APLIKASI FUNGSI BESSEL TERMODIFIKASI PADA PERPINDAHAN KALOR PIN SEGITIGA LURUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI FUNGSI BESSEL TERMODIFIKASI PADA PERPINDAHAN KALOR PIN SEGITIGA LURUS"

Transkripsi

1 APLIKASI FUNGSI BESSEL TERMODIFIKASI PADA PERPINDAHAN KALOR PIN SEGITIGA LURUS SKRIPSI untuk eenuhi sebagian persyaratan encapai derajat Sarjana S- Progra Studi Mateatika diajukan oleh : FITRI NURHAYATI 96 Kepada PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 4

2 ii

3 iii

4 iv

5 MOTTO Syukurilah kesulitan, karena terkadang kesulitan engantar kita pada hasil yang lebih baik dari apa yang kita bayangkan - Adi Wijaya- Boleh jadi Allah akan engabulkan harapan kita dengan tidak eberi apa yang kita inginkan, karena Dia Maha Tahu bahaya yang akan enipa dibalik keinginan kita -Aa Gy- v

6 HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persebahkan kepada: Kedua Orang tua, Bapak Susato S.Pd.I dan Ibu Parti. Alaater UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. vi

7 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah eberikan segala rahat, nikat dan karunia-nya, sehingga penulis apu enyelesaikan skripsi ini dala rangka engabdi kepada-nya. Sholawat beserta sala tak lupa penulis panjatkan kepada suri tauladan uat anusia sepanjang asa, Rasulullah SAW sang revolusioner sejati yang enjadi inspirasi setiap saat dala eperbaiki uat anusia enuju asyarakat islai. Alhadulillah, akhirnya penulis dapat enyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Aplikasi Fungsi Bessel Terodifikasi pada Perpindahan Kalor Pin Segitiga Lurus ini. Naun, tidak dapat dipungkiri bahwa skripsi ini dapat penulis buat dengan bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, atas dukungan dan bantuan tersebut aka penulis engucapkan banyak teria kasih kepada:. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.. Ketua Progra Studi Mateatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. Bapak Sugiyanto, S.T, M.Si selaku dosen pebibing yang telah eluangkan waktu dan tenaga untuk eberikan bibingan dan arahan kepada penulis dala enyelesaikan skripsi ini. 4. Segenap staf dosen dan karyawan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. vii

8 5. Bapak Susato, S.Pd.I dan Ibu Parti, Aziz dan Ulu serta seluruh keluarga yang telah eberikan dorongan baik oril aupun ateriil selaa penulis eniba ilu di FST UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 6. Ibu Pipit yang selalu ebantu eberi solusi dan seangat untuk terus elanjutkan skripsi ini. 7. Mbak Eki dan as Dodo yang senasib sepenanggungan, selalu eberi seangat dan dukungan untuk enyelesaikan skripsi ini. 8. Sahabat-sahabat atas keceriaan, dukungan, tepat curhat dan seangat yang kalian berikan. 9. Isail atas waktu dan tutorial singkat yang sangat beranfaat.. Seluruh tean-tean Mateatika 9, untuk kebersaaan kita selaa eniba ilu di FST UIN Sunan Kalijaga selaa ini.. Seua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per-satu yang telah ebantu dala penulisan skripsi ini. Dengan penuh kesadaran bahwa skripsi ini asih jauh dari kesepurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang ebangun dan engarahkan untuk lebih baik, penulis teria dengan tangan terbuka. Walaupun deikian, penulis berharap skripsi ini dapat beranfaat. Ain. Yogyakarta, Januari 4 Penulis viii

9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SIMBOL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAKSI... i ii iii iv v vi vii ix xi xiii xiv BAB I PENDAHULUAN..... Latar Belakang..... Batasan Masalah Ruusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka Metode Penelitian Sisteatika Penulisan... 5 BAB II DASAR TEORI Persaaan Diferensial Persaaan Diferensial Bessel......Persaaan Diferensial Bessel Order n......persaaan Diferensial Bessel Terodifikasi Order n persaaan Diferensial Bessel Terodifikasi Order nol Bentuk Lain Persaaan Diferensial Bessel Perpindahan Kalor Perpindahan Kalor Konduksi Perpindahan Kalor Konveksi Pin Segitiga Lurus... 6 BAB III PEMBAHASAN Persaaan Diferensial Pin Segitiga Lurus... 8 ix

10 3.. Efisiensi Pin Segitiga Lurus... 5 BAB IV PENUTUP Kesipulan Saran... 3 DAFTAR PUSTAKA... 3 LAMPIRAN x

11 DAFTAR SIMBOL : Fungsi Gaa dari (dibaca tho ) J ( x ) : Fungsi Bessel jenis pertaa order nol J ( ) v x : Fungsi Bessel jenis pertaa order v Y ( x ) : Fungsi Bessel jenis kedua order nol atau fungsi Nauann order nol Y ( ) v x : Fungsi Bessel jenis kedua order v Y ( x) : Fungsi Bessel Jenis kedua order nol atau Fungsi Weber order nol. a : Tinggi pin b : Ketebalan pin h : Koefisien perpindahan panas secara konveksi k : Konduktifitas teral l : Panjang pin x : Kehilangan kalor dari x ke ujung pin x : Terjadinya keseibangan kalor x x : Perpindahan kalor dari dinding ke x I : Fungsi Bessel terodifikasi jenis pertaa order nol K : Fungsi Bessel terodifikasi jenis kedua order nol u : Suhu perukaan xi

12 u : Suhu udara U : Distribusi suhu q : Aliran kalor konduksi pin segitiga lurus q : Aliran kalor konduksi pin segitiga lurus atau pin ideal : Efisiensi pin : Konstanta Euler xii

13 DAFTAR GAMBAR Gabar 3.. Pin Segitiga Lurus... 8 Gabar 3.. Segitiga Sebangun pada Pin Segitiga Lurus... xiii

14 ABSTRAK Persaaan diferensial Bessel eiliki penyelesaian yang disebut fungsi Bessel. Fungsi Bessel terdiri dari fungsi Bessel jenis pertaa, fungsi Bessel jenis kedua, fungsi Bessel jenis ketiga, dan fungsi Bessel terodifikasi. Penelitian ini enyajikan satu aplikasi fungsi Bessel terodifikasi pada perpindahan kalor pin segitiga lurus. Persaaan diferensial pin segitiga lurus enggabarkan tentang distribusi teperatur sepanjang pin yang diperoleh dari dasar-dasar perpindahan kalor konduksi dan konveksi. Persaaan diferensial tersebut akan ditransforasi ke persaaan uu persaaan diferensial Bessel. Penyelesaian persaaan diferensial pin segitiga lurus adalah fungsi Bessel terodifikasi order nol. Selanjutnya fungsi Bessel terodifikasi yang diperoleh digunakan untuk eperoleh efisiensi pin yang dapat diartikan sebagai perbandingan laju aliran kalor konduksi pin dibagi dengan laju aliran kalor konveksi pin ideal. Kata Kunci: fungsi bessel terodifikasi order nol, pin segitiga lurus, efisiensi pin segitiga lurus. xiv

15 BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Persaaan diferensial seringkali uncul dala odel Mateatika. Persaaan Diferensial (PD) erupakan persaaan yang euat turunanturunan dari suatu fungsi. Fungsi tersebut biasa dilabangkan dengan y( x) dengan x variabel bebas dan y variabel bergantung. Persaaan diferensial Bessel erupakan persaaan diferensial linier hoogen tingkat dua. Penyelesaian persaaan diferensial Bessel disebut dengan Fungsi Bessel. Fungsi Bessel pertaa kali didefinisikan oleh Daniel Bernouli dan disepurnakan oleh Freidrich Welhe Bessel tahun 86 (Mclachlan, 955: ). Fungsi Bessel eiliki peranan yang penting dala berbagai perasalahan seperti: gelobang elektroagnetik, konduksi panas, pin pendingin, dan lain-lain. Pada pin pendingin, fungsi Bessel dapat diterapkan pada pin segiepat, pin segitiga lurus, pin elingkar, dan lain-lain. Pada skripsi ini dibahas engenai pin segitiga lurus yang erupakan sebuah pin loga berbentuk prisa segitiga yang enepel pada suatu dinding dan berguna untuk eindahkan panas sehingga keluar dari esin ke lingkungan sekitarnya (Wylie, 976: 8). Persaaan diferensial pin segitiga lurus diperoleh dari distribusi teperatur secara konduksi dan konveksi. Persaaan pin segitiga lurus yang diperoleh berupa persaaan Bessel terodifikasi. Oleh karena itu, penyelesaian dari persaaan pin segitiga lurus

16 adalah suatu fungsi Bessel terodifikasi yang disebut sebagai distribusi teperatur sepanjang pin. Distribusi teperatur tersebut berguna untuk enjaga esin agar tetap stabil dan tidak overheat karena akan epengaruhi kinerja esin. Fungsi Bessel yang didapat, selanjutnya digunakan untuk eperoleh efisiensi pin. Efisiensi pin dapat diartikan sebagai perbandingan laju aliran kalor konduksi pin dibagi dengan laju aliran kalor konveksi pin ideal (Thirualeshwar, 9: 5)... Batasan Masalah Aplikasi fungsi Bessel terodifikasi yang akan dibahas pada skripsi ini dibatasi pada pin yang sangat tipis, dala keadaan tunak (steady state) dan pin berada pada satu diensi..3. Ruusan Masalah Berdasarkan latar belakang dapat dibuat ruusan asalah sebagai berikut: Bagaiana aplikasi fungsi Bessel terodifikasi pada perpindahan kalor pin segitiga lurus?.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan ini yaitu: Mengetahui solusi atau penyelesaian persaaan diferensial pin segitiga lurus yang erupakan fungsi Bessel terodifikasi order nol.

17 3.5. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penulisan di atas aka anfaat yang dapat diabil dari penulisan ini yaitu: ) Skripsi ini dapat eberikan inforasi tentang distribusi teperatur pada suatu pin segitiga lurus dengan penerapan fungsi Bessel terodifikasi. ) Dapat engetahui efisiensi pin segitiga lurus. 3) Dapat digunakan sebagai bahan referensi dala perkebangan ilu pengetahuan, khususnya ateatika..6. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka skripsi ini terdiri dari beberapa jurnal dan skripsi sebagai referensi pelengkap guna enunjang kelengkapan penelitian. Adapun penelitian sebelunya yang enjadi acuan penulis antara lain jurnal yang enjadi rujukan utaa adalah jurnal yang ditulis oleh Dr. Sonuk Theerakulpisut (995) yang berjudul Application of Modified Bessel Functions in Extended Surface Heat Transfer Proble. Penelitian ini enjelaskan efisiensi pin annular dan pin segitiga lurus. Skripsi Asih Dwi Nurrani () yang berjudul Persaaan Diferensial Bessel dan Penerapannya pada Frekuensi Alai Mebran Berbentuk Cincin. Penelitian ini enjelaskan tentang persaaan diferensial Bessel dan fungsi Bessel pada frekuensi alai ebran berbentuk cincin. Skripsi Siti Makhudah (9) yang berjudul Aplikasi Fungsi Bessel pada Getaran Mebran Sirkular dan Distribusi Kecepatan Aliran Lainar

18 4 Unsteady Pipa Sirkular. Penelitian ini enjelaskan tentang persaaan diferensial Bessel dan Fungsi Bessel pada getaran ebran sirkular dan distribusi kecepatan aliran lainar unsteady pipa sirkular. Penelitian ini erupakan pengebangan dari jurnal Dr. Sonuk Theerakulpisut yang ditekankan pada pin segitiga lurus. Perbedaan penelitian ini dengan penelitan Asih yaitu pada penelitian ini, digunakan fungsi Bessel terodifikasi sebagai penerapan pada pin segitiga, sedangkan penelitian Asih dibahas engenai persaaan diferensial Bessel, fungsi Bessel dan penerapannya pada Frekuensi Alai Mebran Berbentuk Cincin. Penelitian Siti enggunakan fungsi Bessel sebagai penerapan pada pipa sirkuler..7. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada skripsi ini yaitu studi literatur, dengan elakukan penelitian untuk eperoleh data-data dan inforasiinforasi yang digunakan dala pebahasan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dala ebahas skripsi ini yaitu sebagai berikut:. Mencari literatur utaa yang dijadikan acuan dala pebahasan dan engupulkan literatur pendukung sebagai bahan atau suber inforasi yang berkaitan dengan fungsi Bessel terodifikasi, perpindahan kalor dan efisiensi pin segitiga lurus.. Mepelajari dan eahai persaaan diferensial Bessel dan penyelesaiannya (fungsi Bessel).

19 5 3. Mepelajari dan eahai fungsi Bessel terodifikasi. 4. Mepelajari dan eahai perpindahan kalor konduksi dan konveksi. 5. Mencari persaaan diferensial pin dan penyelesaiannya yang berbentuk fungsi Bessel terodifikasi order nol. 6. Mencari distribusi suhu pada pin 7. Mencari efisiensi pin. 8. Mebuat kesipulan dari pebahasan yang telah ditulis..8. Sisteatika Penulisan Sisteatika penulisan dala skripsi ini terdiri dari epat bab, yaitu bab pendahuluan, dasar teori, pebahasan dan penutup. Masing-asing bab akan dijelaskan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan euat tentang latar belakang, batasan asalah, ruusan asalah, tujuan penelitian, anfaat penelitian, tinjauan pustaka, etode penelitian, dan sisteatika penulisan. BAB II DASAR TEORI Pada bab dua ini, diberikan kajian-kajian yang enjadi landasan asalah yang akan dibahas, yaitu persaaan diferensial, persaaan diferensial Bessel, persaaan diferensial Bessel terodifikasi order n, persaaan diferensial Bessel terodifikasi order nol, bentuk lain persaaan diferensial Bessel, perpindahan kalor (konduksi dan konveksi), dan pin segitiga lurus.

20 6 BAB III PEMBAHASAN Pada bab tiga dibahas aplikasi fungsi Bessel terodifikasi order nol pada perpindahan kalor pin segitiga lurus dan dibahas tentang efisiensi dari pin segitiga lurus. BAB IV PENUTUP Bab epat berisi kesipulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran bagi pebaca yang akan elanjutkan penelitian dala skripsi ini.

21 BAB IV PENUTUP 4.. Kesipulan Berdasarkan hasil pebahasan sebelunya yaitu tentang persaaan diferensial pin segitiga lurus dan efisiensi pin, aka dapat disipulkan bahwa, persaaan diferensial pin segitiga lurus epunyai penyelesaian dala bentuk fungsi Bessel terodifikasi order nol yaitu U = c I ( x ) +c K ( x) dengan I ( x) adalah fungsi Bessel terodifikasi jenis pertaa order nol dan K ( ) x adalah fungsi Bessel terodifikasi jenis kedua order nol. Penyelesaian persaaan diferensial pin segitiga lurus dapat digunakan untuk eperoleh efisiensi pin. Efisiensi pin dapat diartikan sebagai perbandingan laju aliran kalor konduksi pin dibagi dengan laju aliran kalor konveksi pin ideal atau kb cos I ( a) a h I ( a). 4.. SARAN Berdasarkan penulisan penelitian ini, aka saran-saran yang dapat disapaikan adalah sebagai berikut: 3

22 3. Penelitian ini dapat dikebangkan dengan ebahas lebih lanjut tentang fungsi Bessel terodifikasi order v atau n yang dapat diaplikasikan pada bidang ilu teknik.. Aplikasi fungsi Bessel terodifikasi pada pin ada banyak penerapannya tergantung dari aca-aca pin yang dibahas. Pada pin segitiga lurus asih bisa dikebangkan dengan encari nilai optial.

23 3 DAFTAR PUSTAKA Anis, Sasudin dan Aris Budiyono. 9. Studi Eksperien Pengaruh Alur Perukaan Sirip pada Siste Pendingin Mesin Kendaraan Berotor. Jurnal Kopetensi Teknik Vol., No.. Universitas Negeri Searang. Arpaci, Vedat S Conduction Heat Transfer. United States of Aerica. Ault, J. C dan Frank Ayres. 99. Persaaan Diferensial dala Satuan SI Metric. Jakarta: Erlangga. Bowan, Frank Introduction To Bessel Functions. United States of Aerica. Buchori, Luqan. 9. Perpindahan Panas Bagian I. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Holan, J.P dan E. Jasjfi Perpindahan Kalor. Jakarta: Erlangga. Kraus, Allan, D. Abdul Aziz, Jaes Willey.. Extended Surface Heat Transfer. United States of Aerica. Kreyszig, Erwin Mateatika Teknik Lanjutan, edisi ke-6, Buku. Jakarta: Penerbit PT Graedia Pustaka Utaa. Makhudah, Siti. 9. Aplikasi Fungsi Bessel pada Getaran Mebran Sirkulardan Distribusi Kecepatan Aliran Lainar Unsteady Pipa Sirkular. Jawa Tiur: Universtitas Isla Negeri Maulana Malik Ibrahi. Mclachlan, N. W Bessel Functions for Engineers. London: Clarendon Press Nurrani Asih Dwi.. Persaaan Diferensial Bessel dan Penerapannya pada Frekuensi Alai Mebran Berbentuk Cincin. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Rathore M.M dan R.R Kapuno.. Engineering Heat Transfer, Edisi kedua. United States of Aerica. Soare, Mircea V, Petre P.Teodorace, dan Ileana Toa. 7. Differential Equations with Application to Mechanics.Spinger Ordinary Sugiyanto dan Slaet Mugiyono.. Persaaan Diferensial Biasa. Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga.

24 33 Theerakulpisut, Dr. Sonuk Application of Modified Bessel Functions in Extended Surface Heat Transfer Proble. KKU Engineering Journal Vol., No. (6-74). Khon Kaen University. Thirualeshwar, M. 9. Fundaentals of Heat and Mass Transfer. India: Sai Print-o-Pack Wylie, C. Ray dan Louis C. Barrett Advanced Engineering Matheatic. USA: McGraw-Hill,Inc. diakses pada 7 Septeber 3 pukul 8.4 WIB.

25 34 Lapiran Bahan Loga Konduktivitas Teral Bahan Loga Konduktivitas Teral k t W /. C Aluiniu: Murni Al-Cu (Duraluin), 94-96% Al, 3-5% Cu, runut Mg Al-Si (Siluin, engandung tebaga), 86.5% Al, % Cu Al-Si (Alusil), 78-8% Al, -% Si Al-Mg-Si, 97% Al, % Mg, % Si, % Mn Tibal 35 36,9 33,4 3,5 9,8 Besi: Murni Besi Tepa,.5% C 59

26 35 Konduktivitas Teral Loga W /. C Baja C.5% % % Baja nikel Ni % 73 % 9 4% 8% 35 k t

27 36 Lapiran. Bahan Loga Konduktivitas Teral Berbagai Bahan pada ⁰C Konduktivitas Teral k t W /. C Btu / h.ft. F Perak (urni) 4 37 Tebaga (urni) Aluiniu (urni) 7 Nikel (urni) Besi (urni) 73 4 Baja karbon, C 43 5 Tibal (urni) 35,3 Baja kro-nikel 6,3 9,4 8 Cr,8 Ni Bukan Loga Kuarsa (sejajar subu) 4,6 4 Magnesit 4,5,4 Marar,8-,94,-,7 Batu pasir,83,6 Kaca,jendela,78,45 Kayu apel atau ek,7,96 Serbuk gergaji,59,34 Wol kaca,38, Zat Cair Air-raksa 8, 4,74 Air,556,37 Aonia,54,3 Minyak luas, SAE 5,47,85 Freon, CCI F,73,4 Gas Hidrogen,75, Heliu,4,8 Udara,4,39 Uap air(jenuh),6,9 Karbondioksida,46,844

28 37 Lapiran. Nilai kira-kira Koefisien Perpindahan Panas Konveksi Koefisien Perpindahan Panas Konveksi h t Bahan W /. C Btu / h.ft. F Konveksi bebas, U 3 C Plat vertikal, tinggi,3 (ft) di udara 4,5,79 Silinder horizontal, diaeter 5 c di udara 6,5,4 Silinder horizontal, diaeter c dala air Konveksi paksa Aliran udara /s di atas plat bujur sangkar,, Aliran udara 35 /s di atas plat bujur sangkar, , Udara at engalir di dala tabung diaeter,5 c, kecepatan /s 65,4 Air,5 kg/s engalir di dala tabung,5 c Aliran udara elintas silinder Adiaeter 5 c kecepatan 5 /s 8 3 Air endidih Dala kola atau bejana Di luar tabung horizontal Pengebunan uap air, at Muka vertikal Di luar tabung horizontal

29 38 Lapiran 3 A. Fungsi Bessel Terodifikasi Jenis Pertaa Order Nol I x ( ) Fungsi Bessel terodifikasi jenis pertaa order nol digunakan dala penyelesaian pin segitiga lurus. Sebelu ebahas tentang fungsi Bessel terodifikasi jenis pertaa order nol, terlebih dahulu akan dicari fungsi Bessel jenis pertaa order nol J ( x ). Selanjutnya, J ( ) x akan digunakan untuk encari nilai fungsi Bessel terodifikasi jenis pertaa order nol sebagai berikut. Persaaan diferensial Bessel yang berorder nol secara uu adalah sebagai berikut, x y xy x n y n '' ' ( ) atau x y xy x y '' ' ( ) () Menurut (McLachlan, 934: 5) langkah awal yang dilakukan untuk eperoleh J ( x) adalah dengan engasusikan solusi persaaan () dala bentuk, n y ( x) a x a. () Menurut (Kraus, : 983) diberikan a sebagai berikut, a n ( n ) dengan ( n ) n!. (3) Turunan pertaa dan kedua terhadap x dari persaaan () yaitu,

30 39 n y '( x) a n x. y ''( x) a n n x n Persaaan () dan turunan-turunannya disubstitusi ke persaaan () sehingga diperoleh, n x a n n n x x a n x x a x n n n n a n n x a n x ax n n a n n n x ax n n a n n n n x ax n n a n n x ax Julahan pertaa dijabarkan hingga dan julahan kedua diulai dari. n n n n n a x n n a x n n a x a x n a x n n a x n n a a x (4) n n n Berdasarkan persaaan (4) (koefisien dari setiap pangkat x yaitu koefisien dari n x, n x, n x ) dapat diperoleh,

31 4. Pada n x dapat ditulis, n a. Berdasarkan persaaan (4) a, sehingga n. (5) Persaaan (5) eiliki akar kebar n n. Menurut (Sugiyanto, : 7) persaaan (5) epunyai penyelesaian y( x) ax n dan n y ( x) a x y ( x)ln x. y ( x) digunakan untuk eperoleh J ( x) dan y ( ) x digunakan untuk eperoleh Y ( x ).. Pada n x dapat diperoleh, n n a. (6) n disubstitusi ke persaaan (6) sehingga diperoleh, a. (7) 3. Selanjutnya dicari nilai a yaitu diperoleh dari koefisien persaaan x n, n n a a untuk atau a ( n ) a. (8)

32 4 Persyaratan diperlukan dala persaaan (8) karena a tidak terdefinisikan untuk atau. n disubstitusi ke dala persaaan (8) diperoleh bahwa, a a. (9) ( ) Berdasarkan persaaan (7) dan (9) dapat diperoleh, a a a 4 () (!) a a 9 3 a a a 6 () (!) 4 4 a a 5 5 a6 a4 a 4 a (3) (!) (3!) Jadi diperoleh penyelesaian untuk y ( x) yaitu, y( x) ax n n 4 ( ) y( x) ax x x... x... 4 () (!) () (!) () (!) n 4 ( ) y( x) ax x x... x... 4 () (!) () (!) () (!) ( ) y x a x n ( ). () () (!) J ( ) x diperoleh dengan easukkan nilai n pada persaaan (3)

33 4 a, ( ) dan easukkan n persaaan () ( ) ( ) x. () (!) y x Selanjutnya, y ( x) dapat disibolkan dengan J ( ) x sebagai berikut ( ) J x x ( ). () () (!) Persaaan () yaitu fungsi dari variabel real sedangkan fungsi Bessel terodifikasi euat variabel iajiner. Oleh karena itu, J ( ) x dapat dirubah enjadi fungsi dari variabel iajiner sebagai berikut ( ) ( ix) J ( ix)! ( i ) i x! 4 i x.! 4 i akan selalu bernilai satu untuk sebarang nilai,,, atau dapat ditulis, x J( ix).!

34 43 Menurut (McLachlan, 934: 6), I( x) J( ix). Oleh karena itu, fungsi J ( ) ix ini sering disebut fungsi Bessel terodifikasi jenis pertaa orde nol dan disibolkan dengan I ( x ). B. Fungsi Bessel Terodifikasi Jenis Kedua Order Nol K x ( ) Fungsi Bessel terodifikasi jenis kedua order nol digunakan dala penyelesaian persaaan diferensial pin segitiga lurus. Untuk eperoleh fungsi Bessel terodifikasi jenis kedua order nol terlebih dahulu akan dicari nilai fungsi Weber atau fungsi Bessel jenis kedua yang diubah ke variabel iajiner ( Y ( ix) ). Berikut akan dijelaskan alur untuk eperoleh fungsi Bessel terodifikasi jenis kedua order nol. Persaaan (5) epunyai akar kebar yaitu n n dan epunyai penyelesaian n y ( x) a x J ( x)ln x atau y ( x) a x J ( x)ln x. () Selanjutnya persaaan () diturunkan terhadap x, sehingga diperoleh, '( ) '( )ln y x a x J x x J ( x) x (3) '( ) ( ) '( ) ''( ) J x J x J x y x a x J ''( x)ln x x x x

35 44 J '( x) J ( x) y ''( x) a x J ''( x)ln x. (4) x x y ''( x ), y '( x ), dan y ( ) x disubstitusi ke persaaan () seperti berikut, '( ) ( ) J x J x x ax J ''( x)ln x x x J( x) ax J '( x)ln x x J ( x)ln x ax x J( x) ax xj ''( x)ln x J '( x) x J ( x) '( )ln ( )ln ax J x x xj x x ax x J ( x) J ( x) x x xj ''( x)ln x J '( x)ln x xj( x)ln x J '( x) a x a x a x xj ''( x) J '( x) xj ( x) ln x J '( x) ax ax (5) J erupakan solusi persaaan (), aka xj ''( x) J '( x) xj ( x). Oleh karena itu, persaaan (5) enjadi, J '( x) ax ax. (6) Berdasarkan persaaan () yang berbentuk

36 45 ( ) J x x ( ) x!( )! ( ) x,! dapat diperoleh deret pangkat dari J '( ) x sebagai berikut J J J ( ) x '( x)! '( x) ( ) x! ( ) x '( x). (7)!! Persaaan (7) disubstitusi ke persaaan (6), sehingga diperoleh ( ) x a x ax!! ( ) x a x ax!! ( ) x a x ax!! 3 5 x 3 x 4 x ax ax a x ax 3 a 4 3x a3x!! 3!! 7 9 x 3 5 x a 6 4x a4x 5 a 8 5x a5x 4!3! 5!4! x 6!5! a 6x a6x

37 46 3 ax a x a 3 a 3 x a 4 a4 x!! 4 5 a3 5 a 5 x a a6 x 3!!. Pangkat terkecil dari x yaitu x, dan a erupakan koefisien x. Oleh karena itu a. Setelah itu, dengan enyaakan julah koefisien-koefisien dari pangkat x dengan nol, akan diperoleh a a dengan,,3,. Sehingga dapat dibentuk, a a. Selanjutnya, untuk a a a3 3, a3 a5, 4 5 a5 3 a7, dan seterusnya. 6 7 Keudian dengan enyaakan julah koefisien-koefisien dari x dengan nol, akan diperoleh a = 4 a = a, untuk ( = ). 4

38 47 Untuk nilai-nilai =,, ( ) a a ( )!! ( ), atau a a ( ) ( )!!. ( ) Untuk =, diperoleh a dan secara uunya, a ( ) ()!! (4) a ( )..., =,,. (8) (!) 3 Dan... dapat disibolkan dengan h. Persaaan (8) dan n disubstitusi ke dala persaaan (), aka diperoleh y ( x) J ( x)ln x ( ) h (!) x 3 4 = J ( x)ln x x x.... (9) 4 8 Menurut (Sugiyanto, : 95) y ( ) x diganti dengan penyelesaian khusus yang bebas linear berbentuk A( y BJ), dengan B erupakan konstanta.

39 48 Biasanya A dan B ln, dengan, yang biasa disebut konstanta Euler, yang didefinisikan sebagai liit ln, untuk endekati tak hingga. Oleh karena itu, dapat diperoleh ( ) h A y BJ( x) J( x)ln x x ln J ( x) (!) ( ) h J( x)ln x ln J( x) x (!) atau A y BJ x x ( ) h J( x) ln x (!) ( ) dapat disibolkan dengan Y ( x ). x ( ) h Y x J x x ( ) ( ) ln. () (!) Y ( x) erupakan fungsi bessel jenis kedua order nol atau fungsi Neuann order nol dan digunakan untuk eperoleh nilai dari Y ( x) yang erupakan fungsi Weber (fungsi Bessel jenis kedua order nol). Menurut (McLachlan, 934: 64), diketahui bahwa Y ( x) Y ( x) ln J( x). () Oleh karena itu, berdasarkan persaaan () dan () dapat diperoleh, ( ) h Y ( x) J( x)ln x x ln J( x) (!) atau

40 49 x ( ) Y ( x) J( x) ln x. () (!) h Seperti persaaan (), pada persaaan () Y ( x) diubah enjadi fungsi dengan variabel iajiner. ix ( ) h Y ( ix) J( ix) ln ix. (3) (!) Nilai ln( ix) pada Y ( ix) yaitu ln( ix) ln i ln x ln cis ln x ln e i ln x ln i x. Oleh karena itu, persaaan (3) enjadi Y ( ) h ix J ix i x ix ( ) ( ) ln ln (!) Menurut (McLachlan, 934: 64) nilai K( x) ii( x) iy ( xi). Oleh karena itu, dapat ditulis sehingga, K( x) ii( x) iy ( xi).

41 5 ( ) h K( x) i I( x) i J( ix) i ln x ln ix (!) atau, 4 x i h K( x) I( x) ln x i (!). 4 i akan selalu bernilai satu sehingga dapat diperoleh, x h K( x) I( x) ln x. (4) (!) K ( ) x yaitu fungsi Bessel terodifikasi jenis kedua order nol.

PENGANTAR PINDAH PANAS

PENGANTAR PINDAH PANAS 1 PENGANTAR PINDAH PANAS Oleh : Prof. Dr. Ir. Santosa, MP Guru Besar pada Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang, September 2009 Pindah Panas Konduksi (Hantaran)

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Mateatika Oleh : NURSUKAISIH 0854003938

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor Jurnal Kopetensi Teknik Vol. 1, No. 1, Noveber 009 1 Studi Eksperien Pengaruh Alur Perukaan Sirip pada Siste Pendingin Mesin Kendaraan Berotor Sasudin Anis 1 dan Aris Budiyono 1, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN 7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Analisis Metode Dala penelitian ini akan digunakan etode hootopi untuk enyelesaikan persaaan Whitha-Broer-Koup (WBK), yaitu persaaan gerak bagi perabatan gelobang pada perairan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Energi atahari sebagai suber energi pengganti tidak bersifat polutif, tak dapat habis, serta gratis dan epunyai prospek yang cukup baik untuk dikebangkan. Apalagi letak geografis

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan 2.1.2. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dala suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Seua benda

Lebih terperinci

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016 ISSN 0853 4403 WAHANA Volue 67, Noer 2, Deseber 206 PERBANDINGAN LATIHAN BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DILAMBUNGKAN TERHADAP HASIL BELAJAR SEPAK MULA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA SISWA PUTRA KELAS X-IS

Lebih terperinci

dimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3

dimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3 Zat dan Wujudnya Massa Jenis Jika kau elihat kapas yang berassa 1 kg dan batu berassa 1 kg, apa ada di benaku? Massa Jenis adalah perbandingan antara assa benda dengan volue benda Massa jenis zat tidak

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1) JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi

Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi JURNAL FOURIER Oktober 2013, Vol. 2, No. 2, 113-123 ISSN 2252-763X Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi Annisa Eki Mulyati dan Sugiyanto Program Studi Matematika Fakultas

Lebih terperinci

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan

Lebih terperinci

Diketik ulang oleh : Copyright Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK

Diketik ulang oleh : Copyright  Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK Copyright http://serbiserbi.co/ Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, 1 2 SOAL PILIHAN GANDA 1. Tahukah kalian, salah satu keunikan dari laba-laba pelopat adalah keistiewaan penglihatannya.

Lebih terperinci

BAB II Model Aliran Multifasa Dalam Pipa

BAB II Model Aliran Multifasa Dalam Pipa BAB II Model Aliran Multifasa Dala Pipa Sebelu elakukan proses optiasi diaeter pipa transisi inyak dibutuhkan beberapa odel ateatika untuk enyelesaikan hal-hal yan epenaruhi biaya total. Pihak produsen

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL

PENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL PENGARUH BENTUK COVER TERHADAP PRODUKTIFITAS DAN EFISIENSI SOLAR STILL Nova R. Isail Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Widyagaa Malang novarislapung@yahoo.co.id ABSTRACT Various distillation

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR MODEL MATEMATIKA SISTEM PEMUKAAN ZAT AI PENGANTA Pada bagian ini kita akan enurunkan odel ateatika siste perukaan zat cair. Dengan eperkenalkan prinsip resistansi dan kapasitansi untuk siste perukaan zat

Lebih terperinci

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR JAHARUDDIN Departeen Mateatika, Fakultas Mateatika dan Iu Pengetahuan Ala, Institut Pertanian Bogor Jln. Meranti, Kapus IPB Draaga, Bogor 1668,

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015 Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN Yuiati (yui@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT The Sith noral for and left good atrix have been known in atrix theore. Any atrix over the principal

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENCARI NILAI OPTIMAL DESAIN PENUKAR KALOR JENIS SHELL AND TUBE TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENCARI NILAI OPTIMAL DESAIN PENUKAR KALOR JENIS SHELL AND TUBE TUGAS AKHIR UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENCARI NILAI OPTIMAL DESAIN PENUKAR KALOR JENIS SHELL AND TUBE TUGAS AKHIR ARIF BUDIANTO L2E 008 021 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN SEMARANG

Lebih terperinci

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

Kecepatan atom gas dengan distribusi Maxwell-Boltzmann (1) Oleh: Purwadi Raharjo

Kecepatan atom gas dengan distribusi Maxwell-Boltzmann (1) Oleh: Purwadi Raharjo Kecepatan ato gas dengan distribusi Mawell-Boltzann () Oleh: Purwadi Raharjo Dala proses odifikasi perukaan bahan, kita ungkin sering endengar teknologi pelapisan tipis (thin fil). Selain pelapisan tipis,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Es krim adalah sejenis makanan semi padat. Di pasaran, es krim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Es krim adalah sejenis makanan semi padat. Di pasaran, es krim BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas dan pembuatan es krim Es krim adalah sejenis makanan semi padat. Di pasaran, es krim digolongkan atas kategori economy, good average dan deluxe. Perbedaan utama dari

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODIFIKASI FUNGSI BESSEL PADA PERPINDAHAN PANAS DI PIRINGAN MELINGKAR

PENERAPAN MODIFIKASI FUNGSI BESSEL PADA PERPINDAHAN PANAS DI PIRINGAN MELINGKAR SKRIPSI PENERAPAN MODIFIKASI FUNGSI BESSEL PADA PERPINDAHAN PANAS DI PIRINGAN MELINGKAR ANNISA EKI MULYATI 09610039 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN

Lebih terperinci

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC1-12706 Denny M. E Soedjono (1), Joko Sarsetiyanto (2), Dedy Zulhidayat Noor (3), Davit Priabodo 4) 1),2),3),4) Progra Studi D3 Teknik Mesin

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GLOMBANG LKTROMAGNTIK Contoh. Hubungan dan B dari gelobang bidang elektroagnetik Suatu gelobang bidang elektroagnetik sinusoidal dengan frekuensi 5 MHz berjalan di angkasa dala arah X, seperti ditunjukkan

Lebih terperinci

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL 1 GETARAN PEGAS SERI-PARALEL I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konstanta pegas seri, paralel dan seri-paralel (gabungan). 2. Mebuktikan Huku Hooke. 3. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan assa

Lebih terperinci

BAB VI SUHU DAN KALOR

BAB VI SUHU DAN KALOR BAB VI SUHU DAN KALOR STANDAR KOMPETENSI : 5. Meneapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi dan suber energi dengan berbagai perubahannya dala esin kalor. Kopeensi Dasar : 5.1 Melakukan percobaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING Puji Saksono 1) ABSTRAK Kondensor erupakan alat penukar kalor pada sisti refrigerasi yang berfungsi untuk elepaskan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 21 September 2014

PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 21 September 2014 PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 1 Septeber 014 I. PETUNJUK UMUM: 1. Gunakan konstanta-konstanta berikut dala enyelesaikan soal. Konstanta Sibol Nilai Kecepatan cahaya c,00 10 8 /s Konstanta

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

Bab IV. Pemodelan, Pengujian dan Analisa. Sistem Steel Ball Magnetic Levitation

Bab IV. Pemodelan, Pengujian dan Analisa. Sistem Steel Ball Magnetic Levitation Bab IV Peodelan, Pengujian dan Analisa Siste Steel Ball Magnetic Levitation Pada bab IV ini akan dijelaskan engenai peodelan, pengujian dari siste yang tela dibuat dan penganalisaan asil pengujian tersebut.

Lebih terperinci

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X IATMI 2006-TS-30 PROSIDING, Siposiu Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perinyakan Indonesia (IATMI) 2006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 5-7 Noveber 2006 OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida 4 II LANDASAN TEORI Dala bab ini akan diberikan eori-eori yang berkaian dengan peneliian ini. Teori-eori ersebu elipui persaaan dasar fluida yang akan disarikan dari Billingha dan King [7], dan Wiha [8].

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Copetititon Tingkat SMA 1. Ujian Eksperien berupa Naskah soal beserta lebar jawaban dan kertas grafik. 2. Waktu keseluruhan dala eksperien dan

Lebih terperinci

12 A 13 D 14 D. Dit. h maks =? h maks = h + y maks = 9,2 + 1,8 = 11 m 15 B. A = B P.C Q dimensinya L.T -2 = (L 2.T 1 ) P.(L.

12 A 13 D 14 D. Dit. h maks =? h maks = h + y maks = 9,2 + 1,8 = 11 m 15 B. A = B P.C Q dimensinya L.T -2 = (L 2.T 1 ) P.(L. PEMBAHASAN PROBEM SET FISIKA SUPERINTENSIF 07 D 4 E keepatan perpindaha n s AB = 5 k v salan = 54 k/ja v uar = 36 k/ja Jika keepatan - sebuah benda saa dengan nol, aka perpindahan benda saa dengan nol.

Lebih terperinci

KELUARGA METODE ITERASI ORDE EMPAT UNTUK MENCARI AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

KELUARGA METODE ITERASI ORDE EMPAT UNTUK MENCARI AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT KELUARGA METODE ITERASI ORDE EMPAT UNTUK MENCARI AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR Kiki Reski Ananda 1 Khozin Mu taar 2 12 Progra Studi S1 Mateatika Jurusan Mateatika Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 Peran Pendidikan, Sains, dan Teknologi untuk Mengebangkan Budaya Iliah dan Inovasi terbarukan dala endukung Sustainable Developent Goals (SDGs) 2030 ANALISIS INTENSITAS MEDAN MAGNET EXTREMELY LOW FREQUENCY

Lebih terperinci

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph ) 1 Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antiagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antiagic Total Labeling of Crown String Graph ) Enin Lutfi Sundari, Dafik, Slain Pendidikan Mateatika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

ANALISIS SCALING KETEL UAP PIPA API DI INDUSTRI TEKSTILCIREBON

ANALISIS SCALING KETEL UAP PIPA API DI INDUSTRI TEKSTILCIREBON ANALISIS SCALING KETEL UAP PIPA API DI INDUSTRI TEKSTILCIREBON JURNAL TEKNIK MESIN Oleh W. Djoko Yudisworo yudisworojoko@yahoo.co.id.tm-untag.crb ABSTRAK Penelitian terhadap unjuk kerja Ketel uap (Boiler

Lebih terperinci

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil Prosiding SI MaNIs (Seinar Nasional Integrasi Mateatika dan Nilai Islai) Vol.1, No.1, Juli 017, Hal. 1-5 p-issn: 580-4596; e-issn: 580-460X Halaan 1 Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang

Lebih terperinci

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

METODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA ABSTRACT

METODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA ABSTRACT METODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA Zuhnia Lega 1, Agusni, Supriadi Putra 1 Mahasiswa Progra Studi S1 Mateatika Laboratoriu Mateatika

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real. 0 RUANG SAMPEL Kita akan eperoleh ruang sapel, jika kita elakukan suatu eksperien atau percobaan. Eksperien disini erupakan eksperien acak. Misalnya kita elakukan suatu eksperien yang diulang beberapa

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s i K- ateatika K e l a s XI PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA Tujuan Peelajaran Setelah epelajari ateri ini, kau diharapkan eiliki keapuan erikut.. Menguasai konsep peagian suku anyak dengan etode Horner..

Lebih terperinci

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SBMPTN/SNMPTN 2008

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SBMPTN/SNMPTN 2008 Soal-Soal dan Pebahasan Mateatika IPA SBMPTN/SNMPTN 008. Diketahui fungsi-fungsi f dan g dengan f(x) g(x) x - x untuk setiap bilangan real x. Jika g(), f ' () f(), dan g ' () f(), aka g ' () A. C. 0 E.

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi GELOMBANG CAHAYA A. INTERFERENSI

FISIKA. Sesi GELOMBANG CAHAYA A. INTERFERENSI FISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 03 Sesi NGAN GELOMBANG CAHAYA Cahaya erupakan energi radiasi berbentuk gelobang elektroagnetik yang dapat dideteksi oleh ata anusia serta bersifat sebagai gelobang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Graf Graf G= (V G,E G ) adalah suatu siste yang terdiri dari hipunan berhingga tak kosong V G dari objek yang dinaakan titik (ertex) dan hipunan E G, pasangan tak berurut dari

Lebih terperinci

Solusi Treefy Tryout OSK 2018

Solusi Treefy Tryout OSK 2018 Solusi Treefy Tryout OSK 218 Bagian 1a Misalkan ketika kelereng encapai detektor bawah untuk pertaa kalinya, kecepatan subu vertikalnya adalah v 1y. Maka syarat agar kelereng encapai titik tertinggi (ketika

Lebih terperinci

VIII. TORSI Definisi Torsi. (couples) yang menghasilkan perputaran terhadap sumbu longitudinalnya. [Torsi]

VIII. TORSI Definisi Torsi. (couples) yang menghasilkan perputaran terhadap sumbu longitudinalnya. [Torsi] [orsi] VIII. OSI 8.1. Definisi orsi orsi adah suatu peuntiran sebuah batang yang diakibatkan oleh kopelkopel (couples) yang enghasilkan perputaran terhadap subu longitudinnya. Kopel-kopel yang enghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

PENERAPAN FUNGSI BESSEL DALAM PERPINDAHAN PANAS PADA SETENGAH SILINDER

PENERAPAN FUNGSI BESSEL DALAM PERPINDAHAN PANAS PADA SETENGAH SILINDER SKRIPSI PENERAPAN FUNGSI BESSEL DALAM PERPINDAHAN PANAS PADA SETENGAH SILINDER ARIF WIDODO 09610017 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT

FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA Elvi Syahriah 1, Khozin Mu taar 2 1,2 Progra Studi S1 Mateatika Jurusan Mateatika Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

KONSTRUKSI KODE CROSS BIFIX BEBAS TERNAIR BERPANJANG GENAP UNTUK MENGATASI MASALAH SINKRONISASI FRAME

KONSTRUKSI KODE CROSS BIFIX BEBAS TERNAIR BERPANJANG GENAP UNTUK MENGATASI MASALAH SINKRONISASI FRAME KONSTRUKSI KODE CROSS BIFIX BEBAS TERNAIR BERPANJANG GENAP UNTUK MENGATASI MASALAH SINKRONISASI FRAME Moh. Affaf 1, Zaiful Ulu 1, STKIP PGRI Bangkalan, ohaffaf@stkippgri-bkl.ac.id, zaifululu@stkippgri-bkl.ac.id

Lebih terperinci

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST

APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST APLIKASI INTEGER LINEAR PROGRAMMING UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PEMINDAHAN BARANG DI PT RST Andry Budian Sutanto dan Abdullah Shahab Progra Studi Magter Manajeen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopeber

Lebih terperinci

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI Laila Istiani R. Heri Soelistyo Utoo 2, 2 Progra Studi Mateatika Jurusan Mateatika FMIPA

Lebih terperinci

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra

Membelajarkan Geometri dengan Program GeoGebra Mebelajarkan Geoetri dengan Progra GeoGebra Oleh : Jurusan Pendidikan Mateatika FMIPA UNY Yogyakarta Eail: ali_uny73@yahoo.co ABSTRAK Peanfaatan teknologi koputer dengan berbagai progranya dala pebelajaran

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan

Lebih terperinci

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah

Lebih terperinci

BAB V FONDASI RAKIT. Fondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan.

BAB V FONDASI RAKIT. Fondasi rakit merupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan. BAB V FONASI RAKIT I. PENAHULUAN Fondasi rakit erupakan bagian bawah struktur yang berbentuk rakit elebar keseluruh bagian dasar bangunan. Fondasi rakit digunakan jika lapis tanah eiliki kapasitas dukung

Lebih terperinci

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU Salah satu langkah yang paling penting dala ebangun suatu odel runtun waktu adalah dari diagnosisnya dengan elakukan peeriksaan apakah

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN POISSON MENGGUNAKAN JARINGAN FUNGSI RADIAL BASIS PADA KOORDINAT POLAR

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN POISSON MENGGUNAKAN JARINGAN FUNGSI RADIAL BASIS PADA KOORDINAT POLAR SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN POISSON MENGGUNAKAN JARINGAN FUNGSI RADIAL BASIS PADA KOORDINAT POLAR Fata Mufidah, Mohaad Jahuri Jurusan Mateatika UIN Maulana Malik Ibrahi Malang e-ail: fata.ufida@gail.co,.jahuri@live.co

Lebih terperinci

Soal Latihan Mekanika I. (3-11 November 2011)

Soal Latihan Mekanika I. (3-11 November 2011) Soal Latihan (3-11 Noveber 2011) Kerjakan soal-soal berikut selaa 1 inggu untuk elatih keapuan Anda. Kerjakan 2-3 soal per hari. Sebelu engerjakan soal-soal tersebut, sebaiknya Anda engerjakan soalsoal

Lebih terperinci