OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI MAGGOT DENGAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI MAGGOT DENGAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS)"

Transkripsi

1 OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI MAGGOT DENGAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) Murni Program Sudi Budidaya Perairan Fakulas Peranian Universias Muhammadiyah Makassar murnikiramang@yahoo.com Absrak Maggo merupakan organisme yang berasal dari elur black soldier (Hermeia illucens) yang dikenal sebagai organisme pembusuk karena kebiasaannya mengkonsumsi bahan-bahan organik. Tujuan peneliian ini adalah unuk menenukan pengaruh kombinasi maggo dengan pakan buaan, sehingga menghasilkan perumbuhan dan sinasan yang opimal erhadap benih ikan nila. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Mare Desember 0 yang berlokasi di Balai Benih Ikan (BBI) Bonomanai Kabupaen Gowa. Hewan uji yang digunakan adalah benih Ikan nila hiam yang berumur ± -4 minggu dengan panjang - 5cm dengan bobo raa-raa ± 4 g/ekor. Pada ebar 0 ekor/m. Wadah yang digunakan dalam peneliian ini adalah waring hijau dengan ukuran xx meer sebanyak 9 buah, ala pengukuran parameer kualias air dan imbangan digial. Pemberian pakan uji dilakukan secara secara adlibium. Peubah yang diamai berupa perumbuhan mulak, laju perumbuhan relaive harian, sinasan dan efisiensi pakan. Berdasarkan hasil peneliian yang elah dilakukan diperoleh hasil pemberian kombinasi pakan buaan (pelle) 50 % dan maggo 50 % memberikan hasil sinasan, perumbuhan, FCR dan efisiensi pakan yang baik sehimgga Maggo (Hermeia illucens) layak dijadikan pakan alernaif pada usaha budidaya ikan nila. Kaa kunci : Maggo, Pakan buaan dan ikan nila Absrac Maggo is an organism derived from eggs black soldier (Hermeia illucens) known as spoilage organisms because of his habi of consuming organic ingrediens. The purpose of his sudy was o deermine he effecs of maggo combinaion wih arificial feed, resuling in opimal growh and survival rae of he ilapia fish. This sudy was conduced in March-December 0, which is locaed in Fish Seed (BBI) Bonomanai Gowa. Tes animals used were black ilapia fish seed aged ± -4 weeks wih a lengh of - 5cm wih an average weigh ± 4 g / ail. Socking densiy 0 fish / m. The conainer used in his sudy was waring a green wih a size of xx meers as much as 9 unis, insrumens measuring waer qualiy parameers and digial scales. Feeding rials conduced in adlibium. Variables measured in he form of absolue growh, he daily relaive growh rae, survival rae and feed efficiency. Based on he research ha has been done shows he provision of a combinaion of arificial feed (pelles) of 50% and 50% give resuls maggo survival, growh, FCR and feed efficiency was good sehimgga Maggo (Hermeia illucens) worhy alernaive feed on he culivaion of ilapia. Keywords: Maggo, arificial feed and ilapia. PENDAHULUAN Ikan nila merupakan jenis ikan air awar yang mudah dikembangbiakan dan memiliki oleransi inggi erhadap perubahan lingkungan maupun kemudahan pemeliharaannya. Oleh karena memiliki berbagai kelebihan dibanding jenis ikan lainnya, menjadikan Ikan nila mudah sekali dierima masyaraka. Selain kelebihan seperi disebukan di aas, Ikan Nila Hiam relaif ahan dari serangan penyaki sera ikan nila ermasuk hewan pemakan segala (Omnivora) (Dinas Perikanan Propinsi Jabar, 008 Budidaya ikan nila) Maggo merupakan organisme yang berasal dari elur black soldier (Hermeia illucens) yang dikenal sebagai organisme pembusuk karena kebiasaannya mengkonsumsi bahan-bahan organik. Syara bahan yang dapa dijadikan bahan baku pakan yaiu : idak berbahaya bagi ikan, ersedia sepanjang waku, mengandung nurisi sesuai dengan kebuuhan ikan, dan 9

2 bahan ersebu idak berkompeisi dengan kebuuhan manusia. Berdasarkan persyaraan ersebu, maka maggo dapa dikombinasikan dengan pakan buaan (pelle). Maggo dapa umbuh dan berkembang pada media yang mengandung nurisi yang sesuai dengan kebuuhan hidupnya. Budidaya maggo dapa dilakukan dengan menggunakan media yang mengandung bahan organik dan berbasis limbah aaupun hasil sampingan kegiaan agroindusri (Tomberlin, 009). Penggunaan maggo sebagai pakan ikan, bisa diberikan dalam dua cara. Yakni langsung (maggo hidup) dan ke dua epung maggo sebagai sumber proein pakan mengganikan epung ikan. Penggunaan pakan maggo elah dilakukan pada beberapa ikan di BBAT Jambi. Anara lain pada ikan pain, nila merah, nila hiam, mas, oman, gabus dan arwana. Juga pada beberapa ikan konsumsi lainnya di BBPBAT Sukabumi dan ikan hias di LR- BIHAT di Depok, Jawa Bara. Hasilnya cukup sanga memuaskan. Misalnya pada ikan pain, subsiusi maggo segar dengan pakan komersial pada ikan pain jambal menunjukan bahwa benih pain jambal yang diberi pakan subsiusi maggo hidup 5% dan pakan komersial 75%, menghasilkan laju perumbuhan erbaik. Pada ikan lele, penggunaan maggo segar 70% diambah pakan komersial 0% menghasilkan laju perumbuhan erbaik. Subsiusi maggo masih bisa diingkakan sampai 80% anpa menurunkan performan perumbuhan dan efisiensi pakan. Tujuan peneliian ini adalah unuk menenukan pengaruh kombinasi maggo dengan pakan buaan, sehingga menghasil-kan perumbuhan dan sinasan yang opimal erhadap benih ikan nila. Diharapkan peneliian ini dapa memberikan informasi bagi pembudidaya ikan enang pakan alernaif unuk benih ikan nila yang dapa menekan biaya produksi khususnya pakan, sehingga dapa meningkakan produksi dan kualias benih ikan nila.. METODOLOGI Peneliian ini dilaksanakan selama 8 bulan yaiu dari bulan Mare Desember 0 yang berlokasi di Balai Benih Ikan (BBI) Bonomanai Kabupaen Gowa. Hewan uji yang digunakan adalah benih Ikan nila hiam yang berumur ± -4 minggu dengan panjang - 5cm dengan bobo raa-raa ± 4 g/ekor. Pada ebar 0 ekor/m. Wadah yang digunakan dalam peneliian ini adalah waring hijau dengan ukuran xx meer sebanyak 9 buah, ala pengukuran parameer kualias air dan imbangan digial. Jenis pakan uji yang digunakan dalam peneliian ini yaiu pakan buaan (pelle) dengan kadar proein 8 % dan larva maggo umur - 4 hari. Pakan maggo dibudidaya sendiri. Pelaksanaan peneliian melipui kegiaan anara lain : Persiapan, Aklimaisasi, Penebaran, selanjunya pengamaan erhadap efisiensi pakan, laju perumbuhan, kelangsungan hidup (sinasan) hewan uji, dan pengukuran kualias air sebagai daa penunjang. Ikan uji dipelihara selama 60 hari. Selama pemeliharaan berlangsung pakan uji yang diberikan berupa pakan buaan (pelle) dengan kadar proein 8 % ukuran mm dan larva maggo umur 5-0 hari. Frekuensi pemberian pakan diberikan kali sehari yaiu pada pukul 07.00,.00 dan 7.00 dengan dosis 5% dari biomassa. Pemberian pakan uji secara adlibium (sediki demi sediki). Sebagai daa penunjang, pada awal dan akhir peneliian dilakukan pengukuran erhadap beberapa parameer kualias air yaiu suhu, ph, oksigen erlaru, kadar amoniak. Pengukuran suhu dilakukan dengan hermomeer, ph dengan keras lakmus aau ph meer, oksigen erlaru dengan DO meer dan amoniak dengan spekrofomeer. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan dan ulangan dengan perlakuan sebagai beriku : A = Pemberian 75% pakan pelle dan 5% maggo B = Pemberian 50% pakan pelle dan 50% maggo C = Pemberian 5% pakan pelle dan 75% maggo Penempaan seiap uni lakukan secara acak (Gazper,99) seperi erliha pada gambar 5 dibawah ini : 9

3 Unuk menghiung ingka kelangsungan hidup hewan uji selama peneliian, dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Effendi (997), yaiu; Gambar 5. Taa leak uni percobaan seelah pengacakan Perumbuhan Mulak Perambahan bobo benih diukur dengan menggunakan imbangan elekrik dengan keeliian 0,0 gram dan dilakukan seiap minggu sampai akhir peneliian. Unuk menghiung laju perumbuhan mulak dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Zonneveld, dkk(99) yaiu: W = W - W o Dimana : W = Perumbuhan Mulak W = Bobo Individu raa-raa ikan pada akhir peneliian (gr) W o = Bobo Individu raa-raa ikan pada awal peneliian (gr) Laju Perumbuhan Relaif Harian Unuk menghiung laju perumbuhan harian dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Zonneveld, dkk (99), yaiu : Dimana : SGR = Perambahan Bobo Individu raa-raa relaif (%) W W o Sinasan = Bobo individu raa-raa Ikan pada akhir peneliian (gr) = Bobo individu raa-raa ikan pada awal peneliian (gr) = Lama pemeliharaan (hari) Dimana : S = Tingka Kelangsungan Hidup benih (%) N = Jumlah benih yang hidup pada akhir peneliian (ekor) N 0 = Jumlah benih yang diebar pada awal peneliian (ekor) Efisiensi Pakan Efisiensi pakan (EP) dianalisis dengan menggunakan rumus Takeuchi (988) sebagai beriku : ( ) Dimana: EP = efisiensi Pakan (%) B = biomassa mulak ikan pada akhir percobaan (g) B 0 = biomassa mulak ikan pada awal percobaan (g) Bd = biomassa mulak yang mai selama peneliian(g) F = jumlah (bobo) pakan yang dikonsumsi selama peneliian (g) Unuk mengeahui pengaruh perlakuan erhadap sinasan dan laju perumbuhan ikan nila, maka daa di analisa dengan menggunakan analisis ragam. Apabila hasilnya berpengaruh erhadap perubahan yang diukur, maka dilanjukan dengan uji Beda Nyaa Terkecil (BNT) berdasarkan peunjuk Sudjana (99).. HASIL DAN PEMBAHASAN Perumbuhan Mulak Perumbuhan mulak benih Ikan nila seiap perlakuan selama peneliian dapa diliha pada Tabel dibawah ini : Tabel. Raa-raa Laju Perumbuhan Mulak Ikan Uji (gr) Seiap Selama Peneliian. 94

4 A B C,6,,98 7,8 7,0 8,86,8 0,0,98 Toal 6,46 5,06,8 Raa-raa,5 7,68,09 Sumber : Daa primer diolah, 0 Hasil analisis sidik ragam per-umbuhan mulak benih ikan nila memperliha-kan bahwa perumbuhan yang eringgi diperoleh pada perlakuan B (7,68) kemudian perlakuan A (,5) dan yang erendah perlakuan C (,09). menunjukkan bahwa pemberian kombinasi pakan buaan (pelle) dan maggo memberikan pengaruh sanga nyaa erhadap perumbuhan mulak hewan uji. Sedangkan uji BNT memperlihakan perlakuan A, berpengaruh sanga nyaa erhadap perlakuan B, eapi idak berpengaruh nyaa erhadap perlakuan C, sedangkan perlakuan B berpengaruh sanga nyaa dengan perlakuan C. Perumbuhan Relaif Perumbuhan Relaif benih ikan nila seiap perlakuan selama peneliian dapa diliha pada Tabel dibawah ini : Tabel. Perumbuhan Relaif Ikan nila pada Semua Selama Peneliian. A (%) B (%) C (%) 8,5 0,55,45 4,95 4,55 47,5 8, 5,05 9,95 Toal 9,5,65 8, Raa-raa 0,8 44, 7,7 Sumber : Daa primer diolah, 0 Hasil analisis ragam perumbuhan relaif benih ikan nila (abel lampiran 8) menunjukkan bahwa pemberian kombinasi pakan buaan (pelle) dan maggo berpengaruh sanga nyaa (F hiung > F abel %) erhadap perumbuhan relaif hewan uji. Sedangkan uji BNT (abel lampiran 9 ) memperlihakan bahwa perlakuan A berpengaruh nyaa erhadap perlakuan B, eapi idak berpengaruh nyaa erhadap perlakuan C, sedangkan perlakuan B, berpengaruh nyaa dengan perlakuan C. Hasil analisis ragam dapa diliha bahwa perumbuhan relaif yang erbaik yaiu pada perlakuan B (44,%), kemudian perlakuan A (0,8) dan perlakuan C (7,7). Unuk lebih jelasnya maka laju perumbuhan benih ikan nila seiap perlakuan selama peneliian dapa diliha pada grafik dibawah ini : A B C Gambar. Grafik Laju Perumbuhan benih ikan nila. Dari hasil analisis ragam perumbuhan mulak dan perumbuhan relaif memperlihakan adanya peningkaan perumbuhan, ini dapa diliha dari grafik perumbuhan yang semakin meningka, eapi erjadi perbedaan peningkaan perumbuhan anara seiap perlakuan. Hal ersebu diduga karena perbandingan jumlah kombinasi kedua pakan yang diberikan dimana peningkaan perumbuhan eringgi yaiu pada perlakuan B yang diberi kombinasi pakan buaan 50% dan maggo segar 50%, kemudian disusul perlakuan A yang diberi kombinasi pakan buaan 75% dan maggo segar 5% dan peningkaan perumbuhan erendah pada perlakuan C yang diberi pakan buaan 5% dan maggo segar 75%. Dari hasil percobaan yang dilakukan, menunjukkan bahwa penggunaan maggo sebagai kombinasi pakan buaan unuk ikan nila direkomendasikan hanya sampai 50% saja, karena semakin inggi jumlah maggo yang diberikan maka perumbuhan akan semakin menurun. Hal ini diduga pada perlakuan B 95

5 jumlah kombinasi maggo dan pelle seimbang sehingga nurisi kedua pakan ersebu saling melengkapi sehingga perumbuhan opimal, sedangkan perlakuan A kombinasi pakan buaan lebih banyak dibandingkan maggo sehingga kemungkinan keunggulan dari maggo yaiu memiliki kandungan nurisi inggi eruama kandungan proeinnya. Semenara pada perlakuan C jusru penggunaan kombinasi maggonya lebih banyak dibanding pakan buaan akan eapi laju perumbuhannya sanga rendah jika dibandingkan perlakuan A dan B, hal ini diduga bahwa komposisi kombinasi kedua pakan ersebu idak opimal selain iu diduga maggo memiliki kandungan khiin yaiu semacam kuli cangkang pada ubuhnya sehingga sanga suli unuk dicerna oleh ikan. Hal ini menyebabkan ikan membuuhkan lebih banyak energi unuk pencernaannya sehingga nurisi unuk perumbuhan idak opimal. Sinasan Sinasan benih Ikan nila pada seiap perlakuan selama peneliian dapa diliha pada abel dibawah ini : Tabel. Sinasan benih Ikan nila pada seiap perlakuan Selama Peneliian A B C Toal Raa-raa Sumber : Daa primer diolah, 0 Hasil analisis ragam sinasan benih Ikan nila menunjukkan bahwa pemberian kombinasi pakan buaan (pelle) dan maggo segar memberikan pengaruh idak berbeda nyaa (F hiung < F abel 5%) erhadap sinasan hewan uji. Kelangsungan hidup benih ikan nila selama peneliian adalah % pada seiap perlakuan. Hal ersebu diduga disebabkan karena kombinasi kedua jenis pakan yang diberikan memiliki kandungan nurisi yang baik dan lengkap sehingga memenuhi kebuuhan nurisi benih ikan nila, waku dan jumlah pemberian pakan yang eraur dan pengelolaan kualias air yang erkonrol. Rasio Konversi Pakan Nilai konversi pakan benih ikan nila unuk seiap perlakuan selama peneliian dapa diliha pada abel di bawah ini : Tabel 4. Nilai Konversi Pakan benih ikan nila unuk seiap selama Peneliian. A B C,9,0,9,59,65,65,88,4,9 Toal 5,89 4,89 5,95 Raa-raa,96,6,98 Sumber : Daa primer diolah, 0 Hasil analisis ragam konversi pakan benih ikan nila (abel lampiran ) menunjukkan bahwa pemberian kombinasi pakan buaan (pelle) dan maggo memberikan pengaruh sanga nyaa (F hiung > F abel %) erhadap nilai konversi pakan hewan uji. Sedangkan uji BNT (abel lampiran 4) memperlihakan bahwa perlakuan A sanga nyaa berpengaruh erhadap perlakuan B, eapi idak berpengaruh nyaa erhadap perlakuan C sedangkan perlakuan B ber-pengaruh nyaa erhadap perlakuan C. Hasil analisis ragam ersebu, memperlihakan bahwa FCR erbaik erdapa pada perlakuan B (,6), kemudian perlakuan A (,96) dan perlakuan C (,98), pada perlakuan B memperlihakan FCR sebesar,6 arinya unuk menghasilkan daging ikan kg membuuhkan,6 kg, pakan. semenara perlakuan A membuuhkan pakan,96 dan disusul perlakuan C yang membuuhkan,98. Perbedaan nilai FCR dari iap perlakuan diduga kuanias kombinasi dari kedua pakan yang digunakan berbeda dimana pada perlakuan B diberikan kombinasi pakan buaan 96

6 (50%) dan maggo segar (50%) sedangkan pada perlakuan A diberikan kombinasi pakan buaan (75%) dan maggo segar (5%) dan pada perlakuan C diberikan kombinasi pakan buaan (5%) dan maggo segar (75%) kualias kedua jenis pakan yang diberikan sanga baik karena kandungan nurisinya inggi dan lengkap. Dari hasil peneliian ini menunjukkan penggunaan maggo unuk dikombinasikan dengan pakan buaan yang opimal hanya sampai 50% hal ini dapa diliha bahwa nilai FCR erbaik yaiu pada perlakuan B semenara pada perlakuan C yang jumlah kombinasi maggonya lebih banyak jusru menunjukkan nilai FCR yang lebih inggi dibanding perlakuan A dan B. dari hasil peneliian dapa dikeahui bahwa pada perlakuan B nilai konversi pakannya lebih baik jika dibandingkan perlakuan A dan C ini menunjukkan bahwa pada perlakuan B kombinasi anara pakan buaan dan maggo dapa dikonversi secara opimal unuk perumbuhan yang diliha dari selisih penggunaan pakan dan jumlah bera daging ikan yang dihasilkan, semenara pada perlakuan A dan C jusru nilai konversi pakannya lebih inggi ini arinya pemanfaaan pakan idak opimal sehingga nurisi dari kombinasi kedua pakan ersebu idak dapa dikonfersi unuk perumbuhan sehingga jumlah pakan yang digunakan lebih banyak jika dibandingkan bera daging ikan yang dihasilkan. Efisiensi Pakan Efisiensi pakan ikan benih ikan nila unuk seiap perlakuan selama peneliian dapa diliha pada abel beriku ini. Tabel 5. Efisiensi pakan benih ikan nila selama peneliian A (%) B (%) C (%) 5,64,7 5,8 4,9 40,69 45,57 6,55,7 5,40 Toal 04,9 8,55 04, Raa-raa 4,7 4,85 4,70 Sumber : Daa primer diolah, 0 Hasil analisis ragam efisiensi pakan benih ikan nila (abel lampiran 7) menunjukkan bahwa nilai efisiensi pakan dari perlakuan B (4,85%) lebih baik dari pada perlakuan A (4,7%) dan perlakuan C (4,7%). Besar kecilnya persenase efisiensi pakan dapa diliha dari nilai konversi pakan seiap perlakuan, dimana pada perlakuan B nilai konversi pakannya,6 lebih baik dari perlakuan A dimana nilai konversi pakannya,96 dan pada perlakuan C nilai konversi pakannya,98. Arinya semakin rendah nilai konversi pakannya berari nilai efisiensinya akan semakin inggi. Sedangkan uji BNT memperlihakan perlakuan A berpengaruh sanga nyaa erhadap perlakuan B, eapi idak berpengaruh nyaa erhadap perlakuan C, sedangkan perlakuan B sanga berpengaruh nyaa dengan perlakuan C. Dari hasil peneliian ini dapa diliha bahwa dalam budidaya ikan nila penggunaan maggo 50% memberikan nilai efisiensi pakan yang erbaik dibandingkan hanya diberikan 5% dan 75% maggo. Hal ini dapa diliha dari nilai konversi pakannya yaiu semakin rendah nilai konversi pakan maka semakin inggi kualias pakan yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapa Waanabe, 988 dalam Hasanah, (00) bahwa Efisiensi pakan adalah bobo basah daging ikan yang diperoleh per sauan bera kering pakan yang diberikan. 4. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil peneliian yang elah dilakukan dapa diarik kesimpulan bahwa :. Pemberian kombinasi pakan buaan (pelle) 50 % dan maggo 50 % memberikan hasil sinasan, perumbuhan, FCR dan efisiensi pakan yang baik.. Maggo (Hermeia illucens) layak dijadikan pakan alernaif pada usaha budidaya ikan nila. Berdasarkan hasil peneliian disarankan dalam usaha budidaya ikan nila, sebaiknya menggunakan pakan ambahan maggo (Hermeia illucens) sebagai pakan alernaif sehingga penggunaan pakan dapa dikurangi dan biaya produksi khususnya biaya pembelian pakan dapa diekan. 97

7 5. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 00. Maggo Pakan Alernaif. Diakses dari (hp:// m_conen&view=aricle&id=:maggo -pakanalernaif&caid=7:beria&iemid=6 ) Barus,T.A. 00. Penganar Limnologi. Universias Sumaera Uara. Medan. Effendi, I Penganar Akuakulur. Penebar Swadaya. Jakara. 88 hal. Gasper, E.V. 99. Meode Perancangan Percobaan. Amrioo. Jakara. Gusrina Budidaya Ikan. Deparemen Pendidikan Nasional. Jakara. Sudjana, M. 99. Meode Saisik. Tarsio. Bandung. Safiri, 007. Pengaruh Pengaruh Subsiusi Tepung Ikan Oleh Tepung Belaung Terhadap Permbuhan Benih Nila (Oreochromis niloicus) Fakulas Perikanan dan Ilmu Kelauan, Universias Panjadjaran, Jainangor, Bandung. Sugiano D Pengaruh Tingka Pemberian Maggo Terhadap Perumbuhan dan Efisiensi Pemberian Pakan Benih Ikan Gurame (Osphronemus gouramy). [Skripsi]. Deparemen Budidaya Perairan, Fakulas Perikanan dan Ilmu Kelauan, Insiu Peranian Bogor. Takeuchi T Laboraory work, Chemical Evaluaion of Dieary Nuriens. P In T. Waanabe (Ed). Fish Nuriion and Mariculure. JICA Texbook, he General Aquaculure Cource. Waanabe. T Fish Nuriion and Mariculure. JICA Tex Book. The General Aquculure Course. Deparmen of Aquaic Bioscince, Tokyo Universiy of Fisheries. Tokyo. 98

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilakukan pada bulan Februari-April 2015, berempa di Laboraorium Perikanan Program Sudi Budidaya Perairan Fakulas Peranian Universias Lampung.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waku dan Tempa Peneliian ini dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2009 di Laboraorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakulur, Deparemen Budidaya Perairan, FPIK-IPB.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT

DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT DAMPAK KERUSAKAN EKOSISTEM HUTAN BAKAU (MANGROVE) TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT PANTAI DI KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT Agus Purwoko Absrak Peneliian ini berujuan unuk unuk mengkaji dampak yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran

Proyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com

Lebih terperinci

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED Wahyuda 1, Budi Sanosa 2, Nani Kurniai 3 1 Teknik Indusri Universias Mulawarman-Samarinda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

FILTRATION RATE TIRAM MUTIARA Pinctada Maxima DARI PERAIRAN LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT

FILTRATION RATE TIRAM MUTIARA Pinctada Maxima DARI PERAIRAN LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT FILTRATION RATE TIRAM MUTIARA Pincada Maxima DARI PERAIRAN LOMBOK, NUSA TENGGARA BARAT Yeni Sulisiyani ), Ia Widowai, Sigi AP Dwiono, dan Jusup Suprijano Ilmu Kelauan Universias Diponegoro ) Jl. Ngesrep

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan*** PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,

Lebih terperinci

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI)

ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI) ANALISIS SISTEM PENTANAHAN GARDU INDUK TELUK LEMBU DENGAN BENTUK KONSTRUKSI GRID (KISI-KISI) Abrar Tanjung Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik Universias Lancang Kuning E-mail : abraranjung_1970@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 ANGKA NDEKS (ndeks Raa-raa Harga Relaif, Variasi ndeks Harga, Angka ndeks Beranai, Pergeseran waku dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 NDEKS RATA-RATA HARGA RELATF Rumus, 1 P 100% n P,0 = indeks raa-raa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci