan komeralisasi produk KP tentunya diperlukan ilmu teknologi (IPTEK) dan inovasi, agar sumber daya dapat dikelola dan dikembangkan secara berkelanjutan serta dapat dihasilkan produk KP yang bernilai tambah dan berdaya saing. Buku ini merupakan salah satu perwujudan fungsi komisi penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan (BALITBANG KP) dalam menilai dan menyeleksi usulan rekomendasi untuk ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Balitbang KP dan Komisi Litbang KP dalam tiga tahun terakhir terus melakukan perbaikan dalam proses pengusulan rekomendasi teknologi. Perluasan sumber teknologi ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi teknologi yang semakin layak diterapkan secara ekonomis, teknis dan memiliki keunggulan dari berbagai sisi lainnya. Rekomendasi teknologi ini diharapkan dapat menjadi bahan diseminasi, difusi, dan adaptasi teknologi dalam kegiatan penyuluhan kelautan dan perikanan IKU 3 : JUMLAH REKOMENDASI DAN/ATAU INOVASI LITBANG YANG DIUSULKAN UNTUK DIJADIKAN BAHAN KEBIJAKAN (BUAH) Indikator kinerja jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) didefinisikan sebagai berikut : Hasil litbang KP (berupa rekomendasi, bahan kebijakan/informasi terapan, policy brief, naskah akademik) yang disampaikan oleh Kepala Badan dan / atau Kepala Pusat/Kepala BBP4BKP/Kepala BBPSEKP (tembusan Kepala Badan) kepada stakeholder (MKP, Eselon I KKP, Pemda, K/L lain) melalui dokumen penyampaian resmi (Surat, Memorandum, Nota Dinas) dan menjadi bahan kebijakan yang telah dirumuskan (peraturan, buku pedoman, keputusan, dll) baik rancangan/draf atau yang telah diterbitkan; Monitoring status usulan bahan kebijakan di tingkat stakeholder untuk level Eselon I dilakukan oleh Sekretariat dan Eselon II terkait, Sedangkan yang disampaikan oleh Level II Pusat/Balai Besar dilakukan oleh masing-masing Eselon II. Tujuan indikator rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) sebagai gambaran kontribusi Balitbang KP dalam meberikan masukan/rumusan kebijakan berbasis ilmiah untuk pengelolaan sumberdaya KP yang lestari dan berkelanjutan. Formula/cara perhitungan indikator ini dengan cara jumlah rekomendasi dan inovasi litbang yang dijadikan bahan kebijakan untuk stakeholder ()MKP, Eselon I KKP, Pemda, K/L lain) dari hasil usulan. Bukti capaian akhir yang harus disampaikan berupa rekomendasi, bahan kebijakan/informasi terapan, policy brief, naskah akademik, dokumen penyampaian (Memo Kepala Pusat) dan bahan kebijakan yang telah dirumuskan (peraturan, buku pedoman, dan keputusan). Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) dideskripsikan di bawah ini. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 39

51 Tabel 14 : Capaian Jumlah Rekomendasi dan/atau Inovasi Litbang Yang Diusulkan Untuk Dijadikan Bahan Kebijakan (buah) Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama 2014 TAHUN 2015 T R % T R % Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP Jumlah Rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) Dari Tabel 14 diatas capaian indikator jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) pada tahun 2015 yaitu sebesar 21 buah atau 105% dari target yang ditetapkan sebesar 20 buah rekomendasi kebijakan dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan. Tabel 15 : Rekomendasi Balitbang KP yang digunakan sebagai bahan kebijakan stakeholder No Rekomendasi BalitbangKP Stakeholder/User 1 Kajian harvest strategy sediaan ikan yang beruaya jauh di WPPNRI 713, 714 dan Kajian sumberdaya ikan ynag termasuk Highly migratory secies dan pengelolaan perikanan di perairan Samudera P asifik Indonesia tahun 2015 untuk West Pacific East Asia Oceanic Fisheries Management (WPEA OFM) 3 Kajian ilmiah untuk bahan penyusunan Rancangan Pengelolaan perikanan Tuna, Tongkol dan Cakalang Ditjen Perikanan Tangkap, KKP Ditjen Perikanan Tangkap, KKP Ditjen Perikanan Tangkap, KKP 4 Alokasi kuota WPP Direktorat Sumberdaya Ikan, Ditjen Perikanan Tangkap, KKP 5 Rekomendasi pembangunan perikanan berkelanjutan menuju pelestarian Danau Toba dan Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur Jawa Barat Direktorat Sumberdaya Ikan, Ditjen Perikanan Tangkap, KKP 6 Penetuan alokasi kapal bekas asing di WPP RI Direktorat Sumberdaya Ikan, Ditjen Perikanan Tangkap, KKP 7 Informasi lokasi penebaran ikan, jenis dan jumlah ikan yang ditebar di PUD 8 Hasil Penelitian Danau Poso dan Danau Lindu Annual Report To The Ecologically Related Species Working Group (Erswg) 10 Aalisis kebijakan rekomendasi pengembangan marik ultur di Kab.Simeuleu, NAD Direktorat Sumberdaya Ikan, Ditjen Perikanan Tangkap, KKP Badan Lingkungan Hidup Daerah Prop. Sulteng Direktorat SDI, DJPT/ WCPRC Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Simeuleu, NAD 11 Analisis kebijakan rekomendasi pengembangan marikultur di Kab.Natuna, Kep. Riau Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Natuna, Kep, Riau 12 Pemanfaatan radar untuk penanggulangan IU U Fishing Pusat Data dan Informasi, Setjen 13 Pemanfaatan buoy untuk pemantauan kualitas perairan budidaya Pemda Kabupaten Malang, Dinas KP Kabupaten Agam Sumbar, Pemda Kabupaten Solok 14 Pemanfaatan hasil penelitian ICZM di Lombok Tengah NTB Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Lombok Tengah 15 Pemanfaatan hasil penelitian ICZM di Kab.Luwu, Sulsel Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 40

52 No Rekomendasi BalitbangKP Stakeholder/User Luwu 16 Model implementasi Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau - pulau kecil (WP3K) berbasis daya dukung di Kab. Barru seb agai bahan Draf Ranperda : Rencana Zonasi WP3K Kab. Barru Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Barru 17 Kajian cemaran yang berasal dari Marine Biotoxin di Teluk Lampung Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, BKIPM dan Pusat Standarisasi, Kepatuhan dan Kerjasama, BKIPM 18 Kajian risiko Listeria monocytogeneses pada produk udang beku untuk pasar ekspor 19 Rapid assessement terhadap perikanan bandeng sebagai antisipasi kebijakan eksport nener bandeng 20 Rekomendasi Kebijakan berjudul Reformulasi Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP (IKMKP) 21 Proyeksi Produksi Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya da n Pengolahan Hasil Perikanan sd tahun 2015 sebagai perhitungan PDB Sektor Perikanan 2015 Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, BKIPM dan Pusat Standarisasi, Kepatuhan dan Kerjasama, BKIPM AP2I Biro Perencanaan, Setjen Biro Perencanaan, Setjen Sesuai dengan Tabel 14 diatas, stakeholder utama yang menggunakan kajian ilmiah dari Balitbang KP didominiasi oleh Eselon I KKP sebanyak 61,90% sedangkan sisanya 38,10% berasal dari Pemerintah Daerah dan pihak lain (swasta/asosiasi). Sesuai dengan tusi yang diemban, Balitbang KP seyogyanya mengedepankan kebutuhan-kebuthan kajian ilmiah sebagai basis kebijakan yang disusun oleh Eselon I KKP untuk selanjutnya ditetapkan oleh Menteri KP. Selain itu, hasil pelaksanaan litbang di daerah menjadi luaran penting bagi pemangku keoentingan di daerah dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan di wilayahnya. Kajian ilmiah yang digunakan oleh stakeholder didominasi oleh topik terkait dengan pengelolaan sumberdaya perikanan sebesar 52%, selanjutnya kebutuhan rekomendasi untuk pengelolaan sumberdaya di wilayah pesisir dan kondisi lingkungan perairan akibat pencemaran sebesar 24%, kajian-kajian terkait indeks/parameter ekonomi dari sektor kelautan dan perikanan sebesar 14% dan kajian teknologi yang mendukung pengelolaan sdkp yang lestari sebesar 10%. Dibandingkan prosentase capaian pada tahun 2014 yaitu sebesar %, maka capaian di tahun 2015 sedikit lebih rendah sebesar 13,18% namun secara volume meningkat sebesar 161,52%. Capaian yang melebihi target di tahun 2015 tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal : 1) Meningkatkan permintaan kajian berbasis ilmiah dari stakeholder sebagai dasar penyusunan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan. Kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan dengan 3 pilar (keberlanjutan, kedaulan dan kesejahteraan) secara berkesinambungan menerbitkan peraturan dalam pengelolaan pemanfaatan sumebrdaya perikanan di WPP NRI dengan prinsip keberlanjutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 41

53 Gambar 13 : Proporsi Bidang Rekomendasi yang dimanfaatkan stakeholder 2) Jejaring dengan baik dengan stakeholder daerah dalam proses pelaksanaan penelitian dan pengembangan yang berawal dari kebutuhan kajian dari pemda. Kajian yang dibutuhkan oleh Pemda berupa model rencana zonasi pesisir, data dan informasi sumberdaya perikanan di PUD dan teknologi untuk pemantauan kualitas perairan untuk budidaya perikanan. Namun demikian, capaian IKU tersebut masih memberikan catatan untuk perbaikan kedepan diantaranya : 1) Mekanisme penyampaian bukti rekomendasi kebijakan tidak secara formal dan terdokumentasi dengan baik sehingga banyak kajian yang telah digunakan tidak dapat dihitung mengingat bukti dokumen tidak tersedia; 2) Perumusan rekomendasi dan kebijakan belum mempertimbangkan analisis dampak; 3) Kurang pengawalan dan pemantauan atas pencapaian IKU oleh penanggung jawab IKU dan penanggung jawab operasional kegiatan terkait dukungan dan target indikator kinerja atasan yang harus dicapai. Langkah-langkah Balitbang KP untuk perbaikan kedepan terkait dengan target indikator kinerja jumlah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah) adalah sebagai berikut : 1) Melakukan sosialisasi Manual IKU terhadap seluruh SDM Satker (peneliti, perencana dan personil monev); 2) Perumusan kegiatan rekomendasi mendatang didasarkan pada isu dan permasalahan yang ada di end user; 3) Mendorong output teknis satker agar dimanfaatkan stakeholder menjadi outcome; 4) Melakukan inventarisasi dan monitoring khusus terkait capaian outcome dan stakeholder oleh tim pengukur, penanggungjawab operasional kegiatan dan penanggungjawab IKU; 5) Kegiatan yang diusulkan harus merupakan kegiatan yang bermitra (menjawab kebutuhan stakeholder); Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 42

54 6) Rekomendasi/output yang dihasilkan dapat mengoptimalkan dukungan terhadap stakeholder melalui penajaman rencana kerja terkait kegiatan dengan stakeholder IKU 4 : JUMLAH HASIL LITBANG YANG DIADOPSI OLEH PENGGUNA (BUAH) IPTEK merupakan hasil kegiatan Litbang KP dalam bentuk penerapan/diseminasi iptek KP yang telah dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan kelautan dan perikanan (seperti masyarakat perorangan atau kelompok, pengusaha, industri, pemerintah, perguruan tinggi, dsb.) untuk kegiatan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. IPTEK hasil kegiatan Litbang KP dapat dinyatakan sebagai outcome apabila telah dimanfaatkan oleh pengguna dalam berbagai tingkatan adopsi IPTEK, yang diklasifikasikan kedalam tingkat adopsi tinggi, sedang dan rendah. Saat ini pengukuran hasil litbang yang diadopsi oleh pengguna dititikberatkan pada nilai adopsi dari kegiatan penerapan iptek KP di masyarakat. Indikator ini menggunakan polarisasi maximize dimana capaian yang diharapkan melebihi target yang ditetapkan, dan bertujuan untuk memberikan tingkat adopsi teknologi hasil litbang KP yang diterapkan di masyarakat. Formula/cara perhitungn jumlah hasil litbang yang diadopsi oleh pengguna (buah) dari hasil pengolahan dan perhitungan kuesioner dengan proses : 1) Informasi teknologi yang disampaikan (diseminasi) adalah data dan informasi dari teknologi hasil Litbang yang akan disampaikan kepada masyarakat (kelompok sasaran); 2) Introduksi teknologi adalah tindakan yang dilakukan oleh pemilik teknologi yang akan diukur untuk mempengaruhi teknologi/cara yang digunakan oleh masyarakat (kelompok sasaran); 3) Adopsi teknologi adalah merupakan suatu proses perubahan perilaku yang mencakup peribahan pengetahuan, keterampilan penerima teknologi hasil litbang KP sejak ia menerima informasi teknologi sampai memutuskan untuk menggunakan teknologi setelah diintroduksi. Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah hasil litbang yang diadopsi oleh pengguna (buah) dideskripsikan di bawah ini. Tabel 16 : Capaian Jumlah Hasil Litbang Yang Diadopsi Oleh Pengguna (buah) Sasaran Strategis Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP Indikator Kinerja Utama Jumlah Hasil Litbang yang diadopsi oleh pengguna (buah) KEGIATAN TAHUN T R % T R % ,86 Dari Tabel 16 diatas menunjukan perkembangan capaian indikator kinerja jumlah hasil litbang yang diadopsi oleh pengguna (buah) pada tahun 2015 dari target 28 buah hasil litbang yang diadopsi oleh pengguna (buah) telah teralisasi sebanyak 26 buah atau sebesar 92,86%. Apabila Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 43

55 dibandingkan dengan tahun 2014, target jumlah hasil litbang yang diadopsi oleh pengguna (buah) mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 254,55%, sedangkan untuk capaiannya juga mengalami peningkatan sebanyak sebesar 207,96%. Kenaikan yang cukup tinggi tersebut, disebabkan oleh adanya tambahan alokasi anggaran untuk kegiatan pematangan teknologi adaptif lokasi (APBN-P) sebanyak 23 lokasi yang beberapa kegiatan ditargetkan mempunyai tingkat adopsi yang sedang-tinggi. Tabel 17 : Rincian capaian hasil litbang yang diadopsi oleh pengguna (buah) NO KEGIATAN LITBANG KP LOKASI NILAI ADOPSI Kategori 1 MPI Budidaya Ikan Lele Strain Unggul Sukamandi Melalui Vaksinasi Hydrovac Kab. Boyolali, Jateng 70 Sedang 2 Bumina Yumina Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta 139 Sedang 3 Model penerapan iptek budidaya lele dan nila dengan pakan berbasis bahan baku lokal Kota Pontianak, Kalbar 115 Tinggi Model penerapan iptek budidaya patin dengan pakan berbahan baku lokal Model Penerapan IPTEK (MPI) Budidaya Udang dengan Aplikasi Probiotik Terintegrasi dengan Sistem Pentokolan Model Penerapan Iptek Budidaya Ikan Nila Strain Unggul Srikandi Sukamandi Kab, Kampar, Riau 119 Sedang Kab, Sidoarjo, Jatim 73 Tinggi Kab. Gresik, Jatim 41,5 Sedang 7 Model Penerapan Iptek Yumina Bumina Kota Yogyakarta, DIY 152 Tinggi Model Penerapan Iptek Budidaya UGADI di Sleman, Model Penerapan Iptek Budidaya Ikan Lele dengan Aplikasi Vaksin dan Probiotik di Sleman, Model Penerapan Iptek Budidaya Ikan Lele dengan Aplikasi Vaksin dan Probiotik di Kulon Progo Kab. Sleman, DIY 209 Sedang Kab Sleman, DIY 128 Tinggi Kab. Kulon Progo, DIY 99 Sedang 11 CBF Kabupaten Kebumen-Ikan bandeng di waduk serba guna sempor; Kab. Kebumen, Jateng Surat Pernyataan PEMDA setempat 12 Uji Multi Lokasi Budidaya Udang Intensif Sistem Multitropic Terintegrasi (IMTA) Kab. Barru, Sulsel 24 Sedang 13 Pengendalian Penyakit pada Budidaya Udang Melaui Pengujian Probiotik RICA di Tambak Kab, Bulukumba, Sulsel 24 Sedang Pengembangan Teknologi Pendederan dan Pembesaran Kerapu Pengembangan Teknologi Pendederan dan Pembesaran Kerapu Pengembangan Teknologi Pembesaran Abalone Bontang 43,5 Tinggi Belitung Timur 53,6 Tinggi Lombok Timur 54,4 Tinggi 17 Pengembangan Lobster Pasir Gn Kidul 55,2 Tinggi 18 Pengembangan teknologi IMTA Gorontalo 52,8 Tinggi 19 Teknologi pengolahan rumput laut Kab. Lombok Timur, NTB 83,34 Tinggi 20 Paket penerapan IPTEK peningkatan Kab. Maluku Tengah 8,33 Sedang Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 44

56 NO KEGIATAN LITBANG KP LOKASI NILAI ADOPSI Kategori nilai tambah tuna tongkol dan cakalang Prov. Maluku 21 Paket Penerapan Iptek CSW untuk Penyediaan Bahan Baku Ikan TTC untuk Industri Kota Bitung, Sulut 100 Tinggi 22 Iptekmas Pengolahan Bandeng Kab. Karawang, Jabar 71,09 Tinggi 23 Paket penerapa iptek peti insulasi berpendingin untuk kendaraan bermotor roda 2 (ALTIS-2) Bantul, Gn.Kidul, Pacitan, Jembrana, Bitung, Padang Tinggi 24 Paket pengembangan teknologi produksi ikan lele mutiara Kab. Tulungagung, Jatim 24 Tinggi 25 Pengembangan kebun bibit RL pada kawasan budidaya Kab. Minahasa Utara, Kab. Boalemo dan Kab. Kupang 38,4 Tinggi Teknologi Proses Pemurnian Garam secara mekanis PTAL budidaya ikan gurame melalui vaksinasi Kab. Cirebon, Jabar 89,1 Tinggi Kab, Banyumas, Jateng 27 Rendah 28 Penerapan Teknologi Buoy Pemantau Kualitas Perairan Kab. Sragen, Jateng Rendah Ket : Pengukuran nilai adopsi berdasarkan juklak manajemen kinerja organisasi Nilai capaian tersebut, didasarkan pada pengukuran tingkat adopsi pada kegiatan penerapan hasil litbang KP yang dilaksanakan di tahun Berdasarkan sebaran lokasinya, proporsi penerapan teknologi yang diadopsi hampir seimbang antara daerah di Pulau Jawa sebanyak 53,85% dan Luar Pulau Jawa sebanyak 46,15% dengan dominasi teknologi hasil litbang perikanan budidaya. Dari 26 teknologi yang dikategorikan mempunyai tingkat adopsi pengguna yang baik, 64% diantaranya memiliki tingkat adopsi tinggi dan sisanya (36%) mempunyai tingkat adopsi sedang. Berdasarkan hasil pengujian di beberapa pilot lokasi, disimpulkan bahwa banyaknya teknologi hasil litbang KP yang diadopsi oleh masyarakat dikarenakan sudah bersifat adaptif lokasi (PTAL) dan tepat guna. Keingintahuan dan keinginan belajar yang tinggi dari masyarakat sehingga sampai saat ini dapat belajar cara berbudidaya yang baik (sesuai dengan SOP) yang telah diberikan pada saat kegiatan agar hasil yang diperoleh menjadi maksimal menghasilkan tingkat adopsi tinggi pada beberapa kegiatan pematangan/penerapan iptek. Namun demikian, beberapa catatan atas ketidaktercapaian target kinerja yang telah ditetapkan diantaranya : 1) Jadwal penerapan dalam rangka pematangan teknologi adaptif lokasi (PTAL) pada triwulan III/IV sehingga pada saat dilakukan pengukuran outcome (tingkat adopsi) mempunyai tingkatan adopsi rendah ataupun belum siap diukur. Hal ini disebabkan beberapa kegiatan PTAL memerlukan proses dalam pengadaan barang yang akan didiseminasikan ke pengguna, contohnya mesin pembuat pakan. 2) Pemilihan kelompok penerima teknologi hasil litbang yang belum tepat. Hal ini menyebabkan transfer pengetahuan dari peneliti/penyuluh tidak maksimal sehingga tingkat adopsi rendah. 3) Belum dilengkapinya kegiatan pematangan teknologi di masyarakat dengan SOP atau petunjuk teknik untuk acuan pengguna dan/atau bahan pembuatan kuisioner pengukuran tingkat adopsi. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 45

57 IKU 5 : JUMLAH PENGGUNA HASIL LITBANG KP (KELOMPOK, AKUMULASI) Jumlah pengguna hasil litbang KP ini didefinisikan sebagai stakeholder (masyarakat KP dan/atau instansi) yang menerima IPTEK secara langsung dari Balitbang KP melalui kegiatan IPTEKMAS, Diseminasi (paket teknologi terapan), dan KIMBis. Stakeholder (masyarakat KP dan/atau instansi) dinyatakan sebagai pengguna jika : 1) Kelompok lama yang memanfaatkan teknologi yang belum diintroduksi sebelumnya; 2) Kelompok baru yang memanfaatkan teknologi yang sudah diintroduksikan sebelumnya; 3) Kelompok baru yang mendapatkan dan memanfaatkan teknologi yang belum pernah diintroduksikan sebelumnya. Indikator ini bertujuan untuk memberikan data jumlah kelompok (masyarakat/instansi) yang telah memperoleh dan memanfaatkan paket teknologi hasil penerapan litbang yang disampaikan pada tahun anggaran berjalan. Bukti capaian yang harus disampaikan pada akhir tahun anggaran berupa dokumen kuesioner dan BAST paket barang ke masyarakat/pemda. Indikator jumlah pengguna hasil litbang KP menggunakan polarisasi maximize, dimana capaian yang diharapkan melebihi target yang ditetapkan. Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah pengguna hasil litbang KP (kelompok) dideskripsikan di bawah ini. Tabel 18 : Capaian Jumlah Pengguna Hasil Litbang KP (Kelompok) Sasaran Strategis Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP Indikator Kinerja Utama Jumlah Pengguna Hasil Litbang KP (kelompok) KEGIATAN TAHUN T R % T R % ,12 Dari Tabel 18 diatas menunjukan perkembangan capaian indikator kinerja jumlah pengguna hasil litbang KP (kelompok) pada tahun 2015 dari target 173 kelompok pengguna hasil litbang KP telah terealisasi sebanyak 213 kelompok atau sebesar 123,12%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2014, target jumlah pengguna hasil litbang KP (kelompok) mengalami kenaikan sebesar 258,21%, sedangkan untuk realisasinya juga mengalami peningkatan sebanyak 97 kelompok pengguna hasil litbang KP atau sebesar %. Kenaikan yang cukup signifikan antara tahun disebabkan penambahan alokasi anggaran dari APBN-P sebesar Rp ,- untuk : a. kegiatan pematangan teknologi adaptif lokasi terutama pada satker P4B (sebanyak 23 lokasi),b. Penerapan IPTEK untuk masyarakat dalam peningkatan produkstivitas perikanan budidaya berupa induk unggul pada komoditas budidaya laut (BBPPBL) dan hasil pemuliaan ikan (BPPI) sebanyak 8 komoditas, dan c. Paket Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 46

58 Penerapan IPTEK Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan berupa pematangan teknologi adaptif lokasi untuk Uji Terap Peti Insulasi Berpendingin Untuk Kendaraan Bermotor Roda 2 (LPPMHP) di 6 (enam) lokasi penerapan. Adapun capaian jumlah pengguna hasil litbang KP di tahun 2015 yang melebihi target disebabkan oleh beberapa faktor : 1) Animo kelompok masyarakat yang cukup tinggi pada saat introduksi teknologi hasil litbang sehingga beberapa kegiatan PTAL mengakomodir penambahan jumlah kelompok penerima dimana kelompok tambahan tersebut menunjukkan komitmen penyediaan bahan baku penerapan (pengembangan teknologi budidaya rumput laut dan PTAL teknologi pengolahan hasil perikanan). 2) Adanya proses difusi teknologi pada lokasi-lokasi penerapan tahun sebelumnya sehingga beberapa kelompok disekitar penerima berkeinginan sebagai lokasi pematangan teknologi adaptif lokasi. Tabel 19 : Jumlah Pengguna Hasil Litbang Kp (Kelompok) NO BIDANG/TEKNOLOGI JML PENGGUNA (KELOMPOK) 1 Perikanan Budidaya Komoditas Induk Unggul 20 3 Rekayasa teknologi KP 4 4 Peningkatan nilai tambah/paska panen 27 Gambar 14 : Proporsi Jumlah Pengguna Berdasarkan Litbang yang DIterapkan (kiri) dan Jenis Pengguna Hasil Litbang (kanan) Dari tingkat pencapaian indikator kinerja (IK2) Jumlah Hasil Litbang KP yang Terekomendasikan untuk Masyarakat dan/atau Industri (buah), (IK3) Jumlah Rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan (buah), (IK4) Jumlah Hasil Litbang Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 47

59 yang diadopsi oleh pengguna (buah), dan (IK5) Jumlah Pengguna Hasil Litbang KP (kelompok) memperlihatkan bahwa capaian sasaran strategis Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP tersebut sebesar 96,91% INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE SS 3 : TERSEDIANYA REKOMENDASI DAN MASUKAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KP YANG EFEKTIF Nilai sasaran strategis tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif sebesar 103,28%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 3 (tiga) iku sebagai berikut : IKU 6 : JUMLAH REKOMENDASI DAN MASUKAN KEBIJAKAN KP (PAKET/BUAH) Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakn KP didefinisikan sebagai hasil kegiatan litbang (dari output rekomendasi kebijakan KP) yang berisi bahan pertimbangan masukan, serta opsi kebijakan dan analisis dampak berdasarkan hasil kegiatan penelitian untuk digunakan sebagai bahan kebijakan. Indikator ini bertujuan untuk mendapatkan luaran rekomendasi dan masukan kebijakan KP yang dihasilkan oleh Eselon II Balitbang KP. Formula/cara perhitungan indikator ini berupa agregat jumlah hasil litbang KP dari output rekomendasi/model kebijakan yang dihasilkan oleh Eselon II Pusat lingkup Balitbang KP, BBP4BKP dan BBPSEKP. Bukti capaian akhir yang harus disampaikan pada akhir tahun anggaran yaitu berupa laporan akhir kegiatan output rekomendasi kebijakan. Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan KP (paket/buah) dideskripsikan di bawah ini. Tabel 20 : Capaian Jumlah Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP (Paket/Buah) Sasaran Strategis Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif Indikator Kinerja Utama Jumlah Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP (paket/buah) TAHUN 2015 T R % Sesuai Tabel 20 diatas, beberapa rekomendasi unggulan yang dihasilkan di tahun 2015 antara lain : 1) Sistem pemantauan untuk kerentanan/kebencanaan kawasan pelabuhan (5 pelabuhan) 2) Rona lingkungan pesisir (5 lokasi) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 48

60 3) Model pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu (4 lokasi) 4) Kajian pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir (4 lokasi) 5) Pengelolaan perikanan tangkap dan konservasi sdi (8 buah) 6) Pengembangan perikanan budidaya komoditas rilis, kepiting bakau, marikultur pulau terluar serta penanganan penyakit ikan (7 buah) 7) Pengembangan industri pengolahan hasil perikanan dan keamanan pangan (3 buah) 8) Pembangunan kelautan dan perikanan (aspek sosek) (4 buah) 9) Pengembangan investasi komoditas perikanan penghasil devisa (3 buah) 10) Rekomendasi teknologi kelautan (6 paket) 11) Rekomendasi pengelolaan perairan hasil inovasi dan penerapan teknologi pemantauan jarak jauh (4 lokasi) Dari 66 (enampuluh enam) buah rekomendasi yang diperjanjikan, dapat tercapai seluruhnya sebesar 100%. IKU 6 (Jumlah Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP) tidak dapat dilakukan perbandingan dengan capaian di tahun 2014 dikarenakan IKU 6 (Jumlah Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP) merupakan IKU baru dan berbeda dengan IKU di tahun 2014 yang dinarasikan sebagai Prosentase jumlah kajian yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan. Namun demikian, pelaksanaan kegiatan litbang yang menghasilkan rekomendasi kebijakan telah dilaksanakan pada tahun 2014 dengan hasil sebanyak 45 buah rekomendasi, sehingga pelaksanaan litbang yang menghasilkan rekomendasi di tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 146,67%. Faktor utama yang mempengaruhi kenaikan jumlah hasil penelitian yang menghasilkan rekomendasi kebijakan antara lain tambahan alokasi APBN-P sebesar Rp. 25,75 miliar atau 10,96% dari total APBN-P yang diwujudkan dalam 23 judul penelitian sehingga penelitian rekomendasi kebijakan yang semula sebanyak 43 buah judul menjadi 66 buah judul. Berdasarkan target jangka menengah yang tertuang dalam RENSTRA Balitbang KP , mengamanatkan target IKU rekomendasi kebijakan pada tahun 2015 sebesar 61 buah dan meningkat setiap tahun sehingga total rekomendasi yang akan dihasilkan di tahun 2019 dengan total akumulasi sebanyak 416 buah. Dengan demikian, capaian pada tahun 2015 telah melebihi target yang ditetapkan dalam RENSTRA namun bila dibandingkan dengan total akumulasi target selama 5 tahun kedepan maka capaian tahun 2015 baru mengkaver 15,86% dari target yang ditetapkan. Hal yang masih menjadi perhatian dan perbaikan dalam pelaksanaan litbang untuk menghasilkan rekomendasi/model kebijakan kelautan dan perikanan sebagai berikut : 1) Mempertajam rumusan analisis atau rekomendasi dengan mengedepankan pada analisis dampak kebijakan, opsi kebijakan berikut langkah operasional sehingga mampu memberikan gambaran komprehensif kepada stakeholder; 2) Perencanaan penelitian rekomendasi kebijakan berbasis kebutuhan user atau isu terkini Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 49

61 3) Memberikan alokasi anggaran dan fleksibilitas judul penelitian untuk memfasilitasi kegiatan crash program yang membutuhkan reaksi tanggap cepat dalam bentuk policy brief atau naskah akademik. 4) Rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholder secara resmi dan terdokumentasikan dengan baik untuk selanjutnya dipantau pemanfaatannya sebagai sumbangan indikator outcome Balitang KP. 5) Agar luaran rekomendasi kebijakan dapat implementatif, operasional dan mampu memberikan gambaran opsi serta langkah strategis maka diperlukan SDM peneliti yang berkompeten dan ahli dalam pelaksanaan kegiatan dan perumusannya IKU 7 : JUMLAH DATA DAN/ATAU INFORMASI ILMIAH KP (PAKET) Jumlah data dan/atau informasi ilmiah KP (paket) didefinisikan berupa data informasi hasil penelitian yang tekah disusun dalam bentuk paket informasi (hasil pengolahan dan analisis data). Indikator ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi ilmiah yang dihasilkan dari kegiatan Litbang KP yang dihasilkan dari kegiatan litbang KP yang dilaksanakan. Cara perhitungan indikator jumlah data dan/atau informasi ilmiah KP (paket) berasal dari jumlah data dan informasi yang sudah disampaikan secara resmi oleh Kepala Satker kepada Kepala Balitbang KP. Jumlah data dan informasi merupakan perhitungan akumulasi dari beberapa indikator kinerja utama Satker berupa : 1) Data informasi hasil litbang; 2) Jumlah kawasan pesisir yang terpetakan sumberdayanya; dan 3) WPP yang terpetakan karakterisik dan dinamika laut. Bukti capaian akhir dari indikator ini berupa laporan akhir. Indikator ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapakan adalah sesuai dengan target yang ditetapkan. Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah data dan/atau informasi ilmiah KP (paket) dideskripsikan di bawah ini. Tabel 21 : Capaian Jumlah Data dan/atau Informasi Ilmiah KP (Paket) Sasaran Strategis Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif Indikator Kinerja Utama Jumlah Data dan/atau Informasi Ilmiah KP (paket) TAHUN KEGIATAN T R % T R % Dari Tabel 21 diatas terlihat bahwa capaian jumlah data dan/atau informasi ilmiah KP (paket) pada tahun 2015 mengalami peningkatan sejumlah 31 buah dibandingkan tahun Kenaikan volume target dan capaian tahun 2015 dipengaruhi oleh meningkatnya target datinfo yang ditetapkan pada RPJMN dan tambahan anggaran APBN-P sebesar Rp. 19,5 miliar yang dialokasikan pada : a. stok assesment pada 11 WPP (dari sebelumnya 4 WPP di tahun 2014), b. perluasan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 50

62 jangkauan pengumpulan data untuk Panelkanas dan c. kajian awal identifikasi sosek dan kelembagaan usaha KP. Selama tahun 2015, terdapat perubahan target pada jumlah data dan/atau informasi ilmiah KP (paket) yang sebelumnya 102 buah menjadi 110 buah. Perubahan target ini disepakati akibat kebijakan penambahan anggaran untuk penelitian dan pengembangan yang ditetapkan pada pertengahan tahun Data dan informasi yang telah dihasilkan antara lain : 1) Karakteristik biologi perikanan, habitat sumber daya dan potensi produksi sumber daya ikan di 11 WPP NRI 2) Karakteristik biologi perikanan, serta habitat sumberdaya, potensi produksi dan kapasitas penangkapan ikannya di 8 KPP PUD (412, 421, 431, 433, 435, 436, 438, 439) 3) Data informasi pengembangan kawasan konservasi di 3 kawasan pengelolaan perairan (Lombok Tengah, Sabu Raijua-NTT, dan Kep. Natuna) 4) Data informasi penelitian pengembangan perikanan budidaya pada komoditas unggulan (rumput laut, abalon, kerapu, bandeng, udang, lele dan gurami) 31 judul 5) Data informasi fenomena alam laut, perubahan iklim, teknologi kp hasil observasi 5 judul 6) Data informasi hasil kajian kerentanan pesisir di 5 lokasi (Pesisir Pademawu, Teluk Kendari, pesisir Bali, pesisir selatan Sumbar, dan Kota Padang) 7) Data informasi sosial ekonomi kp untuk pembangunan berkelanjutan 16 buah 8) Data informasi potensi bioteknologi dan keamanan produk perikanan 10 buah 9) Data informasi kajian potensi sumberdaya pesisir di 5 lokasi (perairan Natuna, Teluk Tomini, pesisir Pademawu, Cirebon, Indramyu, Rembang dan Pati) 10) Data informasi penelitian karakteristik sumberdaya laut di 5 WPP NRI (573, 713, 714, 715, 716) Sebagai indikator kinerja bersifat luaran/output langsung dari kegiatan litbang, maka capaian dari jumlah data dan informasi dapat terpenuhi dari seluruh satker penghasil data dan informasi ilmiah. Sesuai dengan target jumlah data dan informasi yang ditetapkan dalam Renstra Balitbang KP , target dan capaian pada tahun pertama RPJMN III lebih besar dari angka yang ditetapkan (98 buah) sehingga target 5 tahun sebesar 599 buah telah terpenuhi 18,36%. Kedepan, pelaksanaan penelitian untuk menghasilkan data informasi ilmiah terus dilaksanakan dalam rangka mendapatkan masukan perumusan rekomendasi kebijakan bagi pengambil keputusan (stakeholder). Untuk meningkatkan kualitas, ketelusuran dan retrieveable beberapa strategi dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan kedepan : 1) Amanat pelaksanaan penelitian dan pengembangan KP dengan cakupan wilayah nasional terutama dengan survei dan pengumpulan data perlu didukung dengan : kemitraan dengan instansi lain (Perguruan tinggi, LPNK), memperkuat peran dan membangun jejaring di lapangan/daerah (enumerator dan penyuluh); Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 51

63 2) Mewujudkan Pusat Data Kelautan dan Perikanan melalui manajemen informasi dan pengelolaan data yang terintegrasi dengan daerah dengan sistem berbasis pengetahuan. Pengelolaan data hasil survei diharapkan mampu meminimalisir tumpang tindih/pengulangan pengambilan data di lapangan IKU 8 : JUMLAH KARYA TULIS ILMIAH YANG DITERBITKAN (KTI) Indikator Jumlah Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan (KTI) merupakan tulisan yang disusun berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah diterbitkan di jurnal atau prosiding dalam dan/atau luar negeri pada tahun berjalan. Indikator ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran jumlah KTI yang dihasilkan oleh peneliti Balitbang KP. Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah karya tulis ilmiah yang diterbitkan (KTI) dideskripsikan di bawah ini. Tabel 22 : Capaian Jumlah Karya tulis Ilmiah Yang diterbitkan (KTI) Sasaran Strategis Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif Indikator Kinerja Utama Jumlah Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan (KTI) TAHUN KEGIATAN T R % T R % ,75 Gambar 15 : Proporsi Media Penerbitan KTI pada Prosiding dan Jurnal Ilmiah Gambar 15 menunjukkan bahwa target dan capaian jumlah karya tulis ilmiah KP pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebanyak 134,45% dan 110,08% buah dibandingkan tahun Volume target KTI yang meningkat didasarkan pada capaian yang diperoleh pada tahun 2014 dan disesuaikan/disepakati dengan target yang direncanakan oleh satuan kerja. Pada tahun 2015, KTI yang diterbitkan mengalami perubahan pola media penerbitan yang digunakan, dengan proporsi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 52

64 penerbitan dalam jurnal lebih banyak (53%) dari penerbitan prosiding (47%). Hal ini berbeda dengan tahun 2014, dimana 51% KTI diterbitkan dalam prosiding dan 49% diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Dalam rencana perindikator kinerja sebagaimana dalam RENSTRA Balitbang KP , ditetapkan target 2015 sebesar 507 buah KTI dan total target hingga 2019 sebanyak 2535 buah sehingga atas capaian yang diperoleh tahun 2015 dapat mencakup 22,5% dari total selama 5 tahun. Untuk itu beberapa strategi yang diperlu dilakukan antara lain : 1) Memberlakukan Online Journal System untuk seluruh jurnal yang diterbitkan oleh Balitbang KP. Saat ini terdapat 18 (delapan belas) jurnal ilmiah yang dikelola dan saat ini baru 2 (dua) jurnal yang telah mengaplikasikan sistem online yaitu Squalen (Puslitbang Daya Saing dan Bioteknologi KP) dan Segara (P3SDLP). 2) Mendorong peneliti/perekayasa/litkayasa memanfaatkan OJS (yang diterapkan secara penuh mulai tahun 2016) untuk aktif mendaftarkan usulan KTI hasil litbang. Selain itu, pemantauan intensif atas progres pengusulan KTI secara online. 3) Memacu peneliti untuk aktif menulis dan mendaftarkan KTI-nya dalam jurnal internasional dengan menggunakan standar biaya keluaran (SBK) KTI Internasional yang telah ditetapkan oleh Kementerian Keuangan Dari tingkat pencapaian indikator kinerja (IK6) Jumlah Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP (paket/buah), (IK7) Jumlah Data dan/atau Informasi Ilmiah KP (paket), (IK8) Jumlah Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan (KTI) memperlihatkan bahwa capaian sasaran strategis Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan KP yang efektif tersebut sebesar 103,93% SS 4 : TERWUJUDNYA HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN YANG INOVATIF UNTUK PENYELENGGARAAN TATA KELOLA PEMANFAATAN SDKP YANG ADIL, BERDAYA SAING DAN BERKELANJUTAN Nilai sasaran strategis terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan sebesar 100%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 4 (empat) iku sebagai berikut : IKU 9 : JUMLAH HASIL LITBANG YANG INOVATIF UNTUK PEMBANGUNAN KP (BUAH) Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangna yang menghasilkan luaran dalam bentuk paket teknologi, Inovasi tekonologi, produk biologi, komponen teknologi, jumlah rancang bangun/desain. Indikator kinerja ini menggunakan klasifikasi maximaze dengan deskripsi capaian sebagaimana tabel berikut ini. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 53

65 Tabel 23 : Capaian Jumlah Hasil Litbang Yang Inovatif Untuk Pembangunan KP (buah) Sasaran Strategis Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan Indikator Kinerja Utama Jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP (buah)*) Paket teknologi, Inovasi tekonologi, Produk Biologi, Komponen teknologi, Jumlah rancang bangun/desain TAHUN 2014 TAHUN 2015 T R % T R % Capaian IKU 19 di tahun 2015 telah seluruhnya dilaksanakan dengan prosentasi realisasi sebesar 100% berdasarkan bukti dokumen yang tersedia. Pencapaian IKU disumbangkan oleh output kinerja berupa : produk biologi (38 buah), komponen teknologi (44 buah), paket teknologi (26 buah), inovasi teknologi (11 buah), rancang bangun alat (4 buah), teknologi pengelolaan/konservasi (6 buah) dan inovasi jasa dan produk kelautan (4 buah) dengan capaian unggulan antara lain : 1) Vaksin untuk pencegahan penyakit pada budidaya ikan air tawar (trivalen, microfotyvac, flavovac, KHV-aerovac) 2) Pembentukan komoditas unggul (F1 udang galah resisten vibriosis, F2 patin siam tumbuh cepat, F2 patin jambal tumbuh cepat, F3 nila biru tahan salinitas, F2 ikan mas tahan KHV, abalon tumbuh cepat, benih kakap bebas virus, udang windu tumbuh cepat) 3) Komponen teknologi (Sediaan Pupuk dari sap liquid rumput laut, sediaan probiotik asal BPPBAP Maros dalam bentuk kering untuk budidaya udang, teknologi pengolahan limbah budidaya udang super intensif dan pemanfaatan padatan untuk pupuk, Proses pembuatan kit deteksi kelamin pada tahapan isolasi antigen dan antibodi, pakan berbasis bahan baku lokal untuk mendukung usaha budidaya ikan patin, desain untuk teknologi budidaya yumina bumina menggunakan sistem vertikultur, teknologi pencegahan penyakit udang melalui penggunaan bahan alam, teknologi pengolahan limbah budidaya sebagai acuan dalam pengelolaan budidaya udang vaname superintensif yang berkelanjutan, Formula pakan yang efektif untuk pembesaran abalon 4) Paket teknologi (Paket Teknologi budidaya udang sistem IMTA, teknologi untuk memperbaiki kualitas dan pola warna ikan hias clown biak melalui pendekatan genetika, pakan, dan lingkungan dengan target berupa strain black percula, Paket teknologi budidaya ikan hias botia skala produksi, Paket Teknologi Pengembangan Teknologi Budidaya Udang Galah GI Macro II, Paket teknologi scale up produksi starter BAL dari rusip fermentasi. Teknologi Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii dengan Metode Vertikultur. 5) Inovasi teknologi (prototipe alat pantau visualisasi bawah laut nirkabel untuk budidaya laut, prototipe konverter kit sistem hibrid BBM dan BBG untuk kapal nelayan, perangkat keras berupa sensor suhu permukaan laut berbasis android dan aplikasi (perangkat lunak) e-logbook untuk observer perikanan khususnya (Alat penangkapan Pancing), Desain dan Teknologi pemantauan kualitas perairan dengan sistem 2 kedalaman (dual-layer), Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 54

66 6) Rancang bangun alat (Desain dan Scaling Up Peralatan Pengolahan Pupuk Rumput Laut, Desain dan Prototipe Alat Pengolah : Tepung Ikan, fish jelly produk) 7) Inovasi produk kelautan (Produk Herbal Terstandar dari Rumput Laut Coklat) Indikator kinerja jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP (IKU 9) telah dirumuskan pada tahun sebelumnya dengan target yang meningkat sebesar 166,25% dan capaian sebesar 126,67% dalam kurun waktu Kenaikan target dan capaian disebabkan antara lain : a. penambahan anggaran dari APBN-P; b. Pelaksanaan litbang diarahkan pada penelitian terapan dan pengembangan eksperimental menuju hilirisasi yang diharapkan segera dapat dimanfaakan oleh masyrakat dan komersialisasi dengan industri. Dalam target kerja Balitbang KP, terdapat perumusan indikator kinerja hasil litbang inovasi yang sebelum tersusun dari 7 (tujuh) output kinerja dikelompokkan menjadi 2 (dua) output kinerja yaitu inovasi teknologi dan komponen inovasi teknologi. Inovasi teknologi dibentuk/penggabungan dari produk biologi, paket teknologi, inovasi teknologi, rancang bangun alat, teknologi pengelolaan/konservasi, paket penerapan/pematangan teknologi dan inovasi jasa dan produk kelautan, sedangkan komponen inovasi teknologi berasal dari output komponen teknologi. Berdasarkan data target capaian untuk masing-masing indikator sebagai berikut : Tabel 24 : Target Hasil Litbang Teknologi Target/Realisasi Inovasi teknologi Komponen inovasi teknologi Keterangan Target Target sd Realisasi * 44 *Termasuk capaian output paket penerapan % capaian sd ,21 16,3 Tabel 24 menunjukkan, dari capaian di tahun 2015 pada indikator kinerja inovasi teknologi telah melebihi target yang ditetapkan dan sudah menghasilkan 26,21% dari total target 5 tahun perencanaan sampai Adapun untuk indikator komponen inovasi teknologi masih belum memenuhi target di tahun 2015 dikarenakan adanya penyesuaian prioritas penelitian untuk kegiatan pematangan teknologi adaptif lokasi sebagai prioritas di tahun Dengan demikian perlu dilakukan penyesuaian dalam usulan rencana kerja dan anggaran di tahun mendatang sehingga target kinerja selama 5 tahun dapat terpenuhi. Atas pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencapaian IKU jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP, dapat dirumuskan beberapa catatan untuk pelaksanaan kedepan antara lain : 1) Agar dilakukan pengukuran tingkat kesiapan teknologi atas hasil litbang untuk memberikan gambaran posisi teknologi yang ada menuju ke tahapan siap diaplikasikan ke pengguna. Pada tahun sudah dilakukan workshop dan penyusunan kriteria pada bidang-bidang spesifik yang diharapkan segera dapat diimplementasikan untuk pengukuran. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 55

67 2) Merumuskan kembali definisi dari inovasi teknologi dan komponen inovasi teknologi secara lebih spesifik dan dituangkan dalam manual IKU sehingga inisiatif strategis dari kegiatan litbang terkait diarahkan untuk menghasilkan output yang diharapkan 3) Melakukan penyesuaian target/rencana kerja berdasarkan capaian yang dihasilkan tahun 2015 dimana untuk inovasi teknologi telah melebihi target namun komponen teknologi masih belum dapat terpenuhi. 4) Menyusun roadmap rencana litbang yang menghasilkan teknologi inovatif untuk memastikan target 5 tahun dapat tercapai IKU 10 : JUMLAH PAKET PENERAPAN IPTEK KP Indikator kinerja paket penerapan iptek KP diwujudkan dalam kegiatan pengembangan dan/aau penerapan IPTEK KP yang telah diuji melalui proses iptekmas/pematangan teknologi adaptif lokasi/diseminasi yang diterapkan/diaplikasikan kepada kelompok masyarakat atau instansi pada suatu kawasan atau calon kawasan produksi perikanan dan kelautan. Kegiatan litbang dalam bentuk pengembangan eksperimental di lapangan ini diharapkan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas suatu usaha di sektor kelautan dan perikanan pada masyarakat pemanfaat IPTEK tersebut. Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah paket penerapan IPTEK KP dideskripsikan di bawah ini. Tabel 25 : Capaian Jumlah Paket Penerapan IPTEK KP Sasaran Strategis Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan Indikator Kinerja Utama Jumlah Paket Penerapan IPTEK KP TAHUN 2015 T R % Pada tahun 2015, volume target pelaksanaan kegiatan penerapan iptek di masyarakat dalam bentuk pematangan teknologi adaptif lokasi sebanyak 68 buah yang meningkat sebanyak 26 (dua puluh enam) dari judul kegiatan penerapan iptek di masyarakat pada DIPA Awal/Refocusing dari penambahan APBN-P. Hal ini sesuai dengan arah kebijakan pengembangan Inovasi IPTEK Bidang Kelautan dan Perikanan dengan titikberat pada alih teknologi hasil litbang kepada masyarakat. Hasilhasil penelitian yang sudah teruji dalam skala laboratorium perlu dilakukan uji coba di lapangan dengan melibatkan masyarakat perikanan yang terlibat penuh dalam menumbuh kembangkan perekonomian perikanan. Metoda yang tepat untuk itu adalah dengan cara introduksi, adopsi, difusi dan ekstensifikasi yang dikemas dalam program kegiatan Penerapan IPTEK/Pematangan Teknologi Adaptif Lokasi (PTAL). Adanya penambahan APBN-P sebesar Rp. 235 miliar dengan 8% atau Rp. 18,5 miliar diantaranya dialokasikan untuk memperluas jangkauan lokasi penerapan dan penerapan induk unggul hasil litbang untuk mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 56

68 Kegiatan PTAL dilaksanakan pada 18 propinsi dan 50 kabupaten/kota dengan sebanyak 64,7% berlokasi di Pulau Jawa dan 35,29% berlokasi di luar Pulau Jawa. Namun demikian, dalam pelaksanaan terdapat beberapa catatan untuk perbaikan kedepan antara lain : 1) Beberapa kegiatan penerapan mengalami keterlambatan pelaksanaan diakibatkan pengadaan alat mengalami proses lelang ulang (PTAL pakan mandiri); 2) Perlu adanya perbaikan teknologi dari hasil umpan balik saat penerapan di lapangan. 3) Mengusulkan teknologi-teknologi yang sudah teruji di lapangan untuk dapat direkomendasikan sebagai bahan penyuluhan. Indikator kinerja Jumlah Paket Penerapan IPTEK KP (Buah) (IK 10) tahun 2015 tidak dapat dibandingkan target dan capaiannya dengan tahun 2014 dikarenakan merupakan IKU baru/bukan merupakan lanjutan dari IKU pada PK tahun IKU 11 : JUMLAH HASIL LITBANG YANG DIUSULKAN HKI DAN/ATAU DIRILIS Salah satu luaran dari hasil inovasi litbang berupa usulan HKI dan rilis atas komoditas perikanan. Sesuai dengan rumusan IKU jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau rilis ditetapkan untuk mengetahui luaran litbang yang dapat menghasilkan paten sekaligus mampu memenuhi kebutuhan stakeholder atas pelaksanaan litbang. Sesuai dengan PP 30/2008, salah satu luaran penyelenggaran litbang adalah produk biologi unggul baru yang dihasilkan dari kegiatan pemuliaan untuk memperkaya jenis dan varietas dari suatu komoditas ikan. Untuk memperkenalkan komoditas unggul tersebut, perlu dilakukan pelepasan melalui keputusan Menteri KP. Rilis komoditas tersebut, diharapkan dapat menunjang peningkatan produksi perikanan budidaya serta peningkatan produksi perikanan nasional, pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya ikan. Inisiatif strategis dari indikator kinerja jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau rilis untuk menghasilkan output/luaran teknologi, rancang bangun, paket teknologi, produk biologi, komponen teknologi dan inovasi teknologi yang selanjutnya diusulkan oleh satuan kerja kepada Sentra HKI dan/atau tim penilai pelepasan varietas. Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau dirilis dideskripsikan di bawah ini : Tabel 26 : Capaian Jumlah Hasil Litbang Yang Diusulkan HKI dan/atau dirilis Sasaran Strategis Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan Indikator Kinerja Utama Jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau dirilis TAHUN 2014 TAHUN 2015 T R % T R % Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 57

69 Tabel 27 : Detail Capaian Hasil Litbang yang Diusulkan HKI dan/atau rilis Rencana Usulan HKI/Rilis Satker Keterangan Produk yang diusulkan HKI/Rilis Teknologi produksi benih ikan mas F3 tahan KHV Ikan tambakan hasil domestikasi Domestikasi fan pengembangan teknologi budidaya abalon Haliotis Squamata Kontruksi protein rekombinan subunit VNN dan Megalocytivirus untuk pengembangan vaksin pada ikan laut Pencegahan vibriosis melalui deteksi dini secara molekuler Vaksin koktail A Hydropila S. Agalactiae Pengembangan produk herbal terstandar dari rumput laut coklat BPPI BPPBAT BBPPBL BBPPBL BPPBAP BPPBAT BBPPBBKP Produk biologi yang menghasilkan ikan mas tumbuh cepat turunan ketiga (F3) tumbuh cepat dan tahan penyakit dengan Kelebihan dari abalon hasil domestikasi adalah m udah diproduksi secara massal dan adaptif terhadap lingkungan serta benih dapat diproduksi sepanjang tahun. ekpresi gen pengkode protein kapsid Megalocityvirus (family Iridoviridae) sebagai bahan vaksin untuk ikan laut Teknologi pencegahan vibriosis melalui deteksi dini secara molekuler Aplikasi Vaksin Koktail A.hydrophila - S.agalactiae untuk Pencegahan Penyakit MAS dan Streptococcosis pada Budidaya Nila teknologi ekstraksi dan isolasi fraksi aktif (fukosantin) dari rumput laut cokelat, teknologi formulasi ekstrak rumput laut coklat dan fraksi aktifnya sebagai sediaan herbal terstandar dengan teknik mikro/ nanoencapsulasi, dan menguji potensi immunomodulator dari formulasi ekstrak dan fraksi aktifnya secara in vivo. Dengan membandingkan target , menunjukkan adanya target yang meningkat sebesar 140%. Hal ini dipengaruhi oleh adanya perubahan manual IKU dan target kinerja yang memasukkan jumlah hasil litbang diusulkan untuk dirilis. Adapun capaian kinerja sesuai dengan target yan ditetapkan yaitu 100%. Perbandingan terhadap target kinerja jangka menengah yang tertuang dalam RENSTRA Balitbang KP , untuk jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI/rilis pada tahun 2015 sebanyak 8 buah dan total sampai dengan 2019 sebanyak 81 buah. Dengan melihat capaian tahun 2015 baru memenuhi 8,64% dari target jangka menengah maka beberapa strategi tindaklanjut kedepan untuk memastikan target usulan HKI/rilis dapat terpenuhi antara lain : 1) Melakukan penyesuaian target kinerja pada tahun untuk menutup kekurangan capaian yang dihasilkan tahun ) Melakukan identifikasi atas hasil litbang yang siap untuk diusulkan HKI/paten dan mendorong agar dapat segera dalam tahapan untuk diusulkan HKI/rilis IKU 12 : JUMLAH SENTRA NELAYAN YANG TERBANGUN DAN TERKELOLA SISTEM INFORMASI (BUAH) Dalam pelaksanaan agenda pembangunan nasional dalam Nawa Cita yang tertuang dalam Quick Wins terutama Membangun Gerakan Nelayan Hebat, Balitbang KP berkontribusi dalam penyediaan sistem informasi nelayan pintar (SINP) yang berlokasi di sentra nelayan dengan target Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 58

70 sebanyak 100 lokasi. SINP yang dibangun akan memberikan informasi terkait dengan : peta daerah penangkapan ikan, dinamika perairan, dan harga ikan lokal yang berlokasi di pusat aktifitas nelayan di 30 lokasi pelabuhan (tahun 2015). Sistem tersebut selanjutnya akan diintegrasikan dengan sarana prasarana pendukung (LCD, jaringan internet dan dukungan operator) yang sudah disediakan oleh Ditjen Perikanan Tangkap Adapun capaian atas indikator kinerja jumlah sentra nelayan yang terbangun dan terkelola sistem informasi (buah) dideskripsikan di bawah ini. Tabel 28 : Capaian Jumlah Sentra Nelayan Yang Terbangun dan Terkelola Sistem Informasi (buah) Sasaran Strategis Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan Indikator Kinerja Utama Jumlah Sentra Nelayan yang terbangun dan Terkelola Sistem Informasi (Buah) TAHUN 2015 T R % Badan Litbang KP telah melakukan litbang terkait survei pesisir, observasi laut, analisis data, maupun melakukan prediksi dan prakiraan melalui pemodelan satatistik dan numerik sejak pertama berdiri. Pembangunan Sistem Informasi Nelayan Pintar di Badan Litbang KP dengan mengakomodir konsep usulan Ditjen Perikanan tangkap dapat secara cepat diwujudkan dilakukan oleh 3 satuan kerja yaitu : 1) Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP) dalam mengkompilasi data dan informasi yang dihasilkan dari satker lain di Badan Litbang KP. Informasi tersebut agar lebih mudah diakses oleh nelayan dan masyarakat lainnya, disediakan dalam format berbasis teknologi Android, sehingga juga dapat ditampilkan oleh Ditjen Perikanan Tangkap di Pelabuhan-pelabuhan perikanan yang ada melalui Videotron, dan media informasi lainnya. 2) Balai Penelitian dan Observasi Laut (BPOL) adalah salah satu UPT dari P3TKP yang telah menghasilkan: Peta Prediksi Daerah Penangkapan Ikan untuk 3 hari kedepan (sejak tahun 2004), Peta Prediksi Lokasi Ikan Tuna (PELIKAN) untuk 3 hari kedepan, dan menjadi Basis operasionalisasi Infrastruktur Development for Space Oceanography (INDESO) sejak 2014 yang menghasilkan prakiraan (untuk 10 hari kedepan): kesuburan laut, pola sirkulasi arus dan gelombang, volume ikan tuna (spesies: yellowfin tuna, skipjack, bigeye, albacore). 3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir (P3SDLP) sejak 2011 telah mengembangkan Prakiraan pasang Surut (Pasut) di Pelabuhan Perikanan untuk Wilayah Pengelolaan Perikanan untuk 14 hari kedepan; kemudian sejak 2013 terbentuk Indonesia Ocean Observing Systems (INAOFS) yang menampilkan Prakiraan untuk 5 (lima) hari kedepan arus dan suhu permukaan laut Sejak dicanangkan pada bulan Juni 2015 "Sistem Informasi Nelayan Pintar (SINP)", melakukan berbagai pengembangan yang ditujukan guna memberi informasi tentang keadaan cuaca Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 59

71 (temperatur udara, presipitasi/curah hujan, dan kecepatan serta arah angin), pola arus laut, pola temperatur permukaan laut, serta pasang surut air laut sebagai bahan pertimbangan kegiatan penangkapan ikan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan disaat peluncuran Produk Inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tanggal 11 Agustus 2015 di Jakarta, Menteri KP mengatakan "Inovasi teknologi yang dilakukan, punya dua hal, yaitu mudah diterapkan (applicable) dan mudah diakses (accessible)". Sistem Informasi Nelayan Pintar (SINP) memiliki keunggulan antara lain : a) dirancang untuk mudah diterapkan dikarenakan SINP terbagi berdasarkan pelabuhan-pelabuhan perikanan yang tersebar diseluruh Indonesia, b) mudah diakses dikarenakan sistem ini tersedia secara online di website (P3SDLP). Indikasi tersebut dibuktikan dengan telah terunduhnya informasi sebanyak kali dalam kurun waktu sampai dengan 31 Desember Kedepannya sistem ini diharapkan dapat dipergunakan bagi masyarakat lebih luas secara umum, dan secara khususnya untuk masyarakat nelayan/pesisir. Adapun untuk Aplikasi nelayan pintar berbasis android telah dapat diinstal, dioperasikan nelayan dengan bantuan buku petunjuk teknis yang dibagi. Dalam pelatihan dan sosialisasi, nelayan telah dapat mengakses 6 (enam) informasi utama (6 menu utama): informasi lokasi potensi penangkapan ikan, informasi cuaca, informasi kondisi perairan, informasi kesuburan perairan dan informasi harga ikan. Sosialisasi dilakukan pada 30 pelabuhan perikanan dengan peserta lebih dari 1000 orang yang terdiri dari nelayan, penyuluh, pemilik kapal, asosiasi/komunitas nelayan, dinas, pelabuhan. Selain itu, juga dilaksanakan FGD dengan stakeholser terkait di 4 kota: Ternate, Belawan, Pekalongan, Jakarta. Dalam rangka pengembangan sistem kedepan, beberapa hal yang akan terus dilakukan antara lain adalah: 1) Melanjutkan produksi data prakiraan data dan informasi cuaca dan daerah potensial penangkapan ikan di pelabuhan perikanan; 2) Memantau jumlah pengguna data dan informasi tersebut; 3) Melakukan survei feedback kepada pihak pengguna; 4) Melakukan diseminasi data dan informasi SINP; 5) Menggandeng pihak-pihak potensial lainnya, untuk mendiseminasikan data dan informasi SINP, seperti radio swasta. Karena pada saat ini ada sedikit kendala terkait biaya yang besar apabila menyiarkan diseminasi data dan informasi SINP Melalui SINP tersebut, diharapkan dapat membantu nelayan dalam kegiatan penangkapan ikan dan penjualannya secara lebih efektif dan efisien melalui pemanfaatan informasi daerah potensi penangkapan ikan dan perkiraan harga jual ikan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 60

72 Salah satu fasilitas akses informasi prakiraan pasut berbasis android Menu dalam SINP Gambar 16: Menu SINP yang Dikembangkan Balitbang KP Indikator kinerja Jumlah Sentra Nelayan yang terbangun dan Terkelola Sistem Informasi (Buah) (IK 12) tahun 2015 tidak dapat dibandingkan target dan capaiannya dengan tahun 2014 dikarenakan merupakan IKU baru/bukan merupakan lanjutan dari IKU pada PK tahun Dari tingkat pencapaian indikator kinerja (IK9) Jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP (buah), (IK10) Jumlah Paket Penerapan IPTEK KP, (IK11) Jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau dirilis, dan (IK12) Jumlah Sentra Nelayan yang terbangun dan Terkelola Sistem Informasi (Buah), memperlihatkan bahwa capaian sasaran strategis Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan tersebut sebesar 100 % SS 5 : TERWUJUDNYA PENINGKATAN KAPASITAS DAN KAPABILITAS SUMBERDAYA LITBANG DAN LAYANAN IPTEK KP Nilai sasaran strategis terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan layananan IPTEK KP sebesar 100 %. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 3 (tiga) IKU sebagai berikut : IKU 13 : PROPORSI FUNGSIONAL BALITBANG KP DIBANDINGKAN TOTAL PEGAWAI BALITBANG KP (%) Indikator proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP (%) bertujuan untuk mendapatkan gambaran proporsi pegawai dengan fungsonal tertentu yang Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 61

73 mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi instansi secara kompeten, efektif dan proporsional. Cara perhitungan indikator proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP (%) dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ProporsiJabfung Jumlah Jabfung Total Pegawai x 100% Keterangan : Proporsi Jabfung : Proporsi jumlah pegawai fungsional litbang KP Jumlah Jabfung : Jumlah fungsioanl litbang KP Total Pegawai : Jumlah total pegawai Balitbang KP Indikator proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP (%) menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun capaian atas indikator kinerja Proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP (%) dideskripsikan di bawah ini. Tabel 29 : Capaian Proporsi Fungsional Balitbang KP dibandingkan Total Pegawai Balitbang KP (%) Sasaran Strategis Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan layanan Iptek KP Sumber : SIMPEG KKP Indikator Kinerja Utama Proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP (%) TAHUN KEGIATAN T R % T R % Pada tahun 2015, proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP (%) adalah sbesar 53.42% dari total pegawai sebanyak 1376 orang, dengan jumlah pegawai fungsional Litbang (peneliti, perekayasa dan litkayasa) sebanyak 735 orang terdiri dari 548 orang peneliti, 1 orang perencana, 9 orang pengadaan barang/jasa, 2 orang perekayasa, 16 orang pustakawan, 7 orang pranata komputer, 2 orang pranata humas, 5 orang arsiparis, 1 orang penterjemah, 143 orang teknisi litkayasa, dan 1 orang analisis kepegawaian. Bila dibandingkan dengan tahun 2014, target kinerja mengalami kenaikan sebesar 10% dan capaian kinerja juga mengalami kenaikan sebesar 0.13%. Hal ini akibatnya adanya penyesuaian target berdasarkan capaian kinerja di tahun 2014 untuk menghindari KPI game. Realisasi proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan dengan total pegawai Balitbang KP (%) tahun 2015 lebih tinggi dibandingkan target dan realisasi tahun 2014 disebabkan dorongan pegawai Balitbang KP untuk meniti karir di jenjang fungsional tertentu semakin besar setelah penerapan tunjangan kinerja dan persiapan menyongsong implementasi UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang aparatur sipil negera. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 62

74 Adapun capaian indikator proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan dengan total pegawai Balitbang KP (%) pada tahun 2015 sebesar 53,42% masih dibawah target yang ditetapkan sebesar 55% dikarenakan : 1) LIPI sebagai pembina jabatan fungsional peneliti, tidak melaksanakan diklat penjenjangan fungsional dikarenakan sarana pendidikan dalam proses perbaikan. Hal ini berdampak pada 6 (enam) orang calon peneliti tidak dapat mengusulkan PAK karena belum menjalani diklat. 2) Masih banyak penetapan pejabat fungsional yang dalam proses penilaian di instansi pembina diantaranya : arsiparis, pustakawan, kehumasan penterjemah dan perancang udang-undang 3) Kurang terinformasikannya jadwal pelaksanaan diklat penjenjangan fungsional dari instansi pembina, contohnya : diklat penjenjangan fungsional perencana (dari Bappenas) serta proses pemberkasan dan pengusulan PAK diluar jabatan fungsional peneliti. Sampai dengan tahun 2015, belum ditetapkan kondisi ideal proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan dengan total pegawai Balitbang KP. Sejak diterbitkan PERMEN KP Nomor PER.15/MEN/2010, hingga saat ini Balitbang KP belum dapat melaksanakan pemenuhan kebutuhan SDM Litbang terutama perekayasa. Kendala yang dihadapi adalah minimnya jumlah perekayasa di Balitbang KP yang diharapkan menjembatani hasil-hasil kegiatan penelitian. Perekayasan dan Litkayasa saat ini banyak berada pada Direktorat Jenderal Teknis Lingkup KKP IKU 14 : JUMLAH SARANA DAN PRASARANA, SERTA KELEMBAGAAN LITBANG KP YANG DITINGKATKAN KAPASITASNYA Indikator sarana prasarana dirumuskan sebagai upaya peningkatan kapasitas sarana prasarana serta kelembagaan (IKU 14) yang berbentuk pengadaan fisik/belanja modal atau ruang lingkup akreditas yang dilaksanakan oleh satuan kerja Balitbang KP. Dalam IKU 14 ini mengalami penyesuaian target dari awal Tapja Refocusing sebanyak 21 buah menjadi 39 buah pada tapja APBN- P. Adapun capaian atas indikator kinerja Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya dideskripsikan di bawah ini. Tabel 30 : Capaian Jumlah Sarana dan Prasarana Serta Kelembagaan Litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya Sasaran Strategis Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan layanan Iptek KP Indikator Kinerja Utama Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya TAHUN 2015 T R % ,00 Peningkatan sarana, prasarana dan kelembangaan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 antara lain : 1) peningkatan perangkat pengolah data dan komunikasi sebanyak 329 unit; 2) Peralatan dan fasilitas perkantoran sebanyak 1780 unit; 3) kendaraan bermotor sebanyak 16 unit; 4) gedung dan bangunan seluas m2; 5) sarana prasarana litbang (peralatan laboratorium, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 63

75 survei, dll) sebanyak 293 paket; 6) Detail design enginering technopark sebanyak 3 buah (Simeleue, Saumlaki, Tahuna); 7) penguatan inovasi litbang KP pada 8 lokasi (Gondol, Maros, Bogor, Depok, Sukamandi, Boalemo, Lombok Tengah, Pamekasan) serta 8) akreditas laboratorium di Balai Besar Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP. Capaian di tahun 2015 sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 39 buah atau 100% dengan beberapa catatan dan/atau perbaikan kedepan berupa : 1) Perlu disusun roadmap/peta jalan rencana peningkatan sarana prasarana sebagai acuan penetapan target dalam 5 tahun kedepan. 2) Menetapkan prioritas rencana pengadaan belanja modal untuk mengantisipasi perubahanperubahan kebijakan di tingkat nasional, KKP dan Eselon I 3) Perlu dilakukan penajaman indikator dan formulasi untuk menggambarkan kinerja peningkatan sarana prasarana dengan berprinsip pada penganggaran berbasis kinerja. Indikator kinerja Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya (IK 14) tahun 2015 tidak dapat dibandingkan capainnya dengan tahun 2014 dikarenakan merupakan IKU baru/bukan merupakan lanjutan dari IKU pada PK tahun IKU 15 : JUMLAH JEJARING DAN/ ATAU KERJASAMA LITBANG YANG TERBENTUK (BUAH) Indikator Jumlah Jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk memiliki definisi sebagai berikut : Jejaring adalah jalinan asosiasi/forum/organisasi lainnya yang memiliki kesamaan profesi/kepakaran yang diikuti oleh Satker/UPT lingkup Balitbang KP; Kerjasama Litbang adalah penyelenggaraan kerjasama litbang antara Balitbang KP dengan pihak mitra pada tahun berjalan yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan ruang lingkup meliputi : a) Penelitian, pengembangan dan penerapan iptek; b) Peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan; c) Pertukaran ilmu pengetahuan, teknologi, tenaga ahli dan material penelitian; d) Perlindungan ha katas kekayaan intelektual dan hasil litbang; e) Diseminasi dan publikasi; f) Pertemuan ilmiah, seminar bersama dan lokakarya bersama; dan/atau g) Peningkatan pelayan public atas ilmu pengetahuan dan teknologi. Jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk memiliki tujuan sebagai upaya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan iptek KP. Indikator ini menggunakan polirisasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah meleibihi target yang ditetapkan dan bukti capaian akhirnya berupa dokumen kesepakatan yang sudah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang (KB/IA, PKS/MoU, SK/dokumen lainnya yang sejenis). Formula/cara perhitungan indikator jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk/dijalin oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 64

76 Satker/UPT lingkup Balitbang KP pada tahun berjalan, khusus untuk dokumen kerjasama pada tingkat Balai/Loka harus mendapatkan persetujuan atau mengetahui Eselon II (Kepala Pusat/Balai Besar). Adapun capaian atas indikator kinerja Jumlah jejaring dan/ atau kerjasama litbang yang terbentuk (buah) dideskripsikan di bawah ini. Tabel 31 : Capaian Jumlah Jejaring dan/atau Kerjasama Litbang yang Terbentuk (buah) Sasaran Strategis Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan layanan Iptek KP Indikator Kinerja Utama Jumlah jejaring dan/ atau kerjasama litbang yang terbentuk (buah) TAHUN KEGIATAN T R % T R % ,14 Dari Tabel 31 diatas menunjukan perkembangan capaian indikator kinerja jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk pada tahun 2015 dari target 98 buah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk, telah teralisasi sebanyak 105 buah atau sebesar 107,14%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2014, target jumlah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk mengalami kenaikan sebesar 612,5%, sedangkan untuk capaiannya juga mengalami peningkatan sebanyak 79 buah jejaring dan/atau kerjasama litbang yang terbentuk atau sebesar 403,85%. Peningkatan target disebabkan oleh : 1. Perumusan formulasi IKU jejaring dan kerjasama yang memperhitungkan kerjasama yang aktif/on-going; 2. Adanya penambahan anggaran APBN-P yang digunakan untuk pengembangan eksperimental berupa pematangan teknologi adaptif lokasi yang bekerjasama sama dengan PEMDA; 3. Adanya penelitian kemitraan dalam bentuk penelitan dasar yang sebagaian besar dilaksanakan dengan bekerjasama dengan Perguruan Tinggi. Dari hasil analisis capaian kinerja pada tahun 2015, beberapa faktor keberhasilan yang tercatat antara lain : 1) Bertambahnya jalinan kerjasama dengan pihak internasional sebagai dampak dari kebijakan 3 pilar KKP (kedaulatan, keberlanjutan, kesejahteraan) khususnya dalam rangka pemberantasan IUU Fishing di kawasan regional, penelitian untuk keanekaragaman hayati : blue carbon, pengembangan perikanan spesifik. 2) Hasil litbang yang telah siap serta mendapatkan kerjasama dan komersialisasi dengan swasta meningkat antara lain : komersialisasi benih unggul ikan air tawar terutama hasil pemuliaan, Litbang Produk Kesehatan dari Hasil Laut. 3) Meningkatnya permintaan kerjasama dari stakeholder daerah (PEMDA) untuk dapat memanfaatkan hasil litbang KP dari hasil penerapan iptek induk unggul, pematangan teknologi adaptif lokasi serta data informasi dan kajian ilmiah atas sumberdaya KP di daerah. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 65

77 Berdasarkan proporsi mitra kerjasama dalam negeri sebanyak 96 buah, didominasi oleh pihak dari Pemerintah Daerah (terutama Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi/ Kabupaten) sebesar 55%, diikuti dengan kerjasama dengan lembaga swasta dan perguruan tinggi masing-masing 12%, Selanjutnya PEMDA 9 kerjasama dengan pihak internasional terus ditingkatkan 8 PT dengan proporsi sebanyak 9% dan kerjasama litbang 12 Swasta dengan instansi dari Kementerian/Lembaga lain Internasional mendaptkan porsi sebesar 8%. Berdasarkan fakta K/L Lain tersebut menunjukkan bahwa Balitbang KP telah sukses membangunan jejaring dengan seluruh tingkat pemangku kepentingan dalam rangka mendukung visi sebagai Pusat Kepakaran Inovasi Iptek untuk Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah dipandang penting dalam rangka penguatan kemitraan dengan Dinas KP, terutama untuk mendukung program penyuluhan, dalam rangka pengawalan dan keberlanjutan pemanfaatan hasil litbang, penerapan dan diseminasi inovasi litbang kepada masyarakat di daerah. Selain itu, penguatan jejaring internasional memperkuat peran Balitbang KP dalam lingkup regional dan internasional dan juga bermanfaat dalam hal pertukaran pakar serta dukungan terhadap sumber pendanaan untuk kegiatan Litbang. Adapun kemitraan dengan pihak swasta dan perguruan tinggi yang terjalin adalah sebagai bentuk penguatan triplex helix sinergitas antara kalangan akademinis/pt swasta dan pemerintah (Balitbang KP) dalam pemanfaatan sumberdaya penelitian dan pengembangan bersama. Analisa atas target jangka menengah pada IKU jumlah jejaring dan kerjasama yang terbentuk telah ditetapkan sebesar 59 buah di tahun 2015 dengan total target hingga 2019 sebanyak 424 buah. Hasil capaian tahun 2015 melebihi target yang ditetapkan dan telah memenuhi 25% dari total target jangka menengah. Dari tingkat pencapaian indikator kinerja (IK13) Proporsi fungsional Balitbang KP dibandingkan total pegawai Balitbang KP (%), (IK14) Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya, (IK15) Jumlah jejaring dan/ atau kerjasama litbang yang terbentuk (buah), memperlihatkan bahwa capaian sasaran strategis Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan layanan Iptek KP tersebut sebesar 100,69 % SS 6 : TERSELENGGARANYA PENGENDALIAN LITBANG KP Nilai sasaran strategis terselenggaranya pengendalian Litbang KP sebesar 100%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sebagai berikut : Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 66

78 IKU 16 : PROPORSI KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN DAN PENGEMBANGAN EKSPERIMENTAL DIBANDINGKAN TOTAL KEGIATAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (MINIMAL) Indikator proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan pengembangan (minimal) sesuai PP 30 tahun 2008 terdapat 3 bentuk kegiatan litbang diantaranya sebagai berikut : a) Penelitian dasar perikanan; Merupakan kegiatan penelitian yang bersifat eksploratif dan/atau eksperimental untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru sebagai acuan bagi penelitian terapan perikanan. Ilmu pengetahuan baru dapat berupa data dan informasi ilmiah tentang prinsip-prinsip dasar dari fenomena atau fakta serta interaksi keduanya yang teramati di bidang perikanan. Yang dimaksud dengan kegiatan penelitian yang bersifat eksploratif, antara lain, kegiatan inventarisasi, ekspedisi, identifikasi, karakteristisasi, studi, sensus, dan survey di bidang perikanan. Untuk penelitian dasar, selanjutnya diwujudkan dalam penelitian kemitraan melalui kerjasama dengan perguruan tinggi dan/atau LPNK dan ditetapkan melalui SK Kepala Balitbang KP. b) Penelitian terapan perikanan; Merupakan kegiatan penelitian yang memanfaatkan hasil penelitian dasar perikanan, dan diarahkan untuk tujuan praktis guna memperoleh pengetahuan dan teknologi di bidang perikanan. Pengetahuan dan teknologi di bidang perikanan dapat berupa pengetahuan praktis dan teknologi terapan yang langsung dapat digunakan dalam penyusunan kebijakan pengelolaan dan pengembangan usaha perikanan. Yang dimaksud dengan "penelitian terapan perikanan", antara lain desain, rancang bangun dan konstruksi, permodelan, pemetaan, dan pengkajian di bidang perikanan. c) Pengembangan eksperimental perikanan Merupakan kegiatan sistematik dengan menggunakan pengetahuan yang sudah ada yang diperoleh melalui penelitian dasar perikanan dan/atau penelitian terapan perikanan, untuk memperoleh sistem teknologi yang lebih efektif dan efisien serta menghasilkan produk unggulan di bidang perikanan. Sistem teknologi yang lebih efektif dan efisien dapat berupa teknologi yang sederhana, murah, terjangkau, adaptif, dan ramah lingkungan. Adapun Produk unggulan dapat berupa produk yang memiliki nilai tambah tinggi, berdaya saing tinggi, dan aman dikonsumsi serta terjangkau masyarakat luas. Yang dimaksud dengan "pengembangan eksperimental perikanan", antara lain, perekayasaan, scaling-up, dan inovasi teknologi di bidang perikanan Adapun capaian atas indikator kinerja kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan pengembangan (minimal) dideskripsikan di bawah ini. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 67

79 Tabel 32 : Capaian Proporsi Kegiatan Penelitian Terapan dan Pengembangan Eksperimental dibandingkan Total Kegiatan Penelitian dan Pengembangan (minimal) Sasaran Strategis Terselenggaranya pengendalian Litbang KP Indikator Kinerja Utama Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan pengembangan (minimal) TAHUN 2015 T R % 89% 89% 100,00 Dalam perhitungan IKU 16 berdasarkan pada Keputusan Kepala Balitbang KP No 48/KEP- BALITBANGKP/2015 yang telah menetapkan kegiatan penelitian yang dikategorikan penelitian dasar yang dapat dimitrakan dengan instansi penelitian lain (Perguruan tinggi, LPND). Judul yang ditetapkan sebagai penelitian dasar sebanyak 40 (empat puluh) kegiatan yang seluruhnya menghasilkan output data dan informasi dasar. Dengan demikian, pada pelaksanaan litbang KP 2015, terdapat 344 buah penelitian yang termasuk dalam penelitian terapan dan pengembangan eksperimental. Indikator kinerja Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan pengembangan (minimal) (IK 16) tahun 2015 tidak dapat dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 dikarenakan merupakan IKU baru/bukan merupakan lanjutan dari IKU pada PK tahun Dari tingkat pencapaian indikator kinerja (IK16) Proporsi kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan penelitian dan pengembangan (minimal), memperlihatkan bahwa capaian sasaran strategis Terselenggaranya pengendalian Litbang KP tersebut sebesar 100% LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE SS 7 : TERWUJUDNYA APARATUR SIPIL NEGARA BALITBANG KP YANG KOMPETEN, PROFESIONAL DAN BERKEPRIBADIAN Nilai sasaran strategis terwujudnya aparatur sipil negara Balitbang KP yang kompeten, profesional dan berkepribadian sebesar 97,32%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sebagai berikut : IKU 17 : INDEKS KOMPETENSI DAN INTEGRITAS BALITBANG KP Indeks kompetensi dan integritas ditetapkan untuk mewujudkan aparatur sipil negara yang kompeten, profesial dan berkepribadian. Aparatur sipil negara dituntut untuk memeliki kompetensi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 68

80 yang dipandang sebagai kemampuan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan dan integritas tinggi dalam mematuhi aturan dan norma yang berlaku/ditetapkan. Perhitungkan indeks kompetensi dan integritas dilakukan pada 4 (empat) variabel yaitu : 1. Kompetensi hasil assessment dengan membandingkan kompetensi hasil rekomendasi penilaian kompetensi/asesmen dari asesor dengan jenis standar kompetensi yang dipersyarakatkan sesuai PERMEN KP no 34/KEPMEN/SJ/2014; 2. Prosentasi capaian output pegawai pada SKP; 3. Prosentase tingkat kehadiran pegawai dan 4. Kepatuhan ASN dalam pelaporan LHKASN/LHKPN. Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh nilai setiap variabel sebagai berikut : Tabel 33 : Pengukuran Variabel Indeks Kompetensi dan Integritas Balitbang KP Kompetensi hasil assesment % capaian SKP % tingkat kehadiran Pelaporan LHKASN/LHKPN Indeks kompetensi & integritas 39,6 55,18 94,17 64,1 63,26 Adapun capaian atas indikator kinerja indeks kompetensi dan integritas Balitbang KP dideskripsikan di bawah ini. Tabel 34 : Capaian Indeks Kompetensi dan Integritas Balitbang KP Sasaran Strategis Terwujudnya aparatur sipil negara BALITBANG KP yang kompeten, profesional dan berkepribadian Indikator Kinerja Utama Indeks kompetensi dan integritas BALITBANG KP TAHUN 2015 T R % 65% 63,26% 97,32 Berdasarkan Tabel 34 menunjukkan bahwa capaian atas indeks kompetensi dan integritas Balitbang KP masih belum memenuhi target 100% dengan beberapa faktor penyebab : 1) Assessment test yang dilakukan terhadap pejabat setingkat Eselon IV menunjukkan hanya 39,6% dari peserta tes yang terdiri dari pejabat Eselon IV, dikategorikan dapat dikembangkan kompetensinya. Saat ini sistem penempatan personil untuk menduduki jabatan belum menggunakan metode untuk mengukur kemampuan personil dalam menangani tugas/tanggungjawab yang akan diemban sesuai dengan kriteria kesuksesan jabatan tersebut. 2) Prosentase kepatuhan pengisian SKP masih rendah. Rendahnya nilai tersebut disebabkan oleh ASN belum secara rutin dan tepat waktu mengisi capian kinerja individu perbulan. Hal ini dikarenakan belum adanya sistem reward punishment atas capaian kinerja individu. Saat ini perhitungan reward berupa tunjangan kinerja didasarkan pada kepatuhan kehadiran pegawai. 3) Belum semua aparat sipil negara melaporkan kekayaannya sesuai Surat Edaran KemenPAN RB No. 1 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) di lingkungan instansi Pemerintah. Hal ini dikarenakan belum dilakukan sosialisasi atas aturan tersebut. Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah masih rendahnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 69

81 ketaatan ASN terkait dalam pelaporan LHKPN sesuai Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme serta Surat Edaran KemenPAN RB Nomor: SE/03/M.PAN/01/2005 tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara NegaraTentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Upaya peningkatan kompetensi dan integritas bagi ASN akan terus dilakukan melalui beberapa hal diantaranya : 1. Lelang jabatan terbuka melalui tes asesmen yang telah dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan diharapkan mampu menurunkan gap antara kompetensi seorang pejabat dengan standar kompetensi suatu jabatan yang telah ditetapkan. 2. Memetakan kebutuhan pelatihan dan pengembangan personil yang diharapkan dapat berdampak pada keberhasilan organisasi. 3. Menyusun mekanisme reward and punishment atas capaian kinerja individu. 4. Melakukan sosialisasi dan bimtek pengisian formulir LHKPN dan LHKASN. Indikator kinerja Indeks kompetensi dan integritas Balitbang KP (IK 17) tahun 2015 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2014 dikarenakan merupakan IKU baru atau bukan merupakan lanjutan dari IKU pada PK tahun 2014 Dari tingkat pencapaian indikator kinerja (IK17) Indeks kompetensi dan integritas BALITBANG KP, memperlihatkan bahwa capaian sasaran strategis Terwujudnya aparatur sipil Negara Balitbang KP yang kompeten professional dan berkepribadian tersebut sebesar 97,32% SS 8 : TERSEDIANYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BALITBANG KP YANG HANDAL DAN MUDAH DIAKSES Nilai sasaran strategis tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal dan mudah diakses sebesar 250%. Indikator kinerja utama yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sebagai berikut : IKU 18 : PERSENTASE UNIT KERJA BALITBANG KP YANG MENERAPKAN SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN YANG TERSTANDAR (%) Merujuk pada Permen PAN & RB Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU)-nya pada salah satu sasaran strategisnya yaitu Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses : Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%), dimana target pada tahun 2015 sebesar 40%. Yang kemudian dipersempit pada level I, Balitbang KP menetapkan menjadi Persentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 70

82 Sesuai dengan definisi pada Manual IKU tingkat KKP, Sistem Manajemen Pengetahuan adalah suatu rangkaian yang memanfaatkan teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari. Dimana formula yang digunakan yaitu Unit Kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan dibandingkan dengan total Unit Kerja seluruh KKP. IKU ini diturunkan (lingkup dipersempit) ke tingkat Eselon I, sehingga metode pengukurannya yaitu Unit Kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan dibandingkan dengan total Unit Kerja tingkat Pusat Lingkup Balitbang KP. Metode pengukuran yang digunakan oleh KKP pada level Eselon I yaitu Persentase unit kerja level 1-2 yang bergabung di sistem aplikasi dibagi unit kerja level 1-2. Salah satu perangkat berbasis teknologi informasi yang digunakan sebagai implementasi dalam pengukuran IKU ini yaitu Aplikasi KIFI, yang dapat diakses melalui alamat seperti terlihat pada gambar berikut : Gambar 17 : Screenshot Aplikasi KIFI Pada level 1, Balitbang KP memiliki beberapa library yang dapat diakses oleh pihak luar antara lain yang memuat Info terkait Balitbang KP dan Hasil Litbang KP dari beberapa satuan kerja. Selain itu Balitbang KP juga mengikuti perkembangan pengetahuan yang dibagi (share) oleh Unit kerja Eselon I maupun unit kerja di KKP, seperti terlihat pada Gambar 18 dan 19 berikut : Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 71

83 Gambar 18 : Following Balitbang KP pada aplikasi KIFI Gambar 19 : Connections Balitbang KP pada aplikasi KIFI Selain itu level I (Balitbang KP) juga telah terhubung satu sama lain dengan unit 7 (tujuh) Eselon II Lingkup Balitbang KP, antara lain P4KSI, P4B, P3SDLP, P3TKP, BBP4BKP, BBPSEKP, dan Sekretariat Balitbang KP, seperti terlihat pada Gambar 18 di atas. Dari target sebesar 40%, realisasi IKU Persentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar telah tercapai sebanyak 100%, dimana dari 1 unit kerja Eselon I dan 7 unit kerja Eselon II yang ada di Balitbang KP (total 8 unit kerja) telah menggunakan aplikasi KIFI dan saling terhubung satu sama lain dengan nama akun : MP BALITBANG MP P4KSI BALITBANG MP P4B BALITBANG MP P3TKP BALITBANG MP P3SDLP BALITBANG MP BBP4BKP BALITBANG MP BBPSEKP BALITBANG MP SEKRETARIAT BALITBANG Adapun capaian atas indikator kinerja Persentase unit kerja BALITBANG KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) dideskripsikan di bawah ini. Tabel 35 : Capaian Persentase Unit Kerja Balitbang KP Yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan Yang Terstandar (%) Sasaran Strategis Tersedianya manajemen pengetahuan BALITBANG KP yang handal dan mudah diakses Indikator Kinerja Utama Persentase unit kerja BALITBANG KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) TAHUN 2015 T R % 40% 100% 250 Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 72

84 Di tahun 2015, dari pengukuran capaian IKU18, diperoleh prosentase realisasi sebesar 250% yang menunjukkan seluruh unit kerja setingkat Eselon II yang ditargetkan telah terhubung dengan Sistem KIFI untuk berbagi data informasi yang saling dapat dimanfaatkan. Nilai capaian yang cukup tinggi disebabkan sistem yang dipilih sebagai platform untuk manajemen pengetahuan relatif sederhana dan sudah digunakan di beberapa organisasi di dunia. Sistem tersebut mampu untuk membuat, menyimpan, mentransfer dan menerapkan pengetahuan dalam organisasi dan pada tahun 2015 sebagai tahun pertama dalam inisiasi penerapan KMS. Sistem KIFI tersebut melengkapi sistem manajemen sederhana yang secara umum sudah digunakan untuk berbagi informasi melalui , website atau media pertukaran informasi lainnya. Tantangan kedepan dalam penerapan sistem manajemen pengetahuan terstandar adalah membangun sistem pengetahuan terstruktur yang mampu menyerderhanakan akses informasi, modul untuk pencarian data informasi, pengolahan data dan klasifikasi dengan menyertakan perangkat untuk sistem jaringan dengan pihak luar melalui pembangunan Pusat Data Kelautan dan Perikanan di Sekretariat Balitabng KP yang akan menjadi hub bagi Laboratorium Data yang dibangun oleh satuan kerja Balitbang KP dengan jejaring laboratorium data di Perguruan Tinggi maupun instansi riset lainnya. Indikator kinerja Prosentase unit kerja Balitbang KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) (IK 18) tahun 2015 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2014 dikarenakan merupakan IKU baru/bukan merupakan lanjutan dari IKU pada PK tahun 2014 Dari tingkat pencapaian indikator kinerja (IK18) Persentase unit kerja BALITBANG KP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%), memperlihatkan bahwa capaian sasaran strategis Tersedianya manajemen pengetahuan Balitbang KP yang handal dan mudah diakses tersebut sebesar 250% SS 9 : TERWUJUDNYA BIROKRASI BALITBANG KP YANG EFEKTIF, EFISIEN DAN BERORIENTASI PADA LAYANAN PRIMA Nilai sasaran strategis terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima sebesar 105,86%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sebagai berikut : Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 73

85 IKU 19 : NILAI KINERJA REFORMASI BIROKRASI BALITBANG KP Reformasi birokrasi bukan lagi sekedar tuntutan dari segenap elemen masyarakat yang mengharapkan agar birokrasi dan terutama aparatur dapat berkualitas lebih baik lagi. Reformasi birokrasi kini benar-benar menjadi kebutuhan bagi aparatur pemerintahan. Reformasi birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan Balitbang KP pada hakekatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang pelaksanaan dilakukan melalui program-program meliputi : Adapun capaian atas indikator kinerja nilai kinerja reformasi birokrasi Balitbang KP dideskripsikan di bawah ini. Tabel 36 : Capaian Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Balitbang KP Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama TAHUN KEGIATAN T R % T R % Terwujudnya birokrasi BALITBANG KP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BALITBANG KP BB (80) BB (75.50) BB (80) A (84.69) Nilai capaian RB didasarkan pada hasil evaluasi RB Balitbang KP (Desember 2015) dengan masing-masing penilaian sebagai berikut : Tabel 37 : Nilai Capaian Hasil Evaluasi Reformasi Birokrasi Tahun 2015 KOMPONEN RB Nilai Evaluasi 2015 % 2015 Nilai Evaluasi 2014 % 2014 Manajemen Perubahan 3,89 77,80 4,17 83,38 Penataan peraturan perundangan-undangan ,38 87,50 Penataan dan penguatan organisasi Penataan tata laksana 4,63 92,53 4,33 86,75 Penataan sistem manajemen SDM 14,20 94,64 9,43 62,87 Penguatan akuntabilitas 5,80 96,67 4,35 72,47 Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 74

86 KOMPONEN RB Nilai Evaluasi 2015 % 2015 Nilai Evaluasi 2014 % 2014 Penguatan pengawasan 10,15 84,58 8,46 70,47 Peningkatan kualitas pelayanan publik 4,75 79,18 4,12 68,65 TOTAL PENGUNGKIT 54,41 45,24 Kapasitas dan akuntabilitas kinerja pemerintah 14,86 74,29 14,86 74,29 Pemerintah yang bersih dan bebas KKN 7, ,47 75 Kualitas pelayanan publik 7, ,95 80 TOTAL HASIL 30,28 79,5 30,28 79,5 TOTAL NILAI RB 84,69 75,51 Sumber : LKj Balitbang KP 2014 dan LKE RB per Nopember 2015 Implementasi RB Balitbang KP tahun 2015 mengalami perbaikan dan peningkatan yang cukup signifikan (112,17%) bila dibandingkan tahun 2014, dengan upaya yang telah dilakukan berupa : 1) Aspek penataan sistem manajemen SDM mempunyai perbaikan nilai paling tinggi dari sebelumnya 62,87% dengan adanya perbaikan pada : sistem promosi jabatan (Eselon I IV) telah dilaksanakan secara terbuka, telah dilakukan assesment pegawai sebagai dasar kompetensi serta telah dilakukan pengukuran dan pemantauan atas kinerja individu. 2) Aspek penguatan akuntabilitas telah dilakukan peningkatan keterlibatan pimpinan memantau pencapaian kinerja secara berkala melalui sistem aplikasi monev secara online, adanya mekanisme reward and punishment atas capaian kinerja, peningkatan kapasitas/kapabilitas SDM pengelola kinerja melalui bimtek pengelolaan kinerja berbasis BSC, telah disusunya juklak pengelolaan manajemen kinerja organisasi berbasis BSC serta pengukuran capaian kinerja telah dilakukan secara berkala, berjenjang dan memanfaatkan sistem informasi online (kinerjaku) 3) Aspek penguatan pengawasan, terutama dalam hal pengaduan masyarakat dan whistle-blowing system telah ditentuk Tim Penanganan Pengaduan Balitbang KP, sosialisasi peraturan perundang-undangan mengenai penanganan benturan kepentingan, menindaklanjuti aduan masyarat, melakukan pembinaan dan pengusulkan satker (BPOL dan BPPBIH) dalam zona integritas KKP. 4) Aspek peningkatan kualitas pelayanan publik, dengan beberapa perbaikan berupa : usulan perbaikan atas PERMEN 32/2014 atas jenis pelayanan publik Balitbang KP, membentuk tim penanganan pengaduan atas pelayanan publik, perbaikan dan melengkapi SOP, maklumat pelayanan publik pada satker serta melakukan pengukuran indeks kepuasan masyarakat. 5) Aspek penataan peraturan perundang-undangan, melalui perbaikan atas aturan perundangan yang tidak sinkron diantaranya : 1. Peraturan tentang Jenis Ikan Baru yang Dibudidayakan; 2. Rancangan Kep MKP Tentang Pejabat Penetap Angka Kredit dan Tim Penilai Jabatan Fungsional Peneliti di Lingkungan KKP serta keputusan Menteri KP tentang Sentra HKI di lingkungan KKP; telah dilakukan proses dan pembahasan atas Rancangan Perpres Tentang Penyelenggaraan Litbang di WP3K serta Naskah Akademik Penetapan Kawasan Pengelolaan Perikanan di Perairan Umum Daratan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 75

87 6) Aspek penataan laksana dengan perbaikan berupa peningkatan pemanfaatan sistem informasi guna menunjang e-goverment melalui : pengembangan dan pemanfaatan aplikasi SIP Monev untuk pemantauan pelaksanaan anggaran dan kegiatan Balitbang KP, pengembangan aplikasi untuk kebutuhan internal organisasi (fingerprint, persuratan), peningkatan website sebagai wahana penyebaran informasi, publikasi dan sosialisasi serta membangun knowledge manajemen system melalui data center Balitbang KP. Adapun aspek manajemen perubahan tidak mengalami perbaikan nilai dikarenakan belum dilakukan penyusunan roadmap reformasi birokrasi tahun Roadmap tersebut akan didasarkan pada roadmap RB KKP yang saat ini masih dalam proses penyusunan. Beberapa upaya perbaikan kedepan yang ditempuh, diantaranya : 1) Penyusunan Roadmap Reformasi Birokrasi Balitbang KP ) Menyusun tindak lanjut dari rencana aksi ) Melaksanakan Bimbingan teknis pengukuran implementasi Reforasi Birokrasi di Satker Balitbang KP sehingga dapat melakukan penilaian mandiri atas pelaksanaan RB dan melakukan perbaikanbaikan atas aspek yang belum dilaksanakan sepenuhnya. Dari tingkat pencapaian indikator kinerja (IK19) Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BALITBANG KP, memperlihatkan bahwa capaian sasaran strategis Terwujudnya birokrasi BALITBANG KP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima tersebut sebesar 105,86% SS 10 : TERKELOLANYA ANGGARAN PEMBANGUNAN BALITBANGKP SECARA EFISIEN DAN AKUNTABEL Nilai sasaran strategis terkelolanya anggaran pembangunan Balitbang KP secara efisien dan akuntabel sebesar 100,99%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua) IKU sebagai berikut : IKU 20 : NILAI KINERJA ANGGARAN BALITBANG KP (%) Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/2011 penilaian kinerja dilakukan dengan menghitung nilai kinerja atas aspek implementasi dan nilai kinerja atas aspek manfaat, dikalikan dengan bobot masing-masing aspek berkenaan. Bobot kinerja atas aspek implementasi dan bobot kinerja atas aspek manfaat sebagaimana dimaksud diatas sebagai berikut : aspek implementasi : 33.3% aspek manfaat : 66.7% Bobot masing-masing indikator pada aspek implementasi indikator nilai kinerja anggaran Balitbang KP terdiri atas : Penyerapan anggaran : 9.7% Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 76

88 Konsistensi antara perencanaan dan implementasi : 18.2% Pencapaian keluaran : 43.5% efisiensi : 28.6% Nilai kinerja dihitung dengan menjumlahkan hasil perkalian antara nilai kinerja atas aspek implementasi dan nilai kinerja atas aspek manfaat dengan masing-masing bobot. Hasil penilaian kinerja sebagaiman diatas dikelompokan dalam kategori sebagai berikut : Tabel 38 : Kategori Penilaian Kinerja NO NILAI ANGKA INTERPRESTASI 1 > 90% - 100% Sangat Baik 2 > 80% - 90% Baik 3 > 60% - 80% Cukup/Normal 4 > 50% - 60% Kurang 5 50% Sangat Kurang Sumber: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 Tata cara pengukuran indikator nilai kinerja anggaran Balitbang KP (%) melalui beberapa proses tahapan diantaranya sebagai berikut :1) Penyerapan anggaran; 2) Konsistensi antara perencanaan dan implementasi; 3) Pencapaian keluaran; 4) Efisiensi; 5) Aspek manfaat; 6) Capaian hasil; 7) Nilai Efisiensi; dan 8) Nilai Kinerja. NK = (I x WI) + (CH x WCH) Dengan I = (P x Wp) + (K x Wk) + (PK x WPK) + (NE x WE) Keterangan : NK : Nilai Kinerja I : Nilai aspek implementasi P : Penyerapan anggaran K : Konsistensi antara perencanaan dan implementasi PK : Pencapaian Keluaran NE : Nilai Efisiensi CH : Capaian Hasil WI : Bobot aspek implementasi WCH : Bobot capaian hasil WP : Bobot penyerapan anggaran Wk : Bobot konsistensi antara perencanaan dan implementasi WPK : Bobot pencapaian keluaran WE : Bobot efisiensi Adapun capaian atas indikator kinerja nilai kinerja anggaran Balitbang KP dideskripsikan di bawah ini. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 77

89 Tabel 39 : Capaian Nilai Kinerja Anggaran Balitbang KP Sasaran Strategis Terkelolanya anggaran pembangunan BALITBANG KP secara efisien dan akuntabel Indikator Kinerja Utama Nilai kinerja anggaran BALITBANG KP (%) TAHUN 2015 T R % ,53 Tabel 40 : Nilai Masing-Masing Variabel Perhitungan Nilai Kinerja Anggaran P Wp K Wk PK Wpk E NE We NK 80,13 9,70% 73,67 18,20% 99,55 43,50% 19,12 97,80 28,6% 92,46 Data : diolah dari e-monev anggaran DJA per 11 Februari 2016 Capaian IKU nilai kinerja anggaran Balitbang KP dipengaruhi oleh tingginya pencapaian keluaran sebesar 99,55 dengan penyerapan anggaran senilai 80,13% sehingga memberikan nilai efisiensi yang cukup besar yaitu 97,80%. Dengan demikian, nilai kinerja anggaran Balitbang KP sebesar 92,46 dikategorikan sebagai sangat baik. Jika meninjau angka realisasi Balitbang KP, dari 19,87% sisa anggaran, terdapat sekitar 4,73% (Rp. 36,4 miliar) anggaran yang tidak terserap yang berasal dari sisa kontrak, putus kontrak dan self blocking dari kegiatan yang ditunda pelaksanaanya terutama pembangunan fisik penguatan inovasi litbang di lokasi antara lain : Kamal (Jakarta Utara), Simeleue (NAD), Merauke (Papua), Saumlaki (Maluku) dan Tahuna (Sulut) namun tetap menghasilkan output dalam bentuk Detail Design Engineering (DED) sehingga secara volume kinerja dapat tercapai. Indikator kinerja Nilai kinerja anggaran Balitbang KP (%) (IK 20) tahun 2015 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2014 dikarenakan merupakan IKU baru/bukan merupakan lanjutan dari IKU pada PK tahun IKU 21 : PERSENTASE KEPATUHAN TERHADAP SAP LINGKUP BALITBANG KP (%) Dasar hukum pelaksanaan sistem akuntansi pemerintah Pusat (SAPP) pada lingkup Balitbang KP (%) antara lain : 1) UU Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara; 2) UU Nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara; 3) PMK Nomor 171/PMK.05/2007 tentang sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat; 4) PMK Nomor 196/PMK.05/2008 tentang tata cara penyusunan dan penyajian laporan keuangan belanja subsidi dan belanja lain-lain pada bagian anggaran pembiayaan dan perhitungan; 5) PMK Nomor 191/PMK.05/2011 tentang mekanisme pengelolaan hibah; 6) PMK Nomor 230/PMK.05/2011 tentang sistem akuntansi hibah; dan 7) PMK Nomor 233/PMK.05/2011 tentang perubahan atas PMK Nomor 171/PMK.05/2007 tentang sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 78

90 Pembagian fungsi berdasarkan UU Nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara pasal 51 : 1) Menteri keuangan selaku BUN menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk pembiayaan dan perhitungan (SA-BUN); 2) Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pengguna anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja (SAI); dan 3) Akuntansi digunakan untuk menyusun LKPP sesuai dengan standar akuntansi pemerintah. Tujuan kebijakan umum sistem akuntansi pemerintah di lingkup Balitbang KP terdiri dari 3 (tiga) yaitu : 1. Akuntabilitas, sebagai upaya untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada Balitbang KP dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan pemerintah secara periodik. 2. Manajerial, menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan dan pengelolaan keuangan Balitbang KP serta memudahkan pengendalian yang efektif atas seluruh aset, utang dan ekuitas dana. 3. Transparansi, dalam pelaporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Indikator ini dilakukan berdasarkan analisis laporan hasil pemeriksaan (LHP) keuangan tahun Indikator ini bertujuan untuk menganalisis secara spesifik peran dan fungsi SPIP dalam meminimalasi tingkat kesalahan pencatatan akuntansi. Formulasi yang ditetapkan untuk menghitung prosentase terhadap kepatuhan SAP lingkup Balitbang KP dengan mempertimbangkan salah satunya nilai temuan materiil oleh APIP terhadap total alokasi anggaran. Berdasarkan data sementara dari hasil pemeriksanaan APIEP TA 2015 (per Januari 2016) terdapat proporsi temuan materiil (terhadap total anggaran) sebesar 0,39%. Dengan demikian capaian atas indikator kinerja persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Balitbang KP dideskripsikan di bawah ini. Tabel 41 : Capaian Persentase Kepatuhan Terhadap SAP lingkup Balitbang KP Sasaran Strategis Terkelolanya anggaran pembangunan BALITBANG KP secara efisien dan ekuntabel Indikator Kinerja Utama Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup BALITBANG KP (%) TAHUN 2015 T R % 100% 99,61% 99,61 Nilai capaian IK 21 menunjukkan bahwa masih lemahnya (belum berjalan dengan baik) sistem pengendalian internal pemerintah dalam mengontrol pelaksanaan kegiatan terutama pekerjaan fisik/belanja modal. Peran tim teknis perlu diperkuat agar mampu bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Untuk itu, beberapa upaya perbaikan kinerja kedepan yang akan ditempuh oleh Balitbang KP berupa : 1. Melaksanakan SPIP sesuai peraturan yang ditetapkan; 2. Membentuk tim teknis yang kompeten; dan 3. melibatkan pihak eksternal dalam mengawasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 79

91 berjalannya proses pekerjaan. Indikator kinerja Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup Balitbang KP (%) (IK 21) tahun 2015 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2014 dikarenakan merupakan IKU baru/bukan merupakan lanjutan dari IKU tahun Dari tingkat pencapaian indikator kinerja (IK20) Nilai kinerja anggaran BALITBANG KP (%), (IK21) Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup BALITBANG KP (%), memperlihatkan bahwa capaian sasaran strategis Terkelolanya anggaran pembangunan BALITBANG KP secara efisien dan akuntabel tersebut sebesar 100,99 %. 3.4 REALISASI ANGGARAN TA 2015 Dalam tahun 2015, telah terjadi 3 kali perubahan dari DIPA awal yaitu : 1). DIPA Refocusing yang terbit pada tanggal 6 Maret 2015 hasil dari penghematan perjalanan dinas yang digunakan untuk kegiatan prioritas dan 2). DIPA APBN-P, dengan tambahan alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang tertuang dalam DIPA APBN-Perubahan yang terbit pada tanggal 24 maret 2015 dan 3) DIPA akhir tahun yang terbit akibat beberapa revisi penambahan anggaran di satker Balitbang KP. Tambahan alokasi anggaran sebesar Rp ,- yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan Quickwins (QW), Program Lanjutan (PL) dan Program Prioritas (PP) lainnya. Dengan tambahan anggaran ini maka anggaran Balitbang KP yang semula Rp ,- menjadi Rp ,-. Perubahan jenis belanja sebagaimana tergambar dalam tabel berikut : Tabel 42 : Rincian perubahan DIPA Balitbang KP Tahun 2015 (Berdasarkan DIPA terbit) PERUBAHAN DIPA PEGAWAI BARANG OPERASIONAL BARANG NON OPERASIONAL MODAL TOTAL AWAL REFOCUSING APBN-P DIPA AKHIR Satuan dalam (Rp.000) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 80

92 Gambar 20 : Proporsi pagu per belanja Berdasarkan proporsi anggaran perjenis belanja dalam setiap perubahan DIPA menggambarkan trend yang fokus penganggaran yang beda. DIPA Refocusing dihasilkan dari penghematan belanja barang (perjalanan dinas) yang dialihkan menjadi belanja modal strategis sehingga dalam Gambar 20 terdapat pola penurunan proporsi belanja barang dan sebaliknya terdapat peningkatan proporsi belanja modal. Adapun untuk DIPA APBN-P, terjadi kenaikan anggaran untuk belanja barang sebesar 52,88% dan belanja modal sebesar 76,52% bila dibandingkan dengan DIPA Refocusing. Alokasi APBN-P sebesar Rp 235 miliar digunakan untuk 51,87% belanja barang dan 48,13% belanja modal. Sampai dengan akhir tahun 2015, Balitbang KP mengelola pagu sebesar Rp ,- dengan perubahan/penambahan anggaran disebabkan adanya : a.) percepatan penarikan dana pinjaman LN (PLN) akibat penyesuaian kurs mata uang dollar sebesar Rp ,-, b.) pencantuman dana hibah langsung pada satker BBPPBL Gondol dan BPOL Perancak sebesar Rp ,-, c.) revisi penerimaan dan penggunaan PNBP pada satker BPPBAP Maros sebesar Rp ,-. Adapun pergeseran anggaran antar jenis belanja (belanja barang dan modal ke belanja pegawai) dilakukan untuk mengakomodir kenaikan tunjangan kinerja KKP (dari sebelumnya 47% menjadi 52%). Berdasarkan Memorandum Kepala Balitbang KP No. 517/BALITBANGKP/II/2015 tanggal 16 Februari 2015 merujuk pada Surat Kementerian Keuangan Nomor Alokasi No.S-876/MK.02/2014 tanggal 24 Desember 2014 tentang Alokasi Tambahan Anggaran Dalam RAPBN-P 2015 dan Nomor S- 9/MK.02/2015 tanggal 8 Januari 2015 tentang Pengalihan Alokasi Tambahan Anggaran Dalam RAPBN-P Tahun Anggaran 2015, serta Keputusan Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Menteri Kelautan dan Perikanan tanggal 12 Februari 2015, maka Balitbang KP pada tahun 2015 memperoleh alokasi tambahan anggaran sebesar Rp. 145 Milyar untuk APBN-P I dan Rp. 90 Milyar untuk APBN-P II. Sesuai dengan perencanaannya, APBN-P I dialokasikan untuk pendanaan program untuk mendukung pencapaian target RPJMN III yang menjadi mandat bagi Balitbang KP, yaitu: o Quick Wins, berupa : - Sistem informasi Nelayan Pintar untuk akses Informasi cuaca, wilayah tangkap, dan pasar di 100 sentra nelayan pada tahun 2019; Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 81

93 - Pencanangan Pembangunan TechnoPark dan Science Park berbasis Perikanan Rakyat. o Program Lanjutan, yaitu Meningkatkan produksi perikanan dua kali lipat menjadi sekitar juta ton pertahun pada Adapun alokasi tambahan APBN P II diperuntukkan bagi pendanaan Program Prioritas Lainnya, yaitu Peningkatan Produksi Perikanan. Dalam lampiran Memorandum Kepala Balitbang KP, terlampir rincian pemanfaatan anggaran APBN-P Balitbang KP, sebagai berikut : Gambar 21 : Proporsi Anggaran Pembiayaan APBN-P Tahun 2015 Berdasarkan proporsi anggaran, alokasi terbesar untuk kegiatan Quickwins Technopark dan Program Prioritas dengan alokasi masing-masing Rp ,- atau 38,30%, selanjutnya Program Lanjutan sebesar Rp ,- atau 21,70% dan proporsi terkecil untuk Quickwins nelayan pintar sebesar Rp ,- atau 1,70%. Selanjutnya, anggaran tersebut, tertuang dalam dokumen rencana kegiatan dan anggaran (RKA-KL) dengan jumlah komponen per- Satker sebagai berikut : 7% Rp Miliar 47% Miliar 0% B. Barang diluar 526 B. Modal B. Barang % Rp Miliar Gambar 22 : Proporsi Per Jenis Belanja dari Alokasi APBN-P 2015 Kegiatan yang dialokasikan dari anggaran tambahan diturunkan dalam RKA-KL kedalam 132 komponen kegiatan. Untuk kegiatan yang bersumber dari APBN-P I (QW dan PL) diwujudkan dalam output kinerja baru (dalam DIPA APBN-P) dan untuk kegiatan yang bersumber dari APBN-P II (PP) bersifat menambahkan volume dari output yang sudah ada/lama (sudah tercantum dalam DIPA APBN awal). Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 82

94 Berdasarkan jenis belanja, pemanfaatan anggaran tambahan APBN-P digunakan untuk belanja barang dan belanja modal. Untuk belanja barang, digunakan untuk pembiayaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta paket barang yang diserahkan ke masyarakat, adapun belanja modal untuk pengadaan alat laboratorium termasuk pembangunan fisik. Berdasarkan jenis 48% 0% 52% Satker Pusat Gambar 23 : Proporsi Anggaran APBN-P 2015 Untuk Satker Daerah Satker Pusat - Daerah belanja, anggaran tambahan APBN-P paling banyak digunakan untuk pembiayaan belanja modal sebesar 47% (Rp. 111,604 miliar), belanja barang diluar paket untuk masyarakat sebesar 46% (Rp. 107,125 miliar) dan barang yang diserahkan kepada masyarakat sekitar 7% atau Rp. 16,27 miliar. Lebih lanjut, sekitar 52% anggaran APBN-P dilaksanakan oleh satker Pusat yaitu 4 Pusat dan 1 Sekretariat dan 48 % dikelola oleh satker daerah sebanyak 12 UPT (Balai Besar/Balai/Loka). Capaian Realisasi Anggaran Balitbang KP Tahun 2015 sebesar 80,01% (sesuai data sementara per 03 Februari 2016). Pagu dan realisasi anggaran Tahun 2015 berdasarkan jenis belanja, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 43 : Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2015 (Per-Belanja) No Belanja Pagu Realisasi % 1 Belanja Pegawai ,19 2 Belanja Barang ,64 3 Belanja Modal ,48 Jumlah ,03 Sumber: OMSPAN KEMENKEU, 3 Feb 2016 Sampai dengan tanggal 3 Februari 2016, realisasi anggaran Balitbang KP sebesar Rp ,- atau 80.01% dari total anggaran sebesar Rp ,-. Sesuai dengan Tabel 43 diatas maka realiasi tertinggi menurut per-belanja adalah belanja pegawai sebesar 96.20%, diikuti oleh realisasi belanja barang sebesar 86.01% dan belanja modal sebesar 62.48%. Dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2014 sebesar 96,73%, performance realisasi anggaran tahun 2015 lebih kecil dengan nilai 80,01% (status akses OMSPAN, 3 Februari 2015). Tabel 44 : Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2015 (Per-Kegiatan) No Program/ Kegiatan Pagu Realiasi % Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 83

95 No Program/ Kegiatan Pagu Realiasi % Budidaya Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Pengembangan Iptek Kewilayahan, Dinamika dan Sumber Daya Laut dan Pesisir Penelitian dan Pengembangan Iptek Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Perekayasaan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Dalam Tabel 44 menunjukkan realisasi anggaran per Kegiatan (eselon II) dengan realisasi tertinggi pada Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan Budidaya sebesar 97,35% dan terendah pada Kegiatan Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan sebesar Rp. 45,45%. Beberapa catatan atas anggaran yang tidak terserap antara lain : Tabel 45 : Justifikasi Anggaran TA 2015 yang Tidak Terserap No Program/ Kegiatan Keterangan Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan Penelitian dan Pengembangan Iptek Perikanan Budidaya Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Pengembangan Iptek Kewilayahan, Dinamika dan Sumber Daya Laut dan Pesisir Sisa gaji dan tunjangan : uang makan, uang lembur dan tunkin Belanja barang : sisa perjalanan dinas LN, kegiatan anjak, pengembangan ekonomi kawasan, orasi profesor riset dan anggaran diklat fungsional Sisa gaji dan tunjangan : kelebihan perhitung kenaikan tunjangan kinerja, alokasi tunkin peneliti APU, uang makan dan lembur Belanja barang : sewa kapal riset BJ VII tidak dilaksanakan karena rusak, pengadaan benih lobster tidak dilaksanakan karena DIPA revisi terbit Nopember (waktu tidak mencukupi) Belanja modal : efisiensi kontrak, anggaran pembangunan fisik untuk teknopark yang tidak dilaksanakan, putus kontrak pada pembangunan pagar Pulau Kongsi Sisa gaji dan tunjangan : kelebihan alokasi kenaikan tunjangan kinerja, uang makan dan lembur Belanja barang : sisa perjalanan dinas dan biaya non operasional lainnya dari kegiatan penelitian, belanja langgangan daya dan jasa Belanja modal : efisiensi kontrak, Sisa gaji dan tunjangan : gaji dan tunjangan dari CPNS y ang tidak menempati posisinya Belanja barang : sisa pengadaan dari kegiatan belanja barang non operasional kegiatan litbang, perjalanan dinas penelitian Belanja modal : efisiensi kontrak, pembangunan fisik TP Muara Kamal dan Sangihe tidak dilaksanakan Belanja barang : sisa perjalanan dinas penelitian/survei (yang berlokasi di Sumatera) yang terkendala dengan kabut asap, kegiatan penelitian MOMSEI tertunda karena MOU dengan Tiongkok belum diperbaharui, Belanja modal : efisiensi kontrak dari kegiatan Pengembangan Kelembagaan Litbang Sumber Daya Laut dan Pesisir Bintan, Lombok, Saumlaki, dan Pamekasan, putus Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 84

96 No Program/ Kegiatan Keterangan kontrak pada pengadaan peralatan riset 6 7 Penelitian dan Pengembangan Iptek Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Perekayasaan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Sisa gaji dan tunjangan : kelebihan alokasi kenaikan tunjangan kinerja, uang makan dan lembur Belanja barang : belanja perjalanan dinas LN (dihemat) Belanja modal : efisiensi kontrak, gagal lelang dan tidak memungkinkan untuk dilakukan lelang ulang karena waktu yang terbatas dari pengadaan Peralatan Litbang Pengolahan Hasil KP, putus kontrak atas paket Pekerjaan Renovasi Gedung Sisa belanja barang dari kegiatan penelitian yang tidak dapat terserap akibat proses revisi DIPA Rendahnya penyerapan anggaran pada belanja modal disebabkan oleh : 1) Adanya penyesuaian/pergantian jabatan madya dan pratama dikarenakan terbitnya Kepmen KP nomor 23/2015 (Organiasi dan Tata Kerja KKP) sehingga memerlukan proses revisi SK KPA/PPK; 2) Adanya kebijakan penghmetan/penundaan pelaksanaan kegiatan dan anggaran (selfblocking); 3) penyesuaian revisi DIPA karena adanya kebijakan nasional, K/L dan Eselon I (pengalihan penanggungjawab teknopark KP, refocusing, APBN-P, revisi lobster untuk mendukung PERMEN 01/2015 dan penyesuaian kenaikan tunjangan kinerja); 4) Adanya lelang ulang pada beberapa kegiatan pengadaan barang dan jasa; serta 5) realisasi anggaran PLN INDESO sebesar Rp 57,489,629,106,- dalam proses pengesahan di KPPN Khusus. Apabila memperhitungkan realisasi PLN Indeso maka angka realisasi Balitbang KP sebesar 87,43%. Jika membandingkan dengan alokasi anggaran tahun 2014 sebesar Rp ,-, anggaran Balitbang KP untuk DIPA awal (Rp ,-) mengalami kenaikan sebesar 9,4% dan untuk pagu DIPA APBN-P (Rp ) mengalami kenaikannya menjadi 34,48% dibandingkan dengan. Adapun ditinjau dari realisasi anggaran, performance penyerapan anggaran di tahun 2014 lebih tinggi (96,79%) daripada tahun 2015 (80,03%), Salah satu faktor penyebab utama adalah DIPA Revisi APBN-P (dengan penambahan pagu anggaran sebesar Rp ,- atau 44,57% dari pagu awal TA 2015) terbit pada bulan April 2015 sehingga pelaksanaan kegiatan baru dilaksanakan di triwulan II/III serta kebijakan self blocking. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 85

97 Gambar 24 : Grafik Perbandingan Realisasi Perjenis Belanja Tabel 46 : Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2015 RUPIAH MURNI RMP PNBP HLN PLN B. PEGAWAI B. BARANG B. MODAL B. BARANG B. MODAL B. BARANG B. MODAL B. BARANG B. MODAL B. MODAL PAGU REALISASI % 85.92% 80.15% 90.43% 89.81% 93.45% 98.80% 87.04% 98.59% 0.00% TOTAL PAGU TOTAL REALISASI % 90.34% 96.46% 87.81% 0.00% GRAND TOTAL PAGU GRAND TOTAL REALISASI Sumber: OMSPAN KEMENKEU, 2016-FEB-03 Pada tahun 2015, Balitbang KP mengelola pagu sebesar Rp ,-,yang bersumber dari rupiah murni (Rp ,-), rupiah murni pendamping (Rp ), PNBP (Rp ), hibah (Rp ,-) dan pinjaman (Rp ,-). Khusus untuk anggaran PHLN telah tercatat sebagai realisasi di kementerian keuangan sebesar Rp ,- atau 5.80% sedangkan sisa pagu PHLN yang belum terserap sebesar Rp ,-. Sesuai dengan perkembangan terbaru, masih terdapat beberapa realisasi dari hibah langsung yang belum tercatat dalam DIPA TA 2015 dengan nilai sekitar Rp ,- yang terdiri dari P4KSI sebesar Rp ,- P3SDLP sebesar Rp ,- dan P3TKP sebesar Rp ,- dengan beberapa catatan terkait pelaksanaan hibah dan pinjaman yang perlu mendapat perhatian antara lain : - Terdapat 1 (satu) kegiatan hibah yang dilaksanakan oleh P3TKP yaitu The Estabilishment of Marine and Fisheries Scientific and Technical Cooperation On Abandoned Oil and Gas Platform yang telah teregistrasi (No. 2B53T66L) dilaksanakan dengan angka hibah sebesar Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 86

98 (Korea Won), namun belum tercantum pada DIPA P3TKP TA 2015 dan diusulkan pengesahan realisasinya ke Kementerian Keuangan. - Kegiatan pinjaman luar negeri yang dilaksanakan oleh P3TKP yaitu Installation Services of an Infrastructure for Operational Oceanographic System in Indonesia (INDESO) saat ini sudah diterbitkan SP4HL dan dalam proses penerbitan SP2HL/pengesahan di Kanwil setempat. Namun demikian diperkirakan masih memerlukan revisi penambahan/percepatan penarikan pinjaman dengan nilai sekitar Rp. 1,4 miliar akibat penyesuaian nilai kurs. - Beberapa kegiatan hibah dan pinjaman yang telah selesai pada TA 2015 belum melengkapi dokumen Project Completion Report (PCR), penutupan register, penutupan rekening, dan Berita Acara Serah Terima serta Laporan lengkap kepada Sekretariat Balitbang KP dan Sekretariat Jenderal KKP. - Seluruh satker agar mengantisipasi nilai hibah/ pinjaman yang telah ditransfer oleh pihak donor kepada satker penerima, nilai penarikan yang dilakukan satker, dan realisasi yang telah disahkan/ diusulkan untuk disahkan ke Kementerian Keuangan, untuk menghindari terjadinya selisih (temuan) ketika dilakukan pemeriksaan oleh pengawas internal dan eksternal. - Belum seluruh satker yang mengelola hibah, menyampaikan laporan untuk kegiatan Monitoring Pelaksanaan PHLN yang diselenggarakan KKP sesuai dengan ketentuan Permen KP Nomor 23/PERMEN-KP/2014 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Hibah Luar Negeri di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan tertib. - Banyak hibah langsung tidak terencana yang sulit dimonitor, selain itu kegiatan hibah langsung yang sudah habis masa berlakunya sering kali diperpanjang sampai beberapa kali, sehingga seharusnya dapat disusun dalam kegiatan hibah yang terencana. - Penambahan anggaran dari hibah seringkali belum memperhitungkan penambahan target output kinerja pada RKA-K/L dan Penetapan Kinerja. Lebih lanjut, untuk sumber pendanaan dari PNBP tahun 2015, dari total pagu Rp ,- terealisasi sebesar 96,46%. Realisasi tersebut lebih tinggi dari penggunaan PNBP di tahun 2014 sebesar Rp ,- atau 88,45% dari pagu PNBP sebesar Rp ,-. Pelaksanaan kegiatan dari sumber PNBP di tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 dari target meningkat 120,89% dan realisasi meningkat 131,83%. Beberapa faktor utama atas kenaikan tersebut antara lain : 1) Sumber penerimaan PNBP dari sisa hasil penelitian meningkat 2) Jasa riset dari analisis laboratorium riset terus meningkat terlebih dari telat diakreditasnya laboratorium riset lingkup Balitbang KP Diperkirakan dengan terbitnya PP 75/2015 tentang tarif PNBP lingkup KKP maka penerimaan PNBP lingkup Balitbang KP akan semakin meningkat dikarenakan telah dilakukan penyesuain Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 87

99 tarif/pungutan dan beberapa sumber pungutan baru telah diatur dalam peraturan tersebut. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengelolaan PNBP kedepan antara lain : 1) Agar lebih tertib untuk dalam penyetoran PNBP agar tidak terjadi keterlambatan penyetoran dan mengurangi terjadinya hal yang tidak diinginkan; 2) Agar segera disusun SOP pada setiap satker pengelola PNBP sebagai acuan pengelolaan PNBP; 3) Agar membentuk Tim Pengelola PNBP; 4) Menyampaian laporan terkait PNBP secara rutin dan tepat waktu peraturan yang berlaku; 5) Agar menyesuaikan tarif dan jenis PNBP dengan mengacu pada PP 75/2015 berlaku serta memperbaiki dokumen-dokumen yang ada al : jasa analisa laboratorium penguji, dll. Tindaklanjut untuk masing-masing Satuan kerja terkait permasalahan/kendala kegiatan pinjaman luar negeri dan hibah langsung luar negeri lingkup Balitbang KP TA 2015 sebagai berikut : 1) Kepala Satker agar melakukan pencantuman anggaran hibah dan pinjaman agar segera melakukan revisi DIPA TA 2015 dan berkoordinasi dengan bidang terkait, serta segera mengusulkan pengesahan realisasi hibah dan pinjaman ke Kementerian Keuangan. 2) Kepala Satker agar memantau dan mengawal proses pengusulan, pelaksanaan, dan pelaporan, serta penutupan kegiatan hibah yang dilaksanakan oleh satker, sesuai dengan ketentuan Permen KP Nomor 23/PERMEN-KP/2014 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Hibah Luar Negeri di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. 3) Kepala Satker agar menyusun grand design pelaksanaan hibah dan pinjaman, untuk dapat diajukan ke dalam dokumen Green Book dan Blue Book (Daftar Rencana Prioritas Pinjaman/ Hibah Luar Negeri) Bappenas. Sumber: OMSPAN KEMENKEU, 2016 Gambar 25 : Penyerapan Anggaran Balitbang KP Tahun Secara umum penyerapan anggaran perbulan pada Balitbang KP menunjukan pola yang seragam pada kurun waktu tahun Lonjakan penyerapan anggaran banyak dipengaruhi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 88

100 oleh realisasi belanja modal yang meningkat pada triwulan IV tahun Adapun pada tahun 2015, lonjakan penyerapan anggaran juga terdapat pada belanja modal dan terakumulasi di bulan desember Untuk itu beberapa rekomendasi untuk perbaikan kinerja pelaksanaan anggaran tahun selanjutnya antara lain : - Melaksanakan Proses pengadaan barang dan jasa paling lambat akhir triwulan I. - Untuk menghindari lelang ulang, agar membentuk tim teknis yang kompeten dan mempersiapkan dokumen HPS/spesifikasi barang dan jasa secara lengkap. - Mempercepat proses revisi DIPA (al : blokir anggaran atau hasil kebijakan pimpinan) yang sekiranya dapat mengganggu pelaksanaan anggaran. - Menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Kelautan No..dengan menyusun ROK dan melaksanakan kegiatan sesuai ROK yang telah ditetapkan. - Melakukan pengelolaan anggaran sesuai peraturan yang berlaku terutama terkait dengan penyelesaian SPJ pembelanjaan anggaran. - Meningkatkan peran SPIP dan melakukan evaluasi serta pemantauan intensif atas faktor-faktor resiko yang dapat menganggu pelaksanaan kegiatan. 3.5 ANALISIS CAPAIAN DAN KEBERHASILAN LAINNYA CAPAIAN DAN KEBERHASILAN LAINNYA Di samping capaian atas indikator kinerja untuk mewujudkan tujuan dan sasaran strategis diatas terdapat beberapa keberhasilan kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BALITBANG KP) tahun 2015 antara lain : 1. Sertifikasi kelembagaan ISO 9001:2008 pada 7 Satker ISO 9001:2008 merupakan standar internasional di bidang sistem manajemen mutu. Suatu lembaga/organisasi yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan dari pihak lain yang independen) ISO tersebut, dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal manajemen penjaminan mutu produk/jasa yang dihasilkannya. Sistem manajemen mengacu pada apa yang organisasi lakukan untuk mengelola proses, atau aktivitas, sehingga produk atau jasa memenuhi tujuan yang telah ditetapkannya sendiri, seperti: 1) Memenuhi persyaratan kualitas pelanggan; 2) Sesuai dengan peraturan, atau 3). tujuan lingkungan. Saat ini terdapat 6 (enam) satker yang telah terakreditas ISO 9001:2008 antara lain : Sekretariat Balitbang KP, Puslitbang Perikanan, Puslitbang Sumberdaya Laut dan Pesisir, Puslitbang Peningkatan Daya Saing dan Bioteknologi KP, Balai Besar Litbang Perikanan Budidaya Laut, Balai Litbang Perikanan Budidaya Air Payau. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 89

101 2. Sertifikasi akreditasi laboratorium untuk 80 Parameter Salah satu sarana litbang yang dimiliki berupa laboratorium riset yang tersebar di hampir seluruh satuan kerja Balitbang KP yang digunakan untuk laboratorium penguji. Dari 21 satuan kerja, 11 (sebelas) diantaranya telah mempunyai laboratorium pengujian sebanyak 42 jenis laboratorium. Sebagai salah satu bentuk pelayanan publik dan penerimaan PNBP dari uji laboratorium, Balitbang KP mendorong Laboratoriumnya untuk memiliki sarana prasarana memadai dan didukung oleh sumberdaya manusia yang kompeten melalui pengusulan akreditas dari Komite Akreditas Nasional (KAN). Saat ini telah terakreditas sebanyak 80 (delapan puluh) parameter uji yang tersebar di 23 (duapuluh tiga) laboratorium serta selebihnya sebanyak 19 laboratorium masih dalam proses pengajuan akreditas ke lembaga akreditasi. 3. Pusat Unggulan Iptek : 2 bidang usulan (pemuliaan ikan, bahan aktif laut) Salah satu kebijakan pembangunan iptek nasional adalah melalui peningkatan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan iptek melalui kegiatan pengembangan Pusat Unggulan Iptek. Kegiatan ini diarahkan untuk memperkuat lembaga litbang/pengembang teknologi yang ada di Lembaga Pemerintah Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Perguruan Tinggi, dan Badan Usaha agar mampu menghasilkan inovasi teknologi berbasis demand driven dalam rangka mendukung peningkatan daya saing pengguna teknologi seperti industri, pemerintah, dan masyarakat. Salah satu tujuan PUI adalah peningkatan kapasitas dan kapabilitas lembaga litbang menjadi lembaga litbang unggul bertaraf internasional dalam bidang prioritas spesifik. Dalam masa pembinaannya, Pusat Unggulan Iptek akan mengembangkan 4 (empat) kapasitas kelembagaan yang mencakup kapasitas lembaga mengakses informasi (sourcing capacity), kapasitas riset (R&D capacity), kapasitas diseminasi (disseminating capacity) dan kapasitas mendayagunakan sumber daya lokal (local resources utilization capacity). Pola kegiatan Pusat Unggulan Iptek ini bersifat fasilitasi instrumen kebijakan berupa penyelenggaraan supervisi, monitoring dan evaluasi bagi lembaga Pusat Unggulan Iptek yang dibina. Manfaat yang akan diperoleh lembaga litbang kalau menjadi Pusat Unggulan Iptek di antaranya adalah: 1. Memperoleh dana insentif operasional Pengembangan Pusat Unggulan Iptek Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi setiap tahun selama maksimum 3 (tiga) tahun. Diharapkan lembaga litbang menyediakan dana pendampingan sebesar minimum 10% dari total dana insentif yang diperoleh 2. Kemudahan (prioritas) mendapatkan program insentif lain yang ada di Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 3. Mendapatkan pembinaan secara kelembagaan dengan tujuan meningkatkan kinerja (output) lembaga litbang dari sisi akademik dan komersialisasi hasil litbang sehingga dapat berkontribusi lebih besar dalam pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Dua satker Balitbang KP telah terpilih dan memenuhi kriteria untuk proses pembinaan menuju kompetensi kelembagaan sebagai Pusat Unggulan IPTEK. Kedua satker tersebut adalah: Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 90

102 Tabel 47 : Usulan Pusat Unggulan Iptek Balitbang KP Tahun 2015 Lembaga Nama PUI Instansi Induk Fokus Bidang Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Pusat Unggulan IPTEK Bahan Aktif Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Kemaritiman Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Pusat Unggulan Iptek Pemuliaan ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan Kemaritiman 4. Penghargaan : a) rangka menumbuhkan sikap dan kehendak untuk mengembangkan dan menghargai prestasi di bidang teknologi atas karya nyata teknologi, Kementerian Ristek, Teknologi dan Pendidikan Tinggi setiap tahun memberikan penghargaan Anugerah Iptek untuk Pemerintah Kabupaten/Kota (Budhipura), Kreatifitas dan Inovasi Masyarakat (Labdhakretya), Pranata Litbang (Prayogasala), dan Duta Iptek (Widyasilpawijana). Pada tahun Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP mendapatkan Anugerah Iptek Pranata Litbang Prayogasala, Penghargaan dari Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi kepada BBP4BKP yang telah mendukung sistem inovasi nasional. b) Penghargaan Karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa Tahun 2015 oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi kepada Sdr. Agus Cahyadi (Kantong Rumput Laut) dan Sdr. Eghbert Elvan Ampou (Bioreeftek (Suatu Struktur Untuk Pembudidayaan Terumbu Karang) c) Adhibakti Minabahari dalam Kategori Inovator Terbaik I kepada 2 hasil karya peneliti Balitbang KP yaitu : Tabel 48 : Inovator Terbaik Untuk Penghargaan Adibhakti Mina Bahari 2015 SATKER PERSONIL JUDUL INOVASI Pusat Penelitian dan Pengembangan Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan-Jakarta, Provinsi DKI Jakarta Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias-Depok, Provinsi DKI Jawa Barat Ellya Sinurat,S.Si, M.Si Prof.Dr.Rosmawaty Perangin- Angin,Ms Muhamad Darmawan,S.Pi, M.T Drs.I Wayan Subamia,M.Si Nina Meilisza,S.Pi, M.Si Sukarman,S.Pt Rina Hirnawati,S.Pi Dra.Siti Subandiyah Siti Murniasih,S.Pi Metoda Pembuatan Sediaan Bioaktifitas Fukoidan sebagai Anti Tukak Lambung dari Rumput Laut Coklat (Sargassum duplicatum) Formulasi Pakan Ikan Koi Kohaku dan Proses Pembuatannya Penghargaan ditujukan untuk memberikan apresiasi terhadap perorangan, kelompok atau unit kerja non pelayanan publik lingkup KKP dan pemangku kepentingan yang telah berprestasi di sektor kelautan dan perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 91

103 5. 1 (satu) buah rilis komoditas yaitu Ikan Lele Mutiara Mutu Tinggi Mudah Dipelihara, dan 2 (dua) usulan rilis dalam proses penilaian yaitu mas MUSTIKA (Ikan Mas Rajadanu Super Tahan Infeksi KHV), Abalon Haliotis squamata. Sebagai salah satu hasil kegiatan pemuliaan yang dilakukan oleh Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi, telah ditetapkan Ikan Lele Mutiara melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 77/KEPMEN-KP/2015 tanggal 14 Juli Keunggulan dari Ikan Lele Mutiara di antaranya tumbuh cepat, produktivitas panen tinggi, keseragaman ukuran tinggi, FCR rendah (0,6-1,0), lama pemeliharaan singkat, daya tahan terhadap penyakit tinggi, toleransi terhadap lingkungan tinggi. Ikan Lele Mutiara memiliki manfaat pada beberapa aspek, antara lain : Aspek teknologi, teknologi budidayanya mudah diterapkan karena tidak berbeda dari teknologi yang telah ada dan tidak memerlukan teknologi baru yang spesifik. Aspek ekonomi, penggunaan pada usaha produksi benih menghasilkan benih siap jual dalam proporsi yang tinggi (65-85%), pada pembesaran menghasilkan ikan konsumsi dengan proporsi yang tinggi (70-80%), sehingga keuntungan yang diperoleh tinggi. Aspek sosial, benih ikan lele tumbuh cepat yang terbukti memiliki keragaan tinggi dapat diterima dan diminati oleh para pembudidaya, sehingga banyak permintaan. Aspek lingkungan, tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan, karena bukan merupakan spesies baru yang berbeda dari strain-strain ikan lele lain yang telah ada sebelumnya. Gambar 26 : Ikan Lele Mutiara Jantan Gambar 27 : Ikan Lele Mutiara Betina 6. Terdapat 2 (dua) unggulan hasil litbang KP yang terpilih sebagai 107 Inovasi Indonesia yang diselenggarakan oleh Business Innovation Center (BIC). BIC merupakan lembaga yang didirikan oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi untuk menjembatani proses Inovasi yang terdapat dalam Akademisi, Bisnis dan Pemerintah (ABG). Di dalam kegiatan BIC terdapat upaya identifikasi Pelaksanaan transfer teknologi serta usaha komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan. Kedua hasil litbang KP tersebut, antara lain : Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 92

104 1. Serbuk Ajaib Dari Samudera Sebagai Anti Kanker Paru Paru Rumput laut coklat (Sargassum sp., Turbinaria sp., Padina sp., dan Hormophysa sp.) mengandung senyawa fukosantin yang dapat dikembangkan sebagai bahan baku obat anti kanker paru-paru. Senyawa fukosantin ini dibentuk menjadi serbuk dengan ukuran 5-10 mikron, sehingga ideal dijadikan sebagai obat hirup (inhaler). Senyawa fukosantin ini disalut dengan poly-lactic-co-glycolic-acid (PLGA) menggunakan mikroenkapsulasi untuk menjaga stabilitasnya dan menjamin khasiat fukosantin sebagai anti-kanker. Menggabungkan formulasi mikroenkapsulasi yang mudah dan sederhana dengan sumberdaya yang banyak ditemukan di Indonesia, menjadikan inovasi ini memiliki peluang pasar yang besar. Inovatornya berasal dari Balai Besar Litbang Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (Dedi Noviendri, M.Si, Ph.D, Dr. Ekowati Chasanah, M.Sc, Dr. Muhammad Nursid, M.Si, Drs. Thamrin Wikanta, M.S), dengan keunggulan sebagai berikut : Menggunakan teknologi mikroenkapsulasi untuk menjaga stabilitas dan efektifitas obat Proses ekstraksi hingga pembuatan obat cukup mudah, sederhana dan aplikatif Memanfaatkan sumber daya laut Indonesia yang belum dimanfaatkan Gambar 28 : Inovasi Rumput Laut Coklat sebagai Anti Kanker 2. Sarana Rumput Laut Lepas Pantai Pesatnya perkembangan budidaya rumput laut di Indonesia menyebabkan timbulnya beberapa masalah, diantaranya terbatasnya daerah pantai dan kuatnya arus yang dapat menyeret rumput laut ke lahan orang lain. Inovasi Sarana Rumput Laut Lepas Pantai (SARLAN) menawarkan alat yang memungkinkan budidaya rumput laut lepas pantai yang tahan arus dan ombak. SARLAN juga menghasilkan rumput laut yang berkualitas tinggi, karena suhu laut lepas pantai lebih dingin sehingga lebih tahan penyakit. SARLAN mudah dibongkar pasang, awet dan pemeliharaannya sederhana, serta terbuat dari bahan lokal Indonesia. Inovatornya berasal dari salah satu peneliti Balitbang KP (), dengan keunggulan sebagai berikut : Mengoptimalkan pemanfaatan ruang budidaya rumput laut Pembersihan dan pemeliharaan lebih sedikit Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 93

105 Produktivitas dan kualitas rumput laut meningkat Mudah dioperasikan dan dibongkar pasang Terbuat dari bahan lokal Indonesia Gambar 29 : Sarana Rumput Laut Lepas Pantai di Buku Inovasi Usulan Paten Selama tahun 2015, Balitbang KP melalui Sentra HKI telah menerima 16 usulan paten yang akan didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM yang berasal dari 10 instansi KKP. Dari 16 usulan paten tersebut, sebanyak 8 usulan berasal dari Balitbang KP dan 8 usulan lainnya berasal dari UPT Ditjen Teknis KKP, seperti terlihat pada Tabel 49 berikut. Tabel 49: Pendaftaran Paten Balitbang KP TA 2015 No Nama Paten No Pendaftaran Satker Balitbang KP 1 Proses Pembuatan Plastik Sensor Tingkat Kesegaran Produk Perikanan Dan Produk Yang Dihasilkan Darinya P BBP4BKP 2 Tepung Puding Instan Berbasis Natrium Alginat Dan Proses Pembuatannya P BBP4BKP 3 Kit Deteksi Dan Metode Deteksi Dini Vibriosis Pada Udang Penaeid P BPPBAP 4 Vaksin Flavobacterium Columnare P BPPBAT 5 Vaksin Koiherpes Virus P BPPBAT 6 Imunoglobin Yolk Anti Streptococcus Agalactiae Untuk Terapi Streptococcosis Pada Ikan Nila P BPPBAT 7 Metoda Penyediaan Pakan Alami Untuk Larva Ikan Rainbow Di Akuarium P BPPBIH 8 Kompartemen Untuk Budidaya Pembesaran Lobster S P3TKP Di Luar Balitbang KP 1 Beras Rumput Laut Untuk Kesehatan P BBP2HP 2 Alat Pemotong Kerang S BBP2HP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 94

106 3 Alat Pencetak Bakso S BBP2HP 4 Alat Pencetak Naget S BBP2HP 5 Alat Pencampur Udara dan LPG S BBPI - Semarang 6 Metode Budidaya Massal Moina sp. Dengan Media Chlorella sp. P BPBAT - Jambi 7 Metode Pembenihan Ikan Cobia (Rachycentron Canadum) P BBPBL - Lampung 8 Metoda Produksi Massal Benih Ikan Hias Mandarin (Synchiropus splendidus) P BPBL - Ambon CAPAIAN ATAS TARGET JANGKA MENENGAH PRIORITAS NASIONAL Secara umum dampak perubahan iklim adalah peningkatan suhu muka air laut, peningkatan muka air laut, peningkatan derajat keasaman air laut, bahkan dapat menyebabkan intrusi air laut hingga ke akuifer pesisir, hingga kehilangannya keanekaragaman hayati laut dan pesisir. Berdasarkan pada keragaman dampak tersebut diatas, maka pada Sektor Pembangunan Kelautan dan Perikanan, perubahan iklim dikelompokkan dapat berdampak kepada: a. Lingkungan laut dan pesisir b. Perikanan Laut c. Perikanan Umum Darat d. Sosial ekonomi masyarakat pesisir Terkait dengan hal tersebut, Balitbang KP telah menyusun Policy Paper (Kertas Kerja) Status Terkini Litbang Kelautan dan Perikanan dalam Mengantisipasi Dampak Perubahan Iklim yang diterbitkan di tahun 2015 yang melaporkan kontribusi Balitbang KP sesuai dengan amanat RPJMN II , di tingkat nasional, secara aktif berkontribusi didalam penyusunan dokumen Rencana Aksi Nasional Gerakan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) yang dikoordinir oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) sekaligus sebagai Menteri Pembangunan Nasional. Terdapat 4 rencana kegiatan Badan Litbang KP yang tercatat di dalam dokumen Lampiran II Matrik Kegiatan Pendukung RAN-GRK pada Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 yang ditandangani oleh Presiden RI pada 20 September Dalam dokumen RPJMN III , Balitbang KP mengemban amanat untuk mendukung Bidang Prioritas Lintas Bidang Perubahan Iklim dengan perumusan Program/Kegiatan dan target atas Indikator Kinerja dalam kurun waktu sebagai berikut : Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 95

107 Tabel 50 : Target Kinerja Dukungan Prioritas Lintas Bidang KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA T R TARGET Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kewilayahan, Dinamika dan Sumber Daya Laut dan Pesisir Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan KP berdasarkan data dan informasi ilmiah litbang kewilayahan, dinamika, dan SD laut dan pesisir Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan KP berdasarkan data dan informasi ilmiah Litbang IPTEK KP Jumlah rekomendasi terkait pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir secara berkelanjutan Jumlah Kawasan Pesisir yang terpetakan sumberdayanya (SDLP) Jumlah data dan/atau informasi sumberdaya dan kerentanan pesisir dan laut Data dan/atau informasi fenomena alam laut dan perubahan iklim Gambar 30 : Peta Kenaikan Muka Air Laut Relatif di Perairan Indonesia Beberapa kegiatan penelitian yang telah dilakukan untuk mengkaji dampak perubahan iklim, antara lain : Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 96

108 1) Marine Research Carbon in Indonesia Konsep rencana strategis litbang Karbon Laut di Indonesia pertama untuk pertama kalinya disampaikan pada UNFCCC COP-17 Tahun 2011 yang diselenggarakan di Durban, Afrika Selatan, Badan Litbang KP berkesempatan memaparkan konsep kebijakan perubahan iklim dengan judul Towards (Draft) on Blue Carbon Policy 2014/2015 pada Workshop on Managing Coastal Ecosystems For Climate Mitigation yang diselenggarakan oleh International Union for Conservation Nature (IUCN). Secara catatan konseptual bahwa ekosistem laut dan pesisir merupakan satu kesatuan ekosistem yang dikaji sebagai Karbon Biru atau Blue carbon, namun ekosistem mangrove dan lamun (seagrass) menjadi fokus utamanya karena peran potensialnya yang sangat besar dalam menyerap emisi karbon dari kegiatan anthropogenik. Beberapa kegiatan survei dan penghitungan potensi variabilitas fluks karbon, dan kemampuan penyimpanan karbon, telah dilakukan oleh Badan Litbang KP sejak tahun 2008 yang kemudian hasil-hasil tersebut dijadikan bahan diskusi dalam berbagai workshop dan forum diskusi baik nasional dan internasioanal yang diselenggarakan oleh Badan Litbang KP. Salah satunya adalah Coastal carbon Technical Workshop yang dilakukan di Jakarta pada April 2015 yang diselenggarakan oleh Badan Litbang KP bekerjasama dengan World Bank. Rekomendasi dari workshop tersebut yang akan ditindaklanjuti secara nasional dalam kerangka periode kerja adalah melakukan peningkatan standarisasi metode ilmiah yang dapat diterima oleh komunitas internasional untuk pengukuran dalam rangka memantau potensi emisi dan serapan karbon oleh ekosistem pesisir Indonesia. 2) Implementasi Indonesia Global Ocean Observing System (INAGOOS) Indonesia Global Ocean Observing System (INAGOOS) pertama kali didengungkan secara nasional adalah pada tahun 2005 oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Seiring perkembangannya, pada tahun 2014 diresmikanlah fasilitas sistem operasionaliasi pemantauan iklim-laut untuk kegiatan perikanan (Ocean Climate Operational System for marine and Fisheries Activities) yang terdiri dari 3 komponen utama yakni: Infrastructure Development for Space Oceanography (INDESO); Indonesia Ocean Forecasting System (INAOFS); dan Forum komunikasi data dan informasi nasional INAGOOS yang melibatkan Komnas Intergovernmental Oceanographic Commisssion (IOC) Indonesia yang dikoordinatori oleh LIPI. Secara mandiri, Indonesia, melalui INAGOOS, mampu melakukan kegiatan pemantauan laut dari tekanan IUU Fishing di wilayah laut teritorial Indonesia sebagai salah satu dampak perubahan iklim terhadap kegiatan perikanan di Asia tenggara, dan juga melakukan serangkaian kegiatan pemantauan dan pengkajian stok ikan, terumbu karang, budidaya perikanan, dinamika pesisir, dan cemaran tumpahan minyak. Kegiatan layanan publik sebagai langkah adaptif terhadap dampak perubahan iklim telah dihasilkan dan akan berlanjut dilaksanakan. Layanan publik tersebut adalah berupa penyediaan informasi berupa prakiraan daerah penangkapan ikan untuk 3 hari kedepan; prakiraan estimasi stok ikan tuna jenis Mata Besar, Cakalang, dan Sirip kuning; prakiraan suhu dan arus permukaan laut 5 hingga 10 hari kedepan; dan prakiraan pasang surut di pelabuhan perikanan Indonesia untuk 14 hari kedepan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 97

109 3) Implementasi Indonesia-China Ocean and Climate Research Centre Pusat Kelautan-Iklim Indonesia Tiongkok atau Indonesia-China Ocean and Climate Research Centre telah dilaksanakan dengan baik secara bilateral berdasarkan Nota kesepahaman antara Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan State Oceanic Administration P.R China pada tahun Serangkaian kegiatan bersama telah dilaksanakan dalam mempelajari perubahan iklim pada masa lampau, masa sekarang dan masa depan dalam bentuk: survei pelayaran ilmiah, pengiriman mahasiswa tugas belajar ke China, pertukaran pakar/peneliti, dan penyelenggaraan summer school yang juga melibatkan negara-negara di Asia Tenggara dan beberapa negara yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan Pasifik. 4) Peningkatan Suhu Permukaan Laut dan Muka Laut Pada Assessment Report-nya yang ke-5 IPCC (2014) melaporkan bahwa suhu permukaan laut di wilayah perairan Asia Tenggara yang 70% didominasi oleh wilayah teritorial laut Indonesia, diprakirakan akan mengalami kenaikan 1 3 C pada tahun Hasil penelitian terkini yang dikontribusikan oleh Indonesia-China Palaeo-Ocean-Climate BENTHIC Studies menginformasikan adanya peningkatan suhu muka laut di Barat Sumatra sebesar C/tahun dalam kurun masa 1962 hingga Adapun untuk prediksinya tentang laju kenaikan muka laut Indonesia sebesar 1,1 1,2 mm/tahun. Sedangkan berdasarkan studi yang dilakukan oleh Badan Litbang KP (2009) kenaikannya justeru lebih tinggi yakni berkisar cm/tahun. Berdasarkan hasil observasi di 5 (lima) pelabuhan perikanan di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun ( ), kemudian diprakirakan muka laut di tahun 2026 akan bertambah 65 cm hingga 117 cm 5) Potensi Energi Laut Terbarukan Badan litbang KP sementara ini bukanlah sebagai aktor utama dalam kegiatan litbang identifikasi potensi energi laut terbarukan, namun beberapa kajian teoritis dan eksperimental telah dilakukan berdasarkan data pengukuran deret waktu (time series) yang cukup panjang (periode 1-3 tahun) hasil kerjasama multinasional untuk mengkaji Arus Lintas Indonesia. Data panjang tersebut dapat merekam karakteristik laut Indonesia dengan fitur fenomenanya secara lengkap yang dapat digunakan untuk identifikasi potensi energi listrik yang mampu dihasilkan oleh arus di perairan Indonesia. Selain itu kegiatan eksperimental untuk mengidentifikasi potensi energi terbarukan dari Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) juga telah diinisiasi, namun diperlukan litbang komprehensif lebih lanjut secara konsorsium nasional. 6) Tata Kelola Kelembagaan & Kemasyarakatan Perubahan Iklim Konsep Kebijakan Dasar Litbang Kelautan dan Perikanan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di sektor kelautan dan perikanan dalam rangka ketahanan pangan sebagai langkah mengantisipasi perubahan iklim. Dimana secara lebih detil untuk implementasi hingga kepada masyarakat kelautan dan perikanan, dikembangkan Kebijakan Dasar Badan Litbang KP untuk Model Kerentanan Pelaku Usaha terhadap Perubahan Iklim. Badan Litbang KKP dalam upayanya mendukung program Kementerian Kelautan dan Perikanan menangani dampak perubahan iklim membagi tugas kepada pusat dan balai besar litbang di lingkupnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 98

110 Litbang sosial ekonomi kelautan dan perikanan adalah ujung tombak dari fungsional penghasil konsep rekomendasi dan kebijakan untuk pembangunan sektor kelautan dan perikanan terkait dengan program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Tentunya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya didukung oleh teknologi pemantauan/observasi terhadap dinamika/variabilitas iklim-laut, yang menghasilkan data dan informasi yang tepat dan akurat dalam rangka mengelola secara berkelanjutan sumberdaya laut, pesisir dan perikanan. Berbagai upaya invensi dan inovasi terhadap teknologi mekanisasi, strain unggul tahan terhadap perubahan iklim, dan bioteknologi pengolahan hasil kelautan dan perikanan juga dilakukan oleh Badan Litbang KP ANALISIS ATAS EFISIENSI PEMANFAATAN SUMBERDAYA Analisis terhadap efisiensi pemanfaatan sumberdaya atas capaian kinerja Balitbang KP ditinjau dari alur suatu kegiatan atau program yang dimulai dari input, proses, output, outcome dan impak. Beberapa faktor yang berpengaruh dalam memajukan inovasi kp antara lain : anggaran penelitian dan pengembangan, kondisi infrastruktur yang ada, SDM (tingkat pendidikan), penerapan sistem informasi melalui knowledgebased system. Gambar 31 : Alur Program/Kegiatan Balitbang KP Dalam Gambar 29 diatas menunjukkan porto folio dari Balitbang KP di tahun 2015 ditinjau dari alur suatu Program Kerja. Alokasi pagu Balitbang KP tahun 2015 sebagai salah satu input dalam kegiatan mempunyai proporsi sebesar 7,27% dari total anggaran KKP (Rp 10,665 triliyun). Efisiensi dari aspek keuangan telah dapat dihitung menggunakan PMK 249/2013 dari Kementerian Keuangan berdasarkan pada realisasi keuangan yang diperhitungkan dengan capaian keluaran output, konsistensi perencanaan dan implementasi dengan capaian nilai efisiensi Balitbang KP tahun 2015 sebesar 97,80. Efisiensi diperhitungkan dari realisasi anggaran, capaian volume output kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 99

111 dibandingkan pagu anggaran dan target volume kinerja. Sebagai gambaran umum, disampaikan persandingan antara target realisasi IKU (pada level internal proses) dan target realisasi keuangan pada IKU terkait sebagaimana dalam Tabel 51. Dalam matriks tersebut menggambarkan capaian kinerja yang seluruhnya sebesar 100% atau lebih dengan dukungan anggaran yang terealisasi pada kisaran 60,8 % - 99,6%. Tabel 51 : Target Kinerja Dukungan Prioritas Lintas Bidang SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SAT T R % T.Keu (Rp.000) R. Keu (Rp.000) % Tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif Jumlah Rekomendasi dan Masukan Kebijakan KP Jumlah Data dan/atau Informasi Ilmiah KP Jumlah Karya Tulis Ilmiah yang diterbitkan Paket /buah ,994,742 28,662, Paket ,526,202 19,210, KTI ,200, , Jumlah hasil litbang yang inovatif untuk pembangunan KP Buah ,913,653 52,045, Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan yang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan Jumlah Paket Penerapan IPTEK KP Jumlah hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau dirilis Jumlah Sentra Nelayan yang terbangun dan Terkelola Sistem Informasi Jumlah sarana dan prasarana, serta kelembagaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya Buah ,932,101 29,594, Buah , , Buah ,500,000 4,552, Buah ,032, ,213, Aspek SDM pelaku penelitian dan pengembangan masih belum mencukupi, dengan kondisi jumlah SDM peneliti dan perekayasa sebanyak 550 orang dibandingkan dengan 376 judul penelitian maka rasio jumlah penelitian dengan peneliti rata-rata kurang dari 1 : 2, namun dari aspek tingkat pendidikan, didukung oleh 58,43% berlatar belakang pendidikan S1-S3. Aspek SDM masih menjadi perhatian bagi pelaksanaan litbang KP kedepan mengingat cakupan lingkup kerja Balitbang secara nasional. Salah satu upaya untuk mengatasi keterbatasan SDM melaui jejaring/kemitraan dengan instansi penelitan lain (Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian Non Kementerian), membangun instalasi di daerah, dan membentuk enumerator lapangan. Dengan demikian, khusus untuk pelaksanaan penelitian di lapangan dapat dibantu dengan jejaring yang telah terbentuk. Dalam pelaksanaan litbang kp juga didukung dengan sarana prasarana yang terus mengalami modernisasi dan revitalisasi melalui anggaran belanja modal yang berkisar % dari total pagu serta didukung oleh laboratorium riset yang 90 parameter diantaranya telah mendapatkan akreditas dari KAN/KNAPP. Luaran litbang KP harus menunjang kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan. Hal ini diwujudkan dengan beberapa kajian yang telah disusun guna Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 100

112 mendukung science based policy untuk mewujudkan outcome pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan antara lain : 1) Pengaturan musim penangkapan untuk melestarikan sumberdaya dan mengoptimumkan produksi udang di Laut Arafura (WPP 718) yang diharapkan dapat mengurangi fishing mortality sekitar 13% 2) Dampak kebijakan moratorium terhadap kelimpahan stok sumberdaya ikan [Permen Kelautan Perikanan No 54 Tahun 2014] diharapkan meningkatkan kelimpahan stok sumber daya ikan hingga mencapai 162 % 3) Kajian area yang dilindungi untuk daerah pemijahan (breeding ground) dan daerah bertelur (spawning ground) Thunnus albacores sebagai dasar Permen KP 4/2015 tentang larangan penangkapan ikan di WPP NRI 714 4) Kajian early warning kerentanan pesisir, PUD dan Laut dari bencana dan pencemaran melalui penyediaan teknologi pemantauan dan data informai serta rekomendasi 5) Analisis citra satelit untuk mendeteksi tumpahan minyak sejak Oktober ) Analisis citra satelit untuk mendeteksi aktifitas IUU Fishing 7) Kajian susut hasil produk perikanan yang diharapkan dapat mengurangi losses dan meningkatkan nilai tambah produk. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 101

113 PENUTUP KESIMPULAN PERMASALAHAN KEBIJAKAN Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 102

114 4 PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Sesuai dengan visi dan misi Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan di atas, pada tahun 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan. Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi dengan 10 Sasaran Strategis (SS) yang ingin dicapai. Untuk setiap Sasaran Strategis (SS) yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan IKU Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2015 berjumlah 21 Indikator Kinerja Utama (IKU). Gambar 32 : Capaian Sasaran Strategis Balitbang KP Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 103

115 Sesuai dengan Gambar 31 diatas terlihat bahwa capaian sasaran strategis Balitbang KP pada toleransi 10% berstatus hijau sedangkan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan tahun 2015 adalah 6 (enam) IKU yang tidak sesuai dengan target, 8 (delapan) IKU yang sesuai dengan target dan 7 (tujuh) IKU yang melebihi target. Beberapa capaian sasaran strategis penelitian dan pengembangan IPTEK Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 diantaranya sbb : 1. Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab dan berkelanjutan yang ditunjukkan pencapaian 3 WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan. 2. Meningkatnya hasil penyelenggaraan litbang dan layanan iptek yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan Negara dari sektor KP yang tercapai melalui 12 hasil litbang KP yang terekomendasi untuk masyarakat dan industri, 21 buah rekomendasi dan/atau inovasi litbang yang diusulkan untuk dijadikan bahan kebijakan, 26 buah hasil litbang yang diadopsi pengguna dan 213 pengguna hasil litbang KP. 3. Tersedianya rekomendasi kebijakan dan masukan kebijakan pembangunan KP yang efektif yang ditunjukkan dengan pencapain rekomendasi dan masukan kebijakan KP sebanyak 66 buah, data dan/atau informasi ilmiah KP sebanyak 110, KTI sebanyak Terwujudnya hasil litbang inovatif untuk penyelenggaraan tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjuta dengan pencapaian hasil litbang uang inovatif untuk pembangunan KP sebanyak 133 buah, paket penerapan IPTEK KP sebanyak 68 buah, hasil litbang yang diusulkan HKI dan/atau dirilis sebanyak 7 buah dan 30 lokasi Sentra Nelayan yang terbangun dan terkelola sistem Informasi. 5. Terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan IPTEK KP dengan pencapaian antara lain 53,42% jumlah SDM Balitbang KP telah mempunyai jabatan fungsional tertentu, 33 buah sarana prasarana serta kelembangaan litbang KP yang ditingkatkan kapasitasnya dan 106 buah jejaring dan kerjasama litbang yang terbentuk; 6. Terselenggaranya pengendalian Litbang KP yang ditunjukkan dengan 89% kegiatan litbang tahun 2015 berupa kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental. 7. Teruwjudnya ASN Balitabng KP yang kompeten, professional dan berkepribadian dengan pencapaian dari nilai indeks kompetensi dan integritas Balitbang KP sebesar 63, Tersedianya manajemen pengetahuan Balitabng KP yang handal dan mudah diakses sebagai perwujudan dari seluruh unit kerja Balitbang KP telah menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar 9. Terwujudnya birokrasi Balitbang KP yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima yang pencapaiannya dari nilai kinerja RB Balitabng KP sebesar 84,69. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 104

116 10. Terkelolanya anggarn pembangunan Balitabng KP secara efisien dan akuntabel melalui pencapaian nilai kinerja anggaran Balitbang KP sebesar 92,14 dan tingkat kepatuhan terhadap SAP lingkup Balitbang KP sebesar 99,61. Dari anggaran Balitbang KP tahun 2015 sebesar Rp telah terealisasi sebesar 80,01% dan menghasilkan luaran berupa : 68 Model Penerapan Iptek, 7Usulan HKI/Penghargaan, 33 produk biologi, 29 paket & inovasi teknologi, 66 rekomendasi kebijakan, 110 data dan informasi, 546 karya tulis ilmiah dan 108 jejaring/kerjasama adapun dari outcome yang telah dihasilkan berupa 26 hasil litbang yang diadopsi oleh pengguna, 213 kelompok pengguna hasil litbang, 20 buah rekomendasi dan/atau yang dijadikan bahan kebijakan dan 12 hasil litabng KP yang terekomendasi untuk masyarakat dan industri. 4.2 PERMASALAHAN Secara umum, dengan menggunakan batas toleransi pengukuran nilai pencapaian sasaran stragis (NPSS) dan nilai pencapaian perspektif (NPP) dengan mengunakan batas toleransi +/- 10% seluruh SS dan Perspektif Balitbang KP mempunyai nilai hijau (kategori baik) namun masih terdapat beberapa NPSS dengan pencapaian < 100% sebagai berikut : 1. Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan IPTEK yang mendukung produktifitas usaha dan pendapatan Negara dari sektor KP. Beberapa permasalahan atas ketidaktercapaian adalah sebagai berikut : a. Jumlah hasil litbang yang terekomendasi untuk masyarakat dan industri hanya tercapai sebesar 67% disebabkan teknologi yang diusulkan belum siap diaplikasikan ke masyarakat dan aspek penilaian dari tim komisi litbang KP diperketat dengan melihat tingkat penerapan di masyarakat dan analisis ekonominya,-; b. Jumlah hasil litbang yang diadopsi oleh pengguna yang tercapai sebesar 92,86% yang disebabkan : 1.) Jadwal penerapan dalam rangka pematangan teknologi adaptif lokasi (PTAL) pada triwulan III/IV sehingga pada saat dilakukan pengukuran outcome (tingkat adopsi) mempunyai tingkatan adopsi rendah ataupun belum siap diukur. Hal ini disebabkan beberapa kegiatan PTAL memerlukan proses dalam pengadaan barang yang akan didiseminasikan ke pengguna, contohnya mesin pembuat pakan; 2.) Pemilihan kelompok penerima teknologi hasil litbang yang belum tepat. Hal ini menyebabkan transfer pengetahuan dari peneliti/penyuluh tidak maksimal sehingga tingkat adopsi rendah.; dan 3.) Belum dilengkapinya kegiatan pematangan teknologi di masyarakat dengan SOP atau petunjuk teknik untuk acuan pengguna dan/atau bahan pembuatan kuisioner pengukuran tingkat adopsi. 2. Sasaran Strategis 7 : Terwujudnya aparatur sipil Negara Balitbang KP yang kompeten, professional dan kepribadian. Beberapa permasalahan atas ketidaktercapaian adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 105

117 a) Assessment test yang dilakukan terhadap pejabat setingkat Eselon IV belum digunakan untuk penempatan personil untuk menduduki jabatan belum menggunakan metode untuk mengukur kemampuan personil dalam menangani tugas/tanggungjawab yang akan diemban sesuai dengan kriteria kesuksesan jabatan tersebut. b) Prosentase kepatuhan pengisian SKP masih rendah. Rendahnya nilai tersebut disebabkan oleh : ASN belum secara rutin dan tepat waktu mengisi capian kinerja individu perbulan, belum adanya sistem reward punishment atas capaian kinerja individu. c) Belum semua aparat sipil negara melaporkan kekayaannya sesuai Surat Edaran KemenPAN RB No. 1 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) di lingkungan instansi Pemerintah karena belum dilakukan sosialisasi atas aturan tersebut dan rendahnya ketaatan ASN terkait dalam pelaporan LHKPN sesuai Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme serta Surat Edaran KemenPAN RB Nomor: SE/03/M.PAN/01/2005 tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara NegaraTentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). 4.3 KEBIJAKAN LITBANG KP TAHUN Dalam rangka mendukung arah kebijakan dan strategi pembangunan kelautan dan perikanan tahun , Balitbang KP akan menetapkan 3 kebijakan strategis yaitu : a. Litbang berawal dan berakhir pada pengguna (starts from and ends with the users); b. Litbang harus market driven dan market driving, sekaligus policy driven dan c. Hasil Litbang menunjang kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan dengan memfokuskan 7 kegiatan sebagai berikut : 1. Litbang mendukung pemetaan sumberdaya kelautan dan perikanan di WPP NRI untuk pemanfaatan yang berkelanjutan; Kegiatan ini bertujuan mengelola sumber daya kelautan dan perikanan secara optimal dan berkelanjutan. Beberapa kegaiatan yang dilakukan meliputi pemetaan SDI wi WPP laut dan KPP PUD, Litbang teknologi penangkapan ikan, pengelolaan perikanan berbasis ekosistem (EAFM) di WPP laut dan KPP PUD, serta pengolahan perikanan berbasis budidaya (cultured based fisheries); 2. Litbang mendukung pengembangan komoditas ekspor yang berdaya saing; Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan komoditas yang mempunyai nilai jual tinggi dan dapat dikembangkan pada skala industri dengan memperhatikan beberapa bagian, yaitu : Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 106

118 a) Komoditas unggulan berupa tuna, udang, rumput laut, lobster, kepting dan rajungan, abalone, serta ikan hias; b) Kriteria meliputi pasar internasional, sumber daya melimpah, sumber devisa, teknologi dikuasai dan bersifat industri; c) Aspek, yaitu sumber daya genetik, teknologi pembenihan, teknologi pembesaran, sosial dan ekonomi, pengolahan produk, serta rekayasa alat; d) Dukungan program, dengan budidaya komoditas unggulan menggunakan teknologi yang efisien, sustainable dan domestika; e) Rekomendasi, yaitu teknologi budidaya dan kelayakn inovasinya, sosial, market intelligent/analisis pasar dan perdangangan dalam atau luar negeri, kelembagaan usaha, serta sistem rantai pasok dan nilai. 3. Litbang mendukung ketahanan pangan dan gizi; Litbang ini bertujuan mengembangkan komoditas yang dapat diproduksi secara masal, mudah, murah, serta mudah sebagai sumber pangan dan gizi. 4. Litbang mendukung produk prospekti KP; Mengembangkan produk prospektif yang bernilai tambah dan berdaya saing. Beberapa kegiatan yang termasuk ke dalam fokus kegiatan ini antara lain : a) Bioteknologi laut; Eksplorasi, pemanfaatan biomoleku dan rekayasa genetika untuk mendapatkan bahan obat herbal terstandar (OHT), fitomarka, kosmetik, nutraseutika dan sumberdaya genetik. b) Sumber daya laut dalam; Eksplorasi potensi sumber daya air laut dalam, mikroorganisme, mineral air laut, serta ikan laut dalam sebagai bahan pangan dan obat. c) Energi laut; Eksplorasi sumber daya dan rekayasa teknologi konversi energi pasang-surut, gelombang, arus, OTEC dan energi termal dari gurung api bawah laut. d) Jasa kelautan; Pemanfaatan bangunan laut yang ditinggalkan untuk mendukung pengembangan budidaya perikanan laut dan offshore logistic, serta pemanfaatan ekosistem terumbu karang dan situs arkeologi maritim untuk pengembangan wisata bawah air. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 107

119 5. Pengembangan pusat data dan informasi ilmiah kelautan nasional; Data dan informasi kelautan yang dinamis, akurat dan terkini sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Ruang lingkup pusat data ini meliputi : Pengamatan secara kontinyu mengenai parameter oseanografi dan upwelling perairan laut; Indonesia Ocean Forecasting System (IOFS atau sistem prakiraan laut indonesia); Penguatan APEC Ocean dan Fisheries Information Centre (AOFIC); Penguatan sistem observasi pesisir dan laut di wilayah terdepan atau terluar; Sistem pengelolaan pengetahuan bidang kelautan (knowledge management system); Sistem basis data sumber daya sosial ekonomi kelautan dan perikanan. 6. Penerapan dan alih teknologi; Menyebarkan teknologi hasil Litbang untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan. Terkait dengan hal itu, Badan Litbang KP melakukan 3 (tiga) kluster kegiatan, yaitu : Penerapan dan penyebaran Iptek berbasis topologi tangkap laut (TL), budidaya (BD), Perairan umum daratan (PUD) dan garam melalui program Pematangan Teknologi Adaptif Lokasi (PTAL), penyegaran teknologi di penyuluh, serta REFINE; Menambah jumlah hasil litbang untuk mendapatkan paten Intermediasi untuk meningkatkan pemanfaatan hasil Litbang oleh dunia usaha dan industri melalui RCL (research and company linkage). 7. Pengembangan kapasitas Litbang. Mencermati fenomena dan kondisi kelautan dan perikanan yang dinamis, Balitbang KP juga senantiasa mengembangkan kapasitas Litbang agar mampu menjadi lembaga riset yang profesional dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Pengembangan kapasitas Litbang ini dilakukan melalui 3 (tiga) hal : Menjadikan Balitbang KP sebagai rujukan clearing house Iptek KP, acuan dalam arah kegiatan Litbang KP secara nasional, pusat pakar KP, serta Litbang yang terakreditasi atau tersertifikasi (lembaga dan laboratorium seperti ISO 9001:2008, KAN dan KNAPP); Memperluas cakupan kegiatan Litbang di seluruh wilayah perairan Indonesia. Prototipe atau contoh dari kegiatan Litbang yang dihasilkan Balitbang KP dapat dimasifkan ke berbagai penjuru nusantara; Meningkatkan kerjasama dan kemitraan Litbang skala nasional, regional dan internasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 108

120 Dalam rangka menunjang kebijakan litbang jangka menengah, telah dirumuskan tematik litbang KP pada tahun 2016, berupa : a. Litbang untuk penanganan IUU Fishing dan Pengelolaan SDI; b. Litbang untuk peningkatan produksi dan nilai tambah : teknologi produksi, pakan mandiri dan induk/benih, susut hasil; c. Litbang untuk swasembada garam; d. Litbang Bioteknologi kelautan dan perikanan; f. Rintisan pusat riset kelautan internasional. 4.4 SARAN DAN REKOMENDASI 1. Langkah-langkah yang perlu diambil untuk memenuhi SDM litbang yang kompeten adalah : a. Perlu dilakukan peningkatan jumlah fungsional di Balitbang KP (peneliti dan non peneliti) dalam jabatan tertentu untuk menyongsong penerapan UU No 5 tahun 2014 tentang Aparat Sipil Negara yang mengedepankan profesionalisme dan kinerja berbasis kompetensi. Adanya moratorium penerimaan CPNS dan tenaga tidak tetap perlu disikapi dengan meningkatkan kualitas SDM yang ada melalui diklat fungsional, sertifikasi dan pendidikan gelar. Peningkatan kualitas SDM telah didukung dengan peningkatan anggaran secara bertahap, sebagai contoh peningkatan sebesar 10,5% serta kesempatan diklat fungsional bagi non peneliti yang lebih luas pada tahun b. Berdasarkan hasil tes asesmen pada beberapa Eselon IV dan staf dengan tingkat kelulusan standar kompetensi yang masih rendah perlu dilakukan pemetaan kebutuhan diklat dan pelatihan untuk peningkatan kompetensi dalam menjalankan tusi organisasi, melakukan uji kompetensi pada seluruh jajaran pegawai, penempatan pegawai pada posisi yang sesuai dengan keahliannya, serta penguatan displin pegawai dengan penerapan reward punishment secara nyata.. 2. Rendahnya penyerapan anggaran pada tahun 2015 menjadi suatu kondisi yang sering terjadi pada setiap tahunnya. Pelaksanaan kegiatan sering kali tidak sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan diselesaikan pada akhir tahun anggaran. Untuk itu, peran monitoring dan evaluasi perlu ditingkatkan lagi. Sistem Monev yang telah terbangun di Balitbang KP akan lebih diperkuat dan menjadi salah satu sarana pemantauan, pengendalian dan masukan dalam penetapan reward pusnishment atas kinerja yang dihasilkan oleh organisasi. 3. Target kinerja akan mempertimbangkan hasil capaian sebelumnya sehingga Balitbang akan terus memacu hasil ipteknya untuk kinerja yang lebih baik lagi untuk kepentingan stakeholder dan menghindari KPI game. Arah penelitian dan pengembangan dititikberatkan pada penelitian hilir dengan porsi lebih besar untuk litbang experimental dan terapan. Untuk penelitian dasar, diperkuat dengan jejaring dan kerjasama penelitian dengan Perguruan Tinggi dan Lembaga Litbang K/L lain. Pelaksanaan penelitian dasar yang bersifat kemitraan tersebut telah diterapkan mulai tahun Perubahan arah Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 109

121 litbang kedepan, dimaksudkan agar proses hasil litbang KP lebih cepat sampai kepada para pengguna. 4. Meningkatkan implementasi Reformasi Birokrasi melalui 8 area perubahan terutama pada aspek manajemen perubahan, penguatan pengawasan, dan peningkatan kualitas pelayanan publik yang masih dalam kisaran Kualitas pelayan publik diarahkan untuk dapat memberikan pelayanan prima dan sesuai kebutuhan pengguna. Perbaikan dilakukan terhadap sistem website Eselon I dan peningkatan akreditas laboratorium serta instansi/organisasi yang akan terus dilaksanakan di tahun Beberapa upaya agar rekomendasi APIP KL/BPK bisa segera ditindaklanjutkan dengan cara meningkatkan koordinasi dengan instansi lain atau pihak ketiga dalam hal tindak lanjut temuan pemeriksaan APIEP KL/BPK, optimalisasi waktu dalam tindak lanjut temuan pemeriksa melalui dokumen yang dibutuhkan. Penyelesaian terhadap rekomendasi APIP KL ditargetkan diselesaikan pada semester I tahun Agar hasil litbang cepat terintroduksi dan tepat guna bagi stakeholder maka : a. Untuk persiapan penerapan teknologi KP kepada masyarakat harus mempertimbangkan kesiapan teknologi, ketepatgunaan, kebutuhan yang mampu memberikan potensi keberhasilan yang tinggi bagi masyarakat. Untuk itu, perlu kiranya dilakukan penilaian tingkat kesiapan teknologi dari hasil-hasil litbang. Sosialisasi dan bimbingan teknis terhadap peneliti dan personil bidang perencanaan/monev telah dilaksanakan pada tahun 2015 dan untuk pengukuran dilakukan pada Semester I 2016 untuk menilai tingkat kesiapan teknologi hasil penelitian b. Perlu dibuatkan data dan informasi hasil litbang yang bisa diakses secara mudah dan cepat melalui sistem informasi dan teknologi yang up to date melalui pengelolaan data dan informasi ilmiah secara terpadu sebagai Pusat Data Ilmiah KP Nasional/Internasional melalui antara lain : IOFS (Indonesia Ocean Forecasting System) dan AOFIC (APEC Ocean and Fisheries Information Centre) serta laboratorium data yang telah dibangun di setiap Satker dan terintegrasi di melalui Data Center Sekretariat Balitbang KP tahun Pencapaian terhadap target terhadap sasaran kinerja penelitian IPTEK pengembangan kelautan dan perikanan yang telah dicapai pada tahun 2015 serta penyelesaian permasalahan yang dihadapi, diharapkan dapat menjadi salah satu acuan yang strategis untuk merumuskan kebijakan dan program di masa yang akan datang. Diperlukan komitmen dan dukungan semua pihak untuk melaksanakan amanah IPTEK kelautan dan perikanan sehingga tidak hanya menjadi laporan dan pergulatan pemikiran sematamata, namun hasil IPTEK kelautan dan perikanan benar-benar dapat memberikan dampak serta diaplikasikan dalam pembuatan kebijakan pembangunan KP. Akhirnya, adanya LAKIP BALITBANG KP TA 2015 ini diharapkan dapat menjadi pertanggung jawaban tertulis kepada pemberi wewenang serta dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan sehingga terbentuklah pemerintahan yang baik (Good Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 110

122 Governance). Selain itu, Laporan Kinerja ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan penting dalam penyusunan dan implementasi rencana kerja (Operational Plan), Rencana Kinerja (Performance Plan), Rencana Anggaran (Financial Plan), dan Rencana Strategis (Strategic Plan) pada masa-masa yang akan datang. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 111

123 1. Penetapan Kinerja Balitbang KP TA Matriks hasil pengukuran kinerja TA Matriks rekapitulasi capaian kinerja TA 2015 LAMPIRAN : Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan 112

124 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2016 LAMPIRAN

DAFTAR PENYUSUN. Penasehat : Penanggung Jawab : Ketua Tim Penyusun : Tim Penyusun : Penerbit : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan

DAFTAR PENYUSUN. Penasehat : Penanggung Jawab : Ketua Tim Penyusun : Tim Penyusun : Penerbit : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan DAFTAR PENYUSUN Penasehat : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir : Ir. M. Eko Rudianto, M.Buss.IT Penanggung Jawab : Kabid Data, Informasi, Monitoring dan Evaluasi : Ir.

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016 PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016 TENTANG RENCANA KERJA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016 PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS LAMPIRAN PADA PERATURAN NOMOR PER. /BALITBANG kp.3.1/bpol/rc.310/v/2016

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR :

TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR : TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR : 1. Nurhidayat, M.Si. 2. Yulianti, A.Pi., M.Si. 3. Nuryadi, S.Pi. 4. Dr. Ir. Mas Tri Djoko Sunarno, M.S. 5. Dr. Ir. Ani Widiyati,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LAPORAN KINERJA TA Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan LAPORAN KINERJA TA 2016 Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan TIM PENYUSUN Penasehat Penanggung Jawab Penyusun Kontributor Luthfi Assadad Arif Rahman Hakim Nur Fitriana

Lebih terperinci

BBPPBL Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Institute for Mariculture Research And Development

BBPPBL Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Institute for Mariculture Research And Development i TIM PENYUSUN Ir. Bambang Susanto, M.Si Dr. Ir. Gede Swartama Sumiarsa, M.Sc Ir. John Harianto Hutapea, M.Sc I Made Giri Sugiarta, B.Sc. Dr. Drh. Ketut Mahardika I Gusti Ngurah Permana, S.Pi.,M.Si Prima

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Penanggungjawab Penyusun

TIM PENYUSUN. Penanggungjawab Penyusun TIM PENYUSUN Pembina Penanggungjawab Penyusun Ir. Nugroho Aji, M.Si Kepala Puslitbang Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Sinta Nurwijayanti, MA Langgeng Nurdiansah, M.Si Triyono,

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 NOMOR SP DIPA-32.11-/217 DS3194-532-4847-285 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md TIM PENYUSUN Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si Aditia Farman, A.Md Norma Tri Utami, A.Md 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan rahmatnya

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) Penyusun:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) Penyusun: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) 2016 Penyusun: Dr. Ir. Tukul Rameyo Adi, MT Catur Pramono Adi, M.Si Nadia Hanum, SE Retno Widihastuti, M.Kesos Nurma Yunita, SE Lathifatul Rosyidah, S.Pi

Lebih terperinci

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo adalah

Lebih terperinci

LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014

LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Tugas dan Fungsi...

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja terhadap

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien, dan akuntabel, Direktorat Penanganan Pelanggaran (Dit. PP) berpedoman pada dokumen perencanaan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR LAPORAN KINERJA 2017

KATA PENGANTAR LAPORAN KINERJA 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Karunia dan Rahmat-Nya kegiatan Balai Riset dan Observasi Laut Tahun 2017 dapat terlaksana dan tersusun dengan baik. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2014 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md TIM PENYUSUN Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si Aditia Farman, A.Md Norma Tri Utami, A.Md 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir

Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja mewajibkan seluruh instansi pemerintah untuk

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Tahun

Rencana Strategis. Tahun Rencana Strategis Tahun 0609 Profesional dalam penyediaan teknologi budidaya rumput laut yang mendukung program komersialisasi kelautan dan perikanan, minapolitan, industrialisasi serta ekonomi biru Loka

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka LAPORAN KINERJA Sekretariat

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dalam kerangka pembangunan kelautan dan perikanan saat ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

KINERJA 2016 STP - Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor

KINERJA 2016 STP - Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor LAPORAN KINERJA 2016 STP - Jurusan Penyuluhan Perikanan Bogor Jurusan Penyuluhan Perikanan - SEKOLAH TINGGI PERIKANAN BPSDMPKP - KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA 2016 STP JURUSAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH i TI M PE N Y U S U N : Prof. Dr.Hari Eko Irianto Prof. Dr. Ngurah Nyoman Wiadnyana, DEA Prof. Riset Dr. Ketut Sugama, M.Sc, A.Pu Prof. Dr. Husnah, M.Phil Dr. Endhay Kusnendar Koentara, M.S Drs. Bambang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BBPPBL Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Badan Pemerintah Penelitian (LAKIP) dan T.A.

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN : Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc. Dr. Ir. Aryo Hanggono, DEA. Minhadi Noer Sjamsu.S.T, M.E. Catur Pramono Adi.S.Pi, M.

TIM PENYUSUN : Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc. Dr. Ir. Aryo Hanggono, DEA. Minhadi Noer Sjamsu.S.T, M.E. Catur Pramono Adi.S.Pi, M. TIM PENYUSUN : Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc Dr. Ir. Aryo Hanggono, DEA Minhadi Noer Sjamsu.S.T, M.E Catur Pramono Adi.S.Pi, M.Si Dr. Wijopriono Ir. Imam Hendri Widodo Drs. Mad Toip,M.Si Edy Pramono

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

K E ME NTE RIA N K E LAUTA N DA N P ER IKA NA N R EP UB LI K I ND O NE SIA

K E ME NTE RIA N K E LAUTA N DA N P ER IKA NA N R EP UB LI K I ND O NE SIA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN K E ME NTE RIA N K E LAUTA N DA N P ER IKA NA N R EP UB LI K I ND O NE SIA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah SEKRETARIAT BALITBANG KP 2016

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi,

Lebih terperinci

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016 LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TIM PENYUSUN : AMANDANGI WAHYUNING HASTUTI RIKCY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahas Esa, karena atas Karunia dan Rahmat-Nya kegiatan Balai Penelitian dan Observasi Laut Tahun 2015 dapat terlaksana dan tersusun dengan baik. Laporan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas karunia dan rahmat-nya Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

LAKIP BBPSEKP Tahun 2013

LAKIP BBPSEKP Tahun 2013 LAKIP BBPSEKP Tahun 2013 BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014 TIM PENYUSUN : Indra

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan laporan yang disusun sebagai pertanggungjawaban hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam satu tahun. Laporan ini mengukur

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.01/2012 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. PERENCANAAN Rencana strategis sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BUDIDAYA

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016 BADAN PENGEMBANGAN SDM DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN : Dr. Imron, S.Pi, M.Si KONTRIBUTOR : Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Warsono, S.A.P. Nunuk Listiyowati, S.Pi. Sunarso, S.

TIM PENYUSUN : Dr. Imron, S.Pi, M.Si KONTRIBUTOR : Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Warsono, S.A.P. Nunuk Listiyowati, S.Pi. Sunarso, S. Laporan Kinerja Tahun TIM PENYUSUN : Dr. Imron, S.Pi, M.Si Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si Warsono, S.A.P Nunuk Listiyowati, S.Pi Sunarso, S.Sos KONTRIBUTOR : Dr. Ir. Bambang Gunadi, M.Sc Hary Krettiawan,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN AERTEMBAGA BITUNG

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN AERTEMBAGA BITUNG BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN AERTEMBAGA BITUNG LAPORAN KINERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL, Menimbang : a. Mengingat : 1. bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sebagai perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memberikan landasan bagi berbagai bentuk perencanaan

Lebih terperinci

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN)

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN) 14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Laporan Kinerja (LKj) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Siak Tahun 2016, merupakan wujud dari

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA PAGARALAM PEMERINTAH KOTA PAGARALAM JL. LASKAR WANITA MINTARJO KOMPLEK PERKANTORAN GUNUNG GARE iii KATA PENGANTAR Segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.242, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TRIWULAN I TAHUN 2017 BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN i KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Pusat

Lebih terperinci

MAMAN HERMAWAN. Sekretaris Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan

MAMAN HERMAWAN. Sekretaris Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan i MAMAN HERMAWAN Sekretaris Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Laporan Kinerja Sekretariat BPSDMKP merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja Sekretariat

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN,BADAN RISET DAN SUMBERDAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN KOMPLEKS BINA SAMUDERA JALAN PASIR PUTIH I ANCOL TIMUR LANTAI 4, JAKARTA 14430 TELEPON (021) 64700928, 64700755

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

DRAFT RENCANA STRATEGIS

DRAFT RENCANA STRATEGIS DRAFT RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2015-2019 1 Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman i ii I. PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 2 1. Struktur Organisasi 2 2. Tugas dan Fungsi 3 B. Capaian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN JANUARI 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Lebih terperinci

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT LAPORAN KINERJA TRIWULAN I 2015 TA 2015 LAPORAN KINERJA TRIWULAN I JL. BARU PERANCAK, NEGARA, JEMBRANA - BALI TELP. +62365 44266 67 FAX. +62365 44260 / 44278 1 KATA

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci