LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 BALAI PENELITIAN PERIKANAN LAUT PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BADAN LITBANG KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2016

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga Laporan Kinerja tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) untuk TA dapat selesai pada waktunya. Laporan ini merupakan wujud tanggung jawab BPPL dalam menyajikan tingkat keberhasilan, kekurangan serta kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan sepanjang tahun 2016 secara transparan dan akuntabel sesuai dengan yang dituangkan dalam peraturan menteri PAN dan RB Nomor 53/2014) Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, telah diperoleh keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan, namun tidak dipungkiri masih terdapat faktor-faktor yang melemahkan pelaksanaan program yang harus terus dieleminir hingga seminimal mungkin. Sehingga reformasi birokrasi dapat diwujudkan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, khususnya dalam rangka mencapai sasaran seperti yang tertuang dalam Rencana Strategis. Semoga laporan ini dapat memberikan gambaran terhadap semua capaian kerberhasilan kinerja BPPL untuk tahun Kami menyadari bahwa LKj ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya segala masukan dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk keperluan perbaikan. Jakarta, 30 Desember 2016 Kepala Balai Dr. Fayakun Satria, M.App.Sc 2

3 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar 2 Daftar Isi 3 Daftar Tabel 4 Daftar Gambar 6 1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 1.4. Keragaan SDM 1.5. Sistematika Laporan Interim 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis Rencana Kerja 2.3. Penetapan Kinerja TA AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) TA Hasil Pengukuran Nilai Pencapaian Sasaran Strategis(NPSS) 29 BPPL 3.3. Evaluasi dan Analisis Kinerja Customer Perspective Internal Process Perspective Learn & Growth Perspective Hasil Capaian Kinerja Kegiatan Utama Hasil Capaian Kegiatan Hasil Capain Realisasi Keuangan PENUTUP Permasalahan 4.2. Tindak Lanjut 4.3. Saran 4.4. Penutup Lampiran. Perjanjian Kinerja BPPL TA

4 DAFTAR TABEL Tabel 1. Komposisi jumlah pegawai BPPL berdasarkan kelas jabatan fungsional halaman Tabel 2. Tujuan, sasaran dan indikator rencana strategis BPPL 17 Tabel 3. Rencana dan sasaran kinerja BPPL Tahun Tabel 4. Tabel 5. Pagu anggaran dari masing-masing output kegiatan BPPL TA Prosentase rencana penyerapan anggaran dari masingmasing output kegiatan BPPL TA Tabel 6. Uraian Penetapan Kinerja BPPL Tahun Tabel 7. Capaian IKU BPPL Tahun Tabel 8. Nilai Pencapaian Sasaran Strategis Tahun Tabel 9. Capaian Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya Perikanan untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan (WPP, akumulasi) Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. CapaianPersentase Hasil Litbang yang Digunakan Sesuai dengan Kontrak Kinerja Esselon I KKP (%) Capaian Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan (buah) Capaian Jumlah Data dan Informasi penelitian perikanan laut Tabel 13. Capaian Jumlah karya tulis ilmiah yang diterbitkan 36 Tabel 14. Tabel 15. Tabel 16. Capaian Proporsi pegawai fungsional dibandingkan total pegawai lingkup BPPL (%) Capaian Jumlah sarana dan prasarana litbang Perikanan yang ditingkatkan kapasitasnya Capaian Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan Litbang Perikanan (minimal) Tabel 17. Capaian Indeks kompetensi dan integritas BPPL 40 Tabel 18. Tabel 19. Capaian Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup BPPL Capaian Persentase unit kerja Lingkup BPPL yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) Tabel 20. Capaian Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Pusat Litbang

5 Perikanan Tabel 21. Capaian Nilai SAKIP BPPL (%) 43 Tabel 22. Capaian Nilai kinerja anggaran Lingkup Puslitangkan (%) 44 Tabel 23. Tabel 24. Tabel 25. Capaian Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup Lingkup BPPL (%) Perkembangan pelaksanaan program prioritas Stock Assessment di 11 WPP sampai bulan September Perkembangan pelaksanaan program prioritas Stock Assessment di 11 WPP BPPL TA Tabel 26. Pagu, realisasi, dan capaian fisik kegiatan penelitian di 11 WPP TA Tabel 27. Capaian Kinerja BPPL TA Tabel 28. Target dan Realisasi Anggaran BPPL TA Tabel 29. Realisasi anggaran BPPL berdasarkan output TA

6 DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Penelitian Perikanan Laut 11 Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Komposisi pegawai BPPL Tahun 2016 berdasarkan golongan Komposisi pegawai BPPL Tahun 2016 berdasarkan tingkat pendidikan Komposisi pegawai BPPL Tahun 2016 berdasarkan jabatan fungsional Prosentase rencana penyerapan anggaran bulanan dari total 14 output kegiatan BPPL TA Gambar 6. Peta Strategis Capaian Kinerja BPPL Tahun Gambar 7. Persentase target dan realisasi anggaran BPPL TA

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) merupakan salah satu unit kerja teknis dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan yang mempunyai mandat utama untuk menyediakan data dan informasi tentang kajian stok sumberdaya perikanan laut di WPP RI serta memberikan bahan dasar kebijakan dalam pemanfaatan perikanan laut yang berkelanjutan. Pengkajian status pemanfaatan sumberdaya ikan menuju pengelolaan yang berbasis unit stok didasarkan pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Per.01/Men/2009 Tentang Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI) menjadi 11 WPP.Penentuan wilayah ini dilakukan berdasarkan kaidah toponim laut dengan memperhatikan kondisi morfologi dasar laut dan keanekaragaman sumberdaya ikannya. Stok sumberdaya ikan, ekosistem dan masyarakat nelayan merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam sistem dinamis, yang terus mengalami perubahan.agar sumber daya ikan laut tetap lestari dan pemanfaatannya dapat dilakukan secara berkelanjutan maka harus dikelola secara rasional.untuk mendasari pengelolaan tersebut diperlukan dukungan penelitian yang menghasilkan data dan informasi akurat terutama pengetahuan tentang stok dan teknologi penangkapannya, sehingga potensi lestari dan optimalisasi pemanfaatan dapat diwujudkan.dengan demikian pola pengelolaan sumber daya ikan laut di perairan Indonesia merupakan pola pengelolaan yang menjamin kelestarian sumber daya dalam jangka panjang. Pasal 52 UU Nomor 31 tahun 2004 mengamanatkan bahwa penelitian perikanan ditujukan untuk menghasilkan pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan dalam pengembangan usaha perikanan agar lebih efektif, efisien, ekonomis, berdaya saing tinggi, dan ramah lingkungan, serta menghargai kearifan 7

8 tradisi/budaya lokal. Hal inilah yang tentunya mendasari Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL), Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk melakukan kegiatan penelitian dalam rangka identifikasi potensi produksi dan karakteristik sumber daya ikan di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP). Pimpinan BPPL sebagai pengemban tugas administratif kepemerintahan di dalam mengelola institusi penelitian, mengkoordinasi dan mengelola peneliti dan teknisi litkayasa yang tergabung dalam kelompok-kelompok penelitian.dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut, kelompok penelitian disinergikan dengan tenaga fungsional lain (pustakawan, perencana dlsb) serta tenaga adminitsrasi umum. Untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggung jawab, dan untuk lebih memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah, telah dikembangkan media pertanggung jawaban Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj) Maksud dan tujuan Akuntabilitas kinerja dalam pelaksanaan program penelitian perikanan merupakan salah satu faktor penting sebagai alat ukur keberhasilan dan nilai guna hasil penelitian tersebut.penilaian kinerja yang dimanfaatkan sebagai masukan dalam perencanaan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengalokasian dan pemanfaatan sumberdaya pembangunan. Untuk itu, perencanaan pembiayaan dan pelaksanaan pembangunan perlu didukung oleh suatu sistem monitoring dan evaluasi program penelitian, serta evaluasi kinerja sebagai bagian terpadu dengan sistem perencanaan khususnya, dan manajemen pembangunan pada umumnya. Dari proses akuntabilitas kinerja diharapkan dapat diperoleh informasi mengenai masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak dari program penelitian perikanan laut. Sesuai pasal 3 Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan 8

9 Nepotisme, penyelenggara negara harus mengacu kepada asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas, dan asas akuntabilitas. Secara lebih rinci Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan PerMen PAN dan RB Nomor 53/2014 menegaskan bahwa setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi instansi pemerintah terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan format laporan yang telah ditetapkan. Untuk keperluan tersebut Balai Penelitian Perikanan Laut telah menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA 2016 dalam rangka pengembangan dan pelayanan tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang penelitian perikanan laut. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah TA 2016 Balai Penelitian Perikanan Laut Tahun 2016 menyajikan seluruh keberhasilan dan kegagalan kegiatan selama Tahun 2016 secara transparan dan akuntabel Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Penyelenggaraan fungsi Balai Penelitian Perikanan Laut berkaitan dengan upaya menjadikan sektor penelitian perikanan laut dapat berperan nyata dalam menunjang pembangunan nasional perikanan laut Indonesia, khususnya program pembangunan yang telah dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Upaya tersebut didasarkan pada potensi ekonomi dan keunggulan komparatif yang dimiliki sumberdaya perikanan dengan keragaman hayati yang tinggi. Potensi dan keunggulan komparatif tersebut terbentang pada kawasan perairan seluas 3,1 juta km 2, yang terdiri dari perairan kepulauan seluas 2,8 juta km 2 dan wilayah laut seluas 0,3 juta km 2. Untuk keperluan tersebut keberhasilan dan kekurangan dalam pelaksanaan penyelenggara fungsi Balai Penelitian Perikanan Laut perlu diukur untuk mendapatkan umpan balik dan bahan penyempurnaan dalam pelaksanaan selanjutnya. Struktur organisasi Balai Penelitian Perikanan Laut ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 9

10 PER.30/MEN/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian Perikanan Laut. mengemban tugas untuk melaksanakan kegiatan penelitian perikanan laut. Dalam melaksanakan tugas tersebut BPPL menyelenggarakan fungsi : 1) Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan dan evalusi, serta laporan; 2) Pelaksanaan penelitian perikanan laut di bidang biologi, dinamika dan genetika populasi, pengkajian stok sumber daya ikan, oseanografi perikanan, dinamika perikanan tangkap, alat tangkap, alat bantu penangkapan, dan metoda penangkapan ikan, serta pelaksanaan eksplorasi dan evaluasi sumber daya ikan; 3) Pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, dan pengelolaan kerja sama penelitian perikanan laut; 4) Pengelolaan prasarana dan sarana penelitian; dan 5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. BPPL merupakan unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan (Puslitbangkan), Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI yang berkedudukan di Jakarta. Berdasarkan surat keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER.30/MEN/2011, dalam menjalankan mandat institusi BPPL dipimpin oleh seorang pejabat eselon III (Kepala BPPL) dan dibantu oleh 3 (tiga) pejabat Eselon IV dan 6 (enam) pejabat eselon V. Struktur organisasi BPPL disajikan pada Gambar 1. Disamping jabatan struktural, di BPPL terdapat kelompok jabatan fungsional yang menjalankan fungsi penelitian yaitu peneliti dan teknisi litkayasa, serta jabatan fungsional lain seperti pustakawan. Untuk mewadahi pelaksanaan tugas pejabat fungsional di bidang penelitian, maka sesuai dengan SK Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan N0. Kep.11.1/Balitbang KP/2011 Tentang Kelompok Penelitian lingkup Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan, BPPL memiliki 4 (empat) Kelompok Penelitian (Kelti) yaitu: 1) Kelompok Penelitian Sumberdaya Ikan Pelagis Besar 2) Kelompok Penelitian Sumberdaya Ikan Pelagis Kecil 10

11 3) Kelompok Penelitian Sumberdaya Ikan Demersal 4) Kelompok Penelitian Sumberdaya Udang dan Krustase lainnya 5) Kelompok Penelitian Teknologi Peangkapan IKan dan Kapasitas Penangkapan. Gambar 1.Struktur Organisasi Balai Penelitian Perikanan Laut 1.4. Keragaan SDM Jumlah pegawai yang dimiliki Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) sampai akhir tahun 2016 adalah sebanyak 80 orang PNS, sementara tenaga kontrak berjumlah 30 orang. Jumlah PNS tahun 2016 lebih sedikit dibanding 2015 (83 orang), karena 1 orang pensiun dan 2 orang meninggal wafat. Sementara jumlah tenaga kontrak bertambah 4 orang dari tahun 2015 (26 orang). Pada akhir tahun 2016, terjadi perubahan komposisi jumlah pegawai berdasarkan golongan/ruang dibanding tahun 2015, dimana golongan IV menjadi 14 orang bertambah 4 orang dibanding tahun 2015 (10 orang), golongan III menjadi 48 orang berkurang 7 orang dibanding tahun 2015 (55 orang). Perubahan pada golongan III dan IV adalah 1 orang pensiun, 2 orang wafat, dan 4 orang masuk ke golongan IV. Sementara golongan I dan II komposisinya tetap antara 11

12 tahun 2015 dan Secara komposisi tahun 2016 menunjukkan peningkatan kompetensi dibanding tahun sebelumnya. Distribusi komposisi jumlah pegawai berdasarkan beberapa kriteria disajikan pada Gambar 2, 3, dan 4 serta Tabel 1. Gambar 2. Komposisi pegawai Tahun berdasarkan golongan Distribusi komposisi jumlah pegawai BPPL sampai dengan akhir tahun 2016 sedikit berbeda dengan kondisi pada tahun 2015, perubahan terutama pada Golongan III dan IV. Pegawai didominasi oleh golongan III (60%), golongan II (19%), golongan IV (18%), dan golongan I (4%) dari total 80 pegawai PNS sedikit menurun dari total PNS di tahun 2015 yang berjumlah 83 pegawai. Sedangkan tenaga kontrak jumlahnya bertambah dari 26 orang pada tahun 2015 menjadi 30 pada tahun (Gambar 2). Gambar 3. Komposisi pegawai tahun berdasarkan tingkat pendidikan 12

13 Berdasarkan tingkat pendidikannya, distribusi komposisi jumlah pegawai BPPL sampai Desember 2016, relatif sama dengan kondisi pada tahun 2015, Pegawai dengan tingkat pendidikan SLTA dan sederajat masih mendominasi yaitu sebanyak 25 orang, berkurang 3 dari tahun 2015, karena 2 orang wafat dan 1 oarang pensiun. Tingkat Doktor (S3) bertambah 1 karena penambahan 1 orang asal dari luar BPPL, sementara komposisi jumlah tingkat pendidikan lainnya masih tetap sama seperti periode sebelumnya (Gambar 3). Sampai dengan akhir tahun 2016, terdapat perubahan komposisi jumlah pegawai berdasarkan kelompok jabatan fungsional yaitu dari 42 orang (2015) menjadi 44 orang (2016). Perubahan formasi terjadi pada kelompok peneliti yaitu bertambah 2 orang, karena penambahan 2 orang dari luar BPPL. Teknisi litkayasa berkurang 1 orang karena tutup usia. Pustakawan tetap berjumlah 1 orang. Pada tahun 2016 terjadi penambahan fungsional 1 orang perencana dan 1 orang fungsional PBJ. Distribusi komposisi kelompok jabatan fungsional tersebut masih didominasi oleh jabatan peneliti. Sementara itu tidak ada pegawai yang menduduki dalam jabatan fungsional sebagai pranata komputer maupun arsiparis sampai dengan akhir tahun 2016 (Gambar 4). Gambar 4. Proporsi pegawai tahun berdasarkan jabatan fungsional Secara lengkap, komposisi jumlah pegawai BPPL yang mempunyai jabatan fungsional disajikan pada Gambar 5. Sampai akhir 2016, terjadi peningkatan jumlah peneliti muda dan peneliti madya. Namun, seperti tahun 13

14 sebelumnya, kelompok peneliti tetap didominasi oleh peneliti muda. Sedangkan pada kelompok teknisi litkayasa Penyelia berkurang 1 karena tutup usia. Gambar 5. Komposisi jumlah pegawai BPPL berdasarkan kelas jabatan fungsional 1.5. Sistematika Laporan Interim Laporan ini merupakan salah satu bentuk media pertanggungjawaban atas anggaran yang telah dialokasikan untuk kegiatan BPPL, yang telah direncanakan dan dilaksanakan sepanjang tahun 2016, dalam rangka mewujudkan prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab (good governance). Sistematika penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan; menjelaskan secara ringkas mengenai latar belakang serta maksud dan tujuan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016, tugas-fungsi dan struktur organisasi BPPL, serta keragaan/kekuatan SDM yang dimiliki oleh BPPL pada tahun Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja;menjelaskan muatan rencana strategis BPPL untuk periode , rencana kinerja kegiatan dan rencana kerja anggaran untuk periode tahun 2016, dan penetapan kinerja pada TA

15 Bab III Akuntabilitas Kinerja; menjelaskan hasil analisis pencapaian kinerja BPPL, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan-hambatan dan permasalahan yang dihadapai pada pencapaian hasil terhadap Sasaran Strategis 1, 2, 3 dan 4. Bab IV Penutup; merangkum permasalahan-permasalahan yang ditemui selama pelaksanaan kegiatan maupun anggaran Tahun 2016, menganalisis tindak lanjut terhadap masing-masing permasalahan, dan menuangkan saran atau rekomendasiyang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Lampiran-Lampiran 15

16 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Rencana Strategis Rencana strategis Balai Penelitian Perikanan Laut tahun berorientasi pada hasil yang ingin dicapai yang meliputi visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, dan program, serta kegiatan yang akan dilaksanakan. Penyusunan rencana strategis sejauh mungkin diupayakan mengakomodasi kebutuhan stakeholders, baik intern BPPL maupun instansi lain atau masyarakat, sesuai dengan tugas dan fungsi yang diemban serta mempertimbangkan potensi, peluang, dan kendala yang ada. Sebagaimana yang telah ditetapkan KKP, bahwa penerapan manajemen kinerja di BPPL juga dilakukan dengan pendekatan Balanced Scorecard (BSC) yang berisi langkah-langkah stratejik jangka menengah yang akan memberi arah bagi penyelenggaraan penelitian perikanan laut. Dengan memperhatikan berbagai perubahan lingkungan stratejik yang terjadi maka telah dirumuskan Visi untuk periode tahun yang berlandaskan prinsip keterbukaan dan efisiensi yang berorientasi kepada upaya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya perikanan laut secara berkelanjutan. Visi Menjadi Institusi Utamadan Terdepan dalam Penyedia Data dan Informasi Iptek Tersahih untuk Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut secara Berkelanjutan Misi Sebagai langkah nyata untuk mewujudkan visi tersebut, telah ditetapkan misi Balai Penelitian Perikanan Laut yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Melakukan penelitian tentang pendugaan stok, karakteristik biologi, dinamika lingkungan dan oseanografi perikanan, teknologi dan pola pemanfaatan sumberdaya ikan laut. 2. Meningkatkan difusi hasil penelitian perikanan laut baikmelalui berbagai publikasimaupun secara langsung kepada stakeholders dengan dukungan teknis operasional yang optimum. 16

17 3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan kompetensi sumberdaya penelitian perikanan laut. Tujuan Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun. Dengan diformulasikannya tujuan ini maka Balai Penelitian Perikanan Laut dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi dan misinya dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Tujuan yang dirumuskan tersebut berfungsi juga untuk mengukur sejauh mana visi dan misi Balai Penelitian Perikanan Laut telah dicapai mengingat tujuan dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi. Balai Penelitian Perikanan Laut telah menetapkan tujuan sebagai berikut: 1. Menghasilkan data dan informasi IPTEK tersahih tentang kajian stok sumberdaya ikan, karakteristik biologi danhabitat, oseanografiperikanan dan dinamika lingkungan, karakteristik alat tangkap, kapasitas dan teknologi penangkapan. 2. Menghasilkan bahan kebijakan bagi perencanaan pengelolaan perikanan laut. 3. Mendapatkan mitra dan jaringan kerjasama penelitian perikanan laut yang saling menguntungkan. 4. Mendapatkan bahan diseminasi hasil penelitian yang valid dan realable. 5. Mendapatkan sarana dan prasarana bagi pelaksanaan kegiatan penelitian. 6. Memperoleh kompetensi kapasitas kelembagaan dan sumberdaya penelitian perikanan laut. 7. Menjadikan kelembagaan yang akuntabel dan kapabel. Sasaran Sasaran Balai Penelitian Perikanan Laut merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan dan menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun dan dialokasikan dalam lima periode secara tahunan melalui serangkaian kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu rencana kinerja (performance plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan 17

18 untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap-tiap tahun untuk kurun waktu lima tahun, yaitu mulai tahun 2015 hingga Kemudian, pada masing-masing sasaran ditetapkan indikator agar dapat diukur keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian, setiap tujuan yang ditetapkan memiliki indikator yang terukur. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tersedianya data dan informasi IPTEK: potensi dan status sumberdaya ikan, keanekaragaman sumberdaya ikan, dinamikapopulasi, karakteristik biologi, karakteristik habitat dan dinamika lingkungan, jenis dan karakteristik alat tangkap, kapasitas,teknologi penangkapan dan pola penangkapan. 2. Tersedianya bahan kebijakan bagi perencanaan pengelolaan perikanan laut. 3. Terbentuknya kemitraan dan jejaring kerja. 4. Tersebarnya data dan informasi IPTEK strategis perikanan 5. Terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung kegiatan penelitian. 6. Terbentuknya kelembagaan dan tersedianya sumberdaya manusia penelitian, yang kompeten dan handal di bidangnya. 7. Terbentuknya institusi penelitian yang akuntabel dan kapabel. Pencapaian tujuan dan sasaran penelitian di atas tentunya harus sejalan dan selaras dengan program di tingkat Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan, Badan Litbang Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Tabel 1. Tujuan, sasaran dan indikator rencana strategis BPPL Misi Tujuan Sasaran Strategis Indikator Menghasilkan data dan informasi IPTEK tersahih tentang kajian stok sumberdaya ikan, Tersedianya data dan informasi IPTEK: potensi dan status sumberdaya ikan, keanekaragaman - Jumlah WPP yang telah teridentifikasi karakteristik biologi, habitat sumberdaya perikanan serta potensi 1. karakteristik biologi sumberdaya ikan, produksi dan kapasitas danhabitat, dinamikapopulasi, penangkapan ikan sebagai oseanografiperikanan dan dinamika lingkungan, karakteristik alat tangkap, kapasitas dan teknologi karakteristik biologi, karakteristik habitat dan dinamika lingkungan, jenis dan karakteristik alat bahan rekomendasi - Jumlah data dan informasi ilmiah sumberdaya perikanan laut 18

19 Misi Tujuan Sasaran Strategis Indikator penangkapan. tangkap, kapasitas,teknologi penangkapan dan pola penangkapan Menyiapkan bahan kebijakan bagi perencanaan pengelolaan perikanan laut Mendapatkan mitra dan jaringan kerjasama penelitian perikanan laut yang saling menguntungkan. Mendapatkan bahan diseminasi hasil penelitian yang valid dan realable. Mendapatkan sarana dan prasarana bagi pelaksanaan kegiatan penelitian. Memperoleh kompetensi kapasitas kelembagaan dan sumberdaya penelitian perikanan laut. Menjadikan kelembagaan yang akuntabel dan kapabel. Tersedianya bahan kebijakan bagi perencanaan pengelolaan perikanan laut. Terbentuknya kemitraan dan jejaring kerja. Tersedianya bahan diseminasi hasil penelitian. Terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung kegiatan penelitian. Terbentuknya kelembagaan dan tersedianya sumberdaya manusia penelitian, yang kompeten dan handal di bidangnya. Terbentuknya institusi penelitian yang akuntabel dan kapabel. Jumlah data dan informasi perikanan laut yang siap dimanfaatkan - Jumlah kerjasama Penelitian (MoU) - Visiting scientist - Workshop ilmiah Publikasi ilmiah - Jumlah lab terakreditisasi - Pengadaan kapal Penelitian - Jumlah koleksi perpustakaan terakreditasi - Peralatan Penelitian - Bangunan gedung - Jumlah tenaga peneliti yang mengalami peningkatan jenjang pendidikan formal dan fungsional. - Diklat pembinaan sumber daya manusia - Jumlah program yang mantap berbasis kompetensi - Jumlah monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Kebijakan Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra BPPL, dapat dicapai dengan mengacu pada kebijakan strategis dan kebijakan operasional Balai Penelitian Perikanan Laut yang merupakan pedoman untuk menentukan dan melaksanakan program dan kegiatan, yakni sebagai berikut: Kebijakan Strategis 1) Penyiapan dan penguasaan IPTEKdalam penelitian stok sumberdaya ikan laut, komponen teknologi penangkapan ikan dan lingkungan perairan; 2) Penyelenggaraan jasa dan informasi, diseminasi, kerjasama penelitian dan pengelolaan sarana dan prasarana; 3) Penguatan sumberdaya penelitian perikanan laut; 4) Penguatan kinerja penelitian perikanan laut. 19

20 Kebijakan Operasional 1) Melaksanakan penelitian strategis untuk meningkatkan penguasaan IPTEK dalam pengkajian stok sumberdaya ikan laut dan teknologi penangkapan ikan; 2) Pelaksanaan pelayanan jasa dan informasi,diseminasi,dan kerjasama penelitian tingkat nasional dan internasional serta pengelolaan sarana dan prasarana penelitian; 3) Peningkatan kompetensi, kapasitas dan kapabilitas sumberdaya penelitian perikanan laut; 4) Penyusunan operasional program dan sistem pelaporan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan bagi pemenuhan data dan informasi sesuai dengan kebutuhan dasar pengelolaan sumberdaya ikan. Program Kebijakan operasional Balai Penelitian Perikanan Laut dijabarkan dalam sebuah program dan kegiatan utama yang menjadi program dan kegiatan untuk satker lingkup Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan. Selanjutnya diuraikan dalam beberapa output kegiatan yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu kebijakan sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasaran yang memberikan kontribusi bagi pencapaian visi dan misi organisasi. Kegiatan merupakan aspek operasional dari suatu rencana strategis yang diarahkan untuk memenuhi sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi. Kegiatan Balai Penelitian Perikanan Laut untuk tahun anggaran 2016 yang digunakan sebagai variabel pengukuran dalam rangka mendukung pencapaian program dan sasaran terdiri atas 14 (empat belas) output. Sesuai dengan Renstra KKP tahun program Balitbang KP adalah Program Penelitian dan Pengembangan Iptek Kelautan dan Perikanan. Tahun Anggaran 2016 BPPL melaksanakan 15 judul kegiatan penelitian yang berlokasi di 11 WPP. Judul kegiatan penelitian adalah sebagai berikut: 20

21 Tabel 2. Judul-judul kegiatan penelitian BPPL TA Output Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Laut yang Terindentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat Sumberdaya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya Data dan Informasi Litbang Perikanan Judul Penelitian Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapan di WPP 571 (Selat Malaka) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 572 (Samudra Hindia Barat Sumatera) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 573 (Samudra Hindia Selatan Jawa) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapannya di WPP 711 (Laut Cina Selatan) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 712 (Laut Jawa) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 713 (Selat Makassar) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 714 (Laut Banda dan Teluk Tolo) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 715 (Teluk Tomini) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 716 Laut Sulawesi Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 717 Teluk Cenderawasih dan Samudra Pasifik Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 718 (Laut Arafura) Pengukuran Karakteristik TS (Target Strength) dan Formulasi TS-Length Pada Ikan Indikator Kunci Untuk Peningkatan Akurasi Estimasi Stok Ikan Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Cahaya Lampu Pada Perikanan Pelagis Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan Penelitian dan Pengembangan Inovasi Alat Tangkap Ikan Terubuk Untuk Menunjang Upaya Konservasi Pengkajian Stok Sumberdaya Ikan dan Lingkungan Khusus Teluk Jakarta 2.2. Rencana Kinerja Rencana Kerja Tahun 2016 Dalam rangka mengukur keberhasilan dari implementasi Rencana Strategis pada tahun 2016, BPPL menetapkan target untuk masing-masing sasaran yang harus dicapai. Target ini dituangkan dalam dokumen Rencana Kinerja (Performance Plan) tahun Rencana Kinerja (RENJA) tahun 2016 terdiri atas sasaran-sasaran beserta indikator-indikator sasaran dan targetnya. Target ditetapkan untuk setiap indikator kinerja, baik untuk indikator kinerja tingkat sasaran maupun indikator kinerja tingkat kegiatan (input, output, dan outcome). 21

22 Tabel 3. Rencana dan sasaran kinerja BPPL Tahun 2016 Misi Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Indikator Kinerja Kegiatan Menghasilkan data dan informasi IPTEK tersahih tentang kajian stok sumberdaya ikan, karakteristik biologi danhabitat, oseanografiperikanan dan dinamika lingkungan, karakteristik alat tangkap, kapasitas dan teknologi penangkapan. Menyiapkan bahan kebijakan bagi perencanaan pengelolaan perikanan laut Mendapatkan mitra dan jaringan kerjasama penelitian perikanan laut yang saling menguntungkan. Tersedianya data dan informasi IPTEK: potensi dan status sumberdaya ikan, keanekaragaman sumberdaya ikan, dinamikapopulasi, karakteristik biologi, karakteristik habitat dan dinamika lingkungan, jenis dan karakteristik alat tangkap, kapasitas,teknologi penangkapan dan pola penangkapan. Tersedianya bahan kebijakan bagi perencanaan pengelolaan perikanan laut. Terbentuknya kemitraan dan jejaring kerja. Wilayah Pengelolaan Perikanan Laut yang telah teridentifikasi karakteristik biologi perikanan, serta habitat sumberdaya, potensi produksi dan kapasitas penangkapan ikannya Data dan Informasi Sumber Daya, Pemulihan Habitat, Konservasi dan Teknologi Penangkapan Ikan Jumlah data dan informasi perikanan laut yang siap dimanfaatkan - Jumlah kerjasama Penelitian (MoU) - Visiting scientist - Workshop ilmiah Jumlah data dan informasi perikanan laut hasil Penelitian di 11 WPP Jumlah data dan informasi perikanan laut Sintesa hasil penelitian tahun Jumlah kerjasama penelitian - Jumlah peneliti yang ikut - Jumlah peneliti yang ikut Satuan WPP Dokumen Target 11 4 Dokumen 1 Dokumen Orang Orang Mendapatkan bahan diseminasi hasil penelitian yang valid dan realable. Tersedianya bahan diseminasi hasil penelitian. - Publikasi ilmiah - Alat tangkap ikan - KTI terbit - Rumusan forum nasional - Perangkat Uji Coba Teknologi Penangkapan Dokumen Dokumen Paket

23 Misi Tujuan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Sasaran Indikator Kinerja Kegiatan Mendapatkan sarana dan prasarana bagi pelaksanaan kegiatan penelitian. Terpenuhinya sarana dan prasarana pendukung kegiatan penelitian. - Kendaraan Operasional - Jumlah Kendaraan Operasional - Satuan Target unit 1 Memperoleh kompetensi kapasitas kelembagaan dan sumberdaya penelitian perikanan laut. Terbentuknya kelembagaan dan tersedianya sumberdaya manusia penelitian, yang kompeten dan handal di bidangnya. - Jumlah tenaga peneliti yang mengalami peningkatan jenjang pendidikan formal dan fungsional. - Diklat pembinaan sumber daya manusia - Jumlah peneliti yang studi lanjutan - jumlah peneliti yang diklat fungsional orang orang Menjadikan kelembagaan yang akuntabel dan kapabel. Terbentuknya institusi penelitian yang akuntabel dan kapabel. - Jumlah program yang mantap berbasis kompetensi - Jumlah monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan - Terbayarnya belanja pegawai - Terbayarnya belanja daya dan jasa - Terbayarnya belanja pemeliharaan perkantoran - Terbayarnya belanja operasional kantor lainnya - Pengelolaan anggaran - Program/rencana kerja - Monitoring dan Evaluasi - Lap. bulanan, triwulan, neraca semester dan tahunan - Peningkatan Kinerja Pegawai Bulan Bulan Bulan Bulan Tahun Dokumen Dokumen Laporan Kegiatan

24 Rencana Anggaran Tahun 2016 Pagu anggaran BPPL sepenuhnya berasal dari APBN dalam bentuk Rupiah Murni. Mulai bulan Agustus 2016, pagu anggaran BPPL berubah karena penghematan anggaran sebesar Rp. 17,3 Milyar, yang semula sebesar Rp menjadi Rp Penghematan anggaran terjadi hanya pada akun belanja barang, yaitu pada kegiatan penelitian Stok assessment di 11 WPP sebesar Rp dimana pagu anggaran semula Rp menjadi Rp Sementara penghematan sebesar Rp diambil dari bidang manajerial. Pagu belanja barang yang semula Rp menjadi Rp Rincian anggaran untuk 14 output kegiatan adalah sebagai berikut (Tabel 4). Tabel 4. Perbandingan Pagu anggaran dari masing-masing output kegiatan BPPL Tahun No Output Pagu 2015 Output Pagu 2016 WPP RI yang Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Laut yang Terindentifikasi 1 teridentifikasi potensi, Karakteristik Biologi 34,000,000,000 alokasi dan kuota Perikanan serta Habitat 27,930,400,000 sumberdaya ikannya Sumberdaya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya Wilayah Pengelolaan Perikanan Laut yang telah teridentifikasi karakteristik biologi perikanan, serta habitat 8,579,957,000 sumberdaya, potensi produksi dan kapasitas penangkapan ikannya Data dan Informasi Sumber Daya, Pemulihan Habitat, Konservasi dan Teknologi Penangkapan Ikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Bidang Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan Sarana dan prasarana IPTEK Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan Perencanaan dan penatalaksanaan 1,834,170,000 62,500,000 11,785,000, ,096,000 Data dan Informasi Litbang Perikanan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Bidang IPTEK Perikanan Budidaya Pelayanan dan pengelolaan sarana dan jasa litbang perikanan Perencanaan dan Penganggaran Litbang 1,184,175,000 65,825, ,936, ,096,000 23

25 Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan Pengendalian dan pelaporan Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan Penatausahaan keuangan, BMN dan rumah tangga Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan Pengembangan SDM dan penataan organisasi Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan Layanan litbang dan hasil iptek Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan 642,904, ,983, ,958, ,883,000 Perikanan Pengendalian dan pelaporan Litbang Perikanan Penatausahaan keuangan, BMN dan rumah tangga Litbang Perikanan Pengembangan SDM dan penataan organisasi Litbang Perikanan Pengelolaan data, informasi, dan publikasi hasil litbang perikanan Pengembangan Kerjasama Litbang Perikanan 588,545, ,483, ,500, ,040, ,000, Layanan Perkantoran 12,415,463,000 Layanan Perkantoran 14,087,353, Gedung/Bangunan 3,000,000,000 Kendaraan Bermotor 360,000, Perangkat Pengolah Data Perangkat Pengolah 109,000,000 dan Komunikasi Data dan Komunikasi 70,000, Peralatan dan Fasilitas Peralatan dan Fasilitas 71,000,000 Perkantoran Perkantoran 70,000,000 Secara total pagu anggaran tahun 2016 (Rp ) lebih rendah dibanding tahun 2015 (Rp. 73,788,914,000). Selain akibat penghematan, pada tahun 2016 juga terdapat selfblocking sebesar Rp Namun seperti tahun 2015, pagu tertinggi tetap pada kegiatan kunci atau kegiatan penelitian sebagai tugas dan fungsi BPPL. Pagu tertinggi yaitu pada output Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Laut yang Terindentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat Sumberdaya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya, yaitu 57,71 (tahun 2015) dan 60,88% (tahun 2016) dari total pagu. Kegiatan pada output tersebut merupakan kegiatan kunci BPPL yang juga merupakan salah satu kegiatan prioritas Balitbang-KP, dengan komponen terbesar pada operasional kapal riset untuk mendukung survey laut stok assessment di 11 WPP. Selain itu persentase jumlah pagu yang cukup tinggi juga terdapat pada output layanan perkantoran yaitu sebesar 16,83% untuk tahun 2015 dan 30,71% 24

26 untuk tahun 2016 dari total pagu, dengan komponen terbesar pada gaji dan tunjangan pegawai. Selama tahun 2016, dalam melaksanakan kegiatannya BPPL telah menyusun rencana penyerapan anggaran bulan per bulannya (Gambar 6), rata-rata target penyerapan anggaran tiap bulannya adalah Rp.3,823,112,742 atau 8,33% dari total pagu. Target tertinggi dipasang pada bulan Agustus yaitu sebesar Rp.9,758,521,250 (21,27 %) dan terendah pada bulan Januari Rp. 908,891,925 (1,98%). Target tinggi pada bulan Agustus karena direncanakan akan dilakukan beberapa kegiatan survey laut dengan kapal riset yang akan menggunakan dana operasional cukup besar, sementara target rendah pada bulan Januari karena diprediksi beberapa kegiatan termasuk penelitian belum dimulai. Secara kumulatif prosentase rencana penyerapan anggaran kegiatan BPPL tiap bulan untuk TA dapat dilihat pada Gambar 6, dengan berdasarkan total pagu terakhir setelah pengematan Rp.45,877,353,000. Gambar 6. Prosentase rencana penyerapan anggaran bulanan dari total 14 output kegiatan BPPL sampai TA Penetapan Kinerja TA.2016 Pada tahun 2016, BPPL telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala BPPL dengan Kepala Puslitbangkan. Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi (strategy map) dengan 9 sasaran strategis (SS) yang ingin dicapai.untuk setiap SS yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan IKU Balitbang KP pada tahun 2015 untuk semua SS berjumlah 15 IKU. 25

27 Peta strategi BPPL memetakan setiap SS yang disusun dalam rangka pencapaian tujuan organisasi sesuai visi dan misi yang diemban.dengan menggunakan metodologi Balanced Scorecard, setiap SS dikelompokan kedalam tiga perspektif, yaitu, customers perpective, internal process perspective, dan learning and growthperspective. Dari perpektif customer, terdapat SS yang disusun untuk mewujudkan termanfaatkannya hasil penelitian perikanan laut oleh penyusun kebijakan dan masyarakat kelautan dan perikanan untuk pengelolaan perikanan laut yang berkelanjutan. Untuk mendukung pencapaian SS pada dua layer stakeholders perspective dan customers perpective tersebut diperlukan adanya Internal proses perspektif. Ada tiga faktor penting berupa perumusan kebijakan, data dan informasi ilmiah serta pengendalian terhadap kegiatan penelitian yang mendukung pengelolaan perikanan laut yang berkelanjtan. Sedangkan dari perspektif learning and growth, terdapat empat faktor penting yang harus dikelola dengan baik guna menciptakan modal utama untuk mencapai tujuan organisasi yaitu faktor pengembangan sumber daya manusia, faktor organisasi, faktor teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan faktor pengelolaan anggaran. Sebagai alat ukur pencapaian SS, target 15 IKU BPPL yang ditetapkan pada pertengahan tahun 2016 adalah sebagai berikut: Penetapan kinerja BPPL Tahun Perjanjian Kinerja merupakan bentuk komitmen yang disepakati oleh Kepala Balai Penelitian Perikanan Laut dengan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Penetapan kinerja BPPL Tahun Perjanjian kinerja ini memuat sasaran, indikator kinerja utama (IKU) dan target. Indikator kinerja utama (IKU) tersebut merupakan salah satu dukungan program penelitian dan pengembangan Iptek kelautan dan perikanan tahun 2016 yang dianggarkan sebesar Rp ,- 26

28 Tabel 5. Uraian Penetapan Kinerja BPPL Tahun

29 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Monitoring dan evaluasi Tahun 2016 terhadap pelaksanaan program/kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan merupakan suatu kebutuhan untuk mendukung keberhasilan program/kegiatan secara efisien dan efektif. Sebagai salah satu bentuk pemantauan, pengendalian, dan evaluasi perkembangan pencapaian target penyerapan anggaran dan pencapaian kinerja, BPPL telah melakukan Monitoring dan evaluasi selama kurun waktu TA Pengukuran capaian kinerja internal BPPL sampai dengan akhir tahun 2016 masih dengan menggunakan metode Balanced Scorecard sebagaimana tahun Dalam pengukuran internal ini, dilakukan dengan membandingkan :1) target dan capaian volume dari setiap sasaran strategis dan 2) target dan capaian fisik dari setiap sasaran strategis pada masing-masing perspektif dengan toleransi 0%. Adapun sampai dengan akhir tahun 2016 nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS) sebesar 115,79% (Katagori sangat baik). Peta strategis dan dash board BPPL sampai dengan akhir tahun 2016 dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 7. Peta Strategis Capaian Kinerja BPPL Tahun

30 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2016 Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi BPPL. Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada indikator kinerja utama (IKU) yang telah diidentifikasi agar sasaran dan tujuan strategis pada peta strategi yang dituangkan pada penetapan kinerja BPPL tahun 2016 dapat tercapai. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BPPL di tahun 2016 pada customer perspective,internal process perspective dan learn & growth perspective mengalami perubahan dan penyesuaian yang mengacu pada Balanced Scorecard (BSC). Berdasarkan penetapan target pada setiap indikator kinerja tersebut, sebagian besar telah berhasil tercapai. Pencapaian Sasaran Strategis (SS) dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2016 yang mengacu Balanced Scorecard (BSC) dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut : Tabel 6. Capaian IKU BPPL Tahun

31 3.2 Hasil Pengukuran Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) BPPL Dalam melakukan pengukuran kinerja harus menentukan klasifikasi target indikator kinerja diantaranya adalah : Maximixe adalah Semakin tinggi pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Minimize adalah Semakin rendah pencapaian dari target maka kinerja semakin baik; Stabilize adalah semakin stabil (tidak naik dan tidak turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik. Tabel 7. Nilai Pencapaian Sasaran Strategis Tahun

32 Pengukuran capaian kinerja BPPL Tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dan realisasi IKU pada masing-masing prespektif dari hasil pengukuran tersebut diperoleh capaian kinerja BPPL ditingkat korporat di Tahun 2016 sebesar 115,79 % yang berasal dari capaian kinerja masing-masing perspektif. Nilai tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan capaian di tahun 2015 sebesar 97,08 %. Uraian lengkapnya perbandingan capaian tahun 2016 dengan 2015 dapat disajikan sebagai berikut: 1. Perspektif pelanggan (Customerperspective) dengan bobot 40%, capaian kinerja sebesar 100,00% dari 95,00% ; 2. Perspektif Internal (Internal Process perspective) dengan bobot 30%, capaian kinerja sebesar 111,33% dari sebelumnya 98,39%; 3. Perspektif Learn and Growth (Learn and Growth perspective) dengan bobot 30%, capaian kinerja sebesar 120,00% dari 97,84% capaian pada tahun Evaluasi dan Analisis Kinerja CUSTOMER PERSPEKTIVE Capaian kinerja BPPL pada Customer Perspektive dengan bobot sebesar 33,3% yang berasal dari 2 (dua) sasaran strategis yaitu terwujudnya pengelolaan sumberdaya perikanan yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan dan meningkatnya hasil penyelenggaraan Litbang dan layanan Iptek Perikanan yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP dengan jumlah capaian sebesar 100%. SASARAN STRATEGIS 1 : TERWUJUDNYA PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN YANG PARTISIPATIF, BERTANGGUNGJAWAB, DAN BERKELANJUTAN Nilai sasaran strategis terwujudnya pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan sebesar 100%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran terwujudnya pengelolaan sumberdaya perikanan yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan terdiri dari 1 (satu) IKU sbb : 31

33 1) IKU PERTAMA : Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya Perikanan untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan (WPP, akumulasi) Pembagian WPP didasarkan pada karakteristik geo-bio-ekologi dengan membagi WPP menjadi 11 satuan WPP. WPP yang ditetapkan oleh Kepala Balitbang KP sebagai fokus litbang untuk menghasilkan data informasi dan rekomendasi terpadu bagi pengembangan ekonomi wilayahnya. Dari 4 WPP yang telah dibagi tersebut terdiri dari WPP 571 (Selat Malaka dan Laut Andaman), WPP 572 (Samudera Hindia Barat Sumatera dan Selat Sunda), WPP 573 (Samudera Hindia Selatan Jawa dan Laut timor Barat) dan WPP 712 (laut Jawa) merupakan WPP yang ditetapkan karena potensinya sebagai daerah pemijahan (breading ground) dan daerah bertelur (spawning ground) sumberdaya perikanan. Jumlah WPP yang terpetakan potensi sumberdaya KP untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan ditetapkan sebagai bentuk kontribusi hasil litbang KP dalam pembangunan ekonomi maritim Indonesia. Tabel 8. CapaianJumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya Perikanan untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan (WPP, akumulasi) Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah WPP yang Terpetakan Potensi Sumberdaya Perikanan untuk Pengembangan Ekonomi Kelautan yang Berkelanjutan - Target Realisasi Prosentase Pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan adalah pemanfaatan sumberdaya kelautan yang bernilai ekonomi yang dikelola secara lestari dan berkelanjutan serta eksplorasi potensi sumberdaya kelautan baru yang mempunyai nilai ekonomi. Target 4 (empat) WPP yang terpetakan potensi sumberdaya perikanan untuk pengembangan ekonomi kelautan yang berkelanjutan yang ditargetkan di tahun 2016 sebagai bentuk kontribusi hasil litbang KP dalam peningkatan potensi nilai ekonomi sumberdaya kelautan di WPP 571, 572, 573, dan 712. Capaian ini lebih banyak 2 WPP (WPP 714 dan WPP 718) dibanding tahun

34 Peningkatan ini disebabkan karena sumberdana yang disediakan pada tahun 2016 lebih besar dibanding yang tersedia di tahun 2015, yaitu Rp pada tahun 2015 untuk 2 WPP dan Rp yang dialokasikan pada tahun 2016 untuk 4 WPP. Keberhasilan dalam memperoleh Informasi yang dibutuhkan untuk menunjang pencapaian IKU ini didukung oleh berbagai faktor, diantaranya penggunaan wahana penelitian yang memadai dalam memperoleh data akustik, oseanografi dan komposisi hasil tangkapan. Selain itu pengumpulan data biologi dan hasil tangkapan yang runtun waktu telah dihasilkan selama 10 bulan oleh para tenaga pengumpul data di lapangan (enumerator) dan oleh para peneliti yang secara berkala melakukan sampling di lokasi-lokasi pendaratan ikan. Kegiatan utama yang dilakukan berupa pengukuran dan observasi aspek perikanan di lokasi-lokasi utama basis pendaratan perikanan yang tersebar di 4 WPP. Kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan, karena hasil kajian memerlukan data runtun waktu (time series), yang mengutamakan updating pengumpulan data/informasi berupa : parameter populasi SDI, aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI seperti aspek operasional penangkapan SDI tertentu disuatu lokasi. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisa kemudian dituangkan kedalam sebuah laporan teknis ilmiah tentang sumberdaya perikanan laut berbasis WPP. Sampai dengan akhir tahun 2016 telah diperoleh informasi ilmiah yang menyeluruh terkait potensi sumberdaya ikan di 4 (empat) WPP yang menjadi target capaian. Selanjutnya informasi tersebut akan disampaikan ke pengambil kebijakan dalam hal ini Badan Litbang Kelautan dan Perikanan untuk disusun bersaama Dirjen Teknis sebagai pembuat kebijakan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan sehingga dapat menambah potensi nilai ekonomi di keempat WPP tersebut. SASARAN STRATEGIS 2 : MENINGKATNYA HASIL PENYELENGGARAAN LITBANG DAN LAYANAN IPTEK PERIKANAN YANG MENDUKUNG PRODUKTIVITAS USAHA DAN PENDAPATAN NEGARA DARI SEKTOR KP 33

35 Nilai sasaran strategis meningkatnya hasil penyelenggaraan litbang dan layanan iptek perikanan yang mendukung produktivitas usaha dan pendapatan negara dari sektor KP sebesar 100%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sebagai berikut : 2) IKU KEDUA: Persentase Hasil Litbang Yang Digunakan Sesuai Dengan Kontrak Kinerja Esselon I KKP (%) Kontrak Kinerja merupakan kesepakatan atau perjanjian antara BPPL melalui Balitbang KP dengan Eselon I lingkup KKP (Ditjen dan Badan) yang berisi komitmen penyedian hasil-hasil riset sesuai dengan kebutuhan dari Eselon I KKP yang selanjutnya akan digunakan oleh Eselon I KKP sebagai dasar penyusunan Kebijakan. Tabel 9. Capaian Persentase Hasil Litbang yang Digunakan Sesuai dengan Kontrak Kinerja Esselon I KKP (%) Indikator Kinerja Utama (IKU) Triwulan I 2016 Triwulan II Persentase Hasil Litbang yang Digunakan sesuai dengan Kontrak Kinerja Esselon I KKP - Target Realisasi Prosentase Kegiatan dilakukan untuk meningkatkan dukungan Balitbang KP kepada Eselon I lainnya dalam hal penyediaan hasil litbang BPPL sesuai kebutuhan. Hal ini sesuai dengan arahan MenKP bahwa Balitbang KP harus mampu lebih mengambil peran sebagai inhouseconsultant bagi Eselon I lainnya. Kegiatan dilakukan melalui pertemuan eselon I seperti yang pernah dirintis mulai tahun 2013 untuk merumuskan kebutuhan hasil litbang yang diperlukan pada tahun mendatang.persentase hasil litbang yang digunakan sesuai dengan Kontrak Kinerja esselon I KKP akan direalisasikan pada Triwulan IV. Indikator kinerja ini merupakan adopsi langsung dari capaian yang dihasilkan oleh Badan Litbang KP sehingga capaian kinerja BPPL pada tahun 34

36 2016 dalam hal ini mengikuti capaian yang dihasilkan oleh Badan Litbang KP. Adapun pada tahun 2015 indikator kinerja ini tidak diturunkan ke BPPL sehingga perbandingan hasil capaian tahun 2015 dengan tahun 2016 tidak dapat dilakukan. Demikian pula efisiensi penggunaan sumberdaya tidak dapat dianalisis BPPL INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Capaian kinerja BPPL pada Perspective Internal (Internal Process Perspective) dengan bobot sebesar 33,33% yang berasal dari 3 (tiga) sasaran strategis yaitu tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan yang efektif, terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya litbang dan layanan Iptek, Terselenggaranya pengendalian litbang KP, dengan jumlah capaian sebesar 111,33% SASARAN STRATEGIS 3 : TERSEDIANYA REKOMENDASI DAN MASUKAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KP YANG EFEKTIF Nilai sasaran strategis tersedianya rekomendasi dan masukan kebijakan pembangunan perikanan yang implementatif berdasarkan data dan informasi ilmiah litbang perikanan sebesar 120%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 3 (tiga) IKU sebagai berikut : 3) IKU KETIGA: Jumlah wilayah pengelolaan perikanan (WPP) laut yang teridentifikasi karakteristik biologi perikanan serta habitat sumberdaya, potensi produksi, kapasitas penangkapan ikannya Jumlah wilayah pengelolaan perikanan (WPP) laut yang teridentifikasi karakteristik biologi perikanan serta habitat sumberdaya, potensi produksi, kapasitas penangkapan ikannya yang berisi data dan informasi karakteristik biologi perikanan serta habitat sumberdaya, potensi produksi, kapasitas penangkapan ikannya sebagai hasil penelitian perikanan laut yang akan dijadikan bahan pertimbangan masukan dalam penyusunan kebijakan pengelolaan perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan RI. Indikator ini bertujuan untuk mendapatkan bahan rekomendasi dan masukan kebijakan KP yang dihasilkan oleh Eselon II Balitbang KP. 35

37 Tabel 10. Capaian Jumlah rekomendasi dan masukan kebijakan (buah) Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah wilayah pengelolaan perikanan (WPP) laut yang teridentifikasi karakteristik biologi perikanan serta habitat sumberdaya, potensi produksi, kapasitas penangkapan ikannya - Target Realisasi Prosentase Progres 100,00 100,00 Ditargetkan sebanyak 11 (sebelas) WPP yang teridentifikasi karakteristik biologi perikanan serta habitat sumberdaya, potensi produksi, kapasitas penangkapan ikannya pada tahun 2016 ini. Hasil penelitian akan dijadikan bahan rekomendasi dan masukan kebijakan dalam menganalisa dan mengevaluasi pengelolaan perikanan laut yang berkelanjutan di WPP RI oleh pemangku kebijakan baik dipusat maupun daerah. Capaian dari indikator kinerja telah sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu dengan telah tersedianya data dan informasi di 11 WPP laut yang teridentifikasi karakteristik biologi perikanan serta habitat sumberdaya, potensi produksi, kapasitas penangkapan ikannya berupa 11 dokumen laporan ilmiah yang telah diserahkan ke Puslitbang Perikanan dan Badan Litbang KP. Pencapaian ini sama dengan yang telah diperoleh pada tahun 2015 yaitu diperolehnya 11 dokumen laporan teknis hasil penelitian di 11 WPP. Dengan mengacu pada RPJM KKP dan Badan Penelitian dan Kelautan dan Perikanan telah dirumuskan Program Kerja Penelitian Balai Penelitian Perikanan Laut dalam dokumen RENSTRA yaitu Program Penelitian Pengkajian stok sumberdaya ikan laut berbasis WPP. Program ini merupakan kegiatan penelitian utama yang dilakukan oleh Balai Penelitian Perikanan Laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji stok sumberdaya ikan laut, termasuk sumberdaya inkonvensional. Pengkajian stok ikan dilakukan untuk menentukan potensi lestari sumberdaya ikan aspek biologi, dinamika populasi dan distribusi sumberdaya ikan, aspek penangkapan, fishing capacity, optimasi pemanfaatan serta komponen pengelolaan sumberdaya ikan laut yang berkelanjutan. Pelaksanaan penelitian pengkajian stok sumberdaya perikanan ini meliputi 11 WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan) setiap tahunnya. Sehingga sampai tahun 36

38 2019 BPPL akan menghasilkan informasi ilmiah hasil kajian stok di 11 WPP sepanjang alokasi dana yang dibutuhkan untuk program tersebut tersedia. Hasil yang berbeda antara pencapaian tahun 2015 dengan tahun 2016 adalah pada kualitas hasil olah data primer untuk masing-masing lokasi penelitian. Hal ini disebabkan berkurangnya pengulangan pengambilan data di lokasi sampling, Selain itu target observasi laut yang semula direncanakan di 11 WPP juga mengalami pengurangan menjadi 7 WPP. Kondisi ini dikarenakan adanya kebijakan penghematan anggaran yang cukup besar untuk kegiatan penelitian yaitu dengan rincian : pagu awal Rp kemudian dilakukan penghematan sebesar Rp ,- ditambah self blocking sebesar Rp ,- sehingga pagu akhir yang tersedia sebesar Rp ,-. Sedangkan untuk tahun 2015 alokasi yang tersedia sebesar Rp Dapat dijelaskan bahwa dengan kondisi tersebut volume capaian yang dihasilkan pada tahun 2016 sama jumlahnya dengan yang dihasilkan di tahun 2015 yaitu 11 WPP, namun secara kualitas output (hasil olah data primer) lebih baik kualitas nya di tahun ) IKU KE EMPAT: Jumlah data dan informasi penelitian perikanan laut Jumlah data dan/atau informasi ilmiah litbang didefinisikan sebagai data informasi hasil penelitian yang telah disusun dalam bentuk paket informasi, yang bertujuan untuk mendapatkan data dan/atau informasi ilmiah yang dihasilkan dari kegiatan penelitian perikanan laut yang dilaksanakan oleh BPPL. Melakukan kegiatan penelitian yang menghasilkan data dan informasi penting dan bermanfaat untuk kegiatan penelitian selanjutnya dan atau kepentingan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan kebijakan Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel 11. Capaian Jumlah Data dan Informasi penelitian perikanan laut Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah Data dan Informasi IPTEK Perikanan Laut - Target Realisasi Prosentase Progres 100,00 100,00 37

39 Data dan informasi diperoleh dari kegiatan penelitian perikanan laut yang dilaksanakan oleh para peneliti BPPL selama 1 tahun anggaran di beberapa lokasi di wilayah perairan Indonesia. Hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisa serta dituangkan kedalam sebuah laporan ilmiah hasil penelitian perikanan laut untuk selajutnya diserahkan kepada Kepala Puslitbang sebagai bahan masukan untuk perumusan kebijakan pengelolaan perikanan laut yang berkelanjutan. Pada tahun 2016 dilakukan 4 kegiatan penelitian perikanan laut sebagai target capaian yang harus dihasilkan oleh BPPL dengan rincian sebagai berikut : No. Judul Penelitian Target Progress (%) 1. Pengukuran Karakteristik TS (Target Strength) dan Formulasi TS-Length Pada Ikan Indikator Kunci Untuk Peningkatan Akurasi Estimasi Stok Ikan 2. Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Cahaya Lampu Pada Perikanan Pelagis Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan 3. Kajian Stok Sumber Daya Ikan dan Lingkungan Khusus Teluk Jakarta 4. Inovasi Alat Tangkap Ikan Terubuk Untuk Menunjang Upaya Konservasi 1 Dok Dok Dok Dok 100 Secara volume output kegiatan realisasi yang dihasilkan sesuai dengan target yang ditetapkan, namun secara kualitas pencapaian hasil tidak seperti yang diharapkan. Hal ini dikarenakan jadwal pelaksanaan penelitan yang sangat singkat, terkendala menunggu tahapan proses revisi anggaran (DIPA) sehingga suluruh kegiatan data dan informasi baru bisa dimulai pada triwulan II. Namun demikian secara umum hasil yang dicapai dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kegiatan penelitian Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Cahaya Lampu Pada Perikanan Pelagis Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan telah berhasil mendapatkan nilai sebaran intensitas cahaya beberapa jenis lampu (TL, Halogen, LED) sebagai data informasi dasar dalam penyusunan/ peninjauan kembali peraturan penggunaan alat bantu cahaya lampu. 2. Belum dapat memperoleh data dan informasi nilai intensitas cahaya untuk jenis-jenis lampu yang umum digunakan nelayan/ pelaku perikanan. 38

40 3. Untuk kegiatan Inovasi Alat Tangkap Ikan Terubuk Untuk Menunjang Upaya Konservasi telah berhasil diperoleh desin dan kontruksi alat penangkap ikan terubuk hidup, jaring dua lapis dan mempertahankan kondisi hidup sampai pangkalan (> 24 jam). Pencapaian voluem output yang lebih sedikit (4 dokumen) dibanding dengan yang dihasilkan pada tahun 2015 (7 dokiumen) dikarenakan ketersediaan dana yang dialokasikan untuk output ini. Untuk tahun 2017 dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 1,834,170,000,- sedangkan untuk tahun 2016 hanya dialokasikan dana sebesar ,-. 5) IKU KE LIMA : Jumlah Karya tulis ilmiah yang diterbitkan IKU ini didefinisikan sebagai Tulisan yang disusun berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan penelitian yang telah diterbitkan di jurnal terakreditasi atau prosiding dalam dan/atau luar negeri pada tahun berjalan, Tujuan dari IKU ini adalah untuk mendapatkan gambaran jumlah karya tulis ilmiah (KTI) yang dihasilkan oleh peneliti lingkup BPPL dan dimuat pada jurnal dalam negeri, luar negeri baik yang berbahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia termasuk dalam prosiding Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: Tabel 12. Capaian Jumlah karya tulis ilmiah yang diterbitkan Indikator Kinerja Utama 2015 (IKU) Jumlah karya tulis ilmiah yang diterbitkan Target Realisasi Prosentase Progres Dari 25 (dua puluh lima) buah karya tulis ilmiah yang ditargetkan pada tahun 2016 telah dihasilkan sebanyak 42 KTI yang sudah diajukan dan dalam proses untuk diterbitkan. Realisasi yang dihasilkan malampaui dari target yang direncanakan. Namun demikian jumlah KTI yang dihasilkan pada tahun 2016 ini masih dibawah pencapain tahun Hal ini dikarenakan pada tahun 2015 BPPL mendapatkan mandat untuk mengerjakan program prioritas KKP yaitu melakukan Penelitian Kajian Stock 11 WPP NRI yang mempunyai cakupan wilayah yang luas dengan beberapa komoditas sumberdaya sehingga membutuhkan waktu 39

41 dalam pelaksanaannya. Sementara itu KTI yang dihasilkan pada tahun 2016 adalah hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 sehingga sampai saat ini masih dalam proses penerbitan selain itu ada kebijakan dari MenKP tentang pembatasan pelaksanaan perjalanan dinas sampai dengan 26 Nopember 2016 sementara itu BPPL merencanakan pelaksanaan Forum pada awal Desember karena menunggu selesainya pelaksanaan kegiatan penelitian dan proses analisis data dan sampel. Dari kegiatan seminar/ forum perikanan laut ini akan dapat dihasilkan sejumlah KTI yang akan diterbitkan dalam prosiding atau buku bunga rampai. Oleh sebab itu pada tahun 2016 jumlah KTI yang dihasilkan oleh peneliti BPPL mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Selain itu beberapa kendala dalam upaya pencapaian IKU KTI antara lain : 1. Proses penerbitan jurnal atau prosiding sangat dipengaruhi proses penilaian KTI oleh tim reviuwer yang cukup memakan waktu sehingga susah diprediksi; 2. Proses pencetakan jurnal yang sering memerlukan waktu untuk editing/layout. SASARAN STRATEGIS 4 : TERWUJUDNYA PENINGKATAN KAPASITAS DAN KAPABILITAS SUMBERDAYA LITBANG DAN LAYANAN IPTEK PERIKANAN Nilai sasaran strategis terwujudnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumberdaya Litbang dan Layanan Iptek Perikanan Budidaya sebesar 100% Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 3 (tiga) IKU sbb : 6) IKU KE ENAM: Proporsi fungsional BPPL dibandingkan total pegawai BPPL IKU ini didefinisikan Perbandingan antara jumlah pegawai fungsional Satker Lingkup BPPL dengan jumlah total pegawai Satker Lingkup BPPL. Tujuan Untuk mendapatkan gambaran proporsi pegawai dengan fungsional tertentu yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi instansi secara kompeten, efektif dan professional. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut: 40

42 Tabel 13. Capaian Proporsi pegawai fungsional dibandingkan total pegawai lingkup BPPL (%) Indikator Kinerja Utama (IKU) Proporsi pegawai fungsional dibandingkan total pegawai lingkup BPPL - Target Realisasi Prosentase BPPL menargetkan persentase pegawai fungsional dibandingkan total pegawai lingkup BPPL sebesar 55%, dan telah terealisasi sebesar 100%. Sampai dengan akhir bulan Desember tahun 2016 jumlah pegawai fungsional BPPL sebanyak 44 dari total jumlah pegawai yang berjumlah 80, sehingga jika diprosentase senilai 55% artinya target yang direncanakan tercapai. Faktor yang menyebabkan keberhasilan tercapaian IKU ini adalah karena beberapa sebab, yaitu : 1. Jumlah pegawai di BPPL berkurang dibanding tahun 2015, yiatu semula 83 menjadi 80 orang pada tahun Adanya penambahan jumlah pegawai yang menduduki jabatan fungsional sebanyak 2 orang, yaitu fungsional perencana pertama 1 orang dan fungsional peneliti pertama. 7) IKU KE TUJUH : Jumlah Sarana Dan Prasarana, Serta Kelembagaan Litbang Yang Ditingkatkan Kapasitasnya IKU ini didefinisikan Peningkatan kapasitas sarana prasarana kelembagaan yang berbentuk pengadaan fisik/belanja modal yang dilaksanakan oleh satuan kerja BPPL. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah sesuai dengan target yang dtapkan. 41

43 Tabel 14. Capaian Jumlah sarana dan prasarana litbang Perikanan yang ditingkatkan kapasitasnya Indikator Kinerja Utama (IKU) Jumlah sarana dan prasarana litbang Perikanan yang terfasilitasi - Target Realisasi 1, Prosentase Progress 62,5 100,00 Dari 1 (satu) paket sarana dan prasarana litbang perikanan yang ditingkatkan kapasitasnya, terealisasi pada akhir tahun Sarana yang ditambah pada tahun 2016 ini berupa 1 (satu) unit bus jemputan untuk meningkatkan kinerja pegawai BPPL. Pencapaian tahun ini lebih baik jika dibandingkan tahun 2015 yang hanya 62,5%. Hal ini lebih dikarenakan pihak penyedia jasa pekerjaan tidak mampu menyelesaikan kontrak tepat pada waktunya. Akibatnya dari detail uraian pekerjaan yang disepakati dalam kontrak tidak dapat terpenuhi semuanya sampai waktu pelaksanaan berakhit. BPPL hanya membayar sejumlah fisik yang sudah dikerjakan dan diserah terimakan melalui Berita Acara Serah Terima Pekerjaan. Sedangkan pada tahun 2016 proses pengadaannya cenderung lebih mudah sehingga dapat diselesaikan dalam waktu yang disepakati dalam kontrak. SASARAN STRATEGIS 5 : TERSELENGGARANYA PENGENDALIAN LITBANG PERIKANAN Nilai sasaran strategis terselenggaranya pengendalian litbang kp sebesar 100%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sbb : 8) IKU KE DELAPAN : Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan Litbang Perikanan (minimal) 42

44 Tabel 15. Capaian Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan Litbang Perikanan (minimal) Indikator Kinerja Utama (IKU) Triwulan I Proporsi kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan Litbang Perikanan - Target Realisasi Prosentase 100, IKU ini mempunyai tujuan yaitu untuk memperoleh gambaran arah kebijakan penelitian dan pengembangan KP memberikan porsi lebih besar kepada penelitian terapan dan pengembangan eksperimental sehingga hasil litbang KP dapat cepat diterapkan dan dimanfaatkan oleh stakeholder.iku ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yangdiharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. BPPL menargetkan persentase kegiatan penelitian terapan dan pengembangan eksperimental dibandingkan total kegiatan litbang perikanan budidaya sebesar 90,00%, dan telah terealisasi sebesar 90% dalam tahun 2016, atau sudah terealisasi 100%. Total penelitian terapan 13 dan penelitian dasar 2. Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh BPPL mengacu pada rencana jangka menengah yang telah ditetapkan dalam kurun waktu lima tahunan (RENSTRA). Didalam Renstra BPPL telah ditetapkan uraian program kerja yang akan dilakukan oleh BPPL antar tahun 2015 sampai tahun Fokus program kegiatan penelitian yang dilakukan juga menjadi program prioritas KKP yaitu kajian stok di 11 WPP RI. Sehingga mulai tahun 2015 yang lalu proporsi jumlah judul kegiatan penelitian yang dilakukan oleh BPPL antara kegiatan riset aplikatif dibandingkan total kegiatan Litbang Perikanan selalu melebihi 90%. Demikian pula yang terjadi pada tahun Berikut uraian judul-judul kegiatan penelitian yang dilaksanakan di tahun 2016 : 43

45 No Judul Penelitian Keterangan Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapan di WPP 571 (Selat Malaka) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 572 (Samudra Hindia Barat Sumatera) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 573 (Samudra Hindia Selatan Jawa) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapannya di WPP 711 (Laut Tiongkok Selatan) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 712 (Laut Jawa) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 713 (Selat Makassar) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 714 (Laut Banda dan Teluk Tolo) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 715 (Teluk Tomini) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 716 Laut Sulawesi Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 717 Teluk Cenderawasih dan Samudra Pasifik Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 718 (Laut Arafura) Pengukuran Karakteristik TS (Target Strength) dan Formulasi TS- Length Pada Ikan Indikator Kunci Untuk Peningkatan Akurasi Estimasi Stok Ikan Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Cahaya Lampu Pada Perikanan Pelagis Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan Riset Aplikatif Riset Aplikatif Riset Aplikatif Riset Aplikatif Riset Aplikatif Riset Aplikatif Riset Aplikatif Riset Aplikatif Riset Aplikatif Riset Aplikatif Riset Aplikatif Riset Dasar Riset Aplikatif 14 Kajian Stok Sumber Daya Ikan Dan Lingkungan Khusus Teluk Jakarta Riset Dasar 15 Inovasi Alat Tangkap Ikan Terubuk Untuk Menunjang Upaya Konservasi Riset Aplikatif LEARN & GROWTH PERSPECTIVE Capaian kinerja BPPL pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Learn & Growth Perspective) dengan bobot sebesar 33,33% yang berasal dari 4 (empat) sasaran strategis yaitu tersedianya ASN lingkup BPPL yang kompeten dan profesional, tersedianya informasi yang valid, handal, dan mudah diakses, terwujudnya reformasi birokrasi dan terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dengan jumlah capaian sebesar 124,46%. 44

46 SASARAN STRATEGIS 6 : TERWUJUDNYA APARATUR SIPIL NEGARA LINGKUP BPPL YANG KOMPETEN, PROFESIONAL DAN BERKEPRIBADIAN Nilai sasaran strategis terwujudnya aparatur sipil negara Lingkup BPPL yang kompeten, profesional dan berkepribadian sebesar 120%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua) IKU sbb : 9) IKU KE SEMBILAN : Indeks kompetensi dan integritas BPPL Kompetensi adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan. Integritas adlah kecenderungan untuk sikap yang patuh pada aturan atau norma. Indeks kompetensi dan integritaas ini terdiri dari kompetensi hasil asesment, kehadiran pegawai, capaian kinerja, LHKASN/LHKPN, terhadap pejabat yang telah dilakukan asesmen. Indeks kompetensi dan integritas BPPL merupakan agregasi dari variabel dibawahnya. Membandingkan kompetensi hasil rekomendasi penilaian kompetensi dari asesor dengan jenis standar kompetensi yang dipersyaratkan sesuai Peraturan Menteri kelautan dan Perikanan nomor 3A/KEPMEN-SJ/2014. Persentase capaian output pegawai pada SKP dan persentase tingkat kehadiran pegawai serta LHKASN/LHKPN menjadi penilaian tersendiri indeks kompetensi dan integritas BPPL. Tabel 16. Capaian Indeks kompetensi dan integritas BPPL Indikator Kinerja Utama (IKU) Indeks kompetensi dan integritas BPPL - Target Realisasi - 88,93 - Prosentase IKU Indeks kompetensi dan integritsa BPPL berklasifikasi maximize dimana semakin besar capaianya semakin baik. Pada tahun 2016 telah dilakukan pengukuran terhadap variable-variable yang menjadi agregate dari nilai capaian indkes komptensi da intregitas BPPL. Berikut hasil penilaian dan yang telah dilakukan : 45

47 1. Hasil penilaian terhadap 22 pegawai BPPL yang diasessment oleh tim penilai 80% nya dikategorikan baik sedangkan 20% kurang. 2. Nilai capaian SKP pegawai BPPL yang dirata-ratakan menghasilkan nilai 85,72% 3. Prosentasi tingkat kehadiran pegawai BPPL sepanjang tahu 2016 sebesar 90% 4. Tingkat kepatuhan pejabat BPPL terhadap penyampaian LHKPN mencapmai 90% Dari ke-empat variable yang telah dihitung maka diperoleh pencapaian nilai indeks komptensi dan intregitas BPPL sebesar 86,43% melebihi dari target yang tetapkan yaitu sebesar 77%. Faktor yang menjadi pendorong keberhasilan sehingga realisasi melebihi target yang ditetapkan adalah karena tingkat kesadaran pegawai yang semakin baik terhadap tugas dan tanggung jawab yang dimilikinya. Hal ini berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan yang diterima oleh pegawai BPPL. Seperti adanya kenaikan tunjangan kinerja pada tahun Karena IKU ini baru dijadikan salah satu indikator kinerja BPPL di tahun 2016, maka hasil capaian ini tidak dapat dibandingkan dengan capaian tahun lalu, namun demikian nilai capaian atas hasil pengukuran dapat dijadikan bukti bahwasanya pegawai BPPL memiliki komptensi dan intregitas yang cukup baik. 10) IKU KE SEPULUH: Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup BPPL ASN/SDM BPPL baik PNS, CPNS maupun tenaga kontrak yang menempuh pendidikan gelar (tugas belajar dalam dan luar negeri) yang sedang berjalan dan baru, non gelar (diklat fungsional tertentu/ diklatpim), pelatihan (kursus teknis dalam dan luar negeri) dan izin belajar (yang berjalan) dalam rangka untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi untuk menunjang tugas dan fungsinya. IKU ditetapkan untuk mengetahui jumlah ASN yang dikembangkan kompetensinya untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi/instansi. Dengan demikian, diharapkan setiap satker merumuskan upaya peningkatan kompentensi sesuai kebutuhan. 46

48 Tabel 17. Capaian Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup BPPL Indikator Kinerja Utama (IKU) 2015 Jumlah ASN yang ditingkatkan kompetensinya lingkup BPPL 2016 Triwulan I - Target Realisasi Prosentase IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Pada tahun 2016 BPPL telah meningkatkan kompetensi ASN untuk 8 pegawai di lingkungan BPPL Dari target tahun 2016 sebanyak 4 ASN yang ditingkatkan kompetensinya telah terealisasi 8 ASN yang ditingkatkan kompetensinya. Dengan rincian sebagai berikut, 4 pegawai mengikuti tugas belajar jenjang S,2 dan 1 orang pegawai mengikuti tugas belajar program S.3. serta 3 pegawai telah mengikuti diklat jabatan fungsional peneliti pertama dengan rincian sebagai berikut : 1. Erfin Nurdin mengikuti tugas belajar program S.3 Di FPIK IPB 2. Prihatiningsih, S.Si, Tugas belajar program S.2 di FPIK IPB 3. Teguh Nugroho, M.Si, Tugas belajar program S.3 di FPIK IPB 4. Moh. Fauzi, S.Pi, Tugas belajar program S.2 di FPIK IPB 5. Duranta Kembaren, Tugas belajar program S.2 di FPIK IPB 6. Tirta Danu, S.Pi, Diklat fungsional peneliti pertama 7. Heri Widiyastuti S.Pi, Diklat fungsional peneliti pertama 8. Andina S.Pi, Diklat fungsional peneliti pertama Pencapaian hasil 2016 lebih tinggi dibanding pencapaian di tahun 2015 yang berjumlah 7 pegawai. Hal ini disebabkan kebutuhan BPPL untuk mweujudkan sebuah lembaga penelitian tingkat nasional yang kuat dan kompeten. SASARAN STRATEGIS 7 : TERSEDIANYA MANAJEMEN PENGETAHUAN LINGKUP BPPL YANG HANDAL DAN MUDAH DIAKSES 47

49 Nilai sasaran strategis tersedianya manajemen pengetahuan Lingkup BPPL yang handal dan mudah diakses sebesar 120. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) IKU sbb : 11) IKU KE SEBELAS: Persentase unit kerja Lingkup BPPL yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) IKU ini didefinisikan sebagai unit kerja yang menerapkan sistem manajeman pengetahuan yang terstandar dibandingkan dengan total unit kerja seluruh BPPL. Sistem manajemen pengetahuan ini merupakan suatu rangkaian yang memanfaatkan teknologi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari. Tabel 18. Capaian Persentase unit kerja Lingkup BPPL yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) Indikator Kinerja Utama (IKU) Persentase unit kerja Lingkup BPPL yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar - Target Realisasi Prosentase BPPL menargetkan persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar dengan nilai 100, untuk saat ini penilaian masih menunggu arahan esselon I BPPL yaitu nilai yang diperoleh dari Balitbang KP untuk memperoleh nilai tersebut. Sampai dengan triwulan III BPPL telah menerapkan sistem manajemen pengetahuan terstandar dengan aplikasi Bitrixs di lingkungan BPPL. Dari target persentase 100% tahun 2016, BPPL telah 100% menggunakan sistem informasi dengan aplikasi standar di seluruh seksi dan sub bagian kerja di lingkungan BPPL. Adapun rincian Aplikasi untuk sistem informasi yang telah digunakan di lingkungan BPPL adalah sebagai berikut : 1. SAKPA untuk Keuangan dan BMN 2. SIMPEG dan SKP untuk Kepegawaian 3. SIPMONEV untuk Montoring 48

50 4. Kinerjaku untuk Penukuran Kinerja 5. RKAKL untuk perencanaan anggaran 6. EDALWAS untuk Pengawasan Aplikasi sistem inofrmasi terstandar sudah diterapkan dalam manajemen kinerja BPPL dan sudah dilaporkan pula perkembangannya secara periodik kepada instansi vertikal seperti Puslibang Kan dan Balitbang KP sampai dengan bulan Desember Keberhasilam ini didukung oleh SDM yang terampil dan telah mengikuti BIMTEK dan sosialisasi untuk masing-masing sistem aplikasi. Sehingga pemahaman dan penguasaan terhadap sistem informasi tersebut sangat memadai dan dapat dipertanggung jawabkan. SASARAN STRATEGIS 8 : TERWUJUDNYA BIROKRASI LINGKUP BPPL YANG EFEKTIF, EFISIEN DAN BERORIENTASI PADA LAYANAN PRIMA Nilai sasaran strategis Terwujudnya birokrasi Lingkup BPPL yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima sebesar 97,76%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua) IKU sbb : 12) IKU KE DUA BELAS: Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BPPL Reformasi Birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan BPPL pada hakekatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang pelaksaan dilakukan melalui program-program meliputi 1). Manajemen perubahan, 2). peraturan perundang-undangan, 3). Penataan organisasi, 4). Penataan tata laksana, 5). penataan SDM aparatur, 6). Penguatan pengawasan internal, 7). Penguatan akuntabilitas kinerja, 8). Peningkatan kualitas pelayanan publik dan 9) pelaksanaan monitoring dan evaluasi. 49

51 Teknik menghitungnya yaitu penilaian atas implementasi RB di BPPL mengadopsi langsung melalui Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) secara online oleh Balitbang KP yang telah diverfikasi oleh Inspektorat Jenderal. Upaya yang dilakukan fokus pada: Panel I PMPRB online Panel II PMPRB online Panel III PMPRB online Untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good governance) dilakukan melalui dalam 8 (delapan) Area Perubahan Reformasi Birokrasi, yaitu: a) Organisasi; yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing); b) Tata Laksana; sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur, dan sesuai dengan prisip-prinsip good governance; c) Peraturan Perundang-undangan; regulasi yang tertib, tidak tumpang tindih, dan kondusif; d) SDM Aparatur; SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, kapabel, professional, berkinerja tinggi, dan sejahtera; e) Pengawasan; meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; f) Akuntabilitas; meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; g) Pelayanan Publik; Pelayanan prima yang sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat h) Pola Pikir dan Budaya Kerja Aparatur; birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi. Profil PMPRB yang baik apabila komponen hasil lebih tinggi daripada komponen pengungkit.komponen pengungkit adalah berbagai kriteria dan berbagai pendekatan yang telah dilakukan oleh suatu unit kerja untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Komponen hasil adalah : 1) capaian yang diperoleh dari hasil pengukuran atas persepsi pegawai dan masyarakat terhadap suatu unit kerja, 2) pengukuran atas indikator kinerja internal dan eksternal yang menunjukkan seberapa baik suatu unit kerja mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Adapun capaian progres IKU ini pada tahun 2016 adalah sesuai tabel 25 dibawah. 50

52 Tabel 19. Capaian Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BPPL Indikator Kinerja Utama (IKU) Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Pusat Litbang Perikanan Triwulan I - Target BB 90,00 - Realisasi BB 90,25 - Prosentase IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Pada tahun 2016 target dan realisasi indeks reformasi birokrasi BPPL mengadopsi langsung dari Puslitban Perikanan target output/volume bernilai 90 dan sampai dengan bulan Desember didapatkan nilai 90,25 dari rata-rata satuan kerja di lingkup Puslitbang Perikanan. Nilai ini diadopsi langsung karena BPPL tidak melakukan penilaian mandiri. 13) IKU KE TIGA BELAS : Nilai SAKIP BPPL (%) Akuntabilitas Kinerja merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan visi atau misiorganisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Penilaian akuntabitias kinerja BPPL dilakukan oleh Inspektorat Jenderal selaku aparat pengawas internal pemerintah bersama dengan BalitbangKP pada bulan Juli Kemudian setelah dilakukan reviu, BPPL secara mandiri melakukan perbaikan atas catatan hasil reviu maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 20. Capaian Nilai SAKIP BPPL (%) Indikator Kinerja Utama (IKU) Nilai SAKIP BPPL (%) - Target A 84 - Realisasi A 80,35 - Prosentase ,65 Dalam rangka fungsi penyelenggaraan SAKIP Balitbang KP, Itjen KKP telah melakukan evaluasi SAKIP semester 1 tahun 2016 pada tingkat Satker yang 51

53 dilaksanakan pada bulan Juli Evaluasi AKIP dilakukan pada Satker BPPL Muara Baru dan BPPL oleh Inspektorat IV, Itjen KKP selaku mitra Balitbang KP. Dokumen-dokumen yang dinilai meliputi renstra, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja serta hasil reviu dan evaluasi. Berdasarkan evaluasi SAKIP yang dilakukan oleh Itjen KKP, BPPL didapatkan nilai SAKIP semester 1 tahun 2016 BPPL sebesar 74,14 (BB). Sampai dengan semester II (bulan Desember) BPPL telah melakukan penyempurnaan dan perbaikan atas catatan hasi reviu yang dilakukan oleh Itkrn KKP pada semester I kemudian menghitung kembali nilai SAKIP di lingkungan BPPL dan memperoleh nilai 80,35. Hasil pengukuran tersebut belum dilakukan reviu oleh Itjen KKP dikarenakan keterbatasan waktu. Sehingga dari target nilai 84 pada tahun 2016 telah didapatkan nilai 80,35 dari rata-rata Sub Bagian dan Seksi di lingkungan BPPL. Nilai ini tentunya tidak dapat dibandingkan dengan pencapaian tahun 2015 dikarenakan pada tahun 2015 nilai SAKIP BPPL mengadopsi langsung dari niali SAKIP Puslitbang Perikanan dan Balitbang KP. SASARAN STRATEGIS 9 : TERKELOLANYA ANGGARAN PEMBANGUNAN LINGKUP BPPL SECARA EFISIEN DAN EKUNTABEL Nilai sasaran strategis Terkelolanya anggaran pembangunan Lingkup BPPL secara efisien dan ekuntabel sebesar 96,41%. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua) IKU sbb : 14) IKU KE EMPAT BELAS :Nilai kinerja anggaran Lingkup BPPL (%) IKU ini didefinisikan sebagai persentase pelaksanaan anggaran dibandingkan dengan alokasi anggaran. Nilai kinerja anggaran ini dimaksud untuk menghasilkan output anggaran tertentu dengan input anggaran serendahrendahnya, atau dengan input anggaran tertentu mampu menghasilkan output sebesar-besarnya. Perolehan nilai kinerja anggaran dihitung melalui perhitungan sebagai berikut : 52

54 P : K : dilakukan dengan membandingkan antara akumulasi realisasi anggaran seluruh satker dengan akumulasi pagu anggaran seluruh satker (Bobot Penyerapan Anggaran (WP) =9,7%) antara perencanaan dan implementasi, dilakukan berdasarkan rata-rata ketepatan waktu penyerapan anggaran setiap bulan yaitu dengan membandingkan antara akumulasi dan akumulasi realisasi anggaran bulanan seluruh satker rencana penarikan dana bulanan seluruh satker dengan jumlah bulan (Bobot Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi (WK)=18,2%) PK: dilakukan dengan membandingkan antara rata-rata realisasi volume keluaran dengan target volume keluaran dan rata-rata realisasi Indikator kinerja keluaran dengan target indikator kinerja keluaran (Bobot Pencapaian Keluaran (WPK) =43,5%) E : dilakukan berdasarkan rata-rata efisiensi untuk setiap jenis keluaran pada setiap satker, yang diperoleh dari hasil perbandingan antara realisasi anggaran per volume keluaran dengan pagu anggaran per volume keluaran (Bobot Efisiensi (WE) =28,6%) Tabel 21. Capaian Nilai kinerja anggaran Lingkup BPPL (%) Indikator Kinerja Utama (IKU) Nilai kinerja anggaran Lingkup BPPL (%) - Target Realisasi - 78,90 - Prosentase - 92,83 Pencapaian nilai kinerja anggaran tahun 2016 tidak dapat memenuhi target sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab sehingga target tidak tercapai diantaranya : 1. Jadwal pelaksanaan kegiatan penilitian dalam output Data dan Informasi yang baru dimulai pada triwulan II dikarenakan adanya revisi DIPA sehingga realisasi penyerapan anggaran sampai dengan triwuln I sangat rendah 2. Penggunaan wahana penelitian berupa kapal riset yang terkendala dengan waktu pelaksanaan docking sehingga jadwal observasi laut mundur beberapa bulan dan mengakibatkan terganggunya jadwal penelitian yang lain untuk melakukan survey lapang. Ini berimbas kepada realisasi penyerapan anggaran output WPP menjadi rendah sampai dengan triwukan III 53

55 3. Kegiatan manajerial hampir semuanya tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana dikarenakan adanya regulasi pembatasan kegiatan di luar kantor sehingga realisasi serapan anggaran untuk semua output manajerial sangat rendah. Pencapaian IKU ini tidak dapat dibandingkan dengan yang dicapai pada tahun Pada tahun 2015 pengukuran dihitung untuk mengetahui nilai efisiensi anggaran sedangkan tahun 2016 IKU yang diukur adalah Nilai Kinerja Anggaran, sehingga rumus yang digunakan untuk mengukurnya pun berbeda. 15) IKU LIMA BELAS :Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup Lingkup BPPL (%) IKU ini didefinisikan sebagai terselenggaranya pengelolaa keuangan yang akuntabel, efisien dan relevan, konsisten, dan memenuhi standar keuangan pemerintah. Sistem akuntansi pemerintah adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan dilingkungan organisasi pemerintah. BPPL menargetkan persentase kepatuhan terhadap SAP dengan nilai 100, karena sistem penyusunan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan sudah dilakukan secara baik di tahun-tahun sebelumnya. Semua sistem aplikasi pelaporan keuangan dan BMN sudah mengikuti format yang telah distandarisasi secara nasional. Kemudian pertanggungjawaban pengelolaan keuangan juga sudah mengikuti regulasi yang berlaku. Untuk tahun 2016 tingkat kepatuhan BPPL terhadap SAP mencapai nilai 100%. Artinya sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Hasil capaian ini juga sama dengan yang telah dicapai pada tahun 2015, sehingga tidak ada penurunan kualitas dalam hal kepatuhan terhadap SAP. Tabel 22. Capaian Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup Lingkup BPPL Indikator Kinerja Utama (IKU) Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup Lingkup BPPL (%) - Target Realisasi Prosentase 100,00 100,00 54

56 3.4 Hasil Capaian Kinerja Kegiatan BPPL Hasil Capaian Kegiatan Kunci (Penelitian) Pada tahun 2016 Balitbang KP telah menyepakati usulan rencana program prioritas KP tahun 2016 yang akan dipantau oleh KSP. Salah satu program prioritas tersebut adalah program Stock Assessment di 11 WPP yang diemban oleh BPPL. Deskripsi singkat mengenai program prioritas Stock Assessment di 11 WPP adalah sebagai berikut: Tabel 23. Deskripsi singkat mengenai program prioritas Stock Assessment di 11 WPP Kegiatan penelitian Stock Assessment di 11 WPP terakomodir pada program kegiatan BPPL nomor 1 yaitu Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Laut yang Terindentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat Sumberdaya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya. Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua metode pengumpulan data yang digunakan yaitu : 1) Survei laut Survei laut berupa survey eksplorasi dengan menggunakan wahana kapal riset yaitu : KR. Baruna Jaya VII (P2O LIPI) untuk peneltian di WPP 714, KR. Baruna Jaya IV (BPPT) untuk penelitian di WPP 572, 573, 713, 718 dan kapal Latih Madidihang 02 (STP) untuk WPP 711. Rencana semula, dengan adanya penghematan anggaran BPPL sebesar 17,3 Milyar maka kegiatan survey laut stok assessment di WPP 712, 715, 716,

57 akan menggunakan kapal lokal (sewa kapal nelayan), namun dengan adanya penghematan lagi sebesar 3 Milyar (selfblocking) maka rencana survey laut dengan kapal sewa tersebut dibatalkan. Tindak lanjutnya adalah revisi KAK dan Proptek untuk judul kegiatan penelitian di 4 WPP tersebut. Sementara untuk survey laut stock assessment dengan menggunakan sewa kapal nelayan di WPP 571 Selat Malaka dilaksanakan pada bulan November Kegiatan survei laut adalah berupa pengumpulan data/informasi insitu akustik perikanan (estimasi biomassa, kepadatan stok, potensi/standing stok SDI pelagis dan demersal), swept area trawl (komposisi jenis, laju tangkap), oseanografi (kondisi lingkungan fisik, habitat terhadap kondisi SDI), plankton (kesuburan perairan), larva ikan (daerah asuhan), TKG spesies kunci (daerah pemijahan). Informasi utama dari hasil survey laut di 7 WPP (714, 572, 573, 711, 713, 718, dan 571) adalah estimasi angka potensi stok sumberdaya ikan pelagis kecil, pelagis besar dan demersal, serta kajian habitat yaitu kondisi lingkungan fisik dan biologi periaran. 2) Survei darat Survei laut berupa pengukuran dan observasi aspek perikanan di lokasi-lokasi utama basis pendaratan perikanan yang tersebar di 11 WPP. Kegiatan ini dilaksanakan hampir setiap bulan, karena hasil kajian memerlukan data runtun waktu (time series), sehingga kegiatan perbulannya lebih kepada updating pengumpulan data/informasi berupa : parameter populasi SDI, aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI seperti aspek operasional penangkapan SDI tertentu disuatu lokasi. Perkembangan pelaksanaan program prioritas Stock Assessment di 11 WPP selama tahun 2016 dilaksankana dalam 19 tahapan pelaksanaan (Tabel 24). 56

58 Tabel 24. Perkembangan pelaksanaan program prioritas Stock Assessment di 11 WPP selama tahun 2016 Perkembangan Triwulan 1 NO Tahapan Waktu Kategori Penyusunan rancangan survey dan rencana kerja survey WPP 2. Pelaksanaan survey Pendahuluan di 11 WPP (15 lokasi pendaratan ikan) 3. Pelaksanaan survey darat stok assesment di 11 WPP 4. Pelaksanaan survey laut stok assessment di WPP Pelaksanaan survei darat stok assessmnet di 11 WPP Target Fisik Realisasi Fisik Progres Fisik January Persiapan 10% 10% % January Persiapan 20% 20% % February Pelaksanaan 15% 15% % February Pelaksanaan 40% 40% % March Pelaksanaan 15% 15% % Narasi Tersusunnya KAK, KUK, Proptek, RAB, ROK, Proposal penelitian, desain trek survei laut Penentuan spesies target utama di masing-masing lokasi sampling yang mewakili 11 WPP - Penentuan dan surpervisi enumerator baru - Surpervisi enumerator lanjutan - Pengumpulan data dan informasi primer (sampling parameter populasi, aspek penangkapan) - Pengumpulan data dan informasi dari instansi terkait (DKP, PSDKP, PP, dll) Pengumpulan data/informasi di masing-masing lokasi sampling yang mewakili 11 WPP: parameter populasi SDI, Aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI-aspek operasional penangkapan-nelayan. Pengumpulan data/informasi insitu: - akustik perikanan; estimasi biomassa, kepadatan stok, potensi/standing stok SDI pelagis - oseanografi; CTD, arus - kesuburan perairan: plankton - daerah asuhan : larva ikan - daerah pemijahan : TKG spesies kunci Updating/pengumpulan (time series) data/informasi dari bulan sebelumnya. Berupa Pengumpulan data/informasi di masing-masing lokasi sampling yang mewakili 11 WPP: parameter populasi SDI, Aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI-aspek operasional penangkapan-nelayan 23

59 Perkembangan Triwulan 2 NO Tahapan Waktu Kategori Pelaksanaan survei laut stok assessment di WPP Pelaksanaan survei laut stok assessment di WPP Pelaksanaan survey darat stok assessment di 11 WPP 9. Pelaksanaan survei laut stok assessment di WPP Pelaksanaan survey darat stok assessment di 11 WPP Target Fisik Realisasi Fisik Progres Fisik April Pelaksanaan 20% 20% % April Pelaksanaan 20% 20% % May Pelaksanaan 20% 15% 75.00% May Pelaksanaan 20% 20% % June Pelaksanaan 20% 20% % Narasi Pengumpulan data/informasi insitu: - akustik perikanan; estimasi biomassa, kepadatan stok, potensi/standing stok SDI pelagis, demersal - swept area trawl; komposisi jenis, laju tangkap - oseanografi; CTD, arus - kesuburan perairan: plankton - daerah asuhan : larva ikan - daerah pemijahan : TKG spesies kunci Pengumpulan data/informasi insitu: - akustik perikanan; estimasi biomassa, kepadatan stok, potensi/standing stok SDI pelagis, demersal - swept area trawl; komposisi jenis, laju tangkap - oseanografi; CTD, arus - kesuburan perairan: plankton - daerah asuhan : larva ikan - daerah pemijahan : TKG spesies kunci Updating/pengumpulan (time series) data/informasi dari bulan sebelumnya. Berupa Pengumpulan data/informasi di masing-masing lokasi sampling yang mewakili 11 WPP: parameter populasi SDI, Aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI-aspek operasional penangkapan-nelayan Pengumpulan data/informasi insitu: - akustik perikanan; estimasi biomassa, kepadatan stok, potensi/standing stok SDI pelagis, demersal - swept area trawl; komposisi jenis, laju tangkap - oseanografi; CTD, arus - kesuburan perairan: plankton - daerah asuhan : larva ikan - daerah pemijahan : TKG spesies kunci Updating/pengumpulan (time series) data/informasi dari bulan sebelumnya. Berupa Pengumpulan data/informasi di masing-masing lokasi sampling yang mewakili 11 WPP: parameter populasi SDI, Aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI-aspek operasional penangkapan-nelayan 24

60 Perkembangan Triwulan 3 NO Tahapan Waktu Kategori Persiapan Pelaksanaan survey darat dan laut stok assessment di 11 WPP 12. Pelaksanaan survei darat ke beberapa lokasi pendaratan ikan 13. Pelaksanaan survei laut stok assessment di WPP Pelaksanaan survey darat stok assessment di beberapa lokasi pendaratan ikan Target Fisik Realisasi Fisik Progres Fisik Narasi July Persiapan 10% 10% % persiapan survey darat dan laut stok assessment di 11 WPP August Pelaksanaan 20% 20% % September Pelaksanaan 50% 50% % September Pelaksanaan 20% 15% 75.00% Updating/pengumpulan (time series) data/informasi dari bulan sebelumnya. Berupa Pengumpulan data/informasi di masing-masing lokasi sampling yang mewakili 11 WPP: parameter populasi SDI, Aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI-aspek operasional penangkapan-nelayan Pengumpulan data/informasi insitu: - akustik perikanan; estimasi biomassa, kepadatan stok, potensi/standing stok SDI pelagis, demersal - swept area trawl; komposisi jenis, laju tangkap - oseanografi; CTD, arus - kesuburan perairan: plankton - daerah asuhan : larva ikan - daerah pemijahan : TKG spesies kunci Updating/pengumpulan (time series) data/informasi dari bulan sebelumnya. Berupa Pengumpulan data/informasi di masing-masing lokasi sampling yang mewakili 11 WPP: parameter populasi SDI, Aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI-aspek operasional penangkapan-nelayan 25

61 Perkembangan Triwulan 4 NO Tahapan Waktu Kategori Pelaksanaan survei laut stok assessment di WPP Pelaksanaan survey darat stok assessment di 11 WPP 17. Pelaksanaan survey darat stok assessment di beberapa lokasi pendaratan ikan 18. Pelaksanaan survei laut stok assessment di WPP Pelaporan hasil kegiatan penelitian Kajian Stok Assessment di 11 WPP Target Fisik Realisasi Fisik Progres Fisik October Pelaksanaan 50% 50% % October Pelaksanaan 6% 6% % November Pelaksanaan 14% 14% % November Pelaksanaan 20% 15% 75.00% December Pelaporan Hasil 10% 10% % Narasi Pengumpulan data/informasi insitu: - akustik perikanan; estimasi biomassa, kepadatan stok, potensi/standing stok SDI pelagis, demersal - swept area trawl; komposisi jenis, laju tangkap - oseanografi; CTD, arus - kesuburan perairan: plankton - daerah asuhan : larva ikan - daerah pemijahan : TKG spesies kunci Updating/pengumpulan (time series) data/informasi dari bulan sebelumnya. Berupa Pengumpulan data/informasi di masing-masing lokasi sampling yang mewakili 11 WPP: parameter populasi SDI, Aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI-aspek operasional penangkapan-nelayan Updating/pengumpulan (time series) data/informasi dari bulan sebelumnya. Berupa Pengumpulan data/informasi di masing-masing lokasi sampling yang mewakili 11 WPP: parameter populasi SDI, Aspek penangkapan, produksi per upaya, statistik perikanan, supervisi enumerator, serta isu-isu yang terkait SDI-aspek operasional penangkapan-nelayan Pengumpulan data/informasi insitu: - akustik perikanan; estimasi biomassa, kepadatan stok, potensi/standing stok SDI pelagis - oseanografi; CTD, arus - kesuburan perairan: plankton - daerah asuhan : larva ikan - daerah pemijahan : TKG spesies kunci Finalisasi analisis dan pembahasan data/informasi yang dikumpulkan hasil survei laut dan survei darat stok assessmnet, serta data dari enumerator. Selama periode 1 tahun (2016). Penyusunan laporan teknis tiap kegiatan penelitian di 11 WPP NRI. 26

62 Adanya penghematan anggaran BPPL sebesar 17,3 Milyar, maka anggaran penelitian untuk program prioritas Stock Assessment di 11 WPP yang semula sebesar Rp menjadi Rp atau berkurang sebesar Rp Selain itu, angggaran program prioritas tersebut di self blocking sebesar 3 Milyar. Sehingga jumlah anggaran program prioritas Stock Assessment di 11 WPP yang bisa dimanfaatkan pada TA adalah sebesar Rp Dampak penghematan anggaran tersebut berimplikasi pada strategi pengumpulan data/informasi stock assessment, terutama untuk kegiatan survey laut dengan kapal riset. Dengan anggaran yang tersisa, dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam menghadapi penghematan anggaran tersebut, maka rencana survey laut dengan kapal sewa nelayan di WPP 712, 715, 716, 717 dibatalkan. Sementara untuk survey laut stock assessment dengan menggunakan sewa kapal nelayan di WPP 571 Selat Malaka dapat dilaksanakan pada bulan November. Total pagu anggaran program prioritas KKP yang diemban BPPL TA yang terakomodir pada program kegiatan penelitian Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Laut yang Terindentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat Sumberdaya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya setelah penghematan anggaran adalah sebesar mencapai Rp atau Rp setelah selfblocking 3 Milyar. Sampai akhir tahun 2016, realisasi anggaran untuk program prioritas tersebut sebesar Rp (77,02%) atau 86,29% dari pagu selfblocking dari target sebesar 100%. Sementara estimasi realisasi capaian fisik sebesar 100% dari target 100%. Program prioritas KKP yang diemban BPPL TA yang terakomodir pada program kegiatan penelitian Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Laut yang Terindentifikasi Karakteristik Biologi Perikanan serta Habitat Sumberdaya, Potensi Produksi, Kapasitas Penangkapan Ikannya, terdiri dari 11 judul kegiatan penelitian sesuai dengan jumlah WPP-RI. Realisasi anggaran dan fisik untuk masing-masing judul penelitian stok assessment di 11 WPP sampai akhir tahun 2016 dapat dilihat pada tabel

63 Tabel 25. Pagu, realisasi, dan capaian fisik kegiatan penelitian di 11 WPP sampai akhir TA PAGU (Rp.) Realisasi Keuangan (%) Fisik (%) Target No Judul Penelitian Penghematan Selfblocking (3 (%) Penghematan Selfblocking Target Realisasi (17,3 M) M) 1 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapan di WPP 571 (Selat Malaka) , , Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 572 (Samudra Hindia Barat Sumatera) , , Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 573 (Samudra Hindia Selatan Jawa) , , Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapannya di WPP 711 (Laut Tiongkok Selatan) , , Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 712 (Laut Jawa) , ,

64 6 7 Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 713 (Selat Makassar) Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 714 (Laut Banda dan Teluk Tolo) , , , , Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 715 (Teluk Tomini) , , Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 716 Laut Sulawesi , , Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 717 Teluk Cenderawasih dan Samudra Pasifik , , Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumber Daya dan Potensi Produksi Sumber Daya Ikan di WPP 718 (Laut Arafura) , , Total ,92 77, ,

65 Secara umum pada kegiatan program prioritas Stock Assessment di 11 WPP telah diperoleh keberhasilan dalam pencapaian sasaran berikut indikator kinerjanya. Dimana telah diperoleh 11 dokumen laporan teknis hasil penelitian di 11 WPP, dengan output atau isi telah sesuai dengan dokumen KAK dan proposal teknis yang disusun sebelumnya. Namun demikian masih terdapat beberapa sasaran yang belum berhasil diwujudkan sampai akhir TA ini. Sasaran yang belum tercapai tersebut diantaranya adalah hasil kajian estimasi potensi stok serta kajian habitat sumberdaya ikan di 4 WPP yaitu WPP 712, 715, 716, 717. Demikian juga dengan hasil survei laut di WPP 571 yang dilaksanakan dengan menggunakan sewa kapal nelayan, walaupun hasil telah diperoleh dengan mengacu pada rencana (KAK), namun hasil kajian belum representatif terhadap total area luas WPP 571. Hal ini lebih disebabkan akibat imbas dari penghematan anggaran seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain itu, pada bagian karakteristik biologi khususnya hasil kajian parameter populasi yang bersumber dari data dan informasi hasil pencatatan enumerator pada beberapa lokasi sampling belum maksimal. Hal ini disebabkan karena belum optimalnya supervisi terhadap enumerator dan evaluasi terhadap data yang dihasilkan. Terhadap sasaran maupun target indikator kinerja yang tidak berhasil diwujudkan tersebut, BPPL telah melakukan beberapa analisis dan evaluasi agar terdapat perbaikan penanganan dimasa mendatang. Secara ringkas, capaian fisik program prioritas Stock Assessment di 11 WPP terhadap tujuan dan sasaran berdasarkan outputnya sampai akhir tahun 2016 dapat dilihat sebagai berikut. 23

66 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN SERTA HABITAT SUMBER DAYA, POTENSI PRODUKSI DAN KAPASITAS PENANGKAPAN DI WPP 571 (SELAT MALAKA) Latar Belakang : Selat Malaka adalah perairan selat memiliki sumberdaya perikanan dan keanekaan tinggi. Sumberdaya pelagis dan demersal memberi kontribusi besar dalam produksi; species penting diantaranya layang, kembung, tongkol, kurisi, kuniran serta udang/kepiting; pada beberapa tahun terakhir cumi-cumi nampak semakin penting. Berbagai alat tangkap yang aktif diantaranya pukat cincin, beberapa jenis pukat, jaring/gill net, pancing cumi serta alat penggaruk kerang (teng-kerang). Basis-basis perikanan yang telah lama berkembang cenderung mengalami kejenuhan, disisi lain berkembang basis perikanan baru dengan alat tangkap prospektif (pukat cincin). Dari tahun ke tahun eksploitasi semakin tinggi dan dirasa telah mempengaruhi jumlah stok (penurunan). Namun faktor ketaatan pada peraturan menjurus pada tingginya upaya penangkapan dan IUU. Tujuan : Metode : 1. Menduga status stok, pemanfaatan dan biologi sumberdaya sebagai bahan rekomendasi pemanfaatan sumberdaya secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. 2. Memperoleh data biologi dan aspek life-history dalam rangka pembaharuan data 3. Analisis dinamika populasi dan life-history untuk memperoleh parameter biologi dan dugaan pemijahan 4. Memperoleh data hasil tangkapan dan upaya untuk menduga kelimpahan, musim dan potensi produksi 5. Menduga distribusi, densitas dan karakteristik habitat sumberdaya (pelagik). Survey dan observasi di darat: sampling biologi, deskripsi armada dan alat tangkap, catch data, aspek operasional penangkapan dan kapasitas penangkapan. Survey laut: track akustik, sampling plankton/larva dan oseanografi fisik. Hasil : Paling tidak sekitar 100 ribu ton lebih ikan didaratkan di tiga lokasi utama, yaitu Belawan, Tanjung Balai, Langsa dan Idi Rayeuk; diduga underestimate akibat ureported ; perikanan berkembang kearah indikasi IUU (ukuran kapal diperkecil, alat tangkap, zona penangkapan) sejalan dengan kurang baiknya pendataan di basis utama perikanan. Hasil tangkapan berfluktuasi bulanan; puncak musim penangkapan bervariasi menurut lokasi/komoditi, pukat cincin di Aceh Timur sekitar musim timur, dua puncak musim (peralihan 1 dan 2) di area lebih ke selatan (Belawan dan Tanjungbalai) termasuk cumi-cumi; September-Maret musim kekerangan, puncak musim Oktober-Nopember tangkapan kerang mencapai 1,3 ton lebih per kapal. Puncak pemijahan kembung (R. brachysoma dan R. kanagurta) layang (D. russelli dan D. macarellus) diduga terjadi pada periode setelah musim timur. Individu matang gonad dan spent juga ditemukan pada udang (Langsa), rajungan (Asahan) kepiting (Tanjung Balai). Gugusan pulau-pulau di perairan timur Tanjungbalai hingga utara P. Rupat merupakan daerah penangkapan utama juga terindikasi menjadi lokasi pemijahan. Ukuran rata-rata beberapa komoditas cenderung lebih kecil dibanding ukuran matang pertama. Pada sekitar musim timur efisiensi penangkapan pukat cincin Kuala Idi (30-80 GT) cukup baik dan masih efisien (100%), kapal dengan tingkat pemanfaatan optimal mencapai 42%; tingkat efisiensi semakin menurun pada musim peralihan (65%). Pada area survey seluas km2 di sekitar pulau-pulau di timur Tanjungbalai diperkirakan kepadatan stok ikan pelagis kecil ton/km2, pelagis besar ton/km2, demersal ton/km2. Densitas lebih tinggi ditemukan di sekitar P. Berhala dan Kep. Aruah. Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta Lokasi Kegiatan : Perairan Selat Malaka dan Laut Andaman Penganggung Jawab : Drs. Suwarso, M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : UNRI Peneliti Utama : Drs. Suwarso, M.Si Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : RM : Rp RM : Rp ,- PHLN : Rp. PHLN : Rp. PNBP : Rp. PNBP : Rp. 23

67 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 572 (SAMUDRA HINDIA BARAT SUMATERA) Latar Belakang : Pengusahaan sumber daya ikan sudah berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan kondisi pemanfaatannya pada akhir-akhir ini berada dalam keadaan yang sangat intensif. Sampai saat ini belum diperoleh data yang rinci tentang potensi, status pemanfaatan, aspek biologi dan dinamika populasi sumberdaya ikan di perairan Indonesia, terutama di 11 WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan) sehingga diduga pemanfaatan sumber daya ikan tersebut berada dalam keadaan yang tidak berkelanjutan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh data dan informasi yang rinci dan runtun sehingga akan didapatkan informasi yang lengkap mengenai status pengelolaan dan sumberdaya perikanan di WPP 572. Tujuan : Mendapatkan data dan informasi kondisi stok sumberdaya ikan, Komposisi jenis dan ukuran ikan/udang, Laju tangkap, musim penangkapan, parameter populasi, gambaran aspek lifehistory, aspek pemanfaatan, CPUE, dan nilai parameter fisik dan biologi perairan Metode : -Survei darat di basis pendaratan ikan, meliputi: pengumpulan data dan mengevaluasi tentang potensi, biomassa, aspek biologi (sebaran frekuensi ukuran panjang dan berat, tingkat kematangan ovarium/gonad, fekunditas, isi perut) dan aspek perikanan (komposisi jenis ikan, daerah penyebaran dan musim penangkapan, laju tangkap, kelimpahan stok, produksi) -Survey laut menggunakan KR. Baruna Jaya IV untuk mendapatkan potensi stok ikan pelagis dan demersal serta karakteristik habitat perairan Hasil : Penelitian telah dilakukan di lokasi-lokasi yang merupakan basis perikanan pelagis, demersal dan udang. Kegiatan pengumpulan data selanjutnya dilakukan oleh enumerator yang ditempatkan di lokasi basis pendaratan perikanan. Sampai dengan triwulan IV, telah diperoleh data dan informasi tentang keragaan perikanan, daerah penangkapan, komposisi jenis hasil dan CPUE dari beberpa unit penangkapan, aspek biologi ( jenis kelamin, tingkat kematangan gonad, panjang dan berat) dan statistik perikanan tangkap; potensi stok, daerah penyebaran dan kondisi oseanograpi habitat ikan. Secara umum untuk ikan-ikan pelagis seperti tongkol krei (Auxis thazard), tongkol lisong (A.rochei), layang biru (Decapterus macarellus) pada trwulan IV ukuran yang tertangkap banyak yang ukuran besar, dengan TKG banyak yang sudah dewasa (TKG 3 dan IV). Ikan dasar seperti kakap merah (Lutjanus gibus) ukuran yang tertangkap berkisar antara cmfl, dengan kondisi TKG banyak yang belum dewasa (immature), Lobster bamboo (Penalirus versicolor) ukuran yang tertangkap berkisar antara CL, dngan kondisi TKG banyak yang belum dewasa (immature),kepiting bakau (Scylla serata) ukurannya berkisar antara CW, dngan kondisi TKG banyak yang belum dewasa (immature). Musim penangkapan ikan pelagis maupun demersal secara umum mengalami puncaknya mulai bulan September, Oktober, November. Potensi lestari ikan pelagis kecil di WPP 572 adalah sebesar 342,518 ton/tahun, berkurang sekitar 6% dari hasil kajian tahun 2015, potensi lestari ikan pelagis besar adalah sebesar 416,953 ton/tahun, bertambah 1% dari tahun potensi lestari ikan demersal di WPP 572 adalah sebesar 348,081 ton/tahun, lebih rendah 5% dari hasil kajian tahun Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta Lokasi Kegiatan : Samudera Hindia Barat Sumatera Penganggung Jawab : Thomas Hidayat, M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : RM : Rp ,- RM : Rp ,- PHLN : Rp. PHLN : Rp. PNBP : Rp. PNBP : Rp. 24

68 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 573 (SAMUDRA HINDIA SELATAN JAWA) Latar Belakang : WPP 573 merupakan daerah penangkapan ikan pelagis besar, pelagis kecil, demersal dan udang. Dengan meningkatnya permintaan akan komoditas komoditas iken tersebut untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor maka mengakibatkan terjadinya peningkatan upaya untuk mengeksploitasinya. Oleh karena itu perlu dilakukannya penelitian atau kajian untuk mengetahui kondisi stok dan status pemnfaatan komoditas ikan tersebut. Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan, Habitat Sumberdaya Dan Potensi Produksi Sumberdy ikan di WPP 573 diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan di perairan tersebut. Penelitian tentang dinamika perikanan, biologi, eksploitasi dan lingkungan perairan sumberdaya perikanan akan dilakukan untuk menentukan status stok, eksploitasi, kelimpahan sumberdaya dan hal-hal terkait life history untuk kepentingan pengelolaan dan pengembangan perikanan. Tujuan : Metode : Mendapatkan data dan informasi aspek biologi (panjang-berat, sex ratio, TKG, fekunditas, Lc, Lm, kebiasaan makan, dan musim pemijahan) dan dinamika populasi komuditas ikan pelagis kecil, pelagis besar, demersal dan udang keragaan perikanan dan indeks kelimpahan stok (produksi dan trip), aspek penangkapan (deskripsi alat dan armada tangkap, komposisi jenis dan struktur ukuran ikan tertangkap, daerah dan musim penangkapan) dan status pemanfaatan karakteristik lingkungan perairan (oseanografi perairan) dan kaitannya dengan stok sumberdaya ikan. Survey darat untuk mendapatkan data : aspek biologi SDI, dinamika populasi, aspek penangkapan dan status pemanfaatan. Survei laut untuk mendapatkan data potensi dan kondisi lingkungan Hasil : Operasional penangkapan ikan pelagis besar, pelagis kecil, demersal dan udang didominasi oleh armada 5 30 GT. Alat tangkap yang mendominasi untuk ikan pelagis besar adalah tonda, pelagis kecil pukat cincin, demersal pancing ulur atau dasar dan udang trammel nets. Daerah penangkapan di perairan sekitar rumpon tidak jauh dari pesisir. Hasil survei akustik estimasi potensi lestari pelagis besar 508,791 ton/tahun, pelagis kecil 367,436 ton/tahun, demersal 12,270 ton/tahun. Ukuran pelagis besar yang tertangkap cm, pelagis kecil cm TL, demersal cm TL dan udang mmcl. Pada pelagis besar jenis kelamin betina dan TKG I lebih mendominasi, pelagis kecil jenis kelamin betina dan TKG I lebih mendominasi, demersal jenis kelamin lebih mendominasi pada TKG dan pada udang jenis kelamin jantan lebih mendominasi. Status pemanfaatan komuditas ikan pelagis besar dan nontuna masih batas layak dimanfaatkan, komuditas pelagis kecil sudah mengalami tangkap lebih, komuditas udang mengarah pada kondisi lebih tangkap (over fishing). Kondisi lingkungan perairan pada saat pengamatan berkorelasi positif terhadap kondisi ikan. Produktivitas perairan berpengaruh terhadap kondisi plankton dan biota laut yang merupakan bahan pangan dari ikan. Berdasarkan hasil diatas maka opsi rekomendasi yang dapat disampaikan; perlu adanya pembatasan waktu tangkap pada beberapa jenis ikan agar ukuran ikan maupun perkembangan reproduksinya tidak terganggu. Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta Lokasi Kegiatan : Binuangeun (Banten), Pangandaran (Jawa Barat), Palabuhan Ratu (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Tengah), Gunung Kidul (Yogyakarta), Prigi (Jawa Timur), Muncar (Jawa Timur), Tabanan dan Kedonganan (Bali), Mataram (Lombok), dan Kupang (NTT). Survey laut : perairan Samudera Hindia Selatan Jawa Penganggung Jawab : Anthony Sisco P SSi, MSi Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : RM : Rp RM : Rp PHLN : Rp. PHLN : Rp. PNBP : Rp. PNBP : Rp. 25

69 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN SERTA HABITAT SUMBER DAYA, POTENSI PRODUKSI DAN KAPASITAS PENANGKAPANNYA DI WPP 711 (LAUT CINA SELATAN) Latar Belakang : WPP 711 merupakan salah satu kawasan yang kaya akan sumber daya perikanan. Menurut Boer et al (2001), potensi perikanan LCS per tahunnya sekitar 1,25 juta ton, dengan tingkat pemanfaatan sebesar 20%. Berdasarkan Kepmen 45 Tahun 2011, angka estimasi potensi sumberdaya perikanan di WPP 711 sebesar juta ton, ikan pelagis besar potensinya diperkirakan ton/tahun. Penelitian mengenai karakteristik Biologi Perikanan Serta Habitat Sumber Daya, Potensi Produksi dan Kapasitas Penangkapannya di WPP 711 (Laut Tiongkok Selatan) menjadi sangat penting dan mendesak untuk dilakukan. Tujuan : Metode : mendapatkan data dan informasi serta mengevaluasi tentang; Potensi dan kepadatan stok, Komposisi jenis dan ukuran serta daerah penyebaran dan musim penangkapan ikan, Aspek biologi dan life history, Dinamika populasi, Kapasitas penangkapan perikanan gillnet, Kondisi oseanografi dan kaitannya dengan stok sumber daya ikan Penelitian di darat dilakukan di Bangka, Belitung, Jambi, Pemangkat, Teluk Batang, Paloh, Pontianak dan Pulau Moro. Data yang dikumpulan berupa data aspek biologi dan life history. Data aspek perikanan penelitian di laut dilakukan dengan KR.Madidihang 02 dengan melakukan survey kondisi habitat (bio-oseanografi), hidroakustik dan pendugaan kelimpahan dengan metode swept area. Frekuensi Struktur ukuran S crumenupthalmus Maret - November ,75 14,25 14,75 15,25 15,75 16,25 16,75 17,25 17,75 18,25 18,75 19,25 19,75 20,25 20,75 21,25 21,75 22,25 22,75 23,25 23,75 Kelas Panjang (cm) N = 2901 Hasil : hasil survey akustik estimasi potensi lestari ikan di WPP 711 untuk pelagis besar adalah sebesar ,35 ton/tahun, pelagis kecil ,85 ton/tahun, ikan demersal ,05 ton/tahun. Estimasi potensi ikan seluruhnya di WPP 711 adalah sebesar ,25 ton/tahun. Densitas ikan demersal rata-rata 942,0kg/km 2, ikan pelagis 6,6 km 2, ikan pari 22,3kg/km 2, ikan hiu 12,4kg/km 2, cumi/sotong 37,2kg/ km 2, udang krosok 6,7kg/ km 2, udang lobster kipas 11,7kg/ km 2, udang mantis 1,0kg/km 2, dan kepiting laut 13,7kg/km 2. Udang yang ditemukan di perairan LCS adalah Penaeus indicus, Penaeus merguiensis, Metapenaeus affinis dan Metapenaeus brevicornis. Puncak musim ikan atau musim tangkap bulan Maret s/d Juli, September s/d Nopember, sebaliknya musim paceklik jatuh pada bulan Desember, Januari dan Agustus. Musim pemijahan ikan pelagis rata-rata terjadi pada awal musim timur yaitu pada bulan Juni-Juli. Musim pemijahan pada udang di perairan Laut Cina Selatan terjadi 2 kali yaitu bpada bulan Mei-Juni dan Oktober-November. Berdasarkan pemanfaatan variabel input (VIU) yang digunakan dalam pengoperasian gill net pada musim Barat dan musim Timur diperoleh masing-masing nilai rata-rata VIU berkisar antara 0,42 1,00 dan 0,34 1,00. Berdasarkan nilai VIU yang menjadi instrumen dalam pengendalian kapasitas gill net dari kedua musim tersebut, secara umum menunjukkan sebagian besar berada pada tingkat pemanfaatan yang efisien yang ditandai oleh sebagian besar gill net pencapai nilai VIU =1,00. Dampak kebijakan menteri mengenai ukuran layak tangkap lobster di lokasi Paloh masih belum bisa diterapkan dikarenakan ukuran lobster yang tertangkap relatif kecil-kecil dan diduga lokasi Paloh merupakan lokasi pemijahan lobster pakistan. Dibutuhkan kajian dan penelitian lebih lanjut terhadap lokasi pemijahan sehingga dapat dilakukan pengelolaan yang berkelanjutan. Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta Lokasi Kegiatan : Penganggung Jawab : Pratiwi Lestari,S.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : RM : Rp ,- RM : Rp ,- PHLN : Rp. PHLN : Rp. PNBP : Rp. PNBP : Rp. 26

70 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 712 (LAUT JAWA) Latar Belakang : Pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Indonesia termasuk laut Jawa status pengusahaannya cenderung berada dalam tingkatan yang jenuh (Suman, 2012). Kondisi ekologis dan kepentingan yang dinamis di WPP Laut Jawa, memerlukan updating data dan informasi yang komprehensif melalui penelitian secara periodik. Paket data dan informasi akan digunakan untuk menerapkan pengembangan dan pengelolaan perikanan yang adil dan bertanggung jawab. Pengelolaan yang bertanggung jawab dalam arti pengelolaan tersebut dapat menjamin penangkapan yang menguntungkan tetapi ketersediaan sumberdaya di perairan tetap terjamin (Martosubroto, 2005). Tujuan : Mendapatkan data dan informasi serta mengevaluasi tentang : Potensi, indeks kepadatan stok dan potensi penangkapannya (menurut waktu dan lokasi), Komposisi jenis sumber daya ikan yang tertangkap, Daerah penyebaran dan musim penangkapan, Aspek biologi dan life history ikan dan krustase yang dominan serta potensial tertangkap. Serta Dinamika populasi Status Stok beberapa komoditas penting Metode : No Jenis Ikan Nama Lokal Lokasi 1 merguiensis Udang jerbung Cirebon P. 2 P. merguiensis Udang jerbung Tanah Laut 3 M.ensis Udang dogol Tanah Laut 4 P.pelagicus Rajungan Cirebon 5 P.pelagicus Rajungan Pati 6 P.pelagicus Rajungan Lampung Timur 7 P.pelagicus Rajungan Tanah Laut 8 S.serrata Kepiting bakau Pati 9 P.versicolor Lobster bambu Karimunjawa L m L50 Status (mm) (mm) 35,45 29,06 L50 < Lm 43,39 30,80 L50 < Lm 35,91 22,52 L50< Lm 126,87 110,77 L50 < Lm 119,79 121,89 L50 > Lm 121,94 118,00 L50 < Lm 143,82 149,95 L50 > Lm 119,84 101,92 L50 < Lm 62,00 38,20 L50< Lm Parameter No Jenis Ikan Nama Lokal Z M F E 1 P.tayenus Swanggi 3,86 1,83 2,03 0,52 2 S. taeniopterus Coklatan 5,31 1,62 3,69 0,69 3 N. japonicus Kurisi 5,47 1,90 3,57 0,65 4 N.hexodon Kurisi 4,32 2,04 2,28 0,53 5 U. sulphureus Kuniran 5,85 2,50 3,35 0,57 6 L. splendens Petek 5,13 2,42 2,71 0,53 7 Siganus coralinus Semandar 3,4 1,43 2 0,58 8 Siganus virgatus Semandar 1,57 1,24 0,34 0,21 9 Diagramma pictum Kaneke 0,89 0,7 0,2 0,22 10 Lethrinus lentjan Lencam 1,99 1,17 0,82 0,41 Kerapu 11 Cephalopholis cyanostigma karang 1,76 1,21 0,55 0,31 12 Caesio cuning Ekor kuning 2,91 1,3 1,61 0,55 Survey darat meliputi pengumpulan data biologi, catch dan effort serta aspek perikanan lainnya melalui pengamatan langsung, observasi dan wawancara. Data catch dan effort yang akan dikumpulkan sejauh mungkin bersifat runtun waktu, baik yang dicatat di tempat pendaratan ikan ataupun sudah dilaporkan dalam bentuk statistik perikanan. Untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik perikanan, data yang terkumpul ditabulasi secara sederhana, Analisis data hasil tangkapan (catch) dan upaya (effort), analisis data ukuran panjang, berat individu, dan tingkat kematangan gonad, sedangkan parameter pertumbuhan menggunakan metode ELEFAN. Pendugaan laju kematian total (Z), laju kematian alamiah (M), laju pengusahaan (E). Penentuan panjang rata-rata tertangkap dan pertama kali matang gonada (Lm). Hasil : Rerata hasil tangkapan pertawur pada periode observasi berjalan pada armada cantrang tipe I (bulanan) cenderung stabil berkisar kg/tawur dengan ragam yang relatif rendah ; tipe II (mingguan) sebesar kg/tawur dan tipe III (harian) 3 6 kg per tawur Rata-rata ukuran ikan tertangkap pelagis besar non tuna (tongkol dan tengiri), pelagis kecil, ikan demersal dan ikan karang belum sempat melakukan pemijahan (SL-50 < Lm), tentu mengkhawatirkan keberlanjutan sumberdaya. Ukuran rata-rata tertangkap (SL-50) udang jerbung, udang dogol, rajungan di pantura Jawa bagian barat dan timur Lampung, kepiting bakau dan lobster bambu adalah lebih kecil dibandingkan ukuran rata-rata matang gonad (Lm). Sehingga spesies-spesies yang tertangkap rata-rata belum sempat pemijahan. Tingkat pemanfaatan (E) dari masing-masing spesies pelagis besar, pelagis kecil, ikan demersal, udang, rajungan dan kepiting bakau menunjukkan bahwa pemanfaatan sudah melebihi batas optimum dan memerlukan kehati-hatian dalam pengelolaannya. Berbeda dengan status ikan karang dan lobster di perairan Karimunjawa masih di bawah batas pemanfaatan optimum. Sehingga masih ada peluang dalam upaya pemanfaatan Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta Lokasi Kegiatan : Perairan Laut Jawa Penganggung Jawab : Tri Ernawati, M.SI Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Peneliti Utama : Suwarso Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : RM : Rp ,- RM : Rp ,- PHLN : Rp. PHLN : Rp. PNBP : Rp. PNBP : Rp. 27

71 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 713 (SELAT MAKASSAR) Latar Belakang : Pemanfaatan sumber daya ikan di perairan WPP 713 yang terdiri dari Selat Makasar, Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Bali, sudah berlangsung cukup lama dan status pengusahaannya cenderung berada dalam tingkatan yang jenuh. Mengingat tingginya intensitas penangkapan ikan, yang dilakukan sepanjang hari sepanjang tahun, maka dikhawatirkan pemanfaatannya akan mengancam kelestarian dan keberlanjutan pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Selat Makasar, Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Bali, maka diperlukan pengelolaann yang sustainable. Untuk itu diperlukan penelitian yang seksama dan terinci agar tersedia data dan informasi ilmiah yang dapat dijadikan dasar untuk menyusun kebijakan pengelolaan yang berkelanjutan. Tujuan : Metode : Tujuan penelitian pada tahun 2016, adalah untuk mengidentifikasi tentang : 1) Karakteristik biologi perikanan; 2) Produksi sumber daya ikan; 3) Kondisi habitat, terkait dengan kondisi lingkungan perairan; 4) Indikator tentang stok sumber daya ikan terkait dengan potensi dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan Kegiatan ini dilakukan survei eksplorasi di laut menggunakan kapal riset dan observasi data perikanan di tempat-tempat pendaratan ikan yang dominan dan representatif. Alat utama terdiri jaring trawl, perangkat hidro akustik, peralatan biologi dan peralatan oseanografi Hasil : Pemanfaatan sumber daya ikan di WPP 713 secara umum didomimasi oleh komoditas sumber daya ikan pelagis besar kecil dan pelagis, sedangkan sumber daya lainnya seperti ikan demersal, udang dan rajungan/kepiting juga berpotensi tetapi pada daerah tertentu. Total potensi biomassa ikan pelagis kecil 303,810ton (potensi lestari 151,905 ton/tahun), pelagis besar 822, ton (pot.lestari 411, ton/th), ikan demersal 184,307ton (pot.lestari 92,153 ton/thn, udang penaeid 201,7 ton (pot.lestari 100 ton). Tingkat pemanfaatan ikan layang (D.macarellus), dan kembung (R.kanagurta) relatif tinggi (E=>0.50), sebaliknya tingkat pemanfaatan ikan selar (S,crumenopthalmus) masih rendah (E=0,39). Tingkat pemanfaatan Ikan pelagis besar (cakalang, madidihang, tongkol) pada umumnya sangat tinggi (E >0,5; Tingkat pemanfaatan ikan karang kakap merah (L.malabaricus) relatif rendah dan kerapu sunu (P.areolatus) masih rendah (E =0,33 dan 0,44), sedangkan ikan demersal kapasan (Geres kapas ) tinggi (E=0,63). Tingkat pemanfaatan sebagian banyak udang penaeid (Udang flower/p.semisulcatus; jerbung/p.merguensis; brown/m.affinis) dan rajungan (P.pelagicus) sangat tinggi (E>0,6), sedangkan lobstermutiara (P.ornatus) dan lobster bambu (P.versicolor) masih rendah (E=0,33-0,35). Hasil pengamatan habitat menunjukkan bahwa perairan WPP 713 sebagian besar merupakan perairan dalam dengan sifat massa air oseanik dan sebagian lainnya perairan dangkal yang massa airnya dipengaruhi oleh air sungai. Substrat dasar perairan yang dangkal didominasil umpur, sedangkan laut terdalam pasir berlumpur yang didominasi habitat sponge, algae dan karang lunak. Pada bulan September suhu air permukaan rata2 29,63 o C, salinitas 31-33ppt, Do :4-6ppm, umumnya arah arus di Selat Makasar bergerak dari arah utara menuju ke selatan dengan kecepatan 0,9-2,2m/dt. Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta Lokasi Kegiatan : Perairan Selat Makassar, Teluk Bone dan Laut Flores Penganggung Jawab : Suprapto Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : RM : Rp ,- RM : Rp ,- PHLN : Rp. PHLN : Rp. PNBP : Rp. PNBP : Rp. 28

72 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 714 (LAUT BANDA DAN TELUK TOLO) Latar Belakang : Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 714 (Teluk Tolo dan Laut Banda) memiliki sumberdaya ikan yang potensial dan telah dieksploitasi secara intensif sehingga menyebabkan perubahan stok dan komposisi jenisnya. Update dan evaluasi status stok, tingkat eksploitasi dan aspek biologi sumberdaya ikan beserta kondisi habitatnya penting dilakukan untuk mengetahui status eksploitasi terkini sebagai dasar penyusunan kebijakan pengelolaan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. Tujuan : Metode : Memperoleh data dan informasi terkait potensi sumber daya ikan, aspek perikanan, aspek penangkapan, life history dan biologi ikan dominan (pelagis kecil, pelagis besar, demersal dan udang) serta kondisi habitat di perairan WPP 714 Teluk Tolo dan Laut Banda. Penelitian dilaksanakan sepanjang 2016 untuk memperoleh data primer dan sekunder melalui survei di lokasi pendaratan utama dan survei laut menggunakan kapal riset. Data yang dikumpulkan mencakup potensi sumber daya ikan, aspek perikanan, penangkapan, life history dan biologi jenis ikan dominan serta kondisi habitat. Dilakukan oleh peneliti dan tenaga enumerator di lapangan.. Hasil : KARAKTERISTIK PERIKANAN: Pemanfaatan sumberdaya ikan di WPP 714 didominiasi nelayan skala kecil menggunakan kapal < 5GT. POTENSI SUMBERDAYA: Hasil survey akustik perairan Laut Banda (Februari) didominasi pelagis kecil 57%; pelagis besar (neritik tuna 17% dan tuna 10%). Estimasi biomassa pelagis kecil ton (rata-rata kepadatan stok 0,7 ton/km 2 ); pelagis besar ton (kepadatan stok 0,7 ton/km 2 ). Estimasi potensi lestari pelagis kecil ton/tahun; pelagis besar ton/tahun. DINAMIKA POPULASI: Ikan pelagis besar: tongkol komo kisaran panjang cagak cm dengan nilai Lc=26,9 cmfl dan dugaan tingkat pemanfaatan E = 0,49; tongkol lisong kisaran panjang cagak 18,1-32,3 cmfl, nilai Lc 24,0 cmfl dan Lm (jantan) 23,9 cmfl dan (betina) 22,9 cmfl dugaan tingkat pemanfaatan E = 0,54; tuna madidihang panjang cagak 30,0-79,1 cmfl dengan nilai Lc 64,5 cmfl laju eksploitasi (E) 0,78; tenggiri batang kisaran panjang cagak ,8 cmfl dan tingkat pemanfaatan (E) 0,92 per tahun; cakalang kisaran panjang cagak cmfl, nilai Lc 46,6 cmfl dan Lm 47,26 cm. Tingkat pemanfaatan (tongkol lisong, tuna madidihang dan tenggiri dengan nilai E>0,5 berarti laju eksploitasinya melebihi potensi lestarinya (over exploited). Ikan pelagis kecil:kembung banyar kisaran panjang cagak 9,5-29,0 cmfl, Lc 20,07 cmfl dan Lm 20,4 cmfl (betina)-jantan Lm 21,1 cmfl, tingkat pemanfaatan E=0,34; layang biru (malalugis) panjang cagak 9,1-30,2 cmfl, Lc 22,5 cmfl dan Lm (jantan) 22,8 cmfl dan betina 22,2 cmfl, nilai E=0,51. Tingkat pemenfaatan kembung banyar masih tahap berkembang, ikan layang malalugis sudah fully exploited.ikan demersal dan karang, laju eksploitasi ikan kuniran E=0,62; kurisi E=0,46; petek E=0,59; kerapu sunu E=0,45; baronang E=0,46; dan lencam E=0,34/tahun. Laju eksploitasi kuniran dan petek sudah melebihi potensi lestarinya. Udang dan krustasea lainnya: laju eksploitasi rajungan E=0,73 dan kepiting bakau E=0,68 sudah melebihi potensi lestarinya. Setelah pemberlakuan kebijakan moratorium dan pelarangan kapal asing, ada kecenderungan FG nelayan bergeser ke perairan pantai, sehingga upaya penangkapan ikan lebih singkat dan nilai CPUE alat tangkap tertentu cenderung lebih tinggi. REKOMENDASI: Jenis ikan yang laju eksploitasinya sudah melebihi potensi lestrainya (E>0,5) perlu pembatasan penangkapan,untuk menekan laju eskploitasinya. Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta Lokasi Kegiatan : Perairan WPP 714;Kendari; Bombana; Luwuk; Wakatobi; Larantuka; Ambon; Masohi dan Jakarta Penganggung Jawab : Dr. Khairul Amri Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Politani Pangkep; LIPI Ambon Peneliti Utama : Nur Ainun Mukhlis, M.Si. Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : DJPT KKP, PT, Peneliti, Praktisi RM : Rp RM : Rp Terkait, Pemerintah Pusat dan Daerah PHLN : Rp. PHLN : Rp. PNBP : Rp. PNBP : Rp. 29

73 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 715 (TELUK TOMINI) Latar Belakang : Kegiatan penangkapan ikan di WPP 715 umumnya dilakukan oleh nelayan tradisional yang beroperasi dalam satu hari trip, kecuali di beberapa wilayah sudah berskala industri seperti di Sulawesi dan Papua Barat. Permen KP No. 56/2014 tentang moratorium kapal penangkapan ikan > 30 GT diduga berdampak terhadap perikanan skala kecil. Penekanan pada penelitian ini adalah lanjutan dari penelitian tahun sebelumnya (tahun 2015) mengenai biomassa, perkembangan eksploitasi, dinamika populasi dan biologi serta lingkungan perairan sumberdaya ikan. Tujuan : Metode : Melakukan pembaharuan (update) terhadap data hasil tangkapan (catch), upaya, komposisi ukuran dan bio-reproduksi, memperoleh struktur populasi dan karakter biologi dan memperoleh fluktuasi kelimpahan, komposisi jenis dan habitat sumberdaya perikanan. Penelitian dilaksanakan di perairan WPP RI 715. Pengambilan contoh dilakukan di: Pagimana, Gorontalo, Bitung, Ternate, Sorong, Sorong Selatan, Fakfak dan Kaimana. Pengambilan contoh meliputi: 1) Data perikanan tangkap: data hasil tangkapan per kapal, data aspek operasional penangkapan, 2) Data biologi: biologi kematangan gonad, data length-frequency dan jaringan ikan untuk barcoding dan gentika populasi. Hasil : Sumberdaya ikan di WPP 715 didominasi komoditas pelagis kecil, alat tangkap purse seine <30 GT (Lokasi utama: Gorontalo, Bitung dan Ternate). Lama operasi 1 hari, fishing ground 1 3 jam perjalanan. Hasil tangkapan dominan: Decapterus macarellus. Sumberdaya pelagis besar didominasi oleh Cakalang dan Tongkol umumnya dari jenis Auxis rochei, produksi tertinggi dari purse seine. Fishing ground Gorontalo di Teluk Tomini, Bitung di Laut Maluku bag. Barat, Ternate di Laut Maluku bag. Timur dan Sorong sekitar Laut Seram hingga Raja Ampat. Ikan A. rochei tertangkap sebelum memijah, sehingga menghambat rekruitmen. Musim pemijahan diduga pada bulan Juni-Juli. Genetika populasi metode RFLP: tidak ada perbedaan antara populasi A. rochei di Ternate dan Gorontalo. Sumberdaya pelagis kecil di WPP 715 bagian barat (Gorontalo, Bitung dan Ternate) didominasi ikan Malalugis, bagian timur (Sorong dan Kaimana) didominasi ikan Kembung. Di Fakfak terdapat produksi telur ikan terbang, musim penangkapan bulan Mei Oktober, alat yang digunakan: rumpon hanyut. Umumnya ikan Malalugis tertangkap sebelum memijah, sehingga menghambat rekruitmen, laju eksploitasi sebesar 0.59, terindikasi tangkap berlebih. Dugaan musim pemijahan ika Malalugis terjadi pada bulan Mei-Juni. Sumberdaya demersal di Pagimana, dominan: Caesio cuning, Caranx sexfasciatus dan Lethrinus amboinensis. Alat tangkap dominan pancing, beberapa nelayana menggunanakan tombak. Armada penangkap dominan perahu katingting < 5GT, puncak musim ikan pada bulan September. Laju eksploitasi (E) lebih dari 0,5, artinya sudah lebih tangkap. Sumberdaya udang dan krustase dari Sorong dan Sorong Selatan: Panulirus versicolor, P. longipes fermoristriga, P. penicillatus dan P. ornatus. Lobster ditangkap dengan menyelam, daerah tangkapan: Perairan Raja Ampat, Misol, Makbon dan Salawati. Kepiting bakau merah (Scylla olivacea) dan kepiting bakau hijau (Scylla serrata) daerah tangkapannya: Lalinam dan ditangkap menggunakan bubu lipat. Laju eksploitasi lebih besar dari 0,5 terindikasi tangkap berlebih (overfishing). Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta Lokasi Kegiatan : Perairan Teluk Tomini, Laut Maluku dan Laut Seram Penganggung Jawab : Achmad Zamroni, M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : RM : Rp ,- RM : Rp ,- PHLN : Rp. PHLN : Rp. PNBP : Rp. PNBP : Rp. 30

74 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 716 LAUT SULAWESI ) n (to 8000 k si u d 6000 ro P m Ton Jml unit CPUE (ton/unit) it) n /u n (to IE U P C ) 20 F L (cm ) (% si 8 n e u 6 F re 4 2 0,5 1-1,0 1,0 2-1,5 1,5 2-1,0 2 1,0 3-1,5 2 1,5 3-1,0 3 1,0 4-1,5 3 1,5 4-1,0 4 1,0 5-1,5 4 1 D.m acarellus Lt = 33.8 (1 - e 0.99(t ) ),5 5-1,0 5 1,0 6-1,5 5 1,5 6-1,0 6 1,0 7-1,5 6 1 FL (cm) m,5 7-1,0 7 1 U m u r (tah un ),0 8-1,5 7 1,5 8-1,0 8 1,0 9-1,5 8 1,5 9-1,0 9 1,0 0-2,5 9 1,5 0-2,0 0 2,0 1-2,0 0 2 R. kanagurta n=5805 #2" #2" # 11/4" # 1 " # 11/4" 70 m 35 m # 1,5 / 5 mata # 1,5 / 5 mata,5 1-2,0 1 2,0 2-2,5 1 2,5 2-2,0 2,0 3-2,5 2 Latar Belakang : Laut Sulawesi (WPP 716) merupakan salah satu habitat penting sebagai lokasi penangkapan ikan sudah dieksploitasi sejak lama. Laut Sulawesi yang berada di bagian barat Samudra Pasifik memiliki peran penting, karena di sini banyak dilakukan kegiatan perikanan baik skala rakyat maupun skala industri. Selain memegang penting sebagai mata pencaharian yang bersumber dari kebaharian, Laut Sulawesi juga memegang peran penting segi geopolitik, karena merupakan perairan perbatasan dengan beberapa negara, sehingga stok sumberdaya ikan pelagis yang terdapat di Laut Sulawesi merupakan stok bersama (shared stock) antara negara Indonesia, Philipina dan Malaysia. Pemanfaatan sumberdaya perikanan jenis pelagis ini berpotensi konflik dengan kedua negara tetangga tersebut, sehingga memerlukan pengelolaan secara khusus. Tujuan : Metode : komposisi jenis dan ukuran ikan dan udang yang dominan dan ekonomis penting. gambaran life history (isi lambung dan reproduksi) sumberdaya ikan dan udang yang dominan. gambaran aspek pemanfaatan (alat tangkap, metode penangkapan, struktur armada, daerah dan musim penangkapan) serta CPUE. nilai parameter populasi ikan dan udang yang dominan. Survey dan observasi di darat: sampling biologi, deskripsi armada dan alat tangkap, catch data, aspek operasional penangkapan. Hasil : Rata-rata ukuran tertangkap ikan K. pelamis S. crumenophthalmus, R. kanagurta. D.macarellus), E. tetradactylum SL SL50% lebih besar daripada Lm. Kondisi ini ikan sudah melakukan pemijahan dahulu sebelum tertangkap oleh alat tangkap (SL50%>Lm). Rata-rata ukuran ikan demersal P.argenteus SL 50%<Lm,,sehingga spesies-spesies yang tertangkap rata-rata belum sempat pemijahan. Rata-rata udang putih (P. merguiensis) belum sempat pemijahan (SL-50 < Lm), tentu mengkhawatirkan keberlanjutan sumberdaya. Rata-rata ukuran udang tiger (P. monodon) dan lobster pakistan (P. polyphagus) sudah pemijahan sebelum tertangkap (SL50%>Lm). Tingkat pemanfaatan (E) dari ikan P.argenteus dan E. tetradactylum menunjukkan bahwa pemanfaatan sudah melebihi batas optimum dan memerlukan kehati-hatian dalam pengelolaannya. Tingkat pemaanfatan (E) ikan nomei (H.nehereus) masih di bawah batas pemanfaatan optimum, masih ada peluang upaya pemanfaatan. Musim penangkapan ikan layang malalugis (D. macarellus) bulan Mei, cakalang (K. pelamis) dan tuna Agustus, tongkol bulan Oktober. Komposisi hasil tangkapan mini purse seine didominasi oleh kelompok ikan pelagis besar sebesar 91 %, sedangkan dominasi per spesiesnya oleh ikan tongkol sebesar 36 % atau sebanyak 3488,21 ton dari total hasil tangkapan. Daerah penangkapan umumnya hanya di Laut Sulawesi, kira-kira mil dari pantai Manado tepatnya disekitar kepulauan Talaud dan Sangihe yaitu sebelah barat pulau Makalihi dan pulau Naen serta didepan Amurang. Hasil tangkapan tertinggi pada tahun 2016 terjadi pada bulan Oktober sebesar 1354,2 ton yang juga diikuti dengan meningkatnya CPUE sebesar 4,7 ton/trip beserta upaya penangkapan sebesar 287 trip. Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta Lokasi Kegiatan : Perairan Laut Sulawesi dan Laut Halmahera Penganggung Jawab : Umi Chodrijah, M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : RM : Rp ,- RM : Rp ,- PHLN : Rp. PHLN : Rp. PNBP : Rp. PNBP : Rp. 31

75 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 717 TELUK CENDERAWASIH DAN SAMUDRA PASIFIK Latar Belakang : WPP 717 merupakan daerah yang potensial untuk penangkapan ikan. Sumberdaya utama di WPP 717 adalah Pelagis Besar, Demersal dan Ikan Karang. Selain itu juga terdapat pelagis kecil dan Udang serta Krustasea Lainnya. Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan ini sudah mengarah pada lebih tangkap. Hal ini jika dilakukan secara terus menerus dan tidak terkendali tentunya akan berdampak buruk terhadap keberlangsungan sumber daya itu sendiri. Oleh karena itu, evaluasi kajian stok sumber daya ikan di perairan ini sangat diperlukan untuk selalu memperbaharui informasi status stok terkini sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan pengelolaan yang baik demi terwujudnya perikanan yang berkelanjutan. Tujuan : Metode : Mendapatkan data dan informasi serta mengevaluasi tentang : - Komposisi jenis dan ukuran serta daerah dan musim penangkapan - Laju tangkap, kepadatan stok dan biomassa - Aspek biologi/life history (Lc, Lm, sex ratio, TKG, fekunditas dan kebiasaan makan) - Dinamika populasi dari spesies dominan dan ekonomis penting Survei darat di basis pendaratan ikan terpilih berupa: sampling biologi, deskripsi armada dan alat tangkap, catch data, aspek operasional penangkapan. Hasil : Keragaan perikanan untuk semua sumberdaya di lokasi perairan ini didominasi oleh perikanan skala kecil dengan menggunakan kapasitas armada < 20 GT dengan menggunakan alat tangkap pancing dan jaring. Struktur ukuran panjang cagak ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah 28,5 hingga 76,5 cmfl, dengan modus pada ukuran panjang cmfl; Madidihang (Thunnus albacares) ada pada kisaran 37,5 152 cmfl dengan modus pada 52,5 62,5 cmfl; Malalugis (Decapterus macarellus) berkisar antara cmfl, dengan modus pada 19 20,5 cmfl. Daerah penangkapan ikan pelagis besar berada di sekitar pulau-pulau kecil di perairan Halmahera, perairan selatan dan utara Biak serta perairan utara Jayapura sedangkan penangkapan demersal ada di perairan Teluk Cenderawasih. Daerah penangkapan udang ada di pesisir timur Teluk Cenderawasih sedangkan lobster ada di Pulau Numfor dan Supiori. Hasil tangkapan pole and line tahun 2016 menunjukkan trend yang menurun pada bulan Juni dan Juli, demikian halnya CPUE per Trip pada alat tangkap handline juga menunjukkan penurunan pada tahun 2016 bila dibandingkan dengan tahun Penyebab dari turunnya CPUE per Trip kedua alat tangkap tersebut karena banyaknya rumpon yang dipasang oleh perusahaan yang mengoperasikan Purse Seine besar di sebelah utara Morotai dan adanya perubahan cuaca yang cederung lebih ekstrim dari pada tahun Tingkat ekploitasi (E) dari keempat ikan demersal menunjukkan nilai yang kurang dari 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan penangkapan terhadap sumberdaya ikan demersal dan karang di wilayah ini masih di rendah. Pada jenis udang P. merguensis dan P. monodon tersebut diketahui bahwa ukuran yang tertangkap lebih kecil daripada ukuran matang gonad (Lc < Lm) hal tersebut mengindikasikan bahwa udang lebih dahulu tertangkap daripada matang gonad yang akan menyebabkan udang tidak mempunyai kesempatan untuk bereproduksi. Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta Lokasi Kegiatan : Perairan Samudera Pasifik dan Teluk Cenderwasih Penganggung Jawab : Muhammad Taufik,M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : RM : Rp RM : Rp PHLN : Rp. PHLN : Rp. PNBP : Rp. PNBP : Rp. 32

76 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN TAHUN 2016 PENELITIAN KARAKTERISTIK BIOLOGI PERIKANAN, HABITAT SUMBER DAYA DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYA IKAN DI WPP 718 (LAUT ARAFURA) Latar Belakang : Aktivitas pemanfaatan SDI di WPP 718 sudah berlangsung lama dan pemanfaatan yang superintensif dilakukan sampai dengan diiterbitkannya peraturan tentang moratorium eks kapal asing dan pelarangan penggunaan pukat kantong pada tahun Perikanan yang terus berkembang secara dinamis menuntut dilakukannya re-evaluasi stok secara terus menerus dan berkala, dalam upaya untuk mewujudkan pembangunan perikanan yang berkesinambungan dengan pendekatan penuh kehati-hatian sehingga penelitian ini perlu untuk dilakukan. Disamping itu, kajian dampak peraturan yang diterbitkan juga dirasa penting untuk diketahui. Tujuan : Metode : Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan informasi serta mengevaluasi tentang ; Komposisi jenis, ukuran, Aspek biologi, Dinamika populasi, daerah dan musim penangkapan ikan, Kepadatan stok dan biomassa, Kondisi habitat sumberdaya. Data yang dikumpulkan di basis pendaratan berupa data aspek biologi dan life history serta data aspek perikanan Penelitian di laut dilakukan dengan wahana KR. Baruna Jaya IV dengan melakukan survey kondisi habitat (bio-oseanografi), hidroakustik dan pendugaan kelimpahan dengan metode swept area. Data-data yang diperoleh dianalisa dengan metode baku yang sudah ada selama ini. Hasil : Komposisi jenis ikan yang dominan terdiri dari ikan tenggiri batang, kakap merah, lencam, lema/kembung, udang jerbung dan dogol dan dan kepiting bakau. Ukuran rata-rata tenggiri, kakap, udang jerbung dan rajungan yang tertangkap lebih kecil dari pada ukuran mencapai matang gonad (Lc < Lm), sedangkan pada ikan lema dan kepiting bakau Lc >Lm. Kepadatan stok ikan pelagis besar, pelagis kecil, demersal dan udang di perairan Aru dan Arafura masing-masing sebesar 3,05 ton/km 2, 2,48 ton/km 2, 3,25 ton/km 2, dan 42,27 kg/km 2. Dugaan potensi biomassa ikan pelagis besar ,71 ton/tahun, ikan pelagis kecil ,63 ton/tahun, ikan demersal ,89 ton/tahun dan udang penaeid ton/tahun. Daerah penangkapan di sekitar Kepulauan Aru bagian barat dan timur dan di pesisir Papua yaitu di perairan Merauke sampai ke perbatasan Papua Nugini dan utara Pulau Dolak sampai ke perairan Timika. Puncak musim penangkapan ikan tenggiri papua diduga terjadi pada bulan September, ikan lema bulan maret Apri, telur ikan terbang bulan Agustus September, udang pada bulan Maret April dan Oktober November. Puncak musim pemijahan ikan lema terjadi pada bulan Juni Juli, ikan senangin dan salmon patai bulan Juli, udang bulan Mei dan September, rajungan bulan Maret dan September. Laju ekploitasi (E) tenggiri batang, tenggiri papua, kaci-kaci, salmon pantai, udang jerbung, kepiting bakau merah, rajungan sudah melibihi potensi lestari. Ikan lema, kakap merah, kakap sau, lencam serta kepiting bakau hijau masih di bawah potensi lestarinya. Kondisi habitat mendukung untuk pertumbuhan sumberdaya ikan. Dampak pelarangan pukat tarik terhadap perikanan demersal belum tampak nyata. Masih dibutuhkan pemantauan beberapa tahun lagi agar dapat memberi dampak yang signifikan dan diharapkan akan dapat meningkatkan produksi ikan demersal khususnya kakap merah. Dampak pembatasan ukuran dan pelarangan mengeksploitasi kepiting bakau bertelur menyebabkan penangkapan mengarah hanya pada kepiting jantan, jika terjadi dalam waktu yang lama akan menggangggu keseimbangan populasi kepiting bakau di perairan ini. Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta Lokasi Kegiatan : Dobo, Merauke, Timika, Probolinggo, Benoa Penganggung Jawab : Duranta D Kembaren,S.Pi Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Peneliti Utama : Prof. Dr Ali Suman Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : RM : Rp ,- RM : Rp ,- PHLN : Rp. PHLN : Rp. PNBP : Rp. PNBP : Rp. 33

77 Program kegiatan penelitian yang kedua terakomodir dalam program Data dan Informasi Litbang Perikanan. Pagu total TA mencapai Rp ,-. Sampai akhir tahun 2016, semua kegiatan penelitian Data dan Informasi Litbang Perikanan (judul nomor 1-4) sudah dilaksanakan di lapangan. Sampai akhir Desember, realisasi anggaran untuk program Data dan Informasi Litbang Perikanan tersebut sebesar Rp (84.95%) dari target sebesar 100 %. Sementara estimasi realisasi capaian fisik sebesar 100 % dari target 100 %. Program kegiatan penelitian yang kedua terakomodir dalam program Data dan Informasi Litbang Perikanan, terdiri dari 4 judul kegiatan penelitian. Realisasi anggaran dan fisik untuk masing-masing judul penelitian tersebut sampai akhir tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 26. Pagu, realisasi, dan capaian fisik kegiatan penelitian Data dan Informasi Litbang Perikanan sampai akhir TA No Judul Penelitian Anggaran (Rp) Pengukuran Karakteristik TS (Target Strength) dan Formulasi TS-Length Pada Ikan Indikator Kunci Untuk Peningkatan Akurasi Estimasi Stok Ikan Penggunaan Alat Bantu Penangkapan Cahaya Lampu Pada Perikanan Pelagis Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan Kajian Stok Sumber Daya Ikan Dan Lingkungan Khusus Teluk Jakarta Inovasi Alat Tangkap Ikan Terubuk Untuk Menunjang Upaya Konservasi Keuangan (%) Fisik (%) Target Realisasi Target Realisasi 280,000, ,000, ,000, ,175, Total 1,184,175, Berikut merupakan deskripsi hasil yang telah dicapai dari masing masingmasing kegiatan penelitian yang terakomodir pada program kegiatan Data dan Informasi Litbang Perikanan. 23

78 Regression 95% C I 95% P I S R-S q 79.6% R-S q(adj) 76.7% Regressio n 95% C I 95% P I S R-S q 60.1% R-S q(ad j) 57.6% PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN TAHUN 2016 PENGUKURAN KARAKTERISTIK TS (TARGET STRENGTH) DAN FORMULASI TS-LENGTH PADA IKAN INDIKATOR KUNCI UNTUK PENINGKATAN AKURASI ESTIMASI STOK IKAN Latar Belakang : Tantangan utama dalam pengkajian stok ikan dengan survey akustik adalah bagaimana meningkatkan akurasi hasilnya. Salah satu faktor bias adalah tingginya keragaman jenis ikan, baik bentuk dan ukurannya. Oleh karena itu sangat perlu dimiliki database nilai-nilai Akustik (target strength, TS) dari ikan-ikan pada jenis dan ukuran tertentu, sebagai reference point yang digunakan dalam pengelompokkan dan estimasi ukuran panjang dari jenis-jenis ikan tersebut. Tujuan : Metode : Menentukan nilai TS beberapa spesies ikan komersial penting dan dominan di Indonesia Merumuskan hubungan empiris antara parameter akustik dan parameter fisik ikan Kegiatan dilakukan di Teluk Pelabuhan Ratu. Penelitian dilakukan 3 trip; survey pendahuluan (Juli) dan kegiatan utama pengukuran TS ikan (Agustus dan November). Wahana penelitian adalah bagan apung, alat utama adalah akustik Simrad EK60 38 khz dan Simrad EK khz, kurungan, alat ukur, alat bedah. Jenis ikan yang diukur adalah kembung, selar, layang, tetengkek, tongkol, tuna, layur, kerapu, lobster. Pengukuran TS dilakukan terhadap masing-masing individu tiap jenis ikan dalam kondisi hidup pada berbagai ukuran panjang. Untuk ikan yang tidak bisa dipertahankan hidup maka diukur pada kondisi mati segar. Tiap individu ikan hidup ditempatkan didalam kurung-kurung, kemudian di pindai dengan sistem akustik. Setelah diukur nilai TS-nya (sampai terbentuk kurva sebaran normal distribusi TS), tiap ikan diukur panjang, bobot, dan gelembung renangnya. Prosedur diulang dengan target individu ikan lainnya dengan species yang sama/beda dengan ukuran yang bervariasi. Formula TS-length diperoleh dengan analisis regresi melalui teknik best-fit model. Hasil : Hasil pengukuran TS dari tiap individu ikan pada spesies yang sama, telah menunjukkan bukti dan memperkuat hipotesa bahwa nilai TS merupakan fungsi dari ukuran panjang ikan. Nilai TS mempunyai hubungan linear dengan ukuran panjang ikan, semakin besar ukuran ikan maka nilai TS nya semakin besar. Setidaknya, telah diperoleh hubungan empiris nilai TS dan ukuran panjang ikan (L) dari 2 jenis ikan pelagis ekonomis. Formulasi TSlength untuk ikan tetengkek (Megalaspis Cordyla) adalah TS=20 Log L 65,14 dan untuk ikan layang biru (Decapterus macarellus) adalah TS=20 Log L - 89, Formulasi ikan tetengkek (Megalaspis Cordyla) dapat mewakili jenis ikan pelagis family Carangidae, dan ikan layang biru (Decapterus macarellus) dapat mewakili jenis ikan pelagis famili Carangidae Hasil tentu perlu penyempurnaan mengingat koefisien regresi R dari 2 model tersebut masih rendah, karena jumlah sampel relatif TS = Log FL -59 TS = FL sedikit dengan variasi ukuran yang relatif rendah. Selain itu, faktor-faktor ekternal lain seperti karakteristik ikan hidup dan pengaruh Log FL Log FL kondisi periaran yang sulit dikontrol. Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta Lokasi Kegiatan : Palabuhanratu, Bogor Penganggung Jawab : Asep Priatna, M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Departemen ITK-FPIK - IPB Asep Priatna, M.Si Peneliti Utama : Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Prof. Dr. Indra Jaya Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : Balitbang KP, Perguruan Tinggi RM : Rp ,- RM : Rp PHLN : Rp. PHLN : Rp. PNBP : Rp. PNBP : Rp. TS (db) TS (db) 23

79 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN TAHUN 2016 PENGGUNAAN ALAT BANTU PENANGKAPAN CAHAYA LAMPU PADA PERIKANAN PELAGIS PENGARUHNYA TERHADAP HASIL TANGKAPAN Latar Belakang : Persepsi bahwa semakin terang cahaya yang digunakan akan meningkatkan hasil tangkapan ikan, menjadikan nelayan berlomba memperbesar penggunaan daya lampu. Kondisi di lapang menunjukkan bahwa penggunaan daya lampu sebagai alat bantu penangkapan pada semua tipe perikanan (bagan, pukat cincin, bouke ami) cenderung semakin tidak terkendali, dan jauh dari nilai daya lampu yang ditetapkan Permen KP No. 02/2011 dan Permen KP No. 42/2014. Penggunaan jenis dan daya lampu lebih ditentukan pada kemampuan modal dari setiap unit penangkapan. Tujuan : Metode : Menganalisis besar intensitas cahaya dan sebaran cahaya yang dihasilkan dari lampu perikanan di udara dan di dalam air, Menganalisis respons tingkah laku (pola pengelompokan) di bawah pengaruh cahaya lampu, Menganalisis hasil tangkapan ikan pada perikanan lampu Bahan dan peralatan ; Lampu tubular lamp (TL) dengan daya 195, 390, 585, 780, 975,1170 watt, lampu halogen dengan daya 300, 600,900, 1200, 1500, 1800 watt, lampu light emitted diode (LED) dengan daya 80, 160,240,320, 400, 480 watt ; unit penangkapan bagan apung, lighmeter ILT- 5000, Sci.Echosounder Simrad EK-15, tool kit parameter lingkungan, timbangan ukur bobot. Metode percobaan penangkapan ; pengukuran nilai intensitas secara langsung, pemeruman data dan informasi akustik, identifikasi dan pencatatan langsung hasil tangkapan. Olah data dan analisis ; software microsoft excell dan surfer dalam analisis graphical sebaran intensitas cahaya, echo integrator untuk data akustik pola pergerakan kawanan ikan serta tabulasi dan grafikal untuk data hasil tangkapan. Hasil : Lampu LED cenderung memiliki nilai intensitas cahaya yang lebih besar dibandingkan lampu TL dan Halogen pada jarak yang sama dari sumber cahaya. Pada kisaran daya antara watt,secara vertikal (V) dan horizontal (H) nilai intensitas cahaya sebesar 0,02watt/cm 2 untuk jenis lampu LED lebih jauh panetrasinya (V:4,3m dan H:1,9m) dibandingkan dengan lampu TL (V:3,8m dan H:1,5m) dan lampu Halogen (V:3,2m dan H:1,6m). Hasil analisis echogram pemeruman tingkah laku ikan di bawah cahaya lampu mengindikasikan bahwa, pada semua jenis dan daya lampu yang digunakan, volume kawanan ikan yang lebih padat cenderung berada di bawah posisi jaring (14m dari permukaan) dibandingkan dengan yang berkelompok di atas jaring, pada saat mulai penyinaran (lampu dinyalakan) sampai dengan jaring akan diangkat. Pada saat lmpu diredupkan sebagian besar kawanan ikan menjauh dari area penangkapan bagan,kondisi ini menjadikan jumlah ikan yang berhasil ditangkap berkurang jauh dari nilai volume yang ada pada saat dilakukan penyinaran. Perolehan hasil tangkapan bagan apung dengan menggunakan lampu TL 600 watt (285 kg/malam) dan Halogen 600 watt (50,4 kg/malam) tertinggi untuk kisaran penggunaan lampu antara watt. Untuk lampu LED hasil tangkapan tertinggi pada daya lampu 500 watt (12,6 kg/malam), untuk kisaran penggunaan daya lampu antara watt. Hasil tangkapan pada periode jan rata rata 30% lebih tinggi dibandingkan jam untuk semua jenis lampu (TL, Halogen, LED). Ikan teri (Stolephorus spp) merupakan jenis ikan yang dominan tertangkap (> 60 %) pada setiap jenis dan daya lampu yang digunakan. Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta Lokasi Kegiatan : Palabuhanratu, Bogor Penganggung Jawab : Ir. Mahiswara, M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Departemen PSP, FPIK - IPB Peneliti Utama : Ir. Mahiswara, M.Si Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : RM : Rp ,- RM : Rp ,- PHLN : Rp. PHLN : Rp. PNBP : Rp. PNBP : Rp. 24

80 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN TAHUN 2016 KAJIAN STOK SUMBER DAYA IKAN DAN LINGKUNGAN KHUSUS TELUK JAKARTA Latar Belakang : Teluk Jakarta merupakan peraran semi terbuka yang subur dan mudah terpapar bahan buangan. Aktifitas manusia, kondisi sumberdaya ikan dan lingkungan di Teluk Jakarta sangat dinamis. Pada saat ini disinyalir kondisi sumberdaya ikan dan lingkungan Teluk Jakarta telah terdegradasi. Agar sumberdaya dan lingkungan tetap lestari, harus diterapkan kebijaksanaan pengelolaan yang berdasarkan pada data dan informasi mengenai kondisi sumberdaya dan lingkunagn terkini. Tujuan : Metode : Status Sumberdya Perikanan (Kelimpahan stok, Karakteristik Biologi dan Dinamika Populasi) Status Pemanfaatan (Tingkat Pengusahaan dan Aspek Penangkapan) Kondisi perairan/karakteristik habitat ( Parameter biologi, Fisika dan kimiawi perairan) Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui kegiatan survai observasi, enumerasi, eksplorasi, wawancara dan track histori data. Eksplorasi dilakukan untuk perolehan data kepadatan stok ikan, jenis dan struktur ukuran ikan serta karakteristik habitat. Observasi dilakukan untuk memperoleh data jenis dan karakteristik biologi ikan, komposisi jenis ikan yang didaratkan, daerah dan operasional penangkpan dan spesifikasi alat tangkap. Enumerasi dilakukan untuk memperoleh data karakteristik biologi dan komposisi jenis ikan serta indeks kelimpahan ikan. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Track histori data untuk data statistik perikanan dan data bakul. Sampling untuk karakteritik biologi ikan dilakukan secara porposional. Hasil : Kepadatan stok ikan di Teluk Jakarta dan Kep. Seribu tergolong tinggi dengan rerata 11,40 gr/m² dan 25,50gr/m². CPUE alat tangkap utama di Teluk Jakarta, cantrang 15 kg/tawur, rampus Cituis 72,5 kg/tawur, rampus Cilincing 20 kg/tawur dan apolo 9,2 kg/tawur. Diketahui adanya penurunan CPUE jaring rajungan dari tahun 2007 sebesar 15,9 kg/tawur menjadi 7,12 kg/tawur pada tahun Diperoleh Lm rajungan 68,8 mmcl, udang jerbung 26,7 mmcl, cumi-cumi 9,7 cmml, ikan kembung 16,24 cmfl dan samge serua 15,8 cmfl.diperoleh Lc Rajungan 93,87 mmcw, udang jerbung 33,69 mmcl, cumi-cumi 8,19 cmml, ikan samge serua 16,76 cmfl, ikan kembung 15,54 cmfl. Diperoleh nilai laju pertumbuhan ikan kembung 1,33, ikan samge serua 0,84, udang jerbung 1,33, rajungan 1,27 dan cumi-cumi 0,84. Diperoleh nilai laju eksploitasi ikan kembung 0,62, ikan samge serua 0,57, udang jerbung 0,69, rajungan 0,82 dan cumi-cumi 0,57. Diperoleh musim pemijahan ikan kembung Februari, ikan samge serua Februari, udang jerbung Maret-September, rajungan Maret &September dan cumi-cumi Maret. Diperoleh musim penangkapan rajungan Oktober, udang jerbung Februari, cumi-cumi Juni, ikan kembung September dan samge serua November. Diperoleh kondisi lingkungan perairan Teluk Jakarta; kadar fosfat rata-rata 1,12 µgrat/l, nitrat rata-rata 15,30 µgrat/l, oksigen rata-rata 4,62 mg/l, ph rata-rata 7,95, salinitas rata-rata 31,4 ppt, kekeruhan ratarata 0,91 NTU, kecerahan rata-rata 2,94 m, kecepatan arus rata-rata 0,26 m/dt., sedimen tipe lumpur, kelimpahan larva rata-rata 738 ind./1000 m³. Indikator biologi, kimiawi dan fisik perairan serta terjadinya kematangan gonad ikan pada ukuran kecil menggambarkan perairan Teluk Jakarta tercemar Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta Lokasi Kegiatan : Cituis Tangerang, Cilincing DKI Jakarta, Kepulauan Seribu dan Teluk Jakarta Penganggung Jawab : Drs. Karsono Wagiyo, M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : Peneliti Utama : Drs. Karsono Wagiyo, M.Si Anthony Sisco Panggabean, M.Si Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : RM : Rp ,- RM : Rp ,- PHLN : Rp. PHLN : Rp. PNBP : Rp. PNBP : Rp. 25

81 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN TAHUN 2016 INOVASI ALAT TANGKAP IKAN TERUBUK UNTUK MENUNJANG UPAYA KONSERVASI Latar Belakang : Pemanfaatan ikan terubuk (Tenualosa macrura) secara berlebihan dan kerusakan lingkungan menyebabkan penurunan populasi ikan terubuk secara drastis. Upaya pemerintah telah dilakukan untuk penyelamatan terubuk antaralain: penetapan status perlindungan terbatas dan upaya rekayasa budidaya. Upaya budidaya terubuk masih terkendala memperoleh induk ikan terubuk dari alam, banyak mengalami kegagalan oleh karena faktor stres yang tinggi akibat alat tangkap dan cara penangkapan yang kurang tepat. Sehubungan sulitnya mendapatkan terubuk dalam kondisi hidup yang diperoleh dari tangkapan jaring nelayan untuk kepeluan budidaya, maka diperlukan inovasi alat tangkap yang dapat menangkap dan dapat mengurangi laju kematian ikan terubuk yang tertangkap. Tujuan : Metode : Memperoleh rancang bangun, konstruksi dan cara pengoperasian alat tangkap ikan terubuk untuk keperluan budidaya. Penelitian menggunakan metode uji coba operasi penangkapan (experimental fishing). Ujicoba alat tangkap terealisasi sebanyak lima kali trip lapangan yaitu pada tahun pertama 2015 (Mei dan Nopember) dan tahun kedua 2016 (Mei, September dan Oktober). Data dan informasi bersumber dari hasil sampling kegiatan ujicoba jaring terubuk dua lapis dan pukat terubuk. Analisis data, desain dan konstruksi alat tangkap ikan terubuk dilakukan secara deskriptif. Hasil : Syarat teknis utama inovasi alat tangkap jaring terubuk adalah memilih bahan jaring yang halus, sifat jaring tidak menjerat atau memungkinkan terbentuknya kantong, perakitan jaring dapat menjangkau kolom perairan jalur ruaya ikan terubuk, serta penentuan waktu rendam jaring (soaking time) yang tepat. Inovasi alat tangkap terubuk perlu mempertimbangkan karakteristik sumberdaya dan kearifan nelayan lokal. Teknologi alat tangkap jaring dua lapis tergolong rumpun jaring insang (gill net) yang mudah dioperasikan oleh nelayan setempat (Kab.Bengkalis) dan sangat berpeluang dapat menangkap ikan terubuk untuk kebutuhan budidaya. Ikan terubuk yang tertangkap hidup, di atas kapal perlu dilakukan penanganan dangan media dan aerasi yang optimal, kondisi disesuaikan dengan lingkungan habitatnya. Penentuan rancangbangun jaring dua lapis menggunakan bahan senar monofilament dengan inner net 1,5 inci dan outter net 7,0 inci, pengerutan (hanging ratio) masing-masing 60% dan 30% dan penentuan waktu rendam jaring (soaking time) saat operasi penangkapan maksimal 20 menit. Satuan Kerja : Balai Penelitian Perikanan Laut (BPPL) Alamat : Jalan Muara Baru Ujung, Komplek Pelabuhan Perikanan, Jakarta Lokasi Kegiatan : Penganggung Jawab : Hufiadi, S.Pi, M.Si Program Renstra : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Mitra Kerjasama : IPB Peneliti Utama : Ir. Mahiswara, M.Si Program APBN : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Dana Pendamping : Anggota Peneliti : Anggaran Realisasi Pengguna : Ditjen Perik Tangkap, Dinas KP RM : Rp ,- RM : Rp ,- Prov & Kab, Praktisi perikanan Masyarakat,Perguruan tinggi PHLN : Rp. PHLN : Rp. PNBP : Rp. PNBP : Rp. 26

82 Dalam rangka mewujudkan visi dan misi serta pencapaian sasaran strategis dari program Penelitian Perikanan yang dilaksanakan pada tahun 2016 dijabarkan ke dalam 14 (empat belas) output kegiatan (Tabel 27). Pada tahun 2016, capaian keseluruhan BPPL dari 14 output kegiatan tersebut adalah sekitar 93,07%. Pencapaian kegiatan-kegiatan tersebut diestimasi dengan didasari pertimbangan tertentu baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Pada beberapa porgram/kegiatan pencapaian sasaran (indikator output) akan sangat bergantung kepada kondisi dan situasi yang bersifat tidak dapat dikontrol (uncontrollable). Sehingga rendahnya angka capaian dari target yang telah ditetapkan tidak sealu mengindikasikan buruknya capaian kinerja/kegiatan. Tabel 27. Capaian Kinerja BPPL berdasarkan output kegiatan pada TA No Nama output Dokumen dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis litbang Iptek perikanan laut Data dan Informasi Litbang Perikanan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Bidang IPTEK Perikanan Laut Pelayanan dan pengelolaan sarana dan jasa litbang perikanan Perencanaan dan Penganggaran Litbang Perikanan Pengendalian dan pelaporan Litbang Perikanan Penatausahaan keuangan, BMN dan rumah tangga Litbang Perikanan Pengembangan SDM dan penataan organisasi Litbang Perikanan Target Pagu Realisasi Capaian (Rp. (Rp. Fisik Vol % 1.000) 1.000) (%) , , , , , , , , Pengelolaan data, informasi, dan publikasi hasil litbang perikanan , Pengembangan Kerjasama Litbang Perikanan , Layanan Perkantoran , Kendaraan Bermotor , Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi , Peralatan dan Fasilitas Perkantoran ,

83 Selama tahun 2016, hal positif atau sukses dari beberapa kegiatan yang berhasil dilaksanakan dapat dirangkum sebagai berikut: - Buku Potensi Dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-NRI) tahun Buku Musim Penangkapan Ikan di Indonesia - Buku Status Pemanfaatan sumberdaya Ikan di 11 WPP NRI - Karya Tulis Ilmiah (Jurnal, prosiding, dll) sebanyak 40, melebihi target pada tahun 2016 (25 KTI) - Website BPPL sudah aktif kembali dan sebagian besar konten nya sudah diperbarui - Proses akreditasi Laboratorium Genetik telah dilakukan dan siap dilakukan assessment oleh KAN namun tertunda karena masih menunggu kepastian pindah BPPL dengan alamat baru di tahun Perolehan update estimasi angka potensi stok SDI di 7 WPP tahun 2016, dapat dijadikan perbaruan data untuk estimasi potensi SDInya. - Penyelesaian NPOA Seabird dan telah di sampaikan kepada IOTC, WCPFC CCSBT dan meningkatkan compliance di RFMOs. - Mendukung pelaksanaan RI sebagai tuan Rumah dalam SC meeting WCPFC di Bali. - Mengawal RI fully authorized dalam pelaksanaan Regional Observer Program (ROP) di WCPFC. - Mendukung penghitungan alokasi pengembangan effort dan upaya di laut China selatan untuk pengembangan Natuna - Mendukung penyelesaian dan pengembangan Harvest strategy di perairan archipelagic waters WPP 713, 714, 715 bagi Cakalang dan Yellowfin. - Mendukung peran aktif RI di sidang komisi, Sidang Keilmuan dan Sidang Kepatuhan di RFMOs serta Peran RI di forum subregional SEAFDEC. - Memberikan dukungan naskah academic bagi pengelolaan perikanan cantrang, Bagan Perahu, Tank Kerang, dan recreational fishing. - Partisipasi dalam kerjasama dengan SEA untuk identifikasi metodologi dan pengumpulan data SDI di wpp 715 bagi stock asessmentnya, pembiayaan dari SEA 24

84 - Persiapan expert workshop on gear marking Pada awal februari 2017 dengan pembiayaan FAO. - Kerjasama dengan Jepang terkait Observer dan riset bersama distribusi larva skipjack (cakalang) di perairan WPP 716 pada tahun Mendukung proses kerjasama RI dengan FAO, IOTC untuk riset stock community structure bagi Tuna dan Neritic Tuna yang akan dilaksanakan pada tahun Hasil Capaian Realisasi Keuangan a. Capaian Pelaksanaan Anggaran Pagu anggaran BPPL sepenuhnya berasal dari APBN dalam bentuk Rupiah Murni. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnnya, mulai bulan September pagu anggaran BPPL berubah karena penghematan anggaran sebesar Rp. 17,3 Milyar, yang semula sebesar Rp menjadi Rp Kemudian adanya selfblocking sebesar 3 Milyar, sehingga pagu akhir setelah memperhitungkan selfblocking menjadi Rp Penghematan anggaran terjadi hanya pada akun belanja barang, yaitu pada kegiatan penelitian Stok assessment di 11 WPP sebesar Rp dimana pagu anggaran semula Rp menjadi Rp , kemudian selfblocking Rp sehingga pagu kegiatan prioritas menjadi Rp Sementara penghematan sebesar Rp diambil dari bidang manajerial. Pagu belanja barang yang semula Rp menjadi Rp atau setelah selfblocking Rp Penyelenggaraan kegiatan berdasarkan jenis belanja yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal untuk BPPL sampai akhir tahun 2016 dapat dilihat dalam Gambar berikut: 25

85 Gambar 8. Persentase target dan realisasi anggaran BPPL TA.2016 Sampai akhir tahun 2016, realisasi tertinggi terdapat pada belanja pegawai yaitu sebesar Rp. 9,931,072,221 (97.37 %) dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp. 10,199,512,000 (100 %) dari pagu yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp. 10,199,512,000. Realisasi terendah terdapat pada belanja barang, yaitu sebesar Rp. 26,957,538,808 (76.63 %) dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp. 35,177,841,000 (100 %) dari pagu yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp. 35,177,841,000. Sementara realisasi untuk belanja modal yaitu sebesar Rp. 474,444,850 (94.89 %) dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp. 500,000,000 (100 %) dari pagu sebesar Rp 500,000,000. Pada tahun 2016, pagu anggaran BPPL sepenuhnya berasal dari APBN dalam bentuk Rupiah Murni. Penghematan anggaran, sebesar 17,3 Milyar terjadi pada pertengahan bulan Agustus, dan selfblocking sebesar 3 Milyar sampai akhir tahun. Realisasi penyerapan anggaran untuk mendanai seluruh kegiatan Balai Penelitian Perikanan Laut sampai akhir TA mencapai 81,44% atau 87,14% (setelah selfblocking) dari target 100% dari total pagu yang telah ditetapkan. Tabel 28. Target dan realisasi anggaran BPPL TA.2016 Target Realisasi Jenis belanja Pagu Deviasi (%) Rp % Rp % Pegawai ,37 2,63 Barang ,63 23,37 Modal ,89 5,11 Jumlah ,44 18,56 26

BBPPBL Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Institute for Mariculture Research And Development

BBPPBL Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Institute for Mariculture Research And Development i TIM PENYUSUN Ir. Bambang Susanto, M.Si Dr. Ir. Gede Swartama Sumiarsa, M.Sc Ir. John Harianto Hutapea, M.Sc I Made Giri Sugiarta, B.Sc. Dr. Drh. Ketut Mahardika I Gusti Ngurah Permana, S.Pi.,M.Si Prima

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LAPORAN KINERJA TA Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan LAPORAN KINERJA TA 2016 Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan TIM PENYUSUN Penasehat Penanggung Jawab Penyusun Kontributor Luthfi Assadad Arif Rahman Hakim Nur Fitriana

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016 PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS LAMPIRAN PADA PERATURAN NOMOR PER. /BALITBANG kp.3.1/bpol/rc.310/v/2016

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUN. Penasehat : Penanggung Jawab : Ketua Tim Penyusun : Tim Penyusun : Penerbit : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan

DAFTAR PENYUSUN. Penasehat : Penanggung Jawab : Ketua Tim Penyusun : Tim Penyusun : Penerbit : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan DAFTAR PENYUSUN Penasehat : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir : Ir. M. Eko Rudianto, M.Buss.IT Penanggung Jawab : Kabid Data, Informasi, Monitoring dan Evaluasi : Ir.

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR :

TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR : TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR : 1. Nurhidayat, M.Si. 2. Yulianti, A.Pi., M.Si. 3. Nuryadi, S.Pi. 4. Dr. Ir. Mas Tri Djoko Sunarno, M.S. 5. Dr. Ir. Ani Widiyati,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016 PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016 TENTANG RENCANA KERJA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md TIM PENYUSUN Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si Aditia Farman, A.Md Norma Tri Utami, A.Md 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan rahmatnya

Lebih terperinci

LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014

LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LP2BRL TRIWULAN III TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas karunia dan rahmat-nya Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Penanggungjawab Penyusun

TIM PENYUSUN. Penanggungjawab Penyusun TIM PENYUSUN Pembina Penanggungjawab Penyusun Ir. Nugroho Aji, M.Si Kepala Puslitbang Daya Saing Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Sinta Nurwijayanti, MA Langgeng Nurdiansah, M.Si Triyono,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md TIM PENYUSUN Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si Aditia Farman, A.Md Norma Tri Utami, A.Md 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BUDIDAYA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR LAPORAN KINERJA 2017

KATA PENGANTAR LAPORAN KINERJA 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Karunia dan Rahmat-Nya kegiatan Balai Riset dan Observasi Laut Tahun 2017 dapat terlaksana dan tersusun dengan baik. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir

Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Sambutan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja mewajibkan seluruh instansi pemerintah untuk

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BBPPBL Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Badan Pemerintah Penelitian (LAKIP) dan T.A.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN PERIKANAN LAUT

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN PERIKANAN LAUT PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.30/MEN/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN PERIKANAN LAUT Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 NOMOR SP DIPA-32.11-/217 DS3194-532-4847-285 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien, dan akuntabel, Direktorat Penanganan Pelanggaran (Dit. PP) berpedoman pada dokumen perencanaan

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2014 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahas Esa, karena atas Karunia dan Rahmat-Nya kegiatan Balai Penelitian dan Observasi Laut Tahun 2015 dapat terlaksana dan tersusun dengan baik. Laporan

Lebih terperinci

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT LAPORAN KINERJA TRIWULAN I 2015 TA 2015 LAPORAN KINERJA TRIWULAN I JL. BARU PERANCAK, NEGARA, JEMBRANA - BALI TELP. +62365 44266 67 FAX. +62365 44260 / 44278 1 KATA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka LAPORAN KINERJA Sekretariat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Tugas dan Fungsi...

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN INTERIM TRIWULAN IV TA 2014

LAPORAN INTERIM TRIWULAN IV TA 2014 LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Karunia dan Rahmat-Nya Laporan Interim Loka Penelitian dan Pengembangan (LP2BRL) Triwulan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) Penyusun:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) Penyusun: LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) 2016 Penyusun: Dr. Ir. Tukul Rameyo Adi, MT Catur Pramono Adi, M.Si Nadia Hanum, SE Retno Widihastuti, M.Kesos Nurma Yunita, SE Lathifatul Rosyidah, S.Pi

Lebih terperinci

Rencana Strategis. Tahun

Rencana Strategis. Tahun Rencana Strategis Tahun 0609 Profesional dalam penyediaan teknologi budidaya rumput laut yang mendukung program komersialisasi kelautan dan perikanan, minapolitan, industrialisasi serta ekonomi biru Loka

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2016 Balai Penelitian Observasi Laut

Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2016 Balai Penelitian Observasi Laut Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2016 Balai Penelitian Observasi Laut PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA LAUT DAN PESISIR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN : Dr. Imron, S.Pi, M.Si KONTRIBUTOR : Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Warsono, S.A.P. Nunuk Listiyowati, S.Pi. Sunarso, S.

TIM PENYUSUN : Dr. Imron, S.Pi, M.Si KONTRIBUTOR : Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Warsono, S.A.P. Nunuk Listiyowati, S.Pi. Sunarso, S. Laporan Kinerja Tahun TIM PENYUSUN : Dr. Imron, S.Pi, M.Si Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si Warsono, S.A.P Nunuk Listiyowati, S.Pi Sunarso, S.Sos KONTRIBUTOR : Dr. Ir. Bambang Gunadi, M.Sc Hary Krettiawan,

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

LAKIP BBPSEKP Tahun 2013

LAKIP BBPSEKP Tahun 2013 LAKIP BBPSEKP Tahun 2013 BALAI BESAR PENELITIAN SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014 TIM PENYUSUN : Indra

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA 2012 Kedeputian Pelayanan Publik Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TIM PENYUSUN : AMANDANGI WAHYUNING HASTUTI RIKCY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2016 Balai Penelitian dan Observasi Laut

Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2016 Balai Penelitian dan Observasi Laut Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2016 Balai Penelitian dan Observasi Laut PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA LAUT DAN PESISIR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan kinerja Badan Litbang Perhubungan tahun 2016 ini merupakan laporan pertanggungjawaban kegiatan dan anggaran yang berisi informasi tentang keberhasilan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan disusun dengan mengacu pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, Renstra

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

: Dr. Fayakun Satria, S.Pi., M.App.Sc. : Riswanto, S.Kel Agus Arifin Sentosa, S.Pi

: Dr. Fayakun Satria, S.Pi., M.App.Sc. : Riswanto, S.Kel Agus Arifin Sentosa, S.Pi LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BALAI PENELITIAN PEMULIHAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN PUSAT PENELITIAN PENGELOLAAN PERIKANAN DAN KONSERVASI SUMBER DAYA IKAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012 SERI LAPORAN TEKNIS OT 01 04 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN ANGGARAN 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR Jl. Gajah Mada no. 8 Jakarta 10120 Telp. (62-21) 63858269-70

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM i Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil

Lebih terperinci

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. oaching

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. oaching Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 1 oaching SASARAN REFORMASI BIROKRASI 2 Pemerintah belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah Pemerintah belum efektif dan efisien

Lebih terperinci

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 2010-2015 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG JALAN RAYA KAPAL - MENGWI BADUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo adalah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kondisi Umum... 2 1.1.1 Profil Biro Perencanaan dan Keuangan/Biro Perencanaan dan Organisasi... 2 1.1.2 Capaian Biro Perencanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data

Lebih terperinci

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA

RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA RENCANA STRATEGIS PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA 2015-2019 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN PENERBANGAN DAN ANTARIKSA Jl. Cisadane No. 25 Cikini, Jakarta Pusat www.puskkpa.lapan.go.id DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2017 Balai Penelitian dan Observasi Laut

Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2017 Balai Penelitian dan Observasi Laut Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2017 Balai Penelitian dan Observasi Laut PUSAT RISET KELAUTAN BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ) INSTANSI PEMERINTAH TRIWULAN III

LAPORAN KINERJA (LKJ) INSTANSI PEMERINTAH TRIWULAN III LAPORAN KINERJA (LKJ) INSTANSI PEMERINTAH TRIWULAN III BP3U PALEMBANG BALAI PENELITIAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM PUSAT PENELITIAN PENGELOLAAN PERIKANAN DAN KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SAKIP adalah rangkaitan sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan proses penyusunan rencana

Lebih terperinci

DRAFT RENCANA STRATEGIS

DRAFT RENCANA STRATEGIS DRAFT RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2015-2019 1 Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman i ii I. PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 2 1. Struktur Organisasi 2 2. Tugas dan Fungsi 3 B. Capaian

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci