BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. dilakukan dengan tiga cara yaitu sebagai berikut :
|
|
- Sudomo Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian tugas akhir ini dilakukan dengan tiga cara yaitu sebagai berikut : 1. Penelitian langsung (observasi) Penelitian dilakukan dengan cara ikut mengamati secara langsung diperusahaan mengenai proses produksi pembuatan sepatu (pada cell 1 dan cell 2), dan proses Final Inspection. 2. Melakukan wawancara/pertanyaan Dalam penelitian ini, penulis juga menperoleh data/informasi mengenai proses Final Inspection, dan berbagai macam cacat selama proses pembuatan sepatu dengan bertanya kepada karyawan/staff yang bersangkutan. 3. Melakukan studi pustaka/literature Selain dua cara diatas, untuk mendukung pengetahuan/ilmu tentang penelitian ini, penulis melakukan studi literature karena dapat membantu penulis dalam melengkapi teori-teori yang berhubungan dengan apa yang ingin penulis peroleh. Data yang diperoleh dan dibutuhkan dalam peneleliatian ini adalah sebagai berikut : Universitas Mercu Buana 35
2 1. sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan kegiatan produksi yang dilakukan. 2. data laporan harian kualitas dan cacat yang terjadi pada proses stitching, yang diambil dari cell 1 dan 2 pada bulan oktober cara penggunaan dan penerapan metode ANSI/ASQC Z di PT. Prima Inreksa Industries Sejarah Singkat PT. Prima Inreksa Industries PT. Prima Inreksa Industries (PT.PII), merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan sepatu olahraga, hasil produksi tersebut sesuai dengan pesanan dan ditujukan untuk export. PT. Prima Inreksa Industries didirikan berdasarkan akte notaris Ny. Kartini Mulyadi, SH. Pada tanggal 14 desember 1988 dengan akte no PT.PII mempunyai kantor pusat di Jl. Tanah Abang II no. 98 Jakarta Pusat, sedangkan lokasi pabrik bertempat di Jl. Industri Raya IV Blok AG no. 8 Km 8 Desa Bunder Kecamatan Cikupa Tangerang Banten. Dalam pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas pengamatan yang dilakukan pada saat studi kelayakan karena pada akhir tahun 1980 an, kabupaten Tangerang sedang membangun diri sebagai daerah industri. Selain itu ada pertimbangan social ekonomi yang lebih menguntungkan, yaitu : 1. harga tanah yang relative murah 2. mudah mendapatkan bahan baku 3. mudah mendapatkan tenaga kerja 4. terletak didaerah yang strategis (dekat jalan Tol Jakarta-Merak). Adapun latar belakang didirikannya industri sepatu ini adalah sebagai berikut: Universitas Mercu Buana 36
3 1. mendapatkan keuntungan bagi pearusahaan guna pengembangan dan kelangsungan hidup karyawan 2. membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar dan memberikan keterampilan kerja dibidang industri, guna membantu pemerintahan dalam mengatasi masalah pengangguran 3. membantu menambah devisa Negara dengan meningkatkan export non migas, karena orientasi produk prusahaan adalah untuk pasar luar negri. PT. Prima Inreksa Industries, didirikan diatas tanah seluas kurang lebih sepuluh hektar, pembangunan pabrik tersebut dimulai pada bulan Desember 1988 dan baru selesai pada bulan November kemudian pada bulan januari 1990 PT. Prima Inreksa Industries sudah mulai beroperasi kemudian untuk export perdananya baru dapat dilakukan pada awal bulan februari Bidang dan Kegiatan Usaha PT. Prima Inreksa Industries, bergerak pada bidang industri sepatu olahraga, dengan hasil produksi disesuaikan dengan pesanan kemudian diekspor ke Negara pemesan. Hasil produksi tersebut umumnya dikonsumsi oleh kaum pria dan wanita dan anak-anak, yang terdiri dari beberapa merek antara lain: 1. LA GEAR, awal produksi dimulai pada tahun FILA, awal produksi dimulai pada tahun NIKE, awal produksi pada tahun ADIDAS, awal produksi pada tahun 1997 sampai dengan sekarang. Kegiatan produksi yang dilakukan oleh PT. Prima Inreksa Industries sesuai dengan order dari perusahaan pemegang lisensi suatu produk sepatu, yang lajim disebut Universitas Mercu Buana 37
4 buyer (pemesan/pembeli) sehingga hasil produksi yang akan dihasilkan selalu berubah-ubah dan berbeda merek serta jenisnya disesuaikan pesanan tersebut. Dalam kegiatan usahanya perusahaan menerima order yang diikuti dengan penetapan harga, apabila perusahaan pemesan (buyer) menyetujui harga yang diajukan oleh pihak perusahaan maka pesanan diterima, kemudian setelah pesanan diterima, kegiatan selanjutnya dimulai pada bagian Development dimana department tersebut adalah penentu bahan baku yang akan diperlukan dengan ukuran yang ditetapkan oleh pihak pemesan, setelah itu perusahaan akan membuat sample produk yang akan diproduksi, kemudian diajukan kepada perusahaan pemesan guna meminta persetujuan, kemudian setelah semua hal tersebut selesai dan sudah mendapat persetujuaan dari pihak pemesan maka proses selanjutnya adalah mulai memproduksi pesanan tersebut. Dalam proses produksi perusahaan pemesan akan mengirim utusan untuk mengawasi jalannya proses produksi serta mutu sepatu yang sedang diproduksi, supaya perusahaan pemesan dapat segera mengantisipasi kegagalan produksi yang mungkin akan ditanggung. Apabila PT. Prima Inreksa Industries telah selesai memproduksi sepatu sesuai pesanan tersebut, maka pesanan telah selesai, dan kemudian perusahaan kembali menerima pesanan (order) baru Fasilitas dan Kebijaksanaan Perusahaan Untuk menunjang kelancaran didalam menjalankan kegiatan usahanya, PT. Prima Inreksa Industries memberikan fasilitas-fasilitas bagi karyawan, antara lain: 1. Transportasi Universitas Mercu Buana 38
5 Tersedia bus karyawan yang bias dipergunakan untuk antar jemput seluruh karyawan baik untuk kalangan staff maupun kalangan produksi sesuai dengan jurusan masing-masing. 2. Sarana olahraga Perusahaan menyediakan saran dan prasarana untuk para karyawan antara lain: Lapangan bulu tangkis dan tennis meja Sarana untuk bela diri dan senam 3. Kantin (makan dan makanan tambahan) Tersedia untuk makan siang seluruh karyawan produksi dan staff, yang terbagi menjadi tiga tempat (karyawan produksi, karyawan staff, management dan tenaga asing), makanan tambahan berupa snack kecil dan diperuntukkan bagi karyawan yang lembur sampai dengan jam 18.00WIB. 4. Masjid dan majelis ta lim Tersedia saran ibadah bagi umat islam, untuk melakukan ibadah dan kegiatan keagamaan. 5. Seragam guna menciptakan rasa kebersamaan dan serta untuk menunjukkan identitas perusahaan, bagi pekerja yang telah menjadi pekerja tetap, perusahaan akan memberikan 3 potong baju seragam dalam 1 tahun. 6. Jamsostek Sesuai peraturan perundang-undangan perusahaan mengikutsertakan para peserta dalam program jamsostek. 7. Bantuan duka cita Universitas Mercu Buana 39
6 perusahaan memberikan bantuan kepada ahli waris pekerja yang meninggal dunia bukan karena kecelakan kerja 8. Hadiah suka cita Bagi pekerja yang telah bekerja selam 1 tahun atau lebih yang melangsungkan pernikahan, perusahaan memberikan hadiah suka cita. 9. Perawatan dan pengobatan Guna memelihara kesehatan pekerja perusahaan menyediakan fasilitas pengobatan poliklinik dan fasilitas JPK bagi pekerja dan keluarganya yang memerlukan rawat inap. 10. Koperasi kerja perusahaan mendorong dan memberikan bantuan kepada koperasi pekerja 11. Keluarga berencana Perusahaan ikut serta mensukseskan program keluarga berencana di lingkungan perusahaan 12. Pensiun Pekerja yang pension berhak menerima pembayaran menurut peraturan yang berlaku. 13. Perjalanan dinas Perusahaan memberikan penghargaan kepada pekerja yang berprestasi dan telah mengabdikan diri kepada perusahaan sesuai dengan ketentuan perusahaan. Selain itu kebijakan perusahaan untuk menunjang dalam kegiatan produksinya, menerapkan system kerja 6 S (six S) dalam lingkungan perusahaan, yang isinya antara lain : 1. Sort (Pemisahan) Universitas Mercu Buana 40
7 Memisahkan barang yang berguna dan tidak berguna 2. Set in Order (Penataan) Meletakaan barang pada tempat nya 3. Shine (kebersihan) Menjaga kebersihan dilingkungan kerja dan perusahaan 4. Standardize (standardisasi) Membiasakan melakukan pekerjaan sesuai standar 5. Sustain (Pembiasaan) Membiasakan melaksanakan 6S melalui audit dan training 6. Safety (Keselamatan) Menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja Kegiatan Produksi Kegiatan produksi perusahaan berdasarkan ketentuan peraturan jumlah hari kerja perusahaan ini adalah 6 (enam) hari kerja dalam seminggu, dan jam kerja dalam setiap shif-nya ditentukan sebagai berikut : Shif 1 : pukul WIB Shif 2 : pukul WIB Shif 3 : pukul (over time 1 jam) Waktu kerja non shift ditentukan sebagai berikut : Hari Senin Jumat : pukul WIB (non produksi). Hari Sabtu : pukul WIB (non produksi) Universitas Mercu Buana 41
8 4.1.5 Visi dan Misi Perusahaan PT. Prima Inreksa Industries dalam menjalankan perusahaan ini mempunyai tujuan visi dan misi, yang isinya sebagai berikut : Visi Menjadi yang paling kompetitif dan terpercaya dalam manufaktur sepatu olahraga dengan harga menengah kebawah. Misi 1. mencari dan menerima, mempertahankan, melatih dan menghargai karyawan yang terbaik dalam bidangnya 2. menetapkan system perburuhan yang terbaik 3. peduli pada masyarakat dan lingkungan sekitar 4. menciptakan produk bermutu tinggi dengan inovasi dan kreatifitas 5. memperbaiki biaya, mutu dan proses pada tahap development 6. menerapkan perbaikan berlanjut pada proses produksi 7. focus pada efisiensi mutu. Untuk menerapkan itu semua perusahaan berpikir secara objecktif dengan mengembangkan system komunikasi dan kerja sama yang efektif antara departemen, serta mengembangkan peran dan system kerja masing-masing departemen, sehingga setiap masing-masing departemen dapat menjalankan fungsi dan peranannya secara maksimal Struktur Organisasi Perusahaan Suatu perusahaan pada umumnya memiliki tujuan, salahsatunya adalah untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum. Dari tujuan itulah struktur organisasi dapat dibentuk, agar perusahaan dapat berjalan dengan baik, dengan Universitas Mercu Buana 42
9 struktur organisasi dapat dilihat jalur kegiatan, wewenang dan tanggung jawab yang seharusnya dilaksanakan oleh setiap bagian. Struktur organisasi yang menggunakan sumber daya manusia yang berkualitas dapat mempermudah pencapaian tujuan suatu organisasi. Adapun gambar struktur organisasi PT. Prima Inreksa Industries adalah sebagai berikut: Universitas Mercu Buana 43
10 4.1.7 Proses Produksi Sepatu Pada dasarnya dalam proses pembutan sepatu memerlukan 3 (tiga) tahap yaitu: 1. proses pembuatan komponen atas/upper, 2. proses pembuatan komponen bawah/bottom, dan 3. proses assembling. Dari tiga proses tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir pembuatan sepatu di PT. PII, sebagai berikut Proses Komponen Upper Sablon Warehouse Upper Cutting Emboss Printing Skiving & Buffing Stitching Embroidery Proses Assembling Supplier Assembling Final Inspection Finish Good Warehouse Proses Komponen Bottom/Outsole Phylon Press Warehouse Bottom Rolling Hot Press Grinding Stock Fit IPU Gambar 4.2 Diagram Alir Proses Pembuatan Sepatu a. Proses pembuatan komponen atas (upper) Pada pembuatan bagian atas sepatu, bahan yang akan digunakan diambil dari gudang bahan baku bagian upper. Dalam gudang tersebut terdapat berbagai macam bahan yang akan digunakan untuk bagian upper diantaranya kulit, textile, karet dan aksesoris sepatu. Sebelum bahan-bahan tersebut digunakan, Universitas Mercu Buana 44
11 dilakukan pemeriksaan kualitas (misal bahan kulit) oleh bagian QC digudang. Pemeriksaan dilakukan dengan tes visual yang harus sesuai dengan sampel yang dikeluarkan oleh pihak laboratorium, yang sebelumnya melakukan tes dan sesuai dengan keinginan dari pihak buyer. Setelah itu bahan dapat diproses pada tahap selanjutnya. a. Proses cutting Proses cutting adalah proses pemotongan elemen-elemen sapatu bagian atas. Pemotongan dilakukan sesuai dengan model atau tipe sepatu yang akan dibuat. Alat yang digunakan adalah mesin press cutting dan menggunakan alat potong yang disebut cutting dies. Untuk bahan textile cutting dies yang digunakan jenis swing arm dan untuk bahan dari kulit cutting dies yang dipakai adalah beam cutting. b. Proses embossing adalah proses pencetakan timbul logo dengan menggunakan mesin emboss yang menggunakan teknologi press dan panas. Komponen yang biasanya di-emboss adalah komponen yang terbuat dari kulit, proses embossing hanya dilakukan untuk komponen tertentu sesuai spesifikasi dari buyer. c. Proses printing merupakan proses penandaan bahan texon untuk memudahkan dalam proses penjahitan d. Proses sablon atau stemping merupakan proses penempelan logo sebelum dilakukan embossing. e. Proses embroidery adalah proses membuat logo dengan menggunakan mesin bordir. Hampir sama dengan proses embossing, pembordiran dilakukan pada komponen tertentu sesuai model atau spesifikasi dari buyer. Universitas Mercu Buana 45
12 f. Proses skiving dan buffing, Proses skiving merupakan proses penipisan untuk sambungan-sambungan bahan kulit (tebal 1,0 1,1 mm). Proses buffing yaitu proses pengkasaran pada bahan kulit agar pori-pori terbuka untuk mempermudah dalam pengeleman dan menempel dengan kuat. g. Proses sewing/stitching Pada proses sewing ini merupakan proses akhir dari pembuatan komponen upper, dengan melakukan perakitan dan penjahitan elemen-elemen upper. Selanjutnya dilakukan pembuatan lubang tali (hole punch), jahit strobel untuk upper dengan texon, setelah itu memotong sisa lining yang berada dipinggiran hole punch. Dilanjutkan dengan penempelan saze label pada tongue (lidah sepatu) kemudian dijahit dengan lapisan vamp (bagian depan sepatu/pelindung jari). Setelah pembuatan bagian upper selesai ada pemeriksaan kualitas sebelum dilanjutkan pada proses assembling. Gambar 4.3 Proses Hole Punch dan Jahit strobel b. Proses pembuatan komponen bawah (bottom). Proses pembuatan komponen bottom diawali dari gudang chemical, yaitu tempat penyimpanan bahan kimia dan pewarna. Bahan kimia dan pewarna dicampur dengan melakukan penimbangan/penakaran sesuai dengan pengujian Universitas Mercu Buana 46
13 dilaboratorium, pada pengolahan chemical compound ini belum dicampur dengan karet atau EVA. Berikut tahapan proses pembuatan komponen bottom; a. Proses rolling Proses rolling adalah proses pencampuran bahan kimia dan karet untuk mengahsilkan bahan outsole/rubber dan midsole/eva phylon, dimana prosesnya sebagai berikut : Proses pencampuran, merupakan pencampuran bahan baku karet atau EVA dengan bahan kimia yang telah diolah di chemical compound. Penggilingan, compound yang telah dicampur kemudian digiling dengan menggunakan mesin kneader. Compound yang telah digiling disimpan di rak-rak besi untuk didinginkan, setelah didinginkan dilakukan penggilingan ulang yang bertujuan untuk menghasilkan compound yang sempurna dan berkualitas. Calender roll, proses untuk menyeragaman ketebalan dan lebar rubber sehingga memudahkan pada pemotongan dan penimbangan untuk proses hot press. Sebelum dilanjutkan pada proses hot press compound ini didinginkan selama 24 jam untuk menyempurnakan dan memadatkan campuran compound. b. Proses hot press Proses ini merupakan langkah awal pembuatan rubber outsole, yaitu proses pencetakan karet dengan cara vulkanisasi. Alat yang digunakan adalah mesin Hot Press. Hasil proses rubber hot press ini adalah bagian bawah sepatu/outsole yang terbuat dari karet. Universitas Mercu Buana 47
14 Gambar 4.4 Rubber out sole Proses hotpress untuk membuat midsole : Bahan midsole dari bagian rolling dipress dengan hotpress, sesuai dengan model yang dikerjakan Melakukan pemotong sesuai tinggi dan lebar midsole dengan mesin skiving Gambar 4.5 Midsole c. Proses grinding Proses pembersihan dan penggabungan rubber outsole dengan midsole : Lakukan pressing ke buffing untuk dikasarkan pada permukaannya sebelum diberi lem Dicuci dengan menggunakan tholuen untuk dibersihkan dari minyak atau sabun saat proses press. Setelah itu pemberian lem primer (dasar) secara rata Diberi sinar ultra violet (UV) bagian atas dan bawahnya agar lem merekat hingga bagian pori-pori midsole. Universitas Mercu Buana 48
15 d. Phylon press Phylon press hampir sama dengan proses hot press, merupakan proses pencetakan lembaran EVA yang diperoleh dari proses rolling, untuk pembentukan midsole sepatu. e. Injection Poly Urethane (Inject- PU) Proses ini hanya dilakukan pada model tertentu dan sesuai dengan keinginan buyer. Proses Injection PU merupakan pencampuran untuk bagian midsole dengan proses pencetakan yang berisi air bag, setelah itu dipress dan menghasilkan midsole insert PU. f. Proses stock fit Merupakan proses akhir dari pembuatan komponen bottom sepatu. Pada proses ini dilakukan penggabungan antara midsole, outsole dan penambahan aksesoris pada bagian cementing sesuai dengan spesifikasi dari pihak buyer pada setiap model sepatu. Semua komponen itu dirakit atau digabungkan menjadi bagian bawah sepatu (bottom) yang selanjutnya akan digabungkan dengan bagian atas sepatu (upper) di bagian perakitan (assembling). c. Proses lasting (Assembling) Proses assembling ini merupakan proses akhir pembuatan sepatu, dan selesai dimasukkan kedalam inerbox. Proses perakitan ini dimulai dengan memeriksa ukuran/size komponen upper dan size komponen bottom, agar tidak terjadi kesalahan pada saat prosses assembling. Berikut proses assembling sepatu : Pemberian lem dengan hot meal untuk penempelan TPR counter pada bagian belakang upper (back part moulding) selama 10 detik, lalu jahit strobel untuk menjahit lapisan upper dengan texon. Universitas Mercu Buana 49
16 Gambar 4.6 Pengeleman dan penempelan TPR. Pasang Berra untuk melindungi bagian tongue agar tidak kotor selama proses, setelah itu pemasangan laste (cetakan berbahan plastic padat berbentuk kaki) pada bagian upper. Pemasangan heel lasting pengencangan laste selama 6 detik, dan pengencangan tali agar bentuk upper bagus. Gambar 4.7 pemasangan Berra dan laste Pemeriksaan kualitas, untuk mengukur kerataan komponen bottom dan upper. Pemberian gauge (marking/cetakan garis) bagian samping upper dengan outsole sebelum di lem. Kemudian pengasaran (hard buffing) untuk pengeleman bagian upper dengan bottom, setelah itu pemasangan prime outsole tip dan toe cap (bagian karet depan sepatu) dipanaskan pada mesin cementing dry camber dengan suhu C. Universitas Mercu Buana 50
17 Gambar 4.8 Pemberian Gauge dan pengeleman toecap Pengeleman midsole, outsole, vamp dan pengeleman upper toe cap. Setelah itu masuk kemesin cementing dry camber kedua dengan suhu yang sama dengan pemanasan pertama yaitu C. Gambar 4.9 pengeleman dan penggabungan toe cap Attack midsole to outsole/rubber dilakukan untuk memperkuat lem pada outsole dan midsole. Attack outsole to upper untuk memperkuat lem pada outsole dan upper. Attack toecap to upper. Gambar 4.10 Attack Outsole dan Attack Toecap Proses dengan mesin universal press, yaitu pengepressan seluruh bagian sepatu, setelah itu pembersihan bagian bawah outsole Universitas Mercu Buana 51
18 menggunakan wire brussing. Dan sepatu dimasukkan kedalam mesin cooling untuk mendinginkan (suhu makximal 10 0 C) sapatu setelah mengalami pemanasan dalam proses assembly. Gambar 4.11 Proses Universal press dan cooling Membuka tali dan laste untuk penjahitan outsole, lalu dirapihkan dengan memotong sisa benang, dan pengeleman insole lalu dipress dengan bagian bottom sepatu agar insole dan outsole kuat. Gambar 4.12 Open laste dan jahit ariance Pemasangan tali sampai selesai, setelah itu membersihkan bagian upper dan sepatu yang sudah jadi melewati mesin metal detector untuk memeriksa tidak ada benda logam/berbahaya dalam sepatu. Gambar 4.13 pembersihan upper dan pemasangan tali Universitas Mercu Buana 52
19 Pemeriksaan kualitas sepatu jadi, jika baik hasilnya dilanjutkan dengan pemasangan label hangtag dan masukkan sepatu dalam inner box yang telah terpasang UPC/barcode. Gambar 4.14 Pemeriksaan kualitas sepatu Memasukkan inner box kedalam carton besar yang berisi 10 pasang sepatu. Dan pengiriman ke final inspection untuk diperiksa kualitas akhir dari sepatu (Final Inspection), jika produk baik tidak cacat dikirim ke warehouse finish goods (gudang barang jadi) dan siap di export. Gambar4.15 Proses packing. Dalam proses packing untuk sepatu yang sudah jadi, dan akan dibawa ke bagian Final Inspection ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam packing yaitu : Ambil carton sesuai dengan PO (purchase order) number Lakban carton bagian bawah dan pasang sticker cheked Universitas Mercu Buana 53
20 Masukan inner box ke dalam carton box sesuai dengan marking, size, dan artikel Check EDP number yang ada di inner box dan carton box Check size, jumlahnya sebelum proses lakban Dan jenis packing yang dilakukan ada tiga macam yaitu : 1. Packing solid, yaitu dalam setiap karton berisi satu jenis size saja 2. Packing Assort, yaitu karton sepatu yang berisi dari beberapa size (lebih dari dua size) 3. Packing mix, yaitu dalam satu karton berisi dua macam size sepatu saja Kategori cacat dan jenis cacat yang terjadi di PT. Prima Inreksa Industries Dalam proses pembuatan sepatu di perusahaan ini ada berbagai macam cacat atau kesalahan dalam pembuatan sepatu, untuk memudahkan penentuan berbagai macam cacat yang terjadi dikategorikan dalam tiga tingkatan produk cacat. Ketiga kategori tersebut debedakan untuk menentukan apakah suatu produk yang dihasilkan dapat langsung di export, mengalami pembaikan atau dihancurkan dan dibuang. Tiga macam kategori cacat sepatu, dapat dituliskan sebagai berikut : 1. A Grade, adalah sepatu yang sudah baik dan hanya mengalami cacat ringan, sehingga tidak perlu perbaikan ulang dan dapat disimpan di warehouse finish goods (gudang barang jadi) dan siap di export. 2. B Grade, adalah sepatu yang mengalami cacat sedang dan harus mengalami perbaikan, bila sepatu yang catat (B-grade) tidak dapat diperbaiki dengan sempurna maka sepatu tersebut akan dipisahkan kedalam Universitas Mercu Buana 54
21 gudang sepatu B-Grade dan dapat dijual kembali dengan harga 60 % dari harga normal. 3. C Grade, adalah kategori cacat berat dan sepatu yang dihasilkan tidak dapat diperbaiki maupun dijual kembali, sepatu ini harus dihancurkan dan dibuang. Sedangkan dalam proses produksi sepatu jenis-jenis cacat yang sering terjadi berdasarkan setiap prosesnya adalah sebagai berikut : 1. Proses Cutting Jenis cacat yang sering terjadi dalam proses ini adalah cacat pada material kulit, yaitu : Loose Leather ( Keriput ) Insecth ( Bintik/ Bopeng ) Scracth ( Luka / Bergaris ) Brand ( Luka Besar ) Growth ( Bekas Lipatan )] Veint ( Garis Urat ) Smooth (Tdk ada Emboss ) Hairy ( Hasil Potong Berbulu ) Reject due to cutting ( BS Cutting ) Different Color Material ( Mat. Beda warna ) Poor buffing ( Buffing tdk sesuai SOP ) Poor skiving ( Skiving tdk sesuai SOP ) Wrong / Broken size lable ( size lable salah / rusak ) 2. Proses stitching Jenis-cacat yang sering terjadi dalam proses ini adalah : Universitas Mercu Buana 55
22 Stitching Distance ( Jarak Jahitan ) Stitching Margin ( Jarak jahitan Tepi ) Stitch not follow gauge ( Jahitan tdk ikut Gauge ) Loose Lining (Lapisan Keriput) Loose / Broken stitch ( Jahitan Kendor / jebol ) Unequal 3 stripe distance ( Jarak 3 stripe ) Needle Hole ( Bekas lubang jarum ) Poor heel lining ( Lining rusak / keriput ) Misligned tongue / lace loop ( Tongue / laceloop miring ) Crooked toe cap ( Toe cap miring ) Crooked heel patch / back strap ( Backstrap / heel patch miring ) Misligned QTR to Vamp ( Vamp miring ) Croked logo ( Logo miring ) Broken metal eyestay ( eyestay metal rusak ) Dirty Upper ( Upper kotor ) Comp. / Variable Not follow SOP ( Jahitan variasi tdk sesuai SOP ) Different color upper ( Upper beda warna ) Wrong / Broken size lable ( Size lable rusak / salah ) 3. Proses hot press Jenis cacat yang sering terjadi dalam proses ini adalah : Kotor Lewat Warna Kurang Angin / Gelembung Sobek / Pecah Keteblan Pinggir Universitas Mercu Buana 56
23 Beda Warna Kurang Bahan Kurang Matang 4. Proses stockfit Jenis cacat yang sering terjadi dalam proses ini adalah : Kurang Buffing Ketebalan Pinggir Over Primer Open Bonding Penempelan Rubber ke Midsole Penempelan Accessories / Component Beda Warna Rubber/phylon/Torsion Outsole kotor Grinding Outsole Kotor Hot Press Kurang Triming Rubber Kurang Triming Rubber Kurang Grinda Color Migation 5. Proses assembly lasting Jenis-cacat yang sering terjadi dalam proses ini adalah : wrinkled toe last ( Toe last mengkerut ) Misligned toe last ( Toe last miring ) Different heel hight ( Tinggi Rendah Bagian belakang ) Crooked heel last ( Heel last miring ) Different vamp length ( Beda ukuran vamp ) Universitas Mercu Buana 57
24 Different color material ( Material beda warna ) Loose stoble stitch ( jahit stroble kendor ) Stroble margin ( Margin jahitan tdk standard ) Poor side last ( side last tidak standard ) 6. Proses assembly finishing Jenis-cacat yang sering terjadi dalam proses ini adalah : wrinkled on QTR ( QTR mengkerut ) Dirty shoes ( Sepatu kotor ) Different heel hight ( Tinggi Rendah Bagian belakang ) Poor buffing ( Buffing tdk sesuai SOP ) Poor priming ( Primer tdk sesuai SOP ) Poor cementing ( Pengeleman tdk sesuai SOP ) Poor / Crooked attaching ( Penempelan tdk sesuai SOP ) Heel off Center ( Sepatu miring ) Different shoe length ( Sepatu panjang / pendek ) Toe cap attaching ( Tempel toe cap tdk standard ) Different color outsole ( outsole beda warna ) Different color shoes ( Sepatu beda warna ) Shoe laying ( Sepatu tidak rata ) Open bond ( Lem terbuka ) Wrong / Broken size lable ( Size lable rusak / salah ) Poor Ariance Universitas Mercu Buana 58
25 4.1.9 Metode ANSI/ASQCZ di PT.Prima Inreksa Industries Rencana penerimaan sample (acceptance sampling plans) dengan mengunakan ANSI/ASQC Z di PT. PII dilakukan oleh bagian Departemen QC (Quality Control) dan diperusahaan ini disebut Quality Improvement Process (QIP). Dan yang bertugas sebagai penginspeksi akhir (Final Inspection) adalah orang khusus dan hanya orang yang berseragam QIP FINAL INSPECTION saja yang diperbolehkan melakukan inspeksi produk sepatu yang sudah jadi. Syarat produk yang sudah jadi dan dapat di final inspection harus memenuhi dokumen-dokumen yang dibutuhkan, adalah sebagai berikut : 1. Inspector Certificate 2. Final Random Inspection Report 3. Packing & Weight list 4. Commercial Invoice 5. Purchase Order 6. A-01 Certification 7. Spec and Grading shett 8. SHAS dan Packing manual 9. Bonding Test Report dan FGT report Syarat no 1 (satu) sampai dengan 8 (delapan) dibuat oleh staff administrasi QC, sedangkan laporan tes Bonding dan FGT dibuat oleh laboratorium. Peralatan yang digunakan dalam Final Inspection sebagai berikut : Red arrow sticker, untuk menunjukkan bagian sepatu yang cacat Checked sticker, untuk mensegel karton) Cutter, untuk membuka Karton Pen/pencil Universitas Mercu Buana 59
26 Board maker, untuk pengumuman/informasi di papan tulis Ruler steel Hole poncher, untuk memberi tanda Jika sepatu B-Grade Tape/ isolasi untuk menutup Karton. Penggunaan ANSI/ASQC Z yang diterapkan diperusahaan ini, sebagai berikut: Tabel 4.1 Penggunaan ANSI/ASQC Z Model Level A. Model Baru III B. Model yang sudah pernah ada II C. Quantity order <501 pasang S4 D. 2 kali reject berurutan Naik ke level berikutnya E. 5 kali Passed berurutan Turun ke level berikutnya Untuk order yang yang jumlahnya lebih dari 501 pasang, maka menggunakan general inspection level inspeksi normal (level II), sedangkan untuk order kurang dari 501 pasang maka digunkan special inspection level pada S 4. Standard pemeriksaan sepatu yang dilakukan di Final Inspection oleh QC : 1. Bandingkan sepatu produksi dengan contoh yang sudah dikonfirmasikan : warna material, bentuk sepatu, mengacu pada peraturan, dan informasi yang tersedia 2. Pemeriksaan Tongue/size label(kiri dan kanan harus sama) : Size label (menyamakan ukuran, bentuk, model, hangtag) Posisi tongue Universitas Mercu Buana 60
27 Printing embossing pada tangue 3. Pemeriksaan dalam sepatu (inside) secara keseluruhan: Kerapihan/letak inlay sole Lapisan padding Kebersihan linning Warna dan logo inlay sole Lapisan dalam (kerutan) Penempatan heelpatch Jahitan tongue didalam 4. Pemeriksaan Vamp pairs : Letak vamp (center) Kerapihan vamp Menyamakan bentuk vamp (kanan-kiri) Potongan Vamp Kekuatan jahitan pada eyestay Mutu stitching berdasarkan standar Adidas Bantuk logo pada tongue 5. pemeriksaan toe (jari kaki): penempatan pelindung jari kaki keakuratan toe cap bonding memeriksa roughing (kekerasan) pemeriksaan panjang vamp 6. pemeriksaan dari tengah-tengah dan samping sepatu (bentuk sepatu): memeriksa keakuratan sepasang sepatu dari samping Universitas Mercu Buana 61
28 memeriksa penyambungan antara upper dengan out sole clean lines (kebersihan sepatu) jahitan out sole sesuai dengan mutu standar dari Adidas 7. pemeriksaan heel patch (tinggi rendah dan depan belakang sepatu): menyamakan dan memeriksa ketinggian heel patch memeriksa embroidery (bordiran) printing / embossing / logo menyamakan back strap posisi bottom 8. pemeriksaan bagian bawah : warna dari out sole kebersihan bentuk out sole ukuran yang harus sesuai penempatan logo bagian bottom 9. memeriksa sepatu yang selesai : kedudukan yang datar/sama (puncak tumit sepatu, pandangan samping dan sisi samping) panjang renda /jahitan kekuatan dan kerataan collar pemeriksaan bagiat out sole pemeriksaan kebersihan sepatu mengamati saat pengemasan/packing. Universitas Mercu Buana 62
29 Pengumpulan Data Final Inspection Data yang diperoleh adalah Data hasil final inspection dengan cara pengambilan sample untuk cell 1 dan 2 dengan model sepatu Super Star pada bulan oktober 2007 sebagai berikut : Tabel 4.2 Data Final Inspection PO ARTICLE CUSTOMER QTY No Date NUMBER NAME ORDER SUPERSTAR 2 K IS SPAIN SUPERSTAR 2 K IS UAE SUPERSTAR 2 K IS EGYPT SUPERSTAR 2 K IS NETHERLAND SUPERSTAR 2 K IS KOREA SUPERSTAR 2 K IS SPAIN SUPERSTAR 2 K IS UK SUPERSTAR 2 K IS SPAIN SUPERSTAR 2 K IS SPAIN SUPERSTAR 2 K IS CANADA SUPERSTAR 2 K IS MEXICO SUPERSTAR 2 K IS NETHERLAND SUPERSTAR 2 K IS UK SUPERSTAR II K IS USA SUPERSTAR II K IS USA SUPERSTAR 2 K IS UAE SUPERSTAR 2 K IS EGYPT SUPERSTAR 2 K IS ITALY SUPERSTAR 2 K IS UAE SUPERSTAR 2 K IS SPAIN 890 Dari laporan final inspection diatas tersebut diketahui bahwa telah terjadi ketidaksesuaian/kesalahan dan produk tersebut dinyatakan rejected (ditolak). Kesalahan-kesalahan yang terjadi tersebut banyak yang terjadi pada bagian Stitching (penjahitan) pembuatan sepatu, sehingga penulis mencantumkan laporan kualitas harian pada bagian stitching ini untuk mengetahui dan mengidentifikasi Universitas Mercu Buana 63
30 serta melihat kesalahan yang biasa terjadi pada bagian stitching. Berikut data laporan kualitas harian proses stitching pada bulan oktober 2007 untuk model sepatu Super Star. Tabel 4.3 Jumlah Data Produk Cacat pada Proses Stitching No Jenis cacat pada Jumlah Proses stitching cacat 1 Stitching Distance ( Jarak Jahitan ) Stitching Margin ( Jarak jahitan Tepi ) Stitch not follow gauge ( Jahitan tdk ikut Gauge ) 41 4 Loose/Broken Stitch ( Jahitan kendor/jebol ) Unequal 3 stripe distance ( Jarak 3 stripe ) 82 6 Needle Hole ( Bekas lubang jarum ) 95 7 Loose lining ( Lining rusak / keriput ) Misligned tongue / lace loop ( Tongue / laceloop miring ) 26 9 Crooked toe cap ( Toe cap miring ) ( Backstrap / heel patch miring ) Misligned QTR to Vamp ( Vamp miring ) Croked logo ( Logo miring ) Broken metal eyestay ( eyestay metal rusak ) Dirty Upper ( Upper kotor ) (Jahitan variasi tdk sesuai SOP) Pengolahan Data Setelah pengumpulan data yang cukup, maka selanjutnya tahap pengolahan data. Pengolahan data untuk data hasil Final Inspection dilakukan pengukuran berapa jumlah sample yang diambil, batas penerimaan kesalahan dan penolakan kesalahan, kemudian diklasifikasikan apakah produk tersebut diterima (released) atau ditolak (rejected). Setelah melakukan acceptance sampling dapat dilihat adanya bagian-bagian yang tidak sesuai pada sepatu, ketidak sesuaian itu dicari penyebabnya pada bagian proses pembuatan ataupun bahan baku sepatu. Pada laporan ini penulis hanya membuat garafik pareto untuk mencari penyebab dalam Universitas Mercu Buana 64
31 proses stitching saja. Selain itu juga dilakukan pengukuran untuk mengevaluasi kinerja sample yang digunakan (OC curve, AOQ curve) Penerimaan Sampel berdasarkan Standar ANSI/ASQC Z Penerimaan sample dengan ANSI/ASQC Z yang dilakukan dalam Final Inspection oleh Dep QC, dilakukan pemilihan untuk nilai tingkat mutu yang dapat diterima atau AQL (Acceptance Quality Level). Nilai AQL yang digunakan oleh PT. PII ini mengikuti standard yang dikeluarkan oleh pemegang lisensi atas merek sepatu yang dibuat, dengan menggunakan nilai AQL sebesar 2,5 %. Nilai tersebut digunakan selain mengikuti standard, pada AQL 2,5 % tersebut memiliki kelebihan : Nilai probabilitas penerimaan yang dihasilkan sudah 0.95 atau 95 %. Sample yang diambil/digunakan sudah cukup mewakili jumlah/lot produk yang di hasilkan. jika semua sampel diseleksi dalam ukuran n, maka 95% dari sampel itu akan memasukkan parameter populasi dalam interval hasil estimasi. Dibawah ini table hasil penggunaan ANSI/ASQC Z1.4 pemeriksaan normal-sampel tunggal. Universitas Mercu Buana 65
32 Tabel 4.4 Final Inspection dengan ANSI/ASQC Z1.4 PO ARTICLE QTY inspection Sampel Ac Re REMARKS No NUMBER NAME ORDER level size SUPERSTAR 2 K IS umum/tingkat II/J RELEASED SUPERSTAR 2 K IS 41 spesial/s4/c RELEASED SUPERSTAR 2 K IS 145 spesial/s4/c RELEASED SUPERSTAR 2 K IS 500 spesial/s4/f RELEASED SUPERSTAR 2 K IS umum/tingkat II/L RELEASED SUPERSTAR 2 K IS umum/tingkat II/J RELEASED SUPERSTAR 2 K IS umum/tingkat II/K RELEASED SUPERSTAR 2 K IS umum/tingkat II/J RELEASED SUPERSTAR 2 K IS umum/tingkat II/K RELEASED SUPERSTAR 2 K IS 300 spesial/s4/f RELEASED SUPERSTAR 2 K IS umum/tingkat II/K RELEASED SUPERSTAR 2 K IS umum/tingkat II/K RELEASED SUPERSTAR 2 K IS umum/tingkat II/K RELEASED SUPERSTAR II K IS 606 umum/tingkat II/J RELEASED SUPERSTAR II K IS 920 umum/tingkat II/J RELEASED SUPERSTAR 2 K IS 32 spesial/s4/c REJECTED - Loose Lining - Outsole Dirty - Hell Off Center SUPERSTAR 2 K IS 145 spesial/s4/c REJECTED - Broken Stitching SUPERSTAR 2 K IS 300 spesial/s4/f REJECRED - Loose Stitching SUPERSTAR 2 K IS 794 umum/tingkat II/J REJECTED - Loose Stitching SUPERSTAR 2 K IS 890 umum/tingkat II/J REJECTED Contoh penyelesaian table diatas : Contoh 1: Pada penerimaan sample no 3, dengan jumlah produk 145 dan AQL 2,5. dan inspeksi yang dilakukan adalah inspeksi normal dan tunggal maka dengan Standar ANSI/ASQC Z1.4 sampel yang diperoleh : - Loose Stitching Universitas Mercu Buana 66
33 Dari table 2. simbol ukuran sempel, digunakan tingkat inspeksi special / S4 dan symbol D. untuk AQL 2,5 pada symbol D harus bergeser keatas menjadi symbol C, sehingga ukuran sample (n) = 5, penerimaan kesalahan (Ac) = 0, dan penolakan kesalahan (Re) = 1. jadi dalam pemeriksaannya diambil 5 innerbox (5 pasang sepatu) untuk diperiksa apakah terdapat kesalahan dalam 5 innerbox sepatu tersebut. Contoh 2 : Pada penerimaan sample no 18, dengan jumlah produk 300 dan AQL 2,5. dan inspeksi yang dilakukan adalah inspeksi normal dan tunggal maka diperoleh : Dari table 2. simbol ukuran sempel, digunakan tingkat inspeksi special / S4 dan symbol E. untuk AQL 2,5 pada symbol E harus bergeser kebawah menjadi symbol F, sehingga ukuran sample (n) = 20, penerimaan kesalahan (Ac) = 1, dan penolakan kesalahan (Re) = 2 dari pemerikasaan sample tersebut diperoleh kesalahan dalam sample lebih dari penerimaan kesalahan yang diperbolehkan, jenis kesalahan yang terjadi adalah jahitan kendor (loose stitching), yang berarti seluruh produk tersebut dianggap ditolak (Rejected) dan harus mengalami perbaikan. Contoh 3 : Pada penerimaan sample no 13, dengan jumlah produk 3000 dan AQL 2,5 %. dan inspeksi yang dilakukan adalah inspeksi normal dan tunggal maka sample yang diperoleh : Dari table 2. simbol ukuran sempel, digunakan tingkat inspeksi umum/ tingkat II dan symbol K. untuk AQL 2,5. sehingga ukuran sample yang diambil (n) = 125, penerimaan kesalahan (Ac) = 6, dan penolakan kesalahan (Re) = 7. dan dari semua sample yang diambil kesalahan yang terjadi masih dibawah penerimaan (Ac) jadi seluruh produk diterima (released) dan siap untuk di export. Universitas Mercu Buana 67
34 Pada tabel 4.4 Final Inspection dengan ANSI/ASQC Z1.4 terdapat pesanan yang ditolak pada no 16 sampai dengan 20, pesanan-pesanan tersebut mengalami pemeriksaan ulang untuk menentukan apakah produk tersebut dapat di kirim kepada pemesannya. Berikut table Re-Inspection dari Final Inspection pada table sebelumnya. Tabel 4.5 Re-Inspection Final Inspection dengan ANSI/ASQC Z1.4 No PO ARTICLE CUSTOMER QTY REMARKS date NUMBER NAME ORDER SUPERSTAR 2 K IS UAE 32 RELEASED SUPERSTAR 2 K IS EGYPT 145 RELEASED SUPERSTAR 2 K IS ITALY 300 RELEASED SUPERSTAR 2 K IS UAE 794 RELEASED SUPERSTAR 2 K IS SPAIN 890 RELEASED Kurva Karakteristik Operasi (Operating Characteristic Curve/OC curve) Dari penggunaan AQL 2,5 % dengan standar ANSI/ASQC Z1.4 pada penerimaan sample diatas, dapat dilakukan pengukuran untuk mengevaluasi kinerja sample. Kinerja penerimaan sample dapat dilihat nilai risiko produsen (α) dan risiko konsumen (β). Dengan kurva OC dapat dilihat apakah nilai probabilitas (α) sekitar 0,05 (5%) atau 0.01 (1%). dan untuk nilai probabilitas (β) mempunyai nilai yang umunnya adalah 0,1 (10%). Kurva OC ini menunjukkan probabilitas penerimaan sebagai fungsi dari berbagai tingkatan kualitas. Untuk pengerjaan kurva OC diambil penerimaan sample dari percobaan diatas no 12, dengan N = 3000, n = 125, dan c = 6. dengan begitu kurva OC dapat diselesaikan dengan Tabel berikut ini : Universitas Mercu Buana 68
35 untuk proposi cacat 1% ; np = 125 0,01 = 1,25 ; Pa = 0,999 untuk proposi cacat 2% ; np = 125 0,02 = 2,5 ; Pa = 0,986 jika nilai probabilitas tidak ditemukan karena keterbatasan nilai np, maka dapat dilakukan dengan cara interpolasi. Contoh ; Untuk proposi cacat 3% ; np = 125 0,03 = 3.75 ; Untuk np = 3.75; terdapat nilai np = 3.7 dan np = 3.8, maka untuk memperoleh Pa nya adalah : (( ) + ( ) ) Pa = = Tabel 4.6 Karakteristik Operasi untuk N=3000, n=125, dan c=6 Proporsi kesalahan probabilitas penerimaan np No p Pa 1 0,01 1,25 0, ,015 1,875 0, ,02 2,5 0, ,025 3,125 0, ,03 3,75 0, ,04 5 0, ,05 6,25 0, ,06 7,5 0, ,07 8,75 0, ,075 9,375 0, , , ,085 10,625 0, ,09 11,25 0, ,095 11,875 0, ,1 12,5 0,036 Universitas Mercu Buana 69
36 Maka kurva OC untuk table diatas dapat digambarkan seperti gambar berikut ini. Kurva Karakteristik Operasi Probabilitas penerimaan Proposi Kesalahan Gambar 4.15 Kurva (OC kurve) untuk N=3000, n=125, dan c=6 Untuk pengerjaan kurva OC diambil penerimaan sample dari percobaan diatas no 17, dengan N = 145, n = 5, dan c = 0. dengan begitu kurva OC dapat diselesaikan dengan Tabel berikut ini : untuk proposi cacat 0, 01 (1%) ; np = 5 0,01 = 0,05 ; Untuk np = 0.05 ; terdapat nilai np = 0.04 dan np = 0.06, maka untuk memperoleh Pa nya adalah : (( ) + ( ) ) Pa = = untuk proposi cacat 0.02 (2%) ; np = 5 0,02 = 0.1 ; Pa = 0,905 untuk proposi cacat 0,03 (3%) ; np = 5 0,03 = 0,15 ; Pa = 0,861 untuk proposi cacat 0,04 (4%) ; np = 5 0,04 = 0.2 ; Pa = 0,819 untuk proposi cacat 0,10 (10%) ; np = 5 0,10 = 0,5 ; Pa = 0,607 untuk proposi cacat 0,30 (30%) ; np = 5 0,30 = 1,5 ; Pa = 0,223 Universitas Mercu Buana 70
37 Tabel 4.7 Karakteristik Operasi untuk N=145, n=5, dan c=0 Proporsi kesalahan probabilitas penerimaan np No p Pa Maka kurva OC untuk table diatas dapat digambarkan seperti gambar berikut ini. Kurva Karakteristik Operasi Probabilitas penerimaan Proposi kesalahan Gambar 4.16 Kurva (OC kurve) untuk N=145, n=5, dan c=0 Universitas Mercu Buana 71
38 4.2.3 Kurva Tingkat Kualitas Output Rata-rata (average Outgoing Quality Curve / AOQ curve) Untuk kurva AOQ dengan kasus yang sama yaitu jumlah produksi N = 3000, sample n= 125, dan penerimaan kesalahan c = 6, kurva AOQ dapat diselesaikan dengan cara sebagai berikut AOQ = Pa p N ( N 1) AOQ AOQ ( 1) = = = 3000 ( ) 2 = maka tabelnya sebagai berikut : , dan seterusnya Tabel 4.8 Tingkat Kualitas Output Rata-rata untuk N=3000, n=125, dan c=6 No Proporsi kesalahan Kualitas output rata-rata Pa p AOQ 1 0,01 0,999 0, ,015 0,997 0, ,02 0,986 0, ,025 0,959 0, ,03 0,914 0, ,04 0,763 0, ,05 0,566 0, ,06 0,378 0, ,07 0,232 0, ,075 0,175 0, ,08 0,130 0, ,085 0,095 0, ,09 0,062 0, ,095 0,049 0, ,1 0,036 0,004 Maka kurva AOQ untuk table diatas dapat digambarkan seperti gambar berikut ini. Universitas Mercu Buana 72
39 Kurva AOQ Probabilitas Penerimaan Proposi Kesalahan Gambar 4.17 Kurva Tingkat Kualitas Output Rata-rata (AOQ kurve) untuk N=3000, n=125, dan c=6 Untuk kurva AOQ dengan jumlah produksi N =145, sample n= 5, dan penerimaan kesalahan c = 0, kurva AOQ dapat diselesaikan dengan cara sebagai berikut AOQ AOQ ( 1) = = ( 1) = = Tabel 4.9 Tingkat Kualitas Output Rata-rata untuk N=145, n=5, dan c=0 No Proporsi kesalahan Kualitas output rata-rata Pa p AOQ Universitas Mercu Buana 73
40 Tabel 4.9 Tingkat Kualitas Output Rata-rata untuk N=145, n=5, dan c=0 (lanjutan) No Proporsi kesalahan Kualitas output rata-rata Pa p AOQ Maka kurva AOQ untuk table diatas dapat digambarkan seperti gambar berikut ini. Kurva AOQ probabilitas penerimaan Proposi kesalahan Gambar 4.18 Kurva Tingkat Kualitas Output Rata-rata (AOQ kurve) untuk N=145, n=5, dan c= Diagram Pareto (Pareto chart) Dalam penelitian di Final Inspection masih terjadi kesalahan pada sepatu yang sudah jadi. Kesalahan tersebut banyak terjadi pada proses pembuatan sepatu khususnya pada bagian stitching, dimana pada bagian ini melakukan kegiatan Universitas Mercu Buana 74
41 proses akhir pembuatan komponen upper, dengan menggabungkan elemen-elemen upper dengan cara dijahit. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi dalam proses stitching maka penulis membuat diagram pareto dan selanjutnya dengan menganalisa menggunakan diagram sebab akibat. Tabel 4.8 Prosentase Data Produk Cacat pada Proses Stitching No Jenis cacat pada Jumlah persen komulatif komulatif Proses stitching cacat (%) (%) 1 Loose/Broken stitch Dirty Upper Loose lining Stitching Margin Backstrap miring Stitching Distance Misligned QTR to Vamp Needle Hole Unequal 3 stripe distance Croked logo Jahitan variasi tdk sesuai Stitch not follow gauge Broken metal eyestay Misligned tongue Crooked toe cap Jumlah Universitas Mercu Buana 75
42 Maka Diagram Pareto untuk table diatas dapat digambarkan seperti berikut ini. PARETO CHART Jumlah Cacat Loose/Broken stitch Dirty Upper Loose lining Stitching Margin Backstrap miring Stitching Distance Misligned QTR to Vamp Needle Hole Unequal 3 stripe distance Jenis Cacat Croked logo Jahitan variasi tdk sesuai Stitch not follow gauge Broken metal eyestay Misligned tongue Crooked toe cap kumulatif (%) Gambar4.19 Diagram Pareto pada Proses Stitching Universitas Mercu Buana 76
BAB III METODOLOGI. Proses produksi pada PT. PIN khususnya proses dari bagian upper (cutting
BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Proses produksi pada PT. PIN khususnya proses dari bagian upper (cutting dan sewing) sampai pada bagian assembly akan diubah menjadi suatu sistem produksi yang benar-benar
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Sekunder 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Chingluh Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan sepatu yang berlokasi
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. X L-1
LAMPIRAN 1 Struktur Organisasi P. X L-1 Struktur Organisasi P. X, angerang Banten LAMPIRAN 2 Daftar Wawancara Informan L-2 Wawancara dengan informan A (divisi QIP) Lama bekerja enis Kelamin Umur abatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) merupakan ekspansi dari PT. ADIS Dimension Footwear yang berlokasi di
BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Asia Dwimitra Industri merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jl. Legok - Karawaci KM 6,2 Desa Cijantra, Kecamatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dunia industri yang secara langsung melibatkan perkembangan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah membawa perubahan hampir semua bidang, salah satunya adalah dunia industri yang secara langsung melibatkan perkembangan teknologi dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan, apakah perusahaan tersebut perusahaan perdagangan ataupun perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan perencanaan material. Tanpa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PT. Parkland Word Mayong Jepara 1. Data Umum PT. Parkland Word Mayong Jepara PT. Parkland Word Mayong Jepara, merupakan suatu perusahaan yang bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga menuntut setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar nasional maupun di pasar internasional. Meningkatnya persaingan bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia industri dari waktu ke waktu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan dunia industri dari waktu ke waktu dan persaingan yang ketat antar perusahaan di tuntut untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Profil Perusahaan. 4.1.1 Gambaran Umum PT. Vigano Cipta Perdana. PT. Vigano Cipta Perdana merupakan perseroan terbatas yang terletak di jalan Kebon Pala No. 67E Jakarta Utara,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. PT. Shyang Yao Fung adalah perusahaan industri manufaktur yang
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Shyang Yao Fung adalah perusahaan industri manufaktur yang bergerak di bidang sepatu olahraga yang bermerek Adidas yang memproduksi sepatu untuk pria, wanita,
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. 4.1.1
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Umum Perusahaan PT. Asia Dwi Mitra Industri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufacture, produk yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. informasi dan produksi yang semakin pesat di era globalisasi ini, maka
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan dan persaingan dalam bidang teknologi informasi dan produksi yang semakin pesat di era globalisasi ini, maka persaingan dalam industri
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Pratama Abadi Industri merupakan sebuah industri manufaktur yang memproduksi sepatu untuk berlari (running shoes) yang berlokasi
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN & SARAN
BAB 5 SIMPULAN & SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian, pengolahan data dan analisa yang sudah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulan sebagai berikut : 1. Jenis kecacatan yang terdapat pada proses
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efisiensi, efektifitas dan produktifitas adalah kata-kata yang sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Efisiensi, efektifitas dan produktifitas adalah kata-kata yang sering dilontarkan dalam beberapa dekade belakangan ini, baik dari pihak konsumen pada umumnya maupun
Lebih terperinciTHE FACTORY ORGANISATION
THE FACTORY ORGANISATION Director IT - Department Finance Shipping Human Resources Marketing Manager Chief Merchandiser Merchandisers Sampling Asst. Merchandiser Production Management Production Orders
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA
23 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan Pertama berdirinya PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera di Tangerang adalah melalui tahapan yang begitu kecil. Dalam awal pendiriannya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Just In Time System pada PT. Primarindo Asia Infrastructure Penerapan Just In Time pada PT. Primarindo Asia Infrastructure baru mulai dilakukan pada awal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. waktu menganggur mesin (idle machine) akan semakin berkurang dan secara. otomatis waktu produksi akan semakin cepat.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi era globalisasi, persaingan di dunia industri semakin ketat. Dengan demikian setiap perusahaan harus memiliki suatu sistem yang baik dalam kegiatan
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: PENENTUAN SAMPEL PRODUK LINK BELT MENGGUNAKAN METODE ACCEPTANCE SAMPLING MIL-STD-105E
PENENTUAN SAMPEL PRODUK LINK BELT MENGGUNAKAN METODE ACCEPTANCE SAMPLING MIL-STD-105E Siti Nandiroh 1, Ganang Adi Sulistyawan 2 1 Pusat Studi Logistik dan Optimisasi Industri (PUSLOGIN), Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciLAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 1. SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati
1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
1 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Kerangka Pikir Secara umum, produktivitas dapat diterjemahkan sebagai suatu rasio untuk mengukur kemampuan suatu organisasi atau individu, industri tertentu atau
Lebih terperinciRENCANA PENERIMAAN SAMPEL (ACCEPTANCE SAMPLING)
1 KOMPETENSI Mampu menerapkan rencana penerimaan sampel, baik satu tingkat atau beberapa tingkat, untuk data atribut dan data variabel dengan menggunakan beberapa metode guna menentukan keputusan dalam
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. M Irfan Shoes didirikan oleh Bapak Zul sejak tahun 1998. Pada mulanya bapak Zul hanyalah seorang karyawan biasa yang bekerja membuat sepatu di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Factory) dan tahun 2007 (Workshop) silam. Perusahaan ini memproduksi sepatu untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Chingluh Indonesia adalah salah satu perusahaan sepatu dari Taiwan didaerah Kabupaten Tangerang tepatnya di Cikupa. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 2005
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN HASIL
BAB 4 PEMBAHASAN HASIL 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Asia Dwimitra Industri merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur yang berdiri sejak tahun 2008 dan berlokasi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Buana Indah Kreasi adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi kardus untuk kemasan (karton box) sebagai produk yang dijual. PT. Buana Indah
Lebih terperinciSAMPLING PENERIMAAN ( ACCEPTANCE SAMPLING )
SAMPLING PENERIMAAN ( ACCEPTANCE SAMPLING ) PENDAHULUAN Pengertian dari Sampling Penerimaan : keputusan untuk menerima atau menolak suatu lot atau populasi berdasarkan hasil dari pemeriksaan sebagian lot
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. M Irfan Shoes ini merupakan milik Bapak Zul, sebelum membangun usaha ini pak Zul bekerja sebagai karyawan biasa di perusahaan orang lain. Pada
Lebih terperinciRencana Penerimaan Sampel (Acceptance Sampling) untuk Data Atribut
Rencana Penerimaan Sampel (Acceptance Sampling) untuk Data Atribut 13 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hdp://debrina.lecture.ub.ac.id/
Lebih terperinciUniversitas Kristen Maranatha
Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan setting mesin tepat, sehinggan tidak menyebabkan cacat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Standar-standarnya : 1.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian MULAI STUDI LITERATUR STANDARD NIKE G45 PERSIAPAN MATERIAL DAN PERALATAN STANDARD NIKE G1 HARDNESS TEST DATA SHRINKAGE TEST No KRITERIA (51 55)
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Putra Sejahtera Mandiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang pendaurulangan (vulkanisir) ban. Vulkanisir ban adalah suatu proses perbaikan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
40 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan National Garment merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan barang fashion seperti kaos,kemeja,celana,jaket
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Panarub Industry dahulu bernama CV. PAN ASIA CHEMICAL yang didirikan pada tahun 1968 oleh Bapak Lukas Sasmito yang disahkan secara hukum lewat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disesuaikan dengan jumlah order yang dimiliki oleh suatu industri, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk
Lebih terperinciACCEPTANCE SAMPLING PLANS MUHAMMAD YUSUF IWAN NOEGROHO GALIH DWI AGUNG P BRIAN REYVENDRA P AHMAD AUDREY T. JUIOCAISAR W SYAFIQAR NABIL M.
ACCEPTANCE SAMPLING PLANS MUHAMMAD YUSUF IWAN NOEGROHO GALIH DWI AGUNG P BRIAN REYVENDRA P AHMAD AUDREY T. JUIOCAISAR W SYAFIQAR NABIL M. ILHAMDKA 125060707111002 125060707111004 125060707111009 125060707111022
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Bandar Bunder berada di Jl. Batubara No. 19 Tebing Tinggi. Perusahaan ini bergerak dibidang produksi alat-alat rumah tangga berupa sendok dan
Lebih terperinciBAB II PROFIL UMUM PERUSAHAAN
BAB II PROFIL UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. KMK Global Sports 2 merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri sepatu. Produk yang dihasilkan di PT. KMK Global Sports 2 adalah
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Roda Prima Lancar dahulu bernama PT. Roda Pelita Cycle Industri yang didirikan pada pertengahan bulan Oktober 1982. Perusahaan ini adalah perusahaan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry garmen, dimana perusahaan memproduksi kemeja pria dewasa. Bahan dasar untuk produksi
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA. b. Warna sandal apa saja yang diproduksi oleh CV Rejomanunggal?
LAMPIRAN 1 PERTANYAAN WAWANCARA 1. Perancangan Barang dan Jasa: a. Apa saja macam dan desain pada sandal CV Rejomanunggal? Sebutkan. b. Warna sandal apa saja yang diproduksi oleh CV Rejomanunggal? 2. Kualitas:
Lebih terperinciBAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING
BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian langkah atau prosedur
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan
BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan pembuatan celana jeans yang ditujukan untuk pasaran lokal. Lokasi pabrik tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jadi, yang dimana persediaan ini tentu saja sangatlah perlu untuk selalu. kapasitas produksi yang ditetapkan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, persediaan adalah segala sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan konsumen pada suatu perusahaan. Persediaan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Sinar Makmur 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Produk yang dikatakan berkualitas adalah produk yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Maka dari itu setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menghasilkan produk berupa
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan dan Pengolahan Data. 4.1.1. Profil Perusahaan PT.X merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri sepatu olahraga yang memproduksi untuk perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK
BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHAHULUAN I.1
BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi
Lebih terperinciJALUR SOP DARI ORDER DITERIMA SAMPAI ORDER JADI
JALUR SOP DARI ORDER DITERIMA SAMPAI ORDER JADI NOTE : SETIAP DIVISI WAJIB QUALITY CONTROL DI BAGIAN MASING-MASING KLIEN ORDER BESERTA DP 60% CUSTOMER SERVICE TERIMA ORDER ISI FORM ORDER OLEH KLIEN ACC
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. SEMPEL TUNGGAL MAUPUN GANDA. NAMUN APABILA MASIH TERDAPAT KERAGUAN DAN HARUS
BAB II LANDASAN TEORI. SEMPEL TUNGGAL MAUPUN GANDA. NAMUN APABILA MASIH TERDAPAT KERAGUAN DAN HARUS BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah ANSI/ASQC Rencana penerimaan sample secara manual dapat dilakukan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Akhir 53 53 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan data sekunder 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT Pratama Abadi Industri merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri sepatu olahraga,
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Argo Manunggal Group adalah sebuah organisasi bisnis utama meliputi tekstil, baja, Unggas,Properti, Pertambangan, Energi, pipa PVC, Asuransi, Perkebunan,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan PT. Carvil Abadi adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pembuatan sepatu dan sandal yang mulai berdiri pada bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Visi dan Misi PT Primarido Asia Infrastructure, Tbk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian PT Primarindo Asia Infrastructure, Tbk yang merupakan produsen sepatu dengan merek TOMKIN S. Perseroan ini didirikan pertama kali pada tahun 1988 dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih pesat lagi dengan harapan produk yang dihasilkan mempunyai kualitas maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perindustrian di Indonesia semakin dituntut untuk berkembang lebih pesat lagi dengan harapan produk yang dihasilkan mempunyai kualitas maupun kuantitas
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Tahap Perencanaan Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi sistem manajemen warna di dalam perusahaan. Selama dilakukannya observasi di PT Chun Cherng Indonesia, penulis menemukan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia (Pro Tec) merupakan perusahaan perakit komponen-komponen untuk perusahaan
Lebih terperinciBAB IV. KONSEP PERANCANGAN
BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
51 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, akan dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja sistem pengendalian kualitas yang dilakukan pada saat paling awal yaitu mulai
Lebih terperinciEvaluasi Efisiensi Proses Produksi Sepatu Ardiles Kolonel : A Case Study
Evaluasi Efisiensi Proses Produksi Sepatu Ardiles Kolonel : A Case Study Rivaldo Pratama 1, Debora Anne Y.A. 2 Abstract: PT. X produces Ardiles Kolonel school shoes for kids. Total order for Ardiles Kolonel
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat
Lebih terperinciPERBAIKAN KUALITAS SEPATU DENGAN METODE FIVE WHYS ANALYSIS DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE TBK
Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS PERBAIKAN KUALITAS SEPATU DENGAN METODE FIVE WHYS ANALYSIS DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE
Lebih terperinciADENDUM / AMANDEMEN KESATU ATAS DOKUMEN PENGADAAN SEPATU DINAS PEGAWAI
A. DASAR PERUBAHAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA JALAN JENDERAL A. YANI JAKARTA 13230 KOTAK POS
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa perbandingan setelah menggunakan 5S Penerapan 5S pada PT. TJM Internasional divisi warehouse terutama packing dilakukan dengan melibatkan pihak terkait
Lebih terperinciDAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6
ABSTRAK PT Dhaya Tuhumitra adalah perusahaan penghasil sepatu sandal wanita dengan orientasi pasar ekspor sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat memenangkan
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Menurut sumbernya, data-data yang berhasil dirangkum selama penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi data yang diperoleh dari hasil
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KARTON BOX DI PT. DAYACIPTA KEMASINDO PLANT CIBITUNG
MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KARTON BOX DI PT. DAYACIPTA KEMASINDO PLANT CIBITUNG Oleh: Renny Desiana Sodikin (37413412) Dosen Pembimbing: Arief Nurdini, ST., MT. LATAR BELAKANG Perkembangan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pemilihan Produk Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis memilih meneliti Botol Citra Lasting White 250 ml. Botol Citra 250 ml merupakan botol yang berisikan cairan
Lebih terperinciBAB 1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik dilaksanakan di Perusahaan PT.Hilon Indonesia. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan
Lebih terperinciABSTRAK. Laporan Tugas Akhir. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Sansan Saudaratex Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang garment. Saat ini perusahaan mempunyai permasalahan kualitas pada produk celana yang dihasilkan dimana masih banyaknya jumlah
Lebih terperinciDIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA
DIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN LAPORAN PERJALANAN DINAS KUNJUNGAN LAPANGAN
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Pemanfaatan bahan kulit asli yang dihasilkan dari kulit hewan bisa mempengaruhi kesinambungan kehidupan hewan. Oleh karena itu diharapkan bisa
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DATA
BAB III PENGUMPULAN DATA 3. FASE PENDEFINISIAN 3.. Sekilas tentang Perusahaan PT Batman Kencana merupakan perusahaan manufaktur nasional yang bergerak di bidang produksi balon dan permen. Jenis produk
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN.. Sejarah Perusahaan PT. Pratama Abadi Industri didirikan pada tanggal 2 Juni 989. Perusahaan ini merupakan sebuah industri padat karya yang bergerak
Lebih terperinciPENURUNAN TINGKAT KECACATAN DI PT. MITRA ANUGRAH
Gozali / Penurunan Tingkat Kecacatan di PT. Mitra Anugrah / Jurnal Titra, Vol. 4, No. 2, Juli 2016, pp. 229-234 PENURUNAN TINGKAT KECACATAN DI PT. MITRA ANUGRAH Stephen Gozali Abstract: This study focuses
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Ivana Mery Lestari Matras merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi spring bed. Perusahaan ini berdiri pada tahun
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 2 2017 ISSN 1412-7350 REDUKSI PRODUK CACAT PADA KEGIATAN PENCETAKAN Nismah Panjaitan 1*, Dini Wahyuni 1, Mangara Tambunan 1 1 Departemen Teknik Industri; Fakultas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sempel tunggal maupun ganda. Namun apabila masih terdapat keraguan dan harus
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah ANSI/ASQC Rencana penerimaan sample secara manual dapat dilakukan baik untuk sempel tunggal maupun ganda. Namun apabila masih terdapat keraguan dan harus dilakukan perencanaan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Bapak Tanib S. Cjolia. Pabrik ini didirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sepatu merupakan kebutuhan untuk hampir seluruh elemen masyarakat di Indonesia. Peluang dan prospek pasar yang dimiliki oleh industri sepatu juga cukup baik, mengingat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Cakrawala Elecorindo yang beralamat di Jl. Pancing No. 8 Blok C Komplek Pergudangan MMTC. merupakan salah satu perusahaan yang berbentuk perseroan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada Line 104 Plant 1 yang memiliki nilai NOS Metrics yang paling signifikan perubahannya dari bulan ke bulan selama tahun 2013. Data Penelitian
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di
41 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. SENTRA MAHAKARYA INTEGRA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi alluminium extrusion di Jakarta. Perusahaan ini berkantor di JL. Palmerah
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN)
BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. DADA INDONESIA adalah salah satu anak Grup DADA yang berasal dari Korea Selatan, Grup ini yang memiliki 7 Perusahaan di 4 Negara,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group
Lebih terperinciINFORMASI DAN SPESIFIKASI
INFORMASI DAN SPESIFIKASI Sablon FLOCK Adalah sablon Digital dengan menggunakan kain sintetis yg sudah memiliki perekat. Menggunakan tinta khusus yang tahan air. Menggunakan lem khusus non-water-based
Lebih terperinci