1,2,3 Jurusan PGSD, FIP. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Transkripsi

1 MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DI SD N 1 NEGARI Wy. Widi Wirawa 1, Md. Sulastri 2, I Md. Suarjaa 3 1,2,3 Jurusa PGSD, FIP Uiversitas Pedidika Gaesha Sigaraja, Idoesia wirawawidi@yahoo.com 1, sulastri.made@yahoo.com 2, pgsd_udiksha@yahoo.co.id 3 Abstrak Peelitia ii bertujua utuk meigkatka motivasi belajar da meigkatka hasil belajar siswa kelas V SD N 1 Negari melalui peerapa Quatum Teachig pada mata pelajara IPA. Peelitia ii adalah peelitia tidaka kelas (PTK) yag dilaksaaka dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapa yaitu tahap perecaaa, pelaksaaa tidaka, observasi/evaluasi, da refleksi. Subjek peelitia ii adalah siswa kelas V di SD N 1 Negari Kecamata Bajaragka tahu pelajara 2011/2012 yag berjumlah 11 orag yag terdiri dari 6 orag laki-laki da 5 orag perempua. Data tetag tigkat motivasi siswa diperoleh dega megguaka metode agket yaitu dega agket model ARCS, da data hasil belajar diperoleh dega megguaka metode tes. Hasil peelitia meujukka bahwa: peerapa quatum teachig dapat meigkatka motivasi belajar IPA siswa kelas V semester II tahu pelajara 2011/2013 di SD N 1 Negari, yag pada akhir siklus I berada pada retag skor 2,50 s/d 3,50 dega kategori cukup baik. Pada akhir peerapa siklus II berada pada retag skor 3,50 s/d 4,50 dega kategori baik da peerapa quatum teachig dapat meigkatka hasil belajar IPA siswa kelas V semester II tahu pelajara 2011/2013 di SD N 1 Negari dega skor rata-rata hasil belajar pada akhir siklus I mecapai agka 69 yag berada pada kategori cukup. Da skor rata-rata hasil belajar pada akhir siklus II mecapai agka 75 yag berada pada kategori baik. Dari data tersebut terlihat peigkata skor rata-rata hasil belajar siswa megalami peigkata dari pelaksaaa siklus I higga akhir siklus II sebesar 8,11%...Kata-kata kuci: quatum teachig, motivasi belajar, hasil belajar Abstract This study aims to (1) Icrease studets' learig motivatio, ad (2) Improvig studet learig outcomes of class V i elemetary school N 1 Negari, through the applicatio of Quatum Teachig i Sciece subjects. This research is a classroom actio research (CAR) which is coducted i two cycles. Each cycle cosists of four stages: plaig, actio, observatio/evaluatio, ad reflectio. The research subjects were studets of class V i elemetary school N 1 Negari, academic year 2011/2012 with total of 11 studets cosistig of 6 boys ad 5 girls. Data o studets' motivatio level is obtaied by usig the questioaire method with questioaires ARCS models, ad learig outcomes data obtaied usig test method. The results showed that (1) the applicatio of quatum teachig ca icrease studets' motivatio to lear sciece of class V studets the secod semester of academic year 2011/2013 i SD N 1 Negari, which at the ed of the first cycle it scores were i the rage 2.50 util 3.50 at quite well category. At the ed of the applicatio cycle II, it scores were i the rage 3.50 util 4.50 at good categories, ad (2) applicatio of quatum teachig ca improve sciece learig outcomes of class V studets the secod semester of academic year 2011/2013 i SD N 1 Negari with a

2 average score of learig outcomes at the ed of the first cycle reached 69 which is i eough categories. Ad the average score at the ed of the learig outcomes secod cycle reached 75 which is i good categories. From these data see that there was 8:11%. icrease i the average score of studet learig outcomes from the first cycle to the ed of the secod cycle. Keywords: quatum teachig, learig motivatio, learig outcomes PENDAHULUAN Salah satu permasalaha yag sedag dihadapi duia pedidika kita adalah masih redahya kualitas hasil belajar siswa. Redahya kualitas hasil belajar diperlihatka oleh miimya tigkat peguasaa materi oleh siswa seperti tututa kurikulum. Proses pembelajara yag dialami siswa khususya pelajara IPA masih terbatas pada peguasaa materi pelajara secara teoritik atau peambaha pegetahua yag berorietasi pada ujia atau tes saja dega meomorduaka fugsi atau keterampila megguaka materi yag dipelajari pada kehidupa yata. Hal ii meimbulka padaga siswa bahwa tujua belajar adalah melewati tes saja. Secara tidak lagsug situasi pembelajara yag haya terpaku pada pegakumulasia pegetahua saja aka mecetak siswa yag mampu berteori, amu sulit dalam meerapka ilmuya. Padahal kurikulum yag berlaku meutut siswa tidak haya mampu megakumulasi pegetahua, tetapi juga diharapka mecapai kompetesi, yaki perpadua pegetahua, sikap da keterampila yag terefleksika dalam kehidupa sehari-hari. McAsha dalam Mulyasa (2005:45) meyebutka bahwa a kowledge, skill, ad abilities or capabilities that a perso achieves, which became part of his or her beig to the extet he or she ca satisfactorily perform particular cogitive, affective, ad psychomotor behaviors. Meurut McAsha, kompetesi itu adalah suatu pegetahua, keterampila da kemampua yag dimiliki seseorag yag telah mejadi bagia dari diriya sehigga mewarai perilaku kogitif, afektif da psikomotorikya. Berajak dari pedapat tersebut, maka jelaslah kompetesi tidak terbatas haya pada pegakumulasia pegetahua, melaika juga pegembaga sikap da keterampila yag tercermi dalam perilaku kehidupa. Dega demikia, pelajara IPA sebagai salah satu mata pelajara yag wajib dipelajari oleh seluruh siswa tigkat sekolah dasar seharusya megacu pada pecapaia kompetesi. Artiya, pelajara IPA buka pelajara yag haya dihafal, tetapi bagaimaa materi pelajara IPA yag dipelajari megembagka sikap da kemampua tertetu sehigga dapat meigkatka kualitas kehidupa siswa. Pembelajara IPA memiliki fugsi fudametal dalam meimbulka serta megembagka kemampua berpikir kritis, kreatif da iovatif. Agar tujua tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarka dega cara yag tepat da dapat melibatka siswa secara aktif yaitu melalui proses da sikap ilmiah. Quatum Teachig sebagai salah satu iovasi dalam duia pedidika meawarka situasi yag aka medorog siswa utuk bersemagat bahka memita utuk belajar. Kodisi yag sagat diharapka oleh guru da orag tua yag maa keyataaya saat ii sugguh berbeda yaitu siswa sagat sulit utuk diajak belajar. DePorter (2010:35) meyataka bahwa quatum teachig merupaka peggubaha belajar yag meriah, dega segala uasaya. Asas utama quatum teachig, bawalah duia mereka ke duia kita, da atarka duia kita ke duia mereka, megigatka kita pada petigya memasuki duia siswa sebagai lagkah pertama dalam pembelajara. Megajar adalah hak yag harus diraih, da diberika oleh siswa, buka oleh Departeme Pedidika. Utuk medapatka hak megajar, pertama-tama guru harus membagu jembata autetik memasuki kehidupa murid. Dega medapat hak megajar dari siswa, maka siswa aka lebih meikmati pembelajara

3 yag diracag oleh guru. Proses belajar aka lebih efektif apabila siswa berada pada kodisi seag. Memasuki duia siswa merupaka upaya memperoleh iji utuk memimpi, meutu, da memudahka perjalaa mereka dalam membagu kesadara da pegetahua. Utuk memasuki duia siswa dapat dilakuka dega megaitka secara lagsug kosep-kosep yag aka dikaji dega peristiwa atau pegalama seharihari, misalya dari kehidupa rumah, sosial, atletik, musik, sei, rekreasi, atau yag berkaita lagsug dega pegetahua akademik yag telah mereka miliki. Setelah kaita tersebut terbetuk guru dapat membawa siswa ke dalam duiaya, da memberi pemahama guru tetag apa yag ada di duia itu. Kosep, materi mulai dibahas pada tahap ii. Utuk medukug asas utama Quatum Teachig, DePorter (2010) megutaraka 5 prisip utama yag mejadi pedoma dalam melaksaaka pembelajara kuatum ii. Prisip-prisip tersebut atara lai : 1) segalaya berbicara, 2) segalaya bertujua, 3) pegalama sebelum pemberia ama, 4) akui setiap usaha, 5) jika layak dipelajari, maka layak pula dirayaka. Dalam peerapaya, quatum teachig megguaka keragka racaga belajar atau sitak yag dikeal dega TANDUR yag merupaka akroim dari Tumbuhka, Alami, Namai, Demostrasika, Ulagi da Rayaka. Tumbuhka, yaitu meumbuhka miat siswa dega memberika kepuasa terhadap pertayaa Apakah mafaatya bagiku?. Jadi guru diharapka dapat memberika padaga awal aka keguaa materi yag dipelajari siswa dalam kehidupa sehari-hari di masyarakat. Alami, merupaka tahap dimaa siswa diberika kesempata utuk megkostruksi pegetahua mereka sediri melalui pegalama yag telah mereka miliki maupu dari pegalama yag mereka temuka sediri selama proses pembelajara berlagsug. Namai, pada tahap ii guru memberika beberapa petujuk atau kata kuci yag megarah pada kosep, model, rumus, sehigga siswa dapat memberi ama pada pegetahua yag mereka temuka. Tahap demostrasika yaitu aak diberi kesempata utuk meujukka bahwa mereka tahu. Siswa diajak utuk megugkapka apa yag mereka ketahui maupu yag telah dipelajariya tetag suatu kosep yag dibahas dalam pembelajara. Ulagi, merupaka tahap siswa megulag kembali da mempertegas kosep maupu teori yag telah dipelajariya. Sehigga setelah pembelajara berakhir siswa bear-bear yaki bahwa mereka megetahui kosep itu, da dapat mejelaskaya. Rayaka adalah pegakua utuk peyelesaia, partisipasi, pemeroleha keterampila da ilmu pegetahua oleh siswa selama pembelajara berlagsug. Hasil belajar yag dicapai oleh siswa dipegaruhi dua faktor utama yaki faktor dari dalam diri siswa itu da faktor yag datag dari luar siswa atau faktor ligkuga. Faktor yag datag dari diri siswa terutama kemampua yag dimilikiya. Faktor kemampua siswa besar sekali pegaruhya terhadap hasil belajar yag dicapai. Seperti dikemukaka oleh Clark bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipegaruhi oleh kemampua siswa da 30% dipegaruhi oleh ligkuga. Di sampig faktor kemampua yag dimiliki oleh siswa, juga ada faktor lai, seperti motivasi belajar, miat da perhatia, sikap da kebiasaa belajar, ketekua, sosial ekoomi, faktor fisik da psikis (Sudjaa, 1987: 39-40). Adaya pegaruh dari dalam diri siswa, merupaka hal yag logis da wajar, sebab hakikat perbuata belajar adalah perubaha tigkah laku idividu yag diiati da disadari. Salah satu ligkuga belajar yag palig domia mempegaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pegajara yaitu tiggi redahya atau efektif tidakya proses belajar da megajar dalam mecapai tujua pembelajara. Proses pembelajara dapat dipahami atau dijelaska dega megguaka berbagai teori belajar. Di sampig itu proses tersebut dapat pula dijelaska dega memperhatika satu aspek yag petig, yaitu motivasi belajar siswa. Guru serig dirisauka dega adaya siswa yag diilai cerdas tetapi mempuyai prestasi yag sedag sedag saja. Fyas da Maerh (1987) diatara 3 faktor, yaitu :

4 latar belakag keluarga, kodisi/koteks sekolah da motivasi, faktor yag terakhir merupaka prediktor yag palig baik utuk prestasi belajar. Walberg dkk (1983) meyimpulka bahwa motivasi mempuyai kotribusi atara 11 sampai 20 perse terhadap prestasi belajar. Studi yag dilakuka Suciati (1990) meyimpulka bahwa kotribusi motivasi sebesar 36 perse, sedagka McClellad (1985) meyataka bahwa motivasi berprestasi (achievmet motivatio) mempuyai kotribusi sampai 64 perse terhadap prestasi belajar. Berdasarka peemua tersebut guru dapat mempertimbagka utuk melakuka itervesi dalam hal meigkatka motivasi belajar siswa. Dari berbagai teori motivasi yag berkembag, Keller (1983) telah meyusu seperagkat prisip prisip motivasi yag dapat diterapka dalam proses pembelajara, yag disebut sebagai model ARCS. Guru serig berasumsi bahwa motivasi belajar siswa merupaka masalah siswa itu sediri da siswalah yag bertaggugjawab utuk megusahaka agar mempuyai motivasi yag tiggi. Namu sebearya guru dapat berusaha utuk meetapka prisip prisip motivasi dalam proses da cara megajar, utuk meragsag, meigkatka da memelihara motivasi siswa dalam belajar. ARCS model dapat membatu guru utuk melakuka hal tersebut. Dalam model ARCS ada empat kategori kodisi motivasioal yag harus diperhatika oleh guru yaitu Attetio (Perhatia), Relevace (Relevasi), Cofidece (Percaya diri), da Satisfactio (Kepuasa). Permasalaha redahya kualitas hasil belajar juga dialami oleh salah satu SD di Kecamata Bajaragka, Kabupate Klugkug, yaitu pada SD N 1 Negari. Hasil belajar IPA siswa kelas V SD N 1 Negari pada akhir semester gajil tahu pelajara 2011/2012 masih tergolog redah dega rata-rata kelas masih berada di bawah ilai KKM yag ditetuka sekolah. Data hasil belajar IPA siswa yag redah pada semester I diperkuat dega hasil pretest yag memperlihatka bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajara IPA memperoleh skor 62 yag masih berada pada kategori cukup. Tigkat ketutasa belajar siswa masih sagat redah yag haya mecapai 27%. Kelemaha proses belajar tersebut khususya pada pembelajara IPA telah teridetifikasi yaitu karea masih redahya tigkat motivasi belajar siswa terhadap pelajara IPA. Ii didasarka pada data hasil peyebara agket pegukura motivasi model ARCS Joh Keller terhadap pembelajara IPA yag diambil pada taggal 1 Desember Data tersebut memperlihatka tigkat motivasi siswa masih berada pada retag skor 1,50 s/d 2,50 yag tergolog kurag baik. Selai itu, dari wawacara oformal yag dilakuka terhadap siswa diperoleh iformasi bahwa dalam belajar siswa jarag medapat kesempata memaipulasi media pada saat kegiata praktikum. Ditambah lagi kuragya kedekata atara guru dega siswa yag membuat siswa serigkali merasa takut utuk megekspresika ide-ide da pertayaapertayaa koyol yag dapat mejadi hal baru dalam ilmu pegetahua. Agar ide-ide cemerlag siswa dapat terekspresi dega leluasa da megalir tapa batas, maka diperluka model pembelajara yag dapat megakomodasi seluruh keseaga, da rasa igi tahu mereka aka segala yag ada di ligkugaya. Dega demikia tidak aka ada lagi istilah belajar karea kewajiba, melaika aka mejadi belajar karea keigia, yaitu belajar yag muri diprakarsai oleh diriya sediri. Oleh karea itu, utuk meyelesaika masalah redahya kualitas hasil belajar IPA pada siswa kelas V semester II di SD N 1 Negari, Kecamata Bajaragka, Kabupate Kugkug, maka dilaksaaka peelitia dalam betuk peelitia tidaka kelas (classroom actio research). Tujua peelitia ii ada dua. pertama, utuk megetahui peigkata motivasi belajar IPA pada siswa kelas V semester II tahu pelajara di SD N 1 Negari, Kecamata Bajaragka, Kabupate Klugkug. Kedua, utuk megetahui peigkata hasil belajar IPA pada siswa kelas V semester II tahu pelajara di SD N 1 Negari, Kecamata Bajaragka, Kabupate Klugkug

5 METODE Peelitia ii diracag dalam betuk peelitia tidaka kelas yaitu suatu pecermata terhadap kegiata belajar berupa sebuah tidaka, yag segaja dimuculka da terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikuto, 2009:3). Tujua peelitia tidaka meliputi tiga hal, yaki peigkata praktik, pegembaga professioal, da peigkata situasi tempat praktik berlagsug (Grudy da Kemmis dalam Sajaya, 2009:30). Dilihat dari pelaksaaaya, peelitia ii diracag megguaka pola kolaboratif yaitu kolaborasi atara peeliti da guru IPA kelas V SD N 1 Negari. Guru IPA bertugas sebagai pelaksaa tidaka di dalam kelas, sedagka peeliti sebagai observer selama proses tidaka berlagsug. Variable bebas peelitia ii adalah metode quatum teachig, sedagka variable terikatya adalah motivasi belajar da hasil belajar. Peelitia dilaksaaka dalam 2 siklus dega tiap siklus terdiri dari ragkaia refleksi awal, perecaaa, pelaksaaa, observasi/ evaluasi, da refleksi. Subjek peelitia ii adalah siswa kelas V SD N 1 Negari Tahu Pelajara 2011/2012 yag terdiri dari 6 orag laki-laki, da 5 orag perempua. Sedagka Objek peelitia ii adalah hasil belajar IPA da motivasi belajar siswa. Data hasil belajar siswa dikumpulka melalui kuis, da tes akhir siklus. Hasil belajar diidetifikasi melalui tes yag sesuai dega idikator pembelajara. Kuis diberika setiap awal pertemua yag dikemas dega pola permaia pigpog cerdas yaitu permaia pigpog udara dega melemparka pertayaa da meepisya dega jawaba yag bear. Permaia melibatka seluruh siswa da guru terkait dega materi yag telah dibahas sebelumya da materi yag aka dibahas berikutya. Tes akhir siklus diberika pada setiap akhir siklus yag terdiri dari 10 soal objektif da 5 soal essay. Motivasi siswa diidetifikasi dega megguaka agket pegukur motivasi model ARCS dari Joh Keller dega 4 kodisi motivasioal yaitu Perhatia (Attetio), Relevasi (Relevace), Percaya Diri (Cofidece), da Kepuasa (Satisfactio). Agket yag diguaka adalah agket modifikasi dari agket ARCS yag sudah dialihbahasaka ke dalam bahasa Idoesia. Data tetag motivasi belajar siswa secara klasikal terhadap peerapa Quatum Teachig diaalisis secara deskriptif kuatitatif berdasarka pada skor rata-rata motivasi siswa ( M ) pada tiap kriteria dega rumus dari Keller (1983): ( M ) = jumlah skor motivasi belajar (2) bayakaya siswa x bayak item Kemudia hasilya dikoversi megguaka pedoma koversi pada Tabel 1. Tabel 1. Pedoma Kovesi Skor Motivasi Belajar Siswa Iterval Kriteria 1,00<1,50 Tidak Baik 1,50<2,50 Kurag Baik 2,50<3,50 Cukup Baik 3,50<4,50 Baik 4,50<5,00 Sagat Baik Selai melihat kriteria skor rata-rata motivasi belajar siswa, persetase peigkata motivasi belajar siswa juga dihitug dega rumus dari Naa Sujaa (2004): M M 1 M = x100% M 1 (1) M = skor rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus ke M = Skor rata-rata motivasi belajar siswa 1 pada siklus ke ( -1 ) Peigkata terjadi jika M>0 (M lebih besar dari ol/berilai positif) Data hasil belajar siswa diaalisis dega megguaka rumus-rumus dari

6 Arikuto (2006). Data hasil belajar idividu siswa diperoleh dari ilai LKS pada setiap pertemua, kuis awal pertemua da hasil tes pada akhir siklus, diaalisis secara deskriptif dega mecari rata-rata hasil belajar dari ilai LKS, kuis da tes akhir siklus dega rumus: X LKS X Kuis Tes Akhir Siklus X 3 (3) Keteraga: X =Rata-rata hasil belajar siswa secara idividu X LKS = Rata-rata ilai LKS X Kuis = Rata-rata ilai kuis Setelah diperoleh skor rata-rata hasil belajar idividu siswa, maka rata-rata hasil belajar klasikal siswa dihitug dega rumus: X X (4) N Keteraga: X = skor rata-rata hasil belajar siswa X = Jumlah skor hasil belajar siswa N = Jumlah siswa Daya serap siswa (DSS) dihitug dega rumus: X DSS x100% (5) N Keteraga: DSS = Daya serap siswa X = Jumlah semua ilai siswa N = Jumlah siswa Ketutasa belajar klasikal dihitug dega rumus: KK T x100% (6) N Keteraga: KK = Ketutasa Klasikal T = Jumlah siswa yag tutas N = Jumlah siswa Selai melihat kriteria skor rata-rata hasil belajar siswa, persetase peigkata hasil belajar siswa juga dihitug dega rumus: X (7) X 1 P x100% X Keteraga: P = Persetase X = Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus ke = Nilai rata-rata hasil belajar siswa X 1 1 pada siklus ke ( -1 ) Peigkata terjadi jika P > 0 (lebih besar dari ol/berilai positif). Idikator yag diguaka sebagai tolok ukur keberhasila peelitia ii ada dua. Pertama, meigkatya motivasi belajar siswa terhadap mata pelajara IPA higga mecapai skor yag berada pada retag 3,5-4,5 dega kategori baik. Kedua, meigkatya hasil belajar siswa dega kriteria miimal tercapaiya ilai KKM di SD N 1 Negari yaitu 70. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data motivasi siswa pada siklus I yag diperoleh melalui agket ARCS Joh Keller meujukka rata-rata skor pada tiap-tiap kodisioal yaitu (1) perhatia dega skor 2.54 pada kriteria cukup baik, meigkat 69.40% dari kodisi pra siklus, (2) relevasi dega skor 2.71 pada kriteria cukup baik, meigkat 60.22% dari kodisi pra siklus, (3) percaya diri dega skor 2.59 pada kriteria cukup baik, meigkat 50.38% dari kodisi pra silklus, da (4) kepuasa dega skor 2.61 pada skor juga cukup baik, meigkat 57.03% dari kodisi pra siklus. Jadi dapat diyataka pada siklus I secara umum motivasi siswa berada pada kriteria cukup baik. Data motivasi siswa siklus I disajika pada Tabel 2. Tabel 2. Data Tigkat Motivasi Siswa Siklus I No. Kodisi Jml skor Rata-Rata Kriteria 1. Perhatia (Attetio) cukup baik 2. Relevasi (Relevace) cukup baik 3. Percaya Diri (Cofidece) cukup baik 4. Kepuasa (Satisfactio) cukup baik

7 Hasil belajar siswa kelas V SD N 1 Negari pada pembelajara IPA dega peerapa Quatum Teachig siklus I memperoleh skor rata-rata klasikal mecapai 69 yag berada pada kategori cukup, dega daya serap 69% da tutas secara klasikal dega tigkat 36%. Masih perlu perbaika terhadap 69 % siswa yag belum tutas belajar. Data hasil belajar per idividu siswa disajika pada gambar 1. Skor DATA HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I RESPONDEN Gambar 1. Data hasil belajar siswa siklus I Hasil refleksi terhadap pelaksaaa siklus I yaitu tigkat motivasi siswa megalami peigkata sigifika yag secara umum berada di atas 50%. Demikia juga pada hasil belajar skor ratarata secara klasikal megalami peigkata dari kodisi pra siklus yaitu sebesar 11.47%. Namu, tigkat ketutasa belajar masih cukup redah dega adaya 69% siswa yag belum tutas belajar. Dari pegamata da diskusi dega guru mitra, ditemuka beberapa kedala yag cukup meghambat pada pelaksaaa kegiata siklus I yag meyebabka proses pembelajara belum optimal. Kedalakedala tersebut atara lai : (1) siswa belum terbiasa dega sistem belajar madiri yag disetig Quatum Teachig, meyebabka lambatya respo da kebiguga siswa dalam melaksaaka lagkah-lagkah pembelajara. (2) Adaya siswa yag masih megalami kesulita belajar yaitu kesulita dalam meulis, jadi masih perlu tutua itesif dari guru da temaya. (3) Situasi ligkuga kelas yag masih tertata dega pegatura kelas kovesioal, jadi siswa masih terbawa suasaa pembelajara lama. (4) Alokasi waktu yag tersedia setiap pertemua (+ 70 meit) dirasaka tidak cukup bagi siswa berdiskusi megkaji materi da megisi LKS. Utuk meaggulagi kedalakedala tersebut, dilakuka sosialisasi ulag megeai lagkah-lagkah pelaksaaa kegiata pembelajara dega Quatum Teachig sehigga siswa dapat bergerak dega cepat da sigap ketika pembelajara berlagsug. Dega demikia waktu pembelajara pu dapat dirasa cukup. Pegubaha sedikit suasaa ruag kelas yaitu pada posisi meja da kursi siswa dega betuk U atau O atau haya kursi tapa meja sesuai kegiata yag diberika, sehigga siswa dapat merasaka perubaha suasaa belajar. Data motivasi siswa pada siklus II memperlihatka rata-rata skor pada tiaptiap kodisioal yaitu (1) perhatia dega skor 4.20 pada kriteria cukup baik, meigkat 65.16% dari siklus I, (2) relevasi dega skor 4.62 pada kriteria baik, meigkat 70.47% dari siklus I, (3) percaya diri dega skor 4.51 pada kriteria sagat baik, meigkat 74.11% dari siklus I, da (4) kepuasa dega skor 4.39 pada skor baik, meigkat 68.16% dari siklus I. Data motivasi siswa siklus II disajika pada Tabel 3. Tabel 3. Data Tigkat Motivasi Siswa Siklus II No. Kodisi Jml skor Rata-Rata Kriteria 1. Perhatia (Attetio) Baik 2. Relevasi (Relevace) Sagat Baik 3. Percaya Diri (Cofidece) Sagat Baik 4. Kepuasa (Satisfactio) Baik Hasil belajar siswa kelas V SD N 1 Negari pada pembelajara IPA dega peerapa Quatum Teachig siklus II memperoleh skor rata-rata klasikal mecapai 75 yag berada pada kategori baik, dega daya serap 75% da

8 ketutasa klasikal dega tigkat 91%. Hasil sudah memeuhi kriteria keberhasila tidaka yaitu melampaui skor stadar KKM yag ditetuka sekolah dega skor 70. Data hasil belajar siswa secara idividual disajika pada gambar 2. Skor HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II RESPONDEN Gambar 2. Data hasil belajar siswa siklus II Refleksi tidaka siklus II diperoleh hasil bahwa tidaka siklus II meujukka perubaha yag sigifika dibadigka tidaka sebelumya. Rata-ratbelajar yag dicapai siswa pada siklus II hasil yaitu 75 telah memeuhi kriteria keberhasila yag berada pada skor 70. Demikia pula dega daya serap yag mecapai skor 75% da ketutasa belajar klasikal yag mecapai skor 91%. Berdasarka hasil ii, diputuska utuk mecukupka tidaka peelitia sampai siklus II saja. Namu, walau hasil tidaka telah meujukka keberhasila, terihat ada beberapa kedala yag timbul pada kegiata siklus II yag cukup meghambat pelaksaaa pembelajara mejadi kurag optimal. Kedala yag terbesarr ada pada siswa yag megalami kesulita meulis. Sehigga aak bersagkuta tertiggal dari tema-temaya dalam proses pembelajara. Peigkata tigkat motivasi belajar siswa dari situasi pra siklus higga pada situasi siklus II disajika pada gambar 3. Skor awal meujukka tigkat motivasi siswa berada pada retaga skor 1,5 2,5 dega kriteria kurag baik, kemudia pada akhir siklus I meigkat mejadi berada pada retaga skor 2,5 3,5 dega kriteria cukup baik. Pada akhir siklus II dua idikator kodisi motivasioal siswa mecapai skor pada retag 3,5 4,5 dega kriteria baik, da 2 idikator lagi pada retag skor 4,5 5 dega kriteria sagat baik. PENINGKATAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA Skor Gambar 3. Peigkata tigkat motivasi belajar siswa. Melihat peigkata motivasi belajar siswa dari kodisi pra siklus, siklus I da siklus II seperti yag digambarka pada gambar 3, maka dapat diyataka bahwa peerapa Quatum Teachig mampu meigkatka motivasi belajar IPA siswa kelas V SD N 1 Negari tahu pelajara 2011/2012. Peigkata hasil belajar siswa dari kodisi pra siklus higga siklus II digambarka pada gambar 4. Dapat dilihat perubaha peigkata hasil belajar siswa dari situasi sebelum diberi tidaka sampai dega pemberia tidaka siklus II. Secara global, peigkata ata-rata hasil belajar siswa juga terlihat sagat sigifika. Pada awal kegiata sebelum pemberia tidaka, skor rata-rata hasil belajar siswa berada pada agka 62, kemudia pada akhir siklus I berada pada agka 69, situasi ii memperlihatka peigkata sebesar 7 poit atau 11.47%. Demikia juga skor rataakhir siklus II rata hasil belajar siswa pada yag memperoleh agka 75, berarti megalami peigkata 6 poit atau 8.11% dari hasil siklus I, da 13 poitt atau 20.51% dari situasi prasiklus. Ii membuktika bahwa peerapa Quatum Teachig berhasil meigkatka hasil belajar IPA siswa kelas V SD N 1 Negari Tahu Pelajara 2011/2012.

9 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA sejala dega pedapat Satrock (2008) 100 tetag petigya motivasi itrisik dega memberika cotoh yaitu seorag 80 siswa belajar keras karea dia meyukai pelajara itu. McClellad (1987) juga 60 meyataka bahwa motivasii berprestasi 40 (achievmet motivatio) mempuyai kotribusi sampai 64 perse terhadap 20 prestasi belajar. Jadi sebelum memulai pembelajara, seperti yag disampaika 0 DePorter (2010) sagatlah petig membuat siswa meyukai pelajara itu RESPONDEN dega jala medapatka iji megajar Gambar 4. Peigkata hasil belajar siswa dari siswa terlebih dahulu. Dega demikia mereka tidak lagi belajar karea kewajiba, melaika belajar memag karea megigikaya. Hal iilah yag Pembahasa meyebabka meigkatya tigkat Melihat hasil aalisis data motivasi motivasi belajar siswa. siswa, tigkat motivasi siswa meigkat Secara realita, peigkata motivasi dega sagat baik pada tiap-tiap siklus siswa juga sagat terlihatt jelas dari dega persetase peigkata secara perubaha perilaku siswa ketika belajar umum di atas 50% berada pada retag IPA. Semagat da keseaga di wajah skor 3,5 s/d 4,5 yag berada pada kategori siswa dalam memulai pembelajara, baik seperti yag ditampilka pada gambar bertaya, megerjaka tugas, da bermai 3. Ii berarti idikator keberhasila yag IPA terus meigkat semaki hari pada pertama yaitu motivasi belajar siswa pelaksaaa siklus. Seperti misalya meigkat miimal berada pada kategori kodisi memulai pembelajara, yag maa baik telah dicapai. Meigkatya motivasi ketika pra siklus siswa masih bayak yag belajar siswa sebagai bukti keberhasila berada di luar kelas ketika pembelajara peerapa asas utama yag dipegag aka dimulai, siklus I semaki sedikit siswa Pembelajara kuatum (Quatum yag berada di luar ruaga, higga siklus Teachig) yaitu bawalah duia mereka ke II mereka telah membuka buku pelajara duia kita, da atarka duia kita ke duia ketika pembelajara aka dimulai da telah mereka (DePorter, et.al., 2010:34). meuliska pertayaa-pertayaa terkait Tahapa-tahapa pembelajara yag materi yag aka dibahas di papa tulis megambil lagkah awal dari pegetahua legkap dega ama mereka. Situasi ii yag dimiliki siswa (duia mereka) yag sesuai dega data peigkata motivasi dikaitka dega materi yag aka siswa yag meigkat drastis pada dibahas, kemudia dega meumbuhka idikator percaya diri da relevasi yag pertayaa apa mafaatya bagiku pada akhir pelaksaaa siklus II berada (AMBAK) dalam beak siswa, dapat pada retag skor 4,5 5 dega kriteria membuka cakrawala berpikir mereka sagat baik. Meigkatya motivasi da tetag mafaat tujua pembelajara semagat siswa terlihat juga dega (duia kita) yag sebearya adalah utuk asyikya mereka memaika permaia mereka sediri. pigpog cerdas IPA ketika waktu istirahat. Rasa keigitahua siswa yag telah Sejala dega peigkata motivasi, dibagu kokoh di awal kegiata hasil belajar siswa pu megalami pembelajara, ditambah dega lagkah- besar peigkata yag progresif. Peigkata lagkah pembelajara yag sebagia hasil belajar ii sebagai bukti bahwa begitu dilakuka da dialami sediri oleh siswa kuatya pegaruh motivasi belajar terhadap secara tidak lagsug membetuk karakter hasil belajar siswa. Akibat dari motivasi kemadiria siswa dalam belajar tapa lagi belajar siswa yag semaki baik, siswa adaya doroga atau paksaa dari luar semaki seag dalam belajar IPA, da itu yag megharuska mereka belajar. Ii berefek positif pada hasil belajar mereka. Skor

10 Ii sejala dega pedapat Sadirma (2007) yag meyataka bahwa tiggi redahya motivasi mempegaruhi prestasi belajar seorag aak. Setiap ada kesempata selalu mata pelajara yag diseagi yag dibaca. Wajarlah bila isi mata pelajara itu yag dikuasai dalam waktu yag relatif sigkat. Peigkata hasil belajar siswa juga tidak lepas dari situasi da kemeriaha yag di berika oleh Quatum Teachig. Peggubaha belajar yag meriah bagaika memaduka orkestra di dalam kelas bear-bear mampu melatuka melodi pembelajara yag meyeagka suasaa hati siswa sehigga siswa tertarik da meikmati belajar. Pegguaa musik latar yag berbeda pada tiap tahap pembelajara, video pembelajara, yel-yel semagat, higga pembacaa cerita tetag sais sebagai relaksasi, seolah meghapus semua batasa-batasa yag meghalagi siswa dalam belajar IPA. Hasil yag di diperoleh pada peelitia ii juga sejala dega hasil peelitia yag dilakuka oleh Ari Nugroho (2012) dega hasil peelitia meujukka bahwa quatum teachig berhasil meigkatka hasil belajar IPA siswa kelas IV di SD Negeri 2 Simo Boyolali Tahu Pelajara 2011/2012 dega adaya peigkata dari siklus I ke siklus II sebesar 19,06%. Hal serupa juga diugkapka dalam peelitia yag dilakuka Naipospos (2012) dega hasil peelitia meyataka bahwa quatum teachig berhasil meigkatka hasil belajar Geografi dega materi peraira laut pada siswa kelas X-D SMA Negeri 1 Pardiggara tahu pelajara 2011/2012 dega peigkata sebesar 24,13% dari hasil siklus I ke siklus II. Diyataka juga peigkata terjadi pada aktivitas belajar siswa yag meliputi aspek memperhatika, bertaya, meaggapi, da bersemagat. Peigkata aspek-aspek aktivitas belajar siswa kelas X-D tersebut, dapat diartika sebagai peigkata motivasi belajar mereka yag berimplikasi pada peigkata hasil belajarya. Dega demikia maka jelaslah bahwa situasi pembelajara yag dikemas quatum teachig mampu meigkatka motivasi da hasil belajar siswa. PENUTUP Berdasarka rumusa masalah, tujua da hasil peelitia seperti yag telah diuraika pada pembahasa, maka dapat disimpulka sebagai berikut. Pertama, peerapa quatum teachig dapat meigkatka motivasi belajar IPA siswa kelas V semester II tahu pelajara 2011/2013 di SD N 1 Negari, Kecamata Bajaragka, Kabupate Klugkug, yag pada akhir siklus I empat idikator ARCS berada pada retag skor 2,50 s/d 3,50 dega kriteria cukup baik. Pada akhir peerapa siklus II dua idikator ARCS berada pada retag skor 3,50 s/d 4,50 dega kriteria baik, da dua idikator laiya berada pada retag skor 4,50 s/d 5 dega kriteria sagat baik. Kedua, peerapa quatum teachig dapat meigkatka hasil belajar IPA siswa kelas V semester II tahu pelajara 2011/2013 di SD N 1 Negari, Kecamata Bajaragka, Kabupate Klugkug dega skor ratarata hasil belajar pada akhir siklus I mecapai agka 69 yag berada pada kategori cukup, dega daya serap 69% da tutas secara klasikal dega tigkat 36%. Da skor rata-rata hasil belajar pada akhir siklus II mecapai agka 75 yag berada pada kategori baik, dega daya serap 75% serta tigkat ketutasa klasikal mejadi 91% yaitu 10 orag tutas belajar dari total 11 orag. Dari data tersebut terlihat peigkata skor rata-rata hasil belajar siswa megalami peigkata dari pelaksaa siklus I higga akhir siklus II sebesar 8.11%. Berdasarka hasil yag diperoleh dari peelitia ii, maka diajuka beberapa sara yaki sara bagi guru, siswa da peeliti lai. Bagi guru disaraka utuk dapat melaksaaka da megembagka Quatum Teachig sesuai dega karakter ligkuga belajar utuk meigkatka motivasi belajar siswa. Bagi siswa disaraka utuk meumbuhka da meigkatka motivasi belajar yag berasal dari dalam diri dega cara megemas materi pelajara kedalam duia yag diseagi yag membuat seag dalam belajar. Bagi peeliti lai yag bermiat terhadap temua peelitia ii, diharapka dapat melakuka peelitia da pembuktia-pembuktia lebih dalam lagi

11 dega subjek da objek peelitia yag lebih luas. DAFTAR RUJUKAN Arikuto, Suharsimi Dasar-dasar Evaluasi Pedidika. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara , Peelitia Tidaka Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Departeme Pedidika Nasioal Kurikulum KTSP, Keragka Dasar. Jakarta: Departeme Pedidika Nasioal. DePorter, Bobbi Quatum Teachig (mempraktikka Quatum learig di ruag-ruag kelas). Badug: Kaifa. Gordo, Dryde Jeaette Vos Revolusi Cara Belajar (The Learig Revolutio): Belajar aka Efektif Kalau Ada dalam Keadaa Fu, Bagia II: Sekolah Masa Depa. Badug: Kaifa. Kurzreise Pembelajara IPA yag Meyeagka. Tersedia pada 18/pembelajara-ipa-yagmeyeagka. (Diakses taggal 03 Juli 2010). Latari, Sudiati Ni Made Peerapa Model Pembelajara Kuatum dega Sitaks TANDUR Sebagai Upaya utuk Meigkatka Motivasi Belajar da Hasil Belajar PK Siswa Kelas VII2 SMP Laboratorium Udiksha Sigaraja Tahu Ajara 2008/2009. Skripsi (tidak diterbitka). Jurusa Pedidika Kewargaegaraa, Uiversitas Pedidika Gaesha Sajaya, Wia Peelitia Tidaka Kelas. Jakarta: Kecaa Preada Media Group. Satyasa, I Waya Metodologi Peelitia Tidaka Kelas. Makalah disajika dalam Workshop tetag Peelitia Tidaka Kelas (PTK) bagi Para Guru SMP 2 da 5 Nusa Peida Klugkug.Uiversitas Pedidika Gaesha.Nusa Peida 30 Nopember-1 Desember Sardima, A.M.2007.Iteraksi da Motivasi Belajar.Jakarta: PT.Raja Grafido Persada. Sudjaa, Naa Dasar-dasar Proses Belajar Megajar. Badug: PT. Siar Baru Algesido. Sudjaa, Naa Peilaia Hasil Proses Belajar Megajar. Badug: PT Remaja Rosdakarya. Surepa, Negah Implemetasi Pembelajara Kuatum (Quatum Teachig) pada Pembelajara Matematika Utuk Meigkatka Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IIC SMP Negeri 2 Sigaraja. Skripsi (tidak diterbitka). Jurusa Pedidika Matematika, IKIP Negeri Sigaraja. Uiversitas Pedidika Gaesha Pedoma Peulisa Skripsi da Tugas Akhir. Sigaraja: Uiversitas Pedidika Gaesha Wardhai, dkk Peelitia Tidaka Kelas. Jakarta: Uiversitas Terbuka. Mulyasa E Kurikulum Berbasis Kompetesi. Badug: PT. Remaja Rosdakarya. Safaria, Triatoro.2004.Kepemimpia (edisi pertama).yogyakarta: Graha Ilmu.