BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II ANDAAN TEORI. Algorita.. Pengertian Algorita Istilah algorita pertaa kali diperkenalkan oleh seorang ahli ateatika dan astronoi Persia yaitu Abu Ja far Muhaad Ibnu Musa Al Khawarizi (diperkirakan wafat pada tahun 850). Beliau erupakan pencetus pertaa algorita karena di dala buku Aljabar wal uqabala Abu Ja far enjelaskan langkah-langkah dala enyelesaikan berbagai persoalan aritatika (aljabar). Pengertian algorita (dala uarga, 006) :. uatu urutan dari barisan langkah-langkah atau instruksi guna enyelesaikan suatu asalah.. Teknik penyusunan langkah-langkah penyelesaian asalah dala bentuk kaliat dengan julah kata terbatas tetapi tersusun secara logis dan sisteatis.. uatu prosedur yang jelas untuk enyelesaikan suatu persoalan dengan enggunakan langkah-langkah tertentu dan terbatas julahnya. 4. usunan langkah yang pasti, yang bila diikuti aka akan entransforasi data input enjadi output yang berupa inforasi. 4

2 5.. Ciri Algorita Menurut Donald E. Knuth (dala uarga, 006), ada beberapa ciri algorita, yaitu:. Algorita epunyai awal dan akhir, suatu algorita harus berhenti setelah engerjakan serangkaian tugas. Dengan kata lain, suatu algorita eiliki langkah yang terbatas.. etiap langkah harus didefinisikan dengan tepat sehingga tidak eilikiarti ganda, tidak ebingungkan (not abiguous).. Meiliki asukan (input) atau kondisi awal. 4. Meiliki keluaran (output) atau kondisi akhir. 5. Algorita harus efektif, bila diikuti benar-benar aka akan enyelesaikan persoalan... ifat Algorita ifat utaa suatu algorita adalah sebagai berikut:. Definiteness: angkah-langkah yang dituliskan dala algorita terdefinisi dengan jelas sehingga udah dilaksanakan oleh pengguna algorita.. Finiteness: uatu algorita harus eberi kondisi akhir atau output setelah sejulah langkah yang terbatas julahnya dilakukan terhadap setiap kondisi awal atau input yang diberikan.. Effectiveness: etiap langkah dala algorita bisa dilaksanakan dala suatu selang waktu tertentu sehingga pada akhirnya didapatkan solusi sesuai dengan yang diharapkan.

3 6 4. enerality: angkah-langkah algorita berlaku untuk setiap hipunan input yang sesuai dengan persoalan yang diberikan, tidak hanya untuk hipunan tertentu...4 Koponen Algorita Dala erancang sebuah algorita ada (tiga) koponen yang harus ada yaitu:. Koponen asukan (input) Koponen input erupakan kondisi awal suatu algorita sebelu dilaksanakan yang berupa nilai-nilai peubah yang diabil dari hipunan khusus biasanya terdiri dari peilihan variabel, jenis variabel, tipe variabel, konstanta dan paraeter (dala fungsi).. Koponen keluaran (output) Koponen ini erupakan hasil output atau kondisi akhir yang diperoleh dari nilai input yang telah di proses elalui algorita. Karakteristik keluaran yang baik adalah benar (enjawab) perasalahan dan tapilan yang raah (frendly).. Koponen proses (processing) Koponen ini erupakan bagian utaa dan terpenting dala erancang sebuah algorita. Dala bagian ini terdapat logika asalah, logika algorita (sintaksis dan seantik), ruusan, etode (rekursi, perbandingan, penggabungan, pengurangan, dan lain-lain).

4 7. Flowchart Flowchart adalah untaian sibol gabar (chart) yang enunjukan aliran (flow) dari proses terhadap data. Flowcharting erupakan suatu teknik untuk enyusun rencana progra yang telah diperkenalkan dan telah dipergunakan oleh kalangan perogaan koputer sebelu algorita enjadi populer. Tabel. Daftar ibol untukflowchart abar Keterangan abar Keterangan Terinator : Mulai atau selesai Predefinited- Process : abang fungsi atau sub-progra Process : Menyatakan proses terhadap data Input/ Output : Meneria input atau enapilkan output election : Meilih aliran berdasarkan syarat Connector : Penghubung pada halaan yang saa Page Connector : Penghubung pada halaan yang berbeda Flow Direction : aris alir Predefinited- Data : definisi awal dari variabel atau data

5 8. Aliran fluida Jaringan pipa inyak entah pada kenyataannya dapat ebentuk rangakaian seri dan paralel atau banyak cabang yang disebut siste jaringan pipa kopleks. abar. Contoh Jaringan Kopleks Pipa uku Kekekalan Massa uku kekekalan assa atau dikenal juga sebagai huku aonosov- avoisier adalah suatu huku yang enyatakan assa dari suatu siste tertutup akan konstan eskipun terjadi berbagai perubahan fisika dan kiia. uku Kirchoff I uku Kirchoff I dapat digunakan untuk enganalisa suatu jaringan kopleks. uku Kirchoff I enyatakan bahwa julah arus yang enuju suatu titik cabang jaringan listrik adalah julah arus yang eninggalkan titik cabang tersebut. Dengan kata lain :

6 9 I enuju tit ik cabang I eninggalk an titik cabang arus Pada abar.arus I dan 4 berlaku persaaan : abar. Arus-arus pada Titik Cabang I, I, dan I enuju titik cabang A. edangkan I 5 eninggalkan titik cabang A. Maka pada titik cabang A I I I I 4 I 5 Berdasarkan uku Kekekalan Massa, jaringan pipa tertutup yang terdiri dari beberapa source enuju sebuah sink yang di dalanya engalir tiga buah fasa yaitu inyak, pasir, dan gas tidak engalai perubahan assa ketika engalir di sepanjang pipa alir. Menurut Muchara dan Adewui (990), uku Kirchoff I dapat diterapkan pada jaringan tertutup pipa inyak. elisih laju aliran assa fluida yang asuk ( W asuk ) dengan laju aliran assa fluida yang keluar ( W keluar ) dari setiap cabang harus nol atau dengan kata lain : W W (.) asuk keluar

7 0 W W W W abar. aju Aliran Massa Fluida pada Titik Cabang Pada abar., laju aliran assa fluida dari ource dan ource asing-asing adalah aliran assa pada sinkadalah W dan W enuju sink, sedangkan besarnya laju W. Berdasarkan persaaan (.) akan didapat : W source W sink atau dengan kata lain : W W W Inisiasi karakteristik fluida dapat diipleentasikan untuk eprediksi properti fluida yang digunakan untuk engatur persaaan pada siste jaringan. Menggunakan pengebangan prosedur iterasi, besar tekanan pada setiap node, kecepatan fluida dan fraksi voluetrik fluida pada setiap leg dapat diprediksi. Tekanan pada segen atau leg j dapat dihitung elalui persaaan berikut :

8 PN j P P asuk j PN j keluar (.) dengan P j adalah tekanan pada leg j. PN j asuk adalah tekanan pada node saat fluida asuk leg j sedangkan PN adalah tekanan padanode saat fluida j keluar keluar leg j, j,,,...,. Besarnya tekanan suatu aliran fluida tiga fasa pada jaringan kopleks pipa inyak entah dapat epengaruhi besarnya properti fasa inyak dan fasa gas serta properti fluida tiga fasa... Perhitungan Properti Fasa Minyak dan Fasa as Properti fasa inyak dan fasa gas pada aliran fluida tiga fasa eliputi assa jenis inyak, assa jenis gas, viskositas gas, serta viskositas inyak.. Massa Jenis Minyak Massa jenis inyak ( ) dengan satuan lb ft dapat dihitung dengan enggunakan ruus tanding Correlation (Ahed, 989) yang ditunjukan oleh persaaan berikut : 6.4* 0.06* R * R.5* T dengan :

9 R 4.7 P 0.05 * API.4 * * T.048 API Keterangan : = Massa Jenis Minyak lb ft P = Tekanan rata-rata fluida Psi T = uhu rata-rata fluida Rankine = Konstanta gravitasi spesifik untuk gas = Konstanta gravitasi spesifik untuk inyak. Massa Jenis as Massa jenis gas ( ) dengan satuan lb ft dapat dihitung dengan enggunakan ruus tanding Correlation (Ahed, 989) yang ditunjukan oleh persaaan berikut : dengan : Mwa*( P 4.7) Z * R *( T ) Mwa 9 * R 0.7 Z A ( A) *exp( B) C * D P pr 0.5 A T 0.6* T 0.0 pr pr

10 B P pr 0.6 P pr C 0. 0.*log( T ) pr 0.* T pr 0.* P pr 0.07 T 0.86 pr 9* T pr 0 D * T pr 0.84 * T pr T T pr T pc T pc 68 5 *.5* P pr P * P pc P pc * 7.5*. Viskositas as Viskositas gas ( ) dengan satuan cp adalah kekentalan dari gas. Berdasarkan korelasi ee-onzales-eakin (Ahed, 989) viskositas gas dapat dituliskan sebagai berikut : Y 4 g 0 * K *exp X * 6. 4 dengan :

11 4 K ( * Mwa) * T * Mwa T 986 X.5 0.0* Mwa T Y.4 0. * X 4. Viskositas Minyak Viskositas inyak ( ) dengan satuan cp adalah kekentalan dari inyak. Berdasarkan korelasi lasso (Ahed,989) viskositas inyak dapat dituliskan sebagai berikut : 0.4*0 *.444 dengan : a 0.*log T T 460 * logapi 447 a.. Perhitungan Properti Fluida Tiga Fasa Perhitungan properti fluida tiga fasa eliputi perhitungan laju voluetrik total, laju voluetrik fasa fluida, kecepatan superfisial aliran fluida, fraksi voluetrik, fraksi aliran gas dan inyak, koefisien drag, serta kecepatan iniu fluida.

12 5. aju Voluetrik Total Massa jenis atau density adalah ukuran konsentrasi assa zat cair dan dinyatakan dala bentuk assa ( ) per satuan volue (V ). Dala satuan assa jenis dapat dinyatakan dengan V kg. Jika dihitung dala per satuan waktu, aka persaan di atas dapat enjadi dengan : W Q T W = laju airan assa total Kg s Q = laju voluetrik total s T Persaaan di atas dapat ditulis dala bentuk Q T W M dengan adalah assa jenis capuran. M. aju Voluetrik Fasa Fluida aju voluetrik fluida suatu fasa A ( Q ), (dala Ahed, 989), dapat A dinyatakan dala persaaan sebagai berikut : Q A A * Q T

13 6 dengan adalah fraksi voluetrik fluida suatu fasa A. A. Kecepatan uperfisial Aliran Fluida Kecepatan superfisial aliran fluida suatu fasa A ( U ) atau kecepatan A seu dari suatu fasa A adalah rasio laju voluetrik fluida suatu fasa A ( Q ) A terhadap luas penapang pipa alir ( A ) (Menon, 005). ecara ateatis ditulis sebagai berikut : Q U A Q U A Q U A 4. Fraksi Voluetrik Karena pada segen pipa besarnya tekanan dapat berubah yang enyebabkan terjadinya perubahan fasa aka diperlukan perhitungan untuk eprediksi perubahan fraksi voluetriknya. Menurut Danielson (007) (dala Bello, 008) fraksi voluetrik fluida gas ( ), fraksi voluetrik fluida pasir ( ), dan fraksi voluetrik fluida inyak ( ) diperoleh dari persaaan sebagai berikut : U.* U * U (.)

14 7 U U U U U U C C 4* U C * U (.4) * U C (.5) dengan : U * * 4 * Q * Q * * D U U K V 0. U C 5/ 9 g * D*( ) K * V /9 * dp /9 * 5. Fraksi Aliran as dan Minyak Fraksi aliran gas ( ) dan fraksi aliran inyak ( ) (Ahed, 989) dapat dinyatakan sebagai persaaan berikut : Q T * U U

15 8 Q T * U U 6. Koefisien Drag Koefisien drag ( CD ) adalah koefisien yang epengaruhi gaya drag pada aliran fluida. Koefisien drag ( CD ) (Bello, 00) dapat dinyatakan dala persaaan sebagai berikut : U slip U U CD Re P * U * dp slip * 0.5 * Re P 0. Re P Re * 8 P.05 * Kecepatan Miniu Fluida Menurut Bello (008) kecepatan iniu suatu fluida dapat dituliskan dala persaaan berikut : U in n.08(.64 ) 0.54 dp 0.8 g D 0.46 (.6)

16 9.. Model Aliran Tiga Fasa (as, Minyak, dan Pasir) Bello dan Modifikasinya Model tekanan aliran tiga fasa (gas, inyak, dan pasir) yang dibuat oleh Bello elibatkan beberapa asusi yaitu : a) udut elevasi dari pipa adalah 0. b) Fasa cair dan padat takterapatkan (incopressible) sehingga densitas fluida tidak berubah sepanjang pipa alir. c) Fluida dala keadaan tunak (teady state) dan seraga. d) Teperatur dala jaringan konstan (isotheral). e) Penurunan tekanan akibat koponen pipa diabaikan. f) Fluida yang engalir adalah fluida Newton (Newtonian Fluid). ehingga ebentuk odel ateatika dengan total penurunan tekanan aliran tiga fasa (gas, inyak, dan pasir) di segen pipa horizontal (Bello, 00) adalah sebagai berikut : P x T P x P x P x (.7) Keterangan : P = tekanan fluida ( Pascal ) x = panjang pipa ( ) T = Total = Minyak-as ; = Minyak-Pasir ; = Minyak Pada jaringan pipa sederhana, odel pada persaaan (.7) dapat digunakan untuk eprediksi tekanan pada sink atau segen pipa penapungan inyak dengan ketentuan bahwa tekanan pada source telah diketahui. Naun

17 0 untuk jaringan pipa kopleks, odel tersebut tidak dapat digunakan karena perhitungan penurunan tekanan satu segeen tidak dapat dilakukan tanpa eperhitungkan pengaruh dari segen lain. Apalagi pada jaringan yang engandung loop tidak diketahui secara pasti arah alirannya sehingga perhitungan harus dilakukan secara siultan untuk eprediksi aliran. Jadi odel Bello pada persaaan (.7) diodifikasi oleh Peranasari, dkk (04) sehingga dapat diterapkan pada jaringan kopleks. Menurut Peranasari, dkk (04), perubahan tekanan pada leg j dapat dituliskan sebagai persaaan berikut : P ( n ) W ( n ) j j j (.8) ehingga diperoleh laju aliran assa total pada leg j adalah sebagai berikut : dengan : W ( n ) P ( n ) j j j (.9) j (.0) j x W j j ( n) W j ( n) n 0,,,..,N erupakan iterasi dan N adalah bilangan bulat positif yang enunjukan iterasi pada saat koputasi berhenti. Keterangan : j,, = faktor koefisien pada leg j j j j,,,...,

18 dengan : M M DA f ) ( E E DA TP TP f \ p AV D dp f f DA dp CD A.06 4 ' 4 u dp p V Keterangan : = assa jenis pasir ( Kg ) TP = assa jenis untuk turbulensi aliran gas dan inyak( Kg ) = assa jenis inyak dan pasir ( Kg ) f = faktor gesekan inyak

19 f TP = faktor gesekan untuk turbulensi aliran gas-inyak f = faktor gesekan antar partikel pasir D = diaeter dala pipa ( ) E = fraksi void, area pada penapang lintang relatif yang terisi oleh gas dp = diaeter partikel pasir ( ) V p = volue capuran ( ) u ' = kecepatan aliran turbulen ( / s ) Model ateatika hasil odifikasi pada persaaan (.8) secara teoritis sudah cukup baik. Naun karena tidak tersedianya data lapangan, odel tersebut belu divalidasi dengan keadaan di lapangan. Perubahan tekanan dengan satuan Pascal pada leg j adalah selisih antaran tekanan node yang asuk dengan tekanan node yang keluar dari leg j. ehingga tekanan pada node yang asuk leg j adalah julah antara perubahan tekanan pada leg j dengan tekanan pada node yang keluar leg j atau dapat dituliskan enjadi persaaan berikut : PN j asuk P j PN (.) j keluar.4 Perograan Matlab Matlab (Matrix aboratory) adalah progra untuk analisis dan koputasi nuerik, erupakan suatu bahasa perograan ateatika nuerik, erupakan

20 suatu bahasa peprograan ateatika lanjutan yang dibentuk dengan dasar peikiran enggunakan sifat dan bentuk atriks. Matlab telah berkebang enjadi sebuah environent perograan yang canggih dan berisi fungsi-fungsi built-it untuk elakukan tugas pengolahan sinyal, aljabar linier, dan kalkulasi ateatis lainnya. Matlab juga berisi toolbox yang berisi fungsi-fungsi tabahan untuk aplikasi khusus. Matlab bersifat extensible, dala arti bahwa seorang pengguna dapat enulis fungsi baru untuk ditabahkan di library jika fungsi-fungsi built-in yang tersedia tidak dapat elakukan tugas tertentu. Matlab erupakan bahasa perogaan tingkat tinggi berbasis atriks yang sering digunakan untuk teknik koputasi nuerik, enyelesaikan asalahasalah yang elibatkan operasi ateatika eleen, atriks, optiasi, aproksiasi, dan lain lain. Matlab banyak digunakan pada: Mateatika dan koputasi; Pengebangan dan algorita; Perograan odeling, siulasi, dan pebuatan prototipe; Analisa data, eksplorasi, dan visualisasi; Analisis nuerik dan stastistik; Pengebangan aplikasi teknik. Matlab tidak engenal deklarasi, aka setiap variabel akan eiliki tipe yang saa dengan nilai yang diberikan. eua teks sesudah tanda % akan enjadi koentar dan tidak akan dianggap sebagai bagian dari algorita.

21 4.4. Fungsi - fungsi pada Matlab Matlab epunyai berbagai fungsi eteatika uu yang biasa digunakan dala ateatika. ebagian besar fungsi tersebut hapir saa dengan enuliskannya secara ateatis. Beberapa contoh fungsi ateatika dasar pada Matlab yaitu :. Fungsi Pi Fungsi pi telah disediakan dala Matlab dengan nilai pi =.46. Fungsi qrt Fungsi sqrt erupakan fungsi akar kuadrat.. Fungsi Exp, og, og0 Fungsi exp adalah perpangkatan dengan bilangan dasar e. og digunakan untuk enghitung nilai logarita natural sedangkan log0 untuk enghitung logarita berbasis Fungsi Invers Matriks Fungsi inv dala Matlab digunakan untuk enghitung invers atriks. Fungsi pinv juga telah disediakan Matlab untuk enghitung invers pada atriks bujur sangkar yang singular. 5. Fungsi Trigonoetri Fungsi yang disediakan Matlab adalah : sin, cos, tan, sinh, cosh, tanh, dan lain-lain. 6. Fungsi Abs Fungsi abs digunakan untuk encari nilai utlak dari suatu bilangan real.

22 5.4. Instruksi pada Matlab. Instruksi Function ebuah fungsi pada editor script Matlab diulai dengan kata kunci function. contoh : function hasil=naa_fungsi;. Instruksi Input dan Output Mengisi nilai dari piranti asukan dinaakan operasi pebacaan data. Di dala Matlab, instruksi pebacaan nilai dilakukan dengan notasi input. Untuk pencetakan data berbentuk karakter atau bilangan dilakukan dengan notasi disp atau dengan notasi fprintf. contoh : variabel=input(':'); disp('teks...'); disp(variabel); atau fprintf('teks...%g\n',variabel);. Instruksi Peilihan Dala algorita ada kalanya sebuah instruksi dikerjakan jika dala kondisi tertentu dipenuhi. Kondisi adalah persyaratan yang dapat bernilai benaratau salah. Dala peilihan dikenal struktur if else. Berikut ini contoh struktur if-else :

23 6 if (kondisi) Aksi= else Aksi= end 4. Instruksi Pengulangan tateent while digunakan untuk elakukan proses perulangan suatu stateent atau blok stateent terus enerus selaa kondisi ungkapan logika pada while asih bernilai logika seperti yang dicontohkan oleh bentuk uu di bawah ini : while (kondisi)... end edangkan untuk engulang stateent atau blok stateent berulang kali yang julahnya telah diketahui sebelunya biasanya digunakan stateent for. contoh : for var=awal:perubahan:akhir... end

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR SIMBOL... viii BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR SIMBOL... viii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR SIMBOL... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Ruusan Masalah... 2 1. Tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hukum Kekekalan Massa Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov- Lavoiser adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X IATMI 2006-TS-30 PROSIDING, Siposiu Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perinyakan Indonesia (IATMI) 2006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 5-7 Noveber 2006 OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK

Lebih terperinci

GERAK SATU DIMENSI. Sugiyanto, Wahyu Hardyanto, Isa Akhlis

GERAK SATU DIMENSI. Sugiyanto, Wahyu Hardyanto, Isa Akhlis GERAK SATU DIMENSI Sugiyanto, Wahyu Hardyanto, Isa Akhlis Bahan Ajar Mata Kuliah Koputasi Fisika A. Gerak Jatuh Bebas Tanpa Habatan Sebuah benda dijatuhkan dari ketinggian tertentu dengan besar kecepatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena

BAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mekanika Fluida Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinyu yang mempelajari tentang fluida (dapat berupa cairan dan gas). Fluida sendiri merupakan zat yang bisa

Lebih terperinci

BAB II Model Aliran Multifasa Dalam Pipa

BAB II Model Aliran Multifasa Dalam Pipa BAB II Model Aliran Multifasa Dala Pipa Sebelu elakukan proses optiasi diaeter pipa transisi inyak dibutuhkan beberapa odel ateatika untuk enyelesaikan hal-hal yan epenaruhi biaya total. Pihak produsen

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan

Lebih terperinci

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude 9/0/0 Perhitungan Tahanan Kapal dengan etode Froude Froude enganggap bahwa tahanan suatu kapal atau odel dapat dipisahkan ke dala dua bagian: () tahanan gesek dan () tahanan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR MODEL MATEMATIKA SISTEM PEMUKAAN ZAT AI PENGANTA Pada bagian ini kita akan enurunkan odel ateatika siste perukaan zat cair. Dengan eperkenalkan prinsip resistansi dan kapasitansi untuk siste perukaan zat

Lebih terperinci

Lembar Perhitungan Otomatis menggunakan OpenOffice.org WRITER

Lembar Perhitungan Otomatis menggunakan OpenOffice.org WRITER Lebar Perhitungan Otoatis enggunakan OpenOffice.org WRITER Pebuatan laporan lebar kerja untuk perasalahan sederhana dapat dilakukan langsung dengan OOo Writer, kelebihan yang didapat adalah keapuan forating

Lebih terperinci

dimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3

dimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3 Zat dan Wujudnya Massa Jenis Jika kau elihat kapas yang berassa 1 kg dan batu berassa 1 kg, apa ada di benaku? Massa Jenis adalah perbandingan antara assa benda dengan volue benda Massa jenis zat tidak

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gas, cair dan padat yang disebut dengan fluida tiga fasa.

BAB I PENDAHULUAN. gas, cair dan padat yang disebut dengan fluida tiga fasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak bumi merupakan salah satu hasil olahan yang berasal dari dalam bumi yang banyak digunakan dalam mesin bakar dewasa ini. Tidak heran jika proses produksi minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant Siste Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant A 11 M. Andy udhito Progra Studi Pendidikan Mateatika FKIP Universitas Sanata Dhara Paingan Maguwoharjo Yogyakarta eail: arudhito@yahoo.co.id Abstrak elah

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

Model Produksi dan Distribusi Energi

Model Produksi dan Distribusi Energi Model Produksi dan Distribusi Energi Yayat Priyatna Jurusan Mateatika FMIPA UNPAD Jl. Raya Jatinangor Bdg Sd K 11 E ail : yatpriyatna@yahoo.co Abstrak Salah satu tujuan utaa proses produksi dan distribusi

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL JAHARUDDIN Departeen Mateatika Fakultas Mateatika Ilu Pengetahuan Ala Institut Pertanian Bogor Jl Meranti, Kapus IPB Daraga, Bogor

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 ) BAB IV BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelunya bahwa dala engonstruksi field GF(3 ) diperoleh dari perluasan field 3 dengan eilih polinoial priitif berderajat atas 3 yang dala hal

Lebih terperinci

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus Fisika-TEP FTP UB /6/3 Dinaika 3 TIM FISIKA FTP UB PUSAT MASSA Titik pusat assa / centroid suatu benda ditentukan dengan ruus ~ x x ~ y y ~ z z Diana: x, y, z adalah koordinat titik pusat assa benda koposit.

Lebih terperinci

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Kristal no.12/april/1995 1 MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan Di dala ateatika anda pasti sudah pernah berhadapan dengan sebuah siste persaaan linier. Cacah persaaan yang berada di dala siste

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN 7 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Analisis Metode Dala penelitian ini akan digunakan etode hootopi untuk enyelesaikan persaaan Whitha-Broer-Koup (WBK), yaitu persaaan gerak bagi perabatan gelobang pada perairan

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Copetititon Tingkat SMA 1. Ujian Eksperien berupa Naskah soal beserta lebar jawaban dan kertas grafik. 2. Waktu keseluruhan dala eksperien dan

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Mateatika Oleh : NURSUKAISIH 0854003938

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan

Lebih terperinci

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (03) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) Ipleentasi Histogra Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segentasi Citra Berwarna Risky Agnesta Kusua Wati, Diana Purwitasari, Rully Soelaian

Lebih terperinci

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi Penyelesaian Algortia Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Proble (CSP) Satu Diensi Putra BJ Bangun, Sisca Octarina, Rika Apriani Jurusan Mateatika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Solusi Treefy Tryout OSK 2018

Solusi Treefy Tryout OSK 2018 Solusi Treefy Tryout OSK 218 Bagian 1a Misalkan ketika kelereng encapai detektor bawah untuk pertaa kalinya, kecepatan subu vertikalnya adalah v 1y. Maka syarat agar kelereng encapai titik tertinggi (ketika

Lebih terperinci

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL 1 GETARAN PEGAS SERI-PARALEL I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konstanta pegas seri, paralel dan seri-paralel (gabungan). 2. Mebuktikan Huku Hooke. 3. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan assa

Lebih terperinci

Garis alir pada fluida mengalir terdapat dua jenis, yaitu:

Garis alir pada fluida mengalir terdapat dua jenis, yaitu: DINAMIKA FLUIDA Garis alir pada fluida engalir terdapat dua jenis, yaitu:. Aliran lainar adalah aliran fluida yang engikuti suatu garis lurus atau elengkung yang jelas ujung dan pangkalnya serta tidak

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY 3.1 Analisis Dinaika Model Hodgkin Huxley Persaaan Hodgkin-Huxley berisi epat persaaan ODE terkopel dengan derajat nonlinear yang tinggi dan sangat sulit

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK Lucky T Sianjuntak, Maksu Pine Departeen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Suatera Utara, Medan e-ail : LuckyTrasya@gail.co

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA

ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA FASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU FASA ANALISA PENGGUNAAN GENEATOR INDUKSI TIGA ASA PENGUATAN SENDIRI UNTUK SUPLAI SISTEM SATU ASA Maulana Ardiansyah, Teguh Yuwono, Dedet Candra Riawan Jurusan Teknik Elektro TI - ITS Abstrak Generator induksi

Lebih terperinci

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES Perteuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA Miniu distance classifiers elakukan klasifikasi berdasarkan jarak terpendek. Ada dua jenis yang dibahas:. The Euclidean Distance

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT ANALISIS ANTRIAN TIPE M/M/c DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT OLEH : Budi Setiawan 106 100 034 Dosen Pebibing : Dra. Laksi Prita W, M.Si. Drs. Sulistiyo, MT. JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational

Lebih terperinci

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1 DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON SOURCE

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON SOURCE PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON OURCE 3.1 Tujuan : 1) Mendeonstrasikan prinsip kerja dan karakteristik dari rangkaian penguat coon source sinyal kecil. 2) Investigasi pengaruh dari penguatan tegangan.

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan

Lebih terperinci

B C D E... 2h g. =v 2h g T AB. B, y. = 2 v' =2e v 2h T BC

B C D E... 2h g. =v 2h g T AB. B, y. = 2 v' =2e v 2h T BC 1. Gerak benda di antara tubukan erupakan erak parabola. Sebut posisi ula-ula benda adalah titik A, posisi terjadinya tubukan pertaa kali adalah titik B, posisi terjadi tubukan kedua kalinya adalah titik

Lebih terperinci

IT234 ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA

IT234 ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA IT234 ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA Algoritma-Pemograman-Flow Chart Ramos Somya Algoritma Asal kata Algoritma berasal dari nama seorang ilmuan Persian yang bernama Abu Ja far Mohammed lbn Musa al-khowarizmi,

Lebih terperinci

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu

Lebih terperinci

Algoritma, Pseudo Code Flow Chart

Algoritma, Pseudo Code Flow Chart Algoritma, Pseudo Code Flow Chart Algoritma Asal kata Algoritma (algorism - algorithm) berasal dari nama Abu Ja far Muhammad ibn Musa Al-Khuwarizmi Ilmuan Persia yang menulis kitab al jabar w al-muqabala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Energi atahari sebagai suber energi pengganti tidak bersifat polutif, tak dapat habis, serta gratis dan epunyai prospek yang cukup baik untuk dikebangkan. Apalagi letak geografis

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia APLIKASI KENDALI ADAPTIF PADA SISTEM PENGATURAN TEMPERATUR CAIRAN DENGAN TIPOLOGI KENDALI MODEL REFERENCE ADAPTIVE CONTROLLER (MRAC) Ferry Rusawan, Iwan Setiawan, ST. MT., Wahyudi, ST. MT. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

Lampiran 3 LKS Simulasi Tertutup 01

Lampiran 3 LKS Simulasi Tertutup 01 Lapiran 3 LKS Siulasi Tertutup 01 A. Standar Kopetensi Menerapkan konsep kelistrikan dala berbagai penyelesaian asalah dan berbagai produk teknologi. B. Kopetensi Dasar Meforulasikan besaran-besaran listrik

Lebih terperinci

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SBMPTN/SNMPTN 2008

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SBMPTN/SNMPTN 2008 Soal-Soal dan Pebahasan Mateatika IPA SBMPTN/SNMPTN 008. Diketahui fungsi-fungsi f dan g dengan f(x) g(x) x - x untuk setiap bilangan real x. Jika g(), f ' () f(), dan g ' () f(), aka g ' () A. C. 0 E.

Lebih terperinci

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Media Elektrika, ol. 8, No. 1, Juni 015 ISSN 1979-7451 PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL) Adhi Kusantoro, ST, MT [1] Ir.Agus Nuwolo,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN 35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan

Lebih terperinci

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM

BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM BAB IV GENERATOR BILANGAN RANDOM 4.1. Generator Bilangan Rando dan Fungsi Distribusi Pada siulasi seringkali dibutuhkan bilangan-bilangan yang ewakili keadaan siste yang disiulasikan. Biasanya, kegiatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis Bab 2 Persaaan Schrödinger dala Matriks dan Uraian Fungsi Basis 2.1 Matriks Hailtonian dan Fungsi Basis Tingkat-tingkat energi yang diizinkan untuk sebuah elektron dala pengaruh operator Hailtonian Ĥ dapat

Lebih terperinci

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering Jurnal Kubik, Volue No. ISSN : 338-0896 Penentuan Akar-Akar Siste Persaaan Tak Linier dengan Kobinasi Differential Evolution dan Clustering Jaaliatul Badriyah Jurusan Mateatika, Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR BAB V PERENCANAAN STRUKTUR 5.1. TINJAUAN UMUM Dala perencanaan suatu bangunan pantai harus ditetapkan terlebih dahulu paraeter-paraeter yang berperan dalan perhitungan struktur. Paraeterparaeter tersebut

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kode / SKS Progra Studi Fakultas : Algorita dan Perograan 2B (C++) : IT012302 / 3 SKS : Siste Koputer : Ilu Koputer & Teknologi Inforasi Tujuan Instruksional Uu 1 Pokok Bahasan : Pengenalan C ++ Mahasiswa

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT PENJUMAHAN MOMENTUM SUDUT A. Penjulahan Moentu Sudut = + Gabar.9. Penjulahan oentu angular secara klasik. Dua vektor oentu angular dan dijulahkan enghasilkan Jika oentu angular elektron pertaa adalah dan

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Mekanika 02

Xpedia Fisika. Mekanika 02 Xpedia Fisika Mekanika 02 Doc. Nae: XPFIS0102 Version: 2012-07 halaan 1 01. Gaya yan dibutuhkan untuk enerakan bola hoki berassa 0,1 k konstan pada kecepatan 5 /s di atas perukaan licin adalah... (A) Nol

Lebih terperinci

FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT

FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA Elvi Syahriah 1, Khozin Mu taar 2 1,2 Progra Studi S1 Mateatika Jurusan Mateatika Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

Pertemuan 1. Algoritma dan PHP

Pertemuan 1. Algoritma dan PHP Pertemuan 1. Algoritma dan PHP A. Algoritma Algoritma merupakan fondasi khusus yang harus dikuasai setiap mahasiswa yang ingin menyelesaikan suatu masalah secara terstruktur, efektif dan efisien. Definisi

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA P-01 PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DKI JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI SUB DINAS PENDIDIKAN SMK LEMBAR SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 008/009 Mata Diklat : MATEMATIKA

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R.

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R. 1 MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningru*, Ia Santoso**, R.Rizal Isnanto** Abstrak - Tekstur adalah karakteristik yang penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss, I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsep teori graf diperkenalkan pertaa kali oleh seorang ateatikawan Swiss, Leonard Euler pada tahun 736, dala perasalahan jebatan Konigsberg. Teori graf erupakan salah satu

Lebih terperinci

Algoritma & Pemrograman #1. Antonius Rachmat C, S.Kom, M.Cs

Algoritma & Pemrograman #1. Antonius Rachmat C, S.Kom, M.Cs Algoritma & Pemrograman #1 Antonius Rachmat C, S.Kom, M.Cs Algoritma Asal kata Algoritma (algorism - algorithm) berasal dari nama Abu Ja far Muhammad ibn Musa Al-Khuwarizmi Ilmuan Persia yang menulis kitab

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE (R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE Giat Sudrajat Saruda, 2 Septiadi Padadisastra, 3 I Gede Nyoan Mindra Jaya Mahasiswa

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida 4 II LANDASAN TEORI Dala bab ini akan diberikan eori-eori yang berkaian dengan peneliian ini. Teori-eori ersebu elipui persaaan dasar fluida yang akan disarikan dari Billingha dan King [7], dan Wiha [8].

Lebih terperinci

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph ) 1 Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antiagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antiagic Total Labeling of Crown String Graph ) Enin Lutfi Sundari, Dafik, Slain Pendidikan Mateatika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN Yuiati (yui@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRACT The Sith noral for and left good atrix have been known in atrix theore. Any atrix over the principal

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENCARI NILAI OPTIMAL DESAIN PENUKAR KALOR JENIS SHELL AND TUBE TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENCARI NILAI OPTIMAL DESAIN PENUKAR KALOR JENIS SHELL AND TUBE TUGAS AKHIR UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK UNTUK MENCARI NILAI OPTIMAL DESAIN PENUKAR KALOR JENIS SHELL AND TUBE TUGAS AKHIR ARIF BUDIANTO L2E 008 021 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN SEMARANG

Lebih terperinci

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012 Perteuan ke-3 Persaaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 7 Septeber 01 Analisa Terapan Terapan:: Metode Nuerik Dr.Eng. Agus S. Muntohar Metode Bisection Dasar Teorea: Suatu persaaan ()0, diana

Lebih terperinci

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI Muhaad Aldo Aditiya Nugroho (13213108) Asisten: Dede Irawan (23214031) Tanggal Percobaan: 29/03/16 EL3215 Praktiku Siste Kendali Laboratoriu Siste Kendali dan Koputer - Sekolah

Lebih terperinci

METODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA ABSTRACT

METODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA ABSTRACT METODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA Zuhnia Lega 1, Agusni, Supriadi Putra 1 Mahasiswa Progra Studi S1 Mateatika Laboratoriu Mateatika

Lebih terperinci

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup GRUP FUNDAMENTAL PADA Bab III S, TORUS, P dan FIGURE EIGHT Sebelu epelajari perbedaan pada grup fundaental S, Torus, P, dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup fundaental asing-asing

Lebih terperinci

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC1-12706 Denny M. E Soedjono (1), Joko Sarsetiyanto (2), Dedy Zulhidayat Noor (3), Davit Priabodo 4) 1),2),3),4) Progra Studi D3 Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

Kecepatan atom gas dengan distribusi Maxwell-Boltzmann (1) Oleh: Purwadi Raharjo

Kecepatan atom gas dengan distribusi Maxwell-Boltzmann (1) Oleh: Purwadi Raharjo Kecepatan ato gas dengan distribusi Mawell-Boltzann () Oleh: Purwadi Raharjo Dala proses odifikasi perukaan bahan, kita ungkin sering endengar teknologi pelapisan tipis (thin fil). Selain pelapisan tipis,

Lebih terperinci

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE)

Estimasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algoritma Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) JUISI, Vol. 03, No. 02, Agustus 2017 1 Estiasi Sinyal Quantitative Ultrasound QUS dengan Algorita Space Alternate Generalized Expectation (SAGE) Musayyanah 1, Yosefine Triwidyastuti 2, Heri Pratikno 3

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 5 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Penjadwalan Penjadwalan adalah kegiatan pengalokasian suber-suber atau esin-esin yang ada untuk enjalankan sekupulan tugas dala jangka waktu tertentu. (Baker,1974).

Lebih terperinci

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 21 September 2014

PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 21 September 2014 PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR JAWABAN BABAK PENYISIHAN 1 Septeber 014 I. PETUNJUK UMUM: 1. Gunakan konstanta-konstanta berikut dala enyelesaikan soal. Konstanta Sibol Nilai Kecepatan cahaya c,00 10 8 /s Konstanta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Beberapa Defenisi Pada analisa keputusan, si pebuat keputusan selalu doinan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, eperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini enjelaskan engenai berbagai teori yang digunakan untuk elakukan penelitian ini. Bab ini terdiri dari penjelasan engenai penghitung pengunjung, lalu penjelasan engenai

Lebih terperinci

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis

Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Harmonis p-issn: 461-0933 e-issn: 461-1433 Halaan 59 Naskah diterbitkan: 30 Deseber 015 DOI: doi.org/10.1009/1.0110 Kajian Fisis pada Gerak Osilasi Haronis Esar Budi Progra Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Mateatika

Lebih terperinci

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu

Simulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Smith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu 6 Siulasi dan Analisis Kinerja Prediktor Sith pada Kontrol Proses yang Disertai Tundaan Waktu Neilcy Tjahja Mooniarsih Progra Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan Gerak Haronik Sederhana Pada Ayunan Setiap gerak yang terjadi secara berulang dala selang waktu yang saa disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur aka disebut juga sebagai gerak haronik/haronis.

Lebih terperinci