Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember 2009
|
|
- Inge Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia Siposiu Nasional IMI 009 andun, -5 Deseber 009 Makalah rofesional IMI 09 0 rediksi ola liran Multifasa untuk iap Seen pada Jarinan ipa Kopleks di Lapanan X,3 Ucok W.R. Siaian,,3 Leksono Muchara, 3,4 Lala S. Riza,,3 Lira diyanti,,3 rdian ) rora Studi Mateatika, Institut eknoloi andun ) rora Studi eknik erinyakan, Institut eknoloi andun 3) Research Consortiu OINE, Institut eknoloi andun 4) rora Ilu Koputer, Universitas endidikan Indonesia bstrak Distribusi tekanan erupakan salah satu pertibanan dala perancanan suatu siste jarinan pipa as-kondensat. rediksi enenai distribusi tekanan dapat dilakukan denan siulasi koputer denan enerapkan sejulah odel aliran dala suatu alorita nuerik. ada penelitian ini dikebankan suatu odel siulasi untuk ediksi distribusi tekanan pada suatu siste jarinan pipa as-kondesat. Model siulasi yan dikebankan pada penelitian ini terdiri dari dua baian. aian pertaa adalah linearisasi odel aliran dua fasa es and rill s. aian kedua adalah penebanan siste persaaan berdasarkan susunan jarinan pipa dan etode Kirchoff. ersaaan ateatik dari peodelan ini diselesaikan secara nuerik denan enunakan etode iterasi Newton. Hasil penelitian ini diaplikasikan untuk ediksi distribusi tekanan jarinan pipa pada kasus Lapanan X. Distribusi tekanan yan diediksi denan odel hasil penelitian ini sesuai denan hasil ediksi enunakan coercial software. erbandinan hasil tersebut telah enunjukkan kesesuaian. Kata kunci : Flow attern, es and rill s, Metode Iterasi Newton. endahuluan ada saat ini, konsusi inyak bui di dunia eninkat denan pesat, seirin denan eninkatnya perintaan eneri secara lobal. Hal ini jua epenaruhi hara inyak bui yan cenderun tidak stabil jika dibandinkan denan hara as bui yan berantun pada kontrak. eberapa neara berencana untuk ensubsitusi inyak bui denan eneri alternatif yan eiliki cadanan yan lebih banyak, salah satunya adalah as bui. Indonesia erupakan salah satu neara yan ikut enabil lankah ini. ren oduksi inyak bui di Indonesia cenderun enurun, tetapi oduksi as buinya justru eninkat. Selaa beberapa tahun, oduksi as bui di Indonesia eninkat secara kontinu. ada tahun 004, rata-rata oduksi as bui Indonesia adalah 8.35 SCFD dan konsusi as bui dala neeri adalah 4.88 SCFD sedankan sisanya, 3.47 SCFD diekspor ke berbaai neara. Cetak biru Kebijakan Eneri Nasional , enharapkan penunaan eneri nasional encapai titik optiu, yaitu 6.% untuk inyak bui, 30.6% untuk as ala, dan 3.8% untuk eneri eotheral. erdasarkan kasus ini, Research Consortiu OINE (Optiization on Gas and Oil ransission and Distribution ipeline Network) di bawah usat eodelan Mateatika dan Siulasi, sebaai salah satu pusat penelitian di I, kolaborasi berbaai bidan ilu, ikut endukun pencapaian nasional dala bidan inyak dan as bui. Optiasi oduksi as enjadi topik penelitian yan diharapkan dapat eninkatkan oduksi as. Metode optiasi oduksi dikebankan dari peodelan ateatika denan ebanun siulasi sesuai denan perasalahan di lapanan. endekatan ini dipilih karena biaya yan terjankau dan dapat direesentasikan dala kasus lapanan.
2 Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia enebanan Model Model yan diunakan dala penelitian ini terdiri dari 3 koponen utaa, yaitu odel aliran duafasa (etode linier es-rill), odel analisa jarinan Huku Kirchoff, dan osedur iterasi. Dala enebanan odel, diunakan beberapa asusi, yaitu :. Kondisi aliran steady state.. Koposisi fluida dan teperatur konstan sepanjan siste jarinan. 3. Minor lossess diabaikan. Model aliran dua fasa Model aliran dua fasa yan diunakan adalah etode es-rill. Dala penelitian ini, etode es-rill diunakan untuk eediksi perfora aliran as kondensat dala pipa. Model ini akan diunakan dala suatu siste jarinan pipa kopleks. Metode tersebut dapat ditulis sebaai berikut : n n W + = η Δ + i () diana η i didefinisikan sebaai: C W 3 η = i C () Δ Z + C W W dan C = sin ρ θ (3) c (3) (4) f C = 5 π d ρ c (5) (4) 4vs C = 3 π d c Untuk jarinan pipa yan tidak euat loop, kecepatan assa ( W ) pada setiap pipa adalah konstan untuk setiap waktu. Jadi, tidak dibutuhkan osedur iteratif untuk enentukan W sehina dapat ditulis sebaai : ( W ) = η Δ (6) i i i ressure drop pada setiap pipa dala jarinan dapat diselesaikan denan enunakan teknik solusi atriks. Dala penelitian ini, kai enunakan eleinasi Gauss. Matriks persaaan dapat diperoleh dari persaaan (6) Sifat fasa erhitunan sifat fasa dihapiri oleh perhitunan yan elibatkan berbaai suber. Sifatsifat fluida yan perlu dikalkulasi adalah densitas dan viskositas fluida (as, kondensat, dan air). ertaa, akan dihitun faktor koesibilitas as. Sifat pseudokritikal as didefinisikan sebaai (R.Sutton): = γ 3.6γ (7) = γ 74γ Jika terdapat ketidakurnian dala as, aka nilai pseudokritical perlu dikoreksi denan enunakan korelasi Wichert-zis = 0( ) ( ) (9) diana = Julah fraksi ol CO dan H S = Fraksi ol N ' = ' = ' + y y ( - ) H S H S Sifat pseudoreduced dapat dihitun denan = = Faktor koesibilitas as dapat ditulis sebaai: 5 z = + ρ + ρ ρ 33 ρ ( + 0.7ρ ) exp( 0.7ρ ) diana ρ = = = = 0.7 z 3 33 (8) () () (0) (3)
3 Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia Densitas as erikut adalah persaaan yan diunakan untuk enhitun kepadatan as: M = 9γ (4) a M a ρ = 0.73 z (5) Viskositas as erhitunan viskositas as berdasarkan korelasi Standin, denan epertibankan efek dari viskositas olekul nonhydrokarbon pada tekanan atosfer. ( ) ( ) ( ) μ = μ uncorrected + Δ μ + Δ μ + Δμ H S N CO (6) diana μ uncorrected =.79 ( 0 ).06 ( 0 ) ( - 460) 8.88( 0 γ + ) loγ ( ) 3 3 ( Δ μ) = y 8.48( 0 ) lo 9.59 ( 0 HS HS ) γ ( Δ μ) = y 9.08( 0 ) lo 6.4 ( 0 N N ) γ ( Δ μ) = y 8.49( 0 ) loγ ( 0 CO ) CO Viskositas as pada tekanan tini enunakan korelasi Depsey, exp( C) μ = μ (7) diana 33 3 C = = x x0 = x x0 = x x x0 3 3 = x x x x0 Densitas kondensat erhitunan untuk enentukan viskositas kondensat, adalah sebaai berikut: ρ = γ ρ o o w (8) Viskositas kondensat Untuk enentukan viskositas dari kondensat, diunakan korelasi Glasso: a μ = 3.4 ( 0 ) ( 460) [ lo o ( I )] (9) I 4.5 = 3.5 γo (0) a = 0.33 lo () [ ( )] Densitas air Densitas air dihitun denan enunakan persaaan berikut: 3 ρ w = S ( 0 ) S () diana S = Kadar ara dala persen berat. Viskositas air Viskositas air diperoleh dari persaaan berikut: μ = ( 460) w (3) diana 3 = + S + S + S 0 3 = = ( ) = = dan = + S+ S + S ( ) 4 5 ( ) ( ) =.66 = = = Lalu, viskositas air pada tekanan tertentu dapat diperoleh denan persaaan berikut: ( ) ( ) 5 9 μ = μ w w (4) Densitas dan viskositas fluida Setelah densitas dan viskositas kondensat dan air diperoleh, aka densitas dan viskositas fluida dapat diperoleh dari persaaan berikut: CGR WGR ρ = l ρ + o ρw CGR + WGR CGR + WGR (5) CGR WGR (6) μ = μ + μ l o w CGR + WGR CGR + WGR 3
4 Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia rosedur iterasi Metode koputasi yan diunakan di sini adalah untuk jarinan pipa kopleks. Kita tidak perlu elakukan iterasi untuk enentukan kecepatan assa ( W ). erikut adalah osedur iterasi untuk jarinan pipa kopleks:. Masukan nilai kecepatan assa W untuk tiap pipa.. Masukan nilai hapiran tekanan di setiap titik node. 3. entukan nilai hapiran untuk nilai tekanan rata-rata pada tiap pipa denan enunakan persaaan dibawah ini: ( i, j) + ( i, j+ ) j = (7) 4. Denan nilai hapiran dan, ediksi nilai-nilai ρ, ρ, μ, μ dan λ denan L L L enunakan odel sifat fasa. 5. Denan enunakan kecepatan assa W dan sifat fluida pada lankah (4), akan ditentukan nilai hapiran densitas capuran ρ, dan kecepatannya, v. 6. entukan nilai hapiran liquid holdup, H L, untuk setiap konfiurasi horizontal pada tiap pipa, denan enunakan persaaan korelasi epiric es-rill. 7. entukan nilai hapiran dari kecepatan superfisial as, v s. 8. entukan nilai hapiran bilanan Reynolds N Re. 9. entukan nilai faktor friksi capuran, f, denan enunakan persaaan Chen 0. Hitun nilai konstanta C, C, dan C 3 yan telah didefinisikan pada persaaan (3), (4), dan (5),. Untuk setiap pipa, hitun nilai koefisien faktor, η, yan telah didefinisikan pada persaaan ().. Susun atriks persaaan untuk enentukan nilai Δ dari persaaan (6) denan enunakan eliinasi Gauss. 3. entukan nilai tekanan pada setiap titik node pada siste jarinan. 4. Hitun nilai Euclidean dari tekanan yan telah dihitun, yaitu N + ξ = ( ) (8) i i i= 5. eriksa apakah tekanan pada iterasi ini sudah konveren. Jika nilai ξ dari lankah (4) lebih kecil dari nilai toleransi τ yan telah ditentukan, aka oses ini telah konveren. Naun, jika ξ lebih besar daripada τ, ulani lankah (3) denan enunakan nilai-nilai baru diana tekanan didefinisikan sebaai berikut: Studi Kasus k k+ + i i = (9) i Model yan diunakan dala studi kasus ini adalah jarinan pipa ultifasa kopleks di lapanan X (Gabar ).ujuan studi kasus ini adalah untuk eediksi tekanan pada setiap well head dan stasiun penupulan. Diulai dari nilai tekanan tetap di NM, perhitunan distribusi tekanan dilakukan seperti lankah-lankah di atas. Data asukan eliputi data dari well head dan eoetri pipa tiap seen nalisis dan Diskusi Hasil siulasi denan enunakan Software OINE yan dibandinkan denan software koersial enunjukkan hasil seperti pada tabel.dari hasil yan diperoleh software OINE dan software koersial, terdapat perbedaan rata rata dala ediksi tekanan sebesar.75 % dari ipephase dan % dari ipesi. Software OINE apu eediksikan pola aliran pada asin asin seen (tabel ) yan dapat dikebankan lebih lanjut untuk eediksikan hold up pada asin asin seen pipa. Kesipulan erdasarkan penjabaran dala akalah ini, dapat disipulkan bahwa:. Model dua fasa telah dikebankan untuk eediksi distribusi tekanan dala jarinan pipa aliran ultifasa kopleks.. Model ini terdiri dari 3 konsep yaitu: odel dua-fasa, odel sifat fasa, dan osedur iterasi. 3. erbedaan ediksi tekanan antara software OINE dan software koersial rata rata sebesar.75% (ipephase) dan % (ipesi) 4. erbedaan antara Software OINE dan software koersil lainnya, disebabkan oleh perbedaan etode perhitunan. 4
5 Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia Noenclature p : Cross sectional area of pipe, D : Deand, lb / D d : Inside pipe diaeter, ft f : ipe friction factor : Gravity acceleration, ft sec ft c : Conversion factor, lb. ft lbf. sec H L : Liquid holdup, fraction k : ie level in the iteration calculation L : otal nuber of les M : otal nuber of loop in a network N : otal nuber of nodes N FE : Froude nuber N RE : Reynolds nuber R : Riht hand side of the syste of equations : ressure, psia Q : Voluetric as flow rate, cuft / D S : Supply, lb / D : eperature, R v : Superficial as velocity, ft hr s W : Mass flow rate of ixture Z : Lenth of distance, ft ε : ipe rouhness, ft λ L : Volue fraction of liquid, fraction μ : Viscosity, cp η : wo-phase flow equation coefficient ρ : Density, lb τ : olerance ξ : Euclidean 3 ft Reference. hed, Hydrocarbon hase ehavior. Houston, exas: Gulf ublishin Copany.. Muchara, L. dan dewui M Copositional wo hase Flow Model for nalyzin and Desinin Coplex ipeline Network Syste. ennsylvania: ennsylvania State U. 3. Muchara, L. et al wo-hase Flow Model for redictin ressure Distribution in Coplex ipeline Network. RC-OINE 6 th nnual Report. 4. McCain, W.D he roperties of etroleu Fluids. ulsa, Oklahoa: ennwell ublishin Copany. Subscript L Superscript k Relatin to the as phase Relatin to the liquid phase Relatin to the ixture Relatin to the otal Relatin to the tie level Vector verae 5
6 Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia abel. Hasil enolahan Data Node ipephase ipesi OINE Differences with Differences with (psia) (psia) (psia) ipephase (%) ipesi (%)
7 Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia abel. Hasil enolahan Data OINE ola Node OINE ola Node (psia) liran (psia) liran sereated 9.9 sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated 87.3 sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated sereated 7
8 Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia Gatherin Station Well head NM ,7 sia Gabar. Model Jarinan ipa Kopleks Gabar. Hasil erbandinan Distribusi ekanan Software OINE dan Software Koersial 8
9 Ikatan hli eknik erinyakan Indonesia 9
BAB II Model Aliran Multifasa Dalam Pipa
BAB II Model Aliran Multifasa Dala Pipa Sebelu elakukan proses optiasi diaeter pipa transisi inyak dibutuhkan beberapa odel ateatika untuk enyelesaikan hal-hal yan epenaruhi biaya total. Pihak produsen
Lebih terperinciOPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X
IATMI 2006-TS-30 PROSIDING, Siposiu Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perinyakan Indonesia (IATMI) 2006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 5-7 Noveber 2006 OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL
PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor
Lebih terperinciKonsep Gaya Hukum Newton I Massa Gaya grafitasi dan Berat Hukum Newton III Analisa Model dengan HK Newton II Gaya gesek
8//0 Konsep Gaa Huku Newton I Massa Gaa rafitasi dan Berat Huku Newton III Analisa Model denan HK Newton II Gaa esek Konsep Gaa Pada kuliah sebeluna, kita telah ebahas erak suatu objek dala hal posisi,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II ANDAAN TEORI. Algorita.. Pengertian Algorita Istilah algorita pertaa kali diperkenalkan oleh seorang ahli ateatika dan astronoi Persia yaitu Abu Ja far Muhaad Ibnu Musa Al Khawarizi (diperkirakan
Lebih terperinciBAB II SIFAT-SIFAT ZAT MURNI
Yose Aun Cahyanta : Terodinaika I 9 BAB II SIFAT-SIFAT ZAT MURNI ZAT MURNI (PURE SUBSTANCE) Merupakan zat yan epunyai koposisi kiia yan tetap (stabil), isalnya : air (water), nitroen, heliu, dan CO. Zat
Lebih terperinciPERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON DRAIN (SOURCE FOLLOWER)
PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON DRAIN (OURCE FOLLOWER) 3.1Tujuan : 1) Mendeonstrasikan prinsip kerja dan karakteristik dari rankaian penuat coon drain sinyal kecil. 2) Investiasi penaruh dari penuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.
Lebih terperinciB C D E... 2h g. =v 2h g T AB. B, y. = 2 v' =2e v 2h T BC
1. Gerak benda di antara tubukan erupakan erak parabola. Sebut posisi ula-ula benda adalah titik A, posisi terjadinya tubukan pertaa kali adalah titik B, posisi terjadi tubukan kedua kalinya adalah titik
Lebih terperinciKebergantungan Faktor Pengisian (Fill Factor) Sel Surya Terhadap Besar Celah Pita Energi Material Semikonduktor Pembuatnya : Suatu Tinjauan Matematika
Keberantunan Faktor Penisian (Fill Factor) Sel Surya Terhadap Besar Celah Pita Eneri Material Seikonduktor Pebuatnya : Suatu Tinjauan Mateatika Dadi Rusdiana Jurusan Fisika FPMPA UP, Jl Dr Setiabudhi 9
Lebih terperinciGambar II.1. Skema Sistem Produksi
Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Sistem Produksi Sistem produksi minyak merupakan jarinan pipa yan berunsi untuk menalirkan luida (minyak) dari reservoir ke separator. Reservoir terletak di bawah permukaan
Lebih terperinciXpedia Fisika. Mekanika 02
Xpedia Fisika Mekanika 02 Doc. Nae: XPFIS0102 Version: 2012-07 halaan 1 01. Gaya yan dibutuhkan untuk enerakan bola hoki berassa 0,1 k konstan pada kecepatan 5 /s di atas perukaan licin adalah... (A) Nol
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR SIMBOL... viii BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR SIMBOL... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Ruusan Masalah... 2 1. Tujuan
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan
BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciBab 3 Persamaan Perubahan Tekanan di Sepanjang Pipa Alir
Bab Persamaan Perubahan ekanan di Seanjan Pia Alir Bab berikut membahas tentan model matematika yan diunakan untuk meneah terjadinya enyumbatan aliran (bottlenek) yaitu model ersamaan erubahan tekanan
Lebih terperinciBidang Fisika yg mempelajari tentang gerak tanpa mengindahkan penyebab munculnya gerak dinamakan Kinematika.
idan isika y epelajari tentan erak tanpa enindahkan penyebab unculnya erak dinaakan Kineatika. idan isika y epelajari tentan erak beserta penyebab unculnya erak dinaakan Dinaika. Huku Newton tentan Gerak
Lebih terperinciPERSAMAAN BERNOULLI. Ir. Suroso Dipl.HE, M.Eng
PERSMN BERNOULLI Ir. Suroso Dil.HE, M.En Pendahuluan Pada at cair diam, aya hidrostatis mudah dihitun karena hanya bekerja aya tekanan. Pada at cair menalir, dierhitunkan keceatan, arah artikel, kekentalan
Lebih terperinciPEMODELAN MATEMATIS UNTUK MENGHITUNG KEMAMPUAN PRODUKSI SUMUR GAS
Fakultas MIPA, Universitas Neeri Yoyakarta, 16 Mei 009 PEMODELAN MATEMATIS UNTUK MENGHITUNG KEMAMPUAN PODUKSI SUMU GAS Mohammad Taufik Jurusan Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran Jl. aya Bandun - Sumedan
Lebih terperinciANALISA JARINGAN PIPA LOOP-NODE DUA FASA MENGGUNAKAN METODE BEGGS AND BRILL
ANALISA JARINGAN PIPA LOOP-NODE DUA FASA MENGGUNAKAN METODE BEGGS AND BRILL Rudi Rubiandini R.S. - Insitut Teknologi Bandung Harisza Koswara Stavanger University, Norway rrr@bdg.centrin.net.id RINGKASAN
Lebih terperinciSistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant
Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah
Lebih terperinciGERAK SATU DIMENSI. Sugiyanto, Wahyu Hardyanto, Isa Akhlis
GERAK SATU DIMENSI Sugiyanto, Wahyu Hardyanto, Isa Akhlis Bahan Ajar Mata Kuliah Koputasi Fisika A. Gerak Jatuh Bebas Tanpa Habatan Sebuah benda dijatuhkan dari ketinggian tertentu dengan besar kecepatan
Lebih terperinciMETHODIST-2 EDUCATION EXPO 2016
TK/SD/SMP/SMA Methodist- Medan Jalan M Tharin No. 96 Medan Kota - 01 T: (+661)46 81 METODIST- EDUCATION EXPO 016 Loba Sains Plus Antar Pelajar Tinkat SMA se-suatera Utara NASKA SOAL FISIKA - Petunjuk Soal
Lebih terperinciResearch Consortium OPPINET, Institut Teknologi Bandung
IATMI 006-TS-9 PROSIDING, Siosiu Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perinyakan Indonesia (IATMI) 006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 5-7 Noveber 006 APLIKASI NILAI EFISIENSI ALIRAN DAN METODE SEQUENTIAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional
Lebih terperinciGetaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan
2.1.2. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dala suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Seua benda
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
II TINJUN USTK ompa adalah suatu alat yan diunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain denan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut diunakan
Lebih terperinciPenerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah
Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya
Lebih terperinciPenentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering
Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang
Lebih terperincidimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3
Zat dan Wujudnya Massa Jenis Jika kau elihat kapas yang berassa 1 kg dan batu berassa 1 kg, apa ada di benaku? Massa Jenis adalah perbandingan antara assa benda dengan volue benda Massa jenis zat tidak
Lebih terperinciFluida. Pada temperatur normal, zat dapat berwujud: Fluida
LUID luia aa teperatur noral, zat apat erwuju: luia? aatan/soli Cair/Liqui Gas luia Zat an apat enalir an eiliki entuk seperti waah an enapunna to-ato an olekul-olekul eas ererak luia okok ahasan luia
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul
Lebih terperinciINSTANTON. Casmika Saputra Institut Teknologi Bandung
INSTANTON Casika Saputra 02200 Institut Teknologi Bandung Abstrak. Solusi klasik pada kasus Double Well Potential dala ekanika kuantu dala iaginary tie Euclidian eberikan dua buah solusi yaitu solusi trivial
Lebih terperinciTERMODINAMIKA TEKNIK II
DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 4, No 2, Oktober 2002: 94 98 Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Perforansi Mesin Pendingin ) Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi
Lebih terperinciKAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA
Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK PENDINGINAN MODEL SUNGKUP APWR DENGAN LAMINAR SUBCOOLED WATER FILM
STUDI KARAKTERISTIK PENDINGINAN MODEL SUNGKUP APWR DENGAN LAMINAR SUBCOOLED WATER FILM Diah Hidayanti 1, Aryadi Suwono 1, Nathanael P. Tandian 1, Ari Darawan Pasek 1, dan Efrizon Uar 1 Progra Magister
Lebih terperinciESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN BATU DAN PLESTERAN YATNA SUPRIYATNA. Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia
Majalah Iliah UNIKOM Vol.6, No. bidan REKAYASA ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN BATU DAN PLESTERAN YATNA SUPRIYATNA Jurusan Teknik Sipil Universitas Koputer Indonesia Konstruksi pekerjaan batu dan plesteran
Lebih terperinciOleh : Luthfan Riandy*
STUDI PENGARUH KOMPOSISI, KONDISI OPERASI, DAN KARAKTERISTIK GEOMETRI PIPA TERHADAP PEMBENTUKAN KONDENSAT DI PIPA TRANSMISI GAS BASAH The Study of Composition, Operation Condition, and Pipe Characteristic
Lebih terperinciPertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012
Perteuan ke-3 Persaaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 7 Septeber 01 Analisa Terapan Terapan:: Metode Nuerik Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Bisection Dasar Teorea: Suatu persaaan ()0, diana
Lebih terperinciPerancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Deskripsi Objek Studi 3.1.1. Desain kapus Kledokan, Universitas Ata Jaya Yogyakarta Universitas Ata Jaya Yogyakarta (UAJY) yaitu lebaga pendidikan tinggi swasta Katolik
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya
Lebih terperinciKENDARAAN HIBRID RETROFIT: PENGANTAR KENDALI DISTRIBUSI DAYA. Estiko Rijanto
KENDARAAN HIBRID RETROFIT: PENGANTAR KENDALI DISTRIBUSI DAYA Estiko Rijanto Pusat Penelitian Tenaa Listrik dan Mekatronika, LIPI Koplek LIPI, Jl. Cisitu No.21/154 D, Bandun 40135 INTISARI Kendaraan Hibrid
Lebih terperinciREVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA
REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mekanika Fluida Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinyu yang mempelajari tentang fluida (dapat berupa cairan dan gas). Fluida sendiri merupakan zat yang bisa
Lebih terperinciDinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus
Fisika-TEP FTP UB /6/3 Dinaika 3 TIM FISIKA FTP UB PUSAT MASSA Titik pusat assa / centroid suatu benda ditentukan dengan ruus ~ x x ~ y y ~ z z Diana: x, y, z adalah koordinat titik pusat assa benda koposit.
Lebih terperinciANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK
ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.
Lebih terperinciBAB VIII ALIRAN DI BAWAH PINTU
BAB III ALIRAN DI BAWAH PINTU III TUJUAN PERCOBAAN Menamati aliran didasarkan atas pemakaian persamaan Bernouli untuk aliran di bawah pintu III ALAT-ALAT ANG DIGUNAKAN Flume beserta perlenkapanya Model
Lebih terperinci1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1
DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....
Lebih terperinciRANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)
RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan
Lebih terperinciSTUDI ABSORPSI CO 2 MENGGUNAKAN KOLOM GELEMBUNG BERPANCARAN JET (JET BUBBLE COLUMN)
MAKARA, TEKNOLOGI, VOLUME 1, NO. 1, ARIL 8: 317 STUDI ABSORSI O MENGGUNAKAN KOLOM GELEMBUNG BERANARAN JET (JET BUBBLE OLUMN) Setiadi, Nita Tania H., Hantizen, dan Dijan Supraono Departeen Teknik Kiia,
Lebih terperinciBAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON
BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan
Lebih terperinciHIDRODINAMIKA & APLIKASINYA
HIDRODINAMIKA & APLIKASINYA Oleh: Tito Hadji Aun S, ST, MT Ir Sudarja, MT, PhD (Candidate) Matrikulasi Jurusan Teknik Mesin Uniersitas Muhammadiyah Yoyakarta 017 Mekanika Fluida Fluida : Zat Alir (zat
Lebih terperinciKinerja Fasad Selubung Ganda dalam Menurunkan Konsumsi Energi untuk Pendinginan pada Bangunan Gedung
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kinerja Fasad Selubung Ganda dala Menurunkan Konsusi Energi untuk Pendinginan pada Bangunan Gedung Rosady Mulyadi Lab. Sains dan Teknologi Bangunan, Departeen Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinci4 MESIN PENDINGIN ADSORPSI
4 MESIN PENDINGIN ADSORPSI Pendahuluan Pendininan erupakan suatu prses peneluaran panas dari suatu benda dibawah suhu linkunannya. Dala penananan pasca panen, prses pendininan diunakan untuk enekan laju
Lebih terperinciPerbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil
Vol. 2, 2017 Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil Widiarti 1*, Rifa Raha Pertiwi 2, & Agus Sutrisno 3 Jurusan Mateatika, Fakultas Mateatika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jurnal Teknika ATW_Edisi 08 1
STUDI EKSPERIMENTAL ALIRAN KE SIDE ARM T- JUNCTION DENGAN SUDUT 45 O PADA SALURAN MIRING TERHADAP KARAKTERISTIK PEMISAHAN KEROSENE - AIR DENGAN VARIASI HAMBATAN DOWNSTREAM Oleh : ) Karinto, 2) Heri Kustanto,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul
Lebih terperinciKAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC
KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC1-12706 Denny M. E Soedjono (1), Joko Sarsetiyanto (2), Dedy Zulhidayat Noor (3), Davit Priabodo 4) 1),2),3),4) Progra Studi D3 Teknik Mesin
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN
43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA
Lebih terperinciVARIASI HAMBATAN DOWNSTREAMKE SIDE ARM T- JUNCTION SUDUT 45 O PADA SALURAN MIRING TERHADAP KARAKTERISTIK PEMISAHAN KEROSENE - AIR
University Research Colloquiu 205 ISSN 2407-989 VARIASI HAMBATAN DOWNSTREAMKE SIDE ARM T- JUNCTION SUDUT 45 O PADA SALURAN MIRING TERHADAP KARAKTERISTIK PEMISAHAN KEROSENE - AIR Karinto, 2 Suhartoyo,2,
Lebih terperinciPerhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude
9/0/0 Perhitungan Tahanan Kapal dengan etode Froude Froude enganggap bahwa tahanan suatu kapal atau odel dapat dipisahkan ke dala dua bagian: () tahanan gesek dan () tahanan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan
Lebih terperinciANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT
ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT OLEH : Budi Setiawan 106 100 034 Dosen Pebibing : Dra. Laksi Prita W, M.Si. Drs. Sulistiyo, MT. JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS
Lebih terperinciDESAIN KONTROL PATH FOLLOWING QUADCOPTER DENGAN ALGORITMA LINE OF SIGHT
Seinar Nasional Inoasi Dan Aplikasi eknologi Di Industri 27 ISSN 285-428 IN Malang 4 Pebruari 27 DESAIN KONROL PAH FOLLOWING QADCOPER DENGAN ALGORIMA LINE OF SIGH Anggara risna Nugraha urusan eknik Elektro
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hukum Kekekalan Massa Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov- Lavoiser adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan
Lebih terperinciPENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL
PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL Waris Wibowo Staf Pengajar Akadei Mariti Yogyakarta (AMY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk endapatkan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek
Lebih terperinciBAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU
BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU Salah satu langkah yang paling penting dala ebangun suatu odel runtun waktu adalah dari diagnosisnya dengan elakukan peeriksaan apakah
Lebih terperinciKELUARGA METODE ITERASI ORDE EMPAT UNTUK MENCARI AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT
KELUARGA METODE ITERASI ORDE EMPAT UNTUK MENCARI AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR Kiki Reski Ananda 1 Khozin Mu taar 2 12 Progra Studi S1 Mateatika Jurusan Mateatika Fakultas Mateatika dan Ilu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN
35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan
Lebih terperinciPERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU
PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational
Lebih terperinciPenentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama)
Perfora (2005) Vol. 4, No.2: 52-63 Penentuan Julah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minu Dala Keasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utaa) Dyan Parardyo S, Yuniaristanto,
Lebih terperinciKajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis
p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Naskah diterbitkan: 30 Deseber 015 DOI: doi.org/10.1009/1.0110 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika
Lebih terperinciANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA
ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi
Lebih terperinciBAB III ANALISA TEORETIK
BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR
MODEL MATEMATIKA SISTEM PEMUKAAN ZAT AI PENGANTA Pada bagian ini kita akan enurunkan odel ateatika siste perukaan zat cair. Dengan eperkenalkan prinsip resistansi dan kapasitansi untuk siste perukaan zat
Lebih terperinciFAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT
FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA Elvi Syahriah 1, Khozin Mu taar 2 1,2 Progra Studi S1 Mateatika Jurusan Mateatika Fakultas Mateatika
Lebih terperinciKESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR
Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 2009, pp. 4-50 ISSN 4-2485 KESEIMBANGAN LINTASAN TIPE U- LINE ASSEMBLY PADA PERAKITAN POMPA AIR Pratikto, Tanti Octavia 2 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinci1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik
1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang
Lebih terperinciGambar A.1. Fix Dies.
LAMPIRAN A. Gabar Teknik Dies Salah satu koponen dala esin HPDC yaitu cetakan (dies). Dies yang digunakan pada penelitian ini enggunakan aterial Baja ST 7 yang dibuat di Laboratoriu Proses Produksi Politeknik
Lebih terperinciAliran Dalam Saluran Terbuka
liran Dala Saluran Terbuka RUMUS KECETN RT-RT EMIRIS Sulit Untuk Menentukan Teanan Geser Dan Distribusi Keepatan Dala liran Turbulen, Maka Diunakan endekatan Epiris Untuk Menitun Keepatan Rata-rata. Ruus
Lebih terperinciPEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA
PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA Babang Purwanggono, Andre Sugiyono Progra Studi Teknik
Lebih terperinciANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR
ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR JAHARUDDIN Departeen Mateatika, Fakultas Mateatika dan Iu Pengetahuan Ala, Institut Pertanian Bogor Jln. Meranti, Kapus IPB Draaga, Bogor 1668,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG
HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, OLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG Eko Nugroho Julianto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Searang (UNNES) Gedung E4, Kapus
Lebih terperinciSISTEM PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN PADA MANAJEMEN CALL CENTER DENGAN MULTI-CLASS PELANGGAN DAN MULTI-POOL SERVER
SISTEM PENYUSUNAN KEPEGAWAIAN PADA MANAJEMEN CALL CENTER DENGAN MULTI-CLASS PELANGGAN DAN MULTI-POOL SERVER Aidy Ily, Rully Soelaian Jurusan Pasca Sarjana Teknik Inforatika, Fakultas Teknologi Inforasi,
Lebih terperinciSIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU
Proceeding Seinar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarasin, 7-8 Oktober 2015 SIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU Akhad Syarief,
Lebih terperinciEfektifitas fasad selubung ganda dalam mengurangi beban panas pada dinding luar bangunan
TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Efektifitas fasad selubung ganda dala engurangi beban panas pada dinding luar bangunan Rosady Mulyadi Laboratoriu Sains dan Teknologi Bangunan, Progra Studi Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciMETODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA ABSTRACT
METODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA Zuhnia Lega 1, Agusni, Supriadi Putra 1 Mahasiswa Progra Studi S1 Mateatika Laboratoriu Mateatika
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida
BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul
Lebih terperinciSurya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia. Pendahuluan
Surya Dara, M.Sc Departeen Fisika Universitas Indonesia Pendahuluan Potensial listrik yang uncul sebagai dapak dari perubahan edan agnet dala area tertentu disebut ggl induksi. Arus yang terjadi pada kawat
Lebih terperinci6. OPTIKA FOURIER 6.1. ANALISIS FOURIER
6. OPTIKA FOURIER 6.1. ANALISIS FOURIER Dala intererensi, diraksi, terjadi superposisi dua buah gelobang bahkan lebih. Seringkali superposisi terjadi antara gelobang yang eiliki aplitudo, panjang gelobang
Lebih terperinciPETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA
PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Copetititon Tingkat SMA 1. Ujian Eksperien berupa Naskah soal beserta lebar jawaban dan kertas grafik. 2. Waktu keseluruhan dala eksperien dan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY
BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran Umum Setelah membaca modul mahasiswa memahami penggunaan atau penerapan persamaan momentum untuk aliran saluran terbuka.
Tujuan Pembelajaran Umum Setelah membaca modul mahasiswa memahami penunaan atau penerapan persamaan momentum untuk aliran saluran terbuka. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah membaca modul dan menelesaikan
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka
5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).
Lebih terperinciτ = R x F Titik acuan R
DINAMIKA Mepelajar erak benda denan penyebabnya. Massa, suatu konstanta dar benda Gaya, F sesuatu yan enyebabkan erakan suatu benda Moen aya,τ perkalan atara vektor jarak denan aya F τ R x F Ttk acuan
Lebih terperinciMODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI
MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI Muhaad Aldo Aditiya Nugroho (13213108) Asisten: Dede Irawan (23214031) Tanggal Percobaan: 29/03/16 EL3215 Praktiku Siste Kendali Laboratoriu Siste Kendali dan Koputer - Sekolah
Lebih terperinci