LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) 2014"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) 2014 Penyusun: Ir. Tukul Rameyo Adi, MT Dr. Armen Zulham Retno Widihastuti, M.Kesos Retno Erlina Rahmawati, S.Si Titin Hasanah, A.Md Andhika Rakhmanda, S.Pi Tengku Ardiansyah, A.Md Rizki Herdiansyah Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) Gedung Balitbang KP I Lantai 3-4 Jl. Pasir Putih I Ancol Timur Jakarta PHONE FAX Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Badan Penelitian Kelautan dan Perikanan Kementrian Kelautan dan Perikanan 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP i

2 KATAPENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan rahmat-nya penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) Tahun 2014 dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan berbagai kewajiban pembangunannya, serta sebagai bentuk pertanggungjawaban BBPSEKP dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam kaitannya dengan terselenggaranya pemerintah yang baik. Laporan Akuntabilitas Kinerja BBPSEKP Tahun 2014 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja yang telah dicapai, baik makro maupun mikro serta langkah-langkah pelaksanaan kebijakan dan program penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Sangat disadari bahwa laporan ini belum secara sempurna menyajikan prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan dapat memperoleh gambaran tentang hasil hasil penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh jajaran, program dan kegiatan penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan dapat mencapai kemajuan yang cukup besar. Hal ini menjadi modal dasar untuk lebih memperbanyak kegiatan-kegiatan penelitian secara inovatif di masa yang akan datang, sehingga sumber daya yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan kepada semua pihak atas tenaga dan pikirannya sehingga laporan ini dapat disusun dan diterbitkan. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP ii

3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Tugas, Fungsi BBPSEKP dan Struktur Organisasi Keragaan SDM BBPSEKP Sistematika LAKIP BAB 2. PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis Balitbang KP Sasaran Strategis (SS) dan Rencana Kerja BBPSEKP TA Penetapan Kinerja BBPSEKP TA 2014/ Perjanjian Kerja BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA Capaian IKU BBPSEKP Hasil Pengukuran BBPSEKP Evaluasi dan Analisis Kinerja Akuntabilitas Keuangan TA Capaian Kinerja Lainnya BAB 4. PENUTUP Kesimpulan Dukungan BBPSEKP Pada Kebijakan Litbang KP Tahun Saran dan Rekomendasi LAMPIRAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP iii

4 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Halaman Rencana Kinerja Program dan Kegiatan BBPSEKP Tahun Target dan Indikator Kinerja TA dalam Renstra BBPSEKP Tabel 2.3 Rencana Kerja Tahunan BBPSEKP TA Tabel 2.4 Target dan Indikator Kinerja TA dalam Renstra BBPSEKP (Revisi 2) Tabel 2.5 Rencana Kerja Tahunan BBPSEKP TA Tabel 2.6 Penetapan Kinerja BBPSEKP TA Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BBPSEKP Tahun Tabel 3.2 Tingkat validasi Indikator Kinjerja Utama (IKU) Tabel 3.3 Nilai Indeks Capaian NPSS Tabel 3.4 Klasifikasi dan Status NPSS Tabel 3.5 Nilai toleransi perhitungan capaian kinerja Tabel 3.6 Capaian Nilai Tukar Nelayan (NTN) Tabel 3.7 Perbandingan Data NTN Tahun 2014 Terhadap Realisasi Tahun Tabel 3.8 Capain Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Tabel 3.9 Capaian Rata-Rata Pendapatan Pengolah dan Pemasar Tabel 3.10 Capaian Rata-Rata Pendapatan Petambak Garam Tabel 3.11 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga per Bulan Usaha Tambak Garam di Kabupaten Sumenep Pada Status Pemilik Lahan, 2013 dan Tabel 3.12 Tabel 3.13 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga Per Bulan Usaha Tambak Garam di Kabupaten Sumenep Pada Status Penyewa Lahan, 2013 dan Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga Petambak Garam di Kabupaten Sumenep Berdasarkan Kepemilikan Lahan, 2013 dan LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP iv

5 Tabel 3.14 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga Petambak Garam di Kabupaten Sumenep Berdasarkan Status Dalam Keluarga Pada Status Pemilik Lahan Tambak, 2013 dan Tabel 3.15 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga Petambak Garam di Kabupaten Sumenep Berdasarkan Status Dalam Keluarga Pada Status Penyewa Lahan Tambak, 2013 dan Tabel 3.16 Capaian Pertumbuhan PDB Perikanan Tabel 3.17 Hasil Simulasi Skenario Penurunan Pajak Konsumen Komoditas Perikanan terhadap Peubah Makroekonomi (dalam %) Tabel 3.18 Capaian Jumlah Jejaring dan Kemitraan BPPSEKP Tabel 3.19 Rincian capaian jumlah jejaring dan kemitraan Litbang KP Tabel 3.20 Capaian Jumlah Hasil Penelitian Sosial Ekonomi KP yang diadopsi oleh Masyarakat KP Tabel 3.21 Capaian Jumlah Pengguna Hasil Penelitian Sosial Ekonomi KP 54 Tabel 3.22 Rincian Capaian Jumlah PenggunaHasil Penelitian Sosial EKonomi KP TA Tabel 3.23 Capaian Prosentase Jumlah Usulan Rekomendasi Kebijakan BBPSEKP yang Dijadikan Bahan Kebijakan Terhadap Total Kajian yang Dihasilkan BBPSEKP Tabel 3.24 Jumlah Rekomendasi Kebijakan Sosek KP Tabel 3.25 Capaian Persepsi Masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5) Tabel 3.26 Capaian Jumlah data dan informasi ilmiah KP Tabel 3.27 Daftar Data dan Informasi BBPSEKP TA Tabel 3.28 Capaian jumlah karya tulis ilmiah yang dihasilkan BBPSEKP.. 65 Tabel 3.29 Capaian jumlah publikasi hasil penelitian sosial ekonomi KP.. 66 Tabel 3.30 Capaian frekuensi pertemuan ilmiah sosial ekonomi KP Tabel 3.31 Capaian jumlah model penerapan kelembagaan yang inovatif 68 Tabel 3.32 Daftar model kelembagaan yang inovatif Tabel 3.33 Capaian proporsi penelitian sosial ekonomi KP mendukung program strategis KKP dibandingkan pengembangan produk prospektif lainnya Tabel 3.34 Daftar kegiatan yang mendukung program prioritas KP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP v

6 Tabel 3.35 Capaian indeks kesenjangan kompetensi Eselon II dan III di lingkung BBPSEKP Tabel 3.36 Capaian jumlah profesor riset di lingkup BBPSEKP Tabel 3.37 Capaian jumlah peneliti S3 di BBPSEKP Tabel 3.38 Capaian prosentase jumlah pegawai fungsional peneliti Sosial Ekonomi KP dibandingkan dengan total pegawai BBPSEKP Tabel 3.39 Capaian Service Level Agreement BBPSEKP Tabel 3.40 Capaian jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi lingkung BBPSEKP Tabel 3.41 Rekapitulasi Temuan ITJEN KKP pada BBPSEKP Tabel 3.42 Capaian Indeks kepuasan masyarakat terhadap Balitbang KP 78 Tabel 3.43 Capaian Nilai Inisiatif Anti Korupsi Balitbang KP Tabel 3.44 Capaian Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi BPSEKP Tabel 3.45 Capaian Prosentase Penyerapan DIPA BBPSEKP Tabel 3.46 Rincian capaian Prosentase Penyerapan DIPA BPSEKP Tabel 3.47 Pagu dan Realisasi Anggaran BBPSEKP Tahun 2014 (per belanja) Tabel 3.48 Pagu dan Realisasi Anggaran BBPSEKP Tahun 2014 (per sumber dana dalam bulan) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP vi

7 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Struktur Organisasi BBPSEKP... 6 Gambar 1.2 Jumlah PNS BBPSEKP menurut Golongan... 7 Gambar 1.3 Jumlah PNS menurut jabatan struktural dan fungsional... 7 Gambar 1.4 Jumlah PNS menurut jenjang pendidikan... 8 Gambar 1.5 Jumlah pegawai berdasarkan usia... 8 Gambar 1.6 Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional dan non fungsional... 9 Gambar 2.1 Peta Strategi BBPSEKP Tahun Gambar 3.1 Peta Strategi Hasil Pengukuran BBPSEKP TA Gambar 3.2 Indeks yang diterima (IT), Indeks yang dibayar (IB) dan Indeks Tukar Perikanan (ITP) Nelayan Pelagis Besar Tuna di Kelurahan Bat Lubang Kota Bitung, 2013 dan Gambar 3.3 Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 Gambar 3.7 Gambar 3.8 Indeks yang diterima (IT), Indeks yang dibayar (IB) dan Indeks Nilai Tukar Nelayan (NTN) Nelayan Pelagis Besar di Sendang Biru Kabupaten Malang, Indeks yang diterima (IT), Indeks yang dibayar (IB) dan Indeks Nilai Tukar Perikanan (NTPi) pada Nelayan di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Bulan Januari 2013-April Indeks yang diterima (IT), Indeks yang dibayar (IB) dan Indeks Tukar Perikanan (ITP) pembudidaya rumput laut di Desa Batununggul Nusa Penida Klungkung Tahun Pergerakan Indeks Nilai Tukar Pembudidaya (NTP) KJA Cianjur selama bulan Januari 2012 Agustus Rata rata unit pengolahan dan pemasaran ikan sebelum dan sesudah penerimaan Program PUMP P2HP di lokasi penelitian Proporsi Sumber Pendapatan Rumah Tangga Petambak Garam di Desa Pinggir Papas, Kabupaten Sumenep Tahun Gambar 3.9 Penilaian Pelaksanaan PMPRB Balitbang KP Gambar 3.10 Diagram Penilaian PMPRB online BBPSEKP Gambar 4.1 Hasil Analisis Capaian IKU BBPSEKP TA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP vii

8 I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai peraturan penerapan akuntabilitas yang mengacu pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Balitbang KP diwajibkan untuk: 1. Melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi. 2. Menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) pada setiap akhir tahun kepada Menteri Kelautan dan Perikanan melalui Sekretariat Jenderal KKP. Atas dasar hal-hal di atas, Balitbang KP sebagai Instansi Pemerintah dan Penyelenggara Negara telah menetapkan target kinerja tahun 2014 yang mencakup target seluruh satker lingkup Balitbang KP. Salah satu satker terkait adalah Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) dan dilanjutkan dengan melakukan monitoring dan pengukuran kinerja yang telah dicapai, kemudian dituangkan ke dalam susunan LAKIP BBPSEKP tahun 2014 sebagai wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban. Dasar hukum penyusunan laporan akuntabilitas kinerja Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) tahun 2014, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan. 1. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. 2. Peraturan Pemerintah Nomor: 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. 3. Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). 4. Inpres terkait AKIP 5. Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor: 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan kinerja Instansi Pemerintah. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 1

9 1.2. TUGAS, FUNGSI BBPSEKP DAN STRUKTUR ORGANISASI Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP) merupakan struktur organisasi dibawah dan berganggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Sesuai PER 28/MEN/2011 tanggal 26 September 2011, Tentang Organisasi dan Tata Kerja BBPSEKP, maka diamanatkan untuk menjalankan tugas dan fungsi. a. TUGAS DAN FUNGSI Sesuai PER 28/MEN/2011 tanggal 26 September 2011, Tentang Organisasi dan Tata Kerja BBPSEKP, maka BBPSEKP memiliki tugas melaksanakan penelitian strategis sosial ekonomi kelautan dan perikanan meliputi sosial ekonomi pengelolaan sumber daya, pengembangan usaha dan perdagangan internasional, sosial budaya, pengembangan usaha dan perdagangan internasional, dinamika pembangunan dan implementasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BBPSEKP menjalankan fungsi : a. Perencanaan dan perumusan bahan kebijakan teknis dan penyerasian program serta kegiatan penelitian strategis sosial ekonomi kelautan dan perikanan; b. Pembinaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program serta kegiatan penelitian strategis sosial ekonomi kelautan dan perikanan; c. Pelayanan jasa dan kerjasama penelitian strategis sosial ekonomi kelautan dan perikanan; d. Pelaksanaan diseminasi, komunikasi, dokumentasi dan hasil penelitian; e. Pembinaan dan pengembangan sumber daya penelitian dan: f. Pelaksanaan urusan keuangan, rumah tangga dan tata usaha. Merujuk pada Organisasi dan Tata kerja BBPSEKP maka susunan organisasi BBPSEKP secara rinci meliputi : a. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas dalam melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga; b. Bidang Tata Operasional bertugas dalam melaksanakan penyusunan rencana program dan anggaran, pengumpulan data, pemantauan dan evaluasi, serta laporan; c. Bidang Pelayanan Teknis yang bertugas dalam melaksanakan penyiapan kerjasama, pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, diseminasi, publikasi hasil penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan, serta pengelolaan perpustakaan; LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 2

10 d. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan meliputi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya, pengembangan sistem usaha sosial budaya, kelembagaan, pengembangan model kawasan ekonomi di bidang perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan dan pemasaran produk, serta sumber daya laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil serta kegiatan lain yang sesuai dengan keahlian dan kebutuhan serta tugas masing-masing jabatan fungsional berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sebagai unit kerja yang mendukung KKP dalam mempercepat pembangunan sektor kelautan dan perikanan, maka peran BBPSEKP sebagai unit kerja tersebut mempunyai faktor kekuatan dan kelemahan. Faktor-faktor yang menentukan kekuatan BBPSEKP adalah : 1. Dibentuk berdasarkan Kepmen No. 28 tahun Dengan Kepmen tersebut memungkinkan BBPSEKP berperan luas memberi kontribusi dalam pembangunan kelautan dan perikanan. Struktur organisasi BBPSEKP dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 28./ tahun 2011, sehingga dengan struktur tersebut BBPSEKP mempunyai kemampuan untuk merespon permasalahan pembangunan kelautan dan perikanan dari sisi sosial ekonomi kelautan dan perikanan yang mencakup aspek pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya, sosial ekonomi dan kelembagaan, pengembangan usaha dan agribisnis perikanan, dinamika perubahan iklim, energi dan kebutuhan pangan serta konflik pemanfaatan sumberdaya. 2. Mempunyai beberapa peneliti yang memiliki kompetensi dan kapabilitas yang handal. Sebagai suatu unit kerja yang lahir pada akhir tahun 2005, maka keberadaan tenaga peneliti dengan kualifikasi master dan doktor memegang peranan penting dalam melaksanakan, menganalisa dan merumuskan rekomendasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan. Rekomendasi tersebut menjadi bagian dalam rumusan kebijakan pembagunan kelautan dan perikanan yang dapat bersifat usulan, koreksi dan advokasi dari kebijakan yang telah dan sedang dirumuskan. Selain kekuatan yang disebutkan diatas, maka BBPSKEP juga memiliki kelemahan yang menjadi permasalahan dalam pelaksanaan tugas. Kelemahan tersebut adalah : LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 3

11 1. Kurang terintegrasinya sistem perencanaan dan pengawasan program. Perencanaan program dalam BBPSEKP perlu diintegrasikan dengan perencanaan dari eselon I lingkup KKP lainnya, karena informasi dan data yang dihasilkan oleh BBPSEKP merupakan bahan pertimbangan untuk menyusun rekomendasi kebijakan dari eselon 1 lingkup KKP. Integrasi tersebut dimaksudkan juga untuk menjaga konsistensi kegiatan BBPSEKP agar searah dengan berbagai program yang ada di lingkup KKP. Selanjutnya program yang dilaksanakan tersebut memerlukan pengawalan agar dilaksanakan sesuai dengan standar operasional ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan. Dan pertanggung jawaban akhirnya harus disampaikan pada kegiatan diseminasi hasil penelitian pada setiap akhir tahun. 2. Lemahnya kemampuan mendiseminasi hasil penelitian. Diseminasi merupakan corong utama untuk menyampaikan hasil kegiatan BBPSEKP kepada stakeholder. Oleh sebab itu diperlukan penjabaran yang tepat tentang model diseminasi menurut sasaran dari hasil riset BBPSEKP. Tidak terarahnya program diseminasi menyebabkan hasil penelitian sulit sampai ke stakeholder. Disamping faktor internal, faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja BBPSEKP adalah terdiri dari faktor peluang dan ancaman, Peluang yang dapat dimanfaatkan BBPSEKP adalah : 1. Tingginya kebutuhan informasi sosial ekonomi untuk pembangunan kelautan dan perikananan. Pembangunan kelautan dan perikanan disadari memerlukan suatu teknologi, namun teknologi tersebut dalam banyak hal ternyata tidak dapat mengembangkan sektor tersebut dengan tepat. Informasi tersebut mencakup aspek penerapan suatu teknologi, dampak dari suatu penerapan teknologi dan kebijakan terhadap perkembangan ekonomi, kelestarian sumberdaya, keberlanjutan usaha, pencemaran lingkungan dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, informasi sosial ekonomi menjadi faktor penting dalam pembangunan kelautan dan perikanan. 2. Adanya komitmen pemerintah dalam kesepakatan Internasional dan regional yang menuntut informasi sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Terdapat berbagai komitmen internasional yang harus direalisasikan oleh pemerintah terkait dengan kelautan dan perikanan, seperti: kesepakatan perubahan iklim (climate change), IUCN, hukum laut internasional (UNCLOS), keanggotaan Indonesia dalam organisasi LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 4

12 dunia tentang pengelolaan sumberdaya perikanan (tuna dan lain-lain), konvensi internasional tentang buruh yang terkait dengan nelayan, internasional dan regional fishing right, coral triangle initiative, Komitmen dan konvensi tersebut masih memerlukan informasi sosial ekonomi lanjutan untuk menyikapinya dan menindaklanjutinya 3. Berkembangnya krisis global memerlukan informasi yang tepat untuk menyikapinya. Krisis global yang mencakup krisis pangan, energi, serta keuangan merupakan aspek yang berbeda satu dengan lainnya tetapi sangat mempengaruhi kinerja sektor kelautan dan perikanan. Dengan demikian krisis tersebut perlu diantisipasi oleh BBPSEKP dengan berbagai rekomendasi kebijakan. Kondisi ini merupakan peluang kepada BBPSEKP untuk berkontribusi dalam pembangunan kelautan dan perikanan. Dampak dari liberalisasi yang menjadi bagian dari ekonomi Indonesia ini, mempunyai pengaruh positif dan negatif terhadap sektor kelautan dan perikanan. Pertanyaannya adalah bagaimana komoditas perikanan dapat mensubtitusi produk pangan strategis, energi konvensional serta bagaimana mengatasi masalah transaksi ekspor atau membangun diversivikasi ekspor hasil perikanan akibat krisis keuangan global. Sementara itu ancaman yang dihadapi BBPSEKP antara lain mencakup: 1. Kurang konsisten kebijakan dalam pembangunan kelautan dan perikanan. Konsistensi kebijakan merupakan suatu indikator penting dalam menilai keberhasillan pembangunan kelautan dan perikanan. Tidak konsistennya kebijakan tersebut menempatkan posisi BBPSEKP yang sangat sulit untuk menghasilkan kebijakan yang mendukung pembangunan Kelautan dan perikanan. Konsistensi ini mencakup dua hal yaitu: konsistensi dalam mendukung program BBPSEKP dan konsistensi dalam program pembangunan kelautan dan perikanan secara umum. Program pembangunan kelautan dan perikanan saat ini umumnya hanya bersifat pragmatis. Dengan kebijakan yang pragmatis ini maka BBPSEKP sulit melaksanakan tupoksinya terutama untuk jangka menengah dan jangka panjang. 2. Terdapat satker diluar Balitbang KP yang masih melakukan riset sosial ekonomi kelautan dan perikanan melalui pihak ketiga. Aspek sosial ekonomi kelautan dan perikanan sangat luas dan sangat terkait dengan kebijakan pembangunan. Oleh sebab itu, satker-satker lingkup KKP dapat saja melakukan kegiatan penelitian tersebut dengan berbagai kepentingan walaupun tidak sesuai dengan tupoksinya. Kegiatan kegiatan penelitian tersebut merupakan kegiatan riset yang pragmatis LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 5

13 untuk mendapat jawaban permasalahan jangka pendek. Sehingga rekomendasi yang dihasilkan sifatnya sangat sementara dan tidak konperhensif. Kondisi seperti ini menyebabkan BBPSEKP dan Balitbang KP sangat sulit untuk menempatkan posisi untuk menjalankan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan. b. STRUKTUR ORGANISASI BBPSEKP KEPALA BBPSEKP Ir. TUKUL RAMEYO ADI, MT KABID PELAYANANTEKNIS YAYAN HIKMAYANI, M.Si KEPALA BIDANG TO Dr. ARMEN ZULHAM KEPALA BAGIAN TU PIETER AMALO, MM Kasie Kerjasama dan Pelayanan Riset Kasie Publikasi dan Dokumentasi Kasie Program dan Anggaran Kasie Monev dan Pelaporan Kasubbag Kepegawaian Kasubbag Keuangan dan Umum Tenny Apriliani, M.Si Heny Lestari, SE Retno E. Rahmawati, S.Si Retno Widihastuti, M.Kesos Purwanto, BA Nadia Hanum, SE Penanggung Jawab Laboratorium Data Pengelola Perpustakaan Kelti Sistem Usaha Pemasaran dan Perdaganan (SUPP) Dr. Tajerin Kelti Sosial dan Kelembagaan Prof (ris). Dr.Ir. Zahri Nasution, M.Si Keti Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Prof (ris), Dr. Sonny K, M.Sc Gambar 1.1 Struktur Organisasi BBPSEKP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 6

14 1.3. Keragaan SDM BBPSEKP (Kekuatan SDM) Dukungan sumber daya manusia pada program/kegiatan penelitian dan perekayasaan sosial ekonomi kelautan dan perikananterlihat pada grafik 1.2 berikut : II III IV Gambar 1.2 Jumlah PNS BBPSEKP menurut Golongan Sesuai dengan gambar1.2, maka jumlah golongan II dan III dari tahun 2012 sampai dengan 2014 mengalami penurunan. Sedangkan pada jumlah pegawai dengan golongan IV dari tahun 2012 sampai dengan 2014 mengalami kenaikan. Pada tahun 2012 sampai dengan 2014 penurunan jumlah golongan II dan III disebabkan karena adanya pegawai pada golongan tersebut mengalami purna bakti serta terdapat pegawai yang mendapat hukuman disiplin sejumlah dua orang. Sedangkan jumlah pegawai golongan IV disebabkan oleh kenaikan pangkat baik itu jabatan fungsional maupun jabatan struktural. Pada tahun 2014 golongan IV sebanyak 13 orang, golongan III sebanyak 49 orang, dan golongan II sebanyak 7 (tujuh) orang. Gambar 1.3 Jumlah PNS menurut jabatanstruktural dan fungsional LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 7

15 Sesuai dengan gambar 1.3, pegawai BBPSEKP pada tahun 2014terdiri dari pegawai dengan jabatan fungsionalsejumlah 44 orang, pejabat eselon II sejumlah satu orang, pejabat eslon III sejumlah tiga orang, pejabat eselon IV sejumlah enam orang, dan pelaksana sejumlah 18 orang. Dari jumlah fungsional tersebut terdapat pegawai yang menjabat rangkap jabatan., yaitu pada pejabat eselon II sejumlah satu orang, pejabat eselon III sejumlah dua orang, dan pejabat eselon IV sejumlah satu orang Gambar 1.4 Jumlah PNS menurut jenjang pendidikan Sesuai dengan gambar 1.4, maka pegawai BBPSEKP dari tahun 2010 sampai dengan 2014, menurut tingkat pendidikan dari SMP jumlahnya tetap,tingkat pendidikan SMA sampai D3, mengalami penurunan. Sedangkan dari tingkat pendidikan S1 sampai dengan S2 mengalami fluktuatif, dan tingkat pendidikan S3 mengalami keaikan. Pada tahun 2014, jumlah pegawai BBPSEKP menurut tingkat pendidikan mengalami penurunan dari jenjang SMA sampai dengan D3 hal ini karena pegawai pada tingkat pendidikan tersebut mengalami purna bakti, sedangkan kondisi fluktuatif pada jumlah pegawai dari tingkat pendidikan S1 sampai dengan S2 disebabkan oleh banyaknya pegawai yang mengikuti tugas belajar atau ijin belajar pada peneliti dan pegawai struktural. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dari pegawai tersebut Gambar 1.5 Jumlah pegawai berdasarkan usia LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 8

16 Sesuai dengan gambar 1.5 maka pada tahun 2014 jumlah pegawai BBPSEKP menurut usia didominasi oleh pegawai yang relatif muda yaitu sejumlah berusia tahun sebanyak35 orang, sedangkan jumlah pegawai yang pada usia lebih dari 56 tahun sebanyak dua orang. Hal ini memperlihatkan bahwa beberapa pegawai struktural maupun fungsional di lingkup BBPSEKP dalamdua tahun ke depan akan mengalami purna tugas. Fungsional Non Fungsional Gambar 1.6 Jumlah pegawai berdasarkan jabatan fungsional dan non fungsional Dari gambar 1.6, terlihat bahwa jumlah pegawai fungsional di BBPSEKP lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pegawai non-fungsional. Dari tahun 2010 hingga tahun 2011 jumlah pegawai struktural lebih banyak dari pegawai fungsional. Sedangkan mulai tahun jumlah pegawai fungsional lebih besar dari pada jumlah pegawai struktural. Diketahui bawah pada tahun 2014 jumlah pegawai fungsional sejumlah 44 orang dengan pegawai struktural sejumlah 25 orang. Sedangkan pada tahun 2013, pegawai fungsional sejumlah 42 orang dan pegawai struktural sejulah 29 orang. Hal tersebut dikarenakan adanya sejumlah pegawai yang awalnya masuk dalam calon peneliti telah memenuhi syarat dalam masuk jabatan fungsional peneliti dan non peneliti seperti pustakawan, pranata computer dan pejabat pengadaan barang dan jasa. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 9

17 1.4. SISTEMATIKA LAKIP LAKIP ini bertujuan untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja BBPSEKP pada tahun 2014, yaitu dengan melakukan analisis atas capaian kinerja (performance results) tahun 2014 terhadap rencana kinerja (performance plans) tahun Analisis tersebut memungkinkan teridentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai umpan balik perbaikan kinerja di masa datang. Sejalan dengan hal tersebut, sistematika penyajian LAKIP adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, menyajikan latar belakang, tugas dan fungsi, dan struktur organisasi. Bab II Penetapan Kinerja, menyajikan rencana strategis tahun 2014 dan penetapan kinerja tahunan Bab III Capaian Kinerja, menyajikan analisis terhadap capaian kinerja dan keuangan pada tahun Bab IV Penutup, menyajikan simpulan terhadap pencapaian kinerja di tahun Lampiran-lampiran LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 10

18 II. PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS BALITBANG KP Rencana Strategis BBPSEKP yang baru telah menerapkan/menggunakan manajemen kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard (BSC) yang berisi langkah-langkah stratejik jangka menengah yang akan memberi arah bagi penyelenggaraan penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan.. Pada periode pertengahan tahun 2013, sesuai dengan dinamika organisasi yang berkembang ada upaya perbaikan pengelolaan kinerja organisasi pada tingkat BBPSEKP, yaitu berupa penggunaan metode balanced scorecard (BSC).Penyusunan Renstra BBPSEKP, mengacu pada Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan dan Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun , yang telah ditetapkan oleh Kepala BBPSEKP, dengan SK Nomor PER.1/BBPSEKP/2014. Sehubungan dengan hal tersebut, visi, misi, tujuan dan sasaran strategis program/kegiatan penelitian dan perekayasaan sosial ekonomi kelautan dan perikanantahun mengalami perubahan dan penyesuaian. Secara ringkas subtansi Renstra BBPSEKP dapat diilustrasikan sebagai berikut: a. Visi Visi BBPSEKP adalah Menjadi institusi terdepan untuk mewujudkan pencapaian target pembangunan kelautan dan perikanan melalui kegiatan penelitian social ekonomi kelautan dan perikanan. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut BBPSEKP menetapkan misi yang akan dilakukan secara konsisten yaitu: 1. Melaksanakan penelitian social ekonomi kelautan dan perikanan yang komprehensif; 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan mandiri di bidang sosial ekonomi kelautan dan perikanan; 3. Merancang dan membangun sarana dan prasarna penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan dalam mendukung kegiatan penelitian; LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 11

19 4. Meningkatkan citra institusi melalui alih teknologi kelautan dan perikanan; 5. Memperkuat sistem monitoring dan evaluasi penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan. b. Tujuan Sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka BBPSEKP menetapkan tiga tujuan yang akan dicapai oleh BBPSEKP dalam jangka waktu sampai tahun 2014, yaitu: 1. Menghasilkan Ilmu Pengetahuan (IPTEK) dan rekomendasi bahan rumusan kebijakan kelautan dan perikanan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan: a. Meningkatnya mutu data dan informasi sosial ekonomi kelautan dan perikanan; b. Meningkatnya kualitas output rekomendasi kebijakan sosial ekonomi kelautan dan perikanan dalam mendukung kebijakan KP 2. Menyiapkan dan meningkatkan kualitas dan kompetensi sumberdaya penelitian yang handal dan mandiri di bidang sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan : a. Menyiapkan para peneliti yang mamp memegang peran penting dalam melaksanakan, menganalisa, dan merumuskan rekomendasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan. b. Terdapatnya kesempatan setiap tahun bagi para peneliti untuk melanjutkan pendidikan lanjutan S2/S3 dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM baik yang diperoleh dari beasiswa maupun tugas belajar. c. Terdapatnya kesempatan setiap tahun bagi para peneliti untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan terkait fungsional lanjutan. 3. Mewujudkan penyelenggaraan urusan tata usaha dan rumah tangga kantor dengan azas goodgovernance, akuntabel, dan transparan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan : a. Terwujudnya BBPSEKP sebagai UPT yang bebas dari korupsi; b. Terwujudnya BBPSEKP sebgai UPT yang selalu menindaklanjuti rekomendasi terkait dengan aparat internal eksternal pemerintah. 4. Mewujudkan model percepatan alih teknologi; Pencapaian tujuan ini ditandai dengan : a. Dihasilkannya output model kelembagaan dan penerapan teknologi yang berkontribusi pada percepatan pembangunan kelautan dan perikanan melalui peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat KP; LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 12

20 b. Meningkatnya peran Klinik Iptek Mina Bisnis sebagai lembaga bertujuan pemberdayaan masyarakat KP 5. Mewujudkan kinerja efektif, efisien dan sinkron dengan program yang ditetapkan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan : a. Dihasilkannya output atau keluaran BBPSEKP berupa rekomendasi yang mencakup aspek pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya, pengembangan sistem usaha, sosial budaya, kelembagaan, pengembangan model kawasan ekonomi, serta sumberdaya laut, dan pulau-pulau kecil; b. Program dan kegiatan BBPSEKP direncanakan sesuai dengan program yang telah ditetapkan; c. Anggaran kegiatan BBPSEKP direncanakan sesuai dengan pertimbangan skala prioritas. Penuangan dari Renstra BBPSEKP Tahun diatas dituangkan kedalam rencana kinerja tahunan sesuai tabel 2.1 dibawah ini: Tabel 2.1 Rencana Kinerja Program dan Kegiatan BBPSEKP Tahun PROGRAM/ KEGIATAN Program/kegiatan penelitian dan perekayasaan sosial ekonomi kelautan dan perikanan SASARAN Termanfaatk annya hasil penelitian sosial ekonomi KP INDIKATOR Jumlah pengguna hasil penelitian Sosial Ekonomi KP (Kelompok/Orang) Jumlah hasil penelitian Sosial Ekonomi KP yang diadopsi oleh Masyarakat KP Presentase jumlah usulan rekomendasi kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan TARGET % 30% 33% Dari target tersebut dapat diketahui bahwa target terkait IKU berbasis BSC ditentukan pada tahun 2012 (tidak diimplementasikan), karena target IKU berbasis BSC disusun mulai tahun 2013 dengan tetap mencantumkan target dan realisasi pada tahun Sedangkan pada tahun 2014 terdapat perubahan pada Tapja dimana salah satu target pada yaitu pada IKU jumlah pengguna hasil penelitian sosial ekonomi KP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 13

21 (kelompok/orang) telah direvisi menjadi 15 dari target sebelumnya yaitu 19. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan lokasi pada kegiatan KIMBis akibat adanya kebijakan penghematan anggaran. Perubahan target dari tahun 2012 ke 2013 cukup signifikan, hal tersbut adanya penentuan target ditentukan sama dengan target Balitbang KP SASARAN STRATEGIS (SS) DAN RENCANA KERJA BBPSEKP TA 2014 Peta strategi yang memetakan Sasaran Strategis (SS) ke dalam suatu kerangka hubungan sebab akibat menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi BBPSEKP. Peta strategi memudahkan BBPSEKP untuk mengkomunikasikan keseluruhan strateginya kepada seluruh Pejabat/Pegawai dalam rangka pemahaman demi suksesnya pencapaian visi, misi, dan tujuan BBPSEKP. Peta strategi BBPSEKP tahun 2014 yang disepakati antara Kepala BBPSEKP dengan Kepala Balitbang KP hasil revisi pada bulan September 2014 ditunjukkan dalam Gambar 2.1 berikut: Gambar 2.1 Peta Strategi BBPSEKP Tahun 2014 Peta strategi BBPSEKP memetakan setiap Sasaran Strategis (SS) yang disusun dalam rangka pencapaian tujuan organisasi sesuai visi dan misi yang diemban. Dengan menggunakan metodologi Balanced Scorecard (BSC), setiap Sasaran Strategis (SS) dikelompokan kedalam 4 (empat) perspektif, yaitu stakeholders perspective, customers perspective, internal process perspective, dan learning and growthperspective. Dari perpektif stakeholder, terdapat Sasaran Strategis (SS) yang disusun untuk melihat dampak dari LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 14

22 program penelitian dan perekayasaan sosial ekonomi kelautan dan perikanandan stakeholder. Dari perspective customers terhadap KKP dan masyarakat kelautan dan perikanan, terdapat SS yang disusun untuk meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian sosek KP oleh masyarakat KP. Dari perspective internal process BBPSEKP, untuk mendukung pencapaian Sasaran Strategis (SS) pada dua layer stakeholders perspective dan customers perpective tersebut diperlukan adanya empat faktor penting berupa Tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan yang implementatif, Tersedianya jumlah data dan informasi ilmiah sosial KP, Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu dan Terselenggaranya pengendalian penelitian sosial ekonomi KP.Sedangkan dari perspektif learning and growth, terdapat 4 (empat) faktor penting Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan professional, Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses, Terwujudnya good governance & clean governmentlingkup BBPSEKPdan Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BBPSEKP. Adapun penjabaran dari sasaran strategis diatas dituangkan dalam indikator kinerja dan targetnya sesuai dengan tabel 2.2 dibawah ini: Tabel 2.2 Target dan Indikator KinerjaTA dalam Renstra BBPSEKP SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET STAKEHOLDER PERSPECTIVE 1 Nilai Tukar Nelayan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Rata-rata Pendapatan 3 Pengolah & Pemasar Rp. 1,8 juta Rp. 2,0 juta (KK/bulan) SS1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP COSTUMER PERSPECTIVE SS2 Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian sosial ekonomi KP oleh masayarkat KP INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Rata-rata Pendapatan Petambak Garam (KK/bulan) Pertumbuhan PDB Perikanan Jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP Jumlah hasil penelitian sosial ekonomi KP yang diadopsi oleh masyarakat KP Jumlah Pengguna hasil penelitian sosial ekonomi KP (kelompok/orang) Presentase jumlah usulan rekomendasi kebijakan Rp. 1,8 juta Rp. 2,0 juta 7,00% 7,25% % 33% LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 15

23 SS3 Tersedianya kebijakan KP yang implementatif SS4 Tersedianya data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP SS5 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu SS6 Terselenggaranya pengendalian penelitian sosial ekonomi KP BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan Jumlah rekomendasi kebijakan sosek KP Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala linkert 1-5) Jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Jumlah Karya Tulis Ilmiah yang dihasilkan BBPSEKP Jumlah publikasi sosial ekonomi di lingkup Sosial Ekonomi KP di lingkup BBPSEKP Frekuensi pertemuan ilmiah sosial ekonomi KP di lingkup BBPSEKP Jumlah model penerpaan kelembagaan KP yang inovatif*) Proporsi penelitian sosial ekonomi KP mendukung program strategis KKP dibandingkan pengembangan produk prospektif lainnya LEARN & GROWTH PERSPECTIVE Prosentase indeks kesenjangan kompetensi 18 esekon II dan III di lingkup BBPSEKP SS7 Jumlah professor penelitian 19 Tersedianya SDM di lingkup BBPSEKP BBPSEKP yang kompeten Jumlah peneliti S3 di 20 dan professional BBPSEKP Presentase jumlah pegawai fungsional peneliti sosial 21 ekonomi dibandingkan total pegawai di lingkup BBPSEKP Service Level Agreement 22 Balitbang KP SS8 Persepsi user terhadap Tersedianya informasi 23 kemudahan akses (skala yang valid, handal dan likert 1-5) mudah diakses Presentase rekomendasi 24 aparat pengawas SS9 Terwujudnya good governance & clean government lingkup BBPSEKP % 70% 60% 50% ,05% 57% 70% 75% % 75% 25 Nilai AKIP BBPSEKP NILAI AKIP A NILAI AKIP A 26 Nilai inisiatif anti korupsi BBPSEKP 6,75 6,75 27 Nilai integritas BBPSEKP 8 7,75 28 Nilai Penerapan RB LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 16

24 SS10 Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BBPSEKP 29 BBPSEKP Persentase penyerapan DIPA BBPSEKP > 95% > 95% Selanjutnya, target kinerja tersebut dituangkan dalam Rencana Kerja Tahunan sebagaimana table 2.3 berikut: Tabel 2.3 Rencana Kerja Tahunan BBPSEKP TA 2014 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2014 STAKEHOLDER PERSPECTIVE 1 Nilai Tukar Nelayan 105 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan SS1 Rata-rata Pendapatan Meningkatnya 3 Pengolah & Pemasar Rp. 2,0 juta kesejahteraan (KK/bulan) masyarakat KP Rata-rata Pendapatan 4 Rp. 2,0 juta Petambak Garam (KK/bulan) 5 Pertumbuhan PDB Perikanan 7,25% COSTUMER PERSPECTIVE 6 Jumlah jejaring dan 3 SS2 Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian sosial ekonomi KP oleh masayarkat KP INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE SS3 Tersedianya kebijakan KP yang implementatif SS4 Tersedianya data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP kemitraan BBPSEKP Jumlah hasil penelitian sosial ekonomi KP yang diadopsi oleh masyarakat KP Jumlah Pengguna hasil penelitian sosial ekonomi KP (kelompok/orang) Presentase jumlah usulan rekomendasi kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan Jumlah rekomendasi kebijakan sosek KP Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala linkert 1-5) Jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Jumlah Karya Tulis Ilmiah yang dihasilkan BBPSEKP Jumlah publikasi sosial ekonomi di lingkup Sosial Ekonomi KP di lingkup BBPSEKP Frekuensi pertemuan ilmiah sosial ekonomi KP di lingkup BBPSEKP SS5 16 Jumlah model penerpaan % LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 17

25 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu SS6 Terselenggaranya pengendalian penelitian sosial ekonomi KP SS8 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses 17 kelembagaan KP yang inovatif*) Proporsi penelitian sosial ekonomi KP mendukung program strategis KKP dibandingkan pengembangan produk prospektif lainnya LEARN & GROWTH PERSPECTIVE Prosentase indeks kesenjangan kompetensi 18 esekon II dan III di lingkup BBPSEKP SS7 Jumlah professor penelitian 19 Tersedianya SDM di lingkup BBPSEKP BBPSEKP yang kompeten Jumlah peneliti S3 di 20 dan professional BBPSEKP Presentase jumlah pegawai fungsional peneliti sosial 21 ekonomi dibandingkan total pegawai di lingkup BBPSEKP Service Level Agreement 22 Balitbang KP Persepsi user terhadap 23 kemudahan akses (skala likert 1-5) SS9 Terwujudnya good governance & clean government lingkup BBPSEKP SS10 Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BBPSEKP 70% 50% % 75% 24 Presentase rekomendasi aparat pengawas eksterna internal pemeirntah (APIEP) yang ditindaklanjuti disbanding total rekomendasi lingkup BBPSEKP 75% 25 Nilai AKIP BBPSEKP NILAI AKIP A 26 Nilai inisiatif anti korupsi BBPSEKP 6,75 27 Nilai integritas BBPSEKP 7,75 28 Nilai Penerapan RB BBPSEKP Persentase penyerapan DIPA BBPSEKP 3 > 95% Dilihat dari tabel 2.2 dan 2.3 dapat diketahui bahwa jika dibandingkan dengan TAPJA revisi pada tahun 2014 telah terdapat beberapa perubahan target yang meliputi : 1. Jumlah pengguna hasil penelitian sosial ekonomi KP (kelompok/orang) dari target semula adalah 19 direvisi menjadi 15. Hal ini dikarenakan adanya pengurangan lokasi akibat kebijakan penghematan anggaran; LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 18

26 2. Jumlah peneliti S3 di BBPSEKP dari target sebelumnya 7 direvisi menjadi 6. Hal tersebut disebabkan adanya satu orang peneliti S3 yang mendapat hukuman disiplin pegawai; 3. IKU Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5) di drop dari IKU BBPSEKP; 4. IKU Presentase rekomendasi aparat pengawas eksterna internal pemeirntah (APIEP) yang ditindaklanjuti disbanding total rekomendasi lingkup BBPSEKP masuk dalam SS9 yaitu terwujudnya good govermance & clean government lingkup BBPSEKP dengan target sebelumnya 75% direvisi menajdi 100%. 5. IKU Nilai integritas BBPSEKP direvisi menjadi IKU indeks kepuasan masayarakat di BBPSEKP dengan target tahun 2014 adalah 7. Revisi indikator pada Tapja tersebut telah dirubah sesuai dengan terbitan Tapja hasil revisi yang ditanda tangani oleh Kepala BBPSEKP dan Kepala Balitbang KP. Perubahan tersebut seperti tertera pada tabel 2.4 dan 2.5 dibawah ini: Tabel 2.4 Target dan Indikator Kinerja TA dalam Renstra BBPSEKP (Revisi 2) SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET STAKEHOLDER PERSPECTIVE 1 Nilai Tukar Nelayan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan SS1 Rata-rata Pendapatan Meningkatnya kesejahteraan 3 Pengolah & Pemasar (KK/bulan) Rp. 1,8 juta Rp. 2,0 juta masyarakat KP Rata-rata Pendapatan 4 Petambak Garam (KK/bulan) Rp. 1,8 juta Rp. 2,0 juta 5 Pertumbuhan PDB Perikanan 7,00% 7% COSTUMER PERSPECTIVE 6 Jumlah jejaring dan 4 3 SS2 Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian sosial ekonomi KP oleh masayarkat KP INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE SS3 Tersedianya kebijakan KP yang implementatif kemitraan BBPSEKP Jumlah hasil penelitian sosial ekonomi KP yang diadopsi oleh masyarakat KP Jumlah Pengguna hasil penelitian sosial ekonomi KP (kelompok/orang) Presentase jumlah usulan rekomendasi kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan Jumlah rekomendasi kebijakan sosek KP % 33% 4 4 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 19

27 SS4 Tersedianya data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP SS5 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu SS6 Terselenggaranya pengendalian penelitian sosial ekonomi KP Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala linkert 1-5) Jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Jumlah Karya Tulis Ilmiah yang dihasilkan BBPSEKP Jumlah publikasi sosial ekonomi di lingkup Sosial Ekonomi KP di lingkup BBPSEKP Frekuensi pertemuan ilmiah sosial ekonomi KP di lingkup BBPSEKP Jumlah model penerpaan kelembagaan KP yang inovatif*) Proporsi penelitian sosial ekonomi KP mendukung program strategis KKP dibandingkan pengembangan produk prospektif lainnya LEARN & GROWTH PERSPECTIVE Prosentase indeks kesenjangan kompetensi 18 esekon II dan III di lingkup BBPSEKP SS7 Jumlah professor penelitian 19 Tersedianya SDM di lingkup BBPSEKP BBPSEKP yang kompeten Jumlah peneliti S3 di 20 dan profesional BBPSEKP Presentase jumlah pegawai fungsional peneliti sosial 21 ekonomi dibandingkan total pegawai di lingkup BBPSEKP SS8 Tersedianya informasi Service Level Agreement 22 yang valid, handal dan Balitbang KP mudah diakses SS9 Terwujudnya good governance & clean government lingkup BBPSEKP Persentase Rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi lingkup Balitbang KP Tingkat kuliatas akuntabilitas kinerja BBPSEKP Nilai inisiatif anti korupsi BBPSEKP Indeks kepuasan masyarakat RB pada % 50% 60% 50% ,05% 57% 70% 75% 75% 100% NILAI AKIP A NILAI AKIP A 6,75 7,75-6,75 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 20

28 SS10 Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BBPSEKP BBPSEKP Nilai Penerapan RB BBPSEKP Persentase penyerapan DIPA BBPSEKP > 95% > 95% Dengan perubahan rencana kerja pada tahun 2014 sebagai berikut: Tabel 2.5 Rencana Kerja Tahunan BBPSEKP TA 2014 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2014 STAKEHOLDER PERSPECTIVE 1 Nilai Tukar Nelayan 105 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan SS1 Rata-rata Pendapatan Meningkatnya 3 Pengolah & Pemasar Rp. 2,0 juta kesejahteraan (KK/bulan) masyarakat KP Rata-rata Pendapatan 4 Rp. 2,0 juta Petambak Garam (KK/bulan) 5 Pertumbuhan PDB Perikanan 7% COSTUMER PERSPECTIVE 6 Jumlah jejaring dan 3 SS2 Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian sosial ekonomi KP oleh masayarkat KP 7 8 kemitraan BBPSEKP Jumlah hasil penelitian sosial ekonomi KP yang diadopsi oleh masyarakat KP Jumlah Pengguna hasil penelitian sosial ekonomi KP (kelompok/orang) INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Presentase jumlah usulan rekomendasi kebijakan 9 BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap SS3 total kajian yang dihasilkan Tersedianya kebijakan KP Jumlah rekomendasi 10 yang implementatif kebijakan sosek KP Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang 11 diterbitkan KKP (dalam skala linkert 1-5) Jumlah data dan informasi 12 ilmiah sosial ekonomi KP Jumlah Karya Tulis Ilmiah 13 yang dihasilkan BBPSEKP SS4 Jumlah publikasi sosial Tersedianya data dan ekonomi di lingkup Sosial informasi ilmiah sosial 14 Ekonomi KP di lingkup ekonomi KP BBPSEKP Frekuensi pertemuan ilmiah 15 sosial ekonomi KP di lingkup BBPSEKP SS5 Terselenggaranya 16 Jumlah model penerpaan kelembagaan KP yang % LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 21

29 modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu SS6 Terselenggaranya pengendalian penelitian sosial ekonomi KP 17 inovatif*) Proporsi penelitian sosial ekonomi KP mendukung program strategis KKP dibandingkan pengembangan produk prospektif lainnya LEARN & GROWTH PERSPECTIVE Prosentase indeks kesenjangan kompetensi 18 esekon II dan III di lingkup BBPSEKP SS7 Jumlah professor penelitian 19 Tersedianya SDM di lingkup BBPSEKP BBPSEKP yang kompeten Jumlah peneliti S3 di 20 dan profesional BBPSEKP Presentase jumlah pegawai fungsional peneliti sosial 21 ekonomi dibandingkan total pegawai di lingkup BBPSEKP SS8 Tersedianya informasi Service Level Agreement 22 yang valid, handal dan Balitbang KP mudah diakses SS9 Terwujudnya good governance & clean government lingkup BBPSEKP SS10 Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BBPSEKP 50% 50% % 75% 23 Presentase rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemeirntah (APIEP) yang ditindaklanjuti 100% disbanding total rekomendasi lingkup BBPSEKP 24 Tingkat akuntabilitas kinerja BBPSEKP NILAI AKIP A 25 Indeks kepuasan masyarakat terhadap BBPSEKP 7,75 26 Nilai integritas BBPSEKP 6,75 27 Nilai Penerapan RB BBPSEKP Persentase penyerapan DIPA BBPSEKP > 95% 2.3. PENETAPAN KINERJA BBPSEKP TA 2014/PERJANJIAN KERJA Pada tahun 2014, BBPSEKP telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala BBPSEKP dengan Kepala Balitbang KP. Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi (strategy map) dengan sepuluh sasaran strategis (SS) yang ingin dicapai. Untuk setiap SS yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan IKU BBPSEKP pada LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 22

30 tahun 2014 untuk semua SS berjumlah 28 IKU.Sebagai alat ukur pencapaian SS, target 28 IKU BBPSEKP yang ditetapkan adalah sebagai berikut: Tabel 2.6 Penetapan Kinerja BBPSEKP TA 2014 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TA TARGET LAMA TARGET BARU STAKEHOLDER PERSPECTIVE 1 Nilai Tukar Nelayan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan SS1 Rata-rata Pendapatan Pengolah 3 Meningkatnya kesejahteraan & Pemasar (KK/bulan) Rp. 2,0 juta Rp. 2,0 juta masyarakat KP Rata-rata Pendapatan Petambak 4 Garam (KK/bulan) Rp. 2,0 juta Rp. 2,0 juta 5 Pertumbuhan PDB Perikanan 7,25% 7% COSTUMER PERSPECTIVE Jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP SS2 Jumlah hasil penelitian sosial Meningkatnya pemanfaatan 7 ekonomi KP yang diadopsi oleh 1 1 hasil penelitian sosial masyarakat KP ekonomi KP oleh masayarkat KP Jumlah Pengguna hasil 8 penelitian sosial ekonomi KP (kelompok/orang) INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Presentase jumlah usulan rekomendasi kebijakan BBPSEKP 9 yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang 33% 33% SS3 dihasilkan Tersedianya kebijakan KP Jumlah rekomendasi kebijakan 10 yang implementatif sosek KP 4 4 Persepsi masyarakat KP 11 terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala linkert 1-5) Jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Jumlah Karya Tulis Ilmiah yang 13 SS4 dihasilkan BBPSEKP Tersedianya data dan informasi ilmiah sosial 14 Jumlah publikasi sosial ekonomi di lingkup Sosial Ekonomi KP di ekonomi KP lingkup BBPSEKP 15 Frekuensi pertemuan ilmiah sosial ekonomi KP di lingkup BBPSEKP 4 4 SS5 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu SS6 Terselenggaranya pengendalian penelitian sosial ekonomi KP Jumlah model penerpaan kelembagaan KP yang inovatif*) Proporsi penelitian sosial ekonomi KP mendukung program strategis KKP dibandingkan pengembangan % 50% LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 23

31 LEARN & GROWTH PERSPECTIVE SS7 Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan profesional SS8 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses SS9 Terwujudnya good governance & clean government lingkup BBPSEKP SS10 Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BBPSEKP produk prospektif lainnya 18 Prosentase indeks kesenjangan kompetensi esekon II dan III di 50% 50% lingkup BBPSEKP 19 Jumlah professor penelitian di lingkup BBPSEKP Jumlah peneliti S3 di BBPSEKP Presentase jumlah pegawai fungsional peneliti sosial ekonomi dibandingkan total pegawai di lingkup BBPSEKP 57% 57% 22 Service Level Agreement Balitbang KP 75% 75% 23 Persentase Rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total 75% 100% rekomendasi lingkup Balitbang KP 24 Tingkat kuliatas akuntabilitas kinerja BBPSEKP NILAI AKIP A NILAI AKIP A 25 Nilai inisiatif anti korupsi BBPSEKP 7,75 7,75 26 Indeks kepuasan masyarakat RB pada BBPSEKP - 6,75 27 Nilai Penerapan RB BBPSEKP Persentase penyerapan DIPA BBPSEKP >95% > 95% Indikator kinerja utama (IKU) BBPSEKP tersebut merupakan salah satu dukungan program penelitian dan perekayasaan sosial ekonomi kelautan dan perikanan tahun 2014 yang dianggarkan sebesar Rp ,- dan pada perkembangannya telah mengalami perubahan revisi menjadi Rp menjadi ,- (termasuk tambahan hibah sejumlah Rp ). Program Penelitian dan perekayasaan sosial ekonomi KP tahun 2014 dijabarkan ke dalam 12 kegiatan penelitian dan kegiatan penelitian aksi pada 14 lokasi meliputi: A. Kegiatan Penelitian 1. Panel Kelautan dan Perikanan Nasional; 2. Kajian Aspek Sosial Ekonomi Perikanan Tuna dan Strategi Penetrasi Pasar Domestik dan Ekspor; 3. Evaluasi Dampak Program PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan; 4. Kajian Pengembangan Usaha Kelautan dan Perikanan pada Kawasan MP3EI dan Meningkatkan FUngsi KEK Bitung; LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 24

32 5. Pemodelan Ekonomi Makro Pembangunan Kelautan dan Perikanan; 6. Kajian Inovasi Kebijakan Dalam Rangka Akselerasi Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan; 7. Kesiapan Maluku Sebagai Lumbung Ikan Nasional; 8. Kajian Sosial Ekonomi Terhadap Rencana Pembangunan Giant Sea Wall; 9. Evaluasi Dampak Program Industrialisasi Perikanan Pada Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya; 10. Evaluasi Dampak Program Industrialisasi Perikanan pada Kawasan Minapolitan Perikanan Tangkap Laut; 11. Evaluasi Dampak Program Industrialisasi Perikanan pada Kawasan Minapolitan Perikanan Perairan Umum Daratan; 12. Evaluasi Dampak Program Industrialisasi Perikanan pada KAwasan Minapolitan Pegaraman; B. Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK pada lokasi : 1. Kabupaten Subang; 2. Kabupaten Indramayu; 3. Kabupaten Tegal; 4. Kabupaten Sukabumi; 5. Kota Banda Aceh; 6. Kabupaten Gunung Kidul; 7. Kabupaten Lamongan; 8. Kabupaten Wonogiri; 9. Kabupaten Brebes; 10. Kabupaten Pinrang; 11. Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah; 12. Kabupaten Pati; 13. Kabuapten Takalar; 14. Kabupaten Pacitan. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 25

33 III. AKUNTABILITAS KINERJA Penerapan penggunaan Balanced Scorecard (BSC)dalam pengelolaan kinerja dimulai tahun 2013, meskipun dalam prakteknya belum sepenuhnya mengakomodir prinsip - prinsip BSC namun tetap memastikan target - target sasaran yang telah dicanangkan akan tercapai dan terwujud dengan nyata. Manfaat positif lainnya adalah dapat diketahui bukti nyata hasil capaian kinerja satker dan kinerja sampai dengan eselon IV. Dalam manajemen kinerja BBPSEKP yang baru terdapat 10 Sasaran Strategis (SS) dan 28 Indikator Kinerja Utama (IKU). Visi dan misi BBPSEKP dilakukan melalui penetapan 10Sasaran Strategis (SS) yang diukur atas dasar penilaian indikator kinerja utama (IKU) yang merupakan kontrak kinerja BBPSEKP Tahun Sejalan dengan penerapan metode Balanced Scorecard sebagai alat manajemen kinerja, maka nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS), nilai pencapaian inisiatif strategis (NPIS) dan nilai kinerja keseluruhan (NKK) tahun 2014 dari 10 Sasaran Strategis (SS) dan 28Indikator Kinerja Utama (IKU) memiliki kinerja yang baik (di atas target yang telah ditetapkan), ditandai dengan warna hijau dan 1 Indikator Kinerja Utama (IKU) memiliki kinerja yang kurang baik (di bawah target yang telah ditetapkan) sesuai dengan gambar 3.1 berikut: Gambar 3.1 Peta Strategis Hasil Pengukuran BBPSEKP TA 2014 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 26

34 3.1. CAPAIAN IKU BBPSEKP Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BBPSEKP tahun 2014 pada stakeholders perspective, customer perspective, internal process perspective danlearn & growth perspective mengalami perubahan dan penyesuaian yang mengacu pada Balanced Scorecard (BSC). Berdasarkan penetapan target pada setiap indikator kinerja tersebut, pencapaian Sasaran Strategis (SS) dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2014yang mengacu Balanced Scorecard (BSC) dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Capaian IKU BBPSEKP Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS SS1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP INDIKATOR KINERJA UTAMA STAKEHOLDER PERSPECTIVE Nilai Tukar 1 Nelayan Nilai Tukar 2 Pembudida ya Ikan Rata-rata Pendapata 3 n Pengolah & Pemasar (KK/bulan) CUSTOMER PERSPECTIVE SS2. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian sosial ekonomi KP Rata-rata Pendapata n Petambak Garam (KK/bulan) Pertumbuh an PDB Perikanan Jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP Jumlah hasil sosial ekonomi KP yang diadopsi oleh masyarakat SATUAN T R % Indeks ,63 99,65 Nilai ,55 99,56 Rp ,67 Rp ,53 % 7, ,57 Buah ,67 Buah LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 27

35 SASARAN STRATEGIS INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE SS3. Meningkatnya pengelolaan SDKP secara berkelanjutan INDIKATOR KINERJA UTAMA KP Jumlah Pengguna hasil 8 penelitian sosial ekonomi Litbang KP Presentase jumlah usulan rekomenda si kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan Jumlah rekomenda si kebijakan sosek KP Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala linkert 1-5) SATUAN T R % Kel % 33% 100% 303% Buah % Skala % SS4. Tersedianya data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP 12 Jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Paket % LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 28

36 SASARAN STRATEGIS SS5. Terselenggaran ya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu SS6. Terselenggaran ya pengendalian Litbang KP INDIKATOR KINERJA UTAMA Jumlah Karya Tulis Ilmiah 13 yang dihasilkan BBPSEKP Jumlah publikasi sosial ekonomi di lingkup 14 Sosial Ekonomi KP di lingkup BBPSEKP Frekuensi pertemuan ilmiah sosial 15 ekonomi KP di lingkup BBPSEKP Jumlah model penerapan kelembaga an KP yan inovatif*) Prosentase hasil penelitian sosial ekonomi KP mendukun g program strategis SATUAN T R % Buah % Paket ,57% Kali Buah % % 50% 61,54% 100,00 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 29

37 SASARAN STRATEGIS SS7. Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan professional INDIKATOR KINERJA UTAMA KKP LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE Indeks Kesenjanga n Kompetensi 18 Eselon II dan III Lingkup BBPSEKP SS8. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses SS9. Terwujudnya good governance & clean government lingkup BBPSEKP Jumlah Profesor Riset Jumlah peneliti S3 di BBPSEKP Prosentase jumlah pegawai fungsional peneliti BBPSEKP dibandingk an dengan total pegawai Balitbang Service Level Agreement BBPSEKP Jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanju ti dibanding total rekomendasi lingkup BBPSEKP SATUAN T R % % 50% 43,33% 115,39 Orang ,00 Orang ,00 % 57% 59% 104,00 % 75% 99,84% 133,12 % 100% 100% 100,00 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 30

38 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA Tingkat kualitas 24 akuntabilitas kinerja BBPSEKP Indeks kepuasan 25 masyarakat terhadap BBPSEKP Nilai Inisiatif 26 anti korupsi BBPSEKP Nilai 27 Penerapan RB BBPSEKP SS10. Persentase Terkelolanya penyerapan anggaran secara 28 DIPA optimal lingkup BBPSEKP BBPSEKP *Sumber data primer yang diolah SATUAN T R % Jumlah 77,98 78,63 107,86 Nilai 6,75 7,75 - Nilai 7,75 8,08 104,26 Nilai 80 75,5 94,37 % >95% 92,78 97, HASIL PENGUKURAN BBPSEKP Pengukuran kinerja BBPSEKP pada tahun 2014 menggunakan metode pengukuran yang mengadopsi metode konsultan BSC dari PT. Solusi Inovasi Dayaguna (Value Alignment Advisory) untuk pengukuran internal dan menggunakan metode pengukuran aplikasi "kinerjaku" KKP untuk pengukuran eksternal BBPSEKP. Pengukuran tersebut atas arahan yang disampaikan oleh Sekretariat Balitbang KP sebagai satker pembina BBPSEKP Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) NPSS adalah nilai yang menunjukan konsolidasi dari seluruh IKU di dalam satu Sasaran Strategis (SS). Status capaian SS yang ditunjukan dengan warna merah/kuning/hijau (buruk/sedang/baik) ditentukan oleh NPSS. Untuk menghitung NPSS perlu diperhatikan bobot masing-masing IKU terhadap SS tersebut dengan indeks toleransi 10%. Sistem pembobotan yang digunakan didasarkan atas tingkat validitas IKU seperti Tabel 3.3 berikut : LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 31

39 Tabel 3.2 Tingkat validasi Indikator Kinerja Utama (IKU) No Validitas Bobot IKU 1 Lead input 0,1 2 Lead proses 0,2 3 Lag output 0,3 4 Lag outcome 0,4 Status capaian NPSS ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut: Tabel 3.3 Nilai Indeks Capaian NPSS Baik Sedang Buruk Indeks Capaian >90 % Indeks Capaian =90% Indeks Capaian <90 % Dalam melakukan pengukuran kinerja dilakukan dengan cara menentukan dan mensepakati standar status kinerja NPSS sesuai dengan kriteria sebagai berikut. Tabel 3.4 Klasifikasi dan Status NPSS KLASIFIKASI MAXIMIZE MINIMIZE STABILIZE STATUS NPSS (Toleransi 10%) X<90% X>90% X>90% atau X<90% Buruk X=90% X=90% - Sedang X 90% X 90% X=90% Baik Dalam melakukan pengukuran kinerja juga harus menentukan klasifikasi target indikator kinerja diantaranya adalah: Maximixe adalah kondisi dimana semakin tinggi pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Minimize adalah kondisi dimana semakin rendah pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Stabilize adalah kondisi dimana semakin stabil (tidak naik dan tidak turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik. Pengukuran capaian kinerja BBPSEKP Tahun 2014 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dan realisasi IKU pada masing-masing prespektif dari hasil pengukuran tersebut diperoleh capaian kinerja BBPSEKP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 32

40 ditingkat korporat di Tahun 2014 sebesar 146% yang berasal dari capaian kinerja masing-masing perspektif sebagai berikut: 1. Perspektif pemangku kepentingan (stakeholderperspective) dengan bobot 25%, capaian kinerja sebesar 102%; 2. Perspektif pelanggan (Customerperspective) dengan bobot 15%, apaian kinerja sebesar 100%; 3. Perspektif Internal (Internal Process perspective) dengan bobot 30%, capaian kinerja sebesar 100%; 4. Perspektif Learn and Growth (Learn and Growth perspective) dengan bobot 30%, capaian kinerja sebesar 99% Nilai Kinerja Keseluruhan (NKK) Untuk mengukur capaian kinerja organisasi BBPSEKP digunakanlah Nilai Kinerja Keseluruhan (NKK). Komponen perhitungan NKK terdiri dari 2 (dua) unsur, yaitu: Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) dan Nilai Pencapaian Inisiatif Strategis (NPIS). NKK yang diperoleh merupakan penjumlahan dari Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) dan Nilai Pencapaian Inisiatif Strategis (NPIS). Adapun status NKK mempunyai nilai toleransi 10% yang ditentukan oleh nilai indeks sebagai berikut: Tabel 3.5 Nilai tolerasi perhitungan capaian kinerja Baik Sedang Buruk Indeks Capaian >180 % Indeks Capaian = 180% Indeks Capaian <180 % Pencapaian kinerja keseluruhan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: Pencapaian kinerja dikatakan buruk jika NPSS buruk dan NPIS buruk;pencapaian kinerja dikatakan sedang jika: NPSS buruk dan NPIS baik, NPSS baik dan NPIS buruk, atau NPSS sedang dan NPIS sedang; dan Pencapaian kinerja dikatakan baik jika NPSS dan NPIS baik. Sesuai dengan hasil perhitungan NKK (tabel terlampir), diketahui bahwa pencapaian Nilai Kinerja Keseluruhan BBPSEKP Tahun 2014 adalah 271% EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA STAKEHOLDER PERSPEKTIVE Capaian kinerja BBPSEKP pada Perspektif pemangku kepentingan (Stakeholder Perspektive) dengan bobotperspektif sebesar 25% yang berasal dari satu sasaran strategis yaitu meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP dengan capaian sebesar 102%. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 33

41 SS1. : MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KP Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP adalah menjadi tolok ukur dari dampak keberhasilan program/kegiatan BBPSEKP. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP terdiri dari 5 (lima) IKU sebagai berikut : a. IKU 1. : Nilai Tukar Nelayan (NTN) NTN merupakan perbandingan antara Indeks harga yang diterima nelayan/pembudidaya ikan (It) dengan Indeks harga yg dibayar/dikeluarkan oleh nelayan/pembudidaya (Ib), untuk konsumsi rumah tangganya dan keperluan dalam menghasilkan produk perikanan. NTN merupakan indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli nelayan skala kecil di pedesaan, dan juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk perikanan dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Apabila semakin tinggi NTN, maka secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli nelayan. Tabel 3.6 Capaian Nilai Tukar Nelayan (NTN) Indikator Kinerja Utama (IKU) Nilai Tukar Nelayan (NTN) - Target ** ** ** Realisasi 105,37 104,46 104,78 - Prosentase (%) 94,96 100,75 *Sumber data DJPT TA 2014 Indeks nilai tukar nelayan bidang perikanan tangkap laut (tipologi pelagis kecil dan demersal) sangat fluktuatif antar bulan pengamatan. Di saat terjadi musim paceklik kecenderungan indeks nilai tukar nelayan akan berada dibawah 100 dan pada saat musim panen/penangkapan ikan maka indeks nilai tukar nelayan akan berada diatas 100. Indeks nilai tukar nelayan pada bidang perikanan tangkap laut cenderung dipengaruhi secara dominan oleh pengeluaran rumah tangga untuk usaha dan penerimaan usahanya. Pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi pangan lebih kecil pengaruhnya terhadap perubahan indeks niai tukar nelayan. Sedangkan distribusi pengeluaran rumah tangga untuk usaha terbesar adalah bersumber dari bahan bakar minyak (BBM), yang mencapai 60% terhadap total nilai yang dibayarkan. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 34

42 Tabel 3.7 Perbandingan Data NTN Tahun 2014 Terhadap Realisasi Tahun IKU Realisasi 2012 Realisasi 2013 TA 2014 Target Realisasi % NTN 105,37 104, ,78 100,75 Dengan sisa waktu satu tahun RPJMN, yakni di tahun 2014, telah dialokasikan program dan kegiatan dengan tujuan dapat meningkatkan pendapatan nelayan dengan harapan dapat meningkatkan nilai NTN. Dukungan BBPSEKP terhadap peningkatan Nilai Tukar Nelayan adalah menginformasikan data terkait data hasil penelitian PANELKANAS. Lokasi Kegiatan Panelkanas dilaksanakan pada 16 lokasi yaitu Kota Sibolga, Kab. Ogan Komering Ilir, Kota Bitung, Kab. Sambas, Kab. Sampang, Kota Malang, Kota Padang, Kab. Gresik, Kab. Sumenep, Kab. Subang, Kab. Cianjur, Kab. Purwakarta, Kab. Cirebon, Kab. Klungkung, Kab. Jeneponto, dan Kab. Pangkep. Lokasi perwakilan pada tahun 2014 yang menggambarkan NTN adalah Kota Bitung dan Kabupaten Malang (NTN Perikanan Tangkap Laut), sedangkan Kabupaten Purwakarta untuk NTN Perikanan Perairan Umum Daratan. Berikut adalah gambaran dari masing-masing lokasi : 1. Kota Bitung (NTN PTL) Indeks nilai yang diterima nelayan perikanan pelagis besar tuna di Kota Bitung dipengaruhi oleh harga dan jumlah produksi bulanan. Hasil tangkapan ikan tuna oleh nelayan di Kota Bitung sebagian besar adalah jenis ikan tuna ekor kuning/madidihang (Yellow fins).pada tahun 2014 Indeks Nilai yang Diterima oleh Nelayan di Kota Bitung lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun Faktor yang sangat mempengaruhi penurunan tersebut adalah produksi pada tahun 2014 yang cukup merosot dibandingkan tahun Padahal harga ikan yang diterima oleh nelayan jika dibandingkan dengan tahun 2013 relatif lebih tinggi. Selain karena dipengaruhi oleh produksi, penurunan juga disebabkan karena kenaikan harga barang barang pokok untuk konsumsi maupun barang non konsumsi. Disamping itu adalah adanya perubahan pada pola proporsi pengeluaran pada tahun 2013 dan 2014, baik pada pengeluaran non pangan, pangan, biaya tetap maupun biaya tidak tetap. Proporsi Non Pangan, Pangan dan Biaya Tetap Usaha mengalami peningkatan, namun sebaliknya proporsi LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 35

43 biaya tidak tetap mengalami penurunan jika Berdasarkan Indeks Nilai Yang Diterima dan Dibayarkan oleh nelayan tuna di Kota Bitung, maka didapatkan Indeks Nilai Tukar Perikanan (NTP) nelayan tuna di Kota Bitung. Secara umum, Indeks NTP nelayan tuna di Kota Bitung nilainya berada dibawah 100. Hal tersebut memberikan informasi bahwa kesejahteran nelayan relatif lebih rendah dibandingkan dengan tahun dasar Indeks Nilai Tukar Perikanan I T I B Bulan Gambar 3.2 Indeks yang diterima (IT), Indeks yang dibayar (IB) dan Indeks Tukar Perikanan (ITP) Nelayan Pelagis Besar Tuna di Kelurahan Bat Lubang Kota Bitung, 2013 dan Keterangan : Rataan Tahun 2003 = 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2013 dan Kabupaten Malang (NTN Perikanan Tangkap Laut) Demikian juga dengan Indeks nilai yang diterima nelayan perikanan pelagis besar di Kabupaten Malang dipengaruhi oleh harga dan jumlah produksi bulanan. Hasil tangkapan ikan pelagis besar oleh nelayan sebagian besar adalah jenis ikan tuna ekor kuning/madidihang (Yellow fins). Ikan tuna hasil tangkapan disalurkan ke pabrik pabrik pengolahan melalui sistem lelang di TPI. Harga yang digunakan adalah harga rata-rata dari kualitas ikan tuna. Untuk ikan tuna yang telah mengalami kerusakan, seperti ada luka pada bagian tubuh pada saat penangkapan maka harganya akan lebih rendah dibandingkan ikan tuna yang utuh atau mulus tubuhnya. Misalkan untuk ikan tuna yang dalam kondisi baik harganya mencapai Rp /Kg dan yang rusak hanya Rp /Kg. Untuk ukuran tuna yang lebih kecil (kurang dari 20 Kg per Ekor) di sebut dengan istilah baby tuna maka harganya pun akan lebih rendah. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 36

44 Nilai NTNtahun 2014 tertinggi pada saat bulan Mei dengan nilai 168 sedangkan terendah pada saat bulan Januari dan Februari dengan nilai 26 dan 40. (Rataan 2013 = 100). NTN mengalami perkembangan positif ratarata sebesar 24,49% per bulan dengan rata-rata nilai NTN sebesar 97. Fluktuasi nilai IT, IB dan NTN nelayan pelagis besar di Kabupaten Malang. Secara umum, Indeks NTP nelayan tuna di Kabupaten Malang nilainya sangat berfluktuasi, dimana pada saat musim ikan yaitu bulan Januari dan Februari berada dibawah 100. Hal tersebut disebabkan penerimaan atau produksi tangkap yang diterima oleh para nelayan rendah. Namun pada bulan Maret sampai dengan Agustus, Indeks Nilai Tukar Perikanan berada diatas nilai 100. Indeks Nilai Tukar Nelayan yang fluktuatif menandakan bahwa usaha penangkapan rumah tangga nelayan pelagis besar di Kabupaten Malang memiliki pendapatan yang tidak stabil. Nilai NTN kurang dari 100 menunjukkan bahwa penerimaan pendapatan dari usaha penangkapan tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk usaha dan rumah tangga. Nilai tukar nelayan yang berfluktuasi selama dalam satu tahun pengamatan, dikarenakan adanya perubahan produksi, harga, musim dan jenis ikan yang tertangkap, sehingga dapat diketahui bahwa ada saat-saat tertentu nelayan tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk usaha dan rumah tangganya yaitu berdasarkan kajian ini serta pada saat musim paceklik akibat dari tidak adanya ikan (musim ikan) dan akibat cuaca buruk (gelombang besar dan angin kencang). IT IB NTN Gambar 3.3 Indeks yang diterima (IT), Indeks yang dibayar (IB) dan Indeks Nilai Tukar Nelayan (NTN) Nelayan Pelagis Besar di Sendang Biru Kabupaten Malang, 2014 Keterangan: T 0 = Rataan Tahun 2013(100) Sumber: Data Primer Diolah, Kabupaten Purwakarta(NTN Perikanan Perairan Umum Daratan/PUD) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 37

45 Secara rata-rata pada periode Januari 2013 sampai April 2014 NTPi nelayan di Waduk Jatiluhur mengalami penurunan sebesar 0,2%, hal ini juga terlihat dari rata-rata nilai IT dan IB yang mengalami penurunan masingmasing sebesar 1,3% dan 0,2%.NTPi tertinggi terjadi pada BulanMei 2013 dengan nilai 142 sedangkan terendah pada saat Bulan Januari 2014 dengan nilai 73 dengan nilai rata-rata NTPi sebesar 99,95 (Rataan 2013 = 100). IT IB ITP Gambar 3.4 Indeks yang diterima (IT), Indeks yang dibayar (IB) dan Indeks Nilai Tukar Perikanan (NTPi) pada Nelayan di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Bulan Januari 2013-April Sumber: Data Primer Diolah, 2013 dan 2014 b. IKU 2. : Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) NTPi merupakan rasio antara seluruh penerimaan (revenue) dibanding seluruh pengeluaran (expenditure) pembudidaya ikan. Selain itu, juga digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan pembudidaya ikan dan merupakan ukuran kemampuan keluarga pembudidaya ikan untuk memenuhi kebutuhan subsistennya. Sejak Nopember 2013, NTPi telah terpisah dengan NTN, dengan perhitungan tahun dasar adalah data tahun 2012.Berdasarkan tabel 3.8, capaian NTPi pada tahun 2014 sebesar 101,55 dengan realisasi sebesar 99,56%. Angka capaian Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) tahun adalah sebagai berikut : Tabel 3.8 Capaian Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Indikator Kinerja Utama (IKU) Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) - Target ** ** ** Realisasi 105,55 106,26 105,37 104,70 101,55 - Prosentase 100,67 99,56 *Sumber data DJPB TA 2014 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 38

46 Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi melalu penelitian Panelkanas. Kriteria besaran NTPi yang diperoleh dapat lebih rendah, sama atau lebih tinggi dari 100. NTPi nelayan yang berkisar kurang dari 100 menunjukan bahwa keluarga nelayan memiliki daya beli yang lebih rendah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan berpotensi untuk mengalami defisit anggaran rumah tangga. NTPi nelayan berkisar diatas 100 menunjukan bahwa keluarga nelayan memiliki kesejahteraan yang cukup baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan memiliki potensi surplus pendapatan yang dapat digunakan untuk konsumsi kebutuhan sekunder, tersier maupun peningkatan aset usaha dalam menangkap ikan. Nilai tukar pendapatan (NTPi) yang diamati baru pada Bulan Januari-April Berikut hasil yang digambarkan dari dua lokasi tersebut : 1) Pada Perikanan Budidaya (Rumput Laut) Kabupaten Klungkung Indeks nilai tukar yang diterima (IT) pembudidaya rumput laut dari bulan Januari 2012 hingga Oktober 2014 cukup fluktuatif. IT tertinggi terdapat pada bulan Maret 2014 dengan nilai 141 sedangkan berada pada posisi terendah berada pada bulan Agustus 2012 dengan nilai 35. Fluktuasi indeks yang diterima oleh pembudidaya rumput laut sangat dipengaruhi oleh harga di tingkat produsen dan jumlah produksi rumput laut kering. Dari sisi harga diketahui bahwa harga rumput laut jenis spinosum dan cotoni berbeda cukup signifikan, biasanya harga cottoni lebih tinggi dari harga spinosum. Perbedaan harga tersebut bisa mencapai Rp 5000 Rp lebih. Harga terendah spinosum terjadi pada awal tahun 2012 yakni sekitar Rp 3200,-/kg sedangkan harga tertinggi terjadi pada saat bulan Oktober 2014 yang mencapai harga Rp 7.600,- /kg. Pada umumnya dari bulan Januari 2012 hingga Oktober 2014 spinosum kering cenderung mengalami kenaikan harga rata-rata sebesar 4%. Harga cottoni berada pada titik terendah yakni pada bulan Juni s.d November 2012 yakni Rp 6.000,-/kg dan mencapai harga tertinggi pada bulan Oktober 2014 pada harga Rp ,-/kg. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 39

47 Gambar 3.5 Indeks yang diterima (IT), Indeks yang dibayar (IB) dan Indeks Tukar Perikanan (ITP) pembudidaya rumput laut di Desa Batununggul Nusa Penida Klungkung Tahun Sumber: Data Primer Diolah, 2012 dan ) Pada Perikanan Budidaya (Keramba Jaring Apung) Kabupaten Cianjur Pada tahun 2014, nilai tukar pembudidaya tertinggi pada bulan Juli sebesar 111 dan terendah pada bulan Mei sebesar 85. Pada bulan Juli merupakan NTP terbesar yang disebabkan oleh besarnya penerimaan yang diterima Pembudidaya yang berasal dari hasil panen KJA sedangkan konsumsi yang dikeluarkan rata-rata nilai perbulannya hampir sama. Pada bulan Juli, selain memanen ikan mas, pembudidaya juga memanen ikan nila yang dipanen setahun sekali. Nilai tukar pembudidaya terendah terjadi pada bulan mei, hal tersebut karena pada bulan tersebut sering terjadi panen sebelum waktunya karena serangan penyakit sehingga menyebabkan turunnya penerimaan pembudidaya. Rata-rata kenaikan NTP per tahun menjelaskan bahwa, pada tahun 2012 rata-rata kenaikan NTP sebesar 10,23% sedangkan tahun 2013 sebesar 9,87% dan tahun 2014 sebesar 0,50%. Pergerakan NTP secara lengkap dapat dilihat pada Gambar sebagai berikut. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 40

48 IT IB NTP Gambar 3.6 Pergerakan Indeks Nilai Tukar Pembudidaya (NTP) KJA Cianjur selama bulan Januari 2012 Agustus Sumber: Data Primer Diolah, 2012 dan 2014 c. IKU 3. : Rata-Rata Pendapatan Pengolah Dan Pemasar Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan maupun natura sebagai hasil penjualan pengolah dan pemasar setelah dikurangi biaya-biaya produksi. Selain itu, pendapatan juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat secara relatif dan merupakan ukuran kemampuan keluarga nelayan dan pembudidaya ikan untuk memenuhi kebutuhannya. Target rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar tahun 2014 adalah Rp 2,4 Juta per KK/Bulan. Capaian rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar dihitung dari pendapatan penerima program PUMP-P2HP sebagai dampak dari sasaran program penerima bantuan PUMP-P2HP. Berdasarkan sampel kelompok pada 100 Kabupaten/Kota di 29 Provinsi penerima PUMP-P2HP, diperoleh hasil perhitungan rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar sebesar Rp 2,506,170,-- per KK/Bulan. Dengan adanya program PUMP-P2HP dalam bentuk bantuan langsung masyarakat, yang dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan kelompok untuk mengembangkan usahanya, telahberdampak positif, yakni terjadinya peningkatan pendapatan diatas upah rata - rata minimum nasional tahun 2014 sebesar Rp ,- per KK/Bulan. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 41

49 Tabel 3.9 Capaian Rata-Rata Pendapatan Pengolah & Pemasar Indikator Kinerja Utama (IKU) Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan). *Sumber data DJP2HP TA 2014 T R % 2,000,000 2,560, ,67 Dukungan BBPSEKP Litbang KP terhadap peningkatan Nilai Tukar Pembudidaya ikan adalah menginformasikan sejumlah data terkait, antara lain: IKU rata-rata Pendapatan POKLAHSAR dapat digambarkan dari hasil penelitian BBPSEKP yaitu Kajian Evaluasi Dampak Program PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan. Lokasi penelitian yang menjadi responden pada penelitian BBPSEKP merupakan kelompok masyarakat yang menjadi sasaran Program PUMP P2HP, yaitu meliputi Pesisir Selatan, Cirebon, Makassar, Tangerang, Aceh, Banjar, Sukabumi, Sibolga, dan Lombok Timur. Dari hasil penelitian TA diketahui bahwa rata-rata pendapatan pengolah produk perikanan dan pemasaran ikan bervariasi baik sebelum maupun setelah mendapatkan bantuan program PUMP P2HP. Rata-rata pendapatan pengolah ikan sebelum adanya program adalah Rp ,-/siklus pada pengolah ikan dengan pendapatan dibawah 1 juta rupiah dan /siklus pada unit pengolah dengan pendapatan di atas satu juta rupiah. Setelah mendapatkan program, terdapat kenaikan pendapatan untuk seluruh unit pengolahan dan pemasaran di sembilan lokasi penelitian tersebut yaitu Rp ,-/siklus atau meningkat sebesar 66,9% dan tidak ada POKLAHSAR yang menghasilkan pendapatan dibawah satu juta rupiah. Meskipun terdapat peningkatan pendapatan, pelaksanaan program PUMP P2HP belum efektif meningkatkan pendapatan POKLAHSAR secara berkelanjutan. Karena sifat produksi hanya berdasarkan pesanan (tidak kontinyu) menyebabkan pendapatan tidak pasti, sehingga kegiatan POKLAHSAR biasanya sebagai pekerjaan sampingan dan bukan merupakan pekerjaan pokok. Hal tersebut disimpulkan kegiatan POKLAHSAR belum benar-benar menjadi tulang punggung penghasilan keluarga. Berikut adalah rata-rata unit pengolahan dan pemasaran ikan sebelum dan sesudah penerimaan Program pump P2HP di lokasi penelitian. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 42

50 Rp. 000/siklus Sebelum Gambar 3.7 Rata-rata unit pengolahan dan pemasaran ikan sebelum dan sesudah penerimaan Program PUMP P2HP di lokasi penelitian. d. IKU 4. : Rata-Rata Pendapatan Petambak Garam (KK/bulan) Rata-rata pendapatan petambak garam per-kepala Keluarga/bulan yang masuk dalam KUGAR dihitung dari jumlah pendapatan petambak garam penerima Program PUGAR selama musim panen dibagi lama bulan produksi. Berdasarkan laporan dari 42 Kabupaten/Kota penerima PUGAR 2014, diketahui bahwa lama masa produksi rata rata secara nasional sekitar 3,19 bulan, termasuk masa persiapan, masa evaporasi dan pemanenan, dan pemulihan lahan. Daerah daerah tertentu yang menggunakan sistem perebusan memiliki masa produksi yang lebih variatif dan lama, misalnya Aceh Utara yang mulai memproses sejak pertengahan Januari Desember Perhitungan pendapatan menggunakan beberapa variabel, yakni: Luas lahan PUGAR; Produksi Nasional; Produktivitas PUGAR per hektar per musim; Penjualan garam (estimasi nilai produksi); total biaya (TC) baik operasional maupun investasi; Pendapatan bersih; dan lama bulan dalam satu kali periode produksi (musim). Harga garam bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa per hektar lahan mampu menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp ,93. Petambak PUGAR mengolah/mendayagunakan lahan antara 0,5 s/d 1 Ha. Dengan LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 43

51 luasan lahan ,82 Ha dan jumlah total petambak sebanyak , maka per petambak rata rata mengolah lahan sebesar 0,77 Ha, sehingga pendapatan per petambak sebesar Rp. 0,77 x Rp ,93 = Rp Tabel 3.10 Capaian Rata-Rata Pendapatan Petambak Garam Indikator Kinerja Utama (IKU) Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan). *Sumber data DJ TA 2014 T R % 2,000,000 3,972, ,53 Dukungan BBPSEKP terhadap peningkatan Rata-rata pendapatan pengolah garam (KK/bulan) adalah menginformasikan sejumlah data terkait penelitian: 1) Evaluasi dampak program industrialisasi pada kawasan minapolitan pegaraman. Lokasi kegiatan dilaksanakan pada Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa harga merupakan salah satu faktor untuk menentukan terjadinya peningkatan pendapatan petambak garam, harga garam sebelum terbitnya peraturan SK Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan No. 02/DAGLU/PER/5/2011 cukup rendah dan diatur oleh pengumpul sehingga petambak garam mempunyai posisi tawar yang rendah. Pada tahun 2014, nilai pendapatan setelah program industrialisasi pada kawasan minapolitan sudah memberikan dampak yang cukup besar yaitu Rp /tahun, sehingga Kabupaten Cirebon dapat memberikan kontribusi terhadap nilai produksi nasional sejumlah 63%. 2) Panelkanas Rata-rata petambak garam dapat digambarkan dari hasil penelitian Panelkanas pada lokasi perwakilan yaitu Kabupaten Sumenep. Struktur pendapatan rumah tangga petambak garam dibedakan berdasarkan statusnya, yaitu pemilik lahan dan penyewa lahan. Jenis pekerjaan usaha perikanan yang dilakukan oleh rumah tangga petambak garam diantaranya adalah nelayan, pembudidaya ikan, buruh jasa perikanan, penyedia jasa bahari, pengolah perikanan, pedagang perikanan, petambak garam dan pekerjaan perikanan lainnya. Jenis pekerjaan usaha non perikanan diantaranya adalah pedagang, pegawai negeri sipil, petani, buruh tani, buruh bangunan dan pekerjaan non perikanan lainnya. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 44

52 Pada rumah tangga petambak garam di Kabupaten Sumenep diketahui bahwa sumber pendapatan utama berasal dari sektor perikanan yaitu usaha garam. Proporsi sumber pendapatan petambak garam dari bulan Januari-Desember masih didominasi dari sektor perikanan (garam). Pendapatan dari garam diperoleh dari hasil penjualan garam yang disimpan digudang, petambak menjual garam menunggu harga tinggi yang biasanya adalah pada saat musim hujan. perikanan 2013 perikanan 2014 Non perikanan 2013 Non perikanan 2014 Gambar 3.8 Proporsi Sumber Pendapatan Rumah Tangga Petambak Garam di Desa Pinggir Papas, Kabupaten Sumenep Tahun Sumber: Data Primer Diolah, LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 45

53 Tabel 3.11 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga Per BulanUsaha Tambak Garam di Kabupaten Sumenep Pada Status Pemilik Lahan, 2013 dan 2014 Bulan Januari 1,173,0 00 Februa ri Perikanan (Rp/bulan) Non Perikanan (Rp/bulan) Total (Rp/Bulan) * 5,085,8 33 Maret 2,873,5 71 April 1,920,0 00 Mei 6,102,5 00 Juni 300,00 0 Juli 400,00 0 Agustu s Septem ber Oktobe r Novem ber Desem ber 4,599,6 01 6,038,1 92 2,791, , ,00 0 Total 32,406, 511 2,901,2 50 3,255,5 83 4,311,7 83 3,049,1 88 2,111,6 27 1,425,5 33 2,586,1 13 3,815,0 56 5,001,9 79 3,030, , , , , , , , , ,16 7 2,573,7 50 4,994,6 50 1,000, , ,990, ,945, , , ,66 7 2,218, ,50 0 1,066,6 67 1,000,0 00 2,848,7 50 6,130,0 00 6,381,5 00 1,708,0 00 5,620,8 33 3,408,5 71 2,455,0 00 6,637, , ,16 7 5,198,7 67 8,611,9 42 7,786,4 51-1,560,0 00 1,500, ,223, 514 Keterangan: Sumber: Data Primer Diolah, 2013 dan ,526, ,349, 911 3,631,2 50 3,947,2 50 5,003,4 50 5,267,9 38 3,074,1 27 2,492,2 00 3,586,1 13 6,663, ,131, 979 9,411, ,00 0 1,500, ,211, 946 Peruba han (%) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 46

54 Tabel 3.12 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga Per Bulan Usaha Tambak Garam dikabupaten Sumenep Pada Status Penyewa Lahan, 2013 dan 2014 Bulan Januari 485,00 0 Februar i Perikanan (Rp/bulan) Non Perikanan (Rp/bulan) Total (Rp/Bulan) * 453,33 3 Maret 485,00 0 April 485,00 0 Mei 485,00 0 Juni 485,00 0 Juli 490,00 0 Agustu s Septem ber Oktobe r Novem ber Desem ber 1,128, 833 1,242, , , ,42 9 Total 8,582, 857 1,540,8 33 2,612,7 78 2,826,1 18 4,707,0 67 2,128,5 00 4,563,2 92 3,026,9 65 3,792,0 21 3,870,5 26 4,947, , ,000 2,523,0 67 3,617,9 29 1,043,7 50 1,127,7 78 1,043,7 50 1,973, , , , ,417 1,485,1 00 2,616,2 58 3,710,0 03 3,849, , ,417 1,281,5 71 1,501,2 00 1,641,3 10 1,737,7 50 1,500, ,429-34,915, ,218, ,755, 525 Keterangan: Sumber: Data Primer Diolah, 2013 dan ,209,7 14 1,167,3 33 3,008,0 67 4,102,9 29 1,418,4 44 1,301,7 78 1,975,1 00 3,745,0 91 4,952,8 36 4,742,7 67 1,443,9 88 1,732, ,800, 905 2,584,5 83 3,740,5 56 3,869,8 68 6,680,0 67 3,083,5 00 5,513,7 09 4,308,5 36 5,293,2 21 5,511,8 35 6,685,3 93 2,400,0 00 Peruba han (%) ,671, 268 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 47

55 Tabel 3.13 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga Petambak Garam di Kabupaten Sumenep Berdasarkan Kepemilikan Lahan, 2013 dan Jenis Pekerjaan 1. Perikanan - Nelayan 188,000 - Pembudidaya Ikan - Buruh Jasa Perikanan - Pedagang perikanan - Petambak Garam - Lainnya 2. Non Perikanan Pemilik Lahan Penyewa Lahan Nilai (Rp/tahun) Peruba Nilai (Rp/tahun) han (%) 281,667 2,457,5 00 1,056, ,960 1,401,4 00 Peruba han (%) , , , , , , , , ,000 (52.00) 13,362, ,876, Pedagang 688, , PNS/POLRI/TNI 546,667 1,200, ,800, 904 1,126, ,532, 264 1,424, Petani - 720, , , Lainnya 257, , , , Total 15,923, ,805, Sumber: Data Primer Diolah, 2013 dan ,540, ,666, LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TA BBPSEKP 48

56 Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pendapatan baik pada pemilik maupun penyewa lahan tambak garam. Peningkatan pendapatan diperoleh dari peningkatan pendapatan dari usaha garam sebesar 11.33% untuk pemilik lahan dan 31.62% untuk penyewa lahan, secara keseluruhan pendapatan meningkat baik dari sektor perikanan maupun non perikanan. Selain itu pendapatan rumah tangga petambak garam tidak hanya erasal dari kepala keluarga juga berasal dari anggota rumah tangga yaitu isteri, anak maupun anggota rumah tangga lain yang tinggal dalam satu rumah yang bekerja. Sumber mata pencaharian anggota rumah tangga yang sudah bekerja. Sumber pendapatan anggota rumah tangga petambak garam sebagian besar berasal dari non perikanan. Tabel 3.14 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga Petambak Garam di Kabupaten Sumenep Berdasarkan Status Dalam Keluarga Pada Status Pemilik Lahan Tambak, 2013 dan 2014 Status Dalam Keluarga Perikanan Non perikanan Total (Rp/Tahun) * * Perubah an (%) Kepala 14,180, 14,613 3,86 6,48 18,04 21,09 17 Istri 189,3 2,738, 945, 706, 1,135 3,445, 204 Anak ART Lainnya 101,2 816, 101,2 816,7 707 Total 14,471, 17,351 4,80 8,00 19,27 25,36 32 Sumber: Data Primer Diolah, 2013 dan 2014 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 49

57 Tabel 3.15 Perkembangan Pendapatan Rumah Tangga Petambak Garam di Kabupaten Sumenep Berdasarkan Status Dalam Keluarga Pada Status Penyewa Lahan Tambak, 2013 dan 2014 Status Dalam Keluarga Kepala Keluarga Istri Perikanan * , Anak ART Lain Total 18, , ,451.1 Non perikanan , , Sumber: Data Primer Diolah, 2013 dan 2014 Total (Rp/Tahun) 2014 * * 3, , , , , , Perubah an (%) , , , Tabel diatas menunjukkan bahwa perkembangan pendapatan rumah tangga petambak garam pada status pemilik lahan mengalami peningkatan pendapatan sebesar 32% yang diperoleh dari peningkatan pendapatan perikanan dan non perikanan kepala keluarga sebagai pencari nafkah utama. Selain itu peningkatan pendapatan juga diperoleh dari peningkatan pendapatan istri dari sektor perikanan. Hal tersebut kemungkinan disebabkan kondisi cuaca tahun 2014 yang lebih baik dibandingkan kondisi tahun 2013 untuk melakukan produksi garam. Sedangkan untuk status penyewa lahan juga mengalami kondisi yang sama dengan peningkatan signifikan pada pendapatan kepala keluarga dari sektor perikanan. Secara kesuluruhan pendapatan rumah tangga penyewa lahan meningkat sebesar 43% pada tahun 2014 dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya. e. IKU 5. : Pertumbuhan PDB Perikanan Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan, termasuk didalamnya pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, adalah meningkatnya nilai PDB perikanan. Pertumbuhan PDB Perikanan dari tahun ke tahun selalu meningkat, hal tersebut menggambarkan bahwa kemampuan sumberdaya perikanan sebagai andalan dalam perekonomian nasional. 43 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 50

58 Tabel 3.16 Capaian Pertumbuhan PDB Perikanan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pertumbuhan PDB Perikanan - Target 6,2 7,0 6,5 6,90 7,00 - Realisasi 6,34 - Prosentase (%) 90,57 *Sumber data DJ TA 2014 Dukungan KP terhadap pertumbuhan PDB perikanan antara lain:dalam mendukung capaian IKU pertumbuhan PDB perikanan, BBPSEKP telah menghasilkan data terkait Kegiatan Pemodelan Ekonomi Makro. Dari hasil kajian tersebut dapat diketahui dampak kebijakan terhadap kinerja makroekonomi. Hasil analisis menunjukkan bahwa penurunan pajak konsumen menyebabkan terjadinya perubahan persentase GDP positif dengan nilai tertinggi ditunjukkan pada simulasi 3, yaitu 0,236%. Akibat dari penurunan pajak konsumen menyebabkan peningkatan investasi sebesar 0,387%, konsumsi rumah tangga sebesar 2,307%, pengeluaran pemerintah pusat sebesar 0,181% dan impor sebesar 1,374%. Namun ekspor mengalami penurunan sebesar -2,873%. Hal ini mengindikasikan bahwa jika diterapkan penurunan pajak sebesar 35% berarti ada insentif yang diberikan kepada konsumen untuk peningkatan konsumsinya khususnya konsumsi ikan. Tabel 3.17 Hasil Simulasi Skenario Penurunan Pajak Konsumen Komoditas Perikanan terhadap Peubah Makroekonomi (dalam %) % change Simbol Sim-1 Sim-2 Sim-3 GDP x0gdpinc 0,196 0,219 0,236 Aggregat Investasi w2tot_i 0,271 0,33 0,387 Import x0imp_c 0,992 1,189 1,374 Export x4tot -2,068-2,483-2,873 Konsumsi Rumah Tangga x3tot 1,704 2,019 2,307 Pengeluaran Pemerintah Pusat wgovexp 0,089 0,132 0,181 Sumber : Data Sekunder BPS (diolah), 2014 Keterangan: Sim-1 = simulasi 1; Penurunan pajak konsumen komoditas perikanan sebesar 26,5% Sim-2 = simulasi 2; Penurunan pajak konsumen komoditas perikanan sebesar 31% Sim-3 = simulasi 3; Penurunan pajak konsumen komoditas perikanan sebesar 35% Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 51

59 Secara umum penurunan pajak konsumsi berdampak positif terhadap kinerja makroekonomi nasional. Hal ini merupakan konsekuensi dari adanya peningkatan konsumsi ikan sehingga mendorong peningkatan GDP yang dihitung dari sisi pengeluaran, konsumsi pemerintah, investasi, dan ekspor bersih (ekspor minus impor). Konsumsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi khususnya di negara-negara yang sedang berkembang (Aldeman, 1984). Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dari tingkat pencapaian indikator kinerja nomor 1 sampai dengan 5,memperlihatkan bahwa BBPSEKPmemberikan dukungan secara penuh terhadap keberhasilan dalam mencapai sasaran strategis meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP dengan pencapaian sasaran strategisnya tersebut adalah 102% CUSTOMER PERSPECTIVE Capaian kinerja BBPSEKP pada perspektif pelanggan (customer perspective) dengan bobotperspektif sebesar 15% yang capaianya sebesar 100%, yang berasal dari 2 (dua) sasaran strategis berikut : SS 2. : MENINGKATNYA PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN SOSIALEKONOMI KP OLEHMASYARAKAT KP Nilai sasaran strategis meningkatnya pemanfaatan hasil litbang KP oleh masyarakat KP sebesar 100%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 3 (tiga) IKU sebagai berikut : a. IKU 6. : Jumlah Jejaring Dan Kemitraan Litbang KP Jejaring dan kemitraan Balai Besar Peneltian Sosial Ekonomi dapat diketahui capaiannya dengan teknik perhitunganberdasarkanakumulasi jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP yang terbentuk di tahun Dukungan jejaring dan kemitraan antara lain dalam bentuk dokumenkerjasama yang terjalin dengan pemangku kepentingan. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapundeskripsi capaian atas IKU jejaring dan kemitraan BBPSEKP adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 52

60 Tabel 3.18 Capaian Jumlah Jejaring dan Kemitraan BBPSEKP Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Realisasi Prosentase (%) 25,00 66,67 Tabel diatas menunjukan bawah pada tahun 2013 target jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP belum tercapai sejumlah tiga. Dan dalam LAKIP 2013 juga disampaikan mengenai tindak lanjut yang harus dilaksanakan pada tahun Maka pada tahun 2014 ditentukan target sesuai jumlah jejaring dan kemitraan yang belum terealisasi pada tahun sebelumnya. Dengan demikian, target jumlah jejaring dan kemitraan pada tahun 2014 meskipun telah mencapai target sejumlah tiga atau tercapai 100%, namun yang ditampilkan pada LAKIP BBPSEKP hanya sejumlah dua jejaring dan kemitraan yaitu antara BBPSEKP dengan Dinas KP Lombok Timur serta antara BBPSEKP dengan Worldfish Center. Sedangkan jejaring BBPSEKP dengan Universitas Padjajaran tidak ditampilkan dikarenakan adanya intenfisikasi bahwa jejaring tersebut difokuskan pada kerjasama terkait penelitian. Tabel 3.19 Rincian capaian jumlah jejaring dan kemitraan Litbang KP No JUDUL No PKS/MOU 1 Perjanjian kerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lombok Timur tentang Operasionalisasi Klinik IPTEK Mina Bisnis untuk Diseminasi dan Pengawalan Teknologi Balitbang KP dalam rangka pemberdayaan Masyarakat 2 Memorandum of Agreement dengan World Fish 3 Perjanjian kerjasama dengan Universitas Padjajaran dalam rangka penyelenggaraan Seminar Sosek dan Kebijakan Sosial Ekonomi KP Nomor : 19.1/BalitbangKP/BBPSEKP/ KS.310/XII/2014 Nomor : 523/497/DKP/2014 Nomor : 6.1/BalitbangKP/BBPSEKP/K S.210/XI/2014 Nomor : 1998/UN6.M/DN/ Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 53

61 b. IKU 7. : Jumlah Hasil Penelitian Sosial Ekonomi KP yang diadopsi oleh masyarakat KP Saat ini pengukuran hasil litbang yang diadopsi dititikberatkan pada nilai adopsi dari kegiatan penerapan iptek KP di masyarakat. Adapuncapaian atas IKU pada tahun 2013 dan 2014 ini dideskripsikan di bawah ini. Tabel 3.20 Capaian Jumlah Hasil Penelitian Sosial Ekonomi KP yang diadopsi oleh Masyarakat KP Indikator Kinerja Utama (IKU) Target TAPJA Realisasi 4 1 Ket: data 2013 dan 2014 yang diolah Pada tahun 2013 capaian IKU diatas adalah berjumlah empat atau sesuai target yang ditentukan. Meskipun pada tahun 2014, capaian target juga mencapai 100%, namun ditinjau dari target yang ditentukan adalah menurun. Hal tersebut adanya kemampuan minimal dalam target capaian IKu tersebut yang ditentukan pada tahun sebelumnya atau TA Capaian tersebut adalah pada indikator sarana pengembangan ekonomi (tingkat adopsi 84,62%) pada Program Rintsisan Pengembangan Kelembagaan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK di Kabupaten Gunung Kidul. c. IKU 8. : Jumlah Pengguna Hasil Penelitian Sosial Ekonomi KP Jumlah pengguna hasil penelitian sosial ekonomi KP ini didefinisikan sebagai anggota masyarakat KP yang menerima IPTEK secara langsung melalui penyelenggaraan pengawalan teknologi hasil Litbang KP yang diselenggarakan oleh KIMBis. Teknik perhitungannyaberdasarkanjumlah pengguna (kelompok) yang telah memanfaatkan IPTEK hasil kegiatan BBPSEKP. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Sejumlah capaian atas IKU ini dideskripsikan di bawah ini. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 54

62 Tabel 3.21 Capaian Jumlah Pengguna Hasil Penelitian Sosial Ekonomi KP Indikator Kinerja Utama (IKU) Target TAPJA Realisasi Target dan realisasi pada tahun 2014 adalah sama sesuai dengan tahun Namun perbedaan antara tahun 2013 dan 2014 adalah pada sumber pengguna. Jika pada tahun 2013 adalah ditentukan pada satker pengguna pada kelompok yang terdapat pada kelembagaan KIMBis yang terdapat pada 15 lokasi. Sedangkan pada tahun 2014 adalah ditentukan pada kelompok masyarakat yang memanfaatkan IPTEK Balitbang KP atas hasil kegiatan yang diselenggarakan oleh KIMBis. Namun pada tampilan LAKIP Balitbang KP TA. 2014, IKU BBPSEKP tidak dimunculkan. Tabel 3.22 Rincian Capaian Jumlah Pengguna Hasil Penelitian Sosial EKonomi KP TA 2014 No JUDUL KIMBis Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Indramayu) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Pacitan) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Lamongan) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten JML PENGGUNA (KEL) NAMA KELOMPOK 1 Kelompok Kerupuk Barakuda 6 3 Kelompok Maju Jaya, Kelompok Naffar Bahari Raya,Kelompok Nabila, Kelompok Sabrina, Kelompok Semua Suka,dan Kelompok Maju Jaya Kelompok Sarem Makmur, Kelompok Cahaya Lestari, dan Kelompok Karya Makmur 1 Kelompok Ulam Sari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 55

63 Indramayu) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Tegal) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Brebes) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Wonogiri) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kota Banda Aceh) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Pinrang) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Gunung Kidul) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah) 1 Kelompok Mutiara Gading 1 Kelompok Mina Abadi 1 Kelompok LSC. GP. Lamjabat 1 Kelompok Sabang Paru 3 Kelompok Ngudi Hasil, Kelompok Tirtomoyo, dan Kelompok Mina Mulyo 1 Kelompok Sinar TImur Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 56

64 Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kab. Pati) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Sukabumi) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kab. Takalar) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Subang) 3 Kelompok Karya Makmur, Kelomok Mina Makmur, Kelompok Mina Bangkit, dan Kelompok Jaya 1 Kelompok Mina Rasa Kelompok Lestari Pertiwi Dari tingkat pencapaian indikator kinerja nomor 6 sampai dengan 8 memperlihatkan bahwa BBPSEKP sudah berhasil mencapai sasaran strategis Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian sosial ekonomi KP oleh Masyarakat KP. Nilai sasaran strategis tersebut adalah 100% INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Capaian kinerja BBPSEKP pada perspective Internal (Internal Process Perspective) dengan bobot perpektif sebesar 30 yang capainya sebesar 100% yang berasal dari 4 sasaran strategis diantaranya : SS 3. : TERSEDIANYA KEBIJAKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANGIMPLEMENTATIF Nilai sasaran strategis tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan ditentukan oleh Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari tiga IKU sebagai berikut : Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 57

65 a. IKU 9 : Prosentase Jumlah Usulan Rekomendasi Kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan. IKU ini didefinisikan sebagai hasil kegiatan penelitian BBPSEKP yang merupakan hasilkepakaran atau buah pikiran para peneliti BBPSEKPdan disampaikan secara resmi dan tertulis oleh BBPSEKP kepada pemangku kepentingan sebagai saran, masukan atau bahan pertimbangan untuk dijadikan bahan dalam penyusunan kebijakan KP. Teknik menghitungnya yaitu jumlah kajian usulan rekomendasi kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan : jumlah total kajian hasil penelitian sosial ekonomi KP. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapundeskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel 3.23 Capaian Prosentase Jumlah Usulan Rekomendasi Kebijakan BBPSEKP yang Dijadikan Bahan Kebijakan Terhadap Total Kajian yang Dihasilkan BBPSEKP Indikator Kinerja Utama (IKU) Target 30% 33% - Realisasi 54% 100% - Prosentase (%) 180,00 303,03 Dari tabel diatas capaian prosentase jumlah usulan rekomendasi kebijekan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian BBSEKP yang dihasilkan sampai TA 2014 sebesar 100% atau lebih dari target yang ditetapkan sebesar 33%. Hal tersebut dikarenakan adanya dari enam rekomendasi yang dihasilkan dari kegiatan Kajian Inovasi Kebijakan Dalam Rangka Akselerasi Pembangunan Sektor Kelautan dan Perikanan (Anjak) dan disampaikan sebagai usulan rekomendasi dalam bentuk policy brief. Usulan tersebut dalam bentuk Policy Briefterkait Rekomendasi Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM Untuk Sektor KP, Dampak Pencabutan Subsidi BBM, Strategi penanggulangan dampak banjir terhadap keberlanjutan usaha budidaya udang dan ikan di tambak, Dampak inflasi terhadap sektor kelautan dan perikanan, Dampak pemotongan anggaran belanja pemerintah terhadap PDB kelautan dan perikanan dan nilai tukar nelayan, serta Dampak pencabutan subsidi BBM pada usaha KP. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 58

66 b. IKU 10 : Jumlah rekomendasi kebijakan sosek KP IKU ini didefinisikan sebagai hasil kegiatan penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Didalamnya adalah termasuk hasil kepakaran atau buah pikiran para pakar atau peneliti sosek disampaikan secara resmi dan tertulis kepada Balitbang KP. Teknik menghitungnya yaitu : Jumlah rekomendasi kebijakan sosek KP yang dihasilkan pada setiap tahun. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun target dan capaian pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2013 sebagai berikut : Tabel 3.24 Jumlah Rekomendasi Kebijakan Sosek KP Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Realisasi 40 6 Dari capaian diatas menunjukan adanya perbedaan yang cukup tajam antara tahun 2013 dan Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan penggolongan pada materi rekomendasi. Jika pada tahun 2013 materi disesuaikan dengan masing-masing rekomendasi yang dihasilkan, sedangkan pada tahun 2014 rekomendasi digolongkan pada materi spesifik. Pada tahun 2014 materi rekomendasi dibagi menjadi 1) Rekomendasi terkait industrialisasi; 2) Rekomendasi terkait Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan; 3) Rekomendasi terkait Pengembangan Wilayah Ekonomi; 4) Rekomendasi terkait Maluku Sebagai Lumbung Ikan Nasional yaitu Kesiapan Maluku Sebagai Lumbung Ikan Nasional; 5) Rekomendasi terkait pertumbuhan PDB Perikanan; serta 6) Rekomendasi terkait isu strategis dan evaluasi program KP. c. IKU 11 : Capaian Persepsi Masyarakat KP Terhadap Kebijakan Yang Diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5) IKU ini didefinisikan sebagai tingkat penilaian masyarakat terhadap penerapan kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan ukuran skala likert 1-5. Teknik menghitungnya yaitu survey persepsi masyarakat terhadap kebijakan KKP. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 59

67 Penelitian tentang Persepsi Masyarakat terhadap Program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merupakan jenis penelitian evaluatif. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan Usman, dkk (2009) bahwa penelitian evaluatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program atau mengetahui keefektifan pelaksanaan suatu program. Penelitian evaluatif dilakukan dengan pengumpulan data lapangan apa adanya yang kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan pada IKU Balitbang KP. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel 3.25 Capaian Persepsi Masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5) Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Realisasi Prosentase (%) 100,00 133,33 Dari tabel diatas capaian kinerja persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP TA 2014 sebesar 4 skala likert lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar 3 skala likert mencapai 133,33%. Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP TA.2014 dilakukan pada program Inka Mina, PUMP Perikanan Budidaya, PUMP Tangkap dan PUMP Perikanan Garam, dan POHLASAR. Pengumpulan data primer terkait program Inka Mina dilakukan pada lokasi Sukabumi dan Bitung; Program PUMP Perikanan Budidaya dilakukan pada lokasi Kab. Bekasi, Kab. Jambi, Kab. Ogan Hilir, dan Kab. Takalar; Program PUMP Perikanan Tangkap dilakukan pada lokasi DKI Jakarta, Kab.Bekasi, Kab. Gresik, Kab. Sukabumi, Kab. Simalungun, dan Kab. Takalar. Pengumpulan data primer pada persepsi masyarakat KP terhadap Program PUMP PUGAR dilakukan pada lokasi Kab. Gresik dan Kab. Takalar. Sedangkan pengumpulan data primer pada persepsi masyarakat KP terhadap POHLASAR dilakukan pada lokasi Kab. Gresik, Kab. Bekasi, Kab. Sukabumi, Kab. Jambi, Kab. Simalungun, Kab. Takalar. Sampai dengan triwulan IV TA.2014, BBPSEKP telah mengolah data primer dari seluruh lokasi diatas dengan membuat klasifikasi pertanyaan terkait kesesuaian program dengan kebutuhan masyarakat, keuntungan program untuk masyarakat, serta pengaruh program terhadap meningkatkan produksi dan harga. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai rata-rata dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 60

68 jawaban responden terkait berikut: 1) Program Inka Mina No Klasifikasi Pertanyaan 1 Kesesuaian Program dengan Kebutuhan Masyarakat 2 Keuntungan Program Untuk Masyarakat 3 Program Dapat Meningkatkan Produksi dan Harga program kebijakan pemerintah KP sebagai Nilai Rata-Rata (Jawaban) ± Sukabumi Bitung , , ,9 ± 4,1 3,1 3,6 *Sumber : Data Primer 2014 yang telah diolah 2) Program PUMP Budidaya No Nilai Rata-Rata (Jawaban) Klasifikasi Ogan Pertanyaan Bekasi Jambi Takalar Ilir ± 1 Kesesuaian Program dengan Kebutuhan Masyarakat ,3 2 Keuntungan Program Untuk Masyarakat ,1 3 Program Dapat Meningkatkan Produksi dan ,7 Harga ± 4,0 3,9 3,8 4,5 4,0 *Sumber : Data Primer 2014 yang telah diolah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 61

69 3) Program PUMP Tangkap No Klasifikasi Pertanyaan 1 Kesesuaian Program dengan Kebutuhan Masyarakat 2 Keuntungan Program Untuk Masyarakat 3 Program Dapat Meningkatkan Produksi dan Harga DKI Jakar ta Bek asi Nilai Rata-Rata (Jawaban) Gres ik Sukab umi Simal ungun Taka lar Bitu ng , , ,8 ± 3,9 4,4 4,0 4,3 4,2 4,5 4,5 4,3 *Sumber : Data Primer 2014 yang telah diolah 4) Program PUMP Garam No Klasifikasi Pertanyaan 1 Kesesuaian Program dengan Kebutuhan Masyarakat 2 Keuntungan Program Untuk Masyarakat 3 Program Dapat Meningkatkan Produksi dan Harga Nilai Rata-Rata (Jawaban) ± Gresik Takalar , , ,9 ± 4,1 4,4 4,3 *Sumber : Data Primer 2014 yang telah diolah ± Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 62

70 5) POKHALASAR No Klasifikasi Pertanyaan 1 Kesesuaian Program dengan Kebutuhan Masyarakat 2 Keuntungan Program Untuk Masyarakat 3 Program Dapat Meningkatka n Produksi dan Harga Gresik Nilai Rata-Rata (Jawaban) Suka Bekasi Jambi Simalungun bumi Takal ar 4,5 4 4,7 4,5 4,3 4,4 4,4 4,7 5 4,6 4,5 4,3 4,4 4,6 4,2 4 4,4 4,3 4 4,6 4,3 ± 4,5 4,3 4,57 4,43 4,20 4,47 4,4 *Sumber : Data Primer 2014 yang telah diolah Dari hasil pengolahan data primer tersebut menunjukan bahwa ratarata jawaban dari responden pada seluruh lokasi menunjukan kisaran angka 4,25 (baik/sesuai) untuk kesesuaian program dengan kebutuhan masyarakat, kisaran angka 4,36 (baik/sesuai) untuk keuntungan program untuk masyarakat. Hasil Sedangkan untuk untuk pengaruh program pada peningkatan produksi dan harga menunjukan kisaran angka 3,68 (cukup baik/sesuai). Dari tingkat pencapaian indikator kinerja nomor 10 dan 11 memperlihatkan bahwa bahwa Balitbang KP sudah berhasil mencapai sasaran strategis Tersedianya kebijakan kelautan dan perikanan yang implementatif. Nilai sasaran strategis tersebut adalah 100% SS4. : TERSEDIANYA JUMLAH DATA DAN INFORMASI ILMIAHSOSIAL EKONOMI KP Nilai sasaran strategis Tersedianya Jumlah Data Dan Informasi Ilmiah Sosial Ekonomi ditetapkan dengan indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua) IKU sebagai berikut : a. IKU 12 : Jumlah Data Dan Informasi Ilmiah Sosial Ekonomi KP IKU ini didefinisikan sebagai data informasi hasil penelitian sosial ekonomi yang telah disusun dalam bentuk paket informasi. Teknik menghitungnya yaitu jumlah data dan informasi yang sudah ± Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 63

71 disampaikan secara resmi oleh Kepala Satker kepada Kepala Balitbang KP. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapundeskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel 3.26 Capaian Jumlah data dan informasi ilmiah KP Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Realisasi Prosentase (%) 127,00 100,00 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP pada tahun 2014 mengalami penurunan sejumlah tiga buah dibandingkan tahun Hal tersebut diakibatkan adanya perubahan pada pengelompokan data dan informasi yang tetap menunjukan adanya penurunan pada jumlah kategori data dan informasi, namun tetap terjadi peningkatan pada materia dimasing-masing datagori data dan informasi. Data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP adalah sesuai dengan daftar sebagai berikut : Tabel 3.27 Daftar Data dan Informasi BBPSEKP TA No Data dan Informasi Terkait Nama Penulis Sapto Adi Pranowo, Evaluasi Dampak Program Industrialisasi Perikanan pada Kawasan 1 Hikmah, Mira, Istiana, Minapolitan Cornelia Mirwantini Witomo Evaluasi Dampak Program Industrialisasi Perikanan pada Kawasan Minapolitan Perikanan Tangkap Perairan Umum Daratan Evaluasi Dampak Program Industrialisasi Perikanan pada Kawasan Minapolitan Garam Evaluasi Dampak Program Industrialisasi Perikanan pada Kawasan Minapolitan Perikanan Tangkap Laut Kajian Aspek Sosial Ekonomi Tuna dan Strategi Penetrasi Pasar Domestik dan Ekspor 6 Kajian Sosial Ekonomi Terhadap Rencana Pembangunan Giant Sea Wall 7 Kesiapan Maluku Sebagai Lumbung Ikan Nasional Zahri Nasution, Muhadjir, Sastrawidjaja, Bayu Vita Indah Yanti, Arifa Desfamita Mei Dwi Erlina, Tikkyrino Kurniawan, Nendah Kurniasari, Manadiyanto, Achmad Azizi, Diana Hestiwati Armen Zulham, Rizky Muhartono, Rizki Aprilian Wijaya, Christina Yuliaty, Estu Sri Luhur, Giri Rohmad Barokah, Arifa Desfamita Risna Yusuf, dkk Armen Zulham, Zahri Nasution, Rizky Muhartono, Nurlaili, Fatriyandi Nur Priyatna Tajerin, Muhadjir, Rismutia Hayu Deswati, Elly Reswati, Yayan Hikmayani Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 64

72 8 Kajian Pengembangan Usaha Kelautan dan Perikanan pada Kawasan MP3EI dan Meningkatkan Fungsi KEK Bitung "Aspek Regulasi dan Kebijakan" 9 Pemodelan Ekonomi Pembangunan Kelautan dan Perikanan Sonny Koeshendrajana, dkk Tajerin, dkk 10 Evaluasi Dampak Program PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan Siti Hajar Suryawati, dkk 11 Panel Kelautan dan Perikanan Nasional (PANELKANAS) dan Dinamika Nilai Tukar Perikanan dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan Andrian Ramadhan, dkk b. IKU 13 : Jumlah Karya Tulis Ilmiah yang Dihasilkan BBPSEKP IKU ini didefinisikan sebagai tulisan yang disusun berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah diterbitkan pada suatu jurnal atau prosiding dalam dan luar negeri. Teknik menghitungnya yaitu jumlah karya tulis ilmiah yang sudah diterbitkan dan disampaikan secara resmi oleh Kepala Satker kepada Kepala Badan. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapundeskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel 3.28 Capaian Jumlah karya tulis ilmiah yang dihasilkan BBPSEKP Indikator Kinerja Utama (IKU) Target TAPJA Realisasi % 156,00 116,00 Tabel diatas menunjukkan bahwa capaian jumlah karya tulis ilmiah pada tahun 2014 mengalami penurunan sejumlah sepuluh buah. Penurunan tersebut diakibatkan adanya beberapa KTI yang belum diusulkan pada capaian IKU eselon I. Jumlah tersebut diperoleh dari KTI yang telah dipublikasikan yaitu dari beberapa KTI yang diusulkan dan tercantum pada prosiding sosek dan kebijakan sosek KP dengan ISBN sejumlah 17 buah dan dalam bentuk jurnal sosek KP vol. 9 no. 1 sejumlah enam buah dan jurnal kebijakan sosek kp vol. 4 no. 1 sejumlah enam buah, maka total keseluruhan adalah 29 buah KTI. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 65

73 c. IKU 14 : Jumlah publikasi sosial ekonomi di lingkup sosial ekonomi KP di lingkup BBPSEKP IKU ini didefinisikan sebagai berbagai publikasi cetak (buku, warta, serta buku paket data dan informasi) yang diterbitikan oleh BBPSEKP. Teknik menghitungnya yaitu jumlah publikasi cetak (jurnal, buku, warta, prosiding serta buku paket data dan informasi) yang diterbitkan oleh BBPSEKP. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapundeskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel 3.29 Capaian jumlah publikasi hasil penelitian sosial ekonomi KP Indikator Kinerja Utama (IKU) Target TAPJA Realisasi 31 4 % Tabel diatas menunjukkan bahwa capaianjumlah publikasi BBPSEKP seharusnya berjumlah 14 buah, namun karena adanya keterlambatan dalam hasil cetak, sehingga hanya sejumlah tiga publikasi yang dapat dihitung sebagai hasil capaian publikasi sosial ekonomi KP. Publikasi tersebut adalah jurnal sosek KP vol. 9 no. 1, jurnal kebijakan sosek kp vol. 4 no. 1, buletin riset sosial ekonomi KP, serta prosiding sosial ekonomi KP dengan ISBN Dari target publikasi hasil sosial ekonomi di lingkup BBPSEKP sejumlah 14 dengan telah dicapai sejumlah empat buah atau 28,57%. d. IKU 15 : Frekuensi pertemuan ilmiah sosek KP di Lingkup BBPSEKP IKU ini didefinisikan sebagai pertemuan yang memiliki ilmiah sosial ekonomi KP yang diselenggarakan pada setiap tahun. Teknik menghitungnya yaitu jumlah pertemuan ilmiah sosek KP pada setiap tahun. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapundeskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel 3.30 Capaian Frekuensi pertemuan ilmiah sosial ekonomi KP Indikator Kinerja Utama (IKU) Target TAPJA Realisasi 4 4 % Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 66

74 Tabel diatas menunjukkan bahwa capaian frekuensi pertemuan ilmiah sosial ekonomi KP adalah sama sesuai dengan target. Baik target dan capaian tersebut juga selaras dengan tahun sebelumnya atau TA Pertemuan ilmiah yang telah dilasanakan adalah Seminar Internal Sosek KP, Seminar Nasional Sosek KP, Temu Sains Kebijakan dan Pasar, serta Workshop Output BBPSEKP yang telah diadakan setiap satu tahun sekali. Dari tingkat pencapaian indikator kinerja nomor 12 sampai 15 memperlihatkan bahwa bahwa BBPSEKP sudah berhasil mencapai sasaran strategis Tersedianya data dan informasi ilmiah sosial ekonomi di lingkup BBPSEKP. Nilai sasaran strategis tersebut adalah 100%. SS5. : TERSELENGGARANYA MODERNISASI SISTEM PRODUKSI KELAUTAN DAN PERIKANAN, PENGOLAHAN DAN PEMASARAN PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG OPTIMAL DAN BERMUTU Nilai sasaran strategis terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu sebesar 100%.Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari satu IKU sebagai berikut : e. IKU 16 : Jumlah model penerapan kelembagaan KP yang inovatif IKU ini didefinisikan sebagai hasil kegiatan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan yang memiliki kebaruan sebagian atau seluruhnya yang akan dipergunakan dalam mengembangkan sistem produksi, pengolahan dan pemasaran berbasis IPTEK berupa model penerapan/pengelolaan, produk biologi, paket teknologi, inovasi teknologi, komponen teknologi. Teknik menghitungnya yaitu jumlah hasil kegiatan penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan IPTEK berupa model penerapan/pengelolaan, produk biologi, paket teknologi, inovasi teknologi, komponen teknologi. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapundeskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 67

75 Tabel 3.31 Capaian jumlah model penerapan kelembagaan yang inovatif Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Realisasi Prosentase (%) 375% 350% Dari di atas terlihat bahwa capaian jumlah model penerapan kelembagaan yang dihasilkan dari kegiatan penelitian KIMBis BBPSEKP adalah sejumlah 4. Realisasi pada tahun 2014 dinilai menurun dari capaian tahun 2013, hal tersebut adanya perbedaan pada penggolongan capaian model pada tahun 2014, dimana hal tersebut tidak dilakukan pada tahun Penggolongan tersebut disesuaikan pada tipologi. Tipologi tersebut adalah tipologi budidaya, tipologi tangkap laut, tipologi tambak garam, sertaperairan umum daratan. Berikut adalah daftar model penerapan TA yang dihasilkan dari kegiatan KIMBis : Tabel 3.32 Daftar Model Kelembagaan yang Inovatif Judul Model Kelembagaan yang Inovatif Terkait Tipologi Perikanan Budidaya Tipologi Perikanan Tangkap Laut Tipologi Perikanan Perairan Umum Daratan (PUD) Tipologi Pegaraman Dari daftar diatas dapat diketahui bahwa capaian model terkait tipologi perikanan budidaya, perikanan tangkap laut, perikanan perairan umum daratan (PUD), serta pegaraman, dimana masing-masing tipologi terdiri dari model spesifik. Capain diatas telah mendukung tercapainya sasaran strategis pada terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutudengan nilai strategis 100%. SS6. : TERSELENGGARANYA PENGENDALIAN LITBANG KP Nilai sasaran strategis terselenggaranya pengendalian litbang KP sebesar25%.indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) buah IKU sebagai berikut : Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 68

76 f. IKU 17 : Proporsi penelitian sosial ekonomi KP mendukung program strategis KKP dibandingkan pengembangan produk prospektif lainnya IKU ini didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan penelitian BBPSEKP yang dilakukan dalam rangka mendukung program KKP seperti program industrialisasi, minapolitan, blue economy, dan pengembangan produk prospektif KP. Teknik menghitungnya yaitu jumlah proporsi penelitian sosial ekonomi KP dalam mendukung program industrialisasi, minapolitan, blue economy, dan pengembangan produk prospektif KP.. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapundeskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel 3.33 Capaian proporsi penelitian sosial ekonomi KP mendukung program strategis KKP dibandingkan pengembangan produk prospektif lainnya Indikator Kinerja Utama (IKU) Target 80% 50% - Realisasi 76% 61,54% - Prosentase (%) 95,00 123,08 Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian proporsi penelitian sosial ekonomi KP mendukung program strategis KKP dibandingkan pengembangan produk prospektif lainnya pada tahun 2014 adalah menurun dari tahun Hal tersebut adanya rencana kegiatan tahun 2014 lebih banyak difokuskan pada kegiatan evaluasi, khususnya pada kegiatan yang telah dilakukan pada beberapa tahun sebelumnya. Namun jika dilihat dari capaian fisik adalah meningkat yaitu dari 95% menjadi 123,08%. Kegiatan yang mendukung program prioritas tersebut meliputi : Tabel 3.34 Daftar Kegiatan yang Mendukung Program Prioritas KP No Judul Penelitian Dukungan Terhadap Program 1. Program Rintisan Pengembangan Blue Economy Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK 2. Evaluasi Dampak Program Industrialisasi KP Industrialisasi pada Kawasan Minapolitan Perikanan Tangkap Laut Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 69

77 No Judul Penelitian Dukungan Terhadap Program 3. Evaluasi Dampak Program Industrialisasi KP Industrialisasi pada Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya 4. Evaluasi Dampak Program Industrialisasi KP Industrialisasi pada Kawasan Minapolitan Perikanan Perairan Umum Daratan (PUD) 5. Evaluasi Dampak Program Industrialisasi KP Industrialisasi pada Kawasan Minapolitan Pegaraman 6. Kajian Pengembangan Usaha Kelautan Program MP3EI dan Perikanan pada Kawasan MP3EI dan Meningkatkan Fungsi KEK Bitung 7. Kesiapan Maluku Sebagai Lumbung Ikan Nasional Program MLIN 8. Panel Kelautan dan Perikanan Nasional (Panelkanas) Program Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan Dari tabel diatas, diketahui bahwa capaian proporsi penelitian sosial ekonomi KP mendukung program strategis KKP dibandingkan pengembangan produk prospektif lainnya pada tahun 2014 adalah berjumlah delapan kegiatan atau tercapai 61,54%. Capaian tersebut IKU mendukung tercapainya sasaran strategis pada terselenggaranya pengendalian penelitian sosial ekonomi KP dengan nilai sasaran strategis 100% LEARN & GROWTH PERSPECTIVE Capaian kinerja Balitbang KP pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Learn & Growthperspective) dengan bobot perspektif sebesar 30% yang capaianyasebesar 110%,berasal dari empat sasaran strategis berikut : SS7. : TERSEDIANYA SDM BBPSEKP YANG KOMPETEN DAN PROFESIONAL Nilai sasaran strategis tersedianya SDMBBPSEKP yang kompeten dan profesionalditetapkan dengan indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari empat IKU sebagai berikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 70

78 a. IKU 18 : Presentase Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III di Lingkup BBPSEKP Penempatan pejabat dalam jabatan sesuai dengan kompetensinya dilakukan melalui sistem penempatan menurut standar kompetensi jabatan (SKJ) yang merupakan jenis dan level kompetensi sebagai pra syarat keberhasilan pelaksanaan tugas suatu jabatan. Indeks Kesenjangan Kompetensi adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan tertentu dan kompetensi yang dimiliki oleh pejabat tersebut sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 tahun 2011 tentang penyusunan standard kompetensi jabatan. Teknik menghitungnya yaitu : Menentukan kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan tertentu; Melakukan pengukuran dengan membandingkan kompetensi yang dimiliki oleh pejabat tersebut dengan rumus : kompetensi pejabat sekarang dibanding kompetensi yang dibutuhkan dikali 100 persen. Tabel 3.35 Capaian Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III di Lingkup BBPSEKP Indikator Kinerja Utama (IKU) - Target Realisasi 56,96 43,33 - Prosentase (%) 105,34 115,39 Pengembangan SDM sebagai sumber daya Balitbang KP, menekankan manusia sebagai pelaku yang memiliki etos kerja produktif, keterampilan, kreativitas, disiplin, profesionalisme, loyalitas serta memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi maupun kemampuan manajemen. Hal ini harus terus dikembangkan baik secara kualitas maupun kuantitas guna keberhasilan pembangunan Balitbang KP. IKU Indeks kesenjangan kompetensi eselon II dan III lingkup Balitbang KP berklasifikasi minimize dimana semakin kecil capaianya semakin baik, karena menunjukan semakin kecilnya kesenjangan kompetensi pejabat lingkup Balitbang KP. Target dan capaian IKU tahun 2014 yaitu sebesar 50%, dan telah tercapai melebihi target yaitu sebesar 27,85%. Data target dan pencapaian IKU dilakukan penyeragaman bagi seluruh eselon I lingkup Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 71

79 KKP disebabkan yang bisa melakukan hanya Biro Kepegawaian, KKP serta data berstatus "RAHASIA". Capaian IKU pada tahun 2014 lebih tinggi 29,11% dibandingkan dengan capaian IKU tahun Melihat capaian IKU tahun 2014 berarti Balitbang KP telah meminimalisir kesenjangan kompetensi antar pejabat lingkup Balitbang KP sehingga dapat tercapai sesuai target. Sedangkan capaian untuk BBPSEKP adalah bersifat adopsi langsung, sehingga nilai capaian mengikuti hasil dari Balitbang KP. b. IKU KE 19 : Jumlah Profesor Riset di Lingkup BBPSEKP IKU ini didefinisikan sebagai peneliti BBPSEKP yang telah memenuhi syarat untuk diusulkan mendapat gelar professor riset. Teknik menghitungnya yaitu jumlah peneliti BBPSEKP yang diusulkan mendapatkan gelar professor riset. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapundeskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel 3.36 Capaian Jumlah Profesor Riset di lingkup BBPSEKP Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Realisasi Prosentase (%) 100,00 100,00 Pada tahun 2014 Balitbang KPtercapai satu peneliti yang dikukuhkan sebagai Profesor Riset. Yang pertama adalah adalah Prof. Dr. Ir. Sonny Koeshendrajana,M.Sc, sebagai Profesor Riset Bidang Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, dengan judul orasi Strategi pengelolaan sumberdaya perairan umum daratan untuk pembangunan perikanan berkelanjutan. Capaian tersebut sama halnya dengan target dan capaian profesor riset pada tahun 2013 yaitu satu peneliti yaitu Prof (ris) Dr. Ir. Zahri Nasution, M.Si. c. IKU 20 :Jumlah Peneliti S3 di BBPSEKP IKU ini didefinisikan sebagai peneliti BBPSEKP yang telah mengikuti jenjang pendidikan S3. Teknik menghitungnya yaitu jumlah peneliti BBPSEKP yang telah mengikuti jenjang pendidikan S3. Berikut adalah target dan capaian IKU 20 pada tahun 2013 dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 72

80 Tabel 3.37 Capaian Jumlah Peneliti S3 di BBPSEKP Indikator Kinerja Utama (IKU) Target Realisasi Prosentase (%) 100,00 100,00 Dari target diatas dapat diketahui bahwa target dan capaian pada tahun 2014 menurun sejumlah satu orang dibandingkan dengan tahun Hal tersebut dikarenakan adanya peneliti dengan pendidikan S3 yang mendapat hukuman kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil (PNS). d. IKU 21 :Presentase Jumlah Pegawai Fungsional Peneliti Sosial Ekonomi dibandingkan total pegawai di lingkup BBPSEKP IKU ini didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah pegawai fungsional peneliti litbang KP dengan jumlah total pegawai BBPSEKP keseluruhan. Teknik menghitungnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut : P peneliti Jabfung Jml Tot Jabfung peneliti x100% Peg. Keterangan = Proporsi jumlah pegawai fungsional penelti BBPSEKP P Jabfung Jml = Jumlah fungsional peneliti BBPSEKP Jabfung Tot = Jumlah total pegawai BBPSEKP Peg. Tabel 3.38 Capaian Prosentase Jumlah Pegawai Fungsional Peneliti Sosial Ekonomi KPDibandingkan Dengan Total Pegawai BBPSEKP Indikator Kinerja Utama (IKU) Target 42,05% 57% - Realisasi 66% 59,42% - Prosentase (%) 63,71 103,51 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 73

81 IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapundeskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut : Pada tahun 2014 proporsi jumlah pegawai fungsonal peneliti BBPSEKP dibandingkan dengan total pegawai BBPSEKP adalah sebesar 59,42% atau berjumlah 41 pegawai. SS8. : TERSEDIANYA INFORMASI YANG VALID, HANDAL DAN MUDAH DIAKSES Informasi yang baik adalah informasi yang diberikan sesuai dengan kebutuhanya, baik kelengkapan materi, waktu pemberian, keakuratan data sehingga informasi akan bersifat valid dan handal. Selain itu informasi juga harus mudah diakses melalui teknologi informasi, seperti website. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran ini adalah : a. IKU 22 : Service Level Agreement BBPSEKP Perjanjian Tingkat Layanan (Service Level Agreement/SLA) adalah Tingkat layanan yang diberikan oleh penyedia layanan terhadap pengguna layanan dalam hal akses informasi dengan sasaran tersedianya informasi pengetahuan tentang penelitian dan pengembangan kelautan dan perikanan yang valid, handal dan mudah diakses dengan capaian kinerja sebagai berikut : Tabel 3.39 Capaian Service Level AgreementBBPSEKP Indikator Kinerja Utama (IKU) Target 70% 75% - Realisasi 70% 99,84% - Prosentase (%) 100, Pada tahun 2014 tingkat layanan SLA menargetkan sebesar 70% dan terealisasi sebesar 99,84% atau tingkat capaiannya 133,12%. Dari sisi pemakai (client) berarti menjamin aspek ketersediaan (availability) informasi sehingga pihak client merasa terbantu dengan ketersediaan layanan yang diberikan oleh Balitbang KP secara mudah, handal dan valid. Metode yang digunakan untuk menghitung SLAadalah sebagai berikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 74

82 Jumlah waktu layanan yang diberikan Tingkat Layanan = X 100 % Jumlah waktu layanan dalam setahun SLA di Balitbang KP dihitung berdasarkan penyediaan sarana aksesabilitas data dan informasi yang menggunakan IT (Information Technology) yang dihitung melalui jaringan koneksi internet yang berfungsi selama setahun. Berdasarkan penjelasan tersebut dilakukan perhitungan SLA sebagai berikut : 1. SLA koneksi internet (Bandwidth) yang diberikan pihak ISP untuk Balitbang KP = 99%; (kontrak Bandwidth); 2. Jumlah waktu layanan dalam setahun = 10 bulan (Maret - Desember) = 306 hari = Jam; 3. Maintenance jaringan internet dari ISP selama tahun 2014 sebanyak : menit = 5 Jam; 4. Gangguan jaringan internet di jaringan Balitbang KP selama tahun 2014 sebanyak 40 kali, waktu perbaikan dirata-ratakan setiap kali : 10 menit = 40 x 10 = 400 menit = 6,67 Jam; 5. Total gangguan pada jaringan internet Balitbang KP selama 2014 adalah 5 + 6,67 = 11,67 Jam; 6. Jumlah waktu layanan yang diberikan : ,67 = 7.332,33 jam; 7. SLA Balitbang KP Tahun 2014 sesuai Rumus adalah : 7.332,33 Tingkat Layanan = X 100 = 99,84% Bila dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 75% maka indikator tahun 2014 telah tercapai. Meskipun capaian 2014 lebih besar dibandingkan capaian tahun 2013, hal ini dikarenakan jumlah waktu layanan dalam setahun (pembagi) ditargetkan meningkat sehingga secara prosentase akan lebih rendah. Guna meningkatkan capaian ini maka inisiatif strategis yang perlu dilakukan pada tahun 2015 adalah mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk melakukan maintenance secara rutin sehingga dapat meminimalisir gangguan pada jaringan. Untuk capaian IKU Service Level Agreement pada satker BBPSEKP adalah bersifat IKU adopsi sehingga nilai capaian persis dengan yang dihasilkan pada lingkup Balitbang KP. Capaian IKU tersebut mendukung tercapainya sasaran strategis tersedianya informasi yang valid, handal, dan mudah diakses di BBPSEKP 100%. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 75

83 SS 9. :TERWUJUDNYA GOOD GOVERNANCE & CLEAN GOVERNMENT LINGKUP BALITBANG KP Dalam mengukur terwujudnya good governent and clean governent, indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur sasaran tersebut adalah: a. IKU 23 : Jumlah Rekomendasi Aparat Pengawas Eksternal Internal Pemerintah (APIEP) Yang Ditindaklanjuti Dibanding Total Rekomendasi Lingkup BBPSEKP Laporan hasil pemeriksaan pengawas memuat antara lain rekomendasi yang diberikan atas kelemahan-kelemahan yang ditemui selama proses audit. Rekomendasi menjadi sangat penting dan prioritas untuk ditindak lanjuti sebagai langkah perbaikan, pertanggungjawaban dan cerminan komitmen unit kerja untuk memperbaiki dan mewujudkan pemerintahan yang bersih dan akuntabel. Tabel 3.40 Capaian jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi Lingkup BBPSEKP Indikator Kinerja Utama (IKU) - Target 100% 100% - Realisasi 100% 100% - Prosentase (%) 100,00 100,00 Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi adalah prosentase atas tindak lanjut rekomendasi hasil temuan APIEP terhadap total rekomendasi yang ada di BBPSEKP. Metode penghitungan yang digunakan adalah sebagai berikut: APIEP rekom TL x100% Tot rekom Keterangan : APIEP = Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan eksternal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di Balitbang KP; Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 76

84 rekom TL =Jumlah rekomendasi APIEP yang telah ditindaklanjuti; Tot =Total rekomendasi APIEP rekom Tabel 3.41 Rekapitulasi Temuan ITJEN KKP pada BBPSEKP TA. PELAKSANA AN TEMUAN AWAL TINDAK LANJUT SISA TEMUAN TEMUAN TEMUAN TEMUAN SAR SARA SARA (KEJADIAN (KEJADIAN (KEJADIAN) AN N N ) ) Sesuai tabel diatas, pada tahun 2014, BBPSEKP memiliki jumlah temuan yang menurun dari tahun Pada tahun 2013 temuan sejumlah 18, sedangkan pada tahun 2014 temuan sejumlah 11 dan sleuruhnya telah ditindaklanjuti dengan sisa temuan 0. Dengan demikian, capaian rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi Lingkup BBPSEKP adalah 100%. b. IKU 24 : Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja BBPSEKP Akuntabilitas Kinerja merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan visi atau misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Penilaian akuntabitias kinerja BBPSEKP dilakukan oleh inspektorat jenderal selaku aparat pengawas internal pemerintah. Sesuai dengan hasil penilaian SAKIP, BBPSEKP memperoleh predikat A 78,63 dari nilai maksimal 100. Predikat capaian ini sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu nilai AKIP A. Capaian tersebut belum dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena penilaian SAKIP pada satker BBPSEKP baru dilaksanakan pada tahun c. IKU 25 : Indeks Kepuasan Masyarakat pada BBPSEKP Survei Indeks kepuasan masyarakat terhadap BBPSEKP dilakukan dalam rangka memberikan penilaian kepuasan masyarakat kepada BBPSEKP. Hasil penilaian merupakan cerminan masyarakat sebagai pengguna layanan terhadap layanan publik BBPSEKP. Nilai Indeks kepuasan masyarakat (IKM) dihitung dari nilai rata-rata tertimbang masing-masing unit pelayanan dalam penghitungan IKM terhadap 14 unsur pelayanan yang dikaji setiap unsur Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 77

85 pelayanan memiliki unsur penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut : Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan di gunakan nilai pendekatan rata-rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut: Untuk memudahkan nilai interpretasi terhadap nilai IKM (25-100) maka hasil penilaian tersebut dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus Mengingat unit pelayanan memiliki karakteristik yang berbeda maka setiap unit layanan dimungkinkan untuk menambahkan unsur yang relevan dan memberikan bobot yang berbeda terhadap 14 unsur yang dominan dalam unit pelayan dengan catatan jumlah bobot seluruh unsur tetap 1. Tabel 3.42 Capaian Indeks kepuasan masyarakat terhadap Balitbang KP Indikator Kinerja Utama (IKU) - Target ** ** ** 6,75 6,75 - Realisasi 7,04 70,05 - Prosentase (%) 104,29 Kriteria penilaian kepuasan terhadap masyarakat meliputi pelaksanaan reformasi birokrasi, implementasi peraturan perundang-undangan, implementasi pelayan dan kenyamana lingkunagn kerja, implementasi SOP, kedisiplinan kerja pegawai dan perilaku pegawai, kinerja pegawai, pengelolaan keuangan, ketersediaan sarana dan prasarana. Unsur pelayanan yang dianggap memuaskan adalah kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan (rata-rata 3.27). begitu juga dengan kesamaan persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanannya dan keadilan untuk mendapatkan pelayanan (rata-rata 3.03 dan 3.04). Diantara keempat belas unsur pelayanan, terdapat satu unsure pelayanan dengan nilai paling rendah dan masih perlu diperbaiki agar tingkat kepuasan masyarakat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 78

86 eksternal BalitbangKP dapat terpenuhi yaitu tentang kecepatan pelayanan (rata-rata 2.24). Capaian indeks kepuasan masyarakat terhadap Balitbang KP tahun 2014 sebesar 70,05. Pengukuran capaian indeks kepuasan masyarakat terhadap Balitbang KP dilakukan dengan menggunakan panduan sesuai Keputusan KEMANPAN RB nomor : KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah. Permasalahan dalam pengukuran IKU IKM ini adalah belum dilakukannya konversi target yang sebelumnya berupa Indeks Integritas KKP (6,75) yang selanjutnya dicascading oleh Eselon I (diluar Inspektorat Jenderal) menjadi Indeks Kepuasan Masyarakat di Balitbang KP dengan skala (25 100). Capaian pada satker BBPSEKP adalah sesuai dengan hasil capaian pada Balitbang KP, mengingat IkU tersebut merupakan IKU adopsi langsung dari Balitbang KP. d. IKU 25 : Nilai Inisiatif Anti Korupsi BBPSEKP Penilaian inisiatif anti korupsi (PIAK) ditujukan untuk mengukur apakah suatu instansi publik telah menerapkan sistem dan mekanisme yang efektif untuk mencegah dan mengurangi korupsi di lingkungan internalnya. Adapun capaian dari nilai inisitif anti korupsi BBPSEKP tahun 2014 adalah sesuai dengan hasil pada capaian IKU Balitbang KP, karena merupakan IKU adopsi langsung sebagai berikut: Tabel 3.43 Capaian Nilai Inisiatif Anti Korupsi Balitbang KP Indikator Kinerja Utama (IKU) Nilai Inisiatif Anti Korupsi - Target ** ** ** 8 7,75 - Realisasi 6,75 6,23 6,84 8,08 - Prosentase (%) 85,50 104,26 Penilaian inisiatif anti korupsi tahun 2014 menggunakan 8 (delapan) indikator kuantitatif dan 1 (satu) laporan kualitatif. 8 (delapan) indikator kuantitatif tersebut, yaitu : 1. Kode etik khusus; 2. Transparansi dalam manajemen SDM; 3. Transparansi penyelenggaran negara; Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 79

87 4. Transparansi dalam pengadaan barang dan jasa; 5. Mekanisme pengaduan masyarakat; 6. Akses publik dalam memperoleh informasi unit utama; 7. Pelaksanaan rekomendasi yang diberikan KPK/BPK/APIEP; dan 8. Kegiatan promosi anti korupsi. Sedangkan laporan kualitatif berisi kegiatan - kegiatan unit kerja dalam upaya pencegahan korupsi di lingkungan Balitbang KP yang tidak terakomodir dalam indikator kuantitatif. Penilaian mandiri inisiatif anti korupsi Balitbang KP dilakukan oleh Itjen KKP, dari penilaian mandiri tersebut Balitbang KP mendapatkan nilai 8,08 pada tahun 2014, nilai tersebut melebihi target yang ditetapkan Balitbang KP sebesar 7,75. Dalam rangka pencengahan terjadinya tindak pidana korupsi di lingkungan Balitbang KP telah dilakukan upaya upaya untuk meminimalisir terjadinya korupsi antara lain ; Penerapan ESQ mision and character buiding, peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan akuntabilitas instansi pemerintah, peningkatan sistem pengendalian internal pemerintah serta pencanangan wilayah bebas korupsi. Kegiatan inisiatif anti korupsi Balitbang KP menekankan pada 3 (tiga) unsur yaitu : penyempurnaan sistem, kesadaran pegawai dan perlunya mencari persepsi masyarakat Balitbang KP untuk mendapatkan penilaian yang objektif terhadap upaya-upaya yang telah dilakukan. e. IKU 27 : Nilai Penerapan RB BBPSEKP Reformasi Birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan BBPSEKP BBPSEKP seperti halnya yang dilaksanakan pada Balitbang KP (IKU adopsi langsung) pada hakekatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang pelaksaan dilakukan melalui program-program meliputi 1). Manajemen perubahan, 2). peraturan perundang-undangan, 3). Penataan organisasi, 4). Penataan tata laksana, 5). penataan SDM aparatur, 6). Pengutan pengawasan internal, 7). Penguatan akuntabilitas kinerja, 8). Peningkatan kualitas pelayanan publik dan 9) pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Adapun capain IKU ini pada TA 2013 adalah sesuai tabel 3.44 dibawah. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 80

88 Tabel 3.44 Capaian Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi BBPSEKP Indikator Kinerja Utama (IKU) Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi Balitbang KP - Target ** ** ** Realisasi 70,58 77,56 75,5* - Prosentase (%) 103,41 94,37 Ket: * angka sementara Semester I, untuk Semester II sedang dilakukan pengukuran Teknik menghitungnya yaitu penilaian atas implementasi RB di Balitbang KP dilaksanakan melalui Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) secara online oleh masing-masing Unit Eselon I yang telah diverfikasi oleh Inspektorat Jenderal. Upaya yang dilakukan fokus pada: Panel I PMPRB online Panel II PMPRB online Panel III PMPRB online Untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good governance) dilakukan melalui dalam 8 (delapan) Area Perubahan Reformasi Birokrasi, yaitu: a) Organisasi; yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing); b) Tata Laksana; sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur, dan sesuai dengan prisip-prinsip good governance; c) Peraturan Perundang-undangan; regulasi yang tertib, tidak tumpang tindih, dan kondusif; d) SDM Aparatur; SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, kapabel, professional, berkinerja tinggi, dan sejahtera; e) Pengawasan; meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; f) Akuntabilitas; meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; g) Pelayanan Publik; Pelayanan prima yang sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat h) Pola Pikir dan Budaya Kerja Aparatur; birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 81

89 Hasil penyusunan kertas kerja dokumen bukti dan survey internal dikonversi dengan sistem online sehingga terbentuk profil penilaian mandiri reformasi birokrasi Balitbang KP sebagai berikut: Gambar 3.9 Penilaian Pelaksanaan PMPRB Balitbang KP Gambar 3.10 Diagram Penilaian PMPRB online BBPSEKP Seperti halnya capaian pada Balitbang KP, maka capaian IKU nilai penerapan RB BBPSEKP pada tahun 2014 adalah 75,5 atau lebih rendah dari tahun 2013 yaitu 77,56. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 82

90 Dengan melihat capaian pada IKU 23-27, dapat diketahui bahwa BBPSEKP telah mencapai sasaran strategis terwujudnya good governance & clean government pada lingkupnya. SS 10. : TERKELOLANYA ANGGARAN SECARA OPTIMAL LINGKUP BBPSEKP Nilai sasaran strategis terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BBPSEKPditetapkan melalui indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sebagai berikut : a. IKU 28 : Prosentase Penyerapan DIPA BBPSEKP Tabel 3.45 Capaian Prosentase Penyerapan DIPA BBPSEKP Indikator Kinerja Utama (IKU) Target >95% >95% - Realisasi 96,52 92,78 - Prosentase (%) 101,6 97,66 Pelaksanaan anggaran harus dikelola secara optimal sesuai rencana yang ditetapkan, sampai akhir TA 2014 penyerapan anggaran BBPSEKP sebesar Rp atau sebesar 92,78% dari target yang ditetapkan yaitu >95%. Hal tersebut dikarenakan adanya penerapan kebijakan pembatasan pada penggunaan anggaran paket meeting. Maka anggaran yang berkaitan dengan penggunaan paket meeting mulai tidak digunakan pada bulan November Tabel 3.46 Rincian capaianprosentase Penyerapan DIPA BBPSEKP IKU Tahun Anggaran Target Realisasi % Pesentase penyerapan DIPA BBPSEKP , ,78 Jika melihat data dari SAI 2014, realisasi hibah sebesar Rp ,- belum tercantum, hal tersebut dikarenakan adanya kesalahan pada proses revisi DIPA hibah luar negeri (pencatuman kode KPPN). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 83

91 Sehingga realisasi sebesar Rp secara resmi akan masuk dalam laporan SAI jika sudah selesai proses perpanjangan penyampaian SPM AKUNTABILITAS KEUANGAN TA 2014 Alokasi pagu awal tahun 2014 yang disediakan dalam rangka pembiayaan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pada BBPSEKP adalah sebesar Rp ,- Namun, sejalan dengan berjalannya waktu adanya penghematan BBMdan tambahan anggaran hibah menyebabkan pagu BBPSEKP menjadi sebesar Rp Capaian Realisasi Anggaran BBPSEKP Tahun 2014 sebesar 92,78% (sesuai data sementara per 20 Januari 2015). Pagu dan realisasi anggaran Tahun 2014 berdasarkan jenis belanja, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.47 Pagu dan Realisasi Anggaran BBPSEKP Tahun 2014 (per belanja) No Belanja Pagu Revisi Realisasi % 1 Belanja Pegawai ,99 2 Belanja Barang ,68 3 Belanja Modal ,62 Jumlah ,78 Dari tabel diatas diketahui bahwa realisasi belanja barang memiliki capaian realisasi yang terendah. Hal tersebut sesuai dengan justifikasi diatas yaitu dampak adanya penerapan kebijakan dalam membatasi penggunaan anggaran paket meeting. Sedangkan pagu dan realisasi anggaran tahun 2014 per sumber dana adalah sebagai berikut: Tabel 3.48 Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2014(per sumber dana dalam ribuan) Belanja Pegawai RUPIAH MURNI PNBP HLN Belanja Barang Belanja Belanja Belanja Modal Barang Barang PAGU REALISASI % ,73 Realisasi terendah berikutnya terdapat pada sumber dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dikarenakan tidak tercapai target penerimaannya secara optimal sehingga realisasi pemanfaatannya juga tidak Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 84

92 terpenuhi. Selain itu target penerimaan PNBP baru dapat dilakukan penyetorannya di akhir tahun 2014 sehingga penyerapan untuk pemanfaatan tidak dapat dilaksanakan. Sedangkan untuk hibah luar negeri telah terserap 97.73% atau Rp ,- Realisasi anggaran tersebut belum sepenuhnya tercantum pada Sistem Aplikasi Instansi (SAI), karena untuk realisasi hibah belum dicantumkan akibat adanya kesalahan pada pencatuman kode KPPN dan keterlambatan penyampaian SP2HL yang mengharuskan adanya surat persetujuan perpanjangan SP2HL. Saat ini sedang dalam proses pengurusan surat terkait CAPAIAN KINERJA LAINNYA Disamping Sasaran Strategis diatas terdapat beberapa keberhasilan kinerja antara lain : Pada tahun 2014, BBPSEKP telah bersinergi dengan Direktorat Usaha dan Investasi (Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan TA 2014). Dalam sinergitas tersebut, peneliti BBPSEKP berkontribusi sebagai narasumber dalam pembuatan pedoman teknis kemitraan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. "Buku Pedoman Teknis Kemitraan Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan" disusun atas sinergitas Direktorat Usaha dan Investasi, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dengan Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan." Dalam hal ini, BBPSEKP menjadi narasumber, sedangkan Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan sebagai pengarah/penanggungjawab/ketua dan anggota. Hal tersebut menunjukan bahwa rekomendasi dari BBPSEKP telah dimanfaatkan oleh stakeholder (Ditjen P2HP) dan didukung oleh bentuk fisik Buku Pedoman Teknis tersebut. Pedoman teknis ini untuk menjadi panduan bagi pelaku usaha/stakeholders di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan tentang kemitraan yang dapat diterapkan dengan saling berbagi dalam hal biaya, resiko, dan manfaat dengan menggabungkan kompetensi yang dimiliki masing-masing berazaskan kesetaraan, saling membutuhkan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Tujuan disusunnya pedoman teknis adalah : 1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada para pelaku usaha pengolahan ikan dalam melakukan kemitraan; Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 85

93 2. Menginisiasi pembentukan kemitraan yang kuat, berkekuatan hukum, berkelanjutan, dan saling menguntungkan; 3. Sebagai acuan bagi pemerintah daerah (Dinas Kelautan dan Perikanan ) dan pihak terkait (pelaku usaha pengolahan ikan) dalam pelaksanaan kemitraan. Sasaran buku pedoman teknis ini adalah : 1. Pemerintah sebagai unsur pembina dan pengawas kemitraan; 2. Pelaku usaha (nelayan penangkap tuna, tongkol, cakalang, dan industri pengolahan ) sebagai kemitraan usaha. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 86

94 IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan Sesuai dengan visi dan misi Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan (BBPSEKP), pada tahun 2014 BBPSEKP telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala BBPSEKP dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Dalam kontrak kinerja tertuang peta strategi dengan sepuluh sasaran strategis dan 28 Indikator Kinerja Utama (IKU). Gambar 4.1 Hasil Analisis Capaian IKU BBPSEKP TA.2014 Pada gambar 4.1 diatas dapat diketahui bahwa capaian sasaran stratagis BBPSEKP pada toleransi 0% berstatus hijau, meskipun pada SS10 memiliki capaian yang belum sesuai target atau dengan warna kuning. IKU yang dicapai pada tahun 2014 meliputi tujuh IKU memiliki capaian dibawah target, delapan IKU memiliki capaian sesuai target (100%), sedangkan 13 IKU memiliki capaian > 100%. Beberapa capaian sasaran strategis penelitian dan perekayasaan sosial ekonomi kelautan dan perikanan meliputi : 1. Meningkatnya kesejahteraan masyarkat kelautan dan perikanan yang ditunjukkan dengan pencapaian NTN sebesar 104,63; NTPi sebesar 101,55; rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar Rp ,-; Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 87

95 rata-rata pendapatan petambak garam Rp ,- dan pertumbuhan PDB perikanan sebesar 6,48%. 2. Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian sosial ekonomi KP yang telah didukung dengan bertambahnya jejaring dan kemitraan BBPSEKP, keberadaan jumlah kelompok masyarakat yang menggunakan teknologi litbang hasil pengawalan teknologi yang diselenggarakan oleh kelembagaan KIMBis, meskipun belum tercapaihasil penelitian sosial ekonomi yang diadopsi oleh masyarakat; 3. Meningkatnya pengelolaan SDKP secara berkelanjutan didukung oleh hasil rekomendasi kebijakan sosek yang dihasilkan oleh BBPSEKP, serta persepsi masyarakat terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5), serta jumlah usulan rekomendasi kebijakan BBPSKEP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan sejumlah enam rekomendasi; 4. Tersedianya data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP didukung oleh capaian data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP yang mencapai 100%, jumlah karya tulis ilmiah yang dihasilkan sejumlah 29, frekuensi pertemuan ilmiah sosial ekonomi di lingkup BBPSEKP serta jumlah publikasi sosial ekonomi KP sejumlah empat pertemuan ilmiah; 5. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu didukung oleh model kelembagaan penerapan IPTEK yang dihasilkan sejumlah empat paket; 6. Terselenggaranya pengendalian litbang KP yang didukung oleh prosentase hasil penelitian sosial ekonomi KP dalam mendukung program strategis KP sejumlah 61,54%; 7. Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan profesional dengan didukung oleh indeks kesenjangan kompetensi eselon II dan III lingkup BBBPSEKP (adopsi langsung), jumlah professor riset sejumlah satu orang, jumlah peneliti S3 sejumlah enam orang, prosentase jumlah pegawai fungsional peneliti BBPSEKP sejumlah 59% jika dibandingkan dengan total pegawai Balitbang KP; 8. Tersedianya informasi yang valid, handal, dan mudah diakses didukung oleh service level agreement BBPSEKP (adopsi langsung) dengan presentase 99,84%; 9. Terwujudnya good governance & clean government lingkup BBPSEKP didukung oleh jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerinta (APIEP) yang ditindaklanjuti dibandingkan total rekomendasi lingkup BBPSEKP yang telah ditindaklanjuti 100%, tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BBPSKEP yang telah mencapai NILAI A sejulah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 88

96 78,63, serta indeks kepuasan masyarakat terhadap BBPSEKP (7,75), nilai inisiatif anti korupsi BBPSEKP (8,08) serta nilai penerapan RB (75,5) yang merupakan adopsi langsung; 10. Terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BBPSEKP dengan capaian 92,78% dari target >95% Permasalahan 1. Pada sasaran strategis meningkatnya pengelolaan SDKP secara berkelanjutan untuk dukungan IKU jumlah usulan rekomendasi kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan belum memenuhi target. Hal tersebut disebabkan adanya beberapa rekomendasi yang belum disampaikan dengan prosedur dan mekanisme yang lebih tepat; 2. Pada sasaran strategis tersedianya data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP untuk dukungan IKU publikasi sosial ekonomi belum memenuhi target karena terdapat keterlambatan proses pencetakan bahan publikasi; 3. Pada sasaran strategis terkelolanya anggaran secara optimal lingkup BBPSEKP didukung oleh IKU presentase penyerapan DIPA BBPSEKP yang belum memenuhi target >95%, hal tersebut adanya kebijakan pembatasan penggunaan anggaran belanja paket meeting Rencana Tindak Lanjut Langkah yang perlu dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan diatas adalah : 1. Berkaitan rekomendasi kebijakan sosek yang dijadikan bahan kebijakan belum tercapai secara optimal, perlu dibuat prosedur dan mekanisme penyampaian rekomendasi kebijakan yang lebih tepat. Tujuannya adalah agar rekomendasi kebijakan tersebut disampaikan ke stakeholder pada waktu yang tepat serta dapat diketahui bersama pemanfaatan dari rekomendasi tersebut; 2. Keterlambatan proses percetakan publikasi telah menjadi budaya kerja pada setiap unit kerja pemerintah yang masih lolos dari pencermatan pihak audit. Namun hal tersebut sebaiknya sudah mulai dibenahi dengan membuat melakukan kegiatan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disusun sebelumnya. Disamping itu berkaitan dengan belum terbitnya sejumlah sepuluh publikasi di BBPSEKP pada thaun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 89

97 2014, maka perlu dilakukan proses revisi anggaran untuk kepentingan realokasi pencetakan bahan publikasi tahun 2014 sejulah 10 paket; 3. Terkait dengan anggaran yang tidak direalisasikan secara optimal pada BBPSEKP, hendaknya BBPSEKP ke depan dapat mencoba mengantisipasi beberapa perubahan rencana anggaran khususnya akibat adanya perubahan kebijakan. Karena terkait kebijakan baik program dan anggaran dapat diberlakukan setiap saat dikala memerlukan suatu perubahan-perubahan yang ke arah yang lebih baik. Sehingga kemungkinan terdapat perubahan pada program dan anggaran yang terjadi pada setiap tahun Dukungan BBPSEKP pada Kebijakan Litbang KP Tahun Menghasilkan IPTEK sosial ekonomi dan bahan rekomendasi kebijakan kelautan dan perikanan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan: a. Meningkatnya mutu data dan informasi sosial ekonomi kelautan dan perikanan; b. Meningkatnya kualitas output rekomendasi kebijakan sosial ekonomi kelautan dan perikanan dalam mendukung kebijakan KP 2. Menyiapkan dan meningkatkan kualitas dan kompetensi sumberdaya penelitian yang handal dan mandiri di bidang sosial ekonomi kelautan dan perikanan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan : a. Meningkatnya kapasitas para peneliti dalam melaksanakan, menganalisa, dan merumuskan rekomendasi kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan. b. Meningkatnya kesempatan melanjutkan pendidikan jangka panjang (S2/S3) bagi para peneliti maupun jangka pendek bagi peneliti dan pendukung penelitian dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM yang handal. 3. Mewujudkan penyelenggaraan urusan tata usaha dan rumah tangga kantor dengan azas good governance, akuntabel, dan transparan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan: a. Terwujudnya BBPSEKP sebagai UPT yang bebas dari korupsi; b. Terwujudnya BBPSEKP sebagai UPT yang selalu menindaklanjuti rekomendasi terkait dengan aparat internal eksternal pemerintah. 4. Mewujudkan model percepatan alih teknologi. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan: a. Dihasilkannya output model kelembagaan dan penerapan teknologi yang berkontribusi pada percepatan pembangunan kelautan dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 90

98 perikanan melalui peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat KP; b. Meningkatnya peran Klinik Iptek Mina Bisnis (KIMBIS) sebagai lembaga bertujuan pemberdayaan masyarakat KP 5. Mewujudkan kinerja efektif, efisien dan sinkron dengan program yang ditetapkan. Pencapaian tujuan ini ditandai dengan: a. Dihasilkannya output atau keluaran BBPSEKP berupa rekomendasi yang mencakup aspek pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya, pengembangan sistem usaha, sosial budaya, kelembagaan, pengembangan model kawasan ekonomi, serta sumberdaya laut, dan pulau-pulau kecil; b. Program dan kegiatan BBPSEKP direncanakan sesuai dengan program yang telah ditetapkan; c. Anggaran kegiatan BBPSEKP direncanakan sesuai dengan pertimbangan skala prioritas Saran dan rekomendasi Untuk meningkatkan peran BBPSEKP dalam tugas dan fungsinya perlu pembenahan beberapa hal sebagai berikut : 1. Peningkatan sinergitas yang lebih baik antara BBPSEKP dengan stakholder terkait dengan pemanfaatan hasil penelitian BBPSEKP. Terkait dengan hal tersebut, BBPSEKP perlu membentuk tim kepakaran yang mampu memperkuat muatan rekomendasi, mensinergikan hasil output BBPSEKP dengan stakholder, serta membina sinergitas secara berkelanjutan; 2. Penguatan kapasitas pegawai melalui parameter hasil kinerja per triwulan; 3. Peningkatan peran monitoring dan evaluasi perencanaan program dan anggaran, pelaksanaan kegiatan, output kegiatan, serta pemanfaatan dan dampak output terhadap pihak eksternal; 4. Peningkatan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah melalui penerapan mekanisme yang terbangun lebih baik; 5. Komitmen bersama dalam implementasi AKIP bagi sleuruh jajaran pegawai BBPSEKP. Demikian, LAKIP BBPSEKP TA disusun agar dapat menjadi bahan pertanggung jawaban tertulis kepada pemberi wewenang serta dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan menuju pemerintahan yang lebih baik. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 91

99 LAMPIRAN Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 92

100 LAMPIRAN 1. PENGUKURAN NILAI SASARAN STRATEGIS (NSS) Nama unit kerja/satuan kerja Level BSC : Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan : 2 (Dua) Kode SS Sasaran Strategis : SS1 : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat KP N o IKU Target Klasifika si Realisas i Gap Konversi nilai Gap Valida si IKU Bobot berdasark an validasi IKU Koefisien Skor per IKU Nilai Sasaran Strategis /NSS (Tolerans i 10%) Nilai Tukar Lag Maximize % Nelayan % output 38 2 Nilai Tukar Lag Maximize % Pembudidaya Ikan % output 47 3 Rata-rata pendapatan Lag pengolah & Maximize % % output pemasar (KK/bulan) 4 Rata-rata pendapatan petambak garam (KK/bulan) 5 Pertumbuhan PDB Perikanan Maximize % % 7.00% Maximize 6.48% % 92.57% Lag output Lag output % Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 93

101 Data dukung IKU Nilai Tukar Nelayan (NTN), Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi), dan Rata-rata pendapatan petambak garam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 94

102 Data dukung IKU rata-rata pendapatan petambak garam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 95

103 Data dukung IKU Rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 96

104 Data dukung IKU pertumbuhan PDB Perikanan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 97

105 Kode SS Sasaran Strategis : SS2 : Meningkatnya pemanfaatan hasil penelitian Sosek KP oleh Masyarakat KP N o IKU Target Kla sifi kas i Realisa si Gap Konver si nilai Gap Valida si IKU Bobot berdasark an validasi IKU Koefisie n Skor per IKU Nilai Sasaran Strategis/ NSS (Toleransi 10%) Jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP 3 Ma xim ize 3 100% 100% Lead proses Jumlah hasil penelitian Sosial Ekonomi KP yang diadopsi oleh Masyarakat KP 8 Jumlah pengguna hasil penelitian Sosial Ekonomi KP (Kelompok/Oran g) 1 Ma xim ize 15 Ma xim ize 0 100% 100% Lag output % 100% Lag output % Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 98

106 Data dukung IKU jumlah jejaring dan kemitraan BBPSEKP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 99

107 Data dukung IKU jumlah pengguna hasil penelitian sosial ekonomi kelautan dan perikanan (orang/kelompok) No JUDUL KIMBis Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Indramayu) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Pacitan) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Lamongan) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Indramayu) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Tegal) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Brebes) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Wonogiri) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kota Banda Aceh) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten JML PENGGUNA (KEL) NAMA KELOMPOK 1 Kelompok Kerupuk Barakuda 6 3 Kelompok Maju Jaya, Kelompok Naffar Bahari Raya,Kelompok Nabila, Kelompok Sabrina, Kelompok Semua Suka,dan Kelompok Maju Jaya Kelompok Sarem Makmur, Kelompok Cahaya Lestari, dan Kelompok Karya Makmur 1 Kelompok Ulam Sari 1 Kelompok Mutiara Gading 1 Kelompok Mina Abadi 1 Kelompok LSC. GP. Lamjabat 1 Kelompok Sabang Paru Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 100

108 Pinrang) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Gunung Kidul) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kab. Pati) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Sukabumi) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kab. Takalar) Program Rintisan Pengembangan Kelembagaan dan Perekonomian Kawasan Berbasis IPTEK (Kabupaten Subang) 3 Kelompok Ngudi Hasil, Kelompok Tirtomoyo, dan Kelompok Mina Mulyo 1 Kelompok Sinar TImur 3 Kelompok Karya Makmur, Kelomok Mina Makmur, Kelompok Mina Bangkit, dan Kelompok Jaya 1 Kelompok Mina Rasa Kelompok Lestari Pertiwi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 101

109 Kode SS Sasaran Strategis : SS3 : Tersedianya kebijakan KP yang implementatif N o IKU Target Kla sifi kas i Realisas i Gap Konvers i nilai Gap Validas i IKU Bobot berdasarka n validasi IKU Koefisie n Skor per IKU Nilai Sasaran Strategis/N SS (Toleransi 10%) Persentase jumlah Rekomendasi Kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan terhadap total kajian yang dihasilkan 33% Max imiz e 100% 100% 100% Lead input Jumlah Rekomendasi Kebijakan Sosek KP 11 Persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP (dalam skala likert 1-5) 4 Max imiz e 3 Max imiz e 6 100% 100% Lead input 4 100% 100% Lag output % Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 102

110 Data dukung IKU presentase jumlah rekomendasi kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 103

111 Data dukung IKU presentase jumlah rekomendasi kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 104

112 Data dukung IKU presentase jumlah rekomendasi kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 105

113 Data dukung IKU presentase jumlah rekomendasi kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 106

114 Data dukung IKU presentase jumlah rekomendasi kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 107

115 Data dukung IKU presentase jumlah rekomendasi kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 108

116 Data dukung IKU presentase jumlah rekomendasi kebijakan BBPSEKP yang dijadikan bahan kebijakan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 109

117 Data dukung IKU jumlah rekomendasi kebijakan industrialisasi perikanan pada kawasan minapolitan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 110

118 Data dukung IKU jumlah rekomendasi kebijakan industrialisasi perikanan pada kawasan minapolitan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 111

119 Data dukung IKU jumlah rekomendasi kebijakan industrialisasi perikanan pada kawasan minapolitan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 112

120 Data dukung IKU jumlah rekomendasi kebijakan industrialisasi perikanan pada kawasan minapolitan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 113

121 Data dukung IKU jumlah rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 114

122 Data dukung IKU jumlah rekomendasi kebijakan terkait Pengembangan Wilayah Ekonomi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 115

123 Data dukung IKU jumlah rekomendasi kebijakan terkait Pengembangan Wilayah Ekonomi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 116

124 Data dukung IKU jumlah rekomendasi kebijakan terkait Pengembangan Wilayah Ekonomi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 117

125 Data dukung IKU jumlah rekomendasi kebijakan terkait Maluku Sebagai Lumbung Ikan Nasional Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 118

126 Data dukung IKU jumlah rekomendasi kebijakan terkait pertumbuhan PDB Perikanan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 119

127 Data dukung IKU jumlah rekomendasi kebijakan terkait isu strategis dan evaluasi program KP. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 120

128 Data dukung IKU jumlah rekomendasi kebijakan terkait isu strategis dan evaluasi program KP. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 121

129 Data dukung IKU persepsi masyarakat KP terhadap kebijakan yang diterbitkan KKP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 122

130 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 123

131 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 124

132 Kode SS Sasaran Strategis : SS4 : Tersedianya data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan N o IKU Target Kla sifi kas i Realisa si Gap Konver si nilai Gap Valida si IKU Bobot berdasark an validasi IKU Koefisie n Skor per IKU Nilai Sasaran Strategis/ NSS (Toleransi 10%) Jumlah data dan informasi ilmiah Sosial Ekonomi KP 11 Ma xim ize % % Lead input Jumlah karya tulis ilmiah yang dihasilkan BBPSEKP 14 Jumlah Publikasi Sosial Ekonomi di Lingkup BBPSEKP 15 Frekuensi pertemuan ilmiah sosek KP di Lingkup BBPSEKP 25 Ma xim ize 14 Ma xim ize 4 Ma xim ize % 100% Lead input 4 100% 100% Lead input 4 100% 100% Lead input % Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 125

133 Data dukung IKU jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 126

134 Data dukung IKU jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 127

135 Data dukung IKU jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 128

136 Data dukung IKU jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 129

137 Data dukung IKU jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 130

138 Data dukung IKU jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 131

139 Data dukung IKU jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 132

140 Data dukung IKU jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 133

141 Data dukung IKU jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 134

142 Data dukung IKU jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 135

143 Data dukung IKU jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 136

144 Data dukung IKU jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 137

145 Data dukung IKU jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 138

146 Data dukung IKU jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 139

147 Data dukung IKU jumlah data dan informasi ilmiah sosial ekonomi KP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 140

148 Data dukung IKU jumlah karya tulis ilmiah yang dihasilkan BBPSEKP PERAN JARINGAN SOSIAL NELAYAN PADA PEMASARAN TUNA, TONGKOL, DAN CAKALANG : STUDI KASUS DI KOTA KENDARI The Role of Fishermens Social Networking of Thunnus Sp. Commodity Marketing: A Case Study in Kendari Riesti Triyanti, Christina Yuliaty dan Tenny Apriliani Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Komplek Bina Samudra Gedung Balitbang KP 1 Jalan Pasir Putih No. 1 Ancol Timur Jakarta Utara riesti_ok@yahoo.com ABSTRAK Mayoritas nelayan di Indonesia adalah kategori nelayan tradisional yang miskin serta menjadi golongan terpinggirkan. Sulitnya akses finansial ke lembaga keuangan formal menjadikan ketergantungan nelayan terhadap pinjaman dari pemberi modal informal yang berpengaruh pada pemasaran hasil ikan tangkapan. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi karakteristik nelayan, proses dan jaringan sosial antar pelaku usaha penangkapan dan pemasaran. Pengumpulan data primer dilaksanakan melalui wawancara mendalam menggunakan panduan wawancara. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan di Kota Kendari melakukan aktifitas penangkapan ikan berdasarkan pada jenis alat tangkap yang dimiliki dengan ukuran kapal lebih kecil dari 30 GT. Pemasaran tuna, tongkol dan cakalang dikelompokkan kedalam dua pasar utama yaitu pasar lokal dan ekspor. Bagi nelayan yang memperoleh permodalan untuk melaut dari bos maka pemasaran ikan hasil tangkapan dikendalikan oleh bos. Jaringan sosial yang melibatkan berbagai aktor tidak hanya terbatas pada jaringan kerja pada produksi saja, namun juga atas kehidupan sosial ekonomi lainnya. Diantara berbagai jaringan sosial yang ada, yang paling prospektif untuk dikembangkan dalam komunitas nelayan di Kendari adalah jaringan sosial antara nelayan dengan bos dengan pola kemitraan inti plasma. Kata kunci : jaringan sosial, pelaku pemasaran, nelayan, purse seine Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 141

149 STRATEGI PENGEMBANGAN RANTAI PASOK RUMPUT LAUT DI KABUPATEN TAKALAR, SULAWESI SELATAN SUPPLY CHAIN DEVELOPMENT STRATEGY OF SEAWEED IN TAKALAR DISTRICT, SOUTH SULAWESI Riesti Triyanti dan Risna Yusuf Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Komplek Bina Samudra Gedung Balitbang KP 1 Jalan Pasir Putih No. 1 Ancol Timur Jakarta Utara riesti_ok@yahoo.com ABSTRAK Salah satu komoditas unggulan Sulawesi Selatan adalah rumput laut. Namun produksi dan kualitas rumput laut saat ini mengalami penurunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan strategi pengembangan pasokan bahan baku produk rumput laut dan menempatkan posisi pentingnya Sulawesi Selatan sebagai pengembang rantai pasok industri rumput laut di Indonesia bagian timur. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2014 di Kabupaten Takalar. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada pembudidaya rumput laut, pedagang pengumpul kecil dan besar, dan industri rumput laut. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan adanya faktor penghambat rantai pasok rumput laut, panjangnya rantai pemasaran rumput laut, sulitnya sistem logistik dan kendala yang dihadapi oleh industri rumput laut di pasar domestik dan ekspor. Strategi pengembangan rantai pasok perlu diketahui dalam rangka meningkatkan daya saing industri rumput laut, menghilangkan hambatan dan kendala yang dihadapi, dan infrastruktur yang memadai yang diperlukan oleh industri untuk mengurangi biaya logistik dan pengiriman rumput laut. Kata kunci : strategi, rantai pasok, rumput laut PERSEPSI PELAKU USAHA PEMASARAN DAN DISTRIBUSI TERHADAP INDUSTRIALISASI PERIKANAN DI KABUPATEN BANYUWANGI Rizki Aprilian Wijaya dan Rizky Muhartono Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Jl. KS. Tubun Petamburan VI Jakarta Telp (021) , Fax (021) ABSTRAK Sektor Kelautan dan Perikanan memiliki kebijakan industrialisasi perikanan yang merupakan salah satu kebijakan yang terkait dengan sektor riil. Tulisan ini bertujuan mengetahui karakteristik usaha pemasaran dan distribusi dan menganalisis persepsi pelaku usaha pemasaran dan distribusi terhadap dampak kebijakan industrialisasi perikanan. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada pelaku usaha pemasaran dan distribusi perikanan. Analisa data dilakukan secara deskriptif. Hasil kajian karakteristik usaha pemasaran dan distribusi dilihat dari sektor pra produksi, produksi hingga pasca produksi menunjukan karakteristik yang cukup beragam. Terkait dengan persepsi pelaku usaha pemasaran umumnya menunjukan tidak adanya perbedaan yang dirasakan sebelum dan setelah adanya program industrialisasi baik pada penyediaan dan penggunaan input usaha, kelembagaan usaha maupun kebijakan pendukung yang berasal dari pemerintah daerah maupun pusat. Kata kunci: Persepsi, Industrialisasi, Pemasaran, Distribusi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 142

150 PRODUKSI PERIKANAN DAN PERSEPSI USAHA PRA PRODUKSI DI PPP MUNCAR Rizky Muhartono, Rizki Aprilian Wijaya, Armen Zulham Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Gedung Balitbang KP I lt 4, Komplek Bina Samudra Ancol, Jakarta Utara Abstrak PPP Muncar merupakan pusat kegiatan perikanan yang terdapat di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Pada lokasi ini kegiatan yang dilakukan berupa aktivitas penangkapan penangkapan dan pengolahan ikan. Aktivitas kegiatan perikanan dapat dilihat melalui tiga fase, pra produksi, produksi dan paska produksi. Tujuan penulisan ini adalah menggambarkan profile perikanan dan lembaga usaha pada fase pra produksi. sektor pra produksi jenis usaha yang dilihat diantaranya adalah Usaha penyediaan kapal, usaha penyediaan mesin, usaha penyediaan alat tangkap, usaha penyediaan bahan bakar minyak (BBM) usaha penyediaan ransum, dan usaha penyediaan Es. Penelitian dilakukan pada Bulan Mei tahun Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan profil perikanan dan lembaga usaha pra produksi di PPP Muncar, Banyuwangi Jatim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program industrialisasi dan minapolitan belum sepenuhnya berdampak terhadap peningkatan produksi di PPP Muncar. Namun demikian, menurut persepsi responden terdapat peningkatan capaian pada sebagian tahap pra produksi penyediaan mesin dan alat tangkap. Usaha pembuatan kapal ini dapat dikategorikan sebagai usaha tradisional, dan merupakan usaha turun temurun. usaha penyediaan kapal umumnya dimiliki oleh perorangan dengan aset yang berasal dari keluarga sendiri. Tenaga kerja untuk pembuatan kapal di PPP Muncar dirasakan semakin sulit didapat. usaha penyedia kapal mendapatkan permodalan berasal dari pemesan kapal. Terdapat usaha penyediaan peralatan alat tangkap baru dan penyediaan peralatan tangkap bekas (daur ulang). Penyedia BBM yang tersedia adalah SPBU dan pengecer. Ketersediaan es dinilai efektif, namun terkadang pasokan es dinilai tidak efektif. Kata Kunci : Perikanan Laut, Perseopsi Masyarakat, Minapolitan, Muncar Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 143

151 DUALISME EKONOMI PADA KAWASAN PESISIR GIANT SEA WALL Armen Zulham, Zahri Nasution, Rizky Muhartono, Nurlaili Peneliti, pada Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Jl. KS. Tubun Petamburan VI Jakarta ABSTRAK Kawasan Giant Sea Wall akan menjadi kawasan perekonomian baru di pesisir Teluk Jakarta. Kawasan ini sejatinya merupakan kawasan penghasil produk primer, hasil perikanan. Namun, seiring dengan masuknya investasi diluar lapangan usaha produk primer, maka perannya sebagai produksi produk primer semakin berkurang. Peran investasi dalam pembangunan pada kawasan ini akan mendorong terjadinya dualisme ekonomi, karena pada kawasan tersebut tidak terjadi integrasi ekonomi antara aktivitas penghasil produk primer dengan aktivitas penghasil produk sekunder. Padahal pada kawasan ini terdapat orang yang ekonominya tergantung pada aktivitas produk primer. Tulisan ini didasarkan pada hasil survey pada lima lokasi di kawasan Teluk Jakarta: Marunda, Cilincing, Kalibaru, Muara Angke dan Kamal Muara. Kajian dilakukan pada bulan Februari 2014 sampai dengan Juni Telaahan ini menunjukkan investasi yang masuk pada kawasan ini cenderung mendorong marginalisasi dari sektor primer. Marginalisasi ini terlihat dari potensi hilangnya lapangan usaha yang menghasilkan produk primer pada kawasan Teluk Jakarta itu. Selain itu, keuntungan dari kegiatan penghasil produk sekunder tidak diinvestasikan lagi ke kawasan pesisir untuk mendorong pemanfaatan potensi sektor primer terutama usaha perikanan. Buktinya kontribusi lapangan usaha perikanan pada PDRB Jakarta Utara sangat rendah berkisar antara 0,08 % 0,09 % per Tahun, dengan pertumbuhan 1,9% per Tahun. Sementara kontribusi lapangan usaha sektor sekunder berkisar antara 5% sampai dengan 19 %. Faktor pendorong lain tumbuhnya dualisme ekonomi di kawasan Teluk Jakarta adalah: sumber pendapatan masyarakat perikanan sangat tergantung dari usaha perikanan, akses mereka terhadap aset produktif dan peluang untuk masuk dalam lapangan usaha sekunder sangat terbatas, karena tingkat pendidikan mereka relatif rendah, Padahal pertumbuhan lapangan usaha sektor sekunder seperti industri pengolahan; perdagangan hotel dan restauran, serta Jasa tumbuh masing-masing 2,1%, 5,5% dan 5,7% per Tahun. Hasil penelitian ini menyimpulkan pembangunan Giant Sea Wall pada prinsipnya diterima oleh masyarakat perikanan di kawasan Jakarta Utara, dengan catatan keberadaan mereka beserta aktivitas usahanya mendapatkan perhatian dari semua pihak. Usaha yang telah mereka jalankan yang bersumber dari laut selama ini tetap dapat mereka lanjutkan. Apalagi, keterampilan yang mereka miliki hanya dapat digunakan dalam usaha perikanan. Penelitian ini merekomendasikan harmonisasi lapangan usaha pada sektor primer dengan sektor sekunder harus dilakukan melalui inovasi kebijakan yang responsif terhadap peluang ekonomi yang tumbuh, terutama melalui mata pencaharaian alternatif yang produktivitasnya tinggi. Keywords: Dualisme ekonomi, pertumbuhan ekonomi, produk primer, masyarakat pesisir. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 144

152 PEMBANGUNAN GIANT SEA WALL: BERMANFAATKAH BAGI MASYARAKAT PERIKANAN? Armen Zulham Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Jl. Pasir Putih No. 1 Ancol Timur Jakarta Utara keude_bing@yahoo.co.id ABSTRAK Pembangunan Giant Sea Wall (GSW) di Teluk Jakarta merupakan program lintas kementerian, yang diarancang untuk mendukung perekonomian dan mengendalikan banjir di Jakarta. Permasalahan pembangunan tersebut, tidak hanya terkait dengan aspek teknis kontruksi dan lingkungan, tetapi menyangkut juga aspek sosial ekonomi tentang investasi dan pertumbuhan usaha perikanan. Saat ini, pada kawasan itu terdapat berbagai investasi dan lapangan usaha perikanan. Data statistik, menunjukkan peran lapangan usaha perikanan dalam perokonomian Jakarta Utara menurun dari 0,10% pada tahun 2006 menjadi 0,08% pada tahun Penurunan peran ini, bukan berarti lapangan usaha perikanan ini tidak penting. Selama ini, lapangan usaha perikanan di kawasan itu merupakan sabuk pengaman yang mampu menyediakan lapangan kerja untuk 30 ribu orang dari berbagai kelompok masyarakat di Teluk Jakarta. Invasi investasi sekitar Rp. 600 triliun untuk pembangunan GSW sampai tahun 2030, merupakan instrumen fiskal penting yang dapat mempercepat tumbuhnya perekonomian di kawasan tersebut. Instrumen ini menurut beberapa pihak, dapat menjadi stimulus pembangunan, namun pihak lain menganggap, dapat menjadi jebakan fiskal untuk sektor perikanan. Tulisan ini melihat, pembangunan GSW tersebut membuka peluang usaha baru bagi masyarakat perikanan. Namun, untuk memanfaatkan peluang itu diperlukan berbagai kebijakan yang inovatif. Kata kunci : Giant sea wall, demografi, nelayan, pembudidaya, pengolah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 145

153 ANALISIS PERAN KELEMBAGAAN PENYEDIA INPUT PRODUKSI DAN TENAGA KERJA DALAM USAHA TAMBAK GARAM Contribution Analysis of Input Production Providers and Worker Institutional in Salt Business Rizki Aprilian Wijaya, Rikrik Rahadian dan Tenny Apriliani Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Jl. KS. Tubun Petamburan VI Jakarta Telp (021) , Fax (021) ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis peran kelembagaan penyediaan sarana input produksi dan tenaga kerja pada usaha tambak garam skala tradisional di Kabupaten Sumenep dan Jeneponto. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada 80 orang petambak garam dan wawancara mendalam (deepth interview) kepada 8 orang informan kunci. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabulasi silang. Hasil kajian menunjukan bahwa sumber permodalan untuk petambak garam sebagian besar berasal dari modal sendiri dan sebagian kecil lainnya dari modal campuran yaitu tengkulak, tetangga dan keluarga. Terkait dengan kelembagaan tenaga kerja (kebutuhan pekerja) dapat dilihat berdasarkan proses produksi garam yaitu pada tahap persiapan dan pemanenan. Pekerja yang digunakan merupakan pekerja perorangan maupun kelompok. Di Kabupaten Sumenep, peran tenaga kerja terdapat pada tahap persiapan maupun pemanenan. Di Kabupaten Jeneponto, peran tenaga kerja hanya terdapat pada tahap pemanenan. Kata kunci: Analisis peran, Kelembagaan Input, Tenaga Kerja, Garam Tradisional Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 146

154 SISTEM PEREKRUTAN PEKERJA DAN HUBUNGAN KERJA PADA USAHA PERIKANAN TUNA Worker Recruitment System and Working - Relationship on Tuna Fisheries Rizki Aprilian Wijaya dan Maulana Firdaus Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Jl. KS. Tubun Petamburan VI Jakarta Telp (021) , Fax (021) ABSTRAK Ketersediaan tenaga kerja perikanan yang semakin langka, dan timpangnya sistem bagi hasil merupakan salah satu isu strategis dalam memetakan permasalahan tenaga kerja pada usaha perikanan tuna. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis sistem perekrutan pekerja dan ketersediaan tenaga kerja serta menganalisis hubungan kerja antara pemilik kapal dan tenaga kerjanya pada usaha perikanan tuna di Kota Bitung. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (In-depth Interviews) kepada 30 orang informan dengan status sebagai pemilik kapal, nahkoda dan anak buah kapal (ABK). Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil kajian menunjukan bahwa sistem perekrutan tenaga kerja terjadi melalui jalur informal. Ketersediaan tenaga kerja ABK lebih mudah dicari dibandingkan dengan tenaga kerja nahkoda. Hubungan kerja antara pemilik kapal dan pekerjanya merupakan sebuah hubungan kerjasama dalam mencapai tujuan keberlanjutan usaha perikanan. Hambatan untuk peningkatan usaha terdapat pada proses penjualan ikan. Peningkatan posisi tawar pelaku usaha dapat dijadikan sebagai jalan keluar pemecahan masalah. Kata kunci: Perekrutan Pekerja, Hubungan Kerja, Perikanan Tuna Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 147

155 SUBSIDI RUMPON TUNA UNTUK PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN TUNA SKALA KECIL (SEBUAH USULAN KEBIJAKAN) Rizki Aprilian Wijaya dan Andrian Ramadhan Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Gedung Badan Litbang Kelautan Perikanan. Jl. Pasir Putih II Lantai 4, Ancol Timur Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta ABSTRAK Tanggal 18 November 2014, presiden Indonesia terpilih menaikkan harga subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Bagi masyarakat nelayan, naiknya harga BBM akan berdampak secara langsung bagi keberlangsungan usaha penangkapan. Ke depan, akan dilakukan kebijakan pengalihan subsidi yang bersifat konsumtif kepada subsidi yang bersifat produktif. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui klasifikasi subsidi di sektor perikanan, menganalisis investasi rumpon tuna dalam kaitannya dengan keberlangsungan usaha perikanan tuna serta menganalisis rumpon tuna dan kaitannya dengan keberlangsungan usaha dan menganalisis usulan subsidi rumpon tuna dan potensi dampak sosial ekonomi yang akan ditimbulkan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam kepada informan nelayan tuna skala kecil dan staf Dinas Kelautan dan Perikanan. Lokasi penelitian berada di Kelurahan Lembeh Selatan, Kota Bitung. Penelitian dilakukan pada Bulan Juni Tahun Penelitian juga melakukan penelusuran data sekunder melalui laporan laporan terkait. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil kajian menunjukan bahwa terdapat tiga kategori subsidi perikanan yaitu good subsidies, bad subsidies, dan ugly subsidies. Subsidi BBM termasuk ke dalam bad subsidies karena dapat meningkatkan eksploitasi sumberdaya perikanan dan mendorong nilai ekonomi melebihi nilai Maximum Economic Yield (MEY). Pemilik armada yang memiliki rumpon, usahanya relatif lebih baik dibandingkan dengan pemilik yang tidak memiliki rumpon. Keberadaan rumpon lebih berdampak positif bagi masyarakat nelayan tuna karena secara ekonomi dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga sekaligus dapat menjaga kelestarian sumberdaya tuna. Peluang keberhasilan usulan subsidi rumpon tuna selektif pengalihan subsidi BBM cukup baik, mengingat adanya inisiatif nelayan tuna untuk mengelola rumpon secara bersama. Namun, dengan catatan bahwa rumpon yang digunakan diperuntukkan hanya untuk armada penangkapan tuna skala kecil. Dengan pola ini, diharapkan subsidi rumpon yang diusulkan dapat termasuk ke dalam klasifikasi good subsidies. Kata kunci: Rumpon Tuna, Ekonomi Nelayan Tuna, Usulan Kebijakan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 148

156 ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN DAN KETIMPANGAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN PELAGIS BESAR DI SENDANG BIRU, KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR Maulana Firdaus dan Cornelia Mirwantini Witomo Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Komplek Bina Samudera, Gedung Balitbang KP I Lt 3-4.Jalan Pasir Putih Ancol No.1, Jakarta Telp (021) , mr_firda@hotmail.com ABSTRAK Kondisi usaha nelayan dengan faktor ketidak pastian pendapatan yang cukup tinggi sangat berdampak pada tingkat kesejahteraan dan ketimpangan yang terjadi pada komunitas masyarakat pesisir. Besarnya pendapatan antar rumah tangga nelayan dapat saja berbeda walaupun karakteristik usaha mereka relatif sama. Ketimpangan pendapatan antar rumah tangga dapat menunjukkan adanya ketidakmerataan tingkat kesejahteraan antar rumah tangga pada kelompok masyarakat tersebut. Penelitian ini mempunyai dua tujuan spesifik, yaitu: (1) Menganalisis tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan pelagis besar, dan; (2) Menganalisis ketimpangan pendapatan antar rumah tangga nelayan pelagis besar. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2013 di Desa Tambak Rejo (Sendang Biru) Kabupaten Malang. Metode survey digunakan untuk mengumpulkan data data primer dan sekunder. Data dianalisis dengan menggunakan pendekatan pendapatan menurut Bank Dunia, nilai tukar (indeks nilai) dan ketimpangan pendapatan dengan menggunakan koefisien gini. Hasil analisis menunjukkan bahwa rumah tangga nelayan pelagis besar di Kabupaten Malang tidak tergolong penduduk miskin. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata pendapatan diatas 1,25 US$ per kapita per hari. Indeks nilai tukar nelayan rata-rata pada tahun 2013 (Maret- Oktober) adalah 96. Ketimpangan pendapatan antar rumah tangga nelayan pelagis besar di Kabupaten Malang sebesar 0,42 dan tergolong pada ketimpangan menengah. Oleh karena itu, Fluktuasi nilai tukar nelayan yang terjadi memberikan ilustrasi bahwa selama musim paceklik atau bukan musim ikan, alternatif mata pencaharian di luar sektor perikanan relatif tidak tersedia dilokasi penelitian. Oleh karena itu, untuk meningkatkan standar hidup rumah tangga nelayan pelagis besar di Kabupaten Malang perlu diperkenalkan alternatif mata pencaharian yang produktif diluar sektor perikanan Kata kunci: Nelayan Pelagis Besar, Kesejahteraan, Ketimpangan Pendapatan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 149

157 KONDISI KETAHANAN PANGAN PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT DI NUSA PENIDA, KABUPATEN KLUNGKUNG, PROVINSI BALI Cornelia Mirwantini Witomo dan Maulana Firdaus Peneliti Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan Perikanan Jl. K. S Tubun Petamburan VI Jakarta Tel. (021) tone_poenya@yahoo.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengambarkan kondisi ketahanan pangan pembudidaya rumput laut di Nusa Penida Kabupaten Klungkung Provinsi Bali. Hal ini dilatarbelakangi karena Nusa Penida masuk dalam wilayah rawan pangan karena tidak mampu memproduksi beras dan wilayah yang cukup terisolasi karena terbatasnya akses menuju Nusa Penida dari Pulau Bali serta usaha budidaya rumput laut di Nusa Penida sangat dipengaruhi oleh cuaca sehingga mempengaruhi pendapatan rumah tangga pembudidaya rumput laut. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini merupakan bagian dari hasil penelitian PANELKANAS tahun Jenis data yang digunakan adalah data karakteristik rumah tangga pembudidaya, data konsumsi rumah tangga pembudidaya, data ketahanan pangan Kabupaten Klungkung. Metode pengumpulan data dengan cara wawancara menggunakan kuisoner dengan jumlah responden sebanyak 38 orang dan wawancara secara mendalam dengan informan kunci seperti pihak dari dinas Kelautan Perikanan dan dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Klungkung serta pihak Kecamatan Nusa Penida. Untuk metode analisis data menggunakan analisis deskritif. Apabila dilihat dari kategori wilayah yang rentan terhadap kerawanan pangan, Nusa Penida Kabupaten Klungkung masuk dalam prioritas 6. Faktor penyebab terjadinya prioritas 6 adalah tidak memadai produksi pangan pokok, kemiskinan, dan underweight pada balita. Dari hasil analisis data ketersediaan pangan seperti beras pada rumah tangga pembudidaya rumput laut sebesar 12 kg/kapita/bulan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam wilayah yang sama (kecamatan yang sama) memiliki peta kerawanan berbeda. Berdasarkan hasil wawancara untuk wilayah Nusa Penida terbagi menjadi dua wilayah berdasarkan topografi yaitu pesisir dan pegunungan. Cenderung untuk wilayah pesisir ketersediaan pangan cukup memadai berbeda dengan wilayah pegunungan yang cenderung sulit. Untuk kualitas dan keamanan pangan dapat dilihat dari tingkat konsumsi energi dan protein. Jumlah energi perkapita perhari sebesar kkal dan jumlah protein yang dikonsumsi perhari 56,82 gram/perkapita. Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa Nusa Penida untuk wilayah pesisir, lokasi para pembudidaya rumput laut bermukim tidak termasuk wilayah rawan pangan hal ini ditunjukkan dengan ketersediaan pangan yang cukup memadai dan jumlah energi dan protein yang dikonsumsi perhari lebih dari 2000 kkal dan lebih dari 55 gram protein, namun perlu adanya kewaspadaan karena pangan Nusa Penida khususnya beras sangat tergantung pada Pulau Bali oleh karena perlu adanya strategi bagi masyarakat Nusa Penida untuk menghadapi apabila nantinya mengalami kerawanan pangan. Kata Kunci : Ketahanan Pangan, Pembudidaya, Nusa Penida Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 150

158 ANALISIS NILAI TUKAR NELAYAN (NTN) PELAGIS BESAR TRADISIONAL Term of Trade Analysis of Traditional Fishers of Big Pelagic Andrian Ramadhan, Maulana Firdaus dan Rizki Aprilian Wijaya Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Jl. KS. Tubun Petamburan VI Jakarta Telp (021) , Fax (021) ABSTRAK Pemanfaatan sumber daya perikanan tangkap pelagis besar tidak hanya dilakukan oleh kapal-kapal besar berskala industri akan tetapi juga oleh kapal-kapal berskala kecil atau tradisional. Tulisan ini bertujuan untuk memahami dinamika usaha perikanan tangkap berskala trasional tersebut dan kaitannya dengan ekonomi rumah tangga nelayan dalam suatu ukuran bernama Nilai Tukar Nelayan (NTN). Metode survey digunakan dengan bantuan kuesioner untuk monitoring usaha, pendapatan dan harga bulanan input-ouput Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha ini memiliki karakteristik usaha yang dinamis. Hal ini mempengaruhi indeks yang diterima oleh nelayan dimana berfluktuasi cukup tinggi antar bulannya. Pada awal tahun NTN mengalami tekanan karena merupakan musim barat yang sulit melakukan penangkapan ikan. Tren positif penangkapan terjadi pada awal pertengahan tahun dimana NTN secara general berada diatas 100. Pada sisi pengeluaran terjadi pula peningkatan pada pertengahan tahun karena terjadi inflasi umum akibat kenaikan harga BBM. Kenaikan komponen yang diterima dan dibayar pada waktu yang sama membuat NTN relatif stabil meski terdapat tendensi penurunan dari waktu ke waktu. Kata Kunci: Nilai Tukar, Nelayan, Pelagis Besar, Tradisional Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 151

159 STRUKTUR DAN STABILITAS PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN TRADISIONAL PENANGKAP TUNA DI INDONESIA (Studi Kasus Nelayan di Kabupaten Malang dan Kota Bitung) Maulana Firdaus dan Rizki Aprilian Wijaya Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Komplek Bina Samudera Jl. Pasir Putih II Lantai 4, Ancol Timur Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta ABSTRAK Kondisi nelayan tradisional pada umumnya bersifat subsisten dengan pendapatan yang tidak pasti sangat berdampak pada tingkat kesejahteraannya. Kondisi demikian juga dialami oleh nelayan tradisional penangkap tuna. Aktifitas penangkapan tuna oleh nelayan tradisional di Indonesia dikenal bersifat musiman sehingga berdampak pada pendapatannya. Kondisi demikian menuntut setiap rumah tangga nelayan memiliki strategi agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur dan stabilitas pendapatan rumah tangga nelayan tradisional penangkap tuna di Indonesia. Penelitian ini bersifat studi kasus dengan lokasi penelitian di Kabupaten Malang dan Kota Bitung yang dilakukan pada tahun Metode survei digunakan untuk mengumpulkan data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada 30 responden nelayan di Kota Bitung dan 20 responden nelayan di Kabupaten Malang. Analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga nelayan tradisional penangkap tuna pada kedua lokasi berasal dari sektor perikanan dan non perikanan. Kontribusi nilai pendapatan dari sektor perikanan mencapai lebih dari 60% dari total pendapatan rumah tangga. Pendapatan dari sektor perikanan sangat tergantung pada aktivitas penangkapan dan musim penangkapan ikan tuna. Untuk pendapatan rumah tangga yang bersumber dari sektor perikanan sangat berfluktuasi.. Pendapatan rumah tangga dari sektor non perikanan lebih stabil dibandingkan pendapatan dari sektor perikanan. Namun demikian nilai pendapatan dari sektor non perikanan lebih kecil dari pendapatan sektor perikanan. Fluktuasi pendapatan sektor non perikanan per bulannya pada rumah tangga nelayan dipengaruhi oleh ragam jenis pekerjaan pada masing-masing rumah tangga. Untuk meningkatkan standar hidup rumah tangga nelayan pelagis besar di Kota Bitung dan Kabupaten Malang perlu diperkenalkan alternatif mata pencaharian yang produktif diluar sektor perikanan. Kata kunci: Struktur Pendapatan, Stabilitas Pendapatan, Nelayan Tradisional, Tuna Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 152

160 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM INDUSTRIALISASI USAHA PEGARAMAN PADA KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CIREBON Mei Dwi Erlina *) dan Diana Hestiwati**) Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan*) Sekolah Tinggi Perikanan(STP) Jakarta **) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengkaji gambaran persepsi masyarakat pegaraman terhadap ketepatgunaan Program Industrialisasi Pegaraman dan (2) mengkaji gambaran persepsi masyarakat pegaraman terhadap konsep Program Industrialisasi Pegaraman (huluhilir). Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2014 di Kabupaten Cirebon. Analisis data menggunakan metode dikriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi, presentase dan tabel silang berdasarkan kategori positif, netral dan negatif. Penelitian ini menghasilkan gambaran bahwa persepsi masyarakat pegaraman terhadap ketepatgunaan dan konsep Program Industrialisasi Usaha Pegaraman adalah memberikan nilai positif, artinya bahwa program tersebut cukup sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam menjalankan dan mengembangkan usaha pegaraman. Program industrialisasi tersebut cukup menguntungkan jika dibandingkan dengan usaha sebelumnya, program tersebut cukup berdayaguna dalam mendayagunakan sumberdaya (dana, tenaga kerja, waktu) yang dimiliki atau yang berada di sekitar petambak dan cukup berperan dalam menambah penghasilan keluarga. Serta program tersebut juga cukup mudah dan sederhana untuk dilaksanakan. Kata Kunci : Persepsi, Industrialisasi Usaha pegaraman, Kawasan Minapolitan POLA HUBUNGAN ANTAR PELAKU USAHA PEGARAMAN RAKYAT DI KABUPATEN CIREBON Nendah Kurniasari, Mei Dwi Erlina dan Manadiyanto ABSTRAK Swasembada garam rakyat Tahun 2015 tidak hanya membutuhkan dukungan data dari aspek ekonomi mengenai usaha garam semata, namun juga memerlukan informasi mengenai aspek sosial usaha garam diantaranya adalah mengenai pola hubungan antara pelaku usaha. Makalah ini bertujuan memberikan informasi bagaimana pola hubungan antara pelaku saha pada usaha garam rakyat yang berlangsung selama ini. Pola hubungan tersebut menyangkut sifat hubungan dan sistem imbalan. Penelitian dilakukan pada Bulan April sampai dengan Juni 2014 di Kabupaten Cirebon. Sumber informasi didapat dari Dinas Kelautan dan Perikanan, pelaku usaha yang terlibat yaitu petambak garam, pengolah garam, dan penyedia sarana produksi garam. Pola hubungan yang terbentuk pada usaha pegaraman di Kabupaten Cirebon terdiri dari 3 bentuk yaitu pola hubungan lepas, pola hubungan patron klien yang tidak mengarah pada eksploitasi dan patron klien yang mengarah ada eksploitasi. Sistem imbalan yang terbangun terdiri dari sewa, bagi hasil, upah dan jual beli. Selama kurun waktu sejak pertama diperkenalkan usaha pegaraman di Kabupaten Cirebon sampai sekarang, pola hubungan tersebut mengalami dinamika. Seiring dengan perkembangan jumlah produksi dan kompleksitas perkembangan pasar, pola hubungan tersebut mengalami perubahan terutama pada aturan yang mewarnai sifat hubungan antar pelaku maupun dari sistem imbalan yang berlaku.. Kata Kunci: Pola hubungan, usaha pegaraman, garam rakyat. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 153

161 SISTEM PENGUASAAN LAHAN SEBAGAI FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN GARAM RAKYAT Nendah Kurniasari ABSTRAK Lahan merupakan faktor produksi dalam usaha garam rakyat di Indonesia, karena teknologi yang digunakan masih tergantung pada luasan lahan. Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai bagaimana mekanisme penguasaan dan pemilikan lahan pegaraman rakyat yang selama ini berlangsung. Makalah disusun berdasarkan hasil penelitian di daerah Kabupaten Pati dan Cirebon pada Bulan April Juni Data diambil melalui wawancara dengan berbagai informan, observasi, dan studi literatur terhadap dokumen instansi terkait dan hasil penelitian terdahulu. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Penguasaan dan kepemilikan lahan pegaraman rakyat rentan terhadap dominansi kaum kapitalis. Hal ini menjadikan akan menciptakan ketidakadilan dalam distribusi manfaat dan menjadikan masyarakat tidak lagi mempunyai kontrol terhadap kerja dan surplus dari produksi yang mereka hasilkan. Pada lahan komunal, tipe kepemilikan dan penguasaan private-group dapat dijadikan alternatif yang ideal. Selain itu pemerintah perlu membuat aturan yang lebih tegas dan terarah untuk penguasaan wilayah pesisir sehingga dapat dijadikan acuan bagi instansi yang berwenang untuk secara tegas mengatur penguasaan dan pemilikan lahan secara adil dan berpihak kepada kesejahteraan rakyat. Kata kunci: penguasaan lahan, kapitalis, garam rakyat. MANFAAT INFRASTRUKTUR UNTUK USAHA PEGARAMAAN Tikkyrino Kurniawan Peneliti di Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Research Centre for Marine and Fisheries Socio-Economics ABSTRAK Program minapolitan sudah dicanangkan sejak tahun 2010, akan tetapi belum terlihat ada perubahan yang cukup berarti. Hal ini dikarenakan kurangnya dukungan dari sektor lainnya, seperti jaringan infrastruktur. Tata ruang yang dianggap tidak begitu penting ternyata mempunyai peranan penting dalam pelaksaanan bisnis pegaraman. Menganalisa apakah adanya hubungan tata ruang dengan perekonomian sehingga terlihat pentingnya pembangunan secara tata ruang untuk menata perekonomian masyarakat. Waktu untuk kegiatan penelitian ini telah dilakukan mulai tahun 2011 hingga tahun Lokasi kegiatan bertempat di Cirebon, Indramayu, Pati, Rembang, Pamekasan, dan Sumenep. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang menggunakan analisis Deskriptif. Tata ruang mungkin secara tidak langsung berhubungan dengan perekonomian, akan tetapi pembangunan infrastruktur seperti jalan dan saluran untuk usaha pegaraman akan memepercepat perekonomian sehingga lajunya perekonomian akan semakin baik dan cepat.perlu dimasukannya adanya kebijakan penunjang minapolitan dan dimasukkan kedalam RTRW sehingga infrastruktur dapat mendukung kegiatan perekonomian. Kata Kunci : Minapolitan, Infrastuktur, RTRW, Perekonomian. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 154

162 KEBIJAKAN INDUSTRIALISASI PADA USAHA GARAM RAKYAT UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETAMBAK GARAM Tikkyrino Kurniawan* dan Bayu Vita Indah Yanti* *Peneliti di Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Research Centre for Marine and Fisheries Socio-Economics ABSTRAK Kebijakan industrialisasi pada bidang kelautan dan perikanan telah mulai dilaksanakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun Kebijakan ini juga dilakukan pada usaha garam rakyat. Kajian ini akan membahas bagaimana kebijakan industrialisasi pada usaha garam rakyat akan dapat meningkatkan kesejahteraan para petambak garam.kajian ini dilakukan pada tahun 2013 hingga 2014, dengan pendekatan penelitian kualitatif. Berdasarkan pada hasil penelitian, kebijakan industrialisasi pada usaha garam rakyat akan dapat meningkatkan kesejahteraan petambak garam, dengan catatan semua kebijakan terkait usaha garam rakyat dapat saling mendukung dan bukan merupakan kebijakan yang tumpang tindih sehingga tidak merugikan petambak garam. Kata kunci: kebijakan, industrialisasi, peningkatan kesejahteraan, usaha garam rakyat, petambak garam PERANAN KEBIJAKAN INDUSTRIALISASI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHA GARAM RAKYAT Tikkyrino Kurniawan* dan Manadiyanto* *Peneliti di Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Research Centre for Marine and Fisheries Socio-Economics ABSTRAK Pemerintah sejak negara ini berdiri telah mencoba untuk mengatur penggunaan sumberdaya alam untuk kemakmuran bersama. Seharusnya peraturan-peraturan yang ada dapat meningkatan taraf hidup petambak garam semenjak jaman kemerdekaan. Permasalahan yang terjadi adalah apakah benar kebijakan yang ada meningkatkan produktivitas dan pendapatan? Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peranan kebijakan industrialisasi pegaraman baik dari kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) maupun kementerian/stakeholder terkait dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha garam rakyat serta memberikan rekomendasi kebijakan terkait dengan kebijakan industrialisasi. Waktu untuk kegiatan penelitian ini telah dilakukan mulai tahun 2011 hingga tahun 2014 pada 7 Kabupaten di Indonesia. Data yang dibutuhkan meliputi data sekunder terkait dengan kebijakan pegaraman yang ada di Indonesia, sedangkan data primer terkait dengan dampak kebijakan pegaraman tersebut terhadap produktivitas dan pendapatan masyarakat. Metode analisis dengan deskriptif. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah mempengaruhi produktivitas dan pendapatan petambak garam, dimana produktivitas memang meningkatkan pendapatan tapi pendapatan bisa meningkat walaupun produktivitas tetap dengan adanya kenaikan harga. Secara singkat kebijakan produksi garam meningkatkan produktivitas dan meningkatkan sedikit pendapatan, dimana produksi semakin memperhatikan kualitas garam karena mempunyai nilai jual yang cukup tinggi. Kebijakan pendapatan dan pengawasan harga garam tidak mempuyai dampak terhadap produktivitas garam tapi pendapatan cukup meningkat tajam. Implikasi kebijakan yang dapat di sarankan untuk dapat terus meningkatkan produktivitas dan pendapatan petambak garam adalah perbaikan impor dengan lebih teliti dan tidak saling kontradiksi walaupun berusaha untuk mengakomodir berbagai kepentingan, mengembangkan kelembagaan pemasaran agar harga bisa lebih stabil, serta mempublikasi ulang SNI agar masyarakat lebih tahu detail kualitas seperti apa yang dibutuhkan oleh industri. Kata Kunci: Kebijakan, produktivitas, pendapatan, Garam. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 155

163 ASPEK SOSIAL EKONOMI DALAM PENENTUAN EKSPOR TUNA KOTA BITUNG, SULAWESI UTARA Freshty Yulia Arthatiani, Spi¹ dan Risna Yusuf MSi² Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Balitbang KP, KKP, Jakarta Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kondisi ekspor dan aspek sosial ekonomi yang mepengaruhi penentuan pasar ekspor tuna dari Kota Bitung, Sulawesi Utara pada. Metode penelitan yang digunakan adalah analisis forensikpemasaran untuk menelusuri aspek sosial ekonomi ekspor tuna Kota Bitung. yang dideskripsikan secara kualitatif. Data yang digunakan data primer dan sekunder yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan data dan analisis yang digunakan maka dapat diketahui bahwa pasar ekspor tuna utama dari Kota Bitung adalah negara Amerika Serikat (41,81%), Jepang (29,10%), dan Uni Eropa (17,99%). Aspek sosial ekonomi berpengaruh dalam penentuan ekspor tuna antara lain adalah adalah preferensi konsumen di USA dan Jepang, Hambatan tariff dan Non Tarif serta Kebijakan Pemerintah Uni Eropa terkait dengan produk Tuna Indonesia. Peningkatan kinerja ekspor tuna diantaranya dapat dilakukan dengan cara membangun sistem untuk mempermudah pengurusan izin dan dokumen ekspor, strategi diplomasi maupun perjanjian secara langsung dengan negara importer dan sistem informasi perdagangan dan ketentuan ekspor yang dapat diakses secara mudah oleh stakeholders dan para pelaku usaha. Kata Kunci: Tuna, Ekspor, Bitung Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 156

164 DAMPAK INDUSTRIALISASI PERIKANAN DI KAWASAN MINAPOLITANPERAIRAN UMUM DANAU KERINCI, JAMBI Muhadjir dan Sastrawijaya 1) ABSTRAK Sampai tahun 2009 produksi ikan Kabupaten Kerinci hanya dapat memenuhi 35% dari total kebutuhan masyarakatnya terhadap konsumsi ikan. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasokan ikan dari luar dan untuk mendukung keberhasilan pembangunan perikanan di wilayahnya, tahun 2011 Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci menetapkan kawasan danau Kerinci sebagai sentra pengembangan minapolitan yang merupakan implementasi dari industrialisasi perikanan. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi program dan kegiatan yang dilakukan pemerintah terkait dengan industrialisasi perikanan, dan mengevaluasi dampak dari kebijakan tersebut khususnya terhadap profil usaha perikanan, profil kelembagaan usaha, dan kebijakan pendukung pengembangan ekonomi, berdasarkan persepsi masyarakat perikanan setempat (nelayan, pembudidaya, pedagang dan aparat pemerintah). Penilaian dilakukan berdasarkan skala indeks dari rata-rata skoring penilaian (persepsi) responden yang dipilih secara purposive sebanyak 20 orang, terhadap perubahan (dampak) sebelum dan sesudah adanya industrialisasi (minapolitan). Pengukuran menggunakan alat berupa daftar pertanyaan (kuesioner) yang pilihan jawabannya diberi bobot (skor) 1 sampai 3. Penilaian dilakukan dengan kriteria tidak berdampak (skor 00,0 sampai 33,3), sedikit berdampak (skor 33,4 sampai 66,6) dan berdampak (skor 66,7 sampai 99,9). Simpulan hasil menunjukkan: (1) Dalam implementasi industrialisasi perikanan, pemerintah daerah Kabupaten Kerinci melakukannya melalui berbagai kegiatan pada sub sektor pra produksi, produksi, distribusi dan pemasaran. Sedangkan pada sub sektor pengolahan belum ada kegiatan; (2) Upaya peningkatan produksi perikanan lebih ditujukan kepada swa sembada dan peningkatan produksi ini difokuskan pada perikanan budidaya di danau; (3) Hasil evaluasi menunjukkan bahwa industrialisasi perikanan di danau Kerinci sedikit berdampak terhadap profil usaha perikanan (skor 34,1), tidak berdampak terhadap profil kelembagaan (skor 26,8), dan sedikit berdampak terhadap kebijakan pemerintah (skor 35,5). Kata Kunci: Dampak, Industrialisasi, Perikanan, Danau Kerinci Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 157

165 Data dukung IKU jumlah publikasi sosial ekonomi KP di lingkup BBPSEKP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 158

166 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 159

167 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 160

168 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 161

169 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 162

170 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 163

171 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 164

172 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 165

173 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 166

174 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 167

175 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 168

176 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 169

177 Kode SS Sasaran Strategis bermutu : SS5 : Terselenggaranya modernisasi system produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan N o IKU Target Kla sifi kas i Realisa si Gap Konver si nilai Gap Valida si IKU Bobot berdasark an validasi IKU Koefisie n Skor per IKU Nilai Sasaran Strategis/ NSS (Toleransi 10%) Jumlah Model Penerapan Kelembagaan KP yang inovatif *) 4 Ma xim ize 4 100% 100% Lag output % Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 170

178 Data dukung IKU jumlah model peneraan kelembagaan KP yang inovatif Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 171

179 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 172

180 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 173

181 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 174

182 Kode SS Sasaran Strategis : SS6 : Terselenggaranya pengendalian penelitian Sosial Ekonomi KP N o IKU Target Kla sifi kas i Realisa si Gap Konver si nilai Gap Valida si IKU Bobot berdasark an validasi IKU Koefisie n Skor per IKU Nilai Sasaran Strategis/ NSS (Toleransi 10%) Proporsi penelitian Sosial Ekonomi KP mendukung program strategis KKP dibandingkan pengembangan produk prospektif KP lainnya 50% Ma xim ize 61.54% 100% 100% Lag output % Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 175

183 Data dukung IKU prosentase hasil penelitian sosial ekonomi KP yang mendukung progra strategis Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 176

184 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 177

185 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 178

186 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 179

187 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 180

188 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 181

189 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 182

190 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 183

191 Kode SS Sasaran Strategis : SS7 : Tersedianya SDM BBPSEKP yang kompeten dan profesional No IKU Target Kla sifi kas i Realisas i Gap Konvers i nilai Gap Validas i IKU Bobot berdasarka n validasi IKU Koefisie n Skor per IKU Nilai Sasaran Strategis/N SS (Toleransi 10%) Persentase Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III di lingkup BBPSEKP 50% MIN IMI ZE 43.33% 100% 100% Lag output Jumlah Professor penelitian di lingkup BBPSEKP 20 Jumlah Peneliti S3 di BBPSEKP 21 Persentase jumlah pegawai Fungsional Peneliti Sosial Ekonomi dibandingkan total pegawai di lingkup BBPSEKP 1 Max imiz e 6 Max imiz e 57% Max imiz e 1 100% 100% Lag output % % Lead proses 59% 100% 100% Lead input % Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 184

192 Data dukung IKU jumlah profesor riset Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 185

193 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 186

194 Data dukung IKU prosentase jumlah pegawai fungsional peneliti BBPSEKP dibandingkan dengan total pegawai Balitbang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 187

195 Kode SS Sasaran Strategis : SS8 : Tersedianya informasi yang valid, handal, dan mudah diakses di BBPSEKP No IKU Target Kla sifi kas i Realisa si Gap Konver si nilai Gap Valida si IKU Bobot berdasark an validasi IKU Koefisie n Skor per IKU Nilai Sasaran Strategis/ NSS (Toleransi 10%) Service Level Agreement (SLA) di lingkup BBPSEKP 75% Ma xim ize 99.84% 100% 100% lag output % Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 188

196 Kode SS Sasaran Strategis : SS9 : Terwujudnya good governance & clean government di BBPSEKP N o IKU Target Kla sifi kas i Realisa si Gap Konver si nilai Gap Valida si IKU Bobot berdasark an validasi IKU Koefisie n Skor per IKU Nilai Sasaran Strategis/ NSS (Toleransi 10%) Persentase Rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi lingkup Balitbang KP 100% Ma xim ize 100% 100% 100% lead input Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BBPSEKP 26 Nilai Inisiatif anti korupsi BBPSEKP Ma xim ize 7.75 Ma xim ize % 100% lag output % 100% lag output Indeks kepuasan 6.75 Ma % 100% lag Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 189

197 masyarakat di BBPSEKP 28 Nilai Penerapan RB BBPSEKP xim ize 80 Ma xim ize % 100% lag output output % Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 190

198 Data dukung IKU jumlah rekomendasi aparat pengawas eksternal internal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi lingkup BBPSEKP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 191

199 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 192

200 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 193

201 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 194

202 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 195

203 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 196

204 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 197

205 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 198

206 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 199

207 Data dukung IKU tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BBPSEKP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 200

208 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 201

209 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 202

210 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 203

211 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 204

212 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 205

213 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 206

214 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 207

215 Kode SS Sasaran Strategis : SS10 : Terkelolanya anggaran secara optimal di BBPSEKP N o IKU Target Kla sifi kas i Realisa si Gap Konver si nilai Gap Valida si IKU Bobot berdasark an validasi IKU Koefisie n Skor per IKU Nilai Sasaran Strategis/ NSS (Toleransi 10%) Persentase Ma Lag penyerapan % xim 92.78% 97.65% 97.65% outcom DIPA Balitbang 6 ize e KP % OK Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 208

216 Data dukung IKU presentase penyerapan DIPA BBPSEKP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 209

217 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 210

218 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 211

219 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 212

220 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 213

221 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 214

222 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 215

223 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 216

224 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 217

225 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 218

226 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 219

227 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 220

228 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA BBPSEKP 221

LAKIP BBPSEKP Tahun 2013

LAKIP BBPSEKP Tahun 2013 LAKIP BBPSEKP Tahun 2013 BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014 TIM PENYUSUN : Indra

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014

LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien, dan akuntabel, Direktorat Penanganan Pelanggaran (Dit. PP) berpedoman pada dokumen perencanaan

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja terhadap

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2014 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka LAPORAN KINERJA Sekretariat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan laporan yang disusun sebagai pertanggungjawaban hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam satu tahun. Laporan ini mengukur

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BUDIDAYA

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN : Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc. Dr. Ir. Aryo Hanggono, DEA. Minhadi Noer Sjamsu.S.T, M.E. Catur Pramono Adi.S.Pi, M.

TIM PENYUSUN : Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc. Dr. Ir. Aryo Hanggono, DEA. Minhadi Noer Sjamsu.S.T, M.E. Catur Pramono Adi.S.Pi, M. TIM PENYUSUN : Dr. Ir. Achmad Poernomo, M.App.Sc Dr. Ir. Aryo Hanggono, DEA Minhadi Noer Sjamsu.S.T, M.E Catur Pramono Adi.S.Pi, M.Si Dr. Wijopriono Ir. Imam Hendri Widodo Drs. Mad Toip,M.Si Edy Pramono

Lebih terperinci

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA Tuga Pokok Dan Fungsi : DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA 1. Merumuskan kebijakan Direktorat Usaha berdasarkan rencana strategis dan program Direktorat Jenderal Perikanan 2. Merumuskan rencana kegiatan Direktorat

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUN. Penasehat : Penanggung Jawab : Ketua Tim Penyusun : Tim Penyusun : Penerbit : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan

DAFTAR PENYUSUN. Penasehat : Penanggung Jawab : Ketua Tim Penyusun : Tim Penyusun : Penerbit : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan DAFTAR PENYUSUN Penasehat : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir : Ir. M. Eko Rudianto, M.Buss.IT Penanggung Jawab : Kabid Data, Informasi, Monitoring dan Evaluasi : Ir.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) Penyusun:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) Penyusun: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) 2016 Penyusun: Dr. Ir. Tukul Rameyo Adi, MT Catur Pramono Adi, M.Si Nadia Hanum, SE Retno Widihastuti, M.Kesos Nurma Yunita, SE Lathifatul Rosyidah, S.Pi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM i Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan PORTOFOLIO DIREKTORAT PERBENIHAN Tugas pokok dan fungsi : Berdasarkan Peraturan Menteri No. Per. 5/MEN/200 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Perbenihan terdiri

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Tugas pokok Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan adalah tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, norma, standar,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Abdur Rouf Syam

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Abdur Rouf Syam KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga Laporan Kinerja (LKj) Sekretariat Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014 L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 4, D J P B KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus

Lebih terperinci

BBPPBL Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Institute for Mariculture Research And Development

BBPPBL Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Institute for Mariculture Research And Development i TIM PENYUSUN Ir. Bambang Susanto, M.Si Dr. Ir. Gede Swartama Sumiarsa, M.Sc Ir. John Harianto Hutapea, M.Sc I Made Giri Sugiarta, B.Sc. Dr. Drh. Ketut Mahardika I Gusti Ngurah Permana, S.Pi.,M.Si Prima

Lebih terperinci

LAPORAN INTERIM TRIWULAN IV TA 2014

LAPORAN INTERIM TRIWULAN IV TA 2014 LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan Rahmat-Nya Laporan Interim Loka Penelitian dan Pengembangan (LP2BRL) Triwulan

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR :

TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR : TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR : 1. Nurhidayat, M.Si. 2. Yulianti, A.Pi., M.Si. 3. Nuryadi, S.Pi. 4. Dr. Ir. Mas Tri Djoko Sunarno, M.S. 5. Dr. Ir. Ani Widiyati,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INTANSI PEMERINTAH 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INTANSI PEMERINTAH TA 2014 JL. B A R U P E R A N C A K, N E G A R A, J E M B R A N A - B A L I T E L P + 6 2 3 6 5 4 4 2 6 6-67 FAX + 6 2 3 6 5 4 4 2 6 7 0 / 4 4 2 7 8 1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i RINGKASAN... ii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i RINGKASAN... ii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i RINGKASAN... ii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... I-1 B. Maksud dan Tujuan... I-1 C.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LAPORAN KINERJA TA Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan LAPORAN KINERJA TA 2016 Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan TIM PENYUSUN Penasehat Penanggung Jawab Penyusun Kontributor Luthfi Assadad Arif Rahman Hakim Nur Fitriana

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016 PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016 TENTANG RENCANA KERJA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016 PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS LAMPIRAN PADA PERATURAN NOMOR PER. /BALITBANG kp.3.1/bpol/rc.310/v/2016

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL, Menimbang : a. Mengingat : 1. bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014 L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 4, D J P B KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus mendorong

Lebih terperinci

LKj - BKIPM 2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

LKj - BKIPM 2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN i KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (LKj BKIPM) tahun 2014 disusun berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL,

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. LakilLToshiLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 III-

KATA PENGANTAR. LakilLToshiLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 III- KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen. PSDKP) disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno,M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno,M.Sc KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allahn Swt, karena atas berkah dan karunia-nya, Direktorat Produksi telah menyelesaikan Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Produksi Tahun 2014. Laporan Kinerja ini

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014 L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 4, D J P B KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir

Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja mewajibkan seluruh instansi pemerintah untuk

Lebih terperinci

LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah

LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah LAKI P LAKI P LaporanAkuntabilitas KinerjaInstansiPemerintah BiroKepegawaian SekretariatJenderal KementerianKelautandanPerikanan Tahun2013 LAKI P LAKI P DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md TIM PENYUSUN Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si Aditia Farman, A.Md Norma Tri Utami, A.Md 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan rahmatnya

Lebih terperinci

DRAFT RENCANA STRATEGIS

DRAFT RENCANA STRATEGIS DRAFT RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2015-2019 1 Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman i ii I. PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 2 1. Struktur Organisasi 2 2. Tugas dan Fungsi 3 B. Capaian

Lebih terperinci

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016

LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016 LAPORAN REVIEW SOP SEMESTER II 2016 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

3.1 Prestasi Kinerja

3.1 Prestasi Kinerja 3.1 Prestasi Kinerja Sebagaimana telah diuraikan pada Bab sebelumnya, berdasarkan implementasi balanced scorecard (BSC) dalam manajemen pengelolaan kinerja, pada tahun 2013 Sekretariat Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Tugas dan Fungsi...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas karunia dan rahmat-nya Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR LAPORAN KINERJA 2017

KATA PENGANTAR LAPORAN KINERJA 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Karunia dan Rahmat-Nya kegiatan Balai Riset dan Observasi Laut Tahun 2017 dapat terlaksana dan tersusun dengan baik. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL SEKRETARIAT JENDERAL 2015 SEKRETARIAT(JENDERAL( KEMENTERIAN(KELAUTAN(DAN(PERIKANAN(RI( Gedung(Mina(Bahari(I(Lt.(3( Jl.(Medan(Merdeka(Timur(No.(16(Jakarta( 10110(Telp/Fax(:(021K3520337(

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menindaklanjuti serangkaian kebijakan dan strategi yang secara utuh tertuang di dalam Rencana Stragis KKP tahun 2010-2014, Ditjen PSDKP sesuai tugas dan fungsinya telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BBPPBL Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Badan Pemerintah Penelitian (LAKIP) dan T.A.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. PERENCANAAN Rencana strategis sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

: Dr. Fayakun Satria, S.Pi., M.App.Sc. : Riswanto, S.Kel Agus Arifin Sentosa, S.Pi

: Dr. Fayakun Satria, S.Pi., M.App.Sc. : Riswanto, S.Kel Agus Arifin Sentosa, S.Pi LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BALAI PENELITIAN PEMULIHAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN PUSAT PENELITIAN PENGELOLAAN PERIKANAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md TIM PENYUSUN Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si Aditia Farman, A.Md Norma Tri Utami, A.Md 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 BALAI PENELITIAN PERIKANAN LAUT PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BADAN LITBANG KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2016 KATA

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA i LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas dan Fungsi Bappeda Kota Samarinda. 2 C. Struktur Organisasi Bappeda Kota Samarinda.. 3 BAB II RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah merupakan dasar untuk terselenggaranya Good Governance yang artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT LAPORAN KINERJA TRIWULAN I 2015 TA 2015 LAPORAN KINERJA TRIWULAN I JL. BARU PERANCAK, NEGARA, JEMBRANA - BALI TELP. +62365 44266 67 FAX. +62365 44260 / 44278 1 KATA

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BKIPM 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BKIPM 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BKIPM tahun 2013 disusun berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo adalah

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Penanggungjawab Penyusun

TIM PENYUSUN. Penanggungjawab Penyusun TIM PENYUSUN Pembina Penanggungjawab Penyusun Ir. Nugroho Aji, M.Si Kepala Puslitbang Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Sinta Nurwijayanti, MA Langgeng Nurdiansah, M.Si Triyono,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

pengukuran kinerja dilakukan dengan bantuan perangkat lunak berbasis balanced

pengukuran kinerja dilakukan dengan bantuan perangkat lunak berbasis balanced RINGKASAN EKSEKUTIF Program Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM KP dengan sasaran para pelaku utama dan pelaku

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN L A K I P PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PELATIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN AERTEMBAGA BITUNG

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN AERTEMBAGA BITUNG BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN AERTEMBAGA BITUNG LAPORAN KINERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci