BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA"

Transkripsi

1 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan data Produk Gutter Complete R/L Perusahaan PT. Inti Pantja Press Industri dipercayakan untuk memproduksi sebagian produk kendaraan New All Honda Jazz, Salah satunya yaitu panel assy Gutter Complete R/L Keterangan produk yang dihasilkan perusahaan untuk produk kendaraan New All Honda jazz, dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini. Gambar 4.1 Panel Assy Gutter Complate

2 Proses assy panel Gutter Complete R/L dengan Menggunakan sistem spot welding, dimana dalam satu panel terdapat 27 spot welding dan diproses pada suatu jig Flow proses produksi Gutter Complete R/L Suatu urutan proses produksi yang digunakan sebagai perencanaan dalam memproduksi produk dari awal proses sampai menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Dari flow proses dapat diperoleh informasi penggunaan mesin yang akan digunakan, urutan produksi dan waktu yang akan dibutuhkan dalam membuat 1 unit produk. Tabel 4.1 Operation process chart Flow proses produksi sub assy Gutter Complite R/L OPC ( OPERTION PROCESS CHART ) PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI NAMA OBJECT : SUB ASSY GUTTER COMPLETE R/L X SEKARANG DIPETAKAN OLEH : EGI YUSITO USULAN TANGGAL DIPETAKAN : 12 JNUARI 2009 Mesin Projection Nut GTR LWR ( 12" ) Mesin Projection Nut Patch assy ( 8" ) Mesin Spot Welding MID GTR ( 15" ) Mesin Spot Welding Assy 1 ( 166" ) Mesin Spot Welding Assy 2 ( 194" ) 090 GTR LWR 03 Patch 02 MID GTR Assy GTR MID 01 STIF GTR 0100 Nut M Assy Part Nut M8 Assy Part Patch assy 013 EXTN GTR 017 UP GTR Ins.01 Check Part Ins Check Part Delivery Next Process 07 Ins.03 Assy Part Check Part 08 Delivery Next Process 014 GTR 015 Assy Part 018 Assy Part Ins.05 Finish Check Part 012 Delivery Next Process Ins.04 Check Part 019 Finish 016 RINGKASAN KEGIATAN JUMLAH WAKTU OPERASI dtk PERIKSA 5 - TOTAL dtk KETERANGAN PROSES ASSY QUALITY

3 Gambar flow proses produksi sub assy Gutter Complite R/L 3 Gauge Spot Patch + Gtr Mid 2 Proj. Nut M8 Patch Gtr Mid Jig 1 Corner gtr Jig 2 Gtr Upr 5 Stiff Gtr Lwr 1 Exten gtr Proj. Nut M6 Gutter Lwr Gambar 4.2 Proses sub assy Gutter Complete R/L Perhitungan waktu baku proses produksi Proses perhitungan dilakukan dengan pengambilan data langsung dengan menggunakan stopwacth dan waktu proses langsung dicatat untuk dijadikan sebagai perhitungan waktu baku produk Gutter Complete R/L. Berikut data waktu proses produksi untuk menghasilkan suatu produk 1 unit dibawah ini.

4 Tabel 4.2 Data waktu proses Gutter Complete R/L No Aktivitas Alat Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5 1 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 317 dtk 353 dtk 336 dtk 356 dtk 347 dtk 2 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 383 dtk 380 dtk 387 dtk 368 dtk 368 dtk 3 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 363 dtk 346 dtk 356 dtk 364 dtk 383 dtk 4 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 345 dtk 361 dtk 352 dtk 365 dtk 349 dtk 5 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 360 dtk 411 dtk 373 dtk 379 dtk 346 dtk 6 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 361 dtk 365 dtk 358 dtk 343 dtk 326 dtk Jumlah 2129 dtk 2216 dtk 2162 dtk 2175 dtk 2119 dtk Total waktu (X i ) dtk Rata rata 360 dtk ΣXi = detik X = = detik Standar deviasi n 1 σ = ( x ( n 1) i= 1 _ i x ) 2 = = 3 x = UCL = _ x + 3 = = LCL = _ x 3 = =

5 Karena tidak terdapat data yang ada di luar batas kendali, maka dapat disimpulkan bahwa data yang ada telah seragam. Adapun UCL, CL dan LCL ini dapat diilustrasikan dalam bentuk grafik sebagai berikut : xi =10801 Grafik 4.1. Grafik keseragaman data waktu proses Assy Gutter Complete R/L xi 2 = Uji kecukupan data untuk tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5%.adalah sebagai berikut : 40 N ' = N Xi 2 ( Xi Xi) 2 2 = 40 30( ) (10801)

6 40 = = 2.07 Karena N < N (2.07 < 30) maka data yang ada dikatakan telah mencukupi. Rata rata waktu proses untuk Assy Gutter Complete R/L adalah (Ws) detik dan rating performance operator adalah memenuhi klasifikasi berikut : a. Excellent skill (B2) : b. Good Effort (C2) : c. Good Condition (C) : d. Good Consistency (C) : Total : Maka waktu normal untuk elemen kerja Assy Gutter Complete R/L adalah Wn = Ws x (1+ Rf Westinghouse) lihat ditabel 2.1 Wn = detik x ( ) = detik Sehingga waktu baku proses tersebut sebagai berikut : Wb = Wn + ( Ws x Rf (Rating factor) x Allowance ) Wb = detik + ( 360 x 0.13 x 10% ) Wb = 411,48 detik

7 4.2 Pengolahan data Operator sub assy Honda Jazz Untuk memenuhi kebutuhan produksi sub assy Honda Jazz, operator yang digunakan sebanyak 6 orang ( untuk 2 shift ), diantaranya : a. 2 operator proses sub assy gutter complete RH b. 2 Operator Proses sub assy gutter complete LH c. 2 Operator Proses sub assy non gutter (Front roof, Rail Roof dll ) Rumus : PC = n x S x H x R p PC n S = Kapasitas produksi /minggu = Jumlah pusat pengerjaan = Jumlah Shift per perioda H = Jam /shift ( 8 jam/shift ) Rp = Laju produksi /jam Hitung jumlah unit produk /jam = 3600 ( 1 jam ) detik ( waktu baku proses) = 8.75 unit/jam

8 PC = 1 pusat pengerjaan x 1 Shift x 8 jam x 8.75 Unit PC = 70 unit / hari Kapasitas produksi dalam sebulan 70 unit x 20 (hari kerja) = 1400 unit 2 Shift x 1400 = 2800 unit Forcast produksi customer Forecast yaitu permintaan produk dan jasa di waktu mendatang dan bagianbagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan produksi. Dengan adanya forecast dapat membantu perencanaan-perencanaan yang harus dilakukan, akan tetapi forecast hanya sebagai ramalan atau rencana produksi untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan terjadi. Berikut data forecast produk tiap bulan terhadap produk yang dihasilkan. Diagram 4.1 Data forcast dengan kapasitas produksi sub assy Honda Jazz UNIT Data Forcast dan Kapasitas Produksi Sub Assy Honda JUNI JULI AGUSTUS 2008 GTR RH GTR LH RAIL ROOF COMP FORECAST

9 Dari data diatas menunjukan adanya ketidakseimbangan antara kapasitas produksi sub assy Honda ( PT.Inti Pantja Press Industri ) dengan forcast ( Honda prosfect Motor ), sehingga perlu adanya perubahan proses produksi untuk mendapatkan jumlah produk sesuai dengan kebutuhan customer Target waktu proses produksi Gutter Complete R/L Hasil data yang diperoleh menunjukan akan terjadi perbedaan waktu antara produk Gutter dengan non Gutter, sehingga over time akan tetap diberlakukan. Untuk menghindari hal itu terjadi maka perlu adanya target yang akan direncanakan. Berikut target waktu proses sub assy Gutter Complete R/L. Diagram 4.3 Data target waktu proses sub assy Gutter Complete R/L

10 METHOD Dressing tip masih manual MAN flow proses penggunaan gun tidak efektif terlalu banyak proses penyimpanan dan pengambilan gun proses berdasarkan jig sulit untuk proses dresser dengan menggunakan kikir Dresser menggunakan kikir penghitungan spot welding manual Tidak ada alat penghitung automatic sulit menentukan posisi spot welding Tingginya waktu proses spot welding Gutter Comp. R/L MATERIAL ENVIRONMENT tidak ada pengarah gun MACHINE proses repair spatter welding area spot welding sempit Gambar 4.3 Fishbone diagram

11 4.3 Analisa data Menghitung waktu urutan penggunaan gun welding proses sub assy gutter complete R/L Permasalahan Pada proses welding panel Gutter Complete R/L digunakan 2 jenis gun welding yang berbeda, sehingga urutan penggunaan gun akan berpengaruh pada waktu, diakibatkan terlalu banyaknya penggunaan gun pada saat proses. Berikut urutan penggunaan gun pada saat proses welding Gambar 4.4 Urutan proses spot welding jig 1

12 Gambar 4.5 Urutan proses spot welding jig 2 Penggunaan gun pada saat proses berdasarkan jig, proses spot welding dilakukan pada jig pertama dengan menggunakan 2 tipe gun dan produk dari jig 1 dipindahkan ke jig 2 dengan menggunakan gun yang sama untuk proses selanjutnya. Flow Proses penempatan dan pengambilan berdasarkan jig a. Jig 1 ambil gun vertical proses simpan gun ambil gun horizontal proses simpan gun b. Jig 2 ambil gun vertical proses simpan gun ambil gun horizontal proses simpan gun

13 Berikut gambar dari penjelasan proses penggunaan gun yang digunakan : Gambar 4.6 Urutan gun proses spot welding sebelum perubahan Pada gambar diatas untuk proses welding menimbulkan penambahan waktu untuk pengambilan dan penempatan gun welding yang berlebih. Berikut data hasil pengukuran langsung pada proses Sub Assy Gutter Complete R/L : Table 4.3 Data waktu pengambilan dan penempatan gun No Aktivitas Alat Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5 1 Ambil gun vertical proses simpan gun Jig 1 6 dtk 7 dtk 6 dtk 6 dtk 5 dtk 2 Ambil gun horizontal proses simpan gun Jig 1 7 dtk 5 dtk 5 dtk 6 dtk 7 dtk 3 Ambil gun vertical proses simpan gun Jig 2 5 dtk 5 dtk 6 dtk 7 dtk 5 dtk 4 Ambil gun horizontal proses simpan gun Jig 2 6 dtk 6 dtk 5 dtk 6 dtk 6 dtk Total waktu 24 dtk 23 dtk 22 dtk 25 dtk 23 dtk Rata rata 23.4 dtk

14 Table 4.4 Peta proses operator flow spot welding sebelum perubahan PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : Engineering Tanggal : 17 Juni 2008 Digambar oleh : Egi Yusito Jig 2 part Jig 1 part Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan Rest 0.5 RS RE 0.5 Reach Reach 0.3 RE H 0.3 Hold Hold 0.4 H M 1 Move Position 3.6 P P 2 Position U 1 Use Move 1 M M 1 Move Release 0.3 RL RL 0.3 Release TOTAL Siklus Waktu = 6.1 Detik Unit/Siklus = 4Unit Waktu per unit = 24.4 Detik Realisasi perbaikan Waktu yang terjadi diakibatkan oleh banyaknya proses penggunaan gun pada saat proses welding, akan menambah waktu untuk membuat 1 unit produk, maka dari itu, perubahan penggunaan gun harus lebih efektif.

15 Hasil analisa yang dilakukan yaitu dengan merubah flow penggunaan gun pada saat proses produksi berlangsung. Berikut gambar untuk perubahan flow penggunaan gun pada jig. Flow penggunaan gun spot welding Gambar 4.7 Urutan proses spot welding setelah perubahan Dari gambar diatas proses penggunaan gun cukup efektif yaitu dengan memanfaatkan penggunaan gun. satu gun dapat digunakan pada kedua jig dengan ketentuan kedua jig tersebut sudah terpasang panel yang sudah di assy. Proses pengambilan dan penempatan berkurang dari 4 kali proses menjadi 2 kali proses dan waktu yang dibutuhkan untuk penyimpanan menjadi 12 detik.

16 Table 4.5 Data waktu perubahan pengambilan dan penempatan gun No Aktivitas Alat Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5 1 Ambil gun vertical proses Jig 1 4 dtk 3 dtk 3 dtk 3 dtk 4 dtk 2 proses simpan gun Jig 2 2 dtk 3 dtk 4 dtk 2 dtk 3 dtk 3 Ambil gun vertical proses Jig 1 3 dtk 4 dtk 2 dtk 4 dtk 3 dtk 4 proses simpan gun Jig 2 2 dtk 2 dtk 4 dtk 3 dtk 2 dtk Total waktu 11 dtk 12 dtk 13 dtk 12 dtk 12 dtk Rata rata 12 dtk Table 4.6 Peta proses operator flow spot welding setelah perubahan PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : Engineering Tanggal : 17 Juni 2008 Digambar oleh : Egi Yusito Jig 2 part part Jig 1 Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan Rest 0.5 RS RE 0.5 Reach Reach 0.3 RE H 0.3 Hold Hold 0.4 H M 1 Move Position 3.6 P P 2 Position U 1 Use Move 1 M M 1 Move Release 0.3 RL RL 0.3 Release TOTAL Siklus Waktu = 6.1 Detik Unit/Siklus = 2Unit Waktu per unit = 12.2 Detik

17 Hasil evaluasi Dengan adanya perubahan flow penggunaan gun pada saat proses produksi sub assy Gutter Complete R/L berlangsung, maka waktu proses tersebut dapat dapat berkurang sebesar 3.33% atau 12 detik. Diagram 4.4 Data persentase flow proses gun Biaya perubahan Untuk perubahan proses penggunaan gun tidak ada pembelian peralatan maupun mesin yang akan digunakan akan tetapi hanya perubahan intruksi proses kerja yang disampaikan pada operator produksi, sehingga perubahan ini tidak ada biaya yang dikeluarkan atau Rp Menghitung waktu proses dresser manual Permasalahan Proses dressing yaitu proses yang dilakukan oleh operator untuk memperbaiki kondisi tip gun sesuai standar dengan menggunakan alat bantu mesin dresser.

18 Apabila proses dresser tidak dilakukan maka, akan mempengaruhi terhadap kulitas spot welding. Masalah yang akan terjadi yaitu nugget welding akan membesar dan kualitas kekuatan welding tidak kuat. Pentingnya proses tersebut maka penghitungan stroke harus dapat dijaga, untuk mempertahankan kualitas welding tetap baik. Proses tersebut dilakukan ketika proses spot welding / stroke sudah mencapai 150 ( hasil percobaan ) dan proses penghitungan jumlah spot welding dilakukan oleh operator. Proses dressing dilakukan menggunakan kikir, proses dresser menggunakan kikir operator harus dapat menyesuaikan dengan dimensi tip welding. Kesalahan proses dressing tip welding akan berpengaruh terhadap bentuk welding itu sendiri, masalah yang akan terjadi diantaranya nugget welding kecil, hasil welding tidak rata, pengaruhnya pada hasil welding tidak akan kuat atau mudah lepas. Berikut gambar proses dressing dengan menggunakan kikir Gambar 4.8 Proses dresser dengan menggunakan kikir

19 Hasil pengamatan yang sudah dilakukan proses tersebut cukup menghabiskan waktu proses produksi berikut data yang sudah diambil : Table 4.7 Data waktu proses dresser manual No Aktivitas Alat Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5 1 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 106 dtk 83 dtk 78 dtk 86 dtk 84 dtk 2 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 93dtk 100dtk 96dtk 95dtk 108 dtk 3 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 120 dtk 83 dtk 121 dtk 96 dtk 96 dtk 4 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 85 dtk 115 dtk 90 dtk 100 dtk 96 dtk 5 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 80 dtk 92 dtk 101 dtk 93 dtk 93 dtk Total waktu 96.8 dtk 94.6 dtk 97.2 dtk 94 dtk 95.4 dtk Rata rata 96 dtk Table 4.8 Peta proses operator dressering tip sebelum perubahan PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : Engineering Tanggal : 17 Juni 2008 Digambar oleh : Egi Yusito Jig 2 part Jig 1 Kikir Swicth part Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan Rest 3 RS RE 3 Reach ( Swicth On/Off mesin ) Reach ( Kikir ) 1.3 RE RS 1.3 Rest Hold 0.4 H H 0.7 Hold Move 2 M RE 1.7 Reach Position 2 P P 2 Position Use 84 U U 84 Use Move 2 M M 2 Move Release 1.5 RL RL 1.5 Release TOTAL Siklus Waktu = 96.2 Detik Unit/Siklus = 1Unit Waktu per unit = 96.2 Detik

20 Realisasi perbaikan Dari data diatas menunjukan adanya waktu tambahan yang terjadi sehingga akan bertambahnya waktu proses produksi untuk mendapatkan 1 unit produk.analisa masalah yang harus dilakukan yaitu 1. Merubah penghitungan manual jumlah spot welding yang dilakukan dengan menggunakan alat penghitung stroke otomatis. Berikut gambar alat bantu penghitung jumlah stroke spot welding Gambar 4.9 Counter Automatic Pemasangan mesin automatic counter dihubungkan antara hidrolic gun upper dengan lower, sehingga apabila proses spot welding dilakukan akan mengalirkan arus, arus tersebut akan mengalir pada alat counter dan secara otomatis alat tersebut akan menghitung jumlah stroke yang sudah dilakukan. Fungsinya yaitu apabila spot welding sudah mencapai 150 stroke maka alat tersebut secara otomatis akan memutuskan arus listrik pada mesin spot welding dan mesin tersebut akan menghubungkan kembali arus pada mesin

21 selama 30 detik (waktu arus mati dapat disetting pada mesin sesuai kebutuhan). 2. Merubah proses dressing manual menggunakan kikir dengan alat mesin dressing. Berikut gambar mesin dressing Gambar 4.10 Dresser machine Digunakan setelah mesin berhenti secara otomatis, dengan memasukan mata cutter pada tip welding ( sesuai dimensi tip welding ) cutter tersebut akan berputar dan memperbaiki dimensi tip yang sudah digunakan. Hasil dari perubahan pada proses dressing waktu proses produksi menjadi turun. Berikut data waktu proses dressing setelah adanya perubahan Table 4.9 Data waktu perubahan dresser mesin No Aktivitas Alat Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5 1 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 58 dtk 53 dtk 55 dtk 61 dtk 53 dtk 2 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 55 dtk 58 dtk 55 dtk 56 dtk 54 dtk 3 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 52 dtk 56 dtk 54 dtk 58 dtk 56 dtk 4 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 57 dtk 52 dtk 54 dtk 54 dtk 54 dtk 5 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 51 dtk 53 dtk 56 dtk 58 dtk 51 dtk Total waktu 54.6 dtk 54.4 dtk 54.8 dtk 57.4 dtk 53.6 dtk Rata rata dtk

22 Table 4.10 Peta proses operator dressering tip setelah perubahan PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : Engineering Tanggal : 17 Juni 2008 Digambar oleh : Egi Yusito Jig 2 part Jig 1 Mesin Dresser Swicth part Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan Rest 0.7 RS RE 0.7 Reach Rest 0.5 RS H 0.5 Hold Move 1.9 M M 1.7 Move Position 2 P P 2 Position Use 46 U U 46 Use Release 2 RL M 2 Move Rest 1.5 RS RL 1.7 Release TOTAL Siklus Waktu = 54.6 Detik Unit/Siklus = 1Unit Waktu per unit = 54.6 Detik Hasil evaluasi Dengan adanya penambahan alat yang digunakan yaitu alat penghitung stroke (counter automatic) dan mesin dresser tip gun, maka waktu proses tersebut dapat berkurang sebesar 10.83% atau 39 detik.

23 Diagram 4.5 Data persentase waktu proses dresser tip gun Biaya perubahan Biaya yang digunakan pada perubahan proses dresser tip gun yaitu sebesar Rp untuk pembelian alat penghitung stroke ( counter automatic) dan mesin dresser tip gun Menghitung waktu proses posisi titik spot welding Permasalahan Gambar 4.11 Proses posisi titik spot welding

24 Proses menentukan posisi titik spot welding sangat penting, karena titik welding harus sesuai dengan standar yang sudah ditentukan, apabila terjadi perubahan posisi titik welding maka produk tersebut gagal proses atau produk reject. Pada proses produksi spot welding gutter complete, operator harus melakukan proses spot welding sebanyak 27 titik dalan 1 unit produk. Pada saat operator menentukan posisi tersebut, ada waktu yang dibutuhkan untuk menentukan posisi pada setiap titiknya, berikut data waktu menentukan posisi spot welding. Table 4.11 Data waktu menentukan posisi spot welding ( manual ) No Aktivitas Alat Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5 1 proses memposisikan gun welding Gun Welding 4 dtk 4 dtk 3 dtk 8 dtk 6 dtk 2 proses memposisikan gun welding Gun Welding 4 dtk 3 dtk 5 dtk 6 dtk 8 dtk 3 proses memposisikan gun welding Gun Welding 9dtk 10dtk 9dtk 5dtk 4dtk 4 proses memposisikan gun welding Gun Welding 7 dtk 9 dtk 9 dtk 9 dtk 8 dtk 5 proses memposisikan gun welding Gun Welding 4 dtk 7 dtk 3 dtk 7 dtk 8 dtk Total waktu 5.6 dtk 6.6 dtk 5.8 dtk 7 dtk 6.8 dtk Rata rata 6.36 dtk

25 Table 4.12 Peta proses operator positioning spot sebelum perubahan PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : Engineering Tanggal : 17 Juni 2008 Digambar oleh : Egi Yusito Alat Pembuang Spatter part Jig 2 Jig 1 part Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan Position 6 P P 6 Position TOTAL 6 6 Siklus Waktu = 6Detik Unit/Siklus = 1Unit Waktu per unit = 6Detik Realisasi perbaikan Dari data diatas menunjukan adanya ketidak stabilan dalam menentukan posisi spot welding, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk proses tersebut yang mengakibatkan tingginya waktu proses produksi Gutter Complete R/L, maka dari itu perlu adanya penambahan alat bantu untuk dapat memposisikan gun welding terhadap titik spot pada produk. Hasil analisa alat bantu yang akan digunakan yaitu pemasangan guide gun pada jig dengan proses setting terlebih dahulu yang sesuaikan dengan titik spot pada produk.

26 Berikut stopper yang akan dipasang pada jig produk gutter complete. Gambar 4.12 Proses posisi titik spot welding (guide gun) Hasil analisa yang dilakukan dengan menambahkan guide gun yang dipasang pada jig welding, maka waktu proses spot welding gutter complete menurun, berikut data evaluasi waktu proses dengan menambahkan guide gun pada jig. Table 4.13 Data waktu menentukan posisi spot welding ( guide gun ) No Aktivitas Alat pengamatan 1 pengamatan 2 pengamatan 3 pengamatan 4 pengamatan 5 1 proses memposisikan gun welding Gun Welding 0 dtk 0 dtk 1 dtk 1 dtk 0 dtk 2 proses memposisikan gun welding Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 3 proses memposisikan gun welding Gun Welding 1 dtk 0 dtk 1 dtk 0 dtk 0 dtk 4 proses memposisikan gun welding Gun Welding 0 dtk 1 dtk 1 dtk 0 dtk 0 dtk 5 proses memposisikan gun welding Gun Welding 1 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 1 dtk Total waktu 0.4 dtk 0.2 dtk 0.6 dtk 0.2 dtk 0.2 dtk Rata rata 0.32 dtk

27 Table 4.14 Peta proses operator positioning spot setelah perubahan PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : Engineering Tanggal : 17 Juni 2008 Digambar oleh : Egi Yusito Alat Pembuang Spatter part Jig 2 Jig 1 part Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan Position 0 P P 0 Position TOTAL 0 0 Siklus Waktu = 0Detik Unit/Siklus = 1Unit Waktu per unit = 0Detik Hasil evaluasi Penambahan alat bantu guide gun pada jig welding dapat membantu operator untuk memposisikan spot welding akan lebih cepat, sehingga waktu proses tersebut dapat berkurang sebesar 1.67 atau 6 detik.

28 Diagram 4.6 Data persentase waktu proses dresser tip gun Biaya perubahan Biaya yang digunakan untuk penambahan guide gun yaitu sebesar Rp untuk proses setting guide gun pada jig welding Menghitung waktu proses pembuangan spatter Permasalahan Spatter yaitu kotoran yang keluar dari hasil spot welding yang kurang sempurna, diakibatkan adanya gap antara tip upper dan lower pada saat proses welding dilakukan. Apabila spatter tidak dibersihkan yang menempel pada produk, maka akan mengganggu proses painting di customer, sehingga customer memberikan intruksi untuk adanya penambahan proses menghilangkan spatter. Dengan adanya

29 penambahan proses tersebut, maka waktu proses menjadi bertambah. Berikut gambar terjadinya spatter yang menempel pada produk Gambar 4.13 Spatter menempel pada produk Table 4.15 Data waktu proses pembuangan spatter No Aktivitas Alat Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5 1 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 65 dtk 54 dtk 70 dtk 56 dtk 40 dtk 2 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 54 dtk 65 dtk 75 dtk 78 dtk 62 dtk 3 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 55 dtk 76 dtk 64 dtk 50 dtk 68 dtk 4 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 60 dtk 103 dtk 65 dtk 63 dtk 65 dtk 5 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 106 dtk 61 dtk 54 dtk 58 dtk 75 dtk Total waktu 68 dtk 71.8 dtk 65.6 dtk 61 dtk 62 dtk Rata rata dtk

30 Table 4.16 Peta proses operator Pembuangan spatter sebelum perubahan PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : Engineering Tanggal : 17 Juni 2008 Digambar oleh : Egi Yusito Jig 2 part Alat Pembuang Spatter part Jig 1 Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan Reach ( Kikir ) 1.5 RE RS 1.5 Rest Hold 0.5 H RS 0.5 Rest Move 0.4 M H 0.7 Hold Position 2.7 P P 2.4 Position Use 59 U U 59 Use Move 1 M M 1 Move Release 0.5 RL RL 0.5 Release TOTAL Siklus Waktu = 65.6 Detik Unit/Siklus = 1Unit Waktu per unit = 65.6 Detik Realisasi perbaikan Waktu untuk menghilangkan spatter pada saat proses produksi cukup tinggi, dikarenakan spatter yang menempel cukup keras pada produk. Spatter terjadi dikarenakan adanya gap antara tip upper dan lower yang tidak rapat atau terjadi karena tip gun tidak tegak lurus terhadap bidang datar pada produk, masalah tersebut tidak konstan pengaruh operator untuk dapat memposisikan tip gun pada produk.

31 Kesulitan menentukan kerapatan tip dan ketegak lurusan tip gun menjadi suatu masalah. Untuk itu perlu ada perubahan sehingga spatter yang menempal tidak terjadi lagi. Hasil analisa, untuk menghilangkan spatter yaitu dengan penambahan tembaga pada bidang datar produk yang dipasang pada clamp jig. Berikut gambar pemasangan tembaga pada produk yang akan dipasang. Gambar 4.14 Pemasangan tembaga pada produk Table 4.17 Data pembuangan spatter No Aktivitas Alat Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5 1 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 2 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 3 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 4 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 5 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk Total waktu 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk Rata rata 0 dtk

32 Table 4.12 Peta proses operator Pembuangan spatter setelah perubahan PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : Engineering Tanggal : 17 Juni 2008 Digambar oleh : Egi Yusito Alat Pembuang Spatter part Jig 2 Jig 1 part Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan Reach ( Kikir ) 0 RE RS 0 Rest Hold 0 H RS 0 Rest Move 0 M H 0 Hold Position 0 P P 0 Position Use 0 U U 0 Use Move 0 M M 0 Move Release 0 RL RL 0 Release TOTAL 0 0 Siklus Waktu = 0Detik Unit/Siklus = 1Unit Waktu per unit = 0Detik Hasil evaluasi Penambahan tembaga yang dipasang pada clamp jig welding dapat mempercepat waktu proses sebesar 18.05% atau 65 detik.

33 Diagram 4.7 Data persentase waktu pembuangan spatter Biaya perubahan Biaya yang digunakan untuk penambahan tembaga pada clamp jig welding yaitu sebesar Rp untuk bahan tembaga dan setting tembaga pada jig welding.

MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI SUB ASSY SPOT WELDING GUTTER COMPLETE R/L

MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI SUB ASSY SPOT WELDING GUTTER COMPLETE R/L MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI SUB ASSY SPOT WELDING GUTTER COMPLETE R/L SKRIPSI Oleh EGI YUSITO 1100055833 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA 2009

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Mulai Penentuan Obyek Penelitian Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder 1. Wawancara 2. Pengukuran Langsung 1. Data Forcast Marketing Pengolahan Data 1.Menetapkan Target

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Penentuan waktu standar akan mempunyai peranan yang cukup penting didalam pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan. Penentuan waktu standar yang tepat dan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Menentukan Waktu Siklus Tiap Proses. 4.1.1 Proses Pemasangan Komponen (Setting Part) 4.1.1.1 Elemen operasi pada proses ini adalah : 1. Setting holder magnet ke rotor dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Deskripsi Wheel Wheel / Ban menjadi suatu komponen utama dalam suatu keseluruhan motor. Wheel / Ban menjadi alas pergerakan setiap motor yang di produksi. Pada umumnya

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. SRI adalah perusahaan joint venture dengan PMA (Pemilik Modal Asing) didirikan untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan

Lebih terperinci

PROSES WELDING FRONT CHASSIS NISSAN X-TRAIL DI PT. NISSAN MOTOR INDONESIA. Nama : Bernie Fauzan Mochamad Npm : Kelas : 4 IC 04

PROSES WELDING FRONT CHASSIS NISSAN X-TRAIL DI PT. NISSAN MOTOR INDONESIA. Nama : Bernie Fauzan Mochamad Npm : Kelas : 4 IC 04 PROSES WELDING FRONT CHASSIS NISSAN X-TRAIL DI PT. NISSAN MOTOR INDONESIA Nama : Bernie Fauzan Mochamad Npm : 21410394 Kelas : 4 IC 04 ABSTRAKSI Front chassis merupakan salah satu komponen utama pada sebuah

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI OLEH: Marianus T. Dengi 122080139 LABORATORIUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA & ERGONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study ABIKUSNO DHARSUKY Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Untuk memperoleh prestasi kerja dan hasil kerja yang optimum diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI 4.1 Identifikasi dan Perumusan Masalah Telah dirumuskan di Bab 1.2 yaitu : Dengan melihat keadan line produksi sekarang dan data waktu (kosu) produksi saat

Lebih terperinci

practicum apk industrial engineering 2012

practicum apk industrial engineering 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti saat ini, sebagai pekerja yang baik harus mampu menciptakan suatu sistem kerja yang baik dalam melakukan pekerjaan agar pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan (Sumber: Company Profil PT.IGP) Gambar 4.1 Layout IGP Group IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan frame

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Berdiri PT. Inti Pantja Press Industri merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam group Astra Motor

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat dijelaskan sebagai berikut: Garis berwarna hijau adalah Mean (rata-rata

Lebih terperinci

PETA PETA KERJA. Nurjannah

PETA PETA KERJA. Nurjannah PETA PETA KERJA Nurjannah Peta Kerja Peta kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas (Sutalaksana, 2006) Peta kerja merupakan alat komunikasi yang sistematis

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006 / 2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006 / 2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006 / 2007 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN NEW LINE 1 WELDING FRAME BODY COMP PT ASTRA HONDA MOTOR, PABRIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kerja Studi kerja adalah penelaahan secara sistematik terhadap pekerjaan, dengan maksud untuk : (Barnes, 1980, Halaman 6) 1. Mengembangkan sistem dan metode kerja yang lebih

Lebih terperinci

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA OLEH WAHYU PURWANTO LABOTARIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNWERSITAS GADJAH MADA

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang ada pada bab sebelumnya, maka akan dilakukan analisis guna mengetahui hasil yang lebih optimal. Pembahasan ini dilakukan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Fishbone & FMEA Hub Front Brake Tipe KCJS G a m b a r 4 Gambar 4-1 Fishbone hub front brake tipe KCJS Dari fishbone diatas dapat diketahui bahwa harus ada perbaikan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process 70 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil control chart PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process Control. Sebagai langkah awal penulis mencoba menganalisa data volume produk

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair. BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU KERJA

PENGUKURAN WAKTU KERJA PENGUKURAN WAKTU KERJA Usaha untuk menentukan lama kerja yg dibutuhkan seorang Operator (terlatih dan qualified ) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yg spesifik pada tingkat kecepatan kerja yg NORMAL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Studi Gerak dan Waktu ( Barnes h.257 ) Studi Gerak dan Waktu merupakan suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa produktivitas yang berlangsung di PT. Schott Igar Glass (SIG), mulai dari menganalisa perbedaan-perbedaan yang ada antara mesin

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan proses pengumpulan data dan pengolahannya diperoleh data dalam bentuk diagram pareto, dari diagram pareto tersebut dapat diketahui bahwa orhanisasi/perusahaan

Lebih terperinci

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja (Studi Waktu / Time Study) Perbaikan postur Perbaikan proses Perbaikan tata letak Perbaikan metode /cara kerja Data harus baik, representasi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 35 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data PT.Inti Pantja Press Industri memiliki flow process dalam penangan produk ( press part ) yang berlaku untuk semua produk sebelum dikirim

Lebih terperinci

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT) MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT) 1.1. TUJUAN PRAKTIKUM Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK Disusun Oleh : Nama : Asep Suryadi NPM : 201210215039 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

Lamp n (menit) x/n

Lamp n (menit) x/n BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Hasil Pengukuran Waktu Dibawah ini merupakan hasil pengukuran langsung (menggunakan stopwatch) waktu rakit panel. Box n (menit) x/n 1 2 3 4 5 1 11.9 12.5

Lebih terperinci

ABSTRAK Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar. Semakin tinggi permintaan dari pasar, maka perusahaan harus dapat memenuhi permintaan tersebut, tetapi dalam suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses menjadi informasi yang berguna. Sebelum dilakukan pengumpulan data langkah pertama yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

MODUL II WORK MEASUREMENT

MODUL II WORK MEASUREMENT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu merupakan salah satu kriteria dari suatu alternatif beberapa metode kerja yang paling sering digunakan sebab kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung dan mendapatkan data lengkap. Kemudian penulis melakukan analisa masalah

Lebih terperinci

Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08

Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08 Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur 1 Why Statistik Kecepatan Produksi sangat cepat, pengecekan 100% sulit dilakukan karena tidak efisien Cycle time produksi motor di AHM : 1,7 menit Cycle time

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Halaman Pengesahan Dosen Penguji... iii Halaman Pernyataan Keaslian... iv Halaman Persembahan... v Halaman Motto... vi Kata Pengantar...

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data gerakan kerja dilakukan dengan cara merekam proses perakitan resleting polyester dengan handycam / kamera video. Setelah itu data

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Permasalahan Umum PT. Multi Makmur Indah Industri adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, khususnya pembuatan kaleng kemasan produk. Dalam perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Adapun data yang diperoleh adalah jumlah dan jenis-jenis cacat pada proses welding hasil audit dari periode akhir September Oktober 2004. Tabel 4.1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era yang perkembanganya sangat cepat ini dimana semua dituntut untuk menciptakan suatu proses kerja yang efektif dan effisien dengan tidak mengurangi standard kualitas

Lebih terperinci

Penulisan Ilmiah Anggit Setiyadi

Penulisan Ilmiah Anggit Setiyadi ANALISA KESEIMBANGAN LINTASAN PADA PROSES PERAKITAN BOX ASSY BATTERY TYPE KZRA FUEL INJECTION DI PT ADHI WIJAYACITRA Penulisan Ilmiah Anggit Setiyadi 30409425 Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Jurnal dan referensi diperlukan untuk menunjang penelitian dalam pemahaman konsep penelitian. Jurnal dan referensi yang diacu tidak hanya dalam negeri namun juga

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstrasi Hasil Pengumpulan Data Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly adalah digunakan untuk pengukuran waktu dimana pengukuran waktu

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah PENGUKURAN WAKTU Nurjannah Pengukuran waktu (time study) ialah suatu usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator (terlatih dan qualified) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Perbandingan Waktu Change Over Berdasarkan bab sebelumnya aktivitas change over pada mesin width grinding dibagi dan dibedakan menjadi aktivitas internal dan aktivitas

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo

Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo Petunjuk Sitasi: Maryani, A., Handayani, F. D., & Prasetyawan, Y. (2017). Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B335-341). Malang:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-Langkah Dalam Penelitian 3.1.1 Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan adalah melakukan pengamatan langsung pada perusahaan untuk mengetahui keadaan perusahan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Data proses produksi 2. Data layout line 1 aktual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi dan Proses Produksi 2.1.1 Pengertian Produksi Dari beberapa ahli mendifinisikan tentang produksi, antara lain 1. Pengertian produksi adalah suatu proses pengubahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 24 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Dalam pelaksanaan penelitian dan untuk mempermudah memecahkan persoalan yang dihadapi, perlu diuraikan terlebih dahulu langkah-langkah yang diperlukan untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flowchart Metode Penelitian Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai Studi Pendahuluan: Pengamatan flow process produksi Assembly

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengaturan Jam Kerja Berikut adalah kebijakan jam kerja di PT. XX Tabel 4.1 Jam Kerja Reguler Reguler Hari Jam Kerja Istirahat Total Waktu Kerja Senin - Kamis

Lebih terperinci

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA Pengertian Sampling pekerjaan adalah suatu prosedur pengukuran cara langsung yang dilakukan pada waktu-waktu yang ditentukan secara acak. Standar pekerja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada proses produksi wafer stick selama 3 bulan. Maka diketahui data sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selesai sesuai dengan kontrak. Disamping itu sumber-sumber daya yang tersedia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selesai sesuai dengan kontrak. Disamping itu sumber-sumber daya yang tersedia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Penjadwalan Salah satu masalah yang cukup penting dalam system produksi adalah bagaimana melakukan pengaturan dan penjadwalan pekerjaan, agar pesanan dapat selesai sesuai

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

MODUL PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA MODUL PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA LABORATORIUM MENENGAH TEKNIK INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK/KALIMALANG 05 Modul Peta Peta Kerja (Work

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. viii

DAFTAR ISI. Halaman. viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK...

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS FUEL TANK SHOGUN PADA PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS FUEL TANK SHOGUN PADA PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS FUEL TANK SHOGUN PADA PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR Nama : Raden Maulana Kelas : 6 ID 02 NPM : 30407675 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengendalian kualitas

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Untuk mempermudah identifikasi masalah, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dan digunakan sebagai latar

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI

PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI Retno Indriartiningtias artiningtias@yahoo.com Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura ABSTRAK Industri alas

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS 78 Purnomo: PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN... PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS Helmi Indra Purnomo ),

Lebih terperinci

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Permasalahan Umum PT. Sinar Inti Electrindo Raya adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, pemasaran panel Tegangan Menengah (TM) dan panel Tegangan Rendah (TR).Dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROSES 81

PERANCANGAN PROSES 81 PERANCANGAN PROSES 81 Keterkaitan Perancangan Produk, Perancangan Proses, Perancangan Jadwal,dan Perancangan Fasilitas Perancangan Produk Perancangan Fasilitas Perancangan Proses Perancangan Jadwal 82

Lebih terperinci

Lampiran-1: Tabel Westinghouse System's Rating A1 Superskill 0.13 A A B1 Excellent 0.08 B B C1 Good 0.03 C2 0.

Lampiran-1: Tabel Westinghouse System's Rating A1 Superskill 0.13 A A B1 Excellent 0.08 B B C1 Good 0.03 C2 0. Lampiran-1: Tabel Westinghouse System's Rating. SKILL EFFORT 0.15 A1 0.13 A1 Superskill 0.13 A2 0.12 A2 Superskill 0.11 B1 0.1 B1 Excellent 0.08 B2 0.08 B2 Excellent 0.06 C1 0.05 C1 Good 0.03 C2 0.02 C2

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga dari laporan skripsi ini menggambarkan langkah-langkah yang akan dijalankan dalam penelitian ini. Metodologi penelitian dibuat agar proses pengerjaan penelitian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2005 / 2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2005 / 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2005 / 2006 USULAN PERBAIKAN GERAKAN KERJA DENGAN METODE WORK FACTOR UNTUK MENGHEMAT LABOR COST PADA PERAKITAN RESLETING

Lebih terperinci

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 44 BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat PT. TMMIN Casting Plant dalam Memproduksi Camshaft Casting plant merupakan pabrik pengecoran logam untuk memproduksi komponen-komponen mobil Toyota.

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN CABIN TIPE SL PADA BAGIAN WELLDING DI PT. KRAMA YUDHA RATU MOTOR

MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN CABIN TIPE SL PADA BAGIAN WELLDING DI PT. KRAMA YUDHA RATU MOTOR MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN CABIN TIPE SL PADA BAGIAN WELLDING DI PT. KRAMA YUDHA RATU MOTOR Nama : Neneng Suryani NPM : 35412283 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Emirul Bahar, ACSI

Lebih terperinci

Menganggur Independent Kerja Kombinasi

Menganggur Independent Kerja Kombinasi PETA KERJA SETEMPAT PETA PEKERJA-MESIN Menganggur Independent Kerja Kombinasi Contoh Kasus Berapakah jumlah mesin yang seharusnya bisa dilayani oleh seorang operator bilamana diketahui data sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu kerja Pengukuran waktu kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Berikut adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Penentuan Tujuan Penelitian Pengumpulan Data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini secara sistematis mengenai tahapan yang dilakukan dalam membuat penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dapat digambarkan dengan sebuah flowchart pada gambar

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini akan dilakukan pembahasan data yang sudah diperoleh untuk menganalisa pembuatan Value Stream Mapping di line Fr. Frame X. Pembahasan dan hasil analisa berdasarkan data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB II LANDASAN TEORI... DAFTAR ISI Halaman Cover... i Halaman Judul... ii Halaman Pengesahan Dosen Pembimbing... iii Halaman Pengesahan Dosen Penguji... iv Halaman Pernyataan... v Halaman Persembahan... vi Halaman Motto... vii

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil Data Defect Fusstrebe Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis defect yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara yang tepat. Kemudian, penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Langkah langkah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Selain teori-teori yang telah dijabarkan sebelumnya, maka pada bab ini akan pula dijabarkan tentang metodologi dari penelitian yang dilakukan. Untuk mencapai penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data Umum PT STI PT STI adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pembuatan spare part, machinery, engineering,

Lebih terperinci