BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Sejarah Singkat Perusahaan PT. ROKI Indonesia adalah PMA Jepang 100%, yang memulai bisnisnya di Indonesia sejak tanggal 3 September Main bisnisnya adalah Component Part for Automobile and Motorcycle. Awalnya memulai bisnisnya PT. ROKI Indonesia berkantor di Gedung BRI II di Jalan Sudirman Jakarta dengan nama PT. FILTECH INDONESIA. Dan untuk order dari customer dikerjakan oleh Vendor dari Proses awal sampai Finish Good. Pada tahun 2003, PT. FILTECH Indonesia mulai membangun Factory di Kawasan Industri MM2100 Cikarang Barat. Pada bulan Januari 2004, semua kegiatan bisnis mulai di pindahkan ke Facory baru yang beralamat di Jl. Irian Blok JJ-3-1 Kawasan Industri MM2100 Cikarang Barat, Bekasi. Universitas Mercubuana 22

2 23 Luas Tanah First Phase Factory Width Second Phase Factory Width Third Phase Factory Width : M² : 5.300M² : 2.600M² : 2.592M² Sejak Januari 2004 inilah semua kegiatan bisnis PT. FILTECH Indonesia dikerjakan di sini. Sejak Januari 2011 PT. FILTECH INDONESIA berubah nama menjadi PT. ROKI INDONESIA. Ini dimaksudkan agar ada keseragaman nama diseluruh negara. Sebab sebelumnya untuk cabang di Negara Indonesia, Vietnam dan Amerika menggunakan nama FILTECH sedangkan di Jepang, China, dan Thailand menggunakan nama ROKI. Maka sejak tahun 2011 inilah seluruh perusahaan dengan satu nama yaitu PT. ROKI INDONESIA. Company Motto Kami berusaha sekuat tenaga untuk mengembangakan, membuat dan menyuplai produk dengan kualitas unggul kepada seluruh pelanggan kami di seluruh dunia Management Principle (5C&E) Management Principle PT. ROKI Indonesia adalah : Challenge Menyukai tantangan dan berusaha tanpa henti untuk mengubah suatu yang mustahil menjadi mungkin. Coexistence and Coprosperity with Community Senantiasa berpikir untuk kehidupan dan kemakmuran bersama dengan masyarakat sekitar.

3 24 Cuctomer Satisfaction Senantiasa mendengarkan suara pelanggan dan menghadirkan produk untuk kepuasan pelanggan yang merefleksikan suara mereka. Communication Senantiasa menghargai komunikasi yang terbuka tanpa hambatan dan menciptakan suasana kerja yang menyenangkan. Concentration Senantiasa berusaha dengan penuh konsentrasi dan tulus pada pekerjaan dan dengan cepat menindaklanjuti permasalahan. Education and Enlighttenment Senantiasa berusaha untuk mendidik dan melatih karyawan dan menciptakan lingkungan swa-pencerahan Kebijakan Mutu dan Lingkungan PT.ROKI Indonesia sebagai perushaan Roki Group dalam rangka untuk menjadi Perusahaan Filter terkemuka di dunia, senantiasa berupaya meningkatkan kepuasan pelanggan dengan cara menyediakan produk yang dipercaya oleh pelanggan, dan meningkatkan kinerja Sistem Manajemen Mutu dan Lingkungan. Hal ini akan diwujudkan dengan menjalankan komitmen berikut ini : 1. Selalu menyediakan produk yang memenuhi persyaratan pelanggan melalui prinsip proses berikutnya adalah pelanggan. 2. Memenuhi Peraturan Perundangan negara Indonesia serta persyaratan Mutu dan Lingkungan. 3. Mencegah Pencemaran Lingkungan, minimalisasi substansi pencemaran udara dan limbah industri yang berdampak penting pada lingkungan. 4. Selalu melakukan peningkatan berkelanjutan.

4 25 Quality Management Sistem Standard ISO/TS :2009 Valid from : Valid until : IATF Registratation No : Certificate Registration No : Certification Body : TÜV NORD Standard ISO : 2004 Valid from : Valid until : Certificate Registration No Certification Body : 29743/A/0001/UK/En : URS- UK ROKI WAY Action Criteria : 1. Prinsip 3G (Genba, Genjitsu, Genbutsu) dan prinsip dasar. 2. Menjaga hal yang telah ditetapkan dan mematuhuinya. 3. Pengembangan berkelanjutan yang tidak terpaku pada stereo tipe tertentu. 4. Berpikir dan bertindak mandiri. 5. Memiliki kecepatan yang luar biasa untuk mendorong kegiatan perusahaan.

5 26 Struktur Organisasi PT. ROKI Indonesia Gambar 4.1. Bagan Struktur Organisasi PT. ROKI Indonesia

6 27 Hari Kerja Perusahan Hari Kerja di Perusahaan adalah hari kerja sesuai dengan kalender kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan atau hari lain yang ditentukan perusahaan sebagai hari kerja biasa, kecuali untuk Pekerja Satuan Pengamanan. 4.2 Kegiatan Umum Perusahaan Proses Produksi Berikut ini merupakan proses-proses dalam pembuatan Air Filter Sub Assy dengan model 14D1. Dalam menjalankan proses produksinya PT. ROKI Indonesia membagi dua departemen produksinya yaitu Injection dan Assy. Pada departemen Produksi Injection ini yang dibuat dan dikontrol adalah : 1. Proses Paper Folding 2. Proses Injection 3. Proses Ultrasonic Welding 4. Proses Oil spray Sedangkan pada departemen Produksi Assy yang dibuat dan dikontrol adalah: 1. Pre Assy 2. Assy proses 3. Packing

7 Proses Paper Folding Proses Paper Folding adalah proses untuk membuat produk Filter dengan cara material paper yang dalam bentuk gulungan atau roll dipleating yaitu proses untuk membentuk lipatan-lipatan pada paper dalam dimensi tertentu sesuai dengan drawing tiap modelnya. Pada proses ini digunakan juga Roll Pleating yang tingginya sudah ditentukan, dan pada bagian atas Roll tersebut terdapat pisau yang berbentuk bulat yang akan memotong setiap paper yang melewati roll tersebut, kemudian paper tersebut masuk ke ruang Oven melalui Konveyor. Setelah keluar dari Oven, Paper tersebut dipotong-potong sesuai dengan jumlah lipatan yang diinginkan. Gambar 4.2 Produk Filter Proses Injection Inti dari Proses Injection adalah membuat produk plastik dari bahan baku bijih plastik menjadi Plastik sesuai dengan yang diinginkan melalui Proses Injection dengan cara menginjeksi material yang sudah dipanaskan dengan suhu tertentu ke Mould/cetakan dengan Mesin Injection, sehingga didapat produk sesuai dengan catakannya.

8 29 Untuk model 14D1 pada Proses Injection ini ada 4 produk yang dibuat yaitu : 1. Case Air Filter Untuk membuat produk Case Air Filter ini mesin Injection yang digunakan adalah mesin Injection JSW dengan Tonase 350 Ton. Material Resin yang digunakan adalah PP SJ300TR3 yaitu material dengan jenis Polypropylene (PP) yang mengandung talcum 30% dengan warna hitam. Untuk pencampuran material antara material dengan Talkum dan warna dilakukan oleh Suppliar Material. Gambar 4.3 Produk Case Air Filter 2. Cap Case 1 Untuk membuat produk Cap Case 1 ini mesin Injection yang digunakan adalah mesin Injection JSW dengan Tonase 350 Ton. Material Resin yang digunakan adalah PP SJ300TR3 yaitu material dengan jenis Polypropylene (PP) yang mengandung talcum 30% dengan warna hitam.

9 30 Gambar 4.4 Produk Cap Case 1 3. Duct Untuk membuat produk Duct ini mesin Injection yang digunakan adalah mesin Injection JSW dengan Tonase 220 Ton. Material Resin yang digunakan adalah PP SJ300TR3 yaitu material dengan jenis Polypropylene (PP) yang mengandung talcum 30% dengan warna hitam. Gambar 4.5 Produk Duct 4. Filter Comp Untuk membuat produk Filter Comp ini mesin Injection yang digunakan adalah mesin Injection JSW dengan Tonase 220 Ton. Material Resin yang digunakan adalah PP SJ300TR3 yaitu material dengan jenis Polypropylene

10 31 (PP) yang mengandung talcum 30% dengan warna hitam. Proses Injection pada Filter Comp ini sama dengan proses injection yang lainnya. Hanya sebelum Mould diclamping untuk proses Injection terlebih dahulu Filter dimasukkan pada Insert bagian Mould. Gambar 4.6 Produk Filter Comp Proses Ultrasonic Welding Yaitu proses penggabungan antara Produk Filter Comp hasil dari proses Injection dengan Punching Plate dengan menggunakan sistem Ultrasonic Welding. Pada proses ini menggunakan mesin otomatis sehingga operator dalam sekali tekan tombol ON maka mesin akan melakukan proses ultrasonic welding sekaligus pada 4 titik yang sudah disesuaikan dengan Jig yang didalamnya terdapat Horn yang digunakan untuk melakukan Welding tersebut. Gambar 4.7 Produk Filter Comp setelah Ultrasonic Welding

11 Proses Oil Spray Yaitu proses penyemprotan oli pada permukaan Paper/kertas pada produk Filter Comp. Pada proses ini diperuntukkan khusus untuk jenis Element Wet type. Untuk yang jenis Dry type tidak memerlukan proses ini. Penyemprotan oil pada Element atau Filter dilakukan dengan mesin yang dikontrol dengan PLC Progaram sehingga banyaknya oil yang disemprotkan pada Element atau Filter selalu sama atau konstan sesuai dengan yang dibutuhkan atau sesuai dengan yang tertulis pada drawing Proses Pre Assy Pada proses ini yaitu menggabungkan antara beberapa part untuk memudahkan pada proses Assy. Contoh menggabungkan antara Case dengan Joint dengan menambahkan lem cemedyne / threebond agar tidak ada kebocoran pada bagian tersebut. Sebelum Joint dimasukkan untuk digabungkan dengan Case, terlebih dahulu Joint dimasukkan ke dalam Oven dengan temperatur 80º selama kurang lebih 15~20 menit, dengan tujuan untuk memudahkan pada saat dimasukkan ke Case sehingga cycle time dapat dilakukan dengan lebih cepat Proses Assy Pada bagian ini seluruh komponen unit Air Filter / Air Cleaner Sub Assy dirakit. Pada proses ini yaitu menggabungkan semua komponen Air Filter Sub Assy menjadi Air Filter Sub Assy mulai dari pemasangan seal, pemasangan clip, pemasangan tube drain, screwing dan lain lain yang terbagi dalam 6 Stage pada

12 33 Assy Proses yang dilakukan oleh operator Line pada Ban berjalan (konveyor) secara manual pada meja kerjanya masing-masing sesuai dengan Stage kerja nya. Setelah Assy Proses selesai, dilakukan Inspection oleh Inspector dengan menggunakan POKAYOKE. Inti pada proses inspection dengan Pokayoke adalah untuk memastikan bahwa semua komponen dalam Air Filter Sub Assy tersebut terpasang dengan baik dan benar dan tidak ada yang terlewatkan Packing Yaitu merupakan proses terakhir dari Proses Assy. Setelah Proses Assy Air Filter Assy selesai, produk dipacking dengan cara memasukkan produk tersebut ke dalam Daisha. Daisha adalah sejenis Box besar yang terbuat dari rangka besi dengan size P1500XL1000XT1500, yang pada bagian samping kanan dan kirinya tertutup oleh Plastik inprabot setebal 5mm dan dibagian bawah ada Cup 4 pcs sehingga Daisha ini bisa ditumpuk sesuai dengan kebutuhan. Dan pada bagian bawah daisha terdapat roda dengan ukuran diameter 4 inc sehingga Daisha tersebut bisa didorong untuk memudahkan pada saat handling baik untuk Loading maupun Unloading. Umumnya 1 Daisha memuat 100 Pcs produk. Setelah semua process selesai produk Finish Good disimpan di Ware House sesuai dengan model dan Lay out yang sudah ditentukan. Untuk pengiriman barang ke Customer disesuaikan dengan schedule yang sudah dibuat oleh PPIC. Dalam pengiriman ke Customer, langsung menggunakan Daisha ini. Dan setelah produk digunakan oleh Line Produksi Customer Daisha ini diambil lagi untuk digunakan kembali.

13 Data Waktu Produksi Dibawah ini merupakan data waktu proses produksi untuk Proses Injection pada CASE AIR FILTER untuk model 14D1 dan AIR FILTER SUB ASSY. Untuk Data waktu Proses Produksi AIR FILTER SUB ASSY ini diambil mulai dari Proses Paper Folding, Proses Injection, Proses Sub Assy hingga Proses Assy mulai dari Stage 1 hingga Stage 6. Tabel 4.1 Data Cycle Time Pembuatan Air Filter Sub Assy model 14D1 No Part Name Paper Folding FILTER 1 (Paper 0.197m²) Cyle Time No Part Name (sec) Assy Stage 1 (Pre Assy Washer Plain + Pipe Drain + Clip) Cyle Time (sec) Injection Case Air Filter 48 9 Assy Stage 2 (Assy Stage1 + Pre Assy2 + Element Assy) 16 Injection Duct Assy Stage 3 (Assy Stage Screw Hex Tapping + Cap 15 Case1) 4 Injection Filter Comp Assy Stage 4 (Screwing) Injection Cap Case 1 Assy Stage 5 (Pemasangan Label) 13 Pre Assy 1 ((Seal + Duct) + Assy Stage 6 (Inspection) 6 Case Air Filter + Cover JT1 +Threebond) 7 Pre Assy 2 (Seal + Seal + Adhesive) 16

14 35 Tabel 4.2 Data Cycle Time Injection Proses CASE AIR FILTER model 14D1 NO Waktu Proses Injection (detik) No Waktu Proses Injection (detik)

15 Data Permintaan Masa Lalu Berikut ini adalah data permintaan (demand) tahun 2009 untuk produk Air Filter Assy 14D1 PT. ROKI Indonesia. Tabel 4.3 Permintaan Produk 14D1 AIR FILTER SUB ASSY Periode Bulan Demand 1 Januari ,604 2 Februari ,900 3 Maret ,662 4 April ,601 5 Mei ,906 6 Juni ,800 7 Juli ,300 8 Agustus ,900 9 September , Oktober , November , Desember ,420 Demand 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0 Jan-09 Feb-09 Mar-09 Apr-09 May-09 Jun-09 Jul-09 Aug-09 Sep-09 Oct-09 Nov-09 Dec-09 Gambar 4.8 Grafik Permintaan Produk 14D1 Air Filter Assy

16 Bill Of Material (BOM) Berikut ini adalah Bill Of material dari produk Air Filter Assy Type 14D- XE Gambar 4.9 Struktur Produk

17 Pengolahan Data Alur Informasi Perusahaan Analisa alur informasi ini untuk mengetahui apa kekurangan dari alur informasi perusahaan sekarang. Kemudian dibuat alur informasi usulan yang memperbaiki kekurangan dari informasi perusahaan. Alur informasi perusahaan dapat dilihat pada gambar 4.4 Gambar 4.10 Alur Informasi Perusahaan Penjelasan mengenai prosedur dari alur informasi dalam pemenuhan permintaan pada PT. ROKI Indonesia adalah sebagai berikut : Sales dan atau Purchase dept. menerima atau mengambil PO dari pelanggan.

18 39 PO tersebut didistribusikan ke bagian Production Planning untuk diinput dalam Loading Capacity Produksi bulanan. Berdasarkan Data kapasitas dari Production Planning, Sales & Purchase Dept. memastikan melalui tinjauan order bahwa seluruh order yang diberikan oleh Customer dapat dipenuhi atau tidak. Adapun yang ditinjau adalah : a. Stock Material, Stock Barang dalam Proses dan stok barang jadi. b. Kapasitas Produksi. c. Kondisi Mould. d. Jadwal Delivery dan Transportasi. e. Harga. (Dilihat dari Part List Data Base). Hasil Tinjauan : a. Disetujui. Adalah hasil dimana order dapat diproduksi dan dikirim ke pelanggan sesuai dengan yang diminta dan selanjutnya dibuatkan PO Confirmation. b. Belum disetujui. Adalah hasil dimana order harus dimintakan revisi kepada pelanggan baik mengenai jumlah, jadwal delivery atau hal lain yang perlu direvisi. Selanjutnya Production Planning membuat Delivery Schedule dan didistribusikan ke Material Delivery Control dan Purchassing, membuat Production Schedule dan didistribusikan ke bagian Produksi baik Injection Dept maupun Assy Dept.

19 40 Production Dept. membuat produk sesuai dengan Production Schedule dan diserahkan ke Warehouse / Inventory yang sebelumnya dilakukan Inspection oleh QC. Apabila ada hal-hal yang tidak sesuai maka masing masing section akan menginformasikan hal tersebut ke atasan terkait dan disampaikan ke manager masing-masing untuk dibahas lebih lanjut. Barang yang telah selesai diproduksi disimpan di Warehouse dan selanjutnya akan dibuatkan Surat Jalan untuk dikirim ke Customer sesuai dengan Delivery Schedule Analisa Alur Informasi Perusahaan Ada beberapa kekurangan dari alur informasi awal yang digunakan oleh PT. ROKI Indonesia yaitu: PO yang diterima fluktuatif dan bahkan terkadang melebihi dari forcase yang sebelumnya diterima sehingga terkadang menyulitkan persiapkan dibagian produksi karena order yang melebihi dari forecase yang sudah dipersiapkan sebelumnya Pengujian Data Waktu Proses Data waktu proses yang diperoleh harus diuji terlebih dahulu sebelum melakukan perhitungan waktu baku, yang kemudian akan digunakan untuk menghitung kapasitas produksi. Uji yang akan dilakukan adalah uji keseragaman dan uji kecukupan data. Berikut ini merupakan pengujian data yang dilakukan pada Proses Injection CASE AIR FILTER model 14D1.

20 Uji Keseragaman Data Gambar 4.11 Grafik Uji Keseragaman Data Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa tidak ada yang keluar dari batas kendali atas maupun batas kendali bawah. Dimana Batas Kendali Atas adalah dan Batas Kendali Bawah adalah Maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut seragam Uji Kecukupan Data N=30 α=0.05 k=0.05 S= x = N' = 1 2 s. t k. x t α / 2, N 1 = = = Karena N>N, dimana N=30 dan N =1 maka data sudah cukup.

21 Perhitungan Waktu Baku Untuk menghitung waktu baku, perlu diketahui performance rating., waktu normal dan allowance terlebih dahulu. Dibawah ini merupakan perhitungan waktu baku pada Case Air Filter Sub Assy. Penetapan performance rating (PR) 1. Paper Folding Proses Tabel 4.4 Data Cycle Time Paper Folding Proses No Part Name Cyle Time (sec) 1 FILTER 1.25 Untuk 1 pcs FILTER pada model ini diperlukan paper seluas 0.197m² Pada Paper Folding Proses ini bekerja dengan berdiri pada ruang AC. Penetapan performance rating (PR) Tabel performance Rating Operator bekerja pada keadaan normal sehingga PR = 1 + P = 1.24 Perhitungan waktu normal :

22 43 Penetapan Allowance : Tabel 4.5 Penetapan Allowance pada Paper Folding Proses Faktor Keterangan Kelonggaran (%) A Tenaga yang dikeluarkan Sangat ringan 7 B Sikap kerja Berdiri 1 C Gerakan kerja Normal 0 D Kelelahan Mata Pandangan yang terputusputus 1 E Keadaan temperature tempat kerja Normal 3 F Keadaan atmosfir Cukup 2 G Keadaan lingkungan kerja yang baik Siklus kerja berulangulang antara 0-5 detik 2 H Kelongaran untuk kebutuhan pribadi 0 Dari table diatas didapat bahwa allowance sebesar 16%. Perhitungan waktu baku : Wb = Wn + (Wn x Allowance) = ( 1.55 x 16%) = 1.8 dtk

23 44 2. Injection Proses Tabel 4.6 Data Cycle Time Injection Proses No Part Name Cycle Time (sec) 1 Case Air Filter 48 2 Duct 22 3 Filter Comp 30 4 Cap Case 1 31 Penetapan Performance Rating (PR) Tabel 4.7 Penetapan Performance Rating Injection Proses Proses Skill Effort Condition Consistency PR Injection B1 + (0.11) B1 + (0.00) D (0.00) B + (0.03) 1.24 Prosess

24 45 Penetapan Allowance : Tabel 4.8 Penetapan Allowance pada Injection Proses Faktor Keterangan Kelonggaran (%) A Tenaga yang dikeluarkan Sangat ringan 7 B Sikap kerja Berdiri 1 C Gerakan kerja Normal 0 D Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus 1 E Keadaan temperature tempat kerja Normal 3 F Keadaan temperature tempat kerja Cukup 2 G Keadaan lingkungan kerja yang baik Siklus kerja berulangulang antara 0-5 detik 2 H Kelongaran untuk kebutuhan pribadi 0 adalah 16% Dari table diatas didapat bahwa untuk Allowance pada Injection Proses

25 46 Dibawah ini merupakan tabel perhitungan waktu baku untuk Injection Proses. Tabel 4.9 Penetapan Waktu Baku Injection Proses No Part Name Skill Effort Conditio n Consiste ncy PR Cycle (PR=1+P Time ) Wn Allowan ce Wb 1 Case Air Filter % Duct B1 B % D (0.00) B (0.03) 1.24 Filter (+0.11) (+0.10) % Comp 4 Cap Case % Pada Injection Proses ini proses kerja dengan berdiri pada ruangan luas dengan pemberian portable AC pada setiap mesin. Dan pada proses ini dapat dilakukan bersamaan dengan mesin yang berbeda dengan rincian sbb: 1. Case Air Filter menggunakan mesin 350Ton. 2. Duct mernggunakan mesin 220 Ton. 3. Filter Comp menggunakan mesin 220 Ton. 4. Cap Case 1 menggunakan mesin 280 Ton. Apabila kapasitas pada masing-masing mesin habis, pada penggunaan Tonase mesin ini dapat naik kelas. Contoh untuk produk yang jalan di mesin 220Ton bisa juga jalan di mesin 280 Ton atau 350 Ton. Tetapi tidak bisa sebaliknya untuk turun kelas. Untuk produk yang jalan di mesin 350 Ton tidak bisa turun ke mesin 280 bahkan ke yang lebih kecil.

26 47 3. Pre Assy Pada model ini ada Pre Assy yaitu : 1. Pre Assy 1 Pre Assy 1 yaitu proses menggabungkan ((Seal + Duct) + Case Air Filter + Cover1 + JT1 +Threebond). 2. Pre Assy 2. Pre Assy 2 yaitu proses menyambung kedua ujung seal menjadi satu dengan adhesive. Tabel 4.10 Penetapan Waktu Baku pada proses Pre Assy No Part Name Pre Assy 1 1 Pre Assy 2 2 (Seal+Se al+adhe sive) Skill B1 (+0.11) Effort B1 (+0.10) Conditio n Consiste ncy D (0.00) B PR Cycle (PR=1+P Time ) Wn Allowan ce Wb % % Assy Pada Proses Assy ini proses kerja dengan berdiri pada ruang AC, pada konveyor atau ban berjalan,

27 48 Tabel 4.11 Penetapan Waktu Baku pada proses Assy No Part Name Asy 1 Stage 1 Assy 2 Stage 2 Assy 3 Stage 3 Assy 4 Stage 4 Assy 5 Stage 5 Assy 6 Stage 6 Skill B1 (+0.11) Effort B1 (+0.10) Conditio n Consiste ncy D (0.00) B PR Cycle (PR=1+P Time ) Wn Allowan ce Wb % % % % % %

28 49 Table 4.12 Waktu Baku keseluruhan proses produk Air Filter Sub Assy model 14D1 No Part Name 1 Filter Skill B1 (+0.11) Effort B1 (+0.11) Conditio n Consiste ncy PR Cycle (PR=1+P Time ) Wn Allowan ce Wb D (0.00) B (-0.03) % Case Air Filter % Duct B1 B % D (0.00) B (-0.03) 1.24 Filter (+0.11) (+0.10) % Comp 5 Cap Case % Pre Assy % Pre Assy B1 B1 2 D (0.00) B (-0.03) 1.24 (+0.11) (+0.10) 7 (Seal+Se % al+adhe sive) 8 Asy Stage % Assy Stage % Assy Stage 3 11 Assy Stage 4 12 Assy Stage 5 13 Assy Stage 6 B1 (+0.11) B1 (+0.10) D (0.00) B (-0.03) 1.24 TOTAL % % % %

29 Perhitungan Kapasitas Produksi Untuk menghitung kapasitas produksi diperlukan waktu baku dari pembuatan Air Filter Assy dan jam kerja perusahaan Jam kerja Normal Perusahaan: Jam Kerja Perusahaan Jam kerja perusahaan adalah 8 jam sehari dan 40 jam seminggu dengan waktu kerja diatur sebagai berikut : Shift I / Non Shift Senin ~ Kamis ( Jam Kerja : 07:50 ~17:00 ) Istirahat siang : Group I Jam 11:40 ~ 12:30 Group II Jam 12:10 ~ 13:00 Istirahat sore : selama 10 menit antara 15:30 ~17:00 (bergilir) Jum at (Jam Kerja : 07:50 ~17:00) Istirahat : 11:30 ~ 13:10 Shift II Senin ~ Jum at ( Jam Kerja : 16:40 ~ 00:50) Istirahat : 18:30 ~ 19:00 Break : selama 10 menit antara 20:30 ~ 21:00 (bergilir) Shift III Senin ~ Jum at ( Jam Kerja : 00:30 ~ 08:10 )

30 51 Istirahat : 04:30 ~ 05:00 Break : selama 10 menit antara 02:00 ~ 02:30 (bergilir) Shift untuk Satpam Shift I : 07:00 ~ 15:00 Shift II : 15:00 ~ 23:00 Shift III : 23:00 ~ 07:00 Total jam kerja reguler/bulan Total jam = {[4 x [(24 jam x 60 menit) - (140 menit)]] + [(24 jam x 60 menit) - (180 menit)]} x 4 minggu = {[4 x ( ) + ( )] x 4 minggu = (5, ,260) x 4 minggu = 25,840 Menit = 1,550,400 detik Pada penghitungan Kapasitas Produksi ini lebih dititikberatkan pada Waktu baku pada Proses Injection. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Proses dengan Mesin yang lain selain Mesin Injection cycle time nya sudah cukup cepat.

31 52 2. Untuk Proses Pre Assy dan Assy, apabila kapasitas dirasa tidak cukup bisa segera diambil tindakan misalnya dengan menambah orang atau Line sehingga quantity yang diinginkan bisa tercapai. Dibawah ini adalah perhitungan untuk memperoleh kapasitas produksi Air Filter Sub Assy model 14D1 dalam satu bulan: Waktu baku untuk 1 unit Air Filter Assy model 14D1= detik Kapasitas Produksi Reguler Dari data jam kerja perusahaan dan dari data waktu baku yang sudah diperoleh bisa dihitung untuk kapasitas Produksi. Tetapi untuk waktu baku yang dipergunakan dalam perhitungan ini adalah bukan total penjumlahan waktu baku, tetapi diambil dari waktu baku yang paling lama dari masing-masing Proses. Hal ini disebabkan karena setiap masing-masing Proses dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. berikut : Untuk perhitungan Kapasitas Produksi Reguler per bulan adalah sebagai Kapasitas produksi reguler/bulan = Total Jam Kerja Reguler/Waktu baku terlama pada Proses. = 1,550,400/69.02 = 22, unit/bulan

32 53 22,463 unit/bulan Perbandingan Demand dengan Kapasitas Selanjutnya adalah melakukan perbandingan antara jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan order dengan kapasitas produksi yang ada. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah kapasitas produksi yang tersedia telah mencukupi untuk mengerjakan order yang diterima oleh perusahaan. Tabel 4.13 Perbandingan permintaan dengan kapasitas produksi Periode Bulan Demand Kapasitas Status 1 Jan-09 25,604 22,463 TIDAK CUKUP 2 Feb-09 19,900 22,463 CUKUP 3 Mar-09 23,662 22,463 CUKUP 4 Apr-09 22,601 22,463 TIDAK CUKUP 5 May-09 25,906 22,463 TIDAK CUKUP 6 Jun-09 30,800 22,463 TIDAK CUKUP 7 Jul-09 35,300 22,463 TIDAK CUKUP 8 Aug-09 38,900 22,463 TIDAK CUKUP 9 Sep-09 24,200 22,463 TIDAK CUKUP 10 Oct-09 38,701 22,463 TIDAK CUKUP 11 Nov-09 37,702 22,463 TIDAK CUKUP 12 Dec-09 48,420 22,463 TIDAK CUKUP

33 54 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kapasitas maksimum yang tersedia tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan. Khususnya order yang datang pada bulan Januari, Juni hingga Desember melebihi kapasitas produksi maksimum yang ada.

TUGAS AKHIR. Perencanaan dan Pengendalian Produksi Pada Produk Case Air Filter Sub. Assy Model 14D1 Di PT. ROKI INDONESIA Sebagai Upaya Memenuhi

TUGAS AKHIR. Perencanaan dan Pengendalian Produksi Pada Produk Case Air Filter Sub. Assy Model 14D1 Di PT. ROKI INDONESIA Sebagai Upaya Memenuhi TUGAS AKHIR Perencanaan dan Pengendalian Produksi Pada Produk Case Air Filter Sub Assy Model 14D1 Di PT. ROKI INDONESIA Sebagai Upaya Memenuhi Kebutuhan Pelanggan Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Menentukan Waktu Siklus Tiap Proses. 4.1.1 Proses Pemasangan Komponen (Setting Part) 4.1.1.1 Elemen operasi pada proses ini adalah : 1. Setting holder magnet ke rotor dan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Sejarah Perusahaan IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan Frame Chassis dan Press Part sebagai bisnis utamanya. Menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. SRI adalah perusahaan joint venture dengan PMA (Pemilik Modal Asing) didirikan untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data di dalam tulisan ini yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan di pengolahan dan analisis data terdiri dari : 1. Data Total

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Aktivitas Perusahaan Lotte Mart adalah sebuah hypermarket di Asia yang menjual berbagai bahan makanan, pakaian, mainan, elektronik, dan barang lainnya. membuka cabang

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Menentukan Tema PT. Akebono Brake Astra Indonesia (PT. AAIJ) adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif, produk yang diproduksi disini adalah brake

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan data 4.1.1 Produk Gutter Complete R/L Perusahaan PT. Inti Pantja Press Industri dipercayakan untuk memproduksi sebagian produk kendaraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk Laporan Tugas Akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suati pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia (Pro Tec) merupakan perusahaan perakit komponen-komponen untuk perusahaan

Lebih terperinci

Waktu kerja dalam satu bulan = (( 60 x 7 x 5 ) + ( 60 x 5 x1 )) x 2 x 4 = menit. = detik.

Waktu kerja dalam satu bulan = (( 60 x 7 x 5 ) + ( 60 x 5 x1 )) x 2 x 4 = menit. = detik. BAB V HASIL DAN ANALISA Berdasarkan pengumpulan data dan pengukuran waktu yang sudah dilakukan pada tiap tiap proses, maka dapat dilakukan perhitungan kebutuhan mesin dan orang yang diperlukan untuk mencukupi

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT REKABAJA MANDIRI memproduksi ratusan item produk yang berasal dari puluhan group produk. Mengingat begitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan A.1 Gambaran Umum PT Kansai Paint Indonesia PT. Kansai Paint Indonesia adalan sebuan perusahaan yang bergerak di bidang chemical industry yaitu manufacturing

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Berdasarkan pengumpulan data dan pengukuran waktu yang sudah dilakukan pada tiap tiap proses, maka dapat dilakukan perhitungan kebutuhan produksi dan orang yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil Data Defect Fusstrebe Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis defect yang terjadi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4% BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi

Lebih terperinci

Penulisan Ilmiah Anggit Setiyadi

Penulisan Ilmiah Anggit Setiyadi ANALISA KESEIMBANGAN LINTASAN PADA PROSES PERAKITAN BOX ASSY BATTERY TYPE KZRA FUEL INJECTION DI PT ADHI WIJAYACITRA Penulisan Ilmiah Anggit Setiyadi 30409425 Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam

Lebih terperinci

Lamp n (menit) x/n

Lamp n (menit) x/n BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Hasil Pengukuran Waktu Dibawah ini merupakan hasil pengukuran langsung (menggunakan stopwatch) waktu rakit panel. Box n (menit) x/n 1 2 3 4 5 1 11.9 12.5

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan CV. Mitra Abadi Teknik merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang perancangan dan manufaktur untuk peralatan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Hando Dinamika merupakan perusahaan produsen filter untuk kendaraan yang didirikan pada tahun 2005. Saat ini perusahaan berlokasi di Jl. Soekarno

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Permintaan (Forecast Demand) Peramalan permintaan atau forecast demand (FD) adalah peramalan kuantitas permintaan sesuatu (barang atau jasa) dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lean dan Six sigma merupakan dua metodologi perbaikan yang berbeda satu sama lain dalam hal target, fokus maupun metode yang digunakan. Dalam perkembangan dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia 46 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia PT Indomo mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi peralatan rumah tangga salah satu produk

Lebih terperinci

MODUL II WORK MEASUREMENT

MODUL II WORK MEASUREMENT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu merupakan salah satu kriteria dari suatu alternatif beberapa metode kerja yang paling sering digunakan sebab kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan (Sumber: Company Profil PT.IGP) Gambar 4.1 Layout IGP Group IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan frame

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri makanan di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini menimbulkan persaingan antar perusahaan sejenis yang semakin ketat. Oleh karena itu setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari maupun di bidang industri manufaktur, persediaan tidak dapat dihindari. Tanpa adanya persediaan, perusahaan manufaktur harus siap menghadapi

Lebih terperinci

PROSEDUR PENANGANAN DELIVERY ORDER PADA PT. JUAHN INDONESIA

PROSEDUR PENANGANAN DELIVERY ORDER PADA PT. JUAHN INDONESIA PROSEDUR PENANGANAN DELIVERY ORDER PADA PT. JUAHN INDONESIA Nama : Hidayatunnisa NPM : 40209855 Jurusan : Akuntansi Komputer Pembimbing: Toto Sugiharto, MSC., PhD. Latar Belakang Masalah Delivery order

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN PART FRONT FORK 45P DI PT. KAYABA INDONESIA FRANSISKUS XAVERIUS FREDDY TEKNIK INDUSTRI

MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN PART FRONT FORK 45P DI PT. KAYABA INDONESIA FRANSISKUS XAVERIUS FREDDY TEKNIK INDUSTRI MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN PART FRONT FORK 45P DI PT. KAYABA INDONESIA FRANSISKUS XAVERIUS FREDDY 36409166 TEKNIK INDUSTRI PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Bagaimanakah perencanaan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Define Identifikasi masalah pada Bakmi GM, yakni adanya ketidakstabilan perfect order untuk delivery service pada enam bulan terakhir, yang bervariasi antara 54% sampai

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) Kelvin Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya kelvin@stts.edu ABSTRAK Aliran produksi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Kalbe Farma mengenai proses perencanaan produksi dalam menentukan nilai allowance dan mengetahui kapasitas yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Dari hasil pengumpulan data yang didapat dari divisi produksi PT. Indotek Jaya, maka data tersebut diperlukan untuk membuat rancangan MRP (Material

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair. BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent

Lebih terperinci

Rencana Produksi & Rencana Induk

Rencana Produksi & Rencana Induk Rencana Produksi & Rencana Induk Pokok Bahasan: I. Struktur PPIC II. Strategi Dasar Produksi III. Perhitungan Rencana Produksi IV. Contoh Rencana Produksi dengan MTS V. Contoh Rencana Produksi dengan MTO

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. serta menggunakan metode TVP dalam melakukan Restorasi yang telah

BAB V ANALISA DATA. serta menggunakan metode TVP dalam melakukan Restorasi yang telah BAB V ANALISA DATA Berdasarkan analisa dan perhitungan serta hasil monitoring data yang ada, serta menggunakan metode TVP dalam melakukan Restorasi yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Jaya Pandu Nusantara yang berdiri sejak 20 Oktober 1994 dengan luas area 2.040 m 2 yang sampai dengan saat ini dipimpin oleh Bapak Alex Santoso merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. LG Electronics Indonesia adalah perusahaan elektronik asal Korea Selatan yang menjadi salah satu bagian dari LG Group yang didirikan di Korea pada tahun

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Pengumpulan Data Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dikemukakan maka dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam perancangan tata

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa produktivitas yang berlangsung di PT. Schott Igar Glass (SIG), mulai dari menganalisa perbedaan-perbedaan yang ada antara mesin

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Gapura Citra Indonesia sebagai perusahaan yang memproduksi mainan anak edukatif, alat peraga sekolah, perlengkapan furniture anak dan

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating Petunjuk Sitasi: Cahyawati, A. N., & Pratiwi, D. A. (2017). Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B211-216). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era yang perkembanganya sangat cepat ini dimana semua dituntut untuk menciptakan suatu proses kerja yang efektif dan effisien dengan tidak mengurangi standard kualitas

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Temuan Utama dan Hasil Pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat dinyatakan bahwa temuan utama dalam penelitian ini adalah terjadinya pemborosan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun mayor dan minor penyebab terjadinya produk cacat untuk part PH 031 pada tahun

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun mayor dan minor penyebab terjadinya produk cacat untuk part PH 031 pada tahun BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Produk Cacat Part PH 031 Tahun 2015 Berdasarkan data produk cacat tahun 2015 yang tersaji pada bab sebelumnya, maka dibuat analisa data untuk lanjutan untuk mengetahui faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini negara-negara berkembang berpacu dalam memajukan perekonomian negaranya. Peningkatan produksi merupakan cara paling efektif yang dipilih guna

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Deskripsi Wheel Wheel / Ban menjadi suatu komponen utama dalam suatu keseluruhan motor. Wheel / Ban menjadi alas pergerakan setiap motor yang di produksi. Pada umumnya

Lebih terperinci

I.3 Tujuan Penulisan. I.1 Latar Blkg Masalah. I.2 Pembatasan Masalah. I.4 Sistematika Penulisan

I.3 Tujuan Penulisan. I.1 Latar Blkg Masalah. I.2 Pembatasan Masalah. I.4 Sistematika Penulisan I.1 Latar Blkg Masalah a. Sistem JIT dan Kanban b. Identifikasi Masalah I.2 Pembatasan Masalah a. Lokasi Kegiatan : PT. DENSO Indonesia b. Objek Penelitian : Komponen Neck Filler c. Cakupan Pembahasan

Lebih terperinci

Nama : Johanes Susanto NIM : Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian. Work Sampling

Nama : Johanes Susanto NIM : Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian. Work Sampling Nama : Johanes Susanto NIM : 2012-21-046 Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian Work Sampling Sampling Pekerjaan (Work Sampling) adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gudang adalah komponen penting yang harus ada di setiap kegiatan industri. Gudang sendiri memiliki fungsi sebagai penyangga antara variabilitas supply dan demand, serta

Lebih terperinci

Pengoptimalan Jumlah Man Power dengan Metode Work Force Analysis

Pengoptimalan Jumlah Man Power dengan Metode Work Force Analysis Pengoptimalan Jumlah Man Power dengan Metode Work Force Analysis Christian Wibisono 1*, I Nyoman Sutapa 2 Abstract: The purpose of this study is to minimize man power cost. The main problem of this company

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA 1. Sudah berapa lama APP berdiri? APP sudah berdiri selama 16 tahun, didirikan pada tanggal 25 April 1997 yang dibuat di hadapan notaris Rachmat Santoso, S.H agar dapat memproduksi

Lebih terperinci

THE FACTORY ORGANISATION

THE FACTORY ORGANISATION THE FACTORY ORGANISATION Director IT - Department Finance Shipping Human Resources Marketing Manager Chief Merchandiser Merchandisers Sampling Asst. Merchandiser Production Management Production Orders

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat. 36 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prima Plastik Internusa (PPI) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang packaging atau produksi kemasan. PT PPI didirikan tahun

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu : BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP 3.1. SISTEM MANUFAKTUR 3.1.1. JENIS SISTEM MANUFAKTUR Proses manufaktur merupakan suatu proses perubahan bentuk dari bahan baku atau bahan setengah jadi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012

PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012 Jan-07 Apr-07 Jul-07 Oct-07 Jan-08 Apr-08 Jul-08 Oct-08 Jan-09 Apr-09 Jul-09 Oct-09 Jan-10 Apr-10 Jul-10 Oct-10 Jan-11 Apr-11 Jul-11 Oct-11 PERTUMBUHAN SIMPANAN *) BANK UMUM POSISI JANUARI 2012 I. TOTAL

Lebih terperinci

METODE KERJA MENGGUNAKAN MOST UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI MUKENA

METODE KERJA MENGGUNAKAN MOST UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI MUKENA METODE KERJA MENGGUNAKAN MOST UNTUK MENINGKATKAN OUTPUT PRODUKSI MUKENA Renny Septiari 1) dan Umi Nurillah 2) 1) Program Studi Teknik Industri, Program Pascasarjana, Institut Teknologi Nasional Jl. Bendungan

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo

Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo Pinta Imanda *1), Akhmad Nidhomuz Zaman 2), Harnan Haryono Saputra 3) 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan.

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan kapasitas produksi dan ketersediaan bahan. V-21 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur di Indonesia semakin pesat, masing-masing perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab.

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab. LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab. 1. Plant Manager Plant Manager sebagai pimpinan tertinggi dalam perusahaan mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Tugas Manager bertugas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang sangat berperan dalam memberikan input yang signifikan terhadap perusahaan adalah bagian produksi.

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN SISTEM KANBAN PART REINFORCEMENT SUB ASSY RR BUMPER PADA PT. METINDO ERASAKTI

MEMPELAJARI PENERAPAN SISTEM KANBAN PART REINFORCEMENT SUB ASSY RR BUMPER PADA PT. METINDO ERASAKTI Nama : Ridwanullah NPM : 36411161 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Dian Kemala Putri, MT MEMPELAJARI PENERAPAN SISTEM KANBAN PART REINFORCEMENT SUB ASSY RR BUMPER PADA PT. METINDO ERASAKTI

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring 38 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring dengan adanya tuntunan jaman yang

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PADA PROSES COUNTER LINE MESIN TIPE XD833 CD3 MOTOR SATRIA F150 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PADA PROSES COUNTER LINE MESIN TIPE XD833 CD3 MOTOR SATRIA F150 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PADA PROSES COUNTER LINE MESIN TIPE XD833 CD3 MOTOR SATRIA F150 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG Nama : Syaiful Ma arif NPM : 37412250 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 3.1 Pengembangan Kerangka Kerja Secara garis besar terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini. Langkah-langkah tersebut yaitu studi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. Total Waktu (menit)

BAB V ANALISIS. Total Waktu (menit) BAB V ANALISIS 5.1 Analisis Availability Rate Availability Rate mencerminkan seberapa besar waktu loading time yang tersedia yang digunakan disamping yang terserap oleh down time losses. Berikut adalah

Lebih terperinci

Improvement Proses Screwing pada Lini Kaleng Kopi di PT Sinar Djaja Can

Improvement Proses Screwing pada Lini Kaleng Kopi di PT Sinar Djaja Can Improvement Proses Screwing pada Lini Kaleng Kopi di PT Sinar Djaja Can Billy Sutjiono 1 dan I Nyoman Sutapa 2 Abstract: PT Sinar Djaja Can is a manufacturing company which produces cans with 2 categories,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Laporan tugas akhir BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Garuda Metalindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur.produk utama dari perusahaan ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan melihat langsung ke lantai produksi PT Indokemas Sukses Makmur. Data yang telah di kumpulakan

Lebih terperinci

Perbaikan Keseimbangan Lintasan di Lini Produksi ECOSS Perusahaan Heat Exchanger

Perbaikan Keseimbangan Lintasan di Lini Produksi ECOSS Perusahaan Heat Exchanger Perbaikan Keseimbangan Lintasan di Lini Produksi ECOSS Perusahaan Heat Exchanger Ardityo Irawan 1 Abstract: PT XYZ is one of the company that produce heat exchanger in Indonesia. The Company developing

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengaturan Jam Kerja Berikut adalah kebijakan jam kerja di PT. XX Tabel 4.1 Jam Kerja Reguler Reguler Hari Jam Kerja Istirahat Total Waktu Kerja Senin - Kamis

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PROSES PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PADA PRODUK LEMARI PAKAIAN

MEMPELAJARI PROSES PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PADA PRODUK LEMARI PAKAIAN MEMPELAJARI PROSES PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PADA PRODUK LEMARI PAKAIAN TIPE LP 7200 BEECH DI PT ATISHAR PANEL Nama : Heruji NPM : 32409787 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian kualitas juga harus dijadikan prioritas utama. juga menjamin kualitas produk hingga masa akhir penggunaannya.

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian kualitas juga harus dijadikan prioritas utama. juga menjamin kualitas produk hingga masa akhir penggunaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, dunia industri semakin berkembang.seiring dengan itu, maka persaingan bisnis khususnya di bidang manufaktur juga semakin ketat.setiap

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI)

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) 2.1 Sejarah Perusahaan A. Sejarah Aisan Nasmoco Industri di Indonesia Pada tahun 1997, Aisan Co. Ltd mendirikan manufaktur anak perusahaan di Indonesia bekerjasama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Kalbe Farma merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang farmasi. Perusahaan ini mengklasifikasikan produk obatnya ke dalam 2 divisi, yaitu divisi obat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya permintaan pelanggan akan suatu barang membuat perusahaan berusaha untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk memperlancar pemenuhan permintaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Profil perusahaan PT indah kiat PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk Tangerang Mill merupakan salah satu pabrik kertas yang berada di bawah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah menyediakan produk sesuai dengan ekspektasi customer. Maka, sangat penting bagi perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS 66 BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Analisis Hasil Perhitungan (awal) 5.1.1 Analisis perhitungan waktu baku Dari hasil pengukuran diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan siklus pekerjaan dari karyawan, yang

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS DI PT DENSO INDONESIA

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS DI PT DENSO INDONESIA MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS DI PT DENSO INDONESIA Disusun Oleh: Dadang Pujo Prastyawan 38412352 LATAR BELAKANG Teknologi yang canggih untuk memproduksi barang secara massal Pengendalian kualitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan fasilitas didefinisikan sebagai rencana awal atau penataan fasilitas-fasilitas fisik seperti peralatan, tanah, bangunan, dan perlengkapan untuk mengoptimasikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN, PENGELOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENGUMPULAN, PENGELOLAHAN DAN ANALISIS DATA 59 BAB IV PENGUMPULAN, PENGELOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Jenis Produk yang diproses Jenis produk yang dihasilkan pada line I-beam ada 2 macam produk yaitu I- beam BY 366L owo 10 dan I-beam BY 366L owo

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen BAB IV Hasil Praktek Kerja dan Analisis 4.1 Sistem Komputerisasi yang digunakan Perusahaan ini telah menggunakan sistem yang terkomputerisasi sebagai kegiatan operasional kerja. Database yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

ANALISIS PENGUKURAN KERJA ANALISIS PENGUKURAN KERJA Disusun oleh: Subodro (135060700111043) Siti Astrid Meidiani (135060700111044) Armelynda Beverly S (135060701111056) Andini Sulviana (135060701111065) Dzaky Falakhi (135060701111082)

Lebih terperinci

INTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING PT STARLIGHT

INTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING PT STARLIGHT Sejarah Singkat PT Starlight PT Starlight adalah suatu badan usaha yang bergerak dibidang industri pembuatan mobil. PT Starlight didirikan pada tanggal 20 Agustus 2004. Produk utama penjualan PT Starlight

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 6 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan CV. Lintas Nusa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa percetakan yang terletak di Jl. Kalidami No. 51 Surabaya. Pada

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah singkat perusahaan Didirikan pada tahun 1951 yang terletak di Tanggerang, Banten. PT Gajah Tunggal Tbk. memulai usaha produksinya dengan ban sepeda. Sejak

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Umum Perusahaan 4.1.1 Company profil Regutered name : PT. METALSINDO PACIFIC Estabished : 20 MAY 2009 Office / Factory Addres : Jababeka Industrial estate,

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Filter Secara umum filter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran dari oli. Kotoran yang disaring dalam filter timbul akibat debu yang masuk dari lubang

Lebih terperinci

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A.

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pabrik tapioka PT. Umas Jaya Agrotama (UJA) Terbanggi Besar merupakan perusahaan swasta nasional (PMDN) yang bergerak di bidang industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN.

BAB V PEMBAHASAN. BAB V PEMBAHASAN Untuk mempunyai daya saing perusahaan yang tinggi di pasar maka salah satu strategi perusahaan adalah dengan meningkatkan produktivitas, oleh karena itu perusahaan manufaktur ini melakukan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Menurut sumbernya, data-data yang berhasil dirangkum selama penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi data yang diperoleh dari hasil

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Krisanthium Offset Printing berdiri sejak tahun 1972, dimulai dengan usaha pusat pelayanan servis mobil dengan nama Union Printing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun menciptakan sektor sektor baru dengan inovasi inovasi yang baru. perusahaan salah satunya adalah proses produksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun menciptakan sektor sektor baru dengan inovasi inovasi yang baru. perusahaan salah satunya adalah proses produksi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini banyak membuat perusahaan bersaing untuk menjadi yang terbaik. Perekonomian negara yang sedang maju juga mengakibatkan

Lebih terperinci

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,

Lebih terperinci