BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
|
|
- Veronika Widya Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada Line 104 Plant 1 yang memiliki nilai NOS Metrics yang paling signifikan perubahannya dari bulan ke bulan selama tahun Data Penelitian diperoleh melalui proses observasi/pengamatan langsung dilapangan pada saat proses produksi berjalan, juga dilakukan wawancara dengan para Value Stream Manager dan Value Stream Supervisor. Berdasarkan kerangka penelitian pada bab sebelumnya, pada penelitian ini dilakukan analisa kinerja produksi dengan menggunakan pendekatan Lean Manufacturing, dengan melakukan perhitungan dan analisa Value Added, Non Value Added, pembuatan Value Stream Mapping dan melakukan perbaikan NOS Metric. 5.1 Jenis aktivitas pada Line 104 Proses pembuatan sepatu khususnya pada line 104 dimulai dengan proses pemotongan material menjadi komponen komponen. Dari hasil pemotongan (cutting) menjadi komponen ini maka komponen komponen tersebut dialirkan ke proses selanjutnya yaitu ke bagian preparation, dimana pada proses preparation ini bertujuan untuk mempersiapkan komponen untuk mempermudah proses jahit (stitching). Selain dialirkan ke proses preparation ada juga komponen dialirkan ke proses screen printing sesuai dengan model atau jenis sepatu. 51
2 52 Dari proses preparation, semua komponen langsung disalurkan ke proses selanjutnya dan siap untuk masuk ke proses stitching atau jahit untuk membentuk komponen upper atau bagian atas sepatu. Setelah proses stitching dan menghasilkan komponen upper maka komponen upper ini siap untuk dialirkan ke proses selanjutnya yaitu proses assembling. Proses assembling merupakan proses penempelan komponen atas sepatu atau upper dengan komponen bawah (alas) dari sepatu yang biasa disebut bottom. Pada proses assembling dimulai degan proses BPM atau Back Part Molding atau pembentukan bagian belakang sepatu (heel) sampai kepada attaching atau penempelan sepatu, press untuk menambah daya lekat lem (adhesive) sampai kepada proses pemasangan tali sepatu dan pembersihan dan siap untuk dikirim Analisis Value Added dan Non Value Added Activity Mengingat fokus dari konsep sistem lean ialah melakukan penghilangan pemborosan maka penelitian ini diawali dengan melakukan analisa terhadap aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah berdasarkan flow process yang telah berjalan,. Berikut uraian proses yang berjalan yang dikelompokkan kedalam proses cutting, preparation, stitching dan assembling serta identifikasi proses yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah yang bisa dijadikan usulan perbaikan pada penelitian ini. Tabel 5.1. Flow Process Line 104
3 53 NO Grouping Process Cutting Process Actual M/P Machine Type Machine Quantity Value Added /Non Value Added Cutting Subcont : Quarter L/M 1 CT-Bm 1 VA Cutting Leather : Vamp, Tip, Mudguard L/M, Eyestay Bottom, Foxing Cutting Syntetic : Swoosh L/M, Vamp Olay #1, Vamp Olay #2 L/M, Foxing Ulay, Backtab O'lay, Quarter Olay L/M, Collar External, Mudguard Ulay L/M, Quarter L/M Cutting Textile : Collar Lining, Tongue Lining, Tongue Top, Tongue Bottom, Vamp Lining, Quarter Lining, Eyestay Ulay Reinf L/M, Vamp Olay Reinf#2 L/M, Quarter Olay Reinf #1 L/M, Tip Reinf, Foxing Reinf, Swoosh Reinf L/M, Collar External Reinf, Quarter Olay Reinf L/M, Collar Foam, Collar Backer Foam, Toe Box, Stroble Sock 3 CT-Sw 3 VA 2 Ct-Bm 2 VA 3 Ct-Bm 3 VA 5 Suplay Subcont 1 VA 6 Setting Component Cutting 1 NNVA 7 Setting Tongue & lining 1 VA 8 Buffing : Med Quarter, Foxing, Tip 1 Buff 1 VA 9 M-Skiving : Tip, Vamp, NVA (Cukup 5 M-Skiv 2 Foxing, Quarter L/M 4 Operator) 10 Collar Foam #2 1 Grind 1 VA 11 Preparation#1 Screen Vamp 1 Tbl Scr 1 NVA 12 Screen Lat & Med Quarter 2 Tbl Scr 2 VA 13 Roll 709 & Plc Foxing R/f to Foxing 1 Roll 1 VA 14 Roll 709 & Plc U-Throat R/f L/M to Vamp 1 Tbl 1 VA 15 Solder Toe Box to Tip 1 Sld 1 VA 16 Press Toe Box to Tip 1 P-Fuss 1 VA 17 St Tip to Vamp 2 P2 2 VA 18 St Collar Lining Edge 1 F1 1 VA 19 Roll 709 Collar Lining Side Area 1 Roll 1 VA NO Grouping Process Tabel 5.1. Flow Process Line 104 Process Actual M/P Machine Type Machine Quantity Value Added /Non
4 54 Value Added 20 Press Size Label to Tongue Lining 1 P-Size 1 VA 21 St Tongue Lace Loop to Tongue Face 1 F1 1 VA 22 St Tongue Lining to Tongue Face #1 (top area) 2 F1 2 VA 23 St Tongue Top Label #1, #2 to Tongue Lining 1 F1 1 VA 24 St Tongue Lining to Tongue Face #2 (side area) 2 F1 2 VA 25 Roll Hot Melt Tongue Foam Roll 1 VA 26 Plc Tongue Foam to Tongue & 1 Tongue Lining Reverse Tbl 1 VA 27 Spray on Tongue Spray 1 VA 28 2 Preparation St Tongue Edge #1 P2 2 VA 29 Roll 730 & Plc Quarter R/f L/M to Lat/Med Quarter 2 Roll 1 VA 30 Press Fussing Quarter R/f L/M to Lat/Med Quarter 1 P-Fuss 1 VA 31 Dott 709 & Plc Eyestay Webbing to Lat/Med Quarter 3 Dott 1 VA 32 St Box at Lat & Med Quarter Small through eyestay webbing (Top 5 PLK & Bottom) 5 VA 33 Trimming Thread 3 Tbl 3 VA Preparation #2 Preparation #3 Placing Vamp Lining & Eyestay Facing to Pallet St Vamp Lining O'lay L/M (bottom edge) to Vamp Lining 2 Tbl 2 VA 1 Small PLK 2 VA Dott 709 Quarter L/M 1 Dott 1 VA Placing Vamp Lining to Quarter L/M St Eyestay Facing Lat/Med to Vamp Lining (top&edge) #1 St Eyestay Facing Lat/Med to Vamp Lining (top&edge) #2 1 Tbl 1 VA 5 P1 5 VA 2 P1 2 VA St Vamp to vamp Lining 4 P1 4 VA St Bartag Top Eyestay & Vamp/Qtr 2 P1 2 VA St Lat/Med Quarter to Vamp & Small 2 Vamp Lining PLK 2 VA St join Lateral Quarter to Medial Quarter 2 F1 2 VA Folded join Lateral Quarter to Medial Quarter 1 Fld2 1 VA Tabel 5.1. Flow Process Line 104 NO Grouping Process Process Actual M/P Machine Type Machine Quantity Value Added /Non
5 55 Value Added 45 St Foxing O'lay to Upper 3 P2 3 VA 46 Dott 709 on Vamp Lining inside 1 Dott 1 VA Flattening while attaching it to upper 1 Tbl 1 VA Setting Input 1 VA 49 St Collar Lining to Upper 4 P1 4 VA 50 St Heel Counter to upper 2 P1 2 VA 51 Roll 709 collar Foam & attaching collar Foam #1 #2 & Attaching to collar Lining 2 Roll 1 VA 52 Spray Upper rear 1 Spray 1 VA 53 Collar Lining Reverse 2 Tbl 2 VA 54 Stitching St Upper Bottom Edge Margin 2 P1 2 VA 55 St Quarter/Foxing Lat & Med to Lining (Padding #2) 2 P2 2 VA 56 Trimmimg 1 Tbl 2 VA 57 Eyestay Holes Punching 1 Pch 1 VA 58 St Tongue to Upper 2 PLK Small 2 VA 59 Cleaning Upper 1 Tbl 2 VA 60 Insert Shoe Lace 4 Tbl 4 VA 61 Setting Input Lasting 1 VA 62 St. Gathering 1 Gtr 1 VA 63 Counter Activator Hot Mold H-Act 2 VA 64 Back Part Moulding Cold air 1 Bag Type BPM 2 VA 65 St. Strobel 2 Str 2 VA 66 Upper Conditioning 1 U-Con 1 VA Assembling 67 Toe Box Activator 1 T-Act 1 VA 68 Suply Laste 1 VA 69 Laste Preparation 1 VA 70 Insert Last to upper 2 I-Last 2 VA 71 Heel Heater H-Heat 1 VA 72 Heel Setting & Check heel heigh 1 H-Last 1 VA NO Grouping Process Tabel 5.1. Flow Process Line 104 Process Actual M/P Machine Type Machine Quantity Value Added/Non
6 56 73 Shoe Lace Tighten + Lat&Med Side Pressing 2 shoe lace tightening Value Added Activity 2 VA 74 Heat Setter Chamber Heat 1 VA 75 Supply O'Sole 1 VA 76 Seting Outsole dan Upper 1 Tbl 1 VA 77 Gauge Manual Toe & Heel Area 1 Tbl 1 VA 78 Gauge Marking 2 G-Mark 2 VA 79 Hand Grinding Leather Area & Brushing 3 Grind 3 VA 80 Upper Cleaning 1 VA 81 O'Sole Primer & Upper Primer 4 VA 82 Chamber for Drying #1 Cvy/cham VA Bottom Cementing Upper Cementing 2 2 ber cementing 1 VA VA 85 Chamber for Drying #2 VA 86 Bottom to Upper Attaching 4 VA 87 Universal Press 1 P-Univ 1 VA 88 Cooling Chamber Chill 1 VA 89 Open Shoe Lace 1 Tbl 1 VA 90 Delasting & Grinding Laste 1 D-Last 2 VA 91 Cleaning Shoes 1 Cvy VA 92 Check & repair Bounding gap 1 Cvy VA 93 Sockliner Cementing & insert Sockliner 1 Roll 1 VA 94 Sockliner Pressing 1 P-Sc 1 VA 95 Make & Insert Shoe Foot Foam 2 Tbl 1 VA 96 Finishing Adjust Shoe Lace 2 Cvy VA 97 Pre QC 2 NVA 98 Check Quality 1 Cvy VA 99 Metal detector MtD 1 VA 100 Folding Box 1 Tbl 1 VA 101 Wrapping 1 Cvy VA 102 Checker/Adm 1 Tbl 1 VA 103 Packing to Outer Box 1 VA Tabel diatas memberikan informasi mengenai proses proses yang berjalan pada line produksi 104, jumlah manpower yang dibutuhkan untuk setiap proses, dan
7 57 jumlah mesin serta jenisnya. Setelah dilakukan pengamatan untuk proses yang sedang berjalan, maka dilakukan identifikasi untuk setiap proses yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Berdasarkan data diatas, terdapat 3 macam improvement yang dapat dilakukan yaitu, Eliminate, Combine dan Reduce dalam hal ini mengurangi jumlah Manpower pada proses produksi jika ada yang tidak bernilai tambah dan berikut Summary improvement pada masing masing pengelompokan proses. Tabel 5.2 Summary Non Value Added Activity Improvement Cutting Preparation Sewin g Assembling Finishing Eliminate - Screen Vamp Combine - Setting component process M-Skiving : Tip, Reduce manpower - Vamp, Foxing, Quarter L/M - - Pre QC Sumber : Data diolah Penulis, 2014 Proses Setting component cutting merupakan aktivitas Necessary Non Value Added dimana aktivitas ini dikategorikan kedalam aktivitas Non Value Added karena pada proses selanjutnya ada proses Setting Tongue dan Lining yang juga merupakan proses setting komponen dan diusulkan untuk menggabungkan kedua proses ini sehingga tidak terjadi pemborosan Over Processing. Untuk proses Matrix Skiving pada saat dilakukan gemba terdiri dari 5 operator dimana 4 operator melakukan proses skiving untuk komponen Tip, Vamp, Foxing dan Quarter L/M dan 1 orang untuk menyusun dan merapikan. Setelah melakukan trial bersama dengan tim Industrial Engineering untuk menghitung cycle time untuk proses ini, maka diusulkan untuk mengurangi 1 orang yang menyusun dan merapikan
8 58 komponen yang telah diskiving dan setiap operator yang melakukan skiving itulah yang akan menyusun dan merapikan sendiri hasil kerja mereka. Demikian pun dengan proses Screen Vamp, diusulkan untuk dihilangkan dengan merubah bentuk film screen dari screen logo pada vamp, sehingga pada saat dilakukan screen logo di inhouse printing secara otomatis screen untuk vamp pun akan ada. Untuk Proses Pre-QC merupakan pemborosan jika ada 2 operator yang melakukan cek quality pada pada proses ini karena setelah proses ini adalagi check quality yang dilakukan oleh team QC sehingga ini juga termasuk kedalam salah satu jenis pemborosan yaitu Over Processing, jadi diusulkan untuk mengurangi operator proses Pre-QC menjadi 1 orang saja. Semua proses yang dieliminasi, digabungkan ataupun mengurangi operator sebelum diusulkan telah dilakukan trial atau uji coba bersama tim terkait yaitu tim Industrial Engineering, NOS Production dan VSS dari line 104. Dari hasil identifikasi proses yang tidak bernilai tambah didapatkan efisiensi proses produksi yang dapat mengurangi 4 orang manpower dan menghilangkan 2 proses produksi dan dengan adanya improvement ini maka line produksi akan sedikit lebih ramping dari sebelumnya Urutan aktivitas dalam line (Pembuatan Current Value Stream Mapping) Current Value Stream Mapping merupakan gambaran dari proses produksi yang berlangsung dalam sebuah line yang meliputi aliran informasi dan material. Current Value Stream Mapping diperlukan sebagai langkah awal dalam proses identifikasi pemborosan dengan penggolongan proses yang bernilai tambah dan tidak
9 59 bernilai tambah pada line produksi dan juga lead time yang digunakan selama proses produksi serta WIP yang terdapat disetiap stasiun kerja. Model yang diamati dalam proses pembuatan VSM ini ialah model Nike Court Shuttle. Gambar 5.1 Current Value Stream Mapping Line 104 Gambar diatas merupakan kondisi line produksi pada saat dilakukan observasi atau gemba. Proses dimulai dari order yang diterima oleh bagian BU (Business Unit) dari kostumer kemudian dikirim ke bagian Planning atau PPIC melalui . Bagian PPIC kemudian membuat SPK untuk setiap bagian yang terkait seperti warehouse (MRP) untuk pemesanan material, produksi termasuk bagian cutting, preparation, stitching dan assembling, stockfit untuk proses bottom, dan support
10 60 departemen lain yang membutuhkan data jenis/model sepatu yang akan diproduksi. Setelah semua order telah selesai diproduksi maka langsung dikirim ke gudang Finish Good dan siap untuk dikirim. Gambar diatas pun dengan jelas menginformasikan waktu yang digunakan setiap proses produksi dan jumlah inventory yang ada pada setiap proses dan ini tentunya sangat memudahkan untuk melakukan perbaikan terutama dalam hal penghilangan pemborosan Pembahasan Berdasarkan indikator NOS Metric Lead Time (Penggambaran Future Value Stream Mapping) Dalam pembuatan Future Value Stream Mapping (FVSM), sama halnya dengan pembuatan Current Value Stream Mapping, dan berikut Future State Mapping yang diinginkan :
11 61 Gambar 5.2 Future Value Stream Mapping Line 104 Berdasarkan pada Future Value Stream Mapping diatas, bagian yang mengalami perubahan ialah perubahan jumlah inventory pada setiap substation, dimana seperti yang dijelaskan pada bab kajian teori bahwa salah satu dari 7 jenis pemborosan ialah inventory, maka jumlah inventory pada setiap substation FVSM direncanakan hanya ada 312 pasang (2 Lot basis) dalam setiap substation cutting, preparation, stitching/sewing dan assembling, sedangkan untuk support team seperti vendor, computer stitching dan stockfit hanya akan ada inventory sebanyak 624 pasang (4 Lot basis). Pada FVSM ini pun akan diterapkan permintaan material berdasarkan kanban sehingga sistem yang dijalankan adalah sistem tarik (Pull
12 62 System) dan bukan sistem dorong (Push System) lagi. Hal ini untuk menghindari inventory yang tidak merata pada setiap substation. Selain perubahan jumlah inventory, juga dilakukan perubahan lead time mulai dari lead time penyimpanan material pada staging area sampai pada proses finishing sepatu yang siap dikirim ke gudang finish good. Untuk Lead time material pada staging area diubah dari 1 hari menjadi setengah hari saja, kemudian lead time proses setiap substation juga mengalami perubahan seperti yang terlihat pada Gambar 5.2, sehingga lead time produksi akan mengalami penurunan dari 2,18 hari menjadi 1,75 hari First Time Through Dari serangkaian proses produksi diatas, didapatkan data defect (rework) yang selama 1 bulan masa penelitian sbb : Data berikut merupakan beberapa tipe defect yang ditemukan pada line produksi 104 mulai dari proses cutting sampai pada proses finishing. Dari total output yang dihasilkan ada sebanyak pcs sepatu ditemukan ada 1602 pcs sepatu atau 7,46% yang reject.
13 63 Tabel 5.3 Data Defect September 2014 Type of Defect Number of pcs % 1.70 Stain Upper Pouncing Tersumbat Stain Outsole Stain Shoe lace Over Cement Poor trimming Crooked Diff Toe/ Heel Line up Bond gap O/s to U/p Bond gap O/s to M/s Wrinkle Collar Shape Broken stitching Over buffing Open Throat Other 0 Total Defect ,46 Output (Sumber : Departemen Quality PT. Asia Dwimitra Industri, 2014) Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa tipe defect yang ditemukan pada saat proses produksi antara lain stain upper, stain on outsole, bond gap, over cementing, dll dan defect yang paling sering terjadi ialah stain upper dimana terdapat kotoran pada upper sepatu yang sudah sampai pada proses finishing. Seperti yang dijelaskan pada bab teori dimana FTT merupakan nilai dari salah satu pengukuran NOS Metrik yang didapatkan dari perbandingan output produksi dan data defect maka dari berbagai tipe defect (rework) diatas akan diambil tipe defect
14 64 yang paling sering ditemukan dan dicari penyelesaian masalahnya dengan menggunakan metode Fish Bone. Gambar 5.3 Fishbone Diagram Defect Stain Upper Dari analisis permasalahan dengan menggunakan diagram fishbone diatas dapat dilihat bahwa pada umumnya operator masih kurang kepedulian akan kebersihan diarea kerja baik itu kebersihan mesin maupun lingkungan kerja disekitarnya. Karena pada saat dilakukan observasi kita masih menemukan makanan yang diletakkan dekat komponen, mesin yang berdebu, dan alat bantu kerja pada area proses cleaning tidak diganti sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh SOP. Untuk itulah penerapan 5S harus lebih ditingkatkan lagi dimana tidak hanya pada saat akan dilaksanakan audit 5S saja baru membersihkan tetapi harus dibuatkan jadwal piket setiap 2x sehari, dan operator juga harus konsisten menjalankan dan mengisi form autonomous maintenance untuk setiap mesin yang ada.
15 Built To Schedule dan Productivity Untuk BTS sendiri juga telah dijelaskan bahwa nilai BTS didapatkan dari perbandingan dari total output dan schedule yang telah dibuat oleh tim PPIC. Demikian pula dengan productivity yang merupakan perbandingan dari output produksi dan jumlah manpower pada line tersebut, dan berikut grafik dari planning yang dibuat oleh tim PPIC dibandingan dengan aktual yang dihasilkan oleh produksi selama melakukan penelitian week 1 week 2 week 3 week 4 Gambar 5.4 Grafik Production Output vs Actual Line 104 Jika dilihat dari data grafik diatas sangat jelas memberikan informasibahwa selama 1 bulan melakukan penelitian ini didapatkan data output produksi yang tidak pernah mencapai target. Diagram Fishbone berikut merupakan hasil temuan pada saat melakukan gemba penyebab terjadinya masalah ini.
16 66 Gambar 5.5 Fishbone Diagram Output Produksi vs Output Planning Diagram Fishbone diatas memberikan informasi bahwa permasalahan output yang tidak mencapai target selama dilakukan penelitian pada umumnya ialah absensi karyawan yang tinggi, skill manpower rendah dan waktu yang diperlukan untuk menunggu spare part dari mesin yang rusak sehingga operator harus menggunakan mesin yang sama bersama dengan line yang lain dan ini tentunya juga akan mempengaruhi produktivitas dari line produksi yang lain. Usulan untuk perbaikan ini terutama untuk skill manpower ialah memberikan training kepada operator yang hanya memiliki 1 skill saja sehingga mereka menjadi multi skill sehingga jika ada karyawan yang absen pada line ini maka operator tersebut dapat menggantikan pekerjaannya, dan tentunya metrics skill harus tetap di update dan harus bekerjasama dengan tim HRD untuk memberikan kompensasi untuk
17 67 karyawan yang memiliki skill yang berbeda sehingga ini juga bisa menjadi motivasi bagi karyawan. Untuk permasalahan spare part, diusulkan untuk recycle spare part yang masih bisa digunakan dengan mengganti beberapa komponen dari spare part tersebut sementara menunggu yang baru datang, mungkin ini hanya untuk mesin mesin tertentu saja tetapi minimal ini bisa menjadi solusi dalam meningkatkan produktivitas line New Grapich of FTT, BTS and Productivity Sesuai dengan perhitungan NOS Metrik yang dijelaskan pada Bab Kajian Literatur, maka didapatkan grafik terbaru dari komponen NOS Metrics sbb : 91% 90% 89% 88% 87% 86% 85% 84% 83% 82% Actual Target Gambar 5.6 Grafik First Time Through September 2014 Gambar 5.7. merupakan grafik dari FTT line 104 selama dilakukan penelitian yaitu selama bulan September Dapat dilihat masih belum tercapainya target namun dengan adanya usulan yang diberikan berdasarkan penelitian yang dilakukan, diharapkan akan memberikan perubahan yang baik dan dapat meningkatkan nilai FTT sehingga target yang ditetapkan dapat tercapai.
18 68 91% 90% 89% 88% 87% 86% 85% 84% Actual Target Gambar 5.7. Grafik Built to Schedule September 2014 Grafik di atas merupakan grafik dari nilai BTS selama bulan September, disini dapat dilihat belum tercapainya target karena jumlah output yang dihasilkan oleh line 104 belum sesuai dengan target yang direncanakan oleh tim PPIC, dan dari penelitian yang dilakukan diusulkan untuk melakukan beberapa improvement sesuai dengan analisa yang sudah dilakukan.
19 Gambar 5.8 Grafik Lead Time September 2014 Grafik di atas merupakan nilai dari NOS Metrik selama melakukan penelitian, dan dapat dilihat bahwa nilai FTT adalah 85% dari target 90%, demikian juga halnya dengan BTS yang mencapai angka 86% dari target 90% serta Lead Time yang dapat dikurangi dari pembuatan Future Value Stream Mapping. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dan diterapkannya beberapa usulan yang diberikan akan dapat meningkatkan angka NOS Metrics. 5.3 Perbandingan dengan Kajian Studi Sebelumnya Penelitian ini dibuat berdasarkan literatur - literatur yang ada, salah satunya adalah penelitian terdahulu yang mengimplementasikan konsep Lean Manufacturing untuk mengidentifikasi pemborosan dengan metode Value Stream Mapping untuk
20 70 menungkatkan produktivitas pada proses produksi. Kesamaan penelitian Kurniawan (2012) dengan penelitian ini adalah: - Penggunaan Value Steam Analysis Tools untuk mengidentifikasi pemborosan untuk meningkatkan produktivitas pada produksi sepatu, sehingga proses produksi lebih efektif dan efisien. - Pemetaan Value Stream Mapping sangat membantu dalam perencanaan perbaikan aktivitas produksi dan dapat mengurangi pemborosan. Selain Kurniawan (2012), ada juga beberapa penelitian sebelumnya yang menggunakan konsep Lean Manufacturing dalam beberapa proses produksi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi seperti Prayogo (2013) yang melakukan identifikasi pemborosan dengan menggunakan Value Stream Mapping dan hasil dari identifikasi ini dapat menurunkan tingkat pemborosan jenis Transportation sebanyak 39.98%, dan jenis pemborosan Waiting dapat diturunkan sebanyak 70,34%. Andini (2012) juga menggunakan pendekatan konsep Lean Manufacturing dalam peningkatan efisiensi pada system produksi pembuatan kaca. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa jenis pemborosan yang terjadi di lantai produksi ialah defect sebanyak 1,65%, over production sebanyak 3,65% dan excess process dengan nilai 3.15%. Dari beberapa penelitain terdahulu tersebut diatas, jika dikaitkan dengan hasil penelitian yang dilakukan selama sebulan ini pada umumnya memberikan hasil yang baik, dimana dengan ditemukannya pemborosan pada setiap line produksi dan
21 71 dilakukan upaya untuk menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah, akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses produksi Implikasi Temuan dan Manfaat Bagi Perusahaan Dalam upaya perbaikan aktivitas dengan mengindentfikasi pemborosan yang berdasar pada aktivitas yang tidak bernilai tambah untuk meningkatkan angka atau nilai dari NOS Metric yang merupakan indikator dari keberhasilan sebuah line produksi pada PT. Asia Dwimitra Industri, maka berikut beberapa pemaparan implikasi temuan bagi perusahaan antara lain : 1. Perlu diadakan sosialisasi kepada bagian produksi untuk menerapkan perbaikan aktivitas sehingga proses produksi lebih efisien dan efektif. 2. Perbaikan aktivitas ini dilakukan dengan cara eliminate, combine dan reduce tiap aktivitas. Untuk hal ini perlu dilakukan analisis bersama dengan tim produksi untuk menggabungkan beberapa proses dengan dukungan dari skill team member. 3. Melanjutkan improvement aktivitas dengan melakukan training untuk team member dan menerapkan proses yang otomation mengganti proses manual. 5.5 Keterbatasan Penelitian dan Dampak Terhadap Generalisasi Temuan Keterbatasan penelitian menimbulkan dampak bagi hasil penelitian yang dilakukan. Penulis menyadari masih adanya keterbatasan dalam penelitian yaitu sbb :
22 72 1. Penelitian hanya dilakukan pada 1 Line produksi saja dengan model yang diproduksi pada saat melakukan observasi ialah Nike Court Shuttle, sehingga tidak menutup kemungkinan hasil penelitian ini tidak dapat diterapkan pada produksi sepatu model yang lain karena urutan proses setiap model sepatu berbeda. 2. Penelitian difokuskan pada line produksi saja sehingga pemborosan yang ditimbulkan diluar proses produksi seperti system MRP ataupun sistem pengiriman yang ada dalam Value Stream Mapping tidak diidentifikasi. 3. Penelitian difokuskan kepada potensi perbaikan sederhana sehingga tidak melibatkan investasi pengadaan mesin sehingga potensi perbaikan yang lebih besar tidak diidentifikasi.
BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) merupakan ekspansi dari PT. ADIS Dimension Footwear yang berlokasi di
BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Asia Dwimitra Industri merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jl. Legok - Karawaci KM 6,2 Desa Cijantra, Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Sekunder 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Chingluh Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan sepatu yang berlokasi
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN HASIL
BAB 4 PEMBAHASAN HASIL 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Asia Dwimitra Industri merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri manufaktur yang berdiri sejak tahun 2008 dan berlokasi
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... SURAT KETERANGAN PENELITIAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... SURAT KETERANGAN PENELITIAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK.....
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Umum Perusahaan PT. Asia Dwi Mitra Industri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufacture, produk yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari pembobotan yang dilakukan terhadap pemborosan (waste)
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL. material dalam sistem secara keseluruhan. Value stream mapping yang
BAB V ANALISIS HASIL Bedasarkan Data yang telah diolah pada Bab sebelumnya maka analisis hasil yang akan dijelaskan dibawah ini. 5.1 Analisa Current State Mapping Value stream mapping merupakan awal untuk
Lebih terperinciMulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu rangkaian kerangka pemecahan masalah yang dibuat secara sistematis dalam pemecahan masalah yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISIS
BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Temuan Utama dan Hasil Pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat dinyatakan bahwa temuan utama dalam penelitian ini adalah terjadinya pemborosan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. X L-1
LAMPIRAN 1 Struktur Organisasi P. X L-1 Struktur Organisasi P. X, angerang Banten LAMPIRAN 2 Daftar Wawancara Informan L-2 Wawancara dengan informan A (divisi QIP) Lama bekerja enis Kelamin Umur abatan
Lebih terperinciBAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%
BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi
Lebih terperinciMaya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University
RANCANGAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG MENGGUNAKAN 5-S SYSTEM DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION (STUDI KASUS: DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi penjelasan tahap-tahap yang dilalui penulis dalam menyusun penelitian. Tahap-tahap tersebut adalah tahap awal penelitian, tahap pengumpulan data,
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini akan dilakukan pembahasan data yang sudah diperoleh untuk menganalisa pembuatan Value Stream Mapping di line Fr. Frame X. Pembahasan dan hasil analisa berdasarkan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi merupakan proses yang berkenaan dengan pengubahan input menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk menghasilkan produk-produk fisik.
Lebih terperinciPenurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study
Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Maria Natalia 1, Nyoman Sutapa 2 Abstract: The thesis discusses the value added and non-value added of the
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi proses penerimaan order sampai dengan proses packing dengan mengeliminasi non-value added activities (aktivitas yang tidak bernilai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Proses produksi pada PT. PIN khususnya proses dari bagian upper (cutting
BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Proses produksi pada PT. PIN khususnya proses dari bagian upper (cutting dan sewing) sampai pada bagian assembly akan diubah menjadi suatu sistem produksi yang benar-benar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PERBAIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN SUSU
IDENTIFIKASI PENYEBAB KETERLAMBATAN WAKTU PERBAIKAN MESIN PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DI PERUSAHAAN PENGOLAHAN SUSU TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Akhir 53 53 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan data sekunder 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT Pratama Abadi Industri merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri sepatu olahraga,
Lebih terperinci5 BAB V ANALISA DAN HASIL
5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kanban Banyaknya kartu kanban yang diperlukan dihitung dengan rumus (Arnaldo Hernandez, 1989): Banyaknya Kanban = Permintaan Harian X Faktor Pengamanan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap,
Lebih terperinciPenerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56
Petunjuk Sitasi: Patrisina, R., & Ramadhan, K. M. (2017). Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56. prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C131-135). Malang: Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Penelitian tentang penerapan Value Stream Maping ini dilakukan di PT. XYZ, Plant Daan Mogot. Untuk itu penulis akan membahas sekilas
Lebih terperinciUsulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas
Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x ABSTRAK... xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar
Lebih terperinciPerbaikan Tata Letak Fasilitas Cell Produksi Dengan Menggunakan Work Cell in Proses Layout Untuk Meningkatkan Effisiensi Cell 8 di PT.
Perbaikan Tata Letak Fasilitas Cell Produksi Dengan Menggunakan Work Cell in Proses Layout Untuk Meningkatkan Effisiensi Cell 8 di PT. Shyang Yao Fung Nelfiyanti 1), Ribut Sulasmini 2) Fakultas Teknik
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Edosomwan, J.A., Integriting Productivity and Quality Management., 2 nd Edition. Marcel Dekker, Inc.
DAFTAR PUSTAKA AbuShaaban, Mohammed Sufian. 0. Wastes Elimination as the First Step for Lean Manufacturing "An Empirical Study for Gaza Strip Manufacturing Firms". Business Administration Thesis.The Islamic
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENERAPAN METODE LEAN SIGMA UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA QUALITY, COST DAN DELIVERY PRODUK SUNVISOR ASSY DI PT. APM ARMADA AUTOPARTS
TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE LEAN SIGMA UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA QUALITY, COST DAN DELIVERY PRODUK SUNVISOR ASSY DI PT. APM ARMADA AUTOPARTS Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pengamatan dan penelitian yang di lakukan di Pilot Line di Plant 2, menunjukkan data sebagaimana terlampir di bawah ini. Data tahun 2014 belum
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL. penerimaan pegawai Secara keseluruhan, berdasarkan hasil wawancara dan mekanisme
BAB V ANALISIS HASIL Bedasarkan Data yang telah diolah pada Bab sebelumnya maka peneliti melakukan analisis hasil yang akan dijelaskan dibawah ini. 5.1 Analisa current state mapping Value stream mapping
Lebih terperinci31 Gambar diatas menjelaskan secara sederhana bahwa inti dari sistem Lean ialah melakukan penghilangan terhadap proses proses yang dianggap tidak memb
BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori A. Lean Manufacturing Lean Manufacturing bisa didefinisikan sebagai: Pendekatan sistematis untuk mengidentifikasikan entifikasikan dan mengeliminasi
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan dan Pengolahan Data. 4.1.1. Profil Perusahaan PT.X merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri sepatu olahraga yang memproduksi untuk perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, tantangan utama bagi setiap perusahaan adalah menyediakan produk sesuai dengan ekspektasi customer. Maka, sangat penting bagi perusahaan untuk
Lebih terperinciPendahuluan. I.1 Latar belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar belakang PT. Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi tas. Proses produksi tas di PT. EMPI dilakukan melalui beberapa tahap yaitu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil
Lebih terperinciI.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tahun ke tahun, perkembangan dunia bisnis mengalami peningkatan yang mengakibatkan perusahaan terus bersaing untuk menawarkan produk berkualitas sesuai keinginan konsumen.
Lebih terperinciPermasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.
PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah
Lebih terperinciIMPLEMENTASI LEAN MANUFACURING PADA PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN PERSEDIAAN
IMPLEMENTASI LEAN MANUFACURING PADA PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN PERSEDIAAN Filscha Nurprihatin 1*, Charles Darvin 1, Gidion Karo-Karo 1, Dino Caesaron 1 1 Program Studi Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu sektor industri di Indonesia yang memiliki potensi perkembangan yang tinggi. Menurut Kementerian Perdagangan dan Perindustrian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. ASJ merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri sandal, berlokasi di kota Bandung, Jawa Barat. CV. ASJ memproduksi sandal pria dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu ketat. Agar dapat memenangkan persaingan tersebut perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia industri dari waktu ke waktu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan dunia industri dari waktu ke waktu dan persaingan yang ketat antar perusahaan di tuntut untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Jurnal dan referensi diperlukan untuk menunjang penelitian dalam pemahaman konsep penelitian. Jurnal dan referensi yang diacu tidak hanya dalam negeri namun juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep
Lebih terperinciB A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1
B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada
Lebih terperinciOPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS
OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS Yosua Caesar Fernando 1 dan Sunday Noya 2 Abstract: Meminimalkan pemborosan dalam proses produksi adalah salah satu tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing untuk meningkatkan strategi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 berikut:
Lebih terperinciAvissa Bonita, Rispianda Gita Permata Liansari. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung.
Reka Integra ISSN 2338 508 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 2 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 205 USULAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN PADA LANTAI PRODUKSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kedirgantaraan terutama dalam proses perancangan dan pembuatan komponen pesawat
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Era globalisasi menuntut segala aspek kehidupan seluruh masyarakat untuk berubah, lebih berkembang dan maju. Salah satu mekanisme yang menjadi ciri globalisasi dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya industri manufaktur di Indonesia menuntut para pelaku industri untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan produk agar mampu bersaing dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih
Lebih terperinciABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.
Lebih terperinciQolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3
RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MEMINIMASI WAITING TIME PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING (STUDI KASUS: PT AGRONESIA DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET) 1
Lebih terperinciLean Thinking dan Lean Manufacturing
Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah dunia industri yang secara langsung melibatkan perkembangan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah membawa perubahan hampir semua bidang, salah satunya adalah dunia industri yang secara langsung melibatkan perkembangan teknologi dalam
Lebih terperinciIndustrial Management Identifikasi dan Eliminasi Waste pada Proses Receiving di Gudang Logistik
Industrial Engineering Journal Vol.5 No.2 (2016) 38-45 ISSN 2302 934X Industrial Management Identifikasi dan Eliminasi Waste pada Proses Receiving di Gudang Logistik Program Studi Manajemen Logistik, Politeknik
Lebih terperinciAPLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK
APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK Krisna Ardi Wibawa, I Nyoman Pujawan Program Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12 A Surabaya E-mail: WibawaCTI@yahoo.com
Lebih terperinciANALISIS PROSES PRODUKSI MODULE CONDENSOR MENGGUNAKAN METODE LEAN MANUFACTURING DENGAN PENDEKATAN SIMULASI DI PT. XYZ
ANALISIS PROSES PRODUKSI MODULE CONDENSOR MENGGUNAKAN METODE LEAN MANUFACTURING DENGAN PENDEKATAN SIMULASI DI PT. XYZ Evi Febianti 1), Bobby Kurniawan 2), Ian Alviansyah 3) 1),2),3 ) Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri makanan
Lebih terperinciUPAYA PENGURANGAN PEMBOROSAN DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING
UPAYA PENGURANGAN PEMBOROSAN DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING Arik Hariyanto 1) dan Dwi Iryaning Handayani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Panca Marga Probolinggo
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN ii HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR.. iii TANDA LULUS MEMPERTAHANKAN TUGAS AKHIR iv PENGESAHAN PENELITIAN v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR. vii DAFTAR ISI x
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL OLAH DATA
BAB V ANALISIS HASIL OLAH DATA 5.1 Analisis hasil Current State Value Stream Mapping Dari Current State Value Stream Mapping yang telah dibuat diketahui bahwa ada setidaknya 10 gate yang didalamnya masing-masing
Lebih terperinciMINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING
MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Teknik Industri STEFANUS ANJASMORO PRIHANTOKO
Lebih terperinciVALUE STREAM MAPPING PROSES OPERASIONAL UNIFORM DI PT. X
VALUE STREAM MAPPING PROSES OPERASIONAL UNIFORM DI PT. X Rachel Novia Pornomo 1, I Nyoman Sutapa 1 Abstract: The research was done at Compensation and Benefits Services are part of the Human Resources
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan terus tumbuh. Segmen yang menjanjikan yaitu pasar minuman ringan. Pasar minuman ringan di Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menyelesaikan produk sesuai due date merupakan hal yang penting untuk dipenuhi dalam suatu industri. Hal tersebut berpengaruh terhadap kepuasan dan kepercayaan
Lebih terperinciImplementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan
Petunjuk Sitasi: Eddy, & Aswin, E. (2017). Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C27-32). Malang: Jurusan Teknik
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE PRODUK GRANIT DI DIVISI PRODUKSI PADA PT. IMPERO GRANITO UTAMA
TUGAS AKHIR PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DALAM MENGIDENTIFIKASI DAN MEMINIMASI WASTE PRODUK GRANIT DI DIVISI PRODUKSI PADA PT. IMPERO GRANITO UTAMA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Kajian Pendahuluan. Identifikasi & Perumusan masalah. Penetapan Tujuan & batasan penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dirancang untuk mengetahui aliran supply chain management pada sereh wangi desa Cimungkal Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bersifat kualitatif sehingga hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi saat ini menimbulkan dampak persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Banyak perusahaan berlombalomba untuk mendapatkan keuntungan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace, IAe) merupakan perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang industri pesawat terbang. PT. Dirgantara Indonesia
Lebih terperinciRANCANGAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN PENGGUNAAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI PT. MIZAN GRAFIKA SARANA*
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 RANCANGAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN PENGGUNAAN
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
42 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Hasil Observasi Lapangan 4.1.1 Diagram Supplier-Input-Process-Output-Customer (SIPOC) Sebelum melakukan analisa aliran material internal dengan Value
Lebih terperinciPENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Penentuan Objek Penelitian PT REKABAJA MANDIRI memproduksi ratusan item produk yang berasal dari puluhan group produk. Mengingat begitu
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1, Objek Penelitian Objek penelitian untuk tugas akhir ini adalah Process Cycle Efficiency pada proses produksi Blank Cilynder Head Type KPH di PT. X melalui pemetaan produk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penyelesaian Masalah Objek penyelesaian masalah dalam karya tulis ini adalah tahapan dalam melakukan continous improvement dengan menggunakan metode Lean Sigma untuk
Lebih terperinciStandarisasi Aliran Proses dan Informasi Pada Departemen Transport di PT A
Standarisasi Aliran Proses dan Informasi Pada Departemen Transport di PT A Fendy Aurino 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT A is a manufacturing company which produces consumer goods. Transportation Department
Lebih terperinciPENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMIZE WASTE PADA PROSES PERAKITAN PLASTIC BOX 260 MENGGUNAKAN METODE VSM
PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMIZE WASTE PADA PROSES PERAKITAN PLASTIC BOX 260 MENGGUNAKAN METODE VSM Roberth M Ratlalan 1, Ishardita Pambudi Tama 2, Sugiono 3 Program Magister Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sun (2011) mengatakan bahwa lean manufacturing merupakan cara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini industri manufaktur mengalami situasi persaingan yang sangat ketat. Alex, Lokesh dan Ravikumar (2010) mengemukakan bahwa karakter
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1990, Lean Production System yang lahir dari Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. Dimana tujuan dari sebuah
Lebih terperinci41 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 2, Oktober 2014
MINIMASI WASTE DEFECT PADA WORKSTATION CUTTING DAN SEWING DI PT EKSONINDO MULTI PRODUCT INDUSTRY DENGAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA 1 Febrina Indri Rumondang, 2 Sri Widaningrum, 3 Pratya Poeri Suryadhini
Lebih terperinciTabel I. 1 Data Pengiriman CV.ASJ kepada PT.A. Tanggal Keterlambatan Pengiriman
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. ASJ merupakan perusahaan yang bergerak dibindang industri sandal khusus laki-laki yang terletak di daerah Bandung, Indonesia yang dapat memproduksi berbagai jenis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lead Time Istilah lead time biasa digunakan dalam sebuah industri manufaktur. Banyak versi yang dapat dikemukakan mengenai pengertian lead time ini. Menurut Kusnadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, persaingan semakin ketat sehingga industri yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa harus dapat unggul dalam pasar. Kepuasan
Lebih terperinciDIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA
DIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN LAPORAN PERJALANAN DINAS KUNJUNGAN LAPANGAN
Lebih terperinciANALISIS MINIMALISASI DEFECT WASTE DENGAN VALUE STREAM MAPPING (Studi Kasus di PT.X, Supplier PT.Philips Indonesia SIER)
ANALISIS MINIMALISASI DEFECT WASTE DENGAN VALUE STREAM MAPPING (Studi Kasus di PT.X, Supplier PT.Philips Indonesia SIER) DEFECT WASTE MINIMIZATION ANALYSIS THROUGH VALUE STREAM MAPPING (Case Study in PT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dalam industri manufakatur kini semakin meningkat, membuat persaingan indsutri manufaktur pun semakin ketat. Di Indonesia sendiri harus bersiap mengahadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lean dan Six sigma merupakan dua metodologi perbaikan yang berbeda satu sama lain dalam hal target, fokus maupun metode yang digunakan. Dalam perkembangan dunia bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prospek industri plastik cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Potensi pengembangan industri plastik ini terlihat dari konsumsi atau penggunaan yang tinggi
Lebih terperinciAnalisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking
1 Analisis Waste dalam Produksi Pasta Gigi Menggunakan Lean Thinking Hans Roberto Widiasmoro, dan Moses L. Singgih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciRANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI
RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciValue Stream Mapping sebagai Alat Identifikasi Waste pada PT. X untuk Departemen A
Value Stream Mapping sebagai Alat Identifikasi Waste pada PT. X untuk Departemen A Joko Yulianto 1, Tanti Octavia 2 Abstract: PT. X is one of company that concerns with continuous improvement. PT. X attempts
Lebih terperinci